biografi tgk abu idi

Upload: vicky-ilda-viantini

Post on 09-Mar-2016

279 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Biografi Tgk Abu Idi

TRANSCRIPT

ABU IDI CUT

A. Biografi Abu Idi CutNama : Tgk. H. Abdul Wahab Hamid (Abu Idi Cut )Umur: 78 TahunInformasi kepergian salah seorang ulama kharismatik Aceh Timur tersebut sangat cepat menyebar di tengah-tengah masyarakat, baik melalui Short Massage Service (SMS) maupun dari mulut ke mulut. Amatan Serambi, sejak meninggalnya almarhum, ratusan warga sudah mulai memadati rumah duka di Desa Seuneubok Aceh, Kecamatan Darul Aman, Aceh Timur. Sementara pada, Rabu (13/5) jenazah almarhum dishalatkan oleh ribuan warga yang melayat ke rumah duka di dalam komplek dayah yang ia pimpin.Saat pelaksanaan shalat jenazah sempat terjadi antrian sangat panjang. Pelaksanaan shalat jenazah terpaksa dilakukan secara bergelombang, karena besarnya animo masyarakat yang ingin menshalatkan jenazah almarhum Abu Idi Cut. Sejumlah ulama Aceh dan Aceh Timur juga turut hadir dalam prosesi pelepasan jenazah almarhum Abu Idi Cut menuju ke pemakaman yang berjarak ratusan meter dari rumah duka. Di antaranya tampak Abu Panton, Abu Ali Paya Pasi, Tgk Bukhari Leuge, Abu Matang Peureulak, dan sejumlah ulama lainnya. Semasa hidupnya Abu Idi Cut memimpin Pondok Pesantren Darussaadah Idi Cut selama lebih kurang 42 tahun. Beliau tutup usia 78 tahun. Almarhum meninggalkan seorang istri Hajjah Nurhayati dan empat orang anak, masing-masing Hajjah Tusalwati, Hajjah Muzkiyati, Hajjah Fadillah A Mk, dan Tgk Iskandar Akhi.(is)

B. Pengabdian Terhadap MasyarakatCiri khas Abu Idi Cut dalam mengajar adalah kedisiplinannya dalam menghargai waktu. setiap hari beliau bangun jam tiga pagi untuk kemudian beribadah dan diselingi dengan membaca kitab sampai pukul 7-8 pagi. Ketika shubuh beliau berkeliling dayah untuk membangunkan para santri. Jika dilihatnya masih ada yang lalai dalam mengerjakan shalat shubuh, apalagi jika orang itu sudah alim, maka dengan serta merta beliau menegurnya dalam sebuah ungkapan ka kaya ka kriet, ka malem ka maksiet (sudah kaya jadi kikir, setelah alim masih suka maksiat). Hal ini semata-mata beliau lakukan untuk menanamkan kedisiplinan kepada para teungku yang belajar di dayahnya agar tidak terlalu memudah-mudahkan urusan kepada Sang Maha Pencipta.Alm. Abu Idi Cut (semoga Allah menghitung semua amal baiknya) ternyata juga seorang yang humoris. Ketika ditanyakan kepada para santri, mereka sering melihat beliau tertawa terkekeh-kekeh jika ada sesuatu yang dianggapnya lucu. Hal ini menghapuskan pandangan bahwa ulama zaman dahulu seperti Abu Abdusshamad adalah pribadi yang keras dan kaku.Ada sebuah kejadian yang diceritakan oleh anak Alm. Abu Idi Cut, Tgk Hamidi (sekarang meneruskan kepemimpinan dayah Darul Aman Al Waaliyyah). Pada suatu hari ketika diadakan kerja bakti pembangunan mesjid di dayah, Alm. melihat seorang anak kecil sedang bermain-main di tepi jalan di depan dayah Darul Aman. Tiba-tiba Alm. mengatakan : aneuk nyan han jeut rayeuk (anak itu tidak bisa besar) kepada teungku-teungku yang berada disitu. Pada saat itu tidak ada menanyakan maksud Alm. mengatakan hal keadaan tersebut. Tetapi kejadian luar biasa adalah dalam 2-3 bulan kemudian ternyata anak kecil itu (yang ternyata anak dari warga desa tersebut) telah meninggal dunia. Entah mengapa alm Abu Abdusshamad seakan-akan memberi sinyal bahwa anak itu tidak bisa besar, dan itu ternyata bukan persoalan kondisi fisiknya, tetapi karena anak kecil itu akan segera dipanggil oleh Allah SWT. Wallahu alam bis shawab.Pukul 06.30 pagi, Almarhum Abu Idi Cut dipanggil kembali keharibaan Allah SWT, tepatnya pada hari Jumat, tanggal 30 Januari 2009 M/ 3 Shafar 1430 H yang dimakamkan dikomplek Dayah Darul Aman. Wafatnya beliau hanya berselang 1 minggu setelah pertemuannya dengan Abuya Prof. DR. Muhibbuddin Waly di dayahnya di Langkahan. Saat itu Tepatnya tanggal 19 Januari 2009 Abuya mengangkat dan melantik Beliau menjadi mursyid tarekat naqsyabandiah di hadapan ribuan masyarakat Langkahan, dikarenakan Alm. adalah ulama yang bermasyarakat dan dikarenakan pribadinya yang gigih dalam melakukan amar maruf nahi munkar.

C. Kitab-kitabAl Quran dan Hadist

D. Karismatik Abu Idi CutBelum kering air mata masyarakat Aceh atas kepulangan Tgk. Ibrahim Woyla ke haribaan Tuhan, Selasa, (12Mei) tahun yang sama, sekira pukul 18.15 WIB, giliran Tgk. H Abdul Wahab Hamid, mempersembahkan amal ubudiyahnya di sisi Allah swt. lelaki yang akrab disapa dengan Abu Idi Cut ini wafat dalam usia 78 tahun. Abu Idi Cut merupakan pimpinan Dayah Darussadah, Idi Cut. Kabar dari media lokal, ia meninggal dunia akibat penyakit komplikasi yang dideritanya sejak beberapa tahun sebelumnya. Jenazah almarhum disembahyangkan oleh ribuan warga Aceh yang melayat ke rumah duka, di komplek dayah Darussadah. Saat pelaksanaan salat jenazah, sempat terjadi antrian sangat panjang sehingga pelaksanaannya terpaksa dilakukan secara bergelombang. Sejumlah ulama Aceh dan Aceh Timur juga turut hadir dalam prosesi pelepasan jenazah Abu Idi Cut. Abu Idi Cut memimpin Pondok Pesantren Darussaadah Idi Cut selama lebih kurang 42 tahun. Almarhum meninggalkan seorang istri Hajjah Nurhayati dan empat orang anak, masing-masing Hajjah Tusalwati, Hajjah Muzkiyati, Hajjah Fadillah A.Mk, dan Tgk Iskandar Akhi. Ali Hasjmy Nama aslinya Muhammad Ali Hasyim Alias Al Hariry. Anak kedua dari 8 bersaudara ini memiliki seorang ayah bernama Teungku Hasyim, pensiunan pegawai negeri.

E. Sejarah Abu Idi CutMasyarakat Aceh Timur menghadiri Haul kelima Tgk. Abdul Wahab atau dikenal dengan sebutan Abu Idi Cut, pendiri Dayah Darussa'adah di Kecamatan Darul Aman kabupaten setempat, Selasa, 18 Maret 2014. Turut hadir dalam kegiatan tersebut sejumlah ulama kharismatik Aceh, Kepala Kanwil Kemenag Aceh Ibnu Sakdan dan Bupati Aceh Timur Hasballah M. Thaib.Amatan ATJEHPOSTcom di lokasi, sejumlah ulama yang hadir di lokasi yaitu Abu Matang di Perlak, Abu Paya Pasie, Abu Leuge (Ayah Bukhari), dan beberapa tokoh ulama lainnya."Saya bangga menjadi murid Abu Idi Cut. Jabatan yang saya miliki sekarang itu juga berkat doa dan ilmu yang saya dapatkan dari almarhum Abu Idi Cut," ujar Ka. Kanwil Kemenag Aceh, Ibnu Sa'dan.Dia mengatakan untuk menghargai jasa ulama tersebut, dirinya selaku Kepala Kanwil Kemenag Aceh akan turut mengembangkan dan memajukan dayah Darussa'adah. Dia juga akan mendata alumni dayah tersebut yang tersebar di seluruh Aceh hingga ke luar negeri.Sementara Bupati Aceh Timur, Hasballah M. Thaib dalam pidato singkatnya meminta agar seluruh masyarakat setempat mendukung ulama untuk menegakkan agama Islam di Aceh, khususnya Aceh Timur."Kalau kita bersama-sama dengan sikap saling dukung, cita-cita kita dapat tercapai untuk Aceh Timur yang lebih baik," ujarnya.Lebih lanjut ia mengatakan, Tgk. Abdul Wahab merupakan salah satu tokoh alim ulama Aceh Timur yang penuh kharisma. Karenanya dia berharap agar semua masyarakat mau meneruskan perjuangan ulama tersebut untuk memajukan Islam di Aceh.Dia juga berharap melalui peringatan tersebut hendaknya semua masyarakat bisa menjaga hubungan baik antar sesama dayah yang ada di Aceh Timur dan Aceh."Mari kita samakan saf agar Islam di Bumi Serambi Mekah ini menjadi kokoh dan tidak mudah goyah dengan pengaruh luar yang belakangan ini mulai terang-terangan menggoyang keislaman kita," katanya.[]