ii. tinjauan pustaka kapal dogol

27
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kapal Ikan Kapal perikanan merupakan sarana apung yang memiliki geladak utama dan bangunan atas atau rumah geladak serta memiliki perlengkapan atau peralatan bantu khusus yang dipergunakan untuk menangkap ikan, menampung, mengolah (menyimpan dan mengawetkan) ikan, memuat, dan mengangkut ikan. Peralatan atau perlengkapan bantu khusus meupakan peralatan atau perlengkapan kapal yang dipergunakan untuk menunjang kegiatan penangkapan ikan, penampungan dan pengolahan (penyimpanan dan pengawetan) ikan, pemuatan, dan pengangkutan ikan (BPPI, 2006). Menurut Indradi Setiyanto (2007), kapal perikanan merupakan kapal yang digunakan dalam kegiatan perikanan, untuk itu yang dimaksud dengan kapal perikanan, bukan hanya kapal penangkap ikan walaupun sebagaian besar dari jumlah yang ada digunakan dalam kegiatan penangkapan ikan akan tetapi kapal-kapal yang

Upload: bayu-putra

Post on 02-Dec-2015

243 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: II. Tinjauan Pustaka Kapal Dogol

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kapal Ikan

Kapal perikanan merupakan sarana apung yang memiliki geladak utama

dan bangunan atas atau rumah geladak serta memiliki perlengkapan atau peralatan

bantu khusus yang dipergunakan untuk menangkap ikan, menampung, mengolah

(menyimpan dan mengawetkan) ikan, memuat, dan mengangkut ikan. Peralatan

atau perlengkapan bantu khusus meupakan peralatan atau perlengkapan kapal

yang dipergunakan untuk menunjang kegiatan penangkapan ikan, penampungan

dan pengolahan (penyimpanan dan pengawetan) ikan, pemuatan, dan

pengangkutan ikan (BPPI, 2006).

Menurut Indradi Setiyanto (2007), kapal perikanan merupakan kapal yang

digunakan dalam kegiatan perikanan, untuk itu yang dimaksud dengan kapal

perikanan, bukan hanya kapal penangkap ikan walaupun sebagaian besar dari

jumlah yang ada digunakan dalam kegiatan penangkapan ikan akan tetapi kapal-

kapal yang digunakan untuk penelitian, pengawasan, dan latihan di bidang

perikanan dan bahkan kapal-kapal yang berfungsi hanya sebagai pengumpul hasil

perikanan (Colecting), pengangkut hasil perikanan, meskipun dari hasil budidaya

perikanan termasuk kapal perikanan. Untuk mendukung fungsi tersebut, maka

diperlukan sifat khusus dari kapal perikanan yang meliputi:kecepatan, olah gerak

dan ketahanan penggerak pelayaran, konstruksi, faslitas pengawetan dan

pengolahan ikan, serta perlengkapan penangkapan.

Page 2: II. Tinjauan Pustaka Kapal Dogol

5

2.2. Bagian-bagian Kapal Ikan

2.2.1. Geladak utama

Geladak utama adalah geladak kapal yang menyeluruh dari haluan sampai

buritan kapal, yang dianggap sebagai geladak kekuatan kapal. Sebagian besar

kapal perikanan mempunyai 1 (satu) geladak kapal, maka geladak utama sama

dengan geladak kekuatan kapal (Mulyanto dan Syahasta, 2005).

Geladak ditopang oleh balok geladak, geladak dibuat tidak datar, akan

tetapi melengkung ke arah melintang yang disebut cembung geladak dan

mendukung ke arah memanjang disebut lengkung geladak atau gaing. Geladak

paling atas yang menerus sepanjang kapal disebut geladak utama dan geladak

yang terletak di atas ruang timbul disebut geladak kimbul, Di atas ruang akil

disebut geladak akil, di atas anjungan disebut geladak jembatan dan geladak untuk

menempatkan sekoci disebut geladak sekoci (Priowirjanto, 2004)

Dari segi konstruksi, dikenal pula istilah geladak kekuatan.geladak menurut

Biro Klasifikasi Indonesia didifinisikan sebagai berikut.

1. Geladak teratas yang menerus sepanjang kapal yang merupakan lingkar

kerangka bujur pokok.

2. Geladak bangunan atas memanjang di dalam daerah 0,4 L tengah kapal dan

lebih panjang dari 0,15 L.

3. Geladak bangunan atas yang panjangnya di bawah 12 m, tidak dianggap

sebagai geladak kekuatan.

4. Geladak penggal atau geladak bangunan atas yang diturunkan, memanjang ke

dalam daerah 0,4 L tengah kapal.

Page 3: II. Tinjauan Pustaka Kapal Dogol

6

2.2.2. Ruang Kemudi

Menurut Deptan, (1985), rumah kemudi merupakan suatu bangunan yang

didirikan di atas geladak kapal dengan konstruksi yang kuat dan kokoh serta

dibangun sedemikian rupa hingga menyerupai bangunan rumah. Ruang kemudi

tersebut terletak diatas geladak utama (bangunan atas). Rumah kemudi dilengkapi

dengan pintu sorong dan jendela depan sorong, riting kemudi (diameter 20 cm)

dan pangsi kemudi, bangku meja kompas, papan pembagi instalansi listrik dan

meja peta panjang yang fungsinya sebagai tempat tidur atau tempat duduk.

Dinding depan ruang kemudi terdapat tiga jendela dimana dua jendela sorong dan

satu jendela permanen yang terletak di tengah-tengah. Ketebalan kaca jendela

yaitu 5 mm.

Ruangan yang dibangun dengan pondasi kayu yang memiliki susunan

yang kuat dan kokoh ini berfungsi sebagai tempat atau ruangan untuk

mengemudikan kapal bagi nahkoda, dimana di dalamnya terdapat alat kemudi

kapal maupun alat-alat navigasi kapal lainnya seperti GPS (Global Possitioning

System), fish finder dan alat bantu navigasi lainnya (Tampubolon, 1990).

2.2.3. Ruang Mesin

Menurut Fyson (1985), ruang mesin pada kapal perikanan bisa terletak di

depan, di tengah atau di belakang. Posisi ruang mesin akan berpengaruh

terhadap ukuran palka yang dapat dibuat dan mempunyai pengaruh juga

terhadap stabilitas kapal. Posisi ruang mesin yang ada didepan akan menambah

gerak pada saat kapal mengalami angguk (pitching) dan membutuhkan lubang

yang menuju ke palka tetapi memberikan lokasi palka yang lebih baik. Apabila

Page 4: II. Tinjauan Pustaka Kapal Dogol

7

ruang mesin ada di belakang maka ukuran palka menjadi kecil dan berpengaruh

juga terhadap trim.

Kapal memiliki ruangan tersendiri yang disebut kamar mesin. Dalam

kamar mesin (ruangan mesin) ini ditempatkan ruang mesin induk/mesin utama

(main engine), mesin bantu (auxiliary engine), pompa-pompa, kompresor dan

sebagainya. Lebar kamar mesin pada umumnya selebar kapal, sedangkan

panjangnya kurang lebih 15% panjang kapal. Peletakan kamar mesin dibelakang

atau ditengah-tengah kapal (Waluyo, 2002).

Menurut Moch. Safi’i (2008), Ruangan Mesin(Machinery spaces):

1. Menentukan letak ruang mesin (ditengah kapal, dibelakang kapal atau

diantara tengah dan belakang kapal) dengan mempertimbangkan jenis

muatan, volume ruang muatan, ballast dan trim dan lain – lain.

2. Menentukan kebutuhan volume ruangan mesin dan panjang ruang mesin

dengan memperhatikan ukuran mesin induk dan layout kamar mesin.

3. Menentukan ukuran mesin induk berdasarkan jenis, jumlah tenaga dan

putaran mesin.

4. Menentukan secara garis besar dari kamar mesin (letak mesin induk,

mesin–mesin bantu dan peralatan utama).

5. Menentukan tinggi pondasi mesin dengan memperhatikan tinggi double

bottom dan tinggi propeller shaft (sumbu baling–baling).

6. Menentukan letak dan ukuran dari engine opening, engine room skylight

dan funnel (cerobong).

7. Untuk layout dari kamar mesin perlu juga di perhatikan settling dan

service tanks.

Page 5: II. Tinjauan Pustaka Kapal Dogol

8

2.2.4. Palka Ikan

Ruang palka adalah ruang yang digunakan untuk menyimpan hasil

tangkapan. Dalam satu kapal ikan, mempunyai palka ikan sebanyak 4-5 ruang

tergantung besarnya kapal. Tutup sisi geladak ruang ikan dibuat dari kayu keras,

sistem konstruksi penutupan lubang palka adalah dengan menggunakan sistem

penutup yang diangkat. Sistem ini adalah yang paling sederhana bila dibanding

dengan sistem lainnya. Sistem ini terdiri dari dari balok lubang palka, tutup

lubang palka dan tutup dari kain terpal untuk kekedapan.

Setiap ruang palka diberi lubang palka di atas yaitu tempat dimana

barang/muatan kapal dimasukkan dan dikeluarkan. Lubang palka ini dibuat

sedemikian rupa sehingga lubang di satu pihak cukup luas untuk keluar masuknya

barang dan di lain pihak dengan adanya lubang palka ini tidak mengurangi

kekuatan kapal (Mulyono, 2004).

2.2.5. Ruang Akomodasi

Ruang akomodasi adalah bangunan atas yang berada diatas geladak kapal

yang tidak meliputi seluruh lebar kapal. Ruang akomodasi berfungsi sebagai

tempat melakukan berbagai kegiatan diatas kapal seperti ruang makan, ruang

tidur, ruang memasak, kamar mandi. Ruang akomodasi harus dilengkapi dengan

fentilasi yang cukup dan memadai, memiliki penerangan yang cukup, dinding dan

lantai yang bersih. Sehingga diharapkan dengan adanya ruang akomodasi dapat

menampung seluruh aktifitas awak kapal (Mulyanto dan Zyaki, 1990).

Page 6: II. Tinjauan Pustaka Kapal Dogol

9

2.3. Ukuran Utama Kapal

Ukuran utama kapal merupakan besaran skala yang menentukan besar kecil

sebuah kapal. Ukuran utama kapal adalah meliputi panjang kapal, lebar kapal,

tinggi kapal serta sarat air kapal (BPPI, 2006).

II.3.1. Panjang kapal

Menurut Indradi Setiyanto (2005), pengukuran panjang kapal ikan ada

empat cara yaitu sebagai berikut :

Length Over All adalah panjang maksimum, jarak mendatar dari ujung buritan

sampai ujung haluan kapal.

Length Between Perpendicular adalah jarak mendatar antara garis tegak

buritan sampai garis tegak haluan yang diukur pada garis air muat.

Length Deck Line adalah jarak mendatar antara sisi depan linggi haluan sampai

dengan sisi belakang linggi buritan diukur memanjang pada garis geladak

utama.

Length Water Line adalah panjang jarak mendatar antara ujung garis air muat

yang diukur dari titik potong linggi haluan dan linggi buritan.

II.3.2. Lebar kapal

Menurut Sutarto dan Bambang (1989), dalam penentuan lebar kapal sering

kali dijumpai 3 (tiga) macam pengertian lebar kapal dalam perencanaan kapal,

yaitu :

1. Lebar maksimum kapal (Breadth maximum = Bmax) adalah jarak

mendatar antara sisi-sisi luar kapal yang diukur pada lebar kapal terbesar.

Apabila terdapat bagian geladak yang melebihi lambung kapal maka

Page 7: II. Tinjauan Pustaka Kapal Dogol

10

sebagai Breadth maximum = Bmax adalah lebar dari geladak kapal

tersebut.

2. Lebar garis air kapal (Breadth water line = Bwl) adalah jarak mendatar

antara sisi-sisi luar kulit lambung kapal yang diukur pada garis air muatan

penuh.

3. Lebar perencanaan kapal (Breadth design = Bdesign) adalah jarak

mendatar antara sisi-sisi luar gading kapal yang diukur pada gading kapal

terbesar (tidak termasuk tebal kulit luar lambung kapal).

II.3.3. Tinggi kapal

Menurut Mulyanto dan Syahasta (2005), Tinggi maksimum kapal (Height

atau Depth Maximum : Hmax atau Dmax) adalah jarak vertikal atau tegak antara

garis datar/garis sponeng bawah sampai dengan garis atau sisi atas pagar kapal,

yang di ukur pada pertengahan panjang garis tegak kapal.

Tinggi kapal atau tinggi geladak kapal (Height : H atau Depth : D) adalah

jarak vertikal atau tegak antara garis dasar/garis sponeng bawah sampai dengan

garis atau sisi atas geladak pada garis tepi geladak utama, yang diukur pada

pertengahan panjang garis tegak kapal.

Sarat air kapal (draught atau draft : d) adalah jarak vertikal/tegak antara

garis dasar sampai dengan garis air muatan penuh atau tanda lambung timbul

kapal untuk garis muat musim panas, yang diukur pada pertengahan panjang garis

tegak kapal.

Page 8: II. Tinjauan Pustaka Kapal Dogol

11

II.4.Tonase Kapal

Adalah besaran yang menunjukkan kapasitas atau volume ruangan-ruangan

yang tertutup dan dianggap kedap air yang berada di dalam kapal. Adapun fungsi

dari tonase kapal bagi pihak yang terkait dalam pengoperasian kapal,

yaitu (BPPI, 2006) :

1. Bagi pihak galangan

Tonase kapal dapat digunakan sebagai penetapan tarif docking kapal dan

reparasi kapal.

2. Bagi pemilik kapal

Dapat digunakan sebagai penetapan pendapatan dan pengeluaran kapal dalam

suatu interval tertentu.

3. Bagi pihak pemerintah

Digunakan sebagai pedoman pemungutan pajak (pajak pelabuhan).

Tonase kapal merupakan suatu besaran volume yang pengukurannya

menggunakan satuan register tonage. Dimana 1 RT menunjukan volume suatu

ruangan sebesar 100 Ft3=2,8328 m2. Ada 2 macam register tonase yaitu, Brutto

Register Tonnage (BRT) dan Netto Register Tonnage (NRT).

2.4.1. Brutto Register Tonnage = BRT

Brutto Register Tonnage (Tonnage kapal) atau yang biasanya dinamakan

gross tonnage adalah banyaknya atau volume ruangan-ruangan tertutup

dan dianggap kedap air didalam kapal yang dapat memberikan keuntungan.

Untuk ukuran gross tonnage atau brutto register tonnage dari sebuah

kapal tergantung dari cara perhitungan yang dilakukan oleh suatu negara

tertentu. (Blair Carvel, 1968),

Page 9: II. Tinjauan Pustaka Kapal Dogol

12

Menurut Indradi (2005), perhitungan Gross Tonnage (GT) yaitu :

1. Gross tonase untuk kapal < 24m

a. Tonase kotor kapal diperoleh dan ditentukan sesuai dengan rumus yaitu

sebagai berikut : GT = 0,25 x V. Dimana : V adalah jumlah isi dari

ruangan dibawah geladak atas ditambah ruangan–ruangan diatas geladak

atas yang ditutup sempurna yang berukuran tidak kurang dari 1 m3.

b. Isi ruang dibawah geladak atas adalah perkalian majemuk dari ukuran

panjang, lebar,dan dalam dikalikan dengan faktor.

Isi ruang dibawah geladak = P x L x D x F

Dimana :

P = Panjang, adalah jarak mendatar dari bagian belakang linggi haluan sampai

bagian depan linggi buritan yang diukur tingkatan geladak atas atau bagian

sebelah atas rimbat tempat.

L = Lebar, adalah jarak mendatar diukur antara kedua sisi luar kulit lambung

kapal pada tempat yang terlebar.

D = Dalam adalah jarak tegak lurus ditempat yang terlebar diukur dari sisi

bawah gading dasar sampai sisi bawah geladak atau sampai pada

ketinggian garis khayal melintang melalui sisi atas dari lambung tetap.

F = Faktor ditentukan menurut bentuk penampang melintang dan atau jenis

kapal.

- 0,85 bagi kapal-kapal bentuk penampang penuh atau bagi kapal-kapal

dengan dasar rata, secara umum digunakan bagi kapal tongkang.

Page 10: II. Tinjauan Pustaka Kapal Dogol

13

- 0,70 bagi kapal-kapal bentuk penampanghampir penuh atau dengan dasar

agak miring dari tengah–tengah ke sisi kapal, secara umum digunakan

bagi kapal motor.

- 0,05 bagi kapal–kapal yang tidak termasuk golongan a dan b secara

umum digunakan bagi kapal layar atau kapal layar di bantu motor.

c. Isi ruangan-ruangan diatas geladak atas adalah hasil perkalian mejemuk

dari ukuran panjang rata-rata, lebar rata-rata dan tinggi rata-rata yang

ukurannya diambil dari sisi sebelah luar penegar.

2. Gross tonase untuk kapal > 24m

Harus dengan cara pengukuran internasional dan dasar cara pengukuran

Internasional sekarang ini adalah: ”International convention on tonnage

measurement of ships 1969” (TMS.1969). Konvensi ini merupakan produk IMO

yang digunakan sebagai dasar perhitungan tonnase kapal yang dipergunakan

dalam pelayaran Internasional.

Menurut ketentuan Syahbandar, perhitungan Gross Tonnage (GT) yaitu :

Tonase kotor kapal untuk ruang geladak bawah diperoleh dengan rumus :

GT1 = 0,25 x V V = P x L x D

GT 1= 0,25 X P X L X D X F

Tonase kotor kapal apabila ada ruang di atas geladak diperoleh dengan rumus :

GT2 = 0,25 X P X L X D

Maka, total Tonase dari kapal tersebut yaitu :

GT (Total) = GT1 + GT2

Page 11: II. Tinjauan Pustaka Kapal Dogol

14

Dimana :

GT = Gross Tonnage

V = Isi ruang geladak bawah atau atas (P X L X D)

- P = Panjang (jarak mendatar dari bagian belakang linggi haluan sampai

bagian depan linggi buritan yang diukur tingkatan geladak atas atau

bagian sebelah atas rimbat tempat).

- L = Lebar (jarak mendatar diukur antara kedua sisi luar kulit lambung

kapal pada tempat yang terlebar).

- F = Faktor ditentukan menurut bentuk penampang melintang dan atau

jenis kapal.

Dimana F :

0,85 bagi kapal-kapal bentuk penampang penuh atau bagi kapal-kapal

dengan dasar rata, secara umum digunakan bagi kapal tongkang.

0,70 bagi kapal-kapal bentuk penampang hampir penuh atau dengan dasar

agak miring dari tengah–tengah ke sisi kapal, secara umum digunakan bagi

kapal motor.

0,05 bagi kapal–kapal yang tidak termasuk golongan a dan b secara umum

digunakan bagi kapal layar atau kapal layar di bantu motor.

2.4.2. Netto Register Tonnage = NRT

Netto Register Tonnage adalah banyaknya atau volume ruangan-ruangan

tertutup didalam kapal yang dipergunakan untuk mengangkut muatan dan yang

akan dibongkar atau dikeluarkan dari dalam kapal. Menurut Indradi (2005),

perhitungan Net Tonnage (NT) yaitu :

Page 12: II. Tinjauan Pustaka Kapal Dogol

15

Net Tonnage dari sebuah kapal ditentukan dengan rumus :

Dimana :

- Faktor diambil tidak boleh lebih dari 1

- diambil tidak boleh kurang dari 0.025 GT

- NT diambil tidak boleh kurang dari 0.30 GT

= Volum total dari ruang muat (m³)

= 0.2 + 0.002 log VC

=

= Muolded depth ditengah-tengah kapal (meter)

d = Muolded draught ditengah-tengah kapal (meter)

= Jumlah penumpang-penumpang dalam kabin yang tidak lebih dari

8 tempat tidur

= Jumlah penumpang yang lain

+ = Jumlah total penumpang dalam kapal yang diijinkan untuk

diangkut sesuai yang dicantumkan dalam sertifikat kapal

penumpang.

Menurut Indradi (2005), beberapa Tonase bersih (Net Tonnage) dapat

dihitung sebesar : 60% dari Tonase kotor (Gross Tonnage) untuk kapal motor,

Page 13: II. Tinjauan Pustaka Kapal Dogol

16

80% dari tonase kotor (Gross Tonnage) untuk kapal layar dan kapal layar dibantu

motor. Sama dengan tonase kotor untuk kapal tongkang.

Menurut ketentuan Syahbandar, perhitungan Net Tonnage (NT) yaitu :

NT = 60% X GT

NT = 80% X GT

Dimana :

60% dari Tonase Kotor untuk kapal motor.

80% dari Tonase Kotor untuk kapal layar dan kapal layar dibantu motor.

2.4.3. Displacement Tonnage

Menurut Indradi (2005), Displacement Tonnage adalah berat dari karena

dan satuan yang digunakan adalah ton. Besar bervariasi tergantung pada jumlah

crew, bahan bakar, air dan lain-lain yang dibawa. Misalnya : isi karena (V), berat

jenis air dinyatakan (j), maka dapat diartikan :

Ada 2 dimensi dalam berat yang harus diperhatikan yaitu ton metrik =

1000 kg dan ton inggris = 1016 kg. Displacement normal diartikan apabila

kecepatan kapal (knot) dibagi dengan akar pangkat dua panjang garis air (feet)

akan memeberikan nilai 0.9 s/d 1.10 maka kasko kapal dianggap mempunyai

bentuk displacement yang normal sesuai dengan perbandingan panjang kapal.

2.4.4. Dead Weight Tonnage (DWT)

Menurut Indradi (2005), Dead Wight Tonnage adalah jumlah (berat) yang dapat

ditampung oleh kapal untuk membuat kapal terbenam pada batas yang diijinkan.

Komponen yang membentuk DWT :

Page 14: II. Tinjauan Pustaka Kapal Dogol

17

1. Berat BHBK + Pelumas

2. Air tawar

3. Bahan makanan

4. ABK+ barang bawaan

5. Peralatan penangkapan

6. Muatan, es dan garam

Jumlah bahan bakar tergantung dari PK mesin, kecepatan yang digunakan

dalam hal ini adalah kecepatan dinas. Kecepatan dinas adalah rata-rata yang

dipakai dalam operasi penangkapan ikan dan dinyatakan dalam knot dimana : 1

knot adalah 1 mil laut/jam (1.852m/j = 0.5144 m/detik). Berat minyak pelumas

dapat diperkirakan antara 2-4% jumlah berat bahan bakar yang diperlukan.

Pemakaian air tawar untuk pendinginan motor diesel dapat diperkirakan sebesar

2-5 kg/HP. Keperluan airt tawar dan air minum untuk keperluan sanitair dapat

diperkirakan antara 100-150 kg/orang/hari. Pemakaiana bahan makanan dapat

diperhitungkan antara 5 kg/orang/hari. Berat crew dan penumpang serta barang

perlengkapan yang dibawa pada umumnya dapat diperkiran antara 150 – 200

Kg/orang.

2.4.5. Light Weight Tonnage (LWT)

Menurut Indradi (2005), Light Weight Tonnage adalah jumlah berat yang

meliputi : kontruksi kapal kasko, mesin penggerak kapal, perlengkapan kapal dan

peralatan bantu penangkapan.

a. Gross Tonase

Page 15: II. Tinjauan Pustaka Kapal Dogol

18

Adalah banyakmya atau volume ruangan-ruangan tertutup dan dianggap

kedap air di dalam kapal yang dapat memberikan keuntungan. Dirumuskan

sebagai berikut :

GT = 0,353 (a+b)

GT = 0,353 ((L x B x D x Cb) + (L1 x B1 x D1 x Cb1))

GT = 0,353 ((L x B x D x Cb) + (L1 x B1 x D1))

dimana :

GT = Gross Tonnage kapal (dalam RT)

a = Volume ruangan tertutup yang berada di bawah geladak utama (dalam m3)

b = Volume ruangan tertutup yang berada di atas geladak utama (dalam m3)

b. Netto Tonase

Perhitungan Netto Tonase dapat ditentukan dari hasil pengurangan Gross

Tonase dengan besaran register tonage ruangan-ruangan yang sesuai dengan

peraturan/ketentuan yang berlaku dalam perhitungan netto register tonase.

Perhitungan netto tonase bagian kapal yang berukuran kecil berdasarkan besarnya

groos tonase kapal dengan register tonase ruang mesin.

2.5. Alat Tangkap Dogol

2.5.1. Definisi dan klasifikasi

   Dogol adalah alat penangkapan ikan yang terbuat dari bahan jaring yang

dibentuk berkantong untuk menampung hasil tangkapan dengan konstruksi tali

selambar dan sayap yang panjang, bentuknya hampir menyerupai payang namun

ukurannya lebih kecil. Alat ini termasuk dalam kelompok alat penangkapan ikan

jenis pukat kantong (Subani dan Barus 1989).

Page 16: II. Tinjauan Pustaka Kapal Dogol

19

2.5.2 Konstruksi Alat Tangkap Dogol

   Secara umum dogol terdiri dari bagian-bagian yaitu kantong, kaki, tali-

temali, pelampung dan pemberat. Konstruksi dari bagian-bagian tersebut yaitu

sebagai berikut

a. Kantong (Cod End)

   Kantong merupakan bagian dari jaring yang berfungsi sebagai tempat

terkumpulnya hasil tangkapan. Pada ujung kantong diikat dengan tali untuk

menjaga hasil tangkapan agar tidak mudah lolos (terlepas). Bahan terbuat dari

polyethylene. Ukuran mata jaring pada bagian kantong 1 inchi.

b. Badan (Body)

   Merupakan bagian terbesar dari jaring, terletak antara sayap dan kantong.

Bagian ini berfungsi untuk menghubungkan bagian sayap dan kantong serta

menampung jenis ikan-ikan dasar dan udang sebelum masuk ke dalam kantong.

Badan terdiri atas bagian-bagian kecil yang ukuran mata jaringnya berbeda-beda.

Terbuat dari polyethylene dan ukuran mata jaring minimum 1,5 inchi.

c. Sayap (Wing).

   Sayap atau kaki adalah bagian jaring yang merupakan sambungan atau

perpanjangan badan sampai tali salambar. Fungsi sayap adalah untuk menghadang

dan mengarahkan ikan supaya masuk ke dalam kantong. Sayap terbuat dari

polyethylene dengan ukuran mata jaring sebesar 5 inchi.

d) Mulut (Mouth)

   Alat dogol memiliki bibir atas dan bibir bawah yang berkedudukan sama. Pada

mulut jaring terdapat pelampung (float) yang tujuan umum penggunan pelampung

adalah untuk memberikan daya apung pada alat tangkap dogol yang dipasang

Page 17: II. Tinjauan Pustaka Kapal Dogol

20

pada bagian tali ris atas (bibir atas jaring) sehingga mulut jaring dapat terbuka.

Pemberat (sinker) dipasang pada tali ris bagian bawah dengan tujuan agar bagian-

bagian yang dipasangi pemberat ini cepat tenggelam dan tetap berada pada

posisinya (dasar perairan) walaupun mendapat pengaruh dari arus. Tali Ris Atas

(head rope) berfungsi sebagai tempat mengikatkan bagian sayap jaring, badan

jaring (bagian bibir atas) dan pelampung. Tali Ris Bawah (ground rope) berfungsi

sebagai tempat mengikatkan bagian sayap jaring, bagian badan jaring (bagian

bibir bawah) jaring dan pemberat.

e) Tali penarik (warp) yang berfungsi untuk menarik jaring selama di operasikan.

    Parameter utama dari alat ini adalah ketepatan penggunaan bahan pembuat alat,

ukuran mata jaring dan ukuran alat tersebut (Subani dan Barus, 1989).

2.5.3. Hasil Tangkapan

    Hasil tangkapan utama dan yang menjadi sasaran utama tangkapan dari

alat tangkap dogol ini adalah udang dogol (Metapenaeus ensis) dan ikan pepetek

(Leiognathus sp.) . Namun ada pula hasil sampingan dari penangkapan dengan

jaring dogol yaitu jenis ikan dasar (demersal) antara lain ikan tetet (Otolithes

argenteus), cumi-cumi (Loligo sp), tigajawa (Johnius dssumieri), julung-julung

(Hemirhamphus far), sotong (Sephia sp), gurita (Octopus sp), bawal hitam

(Formio niger), teri (Stolephorus spp), bawal putih (Pampus argentus), gulamah

(Argyrosomus amoyensis), sembilang (Plotosus canius), kepiting (Scylla serrata),

patik (Drepane punctata), pari (Trygon sephen), kembung (Rastrelliger sp), gerot

(Therapon therap), dll. (Subani dan Barus, 1989).