bismillah laporan magang (1)
TRANSCRIPT
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Magang
Institusi pendidikan khususnya perguruan tinggi adalah inkubator
Sumber Daya Manusia (SDM) sebuah bangsa yang diharapkan melahirkan
generasi-generasi berkualitas demi kemajuan dan perkembangan bangsa
secara signifikan. Seiring dengan kemajuan zaman dan peradaban,
perguruan tinggi dituntut untuk terus meningkatkan kualitas output yang
dihasilkan dan disesuaikan dengan arah perkembangan dan pertumbuhan
demand pasar dan industri kerja.
Oleh karena itu Sekolah Komunikasi Multimedia Institut
Manajemen Telkom sebagai institusi pendidikan yang berkualitas,
berusaha menjawab tantangan link and match dengan pasar dan dunia
industri melalui penyelenggaraan mata kuliah Magang sebagai mata kuliah
wajib sejumlah 4 SKS pada mahasiswa semester akhir. Adapun tujuannya
ialah agar terjadi interaksi langsung antara mahasiswa dengan dunia kerja
nyata di lapangan melalui proses transfer pengetahuan praktis yang dapat
secara langsung dijalani dan dicerna oleh mahasiswa, sehingga
penyesuaian antara output institusi pendidikan dengan perkembangan
pasar dan industri dapat tercipta.
Salah satu industri yang sedang berkembang di Era Teknologi
Informasi kini ialah industri Pay TV (TV Berlangganan). Industri ini
bergerak di bidang penyediaan jasa untuk mengakses beragam konten
berupa tayangan hiburan, pendidikan, olahraga dan sebagainya melalui
televisi di rumah.
1 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
Bisnis televisi berbayar (Pay TV) atau TV kabel (Cable TV) hadir
di Indonesia sejak 10 tahun lalu dan menambah semarak bisnis hiburan
melalui media layar kaca. Sebelumnya masyarakat hanya mengenal TV
free to air yang dapat dinikmati secara gratis.
Secara umum bisnis televisi berbayar di Indonesia mengalami
perkembangan yang cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah
pelanggan yang terus bertambah, jika pada 2003 tercatat baru 204 ribu
pelanggan, maka pada 2007 sudah melonjak menjadi 596 ribu pelanggan.
Peningkatan jumlah pelanggan ini terutama didorong oleh masuknya
pemain-pemain baru ke dalam bisnis ini.
Saat ini penetrasi pasar diperkirakan masih relatif kecil atau kurang
dari 2 %. Pasar yang cukup besar ini mendorong investor untuk masuk ke
dalam bisnis tv berbayar ini, menjadikan bisnis TV berbayar di Indonesia
semakin semarak sebab masyarakat akan lebih memiliki alternatif hiburan
pilihan lebih banyak lagi.
Indonesia memiliki jumlah total rumah tangga sebanyak 57 juta
pada 2005, dengan populasi televisi sekitar 40 juta televisi. Sementara
itu, pasar potensial pelanggan TV berbayar di Indonesia mencapai sekitar
12 juta, atau sekitar 30% dari populasi televisi.
Bisnis TV berbayar dikenal sebagai padat modal, itu sebabnya
hanya perusahaan bermodal kuat yang berani bersaing dalam bisnis ini.
Pada tahun 2008 Grup Bakrie masuk melalui B Vision yang sudah
melakukan uji coba. Bisnis ini akan disinergikan dengan TV free to air
yang sebelumnya sudah dimiliki yaitu ANTV dan TVOne.
Selain itu ada Aora TV milik Rini M. Soemarno (mantan Menteri
Perindustrian tahun 2004) yang juga sudah melakukan uji coba. Aora TV
mengudara dengan membeli hak siar Liga Premiere Inggris senilai US$ 20
2 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
juta dari ESPN Sport pada Agustus 2008. Program ini menjadi andalan
untuk menerobos pasar, sebab siaran pertandingan sepak bola Inggris ini
sangat digemari masyarakat.
Jumlah operator TV berbayar di Indonesia mengalami
perkembangan pesat. Pada 1994 hanya ada satu operator TV berbayar
yaitu Indovision sebagai operator Pay TV pertama di Indonesia yang
berbasis satelit.
Kemudian pada 1996 bisnis Pay TV diramaikan dengan kehadiran
Kabelvision, yang berbasis kabel. Pada tahap awal Kabelvision hanya
melayani pasar Jakarta. Kabel Vision adalah anak perusahaan Lippo
Group milik keluarga Mochtar Riady.
Sampai dengan 2007 hanya ada lima pemain di industri televisi
berlangganan yang sudah beroperasi di beberapa kota di Indonesia, yaitu
Indovision, Astro, First Media, IM2 dan TelkomVision. Namun kini
jumlah perusahaan yang telah mengantongi Izin Penyelenggaraan
Penyiaran (IPP) jasa televisi berbayar sudah berkembang dua kali lipat.
Beberapa perusahaan baru yaitu PT. Nusantara Vision (OK Vision), PT
Media Commerce Indonesia (B-Vision), PT Cipta Skynindo (I-Sky-Net),
PT Global Comm Nusantara (Safuan TV), PT. Mentari Multimedia
(M2TV) serta PT Karya Megah Adijaya (Aora TV sebelumnya izinnya
atas nama Citra TV).
Berdasarkan laporan Asosiasi Industri Televisi Berlangganan Asia
Pasifik Cable and Satellite Broadcasting Association of Asia (CASBAA),
dilihat dari tingkat pertumbuhannya, pasar Indonesia paling dinamis dan
cepat berkembang. Tahun 2006 lalu, pertumbuhan rata-ratanya tercatat
yang tertinggi di Asia Pasifik, yaitu sekitar 30%-40%. Jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan negara-negara yang pasarnya sudah mapan. Menurut
informasi, pertumbuhan pelanggan di Jepang sebesar 10%, Singapura
3 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
sebesar 13% serta Thailand yang hanya 7%. Hal ini menunjukkan di
negara-negara tersebut jumlah pelanggan TV berlangganan sudah cukup
besar, sehingga pertumbuhannya melambat.
Pada periode 2003-2007 jumlah pelanggan mengalami
pertumbuhan rata-rata sekitar 32,2%, yaitu dari hanya 204.000 pelanggan
melonjak menjadi sekitar 596.075 pelanggan. Pertumbuhan ini
disebabkan karena bertambahnya operator dan semakin menariknya
program yang ditawarkan.
(Sumber:Anonim, http://www.datacon.co.id/Internet2008Ind%20TVcable.htmlDiakses tanggal : 15 Maret 2012).
Oleh karena perkembangan industri Pay TV yang sangat
signifikan, kompetisi yang cukup sengit dan diikuti dengan potensi
pelanggan yang juga cukup besar di Indonesia, maka penulis sebagai
mahasiswa semester 6 Program Studi Ilmu Komunikasi, Sekolah
Komunikasi Multimedia Institut Manajemen Telkom tertarik untuk
melakukan kuliah magang di salah satu perusahaan yang bergerak di
industri Pay TV dengan tujuan untuk mengamati dan mempelajari secara
langsung dinamika industri Pay TV di Indonesia.
Penulis memilih PT. Indonusa Telemedia Regional Jawa Barat
sebagai tempat menjalani kuliah magang sebab perusahaan tersebut
memiliki keunggulan dari segi layanan produk dibandingkan dengan para
kompetitornya di industri Pay TV, yakni layanan IPTV pertama di
Indonesia yang menawarkan fitur-fitur terbaru yang tidak dimiliki oleh
pemain lain di industri Pay TV Indonesia. Disamping itu, industri Pay TV
adalah salah satu bentuk implementasi bisnis komunikasi, yang merupakan
bidang kajian penulis dalam menjalani jenjang pendidikan formal S-1.
Pemilihan Divisi Marketing Sales sebagai unit kerja penulis selama
menjalani magang di PT. Indonusa Telemedia Regional Jawa Barat
4 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
didasarkan karena konsentrasi penulis ialah Marketing Communication
pada Prodi Ilmu Komunikasi IM Telkom, yang relevan dengan Divisi
Marketing Sales yang fokus mengkaji berbagai macam strategi pemasaran
dan taktik penjualan yang diselaraskan dengan value of corporate dengan
orientasi utama pencapaian profit perusahaan. Selain itu, Divisi Marketing
Sales adalah salah satu divisi paling vital dalam perkembangan dan
pertumbuhan Telkom Vision dalam menghadapi sengitnya kompetisi di
industri Pay TV Indonesia.
Oleh karena hal tersebut di atas, maka penulis sebagai mahasiswa
Prodi Ilmu Komunikasi Sekolah Komunikasi Multimedia, Institut
Manajemen Telkom berinisiatif untuk melakukan praktek mata kuliah
magang di PT. Indonusa Telemedia (Telkom Vision) Regional Jawa Barat,
Divisi Marketing Sales.
1.2 Tujuan dan Manfaat Magang
Adapun tujuan penulis melakukan Magang ialah:
1. Memenuhi mata kuliah Magang sebanyak empat SKS pada Program
Studi S-1 Ilmu Komunikasi Sekolah Komunikasi Multimedia Institut
Manajemen Telkom.
2. Menemukan, menganalisis dan mencari solusi dari permasalahan yang
dihadapi di perusahaan tempat menjalani magang disesuaikan dengan
kajian teori yang dipelajari di bangku perkuliahan
3. Meningkatkan keterampilan, kemampuan, dan wawasan praktis
mahasiswa Program Studi S-1 Ilmu Komunikasi Sekolah Komunikasi
Multimedia Institut Manajemen Telkom, sehingga pada gilirannya
akan menghasilkan kualitas lulusan yang semakin mendekati tuntutan
pasar kerja.
4. Menyiapkan diri mahasiswa untuk menghadapi kompetisi di dunia
kerja dengan lulusan dari berbagai perguruan tinggi lain di Indonesia,
5 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
melalui pembelajaran langsung di lapangan dan menyesuaikan diri
dengan ritme kerja dari perusahaan tempat menjalani magang.
5. Mengaplikasikan teori pembelajaran yang diperoleh di bangku
perkuliahan pada dunia kerja nyata di lapangan, dan belajar
menyesuaikan diri dengan berbagai dinamika yang dihadapi di
perusahaan tempat menjalani magang.
6. Membangun networking positif antara mahasiswa magang sebagai
representasi pribadi maupun institusi pendidikan, dengan lingkungan
industri kerja yang diharapkan mampu membawa citra positif Institut
Manajemen Telkom di mata industri dan masyarakat luas.
1.2.1 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Adapun manfaat kegiatan magang bagi institusi pendidikan ialah:
1. Bagi kepentingan pengembangan akademik, hasil kuliah magang
mahasiswa diharapkan dapat dijadikan umpan balik bagi
Program Studi S-1 Ilmu Komunikasi Sekolah Komunikasi
Multimedia Institut Manajemen Telkom, khususnya yang
berkaitan dengan peningkatan wawasan pengetahuan praktis
tenaga pengajar, muatan kurikulum lokal, serta variasi dan
kedalaman materi perkuliahan secara keseluruhan.
2. Secara kelembagaan, pelaksanaan kuliah magang diharapkan
dapat mempererat kerjasama yang saling menguntungkan antara
Program Studi S-1 Ilmu Komunikasi Sekolah Komunikasi
Multimedia Institut Manajemen Telkom dengan masyarakat luas,
khususnya dengan kalangan perusahaan di bidang komunikasi
maupun instansi Pemerintah.
6 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
1.2.2 Manfaat Bagi Perusahaan
Kegiatan magang dapat memberikan manfaat bagi perusahaan, antara
lain:
1. Kegiatan magang mahasiswa Institut Manajemen Telkom dapat
memberikan kontribusi dalam bentuk ide-ide segar dan masukan
yang berbeda, sehingga perusahaan berpotensi untuk berkembang
kearah yang lebih baik.
2. Mahasiswa magang dapat diperbantukan untuk melengkapi dan
meningkatkan jumlah sumber daya manusia produktif untuk
mengerjakan tugas-tugas di divisi yang ditempati di perusahaan
yang bersangkutan.
7 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
BAB II
DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN
2.1 Gambaran Umum Perusahaan
PT. Indonusa Telemedia didirikan sejak tanggal 07 Mei 1997
hingga tahun 2008 telah mengalami beberapa kali perubahan baik dari
susunan pengurus perseroan maupun kepemilikan saham, perubahan
tersebut terjadi seiring dinamika dan regulasi bisnis yang berkembang
sangat cepat agar perusahaan tetap bertahan dalam menyongsong bisnis
multimedia di masa mendatang.
Pada bulan Agustus 2008 PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
melalui anak perusahaan PT.Multimedia Nusantara mengambil alih saham
TelkomVision milik Datakom Asia sehingga komposisi kepemilikan
saham saat ini menjadi PT. Telekomunikasi Indonesia sebesar (98,75%)
dan PT. Multimedia Nusantara (“Metra”) sebesar (1,25%).
PT. Indonusa Telemedia dalam perkembangan bisnisnya telah
meluncurkan Layanan Pay TV Pra Bayar Pertama di Indonesia. Yang
dikenal dengan nama TelkomVision. Sistem Pra Bayar tersebut
memungkinkan pelanggan memiliki keleluasaan menikmati tayangan
sesuai dengan pilihan dan harga yang sangat terjangkau.
2.1.1 Profil Singkat Perusahaan
PT. Indonusa Telemedia yang meluncurkan layanan
TelkomVision merupakan perusahaan swasta nasional yang bergerak
dalam bidang Jasa Penyiaran TV berbayar dengan memiliki izin
penyelenggara siaran berbasis kabel dan satelit. Untuk layanan
berbasis kabel cakupan telah tersebar di beberapa kota di Indonesia
8 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, dan
beberapa kota besar lainnya. Untuk yang berbasis satelit atau DTH
( Direct to Home ) cakupan mencapai siaran seluruh wilayah
Indonesia yang tercover dalam jaringan Satelit Telkom-1.
TelkomVision yang didirikan pada 7 Mei 1997 dalam
perkembangan bisnisnya meluncurkan produk unggulannya, yaitu
YesTV; TV berbayar dengan dua metode pembayaran yakni layanan
pra bayar dengan sistem voucher dan layanan dengan sistem
abonemen atau berbayar bulanan. Sistem Pra Bayar tersebut
memungkinkan pelanggan memiliki keleluasaan menikmati tayangan
berlangganan sesuai dengan pilihan dan harga tanpa harus membayar
bulanan. Bagi pelanggan yang memilih untuk berlangganan dengan
system abonemen dapat memilih berbagai paket basic dan paket a la
carte dengan pilihan channel menarik.
Dengan berkembangnya industri multimedia dan jasa
telekomunikasi maka PT. Indonusa Telemedia bersama TELKOM
Group terus mengembangkan produk baru antara lain IPTV (Internet
Protokol Television). Pengembangan produk ini merupakan wujud
komitmen PT. Indonusa Telemedia dalam memenuhi permintaan
pasar yang terus meningkat seiring kemajuan teknologi untuk
menjadi pemain utama dan terbesar dalam bidang multimedia dan
jasa televisi berbayar di wilayah Asia.
Adapun produk IPTV ini akhirnya diberi nama GROOVIA
TV, yang diluncurkan di akhir tahun 2011. Groovia TV adalah
layanan televisi interaktif yang dapat dinikmati melalui media
televisi, komputer, dan handphone (3-screen) dan merupakan sinergi
antara kekuatan interaksi Internet dan Web yang dipadu dengan
kekuatan media televisi.
9 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
GROOVIA akan memungkinkan pelanggan untuk melakukan
interaksi dua arah. Fitur GROOVIA lainnya adalah TV on Demand
(TVoD) atau disebut Recorded TV dimana anda bebas memutar
ulang siaran Televisi favorit pelanggan hingga beberapa hari ke
belakang serta melakukan rewind, fast forward atau pause siaran
televisi yang sedang tayang.
Berikut adalah fitur-fitur yang ditawarkan oleh produk
Groovia TV:
1. Live TV
GROOVIA tv/Telkom IPTV mendukung broadcast TV
service yang mendistribusikan puluhan kanal televisi ke
customer, sebagaimana layanan TV melalui terrestrial,
satelit, atau kabel.
GAMBAR 1.1 Tampilan Daftar Channel pada Live TV, Groovia TV
2. Time Shift TV (TSTV)
Layanan TSTV adalah kombinasi antara Live TV dengan
On Demand system, dimana pelanggan dapat
10 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
memutar/memainkan kembali tayangan program TV yang
telah tersedia dengan basis program live TV.
GAMBAR 1.2 Tampilan TSTV pada Groovia TV
3. TV on Demand (TVoD)
TV on Demand adalah layanan berupa program-program
tayangan Live TV yang sudah direkam beberapa hari
sebelumnya, yang memungkinkan pelanggan mengakses
program yang terlewat tersebut.
Pelanggan dapat memesan program acara yang sudah
lewat sesuai dengan keinginan pelanggan, sehingga
pelanggan dapat secara bebas menentukan acara dan waktu
menonton acara yang diinginkan.
GAMBAR 1.3 Contoh Tampilan TVoD pada Groovia TV
11 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
4. Personal Video Recording (PVR)
Fitur ini mengizinkan pengguna untuk merekam konten
secara pribadi. Pelanggan dapat merekam program Live TV
yang diinginkan, melalui menu EPG pelanggan dapat
menonton setelah perekaman selesai. Konten yang direkam
akan mendukung fungsi trickplay seperti melakukan play,
pause, stop, fast-forward (multiple scan rates), fast-rewind
(multiple scan rates). Selama proses PVR pelanggan tetap
dapat melihat tayangan Live TV. Pelanggan memiliki space
utk merekam sebesar 17 Mb atau setara 20 Jam.
GAMBAR 1.4 Contoh Tampilan PVR pada Groovia TV.
5. Video on Demand
Layanan Video on Demand (VoD) menyediakan konten
yang dan disajikan ke pelanggan dalam bentuk katalog,
sehingga pelanggan dapat memilih film yang diinginkan.
12 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
GAMBAR 1.5 Tampilan Daftar Film pada VoD, Groovia TV.
6. Music on Demand (MoD)
Music on Demand adalah layanan musik kepada
pelanggan yang memberikan experience yang berbeda dari
Live TV. Dengan layanan MoD maka pelanggan tidak perlu
membeli kaset atau DVD musik, karena pelanggan dapat
membelinya melalui layanan MoD. Layanan MoD akan
memberikan kemudahan seperti membeli musil melalui
website, dimana terdapat fungsi pencarian, tangga lagu
terbaik, katalog dan lain sebagainya.
GAMBAR 1.6 Tampilan Daftar Lagu pada MoD, Groovia TV.
13 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
7. Karaoke on Demand
KOD (karaoke on demand) merupakan fitur yang
memungkinkan pelanggan memasang file video musik
yang dispesifikasikan untuk digunakan untuk berkaraoke.
GAMBAR 1.7 Tampilan Daftar Lagu pada KoD, Groovia TV.
8. Game on Demand
Sistem IPTV ini juga mendukung service interactive
game. Layanan Game On Demand didistribusikan melalui
jaringan private, dengan End User Terminal berupa TV.
GAMBAR 1.8 Tampilan Daftar Game pada GoD, Groovia TV.
9. Radio & Applications
14 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
Salah satu fitur Groovia TV ialah adanya konektivitas ke
radio-radio lokal serta terdapat beberapa aplikasi seperti
ramalan cuaca, web portal, dan sebagainya yang sedang
dalam pengembangan.
GAMBAR 1.9 Tampilan Aplikasi Tambahan pada Groovia TV.
Sebagai perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh
TELKOM, Tbk dimana TELKOM sebagai satu-satunya TIME
operator di Indonesia, TelkomVision diposisikan sebagai bisnis
Media dan Edutainment yang merupakan bagian dalam bisnis TIME
(Telecommunication, Information, Media and Edutainment) tersebut,
sehingga kedepan bisnis Pay TV TelkomVision akan terus
dikembangan baik dari sisi program, jenis dan media layanan dengan
inovasi-inovasi terbaru.
Produk layanan DTH (Direct to Home) Prepaid sampai saat
ini masih merupakan satu- satunya produk yang hanya dimiliki
Operator Pay TV TelkomVision, dengan layanan tersebut pelanggan
dimudahkan untuk memilih program dengan harga yang sangat
terjangkau. Untuk mengembangkan pelanggan DTH Postpaid
TelkomVision melakukan sinergi dengan TELKOM dengan
meluncurkan bundling produk Speedy-YesTV dan Speedy-
GrooviaTV dengan target market semua pelanggan Speedy Telkom
dalam mengoptimalkan kerjasama sinergis Telkom Group.
15 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
Dengan tuntutan perkembangan industri yang berbasis media
dan edutainment yang semakin beragam dan dinamis, mulai tahun
2011 TelkomVision hadir dengan logo dan semangat baru untuk
memperkuat komitmen dan posisinya sebagai penyedia layanan TV
berbayar yang terbaik kepada pelanggan melalui program-
programnya yang inspiratif, yang ditujukan untuk memperkaya
kehidupan pelanggannya. Di masa mendatang, secara
berkesinambungan TelkomVision akan terus melakukan
pengembangan produk layanan dengan tetap mengoptimalkan
program sinergi dengan Telkom Group seperti pengembangan IPTV
(Internet Protocol Television) yang akan mulai direalisasikan pada
tahun 2011 serta Mobile TV, Value Added Service (VAS) dan
Interactive Content untuk pengembangan berikutnya. Dengan
pengembangan layanan yang berorientasi kepada konsumen, serta
inovasi dan perbaikan yang berkesinambungan, TelkomVision
optimis untuk bisa menjadi yang terdepan di industrinya.
2.1.1.1 Visi dan Misi PT. Indonusa Telemedia
1. Visi
"To become the leading pay television company in the
region"
Memperkuat komitmen dan posisinya sebagai penyedia
layanan TV berbayar yang terbaik kepada pelanggan
melalui program-programnya yang inspiratif, yang
ditujukan untuk memperkaya kehidupan pelanggannya.
2. Misi
"To deliver valued services with world-class quality and
build a profesional and competent team"
16 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
Menyediakan servis kualitas terbaik dan membangun
tim yang profesional dan berkompeten.
2.1.2 Logo Perusahaan
Berikut merupakan logo dari PT.INDONUSA TELEMEDIA
Indonesia:
GAMBAR 2.1 LOGO PERUSAHAAN PT.INDONUSA TELEMEDIA
Indonesia
(Sumber : Website PT.INDONUSA TELEMEDIA Indonesia
(www.telkomvision.com), 20 Januari 2012)
Adapun makna dari logo tersebut ialah logo dibuat menyerupai
bintang yang menunjuk ke 5 arah melambangkan harmonisasi antara
5 elemen kehidupan seperti halnya TelkomVision yang menyatukan
berbagai layanan multimedia dan mewakili komitmen TelkomVision
untuk memberikan yang terbaik kepada pelanggan melalui program-
programnya yang dibuat untuk memenuhi inspirasi dan memperkaya
kehidupan dan dilambangkan melalui warna-warna yang dinamis.
17 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
2.1.3 Struktur Organisasi PT. Indonusa Telemedia (Telkom Vision)
Adapun struktur organisasi PT.INDONUSA TELEMEDIA
Indonesia adalah sebagai berikut :
GAMBAR 2.2 STRUKTUR ORGANISASI DIVISI PT.INDONUSA TELEMEDIA Area Jawa Barat
(Sumber: Manajemen PT. Indonusa Telemedia Area Jawa Barat, 20
Januari 2012)
2.1.4 Job Description
18 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
Account Executive Marketing Sales
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
Adapun tugas dan tanggungjawab masing-masing bagian
dalam struktur organisasi PT. Indonusa Telemedia Indonesia
(Telkom Vision) adalah sebagai berikut :
1. Branch Manager
Bertindak sebagai pimpinan tertinggi dalam menjalankan
perusahaan. Branch Manager mempunyai tugas mengkoordinir dan
mengawasi serta mengelola segala aktifitas perusahaan secara
keseluruhan serta menjalin hubungan koordinatif dengan pihak
eksternal perusahaan.
2. Account Executive Marketing
Bertindak sebagai pimpinan nomor dua tertinggi setelah Branch
Manager. Account Executive mempunyai tugas memonitor aktifitas
sales untuk memastikan implementasi program berjalan sesuai
rencana, membuat sales plan dan pelaksanaannya untuk program
penunjang penjualan, implementasi dan monitoring program promosi
beserta pemasangan materi promosi agar sesuai dengan program
promosi.
3. Supervisor Admin
Supervisor Admin disini bertanggung jawab mengawasi admin
dan bertugas pemegang User ID yang berkaitan dengan transaksi,
mendistribusikan nota-nota yang berkaitan dengan data penjualan.
4. Account Executive Teknisi
Account Executive Teknisi disini bertugas mengawasi kinerja
dari teknisi dan team leader teknisi dan bertugas mengelola data-data
pelanggan yang masuk yang akan melakukan pemasangan produk.
5. Team Leader Marketing
19 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
Bertanggung jawab terhadap kinerja marketing dan mempunyai
tugas mengkoordinir telemarketing dan keseluruhan proses
penjualan, Membuat sales plan dan pelaksanaannya untuk program
penunjang penjualan, mengumpulkan data base untuk dihubungi
telemarketing.
6. Team Leader Teknisi/Tech Support
Bertanggung jawab terhadap kinerja para teknisi dan bertugas
mengelola data pelanggan pemasang produk parabola dan
mengeluarkan SPK (Surat Perintah Kerja) untuk teknisi.
7. Admin
Admin bertugas mengelola data pelanggan yang didapat dari
hasil inputan Team Leader Marketing, dan melakukan verifikasi
terhadap data pelanggan yang di inputkan oleh TL Marketing.
8. Telemarketing
Telemarketing bertugas untuk mencari pelanggan melalui media
telepon dan melakukan promosi untuk mendobrak penjualan.
9. Teknisi
Bertugas untuk memasang setiap produk yang sudah dipesan
oleh pelanggan dan memperbaiki kerusakan dari produk.
2.2 Pelaksanaan Magang
2.2.1 Waktu dan Lokasi Magang
2.2.1.1 Waktu
20 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
Kegiatan kuliah magang dilaksanakan dari tanggal 19
Desember 2011 – 4 Februari 2012, sesuai dengan periode
pelaksanaan magang yang di persyaratkan dalam pedoman
pelaksanaan magang yaitu 30 hari kerja. Aktivitas magang dilakukan
pada hari Senin-Sabtu dengan batas minimal kerja perhari adalah 6
jam. Penyelesaian magang normalnya di minggu ke 2 Januari, namun
akibat penulis menjalani Ujian Akhir Semester (UAS) di kampus
selama 2 Minggu sehingga periode magang menjadi tertunda dan
dilanjutkan lagi setelah UAS selama 2 Minggu.
2.2.1.2 Tempat
Kantor : TelkomVision Regional Jawa Barat.
Alamat : Jalan Windu No. 23, Bandung.
2.2.1.3 Bagian
Kegiatan kuliah magang dilakukan di TelkomVision
Regional Jawa Barat di Divisi Marketing Bagian Telemarketing dan
Verification data pelanggan produk Groovia TV.
2.2.2 Jadwal dan Aktivitas Magang
2.2.2.1 Uraian Aktivitas
No Tanggal / Minggu Ke Aktivitas Magang
21 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
1 24 Februari 2011 i. Melapor kepada Supervisor TelkomVision Region Jawa Barat kemudian di teruskan kepada Kepala Departemen Marketing untuk ditempatkan atas persetujuan General Manager TelkomVision Region Jawa Barat
ii. Melakukan pengenalan lingkungan kerja di TelkomVision Regional Jawa Barat
2 Minggu pertama( 4 – 7 Maret 2011)
i. Mengikuti Tehnical Meeting dengan Account Executive Post Paid Marketing untuk mengetahui Job Description lebih dalam.
ii. Melakukan simulasi penginputan data pelanggan yang telah setuju berlangganan produk Groovia TV.
iii. Melakukan simulasi pembuatan work order yang selanjutnya di serahkan kepada bagian teknisi.
iv. Melakukan kegiatan telemarketing dengan menelepon pelanggan Speedy berdasarkan database yang diberikan oleh Account Executive Marketing untuk menawarkan produk Post paid bundling Speedy dengan Groovia TV.
3 Minggu kedua(11-14 Maret 2011)
i. Melakukan kegiatan telemarketing dengan menelepon pelanggan Speedy berdasarkan database yang diberikan oleh Account Executive Marketing untuk menawarkan produk Post paid bundling Speedy dengan Groovia TV.
ii. Melakukan penginputan data untuk pelanggan yang telah menyetujui untuk berlangganan Groovia TV.
iii. Melakukan pembuatan work order yang selanjutnya diserahkan pada bagian teknisi.
4 Minggu ketiga(18-21 Maret 2011)
i. Melakukan kegiatan telemarketing dengan menelepon pelanggan speedy
22 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
berdasarkan database yang diberikan oleh Account Executive Marketing untuk menawarkan produk Post paid bundling Speedy dengan Groovia TV.
ii. Melakukan penginputan data pelanggan yang telah menyetujui untuk berlangganan Groovia TV.
iii. Melakukan pembuatan work order yang selanjutnya diserahkan pada bagian teknisi.
iv. Melakukan simulasi verification data pelanggan yang akan diinstalasi oleh teknisi.
v. Melakukan verification data pelanggan yang akan diinstalasi oleh teknisi
5 Minggu keempat(25-28 Maret 2011)
i. Melakukan kegiatan telemarketing dengan menelepon pelanggan speedy berdasarkan database yang diberikan oleh Account Executive Marketing untuk menawarkan produk Post Paid bundling Speedy dengan Groovia TV.
ii. Melakukan penginputan data pelanggan yang telah menyetujui untuk berlangganan Groovia TV.
iii. Melakukan pembuatan work order yang selanjutnya diserahkan pada bagian teknisi.
iv. Melakukan verification data pelanggan yang akan diinstalasi oleh teknisi.
6 Minggu kelima(1- 4 April 2011)
i. Melakukan kegiatan telemarketing dengan menelepon pelanggan speedy berdasarkan database yang diberikan oleh Account Executive Marketing untuk menawarkan produk Post paid bundling Speedy dengan Groovia TV.
23 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
ii. Melakukan penginputan data pelanggan yang telah menyetujui untuk berlangganan Groovia TV.
iii. Melakukan pembuatan work order yang selanjutnya diserahkan pada bagian teknisi.
iv. Melakukan verification data pelanggan yang akan diinstalasi oleh teknisi.
7 Minggu keenam(15-18 April 2011 )
i. Melakukan kegiatan telemarketing dengan menelepon pelanggan speedy berdasarkan database yang diberikan oleh Account Executive Marketing untuk menawarkan produk Post paid bundling Speedy dengan Groovia TV.
ii. Melakukan penginputan data pelanggan yang telah menyetujui untuk berlangganan Groovia TV.
iii. Melakukan pembuatan work order yang selanjutnya diserahkan pada bagian teknisi.
iv. Melakukan verification data pelanggan yang akan diinstalasi oleh teknisi
8 Minggu ketujuh(22-25 April 2011)
i. Melakukan kegiatan telemarketing dengan menelepon pelanggan speedy berdasarkan database yang diberikan oleh Account Executive Marketing untuk menawarkan produk Post paid bundling Speedy dengan Groovia TV.
ii. Melakukan penginputan data pelanggan yang telah menyetujui untuk berlangganan Groovia TV.
iii. Melakukan pembuatan work order yang selanjutnya diserahkan pada bagian teknisi.
24 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
9 Minggu kedelapan(29 April 2011 – 2 Mei
2011)
i. Melakukan kegiatan telemarketing dengan menelepon pelanggan speedy berdasarkan database yang diberikan oleh Account Executive Marketing untuk menawarkan produk Post paid bundling Speedy dengan YesTV.
ii. Melakukan penginputan data pelanggan yang telah menyetujui untuk berlangganan YesTV.
iii. Melakukan pembuatan work order yang selanjutnya diserahkan pada bagian teknisi.
TA
T
25 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
TaTabel 1.1 Aktivitas Magang di PT.INDONUSA TELEMEDIA Regional Jawa Barat
2.2.2.2 Deskripsi Aktivitas
2.2.2.2.1 Pengenalan lingkungan kerja di TelkomVision
Regional Jawa Barat
Penulis terlebih dahulu diberikan pengenalan tentang
lingkungan organisasi serta perkenalan kepada pembimbing
magang dan diajak berkenalan dengan karyawan – karyawan
TelkomVision Regional Jawa Barat oleh pembimbing dan
diperbolehkan berkeliling agar lebih mengenal lingkungan
kantor.
2.2.2.2. 2 Penempatan bagian untuk kegiatan
magang
Selama kegiatan magang berlangsung, penulis
mendapatkan tugas sebagai telemarketer dengan tugas
melakukan aktivitas inbound call dan outbound call khusus pada
produk Groovia TV.
2.2.2.2.3 Mengikuti technical meeting dengan Account
Executive Post Paid Marketing untuk mengetahui
Job Description.
Sebelum melakukan kegiatan sebagai telemarketer,
penulis diberi pengarahan megenai penugasan yang diterima
sebelum terjun langsung melakukan kegiatan telemarketing.
Disini penulis diberi pengarahan, informasi produk dan juga
cara berkomunikasi melaui telepon agar calon pelanggan mau
atau tertarik untuk menggunakan produk yang ditawarkan,
selain itu penulis juga diajarkan menanggapi keluhan
pelanggan.
TelkomVision memiliki dua produk yaitu Post Paid dan
26 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
Pre Paid, akan tetapi penulis hanya diberitugas untuk
menawarkan produk Post Paid dengan promo yang ditawarkan
adalah sebagai berikut :
a. Bulan Desember 2011- Januari 2012
Gratis biaya instalasi Groovia TV, cukup membayar Rp
275.000 sebagai biaya peralatan teknis selanjutnya gratis
pemakaian selama tiga bulan pertama dengan rincian :
Pelanggan mendapatkan paket Gold (Open All Channel)
untuk tiga bulan pertama, dimana pada bulan pertama tidak
dikenakan biaya berlangganan dan di akhir bulan ketiga
baru dikenakan biaya bulanan sebesar Rp 275.000.
2.2.2.2.4 Melakukan kegiatan telemarketing
Kegitan telemarketing yang dilakukan oleh penulis
meliputi dua aktivitas telepon, yaitu:
1) Inbound call
Penulis merespon telepon yang masuk dari pelanggan
yang mengalami gangguan tentang product Groovia TV dan
meninginkan pemasangan product Groovia TV serta yang
menginginkan informasi selengkapnya tentang produk Groovia
TV.
2) Outbound call
Penulis melakukan penelponan kepada pelanggan Speedy
berdasarkan database pelanggan Speedy yang sudah
berlangganan minimal selama tiga bulan yang diberikan oleh
Account Executive Pos Paid Marketing untuk menawarkan
produk bundling Speedy dengan Groovia TV.
2.2.2.2.5 Penginputan data pelanggan ke TCUPS
(TelkomVision Customer Provisioning System)
Penulis juga diajarkan cara penginputan data
27 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
pelanggan kedalam TCUPS (TelkomVision Customer
Provisioning System) yang nantinya akan data tersebut akan
diteruskan ke bagian instalasi untuk mengetahui database
pelanggan mengenai alamat tujuan yang akan dilakukan
pemasangan TV berbayar Groovia TV.
2.2.2.2.6 Menuliskan work order
Penulis juga merespon keluhan atau gangguan
pelanggan yang selanjutnya penulis akan menulis keluhan atau
gangguan yang dialami pada form work order yang kemudian
diserahkan kepada bagian teknisi untuk segera ditindak lanjuti.
2.2.2.2.7 Melakukan verification
Penulis juga diajarkan untuk menjadi verificator
yang tugasnya yaitu melakukan pendataan ulang, data
pelanggan yang telah diinput oleh telemarketer untuk
memastikan data pelanggan itu benar dan mengisi data
pelanggan yang masih kurang lengkap, dan juga memastikan
apakah pemasangan instalasi TV berbayar Groovia TV kepada
pelanggan baru sudah terlaksana dengan baik.
2.3 Permasalahan yang Ditemukan
Selama menjalani magang di PT. Indonusa Telemedia dengan kurun
waktu 30 hari kerja, penulis memperoleh banyak pengalaman berharga
dalam menjalani dunia kerja, khususnya pada divisi Marketing Sales
sebagai divisi tempat penulis menjalani kuliah magang.
Kesempatan untuk menimba ilmu dan pengalaman praktek di dunia
kerja juga memberikan peluang kepada penulis untuk melihat penerapan
langsung strategi marketing yang dilaksanakan oleh PT. Indonusa
Telemedia dalam operasi bisnisnya. Melalui momen tersebut, penulis
28 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
melihat terdapat beberapa celah permasalahan yang cukup signifikan
dalam perkembangan PT. Indonusa Telemedia, khususnya yang berkaitan
dengan salah satu produk andalan mereka, yakni Groovia TV (IPTV).
Adapun permasalahan yang ingin penulis angkat dalam laporan ini
untuk dianalisis dan ditemukan solusi pemecahannya ialah tentang Sistem
Sales Management Groovia TV yang berpotensi untuk menurunkan brand
equity Telkom Vision di mata konsumen dan masyarakat luas di masa
mendatang.
Hal ini tercermin dari pola marketing sales dalam mendekati calon
konsumen, khususnya bagian telemarketing yang memasarkan produk
Groovia TV kepada semua rumah tangga yang memiliki telepon rumah di
area Jawa Barat khususnya Bandung dan sekitarnya. Padahal layanan
Groovia TV belum bisa diakses oleh seluruh kawasan Jawa Barat.
Hal ini dikarenakan masih terdapat keterbatasan teknis untuk
mengakses Groovia TV sehingga tidak semua rumah bisa mengakses
layanan Groovia TV. aksesibilitasnya ditentukan oleh visibilitas &
kekuatan jaringan telepon dan internet di rumah tersebut.
Menurut pengalaman penulis selama magang di Telkom Vision dan
menjadi telemarketer Groovia TV, dari 10 success call (calon konsumen
bersedia untuk berlangganan), hanya ada 2 sampai 4 success call yang
juga siap untuk digarap secara teknis di lapangan dan langsung bisa
menikmati layanan Groovia TV. Sementara 8 calon konsumen yang sudah
bersedia tadi akan dibatalkan pemesanannya akibat keterbatasan jaringan.
Selain itu, konfirmasi atas availabilitas rumah mereka untuk dipasangi
Groovia TV paling cepat bisa dilakukan dalam waktu 4 hari. Waktu yang
cukup untuk membuat para calon konsumen menunggu dan kecewa atas
pelayanan Telkom Vision.
29 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman penulis melalui job training
dan transfer product knowledge dari Manager Marketing Sales Telkom
Vision, terdapat 2 persyaratan teknis sebuah rumah dapat dikategorikan
siap untuk mengakses layanan Groovia TV, yakni:
1. Jarak telepon rumah dengan pusat bilik jaringan telepon terdekat
berada dalam radius 10 km.
2. Memiliki kekuatan akses internet yang baik, ditandai dengan jarak
rumah yang berada di sekitar radius server internet speedy (Groovia
TV disupport oleh jaringan internet Telkom Speedy).
Pusat bilik telepon dan kekuatan aksesibilitas Internet sebagai dua pilar
utama kesiapan teknis layanan Groovia TV ternyata belum mampu
menjangkau semua kawasan di Kota Bandung secara maksimal, melihat
rumah tangga yang memenuhi 2 syarat tersebut hanya berada di beberapa
wilayah saja di Kota Bandung.
Berikut adalah Konfigurasi Network dan Proses Bisnis Groovia TV :
MiddlewareSoft Switch BRAS
PCSIP Phone
TV
SET TOP BOX Home Gateway
Remote DSLAM
MSAN
Home Gateway
SET TOP BOX
TVSIP Phone
PC
METRO ETHERNET
Gambar 2.3 Konfigurasi Network IPTV
30 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
Monitoring permintaan UN/SI MC/NA Monitoring Print
WO (I,L,M), Return WO (I,L,M)
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
Gambar 2.4 Proses Bisnis Groovia TV
(Sumber: Job Training PT. Indonusa Telemedia Divisi Marketing Sales,
Model Operasi IPTV, 19 Januari 2012).
Atas dasar diatas, penulis melihat marketing Groovia TV yang
melakukan penetrasi pasar dengan intens via telemarketing dengan para
calon konsumen tidak diikuti dengan support teknis yang juga maksimal.
Hal ini menyebabkan besarnya potensi kekecewaan pasar pada Groovia
TV, melihat para calon konsumen yang sudah diajak untuk berlangganan
Groovia TV dan sudah bersedia untuk berlangganan namun ternyata secara
teknis rumah mereka belum bisa mengakses layanan tersebut. Sehingga
penulis melihat, di masa mendatang jika situasi ini tidak bisa diatasi secara
komprehensif dan sesegera mungkin maka Groovia TV hanya akan
menjadi produk yang berkualitas dari segi konten dan inovasi teknologi,
namun konsumen sudah terlalu malas untuk berlangganan sebab terlanjur
kecewa dengan janji yang diperoleh di awal tapi tidak didukung dengan
kesiapan dan support teknis yang mumpuni.
2.3.1 Tinjauan Teori
2.3.1.1 Sales Management
a. Strategic Planning of Sales Management
Perencanaan strategis berkaitan dengan tujuan jangka
panjang sebuah perusahaan. Sebagaimana yang dijelaskan Futrell
31 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
Market SegmentsProducts
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
(1988: 42), bahwasanya kegiatan penjualan yang beragam (Direct
Marketing, Sales Promotion & Personal Selling) tidaklah dapat
berjalan dengan maksimal tanpa adanya langkah strategis yang
ditentukan. Koordinasi dengan bidang marketing strategis sangat
dibutuhkan, namun bidang sales (penjualan) wajib memiliki tujuan
sendiri atas organisasi penjualan (sistem), program penjualan, dan
usaha penjualan.
Strahle and Spiro (1986: 11-18) memberikan contoh
diagram yang menggambarkan hubungan Marketing Planning
sebagai rencana strategis perusahaan, dengan Sales Force yang
merupakan salah satu fondasi dari Sales Management.
STEP 1:
A. Market Segments
Bagaimana pasar sebuah perusahaan
disegmentasikan?
Segmen manakah yang akan menghasilkan return
terbaik atas effort yang telah dilakukan?
B. Products
Bagaimana sebuah perusahaan menghasilkan
produk?
32 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
Market Segments
Products
Targetted Accounts
Market Segments
Key Account
StrategiesProducts
Targeted Accounts
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
Dari sekian produk yang mampu dihasilkan, produk
manakah yang memberikan pengembalian terbaik
(profit)?
STEP 2:
C. Targeted Accounts
Konsumen individual dan/atau perusahaan manakah
yang cocok dengan segmen pasar yang telah
ditentukan dan mampu menggunakan produk yang
akan dijual oleh perusahaan bersangkutan?
STEP 3:
D. Key Account Strategies
Strategi penjualan manakah yang paling sesuai
dengan target konsumen yang ditentukan oleh
perusahaan?
33 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
PLANNING A SALES STRATGEY
THE DEVELOPMENT OF SALES STRATEGYThe Present SituationPreparation of Multiyear Strategic PlanFinancial Planning Is A Part of Your Sales Strategy
SETTING NEXT YEAR SALES PLANEstablish Key ObjectivesAllow Field Manager to ParticipateDevelop the BudgetEstablish Progress CheckpointsFormalize Your PlanConvert Plan intoIndividual Objectives
SALES OBJECTIVES DIRECT OTHER ACTIVITIES
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
Strategi kerja terbaik apakah yang harus dilakukan
perusahaan untuk mempertahankan dan
mengembangkan hubungan dengan target
konsumen?
b. Sales Management Process
Proses Sales Management berdasarkan Charless Futrell
(1988 : 44 – 53) ialah:
2.3.1.2 Direct Marketing
34 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
Direct Marketing merupakan hubungan yang dibangun
secara hati-hati dengan menargetkan konsumen individu sebagai
sasaran dengan tujuan untuk memperoleh respon langsung dan
mempererat hubungan berkelanjutan dengan konsumen.
(Kotler & Armstrong, 2008: 446).
Adapun jenis-jenis Direct Marketing, Kotler & Armstrong
(2008: 450) menyebutkan antara lain:
a. Direct-Mail Marketing
b. Catalog Marketing
c. Telephone Marketing
d. Direct-Response Telephone Marketing
e. Kiosk Marketing
f. New Digital Direct Marketing Technologies
- Mobile Phone Marketing
- Podcast and Vodcast
- Interactive TV
g. Online Marketing
Menurut Kotler & Keller (2009: 577) telemarketing adalah
penggunaan telepon dan pusat layanan telepon untuk menarik
calon pelanggan, menjual kepada pelanggan yang sudah ada dan
menyediakan layanan dengan menerima pesan dan menjawab
pertanyaan konsumen.
Telemarketing dapat dibedakan menjadi dua, yaitu inbound
marketing dan outbound marketing. Inbound marketing adalah
kegiatan menerima telepon dari konsumen, sedangkan outbound
marketing adalah inisiatif perusahaan untuk menelepon calon
konsumen dan konsumen.
35 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
Kotler dan Armstrong (2009: 393) dalam buku Marketing
an Introduction, menjelaskan bahwa Telepon Marketing
(Telemarketing) melibatkan penggunaan telepon dalam upaya
untuk melakukan penjualan langsung kepada konsumen dan
konsumen bisnis (B2B). Peranan telemarketing sangat besar
dewasa ini, merujuk pada 22% dari keseluruhan kegiatan penjualan
melalui metode direct marketing dikontribusikan oleh kegiatan
telemarketing.
Keefektifan direct marketing -dimana telemarketing
termasuk didalamnya- dimulai dengan database konsumen yang
baik, sebagaimana dikemukakan oleh Kotler & Armstrong (2008:
449) bahwasanya database konsumen adalah sekumpulan data
yang komprehensif dan terorganisir mengenai konsumen individual
maupun prospek, yang didalamnya mencakup sisi geografis,
demografis, psikografis, dan behavioral. Sebuah database
konsumen yang baik dapat menjadi alat pembangun hubungan
yang potensial. Database tersebut dapat memberikan perusahaan
“potret tentang bagaimana konsumen melihat dan bersikap”.
Kebanyakan perusahaan mencampur adukkan antara
database konsumen dengan mailing list konsumen. Sebuah mailing
list konsumen hanyalah berisi data konsumen berupa nama, alamat
dan nomor telepon mereka. Sedangkan database konsumen berisi
lebih banyak informasi mengenai konsumen, khususnya dalam
kaitannya dengan pemasaran langsung pada konsumen (direct
marketing). Adapun isi dari database konsumen antara lain faktor
demografis konsumen (usia, pendapatan, anggota keluarga, tanggal
ulang tahun), faktor psikografis (aktivitas, ketertarikan pada bidang
tertentu, cara pandang), dan faktor perilaku dalam pembelian
(preferensi, resensi dan frekuensi pembelian, serta nilai keuangan
dari pembelian sebelumnya).
36 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
(Kotler & Armstrong, 2009: 449)
Memiliki database yang berkualitas sebagai bagian dari
Direct Marketing yang efektif, juga merupakan bagian tak
terpisahkan dari upaya memahami perilaku konsumen yang dapat
membawa perusahaan kepada tahap yang lebih efektif dalam proses
interaksi dengan konsumennya.
Menurut Dr.Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc(2003:24-26),
Perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses
psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum
membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk
dan jasa setelah melakukan hal-hal diatas atau kegiatan
mengevaluasi. Secara sederhana, studi perilaku konsumen meliputi
hal-hal sebagai berikut. Apa yang dibeli konsumen (what they
buy?), mengapa konsumen membelinya (why they buy it?), dimana
mereka membelinya? (where they buy it?), berapa sering mereka
membelinya? (how often they buy it?), berapa sering mereka
menggunakannya? (how often they use it?).
2.3.1.3 Proses Penjualan
Proses Penjualan adalah sebuah rangkaian berupa tahapan-
tahapan tindakan yang dilakukan oleh salesperson yang ditujukan
kepada konsumen agar mereka mengambil tindakan yang
mengarah pada pembelian produk, dan diakhiri dengan follow-up
oleh salesperson untuk memastikan kepuasan pembelian konsumen
atas produk tersebut. Meskipun terdapat banyak faktor yang
mampu mempengaruhi bagaimana proses presentasi penjualan oleh
salesperson pada berbagai situasi tertentu, secara logis, urutan
berupa tahapan-tahapan tindakan penjualan, jika dijalankan dengan
37 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
Prospecting
Preapproach
Approach
Presentation
Trial Close
Determine Objections
Meet Objections
Trial Close
Close
Follow-Up
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
seksama, mampu meningkatkan peluang terciptanya kesuksesan
penjualan secara signifikan.
(Warren J. Keegan, 1996 : 200)
Adapun proses penjualan menurut Futrell (2008 : 226) memiliki 10
tahapan antara lain:
A. Prospecting
38 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
Menurut Futrell (2008 : 227-235), prospecting adalah tahap
pertama dari proses penjualan. Seorang prospect adalah
seseorang atau sebuah organisasi yang memiliki potensi
pembelian atas sebuah barang atau jasa.
Prospecting adalah “lifeblood of selling”- sumber kehidupan
dari penjualan. Seorang salesperson dituntut untuk senantiasa
mencari potensi prospect baru, dengan 2 tujuan berikut:
- Untuk meningkatkan penjualan.
- Untuk menggantikan konsumen yang akan hilang seiring
dengan berjalannya waktu.
Ada 3 pertanyaan yang dapat mengindikasikan seseorang
sebagai prospek yang qualified – terjamin- atau tidak, antara
lain:
1. Apakah prospek tersebut memiliki uang untuk
dibelanjakan?
2. Apakah prospek tersebut memiliki otoritas untuk
berbelanja?
3. Apakah prospek tersebut memiliki hasrat untuk berbelanja?
Adapun metode-metode prospecting menurut Kotler & Armstrong
(2008: 485) antara lain:
a. E-Prospecting on the Web
b. Cold Canvassing
c. Endless Chain Customer Referral
d. Orphaned Customers
e. Sales Lead Club
f. Get Lists of Prospects
g. Become an Expert-Get Published
h. Public Exhibitions and Demonstrations
i. Center of Influence
j. Direct Mail
39 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
k. Telephone and Telemarketing
l. Observation
m. Networking
B. Pre Approach
Dimana Wiraniaga mempelajari sebanyak mungkin perusahaan
calon pelanggan (apa yang dibutuhkan, siapa yang terlibat dalam
keputusan pembelian) dan pembeliannya (karakteristik pribadi mereka,
gaya pembeliannya). Wiraniaga harus menetapkan tujuan kunjungan,
yang mungkin untuk menentukan kualifikasi calon, menentukan waktu
kunjungan.
C. Approach
Dimana wiraniaga membuat appointment (janji bertemu) dengan
calon pelanggan. Dalam hal ini wiraniaga harus menetapkan bagaimana
cara menyapa pelanggan guna membina hubungan awal yang baik.
D. Presentation
Setelah deal dengan waktu, maka wiraniaga mendatangi
calon pelanggan untuk mempresentasikan/menjelaskan
manfaat-manfaat produk, cara penggunaan produk, serta
memperagakan cara penggunaannya.
E. Trial Close
Pada trial closing, penjual dan prospek menyesuaikan arah
menuju kesepakatan. Intinya, trial closing memberikan arahan
apakah penjual dan prospek mendekati suatu kesepakatan.
Ada empat waktu penting di saat proses penjualan dimana trial
closing bisa menjadi sangat bermanfaat:
1. Setelah mengungkapkan poin penting dalam penjualan
40 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
2. akhir presentasi
3. sebelum menangani keberatan yang timbul
4. sesaat sebelum closing
F. Determine Objections
Tahap ini adalah level yang cukup krusial yang harus dapat
dihadapi oleh seorang salesperson. Pada tahap ini, setelah
seorang salesperson melakukan presentasi dihadapan calon
konsumennya, ia kemungkinan tidak akan terlalu disukai dan
memperoleh respon keberatan yang negative dari para calon
konsumen. Namun dengan memperoleh keberatan dan
pertanyaan bernada negatif tersebut, dapat menstimulasi
salesperson untuk menjelaskan dan meyakinkan secara lebih
komprehensif dan signifikan terhadap produk/jasa yang ia
tawarkan. Tahap ini akan menstimulasi terpenuhinya harapan
dan keinginan kedua belah pihak manakala berhasil dilalui
dengan baik.
G. Meet Objections
Menemukan faktor-faktor penghambat yang menyebabkan
seorang konsumen kesulitan untuk membuat keputusan
pembelian, dan akhirnya salesperson dapat memberikan solusi
atas hambatan tersebut akan meningkatkan kepercayaan dan
potensi loyalitas calon konsumen tersebut dimasa yang akan
datang.
Oleh karena itu, seorang salesperson diharapkan mampu
meramalkan potensi hambatan yang akan menghampiri hati
dan pikiran seorang calon konsumen dan mempersiapkan
solusi untuk mengatasinya.
Ditahap ini, konsumen akan merasa didengarkan dan menjadi
semakin yakin untuk melakukan proses pembelian manakala
41 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
hamabtan yang ia rasakan dapat diatasi dengan baik lewat
solusi yang diajukan oleh salesperson.
H. Trial Close
Trial closing memberikan suatu insight yang bernilai bagi
sales person mengenai perspektif pelanggan terhadap apa yang
baru saja ia ucapkan, dan mendekatkan calon konsumen
terhadap kesepakatan yang ingin dibuat oleh sales person
dengan calon konsumennya tersebut
I. Close
Closing atau menutup penjualan itu masuk setelah tahap
presentasi, dan usai mengatasi masalah keberatan-keberatan
pelanggan. Walaupun hal ini masih bisa dibenar secara
administratif, namun perlu diingat bahwa untuk menutup
penjualan itu sebenarnya bisa terjadi di seluruh tahapan
presentasi dan “ketika” berada dalam kondisi mengatasi
keberatan-keberatan pelanggan.
Pada tahap ini seorang salesperson harus mampu membaca
momen dan kondisi calon konsumen dengan tepat sehingga
proses dealing untuk proses jual beli dapat dilakukan dengan
maksimal.
J. Follow Up
Tahap ini adalah tahap paling akhir dari proses penjualan.
Tahap ini diperlukan untuk megevaluasi apakah konsumen
merasa puas atas produk/jasa yang telah dibeli dan apakah
akan ada potensi terjadinya pembelian ulang. Setelah tahap
closing, sales person harus dapat memenuhi apa yang ia
janjikan pada konsumen, seperti kualitas produk, pengiriman
barang tepat waktu, jangka waktu pembayaran yang telah
disepakati, dan hal-hal lain yang dibahas pada tahap closing.
42 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
Hal ini dilakukan untukmenumbuhkan dan memelihara
loyalitas para konsumen pada perusahaan dalam jangka
panjang.
2.3.2 Upaya dan Solusi untuk Memecahkan Masalah
2.3.2.1 Memperbaiki Kualitas Database Pelanggan
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Kotler dan Armstrong
pada buku Manajemen Pemasaran Jilid 1 (2008: 449) bahwasanya
“sebuah database konsumen yang baik dapat menjadi alat
pembangun hubungan yang potensial. Database tersebut dapat
memberikan perusahaan potret tentang bagaimana konsumen
melihat dan bersikap”
Atas dasar tersebut menurut penulis, database PT. Indonusa
Telemedia untuk konsumen Groovia TV harus diperbaiki
kualitasnya sebab database tersebut menjadi fondasi yang sangat
krusial dalam proses bisnis Groovia TV mengingat potensinya
yang dapat digunakan sebagai alat pembangun hubungan potensial
dengan konsumen di masa yang akan datang. Dalam hal ini
hubungannya dengan pemberian after sales service untuk
meningkatkan loyalitas pelanggan serta potensi networking dengan
konsumen potensial lain yang berhubungan dengan konsumen
sebelumnya.
Usaha perbaikan yang dimaksud ialah dengan memperinci
konten database konsumen, tidak hanya semata-mata berisi nama,
alamat, nomor telepon, dan paket berlangganan produk speedy
(bundling Groovia TV + Speedy) yang digunakan oleh calon
konsumen, namun haruslah berisi faktor demografis konsumen
(usia, pendapatan, anggota keluarga, tanggal ulang tahun), faktor
43 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
psikografis (aktivitas, ketertarikan pada bidang tertentu, cara
pandang), dan faktor perilaku dalam pembelian (preferensi, resensi
dan frekuensi pembelian, serta nilai keuangan dari pembelian
sebelumnya).
Perbaikan kualitas database konsumen tersebut, dapat
membantu para marketing sales Groovia TV dalam meningkatkan
efektivitas kinerjanya terutama dalam melakukan kegiatan
telemarketing. Pemasaran yang dilakukan via telepon,
membutuhkan deskripsi yang detail mengenai konsumen yang
diincar sebab akan membantu upaya approaching dalam proses
penjualan dengan tujuan untuk meyakinkan calon konsumen untuk
melakukan pembelian via telepon. Sebab semakin lengkap detail
informasi pada database konsumen, semakin kenal dan pahamlah
tenaga marketing sales dengan calon konsumen yang dihadapi dan
semakin besarlah potensi kesuksesan penjualan produk Groovia
TV.
Selain itu perbaikan kualitas database calon konsumen,
menuntut perusahaan untuk melakukan riset mendalam di lapangan
mengenai pola perilaku konsumen, khususnya pada produk TV
berlangganan. Hal ini mengakibatkan perusahaan dapat mengenal
lebih jauh karakter konsumen yang dibidik dan siapa saja calon
konsumen potensial yang dapat dijadikan target penjualan.
Konsumen potensial yang dimaksud bukan semata-mata diukur
dari kemampuan finansial konsumen namun juga secara teknis,
calon konsumen di wilayah mana saja yang rumahnya dapat
menikmati akses Groovia TV.
Dengan demikian, pada akhirnya database calon konsumen
Groovia TV diharapkan mampu memberikan gambaran yang
signifikan terhadap tenaga marketing sales dalam melakukan
44 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
proses pendekatan melalui berbagai metode, terutama
telemarketing dengan calon konsumen yang dibidik sehingga
mampu meningkatkan efektivitas kinerja. Selain tentunya juga
efisiensi waktu dalam proses penjualan mengingat database yang
berkualitas baik tersebut juga telah berisi calon konsumen yang
rumahnya available secara teknis untuk menikmati layanan
Groovia TV sehingga tidak membutuhkan waktu hingga 4 hari
untuk memastikan availabilitas jaringan baru kemudian
memberikan konfirmasi kepada konsumen yang telah setuju untuk
menggunakan produk Groovia TV apakah rumahnya siap
dipasangi Groovia TV atau tidak. Sehingga dapat mengurangi
potensi kekecewaan konsumen terhadap produk Groovia TV.
2.3.2.2 Penerapan Pola Prospekting yang Efektif
Prospekting yang efektif menurut Futrell dalam buku Sales
Management (2008 : 228) adalah diukur dari 3 hal yakni, apakah
prospek tersebut memiliki uang, otoritas dan hasrat untuk
berbelanja. Selama melaksanakan aktivitas magang di divisi
Marketing Sales Groovia TV pada PT. Indonusa Telemedia,
penulis melihat ketiga hal krusial tersebut tidak mampu
diidentifikasi dengan maksimal oleh pola prospekting Marketing
Sales Groovia TV. Marketing Sales Groovia TV yang
mengandalkan pola prospekting via telemarketing dan direct
marketing tentunya harus memiliki standar database calon
konsumen yang mumpuni sebab database-lah yang merupakan
senjata dan fondasi utama untuk mendekati calon konsumen.
Namun sayangnya, database konsumen yang hanya berisi informasi
terbatas seperti nama, alamat, nomor telepon dan paket pembelian
Speedy sebelumnya tidaklah cukup untuk menggambarkan apakah
calon konsumen tersebut merupakan prospek yang efektif atau
45 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
bukan berdasarkan 3 faktor, yakni uang, otoritas dan hasrat untuk
membeli.
Oleh karena itu menurut penulis, pola prospekting Groovia
TV harus ditingkatkan efektivitasnya. Hal ini dapat dilakukan
antara lain dengan melakukan variasi pola prospekting selain Direct
Marketing dan Telemarketing. Dimana prospekting dilakukan
dengan terjun langsung di lapangan untuk melaksanakan event
seperti pameran lalu melakukan penyebaran kuesioner yang
mengukur ketertarikan berlangganan produk Groovia TV serta
berisi informasi kemampuan finansial calon konsumen tersebut
(Uang dan Hasrat). Lalu melakukan observasi langsung pada
kawasan yang secara kuantitatif dari hasil penyebaran kuesioner
memiliki minat dan uang yang cukup, untuk mengukur apakah
wilayah tempat tinggal calon konsumen potensial tersebut telah
siap secara teknis untuk “digarap” dengan produk Groovia TV atau
tidak. Hal ini dilakukan untuk mengukur poin ketiga dari
prospekting yang efektif, yakni Otoritas.
Setelah informasi dari kegiatan prospekting tersebut
terkumpul dengan rinci dan detail, barulah dilakukan proses
Approaching (Pendekatan) terhadap kumpulan prospek potensial
yang teridentifikasi dengan jelas tersebut dilakukan melalui
kegiatan telemarketing dan direct marketing sehingga dapat
memaksimalkan potensi untuk terjadinya tahap “Meet Objections -
Trial Close - Close” atau kesuksesan penjualan sesuai dengan
tahapan proses penjualan yang dijabarkan oleh Futrell (2008:226)
dalam bukunya Sales Management.
2.3.2.3 Melakukan Revisi Proses Bisnis Groovia TV
46 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
Berikut adalah gambaran proses bisnis Groovia TV:
Berdasarkan gambaran proses tersebut, tergambar dengan
jelas bahwa permintaan-feasibility jaringan. Sehingga konsumen
dibiarkan menunggu dulu baru dipenuhi permintaannya (setelah
proses telemarketing terjadi). Proses ini memiliki potensi lebih
besar untuk mengecewakan konsumen, apalagi kalau sudah ada
permintaan namun wilayah konsumen tersebut tidak feasible/ tidak
memungkinkan untuk menikmati layanan Groovia TV. Sungguh
sangat disayangkan. Oleh karena itu menurut analisis penulis,
proses bisnis tersebut harus direvisi.
Feasibility jaringan harus dilakukan terlebih dahulu setelah
tahap prospekting via observasi lapangan lewat penyebaran
kuesioner dilakukan. Setelah terkumpul data prospek potensial dan
wilayah tempat tinggal prospek tersebut memiliki jaringan yang
feasible, baru kemudian proses approaching via telemarketing
dilakukan. Hal ini untuk mencegah kekecewaan konsumen
terhadap Groovia TV akibat kendala teknis sehingga langkah
screening diawal dengan melakukan feasibility jaringan terlebih
dahulu sebagai bagian dari tahap prospekting, merupakan langkah
47 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
Monitoring permintaan UN/SI MC/NA Monitoring Print
WO (I,L,M), Return WO (I,L,M)
Prospecting (Kuesioner, Sharing data dari partner dan mitra, Observasi)
Feasibility jaringan di lapangan
Klasifikasi wilayah yang siap/tidak siap
Menyusun database calon konsumen secara ideal.
Melakukan proses penjualan.
Melakukan input di iSISKA
Validasi dan booking CPE di iFES
Menyelesaikan proses eksekusi pemasangan di lapangan
Melakukan follow-up
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
yang cukup taktis untuk mengatasi kendala keterbatasan teknis
Groovia TV yang dapat meningkatkan kepuasan konsumen saat ini
dan di masa mendatang.
Berikut adalah gambar proses bisnis Groovia TV yang baru
yang disarankan oleh penulis:
48 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan
3.1.1 Industri multimedia dan jasa telekomunikasi terus berkembang.
PT. Indonusa Telemedia bersama TELKOM Group juga ikut
mengambil bagian dalam perkembangan tersebut dengan
meluncurkan produk baru antara lain IPTV (Internet Protokol
Television). Pengembangan produk ini merupakan wujud
komitmen PT. Indonusa Telemedia dalam memenuhi permintaan
pasar yang terus meningkat seiring kemajuan teknologi untuk
menjadi pemain utama dan terbesar dalam bidang multimedia dan
jasa televisi berbayar di wilayah Asia.
3.1.2 Kegiatan magang di PT. Indonusa Telemedia (Telkom Vision)
pada divisi Marketing Sales Groovia TV, telah mampu memenuhi
syarat mata kuliah Magang penulis sebanyak 4 SKS di Jurusan S1-
Ilmu Komunikasi IM Telkom sesuai dengan syarat dan ketentuan
akademis yang berlaku di Institut Manajemen Telkom.
49 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
3.1.3 Permasalahan yang penulis temui selama menjalani magang di PT.
Indonusa Telemedia (Telkom Vision) pada divisi Marketing Sales
Groovia TV ialah sistem Sales Management yang kurang
proporsional, dimana penetrasi pasar dilakukan dengan intens via
telemarketing dengan para calon konsumen namun tidak diikuti
dengan support teknis yang memadai. Hal ini menyebabkan
besarnya potensi kekecewaan pasar pada Groovia TV, yang sarat
akan inovasi teknologi namun penuh dengan keterbatasan teknis
dalam aksesibilitasnya.
3.1.4 Adapun solusi yang penulis tawarkan untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut ialah:
- Memperbaiki kualitas database pelanggan
- Menerapkan pola prospekting yang efektif
- Melakukan revisi proses bisnis.
3.1.5 Kompetisi yang ketat pada industri multimedia dan jasa
telekomunikasi menuntut peningkatan inovasi dan kreativitas
seluruh stakeholder didalamnya. Sebagai bagian dari PT. Indonusa
Telemedia selama 30 hari kerja, penulis belajar banyak hal
mengenai kekuatan untuk bertahan dan terus bersaing di kompetisi
yang ketat baik internal maupun eksternal perusahaan.
3.1.6 Kegiatan magang di PT. Indonusa Telemedia terbukti telah sukses
membangun networking positif baik antar perusahaan dengan
representasi pribadi penulis, maupun antara perusahaan dengan
Institut Manajemen Telkom. Hal ini dibuktikan dengan hingga kini
semakin banyak mahasiswa IM Telkom yang ikut menjalani
program magang di PT. Indonusa Telemedia dengan proses yang
sederhana dan tidak menyulitkan pribadi mahasiswa yang
bersangkutan.
50 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
3.2 Saran
3.2.1 PT. Indonusa Telemedia sebaiknya melaksanakan program
marketing, khususnya Sales Management secara lebih terstruktur
dan variatif sebab sejauh pengamatan penulis, program marketing
PT. Indonusa Telemedia sangatlah bergantung pada kegiatan
telemarketing. Padahal pada faktanya masih banyak terdapat
pilihan program marketing yang bisa sangat segmented sesuai
dengan kebutuhan target konsumen perusahaan sehingga
diharapkan di masa mendatang, marketshare PT. Indonusa
Telemedia bisa terus tumbuh mengalahkan para kompetitornya.
3.2.2 Pihak Institut Manajemen Telkom khususnya Program Studi S1-
Ilmu Komunikasi diharapkan dapat membuat sistem semacam
Career Development Center yang berisikan daftar link perusahaan
maupun BUMN beserta alamat dan contact personnya yang dapat
dijadikan rujukan untuk mengajukan kegiatan magang bagi para
mahasiswa. Hal ini diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk
menyelesaikan mata kuliah magang di perusahaan yang kredibel
dan terpercaya sesuai dengan saran/rujukan dari pihak institusi.
51 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A
LAPORAN KEGIATAN MAGANG 2012
52 | P T . I N D O N U S A T E L E M E D I A