biodata nara sumber - pln-uiksbs.co.id capturing 2017... · yang akan memutar rotor pada generator...
TRANSCRIPT
2
BIODATA NARA SUMBER
Nama : Jafrianto
Tempat/Tgl Lahir : Solok / 25 April 1964
NIP : 6483388 R
Riwayat Pekerjaan :
1. 1983 – 1993 : Operator PLTA Maninjau
2. 1993 – 2007 : Teknisi Pemeliharaan Mesin PLTA
Maninjau
3. 2007 – 2010 : Manajer PL Batang Agam
4. 2010 – 2017 : Enjiniring Sektor Bukittinggi
3
BIODATA PENULIS
Nama : Budi Pramadian
Tempat/Tgl Lahir : Bukittinggi / 30 Mei 1984
NIP : 8408007 B2
Riwayat Pekerjaan :
1. 2007 – 2012 : PLTA Batang Agam
2. 2012 - 2017 : Kantor Sektor Bukittinggi
4
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga buku “Inspeksi Tunnel
PLTA Maninjau” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) merupakan salah satu
pembangkit listrik yang menggunakan energi terbarukan berupa air.
Pembangkit Listrik Tenaga Air merupakan sumber listrik bagi masyarakat
yang memberikan banyak keuntungan terutama bagi masyarakat
pedalaman di seluruh Indonesia. Disaat sumber energi lain mulai menipis
dan memberikan dampak negatif, maka air menjadi sumber yang sangat
penting karena dapat dijadikan sumber energi pembangkit listrik yang
murah dan tidak menimbulkan polusi. Selain itu, Indonesia kaya akan
sumber daya air sehingga sangat berpotensial untuk memproduksi energi
listrik yang bersumber daya air. Di Indonesia terdapat banyak sekali sungai-
sungai besar maupun kecil yang terdapat di berbagai daerah. Hal ini
merupakan peluang yang bagus untuk pengembangan energi listrik di
daerah khususnya daerah yang belum terjangkau energi listrik.
Adanya buku ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi generasi
berikutnya untuk melaksanakan inspeksi tunnel di PLTA Maninjau. Terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya buku ini.
Masukan dan kritik sangat diharapkan untuk lebih sempurnanya penulisan
buku ini. Semoga buku ini dapat berguna bagi semua pihak dan dapat
meningkatkan kinerja PLN.
5
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................ 1
1.1. Gambaran Umum ................................................... 2
1.2. Sejarah PLTA Maninjau ........................................... 2
1.3. Pengoperasian PLTA Maninjau ................................. 5
1.4. Tujuan Pelaksanaan Inspeksi Tunnel ........................ 5
BAB II. PEMBAHASAN ................................................................ 6
2.1. Prosedur Pelaksanaan Inspeksi Tunnel ..................... 6
BAB III. LAPORAN INSPEKSI ....................................................... 14
3.1. Hasil Inspeksi Pada Headrace Tunnel ....................... 14
3.2. Hasil Inspeksi pada bagian lain ................................ 16
BAB IV PENUTUP ....................................................................... 17
DOKUMENTASI KEGIATAN INSPEKSI TUNNEL .............................. 18
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... iv
6
BAB I
PENDAHULUAN
1. Gambaran Umum
Pembangkit Listrik Tenaga Air merupakan pusat pembangkit
tanaga listrik yang mengubah energi potensial air (energi gravitasi air)
menjadi energi listrik. Mesin penggerak yang digunakan adalah turbin
air untuk mengubah energi potensial air menjadi kerja mekanis poros
yang akan memutar rotor pada generator untuk menghasilkan energi
listrik. Air sebagai bahan baku PLTA dapat diperoleh dapat diperoleh
dengan berbagai cara misalnya, dari sungai atau danau secara langsung
disalurkan untuk memutar turbin, atau dengan cara ditampung dahulu
dengan menggunakan kolam tando atau waduk sebelum disalurkan
untuk memutar turbin. Secara garis besar komponen utama PLTA
terdiri atas bangunan penghimpun air, bangunan penyalur air, turbin,
generator, transformator dan transmisi.
Bangunan penghimpun air antara lain tampungan (reservoir
atau waduk) atau bendungan. Sedangkan bangunan penyalur air
adalah bangunan yang menghantarkan air sampai ke turbin, bangunan
ini terdiri dari intake, terowongan tekan (head race tunnel), surge tank
penstock dan tail race.
Diangkatnya tema “Inspeksi Tunnel PLTA Maninjau” ini oleh
penulis adalah dengan pertimbangan :
1. Momen ini sangat jarang terjadi mengingat interval waktu dari
final inspeksi saat 1 tahun beroperasi (tahun 1985) dengan
7
inspeksi berikutnya sangat panjang (inspeksi terakhir tahun 2014).
Hal ini disebabkan beberapa kondisi, antara lain :
a. Pelaksanaan inspeksi memerlukan stop total pembangkit
PLTA Maninjau 4 x 17 MW
b. Sulitnya mendapat ijin keluar sistem mengingat PLTA
Maninjau sangat dibutuhkan untuk mendukung sistem
kelistrikan Sumatera
2. Buku ini sangat penting sebagai pegangan bagi generasi
berikutnya mengingat personil yang terlibat dalam inspeksi tahun
2014 kemungkinan sudah tidak aktif lagi di perusahaan
(purnakarya) pada saat dilakukan inspeksi berikutnya.
3. Pelaksanaan inspeksi terowongan ini diharapkan bisa menjadi
acuan bagi unit lain terutama Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
yang mempunyai konstrusksi sipil serupa.
Gmbr 1. Layout umum PLTA
8
2. Sejarah PLTA Maninjau
Pembangkitan listrik tenaga air adalah suatu bentuk perubahan
tenaga dari tenaga air dengan ketinggian dan debit tertentu menjadi
tenaga listrik, dengan menggunakan turbin air dan generator. PT PLN
(Persero) Sektor Bukittinggi merupakan unit kerja sektor pembangkitan
hydro yang menyediakan kebutuhan tenaga listrik pada sistem Sumbar
Riau.
PLN Sektor Bukittinggi mengelola 3 (tiga) Unit Pusat Listrik
Pembangkit Hydro dengan total kapasitas 253,5 MW yaitu :
1. PLTA Batang Agam, kapasitas 3 x 3,5 MW mulai beroperasi tahun
1976
2. PLTA Maninjau, kapasitas 4 x 17 MW mulai beroperasi tahun 1983
3. PLTA Singkarak, kapasitas 4 x 43,75 MW mulai beroperasi tahun
1998
PLTA Maninjau diresmikan pada tanggal 28 Desember 1983, oleh
Presiden R.I ke 2 H.M Soeharto. Pada saat peresmiannya, PLTA
Maninjau diharapkan mampu menjadi pemasok listrik untuk wilayah
Sumbar dan Riau. PLTA ini terletak di Kanagarian Lubuk Sao, Kec.
Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. PLTA ini
memanfaatkan air danau maninjau sebagai penggerak utama turbin
dan generatornya.
• 1965, Dilaksanakan penelitian tentang potensi pembangkit tenaga
listrik di daerah Maninjau oleh Consultant Koe Co. Ltd dari Jepang.
• 1977, Dilaksanakan studi menyeluruh tentang Pembangkit Listrik
Tenaga Air oleh Lahmeyer International GMBH.
9
• 1977, pihak PLN menunjuk konsultan Electrowatt Engineering
Service Ltd Zurich Switzerland dan Nippon Koei Ltd. Jepang untuk
memulai pembangunan proyek PLTA Maninjau.
Gmb 2. Lay Out PLTA Maninjau
Gmb 3. Spesifikasi Teknis PLTA Maninjau
10
3. Pengoperasian PLTA Maninjau
Pengoperasian PLTA Maninjau dibagi dalam 4 (empat) tahapan, yang
sesuai dengan jumlah unit turbin dan generatornya. Untuk Tahap 1,
dioperasikan turbin unit IV pada tanggal 13 September 1983. Untuk
tahap 2 dioperasikan turbin unit II tanggal 2 Oktober 1983. Pada
tahap 3 dioperasikan turbin unit III tanggal 13 Oktober 1983.
Sedangkan tahap 4 turbin unit I mulai dioperasikan tanggal 13
November 1983.
4. Tujuan pelaksanaan Inspeksi Tunnel
Inspeksi Tunnel dilaksanakan untuk mengetahui kondisi terkini tunnel
setelah beberapa tahun beroperasi. Hal ini merupakan langkah
preventive untuk menjaga kehandalan pembangkit dan sebagai bahan
evaluasi untuk perencanaan pengoperasian pembangkit di masa yang
akan datang. Selain itu untuk menghindari terjadinya gangguan tiba-
tiba/tidak terduga yang diakibatkan oleh kerusakan tunnel karena akan
membutuhkan waktu yang lama untuk perbaikan dan pemulihan.
11
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Prosedur pelaksanaan Inspeksi Tunnel
Sejak dioperasikannya PLTA Maninjau pada tahun 1983, inspeksi tunnel
telah dua kali dilaksanakan, yaitu :
a. Inspeksi tunnel pertama dilakukan saat final inspection 1 tahun
setelah PLTA Maninjau beroperasi (Maret tahun 1985)
b. Inspeksi tunnel kedua dilakukan pada tahun 2014 bersamaan dengan
pelaksanaan perbaikan TIV (Turbin Inlet Valve unit 1, 2, 3 dan 4)
Pelaksanaan inspeksi tunnel di PLTA Maninjau terbagi menjadi 3 pekerjaan
utama yaitu proses pengeringan/dewatering tunnel, inspeksi tunnel dan
pengisian/refilling tunnel. Proses ini dapat disesuaikan dengan kondisi PLTA
yang akan melakukan kegiatan serupa.
1. Pengeringan Tunnel
Untuk melaksanakan dewatering waterway pada headrace tunnel,
penstock maupun draft tube pada powerhouse harus dilakukan
dengan hati-hati. Pelepasan air yang menyebabkan penurunan internal
water pressure perlu diperhatikan, karena biasanya hal tersebut dapat
menyebabkan terpengaruhnya keadaan batuan sekitar dan kondisi air
bawah tanah. Penurunan internal pressure dari waterway ini perlu
dibuat sekecil mungkin agar tidak menyebabkan terjadinya
ketidakseimbangan kondisi antara bagian dalam dan bagian luar
concrete.
12
Prosedur umum yang perlu dilakukan dalam pekerjaan dewatering
tunnel yaitu :
a. Konfirmasi persiapan
b. Menghentikan power generation dari guide vane
c. Menutup turbin inlet valve (TIV)
d. Menutup intake gate
e. Dewatering headrace tunnel
f. Dewatering penstock sampai mencapai level air yang sama
dengan tailrace
g. Menutup draft tube gate (stoplog)
h. Dewatering draft tube
i. Dewatering penstock sampai level tailrace
Sebelum dilakukan pengosongan tunnel maka dibentuk petugas shift
yang bertugas yaitu :
a. Lokasi intake (3 shift), tiap shift minimum 2 orang
b. Lokasi adit 3 (3 shift), tiap shift minimum 3 orang
c. Lokasi power house (3 shift), tiap shift minimum 2 orang
d. Pemberi komando minimum 2 orang
Kondisi sebelum pengosongan tunnel adalah sebagai berikut :
a. Pintu I dan II di intake terbuka
b. Katup by pass tertutup
c. Katup pembilas adit III tertutup
13
d. Katup pembilas manifold tertutup
e. Katup pembilas penstock tertutup
f. Katup pembilas spiral cassing tertutup
Persiapan pengosongan tunnel :
a. Pastikan kondisi operasi dari intake gate beserta peralatan
hoistingnya
b. Pastikan kondisi dari overhead travelling crane di
powerhouse
c. Pastikan kondisi operasi dari draft gate beserta gantry
crane nya
d. Pastikan kondisi operasi dari hollow jet valve dan guard
valve work adit, termasuk sistem electric power supply
e. Pastikan kondisi operasi dari penstock drain valve di
powerhouse
f. Pastikan kondisi operasi dari jet drain pump untuk sump
pit di powerhouse
g. Pastikan Instalasi dari pressure gauge untuk by pass intake
dan untuk penstock di powerhouse
Memulai pengosongan tunnel:
a. Adakanlah percobaan kondisi pintu I turun naik beberapa
kali.
b. Adakanlah percobaan kondisi pintu II turun naik beberapa
kali.
14
c. Tutup pintu I dan II (full closed) dan turbin tetap
beroperasi no load sehingga terjadi penurunan tekanan
penstock dari 23,30 kg/cm2 sampai tekanan penstock
menjadi 22,24 kg/cm2, kemudian turbin di stop.
d. Selanjutnya drain valve di Adit 3 dibuka sampai tekanan
penstock 20,24 kg/cm2
e. Kemudian buka drain valve manifold di power house
turbin unit 4
Gmbr 3. Pembukaan katup drain manifold
f. Setelah tekanan penstock menurun sampai 0,1 kg/cm2,
selanjutnya pengeringan air di tail race dengan membuka
drain valve draft tube turbin unit 1 sd IV dengan
memperhatikan drainage pump bekerja normal sesuai
elevasi normal sump pit
15
2. Inspeksi Tunnel
Prosedur umum yang perlu dilakukan dalam pekerjaan inspeksi
tunnel yaitu :
a. Persiapan peralatan dan APD
APD yang diperlukan : sepatu safety sipil, helm, senter,
oksigen can portable
Peralatan yang diperlukan : palu kecil, roll meter, sendok
semen, kamera, lampu batere, alat tulis
b. Pembentukan regu kerja
c. Dokumentasi hasil temuan
d. Pembersihan concrete headrace tunnel dari temuan
pengapuran
e. Laporan hasil inspeksi
Pelaksanaan Inspeksi Tunnel :
a. Inspeksi pada Head Race Tunnel, untuk memasuki head
race tunnel melalui acces tunnel adit III dilanjutkan dengan
inspeksi kondisi tunnel dimulai dari acces tunnel adit III
sampai dengan ujung head race dekat intake.
b. Inspeksi pada Manifold Tunnel, untuk memasuki manifold
melalui acces tunnel adit IV
c. Inspeksi pada Tail Race Tunnel, untuk memasuki Tail Race
melalui man hole draft tube
16
3. Pengisian/Refilling Tunnel
Setelah pelaksanaan inspeksi tunnel selesai dilakukan,
waterway harus diisi kembali dengan air. Tingkat kecepatan
refilling di headrace tunnel tidak melebihi 1 m/jam dan 10
m/hari untuk menjaga keseimbangan air antara di dalam dan
di luar tunnel sebanyak mungkin dari sudut pandang
keamanan refilling dan meminimalkan dampak ke daerah
sekitarnya sampai dengan daerah permukaan. Tingkat
kecepatan refilling penstock kurang dari 1 m/jam atau 100
m/hari karena penstock steel liner sepenuhnya terpisah
dengan batuan di sekelilingnya.
Untuk pengisian air ke tunnel (Head Race Tunnel dan
Penstock) perlu dilakukan persiapan terlebih dahulu dengan
membentuk petugas shift yang bertugas yaitu :
a. Lokasi intake (3 shift), tiap shift minimum 2 orang
b. Lokasi adit 3 (3 shift), tiap shift minimum 3 orang
c. Lokasi power house (3 shift), tiap shift minimum 2 orang
d. Pemberi komando minimum 2 orang
Sebelum memulai pengisian air, kondisi peralatan berikut dan
fasilitas yang disediakan harus diperiksa :
a. Maintenance gate (pintu I) intake tertutup penuh
b. Service gate (pintu II) intake tertutup penuh
17
c. By pass valve intake tertutup penuh
d. Man hole adit III tertutup penuh
e. Katup pembilas (drain valve) adit III terbuka
f. Man hole adit IV tertutup penuh
g. Katup pembilas (drain valve) manifold di buka
h. Katup pembilas (drain valve) penstock di buka
i. Katup pembilas (drain valve) spiral casing di buka
j. Main valve (Turbin Inlet Valve) dan by pass tertutup rapi
k. Drain valve draft tube turbin unit 1, 2,3 dan 4 tertutup rapi
Memulai refilling tunnel:
1. Persiapan awal yang harus dilakukan adalah :
a. Maintenance gate (pintu I) intake tertutup penuh
b. Service gate (pintu II) intake tertutup penuh
c. Man hole adit III tertutup penuh
d. Katup pembilas (drain valve) adit III terbuka
e. Man hole adit IV tertutup penuh
f. Katup pembilas (drain valve) manifold di buka
g. Katup pembilas (drain valve) penstock di buka
h. Katup pembilas (drain valve) spiral casing di buka
i. Main valve (Turbin Inlet Valve) dan by pass tertutup rapi
j. Drain valve draft tube turbin unit 1, 2, 3 dan 4 tertutup
rapi
2. Pemberi komando mengkonfirmasi petugas di intake, adit
III dan power house bahwa persiapan diatas telah
dilaksanakan
18
3. Setelah persiapan dilaksanakan, pemberi komando
memerintahkan petugas intake untuk membuka
maintenance gate (pintu I) setinggi ± 4,5 cm guna
pengisian air ke ruangan antara gate I dan gate II
4. Setelah air antara gate I dan II sama tinggi dengan air
danau maka bukaan pintu I dinaikkan sampai setinggi 100
cm
5. Buka katup bypass secara penuh sehingga air mengalir
kedalam tunnel hingga mencapai adit III dan keluar melalui
drain valve, biarkan drain valve terbuka selama ± ½ jam
untuk membilas/membersihkan kotoran-kotoran yang
mungkin ada di head race tunnel
6. Selanjutnya tutup drain valve adit III sehingga air mengalir
masuk dan membilas penstock dan terus mengalir sampai
ke tail race dengan melalui drain valve manifold
7. Drain valve manifold dibuka selama ± ½ jam setelah drain
valve adit III ditutup dan selanjutnya ditutup kembali
8. Isi tail race menggunakan katup drain penstock turbin unit
1, 2, 3 dan 4
9. Catatan : pengisian air ke tail race melalui by pass intake
kira-kira membutuhkan waktu ± 5 jam
10. Setelah elevasi muka air di tail race mencapai 227,200
mdpl dan tekanan air di penstock 0,1 kg/cm2, maka drain
valve penstock dan drain valve spiral casing unit 1, 2, 3 dan
4 ditutup. Sehingga selanjutnya air terus mengisi penstock
sampai tekanan 20,24 kg/cm2
19
11. Setelah manometer penstock menunjukkan 20,24 kg/cm2,
maka katup by pass di intake ditutup dan service gate
(pintu II) mulai dibuka setinggi 2,5 sd 3 cm guna mengisi
head race tunnel
12. Setelah pressure penstock menunjukkan 22,20 kg/cm2,
maka pintu II (service gate) ditutup kembali dan katup by
pass dibuka sampai air dalam head race tunnel penuh dan
setelah level air di depan pintu II sama tinggi dengan air
danau maka by pass ditutup kembali dan pintu I maupun
pintu II dibuka penuh.
20
BAB III
LAPORAN INSPEKSI
Telah dilakukan inspeksi terowongan PLTA Maninjau pada headrace
tunnel dan steel liner manifold yang dilakukan pada tanggal 03 Maret
2014, sedangkan pada tanggal 21 Maret 2014 dilakukan inspeksi umum
dan rinci untuk Tairace tunnel.
Inspeksi dilakukan dalam 2 tahap, inspeksi umum mengamati kondisi
terowongan dan inspeksi rinci mengamati kondisi terowongan yang
memerlukan pengamatan lebih lanjut.
Inspeksi dilakukan secara visual (mengandalkan pengamatan mata) dan
memukul dinding dengan palu untuk mengetahui apakah ada bagian
dari pelapis terowongan (tunnel lining) yang berongga, hal ini dapat
diketahui dari gema suara yang dihasilkan.
Inspeksi umum dengan mempertimbangkan panjang terowongan
hanya dilakukan pada headrace tunnel, sedangkan pada bagian steel
liner sesudah penstock sampai manifold turbin dan tailrace tunnel
pengamatan umum dan rinci dilakukan bersamaan.
3.1 Hasil inspeksi pada Headrace Tunnel
Pengamatan dilakukan pada headrace tunnel sisi atas (roof), sisi
samping (wall) dan sisi bawah (invert). Dari hasil pengamatan
diketahui adanya beberapa hal sebagai berikut :
21
1). Rembesan Air
Rembesan air berasal dari sisi luar melalui celah sambungan
segmen pembetonan. Rembesan ini berupa tetesan , aliran ,
pancaran. Aliran air jernih. Pada saat inspeksi belum dilakukan
pengukuran debit rembesan.
Kajian :
Rembesan air yang ada melalui sambungan segmen
pembetonan merupakan hal yang umum terjadi, dianggap
tidak bermasalah sejauh rembesan ini tidak terlalu besar dan
membawa material dari luar (piping).
2). Retakan Pada Beton
Teramati adanya 2 (dua) retakan pada beton (Sta. 0+975.4 dan
Sta. 2+702.7), kondisi retakan tertutup dan terbuka. Retakan
terlihat kering , bersih, panjang retakan berkisar 65 cm dan
125 cm.
Kajian :
Retakan diduga terjadi pada saat pengerjaan pembetonan.
3). Tumpukan Kalsit
Tumpukan kalsit (CaCO3) terlihat pada sekmen tertentu
dengan dimensi maksimum 80 cm (P) , 20-30 cm (LBR) dan 5-8
cm (TBL).
22
Proses terjadinya tumpukan kalsit adalah suatu proses kimia
dimana diketahui bahan yang digunakan sebagai penyangga
terowongan adalah shotcrete dengan komposisi utama CaCO3
(semen) , beton dengan komposisi utama CaCO3 (semen).
Oleh proses air tanah terjadi proses pelarutan (pada sisi luar
terowongan) dan penumpukan (pada sisi dalam terowongan).
Kajian:
Tumpukan kalsit harus dibersihkan agar tidak mengganggu
aliran dan jumlah air yang mengalir.
4). Abrasi (Scouring)
Abrasi teramati pada sisi dasar terowongan (invert) berupa
cekungan pada permukaan beton yang mencirikan adanya
abrasi. Pengambilan contoh material sedimen diketahui
material sedimen berukuran pasir kasar, membulat, berwarna
putih diduga berupa material silika dengan nilai kekerasan
pada skala Mosh = 7 (secara umum).
Kajian :
Abrasi telah terjadi pada beberapa tempat di dasar
terowongan, permukaan beton pelapis terowongan telah
terkikis, berdasarkan pengalaman kikisan air (abrasi/scouring)
akan berjalan lebih cepat akibat olakan arus air. Disarankan
perlu dilakukan penambalan (dental grouting).
23
3.2 Hasil inspeksi bagian lain
Pengamatan selanjutnya dilakukan di bagian steel liner sesudah
penstock sampai manifold turbin.
Dari hasil pengamatan diketahui terdapat karat dan pengelupasan
coating pada bagian steel liner, pada permukaan steel liner
terdapat bintil yang diantaranya berisi air.
Kajian :
Coating bisa dilakukan pada permukaan yang sudah kering dan
sudah dibersihkan dari karat dan debu. Material coating yang bisa
diaplikasikan untuk coating diantaranya : zinc rich epoxy primer,
epoxy primer, alkyl zinc silicate, dan lain sebagainya.
24
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hal yang bisa disimpulkan dari kegiatan inspeksi tunnel ini adalah :
1. Inspeksi tunnel adalah kegiatan yang penting dan harus
dilaksanakan terutama bagi Pembangkit Listrik Tenaga Air yang
teah berumur panjang.
2. Pelaksanaan Inspeksi Tunnel harus direncanakan dengan matang.
4.2 Saran
Adapun saran untuk perbaikan adalah :
1. Sebaiknya kegiatan inspeksi tunnel bisa dilaksanakan minimal 1
kali dalam 10 tahun.
2. Agar melibatkan PLN Enjiniring dan tenaga ahli yang bersetifikasi
di bidang terowongan pada saat pelaksanaan Inspeksi Tunnel.