bidang akses panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/kepegawaian/materi...kementerian pertanian...

43
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id PUSAT KETERSEDIA N DAN KERAWANAN PANGAN 201 9 BIDANG AKSES PANGAN

Upload: others

Post on 17-Jul-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id

PUSAT KETERSEDIAN DAN KERAWANAN PANGAN2019

BIDANG AKSES PANGAN

Page 2: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id

PUSAT KETERSEDIAN DAN KERAWANAN PANGAN2019

ANALISIS AKSES PANGAN RUMAH TANGGA

Page 3: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id

Ketersediaan dan Akses PanganKondisi Eksternal

• Ekonomi Makro• Pertumbuhan Penduduk• Situasi Politik• Pendidikan• Perdagangan Domestik

dan Internasional• Kebijakan dan Peraturan• Sumberdaya Alam• Teknologi• Iklim dan Agroekologi• Infrastruktur• Kelembagaan Sosial

Budaya

KetersediaanPangan

Akses PanganRumah TanggaAkses thd

Pangan• Fisik: Produksi• Ekonomi: Daya beli• Sosial

Konsumsi PanganRumah Tangga

KetahananPangan Rumah

Tangga

StabilitasKetersediaan dan

Akses Pangan• Integrasi Pasar• Sistem Agrologistik• Manajemen Stok

StrategiLivelihood

Rumah Tangga

Pemanfaatan Pangan

KERANGKA KERJA AKSES PANGAN

3

Page 4: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id

Latar Belakang

Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah dan belum menggambarkan kondisi rumah tangga yang mengalami gangguan akses pangan

Hasil analisis dapat dijadikan bahan rekomendasikebijakan dan intervensi penanganan rawan pangansecara spesifik.

Jumlah penduduk rawan pangan sebesar12,69%, BPS 2016

Page 5: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id5

Tujuan

Untuk mendapatkan data dan informasi aksesibilitaspangan tingkat rumah tangga di daerah rentanterhadap rawan pangan melalui identifikasi rumahtangga yang mengalami masalah aksesibiltas pangan,

Investigasi penyebab masalah aksesibilitaspangan rendah di tingkat rumah tangga,

Menyediakan bahan rumusan kebijakanpenanganan akses pangan masyarakat.

Page 6: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id

Sasaran

Rumah tangga di desa prioritas 1,2 dan 3berdasarkan Peta Kerawanan danKetahanan Pangan (FSVA) kabupaten ataudata angka kemiskinan BPS bagikabupaten/kota yang belum menyusunFSVA kabupaten/kota

Page 7: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id

AKSES PANGAN RUMAH TANGGA

Kemampuan masyarakat, rumah tangga atau individuuntuk memperoleh pangan baik dari produksi sediri,

pembelian, pemberian maupun bantuan untukmemenuhi kecukupan pangan setiap saat.

Faktor yang mempengaruhi

AspekFisik

AspekEkonomi

AspekSosial

Page 8: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id

Faktor yang mempengaruhi:

1. Aspek Fisik: Kondisi ketersediaan pangan ditingkatwilayah, rumah tangga, maupun individu baik sebagaihasil produksi sendiri/setempat, masukan dari wilayahlain dan bantuan;

2. Aspek Ekonomi: Menggambarkan kemampuanmasyarakat, rumah tangga, maupun individu secarafinansial untuk memperoleh pangan bagi kebutuhanrumah tangga, maupun individu;

3. Aspek Sosial : Hubungan formal maupun informal padamasyarakat yang berperan dalam kemampuanrumahtangga maupun individu untuk memperolehpangan diberbagai situasi baik melalui pinjaman,pemberian dan bantuan.

Page 9: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id

Prioritas 1 : Sangat rentan terhadaprawan pangan (14 Kab)

Prioritas 2 : Sangat Rentan terhadaprawan pangan (44 kab)

Prioritas 3: Rentan rawan pangan (52 kab)

Prioritas 4: Rentan rawan pangan (84 Kab)

Prioritas 5: Tahan Pangan (85 kab)

Prioritas 6: Tahan Pangan (119 kab)

Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan(Food Security and Vulnerability Atlas-FSVA) Tahun 2015

Page 10: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id

Kerangka Pikir

PermasalahanAkses pangan

RT

Data daninformasi

aksesibilitaspangan rendah

AspekFisik

AspekSosial

AspekEkonomi

AngkaKemiskinan

BPS

FSVA

Desarentanrawanpangan

RT dg aksesibilitas

panganrendah

IDENTIFIKASI RTdg KAP-RT ANALISISINVESTIGASI

Rekomendasi

Page 11: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id

Tahapan Pelaksanaan KegiatanTahapan Pelaksanaan Kegiatan

REKOMENDASI

1. Data dan Informasi

2. Penyebab Aksesibilitas Rendah

Investigasi Faktor Penyebab Rendahnya Aksesibilitas Pangan

Identifikasi Rumah Tangga denganKAP-RT

Penentuan Sampel BerdasarkanFSVA atau Angka Kemiskinan BPS

Page 12: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id12

PENENTUAN SAMPEL

1 Pemilihan Kabupaten/Kota Berdasarkan FSVA Nasional Dipilih Kabupaten prioritas 1, 2, 3 dan dilakukan secara purposive (sengaja)

Pemilihan Kecamatan Jika kabupaten tidak menyusun FSVA Kabupaten Dipilih Kecamatan berdasarkan FSVA Provinsi Dipilih Kecamatan prioritas 1, 2, 3, dan dilakukan secara purposive (sengaja),

minimal 2 (dua) kecamatan.

2

Pemilihan Desa/Kelurahan Berdasarkan FSVA Kabupaten Dipilih Desa prioritas 1, 2, 3, dan dilakukan secara purposive (sengaja),

minimal 2 (dua) desa.

4

3

Pemilihan Rumah Tangga sebagai Responden Dipilih semua rumah tangga di desa terpilih Jika jumlah KK dalam satu desa terlalu banyak, bisa dilakukan dengan

menentukan N sampel kabupaten dan desa

Page 13: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id

Penentuan Sampel

Kabupaten Bangka Selatan

309 responden

Kecamatan A309 respoden

Desa A193

Desa B116

Provinsi Bangka Belitung

Page 14: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id

atau

Alternatif Pemilihan Sampel

• Apabila jumlah KK di desa terpilih sangat banyak, maka dapat dilakukan pengambilan sampel

• Penentuan jumlah sampel minimal pada tiapkabupaten/kota/desa/kelurahan menggunakan rumussebagai berikut:

Page 15: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id

Keterangan :n = jumlah sampel minimal yang diperlukanα = derajat kepercayaanp = proporsi rumah tangga miskin di kabupaten

(sumber: BPS/TNP2K)q = 1-p (proporsi rumah tangga tidak miskin)d = derajat error (tingkat kesalahan)N = jumlah populasiZ = Konstanta

• Jika ditetapkan α = 95% (d = 5%), maka Z1- α/2 = 1,962

• Jika ditetapkan α = 90% (d = 10%), maka Z1- α/2 = 1,645

• Jika tidak ditemukan nilai p dari penelitian atau literatur lain, maka dapat dilakukan maximal estimation dengan p = 0,5.

Page 16: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id

n =1,9622 . 0,132 . 0,868

0,052

Contoh1. Penentuan Jumlah Sampel Kabupaten

Di Kabupaten Bangka Selatan, proporsi kemiskinan (p) 13,21%. Ini berarti nilai p = 0,132 dan nilai q = 1 –p. Dengan limit dari error (d) ditetapkan 0,05, maka jumlah sampel kabupaten yang dibutuhkan sebesar:

= 176 KK responden

Untuk mengantisipasi respon rate, ditetapkan tambahan cadangan 10%, maka jumlah sampel yang dibutuhkan sebesar:

= 176 + (10/100 x 176)= 195 KK responden (angka minimal)

Page 17: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id

X n sampelDesa A =

2. Penentuan Jumlah Sampel di Desa Terpilih

• Jumlah sampel di setiap desa terpilih dihitung secara proporsional berdasarkan populasi rumah tangga di desa terpilih

Contoh : Desa A : Jumlah rumah tangga = 500 Desa B : Jumlah rumah tangga = 300

Jumlah sampel setiap desa/kelurahan dihitung dengan rumus:Jumlah RT Desa A

Jumlah RT Desa A + Jumlah RT Desa B

Desa A = (500/800) x 195 = 122 RTDesa B = (300/800) x 195 = 73 RT

• Pemilihan rumah tangga sebagai responden dipilih secara acak.

Page 18: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id

2. IDENTIFIKASI RUMAH TANGGA YANG MENGALAMI GANGGUAN AKSESIBILITAS PANGAN

:

:

:

Pekerjaan :

Rt/Rw :

Desa :

Kecamatan :

Kabupaten :

Provinsi :

1 2 3 4 5 6 7

Keterangan: Berilah tanda Check List (√) pada kolom yang sesuai dengan jenis makanan yang dikonsumsi keluarga

Makanan dalam porsi kecil tidak dihitung

Nasi/Jagung/Ubi/Sagu + Tempe/Tahu + Daging/Ikan /Telor + Sayur/Buah

Nasi/Jagung/Ubi/Sagu

Nasi/Jagung/Ubi/Sagu + Sayur/Buah

Nasi/Jagung/Ubi/Sagu + Tempeh/Tahu/Biji-bijian

Nasi/Jagung/Ubi/Sagu + Tempe/Tahu + Sayur/buah

Nasi/Jagung/Ubi/Sagu + Daging/Ikan/Telor

Nasi/Jagung/Ubi/Sagu + Daging/Ikan/Telor + Sayur/Buah

Kartu Akses Pangan - Rumah Tangga (KAP_RT)

Nomor

Nama Kepala Rumah Tangga

Jumlah Anggota Keluarga

Jenis Makanan yang dimasak untuk konsumsi KeluargaBulan ……..

Total

menggunakan Kartu Akses Pangan Rumah Tangga (KAP RT) yang berisiinformasi harian konsumsi keluarga minimal satu minggu

Pada seluruh KK di desaterpilih dibagikan KAP-RT,selanjutnya pada kolomsetiap hari diberi checklist(v) sesuai dengan makananyang dikonsumsi seluruhanggota pada hari itu

Diperoleh RUMAH TANGGA dengan berbagai tingkat

aksesibilitas pangan(Baik, Sedang dan Buruk),

Page 19: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id

Perhitungan Skor KAP-RT

• Jumlahkan frekuensi jenis makanan yang dikonsumsi dalam satu minggu. Maksimal hasil penjumlahan =7

• Kalikan hasil penjumlahan frekuensi per kelompok pangandengan skor masing-masing kelompok pangan;

• Jumlahkan hasil penjumlahan frekuensi per kelompok pangandengan skor masing-masing kelompok pangan (hasil point 2);

• Hasil penjumlahan tersebut, disesuaikan dengan cut off point yang sudah ditetapkan.

• Cut Off Point Skor KAP-RT :

≤ 21 = Rendah

22 – 35 = Sedang

36 - 49 = Baik

Page 20: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id

Jenis Makanan yang dikonsumsi Frekuensi Skor Total skor

Nasi/Jagung/Ubi/Sagu 3 1 3

Nasi/Jagung/Ubi/Sagu+Sayuran/buah 1 2 2

Nasi/Jagung/Ubi/Sagu+Tempe/Tahu 1 3 3

Nasi/Jagung/Ubi/Sagu+Tempe/Tahu

+Sayuran/Buah

1 4 4

Nasi/Jagung/Ubi/Sagu+Daging/Ikan/Telur 1 5 5

Nasi/Jagung/Ubi/Sagu+Daging/Ikan/Telur

+sayuran/Buah

0 6 0

Nasi/Jagung/Ubi/Sagu+Tempe/Tahu

+Daging/Ikan/Telur+Sayuran/Buah

0 7 0

Total Pemanfaatan Pangan 7 28 17

Kategori Rendah

Contoh Perhitungan Skor KAP-RT

Page 21: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id

• Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya

gangguan aksesibilitas pangan tingkat rumah tangga.

• Investigasi dilakukan pada 3 aspek secara lengkap atau pada

salah satu aspek yang memiliki sensitivitas tinggi:

Pendalaman aspek ketersediaan pangan: meliputi stok pangan di

rumah tangga dan keberadaan warung penyedia bahan pangan

Pendalaman aspek ekonomi: meliputi sumber panghasilan rumah

tangga, komposisi pengeluaran (pangan dan non pangan) dan

kepemilikan aset.

Pendalaman aspek sosial: keberadaan kelompok/organisasi yang

diikuti sistem pengumpulan dana sosial di lingkungan, peristiwa

atau kejadian yang menganggu ketahanan pangan keluarga dan

kebiasaan/keyakinan/adat yang mempengaruhi pola konsumsi

keluarga.

Strategi RT dalam menghadapi permasalahan aksesibilitas pangan

3. INVESTIGASI AKSES PANGAN

Page 22: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id22

4. TINDAK LANJUT INTERVENSI AKSES PANGAN

BantuanPangan

KRPL

Kios AksesPangan

ReplikasiDemapan

1

4

3

2

JangkaPendek

JangkaMenengah

JangkaPanjang

Spontan

Page 23: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id23

MONITORING STOK GABAH DAN BERAS DI

PENGGILINGAN

Page 24: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id24

LATAR BELAKANG

• Gabah/beras merupakan komoditas strategis apabila ketersediaan

dan pasokannya mengalami gangguan serta memberikan dampak

ekonomi (menyumbang inflasi), sosial dan politik di masyarakat

• Stok gabah/beras berperan penting dalam menjaga stabilitas

pasokan cadangan dan harga beras di masyarakat

• Stok pangan masyarakat salah satunya berada di penggilingan padi.

Stok beras di penggilingan berkisar 7-13 persen dari jumlah total

stok pangan masyarakat (BPS, 2015)

Page 25: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id25

TUJUAN

1

1.2

3

Menyediakan bahan perumusan kebijakanketersediaan pangan;

Mengetahui jumlah stok gabah dan beras di penggilinganpadi secara periodik (setiap minggu dan setiap bulan)

Menyajikan informasi kepada pemerintah dan masyarakatbahwa stok pangan selalu tersedia untuk mendukungcadangan pangan.

Page 26: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id26

2%7%

91%

912

17

71

PenggilinganBesar

PenggilinganKecil

PenggilinganSedang

1.000

Tersebar di 64 Kabupaten 22 Provinsi

1

SASARAN

Page 27: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id27

1%

5%

93%

1%

PenggilinganBesar

PenggilinganKecil

PenggilinganSedang

182.198

Tidak tercatatgolongannya

169 ribu

8,6 ribu

2 ribu

2,4 ribu

Jumlah Penggilingan di Indonesia

(Survei PIPA BPS, 2012)

Keterangan :1) Penggilingan kapasitas besarmemiliki kapasitas produksi terpasang > 3 ton/jam2) Penggilingan kapasitas sedangmemiliki kapasitas produksi terpasang 1,5 – 3 ton/jam3) Penggilingan kapasitas kecilmemiliki kapasitas produksi terpasang < 1,5 ton/jam

Page 28: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id

Jumlah Penggilingan182.198 unit

Tidak tercatat golongan

kapasitasnya2.452 unit (1,4%)

Keterangan :

1) Penggilingan kapasitas besar memiliki kapasitas produksi terpasang > 3 ton/jam.

2) Penggilingan kapasitas sedangmemiliki kapasitas produksi terpasang 1,5 ton/jam – 3 ton/jam.

3) Penggilingan kapasitas kecil memiliki kapasitas produksi terpasang < 1,5 ton/jam

Penggilingan keliling tidak dijadikan sampel karena penggilingan kecil umumnya bergerak

di bidang jasa dan tidak memiliki stok

Kapasitas Kecil169.043 unit

(92,8%)

Kapasitas Sedang8.628 unit

(4,8%)

Kapasitas Besar2.075 unit

(1,2%)

Kapasitas BesarTetap

1.953 unit

Kapasitas SedangTetap

8.236 unit

Kapasitas KecilTetap

150.477 unit

Sumber : Pendataan Industri Penggilingan Padi (PIPA), BPS, 2012

Populasi

Sampel:

Penggilingan

Tetap

160.666 unit

KERANGKA DAN POPULASI SAMPEL

28

Page 29: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id

Metode penentuan sampel : Multistage Stratified Sampling

1. Stratifikasi kabupaten/kota, yaitu mengelompokkan seluruhkabupaten/kota (454 kabupaten/kota) berdasarkan variabelterkait.

• Variabel yang digunakan dalam pengelompokan kabupaten/kota adalahvariabel produksi padi (2 tahun terakhir), dan jumlah penggilingan perkapasitas (besar, sedang, kecil) di masing-masing kabupaten/kota.

• Pengelompokan kabupaten/kota dilakukan dengan menggunakananalisis statistik multivariat cluster K means (software Minitab),sehingga diperoleh tiga strata kabupaten/kota, yaitu strata 1(kabupaten/kota yang memiliki potensi stok tinggi), strata 2(kabupaten/kota yang memiliki potensi stok sedang), dan strata 3(kabupaten/kota yang memiliki potensi stok rendah). Hasilpengelompokan 454 kabupaten/kota tersebut menunjukkan bahwayang termasuk strata 1 sebanyak 29 kabupaten/kota, strata 2 sebanyak101 kabupaten/kota, dan strata 3 sebanyak 324 kabupaten/kota.

METODOLOGI PENENTUAN SAMPEL

29

Page 30: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id

• Menghitung alokasi jumlah kabupaten/kota sampel di masing-masing strata kabupaten/kota dengan total alokasi 100kabupaten/kota yang sudah ditentukan sebelumnya. Jumlahalokasi kabupaten/kota tersebut diasumsikan sudah dapatmewakili jumlah sampel nasional (20%).

• Penentuan alokasi jumlah kabupaten/kota di masing-masing stratadilakukan dengan memperhatikan faktor banyaknya sampel disetiap strata dan standar deviasi menggunakan rumus n Neyman

• Berdasarkan perhitungan dari alokasi 100 kabupaten/kota sampel,yang termasuk pada strata 1 sebanyak 16 kabupaten/kota, strata 2sebanyak 31 kabupaten/kota, dan strata 3 sebanyak 53kabupaten/kota.

• Penarikan sampel 100 kabupaten/kota di masing-masingkelompok strata dilakukan secara acak sesuai dengan jumlah yangdialokasikan di masing-masing strata, sehingga diperoleh lokasikabupaten/kota sampel.

METODOLOGI PENENTUAN SAMPEL

30

Page 31: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id

2. Stratifikasi kapasitas penggilingan, yaitu mengelompokkanpenggilingan berdasarkan kapasitasnya (besar, sedang, kecil) dimasing-masing kabupaten/kota yang terpilih sebagai sampel.

• Menghitung alokasi jumlah penggilingan sampel untuk setiapkapasitas secara proporsional dengan alokasi total 1000 sampelpenggilingan di 100 kabupaten/kota terpilih

• Berdasarkan perhitungan di atas, maka dari alokasi 1000 sampelpenggilingan terpilih 17 sampel penggilingan besar, 71 sampelpenggilingan sedang, dan 912 sampel penggilingan kecil.

Lanjutan Metode Penentuan Sampel…

31

Page 32: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id

• Menentukan secara proporsional sebaran jumlah sampelpenggilingan untuk masing-masing kapasitas penggilingan (besar,sedang, kecil) di 100 kabupaten/kota terpilih

• Dengan memperhatikan beberapa faktor, maka dari alokasi 100kabupaten yang ditetapkan, terpilih 64 kabupaten sebagai sampelpenggilingan.

• Menentukan sampel penggilingan, yaitu memilih secara acakpenggilingan yang akan menjadi responden pada masing-masingkapasitas di setiap strata kabupaten/kota sesuai dengan alokasi

Lanjutan Metode Penentuan Sampel…

32

Page 33: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id33

No Provinsi Kabupaten/ Besar Sedang Kecil Total

1 Bali 1 Gianyar 1 10 11

2 Aceh 2 Aceh timur 8 8

3 Piddie 1 5 6

3 DI Yogyakarta 4 Sleman 1 10 11

4 Jambi 5 Kerinci 7 7

5 Jawa Barat 6 Bogor 2 20 22

7 Cianjur 18 35 53

8 Garut 1 3 49 53

9 Karawang 1 2 37 40

10 Majalengka 2 1 18 21

11 Subang 5 3 32 40

12 Indramayu 1 3 26 30

6 Jawa Tengah 13 Sukoharjo 1 10 11

14 Banjarnegara 10 10

15 Boyolali 1 10 11

16 Brebes 22 22

17 Cilacap 31 31

18 Grobogan 1 10 11

19 Karanganyar 1 18 19

20 Tegal 10 10

LOKASI MONITORING

Page 34: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id34

No Provinsi Kabupaten/ Besar Sedang Kecil Total

7 Jawa Timur 21 Pamekasan 10 10

22 Pasuruan 2 10 12

23 Sidoarjo 1 9 10

24 Situbondo 1 9 10

25 Kediri 10 10

26 Trenggalek 7 7

27 Tuban 1 10 11

28 Ngawi 3 35 38

8 Kalimantan Barat 29 Kubu Raya 1 8 9

30 Sambas 19 19

31 Landak 12 12

9 Kalimantan Selatan 32 Hulu Sungai Selatan 10 10

33 Kota Baru 11 11

10 Kalimantan Tengah 34 Kapuas 11 11

11 Kalimantan Timur 35 Penajam Paser Utara 1 8 9

12 Lampung 36 Lampung Tengah 1 28 29

37 Lampung Utara 10 10

38 Tanggamus 10 10

39 Tulang Bawang 10 10

13 Nusa Tengara Barat 40 Lombok Barat 10 10

14 Riau 41 Kuantan Sengingi 4 4

15 Sulawesi Barat 42 Mamuju 7 7

LOKASI MONITORING

Page 35: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id35

No Provinsi Kabupaten/ Besar Sedang Kecil Total

16 Sulawesi Selatan 43 Bone 1 2 36 39

44 Gowa 4 29 33

45 Luwu 1 11 12

46 Luwu Timur 1 9 10

47 Soppeng 9 9

48 Maros 1 10 11

49 Bantaeng 4 3 5 12

17 Sulawesi Tengah 50 Parigi Moutong 9 9

18 Sulawesi Tenggara 51 Konawe 1 10 11

19 Sulawesi Utara 52 Bolaang Mongondow 11 11

20 Sumatera Barat 53 Agam 1 8 9

54 Tanah Datar 9 9

21 Sumatera Selatan 55 Banyuasin 1 3 37 41

56 Lahat 1 9 10

57 Muara Enim 1 9 10

58 Musi Rawas 12 12

59 Ogan Ilir 1 9 10

60 Ogan Komering Ilir 1 17 18

22 Sumatera Utara 61 Serdang Bedagai 5 5

62 Deli Serdang 1 4 5

63 Simalungun 10 10

64 Toba Samosir 8 8

Total 17 71 912 1000

LOKASI MONITORING

Page 36: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id

a. Data dan informasi umum (kuesioner Form 1) dikumpulkan padaawal pengumpulan data

1. Data dan Informasi

PENGUMPULAN DATA

Form 1.

KUESIONER PROFIL PENGGILINGAN

MONITORING STOK GABAH DAN BERAS DI PENGGILINGAN

TAHUN 2018

PROVINSI : .....................................

KABUPATEN : .....................................

1. Nama Penggilingan :.....................................................................

2. Nama Pemilik/Pengelola :………...………………………………………

3. Alamat Lengkap :……….. ……………………………………….

…………………………………………………

Titik Koordinat : ………….., ………………(foto dengan open camera)

4. No Telepon/HP :………..………………………………

5. Kapasitas Mesin Terpasang :……….............................Kg/Jam

6. Jam Operasional Per Hari :…………......................... Jam

7. Rata-rata Rendemen : ........................................%

8. Jumlah Tenaga Kerja : …………………………. orang

Page 37: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id

b. Data dan informasi stok mingguan (kuesioner Form 2)

Form 2.

KUESIONER MINGGUAN

MONITORING STOK GABAH DAN BERAS DI PENGGILINGAN

TAHUN 2018

PROVINSI :.....................................

KABUPATEN :.....................................

BULAN :....................................

MINGGU KE- / TANGGAL : I, II, III, IV, V /.Selasa,Tgl..........

No.

Nama

Penggilinga

n

Kumulatif

Volume

Gabah yang

Digiling (Kg) a)

Gabah Kering

Panen (GKP)

Gabah Kering Giling

(GKG)Beras Medium

Beras Premium Gabah dibeli

dari e)Beras dijual ke f)

Stok

(Kg) b)

Rata-Rata

Harga Beli

(Rp/Kg) c)

Stok

(Kg) b)

Rata-Rata

Harga Beli

(Rp/Kg) c)

Stok

(Kg) b)

Rata-Rata

Harga Jual

(Rp/Kg) c)

Stok

(Kg) b)

Rata-Rata

Harga Jual

(Rp/Kg) c)

Asal Kab

/Kota/ Prov

% Kab /Kota/

Prov Tujuan

%

1

2

dst

Tanggal...................2019

TTD

(Nama koordinator)

Page 38: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id

1. Data dan Informasi yang Dikumpulkan:

• Kumulatif volume gabah yang digiling (satu minggu lalu, mulai hariSelasa minggu lalu sampai dengan hari Senin minggu ini)

• Stok gabah/beras di penggilingan, yaitu jumlah gabah/beras yangdimiliki/dikuasai oleh penggilingan tersebut dalam satu hari (Selasasetiap minggu) dan tidak termasuk stok milik petani ataupun pedagangyang berada di penggilingan

• Rata-rata harga beli gabah (GKP dan GKG) di penggilingan (satuminggu lalu)

• Rata-rata harga jual beras di pdnggilingan (satu minggu lalu)

• Daerah asal gabah dibeli

• Daerah tujuan beras dijual

PENGUMPULAN DATA

38

Page 39: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id

• Pengumpulan data dilaksanakan di 1000 penggilingan, yangterdiri dari 17 penggilingan kapasitas besar, 71 penggilingankapasitas sedang dan 912 penggilingan kapasitas kecil, yangtersebar di 64 kabupaten/kota pada 22 provinsi;

• Data dikumpulkan oleh enumerator sesuai dengan formkuesioner;

• Waktu pengumpulan data dan informasi dilakukan dipenggilingan yang sama setiap hari Selasa (panel)

2. Pelaksanaan Pengumpulan Data

39

PENGUMPULAN DATA

Page 40: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id40

3. Alur Pengumpulan, Pelaporan, dan Koordinasi

PENGUMPULAN DATA

Menteri Pertanian

Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian(Bidang Akses Pangan)

Dinas Yang Menangani Ketahanan Pangan Provinsi(Koordinator)

Dinas Yang Menangani Ketahanan Pangan Kabupaten(Enumerator

Penggilingan Besar Penggilingan Sedang Penggilingan Kecil

PB1 PB2 PS1PB3 PS2 PS3 PS1 PS2 PS3

Keterangan

= Koordinasi

= Pengumpulan Data dan Pelaporan

Page 41: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id

41

PENGOLAHAN DATA

TahapanPengolahan

Untuk Memperkirakan Besaran Stok Gabah dan BerasNasional di Penggilingsn.

1

2

3

Menghitung perkiraanstok beras nasional dengan caramenjumlahkan stoksetara beras padaseluruh kapasitaspenggilingan,Menghitung rata-rata

stok gabah dan berasper penggilingan padamasing-masingkapasitas

Menghitung konversi stok gabah kering panen (GKP) ke stok gabah kering giling (GKG) di setiap penggilingan dengan mengalikan GKP dengan 86,02%.

Page 42: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id

KOMPONEN ANGGARAN DEKONSENTRASI PROVINSI

1. Belanja Bahan (ATK dan Rapat Koordinasi)2. Honor Output Kegiatan

• Honor koordinator Provinsi untuk 12 bulan• Honot enumerator penggilingan kabupaten untuk 12 bulan

3. Belanja barang dan non operasional lainnya• Operasional Utility/pulsa koordinator provinsi untuk 12 bulan @

Rp.50.000/bulan• Operasional Utility/pulsa enumerator kabupaten untuk 12 bulan @

Rp.50.000/bulan3. Belanja perjalanan

• Perjalanan monitoring koordinator provinsi ke kabupaten 2 OP• Perjalanan enumerator ke provinsi @1 OP untuk enumerator penggilingan

dan pedagang• Perjalanan koordinator provinsi ke pusat 1 OP (Bimtek)• Perjalanan enumerator kabupaten ke pusat @ 2 OP (Bimtek dan Evaluasi)• Perjalanan monitoring enumerator (Penggilingan dan Pedagang)

kabupaten ke lapangan @ 3 OP3. Perbanyakan laporan

Page 43: BIDANG AKSES PANGANbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi...Kementerian Pertanian Latar Belakang Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih fokus pada wilayah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id43

TERIMA KASIH