· web viewsebelum mengundang nara sumber hendaknya dipersiapkan topik apa yang diminta untuk...
TRANSCRIPT
LINGKUNGAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARANDiajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Media Pembelajaran PAI”
Dosen Pembimbing:
Ahmad Fauzi M.Pd
Oleh :
Shofa Atin Ulul Azmi D71213136
Tisnanda Izzatun N D71213138
Ulfa D71213139
Ulfatunnikmah Nurhayati D71213140
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia –Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas
Akhir yang berjudul “Lingkungan sebagai Media Pembelajaran” ini dengan baik.
Dalam penyusunan Tugas makalah ini, dengan kerja keras dan dukungan
dari berbagai pihak, Kami telah berusaha untuk dapat memberikan yang terbaik
dan sesuai dengan harapan, walaupun didalam pembuatannya Kami menghadapi
kesulitan, karena keterbasan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang Kami
miliki.
Oleh karena itu pada kesempatan ini, Kami ingin mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Ahmad Fauzi M.Pd selaku dosen pembimbing Media
Pembelajaran PAI. Dan juga kepada teman –teman yang telah memberikan
dukungan dan dorongan kepada Kami. Saya menyadari bahwa dalam penulisan
Tugas makalah ini terdapat banyak kekurangan,oleh karena itu saran dan kritik
yang membangun sangat Kami butuhkan agar dapat menyempurnakannya di masa
yang akan datang. Semoga apa yang disajikan dalam Tugas makalah ini dapat
bermanfaat bagi teman-teman dan pihak yang berkepentingan.
Surabaya, 27 Oktober 2015
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................ii
DAFTAR ISI .................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1
A. Latar Belakang .................................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................2
C. Tujuan penulisan .................................................................................2
D. Manfaat Penulisan .................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Lingkungan sebagai Media Pembelajaran...............................3
B. Kekurangan dan Kelebihan.......................................................................5
C. Jenis Lingkungan Belajar..........................................................................7
D. Teknik Menggunakan Lingkungan............................................................11
E. Langkah dan Prosedur Penggunaan...........................................................14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................19
B. Saran..........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar pesan
dari pengirim ke penerima pesan. Banyak batasan yang diberikan orang
tentang media, menurut Asosiasi Teknologi dan Komunikasi pendidikan,
membatasi media sebagai bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk
menyalurkan pesan atau informasi tersebut. Gagne (1970) menyatakan
bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa
yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara Briggs (1970)
berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang menyajikan pesan
serta merangsang siswa untuk belajar, seperti buku, film, kaset, dll.
Saat ini guru telah banyak menggunakan media grafis, tiga
dimensi, dan proyeksi. Media tersebut pada dasarnya bertujuan untuk
menvisualkan fakta, gagasan, kejadian, peristiwa, dalam bentuk tiruan dari
keadaan yang sebenarnya untuk dibahas di dalam kelas dalam membantu
proses pengajaran. Di sisi lain pihak guru dan siswa bisa mempelajari
keadaan yang sebenarnya di luar kelas dengan menghadapkan para siswa
kepada lingkungan yang actual dan efektif serta efisien untuk dipelajari
dan diamati dalam hubungannya dengan proses belajar dan mengajar. Cara
ini lebih bermakna dari pada pengajaran di kelas, karena para siswa
dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya secara alami,
sehingga lebih nyata, lebih factual, dan kebenarannya lebih dapat
dipertanggungjawabkan.
Berdasarkan hal di atas maka di dalam makalah ini akan membahas
banyak hal tentang lingkungan sebagai media pembelajaran. Seperti
pengertian lingkungan itu sendiri, tujuan lingkungan sebagai media
pembelajaran, jenis-jenis lingkungan belajar, teknik menggunakan
1
2
lingkungan, langkah dan prosedur penggunaan, dan kelemahan serta
kelebihan sebagai media pembelajaran. Semoga dengan makalah ini, para
pembaca dapat mengambil hikmah dan manfaatnya, serta dapat menambah
pengetahuan tentang lingkungan sebagai media pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Lingkungan sebagai Media Pembelajaran?
2. Apa Kelebihan dan Kekurangan Mempelajari Lingkungan dalam
Proses Belajar?
3. Apa saja Jenis Lingkungan Belajar?
4. Bagaimana Teknik Menggunakan Lingkungan dalam Pembelajaran?
5. Bagaimana Langkah dan Prosedur Penggunaan Lingkungan sebagai
Media Pembelajaran?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Lingkungan sebagai Media
Pembelajaran.
2. Untuk Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Mempelajari
Lingkungan dalam Proses Belajar
3. Untuk Mengetahui Jenis Lingkungan Belajar
4. Untuk Mengetahui Teknik Menggunakan Lingkungan dalam
Pembelajaran
5. Untuk Mengetahui Langkah dan Prosedur Penggunaan Lingkungan
sebagai Media Pembelajaran
D. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan akan membawa manfaat dan
menjadi kontribusi bagi akademis dan para praktisi untuk menambah
wawasan tentang Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lingkungan
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) lingkungan
diartikan sebagai bulatan yang melingkungi (melingkari).Pengertian
lainnya yaitu sekalian yang terlingkung di suatu daerah. Dalam kamus
Bahasa Inggris peristilahan lingkungan ini cukup beragam diantaranya ada
istilah circle, area, surroundings, sphere, domain, range, dan environment,
yang artinya kurang lebih berkaitan dengan keadaan atau segala sesuatu
yang ada di sekitar atau sekeliling. Dalam literatur lain disebutkan bahwa
lingkungan itu merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan
keadaan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya
serta makhluk hidup lainnya.1
Lingkungan itu terdiri dari unsur-unsur biotik (makhluk hidup),
abiotik (benda mati) dan budaya manusia. Lingkungan yang ada di sekitar
anak- anak kita merupakan salah satu sumber belajar yang dapat
dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pendidikan yang
berkualitas. Jumlah sumber belajar yang tersedia di lingkungan ini tidaklah
terbatas, sekalipun pada umumnya tidak dirancang secara sengaja untuk
kepentingan pendidikan. Sumber belajar lingkungan ini akan semakin
memperkaya wawasan dan pengetahuan anak karena mereka belajar tidak
terbatas oleh tempat dinding kelas, Selain itu kebenarannya lebih akurat,
sebab anak dapat mengalami secara langsung dan dapat mengoptimalkan
potensi panca inderanya untuk berkomunikasi dengan lingkungan tersebut.
Kegiatan belajar dimungkinkan akan lebih menarik bagi anak sebab
lingkungan menyediakan sumber belajar yang sangat beragam dan banyak
pilihan. Kegemaran belajar sejak usia dini merupakan modal dasar yang
sangat diperlukan dalam rangka penyiapan masyarakat belajar (learning
societes) dan sumber daya manusia di masa mendatang. Begitu banyaknya 1 http://medped.blo g spot.com/2009/10/media pembelajaran dalam pendidikman.html , (diakses 20 Oktober 2015 pukul 07.58 WIB)
3
4
nilai dan manfaat yang dapat diraih dari lingkungan sebagai sumber
belajar dalam pendidikan, bahkan hampir semua tema kegiatan dapat
dipelajari dari lingkungan.Namun demikian diperlukan adanya kreativitas
dan jiwa inovatif dari para guru untuk dapat memanfaatkan lingkungan
sebagai sumber belajar.
Pada saat belajar di kelas anak diperkenalkan oleh guru mengenai
tanaman padi , dengan memanfaatkan lingkungan persawahan , anak akan
dapat memperoleh pengalaman yang lebih banyak lagi. Dalam
pemanfaatan lingkungan tersebut guru dapat membawa kegiatan-kegiatan
yang biasanya dilakukan di dalam ruangan kelas ke alam terbuka dalam
hal ini lingkungan. Namun jika guru menceritakan kisah tersebut di dalam
ruangan kelas, nuansa yang terjadi di dalam kelas tidak akan sealamiah
seperti halnya jika guru mengajak anak untuk memanfaatkan lingkungan.
Artinya belajar tidak hanya terjadi di ruangan kelas namun juga di luar
ruangan kelas dalam hal ini lingkungan sebagai sumber belajar yang
sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik, keterampilan sosial,
budaya, perkembangan emosional serta intelektual.Anak-anak belajar
melalui interaksi langsung dengan benda-benda atau ide-ide.2
Lingkungan menawarkan kepada guru kesempatan untuk
menguatkan kembali konsep-konsep seperti warna, angka, bentuk dan
ukuran.Memanfaatkan lingkungan pada dasarnya adalah menjelaskan
konsep-konsep tertentu secara alami. Konsep warna yang diketahui dan
dipahami anak di dalam kelas tentunya akan semakin nyata apabila guru
mengarahkan anak-anak untuk melihat konsep warna secara nyata yang
ada pada lingkungan sekitar.Hal ini sesuai dengan konsep pembelajaran
kurikulum 2013 yang mengatakan :” siapa saja adalah guru, apa saja
adalah sumber dan dimana saja adalah kelas (lokal) belajar”
Lingkungan sebenarnya mencakup segala material dan stimulus di
dalam dan di luar individu, baik bersifat fisiologis, psikologis, maupun
sosial kultural. Sartain menyatakan bahwa lingkungan atau environment 2 http://medped.blo g spot.com/2009/10/media pembelajaran dalam pendidikman.html , (diakses 20 Oktober 2015 pukul 07.58 WIB)
5
meliputi semua kondisi dalam dunia yang dengan cara-cara tertentu
mempengaruhi tingkah laku, perkembangan atau life processes, kecuali
gen-gen. Sartain membagi lingkungan itu menjadi tiga bagian penting,
yaitu:3
1) Lingkungan Alam atau Luar (External or Physical Environment).
Segala sesuatu yang ada dalam dunia ini yang bukan manusia, seperti
rumah, tumbuh-tumbuhan, air, iklim, dan hewan.
2) Lingkungan Dalam (Internal Environment)
Segala sesuatu yang telah termasuk ke dalam diri kita, yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan fisik kita.
3) Lingkungan Sosial (Sosial Environment)4
Semua orang yang mempengaruhi kita, baik secara langsung (misalnya
dalam pergaulan sehari-hari dengan orang lain, keluarga, teman-teman,
kawan sekolah, kawan pekerjaan, dsb.) atau tidak langsung (melalui
radio, televisi, buku-buku, majalah, surat kabar, dsb.)
B. Kelebihan dan Kekurangan Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran
Banyak keuntungan yang diperoleh dari kegiatan mempelajari
lingkungan dalam proses belajar antara lain:5
1) Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk di
kelas berjam-jam, sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi.
2) Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan dengan
situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami
3) Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual
sehingga kebenarannya lebih akurat.
4) Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat
dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau
wawancara, membuktikan atau mendemonstrasikan, menguji fakta, dan
lain-lain.
3 Euis Karwati dan Donni Juni Priansa, Manajemen Kelas, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 2674 Ibid., h. 2685 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010), h. 208.
6
5) Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat
dipelajari bisa beraneka ragam seperti lingkungan sosial, lingkungan
alam, lingkungan buatan, dan lain-lain.
6) Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang
ada dilingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak
asing dengan kehidupan di sekitarnya, serta dapat memupuk cinta
lingkungan.
Lingkungan di sekitar harus dioptimalkan sebagai media dalam
pengajaran dan lebih dari itu dapat dijadikan sumber belajar para siswa.
Berbagai bidang studi yang dipelajari siswa di sekolah hampir bisa
dipelajari dari lingkungan seperti ilmu-ilmu sosial, ilmu pengetahuan alam,
bahasa, kesenian, keterampilan, olah raga kesehatan, kependudukan,
ekologi, dan lain-lain.
Beberapa kelemahan dan kekurangan yang sering terjadi dalam
pelaksanaannya berkisar pada teknis pengaturan waktu dan kegiatan
belajar. Misalnya:6
1) Kegiatan belajar kurang dipersiapkan sebelumnya yang menyebabkan
pada waktu siswa dibawa ke tujuan tidak melakukan kegiatan belajar
yang diharapkan sehingga ada kesan main-main. Kelemahan ini bisa
diatasi dengan persiapan yang matang sebelum kegiatan itu
dilaksanakan. Misalnya menentukan tujuan belajar yang diharapkan
dimiliki siswa, menentukan cara bagaimana siswa memelajarinya,
menentukan apa yang harus dipelajarinya, berapa lama dipelajari, cara
memperoleh informasi, mencatat hasil yang diperoleh, dan lain-lain.
2) Ada kesan dari guru dan siswa bahwa kegiatan mempelajari lingkungan
memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga menghabiskan waktu
belajar di kelas. Kesan ini keliru sebab kunjungan ke kebun sekolah
untuk mempelajari keadaan tanah, jenis tumbuhan, dan lain-lain cukup
dilakukan beberapa menit, selanjutnya kembali ke kelas untuk
membahas lebih lanjut apa yang telah dipelajarinya.
6? Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, h. 209
7
3) Sempitnya pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya terjadi di
dalam kelas. Ia lupa bahwa tugas belajar siswa dapat dilakukan di luar
jam kelas atau pelajaran baik secara individual maupun kelompok dan
satu di antaranya dapat dilakukan dengan mempelajari keadaan
lingkungannya.
C. Jenis Lingkungan Belajar
Lingkungan masyarakat yang dapat digunakan dalam proses
pendidikan dan pengajaran secara umum dapat dikategorikan menjadi tiga
macam lingkungan belajar yakni lingkungan sosial, lingkungan alam dan
lingkungan buatan.7
1) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial sebagai sumber belajar berkenaan dengan
interaksi manusia dengan kehidupan bermasyarakat, seperti organisasi
sosial, adat dan kebiasaan, mata pencaharian, kebudayaan, pendidikan,
kependudukan, struktur pemerintahan, agama dan sistem nilai.
Lingkungan sosial tepat digunakan untuk mempelajari ilmu-ilmu sosial
dan kemanusiaan. Dalam praktek pengajaran penggunaan lingkungan
sosial sebagai media dan sumber belajar hendaknya dimulai dari
lingkungan yang paling dekat, seperti keluarga, tetangga, rukun
tetangga, rukun warga, kampung, desa, kecamatan dan seterusnya. Hal
ini disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku dan tingkat
perkembangan anak didik. Sebagai contoh: Dalam pelajaran Ilmu
Bumi dan Kependudukan siswa diberi tugas untuk mempelajari aspek
kependudukan di rukun tetangganya. Siswa diminta untuk mempelajari
jumlah penduduknya, jumlah keluarga, komposisi penduduk menurut
umur, agama, mata pencaharian, tingkat pendidikan, peserta KB,
pertambahan penduduk dari tahun ke tahun dan lain-lain. Dalam studi
ini siswa menghubungi ketua RT dan bertanya kepadanya, di samping
melihat sendiri keadaan penduduk di RT tersebut. Hasilnya dicatat dan
dilaporkan di sekolah untuk dipelajari lebih lanjut. Kegiatan seperti ini
7 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, h. 212
8
ditugaskan kepada siswa dalam bentuk kelompok, agar mereka bekerja
bersama-sama. Kelompok siswa lain mungkin ditugaskan untuk
mempelajari struktur pemerintahan desa termasuk organisasi sosial
yang ada di desa tersebut.
Melalui kegiatan belajar seperti itu,siswa lebih aktif dan lebih
produkatif sebab ia mengerahkan usahanya untuk memperoleh
informasi. Sebanyak-banyaknya dari sumber-sumber yang nyata dan
faktual.
Masyarakat merupakan satu aspek lingkungan yang besar
manfaatnya untuk dijadikan sumber belajar. Hal ini akan memberikan
manfaat tidak saja kepada sekolah atau anak didik, tetapi juga kepada
masyarakat itu sendiri, manfaat tersebut antara lain:8
1. Bagi sekolah
a. Sebagai umpan balik untuk menyempurnakan proses bellajar
mengajar yang terintegrasi antara anak didik, pendidik dan
masyarakat
b. Mata pelajaran yang diberikan akan bersifatfungsional,
bermanfaat dan berguna bagi masyarakat
c. Sekolah akan peka dalam menghadapi kebutuhan masyarakat.
d. Sekolah akan menjauhi pengetahuan yang bersifat verbalitas
e. Membangkitkan motivasi untuk mengadakan penelitian
terhadap fakta-fakta yang ada dimasyarakat
f. Sekolah akan menghasilkan anak yang lebih menghayati
masalah yang dihadapi oleh masyarakat dalam pembangunan
2. Bagi masyarakat
a. Pembangunan masyarakat akan berjalan lancar, sebab setiap
lapangan kehidupan akan dapat bantuan tenaga terdidik dari
anak didik yang ahli dalam bidangnya.
8 M Basyiruddin-Asnawir, Media Pembelajaran,(Jakarta: Ciputat Pers, 2002) h.109
9
b. Anggota masyarakat dapat secara jujur dan terbuka mengkritisi
keadaan sebenarnya yang terjadi pada masyarakat, misalnya
pemberantasan buta huruf.
c. Membantu pemecahan masalah pengangguran.
d. Membantu dalam usaha membendung terjadinya araus
urbanisasi ke kota-kota besar.
e. Masyarakat akan dapat mengatasi masalah-masalah kehidupan
yang mereka hadapi.
2) Lingkungan Alam
Lingkungan alam berkenaan dengan segala sesuatu yang sifatnya
alamiah seperti keadaan geografis, iklim, suhu udara, musim, curah
hujan, flora (tumbuhan), fauna (hewan), sumber daya alam (air, hutan,
tanah, batu-batuan dan lain-lain). Lingkungan alam tepat digunakan
untuk bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam.9
Aspek-aspek lingkungan alam di atas dapat dipelajari secara
langsung oleh para siswa melalui cara-cara seperti telah dijelaskan
sebelumnya. Mengingat sifat-sifat dari segala alam relatif tetap tidak
seperti dalam lingkungan sosial, maka akan lebih mudah dipelajari
para siswa. Siswa dapat mengamati dan mencatatnya secara pasti,
dapat mengamati perubahan-perubahan yang terjadi termasuk
prosesnya dan sebagainya.
Mempelajari lingkungan alam diharapkan para siswa dapat lebih
memahami materi pelajaran di sekolah serta dapat menumbuhkan cinta
alam, kesadaran untuk menjaga dan memelihara lingkungan, turut serta
dalam menanggulangi kerusakan dan pencemaran lingkungan serta
tetap menjaga kelestarian kemampuan sumber daya alam bagi
kehidupan manusia. Sebagai contoh: Dalam rangka mempelajari IPA,
siswa diminta mempelajari lingkungan alam di tempat tinggalnya.
Siswa diminta mencatat dan mempelajari suhu udara, jenis tumbuhan,
hewan, batu-batuan, kerusakan lingkungan, pencemaran dan lain-lain.
9 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, h. 213
10
Baik secara individual maupun kelompok para siswa akan melakukan
kegiatan belajar seperti mengamati, bertanya kepada orang lain,
membuktikan sendiri atau mencobanya. Ia akan memperoleh sesuatu
yang berharga dari kegiatan belajarnya yang mungkin tidak ditemukan
dari pengalaman belajar di sekolah sehari-hari.
Peristiwa alam juga dapat dijadikan sebagai sumber belajar
seperti banjir, topan, gempa, letusan gunung, hujan, petir. Kepala
sekolah hendaknya menyarankan kepada guru agar kreatif mencari
sumber belajar disekitar sekolah. Cara itu perlu memperhatikan
langkah-langkah, antara lain:10
1. Menyelidiki lingkungan sekitar, mencari hal-hal yang diusahakan
dapat dijadikan sebagai sumber belajar
2. Membuat perencanaan proses belajar mengajar berdasarkan topik
yang dipilih
3. Mengorganisasi siswa secara berkelompok atau individual sesuai
dengan kebutuhan
4. Menjelaskan pada siswa mengenai tugas yang harus dikerjakan
5. Memberikan tugas kepada kelompok dan individu
6. Mendiskusikan hasil kerja yang diperoleh
7. Menyinpulkan hasil kerja
8. Menilai hasil kerja siswa
9. Tindak lanjut yang diperlukan.
3) Lingkungan Buatan
Lingkungan sosial dan lingkungan alam sifatnya adalah alami, ada
juga yang disebut lingkungan buatan yakni lingkungan yang sengaja
diciptakan atau dibangun manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang
bermanfaat bagi kehidupan manusia. Lingkungan buatan antara lain
irigasi atau pengairan, bendungan, pertamanan, kebun binatang,
perkebunan, penghijauan, dan pembangkit tenaga listrik.11
10 M Basyiruddin-Asnawir, Media Pembelajaran, h. 11011 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, h. 214
11
Siswa dapat mempelajari lingkungan buatan dari berbagai aspek
seperti prosesnya, pemanfaatannya, fungsinya, pemeliharaannya, daya
dukungnya, serta aspek lain yang berkenaan dengan pembangunan dan
kepentingan manusia dan masyarakat pada umumnya. Lingkungan
buatan dapat dikaitkan dengan kepentingan berbagai bidang studi yang
diberikan di sekolah.
Ketiga lingkungan belajar di atas dapat dimanfaatkan sekolah
dalam proses belajar-mengajar melalui perencanaan yang saksama oleh
para guru bidang studi baik secara sendiri-sendiri maupun bersama.
Penggunaan lingkungan belajar dapat dilaksanakan dalam jam
pelajaran bidang studi di luar jam pelajaran dalam bentuk penugasan
kepada siswa atau dalam waktu khusus yang sengaja disiapkan pada
akhir semester, atau pertengahan semester. Teknis penggunaan
lingkungan belajar hendaknya ditempatkan sebagai media maupun
sebagai sumber belajar dalam hubungannya dengan materi bidang
studi yang relevan. Dengan demikian lingkungan dapat berfungsi
untuk memperkaya materi pengajaran, memperjelas prinsip dan konsep
yang dipelajari dalam bidang studi dan bisa dijadikan sebagai
laboratorium belajar para siswa.
D. Teknik Menggunakan Lingkungan
Ada beberapa cara bagaimana mempelajari lingkungan sebagai media dan
sumber belajar.12
1) Cara pertama dengan survey, yakni siswa mengunjungi lingkungan
seperti masyarakat setempat untuk mempelajari proses sosial, budaya,
ekonomi, kependudukan, dan lain-lain. Kegiatan belajar dilakukan
siswa melalui observasi, wawancara dengan beberapa pihak yang
dipandang perlu, mempelajari data atau dokumen yang ada, dan lain-
lain. Hasilnya dicatat dan dilaporkan di sekolah untuk dibahas bersama
dan disimpulkan oleh guru dan siswa untuk melengkapi bahan
pengajaran. Pengajaran yang dapat dilakukan untuk kegiatan survey
12 Ibid., h. 210
12
terutama bidang studi ilmu sosial dan kemasyarakatan, seperti
ekonomi, sejarah, kependudukan, hukum, sosiologi, antropologi, dan
kesenian.
2) Cara kedua dengan kamping atau berkemah. Kemah memerlukan
waktu yang cukup sebab siswa harus dapat menghayati bagaimana
kehidupan alam seperti suhu, iklim, suasana, dan lain-lain. Kemah
cocok untuk mempelajari ilmu pengetahuan alam, ekologi, biologi,
kimia, dan fisika. Siswa dituntut merekam apa yang ia alami, rasakan,
lihat dan kerjakan selama kemah berlangsung. Hasilnya dibawa ke
sekolah untuk dibahas dan dipelajari bersama-sama.
3) Cara ketiga adalah field trip atau karyawisata. Karyawisata adalah
kegiatan kunjungan atau bepergian bersama untuk memperluas
pengalaman, pengetahuan, atau wawasan. Karyawisata menurut
Syaiful Sagala ialah pesiar (ekskursi) yang dilakukan oleh para peserta
didik untuk melengkapi pengalaman belajar tertentu dan merupakan
bagian integral dari kurikulum sekolah. Melalui karyawisata sebagai
metode belajar mengajar, anak didik dibawah bimbingan guru
mengunjugi tempat-tempat tertentu dengan maksud untuk belajar.13
Dalam pengertian pendidikan karyawisata adalah kunjungan siswa
keluar kelas untuk mempelajari objek tertentu sebagai bagian integral
dari kegiatan kurikuler di sekolah. Sebelum karyawisata dilakukan
siswa, sebaiknya direncanakan objek yang akan dipelajari dan cara
mempelajarinya serta kapan sebaiknya dipelajari.
Objek karyawisata harus relevan dengan bahan pengajaran
misalnya musium untuk pelajaran sejarah, kebun binatang untuk
pelajaran biologi, taman mini untuk pelajaran ilmu bumi dan
kebudayaan, peneropongan bintang di Lembang untuk fisika dan
astronomi. Karyawisata di samping untuk kegiatan belajar sekaligus
juga rekreasi yang mengandung nilai edukatif. Karyawisata sebaiknya
dilakukan pada akhir semester atau catur wulan dan dikaitkan dengan 13 Didi Supriadie dan Deni Darmawan, Komunikasi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), h. 144
13
keperluan pengajaran dari berbagai bidang studi secara bersama-sama
dan dibimbing oleh guru bidang studi yang bersangkutan.
4) Cara keempat dengan praktek lapangan. Praktek lapangan dilakukan
oleh para siswa untuk memperoleh keterampilan dan kecakapan
khusus. Misalnya siswa SPG diterjunkan ke sekolah dasar untuk
melatih kemampuan sebagai guru di sekolah. Siswa SMEA dikirimkan
ke perusahaan untuk mempelajari dan mempraktekkan pembukuan,
akuntansi dan lain-lain. Siswa STM diterjunkan ke pabrik-pabrik untuk
melatih kemahirannya dalam bidang-bidang tertentu sesuai dengan
keahlian yang dipelajarinya. Dengan demikian praktek lapangan
berkenaan dengan keterampilan tertentu sehingga lebih tepat untuk
sekolah-sekolah kejuruan.14
5) Cara kelima melalui proyek pelayanan dan pengabdian pada
masyarakat. Cara ini dilakukan apabila sekolah (guru dan siswa secara
bersama-sama melakukan kegiatan memberikan bantuan kepada
masyarakat seperti pelayanan, penyuluhan, partisipasi dalam kegiatan
masyarakat, dan kegiatan lain yang diperlukan). Proyek pelayanan
pada masyarakat mengandung manfaat yang baik bagi para siswa
maupun bagi masyarakat setempat. Bagi siswa merupakan penerapan
atau mencoba melakukan kegiatan sehubungan dengan kecakapan
balajarnya dalam bidang tertentu sedangkan bagi masyarakat dirasakan
manfaatnya sebab secara langsung turut memperbaiki keadaan yang
menjadi garapan masyarakat itu sendiri. Misalnya para siswa
membantu memberikan pelayanan posyandu, perbaikan jembatan,
jalan-jalan, kebersihan lingkungan, penyuluhan, KB dan lain-lain.
6) Cara keenam mengundang manusia sumber atau nara sumber. Berbeda
dengan cara yang telah dijelaskan sebelumnya, penggunaan nara
sumber merupakan kebalikannya. Jika pada cara sebelumnya kelas
dibawa ke masyarakat, pada nara sumber mengundang tokoh
masyarakat ke sekolah untuk memberikan penjelasan mengenai
14 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, h. 211
14
keahliannya di hadapan para siswa. Misalnya, mengundang dokter atau
mantri kesehatan untuk menjelaskan berbagai penyakit, petugas
Kluarga Berencana untuk menjelaskan keluarga kecil, petugas
pertanian untuk menjelaskan cara bercocok tanam, dan lain-lain. Nara
sumber yang diundang harus relevan dengan kebutuhan belajar
sehingga apa yang diberikan oleh nara sumber dapat memperkaya
materi yang diberikan guru di sekolah. Kriteria nara sumber dilihat dari
keahliannya dalam suatu bidang tertentu yang diperlukan bukan
jabatannya atau kedudukannya.
Sebelum mengundang nara sumber hendaknya dipersiapkan topik
apa yang diminta untuk dibahas, siapa yang paling tepat untuk
membahasnya (nara sumber), kapan waktunya, bagaimana
menghubunginya, serta apa yang harus dilakukan siswa pada waktunya
(kegiatan belajar). Enam cara yang dikemukakan di atas tidak hanya
bermanfaat bagi proses belajar siswa namun lebih dari itu dapat
digunakan sebagai media kerja sama sekolah dengan masyarakat.
Hubungan sekolah dengan masyarakat sangat penting dalam
pendidikan agar memperoleh masukan-masukan bagi program
pendidikan agar lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat serta
memperkaya lingkungan belajar para siswa di sekolah.
E. Langkah dan Prosedur Penggunaan
Menggunakan lingkungan sebagai media dan sumber belajar dalam
proses pengajaran memerlukan persiapan dan perencanaan yang saksama
dari para guru. Tanpa perencanaan yang matang kegiatan belajar siswa
bisa tidak terkendali, sehingga tujuan pengajaran tidak tercapai dan siswa
tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan.15
Ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam menggunakan
lingkungan sebagai media dan sumber belajar, yakni langkah persiapan,
pelaksanaan, dan tindak lanjut.
1) Langkah Persiapan
15 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, h. 214
15
Ada beberapa prosedur yang harus ditempuh pada langkah persiapan
ini, antara lain:
a) Dalam hubungannya dengan pembahasan bidang studi tertentu,
guru dan siswa menentukan tujuan belajar yang diharapkan
diperoleh para siswa berkaitan dengan penggunaan lingkungan
sebagai media dan sumber belajar. Misalnya siswa dapat
menjelaskan proses kerja pembangkit listrik tenaga air. Atau siswa
dapat menjelaskan struktur pemerintahan tingkat kecamatan. Siswa
dapat mengidentifikasi berbagai jenis tumbuhan dan hewan di
daerahnya.
b) Tentukan objek yang harus dipelajari dan dikunjungi. Dalam
menetapkan objek kunjungan tersebut hendaknya diperhatikan
relevansi dengan tujuan belajar, kemudahan menjangkaunya
misalnya cukup dekat dan murah perjalanannya, tidak memerlukan
waktu yang lama, tersedianya sumber-sumber belajar, keamanan
bagi siswa dalam mempelajarinya serta memungkinkan untuk
dikunjungi dan dipelajari para siswa.
c) Menentukan cara belajar siswa pada saat kunjungan dilakukan.
Misalnya mencatat apa yang terjadi, mengamati suatu proses,
bertanya atau wawancara dengan petugas dan apa yang harus
ditanyakannya, melukiskan atau menggambarkan situasi baik
berupa peta, skets dan lain-lain, kalau mungkin mencobanya dan
kegiatan lain yang dianggap perlu. Di samping itu ada baiknya
siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok
diberi tugas khusus dalam kegiatan belajarnya.
d) Guru dan siswa mempersiapkan perizinan jika diperlukan.
Misalnya membuat dan mengirimkan surat permohonan untuk
mengunjungi objek tersebut agar mereka dapat mempersiapkannya.
Dalam surat tersebut dijelaskan kegiatan belajar dan tujuan yang
diharapkan dari kunjungan tersebut. Hal ini penting agar petugas di
sana mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan.
16
e) Persiapan teknis yang diperlukan untuk kegiatan belajar, seperti
tata tertib di perjalanan dan di tempat tujuan, perlengkapan belajar
yang harus dibawa, menyusun pertanyaan yang akan diajukan,
kalau ada kamera untuk mengambil foto, transportasi yang
digunakan, biaya, makanan atau perbekalan, perlengkapan P3K.
Persiapan tersebut dibuat guru bersama siswa pada waktu belajar
bidang studi yang bersangkutan, atau dalam program akhir semester.
2) Langkah Pelaksanaan
Pada langkah ini adalah melakukan kegiatan belajar di tempat
tujuan sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan. Biasanya
kegiatan belajar diawali dengan penjelasan petugas mengenai objek
yang dikunjungi sesuai dengan permintaan yang telah disampaikan
sebelumnya.16
Dalam penjelasan tersebut, para siswa bisa mengajukan beberapa
pertanyaan melalui kelompoknya masing-masing supaya waktunya
bisa lebih hemat. Catatlah semua informasi yang diperoleh dari
penjelasan tersebut. Setelah informasi diberikan oleh petugas, para
siswa dengan bimbingan petugas melihat dan mengamati objek yang
dipelajari. Dalam proses ini petugas memberi penjelasan berkenaan
dengan cara kerja atau proses kerja, mekanismenya atau hal lain sesuai
dengan objek yang dipelajarinya. Siswa bisa bertanya atau juga
mempraktekkan jika dimungkinkan serta mencatatnya. Berikutnya
para siswa dalam kelompoknya mendiskusikan hasil-hasil belajarnya,
untuk lebih melengkapi dan memahami materi yang dipelajarinya.
Akhir kunjungan dengan ucapan terima kasih kepada petugas dan
pimpinan objek tersebut. Apabila objek kunjungan sifatnya bebas dan
tak perlu ada petugas ang mendampinginya, seperti kemah,
mempelajari lingkungan sosial, dan lain-lain, para siswa langsung
mempelajari objek studi mencatat dan mengamatinya atau mengadakan
wawancara dengan siapa saja yang menguasai persoalan.
16 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, h. 216
17
3) Tindak Lanjut
Tindak lanjut dari kegiatan belajar butir b) di atas adalah kegiatan
belajar di kelas untuk membahas dan mendiskusikan hasil belajar dari
lingkungan. Setiap kelompok diminta melaporkan hasil-hasilnya untuk
dibahas bersama.
Guru dapat meminta kesan-kesan yang diperoleh siswa dari
kegiatan belajar tersebut, disamping menyimpulkan materi yang
diperoleh dan dihubungkan dengan bahan pengajaran bidang studinya.
Di lain pihak guru juga memberikan penilaian terhadap kegiatan
belajar siswa dan hasil-hasil yang dicapainya. Tugas lanjutan dari
kegiatan belajar tersebut dapat diberikan sebagai pekerjaan rumah,
misalnya menyusun laporan yang lebih lengkap, membuat pertanyaan-
pertanyaan berkenaan dengan hasil kunjungan, atau membuat karangan
berkenaan dengan kesan-kesan yang diperoleh siswa dari kegiatan
belajarnya.
Memperhatikan uraian di atas dapat disimpulkan penggunaan
lingkungan sebagai media dan sumber belajar banyak manfaatnya baik
dari segi motivasi belajar, aktivitas belajar siswa, kekayaan informasi
yang diperoleh siswa, hubungan sosial siswa, pengenalan lingkungan,
serta sikap dan apresiasi para siswa terhadap kondisi sosial yang ada
disekitarnya.17
Proses pengajaran yang mengoptimalkan lingkungan sebagai
media dan sumber belajar dikenal dengan pendekatan ekologis. Dalam
upaya pembaharuan kurikulum melalui kurikulum muatan lokal
pendekatan lingkungan (ekologis) mutlak diperlukan sehingga
lingkungan di sekitarnya betul-betul menjadi tujuan dan sumber belajar
para siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran.
17 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, h. 217
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lingkungan sebagai media dan sumber belajar para siswa dapat
dioptimalkan dalam proses pengajaran untuk memperkaya bahan dan
kegiatan belajar siswa di sekolah. Prosedur belajar untuk memanfaatkan
lingkungan sebagai media dan sumber belajar ditempuh melalui beberapa
cara antara lain supaya berkemah, karyawisata pendidikan, praktek
lapangan, pelayanan pada masyarakat, manusia sumber. Ada tiga macam
lingkungan belajar yakni lingkungan sosial, lingkungan alam, dan
lingkungan buatan.
Agar penggunaan lingkungan sebagai media dan sumber belajar
berhasil baik hendaknya dipersiapkan secara saksama melalui tiga tahapan
kegiatan yakni tahap persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut. Dam setiap
tahapan di atas hendaknya dilibatkan guru dan siswa sehingga semua
kegiatan belajar dan pemanfaatan lingkungan belajar menjadi tanggung
jawab para siswa itu sendiri.
B. Saran
Saran kami kepada para pembaca khususnya pembimbing kami,
agar lebih teliti menganalisis isi makalah ini. Karena kami menyadari
dalam isi makalah ini masih banyak terdapat kelemahan dan kesalahan.
Maka dari itu kami mohon kritik dan dara yang sifatnya membangun, agar
makalah ini jauh lebih baik
19
DAFTAR PUSTAKA
Basyiruddin, M -Asnawir. 2002. Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers.
Karwati, Euis dan Priansa, Donni Juni. 2014. Manajemen Kelas. Bandung: Alfabeta.
Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. 2010. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Supriadie, Didi dan Darmawan, Deni. 2012. Komunikasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
http://medped.blo g spot.com/2009/10/media pembelajaran dalam pendidikman.html, (diakses 20 Oktober 2015 pukul 07.58 WIB)
20