makalah pemb islami yang menyenangkan

27
PEMBELAJARAN ISLAMI YANG MENYENANGKAN MAKALAH Oleh INDRI FAHRUL SIDIQ, S.Pd SDIT FITHRAH INSANI 2 JL LASWI NO 177 A TELP 02270073223

Upload: indri-fahrul-sidiq

Post on 10-Sep-2015

238 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Contoh langkah-langkah pembelajaran matematika dengan unsur islam.

TRANSCRIPT

PEMBELAJARAN ISLAMI YANG MENYENANGKAN

MAKALAH

OlehINDRI FAHRUL SIDIQ, S.Pd

SDIT FITHRAH INSANI 2JL LASWI NO 177 A TELP 022700732232014

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya haturkan pada Dzat yang maha Ghofur, Dzat yang maha mengatur, karena berkat rahmat-Nya untaian kata melalui kalimat dalam makalah ini dapat terselesaikan, shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpah kepada jujunan alam yakni Nabi Muhammad SAW, juga kepada para keluarga, sahabat serta seluruh umat sampai akhir zaman.Alhamdulillah akhirnya saya bisa menyelesaikan tugas makalah ini,mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini banyak kesalahan serta kekurangannya. Semoga kesalahan tersebut dapat dijadikan suatu media pembelajaran agar dapat lebih baik untuk kedepannya. Karena saya sadari tak ada gading yang tak retak. Begitu pula dalam kehidupan manusia.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi diri saya pribadi serta menjadi setitik sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang amat luas dan menjadi amal ibadah bagi kita semua yang senantiasa ditempatkan disisi Allah SWT. Amiin

Bandung, Oktober 2014

Indri Fahrul Sidiq

DAFTAR ISIHalKATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiBAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang1B. Tujuan1BAB II PEMBAHASANA. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, danMenyenangkan2B. Integrasi Pendidikan Islami3C. Implementasi Keislaman6BAB III PENUTUPA. Kesimpulan14B. Saran14DAFTAR PUSTAKA15

Pembelajaran Islami yang MenyenangkanPage ii

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangPuji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wataala yang telah memberi rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya kepada kita sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tanpa ada halangan apapun. Sholawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,yang kita tunggu-tunggu syafaatnya didunia maupun diakhirat kelak.Seorang guru harus memiliki kemampuan untuk membuat suatu pembelajaran menjadi menyenangkan. Berbagai upaya dapat dilakukan dengan cara menggunakan metode, model atau media pembelajaran. Penulis ingin mencoba merancang pembelajaran yang menyenangkan dengan cara mengintegrasikan dengan nilai-nilai IslamiIlmu matematika merupakan ilmu hitung yang sangat berguna bagi kehidupan masyarakat sehari-hari. Didalam agama juga terdapat ilmu matematika, teorema phithagoras juga digunakan dalam agama misalnya untuk mengetahui arah Kiblat. Karena arah Kiblat sangat berpengaruh dalam sholat apabila Kiblatnya salah maka sholat kita tidak sah. Hal ini terbukti dengan adanya beberapa tokoh islam yang bukan hanya menguasai ilmu agama tapi juga ilmu dunia salah satunya adalah Ibnu Haytham yang telah memberikan jasa besar terhadap kemajuan matematika.

B. TujuanMakalah ini saya susun dengan tujuan sebagai bahan referensi tentang pembelajaran islami yang menyenangkan, dalam hal ini terutama yang berhubungan dengan memecahkan masalah pada bangun datar yang berkaitan dengan teorema pythagoras.Selain itu, juga bertujuan agar guru dalam memberikan materi ilmu matematika bisa mengkaitankan dengan unsur keislaman. oleh karena itu guru dituntut untuk mempunyai jiwa keislaman yang matang, agar makalah ini bisa digunakan sebagaimana mestinya.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, danMenyenangkanPeraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar nasional Pendidikan pada pasal 19, ayat 1 mengamanatkan bahwa: Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kemudian dalam pasal 28, ayat 1 mengamanatkan bahwa: Yang dimaksud dengan pendidik sebagai agen pembelajaran (learning agent) pada ketentuan ini adalah peran pendidik sebagai fasilitator, motivator, pemacu, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik. Berdasarkan kutipan regulasi pendidikan tersebut, dapat dipahami secara jelas bahwa proses pendidikan dan pembelajaran pada satuan pendidikan manapun, secara yuridis formal dituntut harus diselenggarakan secara aktif, inovatif, kreatif, dialogis, demokratis dan dalam suasana yang mengesankan dan bermakna bagi peserta didik. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa perundangan dan peraturan pendidikan yang berlaku di Indonesia, mengindikasikan pentingnya diterapkan strategi pembelajaran yang memperdayakan peserta didik. Dalam konteks ini, PAKEM sebagai salah satu pembelajaran yang telah dikembangkan dan sedang gencar dipromosikan implementasinya dalam praktik dunia pendidikan di Indonesia, memiliki singgungan dan relevansi yang kuat terhadap apa yang menjadi tuntutan yuridis formal ini (Ismail, 2008: 49-50).Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak guru saat ini cenderung pada pencapaian target materi kurikulum dan lebih mementingkan pada penghafalan konsep bukan pada pemahaman. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang selalu didominasi oleh guru. Dalam penyampaian materi, biasanya guru menggunakan metode ceramah yang dalam pelaksanaannya siswa hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang disampaikan guru dan sedikit peluang bagi siswa untuk bertanya. Dengan demikian, suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga siswa menjadi pasif.Jika secara psikologis siswa kurang tertarik dengan metode yang digunakan guru, maka dengan sendirinya siswa akan memberikan umpan balik psikologis yang kurang mendukung dalam proses pembelajaran. Indikasinya adalah timbul rasa tidak simpati terhadap guru, tidak tertarik dengan materi-materi pembelajaran, dan lama-kelamaan timbul sikap acuh tak acuh terhadap mata pelajaran.Dalam hal peningkatan prestasi belajar siswa ini diperlukan guru kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh prestasi belajar yang optimal.

B. Integrasi Pendidikan IslamiTinjauan kritis terhadap dunia Pendidikan secara global seringkali ditanggapi dengan nada pesimis. Berbagai upayarecoveryuntuk menjawab rasa pesimistik terus dilakukan, salahsatunya memperbaiki kurikulum sesuai tuntutan masyarakat. Menurut Mastuhuhal-hal pokok yang harus diperhatikan antara lain:1. Kesesuaian dengan visi-misi, orientasi, tujuan, lengkap dengan kecerdasan komplit yang ingin dikembangkan. Struktur, komposisi, jenis, jenjang, dan jumlah mata pelajaran lengkap dengan bobot isi dan waktu pelajaran merupakan penjabaran lebih lanjut dari visi, misi, orientasi dan tujuan yang ingin dicapai menurut level atau tingkat-tingkat kelas.2. Seiring prinsip otonomitas dalam menyelenggarakan pendidikan bermutu, maka sebaiknya masing-masing penyelenggara perguruan merencanakan kurikulumnya sendiri sesuai dengan pandangannya, namun harus tetap dalam rambu-rambu kebangsaan, kebernegaraan danmatched dengan tantangan lokal dan global.Pendapat Mastuhu diatas menggelitik ruang sensitif dalam wadah sosial kebangsaan secara luas. Bahwa pendidikan di Indonesia secara umum masih harus menggambarkan citra dan watak kepribadian bangsanya sendiri. Sudah semestinya sebagai insan pendidikan memperhatikan irisan dan daya adaftivitas terhadap pola dan model pendidikan yang bervisi-misi ke-Indonesiaan. Mungkin dewasa ini sudah menjadi pemandangan yang biasa apabila kita melihat peserta didik memiliki perilaku budaya yang bertolak belakang dengan norma sosial masyarakatnya. Hal ini tentunya berawal dari cita-cita dan tujuan yang termuat dalam kurikulum secara jernih.Melihat muatan nilai pendidikan yang serba samar dan terlalu beraroma Barat akhir-akhir ini beredar wacana untuk mengislamkan ilmu pengetahuan. Dalam arti ini dapat dikatakan bahwa islamisasi ilmu pengetahuan merupakan solusi alternatif-strategis. Upaya ini merupakan hal menggembirakan apabila faktor teknis dan non-teknis turut serta menyuburkan iklim tersebut. Tetapi apabila hanya bersifateuforia, tentunya sangat disesalkan. Alih-alih mencari solusi alternatif strategis kenyataannya bisa saja menjadi solusi alternatif strategis bagi golongan tertentu yang hanya mencari keuntungan dari opini publik yang memang potensinya besar karenakan mayoritas penduduknya Muslim.Cerminan kurikulum Islami harus memuat prinsip: a) Mengandung nilai kesatuan dasar bagi persamaan nilai Islam pada setiap waktu dan tempat; b) mengandung nilai kesatuan kepentingan dalam mengembangkan misi ajaran Islam; c) mengandung materi yang bermuatan pengembangan spiritual, intelektual dan jasmaniah.Hal di atas mengisyaratkan bahwa implementasi kurikulum pendidikan Islami mendapatkan porsi yang strategis dalam melengkapi kurikulum pendidikan umum artinya proses pembelajaran antara pendidikan umum dan agama menjadi poros utama dalam menciptakan sumber daya manusia yang berwawasan imtak dan iptek, sehingga nilai tambah yang didapatkan siswa dengan diterapkannya pembelajaran yang berwawasan Islami, mengarahkan siswa pada moral, akhlak dan prilaku yang lebih baik, dapat menumbuhkan minat dan kesadaran siswa yang menghasilkan kecerdasan secaraintegrated['kecerdasan komplit']antara kecerdasan Intelektual [IQ], kecerdasan Emosional [EQ], kecerdasan Spritiual [SQ], dan berpusat (bersumber) pada kecerdasan Religi [RQ].Mengapa islmisasi ilmu pengetahuan merupakan langkah solusi alternatif strategis? Dalam lingkup yang luas, masih adanya anggapan masyarakat yang menyatakan bahwa tidak terdapat kaitan antara ilmu pengetahuan umum dengan agama, keduanya bekerja pada wilayah yang berbeda. Inilah salah satu bentuk dikotomi ilmu yang sudah meresap pada peredaran darah masyarakat yang menimbulkan permasalahan kompleks dan sistemik terhadap pola pendidikan sehingga perlu untuk diantisipasi.Pertentangan dualisme sistim pendidikan ini menghasilkan kehidupan yang dialami anak-anak menjadi paradoks, disatu sisi mereka mendapatkan materi moral (agama), disisi lain mereka mendapatkan suguhan-suguhan yang bersifat amoral seperti kekerasan, porno aksi dan pornografi. Hal ini terjadi secara mengglobal di dunia. Sampai disini peran pendidikan nilai belum menyentuh secara menyeluruh.Dalam lingkup yang lebih spesifik, permasalahan aktual pendidikan agama di sekolah umum adalah ketidaksesuaian hasil pendidikan agama yang diajarkan di sekolah dengan tuntutan orangtua dan masyarakat pada umumnya. Pendidikan agama hanya berorientasi pada proses transfer pengetahuan-agama dan belum sampai pada pembinaan komitmen moral mereka yang dalam bahasa agama kita sebuttammimu makarim al-akhlak. Orangtua dan masyarakat pada umumnya memposisikan dirinya lepas dari tanggungjawab penyelenggaraan pendidikan agama. Inilah permasalahan utama pendidikan agama dan umum di sekolah yaitu terputusnya tiga jaringan yang saling berhubungan dalam pelaksanaan pendidikan agama yaitu sekolah, keluarga dan masyarakat sebagai suatu kesatuan sistem. Imran Siregar[5]mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor penyebab permasalahan tersebut:1. Proses belajar mengajar mata pelajaran pendidikan agama di sekolah diperlakukan sama dengan pelajaran umum.2. Karakteristik mata pelajaran agama adalah menanamkan nilai-nilai, sikap dan perilaku siswa. Kurikulum yang dibutuhkan adalah memuat materi tentangmateri esensialyang berorientasi padaprocess basebukan padacontent base.3. Belum terselenggaranya secara optimal koordinasi, komunikasi dan sinkronisasi antara keluarga, sekolah dan masyarakat sebagai tiga unsur yang terkait langsung dengan penyelenggaraan pendidikan agama di sekolah.Berdasarkan uraian diatas ada, pertanyaan besar bagi dunia pendidikan bagaimana nilai-nilai pendidikan islami pada pembelajaran di sekolah terintegrasi dengan kebutuhan masyarakat (lingkup makro) dan keluarga (lingkup mikro) dalam meningkatkan kualitas (nilai) tanggungjawab moral dan akhlak siswa? Hal ini bertujuan untuk mendeskripsikan penyelenggaraan integrasi pendidikan Islami di sekolah umum dari sudut pandang keterpaduan antara sekolah, keluarga dan masyarakat.

C. Implementasi Keislaman1. Langkah-langkah PembelajaranA. Pertemuan Pertama (WAKTU 2 X 40 MENIT) Standar KompetensiSiswa mampu mengingat kembali kuadrat dan akar kuadrat, dan menemukan dalil Pythagoras pada bidang datar dalam memecahkan masalah. Kompetensi DasarSiswa diharapkan mampu memecahkan masalah pada bangun datar dengan teorema Pythagoras. Indikator Siswa dianggap telah memiliki kompetensi dasar jika :a. Mampu menemukan teorema Pythagoras.b. Mampu menghitung panjang sisi segitiga siku-siku jika sisi lain diketahui.1) Kegiatan Awal (alokasi waktu 20 menit) Pendahuluan : - guru memberikan salam dan murid menjawabnya kemudian guru memimpin doa sebelum memulai pelajaran. ( alokasi waktu 1 menit ) lampiran 1.- guru mengabsen murid dan menanyakan kabar. (alokasi waktu 4 menit) Apersepsi:mengingat kembali materi bangun datar yang berkaitan dengan teorema Pythagoras. (alokasi 5 menit). Lampiran no. 2 Motivasi :penjajakan minat murid terhadap pembelanjaran metematika islami dengan membahas tokoh-tokoh islam dan pencetus teorema pythagoras (alokasi waktu 10 menit) Lampiran no. 32) Kegiatan Inti (alokasi waktu 30 menit)1. menumbuhkan minat siswa bahwasanya mempelajari matematika dapat menjadi ibadah akhirat. Hal ini sesuai hadits Nabi : Artinya: Dari Rasulullah Shalallahu Alaihiwasallam, banyak amal perbuatan yang menyerupai amal dunia kemudian menjadi amal akhirat karena niat yang baik, dan banyak amal yang menyerupai amal akhirat kemudian menjadi amal dunia karena buruknya niat.(HR. Muslim)[footnoteRef:1] [1: ]

2. Guru memberikan contoh bernuansa Islami yang ada hubungannya dengan teorema Pythagoras. (alokasi waktu 10 menit) 3. Guru dan siswa mendiskusikan materi mengenai teorema Pythagoras dan cara menghitung panjang sisi segitiga siku-siku. (alokasi waktu 20 menit)3) Kegiatan Evaluasi (alokasi waktu 10 menit)Guru mengajak peserta didik untuk mengevaluasi dan merefleksi kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan.4) Kegiatan Akhir (alokasi waktu 20 menit)a. Guru bersama siswa merangkum materi yang telah dipelajari. (alokasi waktu 10 menit)b. Guru memberikan refleksi kepada murid tentang materi yang telah dipelajari. (alokasi waktu 5 menit)c. Guru memberikan PR. (alokasi waktu 4 menit)d. Guru dan murid membaca Hamdalah bersama. (alokasi waktu 1 menit)Pertemuan Kedua (WAKTU 2 X 40 MENIT) Standar KompetensiSiswa mampu mengingat kembali kuadrat dan akar kuadrat, dan menemukan dalil Pythagoras pada bidang datar dalam memecahkan masalah. Kompetensi Dasar Siswa diharapkan mampu memecahkan masalah pada bangun datar dengan teorema Pythagoras. Indikatora. Mampu menghitung diagonal sisi pada bidang datar ( persegi dan persegi panjang )b. Mampu menyelesaikan soal cerita ( dalam kehdupan sehari-hari ) dengan menggunakan teorema Pythagoras.1) Kegiatan Awal (alokasi waktu 20 menit) Pendahuluan:- guru dan murid membaca surat al-Fatihah ( alokasi waktu 1 menit ) Guru mengabsen murid dan menanyakan kabar ( alokasi waktu 4 menit ) Apersepsi:membahas PR yang telah diberikan. (alokasi waktu 15 menit) Lampiran no. 6 Motivasi:menjelaskan manfaat dari materi yang dipelajari dan menerapkan materi teorema Pythagoras dalam perhitungan yang berkaitan dengan Islam. (alokasi waktu 5 menit) Lampiran no. 72) Kegiatan Inti (alokasi waktu 30 menit)Dengan diskusi aktif dan memberikan contoh Islami murid dapat memecahkan masalah tentang teorema Pythagoras pada bidang datar. (alokasi waktu 20 menit) Lampiran no. 83) Kegiatan evaluasi (alokasi waktu 10 menit) Guru mengajak peserta didik untuk mengevaluasi dan merefleksi kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Guru meminta murid untuk membuat contoh mengenai teorema Pythagoras sesuai dengan gambaran yang diberikannya saat pertemuan pertama Guru mengajak murid untuk berdiskusi guna memecahkan masalah tentang teorema Pythagoras pada bidang datar.4) Kegiatan akhir (alokasi waktu 20 menit)a. Guru bersama murid merangkum materi yang dipelajari. (alokasi waktu 10 menit)b. Guru memberikan refleksi terhadap murid tentang materi yang telah dipelajari. (alokasi waktu 9 menit)c. Guru dan murid menbaca Hamdalah bersama-sama. (alokasi waktu 1 menit)2. Implementasi Materi Teorema Pythagoras Dalam Pembelajaran MatematikaSoal soal cerita yang berkaitan dengan teorema Pythagoras : 1. Saat rukuk dalam shalat disunnahkan meluruskan punggung sebagaiman dijelaskan dalam hadits Nabi. Apabila kita mengamati posisi tersebut, maka akan membentuk sudut 900 apabila tinggi ari adalah 140 cm, dan tinggi saat rukuk 80 cm, maka berapa jarak antara kepala dan kaki ari saat rukuk?Penyelesaian:Diket: Tinggi Ari = 140 cmTinggi saat rukuk = 80 cmDitanya: berapa jarak antara kepala dan kaki Ari saat rukuk?Jawab: Misalkan tinggi Ari = ATinggi saat rukuk = t Lebar saat rukuk = A t = aJarak kaki kepala = rr2 = a2 + t2

r =

=

=

= = 100 cmJadi, jarak antara kaki ke kepala adalah 100 cm.2. Sebuah tangga Masjid yang panjangnya 13 m bersandar pada dinding. Jarak kaki tangga dengan dinding 5 m. Berapakah tinggi yang dicapai oleh tangga Masjid tersebut?Jawab :Diketahui:AB = 5 mBC = 13 mDitanya: Berapakah tinggi dinding (AC)?Jawab: = + = - AC = - = = = 12Jadi tinggi dinding adalah 12 m.3. Posisi rumah digambarkan sebagai berikut: Swalayan40 mrumah

Ali diajak ibunya pergi ke swalayan, saat akan pulang waktu sudah menunjukkan pukul 17.50 dan waktunya shalat magrib. Karena ali dan ibu tergolong orang ynag saleh maka mereka selalu berusaha unutk melaksanakan shalat tepat pada waktunya. Sebagaimana perintah Allah dalam surat An-Nisa: 103 :

Artinya : Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.Agar dia samapi di masjid lebih cepat. Berapa jarak yang ditempuh ali jika posisi masjid yang ada pada gambar?Penyelesaian:

Diketahui: Swalayan ( B ) Rumah ( A ) Masjid ( C )Ditanya: jarak yang paling cepat unutk ditempuh?Jawab:Permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan teorema pythagoras yaitu yang memisalkan sebagai berikut.Jarak rumah ke swalayan: LJarak masjid ke rumah: tDan jarak yang ditempuh: rr2 = L2 + t2

r =

=

=

= = 50Jadi, Jarak yang paling pendek yang bisa ditempuh ali dan ibunya adalah 50 m.4. Menunjukkan posisi KabahGambar di bawah menunjukkan posisi kabah. Jika U adalah daerah bagian utara dan S daerah bagian selatan dan K adalah posisi kabah. Jarak K ke U adalah 160 cm dan U ke S adalah 120 cm. Berapakah panjang garis SK atau garis yang mengarahkan ke kiblat?Jawab: Dengan menggunkan permisalan K 1600 cm U Jarak U K = bJarak U S = aJarak S K = r SMaka dicari r2 = a2 + b2

r =

=

=

= r = 2.000.000jadi panjang garis selatan ke kiblat adalah 2 000.000 atau 20 km

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanDalam makalah ini diharapkan dapat memberi referensi dan pandangan mengenai pembelajaran islami yang menyenangkan. Kemudian sebagai contoh bahan ajar ini peserta didik diharapkan selain memahami dan mampu memecahkan masalah pada bangun datar dengan teorema pythagoras, mereka juga dapat mengambil nilai-nilai ajaran islam, karena makalah ini disusun agar siswa mampu melaksanakan pembelajaran dengan baik.Adapun materi yang telah dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:1. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, danMenyenangkan2. Integrasi Pendidikan Islami3. Implementasi KeislamanB. SaranPenulis menyadari bahwa makalah yang telah disusun ini memiliki banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharap kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Agar nantinya lebih bermanfaat bagi kita semua. Amiin amin yaarabbal alamin.

DAFTAR PUSTAKA

Ismail, 2008.Strategi Pembelajaran Agama Islam berbasis Paikem. Semarang: RaSAIL Media Group.Asy-Syaukani,1983,Nailul Author, Beirut: Da al-MaarifHollands, Roy, 1983, Kamus Matematika, Jakarta: Erlangga.Sujatmiko, Ponco, 2005, Matematika kreatif Untuk Kelas VIII SMP / Mts, Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri