beton prategang parsial pada portal 5 lantai
TRANSCRIPT
Laporan Tugas Akhir
Analisis Geser dan Geser Torsi Balok Tengah Penampang T
Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai
Disusun oleh :
Nam a : Lenny Kus Anggrayany
No. Mhs : 98 511 154
Nama : Sri Harjanto
No. Mhs : 97 511 176
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2003
Laporan Tugas Akhir
Analisis Geser dan Geser -Torsi Balok Tengah Penampang TBeton Prategang Parsial Pada Portal 5Lantai
Disusun oleh :
Nama : Lenny Kus Anggrayany
No. Mhs : 98 511 154
Nama : Sri Harjanto
No. Mhs : 97 511 176
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2003
Lembar Pengesahan
Tugas Akhir
Analisis Geser dan Geser -Torsi Balok Tengah Penampang T
Beton Prategang Parsial Pada Portal 5 Lantai
Disusun oleh :
Nama : Lenny Kus Anggrayan\
No. Mhs :98 511 154
Nama : Sri Harjanto
No. Mhs : 97 511 176
Telah diperiksa dan disetujui oleh
Ir. H. Abdul Kadir Aboe, MS
Dosen Pembimbing I
Ir. H. Suharyatmo, MT
Dosen Pembimbing II
W*}
KATA PENGANTAR
Kssalamu'alaikumWr.Wb
PuJi svukur kebad.ra, Allab SWT yang ,elab meUmpankan rahma. danhidavab -Nva. — dan salam semoga .etap —an kepada ^ungan *»Nab, Besar Mubammad SAW beserta keluarga, para sababa, dan pengiku.nya n,nggaakhir zaman. Amin.
A,hamdul,„aah,r„bbiraa„n„n, akb.rnya tugas akhtr dengan judu, Anabs.sGeser dan Gaser To,, Ba.ok Tengab PenamPang TBeton Prategang Pars.a, PadaPorta, 5Lan.a, vang merupttkan syara, da,am menyeiesa.kan jen.ang Canaanslrata ,pada JU™San Tek„,k Sip,,, fakultas Tekntk S,P„ dan Perencanaan, Untvers.tasIslam Indonesia ini dapat diselesa.kan dengan baik.
Scum, penvusunan tugas akhir ,n,, bunbmgan dan araban banyak d.benkankepada penyusu, Oleh karena ,,u pada kesempatan in, penyusun mengncapkanterima kasih kepada:
, Bapak ir. H. W.dodo, MSCE, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Tekn.k Sipil danPerencanaan Umversitas Islam Indonesia.
2. Bapak Ir. H. Munadbir, MS, selaku ke«ua Jurusan Teknik Sip,, dan PerencanaanUniversitas Islam Indonesia.
3. Bapak Ir. H. Abdul Kadir Aboe, MS, selaku dosen pembimbing I.4. Bapak Ir. H. Suharyatmo, MT, selaku dosen pembimbing II.
in
5 Bapak Ir. H. Sarw.di, MSCE, PhD, selaku dosen tamu.Semoga jasa -jasa beliau mendapat limpahan karunia dan Allah SWT. Dan semogatugas akh.r ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya. Amiin.
Wabillahitauflq wal hidayahWassalamu'alaikum, Wr.Wb.
Jogjakarta, Juli 2003
Penyusun
IV
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
RATAPENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
xiiDAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
xivABSTRAKSI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
41.3 Tujuan Penelitian
41.4 Manfaat Penehtian
1.5 Lingkup Penelitian
1.6 Metode Penelitian
BAB II TINJAUAN PIJSTAKA 7
BAB III LANDASAN TEORI 103.1 Konsep Dasar Beton Prategang 10
3.1.1 Sistem Prategang Untuk Mengubah Beton
Menjadi Bahan YangElastis 10
J12 Sistem Prategang Untuk Kombinasi Baja
Mutu Tinggi Dengan Beton
3.1.3 Sistem Prategang Untuk Mencapai
Keseimbangan Beban ,2
3.2 Perencanaan Balok Prategang J
3.2.1 Modulus Penampang 13
3.2.2 Analisis Beton Prategang 14
3.2.2.1 Tinjauan Gaya Prategang Terhadap
Tegangan Pada Pusat Tendon 14
3.2.2.2 Menghitung Luas Baja Prategang 15
3.2.3 Tata Letak Tendon 15
3.2.3.1 Selubung Untuk Meletakkan
Tendon 16
3.2.4 Tegangan Beton dan Tendon 17
3.2.5 Analisis Kekuatan Struktur 20
3.2.5.1 Analisis Lentur 20
3.2.6 Kehilangan Gaya Prategang 23
3.2.6.1 Akibat Perpendekan Elaastis Beton. 24
3.2.6.2 Akibat Pengangkuran/Pergeseran
Angkur 25
3.2.6.3 Akibat Rangkak Pada Beton 25
3.2.6.4 Akibat Susut Pada Beton 26
3.2.6.5 Akibat Relaksasi Baja 26
VI
3.2.6.6 Akibat Gesekan 28
3.3 Kekuatan Geser dan Torsional Beton Prategang 29
" ° ' Tegangan Geser Balok Prategang. 30i i ^-.(».^»-i/r»m • -w i-'K. i— i i i /i i i 11\ i i ii i vv ^_u.i 14—. - . • - -.--
J.J.
3.3.1.1 Kekuatan Geser Lentur (Vci) 32
3.3.1.2 Kuat Geser Badan (Vcw) 35
3.3.1.3 Menentukan Kuat Beton Badan Vc. 37
3.3.2 Torsi Pada Elemen Beton Prategang 39
3.3.3 Desain Balok Beton Prategang yang
Mengalami Gabungan Torsi, Geser, dan
Lentur MenurutACI 318-99 40
3.3.3.1 Kuat Momen Torsional 40
3.3.3.2 Penulangan Badan Untuk Torsi 42
3.3.3.3 Tulangan Torsional Minimum 43
BAB IV PERENCANAAN DAN ANALISIS 44
444.1 Data Analisis
... 444.2 Tegangan Ijin beton
454.3 Pembebanan
4.4 Perhitungamn Momen untuk Portal Menggunakan
Mikrosoft SAP 2000 46
4.4.1 Penetapan Dimensi Penampang 46
4.5 Perhitungan modulus Tampang Rencana 48
4.6 Perencanaan Prategang Penuh Sistem Paska Tank. 49
4.6.1 Perhitungan Propertis Penampang 49
VII
4.6.2 Perhitungan Desam Beton Prategang 50
4.6.3 Kontrol Kekuatan Lentur 5-
4.6.4 Perhitungan Sifat Penampang 53
4.6.5 Kehilangan Gaya Prategang 55
4.6.6 Kontrol Tegangan Beton dan Tendon 57
4.6.7 Perencanaan Tata Letak tendon 59
4.6.8 Perhitungan Torsi dan Geser 61
4.7 Perh.tungan Prategang Pars.al 90% Sistem Pasca67
lank
4.7.1 Perhitungan Desain Beton Prategang 67
4.7.2 Kontrol Kekuatan Lentur 69704.7.3 Perhitungan Sifat Penampang
4.7.4 Kehilangan Gaya Prategang 72
4.7.5 Kontrol Tegangan Beton dan Tendon 74
4.7.6 Perencanaan Tata Letak Tendon 76
4.7.7 Perhitungan Torsi dan geser 78
85
5.1 Data dan Asumsi Desain
BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN85
885.2 Pembahasan Hasil Perhitungan
885.2.1 Gaya Prategang
5.2.2 Kehilangan Gaya Prategang 89
5.2.3 Luasan Baja Prategang 90
VHl
5.2.4 Tegangan Beton 91
5.2.5 Kuat Geser Beton (Vc) dan Kuat Geser
Tulangan (Vs) 95
5.2.6 Momen Torsional 98
5.2.7 JarakTulangan Yang Menahan Geser Torsi 101
BAB VI KESIMPIJLAN DAN SARAN 104
6.1 Kesimpulan 104
6.2 Saran 106
DAFTAR PIJSTAKA xv
LAMPIRAN xvi
IX
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 3.3
Gambar 3.4
Gambar 3.5
Gambar 3.6
Gambar 3.7
Gambar 3.8
Gambar 3.9
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 5.1
Gambar 5.2
DAFTAR GAMBAR
Distribusi Tegangan Pada Penampang Beton
Prategang Dengan Eksentrisitas 1'
Kopel Dalam Akibat Gaya Prategeng Dan.Beban Kerja 11
:Prategang Sistem Perimbangan Beban 12
:Perpendekan Elastis Pada Beton 24
:Gaya Geser Yang Dipikul Beton dan Tendon 30
: Perkembangan Retak Balok Akibat Geseran 31
: Pertumbuhan Retak Geser Lentur JJ
: Hubungan Antara Momen Dan Geser Pada Retak Geser
Lentur "'~
:Tegangan Tekan Versus Tegangan Geser Nominal
Di Pusat Berat Pada Retak Geser Badan 36
:Penampang Yang Digunakan 47
:Tegangan Saat Transfer Prategang Penuh 58
:Tegangan Saat Layan Prategang Penuh 59
:Tegangan Saat Transfer Prategang 90% 75
:Tegangan Saat Layan Prategang 90% 76
: Penampang Balok TYang Digunakan 86
: Perbandingan %Gaya Prategang Terhadap
Kehilangan Gaya Prategang 90
Gambar 5.3 : Perbandingan %Gaya Prategang Terhadap... 04
Tegangan Yang 'I erjadi
Gambar 5.4 : Perbandingan %Gaya Prategang Terhadap
98Kuat Geser Beton yo
Gambar 5.5 : Perbandingan %Gaya Prategang Terhadap
Momen torsional lu
Gambar 5.6 : Perbandingan %Gaya Prategang Terhadap
Jarak Tulangan Geser Torsi 103
XI
DAFTAR TABEL
label 3.1 : Koefisien susut 26
Tabel 3.2 : Nilai Kre, dan J 27
Tabel3.3 : Nilai C 28
Tabel 3.4 : Koefisien - koefisien Gesekan Untuk
Tendon-tendon Post Tensioned 29
Tabcl 4.1 : Dimensi Balok Yang Digunakan 46
label 4.2 : Momen Yang Terjadi Pada Balok Tengah Lantai 1Portal 2 60
Tabel 4.3 : Batas Bawah Letak Tendon Prtegang Penuh 60
label 4.4 : Batas Atas Letak Tendon Prategang Penuh 61
label 4.5 : Momen yang 'Terjadi Pada Balok Tengah Prategang 90% 77
'Tabel 4.6 : Batas Bawah Letak Tendon Prategang 90% 77
Tabel 4.7 : Batas Atas Letak Tendon Prategang 90% 78
Tabel 5.1 : Dimensi Balok Pada Analisis Struktur 86
Tabel 5.2 : Hasil Analisis Struktur Portal 87
Tabel 5.3 : Besar Gaya Prategang Awal 89
Tabel 5.4 : Besar Prosentase Kehilangan Gaya Prategang 89
Tabel 5.5 : Besar Luasan Baja Prategang 91
Tabel 5.6 :Tegangan Yang Terjadi Pada Balok Penampang T 92
Tabel 5.7 : Nilai Kuat Geser 96
Tabel 5.8 : Nilai Torsional "
Tabel 5.9 : Luasan Per Jarak Tulangan Geser 102
Tabel 5.10 : Jarak Tulangan Geser Torsi 103
xn
Lampiran 1
Lampiran 2a
Lampiran 2b
Lampiran 2c
Lampiran 3a
Lampiran 3b
Lampiran 3c
Lampiran 3d
Lampiran 4a
Lampiran 4b
Lampiran 5a (1-8)
Lampiran 5b (1-3)
Lampiran 5c (1-6)
DAFTAR LAMPIRAN
Kartu Peserta Tugas Akhir
Tabel strandproperties dan tendon properties
Detail Anchourage VSL type EC
Detail Anchourage type P
Portal Arah X
Portal Arah Y
Variasi Denah Portal
Keterangan Gambar Denah
Tata Letak Tendon Balok Tengah Portal II dengan Gaya
Prategang 100%
Tata Letak Tendon Balok Tengah Portal II dengan Gaya
Prategang 90%
Perhitungan Balok Tengah Portal Prategang Parsial
dengan Berbagai Variasi Bentang
Perencanaan Tata Letak Tendon dengan Berbagai Variasi
Bentang
Perhitungan Torsi dan Geser dengan Berbagai Variasi
Bentang
Xlll
ABSTRAKSI
Variasi bentuk bangunan menyebabkan adanya bagian bagian bentangyang tidak sunetris terhadap bentang lamnya. Ketidaksunetrisan in, menyebabkanstruktur mengalam, torsi, sedangkan tors, akan bekerja bersamaan dengan gayageser dan lentur dengan demikian akan menyebabkan tegangan tank ulama yangbesar. Terjadmya lendutan, geser, dan tors, tidak dapat dihmdan, sehmgga paraperaneang stuktur dituntut untuk mendesam batang beton yang memiliki lendutan,geser dan torsi seminimal mungkin.
Beban aktual yang lebih kecil dan beban rencana menyebabkan lendutan keatas yang cukup besar akibat prategang penuh. Penggunaan prategang parsialdiharapkan mampu mengontrol besamya lendutan, geser dan torsi yang terjadi.Untuk mengetahui peritaku balok terhadap besamya prategang parsial dan bedapanjang bentang portal yaitu dengan memvanasikan prategang parsial yangdibenkan serta variasi panjang bentang yang berbeda.
Hasil analisis memperlihatkan nilai geser dan tors, cenderung menmgkaldengan penamhahan panjang bentang. Penamhahan gaya prategang parsialmenyebabkan kuat geser beton (Vc) bertambah besar dan kuat geser tulangan(Vs) bertambah kecil. Penganih penamhahan gaya prategang terhadap torsimemngkatkan momen torsional terfaktor maksimum (Tu) dan menmgkatkankemampuan tampang menahan torsi. Sehmgga secara umum penguranganprategang parsial menurunkan kekuatan penampang dalam menahan geser dantorsi.
XIV
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan struktur bertulang dewasa in. cukup pesat menuju kepada
struktur yang lebih ekonomis melalui metode - metode perencanaaan dan
penggunaan material berkekuatan tinggi. Penggunaan beton prategang semakinsenng dijumpai dalam proyek pembangunan, terutama pada struktur yang
mengalami momen lentur besar, karena momen lentur dapat mengakibatkan
penampang beton mengalami lentur (bending stress).
Dan dunia property saat mi sangat ramai, pembangunan rumah dan yang
mewah sampai yang sederhana, gedung perkantoran, pabnk, dan apartemen-
apartemen juga mulai bermunculan. Para pengguna sangat memperhatikan bentuk
dan estetika dan bangunan sehingga bentuk dan estetika memiliki nilai jual
tersendiri.
Melihat permmtaan pengguna bangunan saat ini, arsitek mencoba
merancang suatu bangunan dengan memperhatikan banyak faktor, diantaranya
fungsi dan bangunan, lingkungan dan budaya dimana bangunan tersebut
didirikan. Dan hasil pengamatan terhadap faktor-faktor pendukung tersebut,
seorang arsitek akan membenkan suatu rancangan bangunan dengan bentuk yang
menonjolkan suatu keindahan tersendiri.
Suatu bangunan tidak selalu didesain dengan bentuk yang simetri melainkan
juga akan ditemui bentuk dan bentang yang tidak simetri. Bentang yang panjang
akan diperlukan pada gedung yang mengingmkan kesan luas dengan meniadakan
kolom-kolom. Untuk itu dimensi dan lendutan yang cukup besar akan terjadi
terutama pada balok jika menggunakan beton bertulang. Beton prategang dimana
beton berada dalam keadaan tekan sehingga tidak ada bagian beton yang tertank,
pada kondisi ini lendutan pada balok dapat dihindari. Namun pengurangan
lendutan ke atas menjadi minimum adalah pentmg, khususnya bila beban gelagar
atau beban mati relatif kecil dibandingkan dengan beban rencana total. Sehingga
prategang sebagian diusulkan karena mengizinkan adanya sejumlah tegangan tarik
karena keuntungannya adalah berkurangnya lendutan ke atas (camber).
Di lam sisi bentuk dan bentang yang tidak simetri juga akan menimbulkan
masalah bagi seorang perencana. Gaya aksial yang bekerja pada suatu struktur
yang tidak simetri akan membenkan momen torsi, momen lentur yang bekerja
bersamaan dengan gaya- gaya geser terutama akan diterima oleh balok. Sehingga
akan berakibat lentur, retak lentur, dan retak tarik pada beton.
Saat ini dimana beton sangat populer digunakan dalam dunia konstruksi,
selain harganya relatif lebih murah dibandingkan dengan baja juga sebagai
material dengan kekuatan dan kinerja yang sangat tinggi. Namun sifat beton yang
kuat dalam kondisi tekan, tetapi lemah dalam kondisi tarik mengakibatkan retak
lentur pada taraf pembebanan yang masih rendah. Ditambah lagi adanya momen
torsi, lentur dan geser yang bekerja secara bersamaan, menyebabkan adanya retak
tarik yang cukup besar.
Pemasangan tulangan geser dan torsi salah satu cara mengurang. adanya
retakan, namun pada daerah yang mendenta gaya geser lentur dan tors, yang
cukup besar akan diperlukan tulangan geser dan torsi yang cukup rapat danbanyak. Pada kondis, in. beton prategang menjadi perlu karena mampu
mengkombmasikan beton dan baja dengan cara aktif yaitu membenkan tegangan
awal sehingga akan menimbulkan tegangan awal tekan beton pada lokasi di mana
nantinya akan timbul tegangan tank pada vvaktu komponen mendukung beban
sedemikian rupa sehingga diharapkan sewaktu beban seluruhnya bekerja,
tegangan tank total berkurang atau bahkan lenyap sama sekali dan posisi tendonyang miring dan melengkung dapat ikut membantu beton dalam mendukung
tegangan geser akibat beban luar.
Perilaku balok yang mengalami torsi, terutama pada balok tepi dan balok
tengah portal gedung terhadap panjang bentang yang berbeda serta diikuti oleh
adanya retak lentur dan retak tank, maka penggunaan prategang sebagian
diharapkan mampu mengeliminasi lendutan ke atas, meningkatkan kapasitas
lentur, geser, dan torsional penampang, sehingga retak lentur dan retak tank dapat
dikurangi.
1.2 Rumusan Masalah
Lendutan ke atas pada struktur akibat prategang penuh dapat dikurangi
dengan adanya prategang parsial. Sedangkan pada situasi praktis, batang-batang
pratekan mendenta momen torsi dan lenturan bersamaan dengan gaya geser
transversal. Dengan demikian kombinasi diantaranya menghasilkan tegangan tarik
utama yang melebihi kekuatan tarik beton. Terutama pada balok portal terhadap
panjang bentang berbeda.
1.3 Tujuan Penelitian
Dan rumusan masalah yang diamati penulis, maka penelitian ini bertujuan :
1. Mengetahui pengaruh prategang parsial terhadap kuat geser dan geser torsi
pada beton penampang T.
2. Mengetahui pengaruh perbedaan panjang bentang terhadap kuat geser tors.
yang terjadi.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu membenkan kontribusi baik bagi kalangan
akademisi maupun praktisi. Manfaat yang penulis harapkan pada penelitian
adalah :
1. Menambah pengetahuan serta pemahaman tentang pengaruh prategang
parsial terhadap kuat geser dan geser torsi khususnya pada beton
penampang T.
2. Dengan pemahaman yang baik tentang beton prategang oleh para praktisi
diharapkan penggunaan beton prategang sebagai salah satu alternatif
dalam pembangunan suatu struktur lebih meluas.
15 Lingkup Penelitian
Menginga, luasnya permasalanan beton prategang, maka pada penelitian inipeneliti membatasi lingkup penelitian.
,. Digunakan model struktur portal 5lanta, yang menenma beban mati, bebanhidup dan berat sendtri dengan peninjauan 3dimensi,
2. Perencanaan portal menggunakan balok tengah penampang T3. Pembebanan ditntung dengan Pera.uran Pembebanan Indonesia Untuk
Gedung tahun 1983.
4. Desain geser dan geser tors, beton prategang parsial dilakukan pada baloktengah terhadap balok tep, portal yang mempunya, panjang bentang
berbeda.
5. Desain beton prategang ditinjau pada kondis. pasca tar.k (posttensioned)dengan bentuk tendon yang melengkung serta diberi rekatan (grouting).
6. Perhitungan momen, geser dan torsi menggunakan SAP 2000
7. Analisis geser dan geser torsi hanya dilakukan pada lantai yang memiliki
geser torsi maksimum.
8. Vanasi panjang bentang balok tengah portal 6m, 9m ;6m, 12m ;6m, 15m9. Vanasi prategang parsial 90%, 80%, 70% dan gaya prategang yang
dibutuhkan pada prategang penuh.
10. Beban gempa dan beban angin tidak diperhitungkan.
11. Perhitungan geser, dan geser torsi menggunakan metode SNI dan ACL
1.6 Metode Penelitian
Penulisan tugas akhir ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Mencan bahan - bahan literatur yang d.butuhkan dan perpustakaan,
kemudiam membahasnya.
2. Melakukan perhitungan untuk merencanakan dan menganalisis geser dan
torsi balok tengah portal prategang parsial menggunakan cara dan rumus
sesuai literatur.
3. Menentukan parameter- parameter yang berpengaruh didalam menghitung
geser dan torsi
4. Pembahasan untuk setiap parameter
5. Menarik kesimpulan dan pembahasan.
BAB II
Tinjauan Pustaka
Struktur beton prategang didefinisikan sebagai suatu sistem struktur beton
khusus dengan cara memberikan tegangan awal tertentu pada komponen sebelumdigunakan untuk mendukung beban luar sesuai dengan yang dnngmkan.Tujuanmemberikan tegangan awal atau prategang adalah untuk menimbulkan tegangan
awal tekanan beton pada lokasi dimana nantinya akan timbul tegangan tank padawaktu komponen mendukung sedemikian rupa sehingga diharapkan saat bebanseluruhnya bekerja tegangan tank total berkurang atau lenyap sama
sekali (Dipohusodo, Istimawan, 1994).
Rendahnya kapasitas tarik pada beton dapat menyebabkan retak lentur. Gaya
prategang yang memberikan prategangan pada penampang d, sepanjang bentangsuatu elemen struktural sebelum bekerjanya beban mat, dan beban hidup, mampu
mencegah berkembangnya retak dengan cara mengeleminasi tegangan tank dibagian tumpuan dan daerah kritis pada kondisi beban kerja, sehmgga dapatmeningkatkan kapasitas lentur, geser, dan torsional penampang.
Penlaku balok beton prategang pada saat gagal karena geser atau karena
gabungan geser dan torsi sangat berbeda dengan penlaku lentur, balok tersebutgagal secara tiba-tiba tanpa ada peringatan sebelumnya yang memadai, dan retakdiagonal yang terjadi sangat jauh lebih lebar danpada retak lentur. Baik geser
maupun tors, menimbulkan tegangan geser. Tegangan ini dapat menimbulkantegangan tank utama d, penampang kritis yang dapat melebihi kuat tank beton.
Tors, terjad, pada struktur beton monolit terutama dimana beban beker,apada jarak sumbu longitudinal komponen struktural. Sebagian besar balok betonyang mengalami puntir adalah yang penampangnya mempunyai komponenperseg, panjang, sebagai contoh, penampang bersayap seperti balok Tdan balokL (Nawy, E.D, 2001)
Dan hasil analisis tahanan geser pada penampang Tdan Ipada penelitian
sebelumnya didapatkan bahwa pada tampang Ttahanan geser yang terjadi lebihbesar dan tampang I, sehingga dalam menahan geser tampang Tlebih baik.
(Arifm, Zaenal dan Alharomain, Lutfi, 1999)
Salah satu keuntungan penting dan beton prategang pars.al adalah
meningkatkan kontrol lendutan, karena lendutan ke atas akibat gaya prategang
pada saat balok belum mengalami pembebanan dapat dihindar. denganmenggunakan gaya prategang kecil. Meskipun demikian ini berart, bahwalendutan kebawah pada saat seluruh beban layan bekerja akan lebih besar.
Konsekwensinya sangatlah penting untuk membuat pendekatan dalammemperkirakan lendutan prategang parsial pada tiap-tiap pembebanan (Lin, T.Y
dan Burns, 11,1988)
Berdasarkan tinjauan pustaka di atas bahwa tegangan torsi akan terjadi
bersamaan dengan geser dan lentur sehingga akan mendenta tegangan utama yang
cukup besar. Dan penggunaan prategang parsial diharapkan nantmya dapatmemimmalisasi kerusakan akibat geser, lentur, torsi, dan lendutan. Tampang T
banyak digunakan pada suatu struktur dan hasil penelitian sebelumnyamenjelaskan bahwa tampang Tmampu menahan geser dengan lebih baik.
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Konsep Dasar Beton Prategang
Lin, T.Y dan Burns, H(1988) mengemukakan ada tiga konsep yang berbedadan digunakan untuk menjelaskan serta menganal.sa sifa.-sifat dasar dan betonprategang, Ketiga konsep tersebut penttng sebaga, aeuan dalam mendesam betonprategang seeftsien mungkin. Adapun ketiga konsep tersebut adalah s,s,emprategang untuk mengubah beton menjadi beban yang elastis, sistem prategangun,uk kombtnas, baja mutu tingg, dengan beton dan sistem prategang untukmencapai keseimbangan beban.
3.1.1 Sistem Prategang un.uk Mengubah Beton Menjadi Bahan yang ElastisKonsep ini hasil pemikiran Eugene Freyss.net yaitu beton yang bersifat
getas ditransformasikan menjadi bahan yang bersifa. elastis, dengan eara memben.ekanan awal (pratekan). Hal in, diusahakan agar beton tidak mengalami retak dibagian tarik balok walaupun terjad, tarikan, Alas dasar pandangan ini, betond,anggap mengalami dua sistem penegangan, yaitu gaya internal prategang danbeban eksternal. Dengan tegangan tarik akibat gaya eksternal d.lawan oleh
tegangan tekan akibat gaya prategang (tendon).
l^LLLLLLLLU
TPi
A
Pec
I
P.e.c
Akibat gaya Akibat gayaprategang prategangpengaruh beban
'" Gambar 3.1 Distnbusi tegangan pada penampang beton prategang
M.c
1
M.c
I
fl> I>.e.c M.c
A ' I I
" A I ^ I
Akibat momen Akibat gaya prategangeksternal eksentris dan momen
eksternal
cgc
cgs
dengan eksentrisitas
Dan «ambar 3.1 diperoleh tegangan total yang terjadi pada penampang beton
yaitu
P P.e.c , M.cf — ± ±J A I I
(3.1)
3.1.2 Sistem Prategang untuk Kombinasi Baja Mutu Tinggi dengan Beton
Seperti halnya pada beton bertulang, beton prategang merupakan kombinasi
dari baja prategang menahan tank dan beton menahan desak, kedua bahan
membentuk kopel penahan untuk melawan kopel eksternal.
0,1
IWUWWHc
4\v
(a) tampak sctengah balok (b) distnbusi tegangan pada tengah-tcngah bentang
Gambar 3.2 kopel dalam akibat gaya prategang dan beban kerja
Persyaratan kese.mbangan mengharuskan gaya desak (C) - gaya tank (T).jika gaya prategang bekerja maka lengan momen (Z) dapat d.ketahui dengan
persamaan
M (3-2)
karena lengan Zdiketahui maka pusat gaya desak dapat d.tentukan. Tegangan-
tegangan yang terjad, pada sisi atas dan sisi bawah dapat dihitung dengan
persamaan
3.1.3 Sistem Prategang untuk Mencapai Keseimbangan Beban
Konsep ini menggunakan gaya prategang sebagai suatu usaha untukmembuat seimbang gaya-gaya, sehingga komponen struktur yang mengalami
lentur, tidak akan mengalami tegangan lentur pada kondis. pembebanan tertentu.
Besar gaya penmbangan yang dihas.lkan oleh tendon dengan gaya-gaya yang
terdistnbusi secara merata ke atas adalah sebagai berikut:
S.P.e (3.4)Wb ,2
/;
WnM0..Wmal-keba*ah Wb , dan
MneUo-\WnenjJ •
Wb
Gambar 3.3 prategang sistem perimbangan beban
(3.5)
(3.6)
13
Tegangan yang terjadi pada serat penampang adalah
f. JI+ jbi^I (3-7)-
3.2 Perencanaan Balok Prategang
Dalam desain komponen struktur beton prategang dilakukan pengecekan
saat transfer beban dan kondisi batas pada saat beban kerja, selam juga kondisi
batas pada saat gagal, dengan beban gagal menunjukkan kekuatan cadangan untuk
kondisi kelebihan beban. Untuk mendesain dan memilih penampang dibutuhkan
penentuan modulus penampang.
3.2.1 Modulus Penampang
Besamya penampang yang direncanakan harus mampu untuk menahan
tegangan akibat momen yang terjadi, agar dapat dicapai kondisi yang demikian
maka modulus penampang yang diperlukan baik terhadap sisi atas maupun sisi
bawah adalah :
i^)MM±M1+^ (3.8)R-fn-fc,
(\-R)Msd+Md+ML (39)
b- 7^7,
Dengan :
R = rasio kehilangan gaya prategang
Msd =momen yang terjadi akibat beban sendiri balok (kN.m)
Md =momen yang terjadi akibat beban mati (kN.m)
Mj. =momen yang terjadi akibat beban hidup (kN.m)
St =modulus penampang terhadap sisi atas (mm )
Sh =modulus penampang terhadap sisi bawah (mm ).
3.2.2 Analisis Beton Prategang
Analisis beton prategang adalah upaya mengontrol pemilihan dimensi penampang
beton prategang, dan diharapkan penampang yang dihasilkan harus memenuhipersyaratan lentur yang meliputi tegangan beton dan tegangan baja.3.2.2.1 Tinjauan Gaya Prategang Terhadap Tegangan Pada Pusat Tendon
Dalam bentuk yang paling sederhana, diambil bentuk penampang persegi
panjang yang diberi gaya prategang oleh sebuah tendon yang dibebam oleh gaya
eksternal.
Gaya tank prategang pada tendon menghasilkan gaya tekan Pyang sama
pada beton.
1. Untuk beton prategang penuh
a. Tegangan tendon pada pusat tendon
(',.feci - Jii j V' " J" '
b. gaya prategang awal
c. Gaya prategang efektif (Pe)
R = 1 - LOP
(3.10)
A A
v
(3.H)
15
Pe P..R ^3.12)
2. Untuk prategang parsial
a. Gaya prategang awal (Pip)
P. -r P (313)
r =% prategang parsial.
3.2.2.2 Menghitung Luas Baja Prategang
Perhitungan luas baja prategang mengacu pada jenis tendon dan tipe strand
yang digunakan. Pada analisis ini digunakan kabel tendon VSL dan tipe strand
ASTM A416-85 Grade 270, lihat lampiran 2a-c.
Aps •-n x Akahet x nslr„mi ^'
dengan, n = jumlah kabel
Akahei = luas satuan kabel
thirmui =jumlah strand yang digunakan dalam 1kabel.
3.2.3 Tata Letak Tendon
Kapasitas tegangan tekan balok untuk memikul beban luar akan jauh
berkurang dengan pembenan gaya prategang konsentris. Untuk menghindari
pembatasan ini, tendon prategang diletakkan secara eksentns di bawah sumbu
netral di tengah bentang, agar timbul tegangan tank di serat atas akibat prategang.
Untuk membatasi tegangan, profil eksentnsitas tendon prategang, garis cgc,
dibuat lebih kecil di penampang tumpuan danpada di penampang tengah bentang,
atau tidak sama sekali, atau mungkin eksentnsitas tersebut negatif yang berarti di
atas garis cgc.
16
Letak tendon dapat ditetapkan terlebih dahulu terhadap serat atas atau seratbawah dan penampang balok beton. Seh.ngga nilai ediperoleh dan;
eksentnsitas dengan momen maks.mum negatif(3.15)
e C d'
eksentnsitas dengan momen maksimum positif(3.16)
e Ch d'
dengan e =eksentnsitas terhadap pusat berat berat penampangq C, =jarak dan pusat berat penampang (garis cgc) ke serat atas
dan bawah
323.1 Selubung untuk Meletakkan TendonTegangan be.on dtsera. beton ekstnm pada kond.s, beban kerja tidak dapat
melebih, tegangan ,j,n maksimumnya Dengan demikian zona yang mentbatas, d,penampang beton perlu ditetapkan, yaitu selubung yang didalamnya gayaprategang dapat bekerja tanpa menyebabkan terjadinya tank diserat beton ekstnm.Dengan demikian ;
Ditetapkan Batas Kern yaitu;
a. batas kern bawah
r2 (3.17)
b. batas kern atas
r2 (3.18)
selubung eksentnsitas yang membatasi
a. selubung cgs bawah
17
A/„ (3-19)min p
dengan demikian eksentr.s.tas bawah yang membatasi adalah
eh (amm •• h)
eksentnsitas tambahan yang akan ditambahkan adalah :
(3.20)
, f,,Ac.k„ (3.21)
b. selubung cgs atas
_ML (3.22)' max — p
dengan demikian eksentnsitas atas yang membatasi adalah :(3.23)
C, (Ctmux K))
eksentrisitas tambahan yang akan ditambahkan adalah :
, UAfJc, (3.24)
3.2.4 Tegangan Beton dan Tendon
Kontrol tegangan dilakukan pada beton prategang sistem pasca tank dengan
sistem terlekat
a. Untuk prategang penuh
pada saat transfer, dipakai penampang netto :
A A (3'25)Acnetlo Ac - Asel„biwg
Pada saat layan, dipakai penampang bruto :
A, tramformau =Ac + fa-l) Ap,
b. Untuk prategang parsial
Pada saat transfer, dipakai penampang netto
Acmm -Ac- Axehlhllllg- (n-l)As„
Pada saat layan, dipakai penampang bruto :
a , Ac • (n-l)APs ' (n-l)AsnA t transformer c ' • '
A. Tegangan ijin beton
•• , oicv™iT_ 15-1991 -03 adalah sebagai benkutTegangan ljm beton sesuai SK SN1 l n
1) Sesaat setelah pelimpahan (transfer) gaya prategang
Tegangan padatepi tank/,, =0,25 Sf ci
Tegangan pada tepi tekan/,, =0,6 f'a
2) Pada beban ker,a (layan) setelah terjadi kehilangan gaya prategang
Tegangan pada tepi tekan/« =0,45 fc
Tegangan pada tepi tank/J* =°>5 v c
B. Tegangan pada saat transfer
1) Tegangan beton
kontrol tegangan pada kondisi pasca tank
pada serat tarik (atas)
(3.27)
(3.28)
Pi
>" Ac( _ecj\_MJL (3-29)V r ) »\
pada serat tekan (bawah)
( p r. \e.cb1-
V r- j+
S
M\ • (3.30)
2) Tegangan tendon
tegangan pada saat penarikan (fsi)
./;, = Aps
/«
A
Y2
V
v, =———•/? y2 = h-y)
a) Tegangan beton didaerah tendon (Jr,)
f =^.f-J cl •' ci
b) Tegangan tendon pada saat transfer (/,)
C. Tegangan padasaat akhir / layan
1) Tegangan beton (terekat)
a) pada serat tekan
l/J*Pe_Ac
( e.c,}1+-T-
V r J
M+ •
b) pada serat tarik
./, */4 c r1 j
Mls7
+ -
(3.31)
A
N|/
(3.32)
(j.jj)
(3.34)
(3.35)
2) Tegangan tendon
a) Tegangan efektif tendon
Pe
A, = Aps
A A
V
Jc.s li
b) tegangan beton didaerah tendon (fci)
v, - d.L - ^ •fa,
c) tegangan tendon saat akhir/ layan
20
(3.36)
(3.37)
(3.38)
3.2.5 Analisis Kekuatan Struktur
Analisis kekuatan struktur mempunyai peran yang sangat penting, karena
sebagai tolok ukur pada perencanaan selanjutnya.
3.2.5.1 Analisis Lentur
Saat beban yang bekerja pada beton bertulang sama dengan nol, maka
tegangan pada tulang juga nol, sedang pada beton prategang terjadi sebalilcnya,
tanpa beban luar besar tegangan pada kabel - kabel tank tidak sama denagan nolmelamkan sebesar tegangan prategang efektif./. yaitu besar tegangan prategang
yang terjadi setelah dikurangi dengan kehilangan tegangan pada proses
21
pelaksanaan prategang. Besar regangan tulangan pada saat beban bekerja sama
dengan nol adalah:
./;, (3.39)
selanjutnya, besar regangan dan tegangan yang terjadi karena bekerjanya
beban luar dapat ditambahkan pada tegangan dan regangan awal ini.
Untuk baja prategang, keruntuhan terjad, hanya setelah baja melampaui
tegangan leleh^,. Seluruh kekuatan tank baja prategang/,,, tidak dapat dipakaiuntuk memikul besar momen nominal melamkan hanya suatu bagian yang lebih
kecil dari kekuatan tersebut yaitu pada besar/,, <fpu yang dapat dipakai. Untuk
perencanaan n.lai perkiraan/, disusun melalui persamaan benkut ini.
J pa •' P'l
Yp'r pJ pu
sedang ./,, menurut SK - SNI dihitung dengan rumus
Tendon terekat (pratank dan pascatank)
Jps •' pu'
apabila menyertakan tulangan non prategang
./,, = / pu
1_ yp.Pp'j p"pj: j
1-b-A
,\Y\
f dJ c
dan
,^/^^ + (w-V)r: dr
> 0,17 sertanilai d'< 0,15.dp
(3.40)
(3.41)
(3.42)
dengan
Yp "' /'./ pu
11
028 untuk ^-> 0,9 kabel bebas tegangan
Y, =0,4 untuk ^- =0,85 kabel dengan relaksasi rendahJ pu
/3, =konstanta yang tergantung pada mutu beton
/'<30Mpa^[3i = 0>85
/ •>30 Mpa -> P, 0,85 - 0,008 (/c' - 30) >0,65
ps = *EiL =rasio penulangan prategangr" b.dp
SK-SNI memberikan batasan rasio tulangan prategang
Wp = <0,36./?, (3-43)
M, =£j^i dan w'= •^L -» untuk tulangan non prategang
Besar gaya tarik yang terjadi pada saat keruntuhan adalah :
INT = Apsfp
jikamenyertakan tulangan non prategang
INT=Apsfps+As,fy
Besar gaya tekan yang terjadi saat keruntuhan adalah :
IND = 0,85 ./' a. b
Dalam keseimbangan gaya-gaya, INT =ZND, maka didapatkan :
a -
(3.44)
(3.45)
(3.46)
ApJae =Pp-b-d-fp.s ^PrMii_ (3.47)W)JsjJb o,85./;/) o,85./;
jika menyertakan tulangan non prategang
Aps;fpa+Ajya -
.48)
0,85,/'./)
jika h, lebih besar dan a, analisislah elemen tersebut sebagai penampang perseg.
panjang dan jika hr lebih kecil dari a, analisislah elemen tersebut sebagai
penampang bersayap.
selanjutnya persamaan tersebut dimasukkan dalam kuat momen nominal
Mn =I.NT(dp-°/2) ^A9)
jika menyertakan tulangan non prategang
a. berada di dalam sayap
Kin =Aps.fP.\dp ~<YAJv{ds -o/2) (3.50)
b. berada di luar sayap
Mn=ApJpXdp -a/^+As.fy.(d-dp)+0,S5.fc'{b-bJh f h \(3.51)
3.2.6 Kehilangan Gaya Prategang
Kehilangan gaya prategang harus diperhitungkan dalam perencanaan
struktur beton prategang karena berpengaruh pada tegangan -tegangan yang
terjadi pada penampang beton prategang, pada keadaan awal ataupun keadaan
service.
Kehilangan gaya prategang dapat diperkirakan dengan lebih rinci sebagai
berikut:
24
3.2.6.1 Akibat Perpendekan Elastis Beton
_4^
L
K- -3H
8ES
< >
< &
Gambar. 3.4 perpendekan elastis pada beton
mengacu pada hukum Hooke, perpendekan elastis pada beton adalah
Pi.LA,, = (3.52)
dimana
Ac.Ec
Regangan yang terjadi pada beton adalah :
8hs = 8,.:s/L (3.53)
Kehilangan tegangan adalah :
sistem pascatarik
a. Jika hanya terdapat satu tendon, maka tidak terjadi kehilangan akibat
perpendekan elastis beton.
b. Jika tendon digunakan lebih dari satu dan ditarik bertahap, sehingga
gaya prategang menekan beton secara bertahap, maka perpendekan
elastis beton bertambah setiap pengangkuran tendon.
1 -vA/,HpES
NI(aU J
P0 = gaya tekan = 0,9 Pi
Ac = Luas penampang beton
n = perbandingan modulus =ES/EC
/,
Ec
N
(3.54)
zpanjang batang
: modulus elastisitas
jumlah tendon
25
/ =jumlahpengangkeran
3.2.6.2 Akibat Pengangkuran/ Pergeseran Angkur
kehilangan karena dudukan angker pada komponen struktur pasca tank
diakibatkan adanya blok - blok pada angker pada saat gaya pendongkrak
ditransfer ke angker. Cara mudah untuk mengatas. keh.langan ini adalah dengan
memberikan kelebihan tegangan. Pada umumnya besamya kehilangan karena
dudukan angker bervanasi antara 6,35 mm - 9,53 mm (1/4 in - 3/8 in) untuk
angker dengan duablok.
AVi i ljp
dimana : A.., = pergelinciran angkur, dan L=panjang bentang
3.2.6.3 Akibat Rangkak Pada Beton
Rangkak beton adalah peningkatan regangan tambahan terhadap waktu
akibat beban yang terus menerus bekerja. Kehilangan gaya prategang akibat
rangkak dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
¥pcK =KcM.L-fc.J (3-56)
dimana :
Kcr = 2,0 untuk sistem pratank
Kcr = 1,6 untuk sistem pasca tarik
Pofcs = tegangan beton - -
f e^
Ac
fcsd = tegangan beton pada titik berat tendon akibat beban mati yang
bekerja pada komponen struktur setelah diberi gaya prategang
\ r
+MmI
26
3.2.6.4 Akibat Susut Pada Beton
Susut pada beton prategang mengakibatkan perpendekan tendon >ang
ditarik, berarti mengakibatkan kehilangan tegangan. Kehilangan gaya prategang
akibat susut beton dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut.
\f -K e E (3'57)
dimana
eps -8,2.10",\
-0,06- (100-/?.//)
=perbandingan volume terhadap luas permukaan
RH = kelembaban relatif
Ksn = koefisien susut dilihat dari tabel
Tabel 3.1 Koefisien Susut (Ksn)
jangka waktu setelah perawatan (curing)
sampai penarikan tendon / transfer (hari)
10 20 30
Kssn 0,92 0,85 0,80 0,77 0,73 j 0,64 0,58
(3.58)
60
0,45
Sumber: Lin, T.Y dan Burns, H, 1988
3.2.6.5 Akibat Relaksasi Baja
Relaksasi baja adalah pengurangan tegangan dalam baja pada regangan
konstan dan besamya tergantung waktu dan perbandingan antara./, dengan /^.
Kehilangan gaya prategangan ini pada sistem pratarik dapat terjadi sebelum dan
sesudah transfer gaya prategang.
27
Kehilangan tegangan akibat relaksasi dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut.
A/v pii •> pi/;.'log/.,-log/t
10
/\
-^--0,55 (3.59)
dengan, / = dalam jam
Menurut ACI-ASCE, kehilangan gaya prategang akibat relaksasi baja dapat
dihitung dengan,
¥pli =K - .Mfpsi, +¥Pa< +A//v,)}(' (3.60)
dimana :
A/„s7/ = kehilangan gaya prategang akibat susut beton
AJ'pCR = kehilangan gaya prategang akibat rangkak beton
A//Vv = kehilangan gaya prategang akibat perpendekan elastis
Kre.-f C = dilihat dari tabel
Tabel 3.2 Nilai Krc. dan J
Tipe Tendon
Strand atau kawat stress-relieved derajat 1860 Mpa
Strand atau kawat stress-relieved derajat 1720 Mpa
Kawat stress-relieved derajat 1655 Mpa atau 1620 Mpa
Strand relaksasi rendah derajat 1860 Mpa
Kawat relaksasi rendah derajat 1720 Mpa
Kawat relaksasi rendah derajat 1655 Mpa atau 1620 Mpa
Sesuai dengan ASTM A416-74, ASTM A421-76 atau ASTM A722-75.
Sumber: Lin, T.Y dan Burns, H, 1988
Kre(Mpa)
138
128
121
35
32
0.150
0,140
0,130
0,040
0,037
0,035
Tabel 3.3 Nilai C
strand atau kawat
stress relieved
Batang stress relieved ataustrand atau kawat reiaksasi rendah
0 81,28
0,79
0,78"
1 22
1,16
0 77 1,11
0 761.05
0,75 1,45 1,00
0,74 1,36 0,95
0,73 1,27 0,90
0,72 1,18 0,85
0,71 1,09 0,8
0,70 1,00 0,75
0,69 0,94 0,7
0,68 0,89 0,66
0,67 0,83 0,61
0,66 0,78 0,57
0 65 0,73 0,53
0,64 0,68 0,49
0,63 0,63 0,45
0,62 0,58 0,41
0,61 0,53 0,37
0,60 0,49 | 0,33
Sumber: Lin, T.Y dan Burns, H, 1988
3.2.6.6 Akibat Gesekan
Kehilangan prategang terjadi pada komponen struktur pascatarik akibat
adanya gesekan antara tendon dan beton di sekelilingnya. Beberapa nilai
pendekatan untuk menghitung kehilangan gaya prategang akibat gesekan ini
d'berikan pada tabel 3.4.
Persamaan untuk memprediksikan kehilangan gaya prategang akibat
gesekan sebagai berikut:
¥p., =fA(p-Cch(^)} (161)
dimana/, = tegangan awal tendon
K = koefisien gesekan pergoyangan
p = koefisien gesekan lengkung
29
a; perubahan sudut kabel dari ujung dongkrak ketitik x(dalam radian)
atan— =
9
m
^~ 2
Im
jika y= '/2 mdan a/2 =4y / x, maka a =( 8y / x ) radian.
Tabel 3.4 koefisien -koefisien gesekan untuk tendon -tendon post tensioned
Tipe Tendon
Tendon pada saat selubung logam fleksibelTendon kawat
strand dengan untaian 7-kawatbatang baja mutu tinggi
Tendon pada selubunglogam kakustrand dengan untaian 7-kawat
Tendon yang diminyaki terlebihdahuluTendon kawat dan strand dengan untaian 7-kawat
Tendon yang liberi lapisan mastikTendon kawat dan strand dengan untaian 7-kawat
Sumber: Lin, T.Y dan Burns, H, 1988
Koefisien Woble K
Tiap meter
0.0033 - 0.004Q
0.0016-0.0066
0.0003-0.0020
0.0007
0.001 -0.0066
0.0C33-0.0066
Koefisien
Kelengkungan
V
0.15-0.25
0.15-0.25
0.08-0.3C
0.15 0.25
0.05-0.15
0.05-0.15
3.3 Kekuatan Geser dan Torsional Beton Prategang
Kekuatan beton dalam menahan tarik sangat jauh lebih kecil daripada
kekuatannya terhadap tekan, maka desain untuk geser dan torsi menjadi hal yang
penting padasemua jenis struktur beton.
Perilaku balok beton prategang pada saat gagal karena geser atau karena
gabungan geser dan torsi sangat berbeda pada perilaku lentur : balok tersebut
gagal secara tiba-tiba tanpa ada peringatan sebelumnya, dan retak diagonal yang
terjadi sangat jauh lebih lebar danpada retak lentur. Baik gaya geser maupun gaya
torsi menimbulkan tegangan geser. Tegangan seperti ini dapat menimbulkan
tegangan tarik utama di penampang kritis yang dapat melebihi kuat tarik beton.
3.3.1 Tegangan Geser Balok Prategang
Kekuatan geser yang dihasilkan beton prategang dihitung dari persamaan
perancangan yang merupakan perluasan dari pengalaman terhadap struktur beton
bertulang biasa.
; u
A -i s
iiA
(a) Balok dengan
tendon lurus
~--l _-
A
H
i
_j
~E
Vp
(b) Balok dengan
tendon miring
(c) Balok dengan sumbu
miring telapi tendon lurus
Gambar 3.5 Gaya geser yang dipikul beton dan tendon
Gambaran umum dan geseran pada balok prategang akan ditetapkan gambar
3.5. Balok (a) diberi gaya prategang dengan tendon lurus. Dengan meninjau
penampang sembarang A-A, gaya geser Vpada penampang tersebut sepenuhnya
dipikul oleh beton dan bukan oleh tendon yang diberi gaya prategang tegak lurus.
Balok (b) diberi gaya prategang dengan tendon yang miring. Penampang B-B
memperlihatkan tendon memikul gaya lintang (gaya geser) dan sebagian lagi
dipikul oleh beton, sehingga :
Vc =V- Vp <3-62)
Sedangkan pada penampang C- C balok (c) memperlihatkan bahwa
walaupun tendon d.buat menyudut terhadap sumbu balok, sed.k.tpun tidak
memikul gaya geser vert.kal. Pada penampang D- D, memperlihatkan tendon
tidak tegak lurus terhadap geser sehmgga tendon memikul gaya tersebut.
Pendekatan dalam peraturan ACI mempunyai dasar yang rasional untuk
mempertimbangkan bagaimana retak akibat geser yang terjadi pada struktur
prategang.
Z£
S * %
P/2 P/2
i_A//MM
^£
(a) Retak awal karena lenturan
[>u/2 I l'u/2| i'u/2 I I Retak badan
t£kmT-
r
^
^fe. retak akibat lenturan—
(b) Retak akibat geser dan lentur dengan beban berfaktor
^ujoixjim "jjlpif^
© Diagram Momen
3 4
11 F"L _ _,-~—^.
(d) Diagram Lintang
Gambar 3.6 Perkembangan Retak Balok Akibat Geseran
Pada gambar 3.6 perkembangan retak yang terjad. pada penampang sangat
berpengaruh pada gaya geser dan momen. Mula-mula retak dimula, pada tengahbentang yang d.sebut retak lentur akibat momen, Gambar 3.6 (a); kemud.anpengaruh kombinasi geseran dan momen mengakibatkan kehancuran padapenampang 2- 2, Gambar 3.6 (b) retak miring di badan (web) pada penampang
1- 1dari balok, disebabkan geseran yang dominan.
Dan penjelasan diatas dapat disimpulkan, bahwa ada dua jenis kehancuran
yang terjadi pada balok akibat geseran :pertama, retak terdapat di badan akibattankan utama yang tinggi, dan kedua retak akibat lentur yang mula-mula vert.kal
dan sedikit demi sedikit berkembang menjadi retak miring akibat geseran.
3.3.1.1 Kekuatan Geser Lentur (Vci)
Dalam mendesain geser, perlu ditentukan apakah geser lentur atau geser
badan untuk menentukan pemilihan kuat geser beton Vc. Retak miring yang stabil
pada jarak d/2 dari retak lentur yang terjadi pada taraf beban retak pertama secara
geser lentur ditunjukkan dalam gambar 3.7. Jika tinggi efekt.f adalah dp, dan
tinggi dan serat tekan ke pusat berat baja prategang longitudianal, maka
perubahan momen antar potongan 2dan 3adalah
nAh
1
IRetak lenturpertamai
J potongan
tRetak tarik
HiMpnii.-il
(a) jenis dan pola retak
M
JJ
(b) diagram geser akibat beban eksternal dengan ordinat gayageser friksi VCTdi pot. 2
(c )diagram momen dengan ordinat momen retak pertama M,,r di potongan 2
Gambar 3.7 Pertumbuhan retak geser lentur
„ vdPM-Mcr2
(3.63)
gaya geser terfaktor V, di penampang yang ditinjau akibat beban eksternal yang
terjadi secara simultan dengan momen maksimum Mmax yang terjadi di
penampang tersebut, sehingga
ViVa - 0.6^fd bw dp r Vd + — (Mcr) >\1kSfd bw dp (3.64)Mmaks
Vci<5,QXJfc'bwdp
di mana X = 1,0 untuk beban berbobot normal
= 0,85 untuk beban berbobot nngan pasir
= 0,75 untuk beton berbobot ringan
(3.65)
Vd =gaya geser di penampang akibat beban mati tak terfaktor
[/,, = kuat geser nominal yang d.benkan oleh beton pada saat terjadi
retak tarik diagonal akibat gabungan gaya geser vertikal dan
momen
V, = gaya geser terfaktor di penampang akibat beban eksternal yang
terjadi secara simultan dengan MmakS.
Untuk beton ringan, A=/„/6,7^77 Jika ™lai kuat tarik belah &^^^
Perhatikan jika nilai kuat nilai belah vTV diketahui tidak boleh melebihi 100.
Persamaan untuk Mcr, yaitu momen yang menyebabkan retak lentur akibat
beban eksternal, dinyatakan dengan
A/cr=-(6V^V« M (3'66)yt
di dalam standar ACI,/e dinyatakan dengan fpe di mana
/„,= tegangan tekan beton akibat tekanan efektif sesudah terjadinya kehilangan
di serat ekstnm penampang di mana tegangan tank ditimbulkan oleh
beban eksternal, dalam satuan psi. Di pusat berat,/* = /«...
fd =tegangan akibat beban mati tak terfaktor di serat ekstnm penampang yang
ditimbulkan oleh berat sendiri saja di mana tegangan tank diakibatkan
oleh beban eksternal, psi.
y, = jarak dari sumbu berat ke serat tank ekstrim.
Mcr =bagian momen akibat beban hidup yang bekerja yang menimbulkan retak.
9 i1 1 i
8
7"
6 -
^^ ~
Va-Vd5
-
j*^
k'djfe 4-
j-
^'« A/«- ,-:= (0.oAu,t/\.A' +' +',/)2 ^^ u . M <1
1 V 2
i i i
0 1 2 3 4 5 (
M,rl2y
hwdJJ'c
Sumber : Nawy, E.D,2001, Beton Prategang Suatu Pendekatan Mendasar
Gambar 3.8 Hubungan antara momen dan geser pada retak geser lentur
3.3.1.2 Kuat Geser Badan (K„)
Retak geser badan pada balok prategang disebabkan oleh geser tak tertentu
yang dapat dengan baik dievaluasi dengan menghitung tegangan tarik utama di
bidang kntis dari persamaan 3.67. Tegangan geser vc dapat didefinisikan sebagai
tegangan geser badan vc„ dan mencapai maksimum di dekat pusat berat
penampang cgc dimana retak diagonal aktual terbentuk, sebagaimana ditunjukkan
pada sejumlah besar pengujian hingga gagal. Jika vCM. disubstitusikan untuk vc dan
/, yang menunjukkan tegangan beton/ akibat prategang efektif pada level cgc,
disubstitusikan untuk / dalam persamaan tersebut, maka persamaan yang
menyamakan tegangan tank utama di beton dengan kuat tarik langsung menjadi
r,=^fjW^J- fc (3.67)
/,= V(./'/2) +V2or---
V...
4K
Vcw =3.^/'c. +0.3/c,(«/.5.14c)
_1 I I L
6 8 10 12 14
fc
(3.68)
18
sumber : Nawy, E.D,2001, Beton Prategang Suatu Pendekatan Mendasar
Gambar 3.9 Tegangan tekan versus tegangan geser norninal di pusat berat pada
retak geser badan.
dimana vcw Vcw(bw dp) adalah tegangan geser di beton akibat semua beban
yang menimbulkan kuat nominal gaya geser vertikal vcw di badan. Tegangan vc„.
dari persamaan 3.68, adalah
Vc^flfi+fc/ft t3'69)
dengan menggunakan/', =3,5 Jfc sebagai nilai yang wajar untuk tegangan tarik
berdasarkan sejumlah besar pengujian, persamaan 3.69 menjadi
(3.70)v™. 3,5^(JA +fc/3,54fc)
yang dapat disederhanakan menjadi
<cw =3,5jfc+0,3fc (3.71)
37
di dalam standar ACI/ dinyatakan dengan/, sehingga kuat geser nominal Vcw
yang diberikan oleh beton apabila terjadi retak diagonal yang d.akibatkan
tegangan tarik utama di badan adalah
Vcw (3,5Xjfiir 0,3fc)bwdp i- Vp (3-72)
di mana Vp = komponen vertikal dari prategang efektif di penampang yang
berkontribusi dalam menambahkan kekuatan lentur
A = 1,0 untuk beton berbobot normal, dan lebih kecil dan itu untuk
beton ringan
dp = jarak dan serat tekan ekstrim ke pusat berat baja prategang, atau
0,8h, manapun yang terkecil
3.3.1.3 Menentukan Kuat Beton Badan Vc
Standar ACI memberikan ketentuan, yaitu pada komponen struktur pratarik
dimana penampang yang terletak pada jarak h/2 dari muka tumpuan terletak lebih
dekat ke ujung komponen struktur tersebut dibandingkan dengan panjang transfer
tendon prategang, nilai prategang tereduksi harus digunakan dalam menghitung
vCM, Nilai vc.M. ini harus diambil sebagai nilai maksimum untuk vc dalam rum us
Vcw = OM-ffi + 700M.,
bwdp >2A^j/' c bwdp (3.73)
<5jfcbwdp
nilai Vud/M„ tidak boleh melebihi 1,0
Persamaan dapat digunakan dalam menentukan Vc untuk komponen struktur
dimana gaya prategang efektif tidak kurang daripada 40 persen dari kuat tarik
penulangan lentur, kecuali apabila analisis yang lebih rinci dilakukan dengan
38
mengunakan persamaan untuk Vci dan untuk Vcw, dengan mem.l.h yang terkecil d.
antara kedua n.la. tersebut sebaga. nilai Vcymg membatasi untuk d.paka. sebagai
kapasitas badan dalam mendesain penulangan badan.
Bidang pertama untuk kekuatan geser nominal total yang dibutuhkan !•'„ =
|/„ $ untuk digunakan dalam perhitungan baja di badan juga terletak pada jarak
h/2 dari muka tumpuan. Untuk sumbang penulangan geser digunakan ,
v =M^ (3-74)s
dengan, Av = luas efektif dan tulangan geser
s = jarak dari tulangan geser
Beton prategang juga harus diberi jumlah minimum tulangan geser
bilamana V„ <f> Vc2 Vc, gunakan tulangan minimum. Jika V„</> -Vc dan Vs =
Vu <j> - Vc <8lVfc'bwdIK desainlah baja tulangan badan. Jika Vs - V„ (p - Vc
8AV/c'bn.dp atau jika V„ >tfVc - 8*V/C'' bwdp, besarkan penampangnya.
Penulangan badan minimum adalah
A_ApJpus p7 (3 75)' 80./v./ \ bK
Penulangan minimum yang dibutuhkan
s(VJ4>-Ve) (3.76)
Jika .v pada persamaan 3.76 lebih kecil dan s pada persamaan 3.75 maka
gunakan ,v pada persamaan 3.75. Dan jika lebih besar maka tetap gunakan nilai s
dari persamaan 3.76. .
Jika Vs (V„•<!>- V€) <4A V/c' K- dp, maka jarak sengkang .v adalah yang
dibutuhkan. Jika Vs (¥„•</> - Vc) 4X V/c' bw dp, maka jarak sengkang .v adalah
setengah dari jarak yang dibutuhkan.
Namun, persyaratan ini dapat ditangguhkan bila dilakukan percobaan yang
menunjukkan bahwa kekuatan lentur dan geser dapat dikembangkan tanpa adanya
tulangan geser.
3.3.2 Torsi Pada Elemen Beton Prategang
Torsi terjadi pada struktur beton monolit terutama dimana beban kerja pada
jarak sumbu longitudinal komponen struktural. Pada elemen struktural yang
mengalami momen puntir, kadang-kadang menimbulkan tegangan geser yang
berlebihan. Akibatnya retak yang cukup parah akan terjadi jauh di atas batas daya
layan yang diijinkan, kecuali apabila penulangan torsional khusus digunakan.
Torsi jarang terjadi pada struktur beton tanpa disertai oleh lentur dan geser.
Adanya penulangan transversal dan longitudinal untuk menahan sebagian dan
momen torsional mengharuskan penggunaan pembagian momen torsi pada
penampang sebagai berikut, apabila
Tn = tahanan torsional nominal total yang diberikan oleh penampang termasuk
penulangan.
Tc = tahanan torsional nominal beton polos
Ts = tahanan torsional penulangan , maka
Tn •= Tc -r- Ts (3-77)
40
3.3.3 Desain Balok Beton Prategang yang Mengalami Gabungan Torsi,
Geser, dan Lentur Menurut Standar ACI 318-99
Standar ACI memberikan momen torsional terfaktor maksimum di
penampang kritis h/2 dari muka tumpuan untuk komponen struktur beton
prategang sebagai berikut:
di mana Acp = luas yang ditutupi leh keliling penampang beton =x0y„
Pcp = keliling luarpenampang beton Acp in 2(x0 -y„)
( .2 \
'''„ =*4jfe
'l'u < Hfc
A\v
V cp J
A\.i>
PV ' <r J
+—^= (3.78)
/, = tegangan tekan rata-rata di beton pada sumbu berat hanya karena prategang
efektif sesudah semua kehilangan. /.disebut/,,. di dalam standar ACI.
Pengabaian efek penuh dari nilai total momen torsional eksternal, dalam hal
ini, tidak menimbulkan kegagalan pada struktur, akan tetapi mugkin menyebabkan
retak yang berlebihanjika sangatjauh lebih kecil dari pada torsi terfaktor aktual.
Apabila torsi terfaktor aktual lebih kecil daripada yang diberikan oleh
persamaan 3.78 maka baloknya harus didesain terhadap nilai torsi yang lebih
kecil. Untuk beton prategang, momen torsional diabaikan jika
( ,-> \
ii+-4= (3-79)4V/,
3.3.3.1 Kuat Momen Torsional
Ukuran penampang dipilih dengan tujuan mengurangi retak-retak halus dan
mencegah hancurnya permukaan beton yang diakibatkan oleh tegangan tekan
miring akibat geser dan torsi yang didefinisikan dengan bagian kiri dari
41
persamaan 3.26. Dimensi geometris untuk kuat momen torsional pada komponen
struktur beton bertulang dan beton prategang dibatasi oleh rumus-rumus berikut
a. Penampang Solid
\h«dJ
'I'uPl,, / A. oh J
<f> ~ + Nf'cvM
b. Penampang Berlubang
f u \
\hJ' j
r y I T n' u Pu^
<<f>1,7/1",/,
+8j/'r
(3.80)
(3.81)
di mana
Aoi, = luas yang ditutupi oleh as tulangan torsional transversal tertutup paling
luar, in"
Pi, = keliling as tulangan torsional transversal tertutup yang paling luar, in
luas aliran geser A„ s 0,85A0h
Jumlah dari tegangan di sisi kiri persamaan 3.81 tidak boleh melebihi
tegangan yang menyebabakan retak gesr ditambah 8Arfr. Ini sama dengan batas
kekuatan Vs< J/7^"untuk geser tanpa torsi. Apabila tebal dinding t <Aoh/ph, maka
bagian kiri dari persamaan 3.81 harus diambil sebesar
( " w r„Ph ^v„
vM,+
V''7/U jtebal dinding t adalah tebal di mana tegangan sedang dicek.
V, = o,6aJ77+700^-
<\JAJj\bHd
bd; ^,1,0M..
42
5MJf'Xd (3.82)
di mana/v> 0,4/,,
3.3.3.2 Penulangan Badan Untuk Torsi
Tulangan transversal untuk torsi harus didasarkan pada kekuatan momen
torsional eksternal penuh /„ '/'„ /^.yang mana
J =2M^cotc9 (3-83),v
di mana, A0 = luas bruto yang ditutupi oleh alur aliran geser, in"
A, = luas penampang satu kaki sengkang tertutup transversal, in"
/n.= kuat leleh tulangan torsional transversal tertutup, tidak boleh
melebihi 60.000 psi
0 = sudut diagonal tekan untuk torsi
persamaan 3.38 dapat ditulis
a. r. (3.84),v 2.//,. cot (7
/v/ =kuat leleh tulangan torsional longitudinal, tidak boleh melebihi 60.000 psi.
Standar ACI membolehkan nilai 0 dianbil sebesar 37,5° untuk komponen
struktur prategang dengan gaya prategang efektif lebih besar dari 40 %dari kuat
tarik longitudinal.
Luas total maksimum tulangan longitudinal tambahan untuk torsi tidak boleh
kurang daripada
( r \A,
A, =~Phs
/,
vAv j,cot2£ (3-85)
A I mm
( A, \ ./,,
J vlV ^ J
43
(3.86)
3.3.3.3 Tulangan Torsional Minimum
Luas tulangan minimum harus ada d, semua daerah dimana momen torsional
terfaktor Tu melebihi nilai yang diberikan dalam persamaan 3.78. Dalam hal ini,
luas minimum sengkang tertutup transversal yang diperlukan adalah
50bws (3.87)AV+2A,>
fw
BAB IV
PERENCANAAN DAN ANALISIS
4.1 Data Analisis
1. Direncanakan portal 5 lantai dengan :
2. Mutu beton fc'= 45 MPa
3 Saat transfer kuat beton diperkirakan mencapai 80 0/ f '% 1c
4. rc,' =0,8x45 = 36 MPa
5. fv =400 MPa
6. Kuat tarik ultimit baja prategang (/u) = 1860 MPa
7. Modulus Elastis beton (Ec) =4700.V45 =31528,5585 MPa
8. Modulus Elastik baja prategang (Es) = 2.10' MPa
n = — = 6.3434
4.2 Tegangan Ijin Beton
Tegangan yang terjadi pada balok beton prategang harus memenuhi
persyaratan ijin sebagai berikut:
1. Saat transfer
a. Serat bawah (tekan)/, =0,6 x// =0,6 x36 =-21,6 MPa
b. Serat atas (tarik)/, =0,25 xV/,' =0,25x^36 =1.5 MPa
2. Saat Layan
a. Serat bawah (tarik)/* =0,5 xV/' =0,5 xV45 =3,35 MPa
44
45
b. Serat atas (tekan)/s =0,45 x/' - 0,45 x45 = -20,25 Mpa
4.3 Pembebanan
Beban gravitasi untuk tiap m"
1. Pembebanan Atap
a. Beban Mati
pelat atap = 0,12x24 = 2,88 kN/m2
lapis kedap air = 0,02 x 24 = 0,48 kN/m2
plafon = 0,04 x 11 = 0.44 kN/m2
b. Beban Hidup 1,0 kN/m"
2. Pembebanan lantai
= 3,80 kN/m"
a. Beban Mati
Balok Anak
pelat lantai = 0,12x24 = 2,88 kN/nr
plafond = 0,04 x 11 = 0,44 kN/nr
tegel = 0,03 x 0,24 = 0,0072 kN/m2
spesi = 0,02x0,21 = 0.0042 kN/m2
3.3272
Balok Induk
pelat lantai = 0,12x24 = 2,88
plafond = 0,04 x 11 = 0,44
tegel = 0,03x0,24 = 0,0072
spesi = 0,02x0,21 = 0,0042
kN/nr
kN/m2
kN/m2
kN/m2
kN/mz
,S
46
Dinding = 3,6 x 2,5 kN/m"
= 12.3272 kN/m"
b. Beban hidup 2,5 kN/m"
4.4 Perhitungan momen untuk portal menggunakan microsoft SAP 2000
Model struktur portal 5 lantai dengan balok tengah direncanakan sebagai
balok penampang T. Struktur terdin dari balok induk dan balok anak dengan
penampang persegi panjang.
4.4.1 Penetapan Dimensi Penampang
Tabel 4.1 Dimensi Balok Yang Digunakan
DIMENSI BALOK YANG DIGUNAKAN UNTUK ANALISIS PORTAL
satuan PORTAL 1 PORTAL 2 PORTAL 3 PORTAL 4
jrk antar blk anak m 3 3 3 3
tinggi antar tingkat m 4 4 4 4
dimensi
BAA1 mm 250/500 250/500 250/500 300/600
BAA2 mm 250/500 250/500 250/500 250/500
BAA3 -250/500 250/500 250/500
BAL1 mm 250/500 250/500 250/500 300/700
BAL2 mm 250/500 250/500 250/500 250/500
BAL3 -
300/600 300/600 300/600
BTEPIA1 mm 300/600 400/700 400/700 400/700
BTEPIA2 mm 250/500 250/500 300/600 300/600
BTEPIA3 -250/500 300/600 300/600
BTEPIL1 mm 300/600 400/700 400/800 400/700
BTEPIL2 mm 250/500 250/500 300/600 300/600
BTEP1L3 -250/500 300/600 350/700
BTA1 mm 1500/2320/120/400 1500/2320/120/400 1500/2320/120/400 1500/2320/120/400
BTA2 mm 500/2320/120/400 500/2320/120/400 500/2320/120/400 500/2320/120/400
BTA3 - 700/2320/120/400 700/2320/120/400 1000/2320/120/400
BTL1 mm 1500/2320/120/400 1500/2320/120/400 1500/2320/120/400 1500/2320/120/400
BTL2 mm 500/2320/120/400 500/2320/120/400 500/2320/120/400 500/2320/120/400
BTL3 -700/2320/120/400 800/2320/120/400 1200/2320/120/400
KOLOM mm 750/750 750/750 800/800 900/900
keterangan :
portal 1, portal bentang 18 mterhadap bentang 6mdan 6m
portal 2, portal bentang 18 mterhadap bentang 6mdan 9m
portal 3, portal bentang 18 in terhadap bentang 6mdan 12 m
portal 4 , portal bentang 18 mterhadap bentang 6in dan 15 m
untuk denah dapat dilihat pada lampiran 3c.
<r be->
i*\|/ A
v
<r ->
47
A
v
Balok T Balok Persegi
Gambar 4.1 Penampang Yang Digunakan
Perencanaan balok tengah penampang T beton prategang. Balok T merupakan
bagian dari sistem pelat lantai dengan jarak antar balok 3000 mm
a. balok tengah bentang 18 m menggunakan balok penampang T ukuran
h = 1500 mm
tf 120 mm
bw 400 mm
lebar flens efektif ( be )
be<=%.L ='A 18000
be<=bw+16hf =400+16.120
be <= jarak antar balok
sehingga dipakai be = 2320 mm
= 4500 mm
= 2320 mm
= 3000 mm
48
2. Penetapan tebal pelat
tebal pelat untuk panel lantai 3000 x 3000 mm
nilai banding panjang terhadap lebar bentang = 3/3 = 1 < 2, sehingga
berlaku aksi 2 arah
pemeriksaan tebal pelat berdasarkan syarat lendutan
Inl arah memanjang = 3000 - 0,5.400 - 0,5.300 = 2650 mm = 2,650 m
ln2 arah melebar = 3000 - 0,5.400 - 0,5.300 = 2650 mm = 2,650 m
nilai banding panjang terhadap lebar bentang bersih
P = 2650/2650 = 1
fv „ 4000,8+ Jy 0,8 +/, > 1500 ,n = 1500 2650 =62,8148/;//?/
36 + 9./? 36 + 9.1
fv n n 4000,8+ L 0,8 +/, < •50° In = ' 50° 2650 = 78,5 185////;/
36 36
dipakai h = 120 mm
4.5 Perhitungan Modulus Tampang Rencana
Contoh perhitungan digunakan portal 2 yaitu bentang 18 m terhadap
bentang 6 m dan 9 m.
Msd =1179,26 kN-m
Md = 802,93 kN-m
ML = 467,23 kN-m
MT Msd ' Md •M\.
= 1179,26+802,93 + 467,23
= 2449,42 kN-m
MT= 0,48144 > 0,2 o
karena pada saat transfer 50 %beban mati sudah bekerja maka,
M0 MsJ i 50% M(l= 1179,26 +50%.802,93 = 1580,725 kN-m
Md 50%. Md= 50%. 802,93 = 401,465 kN-m
, ^ (l - R)M0 +Md+MLs,>
(1 - 0,8). 1179,26 + 802,93 + 467,23S > - —
0,8.1,5-20,25
S, >7,02\.\01mmi
{]-R)M0+Md+M,)S„>
Sh >(l _ o,8). 1179,26 +802,93 +467,23
3^5+TV8lT,6
Sh >8,8.107/?/m3
4.6 Perencanaan Prategang Penuh Sistem Pasca Tarik
Berikut perhitungan perencanaan prategang penuh sistem pasca tank
4.6.1 Perhitungan Propertis Penampang
<- ->be = 2320 mm
A
ohf= 120 mm A ^
V
Ct= A558,5549 mn
VA
Cb =
941,445 mih
V
dp= 1380 mm
V
bw = 400 mm
< >
grs. normal h = 1500 mm
V
49
a. Luas tampang
Ac = 2320.120+ (1500 120).400
= 830400 mm2
b. Menentukan Letak Pusat Berat
2320.120.0,5.120 +(l 500 - 120)400.(0,5.(l500 - 120)+ 120)C' = 830400
= 558 ,5549 mm
Ch = h-C, =1500-558,5549 = 94\,445mm
c. Momen Inersia Balok
'-[n2320.120' +2320.1-20.(558,5549- 0,5.120)2 +
(1500 - 120)3 +400.(1500 - 120>(941,445 - (l 500 - 120).0,5)24
= 1,92.10%?/??
d. Modulus Penampang
=J_ =]^A0__=34A^mmi >7021.107////»3' (', 558,5549
L =L^L =2,04.10iW >8,8. W1 mm'" Ch 941,445
4.6.2 Perhitungan Desain Beton Prategang
a. Besar Gaya Prategang
1) Tegangan beton pada pusat beton
.feci = Jti 7" V/i "~ J a )
— .400.ka2)
50
1,5
5897,29.1033080.103
Data mengenai kabel tendon adalah sebagai berikut:
a. diameter satuan kabel
b. luas satuan kabel :
c. kuat tarik tendon
d. tegangan leleh kawat
e. diameter internal/ eksternal selubung
jadi dipakai 2 buah tendon VSL berisi 11 kabel
Aps =11. 140. 2=3080 mm2
558,5549
1500
=-7,\0\7MPa
2) Gaya prategang awal
Pi = \fca\Ac
= 7,1017.830400
= 5897,29/W
b. Perhitungan Luas Baja Prategang
Digunakan kabel tendon VSL tipe6-
270, lihat lampiran 2a-c.
Jumlah tendon yang dibutuhkan
(1,5 +21,6)
= 1,9147 « 2.6/7
1dan tipe strand ASTM A416-85 Grade
15,2 mm
140 mm"
1860 MPa
1670 MPa
80/87
4.6.3 Kontrol Kekuatan Lentur
= Aps_ =___£^ = o000962P'' h.d 2320.(1500-120)
3080
/,' =45MPa ->/?,= 0,85 - 0,008.(45 - 30) =0,73
jpy _ 15_81_ =Qg5 >Qg5 _^ ^ =04f 1860
f =18600^(^0^)0^4860
1 (L73451819,47A/7^/
ps
W =p^ =0!000962481942 =QQ3m6 <036A
45
Besar Kapasitas momen adalah :
Gaya tank :SNT - Aps. /,, - 3080. 1819,47.10"3 =5603,9798 kN
Gaya tekan : 2N» = 0,85. f c.b .a
keseimbangan gaya dalam NT= N0, maka
(b.a) = .B?!---=146509.275ta!0,85./' 0,85.45
14650922758=63J505mm2320
Mu =1,2.(1179,26 +802,93)+1,6.467,23 =3126,196kN - m
Ml=il^6. =3907,745/t/V - m0 0,8
Mn = Aps.fJd- a = 3080.1819,47. 1380-63,1505
=7556,54/W- m>~ =3907,745*/V - /?? ok0
maka tidak diperlukantulangannonprategang
S2
53
4.6.4 Perhitungan Sifat Penampang
A. Saat Transfer
pada sistem pasca tarik, 50% beban mati diperkirakan telah bekerja maka,
M0 Msd • 0,5.Md
= 1179,26 + 0,5.802,93
= 1580,725 kN-m
Ac = 830400 mm2
As =2.0,25.7i.872 = 11 894,1429 mm2
Am.„o Ac - As =818505,86 mm2
d'= 120 mm
be = 2320mm
A
Ct= A
564,9278 mmo
hf- 120 mm (|) ^
mal
A
«rs, nor
Cb dp= 1380 mm h= 1500 mm
935,0722 n.mV
V
bw = 400 mm
< >
(hf.b.{hf 12)+bwJw.{hf +hw 12) - As.d')' ~ A
™ netto
_ (1^2/3^201^^^818505,86
= 564,9278/?????
Cb = 1500 - 564,9277 = 935,0722/??/??E = C, -d'= 564,9277 -120 = 444,9278???/??7=(l/12)2320.1203 +2320.120.(564,9277-0,5.120)2
+(1 /12)400.13803 +400.1380.(935,0722 - 0,5.1380)2(1 /64)/r.87\2 - (l 1894,1429.444,9278)2L8971.10"//////4
1,897.10 _ ^cnr\ in8 1S =- = 3,3580.10 mm
.S\
564,9277
189740!!935,0722
2 0288.108/?///?3
B. Saat Layan
Ac = 830400 mm2
Aps= 11.140.2 =3080 mm2
n = 6,34346
A„,1IIS Ac <(n-l)Aps =830400 +(6.34346-1) 3080 =846857,84 mm2
<-
/K
550,0320 mm
Cb =
949,9679 rim
Vv
dp= 1380 mm
->
he = 2320 mm
ohf=!20mm^ -f
«rs. normal h = 1500 mm
V
bw = 400 mm
54
-D.3080.120_, (120.2320.0,5.120) +(400.138Q.(120 +0,54380)) +(6,34346-1)(' " ~ 846857,84= 550,0320/?????
C, = 1500 - 550,0320 = 949,9679/??/??
E = C, -120 = 550,0320 -120 = 430,0320???/??
/ =(l/12).23204203+232O420.(55O,O320-O,542O)2+(l/12).4O0438O.3
+400.1380.(949,968 - 0,5.1380)2 +(6,34346 -1).3080.430,0322
1,9514.10u mm4
=L9^8J0^ =354777108i550,0302
U95138J0^_ =205415_108|wm3Sh 949,9682_ 19513840^ =930426,601 lmm3
r 846857,84
55
4.6.5 Kehilangan Gaya Prategang
A. akibat perpendekan elastis
karena penarikan tendon dilakukan langsung, maka kehilangan gaya
prategang akibat perpendekan elastis beton adalah :
A/,;s=0MPa
B. Akibat pengangkuran/ pergeseran tendon
pergeseran ankur A, = 0,635c/?/
A/- =*±E =-^--200000 =70,5556MPa*JpA j -PS 1800
C. Akibat rangkak beton
/ 818505,86
_U79^2(5J(2A444J9228 =2J657^J^d 1R97.1011
-5897,29.103 ( 444,92782 / 11^26^10^9278 =_1Q>593mF89T10TI78T8^0A86)J 1,897.10"
Af _16_20?J)00 (io 593 - 2,76574) =79,443 IMPaA/"CT '31528,6 V '
D. Akibat susut beton
^ = 1,5s
RH = 70 %
/Xsv/=0,58
AfpSi!=VA0-6.KshEs( v\1-0,06-
s
56
(\00-RH)
=8,2.10^.0,58.200000.(1 - 0,06. l,5).(l 00 - 70)= 25,967%MPa
E. Akibat Gesekan
8444^92^8 =0197718000
digunakan tendon kawat dan strand dengan untaian 7kawat yang d.m.nyak.
terlebih dahulu sehingga nilai Kdan u. diperoleh dan tabel 3.4
£ = 0,001
fj = 0,\5
/, 0,7:/pu =0,82,/py =0,82.0,85:/pu =0,70.1860 =1302 MPa
=1302.[(0,25.0,1977)+(0,001.15)]
= 87,8022 MPa
F. Akibat relaksasi baja
AfpR =(Kre - j{tsfi)a +AfpCR +¥Psu )}Cdigunakan strand relaksasi rendah sehingga dan tabel diperoleh :
Kre = 35
57
/„. /„= 1302 / 1860 =0,7 ->C =0,75
y>R =(35 _0,04(79,443 +25,9678 +70,5556)).0,75
= 20,97 \0MPa
Total kehilangan gaya prategang adalah
A//; =0+70,5556 +79,443 +25,9678 +87,8022 +20,971 =284,7397M>«
prosentase kehilangan gaya prategang
=1302_-284J397 m% =78 1306o,,o1302
100-78,1306 = 21,8694%
4.6.6 Kontrol Tegangan Beton dan Tendon
A. Saat Transfer
Tegangan Beton
5897 29 103 ( 444.9278.564,9277"j_ 1580,725.106•/;' ="^\i505U6\ 271773,874^ "^358040^
A,09%5 MPa <2\,6MPa ok
5897,29.10fc, =
i( /1/IA 0978 015 077? ^444,9278.935,0722
231773^716818505,86
= -12,3466MPa < 2\fiMPa ok
Tegangan tendon
Aps =3080 mm2
__/>__ 589/2^ =19R7M>aJ* Aps 3080
1 +
1580,72540'2,0288408
+ •
v, = 120mm•2 = 1500-120 = 1380mm
y
=13^0^0985 +1_2ai2J3466 =_4J5M3MPa•Tct 1500/; =i9i 4/7 +(6,34346 -l)4,75843 =1884,5195M'a
-4,0985
a
y2
-12,3466
Gambar 4.2 Tegangan SaatTransfer
B. Saat Layan
Gaya Prategang Efektif
Pe (1-LOP). Pi
= (1-0,218694).5897,29
= 4607,5874 kN
Mt = 2449,42 kN-m
Kontrol tegangan beton dan tendon
Tegangan beton
4607,5874.103 (, 430,032.550,0320^ 2449^4240^3,54777.108f„ = 846857,84 230426,6011
= -6,7600 MPa < 20,25 MPa
fc=-4607,587403 f
846857,841 +
430,032.949,968
~ 230426,6011
-3,1625MPa<20,25MPa
2449,42.10(12,05416.108
+ •
58
Tegangan Tendon
p 4607,5874.103i_ = 1495,9699/W/^5080
y\ = 120???/??
v2 = i500-120 = 1380/??m
/
1m6J6iD0+J20:3a625 =_b^122MPa1500
1495,97 -(6,34346 - l).6,4722 =1461,3860A^a
4>
v
-6,7600
T 1
--4
-3,1625
Gambar 4.3 Tegangan Saat Layan
59
4.6.7 Perencanaan Tata LetakTendon
Pi = 5897,29 kN
j>e = 4607,5874 kN
Perencanaan tata letak tendon dilakukan dengan pemnjauan pada tengah
bentang, seperempat bentang, dan ujung balok portal yang ditinjau.
Batas Kern
a. Batas Kern Atas, II =231255/72 =2456390mm
cb 991,445
- „ t, u kh - ^ 231255/72 = ,0250mmb. Batas Kern Bawah kb - ^ - 5585549
60
Batas bawah letak tendon
saat transfer sudah bekerja 50% beban mati
Mo Msd . 0,5. Md
Tabel 4.2 momen yang terjadi pada balok tengah lantai 1bentang 18 mterhadap
bentang 6 mdan 9 mportal 5 lantai
Bagian Penampang Md Msd Ml Mo MT
kN-m kN-m kN-m kN-m kN-m
tengah bentang 460,99 663,55 271,18 894,045 1395,72
seperempat bentang 53,66 87,64 29,49 114,47 170,49
ujung balok -802,93 -1179,26 -467,23 -1580,725 -2449,42
Jika dioerkenankan terjadi tegangan tarik pada beton saat transfer maka
lebar daerah tendon bertambah sebesar
P;l> = amia+kb
,, fti.Ac.kb , ,,.,,,ey - l e/3, = eb + ebP
Tabel 4.3 Batas bawah letak tendon
Bagian Penampang Tidak terjadi tarik Terjadi tarik
a min (mm) cb (mm) eb' (mm) ebi (mm)
tengah bentang 151,6026 565,6277 87,4485 653,0763
seperempat bentang 19,4106 433,4356 87,4485 520,8842
ujung balok -268,0426 145,9824 87,4485 233,4309
Batas atas letak tendon
Jika diperkenankan terjadi tegangan tarik Pada beton Saa. layan maka lebar
daerah tendon bertambah sebesar
et' =
Mj_Pe
fli Ac.kt
P.
el = a„ + kt
el, =el + el
Tabel 4.4 Batas atas letak tendon
Untuk gambar tata letak tendon dapat dilihat pada lampiran 4a.
4.6.8 Perhitungan Torsi dan Geser
A. Perhitungan Geser
Geser maksimum pada balok tengah portal lima lantai bentang 18 mterhadap bentang 6mdan 9mterjad, pada balok lantai empat. Pada perhitungangeser digunakan titik awal pada jarak h,2, karena pada jarak mi secara geser lenturterjadi retak miring yang stabil, nilai geser tersebut;
Vtl = 195,41 kN
V,d -286,11 kN
V, = 108,72 kN
Vr - Vd ' Vsd + V,,
= 195,41 +286,11 + 108,72
= 590,24 kN
kapasitas momen retak
<>,, =2,05416.10* mm3
1> =4^07^587440^ =s4408M,a/c Ac 846857,84
P p e 4607,5874.463,3600 _ A5VMPa/• C' + ' - S 4507 + x './«.=!- T"" 2,05416.108
_MiL =_^Z42°L- =3,1775MPafd = "77S\ 2,05416.10*
J6
M.=sA-Jfc1 +.L-fd
=2,05416.10M0'6.f-^V45+5,4512-3,1775^.= 1156,0489fc/V-m
/,2.K,= 1,24156,0489= 1387,2587 kN-m
gaya geser terfaktor di muka tumpuan
Vu -l,2(Vd~Vsd) + l,6.VL
= 1,2. (195,41 +286,11) +1,6.108,72
= 751,776 kN
,i-u +^n- F" - Z^liZZ--= 884 4424JW di tumpuanV„ yang dibutuhkan - —- Qg5
dp =h_d>= 1500-120 =1380 mm
Pada analisis ini digunakan tulangan geser diameter 10 mm
1. Retakgeser lentur, Vc,
62
63
V=06 ,J===5o6=5l.(400.1380)/25,4= +195.41/0.004448ci ' * ^
J5}jn^l}j\m4^ 1156,0489/0,0001130+^578470^0(K)lT3()'= 162466,5515//?
_ _J(5'24(3(^5545_ =j89j885725/?a7 =l,3093M/'tf
17^-17 V(4^70(006^95) =137,33715;?./ =0,94694MPa <l,3O93A0'a5ltf. =5'.0,1 .V(4^()06^95) =403,9328^ =2,7851 XMPa >1,3093A^/^ -=13093A^«
2. Retak geser badan, Vc
Vp = Petan8 ,
dimana 9adalah sudut antara tendon miring dan horisontal, jadi
e ujung = 430,03203 mm
etengah bentang =949,96797 - 120 =829,96797 mmx, 1500 2
epada h/2 =430,03203 +(829,96797 - 430,03203)*^^
' CW
= 463,3600 mm
463,3600Vp^ 4607,5873. T5Qo7T
= 2846,6291 kN
Vm.=(3,5J^ +0,3fc)K..dp +Vp= 5.T7^70S06895l +0,3.5,4408/0,006895)(400.1380)/25,4 +2846,6291/0,004448
= 1084816,968//)
=jm4m^6S_ =1267,899484/wi =S,7392MPa™ (41)01^80)725^
V =1,2189 MPa <Vw =8,9663 MPa
64
sehingga V^V^l,3093 MPa .400.1380,0'-^722,7336 kN
3. Penulangan Geser
Vc =722,7336 kN <V„ =884,4423 kN
Vs =Vn - Vc =884,4423 - 722,7336 =161,7297 kNjika Vn >Vc/2 dan Vn >Vc, maka diperlukan tulangan badanK=161 7297 8AV7;-^,-^ =84.V457()^8-95.(4004380)/25,4^
=552968,9594//? =3812,72097 AW
tinggi penampang sudah memadai
Tulangan baja minimum
Av Aps.fp„ pVMm-T=8o7x:^„
=J0804j*60_ |T380 =o;im5mnf /,„,„"804004380^400
tulangan badan yang dibutuhkan
Ar _ \'\ =_!6k7297_=Q2929mm21 mmv ~T\T 400.10^.1380
\b d maka jarak sengkang sadalah setengah dan jarakjika, Vs>4Adfc'-K
yang dibutuhkan.
,,, =,61.7297^ >(4.1^«7oSo6i»5).(40O.13M)/25.4'.0.006895)-0,004448A >8,47948*/VA= 2.0 2929 =0,5860m/??2/mm, jadi tulangan geser badan yang
,v
dibutuhkan Av/s = 0,5860 mm2/mm.
65
b Perhitungan Torsi
Tocsi maksimum pada balok tengah porta, lima lamai bentang .8 mterhadapbentang 6mdan 9mterjadi pada balok lantai empat, yaitu
Td =30,41 kN-m
'I\d = 36>78 kN"m
Th =21,25 kN-m
Tr =30,41 +36,78 +21,25 =88,44 kN-m
Torsi terfaktor
7'„ l,2.(Er< Ts4) r 1,6.TL
= 1,2.(30,41 +36,78)+ 1,6.21,25
= 114,628 kN-m
A cp
._h .^,= 1500.400 =600000 mm2
Fc> . 2.(h • bw) =2.(1500 +400) =3800 mm
anggap diameter tulangan geser /tors, 10 mm dan tebal selimut beton 40 mm-^,,-2.(40+ 0,5.10) =400 -2.(40 +0,5.10) =310 mm
./?-2.(40+ 0,5.10)= 1500-2.(40 +0,5.10)= 1410mm
Aoh =310.1410 =437100 mm2
A0 =(l85.Aoh =0,85.437100 =371535 mm2pb =2.(X, + Yd =2.(310 +1410) =3440 mm
= 37 5° cot2 0= 1,69
Xi
Y,
0
cek apakah tulangan torsional dibutuhkan
\.fc' I A cp +hf<t.:\<-tz-12 {Pcp)\ 4fc
t.:\ =0,85V45
12
2 A6000 315z4408 0_3 =83 4089^ - »?
V
66
n„a, torstona, ntakstnt™ V. =83,4089 VN-m >T. =U4.628 kN-nt, jaditula„gan torstona, dtbutubkan karena kemampnan penantpang dalam menahantorsi lebih kecil dan torsi yang terjadi.
4.^fc'(A cPT '2 <
4.0,85^ T600012 y~3~mT '2 = -
x+^_— 10^ = 333,6357*/V - m\ V45
T = 114,628 kN-m < Tu'2333.6357 kN-m, maka momen torsional yang
dieunakanuntuk desain tulangan torsional adalah yang terkecil yaitu, Tu
628 kN-m.
Penulangan Torsional
=7^ =04^628 =134 c,564kN __ ,„" <f> 0,85
A _ 7'„ = ___]H^64____ =03490mm2/mm^=2~4~Tcos~c? 2.359893,4.400.1,3
Penulangan geser torsi yang dibutuhkan
iw =2A +A- =0,3490 +0,5860 =1,2840/??/??2 /mms s
A.. 0,25.22/ 7.10' _s =
A,/ *.2840
= 61,19/??/??
114,
Penulangan Longitudinal
cot26>A,A, = — p,,
K.fyi J
= 0 3490.3440'400^
v400y69 = 2028,9464/??/?/"
A /niin
5^fc'Acp A,Ph
S12./V? fy, J
5V45.600000_0349a3440(400"12.400
2992,0674m/??2
400
67
jarak maksimum yang diijmkan ph8 =3440/8 =430 mm =43 cmdigunakan tulangan diameter 10 mm dengan luas 78,5714 mm2 ~79 mm2Banyaknya tulangan yang dibutuhkan =2028,9464/79 =25,6828 tulangan
jumlah tulangan longitudinal yang digunakan 26 buah.
1500-2.40dalam hal ini s = —
=54,61??//?/ oke, maka digunakan tulangan
longitudinal 26 buah dengan jarak antar tulangan 55 mm
4.7 Perhitungan Prategang Parsial 90% Sistem Pasca Tarik
Berikut perhitungan perencanaan prategang parsial 90% sistem pasca tank.
4.7.1 Perhitungan Desain Beton Prategang
Msd =1179,26 kN-m
MT =Msd + Md+ML
= 1179,26 + 802,93 +467,23
= 2449,42 kN-m
68
a. Besar Gaya Prategang
1) Tegangan beton pada pusat beton
558!5549( n6)1500
=-7,\0\7MPa
2) Gaya prategang awal
Pi =90%\fJ\Ac
= 0,9.7,1017.830400
= 5307,56 UW
b. Perhitungan Luas Baja Prategang
Digunakan kabel tendon VSL tipe 6-.0 dan tipe strand ASTM A416-85
Grade 270, lihat lampiran 2a-c.
Jumlah tendon yang dibutuhkan
53^526540^ =, 8956 ^2M280040s
Data mengenai kabel tendon adalah sebagai berikut:
a. diameter satuan kabel :15,2 mm
b. luas satuan kabel :140 mm2
c. kuat tank tendon : 1860 MPa
d. tegangan leleh kawat •l670 M^e. diameter internal/eksternal selubung :80/87
jadi dipakai 2buah tendon VSL berisi 10 kabel
Aps =io. 140. 2=2800 mm2
4.7.2 Kontrol Kekuatan Lentur
_ Aps_ = _282° =000087456P" ~ b.d 2320.(1500-120)/ •=ASMpa -+ A=0,85 - 0,008.(45 - 30) =0,73fm. 1581 =0,85 >0,85 -» YP =°>4/' 1860
./ pu
f =1860J ps
0,4.0,0^30874^28601)7345
I
= 1823,1583M/V/
69
pp fps _ 0,000874564823,1583 =QQ?>5432 <0,36/?,Wp=1\"~ 45
Besar Kapasitas momen adalah :
Konstruksi beton prategang parsial menggunakan tulangan non prategang
Gayatank :INr - Aps.fp, =2800 .1823,1583 =5104,8428 kN-m
Gaya tekan :2N» 0,85. f,b.a
keseimbangan gaya dalam Nr - Nn, maka
lu x__A^ =lWl^i--- =l33459 954m/??2^j"0,85X' 0,85.45
133459A954=5752584mm2320
Mu =1,2.(1179,26+ 802,93)+1,6.467,23 =3126,196/CA - mMu^ =31264% =39Q7 745/<A7 _,„0 0,8
a
Mn = Aps.fps\d-- = 28004823,1583.57,52584
1380-
=6897,8534/W -m>^- =3907,745/W - ??? ok0
maka tidak diperlukan tulangan nonprategang.
4.7.3 Perhitungan Sifat Penampang
A. Saat Transfer
Ac =830400 mm2
As = 2.0,25.tt.872 = 11894,1429 mm2
Asn = 0 mm"
Anett0 ' Ac As Asn = 818505,8571 mm2
d' = 120 mm
<be = 2320 mm
->
A
oA Ahf = 120mm\|/
Ct= A
564,9278 mm
)(Cb =
935,0722 nhm
dp = 1380 mm
bw = 400 mm< >
srs normal h = 1500 ;
V
(• =(hf-h(W>2) +bw./mjhf +/?m-/ 2)- As.d - 4.v/?.(/? - J'))A
netlo
(120.2320.(120/2)+4004 380.(120+ 1380/2)-11894,1429.120)818505,8571
564,9278/?????
Ch = 1500 - 564,9278 = 935,0722??????
E = C, - d'= 564,9278 -120 = 444,9278/?????
/ =(l /12)2320.1203 +2320.120.(564,9278 - 0,5.120)2
+(1/12)400.13803+400.1380.(935,0722-0,5.1380)2- (l /64>r. 874.2 - (l 1894,1429.444,9278)2= 1,897.1011??????4
70
= l!89740_ =33580108/w„3k' 564,9277
1897.101'S,.
935,07222,02884 08 mm*
B. Saat Layan
Ac = 830400 mm2
Aps =10440.2 =2800 mm2
4.S7? = 0 mm"
n =6,34346
Alni„.s--Ac - (n-l)Aps* (n-l).Asn
= 830400 + (6,34346-1) 2800 + (6,34346-l).0
= 845361,67 mm2
<- be 2.120 mm
A
A oCl - 550.79.M Bin
A
Cb =
949,20687
V
dp= 1380 mm
mm
V
bw = 400krnm
->
«rs. normal
71
0 A
h = 1500 mm
V
(120232T^0!112r^+4^0f^^(' = 845361,67
= 550,7931 mm
Cb =1500 - 550,7931 =949,20687??????/t- =c, -120 =550,7931-120 =430,79313mm
72
/= (1 /12)23204 203 +2320.120.(550,7931-0,5.120)2+(1/12)400.1380.
400.1380.(949,20687 - 0,5.1380)2 +(5,34346)3080.430,793132
,9486.10''mm4
+ •
S..9486.10_ =353783.10W
Sh =
550,7931
1.9486.101' 05mloW949,20687
4.7.4 Kehilangan Gaya Prategang
A. akibat perpendekan elastis
karena penankan tendon dilakukan langsung, maka kehilangan gaya
prategang akibat perpendekan elastis beton adalah :
A/pi;s=0MPa
B. Akibat pengangkuran/ pergeseran tendon
pergeseran ankur A , = 0,635c/??
A, .. 0,635A/' =-=-/:,' = -1
JpA L ' '"' 1800
C. Akibat rangkak beton
200000 = 70,5555MPa
-5307,5265.103 ^ 444,92782 ),1179,26.10".444,9278 _^^./;,
fcsd ~
818505,86
1179,26406.444,9278
1,897.10"
200000
V5,897.10"/818505,86)J 1,897.10
= 2,765 74/W
Af =l6 ,/UUUUU- (9 2572 - 2,76574) =65M46MPaJpcr > 31528,6'v '
D. Akibat susut beton
* = 1,5
RH = 70 %
Ksn =0,5%
AfpSII=&,2.\0-b.KshEs
73
1-0,06 fiOO-RH)
=8,2.10 '.0,58.200000.(l - 0,06.1,5)(l00 - 70)= 25,967&MPa
E. Akibat Gesekan
18000
digunakan tendon kawat dan strand dengan untaian 7 kawat yang diminyaki
terlebih dahulu sehingga nilai Kdan u, diperoleh dari tabel 3.4
AT = 0,001
yu = 0,15
^0,7,^ = 0,82.^ = 0,82.0,85.^ = 0,704860 = 1302 MPa
A/„, =/„[U«) +(*•'<)]
=1302.[(0,25.0,1977) +(0,001.15)]
= 87,8022 MPa
F. Akibat relaksasi baja
AfpR =(Kre - j(Afpa +AfpCR +AfpSH )\C
dari tabel diperoleh :
Kre = 35
74
fpi /fpu = 1302 / 1860 = 0,7 -> C= 0,75
AfpR =(35 _0,04(65,8852 +25,9678 +70,5556)).0,75
= 21,3778M/^/
Total kehilangan gaya prategang adalah
A/p =0+70,5556 +65,8846 +25,9678 +87,8022 +21,3778 =27 \,5879MPa
prosentase kehilangan gaya prategang
=1302-271,5885 m% =?9 1407o/o1302
100-79,1407 = 20,8593%
4.7.5 Kontrol Tegangan Beton dan Tendon
A. Saat Transfer
Tegangan Beton
5307,561.103'./„ =
818505,86
444,9278.564,9277
231773,872
= -4,1595MPa < 2 \,6MPa ok
fa5307,561.103
818505,86
444,9278.935,0722
231773,872+ -
= -10,3328MFa<21,6M7Ja ok
Tegangan tendon
Aps = 2800 mm2
/- Aps
5307,561.1032800
= 1895,5452MPa
1580,7254 06
3,36.108
i580,7254 0b2,028408
y\ = 120mm
v2 = 1500-120 = 1380/77/71
fc,
f = 1
13804,2595 +12040^3328 =_4 6533MPa1500
895,5452 +(6,34346 - l).4,6533 =1866,0392MJ«
-10,3328
Gambar 4.4 Tegangan Saat Transfer
B. Saat Layan
Gaya Prategang Efektif
Pe (1-LOP). Pi
= (1-0,208593).5307,561
= 4200,4414 kN
A///= 2449,42 kN-m
Kontrol tegangan beton dan tendon
Tegangan beton
fn =4200,4414.103
846857,841-
430,79313.949,20687
230506,5485
= -6,7775 MPa < 20,25 MPa
4200 4414.103 f, 430,79313.949,206871 + -
2449,42.1063,53783.108
N 2449,42.106+ •
fc 846857,84 230506,5485 j2,05288408
4,8517 MPa < 20,25 MPa
75
Tegangan Tendon
42004136403./,, =
28001500,1477/Wa
Vj = 120mm
y2 =1500-120 = 1380mm
_ 13^7775^-1^85^ =^^MPaJci 1500
fs =1500,1477+ (6,34346-1)6,3834 =146.6,0382M></
-6,7775
A
y
/\ik
v-1,8517
Gambar 4.5 Tegangan Saat Layan
76
4.7.6 Perencanaan Tata Letak Tendon
Pi = 5307,5265 kN
Pe = 4200,4136 kN
Perencanaan tata letak tendon dilakukan dengan peninjauan pada tengah
bentang, seperempat bentang, dan ujung balok portal yang ditinjau.
Batas Kern
r- 231213,72a. Batas Kern Atas kt = — =
cb 941,445
b. Batas Kern Bawah kb =r2 231213,72
~cf~ 558,5549
245,6391/?????
= 414,025m???
77
Batas bawah letak tendon
saat transfer sudah bekerja 50% beban mati
Mo Msd i 0,5. Md
Tabel 4.5 momen yang terjadi pada balok tengah lantai 1bentang 18 mterhadap
bentang 6 m dan 9 m portal 5 lantai
Bagian Penampang j Md Msd Ml j Mo MT
kN-m kN-m kN-m kN-1.1 kN-m
tengah bentang
seperempat bentang
460,99
53,66
663,55
87,64
27i,18
29,49
894,045
114,47
1395,72
"" i70,49"'
ujung balok
..._
-802,93 -1179,26 -467.23 -1589,64 -2449,42
Jika diperkenankan terjadi tegangan tarik pada beton saat transfer maka
lebar daerah tendon bertambah sebesar
eb' =
p
fti.Ac.kb
P
eb = a,„,n + kb
ebx = eb+ eh'
Tabel 4.6 Batas bawah letak tendon
Bagian Penampang Tidak terjadi tarik Terjadi tarik
a min (mm) eb (mm) eb' (mm) eb) (mm)
tengah bentang 168,4485 582,4735—h
97,16508 679,63858
seperempat bentang 21,5675 435,5673 97,16508 532,73238
ujung balok -297,8252 16,1993 97,16508 213,36488
78
Batas atas letak tendon
Jika diperkenankan terjadi tegangan tarik pada beton saat layan maka lebar
daerah tendon bertambah sebesar
Mr
, fti.Ac.ktel'= -
el = a„ kt
t/, = el - eC
Tabel 4.7 Batas atas letak tendon
Bagian Penampang Tidak terjadi tarik Terjadi tarik
a max (mm) et (mm) et' (mm) eti (mm)
tengah bentang 332,2816 86,6425 162,8804 -76,2379
seperempat bentang 40,58886 -205,0502 162,8804 -367,9306
ujung balok -583,1378 -337,4987 162,8804 -500,3791
Gambar tata letak tendon dapat dilihat pada lampiran 4b.
4.7.7 Perhitungan Torsi dan Geser
A. Perhitungan Geser
Geser maksimum pada balok tengah portal lima lantai bentang 18 m
terhadap bentang 6 m dan 9 m terjadi pada balok lantai empat. Pada perhitungan
geser digunakan titik awal pada jarak h/2, karena pada jarak ini secara geser lentur
terjadi retak miring yang stabil, nilai geser tersebut;
Vd = 195,41 kN
Vsd =286,11 kN
Vi. = 108,72 kN
V, =vd+vsd+v,,
= 195,41 +286,11 + 108,72
= 590,24 kN
kapasitas momen retak
Sh = 2,052886.10x mm3
P, 4200,4414.103 ,ft/:ooim/ = -±- = ' = 4,9688My'aJc A 845361,6747
f =-i+--- =49688 +420°A 136-482>5'777 =4,9783A^Jce Ac Sb ' 12,052886.108
r Md 652,7.106 ,.„..,„/ , = —- = = 3,1794 MPa
'' S, 2,052886.108
Mcr=Sh. T +.fe-.fiv2
=2,052886.108.10-(1| - V45 +4,9783 - 3,1794= 1057,8483/V/V-/??
1,2.Mcr = 1,24057,8483 = 1269,4180 kN-m
gaya geser terfaktor di muka tumpuan
V„ -l,2(Vd+Vsd)-l,6.VL
= 1,2.(195,41+286,11)+ 1,6408,72
= 751,776 kN
V„ yang dibutuhkan = — = ! = 884,4423A7V di tumpuan<j> 0,85
dp = h-d'= 1500 - 120 = 1380 mm
3. Retak geser lentur, Vci
79
Va =Ofi.A.jrfc\bK.dp +Vd + -{Ma.)> \JAy]fc\bu.di
Vci =0,6.1./(45/0,006895j.(400.1380)/25,42 +195,41/0,004448
751,776/0,004448_ 1057 8483/0,00011302535,484/0,0001130
155920,5372//)
155920,5372
(400.1380)/25,4T = 182,2349/?.v/ = \,2565MPa
80
]J.Jrfc'. =1,7.^(45/0,006895) =137,337\5psi =0,94694MPa <\,2565MPa
5A\[/y. =5.0,1.^(45/0,006895) =403,9328/w/ =2,7851 \MPa >\,\2565MPcVcj = \,2565MPa
4. Retak geser badan, Vcu
Vp = Petan6 ,
dimana 9 adalah sudut antara tendon miring dan horisontal, jadi
e ujung = 430,7931 mm
e tengah bentang = 949,20687 - 120 = 829,20687 mm
v. 1500 2e pada h/2 = 430,7931 +(949,20687 - 430,7931)* —
= 463,9943 mm
463,9943Vp = 4200,4414.
F 1500 2
= 2598,6410 kN
VCM.={3,5ArZ'+0,3fc\b„.dp +Vl,
=(3,5.Vl4T/0A0O6895) +0,3.4,9688/ 0,006895)(400.1380)/ 25,42 +2598,6410/0,004448
= 1011124,532///
j/ = JO'^24,532 =ng1 7701 •=s,\4c\3MPa'"' (400.1380)/25,42
Vci = 1,2565 MPa < Vcw = 8,1483 MPa
sehingga Vc - Vci = 1,2565 MPa .400.1380.10"3 =693,5935 kN
3. Penulangan Geser
Vc = 693,5935 kN < Vn = 884,4423 kN
{/ - V„- rc =884,4423 -693,5935 = 190,8488 kN
jika Vn > Vc/2 dan Vn > Vc, maka diperlukan tulangan badan
Vs =190,8488 <Uy[f'-bw.dp =8.1.745/0,006895.(400.1380)/25,42= 552968,9594//) = 3812,7075/tA'
tinggi penampang sudah memadai
Tulangan baja minimum
Min.---= Aps'jpu ,P-
28004 860 1380 AOinAC 2
80.4004380 V 400= 0,21905/??/7? I mm
tulangan badan yang dibutuhkan
Ar V, 190,8488 .„.__ 2.—= = —^— = —• = 0,3457??? / mms f .d, 40040"34380
j y p
jika, Vs >4AArJ\).bM.dp maka jarak sengkang s adalah setengah dari jarak
yang dibutuhkan.
82
V\ =190,8488/t/V >(4.1,7(457o.006895)(400.1380)/ 25,42.0.006895) *0,004448>8,47948/W
4— = 2.0,3457 = 0,6915/77/7/2//??//?
jadi tulangan geser badan yang dibutuhkan Av/s = 0,6915 mm2/mm.
b. Perhitungan Torsi
Torsi maksimum pada balok tengah portal lima lantai bentang 18 m terhadap
bentang 6 in dan 9 m terjadi pada balok lantai empat. yaitu
'l\, =30,41 kN-m
•/;,/ = 36,78 kN-m
T, =21,25 kN-m
/'/ hi fd ' 1).
= 30,41 + 36,78 h-21,25
= 88.44 kN-m
Torsi terfaktor
Tu - 1,2.0'j ' fa) + 1,6.1),
= 1,2.(30,41 +36,78)+ 1,6.21,25
= 114,628 kN-m
Acp =h. bw = 1500.400 =600000 mm'
Pcp = 2.(h r bw) =2.(1500 +400) =3800 mm
anggap diameter tulangan geser / torsi 10 mm dan tebal selimut beton 40 mm
X, = bw - 2.(40 + 0,5.10)= 400 -2.(40 + 0,5.10) = 310 mm
Y, h- 2.(40 + 0,5.10) =1500 -2.(40 + 0,5.10) =1410 mm
Aoh =3104 410 = 437100 mm2
A0 =0,85.Aoh =0,85.406100 =345185 mm2
Ph =2.(X,+ Y,) = 2.(310 + 1410) = 3440 mm
0 =37,5° cot20 =1,69
cek apakah tulangan torsional dibutuhkan
7'1<
/''1
w/; J\ cp
i' i^f'12 V P°p J
0,85V45 60002 +3.4,9688 10_, =80j804UA/_/„12 380 J\ V45
nilai torsional maksimum T„'l = 80,8041 kN-m > T„ = 114,628 kN-m, jadi
tulangan torsional dibutuhkan karena kemampuan penampang dalam menahan
torsi lebih kecil dari torsi yang terjadi.
12T '2 <
( 42 ^jA cr,
7'..'2
V PCP J
4.0,85V45
12
6000^
^ 380 ;
A ]+3A9688 10_., =mi\66kN-m\ V45
T„ = 114,628 kN-m < Tu'2 = 323,2166 kN-m, maka momen torsional yang
digunakan untuk desain tulangan torsional adalah yang terkecil yaitu, Tu = 114,
628 kN-m.
Penulangan Torsional
=7^ = H4,628 =B4 S564kN _m" <b 0,85
A, T., 134,8564
2AJV cos0 2.359893,4.400.1,3= 0,3490??????2 / ??????
Penulangan geser torsi yang dibutuhkan
A«- =2A-L +A— =0,3490 +0,6915 =l,3895???/??2/ /?//??s s s
Av 0,25.22/ 7.102,v = -— = —^ = 56,55mm
3895A.J s
Penulangan Longitudinal
A,A i -—Pi,
s
f f ^.1 w
fV J yi J
cot2 (9
= 0,3490.34401400
14001,69 = 2028,9464/??//?'
Imin 1") / '{--J vi S y.f,,j
84
=W45.600000 _ 34903440(400^12.400 \400J
= 2992,0674/??/??2
jarak maksimum yang diijinkan ph/8 = 3440/8 = 430 mm = 43 cm
7 i
digunakan tulangan diameter 10 mm dengan luas 78,5714 mm' ~ 79 mm'
Banyaknya tulangan yang dibutuhkan = 2028,9464/79 = 25,6828 tulangan
jumlah tulangan longitudinal yang digunakan 26 buah.
1500-2.40dalam hal ini s =
26= 54,6\mm oke, maka digunakan tulangan
longitudinal 26 buah dengan jarak antar tulangan 55 mm.
BAB V
ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Data dan Asumsi Desain
Analisis geser dan geser torsi beton prategang ini digunakan struktur portal 5
lantai dengan fungsi sebagai gedung perkantoran. Pada penelitian ini yang
dianalisis hanya balok tengah portal arah x sehingga tendon prategang hanya
diberikan pada balok tengah bentang arah x : 18 m, 18 m terhadap as bentang
sedangkan bentang arah y sebagai variabel bebas divanasikan yaitu; portal 2
terhadap bentang 6 m, 9 m; portal 3 terhadap bentang 6 m, 12 m; dan portal 4
terhadap bentang 6 m, 15 m, sebagai kontrol besar torsi yang terjadi digunakan
portal 1terhadap bentang 6 m, 6 marah sumbu y. Untuk jelasnya gambar dapat
dilihat pada lampiran 3a-c.
Pada perencanaan struktur gedung digunakan balok T pada tengah bentang
dan balok persegi untuk balok tepi, balok anak, dan kolom. Tinggi antar tingkat
digunakan 4 m dan jarakantar balok anak 3 m.
Pada penelitian ini digunakan gaya prategang parsial sebagai variabel bebas
dengan mengambil nilai parsial 90%, 80%, 70% dari gaya prategang yang
dibutuhkan pada prategang penuh.
Mutu bahan yang digunakan dalam perencanaan ini adalah beton dengan
kuat desak fc' = 45 MPa, tegangan ultimit tulangan aktif (tendon) fpu = 1860 MPa
dan tulangan pasif(non prategang)/^ = 400 MPa.
85
86
Penampang T yang digunakan dalam analisis memiliki ukuran seperti pada
zambar 5.1.
<-be ~ 2320 mm
J hf=- 120mm $ A
h = 1500 mm
V
bw = 4Q0 mm
Gambar 5.1 Penampang Balok T
Tabel 54 Dimensi Balok Pada Analisis Struktur
DIMENSI BALOK YANG DIGUNAKAN UNTUK ANALISIS PORTAL
satuan PORTAL 1 PORTAL 2 PORTAL 3 PORTAL 4
jrk antar blk anak m 3 3 3 3
tinggi antartingkat m 4 4 4 4
dimensi
BAA1 mm 250/500 250/500 250/500 300/600
BAA2 mm 250/500 250/500 250/500 250/500
BAA3 -250/500 250/500 250/500
BAL1 mm 250/500 250/500 250/500 300/700
BAL2 mm 250/500 250/500 250/500 250/500
BAL3 - 300/600 300/600 300/600
BTEPIA1 mm 300/600 400/700 400/700 400/700
BTEPIA2 mm 250/500 250/500 300/600 300/600
BTEPIA3 - 250/500 300/600 300/600
BTEPIL1 mm 300/600 400/700 400/800 400/700
BTEPIL2 mm 250/500 250/500 300/600 300/600
BTEPIL3 -250/500 300/600 350/700
BTA1 mm 1500/2320/120/400 1500/2320/120/400 1500/2320/120/400 1500/2320/120/400
BTA2 mm 500/2320/120/400 500/2320/120/400 500/2320/120/400 500/2320/120/400
BTA3 - 700/2320/120/400 700/2320/120/400 1000/2320/120/400
BTL1 mm 1500/2320/120/400 1500/2320/120/400 1500/2320/120/400 1500/2320/120/400
BTL2 mm 500/2320/120/400 500/2320/120/400 500/2320/120/400 500/2320/120/400
BTL3 -700/2320/120/400 800/2320/120/400 1200/2320/120/400
KOLOM | mm 750/750 750/750 800/800 900/900
87
Perhitungan mekanika menggunakan microsoft SAP 2000, sehingga
didapatkan momen, geser dan torsi yang terjadi pada struktur. Benkut besar
momen yang terjadi pada balok tengah penampang Tarah xdengan bentang 18 m,
18 mterhadap as bentang pada portal 1, portal 2, portal 3, dan portal 4.
Tabel 5.2 Hasil Analisis Struktur Portal
HASIL ANALISIS PORTAL 5 LANTAI SAP 2000 BETON PRATEGANG
PORTAL
MOMEN MAX GESER MAX TORSI MAX
LANTAI Msd
kN-m
Md
kN-m
Ml
kN-m
Vsd
kN
Vd
kN
VI
kN
Tsd
kN-m
Td
kN-m
Tl
kN-m
1
1 -1051.89 -774.46 -418.97 -257.1 -178.93 -94.31 0 0 0
2 -993.82 -735.69 -399.38 -262.68 -182.88 -96.39 0 0 0
3 -964.4 -717.64 -391.24 -264.01 -183.75 -96.77 0 0 0
4 -939.59 -706.86 -392.48 -265.96 -184.36 -95.93 0 0 0
5 -1052.27 -626.13 -142.43 -244.86 -137.28 -37.84 0 0 0
2
1 -1179.26 -802.93 -467.23 -290.06 -191.98 -10.7 -36.78 -30.41 -21.25
2 -1112.31 -760.52 -444.45 -296.56 -196.17 110.06 -36.22 -30.17 -20.94
3 -1078.69 -740.45 -434.91 -298.21 -197.15 110.51 -35.7 -29.75 -20.71
4 -1052.26 -726.3 -436.13 -299.86 -197.99 109.55 -35.91 -29.85 -20.66
5 -1081.86
-1219.47
-685.44
-835.57
-153.55
-506.9
-259.26 -153.26 -42.55 -19.61 -28.72 -7.4
3
1 -312.04 -208.56 121.91 -66.08 -57.75 -42.04
2 -1154.27 -793.02 -483.15 -318.66 -212.89 124.46 -66.37 -58.23 -42.13
3 -1121.06 -772.24 -473.14 -320.68 -214.14 125.04 -66.22 -58.09 -42.01
4 -1095.65 -756.1 -474.92 -322.47 -215.32 124.03 -66.9 -58.6
-60.97
-41.92
5 -1137.93 -769.26 -172.92 -277.5 -173.85 -48.48 -43.96 -16.26
4
1 -1223.98 -748.39 -449.14 -350.63 -211.98 123.03 -92.47 -61.87 -46 22
2 -1159.87 -710.92 -427.96 -357.29 -215.87 125.31 -94.24 -63.31 -46.87
3 -1123.68 -690.18 -418.16 -360.23 _-217.55_
-218.52
126.05_
125.18
-51.06
-94.98_
-95.32
-63.88
-64.27
-78.57
-47.02
j46.75
-21.46
4 -1100.84 -675.65 -419.79 -361.81
5 -1152.85 -719.56 -160.51 -310.95 -183.52 -74.71
Dari hasil analisis struktur portal 5 lantai pada balok tengah penampang T,
terlihat momen maksimum dan geser maksimum terjadi pada lantai 1, perilaku ini
88
sama pada tiap -tiap portal yaitu portal 1, portal 2, portal 3, dan portal 4.
Sedangkan nilai torsi, pada portal 1 adalah nol ini disebabkan panjang bentang
arah y memiliki bentang yang sama panjangterhadap as bentang sehingga portal 1
digunakan sebagai kontrol pada penelitian ini. Pada portal 3 dan 4 torsi
maksimum terjadi pada lantai 4 sedangkan pada portal 2 torsi maksimum terjadi
pada lantai 1
5.2 Pembahasan Hasil Perhitungan
Dari analisa perhitungan balok beton prategang pasca tarik faktor yang
paling penting adalah kapasitas tampang elemen struktur terhadap kekuatan
lentur. Dalam analisis kapasitas penampang yang mampu menahan lentur, dapat
diketahui besarnya tegangan yang terjadi pada tahap - tahap tertentu, yaitu : pada
tahap penarikan (transfer) dan pada saat beban kerja (layan) telah bekerja.
Kapasitas penampang pada saat transfer adalah penampang netto sedangkan pada
saat layan adalah penampang transformasi yang selanjutnya digunakan untuk
memenksa tegangan pada saat transfer maupun layan.
5.2.1 Gaya Prategang
Analisis pada tahap perencanaan balok prategang parsial pada penelitian ini
hanya pada balok tengah penampang T arah x dengan panjang bentang 18 m dan
sistem yang digunakan adalah pasca tarik dengan grouting. Tipe tendon yang
digunakan adalah tipe selongsong disesuaikan dengan besarnya gaya prategang
yang dibutuhkan. Hasil perhitungan gaya prategang yang dibutuhkan balok
penampang T arah x adalah:
Tabel 5.3 Besar Gaya Prategang Awal
%
Prategang
Gaya Prategang Awal (kN)
Portal 1 Portal 2 Portal 3 Portal 4
100% 5897.2896 5897.2896 5897.2896 5397.2896
90% 5307.5606 5307.5606 5307.56064 5307.5606
80% 4717.8317 4717.8317 4717 83168 4717.8317
70% 4128.1027 4128.1027 4123.10272 4128.1027
89
Antara portal l, portal 2, portal 3, dan portal 4 didapatkan gaya prategang
yang sama, ini dikarenakan panjang bentang yang ditinjau pada masing - masing
portal sama yaitu 18 m, sehingga penampang T yang dibutuhkan pada masing -
masing portal sama. Penurunan gaya prategang yang dibutuhkan linier dengan
prosentase gaya prategang yangdiuji.
5.2.2 Kehilangan Gaya Prategang
Kehilangan gaya prategang yang terjadi disebabkan oleh beberapa faktor.
faktor tersebut adalah: pengangkuran tendon, gesekan tendon, relaksasi baja,
deformasi elastik beton, rangkak beton, dan susut beton. Hasil prosentase
kehilangan gaya prategang dapat dilihat pada Tabel 5.4 Perbandingan antara %
gaya prategang dengan kehilangan gaya prategang dapat dilihat pada Gambar 5.1.
label 5.4 Besar Prosentase Kehilangan Gaya Prategang
%
Prategang
% Kehilangan Gaya Prategang
Portal 1 Portal 2 Portal 3 Portal 4
100% 24.061182 21.869406 21.7267882 21.710792
90% 23.051062 20.859286 20.7166679 I 20.700672,
80% 22.040942 19.849165 19.7065475 19.690551
! 70% 21.030821 18.839045 13.6964271 18.680431
s.3
90% 80%
%Gaya Prategang
a Hartal 1
• Fbrtai 2
• Rxtal "j
D Pbrta' 4
90
Gambar 5.2 Perbandingan % Gaya Prategang Terhadap Kehilangan Gaya
Prategang
Pada Gambar 54 memperlihatkan bahwa prosentase kehilangan gaya
prategang semakin berkurang seiring dengan gaya prategang yang diberikan. Ini
disebabkan karena kehilangan gaya prategang akibat gesekan tendon pada
prategang parsial semakin besar. Keadaan ini berlaku baik pada portal l, portal 2,
portal 3, dar portal 4. Prosentase kehilangan gaya prategang terhadap variasi
portal juga semakin berkurang, ini disebabkan oleh semakin besarnya momen
yang terjadi pada balok tengah penampang T.
5.2.3 Luasan Baja Prategang
Luasan baja prategang berkaitan dengan tipe tendon yang digunakan dan
besar gaya prategang yang diperlukan, semakin besar gaya prategang yang
dibutuhkan maka semakin besar pula luasan baja prategangnya. Pada kondisi
prategang parsial luasan baja prategang semakin berkurang seiring dengan
berkurangnya gaya prategang. Seperti penjelasan pada Sub bab 5.24, bahwa
kesamaan panjang bentang yang ditinjau pada masing - masing portal adalah
sama yaitu 18 m menyebabkan penampang T yang dibutuhkan sama, sehingga
gaya prategang yang dibutuhkan untuk tiap - tiap portal adalah sama. Kondisi di
atas menyebabkan luasan baja prategang yang diperlukan pada portal 1, portal 2,
portal 3, dan portal 4 adalah sama. Hasil perhitungan luasan baja dapat dilihat
pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5 Besar Luasan Baja Prategang
%
Prategang
Besar luasan Baja Prategangmm2
Portal 1 Portal 2 Portal 3 Portal 4
100% 3080 3080 3080 3080
90% 2800 2800 2800 2800
80% 2520 2520 2520 2520
70% 2240 2240 2240 2240
5.2.4 Tegangan Beton
Tegangan yang terjadi pada penampang balok beton prategang
menghasilkan tegangan di serat atas dan di serat bawah balok. Tegangan -
tegangan beton tersebut dianalisis pada saat transfer dan saat 'ayan.
1. Serat Atas
Tegangan beton serat atas pada saat transfer maupun layan merupakan
tegangan desak yang nilainya dapat dilihat pada Tabel 5.6. Pada Tabel 5.6
memperlihatkan nilai tegangan desak pada serat atas, dimana semakin kecil gaya
prategang yang diberikan maka nilai tegangan desaknya semakin besar. Keadaan
ini berlaku pada portal 1, portal 2, portal 3, dan portal 4. Pada Tabel 5.6 juga
memperlihatkan bahwa nilai tegangan desak pada serat atas dari portal 1 sampai
portal 3 nilai tegangannya semakin besar, ini disebabkan oleh momen yang terjadi
semakin besar pada portal akibat beda panjang bentang arah y yang digunakan
pada tiap -tiap portal. Sedangkan pada portal 4 memiliki nilai momen yang kecil
92
dibandingkan dengan portal 3 sehingga tegangan desak yang terjadi menurun
terhadap tegangan desak pada portal 3.
2. Serat Bawah
Tegangan beton awal atau saat transfer yang terjadi pada serat bawah
menghasilkan tegangan desak. Setelah pemberian beban kerja atau pada saat layan
tegangan desak saat layan cenderung menurun terhadap tegangan desak saat
transfer. Pada saat transfer dan layan tegangan desakyang terjadi semakin kecil
seiring dengan berkurangnya gaya prategang yang diberikan, sehingga besar
kemungkinan pada saat layan juga akan terjadi tegangan tarik.
Pada saat transfer tegangan desak semakin berkurang terhadap variasi portal,
namun pada portal 4 tegangan desak mulai bertambah, sama halnya yang terjadi
pada saat layan. Hal ini disebabkan momen pada portal 1, portal 2, dan portal 3
cenderung membesar sedangkan momen pada portal 4 cenderung mengecil
terhadap portal 3.
Tabel 5.6 Tegangan Yang Terjadi pada Balok Penampang T
%
Prategang
Portal 1
e Transfer e Layan
mm ft fb mm ft fb
100% 444.92779 -3.6769 -13.0446 13P.0320 -6.1774 -3.7523
90% 444.92779 -3.7378 -11.0308 430.7931 -C.1934 -2.4837
80% 444.92779 -3.7986 -9.0170 431.5569 -6.2125 -1.1704
70% 444.92779 -3.8595 •7.0032 432.3234 -6.2349 0.1878
Lanjutan Tabel 5.6
Prategang
Portal 2
eTransfer e
Layan
mm ft fb mm ft fb
100% 444.9278 -4.0986 -12.3466 430.0320 -6.7600 -3.1625
90% 444.9278 -4.1595 -10.3328 430.7931 -6.7775 -1.8517
80% 444.9278 -4.2203 -8.3190 431.5569 -6.7984 -0.4962
70% 444.9278 -4.2812 -6.3052 432.3234 -6.8227 0.9046
%
Prategang
Portal 3
eTransfer e
Layan
mm ft fb mm ft fb
100°/ 444.92779 -4.2669 -12.0680 430.0320 -7.0769 -2.6422
90% 444.92779 -4.3278 -10.0542 430.7931 -7.0953 -1.3285
80% 444.92779 -4.3887 -8.0404 431.5569 -7.1171 0.0302
70% 444.92779 -4.4495 -6.0266 432.3234 -7.1423 1.4340
%
Pra'egang
Portal 4
eTransfer e
Layan
mm ft fb rnm ft fb
100% 444.9278 -4.1506 -12.2606 430.0320 -5.6810 -3.3290
90% 444.9278 -4.2114 -10.2468 430.7931 -6.6984 -2.0153
80% 444.9278 -4.2723 8.2330 431.5569 6.7190 -0.6568
70% 444.9278 -4.3331 -6.2192 432.3234 -6.7431 0.7469
0.0000
„. -0.5000c
£ -1.0000jjj -1.5000
V)
"> -2.0000 -
5 -2.5000
« -3.0000
n -3.5000D>
™ -4 0000o>ID
*" -4 5000
-5.0000
100% 90% 80% 70%
.,...,—. ♦
• " ' i' •
———"T+-":
• * •• -*
%Gaya Prategang
-♦—Portal 1 |
-m— Portal 2!-A—Portal 3j-*<—Portal 4i
93
-5.6000 • T
ra-5.8000
100% 90% 80% 70%
*. -6.0000ro
m -6.2000 «.
tn -*—♦—Portal 1
< -6.4000 -m— Portal 2ra
5in
-6.6000x — ~- x ^
x
—A—Portal 3
—x— Portal 4(I!
O)c:
m
-6.8000
-7.0000
-7.2000
-.'ir-—~~
•• i.» —:—*~m
1—: * ' •-•'• * •
-7.4000
0.0000
£ -2.0000R]
ra
<" -4.0000
IQ
3:re -6.0000
01
J -8.0000</)
» -10.0000en
c
J -12.0000
-14.0000
2.0000
raW
1.0000
£ 0.0000
s
ra «
-1.0000
-2.0000
raO)c
-3.0000
|2-4.0000
-5.0000
100%
100
%Gaya Prategang
90% 80%
% Gaya Prategang
% Gaya Prategang
70%
-♦—Portal 1
--—Portal 2
-*— Portal 3:
-x—Portal 4
;-♦— Portal 1:1
*-«— Portal 21; I
I-*—Portal 31;-x—Portal 4!!
94
Gambar 5.3 Perbandingan % Gaya Prategang Terhadap Tegangan yang terjadi
95
5.2.5 Kuat Geser Beton (Vc) dan Kuat Geser tulangan (V,)
Untuk menentukan kuat geser beton, ditentukan nilai terkecil dari kuat geser
lentur (Vci) dan kuat geser badan {Vc„). Pada penelitian ini J>, menentukan nilai
kuat geser beton. Pada kuat geser badan nilai yang diperoleh terlampau besar, ini
dikarenakan komponen vertikal gaya prategang (Vp) di penampang sangat besar.
Nilai Vp yang besardipengaruhi oleh kemiringan tendon pada penampang.
Kuat geser beton (Vc) semakin menurun seiring dengan menurunnya gaya
prategang yang diberikan. Sedangkan nilai V,. terhadap variasi portal yang
digunakan nilainya semakin besar, ini disebahkan oleh nilai gaya geser di
penampang akibat beban mati (K/) dan gaya geser terfaktor di penampang (Kj)
yang terjadi meningkat pada variasi portal yang digunakan dan nilai maksimum
geser terjadi pada lantai 4.
Dengan menurunnya kemampuan penampang beton dalam menahan geser
(Vc) akibat pengurangan gaya prategang menyebabkan geser yang terjadi harus
ditahan oleh tulangan geser sehingga kuat geser tulangan (Vs) dan luas tulangan
geser yang diperlukan semakin besar. Luas tulangan yang diperlukan berbanding
lurus dengan gaya geser yang terjadi. Data hasil analisis dapat dilihat pada tabel
5.7.
label 5.7 Nilai Kuat Geser
%
--
Prategang
Nilai Kuat Geser Terfaktor (Vu), Kuat Geser Beton (Vc),
Kuat Geser Tulangan (Vs), Vn, dan AV(kN)
Portal 1
Vu Vc Vs Vn AV=Vn-Vu
100% 673.108 699.0365 92.8552 791.8918 118 7838
90% 673.108 671.4545 120.4373 791 8918 118.7838
80% 673.108 642.9664 148.9254 791.8918 118.7838
70% 673.108 613.5693 178.3225 791.8918 113.7838
Portal 2
Vu Vc Vs Vn AV=Vn-Vu
100% 751.776 722.7127 161.7297 884.4424 132.6664
90% 751.776 693.5935 190.8488 884.4424 132.6664
80% 751.776 663.5460 220.8964 884.4424 132.6664
70% 751.776 632.5670 251.8754 884.4424 132.6664
Poital 3
Vu
822.872
Vc_
747.9622
Vs
220.1226
Vn
968.0847
968.0847
968.0847
AV=Vn-Vu
145.2127100%
90% 822.872 717.4781 250.6066 145.2127
80% 822.872 686.0239 282.0608 145.2127
70% 822.872 653.5965 314.4882 968.0847 145.2127
Portal 4
Vu Vc Vs Vn AV=Vn-Vu
100% 875.76 822.5647 207.7412 1030.3059 154.5459
90% 875.76 788.0604 242.2455 1030.3059 154.5459
80% 875.76 752.4583 277.8476 1030.3059 154.5459
70% 875.76 715.7549 314.5510 1030.3059 154.5459
96
800
z 700
Ir 6oo§ 500O 4003 300* 2oora
= 100
800
— 700
1,600jj> 500| 400"8 300£ 200« 100
z o
100%
100%
PORTAL 1
90% 80%
%Gaya Prategang
PORTAL 2
90% 80%
%Gaya Prategang
70%
-t
70%
-Vu
-Vc
-Vs
-*--Vu
-Vc|-*--Vs
97
900
~ 80°i 700£ 600S 500£ 400= o00
« 200
2 100
0
1000
900
z
&-
800
700
600
500
z
400
300
200
100
0
100%
100%
PORTAL 3
90% 80%
% Gaya Prategang
PORTAL 4
90% 80%
%Gaya Prategang
70%
70%
•Vu
-Vc;
•nir-VSi
-4— Vu
-m— Vc
-*—Vs
98
Gambar 5.4 Grafik Nilai Kuat Geser
5.2.6 MoKnen Torsional
Standar ACI memberikan momen torsional maksimum di penampang kritis
h/2 dari rnuka tumpuan. Pengabaian efek penuh dari nilai total momen torsional,
99
tidak menimbulkan kegagalan pada struktur, akan tetapi mungkin menyebabkan
retak yang berlebihan jika sangat jauh lebih kecil dari pada torsi terfaktor aktual.
Apabila torsi aktual lebih kecil dari pada momen torsi terfaktor maksimum,
maka momen torsional diabaikan.
Dari Tabel 5.8 terlihat penurunan kekuatan baja prategang dalam menahan
momen torsional seiring dengan penurunan gaya prategang yang diberikan.
Momen torsional yang terjadi jauh lebih besar dibanding dengan kuat torsional
yang diberikan oleh baja prategang, sehingga dibutuhkan tulangan torsional
transversal dan tulangan torsional longitudinal.
Dengan luas penampang yang sama pada balok prategang pada tiap portal,
terjadi penambahan kekuatan menahan momen torsional walaupun prosentase
kenaikannya kecil dibawah 1% dan cenderung berkurang.
Tabel 5.8 Nilai Torsional
%
Prategang
Nilai Torsional Ultimit (T„), Torsi nominal (T„), dan
Torsi Terfaktor Maksimum(Tu') (kN-m)
Portal 1 Portal 2
Tu T„ Tu'1 TV2 Tu T„ Tu'1 Tu'2
100% 0.0000 0.0000 82.5756 330.3024 114.6280 134.8565 83.4089 333.6357
90% 0.0000 0.0000 80.0288 320.1151 114.6280 134.8565 80.8041 323.2166
80% 0.0000 0.0000 77.3060 309.2239 114.6280 134.8565 78.0209 312.0836
70% 0.0000 0.0000 74.3874 297.5496 114.6280 134.8565 75.0388 300.1553
Portal 3 Portal 4
Tu T„ T„'1 t;2 Tu T„ T„'1
I
Tu'2
100% 217.6720 256.0847 83.4629 83.4629 266.3080 313.3035 83.4689 333.8756
90%
80%
217.6720 256.0847 80.8543 323.4174 26G.3080 313.3035 80.8600 323.4399
217.6720 256.0847 78.0672 312.2688 266.3080 313.3035 78.0724 312.2896
70% 217.6720 256.0847 75.0810 300 3241 266.3080 313.3035 75.0857 300.3430
350.0000
300.0000
j 250.0000§• 200.0000§ 150.0000§ 100.0000•jg 50.00002 0.0000
140.0000
_ 120.0000
| 100.0000«• 80.0000
| 60.0000'g 40.0000t 20.0000
I 0.0000
Portal 1
100% 90% 80%
%Gaya Prategang
Portal2
70%
-♦-Tu. |-*-Tu"1
•.-•••'".'..'. ' .. . . • "• . •-
••:';•• "''A~—--——44—„•-* -♦-Tu""'"•'.• '.'•Ar-—~ "••;;:.;••:•*•;• :..?.-'
Tu'1
100% 90% 80% 70%
%GayaPrategang
100
Portal3
250.0000, A
•B- 200.0000*••— " V •
%, 150.0000 -•-Tu
§ 100.0000•'••k' ,.,.;:„,. i A I i ' iii i «
.—a—Tu'ij;
,2 50.0000"' '•• * ' ... :•'."!"•""-- ..•;.:.•-;4',y -
1
3 0.0000 '--- - *-
100% 90% 80%
%GHya Prategang
70%
300.0000
250.0000
200.0000
150.0000
100.0000
50.0000
0.0000
•(5
Portal4
100% 90% 80% 70%
%Gaya Prategang
-♦-Tu ;j
-A-Tu'1;
101
Gambar 5.5 Grafik Momen Torsional
5.2.7 Jarak Tulangan Yang Menahan Geser Torsi
Pada analisis geser dan geser torsi balok penampang T beton prategang pada
balok tengah portal ini didapatkan bahwa balok memeriukan tulangan torsi dan
geser, namun penulangan geser lebih dominan disebabkan nilai geser yang terjadi
jauh lebih besar dari nilai torsi yang terjadi. Luasan penulangan geser dan torsi
102
juga dipengaruhi oleh nilai geser karena desain tulangan torsi menggunakan torsi
nominal yang nilainya sama untuk setiap pengurangan gaya prategang.
Dari hasil analisis seperti terlihat pada Tabel 5.8 terlihat momen torsional
terfaktor maksimum cenderung berkurang kekuatannya seiring dengan
berkurangnya gaya prategang yang diberikan.
Pada Tabel 5.9 memperlihatkan luasan per jarak semakin besar dengan
berkurangnya gaya prategang yang diberikan. sedangkan luasan per jarak jika
dibandingkan dengan variasi portal, pada poital 1, portal 2, dan portal 3 terjadi
kenaikan sedangkan pada portal 4 turun terhadap portal 3.
Berdasarkan luasan per jarak tulangan yang menggunakan diameter tulangan
geser torsi 10 mm2 didapatkan jarak tulangan semakin rapat dengan berkurangnya
gaya prategang yang diberikan, hal ini dapat dilihat pada Tabel 5.10.
Tabel 5.9 Luasan per Jarak Tulangan Geser
%
Prategang
Luasan per Jarak Tulangan Geser
mmA2/mm
Portal 1 Portal 2 Portal 3 Portal 4
100% 0.3364 1.2840 0.7975 0.7527
90% 0.4364 1.3895 0.9080 0.8777
80% 0.5396 1.4984 1.0220 1.0067
70% 0.6461 1.6106 1.1394 1.1397
Tabel 5.10 Jarak Tulangan Geser Torsi
% Jarak (s) Tulangan yang Menahan GeserTorsi
Prategang
mm
Portal 1 Portal 2 Portal 3 Portal 4
100% 233.5433 61.1928 36.2762 32.3764
90% 180.0582 56.5464 34.5160 30.7903
80% 145.6147 52.4379 32.8704 29.3087
70% 121.6095 48.7835 31.3305 27.9236
250.0000
c i 200.0000« B
= 2§,,£ 150.0000c i_
(5 k 100.0000
-<6 | 50.00003J
0.0000 L
100% 90% 80% 70%
%Gaya Prategang
•Portal 1,|
-Portal 2!
-Portal 3j|- Portal 4: i
103
Gambar 5.6 Perbandingan % Gaya Prategang Terhadap Jarak2
Tulangan Geser Torsi dengan Diameter Tulangan Geser-Torsi 10 mm
BAB VI
KKSIM I'll LAN DAIS SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada balok prategang parsial, tegangan beton pada serat atas pada saat
transfer dan layan mengalami desak yang akan terus bertambah besar
dengan semakin berkurangnya gaya prategang yang diberikan. Pada serat
bawah mengalami desak yang akan terus berkurang dan pada akhirnya
akan terjadi tarik dengan semakin berkurangnya gaya prategang yang
diberikan.
2. Momen torsional yang terjadi tidak menimbulkan kegagalan pada struktur
ini, namun momen torsional memiliki andii pada retak geser dan retak
lentur yang terjadi pada struktur. Salah satu cara meminimalisasi adanya
retak adalah meningkatkan kemampuan penampang dalam menahan torsi.
3. Pemberian gaya prategang pada struktur ini terlihat sangat berpengaruh
terhadap momen torsional terfaktor maksimum (T,,'), dari analisis
didapatkan nilai T,,' mengalami penurunan seiring dengan berkurangnya
gaya prategang yang diberikan.
4. Peningkatan momen torsional maksimum pada penampang yang
dipengaruhi oleh gaya prategang, dapat mengurangi luasan tulangan
torsional yang dibutuhkan atau bahkan meniadakan.
104
105
5. Kuat geser beton (Vc) sangat dipengaruhi oleh besarnya gaya prategang
yang diberikan, pengurangan gaya prategang menyebabkan nilai kuat
geser beton (Vc) semakin kecil.
6. Kebutuhan kuat geser tulangan (Vs) berbanding terbalik dengan kuat geser
beton (Vc) terhadap gaya prategang yang diberikan.
7. Pada penulangan geser torsi beton prategang, penulangan geser sangat
dominan mengingat nilai geser yang terjadi jauh lebih besar dibanding
torsi. Dengan menggunakan luasan tulangan yang sama didapat jarak
tulangan semakin rapat dengan pengurangan gaya prategang. Hal ini
membuktikan gaya prategang mampu meningkatkan kemampuan
penampang dalam menahan geser torsi.
8. Momen, geser, dan torsi yang terjadi semakin besar dengan penambahan
panjang bentang. Momen maksimum terjadi pada lantai satu, geser
maksimum terjadi pada lantai empat sedangkan untuk torsi pada portal 1
tidak terjadi torsi, pada portal 2 terjadi pada lantai satu dan mulai portal 3
torsi maksimum mulai stabil terjadi pada lantai 4.
106
6.2 Saran
Pada penelitian selanjutnya mengenai beton prategang perlu peninjauaun
beberapa hal berikut, yang dapat membantu pemahaman mengenai penlaku beton
prategang.
1. Pengaruh beban horisontal pada portal, seperti beban gempa perlu
diperhitungkan.
2. Penggunaan baja prategang pada balok tepi yang juga memiliki momen
torsi yang cukup besar.
3. Perlu penelitian untuk menganalisis lendutan, geser, dan torsi beton
prategang terhadap waktu, pada bangunan gedung.
4. Pengaruh penggunaan prategang parsial terhadap kuat geser tulangan (Vs)
pada suatu balok portal.
DAFTAR PIJSTAKA
1991 "Tata Cara PerhitunganStruktur Untuk Bangunan Gedung'"" (SKSNI T-l 5-1993-03)", Yayasan LPMB, Departemen Pekerjaan Umum,
Bandung.
Arifin Zaenal dan Alharomain, Lutfi, \999, "Tinjauan Geser Pada BalokTaming Idan TBeton Prategangan^ Akhir S-l fakultas TekmkSipil dan Perencanaan, Un.versitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Dipohusodo, Istimawan, 1994, "Struktur Beton Bertulang ;Berdasarkan SKSNIT-15-1991-03, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Kusutna, Gdan Andriano, Takim, 1997 "Desain Struk^r *J^*«/^Bertulang di Daerah Rawan Gempa (berdasarkan SKSNI 1-1^-1991-03) ,Edisi 2, Erlangga, Jakarta.
Lin, T.Y dan Burns, II. 1988, "Desain Struktur Beton Prategang", jilid Idan 2,edisi 3, Erlangga, Jakarta.
Nawy, ED, 2001, "Beton Prategang Suatu Pendekatan Mendasar", jilid 1, edisi3, Erlangga, Jakarta.
Raju, N. Knshna, 1986, "Beton Pratekan (Prestressed Concrete)", Erlangga,Jakarta.
Wang, Chu-Kia dan Salmon, C.G, 1987, "Disain Beton Bertulang", Jilid 1dan 2,"Edisi ke-4, Erlangga, Jakarta.
xv
LAMPIRAN
XVI
P
FM-UIl-AA-FPU-09
KARTU PESERTA TUGAS AKHIR
2_}jJemiyJK:us Anggrayam
BID.STLDI ^Teknik SipTT^H
Teknik Sipil
•IHDUL TUGAS AKHIR :
lariiai!
PERIODE II : DESEMBER - ME1TAHUN : 2002/2003
Kegiatan
Pendaftaj_aii_
iw>ntiian Dosen Pembjmbjns,
PembuMaiLProjlosaL ,gpmmiir ProposalKonsuJMsLJZeiryMunmiJlA,SidangrSjfiansPendadaran,
DOSEN PEMBIMBINGDOSEN PEMBIMBING
Ir. H..A.iKadirgAboe, MS..ir,K Siihwaiwi^. MT.
Seminar
SidangPendadaran
Yogyakarta,..^Feb.2003.^asi. Dekan,*1 s/l/uct,
(•Ir. H. Munadhir, MS
c3cca
i—
'5.
5
00Q7.
<
v
•/)
'UO
Ou>
c;
en
Cf-
ii/
—n
o.
oc"OcC
3
V1-nV
u*
»
«i"^
cc
r-i:o
.''£
ctn
ov^
o**
/t
ts-t
ds«
3£
„n
o«
-~
<"u
OC
U—
<*C
*l\j
t,
«1
\)
t
o<?
cr
•^
*-;v
\>-,,
^*J
•&&
2JS!
o.
to,
2
a)
u3i^i
n
•^
O-~
U"1
oC
P-j
O'0
r^
-o
P1
Ml
to
ressing Anchorage VSL Type EC
;iool connection
|l,, •.»,!,/, \ .n
II Suncrc oa-f*' 'c c:'-;'vc v..'i' =-
PT-PLUS' see ^=C! 6jl AnctWiiC* l~*trO *'* •'" f --'.''-•<-•' v
(;i ivi ir (i.r.--.n-.f-<-i-.i:.i-. •. ' • ... . .- •:.'.^..::.,...A.'.irr1vV.('Tii. ^'^'t-1 lOlJII ;-'may " PC5SC i
So'rai r-iniofcemt".
oj .< i tjrns (nacu. =
v-0
50 j 90 50
50 95 55
55 I 10 7-
50 150 104
75 160 135
SI I'jO 150
95 230 1 72
105 240 iea
130 290 230
50 c ^ 15
55 no 65
60 135 84
75 170 1 13
05 200 150
ICO 220 172
120 260 192
135 2S0 21;
160 .VOif :
1 .11.,'
:.' cj: ono
Lampiran 2b
UL'C.
Bearing oiate (casting)
irv.»rral/
cvte'.'-al
40/4 5
45/50
55/60
65/72
80/3 7
05/07
100/10 7
120/12 7
140/150
4 5/50
50/55
60/67
80/8 7
95/102
I MO/117
130/13 7
MO/I 50
170/130
130
160
205
255
36 5
395
470
51 1
620
160
190
260
345
440
4/0
560
610
7 10
X = A-cno'cce iziz-
x = Clearance ;c -.~.~
SDiral re<r.'.o:c£'
150
150
200
250
300
K'-O
4 00
420
540
150
230
250
3C0
350
iCO
•ISO
540
630
14
16
IS
13
20
22
10
12
13
13
20
155
lao
235
.305
4 90
535
655
135
210
22G
36 5
7 460
tj 495
3 530
640
730
Mji.r-jn p/csfiv. •-<; -O'ce r-jv c.; ac:
°0 "1 0' .;5 nor-.^ai ^fcqiiM,. o,r ;u*-<-r,: 'n..»... /•", V r.l ."."
i:(i.ii^im.V ovc M'<".*• 'li; '^ -u} ~--lO'mer* VOns (Or Ol"~0' COrC'e'.e s;.-e'H;:~5
v-»" cor.cetc r-j"C-es
/©/.MULTISTRAND i
__ _LJ^MIMJI "
Lampiran 2c
I b f.1
lead End Anchorage VSL Type P
ier.;sr
unit
5-3
5-7
'. 12
5 '9
522
5-31
5-37
543
S'.r»nd IYP« 13 mm (0.5"|
.-a'..ve
190
120
230
2T0
2 30
300
350
500
600
4 Hi
690
530
360
r.ni)
60
'.20
55
l 10
190
230
230
230
230
100
230
300
230
ir.fl
-i ,r. -<-
, , < .!••• '•
• if • 1' *• ',
rir.di ij ' •"
C
260
360
360
3f,0
no
510
610
610
960
1110
1010
860
1310
'no
oO
130
130
130
ISO
200
2 30
300
300
350
350
400
400
4 00
/.llll
•r, ,.,,, :: I
: av t'C /.::
90
90
90
100
U0
1 J0
140
140
170
I 70
170
170
170
I /l>
190
190
190
2S0
3 20
3 30
320
320
380
mo
300
380
3E10
Kill
oG
14
14
16
16
18
10
113
18
20
7>i
» n •m'I .*n '.T'H It r1.nt)f'
*~ cj'ic'c:*.* 'ojcncs 60 ''j*T
', I rrji 13 mm 10 5'l strands
21 rc< l 5 mm 10 6") sua.-.as
vYnere tr.e iorce must be transferred .'lie the concreteexclusively via the bearing plate, polyethylene tubes maybe used for sheathing the strands between the end of tneduct and the bearing plate.
Slrind lypfl IS mm (0.6") 1
Tendon Alter
—
unit native A 8 c oO E F oG r.
6-2 180 60 280 no 90 190 8 4
6-3 230 70 330 180 100 250 12 4
6-4 1 260 80 430 130 100 250 12
i 146 I4j 360 100 100 250 12
6-7 270 140 430 200 ) 140 320 14 5
612 270 230 430 230 140 320 14 c
6-19 | 370 270 630 1 300 | MO 320 16 5
6-22 420 2 70 730 300 140 320 16 5
6-31 1 600 270 900 400 170 380 18 6
•> 400 340 700 400 I7C 300 10 0
6-37 1 720 270 uoo 400 170 380 20 6
i 560 340 980 400 170 380 20 6
6-13 1 000 270 1280 400 200 440 20 7
I r.'.n H|l Kino ano ?H0 .14 0 20 7
I r. '.'• i iiinii .' II) I /nu •ir.ii .' ;o '.(i(i 11
[ 2 uoo 340 I2U0 460 220 600 22 6
SwDieci (o moiDil.r.n-o-
l.'i. jii i;' n t > f„. Ir„, d n /'. ;i ,.l <i .A la'- ,,.., [Md g" tn n«'( 00141,
.j, 1'iimiii' i; !u OU 1-1O.m«r,s.or-, loi o'.nor co-C'i".c vnenc-'.ns on ii.'Guo
t.eio s!ien;-.i o( s,pnv 'e.nloi;? men; i 4?0 MPa', uin •• a . '."• 'npl.'i "' '" -' * ;'l •'''* 0'l''i.i,'."-.il M
SA
P2
00
06
/14
/03
15
:25
:48
XSiTT
ftlM
t8TI
HJ•m
BT»1
«*SH
J»
BI1L
._3
«jb
uaw
in».i.
-»'
etm_3
7SBT
ftl-1
!8B
Jw
Bfftl
:«m
\3
»
M7
HT1.1
?MHT
l.iW
Hlk
Lra
jv*
an.i
*E
—aiL
>l
811.1
^BT
,.t51
1.13»
EITLi.
3|S
Wl.l
19
\S>IT
U,IM
8T1.1
IMBT
LI>«
iSJU
™Eff
iJ;'S
ilU
l_J
l3W
.1gi
jBt
'-lJi
]IJ
?ji
XL
!!.;
ES
iJ-
»'
"1
1."
BB11
IIM
BTII
IHiff
ljI*
flEJ
'1*&0
-L-
.m
HT-.i
HZH
LL
.
I11
1«
Hill
»BT
LIM
aiU
_«
bti
l«
iklL
L-
Irm
yh
i-«
flit
I*'
"11.1
S
->
x
SAP2
000
v7.4
2-
File
:por
tal-b
-X-Z
Plan
e@
Y=0
-K
N-m
Uni
ts
r p 3
SA
FZ
UU
U
323
RTfl?
3MRT
M
MS
BTL2
2Sii
BTLZ
'*?
BT
L2
jm_
__
MJ
L-
B9RT
I,?1-3
BBT
L?
BT
I.2
Jfli
i.
SAP2
600
v7.4
2-
File
:por
tal-
b-
Y-Z
Plan
e@
X=
0-
KN
-mU
nits
3JM
fi,Tft!
:!lii
SBT
jVl_
36(5
BT
M
E«
_fi
IU_
2J7
[flU
M'B
BTU.
_
7(iBT
L3»
EUL3
mBT
U
UBT
1.3'I
!tU
LL
132
BT
L3
IBBT
L.,3
JAIU
L•r't
BTL3
a.
->Y
32
9
E51 73
0/1
4/U
JIU
.^o
.-m
fa
:'3 "3
.-i
1j» 3
II
II
11
i r-B
AL
1
E w
<
CQ
nT
LI
03
iTL
1
E [*:
ri
JIT
FP
I?
33^
T"
1„—
in
„.
_,
n1
10
III
Den
ah
Po
rtal
3
II
B>»
il
11
rn
11
f-J E BJ
-J
< 03
&
aa
B'l
LI
23
m.i
\_
J Erj
-J
rl
<
11
Iaa
i
5T
EP
IL
I
33
3Q
..m1o
.„|
1O
11
1
Den
ah
Po
rta
l2
IIII
11
i
C-
HA
I1
_1
Hr^
in
<
BT
LI
.rri
.i
'
n
n u^ri
.
H
IIT
FP
I-1
"
C3
vC 1
—i
o.-
-_
_in
...
_i
1(
1c
11
1
Den
ah
Po
rta
l4
II
EB
,U
J
1"
|11
Evc
,
C3
BT
LI
3T
L1
1
r-l
-J E
ri
-J
P vC
1
i-
C3
RT
FI
H1
33
*r^
'
-»
1O
lll
10
in
Den
ah
Po
rta
l1
Y
Vari
asi
Den
ah
Po
rtal
Sk
ala
1:
40
0cm
X
p p 3 OJ
O
Keterangan Gambar Denah
BAA1
BAA2
BAA3
BALI
BAL2
BAL3
BTA1
BTA2
BTA3
BTLl
BTL2
BTL3
BTEPIAi
BTEPIA2
BTEP1A3
BTEPIL1
BTEPIL2
BTEPl L3
: Balok Anak Atap 1
: Balok Anak Atap 2
: Balok Anak Atap 3
: Balok Anak Lantai 1
: Balok Anak Lantai 2
: Balok Anak Lantai 3
: Balok Tengah Atap 1
: Balok Tengah Atap 2
: Balok Tengah Atap 3
: Balok Tengah Lantai 1
: Balok Tengah Lantai 2
. Balok Tengah Lantai 3
: Balok Tepi Atap 1
: Balok Tepi Atap 2
: Balok Tepi Atap 3
: Balok Tepi Lantai 1
: Balok Tepi Lantai 2
: Balok Tepi Lantai 3
Lampiran jd
4 h=
1,5
m t
2,3
2m
,4m
-*
1~
-
1,3
8m
II
i
o,8
En
—«
,4m
i—
III
1,5
m,9
4m
,4m
poton
ganI
-Ipo
tonga
nII-I
Ipo
tonga
nIll-
IllTa
taLe
tak
Tend
onBa
lok
Teng
ahPo
rtalI
Ide
ngan
Gay
aPr
ateg
ang
100
%S
kala
1:8
0cm
p 3
h=
1,5m t
poto
ngan
I-I
Tat
aL
etak
IIII
I
poto
ngan
II-I
Ipo
tong
anII
I-II
I
Tend
onBa
lokTe
ngah
Porta
lIIde
ngan
Gaya
Prateg
ang9
0%S
kal
a1
:8
0cm
et
=
,5m ,21m
]eb
='l'12
nT
r p 3 "2.
—i
p 3
PERH,T
UNGAN
BALOKT
ENOAH
PORTAL
PRATEC
AN=PAR
SIALB
ENTANG
1.«TER
HADAP
BHNTAN
OSMC
AN0M
,por
tal5
lant
aim
engg
unak
anSA
P20
00
10
0%
90
%
80
%
70
%
100%
90%
80%
70%
100%
90%
80%
70%
10
0%
90
%
80
%
70
%
10
0%
90
%
80
%
70
%
15
15
15
15 h
mm
1500
1500
1500
1500
Cb
mm
941.4451
941.4451
941.4451
941.4451
Asn
mm
2
0 0 0 0 NT
kN-m
5603.9798
5104.8428
4603.6427
4100.3794
3 3 3 3 be
mm
2320
2320
2320
2320
mm
4
1.9
20
3E
+1
1
1.9
20
3E
+1
1
1.9
20
3E
+1
1
1.9
20
3E
+1
1
An
mm2
818505.857
818505.857
818505.857
818505.857
a
mm
63
.15
05
57
.52
58
51
.87
79
46
.20
67
1860
1860
1860
1860
hf
mm
120
120
120
120
St
mm3
343806386
343806386
343806386
343806386
d'
mm
120
120
120
120
0 0 0 0
45
45
45
45
bw
mm
400
400
400
400
Sb
mm3
203978701
203978701
203978701
203978701
Pp1
0.0010
0.0009
0.0008
0.0007
As
mm
2
0 0 0 0
36
36
36
36
Ac
mm2
830400
830400
830400
830400
r2
mm
2
23
12
55
.71
5
23
12
55
.71
5
23
12
55
.71
5
23
12
55
.71
5
Pp
2
0.0
05
6
0.0
05
1
0.0
04
6
0.0
04
1
dip
akai
tula
ng
an0
0 22
22
22
24
24
24
24
Wsd
kN
/m2
19.9296
19.9296
19.9296
19.9296
Mt
kN
-m
22
41
.32
22
41
.32
22
41
.32
22
41
.32
Ps
0~0012
0.0012
0.0012
0.0012
jum
lah
tul.
(bua
h)
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
31
52
8.5
58
48
31
52
8.5
58
48
31
52
8.5
58
48
31
52
8.5
58
48
Msd
kN
-m
10
51
.89
10
51
.89
10
51
.89
10
51
.89
Msd
/Mt
>0
.2
0.4
69
3
0.4
69
3
0.4
69
3
0.4
69
3
wp
sl
0.0
08
6
0.0
07
8
0.0
07
0
0.0
06
2
200000
200000
200000
200000
Md
kN-m
774.46
774.46
774.46
774.46
6.343455
6.343455
6.343455
6.343455
kN-m
414.97
414.97
414.97
414.97
21.6
21.6
21.6
21.6
Mo
kN
-m
14
39
.12
14
39
.12
14
39
.12
14
39
.12
1.5
1.5
1.5
1.5
St
mm
3
65
25
91
14
.2
65
25
91
14
.2
65
25
91
14
.2
3.354102
3.354102
3.354102
3.354102
Sb
mm3
78595715
78595715
78595715
65259114.2
78595715
20.25
20.25
20.25
20.25
Ct
mm
558.55491
558.55491
558.55491
558.55491
feci
MP
a
Pi
kN
jum
lah
ten
do
n
kab
el
terp
akai
Ap
s
mm
2
As
mm
2
-7.1
01
7
-7.1
01
7
-7.1
01
7
-7.1
01
7
0.0
10
7
0.0
10
7
0.0
10
7
0.0
10
7
Apwxfps
0
-8807695.16
-8808196.36
-8808699.62
-58
97
.29
-53
07
.56
1
-47
17
.83
2
-41
28
.10
3
wp
s2
0.0
49
6
0.0
45
1
0.0
40
6
0.0
36
1
a2 0
-575.6664
-575.6991
-575.732
1.9
14
70
1.8
95
56
1.8
72
16
1.8
42
90
B1
0.73
0.73
0.73
0.73
Mu
kN-m
2855.572
2855.572
2855.572
2855.572
11 10 9 0.4
0.4
0.4
0.4
Mu
/o
kN
-m
35
69
.46
5
35
69
.46
5
35
69
.46
5
35
69
.46
5
30
80
28
00
25
20
22
40
fps
MPa
1819.474
1823.158
1826.842
1830.527
Mn
kN-m
7556.545
6897.853
6233.613
5563.791 0
11
89
4.1
43
11
89
4.1
43
11
89
4.1
43
11
89
4.1
43
fps2
1609.7099
1635.8733
1662.0367
ch
eck
Mn
kN
-m
ok
ey
ok
ey
ok
ey key
p 3 T2. '••1 ra 3 •53
saat
tran
sfe
r
An
ett
oC
tC
bE
RI
St
Sb
r2ft
fbfs
i
mm
2m
mm
mm
mm
m4
mm
3m
m3
mm
3M
Pa
MP
aM
Pa
10
0%
81
85
05
.86
56
4.9
27
89
35
.07
22
44
4.9
27
79
1.8
97
1E
+1
13
35
80
97
72
20
28
80
87
7.9
23
17
73
.87
16
-3.6
76
9-1
3.0
44
61
91
4.7
04
4
90
%8
18
50
5.8
65
64
.92
78
93
5.0
72
24
44
.92
77
91
.89
71
E+
11
33
58
09
77
22
02
88
08
77
.92
31
77
3.8
71
6-3
.73
78
-11
.03
08
18
95
.55
74
80
%8
18
50
5.8
65
64
.92
78
93
5.0
72
24
44
.92
77
91
.89
71
E+
11
33
58
09
77
22
02
88
08
77
.92
31
77
3.8
71
6-3
.79
86
-9.0
17
01
87
2.1
55
4
70
%8
18
50
5.8
65
64
.92
78
93
5.0
72
24
44
.92
77
91
.89
71
E+
11
33
58
09
77
22
02
88
08
77
.92
31
77
3.8
71
6-3
.85
95
-7.0
03
21
84
2.9
03
0
y1y2
fct
fs
mm
mm
MP
aM
Pa
10
0%
12
01
38
0-4
.42
63
19
42
.78
3
90
%1
20
13
80
-4.3
21
21
91
8.6
48
80
%1
20
13
80
-4.2
16
11
89
4.6
84
70
%1
20
13
80
-4.1
11
01
86
4.8
70
fpi
fpes
fpa
fcs
fcsd
fpcr
fpsh
fpf
fpr
fp%
%P
e
MP
aM
Pa
MP
ak
Nk
NM
Pa
MP
aM
Pa
MP
aM
Pa
hil
ang
sis
ak
N
10
0%
13
02
08
4.6
66
7-1
0.8
91
72
.46
70
85
.50
69
25
.96
78
96
.76
95
20
.36
58
31
3.2
76
62
4.0
61
27
5.9
38
84
47
8.3
32
0
90
%1
30
20
84
.66
67
-9.5
55
92
.46
70
71
.94
84
25
.96
78
96
.76
95
20
.77
25
30
0.1
24
82
3.0
51
17
6.9
48
94
08
4.1
11
5
80
%1
30
20
84
.66
67
-8.2
20
02
.46
70
58
.38
99
25
.96
78
96
.76
95
21
.17
93
28
6.9
73
12
2.0
40
97
7.9
59
13
67
7.9
77
2
70
%1
30
20
84
.66
67
-6.8
84
12
.46
70
44
.83
14
25
.96
78
96
.76
95
21
.58
60
27
3.8
21
32
1.0
30
87
8.9
69
23
25
9.9
28
8
saat
laya
n
Atr
an
sC
tC
bE
RI
St
Sb
r2ft
fbfs
e
mm
2m
mm
mm
mm
m4
mm
3m
m3
MP
aM
Pa
kN
10
0%
84
68
57
.84
55
0.0
32
03
49
49
.96
80
43
0.0
32
01
.95
14
E+
11
35
47
76
74
42
05
41
59
52
23
04
26
.60
11
-6.1
77
4-3
.75
23
14
54
.00
39
90
%8
45
36
1.6
75
50
.79
31
28
94
9.2
06
94
30
.79
31
1.9
48
6E
+1
13
53
78
32
85
20
52
88
65
4.8
23
05
06
.54
85
-6.1
93
4-2
.48
37
14
58
.61
13
80
%8
43
86
5.5
15
51
.55
69
21
94
8.4
43
14
31
.55
69
1.9
45
8E
+1
13
52
78
90
58
20
51
60
70
0.8
23
05
85
.61
48
-6.2
12
5-1
.17
04
14
59
.51
47
70
%8
42
36
9.3
45
52
.32
34
27
94
7.6
76
64
32
.32
34
1.9
43
E+
11
35
17
94
06
52
05
03
20
84
.92
30
66
3.7
88
9-6
.23
49
0.1
87
81
45
5.3
25
4
y1y2
fct
fs
mm
mm
MP
aM
Pa
10
0%
12
01
38
0-1
.60
16
14
52
.47
45
90
%1
20
13
80
-1.7
32
61
44
9.3
52
9
80
%1
20
13
80
-1.8
92
81
44
9.4
00
8
70
%1
45
6.1
32
24
3.8
67
84
51
-5.7
21
11
41
9.0
33
9
r p 3 •13 '•'? '/I
?3
PERHIT
UNCAN
BALOK
TENCAH
PORTA
LPRAT
ECAN
SPARS
IALBEN
TAN01
.MTER
HAOAP
BENTAN
G6„D
AN9M
porta
l5la
ntai
men
ggun
akan
SAP
2000
T_
L
10
0%
90
%
80
%
70
%
100%
90%
80%
70%
10
0%
90
%
80
%
70
%
10
0%
90
%
80
%
L m 18
18
18
18
1500
1500
1500
1500
Cb
mm
941.4451
941.4451
941.4451
941.4451
Asn
mm
2
NT
0 0 0 0
kN
-m
B m 2320
2320
2320
2320
1.9203E+11
1.9203E+11
1.9203E+11
1.9203E+11
An
mm
2
81
85
05
.85
7
81
85
05
.85
7
81
85
05
.85
7
81
85
05
.85
7
mm
fpu
MP
a
18
60
18
60
18
60
18
60
120
120
120
120
343806386
343806386
343806386
343806386
d'
mm
12
0
12
0
12
0
12
0
56
03
.97
98
51
04
.84
28
46
03
.64
27
63.1505
57.5258
51.8779
46.2067
0 0 0 070
%I
4100
.379
4
fc'
MP
a
45
45
45
45
400
400
400
400
203978701
203978701
203978701
203978701
Pp1
0.0
01
0
0.0
00
9
0.0
00
8
0.0
00
7
As
mm
2
0 0 0 0
fci'
MP
a
36
36
36
36
830400
830400
830400
830400
231255.715
231255.715
231255.715
231255.715
Pp2
0.0056
0.0051
0.0046
0.0041
dipa
kai
tula
ngan
0
0 22
22
22
y
kN
/m3
Ec
MP
a
24
24
24
24
31
52
8.5
58
48
31
52
8.5
58
48
31
52
8.5
58
48
31
52
8.5
58
48
19.9296
19.9296
19.9296
19.9296
2449.42
2449.42
2449.42
2449.42
Ps
~0~0
012
0.0
01
2
0.0
01
2
0.0
01
2
jum
lah
tul.
(bua
h)
0.0
00
00
0.0
00
00
0.0
00
00
0.0
00
00
1179.26
1179.26
1179.26
1179.26
0.4814
0.4814
0.4814
0.4814
wp
sl
0.00
8"6
0.0
07
8
0.0
07
0
0.0
06
2
0 0 0
Es
MP
a
20
00
00
20
00
00
20
00
00
20
00
00
802.93
802.93
802.93
802.93
-7.1
01
7
-7.1
01
7
-7.1
017
Ij
-7.1017
|
w
0~0107
0.0107
0.0107
0.0107
Apw
xfp
s
0
6.3
43
45
5
6.3
43
45
5
6.3
43
45
5
6.3
43
45
5
467.23
467.23
467.23
467.23
•58
97
.29
-53
07
.56
1
-47
17
.83
2
•41
28
.10
3
wps2
0.049597
0.045089
0.04058
0.036071
a2
fci
MP
a
21.6
21.6
21.6
21.6
1580.725
1580.725
1580.725
1580.725
1.9
14
7
1.8
95
6
1.8
72
2
1.8
42
9
B1
0.73
0.73
0.73
0.73
Mu
kN
-m
fti
MP
a
1.5
1.5
1.5
1.5
70210349.7
70210349.7
70210349.7
fts
MP
a
3.354102
3.354102
3.354102
3.354102
87577158
87577158
87577158
fcs
MP
a
20.25
20.25
20.25
20.25
558.55491
558.55491
558.55491
70210349.71875771581558.55491
11
10 9 Y 0.4
0.4
0.4
0.4
Mu
/o
kN
-m
30
80
28
00
25
20
22
40
fps
MPa
1819.474
1823.158
1826.842
1830.527
Mn
kN
-m
11
89
4.1
43
11
89
4.1
43
11
89
4.1
43
1189
4.14
3j
fps2
1609.7099
1635.8733
1662.0367
checkMn
kN-m
-88
07
69
5.1
6
-88
08
19
6.3
6
-88
08
69
9.6
2
0
-57
5.6
66
4
-57
5.6
99
1
-57
5.7
32
31
26
.19
6
31
26
.19
6
31
26
.19
6
31
26
.19
6
39
07
.74
5
39
07
.74
5
39
07
.74
5
39
07
.74
5
75
56
.54
5
68
97
.85
3
62
33
.61
3
55
63
.79
1
okey
okey
okey
okey
saa
ttr
an
sfer
10
0%
90
%
80
%
70c/
c
10
0%
90
%
80
%
70
%
An
ett
o
mm
2
81
85
05
.86
81
85
05
.86
81
85
05
.86
81
85
05
.86
y1 mm
12
0
12
0
12
0
12
0
Ct
mm
564.9278
564.9278
564.9278
y2
mm
1380
1380
1380
1380
Cb
mm
ER
mm
XI
93
5.0
72
21
93
5.0
72
21
93
5.0
72
21
564.
9278
|93
5.07
221
fct
MPa
-4.7584
-4.6533
-4.5482
-4.4431
44
4.9
27
79
44
4.9
27
79
44
4.9
27
79
44
4.9
27
79
fs
MPa
1884.5195
1866.0392
1843.3041
1814.7184
mm
4
1.8
97
1E
+1
1
1.8
97
1E
+1
1
1.8
97
1E
+1
1
1.8
97
1E
+1
1
St
mm3
335809772
335809772
335809772
335809772
Sb
mm
3
20
28
80
87
7.9
20
28
80
87
7.9
20
28
80
87
7.9
r2
mm
3
23
17
73
.87
16
23
17
73
.87
16
23
17
73
.87
16
2028
8087
7.9|
2317
73.8
716
ft
MP
a
-4.0
98
6
-4.1
59
5
-4.2
20
3
-42
81
2
fb
MP
a
-12
.34
66
-10
.33
28
-8.3
19
0
-6.3
05
2
fsi
MP
a
19
14
.70
44
18
95
.55
74
18
72
.15
54
18
42
.90
30
fpa
fcs
fcsd
fpcr
fpsh
fpf
fpr
fp%
%
10
0%
90
%
80
%
70
%
fpiMPa
1302
1302
1302
1302
saat
layan
fpes
MPa
0 0 0 0
MP
a
70
.55
56
70
.55
56
70
.55
56
70
.55
56
kN
-10
.59
30
-9.2
57
1
-7.9
21
3
-6.5
85
4
kN
2.7
65
7
2.7
65
7
2.7
65
7
2.7
65
7
MP
a
79
.44
31
65
.88
46
52
.32
61
38
.76
76
MP
a
25
.96
78
25
.96
78
25
.96
78
25
.96
78
MP
a
87
.80
22
87
.80
22
87
.80
22
87
.80
22
MP
a
20
.97
10
21
.37
78
21
.78
45
22
.19
13
MP
a
28
4.7
39
7
27
1.5
87
9
25
8.4
36
1
24
5.2
84
4
hil
ang
21
.86
94
20
.85
93
19
.84
92
18
.83
90
Atr
an
s
mm
2
Ct
mm
Cb
mm
ER
mm
I
mm
4
St
mm
3
Sb
mm
3
r2ft
MP
a
fb
MP
a
fse
"kN
10
0%
90
%
80
%
70
%
84
68
57
.84
84
53
61
.67
84
38
65
.51
84
23
69
.34
55
0.0
32
0
55
0.7
93
1
55
1.5
56
9
55
2.3
23
4
94
9.9
67
97
94
9.2
06
87
94
8.4
43
08
94
7.6
76
57
43
0.0
32
03
43
0.7
93
13
43
1.5
56
92
43
2.3
23
43
1.9
51
4E
+1
1
1.9
48
6E
+1
1
1.9
45
8E
+1
1
1.9
43
E+
11
35
47
76
74
4
35
37
83
28
5
35
27
89
05
8
35
17
94
06
5
20
54
15
95
2
20
52
88
65
4.8
20
51
60
70
0.8
20
50
32
08
4.9
23
04
26
.60
11
23
05
06
.54
85
23
05
85
.61
48
23
06
63
.78
89
-6.7
60
0
-6.7
77
5
-6.7
98
4
-6.8
22
7
-3.1
62
5
-1.8
51
7
-0.4
96
2
0.9
04
6
14
95
.96
99
15
00
.15
76
15
00
.54
82
14
95
.71
77
y1y2
fct
fs
mm
mm
MP
aM
Pa
10
0%
12
01
38
0-1
.73
24
14
84
.98
06
90
%1
20
13
80
-1.8
75
71
48
8.2
59
1
80
%1
20
13
80
-2.0
50
81
48
7.5
38
8
70
%1
32
4.3
99
71
75
.60
02
94
-6.2
04
51
49
5.7
17
7
sisa
78.1306
79.1407
80.1508
81.1610
Pe
kN
4607.5874
4200.4414
3781.3815
3350.4076
p 3 "5 p 3 U
:
P -L
PERH
ITUNG
ANBA
LOKT
ENGA
HPO
RTAL
PRAT
EGAN
GPAR
SIALB
ENTA
NG18
MTER
HADA
PBEN
TANG
6MDA
N12M
ipor
tal5
lant
aim
engg
unak
anSA
P20
00
10
0%
90
%
80
%
70
%
10
0%
90
%
80
%
70
%
10
0%
90
%
80
%
70
%
L m 18
18
18
18 h
mm
1500
1500
1500
1500
Cb
mm
941.4451
941.4451
941.4451
941.4451
B m 3 3 3 3 be
mm
2320
2320
2320
2320
mm
4
1.9
20
3E
+1
1
1.9
20
3E
+1
1
1.9
20
3E
+1
1
1.9
20
3E
+1
1
fpu
MPa
1860
1860
1860
1860
hf
mm
120
120
120
120
St
mm3
343806386
343806386
343806386
343806386
fc'
MPa
45
45
45
45
bw
mm
400
400
400
400
Sb
mm3
203978701
203978701
203978701
203978701
fci'
MPa
36
36
36
36
Ac
mm2
830400
830400
830400
830400
r2
mm
2
23
12
55
.71
5
23
12
55
.71
5
23
12
55
.71
5
23
12
55
.71
5
y
kN/m3
24
24
24
24
Wsd
kN
/m2
19
.92
96
19
.92
96
19
.92
96
19
.92
96
Mt
kN-m
2561.94
2561.94
2561.94
2561.94
Ec
MPa
31528.55848
31528.55848
31528.55848
31528.55848
Msd
kN
-m
12
1.9
.47
12
19
.47
12
19
.47
12
19
.47
Msd
/Mt
>0
.2
0.4
76
0
0.4
76
0
0.4
76
0
0.4
76
0
Es
MP
a
20
00
00
20
00
00
20
00
00
20
00
00
Md
kN
-m
83
5.5
7
83
5.5
7
83
5.5
7
83
5.5
7
feci
MP
a
-7.1
01
7
-7.1
01
7
-7.1
01
7
-7.1
01
7
6.3
43
45
5
6.3
43
45
5
6.3
43
45
5
6.3
43
45
5
kN-m
506.9
506.9
506.9
506.9
Pi
kN
-58
97
.29
-53
07
.56
1
-47
17
.83
2
-41
28
.10
3
fci
MP
a
21
.6
21
.6
21
.6
21
.6
Mo
kN
-m
16
37
.25
5
16
37
.25
5
16
37
.25
5
16
37
.25
5
jum
lah
ten
do
n
1.9
14
7
1.8
95
6.
1.8
72
2
1.8
42
9
fti
MP
a
1.5
1.5
1.5
1.5 St
mm
3
73
95
63
63
.6
73
95
63
63
.6
73
95
63
63
.6
73
95
63
63
.6
kab
el
terp
akai 11
10 9
fts
MP
a
3.3
54
10
2
3.3
54
10
2
3.3
54
10
2
3.3
54
10
2
Sb
mm3
91764788
91764788
91764788
91764788
Aps
mm2
3080
2800
2520
2240
fcs
MP
a
20
.25
20
.25
20
.25
20
.25
Ct
mm
558.55491
558.55491
558.55491
558.55491
As
mm2
11894.143
11894.143
11894.143
11894.143
Asn
mm
2
An
mm
2
d'
mm
Pp1
Pp
2P
sw
psl
w'
wp
s2B
1Y
fps
MP
a
fps2
10
0%
90
%
80
%
70
%
0 0 0 0
81
85
05
.85
7
81
85
05
.85
7
81
85
05
.85
7
81
85
05
.85
7
12
0
12
0
12
0
12
0
0.0
01
0
0.0
00
9
0.0
00
8
0.0
00
7
0.0
05
6
0.0
05
1
0.0
04
6
0.0
04
1
0.0
01
2
0.0
01
2
0.0
01
2
0.0
01
2
0.0
08
6
0.0
07
8
0.0
07
0
0.0
06
2
0.0
10
7
0.0
10
7
0.0
10
7
0.0
10
7
0.0
49
6
0.0
45
1
0.0
40
6
0.0
36
1
0.7
3
0.7
3
0.7
3
0.7
3
0.4
0.4
0.4
0.4
18
19
.47
4
18
23
.15
8
18
26
.84
2
18
30
.52
7
16
09
.70
99
16
35
.87
33
16
62
.03
67
NT
kN
-m
a
mm
PA
s
mm
2
dip
akai
tula
ng
an0
jum
lah
tul.
(bu
ah)
Apw
xfp
sa2
Mu
kN
-m
Mu
/o
kN
-m
Mn
kN
-m
ch
eck
Mn
kN
-m
10
0%
90
%
80
%
70
%
56
03
.97
98
51
04
.84
28
46
03
.64
27
41
00
.37
94
63
.15
05
57
.52
58
51
.87
79
46
.20
67
0 0 0 0
0 0 0 0
0 22
22
22
0.0
00
00
0.0
00
00
0.0
00
00
0.0
00
00
0 0 0
0
-88
07
69
5.1
6
-88
08
19
6.3
6
-88
08
69
9.6
2
0
-57
5.6
66
4
-57
5.6
99
1
-57
5.7
32
32
77
.08
8
32
77
.08
8
32
77
.08
8
32
77
.08
8
40
96
.36
40
96
.36
40
96
.36
40
96
.36
75
56
.54
5
68
97
.85
3
62
33
.61
3
55
63
.79
1 0
ok
ey
ok
ey
ok
ey
ok
ey
r p 3 *S.
-i P 3 v^/1
p
saat
tran
sfer
An
ett
o
mm
2
Ct
mm
Cb
mm
ER
mm
mm
4
10
0%
90
%
80
%
70
%
81
85
05
.86
81
85
05
.86
81
85
05
.86
81
85
05
.86
564.9278
564.9278
564.9278
564.9278
935.07221
935.07221
935.07221
935,07221
444.92779
444.92779
444.92779
444.92779
1.8
97
1E
+1
1
1.8
97
1E
+1
1
1.8
97
1E
+1
1
1.8
97
1E
+1
1
yi
y2fc
tfs
mm
mm
MP
aM
Pa
10
0%
12
01
38
0-4
.89
10
18
83
.67
85
90
%1
20
13
80
-4.7
85
91
86
5.1
98
2
80
%1
20
13
80
-4.6
80
81
84
2.4
63
70
%1
20
13
80
-4.5
75
71
81
3.8
77
4
10
0%
90
%
80
%
70
%
fpi
MPa
1302
1302
1302
1302
fpes
MPa
0 0 0 0
fpa
MPa
70.5556
70.5556
70.5556
70.5556
fcs
kN
-10.4987
-9.1628
-7.8270
-6.4911
fcsd
kN
2.8
60
1
2.8
60
1
2.8
60
1
2.8
60
1
St
mm3
fpcr
MP
a
77
.52
88
63
.97
03
50
.41
18
36
.85
32
Sb
mm3
fpsh
MP
a
25
.96
78
25
.96
78
25
.96
78
25
.-9
67
8
r2
mm
3
"335809772
"202880877.9
231773.8716
335809772
202880877.9
231773.8716
335809772
202880877.9
231773.8716
335809772
202880877.91
231773.8716
fpf
MP
a
87
.80
22
87
.80
22
87
.80
22
87
.80
22
ft
MP
a
-4.2
66
9
-4.3
27
8
-4.3
88
7
-4.4
49
5
fpr
MP
a
21
.02
84
21
.43
52
21
.84
19
22
.24
87
fb
MP
a
-12
.06
80
-10
.05
42
-8.0
40
4
-6.0
26
6
fpM
Pa
28
2.8
82
8
26
9.7
31
0
25
6.5
79
2
24
3.4
27
5
fsi
MP
a
19
14
.70
44
18
95
.55
74
18
72
.15
54
18
42
.90
30
%
hil
ang
3
21.7268
20.7167
19.7065
18.6964
saat
lay
an
Atr
an
s
mm
2
Ct
mm
Cb
mm
ER
mm
I
mm
4
St
mm
3
Sb
mm
3
r2ft
MP
a
fb
MP
a
fse
kN
10
0%
90
%
80
%
70
%
84
68
57
.84
84
53
61
.67
84
38
65
.51
84
23
69
.34
55
0.0
32
0
55
0.7
93
1
55
1.5
56
9
55
2.3
23
4
94
9.9
67
97
94
9.2
06
87
94
8.4
43
08
94
7.6
76
57
43
0.0
32
03
43
0.7
93
13
43
1.5
56
92
43
2.3
23
43
1.9
51
4E
+1
1
1.9
48
6E
+1
1
1.9
45
8E
+1
1
1.9
43
E+
11
35
47
76
74
4
35
37
83
28
5
35
27
89
05
8
35
17
94
06
5
20
54
15
95
2
20
52
88
65
4.8
20
51
60
70
0,8
20
50
32
08
4,9
23
04
26
.60
11
23
05
06
.54
85
23
05
85
.61
48
23
06
63
.78
89
-7.0
76
9
-7.0
95
3
-7.1
17
1
-7.1
42
3
-2.6
42
2
-1.3
28
5
0.0
30
2
1.4
34
0
14
98
.70
06
15
02
.86
10
15
03
.21
82
14
98
.34
60
y1 mm
y2 mm
fct
MP
a
fs
MP
a
10
0%
90
%
80
%
70
%
12
0
12
0
14
93
.66
88
12
49
.19
2
13
80
13
80
6.3
31
22
33
25
0.8
07
99
5
-1.7
99
3
-1.9
49
3
-6.5
45
3
-6.4
56
2
14
87
.28
7
14
90
.49
56
14
61
.69
85
14
57
.39
16
%
sisa
78.2732
79.2833
80.2935
81.3036
Pe
kN
4615.9980
4208.0109
3788.1099
3356.2950
r p 3 "S.
-t
p 3 Lfl
P c>
PERH
ITUNG
ANBA
LOK
TENG
AHPO
RTAL
PRAT
EGAN
GPA
RSIA
LBE
NTAN
G18
MTE
RHAD
APBE
NTAN
G6M
DAN
15M
port
al5
lant
aim
engg
unak
anSA
P20
00
L m
B m
fpu
MP
a
fc'
MP
a
fci'
MP
a
y
kN
/m3
Ec
MP
a
Es
MP
a
nfc
i
MP
a
fti
MP
a
fts
MP
a
fcs
MP
a
10
0%
90
%
80
%
70
%
18
18
18
18
3 3 3 3
18
60
18
60
18
60
18
60
45
45
45
45
36
36
36
36
24
24
24
24
31
52
8.5
58
48
31
52
8.5
58
48
31
52
8.5
58
48
31
52
8.5
58
48
20
00
00
20
00
00
20
00
00
20
00
00
6,3
43
45
5
6.3
43
45
5
6.3
43
45
5
6.3
43
45
5
21
.6
21
.6
21
.6
21
.6
1.5
1.5
1.5
1.5
3.3
54
10
2
3.3
54
10
2
3.3
54
10
2
3.3
54
10
2
20
.25
20
.25
20
.25
20
.25
hb
eh
fb
wA
cW
sd
Msd
Md
Ml
Mo
St
Sb
Ct
mm
mm
mm
mm
mm
2k
N/m
2k
N-m
kN
-mk
N-m
kN
-mm
m3
mm
3m
m
10
0%
15
00
23
20
12
04
00
83
04
00
19
.92
96
12
23
.98
74
8.3
94
49
.14
15
98
.17
56
72
41
30
5.4
88
33
91
00
55
8.5
54
91
90
%1
50
02
32
01
20
40
08
30
40
01
9.9
29
61
22
3.9
87
48
.39
44
9.1
41
59
8.1
75
67
24
13
05
.48
83
39
10
05
58
.55
49
1
80
%1
50
02
32
01
20
40
08
30
40
01
9.9
29
61
22
3.9
87
48
.39
44
9.1
41
59
8.1
75
67
24
13
05
.48
83
39
10
05
58
.55
49
1
70
%1
50
02
32
01
20
40
08
30
40
01
9.9
29
61
22
3.9
87
48
.39
44
9.1
41
59
8.1
75
67
24
13
05
.48
83
39
10
05
58
.55
49
1
Cb
IS
tS
br2
Mt
Msd
/Mt
feci
Pi
jum
lah
kab
el
Ap
sA
s
mm
mm
4m
m3
mm
3m
m2
kN
-m>
0.2
MP
ak
Nte
nd
on
terp
akai
mm
2m
m2
10
0%
94
1.4
45
09
1.9
20
3E
+1
13
43
80
63
86
20
39
78
70
12
31
25
5.7
15
24
21
.51
0.5
05
5-7
.10
17
-58
97
.29
1.9
14
71
13
08
01
18
94
.14
3
90
%9
41
.44
50
91
.92
03
E+
11
34
38
06
38
62
03
97
87
01
23
12
55
.71
52
42
1.5
10
.50
55
-7.1
01
7-5
30
7.5
61
1.8
95
61
02
80
01
18
94
.14
3
80
%9
41
.44
50
91
.92
03
E+
11
34
38
06
38
62
03
97
87
01
23
12
55
.71
52
42
1.5
10
.50
55
-7.1
01
7-4
71
7.8
32
1.8
72
29
25
20
11
89
4.1
43
70
%9
41
.44
50
91
.92
03
E+
11
34
38
06
38
62
03
97
87
01
23
12
55
.71
52
42
1.5
10
.50
55
-7.1
01
7-4
12
8.1
03
1.8
42
98
22
40
11
89
4.1
43
Asn
An
d"P
p1P
p2
Ps
wp
slw
'w
ps2
B1
Yfp
sfp
s2
mm
2m
m2
mm
MP
a
10
0%
08
18
50
5.8
57
12
00
.00
10
0.0
05
60
.00
12
0.0
08
60
.01
07
0.0
49
60
.73
0.4
18
19
.47
4
90
%0
81
85
05
.85
71
20
0.0
00
90
.00
51
0.0
01
20
.00
78
0.0
10
70
.04
51
0.7
30
.41
82
3.1
58
16
09
.70
99
80
%0
81
85
05
.85
71
20
0.0
00
80
.00
46
0.0
01
20
,00
70
0.0
10
70
.04
06
0.7
30
.41
82
6.8
42
16
35
.87
33
70
%0
81
85
05
.85
71
20
0.0
00
70
.00
41
0.0
01
20
.00
62
0.0
10
70
.03
61
0.7
30
.41
83
0.5
27
16
62
.03
67
NT
aP
As
dip
akai
jum
lah
tul.
Apw
xfp
sa2
Mu
Mu
/oM
nch
eck
Mn
kN
-mm
mm
m2
tula
ng
an0
(bu
ah)
kN
-mk
N-m
kN
-mk
N-m
10
0%
56
03
.97
98
63
.15
05
00
00
.00
00
00
03
08
5.4
68
38
56
.83
57
55
6.5
45
ok
ey
90
%5
10
4.8
42
85
7.5
25
80
01
60
.00
00
00
-88
07
69
5.1
6-5
75
.66
64
30
85
.46
83
85
6.8
35
68
97
.85
3o
key
80
%4
60
3.6
42
75
1.8
77
90
01
60
.00
00
00
-88
08
19
6.3
6-5
75
.69
91
30
85
.46
83
85
6.8
35
62
33
.61
3o
key
70
%4
10
0.3
79
44
6.2
06
70
02
20
.00
00
00
-88
08
69
9.6
2-5
75
.73
23
08
5.4
68
38
56
.83
55
56
3.7
91
ok
ey
0
p 3 -J
saa
ttr
an
sfer
An
ett
o
mm
2
Ct
mm
Cb
mm
ER
mm
I
mm
4
St
mm
3
Sb
mm
3
r2
mm
3
ft
MP
a
fb
MP
a
fsi
MP
a
10
0%
90
%
80
%
70
%
81
85
05
.86
81
85
05
.86
81
85
05
.86
81
85
05
.86
56
4.9
27
8
56
4.9
27
8
56
4.9
27
8
56
4.9
27
8
93
5.0
72
21
93
5.0
72
21
93
5.0
72
21
93
5.0
72
21
44
4.9
27
79
44
4.9
27
79
44
4.9
27
79
44
4.9
27
79
1.8
97
1E
+1
1
1.8
97
1E
+1
1
1.8
97
1E
+1
1
1.8
97
1E
+1
1
33
58
09
77
2
33
58
09
77
2
33
58
09
77
2
33
58
09
77
2
20
28
80
87
7.9
20
28
80
87
7.9
20
28
80
87
7.9
20
28
80
87
7.9
23
17
73
.87
16
23
17
73
.87
16
23
17
73
.87
16
23
17
73
.87
16
-4.1
50
6
-4.2
11
4
-4.2
72
3
-4.3
33
1
-12
.26
06
-10
.24
68
-8.2
33
0
-6.2
19
2
19
14
.70
44
18
95
.55
74
18
72
.15
54
18
42
.90
30
y1y2
fct
fs
mm
mm
MP
aM
Pa
10
0%
12
01
38
0-4
.79
94
18
84
.25
99
90
%1
20
13
80
-4.6
94
21
86
5.7
79
6
80
%1
20
13
80
-4.5
89
11
84
3.0
44
4
70
%1
20
13
80
-4.4
84
01
81
4.4
58
8
fpi
fpes
fpa
fcs
fcsd
fpcr
fpsh
fpf
fpr
fp%
%P
e
MP
aM
Pa
MP
akN
kN
MP
aM
Pa
MP
aM
Pa
MP
ah
ilan
gsisa
kN
10
0%
13
02
07
0.5
55
6-1
0.4
88
12
.87
06
77
.31
41
25
.96
78
87
.80
22
21
.03
49
28
2.6
74
52
1.7
10
87
8.2
89
24
61
6.9
41
3
90
%1
30
20
70
.55
56
-9.1
52
32
.87
06
63
.75
56
25
.96
78
87
.80
22
21
.44
16
26
9.5
22
72
0.7
00
77
9.2
99
34
20
8.8
59
9
80
%1
30
20
70
.55
56
-7.8
16
42
.87
06
50
.19
71
25
.96
78
87
.80
22
21
.84
84
25
6.3
71
01
9.6
90
68
0.3
09
43
78
8.8
64
6
70
%1
30
20
70
.55
56
-6.4
80
52
.87
06
36
.63
85
25
.96
78
87
.80
22
22
.25
51
24
3.2
19
21
8.6
80
48
1.3
19
63
35
6.9
55
3
saa
tla
yan
Atr
an
sC
tC
bE
RI
St
Sb
r2ft
fbfs
e
mm
2m
mm
mm
mm
m4
mm
3m
m3
MP
aM
Pa
kN
10
0%
84
68
57
.84
55
0.0
32
09
49
.96
79
74
30
.03
20
31
.95
14
E+
11
35
47
76
74
42
05
41
59
52
23
04
26
.60
11
-6.6
81
0-3
.32
90
14
99
.00
69
90
%8
45
36
1.6
75
50
.79
31
94
9.2
06
87
43
0.7
93
13
1.9
48
6E
+1
13
53
78
32
85
20
52
88
65
4.8
23
05
06
.54
85
-6.6
98
4-2
.01
53
15
03
.16
43
80
%8
43
86
5.5
15
51
.55
69
94
8.4
43
08
43
1.5
56
92
1.9
45
8E
+1
13
52
78
90
58
20
51
60
70
0.8
23
05
85
.61
48
-6.7
19
0-0
.65
68
15
03
.51
77
70
%8
42
36
9.3
45
52
.32
34
94
7.6
76
57
43
2.3
23
43
1.9
43
E+
11
35
17
94
06
52
05
03
20
84
.92
30
66
3.7
88
9-6
.74
31
0.7
46
91
49
8.6
40
8
y1y2
fct
fs
mm
mm
MP
aM
Pa
10
0%
12
01
38
0-1
.71
65
14
88
.11
8
90
%1
20
13
80
-1.8
58
21
49
1.3
77
80
%1
20
13
80
-2.0
31
21
49
0.6
33
70
%1
35
0.4
19
11
49
.58
08
94
-6.1
43
91
45
9.6
67
r"
p 3 "2.
—i
p 3 l^i
P t OC
10
0%
90
%
80
%
70
%
Peren
cana
anTa
taLe
takTe
ndon
balok
benta
ng15
mter
hada
pbe
ntang
6mda
n6m
mom
ento
talp
ada
(kN
m)
0.5
btg
12
83
.24
12
83
.24
12
83
.24
12
83
.24
0.25
btg
155.99
155.99
155.99
155.99
ujun
gbt
g
-22
41
.32
-22
41
.32
-22
41
.32
-22
41
.32
mom
ense
saat
sete
lah
tran
sfer
pada
(kN
m)
0.5
btg
449.66
449.66
449.66
449.66
0.2
5b
tg
50
.7
50
.7
50
.7
50
.7
ujun
gbt
gm
m
245.6390909
245.6390909
245.6390909
245.6390909
kb
mm
414.0250308
414.0250308
414.0250308
414.0250308
amin
(mm
)eb(mm)
eb'(mm)
eb1(mm)
ujun
gbt
g0.5btg
0.25
btg
10
0%
90
%
80
%
70
%
0.5
btg
76
.24
85
87
15
84
.72
06
52
39
95
.31
07
33
93
10
8.9
26
55
31
0.25
btg
8.597169791
9.552410879
10.74646224
12.28167113
ujun
gbt
g
-24
4.0
30
74
9
-27
1.1
45
27
7
-30
5.0
38
43
7
-34
8.6
15
35
6
0.5btg
490.273618
498.7456832
509.3357648
522.9515839
0.25
btg
422.6222006
423.5774417
424.7714931
426.306702
16
9.9
94
28
15
14
2.8
79
75
38
10
8.9
86
59
42
65
.40
96
74
66
87.4485761
97.16508456
109.3107201
124.9265373
577.7221941
595.9107678
618.6464849
647.8781212
510.0707767
520.7425263
534.0822132
551.2332392
am
ax
(mm
)et(mm)
0.25
btg
ujun
gbt
g
et'(mm)
mm
et1
(mm
)
0.5
btg
0.25
btg
10
0%
90
%
80
%
70
%
0.5
btg
28
6.5
44
18
68
31
4.2
02
97
54
34
8.8
98
30
63
39
3.6
40
49
71
0.25
btg
34.83216522
38.19435346
42.41190019
47.85073808
ujun
gbt
g
-50
0.4
80
98
3
-54
8.7
90
10
4
-60
9.3
89
32
1
-68
7.5
36
48
5
0.5btg
40.90509596
68.56388451
103.2592155
148.0014062
-210.8069256
-207.4447374
-203.2271907
-197.7883528
-25
4.8
41
89
23
-30
3.1
51
01
29
-36
3.7
50
22
99
-44
1.8
97
39
4
152.7723632
167.5187747
186.0167515
209.8712581
-11
1.8
67
26
7
-98
.95
48
90
2
-82
.75
75
36
-61
.86
98
51
9
-363.579289
-374.963512
-389.243942
-407.659611
Pere
ncan
aan
Tata
Leta
kTe
ndon
balo
kbe
ntan
g15
mte
rhad
apbe
ntan
g6
mda
n9
m
mo
men
tota
lpa
da(k
Nm
)m
om
ense
saat
sete
lah
tran
sfer
pad
a(k
Nm
)kt
kb
0.5
btg
0.2
5bt
guj
ung
btg
0.5
btg
0.2
5bt
guj
ung
btg
mm
mm
10
0%
13
95
.72
17
0.4
9-2
44
9.4
28
94
.04
51
14
.47
-15
80
.72
52
45
.63
90
90
94
14
.02
50
30
8
90
%1
39
5.7
21
70
.49
-24
49
.42
89
4.0
45
11
4.4
7-1
58
0.7
25
24
5.6
39
09
09
41
4.0
25
03
08
80
%1
39
5.7
21
70
.49
-24
49
.42
89
4.0
45
11
4.4
7-1
58
0.7
25
24
5.6
39
09
09
41
4.0
25
03
08
70
%1
39
5.7
21
70
.49
-24
49
.42
89
4.0
45
11
4.4
7-1
58
0.7
25
24
5.6
39
09
09
41
4.0
25
03
08
ujungbtg
257.4428576
240.0448384
218.2973143
190.336212
ujun
gbt
g
-40
7.6
14
25
5
-47
0.6
69
78
8
-54
9.7
66
98
1
-65
1.7
68
65
2
3 "2 P 3
10
0%
90
%
80
%
70
%
10
0%
90
%
80
%
70
%
0.5
btg
15
1.6
02
69
56
16
8.4
47
43
95
18
9.5
03
36
95
21
6.5
75
27
94
0.5
btg
302.917749
332.2793646
369.1031998
416.5821506
amin
(mm
)
0.25
btg
19.41061195
21.56734661
24.26326494
27.72944565
am
ax(m
m)
0.25
btg
37.00201117
40.58859146
45.08669686
50.88634601
ujun
gbt
g
-26
8.0
42
62
8
-29
7.8
25
14
2
-33
5.0
53
28
4
-38
2.9
18
03
9
ujun
gbt
g
-53
1.6
05
76
1
-58
3.1
33
95
3
-64
7.7
57
97
4
-73
1.0
81
19
9
0.5btg
565.6277264
582.4724704
603.5284003
630.6003102
0.5btg
57.27865814
86.64027379
123.464109
170.9430597
eb(m
m)
0.2
5bt
g
43
3.4
35
64
28
43
5.5
92
37
74
43
8.2
88
29
58
44
1.7
54
47
65
et(m
m)
0.2
5bt
g
-208.6370797
-205.0504994
-200.552394
-194.7527449
ujun
gbt
g
14
5.9
82
40
32
11
6.1
99
88
91
78
.97
17
46
34
31
.10
69
91
42
ujun
gbt
g
-28
5.9
66
67
01
•33
7.4
94
86
25
•40
2.1
18
88
33
48
5.4
42
10
83
eb'(mm)
mm
87.4485761
97.16508456
0.5btg
653.0763025
679.6375549
109.31072011
712.8391204
124.92653731
755.5268475
et'(mm)
mm
148.4866818
162.8793969
180.9300035
204.203621
0.5
btg
-91
.20
80
23
6
-76
.23
91
23
1
-57
.46
58
94
5
-33
.26
05
61
3
eb1(mm)
0.25
btg|
ujung
btg5
20
.88
42
18
9
53
2.7
57
46
2
54
7.5
99
01
59
56
6.6
81
01
38
et1
(mm
)
0.25
btg
-357.123761
-367.929896
-381.482397
-398.956366
23
3.4
30
97
93
21
3.3
64
97
36
18
8.2
82
46
65
15
6.0
33
52
87
ujun
gbt
g
-43
4.4
53
35
2
-50
0.3
74
25
9
-58
3.0
48
88
7
-68
9.6
45
72
9
Pere
ncan
aan
Tat
aLe
tak
Ten
don
balo
kbe
ntan
g15
mte
rhad
apbe
ntan
g6
mda
n12
m
mo
men
tota
lp
ada
(kN
m)
mo
men
sesa
at
sete
lah
tran
sfer
fad
a(k
Nm
)kt
kb
0.5
btg
0.2
5bt
guj
ung
btg
0.5
btg
0.2
5b
tguj
ung
btg
mm
mm
10
0%
90
%
80
%
70
%
14
63
.42
14
63
.42
14
63
.42
14
63
.42
18
8.4
5
18
8.4
5
18
8.4
5
18
8.4
5
-25
61
.94
-25
61
.94
-25
61
.94
-25
61
.94
48
0.5
7
48
0.5
7
48
0.5
7
48
0.5
7
59
.46
59
.46
59
.46
59
.46
-16
37
.25
5
-16
37
.25
5
-16
37
.25
5
-16
37
.25
5
24
5.6
39
09
09
24
5.6
39
09
09
24
5.6
39
09
09
24
5.6
39
09
09
41
4,0
25
03
08
41
4.0
25
03
08
41
4.0
25
03
08
41
4.0
25
03
08
amin
(mm
)eb
(mm
)eb
'(m
m)
eb1
(mm
)
0.5
btg
0.2
5bt
guj
ung
btg
0.5
btg
0.2
5bt
guj
ung
btg
mm
0.5
btg
0.2
5b
tguj
ung
btg
10
0%
90
%
80
%
70
%
81
.48
99
78
04
90
.54
44
20
04
10
1.8
62
47
26
11
6.4
14
25
43
10
.08
25
97
94
11
.20
28
86
61
12
.60
32
47
43
14
.40
37
11
35
-27
7.6
28
38
7
-30
8.4
75
98
6
-34
7.0
35
48
4
-39
6.6
11
98
2
49
5.5
15
00
89
50
4.5
69
45
09
51
5.8
87
50
34
53
0.4
39
28
52
42
4.1
07
62
88
42
5.2
27
91
74
42
6.6
28
27
83
42
8.4
28
74
22
13
6.3
96
64
37
10
5.5
49
04
51
66
.98
95
46
93
17
.41
30
49
23
87
.44
85
76
1
97
.16
50
84
56
10
9.3
10
72
01
12
4.9
26
53
73
58
2.9
63
58
5
60
1.7
34
53
54
62
5.1
98
22
35
65
5.3
65
82
25
51
1.5
56
20
49
52
2.3
93
00
2
53
5.9
38
99
84
55
3.3
55
27
95
22
3.8
45
21
98
20
2.7
14
12
97
17
6.3
00
26
71
14
2.3
39
58
65
am
ax(m
m)
et
(mm
)et
'(m
m)
et1
(mm
)
0.5
btg
0.2
5bt
guj
ung
btg
0.5
btg
0.2
5b
tgI
ujun
gbt
gm
m0
.5b
tg0
.25
btg
ujun
gbt
g
10
0%
90
%
80
%
70
%
31
7.0
32
20
13
34
7.7
70
00
92
38
6.3
19
30
52
43
6.0
22
45
87
40
.82
54
07
84
44
.78
36
28
91
49
.74
77
64
18
56
.14
82
22
89
-55
5.0
13
24
1
-60
8.8
24
46
4
-67
6.3
10
88
9
-76
3.3
23
84
3
71
.39
31
10
46
10
2.1
30
91
83
14
0.6
80
21
43
19
0.3
83
36
79
-20
4.8
13
68
3
-20
0.8
55
46
19
-19
5.8
91
32
67
-18
9.4
90
86
8
]-30
9.374
1506
J-36
3.1853
732•4
30
.67
17
97
8
|-51
7.6847
519
14
8.2
16
13
13
16
2.5
86
40
33
18
0.6
08
63
41
20
3.8
45
41
92
-76
.82
30
20
8
-60
.45
54
85
-39
.92
84
19
8
-13
.46
20
51
4
-35
3.0
29
81
4
-36
3.4
41
86
5
-37
6.5
00
0
-39
3.3
36
28
7
-45
7.5
90
28
2
-52
5.7
71
77
7
-61
1.2
80
43
2
-72
1.5
30
17
1
p 3 -a a
-i
Per
enca
naan
Tat
aL
etak
Ten
don
balo
kbe
ntan
g15
mte
rhad
apbe
ntan
g6
mda
n15
m
mom
ento
talp
ada
(kN
m)
mom
ense
saat
sete
lah
tran
sfer
pada
(kN
m)
kt
kb
0.5
btg
0.2
5bt
guj
ung
btg
0.5
btg
0.2
5bt
guj
ung
btg
mm
mm
10
0%
90
%
80
%
70
%
14
03
.93
14
03
.93
14
03
.93
14
03
.93
18
7.5
2
18
7.5
2
18
7.5
2
18
7.5
2
-24
21
.51
-24
21
.51
-24
21
.51
-24
21
.51
43
6.4
3
43
6.4
3
43
6.4
3
43
6.4
3
55
.89
55
.89
55
.89
55
.89
-15
98
.17
5
-15
98
.17
5
-15
98
.17
5
-15
98
.17
5
24
5.6
39
09
09
24
5.6
39
09
09
24
5.6
39
09
09
24
5.6
39
09
09
41
4.0
25
03
08
41
4.0
25
03
08
41
4.0
25
03
08
41
4.0
25
03
08
amin
(mm
)eb
(mm
)eb
'(m
m)
eb1
(mm
)
0.5
btg
0.2
5bt
guj
ung
btg
0.5
btg
0.2
5bt
guj
ung
btg
mm
0.5
btg
0.2
5bt
guj
ung
btg
10
0%
90
%
80
%
70
%
74
.00
51
83
67
82
.22
79
81
85
92
.50
64
79
59
10
5.7
21
69
1
9.4
77
23
51
01
10
.53
02
61
22
11
.84
65
43
88
13
.53
89
07
29
-27
1.0
01
61
4
-30
1.1
12
90
4
-33
8.7
52
01
8
-38
7.1
45
16
3
48
8.0
30
21
45
49
6.2
53
01
27
50
6.5
31
51
04
51
9.7
46
72
18
42
3.5
02
26
59
42
4.5
55
29
2
42
5.8
71
57
47
42
7.5
63
93
81
14
3.0
23
41
68
11
2.9
12
12
63
75
.27
30
13
28
26
.87
98
67
92
87
.44
85
76
1
97
.16
50
84
56
10
9.3
10
72
01
12
4.9
26
53
73
57
5.4
78
79
06
59
3.4
18
09
72
61
5.8
42
23
05
64
4.6
73
25
91
51
0.9
50
84
2
52
1.7
20
37
66
53
5.1
82
29
48
55
2.4
90
47
54
23
0.4
71
99
29
21
0.0
77
21
09
18
4.5
83
73
34
15
1.8
06
40
52
am
ax(m
m)
et(m
m)
et'
(mm
)et
1(m
m)
0.5
btg
0.2
5bt
guj
ung
btg
0.5
btg
0.2
5bt
guj
ung
btg
mm
0.5
btg
0.2
5bt
guj
ung
btg
10
0%
90
%
80
%
70
%
30
4.0
82
27
07
33
3.5
65
38
84
37
0.5
41
08
38
41
8.2
15
27
44
40
.61
56
34
26
44
.55
36
32
75
49
.49
23
99
21
55
.86
01
41
36
-52
4.4
83
59
9
-57
5.3
36
32
3
-63
9.1
12
30
6
-72
1.3
41
14
2
58
.44
31
79
87
87
.92
62
97
54
12
4.9
01
99
29
17
2.5
76
18
35
-20
5.0
23
45
66
-20
1.0
85
45
81
-19
6.1
46
69
16
-18
9.7
78
94
95
-27
8.8
44
50
83
-32
9.6
97
23
19
-39
3.4
73
21
51
-47
5.7
02
05
09
14
8.1
85
84
75
16
2.5
53
60
65
18
0.5
72
66
02
20
3.8
05
32
13
-89
.74
26
67
6
-74
.62
73
09
-55
.67
06
67
3
-31
.22
91
37
7
-35
3.2
09
30
4
-36
3.6
39
06
5
-37
6.7
19
35
2
-39
3.5
84
27
1
-42
7.0
30
35
6
-49
2.2
50
83
8
-57
4.0
45
87
5
-67
9.5
07
37
2
r p p 3
Per
hitu
ngan
Tors
ida
nG
eser
balo
k18
mT
erha
dap
Ben
tang
6m
dan
6m
hb
tfb
wdp
Ac
Atr
an
sA
cpP
epA
oh
mm
mm
mm
mm
mm
mm
2m
m2
mm
2m
mm
m2
10
0%
15
00
23
20
12
04
00
13
80
83
04
00
84
68
57
.84
22
60
00
00
38
00
42
34
04
90
%1
50
02
32
01
20
40
01
38
08
30
40
08
45
36
1.6
74
76
00
00
03
80
04
23
40
4
80
%1
50
02
32
01
20
40
01
38
08
30
40
08
43
86
5.5
07
26
00
00
03
80
04
23
40
4
70
%1
50
02
32
01
20
40
01
38
08
30
40
08
42
36
9.3
39
86
00
00
03
80
04
23
40
4
Ao
Ph
X1
Y1
fyv
Md
pdh/
2M
upd
h/2
eT
sdpd
h/2
Td
pdh/
2
mm
2m
mm
mm
mM
Pa
kN
-mk
N-m
kN
-mk
N-m
10
0%
35
98
93
.43
40
83
02
14
02
40
06
30
.51
23
20
.80
43
7.5
00
90
%3
59
89
3.4
34
08
30
21
40
24
00
63
0.5
12
32
0.8
04
37
.50
0
80
%3
59
89
3.4
34
08
30
21
40
24
00
63
0.5
12
32
0.8
04
37
.50
0
70
%3
59
89
3.4
34
08
30
21
40
24
00
63
0.5
12
32
0.8
04
37
.50
0
Tl
pdh/
2T
upd
h/2
Vsd
pdh/
2V
dpd
h/2
VIp
dh/
2V
i=
Vu
Pe
Sb
ee'
kN
-mkN
-mkN
kN
kN
kN
kN
mm
3m
mm
m
10
0%
00
25
2.2
21
81
.89
95
.11
67
3.1
08
44
78
.33
20
20
54
15
95
24
30
.03
20
82
9.9
68
0
90
%0
02
52
.22
18
1.8
99
5.1
16
73
.10
84
08
4.1
11
52
05
28
86
54
.84
30
.79
31
82
9.2
06
9
80
%0
02
52
.22
18
1.8
99
5.1
16
73
.10
83
67
7.9
77
22
05
16
07
00
.84
31
.55
69
82
8.4
43
1
70
%0
02
52
.22
18
1.8
99
5.1
16
73
.10
83
25
9.9
28
82
05
03
20
84
.94
32
.32
34
82
7.5
76
6
efc
fce
fdM
cr
1,2
.Mcr
ch
eck
Mn
vp
Vci
pdh/
2M
Pa
MP
aM
Pa
kN
-mk
N-m
kN
MP
a
10
0%
46
3.3
60
05
.28
82
5.2
98
33
.06
94
11
46
.82
65
13
76
.19
18
18
pen
amp
ang
mem
adai
27
66
.77
33
85
1.2
66
4
90
%4
63
.99
43
4.8
31
24
.84
04
3.0
71
31
05
1.7
34
71
26
2.0
81
62
6p
enam
pan
gm
emad
ai2
52
6.6
72
49
21
.21
64
80
%4
64
.63
08
4.3
58
54
.36
68
,3
.07
32
95
3.5
19
11
14
4.2
22
96
1p
enam
pan
gm
emad
ai2
27
8.5
35
13
11
.16
48
70
%4
65
.26
95
3.8
70
03
.87
73
3.0
75
28
52
.16
96
10
22
.60
34
83
pen
amp
ang
mem
adai
20
22
.32
73
67
1.1
11
5
1,7
Vfc
'
MP
a
5,0
Vfc
'
MP
a
vci
MP
a
Vcw
MP
a
Vc
Vn
kN
Vs
kN
ch
eck
V8
XV
fc'.
Bw
.Dp
kN
MP
a
10
0%
0.9
46
92
.78
51
1.2
66
48
.54
87
69
9.0
36
51
.26
64
79
1.8
91
89
2.8
55
2pe
rlu
tut
bad
an3
81
2.7
21
0
90
%0
.94
69
2.7
85
11
.21
64
7.9
76
66
71
.45
45
1.2
16
47
91
.89
18
12
0.4
37
3pe
rlu
tul
bad
an3
81
2.7
21
0
80
%0
.94
69
2.7
85
11
.16
48
7.3
85
36
42
.96
64
1.1
64
87
91
.89
18
14
8.9
25
4pe
rlu
tul
bad
an3
81
2.7
21
0
70
%'
0.9
46
92
.78
51
1.1
11
56
.77
45
61
3.5
69
31
.11
15
79
1.8
91
81
78
.32
25
perl
utu
lb
adan
38
12
.72
10
p 3 "5.
—s
p 3 O
100%
pena
mpa
ngm
emad
ai
90%
pena
mpa
ngm
emad
ai80
%I
pena
mpan
gme
mada
i70
%I
pena
mpan
gme
mada
i
10
0%
90
%
80
%
70
%
10
0%
90
%
80
%
70
%
10
0%
90
%
80
%
70
%
15
00
15
00
15
00
15
00
37
15
35
37
15
35
37
15
35
37
15
35
21
.25
21
.25
21
.25
21
.25
30
80
28
00
25
20
22
40
2320
2320
2320
2320
3440
3440
3440
3440
114.628
114.628
114.628
114.628
18
60
18
60
18
60
18
60
82
.57
56
80
.02
88
77
.30
60
74
.38
74
33
0.3
02
4
32
0.1
15
1
30
9.2
23
9
29
7.5
49
6
tdk
bth
tul
tors
i
tdk
bth
tul
tors
i
tdk
bth
tul
tors
i
tdk
bth
tul
tors
i
1.2
19
39
85
51
1.2
19
39
85
51
1.2
19
39
85
51
1.2
19
39
85
51
4.8
77
7
4.8
35
3
4.7
91
4
Mam
puM
emik
ulTo
rsi
Mam
puM
emik
ulTo
rsi
Mam
puM
emik
ulTo
rsi4.7
461
IM
ampu
Memi
kulT
orsi
Perh
itung
anTo
rsida
nGe
serb
alok1
8mTe
rhad
apBe
ntang
6mda
n9m
120
120
120
120
31
0
31
0
31
0
31
0
286.11
286.11
286.11
286.11
400
400
400
400
14
10
14
10
14
10
14
10
195.41
195.41
195.41
195.41
1380
1380
1380
1380
400
400
400
400
108.72
108.72
108.72
108.72
830400
830400
830400
830400
652.7
652.7
652.7
652.7
751.776
751.776
751.776
751.776
846857.8422
845361.6747
843865.5072
842369.3398
2535.484
2535.484
2535.484
2535.484
4607.5874
4200.4414
3781.3815
3350.4076
600000
600000
600000
600000
37.5
37.5
37.5
37.5
205415952
205288654.8
205160700.8
205032084.9
3800
3800
3800
3800
36.78
36.78
36.78
36.78
430.0320
430.7931
431.5569
432.3234
437100
437100
437100
437100
30.41
30.41
30.41
30.41
829.9680
829.2069
8284431
827.6766
P 5 "D r.
Perhi
tunga
nTors
idan
Geser
balok
18m
Terha
dap
Benta
ng6m
dan
12m
830400
830400
830400
830400
846857.8422
845361.6747
843865.5072
842369.3398
600000
600000
600000
600000
3800
3800
3800
3800
423404
423404
423404
423404
Ao
mm
2
Ph
mm
X1
mm
Y1
mm
fyv
MP
a
Md
pdh/
2
kN
-m
Mu
pdh/
2
kN
-m
eT
sdpd
h/2
kN
-m
Td
pdh/
2
kN
-m1
00
%
90
%
80
%
70
%
35
98
93
.4
35
98
93
.4
35
98
93
.4
35
98
93
.4
34
08
34
08
34
08
34
08
30
2
30
2
30
2
30
2
14
02
14
02
14
02
14
02
40
0
40
0
40
0
40
0
67
8.6
4
67
8.6
4
67
8.6
4
,67
8.6
4
26
56
.46
4
26
56
.46
4
26
56
.46
4
26
56
.46
4
37
.5
37
.5
37
.5
37
.5
66
.9
66
.9
66
.9
66
.9
58
.6
58
.6
58
.6
58
.6
10
0%
90
%
80
%
70
%
10
0%
90
%
80
%
70
%
10
0%
90
%
80
%
70
%
10
0%
90
%
80
%
70
%
Tl
pdh/
2
kN
-m
41
.92
41
.92
41
.92
41
.92
e
pd
h/2
463.3600
463.9943
464.6308
465.2695
1,7Vfc"
MPa
0.9
46
9
0.9
46
9
0.9
46
9
0.9
46
9
ch
eck
Vs
pen
am
pa
ng
mem
ad
ai
pen
am
pa
ng
mem
ad
ai
pen
am
pa
ng
mem
ad
ai
pen
am
pa
ng
mem
ad
ai
Tu
pdh/
2
kN
-m
21
7.6
72
21
7.6
72
21
7.6
72
21
7.6
72
fc
MP
a
5.4
50
7
4.9
77
8
4.4
89
0
3.9
84
4
5,0
Vfc
'
MP
a
2.7
85
1
2.7
85
1
2.7
85
1
2.7
85
1
Aps
3080
2800
2520
2240
Vsd
pdh/
2
kN
30
8.7
3
30
8.7
3
30
8.7
3
30
8.7
3
fee
MP
a
5.4
61
1
4.9
87
3
4.4
97
6
3.9
92
0
vci
MP
a
1.3550
1.2998
1.2428
1.1841
fpu
18
60
18
60
18
60
18
60
Vd
pdh/
2
kN
21
2.7
3
21
2.7
3
21
2.7
3
21
2.7
3
fd
MP
a
3.3
03
7
3.3
05
8
3.3
07
8
3.3
09
9
Vcw
MP
a
8.7
51
6
8.1
59
5
7.5
48
0
6.9
17
1
Tu
kN
-m
,83.4629
80.8543
78:0672"
75.0810
VI
pdh/
2
kN
12
3.2
12
3.2
12
3.2
12
3.2
Mcr
kN
-m
11
32
.15
29
10
33
.75
01
93
2.2
15
8
82
7.5
39
9
kN
747.9622
717.4781
686.0239
653.5965
Tu
'
kN
-m
333.8514
323.4174
312.2688
300.3241
Vi
=V
u
kN
82
2.8
72
82
2.8
72
82
2.8
72
82
2.8
72
1,2
.Mcr
kN
-m
13
58
.58
35
12
40
.50
01
11
18
.65
90
99
3.0
47
8
Vc
MP
a
1.3
55
0
1.2
99
8
1.2
42
8
1.1
84
1
ch
eck
Tu
bth
tul
tors
i
bth
tul
tors
i
bth
tul
tors
i
bth
tul
tors
i
Pe
kN
4615.9980
4208.0109
3788.1099
3356.2950
ch
eck
Mn
pen
am
pan
gm
em
ad
ai
pen
am
pan
gm
em
ad
ai
pen
am
pan
gm
em
ad
ai
pen
am
pan
gm
em
ad
ai
Vn
kN
966.0847
968.0847
968.0847
968.0847
Sb
mm
3
20
54
15
95
2
20
52
88
65
4.8
20
51
60
70
0.8
20
50
32
08
4.9
vp
kN
2851.8253
2603.3240
2346.7632
2082.1090
Vs
kN
22
0.1
22
6
25
0.6
06
6
28
2.0
60
8
31
4.4
88
2
e
mm
430.0320
430.7931
431.5569
432.3234
Vci
MPa
1.3550
1.2998
1.2428
1.1841
checkV
perl
utu
lb
adan
perl
utu
lb
adan
per
lutu
ib
ad
an
perl
utu
lb
adan
chec
kpe
nam
pang
ak
tual
1.4907
1.4907
1.4907
1.4907
ters
ed
ia
4.9
53
1
4.9
06
1
4.8
57
7
4.8
07
8
Mam
puM
emik
ulT
orsi
Mam
pu
Mem
ikul
Tor
si
Mam
puM
emik
ulT
orsi
Mam
pu
Mem
ikul
Tor
si
e
mm
829.9680
829.2069
828.4431
827.6766
8X
Vfc
'.B
w.D
p
38
12
.72
10
38
12
.72
10
38
12
.72
10
38
12
.72
10
Tn
kN
-m
256.0847
256.0847
256.0847
256.0847
Otu
l.G
ese
r&
tors
iA
vA
t/s
Av
/s1
Av
/s2
4XV
fc'.b
w.d
pA
v/s
2*2
Av
/sA
vt/
s=
s
mm
mm
2m
m2
/mm
mm
2/m
mm
m2
/mrn
terp
akai
2(A
t/s)
+(A
v/s)
•m
m
10
0%
10
78
.57
14
0.6
84
20
.24
10
0.3
98
88
.47
95
0.7
97
50
.79
75
2.1
65
93
6.2
8
90
%1
07
8.5
71
40
.68
42
0.2
19
10
.45
40
8.4
79
50
.90
80
0.9
08
02
.27
64
34
.52
80
%1
07
8.5
71
40
.68
42
0.1
97
10
.51
10
8.4
79
51
.02
20
1.0
22
02
.39
03
32
.87
70
%1
07
8.5
71
40
.68
42
0.1
75
20
.56
97
8.4
79
51
.13
94
1.1
39
42
.50
78
31
.33
Per
hitu
ngan
Tor
sida
nG
eser
balo
k18
mT
erh
adap
Ben
tang
6m
dan
15m
hb
hf
bw
dpA
cA
tran
sA
cpP
epA
oh
mm
mm
mm
mm
mm
mm
2m
m2
mm
2m
mm
m2
10
0%
15
00
23
20
12
04
00
13
80
83
04
00
84
68
57
.84
22
60
00
00
38
00
42
34
04
90
%1
50
02
32
01
20
40
01
38
08
30
40
08
45
36
1.6
74
76
00
00
03
80
04
23
40
4
80
%1
50
02
32
01
20
40
01
38
08
30
40
08
43
86
5.5
07
26
00
00
03
80
04
23
40
4
70
%1
50
02
32
01
20
40
01
38
08
30
40
08
42
36
9.3
39
86
00
00
03
80
04
23
40
4
Ao
Ph
X1
Y1
fyv
Md
pdh/
2M
upd
h/2
eT
sdpd
h/2
Td
pdh/
2
mm
2m
mm
mm
mM
Pa
kN
-mk
N-m
kN
-mk
N-m
10
0%
35
98
93
.43
40
83
02
14
02
40
06
06
.92
49
8.3
68
37
.59
5.3
26
4.2
7
90
%3
59
89
3.4
34
08
30
21
40
24
00
60
6.9
24
98
.36
83
7.5
95
.32
64
.27
80
%3
59
89
3.4
34
08
30
21
40
24
00
60
6.9
24
98
.36
83
7.5
95
.32
64
.27
70
%3
59
89
3.4
34
08
30
21
40
24
00
60
6.9
24
98
.36
83
7.5
95
.32
64
.27
Tl
pdh/
2T
upd
h/2
Vsd
pdh/
2V
dpd
h/2
VI
pdh/
2V
i=
Vu
Pe
Sb
ee'
kN
-mk
N-m
kN
kN
kN
kN
kN
mm
3m
mm
m
10
0%
46
.75
26
6.3
08
34
8.0
62
15
.94
12
4.3
58
75
.76
46
16
.94
13
20
54
15
95
24
30
.03
20
82
9.9
68
0
90
%4
6.7
52
66
.30
83
48
.06
21
5.9
41
24
.35
87
5.7
64
20
8.8
59
92
05
28
86
54
.84
30
.79
31
82
9.2
06
9
80
%4
6.7
52
66
.30
83
48
.06
21
5.9
41
24
.35
87
5.7
63
78
8.8
64
62
05
16
07
00
.84
31
.55
69
82
8.4
43
1
70
%4
6.7
52
66
.30
83
48
.06
21
5.9
41
24
.35
87
5.7
63
35
6.9
55
32
05
03
20
84
.9.4
32.3
234
82
7.6
76
6
efc
fee
fdM
cr1
,2.M
crch
eck
Mn
vp
Vci
pdh/
2M
Pa
MP
aM
Pa
kN
-mk
N-m
kN
MP
a
10
0%
46
3.3
60
05
.45
18
5.4
62
32
.95
45
12
04
.12
22
14
44
.94
66
pen
amp
ang
mem
adai
28
52
.40
81
1.4
90
2
90
%4
63
.99
43
4.9
78
84
.98
83
2.9
56
31
10
5.6
96
61
32
6.8
35
9p
enam
pan
gm
emad
ai2
60
3.8
49
21
.42
76
80
%4
64
.63
08
4.4
89
94
.49
85
2.9
58
21
00
4.1
39
61
20
4.9
67
6p
enam
pan
gm
emad
ai2
34
7.2
30
81
.36
31
70
%46
5.26
95f
3.9
85
13
.99
28
2.9
60
08
99
.44
09
10
79
.32
91
pen
amp
ang
mem
adai
20
82
.51
87
1.2
96
7
p 3 a
10
0%
90
%
80
%
70
%
1,7
Vfc
'
MP
a
0.9
46
9
0.9
46
9
0.9
46
9
0.9
46
9
5,0.
Vfc
'
MP
a
2.7
85
1
2.7
85
1
2.7
85
1
2.7
85
1
vci
MPa
1.4902
1.4276
1.3631
1.2967
Vcw
MP
a
8.7
53
0
8.1
60
7
7.5
49
1
6.9
18
1
kN
822.5647
788.0604
752.4583
715.7549
Vc
MPa
1.4902
1.4276
1.3631
1.2967
Vn
kN
1030.3059
1030.3059
1030.3059
1030.3059
Vs
kN
207.7412
242.2455
277.8476
314.5510
ch
eck
V
perl
utu
lbad
an
perl
utu
lbad
an
perl
utu
lbai
tan
perl
utu
lbad
an
8X
Vfc
'.B
w.
Dp
38
12
.72
10
38
12
.72
10
38
12
.72
10
38
12
.72
10
ch
eck
Vs
Ap
sfp
uT
u
kN
-m
Tu
'
kN
-m
ch
eck
Tu
chec
kp
ena
mp
an
gT
n
kN
-ma
ktu
al
ters
ed
ia
10
0%
pena
mpa
ngm
emad
ai2
80
01
86
08
3.4
68
93
33
.87
56
bth
tul
tors
i1
,58
65
5.0
67
9M
ampu
Mem
ikul
Tor
si3
13
.30
35
90
%pe
nam
pang
mem
adai
28
00
18
60
80
.86
00
32
3.4
39
9b
thtu
lto
rsi
1.5
86
55
.01
48
Mam
puM
emik
ulT
orsi
31
3.3
03
5
80
%pe
naM
Pan
gm
ema
da
i2
52
01
86
07
8.0
72
43
12
.28
96
bth
tul
tors
i1
.58
65
4.9
60
0M
ampu
Mem
ikul
Tor
si3
13
.30
35
70
%p
ena
mp
an
gm
ema
da
i2
24
01
86
07
5.0
85
73
00
.34
30
bth
tul
tors
i1
.58
65
4.9
03
5M
ampu
Mem
ikul
Tor
si3
13
.30
35
Otu
l.G
eser
&to
rsi
Av
At/
sA
v/s
1A
v/s
24
\Vfc
'.bw
.dp
Av
/s2
*2A
v/s
Av
t/s
=s
mm
mm
2m
m2
/mm
mm
2/m
mm
m2
/mm
terp
akai
2(A
t/s)+
(Av/
s)m
m
10
0%
10
78
.57
14
0.8
37
10
.21
91
0.3
76
38
.47
95
0.7
52
70
.75
27
2.4
26
83
2.3
8
90
%1
07
8.5
71
40
.83
71
0.2
19
10
.43
89
8.4
79
50
.87
77
0.8
77
72
.55
18
30
.79
80
%1
07
8.5
71
40
.83
71
0.1
97
10
.50
33
3.4
79
51
.00
67
1.0
06
72
.68
08
29
.31
70
%1
07
8.5
71
40
.83
71
0.1
75
20
.56
98
3.4
79
51
.13
97
.1.1
39
72
.81
38
27
.92
r p 3 "2.
-i'
p 3 <v>
o