beton prategang parsial pada portal 5 lantai

150
Laporan Tugas Akhir Analisis Geser dan Geser Torsi Balok Tengah Penampang T Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai Disusun oleh : Nam a : Lenny Kus Anggrayany No. Mhs : 98 511 154 Nama : Sri Harjanto No. Mhs : 97 511 176 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2003

Upload: others

Post on 27-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

Laporan Tugas Akhir

Analisis Geser dan Geser Torsi Balok Tengah Penampang T

Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

Disusun oleh :

Nam a : Lenny Kus Anggrayany

No. Mhs : 98 511 154

Nama : Sri Harjanto

No. Mhs : 97 511 176

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2003

Page 2: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

Laporan Tugas Akhir

Analisis Geser dan Geser -Torsi Balok Tengah Penampang TBeton Prategang Parsial Pada Portal 5Lantai

Disusun oleh :

Nama : Lenny Kus Anggrayany

No. Mhs : 98 511 154

Nama : Sri Harjanto

No. Mhs : 97 511 176

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2003

Page 3: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

Lembar Pengesahan

Tugas Akhir

Analisis Geser dan Geser -Torsi Balok Tengah Penampang T

Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

Disusun oleh :

Nama : Lenny Kus Anggrayan\

No. Mhs :98 511 154

Nama : Sri Harjanto

No. Mhs : 97 511 176

Telah diperiksa dan disetujui oleh

Ir. H. Abdul Kadir Aboe, MS

Dosen Pembimbing I

Ir. H. Suharyatmo, MT

Dosen Pembimbing II

W*}

Page 4: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

KATA PENGANTAR

Kssalamu'alaikumWr.Wb

PuJi svukur kebad.ra, Allab SWT yang ,elab meUmpankan rahma. danhidavab -Nva. — dan salam semoga .etap —an kepada ^ungan *»Nab, Besar Mubammad SAW beserta keluarga, para sababa, dan pengiku.nya n,nggaakhir zaman. Amin.

A,hamdul,„aah,r„bbiraa„n„n, akb.rnya tugas akhtr dengan judu, Anabs.sGeser dan Gaser To,, Ba.ok Tengab PenamPang TBeton Prategang Pars.a, PadaPorta, 5Lan.a, vang merupttkan syara, da,am menyeiesa.kan jen.ang Canaanslrata ,pada JU™San Tek„,k Sip,,, fakultas Tekntk S,P„ dan Perencanaan, Untvers.tasIslam Indonesia ini dapat diselesa.kan dengan baik.

Scum, penvusunan tugas akhir ,n,, bunbmgan dan araban banyak d.benkankepada penyusu, Oleh karena ,,u pada kesempatan in, penyusun mengncapkanterima kasih kepada:

, Bapak ir. H. W.dodo, MSCE, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Tekn.k Sipil danPerencanaan Umversitas Islam Indonesia.

2. Bapak Ir. H. Munadbir, MS, selaku ke«ua Jurusan Teknik Sip,, dan PerencanaanUniversitas Islam Indonesia.

3. Bapak Ir. H. Abdul Kadir Aboe, MS, selaku dosen pembimbing I.4. Bapak Ir. H. Suharyatmo, MT, selaku dosen pembimbing II.

in

Page 5: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

5 Bapak Ir. H. Sarw.di, MSCE, PhD, selaku dosen tamu.Semoga jasa -jasa beliau mendapat limpahan karunia dan Allah SWT. Dan semogatugas akh.r ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya. Amiin.

Wabillahitauflq wal hidayahWassalamu'alaikum, Wr.Wb.

Jogjakarta, Juli 2003

Penyusun

IV

Page 6: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

RATAPENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

xiiDAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN

xivABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

41.3 Tujuan Penelitian

41.4 Manfaat Penehtian

1.5 Lingkup Penelitian

1.6 Metode Penelitian

BAB II TINJAUAN PIJSTAKA 7

BAB III LANDASAN TEORI 103.1 Konsep Dasar Beton Prategang 10

3.1.1 Sistem Prategang Untuk Mengubah Beton

Menjadi Bahan YangElastis 10

Page 7: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

J12 Sistem Prategang Untuk Kombinasi Baja

Mutu Tinggi Dengan Beton

3.1.3 Sistem Prategang Untuk Mencapai

Keseimbangan Beban ,2

3.2 Perencanaan Balok Prategang J

3.2.1 Modulus Penampang 13

3.2.2 Analisis Beton Prategang 14

3.2.2.1 Tinjauan Gaya Prategang Terhadap

Tegangan Pada Pusat Tendon 14

3.2.2.2 Menghitung Luas Baja Prategang 15

3.2.3 Tata Letak Tendon 15

3.2.3.1 Selubung Untuk Meletakkan

Tendon 16

3.2.4 Tegangan Beton dan Tendon 17

3.2.5 Analisis Kekuatan Struktur 20

3.2.5.1 Analisis Lentur 20

3.2.6 Kehilangan Gaya Prategang 23

3.2.6.1 Akibat Perpendekan Elaastis Beton. 24

3.2.6.2 Akibat Pengangkuran/Pergeseran

Angkur 25

3.2.6.3 Akibat Rangkak Pada Beton 25

3.2.6.4 Akibat Susut Pada Beton 26

3.2.6.5 Akibat Relaksasi Baja 26

VI

Page 8: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

3.2.6.6 Akibat Gesekan 28

3.3 Kekuatan Geser dan Torsional Beton Prategang 29

" ° ' Tegangan Geser Balok Prategang. 30i i ^-.(».^»-i/r»m • -w i-'K. i— i i i /i i i 11\ i i ii i vv ^_u.i 14—. - . • - -.--

J.J.

3.3.1.1 Kekuatan Geser Lentur (Vci) 32

3.3.1.2 Kuat Geser Badan (Vcw) 35

3.3.1.3 Menentukan Kuat Beton Badan Vc. 37

3.3.2 Torsi Pada Elemen Beton Prategang 39

3.3.3 Desain Balok Beton Prategang yang

Mengalami Gabungan Torsi, Geser, dan

Lentur MenurutACI 318-99 40

3.3.3.1 Kuat Momen Torsional 40

3.3.3.2 Penulangan Badan Untuk Torsi 42

3.3.3.3 Tulangan Torsional Minimum 43

BAB IV PERENCANAAN DAN ANALISIS 44

444.1 Data Analisis

... 444.2 Tegangan Ijin beton

454.3 Pembebanan

4.4 Perhitungamn Momen untuk Portal Menggunakan

Mikrosoft SAP 2000 46

4.4.1 Penetapan Dimensi Penampang 46

4.5 Perhitungan modulus Tampang Rencana 48

4.6 Perencanaan Prategang Penuh Sistem Paska Tank. 49

4.6.1 Perhitungan Propertis Penampang 49

VII

Page 9: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

4.6.2 Perhitungan Desam Beton Prategang 50

4.6.3 Kontrol Kekuatan Lentur 5-

4.6.4 Perhitungan Sifat Penampang 53

4.6.5 Kehilangan Gaya Prategang 55

4.6.6 Kontrol Tegangan Beton dan Tendon 57

4.6.7 Perencanaan Tata Letak tendon 59

4.6.8 Perhitungan Torsi dan Geser 61

4.7 Perh.tungan Prategang Pars.al 90% Sistem Pasca67

lank

4.7.1 Perhitungan Desain Beton Prategang 67

4.7.2 Kontrol Kekuatan Lentur 69704.7.3 Perhitungan Sifat Penampang

4.7.4 Kehilangan Gaya Prategang 72

4.7.5 Kontrol Tegangan Beton dan Tendon 74

4.7.6 Perencanaan Tata Letak Tendon 76

4.7.7 Perhitungan Torsi dan geser 78

85

5.1 Data dan Asumsi Desain

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN85

885.2 Pembahasan Hasil Perhitungan

885.2.1 Gaya Prategang

5.2.2 Kehilangan Gaya Prategang 89

5.2.3 Luasan Baja Prategang 90

VHl

Page 10: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

5.2.4 Tegangan Beton 91

5.2.5 Kuat Geser Beton (Vc) dan Kuat Geser

Tulangan (Vs) 95

5.2.6 Momen Torsional 98

5.2.7 JarakTulangan Yang Menahan Geser Torsi 101

BAB VI KESIMPIJLAN DAN SARAN 104

6.1 Kesimpulan 104

6.2 Saran 106

DAFTAR PIJSTAKA xv

LAMPIRAN xvi

IX

Page 11: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

Gambar 3.1

Gambar 3.2

Gambar 3.3

Gambar 3.4

Gambar 3.5

Gambar 3.6

Gambar 3.7

Gambar 3.8

Gambar 3.9

Gambar 4.1

Gambar 4.2

Gambar 4.3

Gambar 4.4

Gambar 4.5

Gambar 5.1

Gambar 5.2

DAFTAR GAMBAR

Distribusi Tegangan Pada Penampang Beton

Prategang Dengan Eksentrisitas 1'

Kopel Dalam Akibat Gaya Prategeng Dan.Beban Kerja 11

:Prategang Sistem Perimbangan Beban 12

:Perpendekan Elastis Pada Beton 24

:Gaya Geser Yang Dipikul Beton dan Tendon 30

: Perkembangan Retak Balok Akibat Geseran 31

: Pertumbuhan Retak Geser Lentur JJ

: Hubungan Antara Momen Dan Geser Pada Retak Geser

Lentur "'~

:Tegangan Tekan Versus Tegangan Geser Nominal

Di Pusat Berat Pada Retak Geser Badan 36

:Penampang Yang Digunakan 47

:Tegangan Saat Transfer Prategang Penuh 58

:Tegangan Saat Layan Prategang Penuh 59

:Tegangan Saat Transfer Prategang 90% 75

:Tegangan Saat Layan Prategang 90% 76

: Penampang Balok TYang Digunakan 86

: Perbandingan %Gaya Prategang Terhadap

Kehilangan Gaya Prategang 90

Page 12: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

Gambar 5.3 : Perbandingan %Gaya Prategang Terhadap... 04

Tegangan Yang 'I erjadi

Gambar 5.4 : Perbandingan %Gaya Prategang Terhadap

98Kuat Geser Beton yo

Gambar 5.5 : Perbandingan %Gaya Prategang Terhadap

Momen torsional lu

Gambar 5.6 : Perbandingan %Gaya Prategang Terhadap

Jarak Tulangan Geser Torsi 103

XI

Page 13: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

DAFTAR TABEL

label 3.1 : Koefisien susut 26

Tabel 3.2 : Nilai Kre, dan J 27

Tabel3.3 : Nilai C 28

Tabel 3.4 : Koefisien - koefisien Gesekan Untuk

Tendon-tendon Post Tensioned 29

Tabcl 4.1 : Dimensi Balok Yang Digunakan 46

label 4.2 : Momen Yang Terjadi Pada Balok Tengah Lantai 1Portal 2 60

Tabel 4.3 : Batas Bawah Letak Tendon Prtegang Penuh 60

label 4.4 : Batas Atas Letak Tendon Prategang Penuh 61

label 4.5 : Momen yang 'Terjadi Pada Balok Tengah Prategang 90% 77

'Tabel 4.6 : Batas Bawah Letak Tendon Prategang 90% 77

Tabel 4.7 : Batas Atas Letak Tendon Prategang 90% 78

Tabel 5.1 : Dimensi Balok Pada Analisis Struktur 86

Tabel 5.2 : Hasil Analisis Struktur Portal 87

Tabel 5.3 : Besar Gaya Prategang Awal 89

Tabel 5.4 : Besar Prosentase Kehilangan Gaya Prategang 89

Tabel 5.5 : Besar Luasan Baja Prategang 91

Tabel 5.6 :Tegangan Yang Terjadi Pada Balok Penampang T 92

Tabel 5.7 : Nilai Kuat Geser 96

Tabel 5.8 : Nilai Torsional "

Tabel 5.9 : Luasan Per Jarak Tulangan Geser 102

Tabel 5.10 : Jarak Tulangan Geser Torsi 103

xn

Page 14: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

Lampiran 1

Lampiran 2a

Lampiran 2b

Lampiran 2c

Lampiran 3a

Lampiran 3b

Lampiran 3c

Lampiran 3d

Lampiran 4a

Lampiran 4b

Lampiran 5a (1-8)

Lampiran 5b (1-3)

Lampiran 5c (1-6)

DAFTAR LAMPIRAN

Kartu Peserta Tugas Akhir

Tabel strandproperties dan tendon properties

Detail Anchourage VSL type EC

Detail Anchourage type P

Portal Arah X

Portal Arah Y

Variasi Denah Portal

Keterangan Gambar Denah

Tata Letak Tendon Balok Tengah Portal II dengan Gaya

Prategang 100%

Tata Letak Tendon Balok Tengah Portal II dengan Gaya

Prategang 90%

Perhitungan Balok Tengah Portal Prategang Parsial

dengan Berbagai Variasi Bentang

Perencanaan Tata Letak Tendon dengan Berbagai Variasi

Bentang

Perhitungan Torsi dan Geser dengan Berbagai Variasi

Bentang

Xlll

Page 15: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

ABSTRAKSI

Variasi bentuk bangunan menyebabkan adanya bagian bagian bentangyang tidak sunetris terhadap bentang lamnya. Ketidaksunetrisan in, menyebabkanstruktur mengalam, torsi, sedangkan tors, akan bekerja bersamaan dengan gayageser dan lentur dengan demikian akan menyebabkan tegangan tank ulama yangbesar. Terjadmya lendutan, geser, dan tors, tidak dapat dihmdan, sehmgga paraperaneang stuktur dituntut untuk mendesam batang beton yang memiliki lendutan,geser dan torsi seminimal mungkin.

Beban aktual yang lebih kecil dan beban rencana menyebabkan lendutan keatas yang cukup besar akibat prategang penuh. Penggunaan prategang parsialdiharapkan mampu mengontrol besamya lendutan, geser dan torsi yang terjadi.Untuk mengetahui peritaku balok terhadap besamya prategang parsial dan bedapanjang bentang portal yaitu dengan memvanasikan prategang parsial yangdibenkan serta variasi panjang bentang yang berbeda.

Hasil analisis memperlihatkan nilai geser dan tors, cenderung menmgkaldengan penamhahan panjang bentang. Penamhahan gaya prategang parsialmenyebabkan kuat geser beton (Vc) bertambah besar dan kuat geser tulangan(Vs) bertambah kecil. Penganih penamhahan gaya prategang terhadap torsimemngkatkan momen torsional terfaktor maksimum (Tu) dan menmgkatkankemampuan tampang menahan torsi. Sehmgga secara umum penguranganprategang parsial menurunkan kekuatan penampang dalam menahan geser dantorsi.

XIV

Page 16: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan struktur bertulang dewasa in. cukup pesat menuju kepada

struktur yang lebih ekonomis melalui metode - metode perencanaaan dan

penggunaan material berkekuatan tinggi. Penggunaan beton prategang semakinsenng dijumpai dalam proyek pembangunan, terutama pada struktur yang

mengalami momen lentur besar, karena momen lentur dapat mengakibatkan

penampang beton mengalami lentur (bending stress).

Dan dunia property saat mi sangat ramai, pembangunan rumah dan yang

mewah sampai yang sederhana, gedung perkantoran, pabnk, dan apartemen-

apartemen juga mulai bermunculan. Para pengguna sangat memperhatikan bentuk

dan estetika dan bangunan sehingga bentuk dan estetika memiliki nilai jual

tersendiri.

Melihat permmtaan pengguna bangunan saat ini, arsitek mencoba

merancang suatu bangunan dengan memperhatikan banyak faktor, diantaranya

fungsi dan bangunan, lingkungan dan budaya dimana bangunan tersebut

didirikan. Dan hasil pengamatan terhadap faktor-faktor pendukung tersebut,

seorang arsitek akan membenkan suatu rancangan bangunan dengan bentuk yang

menonjolkan suatu keindahan tersendiri.

Page 17: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

Suatu bangunan tidak selalu didesain dengan bentuk yang simetri melainkan

juga akan ditemui bentuk dan bentang yang tidak simetri. Bentang yang panjang

akan diperlukan pada gedung yang mengingmkan kesan luas dengan meniadakan

kolom-kolom. Untuk itu dimensi dan lendutan yang cukup besar akan terjadi

terutama pada balok jika menggunakan beton bertulang. Beton prategang dimana

beton berada dalam keadaan tekan sehingga tidak ada bagian beton yang tertank,

pada kondisi ini lendutan pada balok dapat dihindari. Namun pengurangan

lendutan ke atas menjadi minimum adalah pentmg, khususnya bila beban gelagar

atau beban mati relatif kecil dibandingkan dengan beban rencana total. Sehingga

prategang sebagian diusulkan karena mengizinkan adanya sejumlah tegangan tarik

karena keuntungannya adalah berkurangnya lendutan ke atas (camber).

Di lam sisi bentuk dan bentang yang tidak simetri juga akan menimbulkan

masalah bagi seorang perencana. Gaya aksial yang bekerja pada suatu struktur

yang tidak simetri akan membenkan momen torsi, momen lentur yang bekerja

bersamaan dengan gaya- gaya geser terutama akan diterima oleh balok. Sehingga

akan berakibat lentur, retak lentur, dan retak tarik pada beton.

Saat ini dimana beton sangat populer digunakan dalam dunia konstruksi,

selain harganya relatif lebih murah dibandingkan dengan baja juga sebagai

material dengan kekuatan dan kinerja yang sangat tinggi. Namun sifat beton yang

kuat dalam kondisi tekan, tetapi lemah dalam kondisi tarik mengakibatkan retak

lentur pada taraf pembebanan yang masih rendah. Ditambah lagi adanya momen

torsi, lentur dan geser yang bekerja secara bersamaan, menyebabkan adanya retak

tarik yang cukup besar.

Page 18: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

Pemasangan tulangan geser dan torsi salah satu cara mengurang. adanya

retakan, namun pada daerah yang mendenta gaya geser lentur dan tors, yang

cukup besar akan diperlukan tulangan geser dan torsi yang cukup rapat danbanyak. Pada kondis, in. beton prategang menjadi perlu karena mampu

mengkombmasikan beton dan baja dengan cara aktif yaitu membenkan tegangan

awal sehingga akan menimbulkan tegangan awal tekan beton pada lokasi di mana

nantinya akan timbul tegangan tank pada vvaktu komponen mendukung beban

sedemikian rupa sehingga diharapkan sewaktu beban seluruhnya bekerja,

tegangan tank total berkurang atau bahkan lenyap sama sekali dan posisi tendonyang miring dan melengkung dapat ikut membantu beton dalam mendukung

tegangan geser akibat beban luar.

Perilaku balok yang mengalami torsi, terutama pada balok tepi dan balok

tengah portal gedung terhadap panjang bentang yang berbeda serta diikuti oleh

adanya retak lentur dan retak tank, maka penggunaan prategang sebagian

diharapkan mampu mengeliminasi lendutan ke atas, meningkatkan kapasitas

lentur, geser, dan torsional penampang, sehingga retak lentur dan retak tank dapat

dikurangi.

1.2 Rumusan Masalah

Lendutan ke atas pada struktur akibat prategang penuh dapat dikurangi

dengan adanya prategang parsial. Sedangkan pada situasi praktis, batang-batang

pratekan mendenta momen torsi dan lenturan bersamaan dengan gaya geser

transversal. Dengan demikian kombinasi diantaranya menghasilkan tegangan tarik

Page 19: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

utama yang melebihi kekuatan tarik beton. Terutama pada balok portal terhadap

panjang bentang berbeda.

1.3 Tujuan Penelitian

Dan rumusan masalah yang diamati penulis, maka penelitian ini bertujuan :

1. Mengetahui pengaruh prategang parsial terhadap kuat geser dan geser torsi

pada beton penampang T.

2. Mengetahui pengaruh perbedaan panjang bentang terhadap kuat geser tors.

yang terjadi.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu membenkan kontribusi baik bagi kalangan

akademisi maupun praktisi. Manfaat yang penulis harapkan pada penelitian

adalah :

1. Menambah pengetahuan serta pemahaman tentang pengaruh prategang

parsial terhadap kuat geser dan geser torsi khususnya pada beton

penampang T.

2. Dengan pemahaman yang baik tentang beton prategang oleh para praktisi

diharapkan penggunaan beton prategang sebagai salah satu alternatif

dalam pembangunan suatu struktur lebih meluas.

Page 20: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

15 Lingkup Penelitian

Menginga, luasnya permasalanan beton prategang, maka pada penelitian inipeneliti membatasi lingkup penelitian.

,. Digunakan model struktur portal 5lanta, yang menenma beban mati, bebanhidup dan berat sendtri dengan peninjauan 3dimensi,

2. Perencanaan portal menggunakan balok tengah penampang T3. Pembebanan ditntung dengan Pera.uran Pembebanan Indonesia Untuk

Gedung tahun 1983.

4. Desain geser dan geser tors, beton prategang parsial dilakukan pada baloktengah terhadap balok tep, portal yang mempunya, panjang bentang

berbeda.

5. Desain beton prategang ditinjau pada kondis. pasca tar.k (posttensioned)dengan bentuk tendon yang melengkung serta diberi rekatan (grouting).

6. Perhitungan momen, geser dan torsi menggunakan SAP 2000

7. Analisis geser dan geser torsi hanya dilakukan pada lantai yang memiliki

geser torsi maksimum.

8. Vanasi panjang bentang balok tengah portal 6m, 9m ;6m, 12m ;6m, 15m9. Vanasi prategang parsial 90%, 80%, 70% dan gaya prategang yang

dibutuhkan pada prategang penuh.

10. Beban gempa dan beban angin tidak diperhitungkan.

11. Perhitungan geser, dan geser torsi menggunakan metode SNI dan ACL

Page 21: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

1.6 Metode Penelitian

Penulisan tugas akhir ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Mencan bahan - bahan literatur yang d.butuhkan dan perpustakaan,

kemudiam membahasnya.

2. Melakukan perhitungan untuk merencanakan dan menganalisis geser dan

torsi balok tengah portal prategang parsial menggunakan cara dan rumus

sesuai literatur.

3. Menentukan parameter- parameter yang berpengaruh didalam menghitung

geser dan torsi

4. Pembahasan untuk setiap parameter

5. Menarik kesimpulan dan pembahasan.

Page 22: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

BAB II

Tinjauan Pustaka

Struktur beton prategang didefinisikan sebagai suatu sistem struktur beton

khusus dengan cara memberikan tegangan awal tertentu pada komponen sebelumdigunakan untuk mendukung beban luar sesuai dengan yang dnngmkan.Tujuanmemberikan tegangan awal atau prategang adalah untuk menimbulkan tegangan

awal tekanan beton pada lokasi dimana nantinya akan timbul tegangan tank padawaktu komponen mendukung sedemikian rupa sehingga diharapkan saat bebanseluruhnya bekerja tegangan tank total berkurang atau lenyap sama

sekali (Dipohusodo, Istimawan, 1994).

Rendahnya kapasitas tarik pada beton dapat menyebabkan retak lentur. Gaya

prategang yang memberikan prategangan pada penampang d, sepanjang bentangsuatu elemen struktural sebelum bekerjanya beban mat, dan beban hidup, mampu

mencegah berkembangnya retak dengan cara mengeleminasi tegangan tank dibagian tumpuan dan daerah kritis pada kondisi beban kerja, sehmgga dapatmeningkatkan kapasitas lentur, geser, dan torsional penampang.

Penlaku balok beton prategang pada saat gagal karena geser atau karena

gabungan geser dan torsi sangat berbeda dengan penlaku lentur, balok tersebutgagal secara tiba-tiba tanpa ada peringatan sebelumnya yang memadai, dan retakdiagonal yang terjadi sangat jauh lebih lebar danpada retak lentur. Baik geser

Page 23: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

maupun tors, menimbulkan tegangan geser. Tegangan ini dapat menimbulkantegangan tank utama d, penampang kritis yang dapat melebihi kuat tank beton.

Tors, terjad, pada struktur beton monolit terutama dimana beban beker,apada jarak sumbu longitudinal komponen struktural. Sebagian besar balok betonyang mengalami puntir adalah yang penampangnya mempunyai komponenperseg, panjang, sebagai contoh, penampang bersayap seperti balok Tdan balokL (Nawy, E.D, 2001)

Dan hasil analisis tahanan geser pada penampang Tdan Ipada penelitian

sebelumnya didapatkan bahwa pada tampang Ttahanan geser yang terjadi lebihbesar dan tampang I, sehingga dalam menahan geser tampang Tlebih baik.

(Arifm, Zaenal dan Alharomain, Lutfi, 1999)

Salah satu keuntungan penting dan beton prategang pars.al adalah

meningkatkan kontrol lendutan, karena lendutan ke atas akibat gaya prategang

pada saat balok belum mengalami pembebanan dapat dihindar. denganmenggunakan gaya prategang kecil. Meskipun demikian ini berart, bahwalendutan kebawah pada saat seluruh beban layan bekerja akan lebih besar.

Konsekwensinya sangatlah penting untuk membuat pendekatan dalammemperkirakan lendutan prategang parsial pada tiap-tiap pembebanan (Lin, T.Y

dan Burns, 11,1988)

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas bahwa tegangan torsi akan terjadi

bersamaan dengan geser dan lentur sehingga akan mendenta tegangan utama yang

cukup besar. Dan penggunaan prategang parsial diharapkan nantmya dapatmemimmalisasi kerusakan akibat geser, lentur, torsi, dan lendutan. Tampang T

Page 24: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

banyak digunakan pada suatu struktur dan hasil penelitian sebelumnyamenjelaskan bahwa tampang Tmampu menahan geser dengan lebih baik.

Page 25: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Konsep Dasar Beton Prategang

Lin, T.Y dan Burns, H(1988) mengemukakan ada tiga konsep yang berbedadan digunakan untuk menjelaskan serta menganal.sa sifa.-sifat dasar dan betonprategang, Ketiga konsep tersebut penttng sebaga, aeuan dalam mendesam betonprategang seeftsien mungkin. Adapun ketiga konsep tersebut adalah s,s,emprategang untuk mengubah beton menjadi beban yang elastis, sistem prategangun,uk kombtnas, baja mutu tingg, dengan beton dan sistem prategang untukmencapai keseimbangan beban.

3.1.1 Sistem Prategang un.uk Mengubah Beton Menjadi Bahan yang ElastisKonsep ini hasil pemikiran Eugene Freyss.net yaitu beton yang bersifat

getas ditransformasikan menjadi bahan yang bersifa. elastis, dengan eara memben.ekanan awal (pratekan). Hal in, diusahakan agar beton tidak mengalami retak dibagian tarik balok walaupun terjad, tarikan, Alas dasar pandangan ini, betond,anggap mengalami dua sistem penegangan, yaitu gaya internal prategang danbeban eksternal. Dengan tegangan tarik akibat gaya eksternal d.lawan oleh

tegangan tekan akibat gaya prategang (tendon).

Page 26: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

l^LLLLLLLLU

TPi

A

Pec

I

P.e.c

Akibat gaya Akibat gayaprategang prategangpengaruh beban

'" Gambar 3.1 Distnbusi tegangan pada penampang beton prategang

M.c

1

M.c

I

fl> I>.e.c M.c

A ' I I

" A I ^ I

Akibat momen Akibat gaya prategangeksternal eksentris dan momen

eksternal

cgc

cgs

dengan eksentrisitas

Dan «ambar 3.1 diperoleh tegangan total yang terjadi pada penampang beton

yaitu

P P.e.c , M.cf — ± ±J A I I

(3.1)

3.1.2 Sistem Prategang untuk Kombinasi Baja Mutu Tinggi dengan Beton

Seperti halnya pada beton bertulang, beton prategang merupakan kombinasi

dari baja prategang menahan tank dan beton menahan desak, kedua bahan

membentuk kopel penahan untuk melawan kopel eksternal.

0,1

IWUWWHc

4\v

(a) tampak sctengah balok (b) distnbusi tegangan pada tengah-tcngah bentang

Gambar 3.2 kopel dalam akibat gaya prategang dan beban kerja

Page 27: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

Persyaratan kese.mbangan mengharuskan gaya desak (C) - gaya tank (T).jika gaya prategang bekerja maka lengan momen (Z) dapat d.ketahui dengan

persamaan

M (3-2)

karena lengan Zdiketahui maka pusat gaya desak dapat d.tentukan. Tegangan-

tegangan yang terjad, pada sisi atas dan sisi bawah dapat dihitung dengan

persamaan

3.1.3 Sistem Prategang untuk Mencapai Keseimbangan Beban

Konsep ini menggunakan gaya prategang sebagai suatu usaha untukmembuat seimbang gaya-gaya, sehingga komponen struktur yang mengalami

lentur, tidak akan mengalami tegangan lentur pada kondis. pembebanan tertentu.

Besar gaya penmbangan yang dihas.lkan oleh tendon dengan gaya-gaya yang

terdistnbusi secara merata ke atas adalah sebagai berikut:

S.P.e (3.4)Wb ,2

/;

WnM0..Wmal-keba*ah Wb , dan

MneUo-\WnenjJ •

Wb

Gambar 3.3 prategang sistem perimbangan beban

(3.5)

(3.6)

Page 28: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

13

Tegangan yang terjadi pada serat penampang adalah

f. JI+ jbi^I (3-7)-

3.2 Perencanaan Balok Prategang

Dalam desain komponen struktur beton prategang dilakukan pengecekan

saat transfer beban dan kondisi batas pada saat beban kerja, selam juga kondisi

batas pada saat gagal, dengan beban gagal menunjukkan kekuatan cadangan untuk

kondisi kelebihan beban. Untuk mendesain dan memilih penampang dibutuhkan

penentuan modulus penampang.

3.2.1 Modulus Penampang

Besamya penampang yang direncanakan harus mampu untuk menahan

tegangan akibat momen yang terjadi, agar dapat dicapai kondisi yang demikian

maka modulus penampang yang diperlukan baik terhadap sisi atas maupun sisi

bawah adalah :

i^)MM±M1+^ (3.8)R-fn-fc,

(\-R)Msd+Md+ML (39)

b- 7^7,

Dengan :

R = rasio kehilangan gaya prategang

Msd =momen yang terjadi akibat beban sendiri balok (kN.m)

Md =momen yang terjadi akibat beban mati (kN.m)

Mj. =momen yang terjadi akibat beban hidup (kN.m)

St =modulus penampang terhadap sisi atas (mm )

Page 29: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

Sh =modulus penampang terhadap sisi bawah (mm ).

3.2.2 Analisis Beton Prategang

Analisis beton prategang adalah upaya mengontrol pemilihan dimensi penampang

beton prategang, dan diharapkan penampang yang dihasilkan harus memenuhipersyaratan lentur yang meliputi tegangan beton dan tegangan baja.3.2.2.1 Tinjauan Gaya Prategang Terhadap Tegangan Pada Pusat Tendon

Dalam bentuk yang paling sederhana, diambil bentuk penampang persegi

panjang yang diberi gaya prategang oleh sebuah tendon yang dibebam oleh gaya

eksternal.

Gaya tank prategang pada tendon menghasilkan gaya tekan Pyang sama

pada beton.

1. Untuk beton prategang penuh

a. Tegangan tendon pada pusat tendon

(',.feci - Jii j V' " J" '

b. gaya prategang awal

c. Gaya prategang efektif (Pe)

R = 1 - LOP

(3.10)

A A

v

(3.H)

Page 30: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

15

Pe P..R ^3.12)

2. Untuk prategang parsial

a. Gaya prategang awal (Pip)

P. -r P (313)

r =% prategang parsial.

3.2.2.2 Menghitung Luas Baja Prategang

Perhitungan luas baja prategang mengacu pada jenis tendon dan tipe strand

yang digunakan. Pada analisis ini digunakan kabel tendon VSL dan tipe strand

ASTM A416-85 Grade 270, lihat lampiran 2a-c.

Aps •-n x Akahet x nslr„mi ^'

dengan, n = jumlah kabel

Akahei = luas satuan kabel

thirmui =jumlah strand yang digunakan dalam 1kabel.

3.2.3 Tata Letak Tendon

Kapasitas tegangan tekan balok untuk memikul beban luar akan jauh

berkurang dengan pembenan gaya prategang konsentris. Untuk menghindari

pembatasan ini, tendon prategang diletakkan secara eksentns di bawah sumbu

netral di tengah bentang, agar timbul tegangan tank di serat atas akibat prategang.

Untuk membatasi tegangan, profil eksentnsitas tendon prategang, garis cgc,

dibuat lebih kecil di penampang tumpuan danpada di penampang tengah bentang,

atau tidak sama sekali, atau mungkin eksentnsitas tersebut negatif yang berarti di

atas garis cgc.

Page 31: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

16

Letak tendon dapat ditetapkan terlebih dahulu terhadap serat atas atau seratbawah dan penampang balok beton. Seh.ngga nilai ediperoleh dan;

eksentnsitas dengan momen maks.mum negatif(3.15)

e C d'

eksentnsitas dengan momen maksimum positif(3.16)

e Ch d'

dengan e =eksentnsitas terhadap pusat berat berat penampangq C, =jarak dan pusat berat penampang (garis cgc) ke serat atas

dan bawah

323.1 Selubung untuk Meletakkan TendonTegangan be.on dtsera. beton ekstnm pada kond.s, beban kerja tidak dapat

melebih, tegangan ,j,n maksimumnya Dengan demikian zona yang mentbatas, d,penampang beton perlu ditetapkan, yaitu selubung yang didalamnya gayaprategang dapat bekerja tanpa menyebabkan terjadinya tank diserat beton ekstnm.Dengan demikian ;

Ditetapkan Batas Kern yaitu;

a. batas kern bawah

r2 (3.17)

b. batas kern atas

r2 (3.18)

selubung eksentnsitas yang membatasi

a. selubung cgs bawah

Page 32: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

17

A/„ (3-19)min p

dengan demikian eksentr.s.tas bawah yang membatasi adalah

eh (amm •• h)

eksentnsitas tambahan yang akan ditambahkan adalah :

(3.20)

, f,,Ac.k„ (3.21)

b. selubung cgs atas

_ML (3.22)' max — p

dengan demikian eksentnsitas atas yang membatasi adalah :(3.23)

C, (Ctmux K))

eksentrisitas tambahan yang akan ditambahkan adalah :

, UAfJc, (3.24)

3.2.4 Tegangan Beton dan Tendon

Kontrol tegangan dilakukan pada beton prategang sistem pasca tank dengan

sistem terlekat

a. Untuk prategang penuh

pada saat transfer, dipakai penampang netto :

A A (3'25)Acnetlo Ac - Asel„biwg

Pada saat layan, dipakai penampang bruto :

A, tramformau =Ac + fa-l) Ap,

b. Untuk prategang parsial

Page 33: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

Pada saat transfer, dipakai penampang netto

Acmm -Ac- Axehlhllllg- (n-l)As„

Pada saat layan, dipakai penampang bruto :

a , Ac • (n-l)APs ' (n-l)AsnA t transformer c ' • '

A. Tegangan ijin beton

•• , oicv™iT_ 15-1991 -03 adalah sebagai benkutTegangan ljm beton sesuai SK SN1 l n

1) Sesaat setelah pelimpahan (transfer) gaya prategang

Tegangan padatepi tank/,, =0,25 Sf ci

Tegangan pada tepi tekan/,, =0,6 f'a

2) Pada beban ker,a (layan) setelah terjadi kehilangan gaya prategang

Tegangan pada tepi tekan/« =0,45 fc

Tegangan pada tepi tank/J* =°>5 v c

B. Tegangan pada saat transfer

1) Tegangan beton

kontrol tegangan pada kondisi pasca tank

pada serat tarik (atas)

(3.27)

(3.28)

Pi

>" Ac( _ecj\_MJL (3-29)V r ) »\

pada serat tekan (bawah)

( p r. \e.cb1-

V r- j+

S

M\ • (3.30)

2) Tegangan tendon

tegangan pada saat penarikan (fsi)

Page 34: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

./;, = Aps

A

Y2

V

v, =———•/? y2 = h-y)

a) Tegangan beton didaerah tendon (Jr,)

f =^.f-J cl •' ci

b) Tegangan tendon pada saat transfer (/,)

C. Tegangan padasaat akhir / layan

1) Tegangan beton (terekat)

a) pada serat tekan

l/J*Pe_Ac

( e.c,}1+-T-

V r J

M+ •

b) pada serat tarik

./, */4 c r1 j

Mls7

+ -

(3.31)

A

N|/

(3.32)

(j.jj)

(3.34)

(3.35)

Page 35: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

2) Tegangan tendon

a) Tegangan efektif tendon

Pe

A, = Aps

A A

V

Jc.s li

b) tegangan beton didaerah tendon (fci)

v, - d.L - ^ •fa,

c) tegangan tendon saat akhir/ layan

20

(3.36)

(3.37)

(3.38)

3.2.5 Analisis Kekuatan Struktur

Analisis kekuatan struktur mempunyai peran yang sangat penting, karena

sebagai tolok ukur pada perencanaan selanjutnya.

3.2.5.1 Analisis Lentur

Saat beban yang bekerja pada beton bertulang sama dengan nol, maka

tegangan pada tulang juga nol, sedang pada beton prategang terjadi sebalilcnya,

tanpa beban luar besar tegangan pada kabel - kabel tank tidak sama denagan nolmelamkan sebesar tegangan prategang efektif./. yaitu besar tegangan prategang

yang terjadi setelah dikurangi dengan kehilangan tegangan pada proses

Page 36: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

21

pelaksanaan prategang. Besar regangan tulangan pada saat beban bekerja sama

dengan nol adalah:

./;, (3.39)

selanjutnya, besar regangan dan tegangan yang terjadi karena bekerjanya

beban luar dapat ditambahkan pada tegangan dan regangan awal ini.

Untuk baja prategang, keruntuhan terjad, hanya setelah baja melampaui

tegangan leleh^,. Seluruh kekuatan tank baja prategang/,,, tidak dapat dipakaiuntuk memikul besar momen nominal melamkan hanya suatu bagian yang lebih

kecil dari kekuatan tersebut yaitu pada besar/,, <fpu yang dapat dipakai. Untuk

perencanaan n.lai perkiraan/, disusun melalui persamaan benkut ini.

J pa •' P'l

Yp'r pJ pu

sedang ./,, menurut SK - SNI dihitung dengan rumus

Tendon terekat (pratank dan pascatank)

Jps •' pu'

apabila menyertakan tulangan non prategang

./,, = / pu

1_ yp.Pp'j p"pj: j

1-b-A

,\Y\

f dJ c

dan

,^/^^ + (w-V)r: dr

> 0,17 sertanilai d'< 0,15.dp

(3.40)

(3.41)

(3.42)

Page 37: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

dengan

Yp "' /'./ pu

11

028 untuk ^-> 0,9 kabel bebas tegangan

Y, =0,4 untuk ^- =0,85 kabel dengan relaksasi rendahJ pu

/3, =konstanta yang tergantung pada mutu beton

/'<30Mpa^[3i = 0>85

/ •>30 Mpa -> P, 0,85 - 0,008 (/c' - 30) >0,65

ps = *EiL =rasio penulangan prategangr" b.dp

SK-SNI memberikan batasan rasio tulangan prategang

Wp = <0,36./?, (3-43)

M, =£j^i dan w'= •^L -» untuk tulangan non prategang

Besar gaya tarik yang terjadi pada saat keruntuhan adalah :

INT = Apsfp

jikamenyertakan tulangan non prategang

INT=Apsfps+As,fy

Besar gaya tekan yang terjadi saat keruntuhan adalah :

IND = 0,85 ./' a. b

Dalam keseimbangan gaya-gaya, INT =ZND, maka didapatkan :

a -

(3.44)

(3.45)

(3.46)

ApJae =Pp-b-d-fp.s ^PrMii_ (3.47)W)JsjJb o,85./;/) o,85./;

Page 38: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

jika menyertakan tulangan non prategang

Aps;fpa+Ajya -

.48)

0,85,/'./)

jika h, lebih besar dan a, analisislah elemen tersebut sebagai penampang perseg.

panjang dan jika hr lebih kecil dari a, analisislah elemen tersebut sebagai

penampang bersayap.

selanjutnya persamaan tersebut dimasukkan dalam kuat momen nominal

Mn =I.NT(dp-°/2) ^A9)

jika menyertakan tulangan non prategang

a. berada di dalam sayap

Kin =Aps.fP.\dp ~<YAJv{ds -o/2) (3.50)

b. berada di luar sayap

Mn=ApJpXdp -a/^+As.fy.(d-dp)+0,S5.fc'{b-bJh f h \(3.51)

3.2.6 Kehilangan Gaya Prategang

Kehilangan gaya prategang harus diperhitungkan dalam perencanaan

struktur beton prategang karena berpengaruh pada tegangan -tegangan yang

terjadi pada penampang beton prategang, pada keadaan awal ataupun keadaan

service.

Kehilangan gaya prategang dapat diperkirakan dengan lebih rinci sebagai

berikut:

Page 39: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

24

3.2.6.1 Akibat Perpendekan Elastis Beton

_4^

L

K- -3H

8ES

< >

< &

Gambar. 3.4 perpendekan elastis pada beton

mengacu pada hukum Hooke, perpendekan elastis pada beton adalah

Pi.LA,, = (3.52)

dimana

Ac.Ec

Regangan yang terjadi pada beton adalah :

8hs = 8,.:s/L (3.53)

Kehilangan tegangan adalah :

sistem pascatarik

a. Jika hanya terdapat satu tendon, maka tidak terjadi kehilangan akibat

perpendekan elastis beton.

b. Jika tendon digunakan lebih dari satu dan ditarik bertahap, sehingga

gaya prategang menekan beton secara bertahap, maka perpendekan

elastis beton bertambah setiap pengangkuran tendon.

1 -vA/,HpES

NI(aU J

P0 = gaya tekan = 0,9 Pi

Ac = Luas penampang beton

n = perbandingan modulus =ES/EC

/,

Ec

N

(3.54)

zpanjang batang

: modulus elastisitas

jumlah tendon

Page 40: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

25

/ =jumlahpengangkeran

3.2.6.2 Akibat Pengangkuran/ Pergeseran Angkur

kehilangan karena dudukan angker pada komponen struktur pasca tank

diakibatkan adanya blok - blok pada angker pada saat gaya pendongkrak

ditransfer ke angker. Cara mudah untuk mengatas. keh.langan ini adalah dengan

memberikan kelebihan tegangan. Pada umumnya besamya kehilangan karena

dudukan angker bervanasi antara 6,35 mm - 9,53 mm (1/4 in - 3/8 in) untuk

angker dengan duablok.

AVi i ljp

dimana : A.., = pergelinciran angkur, dan L=panjang bentang

3.2.6.3 Akibat Rangkak Pada Beton

Rangkak beton adalah peningkatan regangan tambahan terhadap waktu

akibat beban yang terus menerus bekerja. Kehilangan gaya prategang akibat

rangkak dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

¥pcK =KcM.L-fc.J (3-56)

dimana :

Kcr = 2,0 untuk sistem pratank

Kcr = 1,6 untuk sistem pasca tarik

Pofcs = tegangan beton - -

f e^

Ac

fcsd = tegangan beton pada titik berat tendon akibat beban mati yang

bekerja pada komponen struktur setelah diberi gaya prategang

\ r

+MmI

Page 41: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

26

3.2.6.4 Akibat Susut Pada Beton

Susut pada beton prategang mengakibatkan perpendekan tendon >ang

ditarik, berarti mengakibatkan kehilangan tegangan. Kehilangan gaya prategang

akibat susut beton dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut.

\f -K e E (3'57)

dimana

eps -8,2.10",\

-0,06- (100-/?.//)

=perbandingan volume terhadap luas permukaan

RH = kelembaban relatif

Ksn = koefisien susut dilihat dari tabel

Tabel 3.1 Koefisien Susut (Ksn)

jangka waktu setelah perawatan (curing)

sampai penarikan tendon / transfer (hari)

10 20 30

Kssn 0,92 0,85 0,80 0,77 0,73 j 0,64 0,58

(3.58)

60

0,45

Sumber: Lin, T.Y dan Burns, H, 1988

3.2.6.5 Akibat Relaksasi Baja

Relaksasi baja adalah pengurangan tegangan dalam baja pada regangan

konstan dan besamya tergantung waktu dan perbandingan antara./, dengan /^.

Kehilangan gaya prategangan ini pada sistem pratarik dapat terjadi sebelum dan

sesudah transfer gaya prategang.

Page 42: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

27

Kehilangan tegangan akibat relaksasi dapat dihitung dengan persamaan

sebagai berikut.

A/v pii •> pi/;.'log/.,-log/t

10

/\

-^--0,55 (3.59)

dengan, / = dalam jam

Menurut ACI-ASCE, kehilangan gaya prategang akibat relaksasi baja dapat

dihitung dengan,

¥pli =K - .Mfpsi, +¥Pa< +A//v,)}(' (3.60)

dimana :

A/„s7/ = kehilangan gaya prategang akibat susut beton

AJ'pCR = kehilangan gaya prategang akibat rangkak beton

A//Vv = kehilangan gaya prategang akibat perpendekan elastis

Kre.-f C = dilihat dari tabel

Tabel 3.2 Nilai Krc. dan J

Tipe Tendon

Strand atau kawat stress-relieved derajat 1860 Mpa

Strand atau kawat stress-relieved derajat 1720 Mpa

Kawat stress-relieved derajat 1655 Mpa atau 1620 Mpa

Strand relaksasi rendah derajat 1860 Mpa

Kawat relaksasi rendah derajat 1720 Mpa

Kawat relaksasi rendah derajat 1655 Mpa atau 1620 Mpa

Sesuai dengan ASTM A416-74, ASTM A421-76 atau ASTM A722-75.

Sumber: Lin, T.Y dan Burns, H, 1988

Kre(Mpa)

138

128

121

35

32

0.150

0,140

0,130

0,040

0,037

0,035

Page 43: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

Tabel 3.3 Nilai C

strand atau kawat

stress relieved

Batang stress relieved ataustrand atau kawat reiaksasi rendah

0 81,28

0,79

0,78"

1 22

1,16

0 77 1,11

0 761.05

0,75 1,45 1,00

0,74 1,36 0,95

0,73 1,27 0,90

0,72 1,18 0,85

0,71 1,09 0,8

0,70 1,00 0,75

0,69 0,94 0,7

0,68 0,89 0,66

0,67 0,83 0,61

0,66 0,78 0,57

0 65 0,73 0,53

0,64 0,68 0,49

0,63 0,63 0,45

0,62 0,58 0,41

0,61 0,53 0,37

0,60 0,49 | 0,33

Sumber: Lin, T.Y dan Burns, H, 1988

3.2.6.6 Akibat Gesekan

Kehilangan prategang terjadi pada komponen struktur pascatarik akibat

adanya gesekan antara tendon dan beton di sekelilingnya. Beberapa nilai

pendekatan untuk menghitung kehilangan gaya prategang akibat gesekan ini

d'berikan pada tabel 3.4.

Persamaan untuk memprediksikan kehilangan gaya prategang akibat

gesekan sebagai berikut:

¥p., =fA(p-Cch(^)} (161)

dimana/, = tegangan awal tendon

K = koefisien gesekan pergoyangan

p = koefisien gesekan lengkung

Page 44: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

29

a; perubahan sudut kabel dari ujung dongkrak ketitik x(dalam radian)

atan— =

9

m

^~ 2

Im

jika y= '/2 mdan a/2 =4y / x, maka a =( 8y / x ) radian.

Tabel 3.4 koefisien -koefisien gesekan untuk tendon -tendon post tensioned

Tipe Tendon

Tendon pada saat selubung logam fleksibelTendon kawat

strand dengan untaian 7-kawatbatang baja mutu tinggi

Tendon pada selubunglogam kakustrand dengan untaian 7-kawat

Tendon yang diminyaki terlebihdahuluTendon kawat dan strand dengan untaian 7-kawat

Tendon yang liberi lapisan mastikTendon kawat dan strand dengan untaian 7-kawat

Sumber: Lin, T.Y dan Burns, H, 1988

Koefisien Woble K

Tiap meter

0.0033 - 0.004Q

0.0016-0.0066

0.0003-0.0020

0.0007

0.001 -0.0066

0.0C33-0.0066

Koefisien

Kelengkungan

V

0.15-0.25

0.15-0.25

0.08-0.3C

0.15 0.25

0.05-0.15

0.05-0.15

3.3 Kekuatan Geser dan Torsional Beton Prategang

Kekuatan beton dalam menahan tarik sangat jauh lebih kecil daripada

kekuatannya terhadap tekan, maka desain untuk geser dan torsi menjadi hal yang

penting padasemua jenis struktur beton.

Perilaku balok beton prategang pada saat gagal karena geser atau karena

gabungan geser dan torsi sangat berbeda pada perilaku lentur : balok tersebut

gagal secara tiba-tiba tanpa ada peringatan sebelumnya, dan retak diagonal yang

Page 45: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

terjadi sangat jauh lebih lebar danpada retak lentur. Baik gaya geser maupun gaya

torsi menimbulkan tegangan geser. Tegangan seperti ini dapat menimbulkan

tegangan tarik utama di penampang kritis yang dapat melebihi kuat tarik beton.

3.3.1 Tegangan Geser Balok Prategang

Kekuatan geser yang dihasilkan beton prategang dihitung dari persamaan

perancangan yang merupakan perluasan dari pengalaman terhadap struktur beton

bertulang biasa.

; u

A -i s

iiA

(a) Balok dengan

tendon lurus

~--l _-

A

H

i

_j

~E

Vp

(b) Balok dengan

tendon miring

(c) Balok dengan sumbu

miring telapi tendon lurus

Gambar 3.5 Gaya geser yang dipikul beton dan tendon

Gambaran umum dan geseran pada balok prategang akan ditetapkan gambar

3.5. Balok (a) diberi gaya prategang dengan tendon lurus. Dengan meninjau

penampang sembarang A-A, gaya geser Vpada penampang tersebut sepenuhnya

dipikul oleh beton dan bukan oleh tendon yang diberi gaya prategang tegak lurus.

Balok (b) diberi gaya prategang dengan tendon yang miring. Penampang B-B

memperlihatkan tendon memikul gaya lintang (gaya geser) dan sebagian lagi

dipikul oleh beton, sehingga :

Vc =V- Vp <3-62)

Page 46: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

Sedangkan pada penampang C- C balok (c) memperlihatkan bahwa

walaupun tendon d.buat menyudut terhadap sumbu balok, sed.k.tpun tidak

memikul gaya geser vert.kal. Pada penampang D- D, memperlihatkan tendon

tidak tegak lurus terhadap geser sehmgga tendon memikul gaya tersebut.

Pendekatan dalam peraturan ACI mempunyai dasar yang rasional untuk

mempertimbangkan bagaimana retak akibat geser yang terjadi pada struktur

prategang.

S * %

P/2 P/2

i_A//MM

(a) Retak awal karena lenturan

[>u/2 I l'u/2| i'u/2 I I Retak badan

t£kmT-

r

^

^fe. retak akibat lenturan—

(b) Retak akibat geser dan lentur dengan beban berfaktor

^ujoixjim "jjlpif^

© Diagram Momen

3 4

11 F"L _ _,-~—^.

(d) Diagram Lintang

Gambar 3.6 Perkembangan Retak Balok Akibat Geseran

Page 47: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

Pada gambar 3.6 perkembangan retak yang terjad. pada penampang sangat

berpengaruh pada gaya geser dan momen. Mula-mula retak dimula, pada tengahbentang yang d.sebut retak lentur akibat momen, Gambar 3.6 (a); kemud.anpengaruh kombinasi geseran dan momen mengakibatkan kehancuran padapenampang 2- 2, Gambar 3.6 (b) retak miring di badan (web) pada penampang

1- 1dari balok, disebabkan geseran yang dominan.

Dan penjelasan diatas dapat disimpulkan, bahwa ada dua jenis kehancuran

yang terjadi pada balok akibat geseran :pertama, retak terdapat di badan akibattankan utama yang tinggi, dan kedua retak akibat lentur yang mula-mula vert.kal

dan sedikit demi sedikit berkembang menjadi retak miring akibat geseran.

3.3.1.1 Kekuatan Geser Lentur (Vci)

Dalam mendesain geser, perlu ditentukan apakah geser lentur atau geser

badan untuk menentukan pemilihan kuat geser beton Vc. Retak miring yang stabil

pada jarak d/2 dari retak lentur yang terjadi pada taraf beban retak pertama secara

geser lentur ditunjukkan dalam gambar 3.7. Jika tinggi efekt.f adalah dp, dan

tinggi dan serat tekan ke pusat berat baja prategang longitudianal, maka

perubahan momen antar potongan 2dan 3adalah

Page 48: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

nAh

1

IRetak lenturpertamai

J potongan

tRetak tarik

HiMpnii.-il

(a) jenis dan pola retak

M

JJ

(b) diagram geser akibat beban eksternal dengan ordinat gayageser friksi VCTdi pot. 2

(c )diagram momen dengan ordinat momen retak pertama M,,r di potongan 2

Gambar 3.7 Pertumbuhan retak geser lentur

„ vdPM-Mcr2

(3.63)

gaya geser terfaktor V, di penampang yang ditinjau akibat beban eksternal yang

terjadi secara simultan dengan momen maksimum Mmax yang terjadi di

penampang tersebut, sehingga

ViVa - 0.6^fd bw dp r Vd + — (Mcr) >\1kSfd bw dp (3.64)Mmaks

Vci<5,QXJfc'bwdp

di mana X = 1,0 untuk beban berbobot normal

= 0,85 untuk beban berbobot nngan pasir

= 0,75 untuk beton berbobot ringan

(3.65)

Page 49: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

Vd =gaya geser di penampang akibat beban mati tak terfaktor

[/,, = kuat geser nominal yang d.benkan oleh beton pada saat terjadi

retak tarik diagonal akibat gabungan gaya geser vertikal dan

momen

V, = gaya geser terfaktor di penampang akibat beban eksternal yang

terjadi secara simultan dengan MmakS.

Untuk beton ringan, A=/„/6,7^77 Jika ™lai kuat tarik belah &^^^

Perhatikan jika nilai kuat nilai belah vTV diketahui tidak boleh melebihi 100.

Persamaan untuk Mcr, yaitu momen yang menyebabkan retak lentur akibat

beban eksternal, dinyatakan dengan

A/cr=-(6V^V« M (3'66)yt

di dalam standar ACI,/e dinyatakan dengan fpe di mana

/„,= tegangan tekan beton akibat tekanan efektif sesudah terjadinya kehilangan

di serat ekstnm penampang di mana tegangan tank ditimbulkan oleh

beban eksternal, dalam satuan psi. Di pusat berat,/* = /«...

fd =tegangan akibat beban mati tak terfaktor di serat ekstnm penampang yang

ditimbulkan oleh berat sendiri saja di mana tegangan tank diakibatkan

oleh beban eksternal, psi.

y, = jarak dari sumbu berat ke serat tank ekstrim.

Mcr =bagian momen akibat beban hidup yang bekerja yang menimbulkan retak.

Page 50: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

9 i1 1 i

8

7"

6 -

^^ ~

Va-Vd5

-

j*^

k'djfe 4-

j-

^'« A/«- ,-:= (0.oAu,t/\.A' +' +',/)2 ^^ u . M <1

1 V 2

i i i

0 1 2 3 4 5 (

M,rl2y

hwdJJ'c

Sumber : Nawy, E.D,2001, Beton Prategang Suatu Pendekatan Mendasar

Gambar 3.8 Hubungan antara momen dan geser pada retak geser lentur

3.3.1.2 Kuat Geser Badan (K„)

Retak geser badan pada balok prategang disebabkan oleh geser tak tertentu

yang dapat dengan baik dievaluasi dengan menghitung tegangan tarik utama di

bidang kntis dari persamaan 3.67. Tegangan geser vc dapat didefinisikan sebagai

tegangan geser badan vc„ dan mencapai maksimum di dekat pusat berat

penampang cgc dimana retak diagonal aktual terbentuk, sebagaimana ditunjukkan

pada sejumlah besar pengujian hingga gagal. Jika vCM. disubstitusikan untuk vc dan

/, yang menunjukkan tegangan beton/ akibat prategang efektif pada level cgc,

disubstitusikan untuk / dalam persamaan tersebut, maka persamaan yang

menyamakan tegangan tank utama di beton dengan kuat tarik langsung menjadi

r,=^fjW^J- fc (3.67)

Page 51: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

/,= V(./'/2) +V2or---

V...

4K

Vcw =3.^/'c. +0.3/c,(«/.5.14c)

_1 I I L

6 8 10 12 14

fc

(3.68)

18

sumber : Nawy, E.D,2001, Beton Prategang Suatu Pendekatan Mendasar

Gambar 3.9 Tegangan tekan versus tegangan geser norninal di pusat berat pada

retak geser badan.

dimana vcw Vcw(bw dp) adalah tegangan geser di beton akibat semua beban

yang menimbulkan kuat nominal gaya geser vertikal vcw di badan. Tegangan vc„.

dari persamaan 3.68, adalah

Vc^flfi+fc/ft t3'69)

dengan menggunakan/', =3,5 Jfc sebagai nilai yang wajar untuk tegangan tarik

berdasarkan sejumlah besar pengujian, persamaan 3.69 menjadi

(3.70)v™. 3,5^(JA +fc/3,54fc)

yang dapat disederhanakan menjadi

<cw =3,5jfc+0,3fc (3.71)

Page 52: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

37

di dalam standar ACI/ dinyatakan dengan/, sehingga kuat geser nominal Vcw

yang diberikan oleh beton apabila terjadi retak diagonal yang d.akibatkan

tegangan tarik utama di badan adalah

Vcw (3,5Xjfiir 0,3fc)bwdp i- Vp (3-72)

di mana Vp = komponen vertikal dari prategang efektif di penampang yang

berkontribusi dalam menambahkan kekuatan lentur

A = 1,0 untuk beton berbobot normal, dan lebih kecil dan itu untuk

beton ringan

dp = jarak dan serat tekan ekstrim ke pusat berat baja prategang, atau

0,8h, manapun yang terkecil

3.3.1.3 Menentukan Kuat Beton Badan Vc

Standar ACI memberikan ketentuan, yaitu pada komponen struktur pratarik

dimana penampang yang terletak pada jarak h/2 dari muka tumpuan terletak lebih

dekat ke ujung komponen struktur tersebut dibandingkan dengan panjang transfer

tendon prategang, nilai prategang tereduksi harus digunakan dalam menghitung

vCM, Nilai vc.M. ini harus diambil sebagai nilai maksimum untuk vc dalam rum us

Vcw = OM-ffi + 700M.,

bwdp >2A^j/' c bwdp (3.73)

<5jfcbwdp

nilai Vud/M„ tidak boleh melebihi 1,0

Persamaan dapat digunakan dalam menentukan Vc untuk komponen struktur

dimana gaya prategang efektif tidak kurang daripada 40 persen dari kuat tarik

penulangan lentur, kecuali apabila analisis yang lebih rinci dilakukan dengan

Page 53: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

38

mengunakan persamaan untuk Vci dan untuk Vcw, dengan mem.l.h yang terkecil d.

antara kedua n.la. tersebut sebaga. nilai Vcymg membatasi untuk d.paka. sebagai

kapasitas badan dalam mendesain penulangan badan.

Bidang pertama untuk kekuatan geser nominal total yang dibutuhkan !•'„ =

|/„ $ untuk digunakan dalam perhitungan baja di badan juga terletak pada jarak

h/2 dari muka tumpuan. Untuk sumbang penulangan geser digunakan ,

v =M^ (3-74)s

dengan, Av = luas efektif dan tulangan geser

s = jarak dari tulangan geser

Beton prategang juga harus diberi jumlah minimum tulangan geser

bilamana V„ <f> Vc2 Vc, gunakan tulangan minimum. Jika V„</> -Vc dan Vs =

Vu <j> - Vc <8lVfc'bwdIK desainlah baja tulangan badan. Jika Vs - V„ (p - Vc

8AV/c'bn.dp atau jika V„ >tfVc - 8*V/C'' bwdp, besarkan penampangnya.

Penulangan badan minimum adalah

A_ApJpus p7 (3 75)' 80./v./ \ bK

Penulangan minimum yang dibutuhkan

s(VJ4>-Ve) (3.76)

Jika .v pada persamaan 3.76 lebih kecil dan s pada persamaan 3.75 maka

gunakan ,v pada persamaan 3.75. Dan jika lebih besar maka tetap gunakan nilai s

dari persamaan 3.76. .

Page 54: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

Jika Vs (V„•<!>- V€) <4A V/c' K- dp, maka jarak sengkang .v adalah yang

dibutuhkan. Jika Vs (¥„•</> - Vc) 4X V/c' bw dp, maka jarak sengkang .v adalah

setengah dari jarak yang dibutuhkan.

Namun, persyaratan ini dapat ditangguhkan bila dilakukan percobaan yang

menunjukkan bahwa kekuatan lentur dan geser dapat dikembangkan tanpa adanya

tulangan geser.

3.3.2 Torsi Pada Elemen Beton Prategang

Torsi terjadi pada struktur beton monolit terutama dimana beban kerja pada

jarak sumbu longitudinal komponen struktural. Pada elemen struktural yang

mengalami momen puntir, kadang-kadang menimbulkan tegangan geser yang

berlebihan. Akibatnya retak yang cukup parah akan terjadi jauh di atas batas daya

layan yang diijinkan, kecuali apabila penulangan torsional khusus digunakan.

Torsi jarang terjadi pada struktur beton tanpa disertai oleh lentur dan geser.

Adanya penulangan transversal dan longitudinal untuk menahan sebagian dan

momen torsional mengharuskan penggunaan pembagian momen torsi pada

penampang sebagai berikut, apabila

Tn = tahanan torsional nominal total yang diberikan oleh penampang termasuk

penulangan.

Tc = tahanan torsional nominal beton polos

Ts = tahanan torsional penulangan , maka

Tn •= Tc -r- Ts (3-77)

Page 55: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

40

3.3.3 Desain Balok Beton Prategang yang Mengalami Gabungan Torsi,

Geser, dan Lentur Menurut Standar ACI 318-99

Standar ACI memberikan momen torsional terfaktor maksimum di

penampang kritis h/2 dari muka tumpuan untuk komponen struktur beton

prategang sebagai berikut:

di mana Acp = luas yang ditutupi leh keliling penampang beton =x0y„

Pcp = keliling luarpenampang beton Acp in 2(x0 -y„)

( .2 \

'''„ =*4jfe

'l'u < Hfc

A\v

V cp J

A\.i>

PV ' <r J

+—^= (3.78)

/, = tegangan tekan rata-rata di beton pada sumbu berat hanya karena prategang

efektif sesudah semua kehilangan. /.disebut/,,. di dalam standar ACI.

Pengabaian efek penuh dari nilai total momen torsional eksternal, dalam hal

ini, tidak menimbulkan kegagalan pada struktur, akan tetapi mugkin menyebabkan

retak yang berlebihanjika sangatjauh lebih kecil dari pada torsi terfaktor aktual.

Apabila torsi terfaktor aktual lebih kecil daripada yang diberikan oleh

persamaan 3.78 maka baloknya harus didesain terhadap nilai torsi yang lebih

kecil. Untuk beton prategang, momen torsional diabaikan jika

( ,-> \

ii+-4= (3-79)4V/,

3.3.3.1 Kuat Momen Torsional

Ukuran penampang dipilih dengan tujuan mengurangi retak-retak halus dan

mencegah hancurnya permukaan beton yang diakibatkan oleh tegangan tekan

miring akibat geser dan torsi yang didefinisikan dengan bagian kiri dari

Page 56: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

41

persamaan 3.26. Dimensi geometris untuk kuat momen torsional pada komponen

struktur beton bertulang dan beton prategang dibatasi oleh rumus-rumus berikut

a. Penampang Solid

\h«dJ

'I'uPl,, / A. oh J

<f> ~ + Nf'cvM

b. Penampang Berlubang

f u \

\hJ' j

r y I T n' u Pu^

<<f>1,7/1",/,

+8j/'r

(3.80)

(3.81)

di mana

Aoi, = luas yang ditutupi oleh as tulangan torsional transversal tertutup paling

luar, in"

Pi, = keliling as tulangan torsional transversal tertutup yang paling luar, in

luas aliran geser A„ s 0,85A0h

Jumlah dari tegangan di sisi kiri persamaan 3.81 tidak boleh melebihi

tegangan yang menyebabakan retak gesr ditambah 8Arfr. Ini sama dengan batas

kekuatan Vs< J/7^"untuk geser tanpa torsi. Apabila tebal dinding t <Aoh/ph, maka

bagian kiri dari persamaan 3.81 harus diambil sebesar

( " w r„Ph ^v„

vM,+

V''7/U jtebal dinding t adalah tebal di mana tegangan sedang dicek.

V, = o,6aJ77+700^-

<\JAJj\bHd

bd; ^,1,0M..

Page 57: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

42

5MJf'Xd (3.82)

di mana/v> 0,4/,,

3.3.3.2 Penulangan Badan Untuk Torsi

Tulangan transversal untuk torsi harus didasarkan pada kekuatan momen

torsional eksternal penuh /„ '/'„ /^.yang mana

J =2M^cotc9 (3-83),v

di mana, A0 = luas bruto yang ditutupi oleh alur aliran geser, in"

A, = luas penampang satu kaki sengkang tertutup transversal, in"

/n.= kuat leleh tulangan torsional transversal tertutup, tidak boleh

melebihi 60.000 psi

0 = sudut diagonal tekan untuk torsi

persamaan 3.38 dapat ditulis

a. r. (3.84),v 2.//,. cot (7

/v/ =kuat leleh tulangan torsional longitudinal, tidak boleh melebihi 60.000 psi.

Standar ACI membolehkan nilai 0 dianbil sebesar 37,5° untuk komponen

struktur prategang dengan gaya prategang efektif lebih besar dari 40 %dari kuat

tarik longitudinal.

Luas total maksimum tulangan longitudinal tambahan untuk torsi tidak boleh

kurang daripada

( r \A,

A, =~Phs

/,

vAv j,cot2£ (3-85)

Page 58: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

A I mm

( A, \ ./,,

J vlV ^ J

43

(3.86)

3.3.3.3 Tulangan Torsional Minimum

Luas tulangan minimum harus ada d, semua daerah dimana momen torsional

terfaktor Tu melebihi nilai yang diberikan dalam persamaan 3.78. Dalam hal ini,

luas minimum sengkang tertutup transversal yang diperlukan adalah

50bws (3.87)AV+2A,>

fw

Page 59: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

BAB IV

PERENCANAAN DAN ANALISIS

4.1 Data Analisis

1. Direncanakan portal 5 lantai dengan :

2. Mutu beton fc'= 45 MPa

3 Saat transfer kuat beton diperkirakan mencapai 80 0/ f '% 1c

4. rc,' =0,8x45 = 36 MPa

5. fv =400 MPa

6. Kuat tarik ultimit baja prategang (/u) = 1860 MPa

7. Modulus Elastis beton (Ec) =4700.V45 =31528,5585 MPa

8. Modulus Elastik baja prategang (Es) = 2.10' MPa

n = — = 6.3434

4.2 Tegangan Ijin Beton

Tegangan yang terjadi pada balok beton prategang harus memenuhi

persyaratan ijin sebagai berikut:

1. Saat transfer

a. Serat bawah (tekan)/, =0,6 x// =0,6 x36 =-21,6 MPa

b. Serat atas (tarik)/, =0,25 xV/,' =0,25x^36 =1.5 MPa

2. Saat Layan

a. Serat bawah (tarik)/* =0,5 xV/' =0,5 xV45 =3,35 MPa

44

Page 60: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

45

b. Serat atas (tekan)/s =0,45 x/' - 0,45 x45 = -20,25 Mpa

4.3 Pembebanan

Beban gravitasi untuk tiap m"

1. Pembebanan Atap

a. Beban Mati

pelat atap = 0,12x24 = 2,88 kN/m2

lapis kedap air = 0,02 x 24 = 0,48 kN/m2

plafon = 0,04 x 11 = 0.44 kN/m2

b. Beban Hidup 1,0 kN/m"

2. Pembebanan lantai

= 3,80 kN/m"

a. Beban Mati

Balok Anak

pelat lantai = 0,12x24 = 2,88 kN/nr

plafond = 0,04 x 11 = 0,44 kN/nr

tegel = 0,03 x 0,24 = 0,0072 kN/m2

spesi = 0,02x0,21 = 0.0042 kN/m2

3.3272

Balok Induk

pelat lantai = 0,12x24 = 2,88

plafond = 0,04 x 11 = 0,44

tegel = 0,03x0,24 = 0,0072

spesi = 0,02x0,21 = 0,0042

kN/nr

kN/m2

kN/m2

kN/m2

kN/mz

,S

Page 61: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

46

Dinding = 3,6 x 2,5 kN/m"

= 12.3272 kN/m"

b. Beban hidup 2,5 kN/m"

4.4 Perhitungan momen untuk portal menggunakan microsoft SAP 2000

Model struktur portal 5 lantai dengan balok tengah direncanakan sebagai

balok penampang T. Struktur terdin dari balok induk dan balok anak dengan

penampang persegi panjang.

4.4.1 Penetapan Dimensi Penampang

Tabel 4.1 Dimensi Balok Yang Digunakan

DIMENSI BALOK YANG DIGUNAKAN UNTUK ANALISIS PORTAL

satuan PORTAL 1 PORTAL 2 PORTAL 3 PORTAL 4

jrk antar blk anak m 3 3 3 3

tinggi antar tingkat m 4 4 4 4

dimensi

BAA1 mm 250/500 250/500 250/500 300/600

BAA2 mm 250/500 250/500 250/500 250/500

BAA3 -250/500 250/500 250/500

BAL1 mm 250/500 250/500 250/500 300/700

BAL2 mm 250/500 250/500 250/500 250/500

BAL3 -

300/600 300/600 300/600

BTEPIA1 mm 300/600 400/700 400/700 400/700

BTEPIA2 mm 250/500 250/500 300/600 300/600

BTEPIA3 -250/500 300/600 300/600

BTEPIL1 mm 300/600 400/700 400/800 400/700

BTEPIL2 mm 250/500 250/500 300/600 300/600

BTEP1L3 -250/500 300/600 350/700

BTA1 mm 1500/2320/120/400 1500/2320/120/400 1500/2320/120/400 1500/2320/120/400

BTA2 mm 500/2320/120/400 500/2320/120/400 500/2320/120/400 500/2320/120/400

BTA3 - 700/2320/120/400 700/2320/120/400 1000/2320/120/400

BTL1 mm 1500/2320/120/400 1500/2320/120/400 1500/2320/120/400 1500/2320/120/400

BTL2 mm 500/2320/120/400 500/2320/120/400 500/2320/120/400 500/2320/120/400

BTL3 -700/2320/120/400 800/2320/120/400 1200/2320/120/400

KOLOM mm 750/750 750/750 800/800 900/900

keterangan :

portal 1, portal bentang 18 mterhadap bentang 6mdan 6m

Page 62: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

portal 2, portal bentang 18 mterhadap bentang 6mdan 9m

portal 3, portal bentang 18 in terhadap bentang 6mdan 12 m

portal 4 , portal bentang 18 mterhadap bentang 6in dan 15 m

untuk denah dapat dilihat pada lampiran 3c.

<r be->

i*\|/ A

v

<r ->

47

A

v

Balok T Balok Persegi

Gambar 4.1 Penampang Yang Digunakan

Perencanaan balok tengah penampang T beton prategang. Balok T merupakan

bagian dari sistem pelat lantai dengan jarak antar balok 3000 mm

a. balok tengah bentang 18 m menggunakan balok penampang T ukuran

h = 1500 mm

tf 120 mm

bw 400 mm

lebar flens efektif ( be )

be<=%.L ='A 18000

be<=bw+16hf =400+16.120

be <= jarak antar balok

sehingga dipakai be = 2320 mm

= 4500 mm

= 2320 mm

= 3000 mm

Page 63: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

48

2. Penetapan tebal pelat

tebal pelat untuk panel lantai 3000 x 3000 mm

nilai banding panjang terhadap lebar bentang = 3/3 = 1 < 2, sehingga

berlaku aksi 2 arah

pemeriksaan tebal pelat berdasarkan syarat lendutan

Inl arah memanjang = 3000 - 0,5.400 - 0,5.300 = 2650 mm = 2,650 m

ln2 arah melebar = 3000 - 0,5.400 - 0,5.300 = 2650 mm = 2,650 m

nilai banding panjang terhadap lebar bentang bersih

P = 2650/2650 = 1

fv „ 4000,8+ Jy 0,8 +/, > 1500 ,n = 1500 2650 =62,8148/;//?/

36 + 9./? 36 + 9.1

fv n n 4000,8+ L 0,8 +/, < •50° In = ' 50° 2650 = 78,5 185////;/

36 36

dipakai h = 120 mm

4.5 Perhitungan Modulus Tampang Rencana

Contoh perhitungan digunakan portal 2 yaitu bentang 18 m terhadap

bentang 6 m dan 9 m.

Msd =1179,26 kN-m

Md = 802,93 kN-m

ML = 467,23 kN-m

MT Msd ' Md •M\.

= 1179,26+802,93 + 467,23

= 2449,42 kN-m

Page 64: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

MT= 0,48144 > 0,2 o

karena pada saat transfer 50 %beban mati sudah bekerja maka,

M0 MsJ i 50% M(l= 1179,26 +50%.802,93 = 1580,725 kN-m

Md 50%. Md= 50%. 802,93 = 401,465 kN-m

, ^ (l - R)M0 +Md+MLs,>

(1 - 0,8). 1179,26 + 802,93 + 467,23S > - —

0,8.1,5-20,25

S, >7,02\.\01mmi

{]-R)M0+Md+M,)S„>

Sh >(l _ o,8). 1179,26 +802,93 +467,23

3^5+TV8lT,6

Sh >8,8.107/?/m3

4.6 Perencanaan Prategang Penuh Sistem Pasca Tarik

Berikut perhitungan perencanaan prategang penuh sistem pasca tank

4.6.1 Perhitungan Propertis Penampang

<- ->be = 2320 mm

A

ohf= 120 mm A ^

V

Ct= A558,5549 mn

VA

Cb =

941,445 mih

V

dp= 1380 mm

V

bw = 400 mm

< >

grs. normal h = 1500 mm

V

49

Page 65: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

a. Luas tampang

Ac = 2320.120+ (1500 120).400

= 830400 mm2

b. Menentukan Letak Pusat Berat

2320.120.0,5.120 +(l 500 - 120)400.(0,5.(l500 - 120)+ 120)C' = 830400

= 558 ,5549 mm

Ch = h-C, =1500-558,5549 = 94\,445mm

c. Momen Inersia Balok

'-[n2320.120' +2320.1-20.(558,5549- 0,5.120)2 +

(1500 - 120)3 +400.(1500 - 120>(941,445 - (l 500 - 120).0,5)24

= 1,92.10%?/??

d. Modulus Penampang

=J_ =]^A0__=34A^mmi >7021.107////»3' (', 558,5549

L =L^L =2,04.10iW >8,8. W1 mm'" Ch 941,445

4.6.2 Perhitungan Desain Beton Prategang

a. Besar Gaya Prategang

1) Tegangan beton pada pusat beton

.feci = Jti 7" V/i "~ J a )

— .400.ka2)

50

Page 66: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

1,5

5897,29.1033080.103

Data mengenai kabel tendon adalah sebagai berikut:

a. diameter satuan kabel

b. luas satuan kabel :

c. kuat tarik tendon

d. tegangan leleh kawat

e. diameter internal/ eksternal selubung

jadi dipakai 2 buah tendon VSL berisi 11 kabel

Aps =11. 140. 2=3080 mm2

558,5549

1500

=-7,\0\7MPa

2) Gaya prategang awal

Pi = \fca\Ac

= 7,1017.830400

= 5897,29/W

b. Perhitungan Luas Baja Prategang

Digunakan kabel tendon VSL tipe6-

270, lihat lampiran 2a-c.

Jumlah tendon yang dibutuhkan

(1,5 +21,6)

= 1,9147 « 2.6/7

1dan tipe strand ASTM A416-85 Grade

15,2 mm

140 mm"

1860 MPa

1670 MPa

80/87

Page 67: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

4.6.3 Kontrol Kekuatan Lentur

= Aps_ =___£^ = o000962P'' h.d 2320.(1500-120)

3080

/,' =45MPa ->/?,= 0,85 - 0,008.(45 - 30) =0,73

jpy _ 15_81_ =Qg5 >Qg5 _^ ^ =04f 1860

f =18600^(^0^)0^4860

1 (L73451819,47A/7^/

ps

W =p^ =0!000962481942 =QQ3m6 <036A

45

Besar Kapasitas momen adalah :

Gaya tank :SNT - Aps. /,, - 3080. 1819,47.10"3 =5603,9798 kN

Gaya tekan : 2N» = 0,85. f c.b .a

keseimbangan gaya dalam NT= N0, maka

(b.a) = .B?!---=146509.275ta!0,85./' 0,85.45

14650922758=63J505mm2320

Mu =1,2.(1179,26 +802,93)+1,6.467,23 =3126,196kN - m

Ml=il^6. =3907,745/t/V - m0 0,8

Mn = Aps.fJd- a = 3080.1819,47. 1380-63,1505

=7556,54/W- m>~ =3907,745*/V - /?? ok0

maka tidak diperlukantulangannonprategang

S2

Page 68: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

53

4.6.4 Perhitungan Sifat Penampang

A. Saat Transfer

pada sistem pasca tarik, 50% beban mati diperkirakan telah bekerja maka,

M0 Msd • 0,5.Md

= 1179,26 + 0,5.802,93

= 1580,725 kN-m

Ac = 830400 mm2

As =2.0,25.7i.872 = 11 894,1429 mm2

Am.„o Ac - As =818505,86 mm2

d'= 120 mm

be = 2320mm

A

Ct= A

564,9278 mmo

hf- 120 mm (|) ^

mal

A

«rs, nor

Cb dp= 1380 mm h= 1500 mm

935,0722 n.mV

V

bw = 400 mm

< >

(hf.b.{hf 12)+bwJw.{hf +hw 12) - As.d')' ~ A

™ netto

_ (1^2/3^201^^^818505,86

= 564,9278/?????

Cb = 1500 - 564,9277 = 935,0722/??/??E = C, -d'= 564,9277 -120 = 444,9278???/??7=(l/12)2320.1203 +2320.120.(564,9277-0,5.120)2

Page 69: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

+(1 /12)400.13803 +400.1380.(935,0722 - 0,5.1380)2(1 /64)/r.87\2 - (l 1894,1429.444,9278)2L8971.10"//////4

1,897.10 _ ^cnr\ in8 1S =- = 3,3580.10 mm

.S\

564,9277

189740!!935,0722

2 0288.108/?///?3

B. Saat Layan

Ac = 830400 mm2

Aps= 11.140.2 =3080 mm2

n = 6,34346

A„,1IIS Ac <(n-l)Aps =830400 +(6.34346-1) 3080 =846857,84 mm2

<-

/K

550,0320 mm

Cb =

949,9679 rim

Vv

dp= 1380 mm

->

he = 2320 mm

ohf=!20mm^ -f

«rs. normal h = 1500 mm

V

bw = 400 mm

54

-D.3080.120_, (120.2320.0,5.120) +(400.138Q.(120 +0,54380)) +(6,34346-1)(' " ~ 846857,84= 550,0320/?????

C, = 1500 - 550,0320 = 949,9679/??/??

E = C, -120 = 550,0320 -120 = 430,0320???/??

/ =(l/12).23204203+232O420.(55O,O320-O,542O)2+(l/12).4O0438O.3

Page 70: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

+400.1380.(949,968 - 0,5.1380)2 +(6,34346 -1).3080.430,0322

1,9514.10u mm4

=L9^8J0^ =354777108i550,0302

U95138J0^_ =205415_108|wm3Sh 949,9682_ 19513840^ =930426,601 lmm3

r 846857,84

55

4.6.5 Kehilangan Gaya Prategang

A. akibat perpendekan elastis

karena penarikan tendon dilakukan langsung, maka kehilangan gaya

prategang akibat perpendekan elastis beton adalah :

A/,;s=0MPa

B. Akibat pengangkuran/ pergeseran tendon

pergeseran ankur A, = 0,635c/?/

A/- =*±E =-^--200000 =70,5556MPa*JpA j -PS 1800

C. Akibat rangkak beton

/ 818505,86

_U79^2(5J(2A444J9228 =2J657^J^d 1R97.1011

-5897,29.103 ( 444,92782 / 11^26^10^9278 =_1Q>593mF89T10TI78T8^0A86)J 1,897.10"

Af _16_20?J)00 (io 593 - 2,76574) =79,443 IMPaA/"CT '31528,6 V '

Page 71: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

D. Akibat susut beton

^ = 1,5s

RH = 70 %

/Xsv/=0,58

AfpSi!=VA0-6.KshEs( v\1-0,06-

s

56

(\00-RH)

=8,2.10^.0,58.200000.(1 - 0,06. l,5).(l 00 - 70)= 25,967%MPa

E. Akibat Gesekan

8444^92^8 =0197718000

digunakan tendon kawat dan strand dengan untaian 7kawat yang d.m.nyak.

terlebih dahulu sehingga nilai Kdan u. diperoleh dan tabel 3.4

£ = 0,001

fj = 0,\5

/, 0,7:/pu =0,82,/py =0,82.0,85:/pu =0,70.1860 =1302 MPa

=1302.[(0,25.0,1977)+(0,001.15)]

= 87,8022 MPa

F. Akibat relaksasi baja

AfpR =(Kre - j{tsfi)a +AfpCR +¥Psu )}Cdigunakan strand relaksasi rendah sehingga dan tabel diperoleh :

Kre = 35

Page 72: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

57

/„. /„= 1302 / 1860 =0,7 ->C =0,75

y>R =(35 _0,04(79,443 +25,9678 +70,5556)).0,75

= 20,97 \0MPa

Total kehilangan gaya prategang adalah

A//; =0+70,5556 +79,443 +25,9678 +87,8022 +20,971 =284,7397M>«

prosentase kehilangan gaya prategang

=1302_-284J397 m% =78 1306o,,o1302

100-78,1306 = 21,8694%

4.6.6 Kontrol Tegangan Beton dan Tendon

A. Saat Transfer

Tegangan Beton

5897 29 103 ( 444.9278.564,9277"j_ 1580,725.106•/;' ="^\i505U6\ 271773,874^ "^358040^

A,09%5 MPa <2\,6MPa ok

5897,29.10fc, =

i( /1/IA 0978 015 077? ^444,9278.935,0722

231773^716818505,86

= -12,3466MPa < 2\fiMPa ok

Tegangan tendon

Aps =3080 mm2

__/>__ 589/2^ =19R7M>aJ* Aps 3080

1 +

1580,72540'2,0288408

+ •

Page 73: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

v, = 120mm•2 = 1500-120 = 1380mm

y

=13^0^0985 +1_2ai2J3466 =_4J5M3MPa•Tct 1500/; =i9i 4/7 +(6,34346 -l)4,75843 =1884,5195M'a

-4,0985

a

y2

-12,3466

Gambar 4.2 Tegangan SaatTransfer

B. Saat Layan

Gaya Prategang Efektif

Pe (1-LOP). Pi

= (1-0,218694).5897,29

= 4607,5874 kN

Mt = 2449,42 kN-m

Kontrol tegangan beton dan tendon

Tegangan beton

4607,5874.103 (, 430,032.550,0320^ 2449^4240^3,54777.108f„ = 846857,84 230426,6011

= -6,7600 MPa < 20,25 MPa

fc=-4607,587403 f

846857,841 +

430,032.949,968

~ 230426,6011

-3,1625MPa<20,25MPa

2449,42.10(12,05416.108

+ •

58

Page 74: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

Tegangan Tendon

p 4607,5874.103i_ = 1495,9699/W/^5080

y\ = 120???/??

v2 = i500-120 = 1380/??m

/

1m6J6iD0+J20:3a625 =_b^122MPa1500

1495,97 -(6,34346 - l).6,4722 =1461,3860A^a

4>

v

-6,7600

T 1

--4

-3,1625

Gambar 4.3 Tegangan Saat Layan

59

4.6.7 Perencanaan Tata LetakTendon

Pi = 5897,29 kN

j>e = 4607,5874 kN

Perencanaan tata letak tendon dilakukan dengan pemnjauan pada tengah

bentang, seperempat bentang, dan ujung balok portal yang ditinjau.

Batas Kern

a. Batas Kern Atas, II =231255/72 =2456390mm

cb 991,445

- „ t, u kh - ^ 231255/72 = ,0250mmb. Batas Kern Bawah kb - ^ - 5585549

Page 75: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

60

Batas bawah letak tendon

saat transfer sudah bekerja 50% beban mati

Mo Msd . 0,5. Md

Tabel 4.2 momen yang terjadi pada balok tengah lantai 1bentang 18 mterhadap

bentang 6 mdan 9 mportal 5 lantai

Bagian Penampang Md Msd Ml Mo MT

kN-m kN-m kN-m kN-m kN-m

tengah bentang 460,99 663,55 271,18 894,045 1395,72

seperempat bentang 53,66 87,64 29,49 114,47 170,49

ujung balok -802,93 -1179,26 -467,23 -1580,725 -2449,42

Jika dioerkenankan terjadi tegangan tarik pada beton saat transfer maka

lebar daerah tendon bertambah sebesar

P;l> = amia+kb

,, fti.Ac.kb , ,,.,,,ey - l e/3, = eb + ebP

Tabel 4.3 Batas bawah letak tendon

Bagian Penampang Tidak terjadi tarik Terjadi tarik

a min (mm) cb (mm) eb' (mm) ebi (mm)

tengah bentang 151,6026 565,6277 87,4485 653,0763

seperempat bentang 19,4106 433,4356 87,4485 520,8842

ujung balok -268,0426 145,9824 87,4485 233,4309

Page 76: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

Batas atas letak tendon

Jika diperkenankan terjadi tegangan tarik Pada beton Saa. layan maka lebar

daerah tendon bertambah sebesar

et' =

Mj_Pe

fli Ac.kt

P.

el = a„ + kt

el, =el + el

Tabel 4.4 Batas atas letak tendon

Untuk gambar tata letak tendon dapat dilihat pada lampiran 4a.

4.6.8 Perhitungan Torsi dan Geser

A. Perhitungan Geser

Geser maksimum pada balok tengah portal lima lantai bentang 18 mterhadap bentang 6mdan 9mterjad, pada balok lantai empat. Pada perhitungangeser digunakan titik awal pada jarak h,2, karena pada jarak mi secara geser lenturterjadi retak miring yang stabil, nilai geser tersebut;

Vtl = 195,41 kN

V,d -286,11 kN

V, = 108,72 kN

Page 77: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

Vr - Vd ' Vsd + V,,

= 195,41 +286,11 + 108,72

= 590,24 kN

kapasitas momen retak

<>,, =2,05416.10* mm3

1> =4^07^587440^ =s4408M,a/c Ac 846857,84

P p e 4607,5874.463,3600 _ A5VMPa/• C' + ' - S 4507 + x './«.=!- T"" 2,05416.108

_MiL =_^Z42°L- =3,1775MPafd = "77S\ 2,05416.10*

J6

M.=sA-Jfc1 +.L-fd

=2,05416.10M0'6.f-^V45+5,4512-3,1775^.= 1156,0489fc/V-m

/,2.K,= 1,24156,0489= 1387,2587 kN-m

gaya geser terfaktor di muka tumpuan

Vu -l,2(Vd~Vsd) + l,6.VL

= 1,2. (195,41 +286,11) +1,6.108,72

= 751,776 kN

,i-u +^n- F" - Z^liZZ--= 884 4424JW di tumpuanV„ yang dibutuhkan - —- Qg5

dp =h_d>= 1500-120 =1380 mm

Pada analisis ini digunakan tulangan geser diameter 10 mm

1. Retakgeser lentur, Vc,

62

Page 78: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

63

V=06 ,J===5o6=5l.(400.1380)/25,4= +195.41/0.004448ci ' * ^

J5}jn^l}j\m4^ 1156,0489/0,0001130+^578470^0(K)lT3()'= 162466,5515//?

_ _J(5'24(3(^5545_ =j89j885725/?a7 =l,3093M/'tf

17^-17 V(4^70(006^95) =137,33715;?./ =0,94694MPa <l,3O93A0'a5ltf. =5'.0,1 .V(4^()06^95) =403,9328^ =2,7851 XMPa >1,3093A^/^ -=13093A^«

2. Retak geser badan, Vc

Vp = Petan8 ,

dimana 9adalah sudut antara tendon miring dan horisontal, jadi

e ujung = 430,03203 mm

etengah bentang =949,96797 - 120 =829,96797 mmx, 1500 2

epada h/2 =430,03203 +(829,96797 - 430,03203)*^^

' CW

= 463,3600 mm

463,3600Vp^ 4607,5873. T5Qo7T

= 2846,6291 kN

Vm.=(3,5J^ +0,3fc)K..dp +Vp= 5.T7^70S06895l +0,3.5,4408/0,006895)(400.1380)/25,4 +2846,6291/0,004448

= 1084816,968//)

=jm4m^6S_ =1267,899484/wi =S,7392MPa™ (41)01^80)725^

V =1,2189 MPa <Vw =8,9663 MPa

Page 79: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

64

sehingga V^V^l,3093 MPa .400.1380,0'-^722,7336 kN

3. Penulangan Geser

Vc =722,7336 kN <V„ =884,4423 kN

Vs =Vn - Vc =884,4423 - 722,7336 =161,7297 kNjika Vn >Vc/2 dan Vn >Vc, maka diperlukan tulangan badanK=161 7297 8AV7;-^,-^ =84.V457()^8-95.(4004380)/25,4^

=552968,9594//? =3812,72097 AW

tinggi penampang sudah memadai

Tulangan baja minimum

Av Aps.fp„ pVMm-T=8o7x:^„

=J0804j*60_ |T380 =o;im5mnf /,„,„"804004380^400

tulangan badan yang dibutuhkan

Ar _ \'\ =_!6k7297_=Q2929mm21 mmv ~T\T 400.10^.1380

\b d maka jarak sengkang sadalah setengah dan jarakjika, Vs>4Adfc'-K

yang dibutuhkan.

,,, =,61.7297^ >(4.1^«7oSo6i»5).(40O.13M)/25.4'.0.006895)-0,004448A >8,47948*/VA= 2.0 2929 =0,5860m/??2/mm, jadi tulangan geser badan yang

,v

dibutuhkan Av/s = 0,5860 mm2/mm.

Page 80: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

65

b Perhitungan Torsi

Tocsi maksimum pada balok tengah porta, lima lamai bentang .8 mterhadapbentang 6mdan 9mterjadi pada balok lantai empat, yaitu

Td =30,41 kN-m

'I\d = 36>78 kN"m

Th =21,25 kN-m

Tr =30,41 +36,78 +21,25 =88,44 kN-m

Torsi terfaktor

7'„ l,2.(Er< Ts4) r 1,6.TL

= 1,2.(30,41 +36,78)+ 1,6.21,25

= 114,628 kN-m

A cp

._h .^,= 1500.400 =600000 mm2

Fc> . 2.(h • bw) =2.(1500 +400) =3800 mm

anggap diameter tulangan geser /tors, 10 mm dan tebal selimut beton 40 mm-^,,-2.(40+ 0,5.10) =400 -2.(40 +0,5.10) =310 mm

./?-2.(40+ 0,5.10)= 1500-2.(40 +0,5.10)= 1410mm

Aoh =310.1410 =437100 mm2

A0 =(l85.Aoh =0,85.437100 =371535 mm2pb =2.(X, + Yd =2.(310 +1410) =3440 mm

= 37 5° cot2 0= 1,69

Xi

Y,

0

Page 81: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

cek apakah tulangan torsional dibutuhkan

\.fc' I A cp +hf<t.:\<-tz-12 {Pcp)\ 4fc

t.:\ =0,85V45

12

2 A6000 315z4408 0_3 =83 4089^ - »?

V

66

n„a, torstona, ntakstnt™ V. =83,4089 VN-m >T. =U4.628 kN-nt, jaditula„gan torstona, dtbutubkan karena kemampnan penantpang dalam menahantorsi lebih kecil dan torsi yang terjadi.

4.^fc'(A cPT '2 <

4.0,85^ T600012 y~3~mT '2 = -

x+^_— 10^ = 333,6357*/V - m\ V45

T = 114,628 kN-m < Tu'2333.6357 kN-m, maka momen torsional yang

dieunakanuntuk desain tulangan torsional adalah yang terkecil yaitu, Tu

628 kN-m.

Penulangan Torsional

=7^ =04^628 =134 c,564kN __ ,„" <f> 0,85

A _ 7'„ = ___]H^64____ =03490mm2/mm^=2~4~Tcos~c? 2.359893,4.400.1,3

Penulangan geser torsi yang dibutuhkan

iw =2A +A- =0,3490 +0,5860 =1,2840/??/??2 /mms s

A.. 0,25.22/ 7.10' _s =

A,/ *.2840

= 61,19/??/??

114,

Page 82: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

Penulangan Longitudinal

cot26>A,A, = — p,,

K.fyi J

= 0 3490.3440'400^

v400y69 = 2028,9464/??/?/"

A /niin

5^fc'Acp A,Ph

S12./V? fy, J

5V45.600000_0349a3440(400"12.400

2992,0674m/??2

400

67

jarak maksimum yang diijmkan ph8 =3440/8 =430 mm =43 cmdigunakan tulangan diameter 10 mm dengan luas 78,5714 mm2 ~79 mm2Banyaknya tulangan yang dibutuhkan =2028,9464/79 =25,6828 tulangan

jumlah tulangan longitudinal yang digunakan 26 buah.

1500-2.40dalam hal ini s = —

=54,61??//?/ oke, maka digunakan tulangan

longitudinal 26 buah dengan jarak antar tulangan 55 mm

4.7 Perhitungan Prategang Parsial 90% Sistem Pasca Tarik

Berikut perhitungan perencanaan prategang parsial 90% sistem pasca tank.

4.7.1 Perhitungan Desain Beton Prategang

Msd =1179,26 kN-m

MT =Msd + Md+ML

= 1179,26 + 802,93 +467,23

= 2449,42 kN-m

Page 83: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

68

a. Besar Gaya Prategang

1) Tegangan beton pada pusat beton

558!5549( n6)1500

=-7,\0\7MPa

2) Gaya prategang awal

Pi =90%\fJ\Ac

= 0,9.7,1017.830400

= 5307,56 UW

b. Perhitungan Luas Baja Prategang

Digunakan kabel tendon VSL tipe 6-.0 dan tipe strand ASTM A416-85

Grade 270, lihat lampiran 2a-c.

Jumlah tendon yang dibutuhkan

53^526540^ =, 8956 ^2M280040s

Data mengenai kabel tendon adalah sebagai berikut:

a. diameter satuan kabel :15,2 mm

b. luas satuan kabel :140 mm2

c. kuat tank tendon : 1860 MPa

d. tegangan leleh kawat •l670 M^e. diameter internal/eksternal selubung :80/87

jadi dipakai 2buah tendon VSL berisi 10 kabel

Aps =io. 140. 2=2800 mm2

Page 84: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

4.7.2 Kontrol Kekuatan Lentur

_ Aps_ = _282° =000087456P" ~ b.d 2320.(1500-120)/ •=ASMpa -+ A=0,85 - 0,008.(45 - 30) =0,73fm. 1581 =0,85 >0,85 -» YP =°>4/' 1860

./ pu

f =1860J ps

0,4.0,0^30874^28601)7345

I

= 1823,1583M/V/

69

pp fps _ 0,000874564823,1583 =QQ?>5432 <0,36/?,Wp=1\"~ 45

Besar Kapasitas momen adalah :

Konstruksi beton prategang parsial menggunakan tulangan non prategang

Gayatank :INr - Aps.fp, =2800 .1823,1583 =5104,8428 kN-m

Gaya tekan :2N» 0,85. f,b.a

keseimbangan gaya dalam Nr - Nn, maka

lu x__A^ =lWl^i--- =l33459 954m/??2^j"0,85X' 0,85.45

133459A954=5752584mm2320

Mu =1,2.(1179,26+ 802,93)+1,6.467,23 =3126,196/CA - mMu^ =31264% =39Q7 745/<A7 _,„0 0,8

a

Mn = Aps.fps\d-- = 28004823,1583.57,52584

1380-

=6897,8534/W -m>^- =3907,745/W - ??? ok0

maka tidak diperlukan tulangan nonprategang.

Page 85: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

4.7.3 Perhitungan Sifat Penampang

A. Saat Transfer

Ac =830400 mm2

As = 2.0,25.tt.872 = 11894,1429 mm2

Asn = 0 mm"

Anett0 ' Ac As Asn = 818505,8571 mm2

d' = 120 mm

<be = 2320 mm

->

A

oA Ahf = 120mm\|/

Ct= A

564,9278 mm

)(Cb =

935,0722 nhm

dp = 1380 mm

bw = 400 mm< >

srs normal h = 1500 ;

V

(• =(hf-h(W>2) +bw./mjhf +/?m-/ 2)- As.d - 4.v/?.(/? - J'))A

netlo

(120.2320.(120/2)+4004 380.(120+ 1380/2)-11894,1429.120)818505,8571

564,9278/?????

Ch = 1500 - 564,9278 = 935,0722??????

E = C, - d'= 564,9278 -120 = 444,9278/?????

/ =(l /12)2320.1203 +2320.120.(564,9278 - 0,5.120)2

+(1/12)400.13803+400.1380.(935,0722-0,5.1380)2- (l /64>r. 874.2 - (l 1894,1429.444,9278)2= 1,897.1011??????4

70

Page 86: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

= l!89740_ =33580108/w„3k' 564,9277

1897.101'S,.

935,07222,02884 08 mm*

B. Saat Layan

Ac = 830400 mm2

Aps =10440.2 =2800 mm2

4.S7? = 0 mm"

n =6,34346

Alni„.s--Ac - (n-l)Aps* (n-l).Asn

= 830400 + (6,34346-1) 2800 + (6,34346-l).0

= 845361,67 mm2

<- be 2.120 mm

A

A oCl - 550.79.M Bin

A

Cb =

949,20687

V

dp= 1380 mm

mm

V

bw = 400krnm

->

«rs. normal

71

0 A

h = 1500 mm

V

(120232T^0!112r^+4^0f^^(' = 845361,67

= 550,7931 mm

Cb =1500 - 550,7931 =949,20687??????/t- =c, -120 =550,7931-120 =430,79313mm

Page 87: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

72

/= (1 /12)23204 203 +2320.120.(550,7931-0,5.120)2+(1/12)400.1380.

400.1380.(949,20687 - 0,5.1380)2 +(5,34346)3080.430,793132

,9486.10''mm4

+ •

S..9486.10_ =353783.10W

Sh =

550,7931

1.9486.101' 05mloW949,20687

4.7.4 Kehilangan Gaya Prategang

A. akibat perpendekan elastis

karena penankan tendon dilakukan langsung, maka kehilangan gaya

prategang akibat perpendekan elastis beton adalah :

A/pi;s=0MPa

B. Akibat pengangkuran/ pergeseran tendon

pergeseran ankur A , = 0,635c/??

A, .. 0,635A/' =-=-/:,' = -1

JpA L ' '"' 1800

C. Akibat rangkak beton

200000 = 70,5555MPa

-5307,5265.103 ^ 444,92782 ),1179,26.10".444,9278 _^^./;,

fcsd ~

818505,86

1179,26406.444,9278

1,897.10"

200000

V5,897.10"/818505,86)J 1,897.10

= 2,765 74/W

Af =l6 ,/UUUUU- (9 2572 - 2,76574) =65M46MPaJpcr > 31528,6'v '

Page 88: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

D. Akibat susut beton

* = 1,5

RH = 70 %

Ksn =0,5%

AfpSII=&,2.\0-b.KshEs

73

1-0,06 fiOO-RH)

=8,2.10 '.0,58.200000.(l - 0,06.1,5)(l00 - 70)= 25,967&MPa

E. Akibat Gesekan

18000

digunakan tendon kawat dan strand dengan untaian 7 kawat yang diminyaki

terlebih dahulu sehingga nilai Kdan u, diperoleh dari tabel 3.4

AT = 0,001

yu = 0,15

^0,7,^ = 0,82.^ = 0,82.0,85.^ = 0,704860 = 1302 MPa

A/„, =/„[U«) +(*•'<)]

=1302.[(0,25.0,1977) +(0,001.15)]

= 87,8022 MPa

F. Akibat relaksasi baja

AfpR =(Kre - j(Afpa +AfpCR +AfpSH )\C

dari tabel diperoleh :

Kre = 35

Page 89: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

74

fpi /fpu = 1302 / 1860 = 0,7 -> C= 0,75

AfpR =(35 _0,04(65,8852 +25,9678 +70,5556)).0,75

= 21,3778M/^/

Total kehilangan gaya prategang adalah

A/p =0+70,5556 +65,8846 +25,9678 +87,8022 +21,3778 =27 \,5879MPa

prosentase kehilangan gaya prategang

=1302-271,5885 m% =?9 1407o/o1302

100-79,1407 = 20,8593%

4.7.5 Kontrol Tegangan Beton dan Tendon

A. Saat Transfer

Tegangan Beton

5307,561.103'./„ =

818505,86

444,9278.564,9277

231773,872

= -4,1595MPa < 2 \,6MPa ok

fa5307,561.103

818505,86

444,9278.935,0722

231773,872+ -

= -10,3328MFa<21,6M7Ja ok

Tegangan tendon

Aps = 2800 mm2

/- Aps

5307,561.1032800

= 1895,5452MPa

1580,7254 06

3,36.108

i580,7254 0b2,028408

Page 90: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

y\ = 120mm

v2 = 1500-120 = 1380/77/71

fc,

f = 1

13804,2595 +12040^3328 =_4 6533MPa1500

895,5452 +(6,34346 - l).4,6533 =1866,0392MJ«

-10,3328

Gambar 4.4 Tegangan Saat Transfer

B. Saat Layan

Gaya Prategang Efektif

Pe (1-LOP). Pi

= (1-0,208593).5307,561

= 4200,4414 kN

A///= 2449,42 kN-m

Kontrol tegangan beton dan tendon

Tegangan beton

fn =4200,4414.103

846857,841-

430,79313.949,20687

230506,5485

= -6,7775 MPa < 20,25 MPa

4200 4414.103 f, 430,79313.949,206871 + -

2449,42.1063,53783.108

N 2449,42.106+ •

fc 846857,84 230506,5485 j2,05288408

4,8517 MPa < 20,25 MPa

75

Page 91: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

Tegangan Tendon

42004136403./,, =

28001500,1477/Wa

Vj = 120mm

y2 =1500-120 = 1380mm

_ 13^7775^-1^85^ =^^MPaJci 1500

fs =1500,1477+ (6,34346-1)6,3834 =146.6,0382M></

-6,7775

A

y

/\ik

v-1,8517

Gambar 4.5 Tegangan Saat Layan

76

4.7.6 Perencanaan Tata Letak Tendon

Pi = 5307,5265 kN

Pe = 4200,4136 kN

Perencanaan tata letak tendon dilakukan dengan peninjauan pada tengah

bentang, seperempat bentang, dan ujung balok portal yang ditinjau.

Batas Kern

r- 231213,72a. Batas Kern Atas kt = — =

cb 941,445

b. Batas Kern Bawah kb =r2 231213,72

~cf~ 558,5549

245,6391/?????

= 414,025m???

Page 92: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

77

Batas bawah letak tendon

saat transfer sudah bekerja 50% beban mati

Mo Msd i 0,5. Md

Tabel 4.5 momen yang terjadi pada balok tengah lantai 1bentang 18 mterhadap

bentang 6 m dan 9 m portal 5 lantai

Bagian Penampang j Md Msd Ml j Mo MT

kN-m kN-m kN-m kN-1.1 kN-m

tengah bentang

seperempat bentang

460,99

53,66

663,55

87,64

27i,18

29,49

894,045

114,47

1395,72

"" i70,49"'

ujung balok

..._

-802,93 -1179,26 -467.23 -1589,64 -2449,42

Jika diperkenankan terjadi tegangan tarik pada beton saat transfer maka

lebar daerah tendon bertambah sebesar

eb' =

p

fti.Ac.kb

P

eb = a,„,n + kb

ebx = eb+ eh'

Tabel 4.6 Batas bawah letak tendon

Bagian Penampang Tidak terjadi tarik Terjadi tarik

a min (mm) eb (mm) eb' (mm) eb) (mm)

tengah bentang 168,4485 582,4735—h

97,16508 679,63858

seperempat bentang 21,5675 435,5673 97,16508 532,73238

ujung balok -297,8252 16,1993 97,16508 213,36488

Page 93: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

78

Batas atas letak tendon

Jika diperkenankan terjadi tegangan tarik pada beton saat layan maka lebar

daerah tendon bertambah sebesar

Mr

, fti.Ac.ktel'= -

el = a„ kt

t/, = el - eC

Tabel 4.7 Batas atas letak tendon

Bagian Penampang Tidak terjadi tarik Terjadi tarik

a max (mm) et (mm) et' (mm) eti (mm)

tengah bentang 332,2816 86,6425 162,8804 -76,2379

seperempat bentang 40,58886 -205,0502 162,8804 -367,9306

ujung balok -583,1378 -337,4987 162,8804 -500,3791

Gambar tata letak tendon dapat dilihat pada lampiran 4b.

4.7.7 Perhitungan Torsi dan Geser

A. Perhitungan Geser

Geser maksimum pada balok tengah portal lima lantai bentang 18 m

terhadap bentang 6 m dan 9 m terjadi pada balok lantai empat. Pada perhitungan

geser digunakan titik awal pada jarak h/2, karena pada jarak ini secara geser lentur

terjadi retak miring yang stabil, nilai geser tersebut;

Vd = 195,41 kN

Vsd =286,11 kN

Vi. = 108,72 kN

Page 94: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

V, =vd+vsd+v,,

= 195,41 +286,11 + 108,72

= 590,24 kN

kapasitas momen retak

Sh = 2,052886.10x mm3

P, 4200,4414.103 ,ft/:ooim/ = -±- = ' = 4,9688My'aJc A 845361,6747

f =-i+--- =49688 +420°A 136-482>5'777 =4,9783A^Jce Ac Sb ' 12,052886.108

r Md 652,7.106 ,.„..,„/ , = —- = = 3,1794 MPa

'' S, 2,052886.108

Mcr=Sh. T +.fe-.fiv2

=2,052886.108.10-(1| - V45 +4,9783 - 3,1794= 1057,8483/V/V-/??

1,2.Mcr = 1,24057,8483 = 1269,4180 kN-m

gaya geser terfaktor di muka tumpuan

V„ -l,2(Vd+Vsd)-l,6.VL

= 1,2.(195,41+286,11)+ 1,6408,72

= 751,776 kN

V„ yang dibutuhkan = — = ! = 884,4423A7V di tumpuan<j> 0,85

dp = h-d'= 1500 - 120 = 1380 mm

3. Retak geser lentur, Vci

79

Page 95: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

Va =Ofi.A.jrfc\bK.dp +Vd + -{Ma.)> \JAy]fc\bu.di

Vci =0,6.1./(45/0,006895j.(400.1380)/25,42 +195,41/0,004448

751,776/0,004448_ 1057 8483/0,00011302535,484/0,0001130

155920,5372//)

155920,5372

(400.1380)/25,4T = 182,2349/?.v/ = \,2565MPa

80

]J.Jrfc'. =1,7.^(45/0,006895) =137,337\5psi =0,94694MPa <\,2565MPa

5A\[/y. =5.0,1.^(45/0,006895) =403,9328/w/ =2,7851 \MPa >\,\2565MPcVcj = \,2565MPa

4. Retak geser badan, Vcu

Vp = Petan6 ,

dimana 9 adalah sudut antara tendon miring dan horisontal, jadi

e ujung = 430,7931 mm

e tengah bentang = 949,20687 - 120 = 829,20687 mm

v. 1500 2e pada h/2 = 430,7931 +(949,20687 - 430,7931)* —

= 463,9943 mm

463,9943Vp = 4200,4414.

F 1500 2

= 2598,6410 kN

Page 96: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

VCM.={3,5ArZ'+0,3fc\b„.dp +Vl,

=(3,5.Vl4T/0A0O6895) +0,3.4,9688/ 0,006895)(400.1380)/ 25,42 +2598,6410/0,004448

= 1011124,532///

j/ = JO'^24,532 =ng1 7701 •=s,\4c\3MPa'"' (400.1380)/25,42

Vci = 1,2565 MPa < Vcw = 8,1483 MPa

sehingga Vc - Vci = 1,2565 MPa .400.1380.10"3 =693,5935 kN

3. Penulangan Geser

Vc = 693,5935 kN < Vn = 884,4423 kN

{/ - V„- rc =884,4423 -693,5935 = 190,8488 kN

jika Vn > Vc/2 dan Vn > Vc, maka diperlukan tulangan badan

Vs =190,8488 <Uy[f'-bw.dp =8.1.745/0,006895.(400.1380)/25,42= 552968,9594//) = 3812,7075/tA'

tinggi penampang sudah memadai

Tulangan baja minimum

Min.---= Aps'jpu ,P-

28004 860 1380 AOinAC 2

80.4004380 V 400= 0,21905/??/7? I mm

tulangan badan yang dibutuhkan

Ar V, 190,8488 .„.__ 2.—= = —^— = —• = 0,3457??? / mms f .d, 40040"34380

j y p

jika, Vs >4AArJ\).bM.dp maka jarak sengkang s adalah setengah dari jarak

yang dibutuhkan.

Page 97: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

82

V\ =190,8488/t/V >(4.1,7(457o.006895)(400.1380)/ 25,42.0.006895) *0,004448>8,47948/W

4— = 2.0,3457 = 0,6915/77/7/2//??//?

jadi tulangan geser badan yang dibutuhkan Av/s = 0,6915 mm2/mm.

b. Perhitungan Torsi

Torsi maksimum pada balok tengah portal lima lantai bentang 18 m terhadap

bentang 6 in dan 9 m terjadi pada balok lantai empat. yaitu

'l\, =30,41 kN-m

•/;,/ = 36,78 kN-m

T, =21,25 kN-m

/'/ hi fd ' 1).

= 30,41 + 36,78 h-21,25

= 88.44 kN-m

Torsi terfaktor

Tu - 1,2.0'j ' fa) + 1,6.1),

= 1,2.(30,41 +36,78)+ 1,6.21,25

= 114,628 kN-m

Acp =h. bw = 1500.400 =600000 mm'

Pcp = 2.(h r bw) =2.(1500 +400) =3800 mm

anggap diameter tulangan geser / torsi 10 mm dan tebal selimut beton 40 mm

X, = bw - 2.(40 + 0,5.10)= 400 -2.(40 + 0,5.10) = 310 mm

Page 98: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

Y, h- 2.(40 + 0,5.10) =1500 -2.(40 + 0,5.10) =1410 mm

Aoh =3104 410 = 437100 mm2

A0 =0,85.Aoh =0,85.406100 =345185 mm2

Ph =2.(X,+ Y,) = 2.(310 + 1410) = 3440 mm

0 =37,5° cot20 =1,69

cek apakah tulangan torsional dibutuhkan

7'1<

/''1

w/; J\ cp

i' i^f'12 V P°p J

0,85V45 60002 +3.4,9688 10_, =80j804UA/_/„12 380 J\ V45

nilai torsional maksimum T„'l = 80,8041 kN-m > T„ = 114,628 kN-m, jadi

tulangan torsional dibutuhkan karena kemampuan penampang dalam menahan

torsi lebih kecil dari torsi yang terjadi.

12T '2 <

( 42 ^jA cr,

7'..'2

V PCP J

4.0,85V45

12

6000^

^ 380 ;

A ]+3A9688 10_., =mi\66kN-m\ V45

T„ = 114,628 kN-m < Tu'2 = 323,2166 kN-m, maka momen torsional yang

digunakan untuk desain tulangan torsional adalah yang terkecil yaitu, Tu = 114,

628 kN-m.

Penulangan Torsional

=7^ = H4,628 =B4 S564kN _m" <b 0,85

A, T., 134,8564

2AJV cos0 2.359893,4.400.1,3= 0,3490??????2 / ??????

Page 99: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

Penulangan geser torsi yang dibutuhkan

A«- =2A-L +A— =0,3490 +0,6915 =l,3895???/??2/ /?//??s s s

Av 0,25.22/ 7.102,v = -— = —^ = 56,55mm

3895A.J s

Penulangan Longitudinal

A,A i -—Pi,

s

f f ^.1 w

fV J yi J

cot2 (9

= 0,3490.34401400

14001,69 = 2028,9464/??//?'

Imin 1") / '{--J vi S y.f,,j

84

=W45.600000 _ 34903440(400^12.400 \400J

= 2992,0674/??/??2

jarak maksimum yang diijinkan ph/8 = 3440/8 = 430 mm = 43 cm

7 i

digunakan tulangan diameter 10 mm dengan luas 78,5714 mm' ~ 79 mm'

Banyaknya tulangan yang dibutuhkan = 2028,9464/79 = 25,6828 tulangan

jumlah tulangan longitudinal yang digunakan 26 buah.

1500-2.40dalam hal ini s =

26= 54,6\mm oke, maka digunakan tulangan

longitudinal 26 buah dengan jarak antar tulangan 55 mm.

Page 100: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

BAB V

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Data dan Asumsi Desain

Analisis geser dan geser torsi beton prategang ini digunakan struktur portal 5

lantai dengan fungsi sebagai gedung perkantoran. Pada penelitian ini yang

dianalisis hanya balok tengah portal arah x sehingga tendon prategang hanya

diberikan pada balok tengah bentang arah x : 18 m, 18 m terhadap as bentang

sedangkan bentang arah y sebagai variabel bebas divanasikan yaitu; portal 2

terhadap bentang 6 m, 9 m; portal 3 terhadap bentang 6 m, 12 m; dan portal 4

terhadap bentang 6 m, 15 m, sebagai kontrol besar torsi yang terjadi digunakan

portal 1terhadap bentang 6 m, 6 marah sumbu y. Untuk jelasnya gambar dapat

dilihat pada lampiran 3a-c.

Pada perencanaan struktur gedung digunakan balok T pada tengah bentang

dan balok persegi untuk balok tepi, balok anak, dan kolom. Tinggi antar tingkat

digunakan 4 m dan jarakantar balok anak 3 m.

Pada penelitian ini digunakan gaya prategang parsial sebagai variabel bebas

dengan mengambil nilai parsial 90%, 80%, 70% dari gaya prategang yang

dibutuhkan pada prategang penuh.

Mutu bahan yang digunakan dalam perencanaan ini adalah beton dengan

kuat desak fc' = 45 MPa, tegangan ultimit tulangan aktif (tendon) fpu = 1860 MPa

dan tulangan pasif(non prategang)/^ = 400 MPa.

85

Page 101: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

86

Penampang T yang digunakan dalam analisis memiliki ukuran seperti pada

zambar 5.1.

<-be ~ 2320 mm

J hf=- 120mm $ A

h = 1500 mm

V

bw = 4Q0 mm

Gambar 5.1 Penampang Balok T

Tabel 54 Dimensi Balok Pada Analisis Struktur

DIMENSI BALOK YANG DIGUNAKAN UNTUK ANALISIS PORTAL

satuan PORTAL 1 PORTAL 2 PORTAL 3 PORTAL 4

jrk antar blk anak m 3 3 3 3

tinggi antartingkat m 4 4 4 4

dimensi

BAA1 mm 250/500 250/500 250/500 300/600

BAA2 mm 250/500 250/500 250/500 250/500

BAA3 -250/500 250/500 250/500

BAL1 mm 250/500 250/500 250/500 300/700

BAL2 mm 250/500 250/500 250/500 250/500

BAL3 - 300/600 300/600 300/600

BTEPIA1 mm 300/600 400/700 400/700 400/700

BTEPIA2 mm 250/500 250/500 300/600 300/600

BTEPIA3 - 250/500 300/600 300/600

BTEPIL1 mm 300/600 400/700 400/800 400/700

BTEPIL2 mm 250/500 250/500 300/600 300/600

BTEPIL3 -250/500 300/600 350/700

BTA1 mm 1500/2320/120/400 1500/2320/120/400 1500/2320/120/400 1500/2320/120/400

BTA2 mm 500/2320/120/400 500/2320/120/400 500/2320/120/400 500/2320/120/400

BTA3 - 700/2320/120/400 700/2320/120/400 1000/2320/120/400

BTL1 mm 1500/2320/120/400 1500/2320/120/400 1500/2320/120/400 1500/2320/120/400

BTL2 mm 500/2320/120/400 500/2320/120/400 500/2320/120/400 500/2320/120/400

BTL3 -700/2320/120/400 800/2320/120/400 1200/2320/120/400

KOLOM | mm 750/750 750/750 800/800 900/900

Page 102: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

87

Perhitungan mekanika menggunakan microsoft SAP 2000, sehingga

didapatkan momen, geser dan torsi yang terjadi pada struktur. Benkut besar

momen yang terjadi pada balok tengah penampang Tarah xdengan bentang 18 m,

18 mterhadap as bentang pada portal 1, portal 2, portal 3, dan portal 4.

Tabel 5.2 Hasil Analisis Struktur Portal

HASIL ANALISIS PORTAL 5 LANTAI SAP 2000 BETON PRATEGANG

PORTAL

MOMEN MAX GESER MAX TORSI MAX

LANTAI Msd

kN-m

Md

kN-m

Ml

kN-m

Vsd

kN

Vd

kN

VI

kN

Tsd

kN-m

Td

kN-m

Tl

kN-m

1

1 -1051.89 -774.46 -418.97 -257.1 -178.93 -94.31 0 0 0

2 -993.82 -735.69 -399.38 -262.68 -182.88 -96.39 0 0 0

3 -964.4 -717.64 -391.24 -264.01 -183.75 -96.77 0 0 0

4 -939.59 -706.86 -392.48 -265.96 -184.36 -95.93 0 0 0

5 -1052.27 -626.13 -142.43 -244.86 -137.28 -37.84 0 0 0

2

1 -1179.26 -802.93 -467.23 -290.06 -191.98 -10.7 -36.78 -30.41 -21.25

2 -1112.31 -760.52 -444.45 -296.56 -196.17 110.06 -36.22 -30.17 -20.94

3 -1078.69 -740.45 -434.91 -298.21 -197.15 110.51 -35.7 -29.75 -20.71

4 -1052.26 -726.3 -436.13 -299.86 -197.99 109.55 -35.91 -29.85 -20.66

5 -1081.86

-1219.47

-685.44

-835.57

-153.55

-506.9

-259.26 -153.26 -42.55 -19.61 -28.72 -7.4

3

1 -312.04 -208.56 121.91 -66.08 -57.75 -42.04

2 -1154.27 -793.02 -483.15 -318.66 -212.89 124.46 -66.37 -58.23 -42.13

3 -1121.06 -772.24 -473.14 -320.68 -214.14 125.04 -66.22 -58.09 -42.01

4 -1095.65 -756.1 -474.92 -322.47 -215.32 124.03 -66.9 -58.6

-60.97

-41.92

5 -1137.93 -769.26 -172.92 -277.5 -173.85 -48.48 -43.96 -16.26

4

1 -1223.98 -748.39 -449.14 -350.63 -211.98 123.03 -92.47 -61.87 -46 22

2 -1159.87 -710.92 -427.96 -357.29 -215.87 125.31 -94.24 -63.31 -46.87

3 -1123.68 -690.18 -418.16 -360.23 _-217.55_

-218.52

126.05_

125.18

-51.06

-94.98_

-95.32

-63.88

-64.27

-78.57

-47.02

j46.75

-21.46

4 -1100.84 -675.65 -419.79 -361.81

5 -1152.85 -719.56 -160.51 -310.95 -183.52 -74.71

Dari hasil analisis struktur portal 5 lantai pada balok tengah penampang T,

terlihat momen maksimum dan geser maksimum terjadi pada lantai 1, perilaku ini

Page 103: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

88

sama pada tiap -tiap portal yaitu portal 1, portal 2, portal 3, dan portal 4.

Sedangkan nilai torsi, pada portal 1 adalah nol ini disebabkan panjang bentang

arah y memiliki bentang yang sama panjangterhadap as bentang sehingga portal 1

digunakan sebagai kontrol pada penelitian ini. Pada portal 3 dan 4 torsi

maksimum terjadi pada lantai 4 sedangkan pada portal 2 torsi maksimum terjadi

pada lantai 1

5.2 Pembahasan Hasil Perhitungan

Dari analisa perhitungan balok beton prategang pasca tarik faktor yang

paling penting adalah kapasitas tampang elemen struktur terhadap kekuatan

lentur. Dalam analisis kapasitas penampang yang mampu menahan lentur, dapat

diketahui besarnya tegangan yang terjadi pada tahap - tahap tertentu, yaitu : pada

tahap penarikan (transfer) dan pada saat beban kerja (layan) telah bekerja.

Kapasitas penampang pada saat transfer adalah penampang netto sedangkan pada

saat layan adalah penampang transformasi yang selanjutnya digunakan untuk

memenksa tegangan pada saat transfer maupun layan.

5.2.1 Gaya Prategang

Analisis pada tahap perencanaan balok prategang parsial pada penelitian ini

hanya pada balok tengah penampang T arah x dengan panjang bentang 18 m dan

sistem yang digunakan adalah pasca tarik dengan grouting. Tipe tendon yang

digunakan adalah tipe selongsong disesuaikan dengan besarnya gaya prategang

yang dibutuhkan. Hasil perhitungan gaya prategang yang dibutuhkan balok

penampang T arah x adalah:

Page 104: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

Tabel 5.3 Besar Gaya Prategang Awal

%

Prategang

Gaya Prategang Awal (kN)

Portal 1 Portal 2 Portal 3 Portal 4

100% 5897.2896 5897.2896 5897.2896 5397.2896

90% 5307.5606 5307.5606 5307.56064 5307.5606

80% 4717.8317 4717.8317 4717 83168 4717.8317

70% 4128.1027 4128.1027 4123.10272 4128.1027

89

Antara portal l, portal 2, portal 3, dan portal 4 didapatkan gaya prategang

yang sama, ini dikarenakan panjang bentang yang ditinjau pada masing - masing

portal sama yaitu 18 m, sehingga penampang T yang dibutuhkan pada masing -

masing portal sama. Penurunan gaya prategang yang dibutuhkan linier dengan

prosentase gaya prategang yangdiuji.

5.2.2 Kehilangan Gaya Prategang

Kehilangan gaya prategang yang terjadi disebabkan oleh beberapa faktor.

faktor tersebut adalah: pengangkuran tendon, gesekan tendon, relaksasi baja,

deformasi elastik beton, rangkak beton, dan susut beton. Hasil prosentase

kehilangan gaya prategang dapat dilihat pada Tabel 5.4 Perbandingan antara %

gaya prategang dengan kehilangan gaya prategang dapat dilihat pada Gambar 5.1.

label 5.4 Besar Prosentase Kehilangan Gaya Prategang

%

Prategang

% Kehilangan Gaya Prategang

Portal 1 Portal 2 Portal 3 Portal 4

100% 24.061182 21.869406 21.7267882 21.710792

90% 23.051062 20.859286 20.7166679 I 20.700672,

80% 22.040942 19.849165 19.7065475 19.690551

! 70% 21.030821 18.839045 13.6964271 18.680431

Page 105: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

s.3

90% 80%

%Gaya Prategang

a Hartal 1

• Fbrtai 2

• Rxtal "j

D Pbrta' 4

90

Gambar 5.2 Perbandingan % Gaya Prategang Terhadap Kehilangan Gaya

Prategang

Pada Gambar 54 memperlihatkan bahwa prosentase kehilangan gaya

prategang semakin berkurang seiring dengan gaya prategang yang diberikan. Ini

disebabkan karena kehilangan gaya prategang akibat gesekan tendon pada

prategang parsial semakin besar. Keadaan ini berlaku baik pada portal l, portal 2,

portal 3, dar portal 4. Prosentase kehilangan gaya prategang terhadap variasi

portal juga semakin berkurang, ini disebabkan oleh semakin besarnya momen

yang terjadi pada balok tengah penampang T.

5.2.3 Luasan Baja Prategang

Luasan baja prategang berkaitan dengan tipe tendon yang digunakan dan

besar gaya prategang yang diperlukan, semakin besar gaya prategang yang

dibutuhkan maka semakin besar pula luasan baja prategangnya. Pada kondisi

prategang parsial luasan baja prategang semakin berkurang seiring dengan

berkurangnya gaya prategang. Seperti penjelasan pada Sub bab 5.24, bahwa

kesamaan panjang bentang yang ditinjau pada masing - masing portal adalah

sama yaitu 18 m menyebabkan penampang T yang dibutuhkan sama, sehingga

gaya prategang yang dibutuhkan untuk tiap - tiap portal adalah sama. Kondisi di

Page 106: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

atas menyebabkan luasan baja prategang yang diperlukan pada portal 1, portal 2,

portal 3, dan portal 4 adalah sama. Hasil perhitungan luasan baja dapat dilihat

pada Tabel 5.5.

Tabel 5.5 Besar Luasan Baja Prategang

%

Prategang

Besar luasan Baja Prategangmm2

Portal 1 Portal 2 Portal 3 Portal 4

100% 3080 3080 3080 3080

90% 2800 2800 2800 2800

80% 2520 2520 2520 2520

70% 2240 2240 2240 2240

5.2.4 Tegangan Beton

Tegangan yang terjadi pada penampang balok beton prategang

menghasilkan tegangan di serat atas dan di serat bawah balok. Tegangan -

tegangan beton tersebut dianalisis pada saat transfer dan saat 'ayan.

1. Serat Atas

Tegangan beton serat atas pada saat transfer maupun layan merupakan

tegangan desak yang nilainya dapat dilihat pada Tabel 5.6. Pada Tabel 5.6

memperlihatkan nilai tegangan desak pada serat atas, dimana semakin kecil gaya

prategang yang diberikan maka nilai tegangan desaknya semakin besar. Keadaan

ini berlaku pada portal 1, portal 2, portal 3, dan portal 4. Pada Tabel 5.6 juga

memperlihatkan bahwa nilai tegangan desak pada serat atas dari portal 1 sampai

portal 3 nilai tegangannya semakin besar, ini disebabkan oleh momen yang terjadi

semakin besar pada portal akibat beda panjang bentang arah y yang digunakan

pada tiap -tiap portal. Sedangkan pada portal 4 memiliki nilai momen yang kecil

Page 107: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

92

dibandingkan dengan portal 3 sehingga tegangan desak yang terjadi menurun

terhadap tegangan desak pada portal 3.

2. Serat Bawah

Tegangan beton awal atau saat transfer yang terjadi pada serat bawah

menghasilkan tegangan desak. Setelah pemberian beban kerja atau pada saat layan

tegangan desak saat layan cenderung menurun terhadap tegangan desak saat

transfer. Pada saat transfer dan layan tegangan desakyang terjadi semakin kecil

seiring dengan berkurangnya gaya prategang yang diberikan, sehingga besar

kemungkinan pada saat layan juga akan terjadi tegangan tarik.

Pada saat transfer tegangan desak semakin berkurang terhadap variasi portal,

namun pada portal 4 tegangan desak mulai bertambah, sama halnya yang terjadi

pada saat layan. Hal ini disebabkan momen pada portal 1, portal 2, dan portal 3

cenderung membesar sedangkan momen pada portal 4 cenderung mengecil

terhadap portal 3.

Tabel 5.6 Tegangan Yang Terjadi pada Balok Penampang T

%

Prategang

Portal 1

e Transfer e Layan

mm ft fb mm ft fb

100% 444.92779 -3.6769 -13.0446 13P.0320 -6.1774 -3.7523

90% 444.92779 -3.7378 -11.0308 430.7931 -C.1934 -2.4837

80% 444.92779 -3.7986 -9.0170 431.5569 -6.2125 -1.1704

70% 444.92779 -3.8595 •7.0032 432.3234 -6.2349 0.1878

Page 108: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

Lanjutan Tabel 5.6

Prategang

Portal 2

eTransfer e

Layan

mm ft fb mm ft fb

100% 444.9278 -4.0986 -12.3466 430.0320 -6.7600 -3.1625

90% 444.9278 -4.1595 -10.3328 430.7931 -6.7775 -1.8517

80% 444.9278 -4.2203 -8.3190 431.5569 -6.7984 -0.4962

70% 444.9278 -4.2812 -6.3052 432.3234 -6.8227 0.9046

%

Prategang

Portal 3

eTransfer e

Layan

mm ft fb mm ft fb

100°/ 444.92779 -4.2669 -12.0680 430.0320 -7.0769 -2.6422

90% 444.92779 -4.3278 -10.0542 430.7931 -7.0953 -1.3285

80% 444.92779 -4.3887 -8.0404 431.5569 -7.1171 0.0302

70% 444.92779 -4.4495 -6.0266 432.3234 -7.1423 1.4340

%

Pra'egang

Portal 4

eTransfer e

Layan

mm ft fb rnm ft fb

100% 444.9278 -4.1506 -12.2606 430.0320 -5.6810 -3.3290

90% 444.9278 -4.2114 -10.2468 430.7931 -6.6984 -2.0153

80% 444.9278 -4.2723 8.2330 431.5569 6.7190 -0.6568

70% 444.9278 -4.3331 -6.2192 432.3234 -6.7431 0.7469

0.0000

„. -0.5000c

£ -1.0000jjj -1.5000

V)

"> -2.0000 -

5 -2.5000

« -3.0000

n -3.5000D>

™ -4 0000o>ID

*" -4 5000

-5.0000

100% 90% 80% 70%

.,...,—. ♦

• " ' i' •

———"T+-":

• * •• -*

%Gaya Prategang

-♦—Portal 1 |

-m— Portal 2!-A—Portal 3j-*<—Portal 4i

93

Page 109: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

-5.6000 • T

ra-5.8000

100% 90% 80% 70%

*. -6.0000ro

m -6.2000 «.

tn -*—♦—Portal 1

< -6.4000 -m— Portal 2ra

5in

-6.6000x — ~- x ^

x

—A—Portal 3

—x— Portal 4(I!

O)c:

m

-6.8000

-7.0000

-7.2000

-.'ir-—~~

•• i.» —:—*~m

1—: * ' •-•'• * •

-7.4000

0.0000

£ -2.0000R]

ra

<" -4.0000

IQ

3:re -6.0000

01

J -8.0000</)

» -10.0000en

c

J -12.0000

-14.0000

2.0000

raW

1.0000

£ 0.0000

s

ra «

-1.0000

-2.0000

raO)c

-3.0000

|2-4.0000

-5.0000

100%

100

%Gaya Prategang

90% 80%

% Gaya Prategang

% Gaya Prategang

70%

-♦—Portal 1

--—Portal 2

-*— Portal 3:

-x—Portal 4

;-♦— Portal 1:1

*-«— Portal 21; I

I-*—Portal 31;-x—Portal 4!!

94

Gambar 5.3 Perbandingan % Gaya Prategang Terhadap Tegangan yang terjadi

Page 110: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

95

5.2.5 Kuat Geser Beton (Vc) dan Kuat Geser tulangan (V,)

Untuk menentukan kuat geser beton, ditentukan nilai terkecil dari kuat geser

lentur (Vci) dan kuat geser badan {Vc„). Pada penelitian ini J>, menentukan nilai

kuat geser beton. Pada kuat geser badan nilai yang diperoleh terlampau besar, ini

dikarenakan komponen vertikal gaya prategang (Vp) di penampang sangat besar.

Nilai Vp yang besardipengaruhi oleh kemiringan tendon pada penampang.

Kuat geser beton (Vc) semakin menurun seiring dengan menurunnya gaya

prategang yang diberikan. Sedangkan nilai V,. terhadap variasi portal yang

digunakan nilainya semakin besar, ini disebahkan oleh nilai gaya geser di

penampang akibat beban mati (K/) dan gaya geser terfaktor di penampang (Kj)

yang terjadi meningkat pada variasi portal yang digunakan dan nilai maksimum

geser terjadi pada lantai 4.

Dengan menurunnya kemampuan penampang beton dalam menahan geser

(Vc) akibat pengurangan gaya prategang menyebabkan geser yang terjadi harus

ditahan oleh tulangan geser sehingga kuat geser tulangan (Vs) dan luas tulangan

geser yang diperlukan semakin besar. Luas tulangan yang diperlukan berbanding

lurus dengan gaya geser yang terjadi. Data hasil analisis dapat dilihat pada tabel

5.7.

Page 111: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

label 5.7 Nilai Kuat Geser

%

--

Prategang

Nilai Kuat Geser Terfaktor (Vu), Kuat Geser Beton (Vc),

Kuat Geser Tulangan (Vs), Vn, dan AV(kN)

Portal 1

Vu Vc Vs Vn AV=Vn-Vu

100% 673.108 699.0365 92.8552 791.8918 118 7838

90% 673.108 671.4545 120.4373 791 8918 118.7838

80% 673.108 642.9664 148.9254 791.8918 118.7838

70% 673.108 613.5693 178.3225 791.8918 113.7838

Portal 2

Vu Vc Vs Vn AV=Vn-Vu

100% 751.776 722.7127 161.7297 884.4424 132.6664

90% 751.776 693.5935 190.8488 884.4424 132.6664

80% 751.776 663.5460 220.8964 884.4424 132.6664

70% 751.776 632.5670 251.8754 884.4424 132.6664

Poital 3

Vu

822.872

Vc_

747.9622

Vs

220.1226

Vn

968.0847

968.0847

968.0847

AV=Vn-Vu

145.2127100%

90% 822.872 717.4781 250.6066 145.2127

80% 822.872 686.0239 282.0608 145.2127

70% 822.872 653.5965 314.4882 968.0847 145.2127

Portal 4

Vu Vc Vs Vn AV=Vn-Vu

100% 875.76 822.5647 207.7412 1030.3059 154.5459

90% 875.76 788.0604 242.2455 1030.3059 154.5459

80% 875.76 752.4583 277.8476 1030.3059 154.5459

70% 875.76 715.7549 314.5510 1030.3059 154.5459

96

Page 112: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

800

z 700

Ir 6oo§ 500O 4003 300* 2oora

= 100

800

— 700

1,600jj> 500| 400"8 300£ 200« 100

z o

100%

100%

PORTAL 1

90% 80%

%Gaya Prategang

PORTAL 2

90% 80%

%Gaya Prategang

70%

-t

70%

-Vu

-Vc

-Vs

-*--Vu

-Vc|-*--Vs

97

Page 113: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

900

~ 80°i 700£ 600S 500£ 400= o00

« 200

2 100

0

1000

900

z

&-

800

700

600

500

z

400

300

200

100

0

100%

100%

PORTAL 3

90% 80%

% Gaya Prategang

PORTAL 4

90% 80%

%Gaya Prategang

70%

70%

•Vu

-Vc;

•nir-VSi

-4— Vu

-m— Vc

-*—Vs

98

Gambar 5.4 Grafik Nilai Kuat Geser

5.2.6 MoKnen Torsional

Standar ACI memberikan momen torsional maksimum di penampang kritis

h/2 dari rnuka tumpuan. Pengabaian efek penuh dari nilai total momen torsional,

Page 114: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

99

tidak menimbulkan kegagalan pada struktur, akan tetapi mungkin menyebabkan

retak yang berlebihan jika sangat jauh lebih kecil dari pada torsi terfaktor aktual.

Apabila torsi aktual lebih kecil dari pada momen torsi terfaktor maksimum,

maka momen torsional diabaikan.

Dari Tabel 5.8 terlihat penurunan kekuatan baja prategang dalam menahan

momen torsional seiring dengan penurunan gaya prategang yang diberikan.

Momen torsional yang terjadi jauh lebih besar dibanding dengan kuat torsional

yang diberikan oleh baja prategang, sehingga dibutuhkan tulangan torsional

transversal dan tulangan torsional longitudinal.

Dengan luas penampang yang sama pada balok prategang pada tiap portal,

terjadi penambahan kekuatan menahan momen torsional walaupun prosentase

kenaikannya kecil dibawah 1% dan cenderung berkurang.

Tabel 5.8 Nilai Torsional

%

Prategang

Nilai Torsional Ultimit (T„), Torsi nominal (T„), dan

Torsi Terfaktor Maksimum(Tu') (kN-m)

Portal 1 Portal 2

Tu T„ Tu'1 TV2 Tu T„ Tu'1 Tu'2

100% 0.0000 0.0000 82.5756 330.3024 114.6280 134.8565 83.4089 333.6357

90% 0.0000 0.0000 80.0288 320.1151 114.6280 134.8565 80.8041 323.2166

80% 0.0000 0.0000 77.3060 309.2239 114.6280 134.8565 78.0209 312.0836

70% 0.0000 0.0000 74.3874 297.5496 114.6280 134.8565 75.0388 300.1553

Portal 3 Portal 4

Tu T„ T„'1 t;2 Tu T„ T„'1

I

Tu'2

100% 217.6720 256.0847 83.4629 83.4629 266.3080 313.3035 83.4689 333.8756

90%

80%

217.6720 256.0847 80.8543 323.4174 26G.3080 313.3035 80.8600 323.4399

217.6720 256.0847 78.0672 312.2688 266.3080 313.3035 78.0724 312.2896

70% 217.6720 256.0847 75.0810 300 3241 266.3080 313.3035 75.0857 300.3430

Page 115: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

350.0000

300.0000

j 250.0000§• 200.0000§ 150.0000§ 100.0000•jg 50.00002 0.0000

140.0000

_ 120.0000

| 100.0000«• 80.0000

| 60.0000'g 40.0000t 20.0000

I 0.0000

Portal 1

100% 90% 80%

%Gaya Prategang

Portal2

70%

-♦-Tu. |-*-Tu"1

•.-•••'".'..'. ' .. . . • "• . •-

••:';•• "''A~—--——44—„•-* -♦-Tu""'"•'.• '.'•Ar-—~ "••;;:.;••:•*•;• :..?.-'

Tu'1

100% 90% 80% 70%

%GayaPrategang

100

Page 116: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

Portal3

250.0000, A

•B- 200.0000*••— " V •

%, 150.0000 -•-Tu

§ 100.0000•'••k' ,.,.;:„,. i A I i ' iii i «

.—a—Tu'ij;

,2 50.0000"' '•• * ' ... :•'."!"•""-- ..•;.:.•-;4',y -

1

3 0.0000 '--- - *-

100% 90% 80%

%GHya Prategang

70%

300.0000

250.0000

200.0000

150.0000

100.0000

50.0000

0.0000

•(5

Portal4

100% 90% 80% 70%

%Gaya Prategang

-♦-Tu ;j

-A-Tu'1;

101

Gambar 5.5 Grafik Momen Torsional

5.2.7 Jarak Tulangan Yang Menahan Geser Torsi

Pada analisis geser dan geser torsi balok penampang T beton prategang pada

balok tengah portal ini didapatkan bahwa balok memeriukan tulangan torsi dan

geser, namun penulangan geser lebih dominan disebabkan nilai geser yang terjadi

jauh lebih besar dari nilai torsi yang terjadi. Luasan penulangan geser dan torsi

Page 117: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

102

juga dipengaruhi oleh nilai geser karena desain tulangan torsi menggunakan torsi

nominal yang nilainya sama untuk setiap pengurangan gaya prategang.

Dari hasil analisis seperti terlihat pada Tabel 5.8 terlihat momen torsional

terfaktor maksimum cenderung berkurang kekuatannya seiring dengan

berkurangnya gaya prategang yang diberikan.

Pada Tabel 5.9 memperlihatkan luasan per jarak semakin besar dengan

berkurangnya gaya prategang yang diberikan. sedangkan luasan per jarak jika

dibandingkan dengan variasi portal, pada poital 1, portal 2, dan portal 3 terjadi

kenaikan sedangkan pada portal 4 turun terhadap portal 3.

Berdasarkan luasan per jarak tulangan yang menggunakan diameter tulangan

geser torsi 10 mm2 didapatkan jarak tulangan semakin rapat dengan berkurangnya

gaya prategang yang diberikan, hal ini dapat dilihat pada Tabel 5.10.

Tabel 5.9 Luasan per Jarak Tulangan Geser

%

Prategang

Luasan per Jarak Tulangan Geser

mmA2/mm

Portal 1 Portal 2 Portal 3 Portal 4

100% 0.3364 1.2840 0.7975 0.7527

90% 0.4364 1.3895 0.9080 0.8777

80% 0.5396 1.4984 1.0220 1.0067

70% 0.6461 1.6106 1.1394 1.1397

Page 118: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

Tabel 5.10 Jarak Tulangan Geser Torsi

% Jarak (s) Tulangan yang Menahan GeserTorsi

Prategang

mm

Portal 1 Portal 2 Portal 3 Portal 4

100% 233.5433 61.1928 36.2762 32.3764

90% 180.0582 56.5464 34.5160 30.7903

80% 145.6147 52.4379 32.8704 29.3087

70% 121.6095 48.7835 31.3305 27.9236

250.0000

c i 200.0000« B

= 2§,,£ 150.0000c i_

(5 k 100.0000

-<6 | 50.00003J

0.0000 L

100% 90% 80% 70%

%Gaya Prategang

•Portal 1,|

-Portal 2!

-Portal 3j|- Portal 4: i

103

Gambar 5.6 Perbandingan % Gaya Prategang Terhadap Jarak2

Tulangan Geser Torsi dengan Diameter Tulangan Geser-Torsi 10 mm

Page 119: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

BAB VI

KKSIM I'll LAN DAIS SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada balok prategang parsial, tegangan beton pada serat atas pada saat

transfer dan layan mengalami desak yang akan terus bertambah besar

dengan semakin berkurangnya gaya prategang yang diberikan. Pada serat

bawah mengalami desak yang akan terus berkurang dan pada akhirnya

akan terjadi tarik dengan semakin berkurangnya gaya prategang yang

diberikan.

2. Momen torsional yang terjadi tidak menimbulkan kegagalan pada struktur

ini, namun momen torsional memiliki andii pada retak geser dan retak

lentur yang terjadi pada struktur. Salah satu cara meminimalisasi adanya

retak adalah meningkatkan kemampuan penampang dalam menahan torsi.

3. Pemberian gaya prategang pada struktur ini terlihat sangat berpengaruh

terhadap momen torsional terfaktor maksimum (T,,'), dari analisis

didapatkan nilai T,,' mengalami penurunan seiring dengan berkurangnya

gaya prategang yang diberikan.

4. Peningkatan momen torsional maksimum pada penampang yang

dipengaruhi oleh gaya prategang, dapat mengurangi luasan tulangan

torsional yang dibutuhkan atau bahkan meniadakan.

104

Page 120: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

105

5. Kuat geser beton (Vc) sangat dipengaruhi oleh besarnya gaya prategang

yang diberikan, pengurangan gaya prategang menyebabkan nilai kuat

geser beton (Vc) semakin kecil.

6. Kebutuhan kuat geser tulangan (Vs) berbanding terbalik dengan kuat geser

beton (Vc) terhadap gaya prategang yang diberikan.

7. Pada penulangan geser torsi beton prategang, penulangan geser sangat

dominan mengingat nilai geser yang terjadi jauh lebih besar dibanding

torsi. Dengan menggunakan luasan tulangan yang sama didapat jarak

tulangan semakin rapat dengan pengurangan gaya prategang. Hal ini

membuktikan gaya prategang mampu meningkatkan kemampuan

penampang dalam menahan geser torsi.

8. Momen, geser, dan torsi yang terjadi semakin besar dengan penambahan

panjang bentang. Momen maksimum terjadi pada lantai satu, geser

maksimum terjadi pada lantai empat sedangkan untuk torsi pada portal 1

tidak terjadi torsi, pada portal 2 terjadi pada lantai satu dan mulai portal 3

torsi maksimum mulai stabil terjadi pada lantai 4.

Page 121: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

106

6.2 Saran

Pada penelitian selanjutnya mengenai beton prategang perlu peninjauaun

beberapa hal berikut, yang dapat membantu pemahaman mengenai penlaku beton

prategang.

1. Pengaruh beban horisontal pada portal, seperti beban gempa perlu

diperhitungkan.

2. Penggunaan baja prategang pada balok tepi yang juga memiliki momen

torsi yang cukup besar.

3. Perlu penelitian untuk menganalisis lendutan, geser, dan torsi beton

prategang terhadap waktu, pada bangunan gedung.

4. Pengaruh penggunaan prategang parsial terhadap kuat geser tulangan (Vs)

pada suatu balok portal.

Page 122: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

DAFTAR PIJSTAKA

1991 "Tata Cara PerhitunganStruktur Untuk Bangunan Gedung'"" (SKSNI T-l 5-1993-03)", Yayasan LPMB, Departemen Pekerjaan Umum,

Bandung.

Arifin Zaenal dan Alharomain, Lutfi, \999, "Tinjauan Geser Pada BalokTaming Idan TBeton Prategangan^ Akhir S-l fakultas TekmkSipil dan Perencanaan, Un.versitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Dipohusodo, Istimawan, 1994, "Struktur Beton Bertulang ;Berdasarkan SKSNIT-15-1991-03, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kusutna, Gdan Andriano, Takim, 1997 "Desain Struk^r *J^*«/^Bertulang di Daerah Rawan Gempa (berdasarkan SKSNI 1-1^-1991-03) ,Edisi 2, Erlangga, Jakarta.

Lin, T.Y dan Burns, II. 1988, "Desain Struktur Beton Prategang", jilid Idan 2,edisi 3, Erlangga, Jakarta.

Nawy, ED, 2001, "Beton Prategang Suatu Pendekatan Mendasar", jilid 1, edisi3, Erlangga, Jakarta.

Raju, N. Knshna, 1986, "Beton Pratekan (Prestressed Concrete)", Erlangga,Jakarta.

Wang, Chu-Kia dan Salmon, C.G, 1987, "Disain Beton Bertulang", Jilid 1dan 2,"Edisi ke-4, Erlangga, Jakarta.

xv

Page 123: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

LAMPIRAN

XVI

Page 124: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

P

FM-UIl-AA-FPU-09

KARTU PESERTA TUGAS AKHIR

2_}jJemiyJK:us Anggrayam

BID.STLDI ^Teknik SipTT^H

Teknik Sipil

•IHDUL TUGAS AKHIR :

lariiai!

PERIODE II : DESEMBER - ME1TAHUN : 2002/2003

Kegiatan

Pendaftaj_aii_

iw>ntiian Dosen Pembjmbjns,

PembuMaiLProjlosaL ,gpmmiir ProposalKonsuJMsLJZeiryMunmiJlA,SidangrSjfiansPendadaran,

DOSEN PEMBIMBINGDOSEN PEMBIMBING

Ir. H..A.iKadirgAboe, MS..ir,K Siihwaiwi^. MT.

Seminar

SidangPendadaran

Yogyakarta,..^Feb.2003.^asi. Dekan,*1 s/l/uct,

(•Ir. H. Munadhir, MS

Page 125: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

c3cca

i—

'5.

5

00Q7.

<

v

•/)

'UO

Ou>

c;

en

Cf-

ii/

—n

o.

oc"OcC

3

V1-nV

u*

»

«i"^

cc

r-i:o

.''£

ctn

ov^

o**

/t

ts-t

ds«

„n

-~

<"u

OC

U—

<*C

*l\j

t,

«1

\)

t

o<?

cr

•^

*-;v

\>-,,

^*J

•&&

2JS!

o.

to,

2

a)

u3i^i

n

•^

O-~

U"1

oC

P-j

O'0

r^

-o

P1

Ml

to

Page 126: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

ressing Anchorage VSL Type EC

;iool connection

|l,, •.»,!,/, \ .n

II Suncrc oa-f*' 'c c:'-;'vc v..'i' =-

PT-PLUS' see ^=C! 6jl AnctWiiC* l~*trO *'* •'" f --'.''-•<-•' v

(;i ivi ir (i.r.--.n-.f-<-i-.i:.i-. •. ' • ... . .- •:.'.^..::.,...A.'.irr1vV.('Tii. ^'^'t-1 lOlJII ;-'may " PC5SC i

So'rai r-iniofcemt".

oj .< i tjrns (nacu. =

v-0

50 j 90 50

50 95 55

55 I 10 7-

50 150 104

75 160 135

SI I'jO 150

95 230 1 72

105 240 iea

130 290 230

50 c ^ 15

55 no 65

60 135 84

75 170 1 13

05 200 150

ICO 220 172

120 260 192

135 2S0 21;

160 .VOif :

1 .11.,'

:.' cj: ono

Lampiran 2b

UL'C.

Bearing oiate (casting)

irv.»rral/

cvte'.'-al

40/4 5

45/50

55/60

65/72

80/3 7

05/07

100/10 7

120/12 7

140/150

4 5/50

50/55

60/67

80/8 7

95/102

I MO/117

130/13 7

MO/I 50

170/130

130

160

205

255

36 5

395

470

51 1

620

160

190

260

345

440

4/0

560

610

7 10

X = A-cno'cce iziz-

x = Clearance ;c -.~.~

SDiral re<r.'.o:c£'

150

150

200

250

300

K'-O

4 00

420

540

150

230

250

3C0

350

iCO

•ISO

540

630

14

16

IS

13

20

22

10

12

13

13

20

155

lao

235

.305

4 90

535

655

135

210

22G

36 5

7 460

tj 495

3 530

640

730

Mji.r-jn p/csfiv. •-<; -O'ce r-jv c.; ac:

°0 "1 0' .;5 nor-.^ai ^fcqiiM,. o,r ;u*-<-r,: 'n..»... /•", V r.l ."."

i:(i.ii^im.V ovc M'<".*• 'li; '^ -u} ~--lO'mer* VOns (Or Ol"~0' COrC'e'.e s;.-e'H;:~5

v-»" cor.cetc r-j"C-es

Page 127: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

/©/.MULTISTRAND i

__ _LJ^MIMJI "

Lampiran 2c

I b f.1

lead End Anchorage VSL Type P

ier.;sr

unit

5-3

5-7

'. 12

5 '9

522

5-31

5-37

543

S'.r»nd IYP« 13 mm (0.5"|

.-a'..ve

190

120

230

2T0

2 30

300

350

500

600

4 Hi

690

530

360

r.ni)

60

'.20

55

l 10

190

230

230

230

230

100

230

300

230

ir.fl

-i ,r. -<-

, , < .!••• '•

• if • 1' *• ',

rir.di ij ' •"

C

260

360

360

3f,0

no

510

610

610

960

1110

1010

860

1310

'no

oO

130

130

130

ISO

200

2 30

300

300

350

350

400

400

4 00

/.llll

•r, ,.,,, :: I

: av t'C /.::

90

90

90

100

U0

1 J0

140

140

170

I 70

170

170

170

I /l>

190

190

190

2S0

3 20

3 30

320

320

380

mo

300

380

3E10

Kill

oG

14

14

16

16

18

10

113

18

20

7>i

» n •m'I .*n '.T'H It r1.nt)f'

*~ cj'ic'c:*.* 'ojcncs 60 ''j*T

', I rrji 13 mm 10 5'l strands

21 rc< l 5 mm 10 6") sua.-.as

vYnere tr.e iorce must be transferred .'lie the concreteexclusively via the bearing plate, polyethylene tubes maybe used for sheathing the strands between the end of tneduct and the bearing plate.

Slrind lypfl IS mm (0.6") 1

Tendon Alter

unit native A 8 c oO E F oG r.

6-2 180 60 280 no 90 190 8 4

6-3 230 70 330 180 100 250 12 4

6-4 1 260 80 430 130 100 250 12

i 146 I4j 360 100 100 250 12

6-7 270 140 430 200 ) 140 320 14 5

612 270 230 430 230 140 320 14 c

6-19 | 370 270 630 1 300 | MO 320 16 5

6-22 420 2 70 730 300 140 320 16 5

6-31 1 600 270 900 400 170 380 18 6

•> 400 340 700 400 I7C 300 10 0

6-37 1 720 270 uoo 400 170 380 20 6

i 560 340 980 400 170 380 20 6

6-13 1 000 270 1280 400 200 440 20 7

I r.'.n H|l Kino ano ?H0 .14 0 20 7

I r. '.'• i iiinii .' II) I /nu •ir.ii .' ;o '.(i(i 11

[ 2 uoo 340 I2U0 460 220 600 22 6

SwDieci (o moiDil.r.n-o-

l.'i. jii i;' n t > f„. Ir„, d n /'. ;i ,.l <i .A la'- ,,.., [Md g" tn n«'( 00141,

.j, 1'iimiii' i; !u OU 1-1O.m«r,s.or-, loi o'.nor co-C'i".c vnenc-'.ns on ii.'Guo

t.eio s!ien;-.i o( s,pnv 'e.nloi;? men; i 4?0 MPa', uin •• a . '."• 'npl.'i "' '" -' * ;'l •'''* 0'l''i.i,'."-.il M

Page 128: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

SA

P2

00

06

/14

/03

15

:25

:48

XSiTT

ftlM

t8TI

HJ•m

BT»1

«*SH

BI1L

._3

«jb

uaw

in».i.

-»'

etm_3

7SBT

ftl-1

!8B

Jw

Bfftl

:«m

\3

»

M7

HT1.1

?MHT

l.iW

Hlk

Lra

jv*

an.i

*E

—aiL

>l

811.1

^BT

,.t51

1.13»

EITLi.

3|S

Wl.l

19

\S>IT

U,IM

8T1.1

IMBT

LI>«

iSJU

™Eff

iJ;'S

ilU

l_J

l3W

.1gi

jBt

'-lJi

]IJ

?ji

XL

!!.;

ES

iJ-

»'

"1

1."

BB11

IIM

BTII

IHiff

ljI*

flEJ

'1*&0

-L-

.m

HT-.i

HZH

LL

.

I11

Hill

»BT

LIM

aiU

bti

iklL

L-

Irm

yh

i-«

flit

I*'

"11.1

S

->

x

SAP2

000

v7.4

2-

File

:por

tal-b

-X-Z

Plan

e@

Y=0

-K

N-m

Uni

ts

r p 3

Page 129: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

SA

FZ

UU

U

323

RTfl?

3MRT

M

MS

BTL2

2Sii

BTLZ

'*?

BT

L2

jm_

__

MJ

L-

B9RT

I,?1-3

BBT

L?

BT

I.2

Jfli

i.

SAP2

600

v7.4

2-

File

:por

tal-

b-

Y-Z

Plan

e@

X=

0-

KN

-mU

nits

3JM

fi,Tft!

:!lii

SBT

jVl_

36(5

BT

M

_fi

IU_

2J7

[flU

M'B

BTU.

_

7(iBT

L3»

EUL3

mBT

U

UBT

1.3'I

!tU

LL

132

BT

L3

IBBT

L.,3

JAIU

L•r't

BTL3

a.

->Y

32

9

E51 73

0/1

4/U

JIU

.^o

.-m

fa

:'3 "3

.-i

1j» 3

Page 130: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

II

II

11

i r-B

AL

1

E w

<

CQ

nT

LI

03

iTL

1

E [*:

ri

JIT

FP

I?

33^

T"

1„—

in

„.

_,

n1

10

III

Den

ah

Po

rtal

3

II

B>»

il

11

rn

11

f-J E BJ

-J

< 03

&

aa

B'l

LI

23

m.i

\_

J Erj

-J

rl

<

11

Iaa

i

5T

EP

IL

I

33

3Q

..m1o

.„|

1O

11

1

Den

ah

Po

rta

l2

IIII

11

i

C-

HA

I1

_1

Hr^

in

<

BT

LI

.rri

.i

'

n

n u^ri

.

H

IIT

FP

I-1

"

C3

vC 1

—i

o.-

-_

_in

...

_i

1(

1c

11

1

Den

ah

Po

rta

l4

II

EB

,U

J

1"

|11

Evc

,

C3

BT

LI

3T

L1

1

r-l

-J E

ri

-J

P vC

1

i-

C3

RT

FI

H1

33

*r^

'

1O

lll

10

in

Den

ah

Po

rta

l1

Y

Vari

asi

Den

ah

Po

rtal

Sk

ala

1:

40

0cm

X

p p 3 OJ

O

Page 131: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

Keterangan Gambar Denah

BAA1

BAA2

BAA3

BALI

BAL2

BAL3

BTA1

BTA2

BTA3

BTLl

BTL2

BTL3

BTEPIAi

BTEPIA2

BTEP1A3

BTEPIL1

BTEPIL2

BTEPl L3

: Balok Anak Atap 1

: Balok Anak Atap 2

: Balok Anak Atap 3

: Balok Anak Lantai 1

: Balok Anak Lantai 2

: Balok Anak Lantai 3

: Balok Tengah Atap 1

: Balok Tengah Atap 2

: Balok Tengah Atap 3

: Balok Tengah Lantai 1

: Balok Tengah Lantai 2

. Balok Tengah Lantai 3

: Balok Tepi Atap 1

: Balok Tepi Atap 2

: Balok Tepi Atap 3

: Balok Tepi Lantai 1

: Balok Tepi Lantai 2

: Balok Tepi Lantai 3

Lampiran jd

Page 132: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

4 h=

1,5

m t

2,3

2m

,4m

-*

1~

-

1,3

8m

II

i

o,8

En

—«

,4m

i—

III

1,5

m,9

4m

,4m

poton

ganI

-Ipo

tonga

nII-I

Ipo

tonga

nIll-

IllTa

taLe

tak

Tend

onBa

lok

Teng

ahPo

rtalI

Ide

ngan

Gay

aPr

ateg

ang

100

%S

kala

1:8

0cm

p 3

Page 133: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

h=

1,5m t

poto

ngan

I-I

Tat

aL

etak

IIII

I

poto

ngan

II-I

Ipo

tong

anII

I-II

I

Tend

onBa

lokTe

ngah

Porta

lIIde

ngan

Gaya

Prateg

ang9

0%S

kal

a1

:8

0cm

et

=

,5m ,21m

]eb

='l'12

nT

r p 3 "2.

—i

p 3

Page 134: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

PERH,T

UNGAN

BALOKT

ENOAH

PORTAL

PRATEC

AN=PAR

SIALB

ENTANG

1.«TER

HADAP

BHNTAN

OSMC

AN0M

,por

tal5

lant

aim

engg

unak

anSA

P20

00

10

0%

90

%

80

%

70

%

100%

90%

80%

70%

100%

90%

80%

70%

10

0%

90

%

80

%

70

%

10

0%

90

%

80

%

70

%

15

15

15

15 h

mm

1500

1500

1500

1500

Cb

mm

941.4451

941.4451

941.4451

941.4451

Asn

mm

2

0 0 0 0 NT

kN-m

5603.9798

5104.8428

4603.6427

4100.3794

3 3 3 3 be

mm

2320

2320

2320

2320

mm

4

1.9

20

3E

+1

1

1.9

20

3E

+1

1

1.9

20

3E

+1

1

1.9

20

3E

+1

1

An

mm2

818505.857

818505.857

818505.857

818505.857

a

mm

63

.15

05

57

.52

58

51

.87

79

46

.20

67

1860

1860

1860

1860

hf

mm

120

120

120

120

St

mm3

343806386

343806386

343806386

343806386

d'

mm

120

120

120

120

0 0 0 0

45

45

45

45

bw

mm

400

400

400

400

Sb

mm3

203978701

203978701

203978701

203978701

Pp1

0.0010

0.0009

0.0008

0.0007

As

mm

2

0 0 0 0

36

36

36

36

Ac

mm2

830400

830400

830400

830400

r2

mm

2

23

12

55

.71

5

23

12

55

.71

5

23

12

55

.71

5

23

12

55

.71

5

Pp

2

0.0

05

6

0.0

05

1

0.0

04

6

0.0

04

1

dip

akai

tula

ng

an0

0 22

22

22

24

24

24

24

Wsd

kN

/m2

19.9296

19.9296

19.9296

19.9296

Mt

kN

-m

22

41

.32

22

41

.32

22

41

.32

22

41

.32

Ps

0~0012

0.0012

0.0012

0.0012

jum

lah

tul.

(bua

h)

0.00000

0.00000

0.00000

0.00000

31

52

8.5

58

48

31

52

8.5

58

48

31

52

8.5

58

48

31

52

8.5

58

48

Msd

kN

-m

10

51

.89

10

51

.89

10

51

.89

10

51

.89

Msd

/Mt

>0

.2

0.4

69

3

0.4

69

3

0.4

69

3

0.4

69

3

wp

sl

0.0

08

6

0.0

07

8

0.0

07

0

0.0

06

2

200000

200000

200000

200000

Md

kN-m

774.46

774.46

774.46

774.46

6.343455

6.343455

6.343455

6.343455

kN-m

414.97

414.97

414.97

414.97

21.6

21.6

21.6

21.6

Mo

kN

-m

14

39

.12

14

39

.12

14

39

.12

14

39

.12

1.5

1.5

1.5

1.5

St

mm

3

65

25

91

14

.2

65

25

91

14

.2

65

25

91

14

.2

3.354102

3.354102

3.354102

3.354102

Sb

mm3

78595715

78595715

78595715

65259114.2

78595715

20.25

20.25

20.25

20.25

Ct

mm

558.55491

558.55491

558.55491

558.55491

feci

MP

a

Pi

kN

jum

lah

ten

do

n

kab

el

terp

akai

Ap

s

mm

2

As

mm

2

-7.1

01

7

-7.1

01

7

-7.1

01

7

-7.1

01

7

0.0

10

7

0.0

10

7

0.0

10

7

0.0

10

7

Apwxfps

0

-8807695.16

-8808196.36

-8808699.62

-58

97

.29

-53

07

.56

1

-47

17

.83

2

-41

28

.10

3

wp

s2

0.0

49

6

0.0

45

1

0.0

40

6

0.0

36

1

a2 0

-575.6664

-575.6991

-575.732

1.9

14

70

1.8

95

56

1.8

72

16

1.8

42

90

B1

0.73

0.73

0.73

0.73

Mu

kN-m

2855.572

2855.572

2855.572

2855.572

11 10 9 0.4

0.4

0.4

0.4

Mu

/o

kN

-m

35

69

.46

5

35

69

.46

5

35

69

.46

5

35

69

.46

5

30

80

28

00

25

20

22

40

fps

MPa

1819.474

1823.158

1826.842

1830.527

Mn

kN-m

7556.545

6897.853

6233.613

5563.791 0

11

89

4.1

43

11

89

4.1

43

11

89

4.1

43

11

89

4.1

43

fps2

1609.7099

1635.8733

1662.0367

ch

eck

Mn

kN

-m

ok

ey

ok

ey

ok

ey key

p 3 T2. '••1 ra 3 •53

Page 135: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

saat

tran

sfe

r

An

ett

oC

tC

bE

RI

St

Sb

r2ft

fbfs

i

mm

2m

mm

mm

mm

m4

mm

3m

m3

mm

3M

Pa

MP

aM

Pa

10

0%

81

85

05

.86

56

4.9

27

89

35

.07

22

44

4.9

27

79

1.8

97

1E

+1

13

35

80

97

72

20

28

80

87

7.9

23

17

73

.87

16

-3.6

76

9-1

3.0

44

61

91

4.7

04

4

90

%8

18

50

5.8

65

64

.92

78

93

5.0

72

24

44

.92

77

91

.89

71

E+

11

33

58

09

77

22

02

88

08

77

.92

31

77

3.8

71

6-3

.73

78

-11

.03

08

18

95

.55

74

80

%8

18

50

5.8

65

64

.92

78

93

5.0

72

24

44

.92

77

91

.89

71

E+

11

33

58

09

77

22

02

88

08

77

.92

31

77

3.8

71

6-3

.79

86

-9.0

17

01

87

2.1

55

4

70

%8

18

50

5.8

65

64

.92

78

93

5.0

72

24

44

.92

77

91

.89

71

E+

11

33

58

09

77

22

02

88

08

77

.92

31

77

3.8

71

6-3

.85

95

-7.0

03

21

84

2.9

03

0

y1y2

fct

fs

mm

mm

MP

aM

Pa

10

0%

12

01

38

0-4

.42

63

19

42

.78

3

90

%1

20

13

80

-4.3

21

21

91

8.6

48

80

%1

20

13

80

-4.2

16

11

89

4.6

84

70

%1

20

13

80

-4.1

11

01

86

4.8

70

fpi

fpes

fpa

fcs

fcsd

fpcr

fpsh

fpf

fpr

fp%

%P

e

MP

aM

Pa

MP

ak

Nk

NM

Pa

MP

aM

Pa

MP

aM

Pa

hil

ang

sis

ak

N

10

0%

13

02

08

4.6

66

7-1

0.8

91

72

.46

70

85

.50

69

25

.96

78

96

.76

95

20

.36

58

31

3.2

76

62

4.0

61

27

5.9

38

84

47

8.3

32

0

90

%1

30

20

84

.66

67

-9.5

55

92

.46

70

71

.94

84

25

.96

78

96

.76

95

20

.77

25

30

0.1

24

82

3.0

51

17

6.9

48

94

08

4.1

11

5

80

%1

30

20

84

.66

67

-8.2

20

02

.46

70

58

.38

99

25

.96

78

96

.76

95

21

.17

93

28

6.9

73

12

2.0

40

97

7.9

59

13

67

7.9

77

2

70

%1

30

20

84

.66

67

-6.8

84

12

.46

70

44

.83

14

25

.96

78

96

.76

95

21

.58

60

27

3.8

21

32

1.0

30

87

8.9

69

23

25

9.9

28

8

saat

laya

n

Atr

an

sC

tC

bE

RI

St

Sb

r2ft

fbfs

e

mm

2m

mm

mm

mm

m4

mm

3m

m3

MP

aM

Pa

kN

10

0%

84

68

57

.84

55

0.0

32

03

49

49

.96

80

43

0.0

32

01

.95

14

E+

11

35

47

76

74

42

05

41

59

52

23

04

26

.60

11

-6.1

77

4-3

.75

23

14

54

.00

39

90

%8

45

36

1.6

75

50

.79

31

28

94

9.2

06

94

30

.79

31

1.9

48

6E

+1

13

53

78

32

85

20

52

88

65

4.8

23

05

06

.54

85

-6.1

93

4-2

.48

37

14

58

.61

13

80

%8

43

86

5.5

15

51

.55

69

21

94

8.4

43

14

31

.55

69

1.9

45

8E

+1

13

52

78

90

58

20

51

60

70

0.8

23

05

85

.61

48

-6.2

12

5-1

.17

04

14

59

.51

47

70

%8

42

36

9.3

45

52

.32

34

27

94

7.6

76

64

32

.32

34

1.9

43

E+

11

35

17

94

06

52

05

03

20

84

.92

30

66

3.7

88

9-6

.23

49

0.1

87

81

45

5.3

25

4

y1y2

fct

fs

mm

mm

MP

aM

Pa

10

0%

12

01

38

0-1

.60

16

14

52

.47

45

90

%1

20

13

80

-1.7

32

61

44

9.3

52

9

80

%1

20

13

80

-1.8

92

81

44

9.4

00

8

70

%1

45

6.1

32

24

3.8

67

84

51

-5.7

21

11

41

9.0

33

9

r p 3 •13 '•'? '/I

?3

Page 136: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

PERHIT

UNCAN

BALOK

TENCAH

PORTA

LPRAT

ECAN

SPARS

IALBEN

TAN01

.MTER

HAOAP

BENTAN

G6„D

AN9M

porta

l5la

ntai

men

ggun

akan

SAP

2000

T_

L

10

0%

90

%

80

%

70

%

100%

90%

80%

70%

10

0%

90

%

80

%

70

%

10

0%

90

%

80

%

L m 18

18

18

18

1500

1500

1500

1500

Cb

mm

941.4451

941.4451

941.4451

941.4451

Asn

mm

2

NT

0 0 0 0

kN

-m

B m 2320

2320

2320

2320

1.9203E+11

1.9203E+11

1.9203E+11

1.9203E+11

An

mm

2

81

85

05

.85

7

81

85

05

.85

7

81

85

05

.85

7

81

85

05

.85

7

mm

fpu

MP

a

18

60

18

60

18

60

18

60

120

120

120

120

343806386

343806386

343806386

343806386

d'

mm

12

0

12

0

12

0

12

0

56

03

.97

98

51

04

.84

28

46

03

.64

27

63.1505

57.5258

51.8779

46.2067

0 0 0 070

%I

4100

.379

4

fc'

MP

a

45

45

45

45

400

400

400

400

203978701

203978701

203978701

203978701

Pp1

0.0

01

0

0.0

00

9

0.0

00

8

0.0

00

7

As

mm

2

0 0 0 0

fci'

MP

a

36

36

36

36

830400

830400

830400

830400

231255.715

231255.715

231255.715

231255.715

Pp2

0.0056

0.0051

0.0046

0.0041

dipa

kai

tula

ngan

0

0 22

22

22

y

kN

/m3

Ec

MP

a

24

24

24

24

31

52

8.5

58

48

31

52

8.5

58

48

31

52

8.5

58

48

31

52

8.5

58

48

19.9296

19.9296

19.9296

19.9296

2449.42

2449.42

2449.42

2449.42

Ps

~0~0

012

0.0

01

2

0.0

01

2

0.0

01

2

jum

lah

tul.

(bua

h)

0.0

00

00

0.0

00

00

0.0

00

00

0.0

00

00

1179.26

1179.26

1179.26

1179.26

0.4814

0.4814

0.4814

0.4814

wp

sl

0.00

8"6

0.0

07

8

0.0

07

0

0.0

06

2

0 0 0

Es

MP

a

20

00

00

20

00

00

20

00

00

20

00

00

802.93

802.93

802.93

802.93

-7.1

01

7

-7.1

01

7

-7.1

017

Ij

-7.1017

|

w

0~0107

0.0107

0.0107

0.0107

Apw

xfp

s

0

6.3

43

45

5

6.3

43

45

5

6.3

43

45

5

6.3

43

45

5

467.23

467.23

467.23

467.23

•58

97

.29

-53

07

.56

1

-47

17

.83

2

•41

28

.10

3

wps2

0.049597

0.045089

0.04058

0.036071

a2

fci

MP

a

21.6

21.6

21.6

21.6

1580.725

1580.725

1580.725

1580.725

1.9

14

7

1.8

95

6

1.8

72

2

1.8

42

9

B1

0.73

0.73

0.73

0.73

Mu

kN

-m

fti

MP

a

1.5

1.5

1.5

1.5

70210349.7

70210349.7

70210349.7

fts

MP

a

3.354102

3.354102

3.354102

3.354102

87577158

87577158

87577158

fcs

MP

a

20.25

20.25

20.25

20.25

558.55491

558.55491

558.55491

70210349.71875771581558.55491

11

10 9 Y 0.4

0.4

0.4

0.4

Mu

/o

kN

-m

30

80

28

00

25

20

22

40

fps

MPa

1819.474

1823.158

1826.842

1830.527

Mn

kN

-m

11

89

4.1

43

11

89

4.1

43

11

89

4.1

43

1189

4.14

3j

fps2

1609.7099

1635.8733

1662.0367

checkMn

kN-m

-88

07

69

5.1

6

-88

08

19

6.3

6

-88

08

69

9.6

2

0

-57

5.6

66

4

-57

5.6

99

1

-57

5.7

32

31

26

.19

6

31

26

.19

6

31

26

.19

6

31

26

.19

6

39

07

.74

5

39

07

.74

5

39

07

.74

5

39

07

.74

5

75

56

.54

5

68

97

.85

3

62

33

.61

3

55

63

.79

1

okey

okey

okey

okey

Page 137: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

saa

ttr

an

sfer

10

0%

90

%

80

%

70c/

c

10

0%

90

%

80

%

70

%

An

ett

o

mm

2

81

85

05

.86

81

85

05

.86

81

85

05

.86

81

85

05

.86

y1 mm

12

0

12

0

12

0

12

0

Ct

mm

564.9278

564.9278

564.9278

y2

mm

1380

1380

1380

1380

Cb

mm

ER

mm

XI

93

5.0

72

21

93

5.0

72

21

93

5.0

72

21

564.

9278

|93

5.07

221

fct

MPa

-4.7584

-4.6533

-4.5482

-4.4431

44

4.9

27

79

44

4.9

27

79

44

4.9

27

79

44

4.9

27

79

fs

MPa

1884.5195

1866.0392

1843.3041

1814.7184

mm

4

1.8

97

1E

+1

1

1.8

97

1E

+1

1

1.8

97

1E

+1

1

1.8

97

1E

+1

1

St

mm3

335809772

335809772

335809772

335809772

Sb

mm

3

20

28

80

87

7.9

20

28

80

87

7.9

20

28

80

87

7.9

r2

mm

3

23

17

73

.87

16

23

17

73

.87

16

23

17

73

.87

16

2028

8087

7.9|

2317

73.8

716

ft

MP

a

-4.0

98

6

-4.1

59

5

-4.2

20

3

-42

81

2

fb

MP

a

-12

.34

66

-10

.33

28

-8.3

19

0

-6.3

05

2

fsi

MP

a

19

14

.70

44

18

95

.55

74

18

72

.15

54

18

42

.90

30

fpa

fcs

fcsd

fpcr

fpsh

fpf

fpr

fp%

%

10

0%

90

%

80

%

70

%

fpiMPa

1302

1302

1302

1302

saat

layan

fpes

MPa

0 0 0 0

MP

a

70

.55

56

70

.55

56

70

.55

56

70

.55

56

kN

-10

.59

30

-9.2

57

1

-7.9

21

3

-6.5

85

4

kN

2.7

65

7

2.7

65

7

2.7

65

7

2.7

65

7

MP

a

79

.44

31

65

.88

46

52

.32

61

38

.76

76

MP

a

25

.96

78

25

.96

78

25

.96

78

25

.96

78

MP

a

87

.80

22

87

.80

22

87

.80

22

87

.80

22

MP

a

20

.97

10

21

.37

78

21

.78

45

22

.19

13

MP

a

28

4.7

39

7

27

1.5

87

9

25

8.4

36

1

24

5.2

84

4

hil

ang

21

.86

94

20

.85

93

19

.84

92

18

.83

90

Atr

an

s

mm

2

Ct

mm

Cb

mm

ER

mm

I

mm

4

St

mm

3

Sb

mm

3

r2ft

MP

a

fb

MP

a

fse

"kN

10

0%

90

%

80

%

70

%

84

68

57

.84

84

53

61

.67

84

38

65

.51

84

23

69

.34

55

0.0

32

0

55

0.7

93

1

55

1.5

56

9

55

2.3

23

4

94

9.9

67

97

94

9.2

06

87

94

8.4

43

08

94

7.6

76

57

43

0.0

32

03

43

0.7

93

13

43

1.5

56

92

43

2.3

23

43

1.9

51

4E

+1

1

1.9

48

6E

+1

1

1.9

45

8E

+1

1

1.9

43

E+

11

35

47

76

74

4

35

37

83

28

5

35

27

89

05

8

35

17

94

06

5

20

54

15

95

2

20

52

88

65

4.8

20

51

60

70

0.8

20

50

32

08

4.9

23

04

26

.60

11

23

05

06

.54

85

23

05

85

.61

48

23

06

63

.78

89

-6.7

60

0

-6.7

77

5

-6.7

98

4

-6.8

22

7

-3.1

62

5

-1.8

51

7

-0.4

96

2

0.9

04

6

14

95

.96

99

15

00

.15

76

15

00

.54

82

14

95

.71

77

y1y2

fct

fs

mm

mm

MP

aM

Pa

10

0%

12

01

38

0-1

.73

24

14

84

.98

06

90

%1

20

13

80

-1.8

75

71

48

8.2

59

1

80

%1

20

13

80

-2.0

50

81

48

7.5

38

8

70

%1

32

4.3

99

71

75

.60

02

94

-6.2

04

51

49

5.7

17

7

sisa

78.1306

79.1407

80.1508

81.1610

Pe

kN

4607.5874

4200.4414

3781.3815

3350.4076

p 3 "5 p 3 U

:

P -L

Page 138: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

PERH

ITUNG

ANBA

LOKT

ENGA

HPO

RTAL

PRAT

EGAN

GPAR

SIALB

ENTA

NG18

MTER

HADA

PBEN

TANG

6MDA

N12M

ipor

tal5

lant

aim

engg

unak

anSA

P20

00

10

0%

90

%

80

%

70

%

10

0%

90

%

80

%

70

%

10

0%

90

%

80

%

70

%

L m 18

18

18

18 h

mm

1500

1500

1500

1500

Cb

mm

941.4451

941.4451

941.4451

941.4451

B m 3 3 3 3 be

mm

2320

2320

2320

2320

mm

4

1.9

20

3E

+1

1

1.9

20

3E

+1

1

1.9

20

3E

+1

1

1.9

20

3E

+1

1

fpu

MPa

1860

1860

1860

1860

hf

mm

120

120

120

120

St

mm3

343806386

343806386

343806386

343806386

fc'

MPa

45

45

45

45

bw

mm

400

400

400

400

Sb

mm3

203978701

203978701

203978701

203978701

fci'

MPa

36

36

36

36

Ac

mm2

830400

830400

830400

830400

r2

mm

2

23

12

55

.71

5

23

12

55

.71

5

23

12

55

.71

5

23

12

55

.71

5

y

kN/m3

24

24

24

24

Wsd

kN

/m2

19

.92

96

19

.92

96

19

.92

96

19

.92

96

Mt

kN-m

2561.94

2561.94

2561.94

2561.94

Ec

MPa

31528.55848

31528.55848

31528.55848

31528.55848

Msd

kN

-m

12

1.9

.47

12

19

.47

12

19

.47

12

19

.47

Msd

/Mt

>0

.2

0.4

76

0

0.4

76

0

0.4

76

0

0.4

76

0

Es

MP

a

20

00

00

20

00

00

20

00

00

20

00

00

Md

kN

-m

83

5.5

7

83

5.5

7

83

5.5

7

83

5.5

7

feci

MP

a

-7.1

01

7

-7.1

01

7

-7.1

01

7

-7.1

01

7

6.3

43

45

5

6.3

43

45

5

6.3

43

45

5

6.3

43

45

5

kN-m

506.9

506.9

506.9

506.9

Pi

kN

-58

97

.29

-53

07

.56

1

-47

17

.83

2

-41

28

.10

3

fci

MP

a

21

.6

21

.6

21

.6

21

.6

Mo

kN

-m

16

37

.25

5

16

37

.25

5

16

37

.25

5

16

37

.25

5

jum

lah

ten

do

n

1.9

14

7

1.8

95

6.

1.8

72

2

1.8

42

9

fti

MP

a

1.5

1.5

1.5

1.5 St

mm

3

73

95

63

63

.6

73

95

63

63

.6

73

95

63

63

.6

73

95

63

63

.6

kab

el

terp

akai 11

10 9

fts

MP

a

3.3

54

10

2

3.3

54

10

2

3.3

54

10

2

3.3

54

10

2

Sb

mm3

91764788

91764788

91764788

91764788

Aps

mm2

3080

2800

2520

2240

fcs

MP

a

20

.25

20

.25

20

.25

20

.25

Ct

mm

558.55491

558.55491

558.55491

558.55491

As

mm2

11894.143

11894.143

11894.143

11894.143

Asn

mm

2

An

mm

2

d'

mm

Pp1

Pp

2P

sw

psl

w'

wp

s2B

1Y

fps

MP

a

fps2

10

0%

90

%

80

%

70

%

0 0 0 0

81

85

05

.85

7

81

85

05

.85

7

81

85

05

.85

7

81

85

05

.85

7

12

0

12

0

12

0

12

0

0.0

01

0

0.0

00

9

0.0

00

8

0.0

00

7

0.0

05

6

0.0

05

1

0.0

04

6

0.0

04

1

0.0

01

2

0.0

01

2

0.0

01

2

0.0

01

2

0.0

08

6

0.0

07

8

0.0

07

0

0.0

06

2

0.0

10

7

0.0

10

7

0.0

10

7

0.0

10

7

0.0

49

6

0.0

45

1

0.0

40

6

0.0

36

1

0.7

3

0.7

3

0.7

3

0.7

3

0.4

0.4

0.4

0.4

18

19

.47

4

18

23

.15

8

18

26

.84

2

18

30

.52

7

16

09

.70

99

16

35

.87

33

16

62

.03

67

NT

kN

-m

a

mm

PA

s

mm

2

dip

akai

tula

ng

an0

jum

lah

tul.

(bu

ah)

Apw

xfp

sa2

Mu

kN

-m

Mu

/o

kN

-m

Mn

kN

-m

ch

eck

Mn

kN

-m

10

0%

90

%

80

%

70

%

56

03

.97

98

51

04

.84

28

46

03

.64

27

41

00

.37

94

63

.15

05

57

.52

58

51

.87

79

46

.20

67

0 0 0 0

0 0 0 0

0 22

22

22

0.0

00

00

0.0

00

00

0.0

00

00

0.0

00

00

0 0 0

0

-88

07

69

5.1

6

-88

08

19

6.3

6

-88

08

69

9.6

2

0

-57

5.6

66

4

-57

5.6

99

1

-57

5.7

32

32

77

.08

8

32

77

.08

8

32

77

.08

8

32

77

.08

8

40

96

.36

40

96

.36

40

96

.36

40

96

.36

75

56

.54

5

68

97

.85

3

62

33

.61

3

55

63

.79

1 0

ok

ey

ok

ey

ok

ey

ok

ey

r p 3 *S.

-i P 3 v^/1

p

Page 139: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

saat

tran

sfer

An

ett

o

mm

2

Ct

mm

Cb

mm

ER

mm

mm

4

10

0%

90

%

80

%

70

%

81

85

05

.86

81

85

05

.86

81

85

05

.86

81

85

05

.86

564.9278

564.9278

564.9278

564.9278

935.07221

935.07221

935.07221

935,07221

444.92779

444.92779

444.92779

444.92779

1.8

97

1E

+1

1

1.8

97

1E

+1

1

1.8

97

1E

+1

1

1.8

97

1E

+1

1

yi

y2fc

tfs

mm

mm

MP

aM

Pa

10

0%

12

01

38

0-4

.89

10

18

83

.67

85

90

%1

20

13

80

-4.7

85

91

86

5.1

98

2

80

%1

20

13

80

-4.6

80

81

84

2.4

63

70

%1

20

13

80

-4.5

75

71

81

3.8

77

4

10

0%

90

%

80

%

70

%

fpi

MPa

1302

1302

1302

1302

fpes

MPa

0 0 0 0

fpa

MPa

70.5556

70.5556

70.5556

70.5556

fcs

kN

-10.4987

-9.1628

-7.8270

-6.4911

fcsd

kN

2.8

60

1

2.8

60

1

2.8

60

1

2.8

60

1

St

mm3

fpcr

MP

a

77

.52

88

63

.97

03

50

.41

18

36

.85

32

Sb

mm3

fpsh

MP

a

25

.96

78

25

.96

78

25

.96

78

25

.-9

67

8

r2

mm

3

"335809772

"202880877.9

231773.8716

335809772

202880877.9

231773.8716

335809772

202880877.9

231773.8716

335809772

202880877.91

231773.8716

fpf

MP

a

87

.80

22

87

.80

22

87

.80

22

87

.80

22

ft

MP

a

-4.2

66

9

-4.3

27

8

-4.3

88

7

-4.4

49

5

fpr

MP

a

21

.02

84

21

.43

52

21

.84

19

22

.24

87

fb

MP

a

-12

.06

80

-10

.05

42

-8.0

40

4

-6.0

26

6

fpM

Pa

28

2.8

82

8

26

9.7

31

0

25

6.5

79

2

24

3.4

27

5

fsi

MP

a

19

14

.70

44

18

95

.55

74

18

72

.15

54

18

42

.90

30

%

hil

ang

3

21.7268

20.7167

19.7065

18.6964

saat

lay

an

Atr

an

s

mm

2

Ct

mm

Cb

mm

ER

mm

I

mm

4

St

mm

3

Sb

mm

3

r2ft

MP

a

fb

MP

a

fse

kN

10

0%

90

%

80

%

70

%

84

68

57

.84

84

53

61

.67

84

38

65

.51

84

23

69

.34

55

0.0

32

0

55

0.7

93

1

55

1.5

56

9

55

2.3

23

4

94

9.9

67

97

94

9.2

06

87

94

8.4

43

08

94

7.6

76

57

43

0.0

32

03

43

0.7

93

13

43

1.5

56

92

43

2.3

23

43

1.9

51

4E

+1

1

1.9

48

6E

+1

1

1.9

45

8E

+1

1

1.9

43

E+

11

35

47

76

74

4

35

37

83

28

5

35

27

89

05

8

35

17

94

06

5

20

54

15

95

2

20

52

88

65

4.8

20

51

60

70

0,8

20

50

32

08

4,9

23

04

26

.60

11

23

05

06

.54

85

23

05

85

.61

48

23

06

63

.78

89

-7.0

76

9

-7.0

95

3

-7.1

17

1

-7.1

42

3

-2.6

42

2

-1.3

28

5

0.0

30

2

1.4

34

0

14

98

.70

06

15

02

.86

10

15

03

.21

82

14

98

.34

60

y1 mm

y2 mm

fct

MP

a

fs

MP

a

10

0%

90

%

80

%

70

%

12

0

12

0

14

93

.66

88

12

49

.19

2

13

80

13

80

6.3

31

22

33

25

0.8

07

99

5

-1.7

99

3

-1.9

49

3

-6.5

45

3

-6.4

56

2

14

87

.28

7

14

90

.49

56

14

61

.69

85

14

57

.39

16

%

sisa

78.2732

79.2833

80.2935

81.3036

Pe

kN

4615.9980

4208.0109

3788.1099

3356.2950

r p 3 "S.

-t

p 3 Lfl

P c>

Page 140: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

PERH

ITUNG

ANBA

LOK

TENG

AHPO

RTAL

PRAT

EGAN

GPA

RSIA

LBE

NTAN

G18

MTE

RHAD

APBE

NTAN

G6M

DAN

15M

port

al5

lant

aim

engg

unak

anSA

P20

00

L m

B m

fpu

MP

a

fc'

MP

a

fci'

MP

a

y

kN

/m3

Ec

MP

a

Es

MP

a

nfc

i

MP

a

fti

MP

a

fts

MP

a

fcs

MP

a

10

0%

90

%

80

%

70

%

18

18

18

18

3 3 3 3

18

60

18

60

18

60

18

60

45

45

45

45

36

36

36

36

24

24

24

24

31

52

8.5

58

48

31

52

8.5

58

48

31

52

8.5

58

48

31

52

8.5

58

48

20

00

00

20

00

00

20

00

00

20

00

00

6,3

43

45

5

6.3

43

45

5

6.3

43

45

5

6.3

43

45

5

21

.6

21

.6

21

.6

21

.6

1.5

1.5

1.5

1.5

3.3

54

10

2

3.3

54

10

2

3.3

54

10

2

3.3

54

10

2

20

.25

20

.25

20

.25

20

.25

hb

eh

fb

wA

cW

sd

Msd

Md

Ml

Mo

St

Sb

Ct

mm

mm

mm

mm

mm

2k

N/m

2k

N-m

kN

-mk

N-m

kN

-mm

m3

mm

3m

m

10

0%

15

00

23

20

12

04

00

83

04

00

19

.92

96

12

23

.98

74

8.3

94

49

.14

15

98

.17

56

72

41

30

5.4

88

33

91

00

55

8.5

54

91

90

%1

50

02

32

01

20

40

08

30

40

01

9.9

29

61

22

3.9

87

48

.39

44

9.1

41

59

8.1

75

67

24

13

05

.48

83

39

10

05

58

.55

49

1

80

%1

50

02

32

01

20

40

08

30

40

01

9.9

29

61

22

3.9

87

48

.39

44

9.1

41

59

8.1

75

67

24

13

05

.48

83

39

10

05

58

.55

49

1

70

%1

50

02

32

01

20

40

08

30

40

01

9.9

29

61

22

3.9

87

48

.39

44

9.1

41

59

8.1

75

67

24

13

05

.48

83

39

10

05

58

.55

49

1

Cb

IS

tS

br2

Mt

Msd

/Mt

feci

Pi

jum

lah

kab

el

Ap

sA

s

mm

mm

4m

m3

mm

3m

m2

kN

-m>

0.2

MP

ak

Nte

nd

on

terp

akai

mm

2m

m2

10

0%

94

1.4

45

09

1.9

20

3E

+1

13

43

80

63

86

20

39

78

70

12

31

25

5.7

15

24

21

.51

0.5

05

5-7

.10

17

-58

97

.29

1.9

14

71

13

08

01

18

94

.14

3

90

%9

41

.44

50

91

.92

03

E+

11

34

38

06

38

62

03

97

87

01

23

12

55

.71

52

42

1.5

10

.50

55

-7.1

01

7-5

30

7.5

61

1.8

95

61

02

80

01

18

94

.14

3

80

%9

41

.44

50

91

.92

03

E+

11

34

38

06

38

62

03

97

87

01

23

12

55

.71

52

42

1.5

10

.50

55

-7.1

01

7-4

71

7.8

32

1.8

72

29

25

20

11

89

4.1

43

70

%9

41

.44

50

91

.92

03

E+

11

34

38

06

38

62

03

97

87

01

23

12

55

.71

52

42

1.5

10

.50

55

-7.1

01

7-4

12

8.1

03

1.8

42

98

22

40

11

89

4.1

43

Asn

An

d"P

p1P

p2

Ps

wp

slw

'w

ps2

B1

Yfp

sfp

s2

mm

2m

m2

mm

MP

a

10

0%

08

18

50

5.8

57

12

00

.00

10

0.0

05

60

.00

12

0.0

08

60

.01

07

0.0

49

60

.73

0.4

18

19

.47

4

90

%0

81

85

05

.85

71

20

0.0

00

90

.00

51

0.0

01

20

.00

78

0.0

10

70

.04

51

0.7

30

.41

82

3.1

58

16

09

.70

99

80

%0

81

85

05

.85

71

20

0.0

00

80

.00

46

0.0

01

20

,00

70

0.0

10

70

.04

06

0.7

30

.41

82

6.8

42

16

35

.87

33

70

%0

81

85

05

.85

71

20

0.0

00

70

.00

41

0.0

01

20

.00

62

0.0

10

70

.03

61

0.7

30

.41

83

0.5

27

16

62

.03

67

NT

aP

As

dip

akai

jum

lah

tul.

Apw

xfp

sa2

Mu

Mu

/oM

nch

eck

Mn

kN

-mm

mm

m2

tula

ng

an0

(bu

ah)

kN

-mk

N-m

kN

-mk

N-m

10

0%

56

03

.97

98

63

.15

05

00

00

.00

00

00

03

08

5.4

68

38

56

.83

57

55

6.5

45

ok

ey

90

%5

10

4.8

42

85

7.5

25

80

01

60

.00

00

00

-88

07

69

5.1

6-5

75

.66

64

30

85

.46

83

85

6.8

35

68

97

.85

3o

key

80

%4

60

3.6

42

75

1.8

77

90

01

60

.00

00

00

-88

08

19

6.3

6-5

75

.69

91

30

85

.46

83

85

6.8

35

62

33

.61

3o

key

70

%4

10

0.3

79

44

6.2

06

70

02

20

.00

00

00

-88

08

69

9.6

2-5

75

.73

23

08

5.4

68

38

56

.83

55

56

3.7

91

ok

ey

0

p 3 -J

Page 141: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

saa

ttr

an

sfer

An

ett

o

mm

2

Ct

mm

Cb

mm

ER

mm

I

mm

4

St

mm

3

Sb

mm

3

r2

mm

3

ft

MP

a

fb

MP

a

fsi

MP

a

10

0%

90

%

80

%

70

%

81

85

05

.86

81

85

05

.86

81

85

05

.86

81

85

05

.86

56

4.9

27

8

56

4.9

27

8

56

4.9

27

8

56

4.9

27

8

93

5.0

72

21

93

5.0

72

21

93

5.0

72

21

93

5.0

72

21

44

4.9

27

79

44

4.9

27

79

44

4.9

27

79

44

4.9

27

79

1.8

97

1E

+1

1

1.8

97

1E

+1

1

1.8

97

1E

+1

1

1.8

97

1E

+1

1

33

58

09

77

2

33

58

09

77

2

33

58

09

77

2

33

58

09

77

2

20

28

80

87

7.9

20

28

80

87

7.9

20

28

80

87

7.9

20

28

80

87

7.9

23

17

73

.87

16

23

17

73

.87

16

23

17

73

.87

16

23

17

73

.87

16

-4.1

50

6

-4.2

11

4

-4.2

72

3

-4.3

33

1

-12

.26

06

-10

.24

68

-8.2

33

0

-6.2

19

2

19

14

.70

44

18

95

.55

74

18

72

.15

54

18

42

.90

30

y1y2

fct

fs

mm

mm

MP

aM

Pa

10

0%

12

01

38

0-4

.79

94

18

84

.25

99

90

%1

20

13

80

-4.6

94

21

86

5.7

79

6

80

%1

20

13

80

-4.5

89

11

84

3.0

44

4

70

%1

20

13

80

-4.4

84

01

81

4.4

58

8

fpi

fpes

fpa

fcs

fcsd

fpcr

fpsh

fpf

fpr

fp%

%P

e

MP

aM

Pa

MP

akN

kN

MP

aM

Pa

MP

aM

Pa

MP

ah

ilan

gsisa

kN

10

0%

13

02

07

0.5

55

6-1

0.4

88

12

.87

06

77

.31

41

25

.96

78

87

.80

22

21

.03

49

28

2.6

74

52

1.7

10

87

8.2

89

24

61

6.9

41

3

90

%1

30

20

70

.55

56

-9.1

52

32

.87

06

63

.75

56

25

.96

78

87

.80

22

21

.44

16

26

9.5

22

72

0.7

00

77

9.2

99

34

20

8.8

59

9

80

%1

30

20

70

.55

56

-7.8

16

42

.87

06

50

.19

71

25

.96

78

87

.80

22

21

.84

84

25

6.3

71

01

9.6

90

68

0.3

09

43

78

8.8

64

6

70

%1

30

20

70

.55

56

-6.4

80

52

.87

06

36

.63

85

25

.96

78

87

.80

22

22

.25

51

24

3.2

19

21

8.6

80

48

1.3

19

63

35

6.9

55

3

saa

tla

yan

Atr

an

sC

tC

bE

RI

St

Sb

r2ft

fbfs

e

mm

2m

mm

mm

mm

m4

mm

3m

m3

MP

aM

Pa

kN

10

0%

84

68

57

.84

55

0.0

32

09

49

.96

79

74

30

.03

20

31

.95

14

E+

11

35

47

76

74

42

05

41

59

52

23

04

26

.60

11

-6.6

81

0-3

.32

90

14

99

.00

69

90

%8

45

36

1.6

75

50

.79

31

94

9.2

06

87

43

0.7

93

13

1.9

48

6E

+1

13

53

78

32

85

20

52

88

65

4.8

23

05

06

.54

85

-6.6

98

4-2

.01

53

15

03

.16

43

80

%8

43

86

5.5

15

51

.55

69

94

8.4

43

08

43

1.5

56

92

1.9

45

8E

+1

13

52

78

90

58

20

51

60

70

0.8

23

05

85

.61

48

-6.7

19

0-0

.65

68

15

03

.51

77

70

%8

42

36

9.3

45

52

.32

34

94

7.6

76

57

43

2.3

23

43

1.9

43

E+

11

35

17

94

06

52

05

03

20

84

.92

30

66

3.7

88

9-6

.74

31

0.7

46

91

49

8.6

40

8

y1y2

fct

fs

mm

mm

MP

aM

Pa

10

0%

12

01

38

0-1

.71

65

14

88

.11

8

90

%1

20

13

80

-1.8

58

21

49

1.3

77

80

%1

20

13

80

-2.0

31

21

49

0.6

33

70

%1

35

0.4

19

11

49

.58

08

94

-6.1

43

91

45

9.6

67

r"

p 3 "2.

—i

p 3 l^i

P t OC

Page 142: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

10

0%

90

%

80

%

70

%

Peren

cana

anTa

taLe

takTe

ndon

balok

benta

ng15

mter

hada

pbe

ntang

6mda

n6m

mom

ento

talp

ada

(kN

m)

0.5

btg

12

83

.24

12

83

.24

12

83

.24

12

83

.24

0.25

btg

155.99

155.99

155.99

155.99

ujun

gbt

g

-22

41

.32

-22

41

.32

-22

41

.32

-22

41

.32

mom

ense

saat

sete

lah

tran

sfer

pada

(kN

m)

0.5

btg

449.66

449.66

449.66

449.66

0.2

5b

tg

50

.7

50

.7

50

.7

50

.7

ujun

gbt

gm

m

245.6390909

245.6390909

245.6390909

245.6390909

kb

mm

414.0250308

414.0250308

414.0250308

414.0250308

amin

(mm

)eb(mm)

eb'(mm)

eb1(mm)

ujun

gbt

g0.5btg

0.25

btg

10

0%

90

%

80

%

70

%

0.5

btg

76

.24

85

87

15

84

.72

06

52

39

95

.31

07

33

93

10

8.9

26

55

31

0.25

btg

8.597169791

9.552410879

10.74646224

12.28167113

ujun

gbt

g

-24

4.0

30

74

9

-27

1.1

45

27

7

-30

5.0

38

43

7

-34

8.6

15

35

6

0.5btg

490.273618

498.7456832

509.3357648

522.9515839

0.25

btg

422.6222006

423.5774417

424.7714931

426.306702

16

9.9

94

28

15

14

2.8

79

75

38

10

8.9

86

59

42

65

.40

96

74

66

87.4485761

97.16508456

109.3107201

124.9265373

577.7221941

595.9107678

618.6464849

647.8781212

510.0707767

520.7425263

534.0822132

551.2332392

am

ax

(mm

)et(mm)

0.25

btg

ujun

gbt

g

et'(mm)

mm

et1

(mm

)

0.5

btg

0.25

btg

10

0%

90

%

80

%

70

%

0.5

btg

28

6.5

44

18

68

31

4.2

02

97

54

34

8.8

98

30

63

39

3.6

40

49

71

0.25

btg

34.83216522

38.19435346

42.41190019

47.85073808

ujun

gbt

g

-50

0.4

80

98

3

-54

8.7

90

10

4

-60

9.3

89

32

1

-68

7.5

36

48

5

0.5btg

40.90509596

68.56388451

103.2592155

148.0014062

-210.8069256

-207.4447374

-203.2271907

-197.7883528

-25

4.8

41

89

23

-30

3.1

51

01

29

-36

3.7

50

22

99

-44

1.8

97

39

4

152.7723632

167.5187747

186.0167515

209.8712581

-11

1.8

67

26

7

-98

.95

48

90

2

-82

.75

75

36

-61

.86

98

51

9

-363.579289

-374.963512

-389.243942

-407.659611

Pere

ncan

aan

Tata

Leta

kTe

ndon

balo

kbe

ntan

g15

mte

rhad

apbe

ntan

g6

mda

n9

m

mo

men

tota

lpa

da(k

Nm

)m

om

ense

saat

sete

lah

tran

sfer

pad

a(k

Nm

)kt

kb

0.5

btg

0.2

5bt

guj

ung

btg

0.5

btg

0.2

5bt

guj

ung

btg

mm

mm

10

0%

13

95

.72

17

0.4

9-2

44

9.4

28

94

.04

51

14

.47

-15

80

.72

52

45

.63

90

90

94

14

.02

50

30

8

90

%1

39

5.7

21

70

.49

-24

49

.42

89

4.0

45

11

4.4

7-1

58

0.7

25

24

5.6

39

09

09

41

4.0

25

03

08

80

%1

39

5.7

21

70

.49

-24

49

.42

89

4.0

45

11

4.4

7-1

58

0.7

25

24

5.6

39

09

09

41

4.0

25

03

08

70

%1

39

5.7

21

70

.49

-24

49

.42

89

4.0

45

11

4.4

7-1

58

0.7

25

24

5.6

39

09

09

41

4.0

25

03

08

ujungbtg

257.4428576

240.0448384

218.2973143

190.336212

ujun

gbt

g

-40

7.6

14

25

5

-47

0.6

69

78

8

-54

9.7

66

98

1

-65

1.7

68

65

2

3 "2 P 3

Page 143: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

10

0%

90

%

80

%

70

%

10

0%

90

%

80

%

70

%

0.5

btg

15

1.6

02

69

56

16

8.4

47

43

95

18

9.5

03

36

95

21

6.5

75

27

94

0.5

btg

302.917749

332.2793646

369.1031998

416.5821506

amin

(mm

)

0.25

btg

19.41061195

21.56734661

24.26326494

27.72944565

am

ax(m

m)

0.25

btg

37.00201117

40.58859146

45.08669686

50.88634601

ujun

gbt

g

-26

8.0

42

62

8

-29

7.8

25

14

2

-33

5.0

53

28

4

-38

2.9

18

03

9

ujun

gbt

g

-53

1.6

05

76

1

-58

3.1

33

95

3

-64

7.7

57

97

4

-73

1.0

81

19

9

0.5btg

565.6277264

582.4724704

603.5284003

630.6003102

0.5btg

57.27865814

86.64027379

123.464109

170.9430597

eb(m

m)

0.2

5bt

g

43

3.4

35

64

28

43

5.5

92

37

74

43

8.2

88

29

58

44

1.7

54

47

65

et(m

m)

0.2

5bt

g

-208.6370797

-205.0504994

-200.552394

-194.7527449

ujun

gbt

g

14

5.9

82

40

32

11

6.1

99

88

91

78

.97

17

46

34

31

.10

69

91

42

ujun

gbt

g

-28

5.9

66

67

01

•33

7.4

94

86

25

•40

2.1

18

88

33

48

5.4

42

10

83

eb'(mm)

mm

87.4485761

97.16508456

0.5btg

653.0763025

679.6375549

109.31072011

712.8391204

124.92653731

755.5268475

et'(mm)

mm

148.4866818

162.8793969

180.9300035

204.203621

0.5

btg

-91

.20

80

23

6

-76

.23

91

23

1

-57

.46

58

94

5

-33

.26

05

61

3

eb1(mm)

0.25

btg|

ujung

btg5

20

.88

42

18

9

53

2.7

57

46

2

54

7.5

99

01

59

56

6.6

81

01

38

et1

(mm

)

0.25

btg

-357.123761

-367.929896

-381.482397

-398.956366

23

3.4

30

97

93

21

3.3

64

97

36

18

8.2

82

46

65

15

6.0

33

52

87

ujun

gbt

g

-43

4.4

53

35

2

-50

0.3

74

25

9

-58

3.0

48

88

7

-68

9.6

45

72

9

Pere

ncan

aan

Tat

aLe

tak

Ten

don

balo

kbe

ntan

g15

mte

rhad

apbe

ntan

g6

mda

n12

m

mo

men

tota

lp

ada

(kN

m)

mo

men

sesa

at

sete

lah

tran

sfer

fad

a(k

Nm

)kt

kb

0.5

btg

0.2

5bt

guj

ung

btg

0.5

btg

0.2

5b

tguj

ung

btg

mm

mm

10

0%

90

%

80

%

70

%

14

63

.42

14

63

.42

14

63

.42

14

63

.42

18

8.4

5

18

8.4

5

18

8.4

5

18

8.4

5

-25

61

.94

-25

61

.94

-25

61

.94

-25

61

.94

48

0.5

7

48

0.5

7

48

0.5

7

48

0.5

7

59

.46

59

.46

59

.46

59

.46

-16

37

.25

5

-16

37

.25

5

-16

37

.25

5

-16

37

.25

5

24

5.6

39

09

09

24

5.6

39

09

09

24

5.6

39

09

09

24

5.6

39

09

09

41

4,0

25

03

08

41

4.0

25

03

08

41

4.0

25

03

08

41

4.0

25

03

08

amin

(mm

)eb

(mm

)eb

'(m

m)

eb1

(mm

)

0.5

btg

0.2

5bt

guj

ung

btg

0.5

btg

0.2

5bt

guj

ung

btg

mm

0.5

btg

0.2

5b

tguj

ung

btg

10

0%

90

%

80

%

70

%

81

.48

99

78

04

90

.54

44

20

04

10

1.8

62

47

26

11

6.4

14

25

43

10

.08

25

97

94

11

.20

28

86

61

12

.60

32

47

43

14

.40

37

11

35

-27

7.6

28

38

7

-30

8.4

75

98

6

-34

7.0

35

48

4

-39

6.6

11

98

2

49

5.5

15

00

89

50

4.5

69

45

09

51

5.8

87

50

34

53

0.4

39

28

52

42

4.1

07

62

88

42

5.2

27

91

74

42

6.6

28

27

83

42

8.4

28

74

22

13

6.3

96

64

37

10

5.5

49

04

51

66

.98

95

46

93

17

.41

30

49

23

87

.44

85

76

1

97

.16

50

84

56

10

9.3

10

72

01

12

4.9

26

53

73

58

2.9

63

58

5

60

1.7

34

53

54

62

5.1

98

22

35

65

5.3

65

82

25

51

1.5

56

20

49

52

2.3

93

00

2

53

5.9

38

99

84

55

3.3

55

27

95

22

3.8

45

21

98

20

2.7

14

12

97

17

6.3

00

26

71

14

2.3

39

58

65

am

ax(m

m)

et

(mm

)et

'(m

m)

et1

(mm

)

0.5

btg

0.2

5bt

guj

ung

btg

0.5

btg

0.2

5b

tgI

ujun

gbt

gm

m0

.5b

tg0

.25

btg

ujun

gbt

g

10

0%

90

%

80

%

70

%

31

7.0

32

20

13

34

7.7

70

00

92

38

6.3

19

30

52

43

6.0

22

45

87

40

.82

54

07

84

44

.78

36

28

91

49

.74

77

64

18

56

.14

82

22

89

-55

5.0

13

24

1

-60

8.8

24

46

4

-67

6.3

10

88

9

-76

3.3

23

84

3

71

.39

31

10

46

10

2.1

30

91

83

14

0.6

80

21

43

19

0.3

83

36

79

-20

4.8

13

68

3

-20

0.8

55

46

19

-19

5.8

91

32

67

-18

9.4

90

86

8

]-30

9.374

1506

J-36

3.1853

732•4

30

.67

17

97

8

|-51

7.6847

519

14

8.2

16

13

13

16

2.5

86

40

33

18

0.6

08

63

41

20

3.8

45

41

92

-76

.82

30

20

8

-60

.45

54

85

-39

.92

84

19

8

-13

.46

20

51

4

-35

3.0

29

81

4

-36

3.4

41

86

5

-37

6.5

00

0

-39

3.3

36

28

7

-45

7.5

90

28

2

-52

5.7

71

77

7

-61

1.2

80

43

2

-72

1.5

30

17

1

p 3 -a a

-i

Page 144: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

Per

enca

naan

Tat

aL

etak

Ten

don

balo

kbe

ntan

g15

mte

rhad

apbe

ntan

g6

mda

n15

m

mom

ento

talp

ada

(kN

m)

mom

ense

saat

sete

lah

tran

sfer

pada

(kN

m)

kt

kb

0.5

btg

0.2

5bt

guj

ung

btg

0.5

btg

0.2

5bt

guj

ung

btg

mm

mm

10

0%

90

%

80

%

70

%

14

03

.93

14

03

.93

14

03

.93

14

03

.93

18

7.5

2

18

7.5

2

18

7.5

2

18

7.5

2

-24

21

.51

-24

21

.51

-24

21

.51

-24

21

.51

43

6.4

3

43

6.4

3

43

6.4

3

43

6.4

3

55

.89

55

.89

55

.89

55

.89

-15

98

.17

5

-15

98

.17

5

-15

98

.17

5

-15

98

.17

5

24

5.6

39

09

09

24

5.6

39

09

09

24

5.6

39

09

09

24

5.6

39

09

09

41

4.0

25

03

08

41

4.0

25

03

08

41

4.0

25

03

08

41

4.0

25

03

08

amin

(mm

)eb

(mm

)eb

'(m

m)

eb1

(mm

)

0.5

btg

0.2

5bt

guj

ung

btg

0.5

btg

0.2

5bt

guj

ung

btg

mm

0.5

btg

0.2

5bt

guj

ung

btg

10

0%

90

%

80

%

70

%

74

.00

51

83

67

82

.22

79

81

85

92

.50

64

79

59

10

5.7

21

69

1

9.4

77

23

51

01

10

.53

02

61

22

11

.84

65

43

88

13

.53

89

07

29

-27

1.0

01

61

4

-30

1.1

12

90

4

-33

8.7

52

01

8

-38

7.1

45

16

3

48

8.0

30

21

45

49

6.2

53

01

27

50

6.5

31

51

04

51

9.7

46

72

18

42

3.5

02

26

59

42

4.5

55

29

2

42

5.8

71

57

47

42

7.5

63

93

81

14

3.0

23

41

68

11

2.9

12

12

63

75

.27

30

13

28

26

.87

98

67

92

87

.44

85

76

1

97

.16

50

84

56

10

9.3

10

72

01

12

4.9

26

53

73

57

5.4

78

79

06

59

3.4

18

09

72

61

5.8

42

23

05

64

4.6

73

25

91

51

0.9

50

84

2

52

1.7

20

37

66

53

5.1

82

29

48

55

2.4

90

47

54

23

0.4

71

99

29

21

0.0

77

21

09

18

4.5

83

73

34

15

1.8

06

40

52

am

ax(m

m)

et(m

m)

et'

(mm

)et

1(m

m)

0.5

btg

0.2

5bt

guj

ung

btg

0.5

btg

0.2

5bt

guj

ung

btg

mm

0.5

btg

0.2

5bt

guj

ung

btg

10

0%

90

%

80

%

70

%

30

4.0

82

27

07

33

3.5

65

38

84

37

0.5

41

08

38

41

8.2

15

27

44

40

.61

56

34

26

44

.55

36

32

75

49

.49

23

99

21

55

.86

01

41

36

-52

4.4

83

59

9

-57

5.3

36

32

3

-63

9.1

12

30

6

-72

1.3

41

14

2

58

.44

31

79

87

87

.92

62

97

54

12

4.9

01

99

29

17

2.5

76

18

35

-20

5.0

23

45

66

-20

1.0

85

45

81

-19

6.1

46

69

16

-18

9.7

78

94

95

-27

8.8

44

50

83

-32

9.6

97

23

19

-39

3.4

73

21

51

-47

5.7

02

05

09

14

8.1

85

84

75

16

2.5

53

60

65

18

0.5

72

66

02

20

3.8

05

32

13

-89

.74

26

67

6

-74

.62

73

09

-55

.67

06

67

3

-31

.22

91

37

7

-35

3.2

09

30

4

-36

3.6

39

06

5

-37

6.7

19

35

2

-39

3.5

84

27

1

-42

7.0

30

35

6

-49

2.2

50

83

8

-57

4.0

45

87

5

-67

9.5

07

37

2

r p p 3

Page 145: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

Per

hitu

ngan

Tors

ida

nG

eser

balo

k18

mT

erha

dap

Ben

tang

6m

dan

6m

hb

tfb

wdp

Ac

Atr

an

sA

cpP

epA

oh

mm

mm

mm

mm

mm

mm

2m

m2

mm

2m

mm

m2

10

0%

15

00

23

20

12

04

00

13

80

83

04

00

84

68

57

.84

22

60

00

00

38

00

42

34

04

90

%1

50

02

32

01

20

40

01

38

08

30

40

08

45

36

1.6

74

76

00

00

03

80

04

23

40

4

80

%1

50

02

32

01

20

40

01

38

08

30

40

08

43

86

5.5

07

26

00

00

03

80

04

23

40

4

70

%1

50

02

32

01

20

40

01

38

08

30

40

08

42

36

9.3

39

86

00

00

03

80

04

23

40

4

Ao

Ph

X1

Y1

fyv

Md

pdh/

2M

upd

h/2

eT

sdpd

h/2

Td

pdh/

2

mm

2m

mm

mm

mM

Pa

kN

-mk

N-m

kN

-mk

N-m

10

0%

35

98

93

.43

40

83

02

14

02

40

06

30

.51

23

20

.80

43

7.5

00

90

%3

59

89

3.4

34

08

30

21

40

24

00

63

0.5

12

32

0.8

04

37

.50

0

80

%3

59

89

3.4

34

08

30

21

40

24

00

63

0.5

12

32

0.8

04

37

.50

0

70

%3

59

89

3.4

34

08

30

21

40

24

00

63

0.5

12

32

0.8

04

37

.50

0

Tl

pdh/

2T

upd

h/2

Vsd

pdh/

2V

dpd

h/2

VIp

dh/

2V

i=

Vu

Pe

Sb

ee'

kN

-mkN

-mkN

kN

kN

kN

kN

mm

3m

mm

m

10

0%

00

25

2.2

21

81

.89

95

.11

67

3.1

08

44

78

.33

20

20

54

15

95

24

30

.03

20

82

9.9

68

0

90

%0

02

52

.22

18

1.8

99

5.1

16

73

.10

84

08

4.1

11

52

05

28

86

54

.84

30

.79

31

82

9.2

06

9

80

%0

02

52

.22

18

1.8

99

5.1

16

73

.10

83

67

7.9

77

22

05

16

07

00

.84

31

.55

69

82

8.4

43

1

70

%0

02

52

.22

18

1.8

99

5.1

16

73

.10

83

25

9.9

28

82

05

03

20

84

.94

32

.32

34

82

7.5

76

6

efc

fce

fdM

cr

1,2

.Mcr

ch

eck

Mn

vp

Vci

pdh/

2M

Pa

MP

aM

Pa

kN

-mk

N-m

kN

MP

a

10

0%

46

3.3

60

05

.28

82

5.2

98

33

.06

94

11

46

.82

65

13

76

.19

18

18

pen

amp

ang

mem

adai

27

66

.77

33

85

1.2

66

4

90

%4

63

.99

43

4.8

31

24

.84

04

3.0

71

31

05

1.7

34

71

26

2.0

81

62

6p

enam

pan

gm

emad

ai2

52

6.6

72

49

21

.21

64

80

%4

64

.63

08

4.3

58

54

.36

68

,3

.07

32

95

3.5

19

11

14

4.2

22

96

1p

enam

pan

gm

emad

ai2

27

8.5

35

13

11

.16

48

70

%4

65

.26

95

3.8

70

03

.87

73

3.0

75

28

52

.16

96

10

22

.60

34

83

pen

amp

ang

mem

adai

20

22

.32

73

67

1.1

11

5

1,7

Vfc

'

MP

a

5,0

Vfc

'

MP

a

vci

MP

a

Vcw

MP

a

Vc

Vn

kN

Vs

kN

ch

eck

V8

XV

fc'.

Bw

.Dp

kN

MP

a

10

0%

0.9

46

92

.78

51

1.2

66

48

.54

87

69

9.0

36

51

.26

64

79

1.8

91

89

2.8

55

2pe

rlu

tut

bad

an3

81

2.7

21

0

90

%0

.94

69

2.7

85

11

.21

64

7.9

76

66

71

.45

45

1.2

16

47

91

.89

18

12

0.4

37

3pe

rlu

tul

bad

an3

81

2.7

21

0

80

%0

.94

69

2.7

85

11

.16

48

7.3

85

36

42

.96

64

1.1

64

87

91

.89

18

14

8.9

25

4pe

rlu

tul

bad

an3

81

2.7

21

0

70

%'

0.9

46

92

.78

51

1.1

11

56

.77

45

61

3.5

69

31

.11

15

79

1.8

91

81

78

.32

25

perl

utu

lb

adan

38

12

.72

10

p 3 "5.

—s

p 3 O

Page 146: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

100%

pena

mpa

ngm

emad

ai

90%

pena

mpa

ngm

emad

ai80

%I

pena

mpan

gme

mada

i70

%I

pena

mpan

gme

mada

i

10

0%

90

%

80

%

70

%

10

0%

90

%

80

%

70

%

10

0%

90

%

80

%

70

%

15

00

15

00

15

00

15

00

37

15

35

37

15

35

37

15

35

37

15

35

21

.25

21

.25

21

.25

21

.25

30

80

28

00

25

20

22

40

2320

2320

2320

2320

3440

3440

3440

3440

114.628

114.628

114.628

114.628

18

60

18

60

18

60

18

60

82

.57

56

80

.02

88

77

.30

60

74

.38

74

33

0.3

02

4

32

0.1

15

1

30

9.2

23

9

29

7.5

49

6

tdk

bth

tul

tors

i

tdk

bth

tul

tors

i

tdk

bth

tul

tors

i

tdk

bth

tul

tors

i

1.2

19

39

85

51

1.2

19

39

85

51

1.2

19

39

85

51

1.2

19

39

85

51

4.8

77

7

4.8

35

3

4.7

91

4

Mam

puM

emik

ulTo

rsi

Mam

puM

emik

ulTo

rsi

Mam

puM

emik

ulTo

rsi4.7

461

IM

ampu

Memi

kulT

orsi

Perh

itung

anTo

rsida

nGe

serb

alok1

8mTe

rhad

apBe

ntang

6mda

n9m

120

120

120

120

31

0

31

0

31

0

31

0

286.11

286.11

286.11

286.11

400

400

400

400

14

10

14

10

14

10

14

10

195.41

195.41

195.41

195.41

1380

1380

1380

1380

400

400

400

400

108.72

108.72

108.72

108.72

830400

830400

830400

830400

652.7

652.7

652.7

652.7

751.776

751.776

751.776

751.776

846857.8422

845361.6747

843865.5072

842369.3398

2535.484

2535.484

2535.484

2535.484

4607.5874

4200.4414

3781.3815

3350.4076

600000

600000

600000

600000

37.5

37.5

37.5

37.5

205415952

205288654.8

205160700.8

205032084.9

3800

3800

3800

3800

36.78

36.78

36.78

36.78

430.0320

430.7931

431.5569

432.3234

437100

437100

437100

437100

30.41

30.41

30.41

30.41

829.9680

829.2069

8284431

827.6766

P 5 "D r.

Page 147: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

Perhi

tunga

nTors

idan

Geser

balok

18m

Terha

dap

Benta

ng6m

dan

12m

830400

830400

830400

830400

846857.8422

845361.6747

843865.5072

842369.3398

600000

600000

600000

600000

3800

3800

3800

3800

423404

423404

423404

423404

Page 148: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

Ao

mm

2

Ph

mm

X1

mm

Y1

mm

fyv

MP

a

Md

pdh/

2

kN

-m

Mu

pdh/

2

kN

-m

eT

sdpd

h/2

kN

-m

Td

pdh/

2

kN

-m1

00

%

90

%

80

%

70

%

35

98

93

.4

35

98

93

.4

35

98

93

.4

35

98

93

.4

34

08

34

08

34

08

34

08

30

2

30

2

30

2

30

2

14

02

14

02

14

02

14

02

40

0

40

0

40

0

40

0

67

8.6

4

67

8.6

4

67

8.6

4

,67

8.6

4

26

56

.46

4

26

56

.46

4

26

56

.46

4

26

56

.46

4

37

.5

37

.5

37

.5

37

.5

66

.9

66

.9

66

.9

66

.9

58

.6

58

.6

58

.6

58

.6

10

0%

90

%

80

%

70

%

10

0%

90

%

80

%

70

%

10

0%

90

%

80

%

70

%

10

0%

90

%

80

%

70

%

Tl

pdh/

2

kN

-m

41

.92

41

.92

41

.92

41

.92

e

pd

h/2

463.3600

463.9943

464.6308

465.2695

1,7Vfc"

MPa

0.9

46

9

0.9

46

9

0.9

46

9

0.9

46

9

ch

eck

Vs

pen

am

pa

ng

mem

ad

ai

pen

am

pa

ng

mem

ad

ai

pen

am

pa

ng

mem

ad

ai

pen

am

pa

ng

mem

ad

ai

Tu

pdh/

2

kN

-m

21

7.6

72

21

7.6

72

21

7.6

72

21

7.6

72

fc

MP

a

5.4

50

7

4.9

77

8

4.4

89

0

3.9

84

4

5,0

Vfc

'

MP

a

2.7

85

1

2.7

85

1

2.7

85

1

2.7

85

1

Aps

3080

2800

2520

2240

Vsd

pdh/

2

kN

30

8.7

3

30

8.7

3

30

8.7

3

30

8.7

3

fee

MP

a

5.4

61

1

4.9

87

3

4.4

97

6

3.9

92

0

vci

MP

a

1.3550

1.2998

1.2428

1.1841

fpu

18

60

18

60

18

60

18

60

Vd

pdh/

2

kN

21

2.7

3

21

2.7

3

21

2.7

3

21

2.7

3

fd

MP

a

3.3

03

7

3.3

05

8

3.3

07

8

3.3

09

9

Vcw

MP

a

8.7

51

6

8.1

59

5

7.5

48

0

6.9

17

1

Tu

kN

-m

,83.4629

80.8543

78:0672"

75.0810

VI

pdh/

2

kN

12

3.2

12

3.2

12

3.2

12

3.2

Mcr

kN

-m

11

32

.15

29

10

33

.75

01

93

2.2

15

8

82

7.5

39

9

kN

747.9622

717.4781

686.0239

653.5965

Tu

'

kN

-m

333.8514

323.4174

312.2688

300.3241

Vi

=V

u

kN

82

2.8

72

82

2.8

72

82

2.8

72

82

2.8

72

1,2

.Mcr

kN

-m

13

58

.58

35

12

40

.50

01

11

18

.65

90

99

3.0

47

8

Vc

MP

a

1.3

55

0

1.2

99

8

1.2

42

8

1.1

84

1

ch

eck

Tu

bth

tul

tors

i

bth

tul

tors

i

bth

tul

tors

i

bth

tul

tors

i

Pe

kN

4615.9980

4208.0109

3788.1099

3356.2950

ch

eck

Mn

pen

am

pan

gm

em

ad

ai

pen

am

pan

gm

em

ad

ai

pen

am

pan

gm

em

ad

ai

pen

am

pan

gm

em

ad

ai

Vn

kN

966.0847

968.0847

968.0847

968.0847

Sb

mm

3

20

54

15

95

2

20

52

88

65

4.8

20

51

60

70

0.8

20

50

32

08

4.9

vp

kN

2851.8253

2603.3240

2346.7632

2082.1090

Vs

kN

22

0.1

22

6

25

0.6

06

6

28

2.0

60

8

31

4.4

88

2

e

mm

430.0320

430.7931

431.5569

432.3234

Vci

MPa

1.3550

1.2998

1.2428

1.1841

checkV

perl

utu

lb

adan

perl

utu

lb

adan

per

lutu

ib

ad

an

perl

utu

lb

adan

chec

kpe

nam

pang

ak

tual

1.4907

1.4907

1.4907

1.4907

ters

ed

ia

4.9

53

1

4.9

06

1

4.8

57

7

4.8

07

8

Mam

puM

emik

ulT

orsi

Mam

pu

Mem

ikul

Tor

si

Mam

puM

emik

ulT

orsi

Mam

pu

Mem

ikul

Tor

si

e

mm

829.9680

829.2069

828.4431

827.6766

8X

Vfc

'.B

w.D

p

38

12

.72

10

38

12

.72

10

38

12

.72

10

38

12

.72

10

Tn

kN

-m

256.0847

256.0847

256.0847

256.0847

Page 149: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

Otu

l.G

ese

r&

tors

iA

vA

t/s

Av

/s1

Av

/s2

4XV

fc'.b

w.d

pA

v/s

2*2

Av

/sA

vt/

s=

s

mm

mm

2m

m2

/mm

mm

2/m

mm

m2

/mrn

terp

akai

2(A

t/s)

+(A

v/s)

•m

m

10

0%

10

78

.57

14

0.6

84

20

.24

10

0.3

98

88

.47

95

0.7

97

50

.79

75

2.1

65

93

6.2

8

90

%1

07

8.5

71

40

.68

42

0.2

19

10

.45

40

8.4

79

50

.90

80

0.9

08

02

.27

64

34

.52

80

%1

07

8.5

71

40

.68

42

0.1

97

10

.51

10

8.4

79

51

.02

20

1.0

22

02

.39

03

32

.87

70

%1

07

8.5

71

40

.68

42

0.1

75

20

.56

97

8.4

79

51

.13

94

1.1

39

42

.50

78

31

.33

Per

hitu

ngan

Tor

sida

nG

eser

balo

k18

mT

erh

adap

Ben

tang

6m

dan

15m

hb

hf

bw

dpA

cA

tran

sA

cpP

epA

oh

mm

mm

mm

mm

mm

mm

2m

m2

mm

2m

mm

m2

10

0%

15

00

23

20

12

04

00

13

80

83

04

00

84

68

57

.84

22

60

00

00

38

00

42

34

04

90

%1

50

02

32

01

20

40

01

38

08

30

40

08

45

36

1.6

74

76

00

00

03

80

04

23

40

4

80

%1

50

02

32

01

20

40

01

38

08

30

40

08

43

86

5.5

07

26

00

00

03

80

04

23

40

4

70

%1

50

02

32

01

20

40

01

38

08

30

40

08

42

36

9.3

39

86

00

00

03

80

04

23

40

4

Ao

Ph

X1

Y1

fyv

Md

pdh/

2M

upd

h/2

eT

sdpd

h/2

Td

pdh/

2

mm

2m

mm

mm

mM

Pa

kN

-mk

N-m

kN

-mk

N-m

10

0%

35

98

93

.43

40

83

02

14

02

40

06

06

.92

49

8.3

68

37

.59

5.3

26

4.2

7

90

%3

59

89

3.4

34

08

30

21

40

24

00

60

6.9

24

98

.36

83

7.5

95

.32

64

.27

80

%3

59

89

3.4

34

08

30

21

40

24

00

60

6.9

24

98

.36

83

7.5

95

.32

64

.27

70

%3

59

89

3.4

34

08

30

21

40

24

00

60

6.9

24

98

.36

83

7.5

95

.32

64

.27

Tl

pdh/

2T

upd

h/2

Vsd

pdh/

2V

dpd

h/2

VI

pdh/

2V

i=

Vu

Pe

Sb

ee'

kN

-mk

N-m

kN

kN

kN

kN

kN

mm

3m

mm

m

10

0%

46

.75

26

6.3

08

34

8.0

62

15

.94

12

4.3

58

75

.76

46

16

.94

13

20

54

15

95

24

30

.03

20

82

9.9

68

0

90

%4

6.7

52

66

.30

83

48

.06

21

5.9

41

24

.35

87

5.7

64

20

8.8

59

92

05

28

86

54

.84

30

.79

31

82

9.2

06

9

80

%4

6.7

52

66

.30

83

48

.06

21

5.9

41

24

.35

87

5.7

63

78

8.8

64

62

05

16

07

00

.84

31

.55

69

82

8.4

43

1

70

%4

6.7

52

66

.30

83

48

.06

21

5.9

41

24

.35

87

5.7

63

35

6.9

55

32

05

03

20

84

.9.4

32.3

234

82

7.6

76

6

efc

fee

fdM

cr1

,2.M

crch

eck

Mn

vp

Vci

pdh/

2M

Pa

MP

aM

Pa

kN

-mk

N-m

kN

MP

a

10

0%

46

3.3

60

05

.45

18

5.4

62

32

.95

45

12

04

.12

22

14

44

.94

66

pen

amp

ang

mem

adai

28

52

.40

81

1.4

90

2

90

%4

63

.99

43

4.9

78

84

.98

83

2.9

56

31

10

5.6

96

61

32

6.8

35

9p

enam

pan

gm

emad

ai2

60

3.8

49

21

.42

76

80

%4

64

.63

08

4.4

89

94

.49

85

2.9

58

21

00

4.1

39

61

20

4.9

67

6p

enam

pan

gm

emad

ai2

34

7.2

30

81

.36

31

70

%46

5.26

95f

3.9

85

13

.99

28

2.9

60

08

99

.44

09

10

79

.32

91

pen

amp

ang

mem

adai

20

82

.51

87

1.2

96

7

p 3 a

Page 150: Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai

10

0%

90

%

80

%

70

%

1,7

Vfc

'

MP

a

0.9

46

9

0.9

46

9

0.9

46

9

0.9

46

9

5,0.

Vfc

'

MP

a

2.7

85

1

2.7

85

1

2.7

85

1

2.7

85

1

vci

MPa

1.4902

1.4276

1.3631

1.2967

Vcw

MP

a

8.7

53

0

8.1

60

7

7.5

49

1

6.9

18

1

kN

822.5647

788.0604

752.4583

715.7549

Vc

MPa

1.4902

1.4276

1.3631

1.2967

Vn

kN

1030.3059

1030.3059

1030.3059

1030.3059

Vs

kN

207.7412

242.2455

277.8476

314.5510

ch

eck

V

perl

utu

lbad

an

perl

utu

lbad

an

perl

utu

lbai

tan

perl

utu

lbad

an

8X

Vfc

'.B

w.

Dp

38

12

.72

10

38

12

.72

10

38

12

.72

10

38

12

.72

10

ch

eck

Vs

Ap

sfp

uT

u

kN

-m

Tu

'

kN

-m

ch

eck

Tu

chec

kp

ena

mp

an

gT

n

kN

-ma

ktu

al

ters

ed

ia

10

0%

pena

mpa

ngm

emad

ai2

80

01

86

08

3.4

68

93

33

.87

56

bth

tul

tors

i1

,58

65

5.0

67

9M

ampu

Mem

ikul

Tor

si3

13

.30

35

90

%pe

nam

pang

mem

adai

28

00

18

60

80

.86

00

32

3.4

39

9b

thtu

lto

rsi

1.5

86

55

.01

48

Mam

puM

emik

ulT

orsi

31

3.3

03

5

80

%pe

naM

Pan

gm

ema

da

i2

52

01

86

07

8.0

72

43

12

.28

96

bth

tul

tors

i1

.58

65

4.9

60

0M

ampu

Mem

ikul

Tor

si3

13

.30

35

70

%p

ena

mp

an

gm

ema

da

i2

24

01

86

07

5.0

85

73

00

.34

30

bth

tul

tors

i1

.58

65

4.9

03

5M

ampu

Mem

ikul

Tor

si3

13

.30

35

Otu

l.G

eser

&to

rsi

Av

At/

sA

v/s

1A

v/s

24

\Vfc

'.bw

.dp

Av

/s2

*2A

v/s

Av

t/s

=s

mm

mm

2m

m2

/mm

mm

2/m

mm

m2

/mm

terp

akai

2(A

t/s)+

(Av/

s)m

m

10

0%

10

78

.57

14

0.8

37

10

.21

91

0.3

76

38

.47

95

0.7

52

70

.75

27

2.4

26

83

2.3

8

90

%1

07

8.5

71

40

.83

71

0.2

19

10

.43

89

8.4

79

50

.87

77

0.8

77

72

.55

18

30

.79

80

%1

07

8.5

71

40

.83

71

0.1

97

10

.50

33

3.4

79

51

.00

67

1.0

06

72

.68

08

29

.31

70

%1

07

8.5

71

40

.83

71

0.1

75

20

.56

98

3.4

79

51

.13

97

.1.1

39

72

.81

38

27

.92

r p 3 "2.

-i'

p 3 <v>

o