bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyenangkan

42
Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyenangkan. Bermain adalah merupakan upaya untuk mengeluarkan ekspresi membuat dirinya senang dan nyaman. ……………………………. …………….. Karena dunia anak adalah dunia bermain, itulah sebabnya tak ada yang lebih penting dilakukan anak anak selain bermain. Menurut Papalia (1995), seorang ahli perkembangan manusia dalam bukunya Human Development, mengatakan bahwa dunia anak anak adalah dunia bermain. Dengan bermain menggunakan otot tubuhnya, menstimulasi indra-indra tubuhnya, mengeksplorasi dunia di sekitarnya, menemukan seperti apa lingkungan yang ia tinggali dan menemukan seperti apa diri mereka sendiri. Dengan bermain bermain, anak anak menemukan dan mempelajari hal-hal atau keahlian baru dan belajar (learn) kapan harus menggunakan keahlian tersebut, serta memuaskan apa yang menjadi kebutuhannya (need). Lewat bermain , fisik anak akan terlatih, kemampuan kognitif dan kemampuan berinteraksi dengan orang lain akan berkembang.

Upload: ade-fikri

Post on 27-Jan-2017

413 views

Category:

Internet


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyenangkan

Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyenangkan. Bermain

adalah merupakan upaya untuk mengeluarkan ekspresi membuat dirinya senang dan nyaman.

…………………………….

……………..

Karena dunia anak adalah dunia bermain, itulah sebabnya tak ada yang lebih penting dilakukan

anak anak selain bermain. Menurut Papalia (1995), seorang ahli perkembangan manusia dalam

bukunya Human Development, mengatakan bahwa dunia anak anak adalah dunia bermain.

Dengan bermain menggunakan otot tubuhnya, menstimulasi indra-indra tubuhnya,

mengeksplorasi dunia di sekitarnya, menemukan seperti apa lingkungan yang ia tinggali dan

menemukan seperti apa diri mereka sendiri. Dengan bermain bermain, anak anak menemukan

dan mempelajari hal-hal atau keahlian baru dan belajar (learn) kapan harus menggunakan

keahlian tersebut, serta memuaskan apa yang menjadi kebutuhannya (need). Lewat bermain ,

fisik anak akan terlatih, kemampuan kognitif dan kemampuan berinteraksi dengan orang lain

akan berkembang.

………….

Beda lagi menurut Lely Aromawati Tobing Mont. Dipl Bba, seorang konsultan terapi bermain

dan pakar pendidikan anak usia dini (PAUD) bahwa bermain menumbuhkan rasa percaya dan

keterikatan yang menyenangkan antra orang tua dengan anak. Bermain juga sama pentingnya

dengan menstimulasi perkembangan motorik dan otaknya.

…………..

Page 2: Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyenangkan

Dalam hal ini kualitas pemberian stimulasi sangat ditentukan oleh keterlibatan orang tua.

Apapun pendekatan stimulasinya, peran orang tua khususnya ibu merupakan hal terpenting

dalam mendukung tumbuh kembang anak.

…………….

Lalu permainan seperti apa dan pada waktu yang bagaimanakah yang sebaiknya dilakukan oleh para orang tua dalam menemani anak anaknya bermain…? Disini saya ingin mencoba mengembangkan hal hal apa saja yang penting untuk dilakukan para orang tua, diantaranya adalah

………

Pilih waktu yang tepat…

Bermain berarti mengembangkan kemampuan anak, oleh karena itu bermain adalah cara terbaik

untuk melatih keterampilan motorik kasarnya yang juga menpengaruhi otaknya. Dengan

bergerak maka komunikasi antar saraf akan menjadi lebih lancar sehinga dapat membantu anak

agar siap berpartisipasi dan memiliki performa lebih baik. Pada prinsipnya bermain haruslah

menyenangkan bagi si anak. Banyak aktifitas rutin yang bisa dilakukan sambil bermain. Saat

mandi misalnya, manfaatnya selain memberikan pengalaman belajar juga sambil

memperkenalkan peralatan mandi, melatih anak untuk disiplin dalam menjalankan rutinitas yang

harus dilakukannya setiap ahri. Selain itu juga mampu meningkatkan kemampuan bahasa atau

kosa kata bagi anak anak itu sendiri.

………..

Saat tidur pun bisa dan tak luput dari hal yang namanya bermain. Justru inilah saat dimana anak

anak merasa rileks. Bermain menjelang tidur memberikan gagasan untuk kegiatan penghantar

tidur. Waktu bermain pun tak harus lama, cukup luangkan waktu 10-15 menit seberlum tidur.

Bagi anak apa yang ia dapat menjelang tidur sakan sangat membekas pada memory nya.

Disamping itu kedekatan antara orang tua dan anak akan menjadi lebih erat.

……………….

Page 3: Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyenangkan

Pada kesempatan yang lain, disela sela kesibukan sebisa mungkin orang tua untuk meluangkan

sedikit waktunya mengajak anak anak jalan jalan atau istilah sederhananya “tamasya”. Dalam

kesempatan ini saatnya orang tua memanfaatkan waktu untuk mengamati kemampuan anak dari

dekat dan memberikan stimulasi anak. Selain itu juga mampu menciptakan kebersamaan antara

anak dan orang tuanya. Adalah hal yang tak dipungkiri bahwa tidak semua para ibu memiliki

waktu luang yang banyak untuk bermain dengan anak anaknya.

…………..

Banyak sekali aktifitas yang bisa dilakukan bersama anak, selain saat mandi dan menjelang tidur

bahkan bisa juga sebelum berangkat ke kantor misalnya. Semua tinggal bagaimana seorang ibu

mengatur waktunya. Memang harus diniatkan dan sejenak lupakan segala persoaln keluarga

maupun persoalan kantor.

…………

Lakukan sejak dini

Sejak dalam kandungan, seorang janin telah mulai bermain dengan dunianya sendiri. Seiring

bergulisnya waktu, ketia ia terlahir dan memasuki usia tiga bulan sudah bisa diajak bermain.

Makin hari perkembangan fisiknya makin sempurna, keseimbangan tubuhnya pun mulai

terbentuk. Begitu pula dengan otot otot nya sudah mantap untuk bergerak , sekalipun dengan

sangat sederhana tetapi si anak mulai memberi respon, salah satunya dengan mengedipkan mata

dan ini adalah merupakan bentuk bermainnya bayi.

…………

Sangat jelas keuntungan bermain bagi anak, selain melatih panca inderanya, motoriknya dan

yang tak kalah penting adalah adanya interaksi antara anak dan orang tua. Jika seorang anak

merasa diperhatikan maka dampaknya positif terhadap emosinya, kepercayaan dirinya, dan ini

menjadi dasar yang paling penting.

…………

Page 4: Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyenangkan

Orang tua harus menyadari betapa pentingnya bermain dengan anak karena bukan saja

mengembangkan kemampuan motorik dan kognitif saja, tetapi dengan bermain berarti menjalin

tali kasih orang tua dan anak. Kedekatan anak dan orang tua akan membantu anak tumbuh

menjadi pribadi yang memiliki empati yang tinggi. Dan yang tak kalah pentingnya dalah

sebaiknya orang tua tidak mengandalkan pembantu atau baby sitternya saja dalam hal membantu

anak bermain.

…………..

Persiapan bermain bersama anak

Agar kegiatan bermain bersama anak menjadi menyenangkan dan penuh kesan, baiknya orang

tua ikut ambil bagian atau peran secara aktif dalam bermain dan jangan hanya menjadi pengawa

saja. Beri contoh anak untuk bermain dan bukan hanya memerintah atau menyuruh saja.

…………

Orang tua hendaknya peka terhadap kondisi fisik atau emosi anak. Mengetahui kapan anak mau

bermain dan kapan saatnya berhenti. Tanda bahwa anak ingin berhenti bermain dalah ketika anak

menguap, mengelak, gelisah. Dalam kondisi yang demikian orang tua hendaknya tidak

memaksakan anak untuk tetap bermain.

…………..

Gunakan alat bantu jika perlu. Alat bantu tak harus yang mahal, Anak pun bisa belajar dari

barang yang murah dan seadanya. Contoh sederhananya kertas, kertas bisa dibuat origami,

puzlee atau apa saja yang tidak membahayakan si anak.

…………..

Ciptakan suasana yang gembira, karena dengan gembira akan membangkitkan suasana yang hangat dan akrab antara orang tua dan anak. Penting juga bagi para ibu bahwa bermain dengan anak pun harus dengan hati sehingga feel nya dapat.

…………..

Page 5: Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyenangkan

Pusatkan perhatian pada apa yang dilakukan, diucapkan anak anak agar orang tua dapat

memberikan respon/balasan sesuai yang diinginkan anak anaknya. Gunakan komunikasi dengan

bijak, seperti nada dan kekuatan suara. Pastikan selalu berbicara dengan nada suara biasa.

Pastikan tempat bermain tidak ada benda benda yang membahayakan.

………….

Inti dari bermain adalah fun. Tanpa itu bermain seperti kehilangan makna. Bermain juga diyakini

mampu untuk menghilangkan berbagai batasan dan hambatan dalam diri. Bermain juga

mengajarkan banyak hal, misalnya belajar mengerti dan mentaati aturan yang disepakati, belajar

menghargai orang lain, belajar untuk berkompetisi secara sehat dan jujur, belajar untuk mengenal

orang lain dengan segala kepribadiannya, belajar menmecahkan suatu masalah baik sendiri

maupun secara bersama-sama, belajar mengenal dan memahami nilai moral yang ada dalam

permainan maupun interaksi selama permainan, dan banyak hal lainnya.

………….

Kegiatan bermain juga sering dipakai oleh kalangan psikologi sebagai terapi, yang lebih dikenal

dengan nama terapi bermain (play therapy). Terapi ini digunakan bagi anak yang mempunyai

masalah dengan emosi. Tujuan dari terapi bermain adalah mengubah tingkah laku anak yang

tidak sesuai menjadi tingkah laku yang diharapkan. Dengan terapi, anak mampu diubah

perilakunya melalui cara yang menyenangkan.

Pengertian dan Karakteristik Bermain

Pengertian tentang bermain bisa disebabkan beberapa hal, oleh karena:

Page 6: Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyenangkan

1. Istilah bermain digunakan dalam berbagai cara dan konteks kehidupan sehari-hari;

2. Studi-studi tentang bermain dilakukan dalam berbagai disiplin;

3. Kriteria untuk menentukan kegiatan bermain tidak selamanya dapat diamati.

Dalam hal ini terdapat tujuh ciri yang dapat dijadikan acuan untuk menentukan apakah sesuatu itu bermain atau bukan, yakni yang:

Pertama, bermain dilakukan secara voluntir. Bermain yang dilakukan secara sula rela tanpa paksaan atau tekanan dari orang lain.

Kedua, bermain itu spontan. Bermain kapan pun mereka mau.

Ketiga, kegiatan lebih bermain lebih berorientasi pada proses dari pada terhadap hasil atau akhir kegiatan. Fokus dalam bermain adalah melakukan aktivitas bermain itu sendiri, bukan hasil atau akhir dari kegiatannya

Keempat, bermain didorong oleh motivasi intrinsik. Maksudnya, yang mendorong anak untuk melakukan kegiatan bermain tersebut adalah kegiatannya itu sendiri, bukan faktor-faktor luar yang bersifat ekstrinsik. Misalnya didorong orang tua, untuk mendapatkan hadiah,dll.

Kelima, bermain itu pada dasarnya menyenangkan. Bermain bisa memberikan perasaan-perasaan positif bagi para pelakunya. Artinya semakin aktivitas itu menyenangkan, maka hal tersebut semakin merupakan bermain.

Keenam, bermain itu bersifat aktif. Bermain memerlukan keterlibatan aktif dari para pelakunya.

Ketujuh, bermain fleksibel. Dengan ciri ini berarti anak yang bermain memiliki kebebasan untuk memilih jenis kegiatan yang ingin dilakukannya.

Dengan tujuh karakteristik di atas, secara sederhana bermain dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan secara voluntir, spontan, terfokus pada proses, didorong oleh motivasi intrinsik, menyenangkan, aktif dan fleksibel.

PERAN BERMAIN DALAM OPTIMALISASI GERAK BAGI SISWA SEKOLAH DASAR

Teori mengenai bermain telah dibahas oleh banyak pakar dengan berbagai kelebihanya. Karl Groos (Depdikbud, 1979) mengajukan teleology theory yang menerangkan bahwa permainan merupakan alat untuk mempelajari fungsi hidup yang merupakan persiapan untuk menghadapi kehidupan yang sesungguhnya. Karenanya, pembelajaran melalui kegiatan bermain harus memiliki pointers berupa kecakapan-kecakapan untuk kepentingan menghadapi kehidupan nyata.

Spencer (Depdikbud, 1979) mengemukakan surplus theory atau vitality surplus theory dari Marschall, yang mengemukakan bahwa kelebihan tenaga atau kekuatan atau vitalitas manusia dapat disalurkan melalui kegiatan bermain. Melalui kegiatan bermain, kelebihan tenaga yang dimiliki peserta didik dapat

Page 7: Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyenangkan

disalurkan secara positif. Sehingga kegiatan-kegiatan penyaluran energi ke hal-hal yang tidak baik dapat dihindari atau dicegah.

Claparede mengemukakan bahwa kegiatan bermain disamping untuk mempelajari fungsi hidup (teori Groos) juga merupakan proses sublimasi insting rendah (berkelahi, bergulat, memukul, mengejar, dll.) menjadi tingkat perbuatan yang lebih tinggi. Teori funktion lust dan teroti activitats drang mengemukakan bahwa anak-anak harus memiliki kemauan untuk melakukan aktivitas fisik karena akan bermanfaat bagi kehidupannya di kelak kemudian hari. Frobel (Bigot, 1930) menjelaskan tentang fungsi bermain yaitu untuk memperoleh kesibukan dan membangkitkan fantasi anak. Bigot (1930: 275-276) sendiri mengatakan bahwa melalui aktivitas bermain memberikan kepuasan, kegembiraan dan kebahagiaan dalam kehidupan anak secara individu maupun kelompok serta dapat dijadikan alat pendidikan yang sangat bernilai. Teori inilah yang harus selalu melatar belakangi mengapa kegiatan menjadi bagian yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pendidikan.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat diketahui bahwa bermain bagi seorang anak sangatlah penting terutama untuk mengembangkan kesehatan dan kebahagiaannya. Bahkan bermain bagi seorang anak hampir sama pentingnya dengan kegiatan makan dan minum. Eheart dan Leavitt (1985) menegaskan bahwa kegiatan bermain memberikan kesempatan kepada anak untuk menguasai berbagai konsep dasar dan keterampilan fisik, sosial maupun intelektual. Demikian juga hasil penelitian terhadap anak yang lebih kecil, membuktikan bahwa banyak kecakapan belajar di sekolah dipelajari melalui kegiatan bermain (Garvey: 1977, Sylva, Bruner dan Genova: 1977).

Seorang anak tidak akan berkembang dengan baik tanpa stimulasi kegiatan bermain melalui aktivitas jasmani dan rohani. Bermain bagi seorang anak tidak hanya berperan bagi perkembangan jasmaninya saja tetapi lebih dari itu juga sangat penting bagi perkembangan: 1) intelektual, 2) bahasa, 3) sosial dan 4) emosionalnya. Bermain juga dapat membantu anak memahami dunia sekitarnya, dimana mereka memiliki kesempatan menyelidiki dan menentukan sesuatu, menguji teori yang mereka pikirkan, mencoba hubungan sebab akibat dan belajar tentang banyak hal. Di Sekolah kebutuhan bermain bagi anak harus mampu dipenuhi melalui kegiatan pembelajaran.

Sekolah Kreatif sering kali menerapkan teori tersebut. Bermain dan belajar sering kali diterapkan dalam proses belajar mengajar (PBM) oleh ustadz dan ustadzah. Yang membuat siswa-siswi lebih aktif dan enjoy (nyaman) untuk menerima materi yang diberikan. contohnya PBM Penjas yang menggunakan teori itu.

Permainan Penjas mampu membangun kecakapan kognitif yang merupakan kecakapan intelektual yang berperan membantu menentukan keberhasilan akademik seorang siswa. Kecakapan kognitif itu meliputi: 1) kemampuan mengidentifikasi, 2) kemampuan mengklasifikasi, 3) kemampuan mengurutkan, 4) kemampuan mengamati, 5) kemampuan membedakan, 6) kemampuan membuat ramalan, 7) kemampuan menarik kesimpulan, 8) kemampuan membandingkan dan menentukan hubungan sebab akibat. Pembelajaran Penjas akan mengasah kepekaan seorang anak pada keteraturan (sense of order), urutan (sequence) dan waktu melalui pemahaman mengenai cara, aturan dan kapan memulai dan mengakhiri permainan Penjas.

Kemampuan memecahkan masalah menjadi fungsi lain permainan Penjas. Melalui permainan kejar-tangkap misalnya seorang siswa yang dikejar akan mencoba berbagai cara untuk menghindar dari kejaran lawannya, begitu juga siswa yang mengejar akan berpikir keras untuk mencari cara agar dapat menangkap lawannya. Bahkan mereka dapat juga bereksperimen dengan mengikat kembang kamboja

Page 8: Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyenangkan

sedemikian rupa sehingga dapat dijadikan bola untuk bermain, atau mengubah fungsi bak mandi sekolah menjadi sebuah kolam kecil untuk bermain air. Kesempatan bermain yang luas seperti ini membuat anak yakin bahwa ada banyak kemungkinan untuk memecahkan suatu masalah dan mendorong anak lebih lama bertahan di dalam kesulitan (komponen EQ: menunda kepuasan) sampai permasalahan yang dihadapinya memiliki jalan pemecahan terbaik.

Melalui permainan Penjas kemampuan berkonsentrasi (rentang perhatian) juga dikembangkan dengan baik. Tanpa rentang perhatian yang memadai seorang siswa tidak akan dapat asyik dalam pembelajaran Penjas. Permainan Penjas akan mampu melatih kesabaran seorang siswa menunggu giliran bermain, menjaga atau memperhatikan gerakan teman- temannya ketika bermain. Semua itu memerlukan rentang perhatian yang memadai dan kebiasaan ini secara langsung akan meningkatkan kemampuan konsentrasi mereka.

Banyak manfaat yang diperoleh dari kegiatan bermain, sehingga anak-anak dapat mengembangkan berbagai aspek yang diperlukan untuk persiapan masa depan. Bermain antara lain membantu perkembangan tubuh, perkembangan emosional, perkembangan sosial, perkembangan kognitif dan moral serta kepribadian maupun bahasa. Bermain juga bisa dijadikan media untuk membina hubungan yang dekat antar anak, atau anak dengan orang tua/guru/orang dewasa lainnya sehingga tercipta komunikasi yang efektif. Bermain bagi anak memang telah dipraktikkan dan diterapkan di kalangan pendidik, dengan hasil cukup memuaskan. Namun ada beberapa kendala dalam pelaksanaan cara belajar sambil bermain ini, antara lain tekanan orang tua yang beranggapan bahwa yang terpenting di Taman Kanak-kanak adalah membaca, berhitung dan menulis, sedangkan bermain tidak ada gunanya.

Juga ada pendidik yang ragu-ragu melaksanakan bermain untuk belajar di dalam kelas, karena khawatir anak-anak menjadi tidak terkendali dan kelas menjadi kacau. Memang ada pendidik yang kurang atau tidak memahami tingkat atau masa perkembangan anak, sehingga tidak tahu batas mana yang dapat diterima dan dicerna anak. Di daerah pedesaan maupun perkotaan banyak sekali anak-anak yang miskin gagasan. Mereka ini kebanyakan anak yang tidak lepas dari gendongan orang tua/pembantu sehingga naluri anak untuk bereksplorasi atau menjajaki sekitarnya menjadi lambat atau tidak berkembang. Berlimpahnya mainan bagi anakpun berbahaya, karena menimbulkan kebosanan. Gagasannya tidak tergugah atau tergelitik. Disarankan agar sebaiknya mainan dikeluarkan sedikit demi sedikit, dan anak-anak diberi dorongan untuk mengembangkan permainan yang dimilikinya.

Jangan batasi keinginan anak untuk bermain, hanya karena jenis kelaminnya berbeda. Jangan risau pada seorang anak putra bermain boneka, bukankah kelak anak tersebut akan menjadi ayah? Juga bukankah anak-anak harus dipersiapkan untuk membuat pilihan-pilihan kelak? Dalam bermain pada anak-anak hal yang paling mendasar harus dilakukan orang tua/pendidik adalah berbicara, mendorong, menunjukkan dan mencari variasi. Thema utama dalam bermain anak adalah sosial, emosional, kognitif dan motorik. Agar lewat kegiatan bermain ini, anak-anak mendapatkan 5 A yaitu, affection (rasa dicintai), acceptance (rasa diterima) dan attention (perhatian dan perawatan) serta approval (kesempatan melakukan hal-hal yang disenangi) maupun appreciation (penghargaan yang tepat atas hasil kerja dan minat si anak).

Page 9: Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyenangkan

Menurut para ahli psikologi, perkembangan bermain pada anak-anak akan diikuti perkembangan kognitif, sehingga akan terjadi perubahan kegiatan bermain dari bayi, anak, remaja sampai dewasa. Secara psikologi, ada empat tahap dalam perkembangan bermain bagi anak-anak yang pembagiannya berdasarkan usia.

Tahap pertama, anak yang berusia antara 0 sampai 18 bulan atau 24 bulan. Pada tahap ini akan menggunakan refleks, kemampuan penginderaan dan keterampilan motorik yang sudah dikuasai untuk memperoleh pengetahuan serta keterampilan baru. Anak-anak perlu dirangsang untuk mengamati lingkungan sekitarnya dan mengambil inisiatif sendiri untuk menyenangkan diri mereka sendiri. Karena itu, kegiatan bermain bersifat bebas, spontan dan tidak ada aturan permainan. Kegiatan-kegiatannya antara lain berupa latihan menggunakan dan mempertajam penginderaan, meraih, menendang, memukul, merangkak dan menendang.

Tahap kedua, anak yang berusia antara 2 tahun sampai 6 tahun atau 7 tahun. Pada tahap ini anak mulai mampu berpikir simbolik dan mampu berbicara untuk memahami lingkungannya. Cara berpikirnya masih terpusat pada diri sendiri dan anak masih belum mampu menerapkan hukum- hukum logika terhadap pengalaman dan pikirannya. Bila imajinasi anak bertambah, secara bertahap cara berpikir anak tidak lagi terpusat pada diri sendiri, sehingga sosialisasi dapat dikembangkan. Melalui bermain, anak-anak melatih diri untuk lebih menguasai gerakan motorik kasar dan halus, atau melakukan kegiatan berpikir seperti klasifikasi. Tata cara hidup di masyarakat seperti disiplin dan aturan-aturan sudah mulai dikenal.

Tahap ketiga, anak yang berusia antara 7 tahun sampai 11 tahun atau 12 tahun. Pada tahap ini kemampuan anak berpikir, mengingat dan berkomunikasi akan semakin baik karena anak telah berpikir lebih logis. Kegiatan bermain anak-anak pada tahap ini ditandai dengan social play. Anak mulai menaruh minat untuk bermain dengan teman-temannya dan tertarik pada mainan yang menggunakan aturan-aturan tertentu.

Tahap keempat, anak yang berusia 12 tahun ke atas. Pada tahap ini anak-anak sudah dapat berpikir abstrak, membuat hipotesa atau dugaan-dugaan secara lebih baik, tidak terlalu terikat pada hal-hal yang konkret. Pada usia 15 tahun, remaja mulai menaruh perhatian pada literatur, dunia kerja dan mencari pemecahan persoalan-persoalan. Kegiatan bermain umumnya sama dengan tahap ketiga.

Psikologi Perkembangan adalah pengkajian ilmu yang berhubung dengan perkembangan manusia bermula ketika ianya disenyawakan diikuti dengan kehidupan bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa dan akhirnya kematian. Ia menyentuh aspek-aspek tentang kitaran kehidupan manusia iaitu fizikal, kognisi, personaliti dan sosial.

Dewasa Awal adalah merupakan satu tahap yang dianggap kritikal selepas alam remaja. Ia dianggap kritikal adalah disebabkan pada waktu ini manusia berada pada tahap awal pembentukan kerjaya dan keluarga. Pada peringkat ini, seseorang perlu membuat pilihan yang tepat demi menjamin masa depannya terhadap kerjaya dan keluarga. Pada waktu ini juga seseorang akan menghadapi dilemma antara kerjaya dan keluarga. Pelbagai masalah mula timbul terutamanya dalam perkembangan kerjaya dan juga hubungan dalam keluarga. Menurut Teori Erikson, Tahap Dewasa Awal yaitu mereka di dalam lingkungan umur 20 an ke 30 an. Pada

Page 10: Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyenangkan

tahap ini manusia mula menerima dan memikul tanggungjawab yang lebih berat. Pada tahap ini juga hubungan intim mula berlaku dan berkembang.

Kalau menggunakan definisi WHO, kesehatan merupakan keadaan kesejahteraan jasmani, rohani, sosial, moral bukan hanya bebas dari sakit dan cacat, maka untuk menilai manfaat bermain dari sisi kesehatan banyak sekali variabel yang perlu kita perhatikan. Antara lain jenis permainan, alat permainan yang digunakan, kondisi tempat bermain, aturan dalam permainan, umur anak (berkaitan dengan perkembangan gerak kasar, halus, kognitif, emosi sosial, moral). Tingkat kesehatan anak (ada kelainan fungsi indra, organ tubuh, fungsi tubuh, status gizi, imunisasi), peran teman sebaya (playmate, peer group), peran saudara serumah, orang tua dan guru.Kita tidak bisa melihat peran atau pengaruh suatu hal pada anak (termasuk pengaruh bermain) hanya dikaitkan dengan satu aspek saja, karena untuk segala sesuatu yang terjadi pada anak adalah hasil interaksi dengan semua faktor yang ada dilingkungan kehidupannya. Jadi kita harus melihat kaitan antara anak dengan senua faktor tersebut, dan juga pengaruh kombinasi faktor-faktor tersebut terhadap anak.Kalau dibuat matriks label silang majemuk, maka menurut hemat saya bisa dibayangkan betapa kompleksnya seperti dalam matrik dihalaman berikut.Saya yakin matriks ini bisa dikembangkan lebih luas lagi oleh pakar-pakar psikologi, pendidikan, sosial atau agama yang berkaitan dengan permainan anak. Untuk setiap jenis permainan, kelompok umur yang berbeda, tahapan perkembangan yang berbeda, kesehatan anak, peran orangtua/guru yang berbeda, sosial ekonomi yang berbeda akan menghasilkan penilaian yang berbeda pula, oleh karena itu kita harus membahasnya secara spesifik pula, tidak bisa disimpulkan secara umum.Pengaruh fisis dan penularan penyakitPengaruh permainan elektronik tersebut terhadap perkembangan anak tergantung jenis/tipe/isi permainan tersebut, lamanya bermain, umur anak, terhadap perkembangan anak, kesehatan anak,peran orangtua/guru, tingkat sosial ekonomi keluargaPermainan elektronik tersebut memaksa anak duduk berjam-jam, didepan layar monitor yang memancarkan sinar ultraviolet, berkedip-kedip. Untuk anak yang ada riwayat kejang epilepsi (ayan), maka cahaya kontras dan berkedip-kedip dapat membangkitkan serangan epilepsi (ayan) berupa kejang-kejang, tidak sadar, pingsan. Kejadian semacam ini baru-baru ini diberitakan dikoran-koran Eropa dan Amerika,tetapi bukan pada mainan elektronik melainkan video-klip musik yang berkedip-kedip terlalu menyilaukan.Selain itu sinar ultraviolet, infra merah, atau sinar lain yang terlaluy silau bila melebihi batas kemampuan mata dapat mengganggu fungsi penglihatan.Permainan elektronik ditempat umum: kdang-kadang pengap, kurang pertukaran udara bersih, kurang sinar matahari, dapat memudahkan penularan kuman penyakit, terutama kuman infeksi saluran pernafasan, termasuk tuberkulosis.Udara kotor berdebu dapat memicu serangan asma, bagi anak pengidap asma.Tuas/tangkai mainan, kursi yang digunakan berganti-ganti ditempat umum, kalau jarang dibersihkan dapat menularkan berbagai penyakit, misalnya penyakit kulit dan infeksi usus (tidak cuci tangan langsung makan)Suara yang terlalu bising melebihi ambang kemampuan telingan, bila terlalu lama dapat mengganggu fungsi pendengaran.Dampak Dari Sisi kesehatanAnak Usia prasekolah dan sekolah, sedangkan tumbuh dan kembang fungsi otot,tulang, kekuatan, keseimbangan, kelenturan dan ketrampilan (disamping perkembangan kognitif, emosi sosial serta moral). Mereka yang duduk didepan layar berjam-jam, kurang bergerak maka pertumbuhan dan perkembangannya akan kalah dari anak yang aktif bergerak akan memacu hormon pertumbuhan, dan kerja jantung – paru sehingga suplai oksigen untuk perkembangan otak alak lebih baik, ketimbang yang duduk berjam-jam didepan layar.Pertumbuhan pada usia sekolah dan awal masa remaja adalah sangat pesat sehingga membutuhkan masukan nutrisi yang lebih banyak daripada usia sebelumnya. Kalau duduk berjam-jam didepan layar akan sering lupa makan, terlambat makan, sehingga masukan nutrisi akan kurang, maka pertumbuhan fisiknya juga dapat terhambat, disamping faktor hormon pertumbuhan yang tidak terpacu.

Kalau disuruh makan malah marah-marah, lupa mengerjakan tugas sekolah. Mengerjakan tugas sekolah kurang serius karena sudah letih, mengantuk setelah berjam-jam berkonsentrasi didepan layar permainan. (mn).

KONSEP DESAIN TEMPAT BERMAIN ANAK

Sebuah Study Tempat Bermain Anak di Perumahan Rumah Sederhana (RS) 

Perkembangan kota yang pesat, menyebabkan banyak masalah, salah satu diantaranya adalah terjadinya perubahan fungsi lahan. Kebiasaan yang

Page 11: Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyenangkan

sering dilakukan oleh Pemerintah kota dan pihak swasta adalah merubah fungsi ruang terbuka hijau menjadi ruang terbangun.

Dampak dari kesemuanya itu adalah hilangnya fasilitas umum yang biasa digunakan oleh warga, salah satu diantaranya adalah hilangnya fasilitas tempat bermain anak. Mengacu Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 1997 tentang Penyerahan Prasarana Lingkungan, Utilitas Umum dan Fasilitas Sosial Perumahan Kepada Pemerintah Daerah, maka terlihat jelas bahwa setiap pengembang yang mengembangkan kawasan perumahan ( perumahan formal/teratur ) diwajibkan juga untuk membangun sarana dan prasarana diantaranya adalah : Fasilitas Tempat Bermain. Kenyataan yang sering terjadi saat ini adalah hampir semua Tempat Bermain, khususnya yang berada di Perumahan Rumah Sederhana keberadaanya di gabung dengan fasilitas lainnya, misalnya : olah raga, Taman Kanak Kanak, Fasilitas Ibadah dalam satu ruang terbuka ( open space ) .

Bahkan tidak jarang, lokasi ruang terbuka tersebut disediakan pada lahan-lahan sisa. Minimnya fasilitas bermain ternyata mempunyai dampak terhadap anak-anak. Sebagai fasilitas umum, kadang mereka menggunakan ruang terbuka tersebut sebagai tempat bermain, dan tidak jarang meraka menghindari ruang terbuka sebagai tempat bermain.

Pendahuluan

Joni Faisal, seorang anggota masyarakat yang juga pemerhati perkotaan menulis di harian KOMPAS, Rabu 21 Maret 2001, dengan judul Kota Tanpa Ruang Bermain :

“ …Pemerintah hanya menginginkan sisi komersial dari setiap pembangunan ruang bermain itu, bukan semata-mata memberikan hak yang sepatutnya di terima masyrakat, khususnya bagi anak-anak. Sebenarnya bagi anak-anak sendiri, ada atau tidak adanya ruang bermain, tidaklah begitu menjadi masalah, sebab secara alami, mereka telah memiliki kemampuan menemukan ruang bermainnya sendiri, tetapi masalahnya ruang bermain itu kondusif atau tidak adalah tanggung jawab orang dewasa…”

Dari petikan di atas tersirat bahwa Pemerintah dan sebagian masyarakat menganggap bahwa tempat bermain bukanlah sesuatu hal yang penting. Bahkan beberapa fakta menunjukan akibat dari perkembangan kota maka ada kecenderungan untuk melakukan perubahan fungsi ruang, dan yang paling sering terkena dampaknya adalah ruang bermain, yang saat ini semakin mengecil bahkan dibeberapa tempat cenderung ditiadakan.

Miller, 1972 (dalam Ratna D dan Feriyanto C, 1987 : 19) mengatakan : “ ...Jika anak merasa tempat bermainnya tidak memenuhi minatnya maka ia akan

Page 12: Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyenangkan

pergi ke tempat lain untuk mencari ‘ excitement dan tantangan lain dan seringkali mereka menemukan itu dalam kegiatan-kegiatan yang delinkuen dan anti sosial... “Sementara itu Wilkinson, 1984 (dalam Ratna D dan Feriyanto C, 1987 : 19) juga mengatakan :“ ...kalaupun terpakasa bermain di suatu tempat karena tidak ada pilihan lain, maka kebosanan yang dialami akan mendorong anak untuk mencoba variasi-variasi baru yang berbahaya...” Pendapat di atas menunjukan bahwa Tempat Bermain Anak, merupakan satu hal yang penting untuk disediakan

Satu Sisi dari Permasalahan Kota Saat Ini Seperti halnya kota-kota lain, demikian juga halnya dengan kota-kota di Indonesia, perkembangan kota yang didasari oleh sebuah proses perencanaan kota, pada awalnya ditujukan untuk menyejahterakan masyarakatnya. Namun dalam pelaksanaannya banyak hal yang sering tidak sesuai dengan perencanaan. Oleh sebab itu tak salah bila sebagian masyarakat berpendapat bahwa perkembangan kota pada saat ini umumnya sering menimbulkan masalah, salah satu diantaranya ditandai dengan semakin banyaknya masyarakat golongan atas yang tinggal di pinggiran kota, hal ini menyebabkan derasnya arus lalu lintas pada jam-jam tertentu, sehingga menimbulkan problem kemacetan lalu lintas, polusi udara, kebisingan.

Selain masalah tersebut di atas masalah perubahan fungsi lahan juga menjadi hal yang terjadi di kota, hal ini tercermin dari semakin minimnya lahan-lahan terbuka yang tadinya berfungsi sebagai ruang terbuka. Akibat dari keterbatasan lahan, maka Pemerintah dan sebagian masyarakat mengakuisisi lahan-lahan terbuka yang berfungsi sebagai Fasilitas Umum menjadi lahan terbangun. Demikian juga halnya dengan kota DKI Jakarta, mengacu pada Perda No. 5/1984, sesuai dengan RUTRK 1985 – 2004, luas ruang terbuka hijau seluas 25, 85 %. Sementara itu seiring dengan perjalanan waktu, mengacu dengan Perda No. 6/ 1999 ruang terbuka hijau hanya tersisa 13, 94 % ( kondisi lapangan : ruang terbuka hijau hanya tersisa 5.059 Ha ( 9 % )) dari luas DKI sebesar 66.152 Ha ( Kompas, 24 Maret 2002 ). Data ini menunjukan bahwa isu tentang semakin minimnya ruang terbuka di tengah kota akibat peruabhan fungsi bukan isapan jempol semata.Perubahan fungsi ini mempunyai dampak kepada banyak hal, diantaranya adalah semakin minimnya tempat bermain bagi anak-anak. Prediksi PBB mencatat, diperkirakan hingga tahun 2005, separuh dari anak-anak yang tinggal di kota, semakin hari semakin kehilangan tempat bermainnya. Demikian juga halnya di Jakarta. Hal ini tercermin dari banyaknya anak-anak yang bermain di tempat- tempat yang bukan semestinya tempat bermain. Sebagian besar anak bermain pada tempat-tempat yang tidak resmi ( misalnya : jalanan, bantaran kali, taman-taman kota ).

Kondisi Tempat Bermain Anak di Perumahan

Sedemikian pentingnya bermain pada anak, sehingga Pemerintah mengakomodirnya didalam UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan

Page 13: Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyenangkan

Anak pada Pasal 11 : Setiap anak berhak beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak sebaya, bermain, berekreasi dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat dan tingkat kecerdaannya demi pengembangan diri. Disamping itu untuk memenuhi hak tersebut, pada Pasal 56 ayat 1 butir d, e dan f, disebutkan bahwa Pemerintah dalam menyelenggarakan pemeliharaan dan perawatan wajib mengupayakan dan membantu anak, agar anak dapat

· bebas berserikat dan berkumpul· bebas bersitirahat, bermain, berkreasi, berekreasi dan berkarya seni budaya dan· memperoleh sarana bermain yang memenuhi syarat kesehatan dan keselamatan.

Sementara itu, secara kuantitatif, melalui Kep. Men PU No. 378/KPTS/1987, Pemerintah juga telah membuat standart luasan minimum yang harus di penuhi.

Namun demikian, berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada beberapa perumahan formal, umumnya tempat bermain anak hanya disediakan dalam tingkat RW, tempat bermain tersebut juga umumnya digabung dengan beberapa fasilitas lain. Penggabungan fungsi ini menyebabkan banyak masalah, dan biasanya, sebagaimana ‘hukum rimba ‘ maka yang terlemahlah yang kalah, dalam hal ini anak selalu dalam posisi yang kalah.Nani Zara (2002) yang mengadakan penelitian pada dua Perumahan Sederhana yaitu Perumnas II Depok dan Perumnas Indraprasta II Bogor. Dengan menggunakan metode kuantitatif pada 27 responden, kesimpulan hasil penelitian yang dimuat di Skripsi Jurusan Arsitektur, terungkap bahwa 50 % responden mengatakan bahwa fasilitas bermain anak kurang memuaskan. Pada lingkungan Perumnas II Depok ditemukan fakta bahwa sebagian besar ( 56 % ) anak tidak menggunakan ruang terbuka sebagai tempat bermain, umumnya mereka bermain pada jalanan di depan rumah dan lapangan. Hal ini didasari dari jenis permainan mereka yang masih didominasi oleh permainan yang bersifat aktif. Sementara itu pada lingkungan Perumnas Indraprasta II ditemukan juga fakta bahwa 60 % anak bermain ditempat bukan ruang terbuka.

Kemungkinan Apa yang Terjadi ?

Fenomena di atas menunjukan bahwa tempat bermain anak yang sering digabung dengan fasilitas lain dalam satu ruang terbuka, saat ini sudah tidak begitu menarik lagi pada anak. Beberapa kemungkinan yang terjadi diantaranya adalah :1. Ketakutan orang tua akan keamanan dan keselamatan anak pada saat bermain di ruang terbuka;2. Kondisi Ruang Terbuka yang tidak nyaman;3. Jenis permainan anak yang sudah meninggalkan permainan tradisional; dan4. Pengaruh kelompok

Page 14: Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyenangkan

 

Beberapa Permasalahan yang Terjadi di Perumahan Rumah Sederhana

1. Penyediaan Sarana dan PrasaranaMinimnya sarana dan prasarana di wilayah ini menyebabkan beberapa kegiatan warga menjadi kendala, diantaranya adalah kegiatan bermain anak, hal ini menyebabkan sebagian anak menggunakan jalan untuk kegiatan bermain.

2. Perubahan Fungsi Lahan

Perubahan fungsi lahan ( misalnya : Merenovasi rumah yang melebihi GSB ) sehingga sebagian fungsi rumah bergeser ke jalan.

 Sekilas Tentang Kehidupan Bermain Anak di Perumahan Rumah Sederhana

A.  Jenis Permaian dan Teman Bermain

Page 15: Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyenangkan

Anak yang tinggal di Perumahan Rumah Sederhana lebih mengenal Jenis Permainan Aktif, sebagian besar anak yang tinggal di tempat tersebut berasal dari orang tua yang memiliki tingkat ekonomi menengah kebawah, hal ini menyebabkan kecil kemungkinan bagi mereka untuk hidup dalam kemewahan, bila dikaitkan dengan jenis permainan, maka sangat jarang mereka bermain dengan menggunakan teknologi atau melakukan permainan pada tempat tempat yang membayar ( mis: Timezone, Ancol, dll ), sehingga hal yang cenderung dilakukan oleh para anak-anak adalah melakukan jenis permainan aktif yang tidak membutuhkan biaya banyak ( misalnya : bola kaki, sepeda, dll ).

Sebagai ciri lain dari permainan aktif adalah membutuhkan jumlah pemain yang banyak, hal inilah yang menyebabkan mereka bisa mengenal satu dengan lainnya. Hal ini mendukung hasil dari penelitian Merina Burhan ( 1999 ) bahwa anak yang berasal dari golongan menengah bawah cenderung bermain dengan teman berbeda usia dalam kelompok yang lebih besar ( kebanyakan tetangga ), berbeda dengan anak yang berasal dari golongan menengah keatas yang cenderung bermain dengan teman sebaya dalam kelompok kecil ( umumnya teman sekolah ).

B. Kondisi Tempat Bermain Anak

Mereka lebih senang bermain di luar rumah, anak yang tinggal di Perumahan Rumah Sederrhana umumnya tinggal pada rumah tipe 18 hingga 45. Sebagian besar rumah mereka telah direnovasi dan hanya meninggalkan sedikit ruang terbuka pada sisi depan rumah, bahkan tidak jarang rumah-rumah yang telah direnovasi tidak menyisakan ruang sedikitpun. Hal ini menyebabkan mereka cenderung untuk melakukan kegiatan diluar rumah. Kenyataan ini diperkuat pendapat Bierhoff dan Alferman ( dalam Ratna D dan Feriyanto C, 1987 ) yang dalam penelitiannya mengatakan bahwa kenyamanan rumah menentukan tingkat kunjungan anak ke taman untuk bermain, makin rendah tingkat kenyamanan maka makin tinggi tingkat kunjungan ke taman dan sebaliknya. Kegiatan bermain anak di Perumahan RS ini ini umumnya dilakukan di jalanan dan di ruang terbuka.

Konsep Desain Tempat Bermain Anak di Perumahan Rumah Sederhana

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa anak yang tinggal di perumahan Rumah Sederhana juga mengenal adanya kelompok, baik itu kelompok yang dominan maupun tidak. Kelompok tersebut lebih dikenal dengan nama teman bermain. Kenyataan yang ada ternyata teman bermain mempunyai hubungan dengan pilihan tempat bermain, kelompok teman bermain yang dominan akan menguasai tempat-tempat strategis, umumnya di ruang terbuka, sementara kelompok yang tidak dominan umumnya menguasai daerah daerah lain yang tidak strategis ( jalanan, halaman depan rumah ).

Page 16: Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyenangkan

Oleh sebab itu sebaiknya tempat bermain tersebut tidak dibuat dalam satu tempat tertentu, hal ini bertujuan untuk menghindari adanya kelompok yang mendominasi ruang tersebut. Dalam kaitannya terhadap satu lingkungan perumahan maka perlu dipertimbangkan untuk membuat tempat bermain dalam beberapa lokasi ( misalnya tempat bermain tingkat RT ), namun hal tersebut mempunyai banyak kelemahan misalnya : 1. Minimnya lahan yang dapat dipergunakan. 2. Kemungkinan anak tidak saling mengenal antar RT ( tingkat sosialisasi anak rendah ). Oleh sebab itu pihak Pengembang membuat kebijakan dengan menggabungkannya dalam skala tingkat RW.

Beberapa keuntungan yaitu : 1. Terjadinya efisiensi lahan 2. Anak memiliki tingkat sosialisasi yang tinggi. Namun demikian beberapa hal yang penting untuk dipertimbangkan untuk menghindari dominasi ruang dari kelompok yang kuat maka tempat bermain tersebut sebaiknya memiliki kegiatan berbeda atau adanya pemisahan kegiatan, bisa dilakukan melalui tingkat umur atau jenis permainan. Oleh sebab itu berdasarkan masukan dari para informan, terungkap bahwa sebaiknya tempat bermain anak tersebut haruslah : Ada pemisahan kegiatan dalam satu tempat bermain (Dissociation Activity) Anak yang tinggal di perumahan Rumah Sederhana juga lebih mengenal jenis permainan aktif, baik itu berupa games ataupun olahraga. Untuk dapat menampung kegiatan tersebut maka diperlukan tempat bermain yang mampu mewadahi kegiatan bermain tersebut. Bila dikaitkan dengan kelompok umur dan jenis kelamin, maka dalam permainan games, tidak begitu terlihat. Perbedaan terlihat jelas pada permainan olah raga.

Oleh sebab itu hal yang penting diperhatikan dalam mendesain tempat bermain adalah kemampuan tempat untuk dapat menampung kegiatan bermain anak, dalam hal ini ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu :1. Dimensi ruang yang mencukupi ( bagian dari Comfortibility )2. Pemisahan ruang tidak berdasarkan jenis kelamin dan umur tetapi berdasarkan jenis permainan, yaitu tempat permainan games dan tempat permainan olahraga (Disscitiation Activity ). 

Bila dikaitkan dengan kondisi ruang maka hal yang perlu diperhatikan adalah

1. PosisiPosisi tempat bermain sebaiknya dapat dijangkau dengan mudah, mengingat yang menjadi pengguna adalah anak-anak, maka faktor keselamatan didalam menjangkau tempat bermain merupakan faktor yang penting ( Phisical Accesibility ). Disamping itu faktor keamanan juga menjadi hal yang dominan, oleh sebab itu sebaiknya tempat bermain tersebut dapat di jangkau dengan mudah oleh orang tua ataupun dapat di pantau oleh orang tua ( Visual Accesibility ).

2. Dimensi

Page 17: Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyenangkan

Dimensi merupakan hal yang penting untuk dapat menampung aktivitas kegiatan bermain anak. ( dikaitkan dengan Jenis Permainan )

3. TeksturDalam hal ini yang dimaksud dengan testur adalah finishing dari tempat bermain, agar penggunaan tempat bermain tersebut dapat digunakan pagi, siang dan sore hari maka sebaiknya finishing tersebut tidak membuat kondisi menjadi panas dan berdebu, karena hal tersebut sangat mengganggu kegiatan bermain anak. Anak sangat menyukai tempat bermain yang nyaman, misalnya ditumbuhi oleh rumput, dan teduh ( Comfortibility )

Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas, maka desain tempat bermain di perumahan Rumah Sederhana sebaiknya memenuhi syarat berikut :1.  Dapat dilihat dari berbagai sisi sehingga terjamin keamannya ( Visual Accesibility )2.  Dapat dijangkau dengan mudah dan terjamin keselamatannnya dari gangguan kendaraan ( Phisical Accesibility ) Hal ini sesuai dengan teori Elizabeth Chace dan George Ishmael dalam makalahnya yang berjudul Outdoor Play in Housing Areas ( dalam Innovation in Play Environment, Paul F. Wilkinson, 1980 ). Sementara itu dalam kaitannya dengan perilaku bermain anak di Perumahan Sederhana maka diperlukan juga adanya :1. Dimensi yang cukup dan finishing yang membantu kenyamanan ( comfortibility )2. Pemisahan zona yang jelas antar jenis permainan anak dan pemisahan tempat kegiatan lainnya ( Dissocation activity )Daftar PustakaBarlett, Sheridan (2002). Urban Children and Physycal Environment. Amman. Jordan : International Conference on Children and The CityBurhan, Merina (1999). Kondisi Lingkungan Bermain di Kota-kota Besar di Indonesia sebagai Dampak Proses Urbanisasi. Thesis. Tokyo : Dep. Of Architecture and Building Engineering Djuwita, Ratna dan Feriyanto C (1987). Perbandingan Pola Bermain Anak di Rumah Susun dan Rumah Datar. Depok : UIErickson, Aase ( 1985 ). Playground Design, New York : Van Nostrand Reinhold Company Hatje, Verlag Gerd (1977). Childrens Play Spaces. Translated : Linda Geiser. New York : The Overlook PressHurlock, Elizabeth B (1998). Perkembangan Anak. Jakarta : ErlanggaLynch, Kevin (2000). Good City Form. London : MIT PressPatilima, Hamid (2004). Persepsi Anak Mengenai Lingkungan Kota. Thesis S2 KPP UI. JakartaTedjasaputra, Mayke S ( 2001).Mainan, Bermain, Permainan, JakartaWilkinson, Paul. F, (1980). Innovation in Play Environments. London : Croom HelmZara, Nani (2002). Akomodasi Kebutuhan Ruang Anak Pada Perumahan Formal. Depok : FTA

Page 18: Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyenangkan
Page 19: Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyenangkan
Page 20: Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyenangkan
Page 21: Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyenangkan

PERMAINAN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

Oleh :

EVA IMANIA ELIASA, S.Pd DKK

A. PENTINGNYA PERMAINAN

Permainan (play) adalah suatu kegiatan yang menyenangkan yang dilaksanakan untuk kepentingan kegiatan itu sendiri ( Santrock, 2002). Erikson dan Freud : Permainan adalah suatu bentuk penyesuaian diri manusia yang sangat berguna menolong anak menguasai kecemasan dan

Page 22: Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyenangkan

konflik. Piaget melihat permainan sebagai suatu metode yang meningkatkan perkembangan kognitif anak-anak

B. JENIS-JENIS PERMAINAN

1. Permainan Sensorimotor ( Praktis )

Menggunakan semua indera dengan menyentuh, mengeksplorasi benda, berlari, melompat, meluncur, berputar,melempar bola

1. Permainan Sombolis ( Pura-pura )

Terjadi ketika anak mentransformasikan lingkungan fisik ke suatu simbol, sehingga bersifat dramatis dan sosiodramatis

Dalam permainan pretend, ada 3 hal yang biasa terjadi : alat-alat, alur cerita dan peran.

3. Permainan Sosial

Adalah permainan yang melibatkan interaksi sosial dengan teman sebaya

4. Permainan Konstruktif

Mengombinasikan kegiatan sensorimotor yang berulang dengan representasi gagasan simbolis. Permainan Konstrukstif terjadi ketika anak-anak melibatkan diri dalam suatu kreasi atau konstruksi suatu produk atau suatu pemecahan masalah ciptaan sendiri.

5. Games

Adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kenikmatan dan menyenangkan yang melibatkan aturan dan seringkali kompetisi dengan satu anak atau lebih.

C. FUNGSI BERMAIN

1.  BERMAIN DAN KEMAMPUAN INTELEKTUAL

a.    Merangsang perkembangan kognitif

Dengan permainan sensorimotor, anak akan mengenal permukaan lembut, halus, kasar atau kaku, sehingga meningkatkan kemampuan abstraksi (imajinasi, fantasi)dan mengenal konstruksi, besar-kecil, atas-bawah, penuh-kosong. Melalui permainan dapat menghargai aturan, keteraturan dan logika.

b.   Membangun struktur kognitif

Page 23: Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyenangkan

Melalui permainan, anak akan memperoleh informasi lebih banyak sehingga pengetahuan dan pemahamannya lebih kaya dan lebih mendalam. Bila informasi baru ini ternyata beda dengan yang selama ini diketahuinya, anak mendapat pengetahuan yang baru. Dengan permainan struktur kognitif anak lebih dalam, lebih kaya dan lebih sempurna

c. Membangun kemampuan kognitif

Kemampuan kognitif mencakup kemampuan mengidentifikasi, mengelompokan, mengurutkan, mengamati, meramal, menentukan hubungan sebab-akibat, menarik kesimpulan. Permainan akan mengasah kepekaan anak akan keteraturan, urutan dan waktu juga meningkatkan kemampuan logika.

d. Belajar Memecahkan Masalah

Permainan memungkinkan anak bertahan lama menghadapi kesulitan sebelum persoalan yang ia hadapi dipecahkan. Proses pemecahan masalah ini mencakup imajinasi aktif anak-anak yang akan mencegah kebosanan ( merupakan pencetus kerewelan ada anak )

e. Mengembangkan rentang konsentrasi

Apabila tidak ada konsentrasi atau rentang perhatian yang lama, seorang anak tidak mungkin dapat bertahan lama bermain (pura-pura menjadi dokter,ayah-ibu,guru). Ada yang dekat antara imajinasi dan kemampuan konsentrasi. Imajinasi membantu meningkatkan kemampuan konsentrasi. Anak tidak imajinatif memiliki rentang perhatian (konsentrasinya) pendek dan memiliki kemungkinan besar untuk berperilaku lain dan mengacau.

2. BERMAIN DAN PERKEMBANGAN BAHASA

Bermain merupakan “laboratorium bahasa” buat anak-anak. Di dalam bermain, anak-anak bercakap-cakap dengan teman yang lain, berargumentasi, menjelaskan dan meyakinkan kosakata yang dikuasai anak-anak dapat meningkat karena mereka menemukan kata-kata baru

3. BERMAIN DAN PERKEMBANGAN SOSIAL

1. Meningkatkan sikap sosial

Ketika bermain, anak-anak harus memperhatikan cara pandang lawan bermainnya, dengan demikian akan mengurangi egosentrisnya. Dalam permainan itu pula anak-anak dapat mengetahui bagaimana bersaing dengan jujur, sportif, tahu akan hak dan peduli akan hak orang lain. Anak juga dapat belajar bagaimana sebuah tim dan semangat tim

b. Belajar berkomunikasi

Agar dapat melakukan permainan, seorang anak harus mengerti dan dimengerti oleh teman-temannya, karena permainan, anak-anak dapat belajar bagaimana mengungkapkan pendapatnya, juga mendengarkan pendapat orang lain

Page 24: Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyenangkan

c. Belajar Berorganisasi

Permainan seringkali menghendaki adanya peran yang berbeda, olah karena itu dalam permainan, anak-anak dapat belajar berorganisasi sehubungan dengan penentuan ‘siapa’ yang akan menjadi ‘apa’. Dengan permainan, anak-anak dapat belajar bagaimana membuat peran yang harmonis dan  melakukan kompromi

4. BERMAIN DAN PERKEMBANGAN EMOSI

Bermain merupakan pelampiasan emosi dan juga relaksasi. Fungsi bermain untuk perkembangan emosi :

1. Kestabilan emosi

Ada tawa, senyum dan ekspresi kegembiraan lain dalam bermain.

Kegembiraan yang dirasakan bersama mengarah pada kestabilan emosi anak

b. Rasa kompetensi dan percaya diri

Bermain menyediakan kesempatan pada anak-anak mengatasi situasi.Kemampuan ini akan membentuk rasa kompeten dan berhasil. Perasaan mampu ini pula dapat mengembangkan percaya diri anak-anak. Selain itu, anak-anak dapat membandingkan kemampuan pribadinya dengan temannya sehingga dia dapat memandang dirinya lebih wajar (mengembangkan konsep diri yang realistis)

c. Menyalurkan keinginan

Didalam bermain, anak-anak dapat menentukan pilihan, ingin menjadi apa dia. Bisa saja ia ingin menjadi ‘ikan’, bisa juga menjadi ‘komandan’ atau menjadi ‘pasukan perang’nya atau menjadi seorang putri.

d. Menetralisir emosi negatif

Bermain menjadi “katup” pelepasan emosi negatif, misalnya rasa takut, marah, cemas dan memberi kesempatan untuk menguasai pengalaman traumatik.

e. Mengatasi konflik

Di dalam bermain, sangat mungkin akan timbul konflik antar anak dengan lainnya, karena itu anak-anak bisa belajar alternatif untuk menyikapi atau menangani konflik yang ada.

f. Menyalurkan agresivitas secara aman

Bermain memberikan kesemapatan bagi anak-anak untuk menyalurkan agresivitasnya secara aman. Dengan menjadi ‘raja’ misalnya, anak dapat merasa ‘mempunyai kekuasaan’ dengan

Page 25: Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyenangkan

demikian anak-anak dapat mengekspresikan emosinya secara intens yang mungkin ada tanpa merugikan siapapun

5. BERMAIN DAN PERKEMBANGAN FISIK

a.   Mengembangkan kepekaan penginderaan

Dengan bermain, anak-anak dapat mengenal berbagai tekstur : halus, kasar, lembut; mengenal bau; mengenal rasa; mengenal warna

b. Mengembangkan ketrampilan motorik

Dengan bermain seorang anak dapat mengembangkan kemampuan motorik, seperti berjalan, berlari, melompat, bergoyang mengangkat, menjinjing, melempar, menangkap, memanjat, berayun dan menyeimbangkan diri. Selain itu, anak dapat belajar merangkai, menyusun, menumpuk, mewarnai dan menggambar

c. Menyalurkan energi fisik yang terpendam

Bermain dapat menyalurkan energi berlebih yang ada diantara anak-anak, mis : kejar-kejaran. Energi berlebih yang tidak disalurkan dapat membuat anak-anak tegang, gelisah dan mudah tersinggung.

6. BERMAIN DAN KREATIVITAS

Dalam bermain, anak-anak dapat berimajinasi sehingga dapat meningkatkan daya kreativitas anak-anak. Adanya kesempatan untuk berfikir antara batas-batas dunia nyata menjadikan anak – anak dapat mengenal proses berfikir yang lebih kreatisif yang akan sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari

D. ROLE PLAYING – BERMAIN PERAN

Adalah permainan yang biasa dilakukan anak-anak dimana dalam permainan tersebut meniru kegiatan atau pekerjaan orang dewasa. Dr. Kresno Mulyadi,SpKJ menyebut 8 manfaat bermain peran :

1. Menggali imajinasi2. Menambah kemampuan bahasa3. Membangun sosialisasi4. Menyelesaikan masalah5. Mengembangkan kepemimpinan6. Menggali rasa percaya diri7. Berpikir abstrak8. Mengekplorasi dunia dengan kaca mata anak-anak

Contoh Bermain Peran :

Page 26: Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyenangkan

1. Permainan miniatur : alat berat, binatang, boneka2. Alat rumah tangga mainan3. Mainan berkarakter tokoh kartu4. Kostum peran tertentu

Keuntungan Bermain :

1. Membuang ekstra energi2. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh3. Aktivitas yang dilakukan dapat meningkatkan nafsu makan4. Anak belajar mengontrol diri5. Berkembangnya berbagai ketrampilan yang akan berguna bagi hidupnya6. Meningkatkan daya kreatifitas7. Mendapatkan kesempatan menemukan arti dari benda-benda disekitarnya8. Cara mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan9. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya10. Kesempatan mengikuti aturan11. Kesemoatan mengelola emosi, saat pihaknya menang atau kalah12. Sarana mengembangkan kemampuan intelektualnya

Permainan merupakan salah satu media bimbingan dan konseling dalam menghadapi konseli, khususnya terhadap anak karena terkadang anak tidak mampu mengatakan tetapi dapat menunjukkan dalam perilakunya

( with play provides one of the best ways to communicate with children and “see their world” or “a window into the child`s world”)

Play therapy , suatu teknik terapi yang dilakukan untuk menghadapi konseli, utamanya  yang mengalami gangguan mental seperti phobia, anxiety, trauma, underconvidence, child abuse, alcoholics & addicts, child victims of incest, allergies,stutering

Dengan teknik tertentu dan tujuan tertentu membantu konseli menuju ke arah kebahagiaan

Permainan dalam bimbingan dan konseling sangat dipakai dalam :

1. situasi krisis ( korban gempa bumi, tsunami, angin )2. panti sosial3. Rehabilitasi

Dengan bermain, anak belajar bermakna

(Iirdekamp & Rosegrant,1992) bahwa belajar secara bermakna, bila :

1. Merasa permainan secara psikologis serta kebutuhan fisik terpenuhi2. Dapat mengkonstruksi pengetahuan3. Belajar melalui interaksi sosial dengan orang dewasa serta anak lain4. Belajar melalui bermain

Page 27: Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyenangkan

5. Minat serta kebutuhan anak untuk mengetahui terpenuhi6. Unsur variasi individual anak diperhatikan

REFERENSI :

Kevin J.O`Connor.1994.Hand Book of Play Therapy.Canada:A.Wiley Interscience Publication John Santrock.2006.Life Span Development.Jakarta:Penerbit Erlangga Yusi Riksa.2008.Konsep dan Aplikasi BK : Aktivitas Bermain Sebagai Strategi Pengembangan

Belajar Bermakna.PPB UPI Pamela O.Parsley.What A School Administrasion Need To Know: About Expressive Art And Play

Media In School Counseling Journal Proquest Dokumentasi Kelompok

Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss yang hidup tahun 1896-1980. Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata—skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya— dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme, yang berarti, tidak seperti teori nativisme (yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan. Untuk pengembangan teori ini, Piaget memperoleh Erasmus Prize. Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia:

Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun) Periode praoperasional (usia 2–7 tahun) Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun) Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)

Psikologi kognitif adalah salah satu cabang dari psikologi dengan pendekatan kognitif untuk memahami perilaku manusia. Psikologi kognitif mempelajari tentang cara manusia menerima, mempersepsi, mempelajari, menalar, mengingat dan berpikir tentang suatu informasi.

Periode sensorimotor

Menurut Piaget, bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain juga dorongan untuk mengeksplorasi dunianya. Skema awalnya dibentuk melalui diferensiasi refleks bawaan tersebut. Periode sensorimotor adalah periode pertama dari empat periode. Piaget berpendapat bahwa tahapan ini menandai perkembangan kemampuan dan pemahaman spatial penting dalam enam sub-tahapan:

Page 28: Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyenangkan

1. Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam minggu dan berhubungan terutama dengan refleks.

2. Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai empat bulan dan berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan.

3. Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat sampai sembilan bulan dan berhubungan terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan.

4. Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia sembilan sampai duabelas bulan, saat berkembangnya kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu yang permanen walau kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi objek).

5. Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua belas sampai delapan belas bulan dan berhubungan terutama dengan penemuan cara-cara baru untuk mencapai tujuan.

6. Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan tahapan awal kreativitas.

Tahapan praoperasional

Tahapan ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Dengan mengamati urutan permainan, Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah akhir usia dua tahun jenis yang secara kualitatif baru dari fungsi psikologis muncul. Pemikiran (Pra)Operasi dalam teori Piaget adalah prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap objek-objek. Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai. Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan semua benda bulat walau warnanya berbeda-beda.

Menurut Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan sensorimotor dan muncul antara usia dua sampai enam tahun. Dalam tahapan ini, anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Bagaimanapun, mereka masih menggunakan penalaran intuitif bukan logis. Di permulaan tahapan ini, mereka cenderung egosentris, yaitu, mereka tidak dapat memahami tempatnya di dunia dan bagaimana hal tersebut berhubungan satu sama lain. Mereka kesulitan memahami bagaimana perasaan dari orang di sekitarnya. Tetapi seiring pendewasaan, kemampuan untuk memahami perspektif orang lain semakin baik. Anak memiliki pikiran yang sangat imajinatif di saat ini dan menganggap setiap benda yang tidak hidup pun memiliki perasaan.

Tahapan operasional konkrit

Tahapan ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan. Muncul antara usia enam sampai duabelas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai. Proses-proses penting selama tahapan ini adalah:

Pengurutan—kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil.

Page 29: Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyenangkan

Klasifikasi—kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan)

Decentering—anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap cangkir lebar tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding cangkir kecil yang tinggi.

Reversibility—anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya.

Konservasi—memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain.

Penghilangan sifat Egosentrisme—kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai contoh, tunjukkan komik yang memperlihatkan Siti menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Ujang memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru Siti kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan bahwa Siti akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang.

Tahapan operasional formal

Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam teori Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada "gradasi abu-abu" di antaranya. Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial. Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap operasional konkrit.

Informasi umum mengenai tahapan-tahapan

Keempat tahapan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Page 30: Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyenangkan

Walau tahapan-tahapan itu bisa dicapai dalam usia bervariasi tetapi urutannya selalu sama. Tidak ada ada tahapan yang diloncati dan tidak ada urutan yang mundur.

Universal (tidak terkait budaya) Bisa digeneralisasi: representasi dan logika dari operasi yang ada dalam diri seseorang berlaku

juga pada semua konsep dan isi pengetahuan Tahapan-tahapan tersebut berupa keseluruhan yang terorganisasi secara logis Urutan tahapan bersifat hirarkis (setiap tahapan mencakup elemen-elemen dari tahapan

sebelumnya, tapi lebih terdiferensiasi dan terintegrasi) Tahapan merepresentasikan perbedaan secara kualitatif dalam model berpikir, bukan hanya

perbedaan kuantitatif

Proses perkembangan

Seorang individu dalam hidupnya selalu berinteraksi dengan lingkungan. Dengan berinteraksi tersebut, seseorang akan memperoleh skema. Skema berupa kategori pengetahuan yang membantu dalam menginterpretasi dan memahami dunia. Skema juga menggambarkan tindakan baik secara mental maupun fisik yang terlibat dalam memahami atau mengetahui sesuatu. Sehingga dalam pandangan Piaget, skema mencakup baik kategori pengetahuan maupun proses perolehan pengetahuan tersebut. Seiring dengan pengalamannya mengeksplorasi lingkungan, informasi yang baru didapatnya digunakan untuk memodifikasi, menambah, atau mengganti skema yang sebelumnya ada. Sebagai contoh, seorang anak mungkin memiliki skema tentang sejenis binatang, misalnya dengan burung. Bila pengalaman awal anak berkaitan dengan burung kenari, anak kemungkinan beranggapan bahwa semua burung adalah kecil, berwarna kuning, dan mencicit. Suatu saat, mungkin anak melihat seekor burung unta. Anak akan perlu memodifikasi skema yang ia miliki sebelumnya tentang burung untuk memasukkan jenis burung yang baru ini.

Asimilasi adalah proses menambahkan informasi baru ke dalam skema yang sudah ada. Proses ini bersifat subjektif, karena seseorang akan cenderung memodifikasi pengalaman atau informasi yang diperolehnya agar bisa masuk ke dalam skema yang sudah ada sebelumnya. Dalam contoh di atas, melihat burung kenari dan memberinya label "burung" adalah contoh mengasimilasi binatang itu pada skema burung si anak.

Akomodasi adalah bentuk penyesuaian lain yang melibatkan pengubahan atau penggantian skema akibat adanya informasi baru yang tidak sesuai dengan skema yang sudah ada. Dalam proses ini dapat pula terjadi pemunculan skema yang baru sama sekali. Dalam contoh di atas, melihat burung unta dan mengubah skemanya tentang burung sebelum memberinya label "burung" adalah contoh mengakomodasi binatang itu pada skema burung si anak.

Melalui kedua proses penyesuaian tersebut, sistem kognisi seseorang berubah dan berkembang sehingga bisa meningkat dari satu tahap ke tahap di atasnya. Proses penyesuaian tersebut dilakukan seorang individu karena ia ingin mencapai keadaan equilibrium, yaitu berupa keadaan seimbang antara struktur kognisinya dengan pengalamannya di lingkungan. Seseorang akan selalu berupaya agar keadaan seimbang tersebut selalu tercapai dengan menggunakan kedua proses penyesuaian di atas.

Dengan demikian, kognisi seseorang berkembang bukan karena menerima pengetahuan dari luar secara pasif tapi orang tersebut secara aktif mengkonstruksi pengetahuannya.

Page 31: Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyenangkan

Isu dalam perkembangan kognitif[1]

Isu utama dalam perkembangan kognitif serupa dengan isu perkembangan psikologi secara umum.

[sunting] Tahapan perkembangan

Perbedaan kualitatif dan kuantitatif

Terdapat kontroversi terhadap pembagian tahapan perkembangan berdasarkan perbedaan kualitas atau kuantitas kognisi.

Kontinuitas dan diskontinuitas

Kontroversi ini membahas apakah pembagian tahapan perkembangan merupakan proses yang berkelanjutan atau proses terputus pada tiap tahapannya.

Homogenitas dari fungsi kognisi

Terdapat perbedaan kemampuan fungsi kognisi dari tiap individu

[sunting] Natur dan nurtur

Kontroversi natur dan nurtur berasal dari perbedaan antara filsafat nativisme dan filsafat empirisme. Nativisme mempercayai bahwa pada kemampuan otak manusia sejak lahir telah dipersiapkan untuk tugas-tugas kognitif. Empirisme mempercayai bahwa kemampuan kognisi merupakan hasil dari pengalaman.

[sunting] Stabilitas dan kelenturan dari kecerdasan

Secara relatif kecerdasan seorang anak tetap stabil pada suatu derajat kecerdasan, namun terdapat perbedaan kemampuan kecerdasan seorang anak pada usia 3 tahun dibandingkan dengan usia 15 tahun.

[sunting] Sudut pandang lain

Pada saat ini terdapat beberapa pendekatan yang berbeda untuk menjelaskan perkembangan kognitif.

Teori perkembangan kognitif neurosains [2]

Kemajuan ilmu neurosains dan teknologi memungkinkan mengaitkan antara aktivitas otak dan perilaku. Biologis menjadi dasar dari pendekatan ini untuk menjelaskan perkembangan kognitif. Pendekatan ini memiliki tujuan untuk dapat mengantarai pertanyaan mengenai umat manusia yaitu

Page 32: Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyenangkan

1. Apakah hubungan antara pemikiran dan tubuh, khususnya antara otak secara fisik dan

mental proses2. Apakah filogeni atau ontogeni yang menjadi awal mula dari struktur biologis yang

teratur

Teori Konstruksi pemikiran-sosial

Selain biologi, konteks sosial juga merupakan salah satu sudut pandang dari perkembangan kognitif. Perspektif ini menyatakan bahwa lingkungan sosial dan budaya akan memberikan pengaruh terbesar terhadap pembentukan kognisi dan pemikiran anak. Teori ini memiliki implikasi langsung pada dunia pendidikan. Teori Vygotsky menyatakan bahwa anak belajar secara aktif lebih baik daripada secara pasif. Tokoh-tokohnya diantaranya Lev Vygotsky, Albert Bandura, Michael Tomasello

Teori Theory of Mind (TOM)

Teori perkembangan kognitif ini percaya bahwa anak memiliki teori maupun skema mengenai dunianya yang menjadi dasar kognisinya. Tokoh dari ToM ini diantaranya adalah Andrew N. Meltzoff