bab i rawan pangan

39
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Permasalahan pangan merupakan masalah pokok bagi penduduk di seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia. Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling esensial untuk mempertahankan hidup dan kehidupan. Sebagai makhluk yang bernyawa manusia tidak dapat melangsungkan hidup dan kehidupannya untuk berkembang biak dan bermasyarakat. Oleh karena itu kebutuhan manusia terhadap pangan menjadi prioritas utama yang pemenuhannya tidak dapat ditunda. Dalam Deklarasi World Food Summit Tahun 1996 di Roma, negara-negara peserta sepakat untuk menurunkan kerawanan pangan tingkat dunia hingga separuhnya pada tahun 2015. Dari sini upaya untuk menurunkan kerawanan pangan tingkat dunia sudah mulai, salah satunya dalam bentuk penentuan indikator-indikator rawan pangan itu sendiri. Kerawanan pangan adalah suatu kondisi ketidakmampuan individu atau sekumpulan individu di suatu wilayah untuk memperoleh pangan yang cukup dan sesuai untuk hidup sehat dan aktif. Kerawanan pangan juga dapat diartikan sebagai situasi daerah, masyarakat atau rumah tangga yang tingkat ketersediaan dan keamanan pangannya tidak cukup memenuhi standar kebutuhan fisiologis bagi pertumbuhan dan kesehatan sebagian besar masyarakat. Kerawanan pangan dengan menggunakan pendekatan FIA terbagi menjadi dua klasifikasi yaitu kerawanan pangan kronis (cronical) dan mendadak/sementara (transient). Kerawanan pangan kronis adalah kondisi kekurangan pangan yang terjadi secara terus-menerus, yang disebabkan oleh keterbatasan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang menyebabkan kemiskinan, sedangkan kerawanan transien adalah kondisi kerawanan pangan yang bersifat sementara akibat kejadian yang mendadak seperti bencana alam, kerusuhan, musim yang menyimpang, konflik sosial dan sebagainya.

Upload: willybeo

Post on 19-Aug-2015

20 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

latar belakang pemetaan kerawanan pangan

TRANSCRIPT

1BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar belakangPermasalahanpanganmerupakanmasalahpokokbagipendudukdiseluruhdunia,tidakterkecualiIndonesia.Panganmerupakankebutuhandasarmanusiayangpalingesensialuntukmempertahankanhidupdankehidupan.Sebagai makhlukyangbernyawamanusiatidakdapatmelangsungkanhidupdan kehidupannya untuk berkembang biak dan bermasyarakat. Oleh karena itukebutuhanmanusiaterhadappanganmenjadiprioritasutamayangpemenuhannya tidak dapat ditunda.Dalam Deklarasi World Food Summit Tahun 1996 di Roma, negara-negarapesertasepakatuntukmenurunkankerawananpangantingkatduniahinggaseparuhnyapadatahun2015.Darisiniupayauntukmenurunkankerawananpangantingkatduniasudahmulai,salahsatunyadalambentukpenentuanindikator-indikatorrawan pangan itu sendiri. Kerawanan pangan adalah suatukondisiketidakmampuanindividuatausekumpulanindividudisuatuwilayahuntuk memperoleh pangan yang cukup dan sesuai untuk hidup sehat dan aktif.Kerawananpanganjugadapatdiartikan sebagaisituasidaerah,masyarakatataurumahtanggayangtingkatketersediaandankeamananpangannyatidakcukup memenuhi standar kebutuhan fisiologis bagi pertumbuhan dan kesehatansebagianbesarmasyarakat. Kerawananpangandenganmenggunakanpendekatan FIA terbagi menjadi dua klasifikasi yaitu kerawanan pangan kronis(cronical)danmendadak/sementara(transient).Kerawananpangan kronisadalahkondisikekuranganpanganyangterjadisecaraterus-menerus,yangdisebabkanolehketerbatasanSumberDayaAlam(SDA)danSumberDayaManusia(SDM)yangmenyebabkankemiskinan,sedangkan kerawanantransien adalahkondisikerawananpanganyangbersifatsementaraakibatkejadianyangmendadaksepertibencanaalam,kerusuhan,musimyangmenyimpang, konflik sosial dan sebagainya.2PetaKerawananPangandapatdisusunberdasarkandatayangdiperolehdarilapangandengan menggunakanbeberapaindikatoryangtelahditetapkansebelumnya.Indikatortersebutdikelompokkankedalamempataspekkerawananpanganyaitu:(i)ketersediaanpangan(foodavailability),(ii)aksespangan(foodandlivelihoodsacsess),(iii)kesehatandangizi(healthandnutrition),(iv)kerawananpangansementara(transientfoodinsecurity). CarapenentuanindikatorpetarawanpangandiKabupatenGunungkiduldapatditentukan dengan menggunakan indikator pada Tabel 1.1 berikut.Tabel 1.1 Indikator Peta Kerawanan Pangan Indonesia (FIA)Kategori Indikator SumberKetersediaan Pangan1. Konsumsi normatifper kapita terhadaprasio ketersediaanbersih padi + jagung+ ubi kayu + ubi jalarBadan Ketahanan PanganProvinsi dan KabAkses Pangan dan MataPencaharian2. Persentase pendudukhidup di bawah gariskemiskinan3. Persentase desa yangtidak memiliki aksespenghubung yangmemadai.4. Persentase penduduktanpa akses listrikData dan InformasiKemiskinan, BPSPODES, BPSData dan InformasiKemiskinan, BPSKesehatan dan Gizi5. Angkatan harapanhidup pada saat lahir.6. Berat badan balita dibawah standar.7. Perempuan butahuruf8. Angka kematian bayi9. Penduduk tanpaakses ke air bersih10. Persentase pendudukyang tinggal lebihdari 5 km daripuskesmasData dan InformasiKemiskinan, BPSData dan InformasiKemiskinan, BPSData dan InformasiKemiskinan, BPSBPS dan UNDPData dan InformasiKemiskinan, BPSData dan InformasiKemiskinan, BPS3Lanjutan Tabel 1.1Kategori Indikator SumberKerawanan PanganSementara (Transien)11. Persentase daerahberhutan12. Persentase daerahpuso13. Daerah rawanlongsor dan banjir14. Penyimpangan curahhujanDinas KehutBKP ProvinsiDepartemen PUBadan Metereologi danGeofisikaSumber: Badan Ketahanan Pangan, Deptan 2011Dalampelaksanaannyatidaksemuaindikatordapatdipenuhiolehsuatuwilayahdalammemetakankerawananpangan.Pemenuhansemuaindikatortersebut tergantung pada ketersediaan data penunjang dan karakteristik wilayahGunungkidul. IndikatoryangdigunakanuntukmenyusunpetakerawananpanganKabupatenGunungkiduladalah1.rasiokonsumsinormatifperkapitaterhadapketersediaanbersihkarbohidratpadi,jagung,ubikayudanubijalar,2.Persentasependudukdibawahgariskemiskinan,3.Beratbadanbalitadibawahstandar,4.Rumahtanggatanpaaksesairbersih,5.Daerahgagalpanen/puso.MenurutdatadariBPSKabupatenGunungkiduljumlahpendudukGunungkidul tahun2011 tercatat675.382jiwaatau19,53persendarijumlahpendudukProvinsiDIYsejumlah3.457.491jiwa. Denganjumlah pendudukyang semakin meningkat maka dapat dipastikan bahwa kebutuhan akan panganjugaakan semakin meningkat, dengan kata lain terjadi peningkatan konsumsi.Peningkatanpermintaanterhadapbahanbahanpanganstrategistidakdisertaidanganpeningkatanproduksipangandi KabupatenGunungkidul. KabupatenGunungkidulbukanlahKabupaten yangmampumenghasilkanprodukpangan4denganjumlahyangbesarmelihatketerbatasanlahanpertanianyangdimilikinya.KabupatenGunungkidulmerupakansalahsatukabupatendiDIYyangmempunyaikarakteristikgeografisyangcukupbervariasi.SecaraumumKabupatenGunungkiduldi bagidalamtigazonawilayah, tigazonawilayahtersebutadalahZonaUtaramerupakandaerahperbukitan,dengantanahdidominasiolehjenislitosol,latosoldanrendzina.Padawilayahinibanyakdimanfaatkanuntukperkebunandankehutanan,pertambangansertapermukiman.ZonaTengahataulebihdikenalsebagaiLedokWonosari(basinwonosari) merupakan daerahyang relatif landai, dimana pada zone ini banyakdikembangkanuntukpertaniandanpermukiman.ZoneTengahmempunyaikondisitopografiyangrelatiflebihmenguntungkandaripadazoneutaradanselatan.Jenistanahyangberkembang padaZoneTengahiniantaralain:mediteran,grumusolhitam,rendzinadansebagianlitosol.PadaZoneTengahiniperkembanganwilayahnyajugarelatiflebihmajudibandingkandenganzoneutaradanselatan.Penyediaanairbersihrelatiflebihmemadaidibandingkandenganzoneutaradanselatan,termasukjugauntukkeperluanirigasi. ZonaSelatanatauyangseringdikenaldenganwilayahkarst,merupakandaerahdengantopografiyangbervariasi,antaradatarhinggaberbukit.Padadaerahkarstbanyakdijumpaikubah-kubahkarst(dome)danbentuklahan-bentuklahankarstlainnya.Daerahkarstdisusunolehbatugampingterumbu(limestone),denganjenistanahyangberkembangadalahlitosoldanmediteranmerahdengantingkatkesuburantanahrelatifrendahhinggasedang.Padadaerahiniairpermukaansangatjarangdijumpaimengingatstrukturbatuangampingyangbanyakmemilikiretakan-retakansehinggaairpermukaanakanmudahloloskedalamtanahdanmengumpulmenjadi sungai bawah tanah.Selain topografi yang bervariasi, penggunan lahan di Gunungkidul banyakdigunakansebagaipenggunaanlahan nonpertanian sepertipemukiman,industridanbangunan,sehingga menyebabkanmunculnyaberbagaimacam5penggunaan lahan. Terdapat beberapa macam penggunaan lahan di KabupatenGunungkidul tahun 2011 seperti yang terlihat pada Tabel 1.1.Tabel 1.2 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan KabupatenGunungkidul Tahun 2011No KecamatanLuas Lahan (Ha)Pemukiman,Industri,BangunanSawahLahanKeringHutan Total1 Panggang 574,50 0,00 7.427,50 2.078 10.0802 Paliyan 924,24 63,00 2.024,76 2.605 5.6173 Tepus 685,34 5,00 10.073,66 40 10.8044 Rongkop 499,98 0,00 9.011,02 142 9.6535 Semanu 2.046,83 17,00 7.330,17 579 9.9736 Ponjong 2.045,41 672,78 27.343,81 0 30.0627 Karangmojo 3.096,83 353,93 3.306,24 930 7.6878 Wonosari 1.900,69 154,88 4.672,43 514 7.2429 Playen 1.908,18 188,43 3.944,38 3.801 9.841,9910 Patuk 1.903,71 1.081,00 3.143,29 693 6.82111 Nglipar 1.573,90 538,76 2.665,34 2.142 6.92012 Ngawen 1.080,46 1.206,49 2.010,06 0 4.297,0113 Semin 1.950,70 1.495,45 4.005,85 85 7.53714 Gedangsari 1.737,69 1.509,08 3.142,23 0 6.38915 Saptosari 628,40 0,00 7.989,60 0 8.61816 Girisubo 403,26 18,00 6.743,74 115 7.28017 Tanjungsari 485,38 85,92 5.928,61 8 6.507,9118 Purwosari 428,26 204,00 5.230,84 294 6.157,1Jumlah 23.873,76 7.593,72 115.993,5 14.026 161.487Sumber : BPN Kabupaten Gunungkidul, 2011Kondisigeografistersebut ditengaraisecara langsungmaupuntidaklangsungakanberpengaruhterhadapaktivitasmasyarakatdi dalampemanfaatan lahan, pola permukiman dan sanitasi lingkungannya. Hal ini jugaakanberpengaruhterhadaptingkatkerentanandan kerawananpangandimasyarakat.UntukituperludipetakandaerahyangrentanrawanpangandiKabupatenGunungkidul. MenurutdataDinasPertanianKabupatenGunungkidul tahun 2009, ada delapan kecamatan dari delapan belas kecamatandiGunungkidulmengalamikerawananpangantinggi. WilayahrawanpangantersebutadalahPanggang,Paliyan,Saptosari,Tepus,Tanjungsari,Karangmojo, Nglipar, dan Semin. Delapan kecamatan lainnya tergolong rawanpangandengantingkatansedangdanduakecamatanditingkatanringan.6Pemerintahsebagaipihakyangmengambilkeputusanmemerlukandatadaninformasiyangsesuaidanakuratagardapatmengambilkebijaksanaanmengenai masalah kerawanan pangan ini dengan tepat dan efisien.SistemInformasiGeografisebagaisalahsatuteknologiyangberkembangsaatinidapatdigunakansebagaialatuntukmembantumenghasilkandatadaninformasisepertiyangdimaksud.Petamerupakansalahsatusaranainformasiyangpalingsederhana,mudahdibacadansudahdikenalmasyarakat. AnalisisSIGberupaoverlay(tumpangsusun)denganmetodeintersectionsecarakualitatifdigunakanuntukmendapatkan daerahyangmengalamikerawananpangandiKabupatenGunungkidul. Denganlatarbelakangtersebutmakapenulistertarikmengadakanpenelitiandenganjudul ANALISISPEMETAANKERAWANANDIKABUPATENGUNUNGKIDULDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA1.2 Perumusan MasalahBerdasarkan uraianyangterdapatpadalatarbelakang,makadapatdirumuskan permasalahan dan pertanyaan penelitian sebagai berikut :1. DaerahmanasajayangmengalamikerawananpangandiwilayahKabupaten Gunungkidul?2. Seberapabesarpengaruhindikatorkerawananpanganyangdigunakanterhadap kerawaan pangan di Kabupaten Gunungkidul?1.3 Tujuan PenelitianSecaraumumpenelitianinibertujuanuntukmemperolehgambarantentangkondisitingkatkerawananpangandiKabupatenGunungkidul.Secarakhusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut :1. Untuk mengetahui tingkat kerawanan pangan di Kabupaten Gunungkidul;2. Untukmengetahuibesarpengaruhindikatorkerawananpanganyangdigunakan terhadap kerawanan pangan di Kabupaten Gunungkidul.71.4 Kegunaan PenelitianHasil penelitian ini diharapkan dapat berguna :1. MampumemberikaninformasitentangtingkatkerawananpangandiKabupaten Gunungkidul.2. Dapat digunakan oleh instansi terkaitsebagai acuan dalam menanggulangimasalah kerawanan pangan di Kabupaten Gunungkidul.1.5 Telaah Pustaka dan PenelitianSebelumnya1.5.1. Telaah Pustaka1.5.1.1 PanganPangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baikyangdiolahmaupuntidakdiolah,yang diperuntukkansebagaimakananatauminumanbagikonsumsimanusia,termasuhbahantambahanpangan,bahanbakupangandanbahanlainyangdigunakandalamprosespenyiapan,pengolahan,danataupembuatanmakananatauminuman(UURINo.28th.2004 tentang pangan).Lahandanpangansangatberkaitansatusamayanglainnya.Padiatausayur-sayurantidakakanmenghasilkanberasatausayurapabilatidakadalahan atau tanah tempat manusia menanam padi atau sayuran. Dengan kata lainketahanaanpangansuatubangsaakansangatbergantungdaritersedianyacukuplahanyangcocokuntukmenanamtanamanpangan(Sutrisno,1997,dalam Munir Akhmad, 2006).SelamainipanganbanyaktergantungpadaberasyangmerupakanmakananpokoksebagianbesarmasyarakatIndonesia.Berasmemilikistatussosial yang tinggi dibandingkan dengan bahan makanan lainnya. Sifat-sifat laindariberasadalahrasanyaenak,nilaigizinyatinggi,mudahdiolah,bentukpenampilannyamenarik,relatifmudahdibudidayakanolehpetanisehinggalebihdisukaidaripadabahanpanganlainnya. Danbagimerekayangberpendapatanrendah,kebutuhankaloridanproteinsekaligusbisadipenuhidenganmengkonsumsiberas.Dariberaskitamemperoleh68.6%kalorisedangkan dari jagung kita memperoleh kalori 23.7 %. (Widiatmi, 1996)8Kecukupanpangandanketahananpanganmerupakanduakonsepyangberbeda.Pemenuhankebutuhanindividudalamkualitasdankuantitasyangcukupdimaksudkanagarorangdapathidupdengansehat.Batasminimalindividuuntukmemenuhikebutuhanpanganberbeda-bedatergantungumurdanjeniskelaminsertabentukkegiatannya.Secararegionalmaupunnasionalkecukupan pengan mengandung arti kesediaan pangan di wilayah tersebut yangmencukupikebutuhanpanganseluruhpenduduknya.Ketahananpangandidefinisikan sebagai kemampuan individu untuk memenuhi kebutuhan pangansetiapsaatdansepanjangwaktusesuaidengansyaratkebutuhanuntukdapathidupsecarasehat,normal,dandapatbekerjadenganbaik(PanbirudanHandawi, 1993, dalam Widiatmi, 1996).1.5.1.2 Kerawanan PanganKerawanan pangandidefinisikansebagaisuatukondisiketidakmampuanuntukmemperolehpanganyangcukupdansesuaiuntukhidupsehatdanberaktivitasdenganbaikuntuksementarawaktuataupunjangkapanjang (A.Maryono, 2004 dalam Yuliandarmaji Adha, 2011). Rawan pangan adalah suatukondisiketidakcukupanpanganbagisuatuwilayahataurumahtanggadariaspekjumlah,mutu,keamanan,dandayabeli(MartinusDjawa, 2004 dalamYuliandarmajiAdha,2011).MenurutDinasPertanian(2003),kerawananpangandiartikansebagaisituasidaerah,masyarakatyangtingkatketersediaandan konsumsi tidak cukup memenuhi standar fisiologis bagi pertumbuhan dankesehatansebagianbesarmasyarakat. Adapun batasandariDinasPertanianinilah yang akan digunakan sebagai batasan penelitian kerawanan pangan.DinasPertanian(2003)mengklasifikasikankerawananpanganmenurutsifatnya, menjadi dua yaitu:1. KerawananKronis:kondisikekuranganpanganyangterjadiakibatdariketerbatasan sumberdayaalamdansumberdayamanusia yangmenyebabkan kemiskinan.92. Kerawanan Transient:kondisikerawananpanganyangterjadiakibatkejadianyangmendadak,sepertibencanaalam,kerusuhan,musimyangmenyimpang, konflik sosial, dan lain sebagainya.Faktor-faktoryangdigunakanuntukmenentukan suatuwilayahtermasukrawanpanganatautidakdilihat(A.Maryono, 2004 dalamYuliandarmajiAdha, 2011) :1. Indikatorpendidikan:tingkatpendidikan,jumlahperempuanyangbutahuruf.2. Indikatortenagakerja:jumlahpendudukyangtidakbekerja,jumlahpenduduk yang miskin.3. Indikatorkesehatan:jumlahtenagakesehatan,tingkatharapanhidup,jumlahbalitayangmengalamikuranggizi,tingkatkematianibumelahirkan.4. Indikator kehutanan: tingkat degradasi lahan, rawan banjir dan kekeringan.5. Indikatorprasarana fisik:tingkataksesterhadapairbersih,tingkataksesterhadap fasilitas listrik.Deklarasi World Food Summit di Roma 1996 (Dewan Ketahanan Pangan,2009) telahmembuatindikatorkerawananpangan.Jumlahindikatoryangdigunakanuntukmasing-masingwilayahharusdisesuaikanuntukkondisibahanpanganpokokdiwilayahtersebut. UntukIndonesiatelahdisepakatijumlahindikatoruntukmenetapkandaerahyangtermasukrawanpangansejumlah 15 indikator, yang dikelompokkan dalam 4 kelompok, yaitu:1. Ketersediaanpangan,indikator:rasiokonsumsiperkapitanormatifterhadap ketersediaan beras.2. Aksespangandansumbernafkah,indikator: persentase orangmiskin,persentase orangyang bekerja kurang dari 15 jam per minggu, persentaseorangyangtidaktamatSD, persentase aksesrumahtanggakefasilitaslistrik.3. Pemanfaatan/penyerapanpangan,indikator:tingkatharapanhidupanakumur 1 tahun. Persentase bayi yangkurang gizi, persentase anak yang tidak10diimunisasi, persentase perempuanbutahuruf, persentase orangyangtinggal lebih dari 5 km dari puskesmas, perbandingan jumlah dokter yangdisesuaikan kepadatan penduduk.4. Kerentanan pangan, indikator: jumlah areal hutan, jumlah areal degradasi,jumlah areal penanaman padi yang mengalami puso.Tingkatrawanpangan ditentukandaribeberapafaktor,baikfisikmaupunnon-fisik(sosial-ekonomi).Secarafisiktingkatrawanpanganditentukanolehfaktor keberhasilan luaspanen dan tingkat produktifitas tanaman panganyangdipengaruhiolehfaktoriklim.Sedangkansecarasosialekonomiantaralaindipengaruhiolehjumlahdanlajupertambahanpenduduk,tingkatkonsumsi,dayabelimasyarakat,aksesibilitas, dandistribusipangan.Daerahrawanproduksipangandiidentifikasidenganpendekatanyanglebihsederhanayaituhanya denganmenganalisiskeseimbanganantarasuplai(produksi)dengankebutuhan(konsumsi)pangan.Pendekataninidigunakansebagaiasumsiataubatasan dalam penentuan Potensi Rawan Pangan. (LAPAN, 2010)Untukmengetahuisuatuwilayahmengalamirawanpanganatautidak,Dinas Pertanian telah menentukan beberapa indikator,yang meliputi indikatorproduksi, indikator kemiskinan, dan indikator kesehatan.1. Faktorproduksi: dilihatdarirasioketersediaanproduksipangandibandingkan dengan kebutuhan. Apabila nilai ratio ketersediaan produksipangandibandingkankebutuhan40%, makamemiliki ratio yang cukup tinggi terhadap kondisi rawan pangan.3. Faktor kesehatan: dilihat dari prevalensi kurang energi protein (KEP) padabalita.Bila prevalensi KEP>40%, makamemilikiresikoyangcukuptinggi terhadap kondisi rawan pangan.111.5.1.3 Aspek Ketersediaan PanganAspekinimelihatkemampuansuatudaerahuntukmenghasilkanpangannyasendiri.Potensisumberdayayangdimilikisetiapdaerahberbeda-beda, adayangmenjadisentratanamanpangansementaradaerahyanglainmenjadisentratanamanhortikultura,perkebunandanlain-lain.Perbedaanpotensi produksi pertanian ini tentunya sangat terkait dengan kondisi iklim dancuacasertakondisitanahyangsangat spesifikpadamasing-masingdaerah(Food Agriculture Organization, 2000).Aspekketersediaanpangandiukurdarirasioantarakonsumsipangannormatif dengan ketersediaan panganyang dihasilkan suatu daerah. Konsumsipangannormatifdiperolehdenganmengasumsikankonsumsiperkapitaperhariadalah300gramperorangperhari.Rasioantarakonsumsipangannormatifdenganketersediaaninisekaligusmerupakanukuranyangmenunjukkanproporsidariketersediaanyangdigunakanuntukkonsumsi.Karenaporsiutamadarikebutuhankaloriharianberasaldarisumberpangan karbohidrat,yaitusekitarseparuhdarikebutuhanenergi per orang per hari.Untukitu yangdigunakandalamanalisakecukupanpangan yaitu karbohidrat yang bersumber dari produksi pangan pokok serealia,seperti padi, jagung, dan umbi-umbian (ubi kayu dan ubi jalar)yang digunakanuntukmemahamitingkatkecukupanpanganpadatingkatprovinsimaupunkabupaten (Food Agriculture Organization, 2000).1.5.1.4 Penduduk Di Bawah Garis KemiskinanKemiskinanhampirmenjadi problemdihampirsemuaNegara.Tingkatkekompleksitas masalahnya pun berbeda antar Negara menyelesaikan masalahkemiskinan.DiIndonesia,sebagaiNegaraberkembangangkakemiskinanmasihcukuptinggi.Karenaitu,pemerintahmelaluiBadanPusatStatistik(BPS)membuatkriteriakemiskinan,agardapatmenyusunsecaralengkappengertiankemiskinansehinggadapatdiketahuidenganpastijumlahnyadancara tepat menanggulanginya.12MenurutBadanPusatStatistik(BPS,2012)danDepartemenSosial,kemiskinanadalahketidakmampuanindividudalammemenuhikebutuhandasarminimaluntukhiduplayak(baikmakananataupunbukanmakanan).GariskemiskinanyangditetapkanolehBPSadalahjumlahpengeluaranyangdibutuhkanolehsetiapindividuuntukdapatmemenuhikebutuhanmakanansetara dengan 2100 kalori per orang per hari dan kebutuhan nonmakanan yangterdiridariperumahan,pakaian,kesehatan,pendidikan,transportasi,sertaaneka barang dan jasa lainnya.1.5.1.5 Aspek Kesehatan dan GiziPenyerapanpangansebenarnyalahindikatordampakdariketersediaanmaupunaksespangan.Aksespangandanketersediaanyangbaikakanmemberikanpeluangbagipenyerapanpangansecaralebihbaik.Dalammenyusunindikatorinimakaaspek-aspekyangkitaperhatikanberkenaandengan:(i)fasilitasdanlayanankesehatan;(ii)sanitasidanketersediaanair;(iii)pengetahuaniburumahtangga;dan(iv)outcomenutrisidankesehatan(Departemen Kesehatan, 2005).Aspek-aspekdiatassangatstrategisdalammemberikangambaranpenyerapanpangansuatuwilayah.Penyerapanpangansecaraimplisitadalahmerupakanpermasalahanasupangizidimasyarakat.Butahurufdijadikanindikatorpentingkarenadengankondisisepertitersebutmakasangatlemahsekalimenangkapinformasiuntukmeningkatkankualitasgizikeluarga.Demikianjugaberkenaandengankemudahandalammengaksesfasilitaskesehatan.Aksesfasilitaskesehatandidekatidenganjaraknyadenganfasilitaskesehatan pada masing-masing wilayah. Variabel ini tentunya diharapkan akansangatmempengaruhisemakinrendahnyapersentasebalitakuranggizidanIMR di suatu wilayah (Departemen Kesehatan, 2005).Airbersihadalahindikatorketigayangmenggambarkantingkatpenyerapanpangannya.Variabelinidipilihkarenaairmerupakan bahanbakuyang sangat vital bagi ibu-ibu rumah tangga dalam memasak. Tingginya aksesairbersihtentunyamenunjukkantingkatkualitashidupyanglebihbaikdan13lebihsehat,halinitentunyaakanberimplikasipadamakintingginyaharapanhidup rata-rata penduduk (Departemen Kesehatan, 2005).1.5.1.6 Aspek Kerentanan PanganAspek inimencerminkankondisirawanpangansementara(transient)danresiko yang disebabkan oleh faktor lingkungan yang mengancam kelangsungankondisi tahan pangan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang (FoodAgricultureOrganization, 2000).Ketidakmampuanuntukmemenuhikebutuhanpangansecarasementaradikenalsebagaikerawananpangansementara (transient food insecurity).Kerawananpangansementaradapatdisebabkanoleh bencanaalamataubencana teknologi yang terjadi tiba-tiba, bencana yang terjadi secara bertahap,perubahanhargaataugoncanganterhadappasar,epidemikpenyakit,konfliksosial dan lain-lain. Kerawanan pangan sementara dapat berpengaruh terhadapsatuatausemuadimensiketahananpangansepertiketersediaanpangan,aksesterhadap pangan dan pemanfaatan pangan. Kerawanan pangan sementara dapatjugadibagimenjadiduasub-kategori:menurutsiklus,dimanaterdapatsuatupolayangberulangterhadapkondisirawanpangan,misalnya,musimpaceklikyangterjadidalamperiodesebelumpanen,dansementara,yangmerupakan hasil dari suatu goncangan mendadak dari luar pada jangka pendeksepertikekeringanataubanjir.Konfliksipiljugatermasukdalamkategorigoncangan sementara walaupun dampak negatifnya terhadap ketahanan panganyangdisebabkanolehkonflikdapatberlanjutuntukjangkawaktuyanglama.Dengankatalain,kerawananpangansementaradapatmempengaruhiorang-orangyangberadapadakondisirawanpangankronisdanjugaorang-orangyang terjamin pangannya pada keadaan normal.141.5.1.3 Sistem Informasi GeografiSistemInformasiGeografis(SIG)memilikiduajenisanalisissecaraumum,yaitufungsianalisisspasialdanfungsianalisisatribut. Fungsianalisisatribut(non-spasial)antaralainterdiridarioperasi-operasidasar DatabaseManagement System (DBMS) beserta perluasannya : (Eddy Prahasta 2009)Operasi-operasidasarpengelolaanbasisdatayangdigunakanpadapenelitian ini mencakup :a. Pembuatanbasisdatabaru (createdatabase),pembuatanbasisdatabarudigunakanuntukmengelompokanindikatorkerawananpanganmenurutdimensikerawananpangan.Pembuatanbasisdatabarudigunakanuntukmempermudahpadasaatpembuatanpetamasing-masing indikator.b. Pembuatantabelbaru (createtable),pembuatantabelbarudigunakanuntukmenginputpersentasehasilperhitunganmasing-masingindikator dan hasil konversi dari persentase tersebut.c. Penghapusantabel (droptable),halinidilakukanapabilaadatabelyang tidak perlu ditampilkan pada basis data yang dibuat.Fungsi analisis spasial dalam penelitian ini adalah :a. Klasifikasi(reclassify):fungsiinimengklasifikasikanataumengklasifikasikembalisuatudataspasial/atributmenjadidataspasialyangbarudenganmenggunakankriteriatertentu. Dalampenelitianini,dataspasialyangdiklasifikasiadalahtingkatkerawanan pangan masing-masing indikator kerawanan pangan.b. Overlay :fungsionalitasinimenghasilkanlayerdataspasialbaruyangmerupakanhasilkombinasidari perhitungankeseluruhankompositmasing-masingkecamatanyangadadiGunungkidul.Overlay yangbiasanyamenggunakandualayerataulebihuntukdikombinasi,padapenelitianiniyangdimaksud overlay adalahmenggabungkanhasilperhitungankeseluruhankompositmasing-masing kecamatan.151.5.1 Penelitian SebelumnyaPenelitianmengenaikerawananpangansudahbeberapakalidilakukanoleh beberapa peneliti.Widiatmi(1996)denganjudul KemampuanWilayahProvinsiDaerahIstimewaYogyakartauntukMemproduksiPanganTahun 1980-1990.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat swasembada produksi bahanmakanan pokok masing-masing Kabupaten/Kodya di DIY tahun 1980-1990.Metodeyangdigunakandalampenelitiantersebutadalahanalisisdatasekunderyangmeliputiluaspanenpadidanpalawija,hasilperhatanamanpadi dan palawija, produksi tanaman padi dan palawija, jumlah penduduk, danjumlah konsumsi.Penelitiantersebutmenghasilkanpetaswasembadapanganyangdapatdilihat dari tingkat swasembadaapabila dihitung dari konsumsi beras menurutKFM(kebutuhanfisikminimum)berdasarkanperingkatyaituGunungKidul(2,2075),Sleman(1,2289),sedangkanKulonProgo,BantuldanKotatidakmampu berswasembada. Sedangkan apabila dihitung menurut konsumsi kaloriyaituGunungKidul (3,1354),Sleman(1,7598),KulonProgo(1,0980),sedangkan Bantul dan Kota tidak mampu berswasembada pangan.Akhmad Misbakhul Munir (2006), dengan judul penelitian Model SpasialUntukPotensiTingkatKerawananPanganStudiKasusdiKulonProgo.Metodeyang digunakan adalah pendekatan Sistem Informasi Geografi denganpengharkatanparameterberpengaruh(pendekatanberjenjang).TujuandaripenelitiantersebutyaitumembuatPetaPotensiTingkatKerawananPangandiKabupaten Kulon Progo.Penelitiantersebutmenghasilkanpetapotensitingkatkerawaanpangan.KecamatanyangtermasukdalamkelasrawanpanganadalahGirimulyodanKokap.Kecamatan yangtermasukdalamkelastidakrawanpanganadalahGalurdanTemon.DanKecamatanyangtermasukdalamkelassedangyaituWates,Panjatan,Lendah,Sentolo,Pengasih,Nanggulan,SamigaluhdanKalibawang.16Adha Yuliandarmaji (2011), dengan judul penelitian Aplikasi SIG UntukKajianPotensiTingkatKerawananPanganPerkecamatanDenganVisualisasi WebGIS Studi Kasus Di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2009.Bertujuanuntuk memetakantingkatpotensikerawananpangandiKabupatenKulonProgodan membuatvisualisasiWebGISpotensikerawananpangandiKabupatenKulonProgo. TujuandaripenelitiantersebutadalahmemetakantingkatpotensikerawananpangandiKabupatenKulonProgodanmembuatvisualisasi WebGIS potensi kerawanan pangan di Kabupaten Kulon Progo.Metodeyang digunakandalampenelitianiniadalah pengharkatanberjenjangberdasarkanparameteryangberpengaruhpadapotensitingkatkerawananpanganpadasuatudaerah.Visualisasimenggunakanmediaonlinedengan software berbasis OpenSource.Penelitiantersebutmenghasilkan petakerawananpangankronisdantransient,diKabupatenKulonProgoterdapatduakelaskerawananpangankronisyaituagaktahanpangansebanyak 33% dan67%tahanpangan.Sedangkan untuk kerawanan transient terdiri dari tiga kelas, yaitu sangat rawanpangansebanyak 33%,rawanpangan 25%,dan 42% agaktahanpangan.KerawananpangankronisdengankelastahanterdapatpadaKecamatanTemon,Wates,Panjatan,Galur,Sentolo,Pengasih,Kokap,danKalibawang.Sedangkan yang termasuk kelas agak tahan pangan adalah Kecamatan Lendah,Girimulyo,Nanggulan,danSamigaluh. Kerawananpangan transient sangatrawan pangan terdapat pada Kecamatan Kokap,Wates, Panjatan, dan Sentolo.Sedangkan agak rawan pangan terdapat pada Kecamatan Samigaluh, Pengasih,Kalibawang, Lendah, dan Galur.Penelitian yang akan saya lakukan berjudul Analisi Pemetaan KerawaanPanganTingkatKecamatanDiKabupatenGunungKidulDaerahIstimewaYogyakarta. Metodeyangdigunakandalampenelitianiniadalahsurvei analitisuntukmendapatkandata-datayangdiperlukan.Setelahinimelakukan pengharkatanberjenjangberdasarkanparameter-parameteryangdianggapberpengaruhpadapotensitingkatkerawananpanganpadasuatudaerah.Dananalisiskuantitatifyangdigunakanadalahregresiberganda.17Kerawananpanganmerupakankeadaantidakdapatterpenuhinyastandarpangan untuk dikonsumsi oleh masyarakat.ParameterberpengaruhyangdigunakanmengacupadaFoodInsecurityAtlas(FIA).Parameteryangdigunakanterbagimenjadi6indikatoryangterbagimenjadidua,yaitukronisdansementara.Kronissendiridapatdibedakan menjadi tiga,yaitu dimensi ketersediaan pangan(Food Availiblity),Aksespangandanmatapencaharian,KesehatandanGizi.Sedangkankerawanan pangan sementara terdiri dari parameter yang bersifat tidak terduga,seperti bencana alam, kerusuhan, musim yang menyimpang, konflik sosial, dansebagainya.18Tabel 1.3 Perbandingan Antar PenelitanNamaPenelitiJudul Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil PenelitianWidiatmi(1996)KemampuanWilayah ProvinsiDaerah IstimewaYogyakarta untukMemproduksiPangan Tahun1980-1990Mengetahui tingkatswasembadaproduksi bahanmakanan pokokmasing-masingKabupaten/Kodyadi DIY tahun 1980-1990Analisis data sekunder yangmeliputi luas panen padi danpalawija, hasil per ha tanaman padidan palawija, produksi tanamanpadi dan palawija, jumlahpenduduk, dan jumlah konsumsiMenghasilkan peta tingkat swasembadapangan yang dapat dihitung dari konsumsiberas menurut KFM (kebutuhan fisikminimum) berdasarkan peringkat yaituGunung Kidul (2,2075), Sleman (1,2289),sedangkan Kulon Progo, Bantul dan Kota tidakmampu berswasembada. Sedangkan apabiladihitung menurut konsumsi kalori yaituGunung Kidul (3,1354), Sleman (1,7598),Kulon Progo (1,0980), sedangkan Bantul danKota tidak mampu berswasembada pangan.19Lanjutan Tabel 1.3NamaPenelitiJudul Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil PenelitianAkhmadMisbakhulMunir(2006)Model SpasialUntuk PotensiTingkatKerawananPangan StudiKasus di KulonProgoMembuat PetaPotensi TingkatKerawanan Pangandi KabupatenKulon ProgoMetode yang digunakan adalahpengharkatan berjenjangberdasarkan parameter-parameteryang dianggap berpengaruh padapotensi tingkat kerawanan pangandi Kulon Progo. Survei lapanganmelalui wawancara danpengumpulan data sekunder denganpihak terkaitMenghasilkan peta potensi tingkat kerawananpangan di Kabupaten Kulon Progo.AdhaYuliandarmaji (2011)Aplikasi SIGUntuk KajianPotensi TingkatKerawananPanganPerkecamatanDenganVisualisasiWebGIS StudiKasus diKabupaten KulonProgo Tahun2009Memetakan tingkatpotensi kerawananpangan diKabupaten KulonProgo danmembuatvisualisasi WebGISpotensi kerawananpangan diKabupaten KulonProgoMetode yang digunakan adalahpengharkatan berjenjangberdasarkan parameter yangberpengaruh pada potensi tingkatkerawanan pangan pada suatudaerah. Visualisasi menggunakanmedia online dengan softwareberbasis OpenSourceMenghasilkan peta kerawanan pangan kronisdan transient, di Kabupaten Kulon Progo danPeta Potensi Tingkat Kerawanan Pangan perKecamatan dengan visualisasi WebGIS20Lanjutan Tabel 1.3NamaPenelitiJudul Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil PenelitianPenulis(2013)Analisi PemetaanKerawaan PanganTingkatKecamatan DiKabupatenGunung KidulDaerah IstimewaYogyakartaMengetahuiwilayah diKabupaten GunungKidul yangtermasuk dalamkategori rawanpangan danmengetahuiindikator yangsangat berpengaruhterhadap kondisikerawanan pangandi Gunung KidulMetode yang digunakan dalampenelitian ini yaitu survei analitisdengan menggunakan datakuantitatif dengan mengambil datasekunder yang diperlukan dariInstansi-instansi terkait, dananalisisnya menggunakan mediastatistik. Setelah itu melakukanpengharkatan berjenjangberdasarkan parameter-parameteryang dianggap berpengaruh padapotensi tingkat kerawanan panganpada suatu daerah.*) Peta kerawanan pangan KabupatenGunungkidul dan mengetahui seberapa besarpengaruh indikator kerawanan pangan yang digunakan terhadap kerawanan pangan diKabupaten Gunungkidul.Keterangan : *) Hasil yang diharapkan211.6 Kerangka PenelitianMetode identifikasi wilayah rawan pangan pada tingkat kecamatan dilakukandenganmenggunakanberbagaiindikatoryangdigunakandalamanalisiskerawananpanganyangdisuaikandenganindikatorFIA(foodinsecurity atlas)yangjugadigunakandalamanalisiskerawananpangannasional.Penentuanindikator-indikatordalampenentuankawasanrawanpangandibutuhkanuntukmemilihindikatordalampemetaankawasanrawanpangan(indikatorFIA)yangdianggapsesuaidanberpengaruhbesarterhadapterjadinya kerawananpangandiKabupatenGunungkidul.Dalampelaksanaannyatidaksemuaindikatordapatdipenuhiolehsuatuwilayahdalammemetakankerawananpangan.PemenuhansemuaindikatortersebuttergantungpadaketersediaandatapenunjangdankarakteristikwilayahGunungkidul.Ketersediaandatapenunjangjugasangatdipengaruhi oleh penyusunan data profil wilayah, ataupun hasil pendataan lainnya.Aspek ketersedianpanganyangdigunakandalamanalisiskerawananpangandiGunungkiduladalahindikatorkonsumsinormativeperkapitaterhadaprasioketersediaan bersih padi, jagung, ubi kayu dan ubi jalar. Aspek akses pangan danmatapencaharianindikatoryangdigunakanyaitu indikatorpenduduk yanghidupdigariskemiskinan, karenadisesuaikandengankondisidankarakteristikyangsesuaidenganyangadadiGunungkidul. Aspekindikatorkesehatandangizi/penyerapanpangan yangsesuaidengankarakteristikwilayahGunungkiduladalahindikatorberatbadanlahirrendah,sertapendudukyangdapatmengaksesairbersih. Aspekindikatorkerawananpangantransientyangdigunakanadalahpenyimpangan curah hujan, daerah gagal panen/puso.Detail pemenuhan aspek pemetaan kerawanan pangan dalam bentuk indikatorrawanpangandiKabupatenGungunkidultersebut selanjutnyadigunakanuntukmenganalisis tingkat kerawanan pangan, yang kemudian dipetakan dengan tingkatanalisistiap kecamatan diseluruh KabupatenGunungkidul.Selanjutnyadengan22mengggunakananalisiskuantitatifdapatdiketahuiindikatoryangpalingberpengaruh terhadap kerawanan pangan di Kabupaten Gunungkidul.Gambar 1.1 Diagram PemikiranKetersediaanPanganAspek PanganDanPenghidupanPemanfaatanPanganKerentanan TerhadapKerawanan PanganTransientKebutuhanKonsumsi NormatifTerhadapKetersediaan BahanPangan atau RasioKonsumsiKetersediaan1. Padi2. Jagung3. Ubi Kayu4. Ubi JalarPersentasePenduduk diBawah GarisKemiskinan1.Berat BadanBalita di BawahStandart(Underweight)2.Rumah TanggaTanpa Akses AirBersih1. Daerah GagalPanen/PusoKerawanan PanganAspek IndikatorKerawanan Pangan1. Sangat Rawan Pangan2. Rawan Pangan3. Agak Rawan Pangan4. Agak Tahan Pangan5. Tahan Pangan6. Sangat Tahan PanganPeta PotensiKerawanan PanganAnalisis kerawanan pangan diGunungkidul231.7 Metode PenelitianMetodeyangdigunakandalampenelitianiniyaitu statistiksebabmenggunakandatakuantitatif dananalisisnyamenggunakanmediastatistik.Selengkapnya uraian terinci metode penelitian ini adalah sebagai berikut :1.7.1 Penentuan Daerah PenelitianPenelitiandilakukandiKabupatenGunungkidul ProvinsiD.IYogyakarta.KabupatenGunungdipilihkarenaKabupatenGunungkidul merupakansalahsatukabupaten di DIYyangmempunyai karakteristik geografisyangcukup bervariasidibandingkandengan4daerahlaindiDIY. Selainkondisigeografisyangbervariasi,aksesairbersihdidaerahinijugacukupsulitsehinggabelumdapatmemenuhi kebutuhan air bersih tiap kecamatan. Pada musim kemarau atau musimpenghujanbeberapakecamatanmembutuhkandroppingairbersihsebabcurahhujan di Gunungkidulyang reltif rendah dari daerah lain untuk kebutuhan sehari-haridanjugairigasisawahterutama diWilayahSelatan Gunungkidulyangdidominasi perbukitan karst dengan pertanian tadah hujan.BelumberagamsertaberimbangnyakonsumsipanganjugaberdampakpadamasihditemuinyaanakbalitadenganstatusgizikurangmaupungiziburukdiKabupatenGunungkidul. Darisegiketersediaan pangan,mayoritaswargaGunungkidulsebenarnyatelahbisamencukupikebutuhanpanganpokokdaritanamanpaditadahhujanmaupunumbi-umbian.Akantetapi,petani diGunungkidul belum memiliki banyak variasi tanaman pangan yang cocok di tanampada masing-masing desa atau kecamatan. Sehingga pendapatan masyarakat dapatmeningkat.1.7.2 Alat dan Bahan Penelitian1.7.2.1 AlatAlat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:1. Laptop, dengan spesifikasi:24 Processor dual core prosessor N550 RAM 1GB DDR3 Hardisk 250 GB2. Software pengolah data: SPSS 21 untuk menganalisis data sekunder ArcGIS 10 untuk pengolahan, inputting data, dan melakukan layout peta.3. Software pendukung: Microsoft Office Word 2007 untuk membuat laporan.4. Kamera Digital untuk mengambil gambar sampel di lapangan.1.7.2.2 BahanBahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:1. PetaRupabumiIndonesia(RBI) KabupatenGunungkidul digitalskala1:25.000 tahun 2004, sumber dari Bakosurtanal1.7.3 Data yang Dibutuhkan1.7.3.1 Data SekunderPenelitianinimenggunakandatasekunder,yaitudatayangdiperolehdaripihak-pihak terkait atau dengan kata lain memanfaatkan data yang sudah ada. Datasekunder yang dibutuhkan dalampenelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.4Tabel 1.4 Data Sekunder yang Dibutuhkan Dalam PenelitianKategori Jenis Data Sekunder SumberKetersediaan Pangan 1. Konsumsi normatifper kapita terhadaprasio ketersediaanbersih padi + jagung +ubi kayu + ubi jalarBadanKetahanan PanganProvinsi dan KabAksesPangandanMataPencaharian2 . Presentase pendudukhidup dibawah gariskemiskinanData dan InformasiKemiskinan, BPS25Lanjutan Tabel 1.4Kategori Jenis Data Sekunder SumberKesehatan dan Gizi3. Beratbadanbalitadibawah standar.4. Penduduk tanpa akseske air bersihData dan InformasiKemiskinan, BPSData dan InformasiKemiskinan, BPSKerawanan PanganSementara (Transien)5. Persentase daerahpusoBadan KetahananPangan Provinsi dan KabSumber: Badan Ketahanan Pangan, Deptan 2011.1.7.4 Tahap PenelitianTahappenelitianmerupakanprosedurpenelitianyangdilakukanmelaluitahap-tahap sebagai berkut:1.7.4.1 Tahap PersiapanPelaksanaanpersiapanawalyaitumeliputistudipustakaterhadapliteratur-literaturyangberhubungandenganpenelitian,penentuanjenisdatasebagaiparameterdalampenelitiansertametodeyangakandigunakan.Tahapinijugameliputi pengumpulan data-data yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian.Sebelummelakukanpenelitian,adabeberapatahapanpersiapanyangpenulissiapkan, antara lain :a) Mempersiapkanalatdanmelakukanpengecekanalatyangakandigunakan dalam penelitian,b) Mempersiapkan perizinan untuk mempermudah mencari data sekunder diinstansi-instansi terkait,c) Mempersiapkandatayangakandigunakansebagai parameteratauacuanuntuk penelitian.261.7.4.2 Tahap Pengolahan Data1.7.4.2.1 Tahap Kerja LapanganKegiatankerjalapangandimaksudkanuntukpengumpulandatadariinstansi-instansiterkait.Metode-metodekerjalapanganyangdilakukandalampenelitianiniadaempatyaitumetodewawancara,observasi,studipustaka,pendokumentasian dan cek lapangan.1. PengumpulanDataSekunder,merupakanprosesuntukmencaridatasecara langsung dengan cara komunikasi dengan pihak terkait, dengan carainidapatdikumpulkan informasimengenaisejumlahindikatorkerawanpanganyangrelevan. Pengumpulandata dilakukankepada instansiterkaityangmemahamitentangkerawananpangan,sehinggaakandiperoleh datayang akurat. Jenis data sekunder beserta instansi sebagai sumber data yangdibutuhkan dalam penelitian ini dapat dilihat pada table 1.3.2. Studipustaka,merupakankegiatantinjauanpustakapadaliteraturgunamemperdalampemahamanteorimengenaipermasalahankerawananpangan.3. Pendokumentasian,merupakankegiatanpengumpulan data-datastatistikmaupun data terkait dari instansi resmi yang menerbitkan data-data terkait.27KB =Kp + Kj + Kuk + KujJumlah penduduk x 3601.7.4.2.2 Perhitungan ParameterBeberapadatamemerlukanperhitungandanberbagaipendekatanagarsesuaidenganparameterpemetaankerawananpangan.Perlunyaperhitungantambahandanpendekatankarenatidaktersedianyadatapadatingkatkecamatan.Datayangmemerlukanperhitungandanpendekatanantaralain: (1)Datarasiokonsumsinormatif perkapita terhadap ketersediaan bersih karbohidrat padi, jagung, ubi kayudan ubi jalar, (2) Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan, (3)Beratbadanbalitadibawahstandar dan (4) PersentasePendudukyangdapatMengakses Air Bersih.1. Datarasiokonsumsinormatifperkapitaterhadapketersediaanbersihkarbohidrat padi, jagung, ubi kayu dan ubi jalar.Datarasiokonsumsinormatifperkapitaterhadapketersediaanbersihkarbohidrat padi, jagung, ubi kayu dan ubi jalar adalah membandingkan konsumsinormatifperkapitaterhadapketersediaanbersihbahanpanganperkapita.Ketersediaanbersihbahanpanganperkapitadihitungdenganmembagitotalketersediaanbahanpangankecamatandenganjumlahpopulasinya.Agarmendapatkansatuanyangsamadengankonsumsinormatifharian, makadataketersediaanbersihtersebutdikonversimenjadigramdanperhari.Databersihbahan pangan dari perdagangan dan impor tidak diperhitungkan karena data tidaktersedia di tingkat kabupaten..... 1)Sumber: Food Insecurity Atlas (FIA), 2009Keterangan:KB: Ketersediaan Bersih Bahan Pangan Gram per HariKp: Ketersediaan PadiKj: Ketersediaan Jagung28Kuk: Ketersediaan Ubi KayuKuj: Ketersediaan Ubi JalarJumlah Penduduk: Jumlah Penduduk pada Setiap KecamatanKonsumsinormatifbahanpangan/hari/kapitaadalah300gram/orang/hari,kemudian dihitung rasio konsumsi normatif perkapita terhadap ketersediaan bersihbahanpanganperkapita.Berikutadalahrumusperhitungandatarasiokonsumsinormatif perkapita terhadap ketersediaan bersih karbohidrat padi, jagung, ubi kayudan ubi jalar:Rasio =/ /. 2)Sumber: Food Insecurity Atlas (FIA), 2009Rasiolebih besardari1menunjukkandaerahdefisitpangandandaerahdengan rasio lebih kecil dari 1 adalah surplus untuk produksi bahan pangan.2. Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinanPerhitunganterhadapaksespangandanmatapencahariandiasumsikanuntukdapat mengukur tingkat akses dan mata pencaharian penduduk dalam mendukungkemampuanpanganpadasuatudaerah.Dalamanalisisaksespangandanmatapencaharianinidigunakanindikatorjumlahpendudukyanghidupdibawahgariskemiskinan.Datayangdiperolehdalampenghitunganpersentasetingkatkemiskinaniniadalah :Jumlah rumah tanggax 100 % = Z %. 3)Jumlah rumah tangga miskinKeterangan :Z % = Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan293. Berat Badan Bayi Lahir RendahBeratbadanbayilahirrendahsumberdatayangdiperolehberasaldaridinaskesehatankabupatenGunungkidul.Untukmengetahuiparameterpersentaseberatbadanbayidibawahstandaradalahdenganmengetahuijumlahbayiyanglahirpada tahun tertentu di suatu wilayah dibandingkan dengan jumlah berat badan bayiyang di bawah standar.4. Persentase Penduduk yang dapat Mengakses Air BersihDalammelakukananalisispendudukyangdapatmengaksesairbersih,datayangdibutuhkanadalahdatadroppingairbersihkepadapendudukdiwilayahGunungkidul yang telah dilakukan oleh Dinas Sosial.1.7.4.2.3 Deduksi Peta Tematik Parameter Fisik LahanPetatematikparameterfisiklahanyangdigunakanadalahPetaAdministrasi.PetaadministrasidiperolehdariBakosurtanaldanBappedaKabupatenKulonProgo.Petadigitalyangadaperludilakukanpengaturanatributsesuaidenganparameteryangberpengaruhdanpengharkatanyangdilakukandandeduksidataapabiladatayangdiperolehtidaksamadenganklasifikasi yangdigunakandalampengharkatan1.7.4.2.4 Pengkaitan Data Statistik dan Data SpasialHampirsemuadatadapatdispasialkanyaitudenganmengkaitkandatasesuaidengankeberadaannyadimukabumi.Data-datastatistikyangsesuaidenganparameterberpengaruhdispasialkandenganmengkaitkandatatersebutdenganpetaadministrasi,karenadatayangadaterkaitdengansuatubatasanadministrasi(kecamatan).Pengkaitaniniperludilakukankarenadatastatistikiniakandilakukan analisis data berupa overlay secara spasial dengan metode skoring.Data-data statistik tersebut antara lain, (1) rasio konsumsi normatif per kapitaterhadapketersediaanbersihkarbohidratpadi,jagung,ubikayudanubijalar.30Aksespangandanpenghidupan:(2)persentasependudukdibawahgariskemiskinan. Pemanfaatanpangan:(3)beratbadanbalitadibawahstandar(underweight), dan (4)rumahtanggatanpaaksesairbersih.Kerentananterhadapkerawanan pangan transient: (5) daerah gagal panen/puso.1.7.4.2.5 Analisi DataAnalisis data pada penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran yangjelas dari keadaanyang diteliti. Hasil analisis data ini digunakan untuk menjawabtujuan penelitian yang pertama. Analisis yang digunakan adalah analisis indikator.Untuk analisis indikator penelitian ini akan merujuk pada standar Food InsecurityAtlas (FIA). FIA adalah sebuah alat (tool) pemantauan dan analisis rawan pangan,dalammemberiinformasibagipengambilkebijakanditingkatpusat,provinsi,maupun kabupaten agar mampu menyusun perencanaan yang lebih baik dan tepatsasaran,efektif,danefisiendalammengatasipermasalahankerawananpanganbaik yang transient maupun kronis.Parameter-parameteryangdigunakanyaitu ,(1)rasiokonsumsinormatifperkapitaterhadapketersediaanbersihkarbohidratpadi,jagung,ubikayudanubijalar.Aksespangandanpenghidupan:(2)persentasependudukdi bawahgariskemiskinan.Pemanfaatanpangan:(3)beratbadanbalitadibawahstandar(underweight),(4)rumahtanggatanpaaksesairbersih.Kerentananterhadapkerawanan pangan transient: (5) daerah gagal panen/puso.Parameter penilaian indikator yang dikelompokkan ke dalam 4 aspek/dimensiketahanan pangan yang ditetapkan oleh FIA adalah :311. Aspek Ketersediaan Pangan (Food Availibility)Tabel 1.5 Kebutuhan konsumsi normatifterhadapketersediaan bahanpanganatauRasioKonsumsiKetersediaan(ConsumptiontoNetCerealAvailability Ratio).Rasio KonsumsiKetersediaanKelas Harkat>=1.5 Sangat Rawan 601.25 - =35 Sangat Rawan 6025 -< 35 Rawan 5020 -< 25 Agak Rawan 4015 -< 20 Agak Tahan 3010 -= 55 Sangat Rawan 6050 -< 55 Rawan 5045 -< 50 Agak Rawan 4040 -< 45 Agak Tahan 3031 -< 40 Tahan 20< 31 Sangat Tahan 10Sumber: Food Insecurity Atlas (FIA), 2009Tabel 1.8 Persentase penduduk yang tidak dapat mengakses air bersih (Accessto safe drinking water).Access to safedrinking waterKelas Harkat>= 70 Sangat Rawan 6060 -< 70 Rawan 5050 -< 60 Agak Rawan 4040 -< 50 Agak Tahan 3030 -= 15 Sangat Rawan 6010 = 0,32 0,48 Cukup Tahan PanganK >= 0,16 0,32 Tahan PanganK denganFtabelmakaHoditolakdanHa37diterimaartinya semuavariabelindependensecarabersama-samamerupakanpenjelas yang signifikan terhadap variabel dependen begitu pula sebaliknya.3. Koefisien Determinasi (R)Ujiketepatanperkiraan(R)dilakukanuntukmendeteksi ketepatanpalingbaikdarigarisregresi.Ujiinidilakukandenganmelihat besarnyanilai koefisiendeterminasiRmerupakanbesarannilainon-negatif.Besarnyanilaikoefisiendeterminasiadalahantaranolsampai dengan1(1R0).Koefisiendeterminasibernilai nol berarti tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabeldependen, sebaliknyanilaikoefisiendeterminasi1berartisuatukecocokansempurna dari ketepatan pekiraan model.4. Uji Autokorelasi Durbin-Watson (DW)Ujiautokorelasi DW bertujuanuntukmengujiapakahdalamsuatumodelregresi linierbersifatindependentatau tidakterjadi autocorrelation.Nilaiujistatistic Durbin Watson berkisar antara 0-4, jika nilai DW lebih kecil dari satu ataulebihbesardaritigamakaresidualsatauerordarimodelregresibergandatidakautocorrelation.Modelpersamaanregresiyangbaikjikatidakterjadiautocorrelation.38Keterangan:: input / output: proses: arah aliranGambar 1.2 Diagram Alir PenelitianSumber : Penulis, 2013JoinPeta RBI digitalKabupatenGunungkidulDigitasiPeta administrasiKabupatenGunungkidulPeta Parameter Kerawanan PanganTransient Kabupaten Gunungkidul Tahun2013 :a. Peta Persentase Daerah Yang MengalamiPusoPeta Parameter Kerawanan Pangan Kronis KabupatenGunungkidul Tahun 2013:a. Rasio Konsumsi Normatif PerKapita terhadap Produksi Bersih Panganb.Peta Persentase Penduduk Dibawah Garis Kemiskinanc. Peta Persentase Berat Badan Bayi Lahir Rendahe. Peta Persentase Penduduk Yang Tidak Dapat Mengakses AirBersihOverlayPeta Potensi Kerawanan PanganKabupaten Gunungkidul Tahun 2013Analisis Kerawanan Pangan di GunungkidulPerhitunganKompositKonsumsi normative per kapitaterhadap rasio ketersediaanbersih padi, jagung, ubi kayu,dan ubi jalarMelakukan perhitunganaspek gizi dan kesehatandengan rumusAspek Indikator Kerawanan Pangan1. Aspek Kerentanan TerhadapKerawanan Pangan Transient2. Aspek KetersediaanPangan(Food Availibility)a. Ketersediaan bersihpadib. Ketersediaan bersihjagungc. Ketersediaan bersih ubikayud. Ketersediaan bersih ubijalarMelakukan perhitungan rasiokonsumsi terhadapketersediaanbersih sumber pangan4. Aspek PenyerapanPangan /Aspek Gizi dan Kesehatan(Food Absorption /Healthinessand Nutrient)3. a. Persentase BadanBalita di Bawah Standart(Underweight)b. Persentase pendudukyangtidak dapatmengakses air bersihPerhitungan persentasepusoPersentase pusoData Luas Areal PadiPuso3. Aspek AksesTerhadapPangan (FoodAccess)a. Persentasependuduk yanghidup di bawahgaris kemiskinanMelakukanpenghitunganpersentase tingkatkemiskinan391.8 Batasan OprasionalKetahananpangan adalahkondisiterpenuhinyapanganbagirumahtanggayang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik dalam jumlah maupunmutunya, aman, merata, dan terjangkau (UU No. 7 Tahun 1996).Kerawanan kronis adalah kondisi kekurangan panganyang terjadi akibat dariketerbatasan sumberdayaalamdansumberdayamanusiayangmenyebabkankemiskinan (Dinas Pertanian, 2003).Kerawanan transient ataukerawananpangansementaraadalah kondisikerawanan pangan yang terjadi akibat kejadian yang mendadak, seperti bencanaalam, kerusuhan, musim yang menyimpang, konflik sosial, dan lain sebagainya(Dinas Pertanian, 2003).Kondisirawanpangan adalahkarakteristiksekelompokorangdalamsuatumasyarakat,wilayah,atausuatunegarayangtidakmemilikicukupmakananuntukmenjalankanaktivitashidupnya(ClementdanH.Theil,1987,dalamTrisnowati, 2005).Lahan adalah suatu wilayah permukaan bumiyang khususnya meliputi semuabendapenyusunbiosferyangdapatdianggapbersifattetapatausiklisdiatasdandibawahwilayahtersebutmeliputiatmosfer,tanah,danbatuaninduk,topografi,air,masyarakat,tumbuh-tumbuhan,danbinatang,sertaakibatdariaktivitasmanusiadimasalaludansekarang,semuaitumempunyaipengaruhyangnyataataspenggunaanlahanolehmanusiadimasasekarangdanmasayang akan datang (Malingreau, 1978, dalam Sovia, 2002).Peta menurut ICA, adalah gambaran konvensional dan selektif yang diperkecil,biasanyadibuatpadabidangdatardapat meliputiperujudan-perujudan(features)permukaanbumiataubendaangkasamaupundata-datayangadaikatannya dengan permukaan bumi atau benda angkasa (Sudiharjo, 1977).