bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

43
BIOEKONOMI SUMBERDAYA UDANG DOGOL DI PERAIRAN CIREBON, JAWA BARAT HERUL PATUROHMAN DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Upload: hoangminh

Post on 13-Jan-2017

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

BIOEKONOMI SUMBERDAYA UDANG DOGOL DI PERAIRAN CIREBON, JAWA BARAT

HERUL PATUROHMAN

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2014

Page 2: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa
Page 3: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Bioekonomi Sumberdaya Udang Dogol di Perairan Cirebon, Jawa Barat adalah benar merupakan hasil karya sendiri dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun ke perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutif dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2014

Herul Paturohman NIM C44080041

Page 4: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

ABSTRAK HERUL PATUROHMAN. Bioekonomi Sumberdaya Udang Dogol di Perairan Cirebon, Jawa Barat. Dibimbing oleh NIMMI ZULBAINARNI dan MULYONO S. BASKORO.

Udang dogol merupakan produksi unggulan dari produk perikanan Kabupaten Cirebon yang ditangkap dengan menggunakan alat tangkap dogol. Meningkatnya produksi udang dogol di Perairan Cirebon berpotensi mempengaruhi kondisi biologi dan keberlanjutan usaha penangkapan sumberdaya udang dogol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi biologi, status pemanfaatan dan pengelolaan optimum sumberdaya udang dogol di Perairan Cirebon. Analisis model Schaefer menghasilkan persamaan model surplus produksi Y (H) = 0.9911569E – 0.0000212E2. Selain itu, analisis model Schaefer tersebut menghasilkan nilai EMSY sebesar 23,345 trip per tahun dan HMSY sebesar 11,569.30 ton per tahun. Pendugaan parameter biologi dilakukan dengan menggunakan model Fox sehingga didapatkan nilai r (laju pertumbuhan instrinsik) sebesar 0.12617617663 ton per tahun, q (koefisien kemampuan alat tangkap) sebesar 0.00000270242 ton per trip dan K (daya dukung lingkungan) sebesar 366,766.470 ton per tahun. Hasil analisis bio-ekonomi menunjukkan nilai EMEY sebesar 23,044 trip per tahun, HMEY sebesar 11,567.372 ton per tahun dan rente ekonomi sebesar Rp 337,616,997,082 per tahun. Pengusahaan aktual sumberdaya udang dogol di Perairan Cirebon tidak terindikasi overfishing. Jumlah unit penangkapan yang optimum beroperasi di Perairan Cirebon pada kondisi MSY sebanyak 233 unit, sedangkan pada kondisi MEY sebanyak 230 unit. Katakunci: udang dogol, dogol, bioekonomi, Perairan Cirebon

Page 5: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

ABSTRACT

HERUL PATUROHMAN. Bioeconomics of Dogol Shrimp in Cirebon Coastal Areas, West Java. Supervised by NIMMI ZULBAINARNI and MULYONO S. BASKORO.

Dogol shrimp is a leading seafood product of Cirebon district. This shrimp is captured using a dogol. The rise of dogol shrimp production in Cirebon coastal area potentially affects the biological conditions and sustainability of dogol shrimp fishing. This research aimed to understand the biological conditions, present state of exploitation, and the optimum level of production and extraction of dogol shrimp in Cirebon coastal areas. Production surplus equation derived from Schaefer model yielded Y (CPUE) = 0.9911569E – 0.0000212E2. In addition, Schaefer analytical model produced EMSY of 23,345 trips per annum and HMSY 11,569.30 ton per annum. Biological conditions parameters were estimated using Fox model which yielded r (intrinsic growth rate) of 0.12617617663 ton per annum, q (catchability coefficient) of 0.00000270242 ton per trip and K (carrying capacity) of 366,766.470 ton per annum. The bioeconomics study showed EMEY of 23,044 trips per annum, HMEY of 11,567.372 tons per annum, and economic rents of Rp 337,616,997,082 per annum. Actual exploitation of Dogol shrimp in Cirebon coastal areas thus did not indicate overfishing. The optimum number of shrimp captured for exploitation in Cirebon coastal areas on MSY condition was calculated to be 233 units, while on MEY condition was 230 units. Keywords: dogol shrimp, dogol, bioeconomics, Cirebon coastal areas

Page 6: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa
Page 7: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

BIOEKONOMI SUMBERDAYA UDANG DOGOL DI PERAIRAN CIREBON, JAWA BARAT

HERUL PATUROHMAN

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Perikanan pada

Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2014

Page 8: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa
Page 9: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

Judul Skripsi : Bioekonomi Sumberdaya Udang Dogol di Perairan Cirebon, Jawa Barat Nama : Herul Paturohman NIM : C44080041 Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap

Disetujui oleh Dr. Nimmi Zulbainarni, S.Pi, M.Si Prof. Dr. Ir. Mulyono S. Baskoro, M.Sc

Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui,

Dr.Ir. Budy Wiryawan, M.Sc. Ketua Departemen

Tanggal lulus:

Page 10: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala karunia-

Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan Juli 2013 ini yaitu bioekonomi perikanan tangkap, dengan judul Bioekonomi Sumberdaya Udang Dogol di Perairan Cirebon, Jawa Barat.

Terimakasih penulis ucapkan kepada Dr. Nimmi Zulbainarni, S.Pi, M.Si dan Prof. Dr. Ir. Mulyono S. Baskoro, M.Sc sebagai komisi pembimbing atas saran dan bimbingannya dalam pembuatan skripsi ini serta Dr. Ir. M. Fedi A. Sondita, M.Sc yang telah menjadi dosen penguji pada saat penulis melaksanakan ujian skripsi. Terimakasih banyak saya ucapkan kepada Ibu Atimah dan Bapak Jali, keluarga besar kakak penulis serta teman dan rekan yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Bogor, Agustus 2014

Herul Paturohman

Page 11: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL ................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ............................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... x PENDAHULUAN .................................................................................. Latar Belakang .................................................................................... 1 Tujuan ................................................................................................... 2 Manfaat ................................................................................................. 2 METODE PENELITIAN ....................................................................... Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 2 Metode Penelitian ................................................................................. 2 Alat dan Bahan ...................................................................................... 3 Metode Pengumpulan Data dan Pengambilan Contoh ......................... 3 Metode Analisis data ............................................................................. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... Perkembangan Unit Penangkapan Dogol di PPI Gebang Mekar .......... 7 Deskripsi Unit Penangkapan Dogol ...................................................... 8 Daerah dan Musim Penangkapan Ikan ................................................. 11 Metode Pengoperasian Dogol ............................................................... 12 Analisis Bioteknis ................................................................................. 13 Analisis Bioekonomi ............................................................................. 18 Jumlah Unit Penangkapan yang Optimum............................................ 21 SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... Simpulan ............................................................................................... 22 Saran ..................................................................................................... 22 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 23 LAMPIRAN ............................................................................................. 25 RIWAYAT HIDUP ................................................................................. 31

Page 12: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

DAFTAR TABEL

1 Jenis data, teknik pengambilan dan sumberdata penelitian ................... 3 2 Perkembangan jumlah alat tangkap, produksi, trip, dan nilai produksi dogol di PPI Gebang Mekar tahun 2003-2012 ...................................... 8 3 Tugas nelayan yang terlibat mengoperasikan dogol .............................. 8 4 Spesifikasi teknis kapal sope di PPI Gebang Mekar ............................. 9 5 Spesifikasi teknis dogol yang beroperasi di Perairan Cirebon .............. 10 6 Nilai parameter biologi model Fox ........................................................ 16 7 Perkembangan produksi aktual dan produksi lestari pemanfaatan sumberdaya udang dogol ....................................................................... 17 8 Nilai total revenue, total cost dan rente ekonomi dari produksi aktual . 19 9 Solusi bioekonomi dalam berbagai kondisi pengelolaan ...................... 19 10Estimasi jumlah unit penangkapan pada berbagai kondisi pengusahaan sumberdaya udang dogol di Perairan Cirebon ....................................... 21

DAFTAR GAMBAR

1 Perahu dogol di PPI Gebang Mekar ...................................................... 10 2 Alat tangkap dogol................................................................................. 11 3 Perkembangan produksi dan upaya aktual pemanfaatan sumberdaya udang dogol ........................................................................................... 13 4 Catch per Unit Effort (CPUE) pemanfaatan sumberdaya udang dogol periode 2003-2012 ................................................................................. 14 5 Hubungan CPUE pemanfaatan sumberdaya udang dogol dan effort tahun 2003-2012 .................................................................................... 15 6 Hubungan antara produksi aktual dan lestari pemanfaatan sumberdaya udang dogol ........................................................................................... 16 7 Kurva produksi lestari upaya pemanfaatan sumberdaya udang dogol .. 17 8 Kurva keseimbangan bioekonomi Gordon-Schaefer dalam pengelolaan sumberdaya udang dogol ........................................................................ 20

DAFTAR LAMPIRAN

1 Perhitungan CPUE dan MSY dengan model Schaefer .......................... 26 2 Perhitungan nilai K, q dan r dengan model Fox .................................... 27 3 Price Sumberdaya Udang Dogol di Perairan Cirebon........................... 29 4 Cost Pemanfaatan Sumberdaya Udang ................................................. 30

Page 13: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kabupaten Cirebon merupakan salah satu kabupaten yang terletak di

bagian timur Jawa Barat pada posisi 108°40’ - 108°48’ Bujur Timur dan 6°30’ -

7°00’ Lintang Selatan. Secara topografi Kab. Cirebon terletak pada ketinggian 0 –

130 km di atas permukaan laut dan dataran rendahnya terletak di sepanjang Pantai

Utara Jawa yang langsung berbatasan dengan laut. Hal ini memberikan

keunggulan bagi Kab. Cirebon sebagai salah satu daerah potensial pengembangan

perikanan tangkap.

Kegiatan penangkapan ikan merupakan mata pencaharian yang banyak

dilakukan masyarakat pesisir Kab. Cirebon dan menjadi sumber utama produksi

perikanan di Kab. Cirebon. Jenis alat tangkap yang dioperasikan di perairan Kab.

Cirebon yaitu pukat tarik, payang, dogol, jaring insang, bagan tancap, rawai dan

perangkap. Umumnya jenis hasil tangkapan yang didaratkan yaitu ikan sebelah,

biji nangka, julung-julung, rajungan, kerang darah, gurita dan udang.

Udang merupakan salah satu produk unggulan dari produksi perikanan

Kab. Cirebon. Udang ditangkap dengan menggunakan alat tangkap dogol.

Menurut Keristina (2011), alat tangkap dogol mempunyai produktivitas per unit

penangkapan ikan tertinggi sebesar 291,1 ton per unit selama tahun 2006 dan

cenderung meningkat setiap tahunnya.

Seiring bertambahnya kegiatan penangkapan udang, pengoperasian dogol

pun mengalami peningkatan. Berdasarkan Dinas Perikanan dan Kelautan Kab.

Cirebon 2009 alat tangkap dogol merupakan alat tangkap yang dominan

dioperasikan di perairan Kab. Cirebon. Persentasi jumlah alat tangkap dogol

sebesar 19%, kedua terbesar setelah alat tangkap pukat tarik.

Dominasi jumlah alat tangkap dogol yang dioperasikan di perairan

Cirebon dikhawatirkan tidak seimbang dengan jumlah sumberdaya udang yang

ada di perairan Cirebon. Perlu dilakukan perhitungan terlebih dahulu terhadap

jumlah sumberdaya udang yang ada di perairan Cirebon dan jumlah tangkapan

yang diperbolehkan dengan menggunakan model bioekonomi. Oleh karena itu,

peneliti tertarik untuk menganalisa bioekonomi perikanan sumberdaya udang

dogol (Metapenaeus monoceros) di perairan Cirebon.

Model Bioekonomi merupakan perpaduan analisis aspek ekonomi dan

biologi dari sumberdaya ikan, sehingga kita bisa menentukan jumlah penangkapan

optimum yang bisa kita lakukan. Apabila hal tersebut bisa dilakukan maka kita

bisa mengusahakan penangkapan yang optimal dan menjaga sumberdaya udang

dogol tetap lestari sehingga kita bisa mendapatkan keuntungan yang maksimum.

Page 14: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

Tujuan

1) Menghitung nilai jumlah tangkapan yang diperbolehkan dan jumlah upaya

optimum pada kondisi pengelolaan Maximum Sustainable Yield (MSY) serta

Maximum Economic Yield (MEY) sumberdaya udang dogol;

2) Menentukan nilai daya dukung lingkungan (K), koefisien kemampuan alat

tangkap (q) dan laju pertumbuhan instrinsik (r) sumberdaya udang dogol; dan

3) Menghitung jumlah unit penangkapan dogol yang optimum beroperasi di

perairan Kab. Cirebon.

Manfaat

Manfaat dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan wawasan dan

sumber informasi tentang bioekonomi udang dogol di perairan Kab. Cirebon bagi

para nelayan, pengusaha penangkapan ikan, Pemerintah Daerah maupun Dinas

Perikanan dan Kelautan Kab. Cirebon. Selain itu, menjadi bahan pertimbangan

dalam pengelolaan sumberdaya udang dogol yang optimal sehingga dapat

menentukan jumlah pemberian izin unit panangkapan yang akan beroperasi.

METODE

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1-9 Juli 2013. Penelitian ini

dilakukan oleh penulis di PPI Gebang Mekar, Kec. Gebang serta Dinas Kelautan

dan Perikanan (DKP) Kab. Cirebon, Provinsi Jawa Barat.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

dengan jenis penelitian studi kasus. Studi kasus merupakan penelitian yang terinci

tentang suatu objek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau

khusus dari keseluruhan personalitas. Tujuan studi kasus adalah untuk

memberikan gambaran tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter

dari suatu keadaaan yang ada pada waktu penelitian (Nazir M, 1988). Sebagai

satuan kasusnya adalah pemanfaatan sumberdaya udang dogol menggunakan alat

tangkap dogol di Perairan Cirebon.

Page 15: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Kuesioner untuk pengumpulan data;

2. Alat tulis, alat pengukur massa ikan atau timbangan dengan ketelitian 0,1Kg,

alat pengukur panjang untuk mengukur dimensi kapal, dimensi alat tangkap

dogol, serta panjang ikan berupa meteran gulung dan penggaris dengan

ketelitian 1cm;

3. Kamera sebagai alat dokumentasi; dan

4. Udang dogol dan unit penangkapan dogol di Perairan Cirebon.

5. Bahan yang digunakan adalah data primer dari kuesioner penelitian dan data

sekunder dari Laporan Tahunan DKP Kab. Cirebon tahun 2003-2012.

Metode Pengumpulan Data dan Pengambilan Contoh

Sampel atau contoh adalah sebagian dari populasi yang dianggap mewakili

populasi (Simamora, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah nelayan unit

penangkapan dogol yang berada di perairan Cirebon. Jumlah contoh yang diambil

dalam penelitian ini yaitu sebanyak 10 responden nelayan. Teknik pengambilan

contoh menggunakan purposive sampling, yaitu cara mengambil contoh secara

tidak acak atau peneliti menganggap contoh yang diambil memiliki informasi

yang diperlukan dalam penelitian ini. Pemilihan responden dilakukan dengan

pertimbangan bahwa responden mampu berkomunikasi dengan baik dalam

pengisian kuisioner dan berpengalaman dalam pengoperasian alat tangkap dogol.

Jenis data yang diambil dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Jenis data, teknik pengambilan dan sumber data penelitian

Jenis data

Teknik

pengambilan Sumber data

Data Primer 1. Aspek teknis, operasional,

dan Finasial

Wawancara

dan kuesioner

Nelayan

2. Deskripsi unit penangkapan Wawancara

dan kuesioner

Nelayan

3. Daerah penangkapan ikan Wawancara

dan kuesioner

Nelayan

4. Metode pengoperasian alat

Tangkap

Wawancara Nelayan

5. Jenis dan ukuran hasil

Tangkapan

Wawancara Nelayan

6. Harga Ikan hasil tangkapan Wawancara Nelayan

Page 16: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

Jenis data

Teknik

pengambilan Sumber data

Data

Sekunder

1. Jumlah alat tangkap dogol Studi literatur DKP

Kab. Cirebon

2. Produksi per tahun Studi literatur DKP

Kab. Cirebon

3. Nilai produksi per tahun Studi literatur DKP

Kab. Cirebon

4. jenis hasil tangkapan dogol Studi literatur DKP

Kab. Cirebon

Metode Analisis Data

Analisis data merupakan bagian yang penting dalam metode ilmiah karena

analisis data dapat menyederhanakan data menjadi bentuk yang lebih mudah

dipahami dan diinterpretasikan (Nazir, 1988). Data dan informasi yang terkumpul

lalu dianalisis berdasarkan analisis teknis, bio-teknis dan bio-ekonomi.

Analisis Teknis

Analisis teknis diperlukan untuk melihat efektivitas unit penangkapan

dogol yang beroperasi di perairan Cirebon. Aspek teknik merupakan aspek yang

berhubungan dengan pengoperasian penangkapan ikan, meliputi proses produksi,

karakteristik produksi, sistem usaha dan lokasi unit produksi. Analisis teknik

dilakukan untuk melihat hubungan teknik yang mempengaruhi produksi, yaitu

desain dan konstruksi, cara pengoperasian serta produktivitas alat tangkap.

Produktifitas adalah kemampuan untuk menghasilkan sesuatu (KBBI,

1995). Produktivitas alat tangkap dogol dapat diukur menggunakan perbandingan

antara jumlah produksi per unit penangkapan dogol, produksi per trip unit

penangkapan dogol dan produksi per biaya operasional unit.

Analisis Bio-Teknis

Hasil analisis bio-teknis dapat digunakan untuk menganalisis terjadinya

gejala tangkap lebih (over fishing). Analisis bio-teknis dapat digunakan untuk

menentukan jumlah hasil tangkapan yang diperbolehkan (JTB) dan kondisi

optimum tingkat upaya penangkapan udang dogol.

Model produksi Schaefer yang menghubungkan antara upaya tangkap (E)

dengan hasil tangkap per upaya (CPUE), diperoleh dari hubungan antara upaya

tangkap (E) dengan hasil tangkapan (h) yang kedua sisinya dibagi dengan upaya

tangkap (E), yaitu

………………………………………………………………(1)

Page 17: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

(

) …………..………………………..………………………….(2)

……………..………………………..……………………….(3)

Upaya tangkap yang dilakukan pada saat perolehan maksimum lestari, didapatkan

pada saat

…………...………………………..………………………(4)

karena

, maka

…………………..………………………...……………...……..(5)

…………………………….………………………..……………………(6)

Hasil tangkapan maksimum lestari diperoleh dari persamaan (4) dan (6), yaitu

(

) (

)

………………………….………………………..…………………..(7)

Pendugaan parameter biologi untuk laju pertumbuhan intrinsik (r),

koefisien kemapuan tangkap (q) dan daya dukung perairan (K) dilakukan dengan

menggunakan model Fox. Variasi dari model surplus produksi tersebut

dikembangkan oleh Fox pada tahun 1975, dimana metode estimasi ekuilibrium

dilakukan berdasarkan analisis Schaefer dalam kondisi keseimbangan

(Zulbainarni, 2012). Estimasi parameter biologi dengan menggunakan model Fox

yaitu:

*∏ (

)

+

…………………………………………….………………(8)

…………………………………………………………..………………(9)

…………………………………………………...……………………(10)

Keterangan:

[(

) (

)]

Page 18: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

[(

) (

)]

[(

) (

)]

q = koefisien tangkap

K = daya dukung perairan

r = pertumbuhan intrinsik

Analisis Bio-Ekonomi

Setelah parameter biologi dan teknis diketahui, baru kemudian model

dimasukan ke dalam estimasi parameter ekonomi Gordon. Berdasarkan asumsi

yang telah dikemukakan sebelumnya, parameter ekonomi yang mempengaruhi

“Model Statis Bio-Ekonomi Gordon Schaefer” dalam perikanan tangkap yaitu

biaya penangkapan (c) dan harga (p). Biaya penangkapan yang digunakan

merupakan rata-rata dari biaya operasional biaya penangkapan yang meliputi

biaya bahan bakar, oli, es, pangan dan retribusi. Rata-rata biaya penangkapan

dihitung berdasarkan rumus

…………………………………………………………………..……(11)

keterangan :

C = biaya penangkapan rata-rata

Ci = biaya penangkapan responden ke-i

n = jumlah responden

Harga ikan juga ditentukan oleh harga ikan rata-rata dengan rumus

………………………………………………………………..………(12)

keterangan:

P = harga ikan rata-rata

Pi = harga nominal ikan responden ke-i

n = jumlah responden

Jika kedua parameter ekonomi tersebut telah diketahui, maka Total

Revenue (TR) dan Total Cost (TC) diperoleh dengan persamaan

……………………………………………………….………………(13)

(

) ………………………………………….………………(14)

Page 19: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

……………………………………………………….………………(15)

Keuntungan lestari yang merupakan selisih dari TR dan TC diperoleh melalui

persamaan

(

) …………………………………………………..…(16)

Jumlah Unit Penangkapan yang Optimum

Perhitungan jumlah unit penangkapan yang optimum perlu dilakukan

supaya pemanfaatan sumberdaya udang dogol bisa lestari dan berkelanjutan.

Menurut Zulbainarni (2012), estimasi jumlah armada penangkapan dapat

dilakukan dengan membagi jumlah upaya tangkap pada setiap kondisi

pengusahaan sumberdaya dengan konversi kemampuan operasi unit armada.

……………………………………………………………………….…(17)

Keterangan:

Y = jumlah armada yang direkomendasikan untuk setiap kondisi

…..pengusahaan sumbedaya (MSY, MEY atau OP)

E’ = jumlah upaya penangkapan pada masing-masing kondisi pengusahaan

.......... sumberdaya (MSY, MEY atau OP)

X = konversi kemampuan operasi unit armada

Selain dapat memperoleh keuntungan lestari, dengan mengetahui nilai

parameter k, q dan r dapat diketahui juga solusi dari masalah bio-ekonomi.

Dengan mengetahui nilai-nilai variable di atas pada berbagai kondisi pengelolaan,

maka dapat diketahui kecenderungan kondisi bio-ekonomi perikanan tangkap di

suatu perairan. Pengetahuan yang didapat selanjutnya dapat digunakan untuk

pengambilan kebijakan pengembangan perikanan tangkap di perairan tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perkembangan Unit Penangkapan Dogol di PPI Gebang Mekar

Perkembangan alat tangkap dogol di PPI Gebang mekar sangat

fluktuatif. Tabel 2 menunjukkan bahwa tahun 2004 merupakan tahun

dengan pengoperasian alat tangkap dogol terbanyak yaitu 373 unit.

Kemudian mengalami penurunan pada tahun-tahun berikutnya, bahkan

pada tahun 2007 hanya 13 unit alat tangkap dogol yang beroperasi. Hal ini

Page 20: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

terjadi karena pada tahun 2007 pemerintah setempat melakukan pelarangan

terhadap pengoperasian alat tangkap dogol.

Kenaikan dan penurunan jumlah alat tangkap dogol yang beroperasi di PPI

Gebang Mekar berpengaruh terhadap jumlah trip penangkapan, produksi dan nilai

produksi dari alat tangkap dogol. Pada tahun 2012 nelayan dogol hanya

melakukan 3.416 trip penangkapan dalam setahun. Meskipun produksinya

meningkat dari tahun 2011 sebesar 1.178 ton menjadi 1.302ton pada tahun 2012

akan tetapi nilai produksinya menurun dari Rp 12.392.000 pada tahun 2011

menjadi Rp 8.819.200 pada tahun 2012.

Tabel 2 Perkembangan jumlah alat tangkap, produksi, trip dan nilai produksi

dogol di PPI Gebang Mekar tahun 2003-2012

Tahun Jumlah Alat Tangkap

Dogol (unit)

Produksi

Udang (ton)

Jumlah

Trip

Nilai

Produksi

(Rp 1.000)

2003 169 4.340 35.520 13.792.000

2004 373 4.923 40.293 -

2005 321 3.903 41.491 21.240.000

2006 47 13.679 26.410 -

2007 13 1.235 5.060 9.132.100

2008 138 10.640 20.434 178.515.000

2009 138 11.888 6.624 24.199.000

2010 138 9.160 5.103 13.633.500

2011 13 1.178 3.573 12.392.000

2012 13 1.302 3.416 8.819.200

Deskripsi Unit Penangkapan Dogol

Nelayan

Nelayan dogol adalah orang yang mengoperasikan alat tangkap dogol.

Alat tangkap dogol dioperasikan oleh 2-4 orang nelayan yang masing-masing

bertugas sebagai juru mudi, juru mesin dan anak buah kapal (ABK). Hal ini sesuai

dengan pernyataan Rachmawati (2008) tentang tugas-tugas setiap nelayan yang

disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Tugas nelayan yang terlibat mengoperasikan dogol

Jabatan

Jumlah

nelayan Tugas

Juru mudi 1 Mencari daerah fishing ground yang tepat

Mengemudikan kapal dari fishing base ke fishing

ground dan sebaliknya

Juru mesin 1 Bertanggung jawab dengan keadaan mesin

Page 21: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

Memeriksa keadaan mesin sebelum dan sesudah

beroperasi

Jabatan

Jumlah

nelayan Tugas

ABK 1

Melempar jaring dan mengangkat jaring ketika

beroperasi

Memperbaiki alat tangkap yang rusak

Memisahkan jenis dan ukuran ikan yang telah

tertangkap

Nelayan dogol di Gebang Mekar sebagian besar adalah nelayan penuh, yaitu

nelayan yang seluruh waktu kerjanya digunakan untuk melakukan pekerjaan

operasi penangkapan ikan. Satu kali operasi penangkapan ikan dilakukan dalam

satu hari mulai pukul 05.00-14.00 WIB

Kapal

Perahu yang digunakan pada saat pengoperasian alat tangkap dogol adalah

perahu sope. Perahu sope merupakan perahu motor tempel yang terbuat dari

bahan kayu jati (Tectona grandis). Spesifikasi teknis perahu sope yang digunakan

pada pengoperasian alat tangkap dogol di PPI Gebang Mekar disajikan pada

Tabel 4.

Tabel 4 Spesifikasi teknis Perahu sope di PPI Gebang Mekar

Spesifikasi teknis Ukuran/jumlah

1. Ukuran 5 GT

2. Panjang 9,5-9,85 m

3. Lebar 2,85-2,90 m

4. Tinggi 1,85-1,90 m

5. Bahan badan kapal Kayu Jati

6. Jenis mesin kapal Dongfeng

7. Kekuatan mesin kapal 24PK

8. Rata-rata jumlah nelayan yang diangkut 3 orang

9. Rata-rata maksimum daya angkut hasil tangkapan 3 ton

Kontruksi kapal sope yang digunakan dalam pengoperasian alat tangkap

dogol sangat sederhana, terdiri dari badan kapal yang dilengkapai dengan lima

palka dan tiang kayu untuk membuat tenda ketika cuaca buruk. Perlengkapan

yang dibawa selama pengoperasian disusun rapi di beberapa bagian kapal. Berikut

adalah kapal sope pada pengoperasian alat tangkap dogol yang disajikan pada

Gambar 1.

Page 22: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

Gambar 1 Perahu sope yang digunakan dalam pengoperasian alat tangkap dogol

di PPI Gebang Mekar

Alat tangkap

Alat tangkap dogol yang dioperasikan di perairan Gebang Mekar

didapatkan nelayan dengan cara membeli alat tangkap dogol secara langsung

kepada produsen dan biasanya nelayan akan memodifikasinya sesuai dengan

kebutuhan. Spesifikasi teknis alat tangkap dogol di PPI Gebang Mekar dapat

dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Spesifikasi teknis dogol yang beroperasi di Perairan Cirebon

Spesifikasi teknis Bahan Ukuran/jumlah

1. Jaring

a. bagian kantong, ◊ 1 inci PE 4m x 2m

b. bagian badan, ◊ 5 inci PE 15m x 10m

c. bagian sayap, ◊ 7 inci PE 50m x 15m

2. Tali ris

a. atas, Ø 12mm PE 15m

b. bawah, Ø 30mm PE 25m

3. Tali selambar, Ø 15mm PE 100m

4. Pelampung

a. pelampung dogol Pelastik 12 buah

b. pelampung tanda Pelastik 1 buah

5. Pemberat Timah 35 buah

Alat tangkap dogol terdiri dari tiga bagian utama yaitu sayap, badan dan

kantong. Alat tangkap ini juga dilengkapi dengan pelampung, pemberat, tali ris

atas, tali ris bawah dan tali selambar. Kontruksi alat tangkap dogol di PPI Gebang

Mekar dapat dilihat pada Gambar 2.

Page 23: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

Gambar 2 Alat tangkap dogol

Sayap merupakan bagian yang berfungsi untuk menggiring hasil

tangkapan masuk ke dalam jaring. Panjang sayap dogol yang dioperasikan di

perairan Gebang Mekar adalah 50m dengan lebar 15m. Jaring sayap dogol terbuat

dari PE monofilament dengan meshsize 7inchi.

Badan merupakan bagian yang berfungsi untuk menghadang ikan hasil

tangkapan sehingga tidak keluar dari jaring. Panjang bagian badan yaitu sebesar

15m dengan lebar 10m. Jaring bagian badan terbuat dari PE monofilament dengan

meshsize 5inchi.

Kantong merupakan bagian terpenting karena berfunsi sebagai tempat

berkumpulnya hasil tangkapan. Pajang kantong dogol yaitu sebesar 4m dengan

lebar 2m dan ukurannya semakin mengecil sampi ke ujung sehingga membentuk

kerucut. Ukuran meshsizenya yaitu 1inchi. Ujung kantong diikat dengan tambang

sehingga memudahkan nelayan dalam mengeluarkan hasil tangkapan dari dogol.

Alat Bantu

Alat bantu yang digunakan dalam pengoperasian dogol yaitu gardan.

Gardan digunakan sebagai mesin bantu motor tempel. Gardan berfungsi untuk

membantu penarikan jaring dari air pada saat hauling sehingga memudahkan

penanganan alat tangkap dan memperingan kerja di atas kapal.

Daerah dan Musim Penangkapan Ikan

Alat tangkap dogol di PPI Gebang Mekar dioperasikan di daerah

pantai dangkal yang kedalamannya antara 8-15m. Jarak tempuh dari fishing

base ke fishing ground antara 10-20km. Lokasi penangkapannya yaitu

daerah perairan Bagan, Krundung, Mundu, Gebang dan Losari.

Musim penangkapan alat tangkap dogol terjadi pada musim barat

yaitu bulan Desember sampai dengan Pebruari. Menurut Manadiyanto

Page 24: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

(2000), musim puncak penangkapan udang di laut jawa berlangsung pada musim

timur yaitu antara pertengahan bulan Maret sampai dengan Juni. Biasanya nelayan

dogol melakukan penangkapan sebanyak 15-20 trip dalam satu bulan.

Metode Pengoperasian Dogol

Metode pengoperasian dogol di Gebang Mekar terdiri dari 4 tahap, yaitu:

1. Persiapan menuju fishing ground.

Sebelum melakukan operasi penangkapan, nelayan menyiapkan kebutuhan

perbekalan seperti air tawar, bahan makanan, solar, lampu dan persiapan lainnya

yang dianggap penting agar kegiatan operasi penangkapan ikan dapat berjalan

dengan lancar. Nelayan melakukan persiapan perbekalan di rumahnya masing-

masing selama 30-60menit. Kapal berangkat pada pukul 5.30 WIB, sebelum

berangkat nelayan akan menentukan fishing ground berdasarkan pengalaman dan

keahlian nelayan. Jarak tempuh dari fishing base ke fishing ground antara 10-20

km. Jika nelayan melihat tanda-tanda adanya ikan seperti adanya riak-riak kecil

dan buih dipermukaan laut dan tidak ada pelampung tanda milik unit

penangkapan lainnya, maka nelayan akan segera melakukan operasi penangkapan.

2. Setting

Setting atau penurunan jaring dimulai dengan menurunkan pelampung

tanda yang telah diikatkan ke ujung tali selambar kanan. Kemudian diikuti dengan

penurunan tali selambar kanan, sayap kanan, badan jaring, kantong, sayap kiri dan

tali selambar kiri hingga perahu kembali mencapai pelampung tanda. Saat

penurunan sayap, nelayan akan melemparkan pelampung dan pemberat secara

berurutan agar tidak terbelit dengan jaring. Proses ini berlangsung sekitar 20-

30menit, saat setting dilakukan mesin tetap menyala dengan kecepatan rendah.

Proses setting akan dilakukan sebanyak 10-25 kali atau tergantung pada

banyaknya hasil tangkapan sebelum kembali menuju fishing base pada pukul

12.00 WIB.

3. Hauling

Sebelum melakukan hauling, nelayan akan menarik dogol dengan tangan

kearah perahu dimana perahu dalam keadaan tidak bergerak hingga ikan

diperkirakan masuk kedalam jaring. Hauling (penarikan jaring) dimulai dengan

penarikan pelampung tanda ke atas perahu. Kemudian dua orang nelayan mulai

menarik perlahan-lahan dengan menggunakan tanda-tanda sejajar pada tali

selambar kiri dan kanan dengan menggunakan alat bantu gardan. Perahu berhenti.

penarikan dimulai dengan tali selambar, sayap badan jaring dan kantong.

Penarikan tali selambar akan dilakukan dengan sangat hati-hati supaya ikan tidak

terkejut dan melarikan diri. Ketika tali selambar sudah habis, penarikan sayap

akan dilakukan dengan cepat dengan mengusahakan posisi badan jaring tetap di

tengah. Ketika akan mencapai penarikan kantong nelayan akan mengibas-

ngibaskan jaring sehingga semua ikan akan masuk ke dalam kantong. Menurut

Page 25: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

Keristina (2011), pada saat pengangkutan jaring , ada nelayan yang bertugas

menyusun pemberat dan pelampung secara teratur untuk proses setting

selanjutnya. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu kali

penangkapan sejak setting sampai dengan hauling berkisar 2-3jam.

4. Brailing

Hasil tangkapan yang terkumpul dikantong selanjutnya akan disortir

berdasarkan jenis dan ukuran hasil tangkapan. Menurut Subani dan Barus (1989),

pada umumnya alat tangkap dogol menangkap ikan-ikan demersal dan udang.

Hasil tangkapan sampingan yang tidak bisa dimanfaatkan akan dikembalikan ke

laut, akan tetapi jika memiliki nilai ekonomis hasil tangkapan sampingan tersebut

akan dijual. Penyortiran ini dilakukan oleh ABK pada saat menuju fishing base.

Analisis Bioteknis

Produksi dan Upaya Penangkapan Udang Dogol

Jumlah unit penangkapan dogol di PPI Gebang Mekar setiap tahunnya

berubah-ubah. Perubahan jumlah alat tangkap yang beroperasi ini berdampak

pada pemanfaatan sumberdaya udang dogol di PPI Gebang Mekar. Berubahnya

upaya penangkapan tidak diiringi dengan meningkatnya jumlah produksi udang

dogol, bahkan jumlah produksi udang dogol cenderung menurun. Berikut adalah

perkembangan dan upaya aktual pemanfaatan sumberdaya udang dogol di PPI

Gebang Mekar yang disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3 Perkembangan produksi dan upaya aktual pemanfaatan sumberdaya

udang dogol

Pelarangan pengoperasian alat tangkap dogol pada tahun 2007 di PPI

Gebang Mekar berpengaruh terhadap jumlah upaya penangkapan dan produksi

udang dogol. Jumlah produksi pada tahun 2007 menurun drastis yaitu sebesar

13.679 ton pada tahun 2006 menjadi 1.235 ton pada tahun 2007, bahkan effort

-

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

45.00

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Nila

i Pro

du

ksi d

an U

pay

a (1

00

0)

Tahun

Produksi (ton)

Upaya (trip)

Page 26: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

pada tahun 2007 hanya sebanyak 5.060 trip. Akan tetapi produksi udang dogol

kembali meningkat pada tahun 2008 dan 2009 yakni sebesar 10.640 ton dan

11.888 ton. Hal ini berkebalikan dengan penurunan effort yang terjadi pada tahun

2008 sebanyak 20.434 trip menjadi 6.624 trip pada tahun 2009. Tahun 2011

produksi udang dogol mencapai nilai terendah yakni sebesar 1.178 ton.

Penurunan effort pengoperasian alat tangkap dogol pada tahun 2007

memberikan waktu kepada sumberdaya udang dogol untuk memulihkan

populasinya. Pemulihan sumberdaya udang dogol dan penurunan upaya

penangkapan pada tahun 2008 dan 2009 menyebabkan produksi udang dogol

meningkat pada tahun 2008 dan 2009. Fluktuasi upaya penangkapan yang disertai

penurunan produksi udang dogol pada tahun 2003-2012 menunjukkan bahwa

telah terjadi ketidakseimbangan antara upaya pemanfaatan sumberdaya dengan

kondisi sumberdaya tersebut di perairan. Ketidakseimbangan tersebut

menyebabkan menurunnya hasil tangkapan udang dogol pada sepuluh periode

terakhir.

CPUE Unit Penangkapan Dogol

Nilai CPUE unit penangkapan dogol di PPI Gebang mekar berfluktuasi

pada periode sepuluh tahun terakhir. Tahun 2003 dan 2004 nilai CPUE-nya stabil

dan menurun pada tahun 2005. Tahun 2005 merupakan tahun dengan nilai CPUE

terendah yakni sebesar 0,09 ton/trip. Akan tetapi, pada tahun 2006 CPUE unit

penangkapan dogol di PPI Gebang Mekar mulai meningkat hingga tahun 2010

dan menurun drastis pada tahun 2011 dan 2012. Tahun 2010 merupakan tahun

dengan nilai CPUE tertinggi yakni sebesar 1,79 ton/trip. Perkembangan nilai

CPUE unit penangkapan dogol di PPI Gebang Mekar disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4 Catch per Unit Effort (CPUE) pemanfaatan sumberdaya udang dogol

periode 2003-2012

CPUE merupakan nilai yang dihasilkan dari pembagian antara jumlah

produksi dan jumlah upaya. Penurunan jumlah upaya yang diikuti dengan

y = 0.0994x + 0.0456 R² = 0.2128

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

1.6

1.8

2

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

CP

UE

(to

n p

er

trip

)

Tahun

Page 27: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

menurunnya jumlah produksi telah mempengaruhi nilai CPUE unit penangkapan

dogol di PPI Gebang Mekar selama periode 2003-2012. Setelah dilakukan

perhitungan terhadap nilai CPUE didapatkan persamaan hubungan y = 0,099x +

0,045 yang berarti bahwa setiap tahunnya nilai CPUE mengalami peningkatan

sebesar 0,09 satu satuan.

Hubungan CPUE dengan Effort

Hubungan antara CPUE dengan effort diketahui menggunakan analisi

model Schaefer, sehingga didapatkan nilai koefisien regresi (a) sebesar 0,99 dan

koefisien kemiringan (b) sebesar -0,000021. Berdasarkan fungsi produksi

Schaefer (Lampiran 1), maka didapatkan persamaan model surplus produksi

Schaefer yaitu Y (CPUE) = 0,99E – 0,000021E2. Persamaan tersebut berarti

bahwa setiap kenaikan jumlah upaya penangkapan udang dogol dalam satu kali

trip akan menurunkan jumlah produksi udang dogol sebesar 0.000021 ton.

Penurunan produksi udang dogol akibat peningkatan upaya, telah menunjukkan

adanya ketidak seimbangan antara kegiatan penangkapan dengan ketersediaan

sumberdaya ikan di perairan. Berikut adalah hubungan CPUE pemanfaatan

sumberdaya udang dogol dan effort tahun 2003-2012 yang disajikan dalam

Gambar 5.

Gambar 5 Hubungan CPUE pemanfaatan sumberdaya udang dogol dan effort

tahun 2003-2012

Hasil perhitungan menggunakan persamaan model surplus produksi

Schaefer menghasilkan nilai effort maksimum lestari (EMSY) sebesar 23.345 trip

pertahun dan hasil tangkapan lestari (HMSY) sebesar 11.569 ton per tahun

(Lampiran 1). Namun, hasil analisis menggunakan model Schaefer ini dinilai

masih belum mewakili keadaan sumberdaya ikan yang sesungguhnya. Pada

persamaan Schaefer nilai parameter biologi r (laju pertumbuhan instrinsik) , q

(koefisien kemapuan alat tangkap) dan K (daya dukung lingkungan) tersembunyi

dalam koefisien a dan b. Parameter biologi r, q dan K mempengaruhi nilai

biomasa, jumlah hasil tangkapan, dan jumlah upaya yang dilakukan untuk

0

0.5

1

1.5

2

0 10000 20000 30000 40000 50000

CP

UE

(to

n p

er

trip

)

Effort (trip)

Page 28: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

menjaga keberlanjutan kegiatan perikanan tangkap. Oleh karena itu, perlu

dilakukan perhitungan nilai r, q dan K dengan menggunakan model Fox.

Pendugaan parameter biologi dilakukan dengan metode surplus produksi

melalui model Fox, sehingga didapatkan nilai r, q dan K (Lampiran 2). Laju

pertumbuhan intrinsik atau r bernilai 0,12, berarti bahwa biomasa udang dogol

tumbuh secara alami tanpa gangguan dari kegiatan manusia yang terjadi secara

mendadak dengan koefisien sebesar 0,12 ton per tahun. Daya dukung lingkungan

atau K bernilai 366.766, berarti bahwa kemampuan atau kapasitas lingkungan

dalam menampung sumberdaya udang dogol sebesar 366.766 ton per tahun.

Koefisien kemampuan alat tangkap atau q bernilai 0,0000027, berarti setiap

peningkatan upaya penangkapan dengan dogol akan berpengaruh sebesar

0,0000027 ton per trip dari aspek biologinya seperti ketersediaan makanan,

pertumbuhan populasi dan ukuran udang dogol di perairan. Berikut adalah nilai

parameter biologi model fox yang di tampilkan pada Tabel 6.

Tabel 6 Nilai parameter biologi model fox

Parameter Nilai Satuan

K 366.766 ton/tahun

Q 0,0000027 ton/trip

R 0,12 ton/tahun

Nilai parameter biologi K, q dan r kemudian digunakan untuk menduga

ketersediaan sumberdaya ikan lestari di Perairan Cirebon. Produksi aktual

sumberdaya udang dogol periode 2003-2012 secara keseluruhan masih di bawah

produksi lestarinya. Hal ini menunjukkan masih tersedianya sumberdaya udang

dogol yang belum termanfaatkan. Hubungan antara produksi aktual dan lestari

pemanfaatan sumberdaya udang dogol dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Hubungan antara produksi aktual dan lestari pemanfaatan sumberdaya

udang dogol

0

2

4

6

8

10

12

14

16

2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014

Jum

alh

pro

du

ksi (

1.0

00

to

n)

Tahun

Produksi aktual (ton)

Produksi lestari (ton)

Page 29: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

Jumlah produksi aktual udang dogol masih di bawah produksi lestarinya,

meskipun pada tahun 2006, 2009 dan 2010 produksi aktual melebihi produksi

lestarinya. Pada tahun tersebut terjadi tingkat upaya penangkapan yang cukup

tinggi tanpa memperhatikan kondisi dan parameter pemanfaatan sumberdaya

udang dogol. Jika terjadi terus menerus maka dapat menimbulkan gejala

biological overfishing. Berikut adalah perkembangan produksi aktual dan

produksi lestari pemanfaatan sumberdaya udang dogol di Perairan Cirebon yang

disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7 Perkembangan produksi aktual dan produksi lestari pemanfaatan

sumberdaya udang dogol

Tahun Produksi aktual (ton) Produksi lestari (ton)

2003 4.340 8.422

2004 4.923 5.471

2005 3.903 4.579

2006 13.679 11.369

2007 1.235 4.471

2008 10.640 11.389

2009 11.888 5.633

2010 9.160 4.505

2011 1.178 3.270

2012 1.302 3.138

Jumlah produksi aktual rata-rata udang dogol di Perairan Cirebon periode

2003-2012 adalah 6.225 ton, jumlah ini masih berada di bawah nilai produksi

lestari sebesar 11.569 ton. Begitu pun juga dengan rata-rata upaya pemanfaatan

udang dogol di Perairan Cirebon periode 2003-2012 sebesar 18.792 trip masih

berada di bawah nilai upaya lestari sebesar 23.345 trip. Kondisi tersebut diatas

dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Kurva produksi lestari upaya pemanfaatan sumberdaya udang dogol

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

0 10000 20000 30000 40000 50000

Pro

du

ksi

(to

n)

Effort (trip) HMSY = 11,569.30 ; EMSY = 23,345

kurva MSY

batas MSY

Page 30: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

Peningkatan jumlah effort dalam usaha pemanfaatan udang dogol akan

meningkatkan produksi udang dogol, apabila jumlah produksi dan upaya yang

dilakukan tidak melebihi nilai maksimum lestari. Berdasarkan Gambar 7,

peningkatan jumlah effort setelah dicapainya titik maksimum lestari, akan

mengakibatkan penurunan jumlah produksi ikan. Apabila telah terjadi hal

demikian, maka artinya perairan tersebut telah terindikasi mengalami biological

overfishing.

Periode 2003-2012 telah terjadi fluktuasi effort yang disertai penurunan

produksi udang dogol. Masalah biological overfishing di perairan Cirebon dapat

diatasi dengan cara membatasi jumlah produksi dan upaya penangkapan udang

dogol di bawah nilai maksimum lestari. Produksi udang dogol sebaiknya tidah

melebihi HMSY sebesar 11.569 ton per tahun dan upaya penangkapan tidak

melebihi EMSY sebesar 23.345 trip per tahun.

Dinas Perikanan dan Kelautan sebagai pihak yang terkait dengan masalah

pengelolaan sumberdaya ikan, perlu menentukan kebijakan perikanan tangkap di

Perairan Cirebon agar kondisi biological overfishing tidak terjadi. Kebijakan yang

diambil dinas terkait akan sangat menentukan kelestarian sumberdaya udang

dogol di Perairan Cirebon. Kelestarian sumberdaya tersebut, pada akhirnya akan

berpengaruh terhadap keberlanjutan usaha pemanfaatan udang dogol di Perairan

Cirebon.

Analisis Bio-ekonomi

Analisis bioekonomi merupakan suatu pendekatan yang memadukan

kekuatan ekonomi yang mempengaruhi industri penangkapan ikan dan faktor

biologi yang menentukan produksi dan suplay ikan (Clark, 1985). Parameter

biologi dan teknik telah diketahui sebelumnya, maka selanjutnya permodelan

dengan estimasi parameter ekonomi Gordon.

Parameter ekonomi yang mempengaruhi “model Statsis Bio-ekonomi

Gordon Schaefer” dalam perikana tangkap yaitu biaya penangkapan (c) dan harga

(p). Biaya nominal penangkapan yang merupakan rata-rata dari biaya operasional

penangkapan seperti biaya bahan bakar, es, perbekalan, sehingga didapatkan nilai

c sebesar Rp 383.000 (Lampiran 3) . Harga nominal udang dogol ditentukan dari

nilai produksi dan produksi udang dogol di PPI Gebang Mekar selama 10 tahun

terakhir serta hasil wawancara dengan nelayan dan penjual yaitu sebesar Rp

29.950 per Kg (Lampiran 4).

Dengan menggunakan kedua parameter c dan p, akan didapatkan fungsi

penerimaan (Total Revenue), fungsi biaya (Total Cost) dan rente ekonomi aktual

yang merupakan selisih antar TR dan TC. Hasil dari perhitungan fungsi diatas

dapat dilihat pada Tabel 8.

Page 31: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

Tabel 8 Nilai Total Revenue, Total Cost dan Rente Ekonomi dari produksi aktual

Tahun Produksi

(ton)

Effort

(trip)

TR

(Rp 1.000.000)

TC

(Rp 1.000.000)

Rente Ekonomi

Aktual

(Rp 1.000.000)

2003 4.34 35.52 252.259 13.604 238.655

2004 4.923 40.293 163881 15.432 148.449

2005 3.903 41.491 137.15 15.891 121.259

2006 13.679 26.41 340.531 10.115 330.416

2007 1.235 5.06 133.929 1.937 131.991

2008 10.64 20.434 341.115 7.826 333.289

2009 11.888 6.624 168.739 2.536 166.202

2010 9.16 5.103 134.928 1.954 132.973

2011 1.178 3.573 97.949 1.368 96.58

2012 1.302 3.416 93.986 1.308 92.677

Kegiatan penangkapan udang dogol selama periode 2003-2012 memberikan rente

ekonomi yang positif. Nilai rente ekonomi aktual yang positif berarti bahwa nilai

penerimaan kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan lebih besar dibandingkan

dengan nilai biaya yang telah dikeluarkan. Berdasarkan hasil perhitungan rente

ekonomi tersebut mengindikasikan bahwa di perairan Cirebon tidak terjadi

economic overfishing.

Rente ekonomi optimum lestari upaya pemanfaatan sumberdaya udang

dogol didapatkan pada kondisi Sole owner (MEY) yakni sebesar Rp

337.616.997.082 per tahun. Nilai rente ekonomi optimum (πMEY) didapatkan

ketika nilai biomassa udang dogol sebesar 185.749 ton per tahun, tingkat produksi

(hMEY) sebesar 11.567 ton per tahun dan tingkat upaya penangkapan (EMEY)

sebesar 23.044 trip per tahun. Pemanfaatan optimum bio-ekonomi pada berbagai

kondisi pengelolaan disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9 Solusi bioekonomi dalam berbagai kondisi pengelolaan

Variabel Aktual MSY MEY OA

X (ton) - 183.383 185.749 4.732

E (trip) 18.792 23.345 23.044 46.088

h (ton) 6.225 11.569 11.567 589,368

π (Rp) 179.247.909.700 337.559.317.388 337.616.997.082 -

Keterangan: x = biomassa, E = tingkat upaya, h = hasil tangkapan, π = rente

ekonomi

Biomassa udang dogol pada kondisi pengeloaan bersifat open acces

sebesar 4.732 ton per tahun, jumlah produksi sebesar 589,368 ton pertahun dan

tingkat upaya sebesar 46.088 trip per tahun. Nilai rente ekonomi pada kondisi

open acces bernilai 0 (nol) karena pada kondisi open acces dicapai keseimbangan

Page 32: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

pengelolaan saat jumlah penerimaan sama dengan jumlah pengeluaran. Nilai rente

ekonomi yang didapatkan digunakan untuk peningkatan effort, sehingga biaya

yang dikeluarkan mengalami peningkatan sampai dengan nilai rente ekonomi

sama dengan nol.

Nilai produksi udang dogol tertinggi didapatkan pada kondisi MSY yakni

sebesar 11.569 ton per tahun. Hasil tangkapan maksimum lestari terdapat pada

kondisi pengelolaan MSY, karena pada kondisi ini hanya diperhitungkan

kelestarian sumberdaya ikan dari segi biologi. Apabila jumlah produksi udang

dogol telah melebihi kondisi MSY, maka keberlangsungan dan kelestarian

sumberdaya udang dogol di perairan akan terganggu.

Usaha penangkapan sumberdaya ikan yang paling efisien sebaiknya

dilakukan pada kondisi pengelolaan MEY, karena pada pengusahaan kondisi ini

telah memperhitungkan kelestarian sumberdaya ikan dari aspek biologi dan rente

ekonomi usaha penangkapan dari segi ekonomi. Berikut adalah kurva

keseimbangan bioekonomi Gordon-Schaefer dalam pengelolaan sumberdaya

udang dogol yang disajikan pada Gambar 8.

Gambar 8 Kurva Keseimbangan Bioekonomi Gordon-Schaefer dalam

Pengelolaan Sumberdaya Udang Dogol

Berdasarkan Gambar 8, kondisi open acces yang bersifat terbuka akan

mencapai keseimbangan saat tingkat upaya (EOA) sebesar 46.088 trip. Menurut

Fauzi A (2006), pada tingkat upaya EOA total penerimaan sama dengan biaya total

(TR = TC). Tingkat upaya tersebut merupakan tingkat upaya pada kondisi

keseimbangan yang oleh Gordon desebut sebagai “bioeconomic equilibrium of

open acsess fishery”. Ketika tingkat upaya lebih rendah dari dari EOA , total

penerimaan akan lebih tinggi dari biaya total, sehingga pelaku perikanan akan

tertarik masuk ke industri perikanan. Sebaliknya jika tingkat upaya lebih tinggi

dari EOA, maka total penerimaan akan lebih kecil dibandingkan dengan biaya total

sehingga dapat menyebabkan pelaku perikanan keluar dari industri perikanan.

0

10

20

30

40

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

TR, T

C (

Rp

)

x

10

,00

0,0

00

Effort (trip) x 10,000

TC

TR

MR=MC

π max

EMEY EMSY EOA

Page 33: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

Berdasarkan Gambar 8, apabila effort lebih rendah dari 46.088 trip per

tahun yakni pada kondisi MEY dan MSY, maka pelaku penangkapan akan

meningkat. Hal ini terjadi karena nilai total penerimaan akan lebih besar dari

biaya total. Ketika peningkatan effort mendekati nilai 46.088 trip maka rente

ekonomi yang didapatkan akan semakin kecil. Rente ekonomi akan bernilai

negatife saat jumlah upaya yang dilakukan melebihi nilai 46.088 trip. Rente

ekonomi lestari yang maksimum akan diperoleh pada tingkat upaya dimana jarak

vertikal antara penerimaan dan biaya merupakan jarak terbesar yaitu pada garis

πmax. Peluang pengembangan usaha penangkapan udang dogol di Perairan

Cirebon masih mungkin dilakukan apabila disertai pembatasan upaya dan hasil

tangkapan ikan yang didaratkan.

Jumlah unit penangkapan yang optimum

Sumberdaya udang dogol di laut termasuk ke dalam sumberdaya

perikanan yang bersifat open access. Jika tidak ada peraturan yang mengikat,

sumberdaya udang ini akan rentan terhadap eksploitasi dan bisa menyebabkan

overfishing. Oleh karena itu perlu dilakukan perhitungan jumlah unit penangkapan

alat tangkap dogol yang beroperasi di Perairan Cirebon sehingga pemanfaatan

sumberdaya udang dogol ini bisa lestari dan berkelanjutan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan nelayan dogol, setiap unit

penangkapan alat tangkap dogol di Perairan Cirebon dalam satu bulan bisa

melakukan 15-20 trip dalam sebulan, 240 trip upaya penangkapan dalam setahun.

Dalam satu kali tripnya nelayan dogol beroperasi selama 9-10 jam mulai dari

pukul 04.00-14.00. Menurut Zulbainarni (2012), data trip tercatat menunjukkan

jumlah operasi selama satu hari (24 jam) dilaut. Satu unit kapal dogol setara

diasumsikan dengan 100 hari melaut atau 100 trip upaya penangkapan. Asumsi

tersebut jika digunakan untuk membagi jumlah upaya penangkapan pada setiap

kondisi pengusahaan sumberdaya maka dapat menunjukkan perbandingan jumlah

unit penangkapan yang direkomendasikan untuk setiap kondisi pengusahaan

sumberdaya. Berikut adalah hasil perhitungannya yang disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10 Estimasi jumlah unit penangkapan pada berbagai kondisi pengusahaan

sumberdaya udang dogol di Perairan Cirebon

Kondisi pengusahaan

sumberdaya

Jumlah upaya

penangkapan (trip/tahun)

Estimasi jumlah unit

penangkapan

MEY 23.044 230

MSY 23.345 233

OA 46.088 461

Berdasarkan perhitungan estimasi jumlah unit penangkapan alat tangkap

dogol, jika kita menginginkan sumberdaya udang dogol tetap lestari, pada kondisi

Page 34: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

pengusahaan sumberdaya MSY jumlah unit yang beroperasi sebaiknya dibatasi

sampai dengan 223 unit. Jika kita menginginkan keuntungan maksimum secara

ekonomi, pada kondisi pengusahaan sumberdaya MEY jumlah unit yang

beroperasi sebaiknya dibatasi sampai dengan 230 unit. Oleh karena itu supaya

pemanfaatn sumberdaya udang dogol di Perairan Cirebon tetap lestari dan

berkelanjutan, jumlah unit penangkapan alat tangkap dogol yang akan beroperasi

sebaiknya tidak melebihi atau dibatasi hanya pada jumlah tersebut.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diambil simpulan sebagai berikut,

1. Pengelolaan sumberdaya udang dogol di Perairan Cirebon belum mencapai

tingkat optimum. Pengelolaan sumberdaya udang dogol yang optimum dapat

dicapai pada saat HMSY sebesar 11.569 ton per tahun dan EMSY sebesar 23.345

trip per tahun serta HMEY sebesar 11.567 ton per tahun dan EMEY sebesar

23.043 trip per tahun.

2. Nilai parameter biologi udang dogol di Perairan Cirebon yakni nilai r (laju

pertumbuhan intrinsik) sebesar 0,12 ton per tahun, K (daya dukung

lingkungan) sebesar 366.766 ton per tahun dan q (koefisien kemampuan alat

tangkap) sebesar 0.0000027 ton/trip.

3. Berdasarkan perhitungan analisis bioekonomi Gordon-Schaefer dan model fox

pada data pemanfaatan sumberdaya udang dogol tahun 2003-2012,

sumberdaya udang dogol pada tahun 2012 di Perairan Cirebon tidak

terindikasi mengalami overfishing. Oleh karena itu, untuk menciptakan

pemanfaatn sumberdaya udang dogol yang optimal dan berkelanjutan harus

dilakukan pembatasan terhadap jumlah armada yang beroperasi sebanyak 233

unit pada kondisi pengelolaan MSY dan 230 unit pada kondisi pengelolaan

MEY.

Saran

1. Kerjasama antara nelayan dan pemeritahan daerah setempat sangat diperlukan

untuk mewujudkan pemanfaatan yang berkelanjutan, begitupun dengan

pengawasan atas kebijakan yang telah diambil.

2. Pencatatan dan pelaporan data perikanan dari lapangan harus dilakukan

dengan baik dan benar, sehingga penelitian yang dilakukan dengan

menggunakan data sekunder bisa menghasilkan data yang akurat dan solusi

yang tepat bagi Perikanan Idonesia.

Page 35: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

DAFTAR PUSTAKA

_________. 2009. Laporan Tahunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Cirebon.

Cirebon (ID): Pemerintah Kab. Cirebon Dinas Kelautan dan Perikanan.

Clark, C.W. 1985. Mathematical Bioeconomics The Optimal Managrment of

Renewable Resources 2nd

Edition. New York (US): John Wiley & Sons,

Inc.

[KBBI]. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke II. Jakarta (ID):

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1012 hal.

Fauzi A. 2006. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan Teori dan Aplikasi.

Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama. 259 hal

Keristina. 2011. Peranan dan Dampak Subsektor Perikanan Tangkap Terhadap

Ekonomi Wilayah Kab. Cirebon. [Skripsi]. Bogor (ID): Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Manadiyanto H. 2000. Status Penangkapan Udang Paneid Pasca Pukat Harimau

di Perairan Laut Jawa. Jakarta (ID): Balai Penelitian Perikanan Laut. 26

hal.

Nazir M. 1988. Metode Penelitian. Jakarta (ID): Ghalia Indonesia. 110 hal.

Nurhaeti A. 2002. Analisis Bio-Teknik Penangkapan Bawal Putih (Pampus

argentus) di Perairan Pangandaran Jawa Barat. [Skripsi]. Bogor (ID):

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Rachmawati I. 2008. Analisi Hasil Tangkapan Utama dan Sampingan pada Alat

Tangkap Dogol di Gebang Mekar, Kab. Cirebon, Jawa Barat. [Skripsi].

Bogor (ID): Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian

Bogor.

Simamora RR. 2002. Penerapan Metode Kuadrat Terkecil Parsial Knonik pada

Analisis Hubungan Anatar Peubah Ekonomi dengan Peubah Kesejahteraan

Rakyat. [Tesis] magister Sains. Bogor (ID): Program Pascasarjana, Institut

Pertanian Bogor. 37 hal.

Subani, W. dan H. R. Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di

Indonesia. Jakarta (ID): Balai Penelitian Perikanan Laut. 245 hal.

Page 36: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

Zulbainarni N. 2012. Teori dan Praktik Pemodelan Bioekonomi dalam

Pengelolaan Perikanan Tangkap. Bogor (ID). PT Penerbit IPB Press. 310

hal

Page 37: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

LAMPIRAN

Page 38: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

Lampiran 1 Perhitungan CPUE dan MSY dengan model Schaefer

Tahun Produksi (ton) Effort (trip) E^2 CPUE (ton/trip) a b

2003 4340.5 35520 1,261,670,400 0.122198761 0.991156855 (0.000021228)

2004 4923 40293 1,623,525,849 0.122180031

2005 3903.2 41491 1,721,503,081 0.094073414

2006 13679.8 26410 697,488,100 0.517978039

2007 1235 5060 25,603,600 0.244071146

2008 10640.9 20434 417,548,356 0.520744837

2009 11888.5 6624 43,877,376 1.794761473

2010 9160.1 5103 26,040,609 1.795042132

2011 1178.9 3573 12,766,329 0.329946823

2012 1302.32 3416 11,669,056 0.381241218

EMSY = a : (2 x -b)

= 0.991156855 : (2 x –(-0.000021228))

= 0.991156855 : 0.000042457

= 23,345.039

HMSY = a2

: (4 x b)

= 0.9911568552

: (4 x –(-0.000021228))

= 0.982391912 : 0.000084914

= 11,569.30

Page 39: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

Lampiran 2 Perhitungan nilai K, q dan r dengan model Fox

Tahun Produksi (ton) Effort ( trip) CPUE (ton/trip) a B m = -a/b

2003 4,340.50 35,520 0.122198761 0.991156855 -0.0000212 46,690.08

2004 4,923.00 40,293 0.122180031

2005 3,903.20 41,491 0.094073414

2006 13,679.80 26,410 0.517978039

2007 1,235.00 5,060 0.244071146

2008 10,640.90 20,434 0.520744837

2009 11,888.50 6,624 1.794761473

2010 9,160.10 5,103 1.795042132

2011 1,178.90 3,573 0.329946823

2012 1,302.32 3,416 0.381241218

Tahun n = (Ut + (Ut+1))/2 z = m – n z/Ut 1/b x = (z/Ut) + (1/b) z/(Ut+1)

2003 0.12218939627 46,689.956 382,082.072 (47,106.649) 334,975.423 382,140.644

2004 0.10812672239 46,689.970 382,140.759 335,034.111 496,314.189

2005 0.30602572607 46,689.772 496,312.085 449,205.436 90,138.517

2006 0.38102459243 46,689.697 90,138.372 43,031.723 191,295.439

2007 0.38240799164 46,689.696 191,295.433 144,188.784 89,659.450

2008 1.15775315523 46,688.920 89,657.961 42,551.312 26,013.997

2009 1.79490180275 46,688.283 26,013.642 (21,093.007) 26,009.575

2010 1.06249447774 46,689.016 26,009.983 (21,096.666) 141,504.668

2011 0.35559402060 46,689.722 141,506.810 94,400.161 122,467.667

2012

Page 40: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

Tahun y = (z/(Ut+1)) + (1/b) x/y ABS(x/y) LN (x/y) q = (LN(x/y))/z ABS(q)

2003 335,033.995 0.999825174 0.999825174 -0.000174841 -0.000000004 0.0000000037

2004 449,207.540 0.745833675 0.745833675 -0.293252659 -0.000006281 0.0000062808

2005 43,031.868 10.438901703 10.438901703 2.345539376 0.000050237 0.0000502367

2006 144,188.790 0.298440141 0.298440141 -1.209185898 -0.000025898 0.0000258983

2007 42,552.801 3.388467525 3.388467525 1.220377762 0.000026138 0.0000261381

2008 -21,092.652 -2.017352439 2.017352439 0.701785978 0.000015031 0.0000150311

2009 -21,097.074 0.999807211 0.999807211 -0.000192808 -0.000000004 0.0000000041

2010 94,398.019 -0.223486320 0.223486320 -1.498405073 -0.000032093 0.0000320933

2011 75,361.018 1.252639145 1.252639145 0.225252642 0.000004824 0.0000048245

2012

q 0.0000027024

q = 0.0000027024

K = a : q

= 0.991156855 : 0.0000027024

= 366,766.470

r = (q2 x K) : -b

= (0.00000270242 x 366,766.470) : –(-0.000021228)

= (0.00000000000730 x 366,766.470) : 0.000021228

= 0.000002679 : 0.000021228

= 0.126176177

Page 41: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

Lampiran 3 Price Sumberdaya Udang Dogol di Perairan Cirebon

Tabel Produksi dan Nilai Produksi Udang Dogol di PPI Gebang Mekar periode 2003-2012

Tahun Produksi (ton) Nilai Produksi (Rp) Harga per ton (Rp)

2003 344.80 13,792,000,000 40,000,000.000

2005 177.00 2,124,000,000 12,000,000.000

2007 651.30 9,132,100,000 14,021,341.932

2008 3422.30 178,515,000,000 52,162,288.519

2009 4867.00 24,199,000,000 4,972,056.708

2010 375.00 13,633,500,000 36,356,000.000

2011 309.10 12,392,000,000 40,090,585.571

2012 220.48 8,819,200,000 40,000,000.000

Rataan 1295.87 32,825,850,000 29,950,284.091

Page 42: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

Lampiran 4 Cost Pemanfaatan Sumberdaya Udang

Tabel Data Kuesioner Biaya Operasional per Trip Penelitian Bioekonomi Sumberdaya Udang Dogol di Perairan Cirebon, Jawa Barat

Nelayan Biaya Operasional per Trip

Total BBM Air Tawar Es Konsumsi

1 390,000 8,000 13,000 100,000 511,000

2 260,000 8,000 9,000 200,000 477,000

3 260,000 4,000 13,000 100,000 377,000

4 292,500 8,000 6,000 75,000 381,500

5 232,000 8,000 12,000 50,000 302,000

6 290,000 4,000 6,000 50,000 350,000

7 290,000 6,000 6,000 100,000 402,000

8 261,000 6,000 3,000 50,000 320,000

9 290,000 8,000 12,000 75,000 385,000

10 260,000 8,000 6,500 50,000 324,500

Rataan 282,550 6,800 8,650 85,000 383,000

Page 43: bioekonomi sumberdaya udang dogol di perairan cirebon, jawa

31

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Majalengka pada tanggal 25 Oktober 1989 sebagai anak ke

lima dari lima bersaudara pasangan Bapak Jali dan Ibu Atimah. Penulis

menamatkan pendidikan sekolah dasar di SDN Maja Selatan VI pada tahun 2002,

sekolah menengah pertama di SMPN I Maja pada tahun 2005 dan sekolah

menengah atas di SMAN I Maja pada tahun 2008. Tahun 2008 penulis diterima

sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Program Studi

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB

(USMI). Selama mengikuti perkuliahan penulis aktif di beberapa kegiatan kampus

seperti Organisasi Himpunan Profesi Mahasiswa Pemanfaatan Sumberdaya

Perikanan (Himafarin) pada periode 2010-2011, UKM Agria suara pada tahun

2008, UKM Gentra Kaheman pada tahun 2010-2011 serta menjadi Duta

Pariwisata Jawa Barat pada tahun 2012 dan Duta Batik Nasional pada tahun 2013.

Selain itu, penulis juga mendapatkan beasiswa Pemda Jawa Barat pada periode

2008-2009 dan beasiswa Armada pada tahun 2012.