bimbingan guru pendidikan agama islam dalam …eprints.ums.ac.id/34327/21/02. naskah...

18
BIMBINGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN PADA SISWA DI SMP MUHAMADIYAH 1 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) Disusun oleh: Darini Diva Adinda NIM: G 000110031 NIRM: 11/X/02.2.1/0904 FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

Upload: doankhanh

Post on 09-Jun-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BIMBINGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …eprints.ums.ac.id/34327/21/02. Naskah Publikasi.pdfBIMBINGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QURAN

BIMBINGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI

KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN PADA SISWA

DI SMP MUHAMADIYAH 1 KARTASURA

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk

Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

Disusun oleh:

Darini Diva Adinda

NIM: G 000110031

NIRM: 11/X/02.2.1/0904

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015

Page 2: BIMBINGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …eprints.ums.ac.id/34327/21/02. Naskah Publikasi.pdfBIMBINGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QURAN

i

BIMBINGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI

KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN PADA SISWA

DI SMP MUHAMADIYAH 1 KARTASURA

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk

Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

Disusun oleh:

Darini Diva Adinda

NIM: G 000110031

NIRM: 11/X/02.2.1/0904

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015

Page 3: BIMBINGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …eprints.ums.ac.id/34327/21/02. Naskah Publikasi.pdfBIMBINGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QURAN
Page 4: BIMBINGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …eprints.ums.ac.id/34327/21/02. Naskah Publikasi.pdfBIMBINGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QURAN

1

BIMBINGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI

KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QURAN PADA SISWA DI SMP

MUHAMADIYAH 1 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Darini Diva adinda

G000110031

Fakultas Agama Islam

ABSTRAK

Bimbingan adalah upaya membantu individu belajar mengembangkan fitrah

dan atau kembali kepada fitrah, dengan cara memberdayakan (enpowering) iman,

akal, dan kemauan yang dikaruniakan Allah Swt kepadanya untuk mempelajari

tuntunan Allah dan Rasul-Nya, agar fitrah yang ada pada individu itu berkembang

dengan benar dan kokoh sesuai tuntunan Allah Swt.

Tujuan penelitian ini adalah ingin mendiskripsikan jenis kesulitan belajar

membaca Al-Qur’an, bentuk layananan bimbingan yang dilakukan guru pendidikan

agama Islam serta faktor pendukung dan penghambat layanan bimbingan guru

pendidikan agama Islam dalam mengatasi kesulitan belajar membaca Al-Qur’an pada

siswa di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura.

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research), karena data yang

diperlukan untuk menyusun karya ilmiah ini diperoleh dari lapangan, yaitu di SMP

Muhammadiyah 1 Kartasura. Untuk memperoleh data dalam penulisan ini, penulis

menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Setelah data

terkumpul selanjutnya dilakukan analisis data. Metode analisis data yang digunakan

adalah deskriptif kualitatif dan penarikan kesimpulannya menggunakan cara berfikir

induktif.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa, jenis kesulitan belajar dalam membaca

Al-Qur’an diantaranya siswa belum mengenal huruf hijāiyah, siswa belum menguasai

tanda baca, isyarat baca, serta hukum-hukum tajwīd. Sedangkan bentuk layanan

bimbingan mengatasi kesulitan belajar membaca Al-Qur’an tidak hanya membagi

kelompok sesuai dengan kemampuan, pengenalan huruf hijāiyah, pengenalan tanda

baca, pengenalan isyarat baca, pengenalan hukum-hukum tajwīd, tutor sebaya,

tilāwah dan tartīl . Namun peneliti menemukan layanan bimbingan baru yang belum

ada pada teori yaitu: menggunakan lagu (Ibu-Farhan feat Hadad Alwi) untuk

mengenalkan huruf hijāiyah kepada siswa. Dalam pelaksanaan layanan bimbingan ada

faktor pendukung dan penghambat. Faktor pendukung diantaranya adalah guru yang

sabar, sarana dan prasarana, ekstrakurikuler, serta guru yang berkompeten. Sedangkan

faktor penghambat adalah kurang perhatian dari orang tua, beragamnya kemampuan

siswa yang berbeda-beda, terpengaruhnya oleh lingkungan di masyarakat seperti

bermain Play Station, menonton TV yang menampilkan hiburan yang sama sekali

tidak bermanfaat, kurangnya kesadaran siswa itu dalam pelaksanaan kegiatan mengaji

atau kegiatan Ektrakurikuler dan sibuknya anak-anak yang gaduh dan tidak

memperhatikan ketika kegiatan bimbingan membaca Al-Qur’an yang ada di sekolah.

Kata Kunci: Bimbingan, Kesulitan Belajar, Membaca Al-Qur’an

Page 5: BIMBINGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …eprints.ums.ac.id/34327/21/02. Naskah Publikasi.pdfBIMBINGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QURAN

2

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan di SMP

Muhammadiyah 1 Kartasura sebagai

usaha untuk mendewasakan siswa

mempunyai peranan dalam membina

dan membimbing siswa agar menjadi

manusia yang beriman, bertakwa

kepada Allah SWT dan berakhlak

mulia. Melihat begitu besar peran

SMP Muhammdiyah 1 Kartasura

dalam membentuk kepribadian siswa,

maka sekolah membekali siswa

dengan membaca Al-Qur’an,

menghafal, menulis, memahami arti,

serta mampu memahami isi

kandungannya dengan baik dan benar.

Dalam usahanya tersebut ada saja

hambatan-hambatan yang datang, baik

dari dalam (internal) maupun dari luar

(eksternal), sehingga diperlukan

pemecahan.

Berdasarkan pengalaman

selama melaksanakan Program

Pengalaman Lapangan di SMP

Muhammadiyah 1 Kartasura, banyak

saya temukan sebagian dari siswa yang

mengalami kesulitan dalam membaca

Al-Qur’an. Sehingga, bimbingan

dirasakan sangat perlu untuk

mengatasi kesulitan dalam belajar

membaca Al-Qur’an. Bimbingan

merupakan kegiatan bantuan yang

diberikan kepada individu secara terus

menerus dalam menghadapi persoalan-

persoalan yang timbul dalam

hidupnya.

Kesulitan belajar ini jika tidak

diatasi dengan baik dan tepat dari

pihak sekolah, maka untuk mencetak

peserta didik di SMP Muhammadiyah

1 Kartasura agar menjadi manusia

yang beriman, bertakwa kepada Allah

SWT dan berakhlak mulia akan

terkendala. Oleh karena itu, diperlukan

program khusus yaitu bimbingan yang

mengatasi kesulitan belajar pendidikan

agama Islam terutama Al-Qur’an.

Dengan adanya bimbingan diharapkan

dapat membantu siswa dalam

mengatasi kesulitan belajar membaca

Al-Qur’an.

Rumusan Masalah

Masalah adalah pokok yang

hendak diteliti dan dibahas.

Berdasarkan latar belakang diatas

maka masalah mendasar yang akan

dikaji adalah:

1. Jenis kesulitan belajar apa saja

yang dihadapi siswa dalam

membaca Al-Qur’an di SMP

Muhammadiyah 1 Kartasura?

2. Apa bentuk layanan bimbingan

yang dilakukan guru pendidikan

agama Islam dalam mengatasi

kesulitan belajar membaca Al-

Qur’an pada siswa di SMP

Muhammadiyah 1 Kartasura?

3. Apa faktor pendukung dan

penghambat bimbingan guru

pendidikan agama Islam dalam

mengatasi kesulitan belajar

membaca Al-Qur’an pada siswa di

SMP Muhammadiyah 1 Kartasura?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan

masalah di atas, maka penelitian ini

mempunyai tujuan:

1. Untuk mendiskripsikan jenis

kesulitan belajar apa saja yang

dihadapi siswa dalam membaca

Al-Qur’an di SMP

Muhammadiyah 1 Kartasura

2. Untuk mendiskripsikan bentuk

layanan bimbingan yang dilakukan

guru pendidikan agama Islam

dalam mengatasi kesulitan belajar

membaca Al-Qur’an pada siswa di

SMP Muhammadiyah 1 Kartasura.

3. Untuk mendiskripsikan faktor

pendukung dan penghambat

layanan bimbingan guru

pendidikan agama Islam dalam

mengatasi kesulitan belajar

membaca Al-Qur’an.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil

dari hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi peneliti

Page 6: BIMBINGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …eprints.ums.ac.id/34327/21/02. Naskah Publikasi.pdfBIMBINGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QURAN

3

Sebagai acuan untuk

memperluas pemikiran dan

pengalaman penulis dalam bidang

pendidikan di masa depan

khususnya menambah wawasan

keilmuan pendidikan Al-Qur’an.

2. Bagi lembaga yang di teliti

Dapat memberi informasi

pada guru pendidikan agama Islam

tentang mengatasi kesulitan belajar

membaca Al-Qur’an pada siswa di

SMP Muhammadiyah 1 Kartasura.

3. Bagi masyarakat

Peneliti berharap agar hasil

penelitian ini digunakan sebagai

khasanah ilmu pengetahuan untuk

bahan penelitian lebih lanjut,

khususnya spesifikasi ke Al-

Qur’annya dan tentunya akan

memberikan inspirasi dan alternatif

untuk mencari cara terbaik dalam

proses pembelajaran Al-Qur’an.

Tinjauan Pustaka

Berikut ini beberapa penelitian

sebelumnya yang dapat penulis

kemukakan sebagai bahan pustaka.

1. Yusuf Rahmadi (UMS, 2014)

dalam skripsinya yang berjudul

Pengaruh Bimbingan Konseling

Terhadap Penanaman Nilai Akhlak

Siswa SMP N1 Teras Boyolali

Tahun Pelajaran 2012/2013.

Menyimpulkan bahwa seluruh staf

sekolah berperan dalam upaya

penanaman nilai akhlak kepada

sekolah dan melalui upaya

pemahaman, pencegahan,

pengentasan, pemeliharaan, serta

pengembangan yang di

internalisakan dengan kegiatan

sekolah memberikan pengaruh

terciptanya kesadaran keagamaan

pada siswa dan pemahaman siswa

akan peraturan-peraturan yang ada

disekolah.

2. Muttaqin, Alfian Huda (UMS,

2014) dalam skripsinya yang

berjudul Upaya Bimbingan Guru

Pendidikan Agama Islam Dalam

Mengatasi Kesulitan Belajar

Membaca Al-Qur’an pada Siswa

di Madrasah Ibtidaiyah Negeri

Takeran Magetan Tahun Pelajaran

2013/2014. Menyimpulkan bahwa

guru pendidikan agama Islam

memilih metode yang tepat,

penggunaan media yang bervariasi,

guru berusaha dengan lebih telaten

dalam memahamkan siswa, guru

memberikan pekerjaan rumah,

selalu memberikan motivasi

kepada siswanya setelah selesai

kegiatan. Faktor pendukung

diantaranya guru PAI mewajibkan

bagi siswa yang masih Iqra’ untuk

ikut taman pendidikan Al-Qur’an,

dan faktor penghambat yaitu siswa

mempunyai beragam kemampuan

yang disebabkan input lulusan

yang berbeba.

3. Wilda Fahriyah (UIN Syarif

Hidayatullah, 2011) dalam

skripsinya yang berjudul Peranan

Bimbingan dan Konseling Dalam

Mengatasi Kesulitan Belajar

Pendidikan Agama Islam di SMP

Muhammadiyah 35 Jakarta Tahun

Pelajaran 2010/2011. Mengatakan

peranan bimbingan dan konseling

dalam mengatasi kesulitan belajar

pendidikan agama Islam di SMP

Muhammadiyah 35 Jakarta. Dari

perhitungan diperoleh rxy sebesar

0,613. Hal ini berarti bahwa

korelasi antara variabel X

(Bimbingan dan Konseling)

dengan variabel Y (mengatasi

kesulitan belajar) merupakan

korelasi positif yang signifikan.

Dengan memperhatikan besarnya

rxy yang dihasilkan yaitu 0,613

yang berada pada rentang 0,40 –

0,70 berarti terdapat korelasi

positif yang sedang atau cukup

antara variabel X (Bimbingan dan

Konseling) dan Y (mengatasi

kesulitan belajar). Maka dapat

disimpulkan bahwa bimbingan dan

Page 7: BIMBINGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …eprints.ums.ac.id/34327/21/02. Naskah Publikasi.pdfBIMBINGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QURAN

4

konseling berperan terhadap

kesulitan belajar pendidikan agama

Islam.

Tinjauan Teoritik

Bimbingan

a. Pengertian Bimbingan

Menurut Moh. Surya dalam

Yahya, menjelaskan bahwa bimbingan

merupakan proses pemberian bantuan

terus-menerus dan sistematis kepada

individu dalam memecahkan masalah

yang dihadapinya agar tercapainya

mampu memahami diri (self

understanding), menerima diri,

mengarahkan diri (self direction),

merealisasikan diri (self realization)

sesuai dengan potensi dan

kemampuannya dalam mencapai

penyesuaian diri dengan lingkungan,

baik keluarga, sekolah maupun

masyarakat.

Menurut Crow and Crow dalam

Yahya, menjelaskan bahwa bimbingan

diartikan sebagai bantuan yang

diberikan oleh seseorang, baik pria

maupun wanita yang memiliki pribadi

yang baik dan pendidikan yang

memadai, kepada seorang individu dari

setiap usia untuk menolongnya,

mengemudikan kegiatan-kegiatan

hidupnya, membuat pilihan dan

memikul bebannya sendiri.1

Menurut Dewa Ketut Sukardi

dan Nila Kuswari, menjelaskan bahwa

bimbingan adalah proses pemberian

bantuan yang diberikan kepada

seseorang atau kelompok orang secara

terus-menerus dan sistematis oleh

pembimbing agar individu menjadi

pribadi yang mandiri.2

Berdasarkan dari definisi di

atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

bimbingan adalah proses pemberian

bantuan yang diberikan kepada

1 Murip Yahya, Profesi Tenaga

Kependidikan (Bandung : CV Pustaka Setia,

2013), cet 1, hlm. 148-149. 2 Ketut Sukardi dan Nila Kuswari, Proses

Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Jakarta :

Rineka Cipta, 2008), hlm. 2.

seorang baik pria maupun wanita

secara terus-menerus agar menjadi

pribadi yang mandiri.

b. Tujuan Bimbingan

Menurut Sukiman dalam

Suhesti, menjelaskan bahwa

bimbingan bertujuan membantu

peserta didik agar memiliki

kompetensi mengembangkan potensi

dirinya seoptimal mungkin dan

menguasai nilai-nilai yang terkandung

dalam tugas-tugas perkembangannya.

Perkembangan potensi meliputi tiga

tahapan, yaitu: Pertama, pemahaman

dan kesadaran. Kedua, sikap dan

penerimaan. Ketiga, ketrampilan atau

tindakan melaksanakan tugas-tugas

perkembangan.3

Menurut Thohirin menjelaskan

bahwa tujuan bimbingan adalah:

1) Agar klien (siswa) memperoleh

pemahaman yang lebih baik

terhadap dirinya.

2) Agar klien (siswa) dapat

mengarahkan dirinya kearah

perkembangan yang optimal.

3) Agar klien (siswa) memecahkan

sendiri masalah yang dihadapinya.

4) Agar klien (siswa) mempunyai

wawasan yang lebih tentang

dirinya.

5) Agar klien (siswa) dapat

menyesuaikan diri secara lebih

efektif baik dengan diri sendiri atau

lingkungan.4

Dari penjabaran tujuan

bimbingan yang telah dijabarkan oleh

para ahli di atas dapat diketahui bahwa

pada prinsipnya tujuan bimbingan

merupakan bantuan yang diberikan

kepada individu atau siswa untuk

mengetahui masalah yang dihadapinya,

bantuan yang diberikan untuk

3 Suhesti, Endang Ertiati, Bagaimana

Konselor Bersikap (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2012), hlm. 7. 4 Thohirin, Bimbingan dan Konseling di

Sekolah dan Madrasah Berbasis Intergrasi

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hlm.

36.

Page 8: BIMBINGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …eprints.ums.ac.id/34327/21/02. Naskah Publikasi.pdfBIMBINGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QURAN

5

memecahkan masalah yang

dihadapinya dan bantuan untuk

menjaga atau memelihara situasi dan

kondisi agar tetap baik atau menjadi

lebih baik, sehingga tidak akan

menjadi sumber masalah bagi dirinya

dan orang lain.

Kesulitan Belajar

a. Pengertian Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar dapat

diartikan “kesukaran siswa dalam

menerima atau menyerap pelajaran

atau informasi yang diberikan”.5

Menurut Muhibbin Syah dalam

bukunya psikologi belajar bahwa

“kesulitan belajar adalah siswa-siswi

yang berkategori diluar rata-rata

(sangat pintar dan sangat bodoh) tidak

mendapat kesempatan yang memadai

untuk berkembang sesuai dengan

kapasitasnya”.6 Sedangkan dalam

pengertian lain, kesulitan belajar

adalah “keadaan dimana siswa atau

anak didik tidak dapat belajar

sebagaimana mestinya”.7

Jadi yang dimaksud dengan

kesulitan belajar adalah “suatu kondisi

proses belajar yang ditandai dengan

hambatan-hambatan tertentu untuk

mencapai hasil belajar”.

b. Jenis-jenis Kesulitan Belajar

Setiap murid mempunyai bakat

yang berbeda-beda, dan bakat

mempunyai pengaruh yang besar

terhadap prestasi belajar. Murid yang

berkurang berbakat dalam suatau

pelajaran tertentu membutuhkan waktu

yang lebih lama untuk menguasai suatu

bahan, dibanding murid yang berbakat

dalam mata pelajaran tersebut. Bila

ditelusuri akan terdapat sejumlah

5 Fadillah Suralaga, dkk, Psikologi

Pendidikan dalam Prespektif Islam (Jakarta : UIN

Jakarta Press, 2005), Cet 1, hlm 135. 6 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar

(Jakarta : PT. Logos Wacana Ilmu, 1999), Cet 1,

hlm. 165. 7 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono,

Psikologi Belajar (Jakarta Rineka Cipta, 1991),

Cet 1, hlm. 77.

murid yang mengalami kesulitan

dalam belajar. Ada beberapa jenis

kesulitan dalam belajar secara umum:

1) Sekelompok murid yang belum

mencapai tingkat ketuntasan akan

hampir mencapainya. Murid

tersebut mendapat kesulitan dalam

memantapkan penguasaan bagian-

bagian yang sukar dari seluruh

bahan yang harus dipelajari.

Kesulitan dapat diatasi dengan

membaca kembali materi atau

mempelajari penjelasan-penjelasan

khusus dari buku teks.

2) Sekelompok murid yang belum

dapat mencapai tingkat ketuntasan

yang diharapkan karena ada konsep

dasar yang belum dikuasai. Jenis

kesulitan yang dihadapi murid

semacam ini tidak dapat diatasi

dengan cara mengulang bahan

yang sama tapi harus dicarikan

alternaif kegiatan lain yang

berbeda yang mengarah pada

tujuan instruksional dan tujuan

yang sama. Dengan cara seperti ini

serta bantuan dari guru diharapkan

kesulitan murid dapat diatasi.

Jenis dan tingkat kesulitan yang

dialami murid, karena secara

konseptual tidak menguasai bahan

yang dipelajari secara menyeluruh,

tingkat penguasaan bahan sangat

rendah, konsep-konsep dasar tidak

dikusai, bahkan tidak hanya bagian

yang sukar tidak dipahami, mungkin

juga bagian-bagian yang sedang atau

mudah tidak dapat dikuasai dengan

baik. Untuk jenis kesulitan semacam

yang dialami murid seperti ini, perlu

bimbingan dan penanganan secara

khusus dan bersifat individual.8

Membaca Al-Qur’an

a. Pengertian membaca Al-Qur’an

Menurut Manna Khalil Al-Qattan

dalam study Ilmu-ilmu Qur’an

8 Mulyadi, Diagnosis Kesulitan Belajar

dan Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar

Khusus ( Jogjakarta: Nuha Litera, 2010), hal, 15-

17.

Page 9: BIMBINGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …eprints.ums.ac.id/34327/21/02. Naskah Publikasi.pdfBIMBINGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QURAN

6

menyatakan Al-Qur’an adalah kalam

atau firman yang diturunkan kepada

Nabi Muhammad SAW yang

membacanya merupakan suatu ibadah.

Secara etimologi kata “baca”

adalah bentuk kata benda dari kata kerja

“membaca”. Menurut Bahasa Arab

dalam kamus Al-Munawwir adalah

“Iqra’ ” yang berarti membaca.

Menurut kamus besar Bahasa

Indonesia, membaca diartikan “melihat

tulisan dan mengerti atau dapat

melisankan apa yang tertulis itu.”

Khusus dalam membaca Al-Qur’an

harus dibarengi dengan kemampuan

mengetahui (ilmu) tajwid dan

mengaplikasikannya dalam membaca

teks.

Membaca Al-Qur’an juga tidak

terlepas hubungannya dengan masalah

tempo ini. Ada empat tingkatan (tempo)

yang telah disepakati oleh ahli Tajwīd,

yaitu:

1) Al-Tartīl

Al-Tartīl yaitu membaca

dengan pelan dan tenang,

mengeluarkan setiap huruf dari

makhrajnya dengan memberikan

sifat-sifat yang dimilikinya, baik

asli maupun baru datang (hukum-

hukumnya) serta memperhatikan

makna (ayat).

2) Al-Hadr

Al-Hadr yaitu membaca

dengan cepat tetapi masih menjaga

hukum-hukumnya.

3) Al-Tadwīr

Al-Tadwīr yaitu bacaan

sedang tidak terlalu cepat juga

tidak terlalu pelan, tetapi

pertengahan antara keduanya.

4) Al-Tahqīq

At-Tahqīq yaitu membaca

seperti halnya tartīl lebih tenang

dan perlahan-lahan. Tempo ini

hanya boleh dipakai untuk belajar

(latihan) dan mengajar, tapi tidak

boleh dipakai pada waktu shalat

atau menjadi imam.9

b. Bentuk Layanan Bimbingan dalam

Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca

Al-Qur’an

Masalah belajar merupakan inti

dari kegiatan di sekolah. Sebab semua

usaha di sekolah diperuntukkan bagi

berhasilnya proses belajar bagi setiap

siswa yang sedang studi di sekolah

tersebut. Oleh sebab itu, diperlukan

layanan-layanan bimbingan sebagai

berikut:

1) Layanan Orientasi

Adapun cara layanan orientasi

dalam membaca Al-Qur’an secara

garis besar seseorang harus

menguasai beberapa hal, yaitu:

a) Pengenalan huruf hijāiyah yang

berjumlah 28 huruf berikut

makhārijul ḥurūfnya. Hal ini

dikarenakan untuk bisa

membaca Al-Qur’an 90%

ditentukan oleh penguasaan

huruf hijaiyah dan 10% oleh

tanda baca, hukum lainnya.

b) Pengenalan tanda baca seperti

kasrah, fatḥaḥ, ḍammah, sukun,

dan lainnya. Tanda baca dalam

Al-Qur’an seperti A, I, U, E, O

dalam bahasa latin yang

berfungsi untuk

menyambungkan kata.

c) Pengenalan isyarat baca seperti

panjang, pendek, dobel

(tasydīd), dan seterusnya.

Isyarat baca panjang dan

pendek dalam Al-Qur’an

mengandung unsur irama yang

indah.

d) Pengenalan hukum-hukum

tajwīd baca dengung (idgām),

samar-samar (ikhfā), jelas

(izhār) dan lain-lainnya.

2) Layanan Penempatan

Layanan bimbingan

penempatan membantu

9 Tombak Alam, Metode Membaca dan

Menulis Al-Qur’an 5 Kali Pandai (Jakarta : PT.

Rineke Cipta, 2012), hlm. 13.

Page 10: BIMBINGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …eprints.ums.ac.id/34327/21/02. Naskah Publikasi.pdfBIMBINGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QURAN

7

menempatkan individu dalam

lingkungan yang sesuai untuk

perkembangan potensi-potensinya.

Termasuk didalamnya:

a) Penempatan kedalam kelompok

belajar, misalnya saja anak yang

punya bakat dalam pelajaran Al-

Qur’an dikelompokkan kepada

anak-anak yang minat baca tulis

Al-Qur’an, agar bakatnya

tersebut berkembang dengan

baik.

b) Penempatan di dalam kelas,

misalnya saja dalam pengaturan

tepat duduk di dalam kelas, anak

yang tubuhnya pendek di

tempatkan di depan sedangkan

anak yang tubuhnya tinggi di

tempatkan di belakang. Hal ini

sangat membantu sekali dalam

proses pebelajaran di kelas.

c) Mengadakan kegiatan

ekstrakurikuler, misalnya saja

anak yang kurang dalam baca

tulis Al-Qur’an di khususkan

dan diberi kegiatan

ektrakurikuler.10

3) Tutor Sebaya

Menurut Hamalik,

mengemukakan bahwa tutor sebaya

adalah bimbingan pembelajaran

dalam bentuk pemberian bimbingan,

bantuan, petunjuk, arahan, dan

motivasi agar para siswa belajar

secara efesien dan efektif. Tutor

sebaya adalah siswa yang ditunjuk

atau ditugaskan membantu teman-

temannya yang mengalami kesulitan

belajar, karena hubungan teman

umumnya lebih dekat dibandingkan

hubungan guru dengan siswa.11

Menurut Ischak dan Warji,

mengemukakan bahwa tutor sebaya

adalah kelompok siswa yang telah

tuntas terhadap bahan pelajaran

memberikan bantuan kepada siswa

10

Ibid., hlm. 14. 11

Oemar Hamalik, Strategi Belajar

Mengajar Berdasarkan CBSA (Bandung: CV. Sinar

Baru, 1991), hlm. 73.

yang mengalami kesulitan dalam

memahami materi pelajaran yang

dipahaminya.12

Berdasarkan dari definisi di

atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

tutor sebaya adalah seseorang yang

ditunjuk dan ditugaskan untuk

memberikan bantuan kepada siswa

yang mengalami kesulitan belajar

dalam memahami materi pelajaran

yang dipahaminya.

4) Tilāwah

Makna tilāwah awalnya

adalah mengikuti (tabiʻa atau

ittabaʻa) secara langsung dengan

tanpa pemisah, yang secara khusus

berarti mengikuti kitab-kitab Allah,

baik dengan cara qirā’ah atau

menjalankan apa yang terkandung

didalamnya (ittabaʻa).13

Tilāwah adalah membaca Al-

Qur’an dengan sepenuh hati dan

sepenuh pengertian.14

Berdasarkan dari definisi di

atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

tilāwah adalah membaca Al-Qur’an

dengan sepenuh hati dan

menjalankan apa yang terkandung

didalamnya.

5) Tartīl

Tartīl adalah membaca Al-

Qur’an sesuai dengan aturan-aturan

yang sudah ditentukan. Yakni

mengeluarkan/menyebutkan huruf-

huruf Al-Qur’an sesuai dengan

12

Suryo dan Amin. 1984. Pembelajaran

Tutor Sebaya.

(http://bagawanabiyasa.wordpress.com/2013/07/21/

pembelajaran-tutor-sebaya), diakses pada tanggal

15 Juni 2015. 13

(http://m.facebook.com/nasehat.untuk.muslimah/po

sts/755544284462803), diakses pada tanggal 16

Juni 2015. 14

(http://dedendida.blogspot.com/2011/02/tilawah-al-

quran-membaca-al-quran.html), diakses pada

tanggal 15 Juni 2015.

Page 11: BIMBINGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …eprints.ums.ac.id/34327/21/02. Naskah Publikasi.pdfBIMBINGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QURAN

8

makhraj (tempat keluarnya huruf)

dan sifat-sifat huruf.15

Tartīl adalah sesuatu yang

terpadu dan tersistem secara

konsisten, yakni melepaskan kata-

kata dari mulut secara baik, teratur,

dan kosisten.16

Berdasarkan dari definisi di

atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

tartīl adalah membaca Al-Qur’an

sesuai dengan aturan-aturan yang

sudah ditentukan.

c. Faktor Pendukung dan Penghambat

Pelaksanaan Layanan Bimbingan

dalam Mengatasi Kesulitan Membaca

Al-Qur’an

Pelaksanaan layanan

bimbingan di sekolah tidak terlepas

dari adanya faktor pendukung dan

penghambat, sehingga dapat

mempengaruhi kualitas hasil

pelaksanaan layanan bimbingan.

Faktor pendukung yang dapat

terselenggara dengan baik mampu

menunjang tercapainya layanan

bimbingan yang berkualitas.

Menurut Prayitno berpendapat

bahwa yang mampu menjadi

pendukung layanan bimbingan

berkualitas adalah adanya modal

personal, modal profesional, dan

modal instrumental. Keseluruhannya

menjadi modal dasar yang dapat

menjamin suksesnya pelayanan

bimbingan. Modal personal yang

dimaksud adalah berwawasan luas,

menyayangi anak, sabar dan bijaksana,

lembut dan baik hati, tekun dan teliti,

menjadi contoh, tanggap dan mampu

mengambil tindakan, memahami dan

bersikap positif terhadap pelayanan

bimbingan.

15

(http://indoking.blogspot.com/2012/08/belajar-

tartil-dan-tilawah-quran.html), diakses pada tanggal

15 Juni 2015. 16

(http://m.facebook.com/nasehat.untuk.muslimah/po

sts/755544284462803), diakses pada tanggal 16

Juni 2015.

Modal profesioanal yang

diperoleh melalui pendidikan dan

dilaksanakan sesuai dengan kaidah-

kaidah keilmuwan, teknologi, dan kode

etik secara profesional dapat diyakini

bahwa nantinya pelaksanaan

bimbingan akan berjalan lancar dan

sukses sedangkan yang menjadi modal

instrumental adalah seluruh penunjang

kegiatan, meliputi sarana dan

prasarana, seperti ruangan yang

memadai, perlengkapan bimbingan,

dan sarana pendukung lainnya.17

Menurut Dewa Ketut Sukardi

berpendapat bahwa “Pengelolaan

pelayanan bimbingan didukung oleh

adanya organisasi, personel pelaksana,

sarana dan prasarana, kerjasama, dan

pengawasan pelaksanaan bimbingan”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat

diketahui bahwa pelaksanaan pelayanan

bimbingan tidak dapat terlepas dari

seluruh komponen pelayanan bimbingan

yang ada, sehingga apabila semuanya

mampu berjalan sesuai dengan prosedur

pelaksanaan sebenarnya, maka layanan

bimbingan akan berkualitas.18

Berdasarkan uraian di atas dapat

ditarik kesimpulan bahwa yang dapat

menjadi pendukung layanan bimbingan

menjadi berkualitas sebagai berikut:

1) Mempunyai modal personal, yaitu

guru pembimbing berwawasan

luas, menyayangi anak, sabar dan

bijaksana, lembut dan baik hati,

tekun dan teliti, menjadi contoh,

tanggap dan mampu mengambil

tindakan, memahami dan bersikap

positif terhadap pelayanan

bimbingan.

2) Mempunyai modal profesional,

yaitu guru pembimbing

mendapatkan pendidikan secara

formal, sesuai dengan kaiadah-

17

Prayitno, Pelayanan Bimbingan dan

Konseling SD (Jakarta : PT. Ikrar Mandiri Abadi,

1997), hlm. 45-46. 18

Dewa Ketut Sukardi, Pengantar

Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konselig di

Sekolah (Jakarta : Rineke Cipta, 2008), hlm. 89.

Page 12: BIMBINGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …eprints.ums.ac.id/34327/21/02. Naskah Publikasi.pdfBIMBINGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QURAN

9

kaidah keilmuwan, teknologi, dan

kode etik.

3) Mempunyai modal instrumental,

yaitu seluruh penunjang kegiatan,

meliputi sarana dan prasarana,

seperti ruangan yang memadai,

perlengkapan bimbingan, dan

sarana pendukung lainnya.

Apabila ditemukan faktor

penghambat, hal tersebut akan

berpengaruh dan menjadikan layanan

tidak berkualitas. Diantaranya faktor

yang dapat menghambat pelaksanaan

bimbingan sebagai berikut;

Menurut Slameto dalam

makalahnya menyebutkan faktor yang

melatarbelakangi rendahnya efektifitas

layanan bimbingan diantaranya;

bimbingan belum mampu terlaksana

seperti yang diharapkan, lemahnya

manajemen dikalangan guru

pembimbing, terdapat guru

pembimbing bekerja tanpa adanya

perencanaan yang matang, dan

program bimbingan dipakai sekedar

pajangan dan dokumen administrasi.

Menurut Tombak Alam

berpendapat bahwa faktor penghambat

layanan bimbingan disebabkan oleh;

rasa malas dalam diri siswa, tidak ada

motivasi dalam diri siswa untuk

belajar, lingkungan kurang mendukung

untuk belajar, dan kurangnya perhatian

orang tua terhadap anaknya.19

Berdasarkan uraian di atas dapat

ditarik kesimpulan bahwa yang dapat

menjadi penghambat layanan bimbingan

sebagai berikut:

1) Kurangnya perhatian orang tua

terhadap anaknya.

2) Lingkungan yang kurang

mendukung untuk belajar.

3) Lemahnya manajemen dikalangan

guru pembimbing.

4) Rasa malas dalam diri siswa.

METODE PENELITIAN

Jenis dan Pendekatan Penelitian

19

Tombak Alam, Metode Membaca dan

Menulis Al-Qur’an 5 Kali Pandai ( Jakarta : PT

Rineke Cipta, 2002), hlm. 11.

Jenis penelitian ini adalah penelitian

lapangan (field research), dengan

menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu

penelitian yang prosedurnya menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan yang dialami oleh subyek

penelitian yang diamati.20

Jenis penelitian

kualitatif deskriptif dalam penelitian ini

dimaksudkan untuk memperoleh informasi

mengenai bimbingan guru pendidikan

agama Islam dalam mengatasi kesulitan

belajar membaca Al-Qur’an pada siswa di

SMP Muhammadiyah 1 Kartasura.

Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan penulis

untuk mengumpulkan data dalam peneitian

ini adalah:

Metode Observasi

Metode observasi adalah

memperhatikan sesuatu dengan

menggunakan mata atau pengamatan yang

meliputi kegiatan, pemusatan perhatian

terhadap suatu objek dengan menggunakan

seluruh panca indera. Dalam menggunakan

metode observasi cara yang paling efektif

adalah melengkapi dengan format atau

blangko pengamatan sebagai instrument.

Format yang disusun berisi item-item

tentang kejadian atau tingkah laku yang

digambarkan akan terjadi.21

Metode ini

digunakan untuk mengetahui secara

langsung jenis kesulitan belajar yang

dihadapi siswa dalam membaca Al-

Qur’an, proses layanan bimbingan di

lapangan, serta mengetahui faktor

pendukung dan faktor penghambat.

Metode Wawancara atau Interview

Metode wawancara/interview

adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh

pewawancara (interviewer) untuk

memperoleh informasi dari terwawancara

(interviewee).22

Teknik wawancara yang

digunakan adalah teknik wawancara semi

20

Lexy Moleong, Metode Penelitian

Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000),

hlm. 3. 21

Suharsimi Arikunto, Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta :

Rineka Cipta, 2010), hlm. 275. 22

Ibid., hlm. 155

Page 13: BIMBINGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …eprints.ums.ac.id/34327/21/02. Naskah Publikasi.pdfBIMBINGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QURAN

10

structured,dalam hal ini mula-mula

interview menanyakan serentetan

pertanyaan yang sudah terstruktur,

kemudian satu persatu diperdalam dalam

mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan

demikian jawaban yang diperoleh bisa

meliputi semua variable, dengan

keterangan yang lebih lengkap dan

mendalam.23

Metode wawancara dalam

penelitian ini dipakai penulis untuk

mengambil data tentang jenis kesulitan

belajar yang dihadapi siswa dalam

membaca Al-Qur’an, pelaksanaan layanan

bimbingan membaca Al-Qur’an di SMP

Muhammadiyah 1 Kartasura, serta faktor

pendukung dan faktor penghambat

bimbingan guru pendidikan agama Islam

dalam mengatasi kesulitan belajar

membaca Al-Qur’an pada siswa di SMP

Muhammadiyah 1 Kartasura. Wawancara

dilakukan kepada Guru pendidikan agama

Islam, siswa serta pihak-pihak yang terkait

seperti kepala sekolah, dan guru pelajaran.

Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah

mencari data mengenai hal-hal yang

variabelnya berupa catatan-catatan,

transkip, buku-buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, lengger, agenda,

dan sebagainya.24

Metode ini digunakan

untuk memperoleh data-data yang tidak

bisa diungkap dengan metode lainnya.

Dalam pelaksanaanya penulis melihat

melihat arsip-arsip dan catatan-catatan

yang diperlukan. Diantaranya tentang

sejarah singkat berdirinya sekolah,

inventaris sekolah, struktur organisasi,

daftar nama guru, proses layanan

bimbingan guru pendidikan agama Islam

dalam mengatasi kesulitan belajar

membaca Al-Qur’an, faktor pendukung

dan faktor penghambat, serta jumlah siswa

SMP Muhammadiyah 1 Kartasura.

Metode Analisis Data

Teknik analisis data dipakai setelah

data selesai dikumpulkan, dikerjakan dan

dimanfaatkan sedemikian rupa samapai

23

Ibid., hlm. 270 24

Ibid., 174.

berhasil menyimpulkan kebenaran yang

akan dipakai menjawab persoalan yang

digunakan dalam penelitian.

Adapun analisa yang digunakan

adalah metode deskriptif kualitatif yaitu,

setelah semua data yang diperlukan telah

terkumpul kemudian disusun dan

diklasifikasikan, selanjutnya dianalisis

kemudian diintepretasikan dengan kata-

kata sedemikian rupa untuk

menggambarkan objek-objek penelitian

disaat penelitian dilakukan, sehingga

diambil kesimpulan secara proporsional

dan logis.

Dalam melakukan metode analisis

diatas digunakan dengan pola berfikir

induktif, yaitu metode berfikir yang

berangkat dari fakta-fakta atau peristiwa-

peristiwa khusus tersebut kemudian ditarik

generalisasi yang memiliki sifat umum.25

Metode ini digunakan untuk menganalisa

data yang diperoleh dari objek lapangan,

kemudian dihubungkan dengan teori yang

relevan.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Jenis-jenis Kesulitan Belajar

Sesuai dengan data yang diperoleh

di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura, jenis

kesulitan belajar dalam membaca Al-

Qur’an adalah adanya siswa yang sama

sekali belum mengenal huruf hijaiyah,

serta adanya siswa yang belum menguasai

tanda baca (kasroh, pathah, dhamah, sukun

dan lainnya), isyarat baca (panjang,

pendek, dobel/tasdid), serta hukum-hukum

tajwid (dengung/idgham, samar-

samar/ikhfa’, jelas/idhar, dan lainnya).

Jenis-jenis kesulitan itulah yang

menyebabkan siswa kesulitan belajar

dalam membaca Al-Qur’an. Setelah

mengetahui kesulitan yang dialami siswa,

maka perlu adanya layanan bimbingan

dalam membaca Al-Qur’an agar kesulitan-

kesulitan yang dialami siswa dapat

teratasi.26

25

Sutrisno Hadi, Metodologi Research

(Yogyakarta: Andi Affset,1 987), hlm. 42. 26

Telah dipaparkan pada Bab IV, hlm.

43-45.

Page 14: BIMBINGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …eprints.ums.ac.id/34327/21/02. Naskah Publikasi.pdfBIMBINGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QURAN

11

Hal ini sejalan dengan teori Abu

Ahmadi dan Widodo Supriyono, di

antaranya; secara konseptual tidak

menguasai bahan yang dipelajari secara

menyeluruh, tingkat penguasaan bahan

sangat rendah, konsep-konsep dasar tidak

dikusai, bahkan tidak hanya bagian yang

sukar tidak dipahami, mungkin juga

bagian-bagian yang sedang atau mudah

tidak dapat dikuasai dengan baik.27

Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa adanya jenis-jenis kesulitan yang

dihadapi siswa dalam membaca Al-

Qur’an, maka guru dapat memberikan

layanan bimbingan agar kesulitan yang

dihadapi siswa dapat segera diatasi.

Bentuk Layanan Bimbingan

Membagi Kelompok Sesuai dengan

Kemampuan

Pembagian kelompok ini diawali

dengan tes membaca Al-Qur’an. Melalui

tes inilah tingkat kemampuan siswa dalam

membaca Al-Qur’an akan terlihat. Sesudah

mengetahui tingkat kemampuan siswa,

barulah pengelompokan ini bisa dilakukan

sesuai dengan tingkat kemampuanya. Hal

ini dilakukan untuk mempermudah guru

dalam memberikan bimbingan dalam

mengatasi kesulitan belajar membaca Al-

Qur’an. Sehingga kesulitan yang dialami

siswa akan lebih mudah teratasi.

Pengenalan Huruf Hijāiyah

Pengenalan huruf hijāiyah ini

dilaksanakan setiap hari senin dan selasa,

bimbingan ini dilaksanakan dari jam

13.30- 15.00 di ruang kelas yang sudah

disediakan sekolah. Pengenalan huruf

hijāiyah diberikan kepada siswa yang

sama sekali belum mengetahui huruf-huruf

hijāiyah.

Cara pengenalan huruf hijāiyah kepada

siswa dengan menggunakan lagu (Ibu-

Farhan feat Hadad Alwi). Tujuannya

adalah untuk membantu meningkatkan

kemampuan siswa khususnya bagi siswa

yang sama sekali belum bisa membaca

iqra’.

Pengenalan Tanda Baca

27

Telah dikutip pada Bab II, hlm. 19-20.

Pengenalan tanda baca ini meliputi:

kasrah, fatḥaḥ, ḍammah, sukun, dan

lainnya. Bimbingan ini dilaksanakan dari

jam 13.30- 15.00 di ruang kelas yang

sudah disediakan sekolah. Tujuan

pengenalan tanda baca ini agar siswa dapat

membaca Al-Qur’an dengan baik dan

benar.

Pengenalan Isyarat Baca

Pengenalan isyarat baca ini

dilaksanakan setiap jam 13.30-15.00

setelah pelajaran KBM selesai. Dalam

kegiatan ini guru memberikan contoh

membaca yang benar sesuai dengan

panjang, pendek, dan dobel/tasydīdnya

kepada siswa. Kemudian siswa menyimak

yang dibacakan oleh guru, setelah siswa

paham maka giliran siswa yang

mempraktikan maju kedepan satu persatu

secara bergantian. Tujuan pengenalan

isyarat baca ini agar siswa dapat membaca

Al-Qur’an sesuai dengan panjang, pendek,

dan dobel/ tasydīdnya.

Pengenalan Hukum-Hukum Tajwīd

Pengenalan hukum-hukum tajwīd

ini dilaksanakan setiap hari senin dan

selasa jam 13.30-15.00, semua siswa

diwajibkan untuk membawa Al-Qur’an

tujuannya untuk mempermudah guru

dalam menyampaikan atau menjelaskan

hukum-hukum bacan. Dalam pengenalan

hukum tajwīd ini guru membacakan Al-

Qur’an serta memberikan penjelasan cara

membaca dengan baik dan benar sesuai

dengan makhrajnya sedangkan siswa

menyimak.

Jika ada siswa yang ramai sendiri

dan tidak memperhatikan, maka guru

memberikan hukuman berupa menjelaskan

kembali apa yang sudah guru sampaikan.

Tujuannya agar siswa benar-benar fokus

dalam bimbingan pembelajaran tentang

pengenalan hukum-hukum bacaan. Namun

dalam pelaksanaan bimbingan ini agar

tidak terlihat jenuh dan membosankan,

sesekali guru memberikan cerita motivasi

yang sifatnya membangun semangat siswa

agar kembali fokus pada pelaksanaan

bimbingan.

Tutor Sebaya

Page 15: BIMBINGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …eprints.ums.ac.id/34327/21/02. Naskah Publikasi.pdfBIMBINGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QURAN

12

Tutor sebaya ini dilaksanakan rutin

setiap pagi jam 07.00-07.30 setelah selesai

shalat dhuha di halaman sekolah. Kegiatan

tutor ini bertujuan agar siswa yang belum

bisa membaca Al-Qur’an akan sedikit

terbantu. Kegiatan ini adalah membaca

ayat-ayat pendek yang dipimpin langsung

oleh teman sebayanya dan semua siswa

diwajibkan membawa Al-Qur’an.

Agar kegiatan tutor sebaya ini

berjalan degan tertib dan lancar, maka

sebelum kegiatan dimulai guru berkeliling

untuk mengkondisikan siswa dan

mengecek siswa yang tidak membawa Al-

Qur’an. Apabila ada siswa yang tidak

membawa Al-Qur’an maka akan dapat

hukuman, dan hukumannya adalah

menjadi pemimpin tutor pada hari

berikutnya. Hukuman ini tujuannya agar

siswa tidak lupa membawa Al-Qur’an dan

agar anak mau belajar sungguh-sungguh

dalam membaca Al-Qur’an.

Tilāwah

Kegiatan tilāwah ini dilaksanakan

setiap hari rabu dan kamis jam 13.30-

15.00 di ruang kelas yang sudah

disediakan sekolah. Dalam pelaksanaan

kegiatan ini guru memberikan contoh

kepada siswa, kemudian siswa menirukan.

Selain itu Ibu Noor Indah Soumi,

S.Pd.I. juga mengatakan guru juga sering

memutarkan video ataupun mp3 murotal

dan siswa disuruh untuk melihat dan

mendengarkan sehingga siswa akan

termotivasi untuk menirukan cara

membacanya. Tujuan diadakannya

kegiatan tilāwah ini agar siswa termotivasi

dan tertarik dalam belajar membaca Al-

Qur’an.

Tartīl

Kegiatan tartīl ini dilaksanakan

setiap hari Rabu dan Kamis jam 13.30-

15.00 di ruang kelas yang sudah

disediakan sekolah. Menurut Bapak

Mukhson mengemukakan, kegiatan

membaca tartīl ini diadakan agar siswa

dapat membaca Al-Qur’an sesuai dengan

makhrajnya. Dalam pelaksanaan kegiatan

ini guru memberikan contoh kepada siswa,

kemudian siswa menirukan.

Bentuk layanan bimbingan dalam

mengatasi kesulitan belajar membaca Al-

Qur’an sesuai dengan data yang telah

diperoleh di SMP Muhammadiyah 1

Kartasura, yaitu membagi kelompok

sesuai dengan kemampuan, pengenalan

huruf hijāiyah, pengenalan tanda baca,

pengenalan isyarat baca, pengenalan

hukum-hukum tajwīd , tutor sebaya,

tilāwah dan tartīl.28

Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa bentuk layanan

bimbingan yang ada di SMP

Muhammadiyah 1 Kartasura sudah sesuai

dengan teori.29

Akan tetapi yang perlu diketahui

bahwasanya bentuk layanan bimbingan

dalam mengatasi kesulitan belajar

membaca Al-Qur’an guru menggunakan

cara baru yaitu lagu (Ibu- Farhan feat

Hadad Alwi) untuk mengenalkan huruf

hijāiyah kepada siswa agar lebih mudah

diingat.

Faktor Pendukung dan Penghambat

Layanan Bimbingan

Faktor Pendukung

Sesuai dengan data yang diperoleh

di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura,

faktor pendukung layanan bimbingan di

SMP Muhammadiyah 1 Kartasura adalah

adanya para guru pendidikan agama Islam

dan jajaran guru yang dengan sabar dalam

mengajarkan kepada siswa. Adanya

bimbingan berkelanjutan di sekolah

terhadap siswa yang mengalami kesulitan

belajar membaca Al-Qur’an. Adanya

fasilitas seperti Iqra’, Al-Qur’an, ruang

kelas, serta monitoring sehingga

bimbingan bisa berjalan dengan baik dan

lancar. Tersedianya sarana pembelajaran

Al-Qur'an dengan adanya tilawah dan

tartil, serta guru yang berkompeten.30

Hal ini sesuai dengan teori Prayitno

dan Dewa Ketut Sukardi, dalam

pelaksanaan layanan bimbingan terdapat

faktor pendukung di antaranya;

28

Telah dipaparkan pada Bab IV, hlm. 44-

45. 29

Telah dikutip pada Bab II, hlm. 30-33. 30

Telah dipaparkan pada Bab IV, hlm. 54-

55.

Page 16: BIMBINGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …eprints.ums.ac.id/34327/21/02. Naskah Publikasi.pdfBIMBINGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QURAN

13

mempunyai modal personal, yaitu guru

pembimbing berwawasan luas,

menyayangi anak, sabar dan bijaksana,

lembut dan baik hati, tekun dan teliti,

menjadi contoh, tanggap dan mampu

mengambil tindakan, memahami dan

bersikap positif terhadap pelayanan

bimbingan. Mempunyai modal

profesional, dan mempunyai modal

instrumental.31

Adanya faktor pendukung layanan

bimbingan di SMP Muhammadiyah 1

Kartasura diharapkan dapat membantu

guru pendidikan agama Islam dalam

mengatasi kesulitan belajar membaca Al-

Qur’an pada siswa.

Faktor Penghambat

Sesuai dengan data yang diperoleh

di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura,

faktor penghambat layanan bimbingan di

SMP Muhammadiyah 1 Kartasura adalah

kurangnya orang tua dalam membimbing

anak dan kurangnya perhatian dalam

mengawasi anaknya disebabkan kesibukan

orang tua yang menghabiskan waktunya di

luar sekolah. Di samping kurangnya

perhatian dari orang tua yang menjadi

penghambat adalah dari segi siswa itu

sendiri, beragamnya kemampuan siswa

yang berbeda-beda. Terpengaruhnya oleh

lingkungan di masyarakat.

Dalam hal ini pergaulan dengan

teman-temannya untuk melakukan hal-hal

yang negatif seperti bermain Play Station,

menonton TV yang menampilkan hiburan

yang sama sekali tidak bermanfaat.

Kurangnya kesadaran siswa-siswi itu

dalam pelaksanaan kegiatan mengaji atau

kegiatan Ektrakurikuler dan sibuknya

anak-anak yang gaduh dan tidak

memperhatikan ketika kegiatan bimbingan

membaca Al-Qur’an yang ada di

sekolah.32

Hal ini sesuai dengan teori Slameto

dan Tombak Alam, di antaranya; rasa

malas dalam diri siswa, tidak ada motivasi

dalam diri siswa untuk belajar, lingkungan

31 Telah dikutip pada Bab II, hlm. 33-35.

32 Telah dipaparkan pada Bab IV, hlm. 55-

56.

yang kurang mendukung untuk belajar,

dan kurangnya perhatian orang tua

terhadap anaknya.33

Adanya faktor pengambat layanan

bimbingan di SMP Muhammadiyah 1

Kartasura diharapkan dapat segera diatasi,

sehingga tidak ada lagi hambatan dalam

pelaksanaan layanan bimbingan. Dengan

demikan layanan bimbingan dapat berjalan

dengan baik dan lancar tanpa adanya

hambatan-hambatan lagi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan analisis data

penelitian mengenai Bimbingan Guru

Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi

Kesulitan Belajar Membaca Pada Siswa di

SMP Muhammadiyah 1 Kartasura, maka

dapat diambil kesimpulan bahwa: Jenis

kesulitan belajar yang dihadapi siswa

dalam membaca Al-Qur’an di SMP

Muhammadiyah 1 Kartasura adalah

adanya siswa yang sama sekali belum

mengenal huruf hijāiyah, serta adanya

siswa yang belum menguasai tanda baca

(kasrah, fatḥaḥ, ḍammah, sukun, dan

lainnya),isyarat baca (panjang, pendek,

dobel/tasydīd),serta hukum-hukum tajwīd

baca dengung (idgām), samar-samar

(ikhfā), jelas (izhār) dan lain-lainnya.

Jenis-jenis kesulitan itulah yang

menyebabkan siswa kesulitan belajar

dalam membaca Al-Qur’an.

Bentuk layanan bimbingan guru

pendidikan agama Islam di SMP

Muhammadiyah 1 Kartasura dalam

mengatasi kesulitan belajar membaca Al-

Qur’an pada siswa dengan adanya

membagi kelompok sesuai dengan

kemampuan belajar, pengenalan huruf

hijāiyah, pengenalan tanda baca,

pengenalan isyarat baca, pengenalan

hukum tajwīd, tutor sebaya, tilāwah dan

tartīl. Dengan adanya kegiatan layanan

bimbingan ini diharapkan kesulitan belajar

membaca Al-Qur’an pada siswa dapat

teratasi secara maksimal.

33

Telah dikutip pada Bab II, hlm. 35-36.

Page 17: BIMBINGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …eprints.ums.ac.id/34327/21/02. Naskah Publikasi.pdfBIMBINGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QURAN

14

Dalam pelaksanaan layanan

bimbingan ada faktor pendukung dan

penghambat. Faktor pendukung

diantaranya adalah adanya para guru

Pendidikan Agama Islam dan jajaran guru

yang dengan sabar dalam mengajarkan

kepada siswa dengan adanya bimbingan

berkelanjutan di sekolah terhadap siswa

yang mengalami kesulitan belajar

membaca Al-Qur’an, adanya fasilitas

seperti Iqra’, Al-Qur’an serta monitoring

sehingga bimbingan bisa berjalan dengan

baik dan lancar, serta tersedianya sarana

pembelajaran Al-Qur'an dan dengan

adanya ekstrakurikuler tilāwah dan

tartīl,serta guru yang berkompeten.

Sedangkan faktor penghambat

adalah kurangnya orang tua dalam

membimbing anak dan kurangnya

perhatian dalam mengawasi anaknya

disebabkan kesibukan orang tua yang

menghabiskan waktunya di luar sekolah.

Di samping kurangnya perhatian dari

orang tua yang menjadi penghambat

adalah dari segi siswa itu sendiri,

beragamnya kemampuan siswa yang

berbeda-beda, terpengaruhnya oleh

lingkungan di masyarakat. Dalam hal ini

pergaulan dengan teman-temannya untuk

melakukan hal-hal yang negatif seperti

bermain Play Station, menonton TV yang

menampilkan hiburan yang sama sekali

tidak bermanfaat, kurangnya kesadaran

siswa-siswi itu dalam pelaksanaan

kegiatan mengaji atau kegiatan

Ektrakurikuler BTA dan sibuknya anak-

anak yang gaduh dan tidak memperhatikan

ketika kegiatan membaca Al-Qur’an yang

ada di sekolah.

Saran-saran

Kepada Kepala Sekolah

Diharapkan kepala sekolah SMP

Muhammadiyah 1 Kartasura agar terus

memantau kegiatsan guru dan siswa dalam

proses bimbingan membaca Al-Qur’an.

Kepada guru atau pembimbing

Diharapkan guru atau pembimbing

SMP Muhammadiyah 1 Kartasura agar

meningkatkan kualitas pembelajaran

membaca Al-Qur’an sehingga membaca

Al-Qur’an menjadi kegiatan yang digemari

oleh siswa.

Kepada Siswa

Diharapkan siswa SMP

Muhammadiyah 1 Kartasura agar lebih

rajin dan bersemangat lagi dalam berlatih

membaca Al-Qur’an agar kelak menjadi

generasi muda Islam yang baik.

Kepada Orang Tua

Diharapkan orang tua siswa untuk

lebih memperhatikan untuk dapat

mengajarkan dan memberi semangat anak-

anaknya untuk berlatih membaca Al-

Qur’an dan memberi tauladan yang baik,

serta mengecek kemampuan anak dalam

membaca Al-Qur’an di rumah.

DAFTAR PUSTAKA

(http://dedendida.blogspot.com/2011/02/til

awah-al-quran-membaca-al-

quran.html), diakses pada tanggal

15 Juni 2015. (http://m.facebook.com/nasehat.untuk.mus

limah/posts/75554428446280),

diakses pada tanggal 16 Juni 2015. Ahmadi, Abu dan Supriyono, Widodo.

1991. Psikologi Belajar. Jakarta:

Rineke Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Aunur Rahim, Faqih. 2001. Bimbingan

dan Konseling dalam Islam.

Yogyakarta: Ullpress.

Aunur Rahim, Faqih. 2004. Bimbingan

dan Konseling dalam Islam.

Yogyakarta: Ullpress.

Departemen Agama RI. 2012. Alhidayah

Al-Qur’an Tafsir Perkata Tajwid

Kode Angka. Bandung: CV. Sinar

Baru.

Hadi, Sutrisna. 1987. Metodologi

Research. Yogyakarta: Andi Affset.

Hamalik, Oemar. 1991. Strategi Belajar

Mengajar Berdasarkan CBSA.

Bandung: CV. Sinar Baru.

Page 18: BIMBINGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …eprints.ums.ac.id/34327/21/02. Naskah Publikasi.pdfBIMBINGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QURAN

15

http://indoking.blogspot.com/2012/08/bela

jar-tartil-dan-tilawah-quran.html),

diakses pada tanggal 15 Juni 2015. Kasiram. 1999. Kapita Selekta Pendidikan.

IAIN: Biro Ilmiyah.

Ketut Sukardi, Dewa. 2008. Pengantar

Pelaksanaan Program Bimbingan

dan Konseling di Sekolah. Jakarta:

Rineke Cipta.

Marsudi, Saring dkk. 2003. Layanan

Bimbingan Konseling di Sekolah.

Surakarta : Muhammadiyah

University Press UMS.

Moleong, Lexy. 2000. Metode Penelitian

Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mu’awaniyah, Elfi dan Hidayah, Rifa.

2009. Bimbingan Konseling Islami

di Sekolah Dasar. Jakarta: PT

Bumi Aksara.

Mulyadi. 2010. Diagnosis Kesulitan

Belajar dan Bimbingan Terhadap

Kesulitan Belajar Khusus.

Jogjakarta: Nuha Litera.

Nata, Abbudin. 1997. Akhlak Tasawuf.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Nizar, Samsul. 2002. Filsafat Pendidikan

Islam, Pendekatan Historis,Teoritis

dan Praktis. Jakarta: Ciputat Perss.

Prayitno. 1997. Pelayanan Bimbingan dan

Konseling SD. Jakarta: Ikrar

Mandiri Abadi.

Suhesti, Endang Ertiati. 2012. Bagaimana

Konselor Bersikap. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Sukardi, Ketut dan Kuswari, Nila. 2008.

Proses Bimbingan dan Konseling

di Sekolah. Jakarta: Rineke Cipta.

Surulaga, Fadillah dkk. 2005. Psikologi

Pendidikan dalam Prespektif

Islam. Jakarta: UIN Jakarta Press.

Suryo dan Amin. 1984. Pembelajaran

Tutor Sebaya.

(http://bagawanabiyasa.wordpress.

com/2013/07/21/pembelajaran-

tutor-sebaya), diakses pada tanggal

15 Juni 2015.

Syah, Muhibbin. 1991. Psikologi Belajar.

Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu.

Tafsir, Ahmad. 2005. Ilmu Pendidikan

dalam Prespektif Islam. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling

di Sekolah dan Madrasah (berbasis

Intelegensi). Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Tombak, Alam. 2002. Metode Membaca

dan Menulis Al-Qur’an 5 Kali

Pandai. Jakarta: PT. Rineke Cipta.

Yahya, Murip. 2013. Profesi Tenaga

Kependidikan. Bandung: CV.

Pustaka Setia.

Zuhairini. 1994. Sejarah Pendidikan

Agama Islam. Jakarta: Aksara.