bercanda ada batasnya

8
Bercanda Ada Batasnya 537 Share Penulis: Ummu ‘Aisyah Saudariku muslimah, berbeda dengan sabar yang tidak ada batasnya, maka bercanda ada batasnya. Tidak bisa dipungkiri, di saat-saat tertentu kita memang membutuhkan suasana rileks dan santai untuk mengendorkan urat syaraf, menghilangkan rasa pegal dan capek sehabis bekerja. Diharapkan setelah itu badan kembali segar, mental stabil, semangat bekerja tumbuh kembali, sehingga produktifitas semakin meningkat. Hal ini tidak dilarang selama tidak berlebihan. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun Bercanda Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam sering mengajak istri dan para sahabatnya bercanda dan bersenda gurau untuk mengambil hati serta membuat mereka gembira. Namun canda beliau tidak berlebihan, tetap ada batasnya. Bila tertawa, beliau tidak melampaui batas tetapi hanya tersenyum. Begitu pula dalam bercanda, beliau tidak berkata kecuali yang benar. Sebagaimana yang diriwayatkan dalam beberapa hadits yang menceritakan seputar bercandanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seperti hadits dari ‘Aisyahradhiyallahu ‘anha, “Aku belum pernah melihat Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa terbahak-bahak hingga kelihatan amandelnya, namun beliau hanya tersenyum.” (HR. Bukhari dan Muslim) Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu pun menceritakan, para sahabat bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai, Rasullullah! Apakah engkau juga bersendau gurau bersama kami?” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab dengan sabdanya, “Betul, hanya saja aku selalu berkata benar.” (HR. Imam Ahmad. Sanadnya Shahih) Adapun contoh bercandanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah ketika beliaushallallahu ‘alaihi wa sallam bercanda dengan salah satu dari kedua cucunya yaitu Al-Hasan bin Ali radhiyallahu ‘anhu. Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menceritakan,“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menjulurkan lidahnya bercanda dengan Al-Hasan bin Ali radhiyallahu ‘anhu. Ia pun melihat merah lidah beliau, lalu ia

Upload: saatria-dalam-gelap

Post on 07-Dec-2015

224 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kio

TRANSCRIPT

Page 1: Bercanda Ada Batasnya

Bercanda Ada Batasnya

537 Share

Penulis: Ummu ‘Aisyah

Saudariku muslimah, berbeda dengan sabar yang tidak ada batasnya, maka bercanda

ada batasnya. Tidak bisa dipungkiri, di saat-saat tertentu kita memang membutuhkan

suasana rileks dan santai untuk mengendorkan urat syaraf, menghilangkan rasa pegal

dan capek sehabis bekerja. Diharapkan setelah itu badan kembali segar, mental stabil,

semangat bekerja tumbuh kembali, sehingga produktifitas semakin meningkat. Hal ini

tidak dilarang selama tidak berlebihan.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun Bercanda

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam sering mengajak istri dan para sahabatnya bercanda

dan bersenda gurau untuk mengambil hati serta membuat mereka gembira. Namun

canda beliau tidak berlebihan, tetap ada batasnya. Bila tertawa, beliau tidak melampaui

batas tetapi hanya tersenyum. Begitu pula dalam bercanda, beliau tidak berkata kecuali

yang benar. Sebagaimana yang diriwayatkan dalam beberapa hadits yang menceritakan

seputar bercandanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seperti hadits dari

‘Aisyahradhiyallahu ‘anha, “Aku belum pernah melihat Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam tertawa terbahak-bahak hingga kelihatan amandelnya, namun beliau hanya

tersenyum.”(HR. Bukhari dan Muslim)

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu pun menceritakan, para sahabat bertanya kepada

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai, Rasullullah! Apakah engkau juga

bersendau gurau bersama kami?” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

menjawab dengan sabdanya, “Betul, hanya saja aku selalu berkata benar.” (HR. Imam

Ahmad. Sanadnya Shahih)

Adapun contoh bercandanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah ketika

beliaushallallahu ‘alaihi wa sallam bercanda dengan salah satu dari kedua cucunya yaitu

Al-Hasan bin Ali radhiyallahu ‘anhu. Abu Hurairah radhiyallahu

‘anhu menceritakan,“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menjulurkan

lidahnya bercanda dengan Al-Hasan bin Ali radhiyallahu ‘anhu. Ia pun melihat merah

lidah beliau, lalu ia segera menghambur menuju beliau dengan riang

gembira.” (Lihat Silsilah Ahadits Shahihah, no hadits 70)

Page 2: Bercanda Ada Batasnya

Adab Bercanda Sesuai Syariat

Poin di atas cukup mewakili arti bercanda yang dibolehkan dalam syariat. Selain itu, hal

penting yang harus kita perhatikan dalam bercanda adalah:

1. Meluruskan tujuan yaitu bercanda untuk menghilangkan kepenatan, rasa bosan dan

lesu, serta menyegarkan suasana dengan canda yang dibolehkan. Sehingga kita bisa

memperoleh semangat baru dalam melakukan hal-hal yang bermanfaat.

2. Jangan melewati batas. Sebagian orang sering berlebihan dalam bercanda hingga

melanggar norma-norma. Terlalu banyak bercanda akan menjatuhkan wibawa

seseorang.

3. Jangan bercanda dengan orang yang tidak suka bercanda. Terkadang ada orang yang

bercanda dengan seseorang yang tidak suka bercanda, atau tidak suka dengan canda

orang tersebut. Hal itu akan menimbulkan akibat buruk. Oleh karena itu, lihatlah dengan

siapa kita hendak bercanda.

4. Jangan bercanda dalam perkara-perkara yang serius. Seperti dalam majelis penguasa,

majelis ilmu, majelis hakim (pengadilan-ed), ketika memberikan persaksian dan lain

sebagainya.

5. Hindari perkara yang dilarang Allah Azza Wa Jalla saat bercanda.

- Menakut-nakuti seorang muslim dalam bercanda. Rasullullah shallallahu’alaihi wa

sallambersabda, “Janganlah salah seorang dari kalian mengambil barang milik

saudaranya, baik bercanda maupun bersungguh-sungguh.” (HR. Abu Dawud dan

Tirmidzi)

Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda: “Tidak halal bagi seorang muslim

untuk menakut-nakuti muslim yang lain.” (HR. Abu Dawud)

- Berdusta saat bercanda. Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku

menjamin dengan sebuah istana di bagian tepi surga bagi orang yang meninggalkan

debat meskipun ia berada di pihak yang benar, sebuah istana di bagian tengah surga

bagi orang yang meninggalkan dusta meski ia sedang bercanda, dan istana di bagian

atas surga bagi seseorang yang memperbaiki akhlaknya.” (HR. Abu Dawud). Rasullullah

pun telah memberi ancaman terhadap orang yang berdusta untuk membuat orang lain

Page 3: Bercanda Ada Batasnya

tertawa dengan sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Celakalah seseorang yang

berbicara dusta untuk membuat orang tertawa, celakalah ia, celakalah ia.” (HR. Imam

Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi)

- Melecehkan sekelompok orang tertentu. Misalnya bercanda dengan melecehkan

penduduk daerah tertentu, atau profesi tertentu, bahasa tertentu dan lain sebagainya,

yang perbuatan ini sangat dilarang.

- Canda yang berisi tuduhan dan fitnah terhadap orang lain. Sebagian orang bercanda

dengan temannya lalu mencela, memfitnahnya, atau menyifatinya dengan perbuatan

yang keji untuk membuat orang lain tertawa.

6. Hindari bercanda dengan aksi atau kata-kata yang buruk. Allah telah berfirman, yang

artinya, “Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, hendaklah mereka mengucapkan

perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di

antara mereka. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi kalian.” (QS. Al-Isra’:

53)

7. Tidak banyak tertawa. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan agar

tidak banyak tertawa, “Janganlah kalian banyak tertawa. Sesungguhnya banyak tertawa

dapat mematikan hati.” (HR. Ibnu Majah)

8. Bercanda dengan orang-orang yang membutuhkannya.

9. Jangan melecehkan syiar-syiar agama dalam bercanda. Umpamanya celotehan dan

guyonan para pelawak yang mempermainkan simbol-simbol agama, ayat-ayat Al-Qur’an

dan syair-syiarnya, wal iyadzubillah! Sungguh perbuatan itu bisa menjatuhkan pelakunya

dalam kemunafikan dan kekufuran.

Demikianlah mengenai batasan-batasan dalam bercanda yang diperbolehkan dalam

syariat. Semoga setiap kata, perbuatan, tingkah laku dan akhlak kita mendapatkan ridlo

dari Allah, pun dalam masalah bercanda. Kita senantiasa memohon taufik dari Allah agar

termasuk ke dalam golongan orang-orang yang wajahnya tidak dipalingkan saat di kubur

nanti karena mengikuti sunnah Nabi-Nya. Wallahul musta’an.

***

Page 4: Bercanda Ada Batasnya

Diringkas dari: majalah As-Sunnah edisi 09/tahun XI/ 1428 H/2007 M.

Artikel www.muslimah.or.id

537 Share

Tak Ada Artikel Terkait.

28 komentar  • Kirim ke teman • 33,581

Artikel sebelumnya: Hukum Cadar: Kesimpulan Antara 2 Pendapat Ulama (5)

Artikel selanjutnya: Menjaga Kehormatan Wanita Muslimah

Kirim KomentarMohon memberikan komentar yang sesuai dengan topik artikel. Komentar Anda akan kami review

dahulu sebelum ditampilkan.

 Name (wajib) 

 Email (wajib) 

 Website (optional) 

Komentar:

 Notify me of follow up comments via e-mail

28 Komentar

Septira • Jun 6, 2008, 21:04

Memang benar bercanda ada batasnya, jangan sampai kita bercanda berlebihan sehingga menyakiti hati saudara kita, apalagi sampai kita tidak menyadarinya.Semoga Alloh melindungi kita dari bahaya lisan kita. Amin

sifah • Jun 13, 2008, 21:30

Assalamu’alaikum wr.wbsy mau bertanya… apakah boleh bercanda dengan seorang lelaki yg bukan mahramnya…. ???sy sering bercanda dng temn sy entah akhwat maupun ikhwan…tlong jwbannya…. sukhron jzkwasalamu;alaikumwr.wb

Kirim

Page 5: Bercanda Ada Batasnya

zudan • Jun 14, 2008, 18:04

boleh gak menyapa ahwat / sebaliknya. trutama saat kkn ana bingung kl cuma diem2an jadi gak kompak

aswad  • Jun 20, 2008, 22:39

Syaikh Ibnu Baz rahimahullah berkata: “Bercanda tidak boleh dilakukan terhadap orang yang lebih tua darimu, atau terhadap orang yang tidak bisa bercanda atau tidak dapat menerimanya, atau terhadap perempuan yang bukan mahrammu” (Lihat Qismul ‘Ilmi penerbit Dar Al-Wathan).Tentu yang dimaksud syaikh bahwa tidak boleh bercanda kepada orang yang lebih tua adalah bercanda yang berlebihan yang menjatuhkan muru’ah karena hukum awal bercanda adalah mubah sebagaimana hadits:”Para sahabat Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam pernah saling melempar buah semangka. Namun dalam keseriusan mereka adalah para lelaki sejati” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad, dishahihkan oleh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shahihah)Dan di antara para sahabat tentu ada yang usianya lebih muda dan lebih tua.Bercanda dengan wanita bukan mahrom tidak boleh, sebagaimana dikatakan syaikh Ibn Baz. Terlebih lagi jika kita mengingat besarnya fitnah wanita, sebagaimana hadits:”Tidaklah aku tinggalkan bagi ummatku suatu fitnah yang lebih membahayakan bagi kaum laki-laki selain fitnah wanita” (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, Tirmidzi)Maka bartaqwalah kepada Allah dan jangan bermudah-mudah dalam berinteraksi dengan lawan jenis, apalagi bercanda.@akhi zudanAna juga pernah KKN. Dan sungguh, keinginan untuk kompak sering kali menjadi alasan kita untuk akhirnya melupakan besarnya fitnah wanita. Saran ana banyak2 lah berkonsultasi dengan ustadz saat KKN, kadang kita menganggap keberhasilan program KKN adalah maslahat yang mesti dibela dengan mengorbankan diri terjerumus dalam banyak mafsadat. Padahal kita kurang fasih menimbang maslahat dan mafsadat. So, bertaqwalah kepada Allah dan tanya ustadz.

aswad  • Jun 20, 2008, 22:44

Bila berkenan simak juga tulisan ana tentang bercanda:http://kangaswad.info/?p=68

Dian Ambarawati • Jun 22, 2008, 22:23

Astaghfirullooh…

kalimat itu senantiasa keluar dari hembusan nafasku kala membaca artikel ini…

Astaghfirullooh…aku malu…

Jazakillah khoiron katsir teruntuk ummu Aisyah.. yang sudah ikhlas memposting artikel ini…

Sungguh hati dan jiwa saya tersentak…Alhamdulillah Allah memberikan hidayah ilmu lagi..meskipun belum bisa saya amalkan pada hari ini,namun semangat yang kuat untuk menebus dosa2 saya….memaksa saya tuk memperbaiki diri…insya ALLAH saya akan berjuang sekuat tenaga untuk melawan nafsu bercanda yang kebanyakan keluar dari syariat… yang kebanyakan menghasilkan kemudhorotan…Astaghfirullooh…Sesungguhnya hal ini-lah yang sering saya jumpai…hal inilah yang sering saya lakukan… hingga detik ini…

Lingkungan sangat mempengaruhi… hiks..hiks..hiks..

Ya Allah, bantu aku…bantu aku ya Rabb…dengan Bismillaahirrohmaanirrohiimkuniatkan untuk “mengurangi candaan2 yang tak bermanfaat itu…”Semoga Allah membantuku dalam memperbaiki perbuatan2ku dan menghapuskan dosa2ku….Amin…

=======================

Page 6: Bercanda Ada Batasnya

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah akan memperbaiki perbuatan-perbuatan kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al-Ahzab : 70-71)

Wassalam,

Galih Prasetya  • Jun 26, 2008, 20:50

Alhamdulillah, artikel keren. Ilmunya bisa dijadikan referensi. Izin ngelink ya ? Sedang blogwalking dan menemukan artikel keren ini, subhanallah…

Syukron

cahya • Jul 2, 2008, 20:09

Subhanalloh..

Jazakilah artikelnya ..

Amat Keren :D • Jul 2, 2008, 22:57

Semua becanda memang ada sebuah batasan nya tentunya pada saat yang tepat dan dalam kondisi lawan bicara dalam keadaan tepat pula, dikarenakan tidak semua org suka becanda dan juga tidak semua orang akan suka dengan becandaan kita walaupun kita becanda hanya sekedarnya. tinggal dimana kita dapat menempatkan becanda itu sendiri. persahabatan dan kesenangan dalam berteman ya… salah satunya adalah dengan becanda. karena dengan becanda bisa juga kita bisa menambah keakraban dalam berteman. so… nikmatilah becanda dengan segala persoalan yang ada, karena becanda bisa membuat kita merasa releks. tinggal gimana pendapat anda tentang becanda yang bisa menyenangkan baik hati kita maupun orang lain. KAMPSIAH :P ini semua cuman menurut aku aja sih.. soal becanda itu sendiri… maap deh kalo ada salah kata :D:”>

ririn • Jul 3, 2008, 22:09

bercanda boleh-boleh saja asalkan jangan menyinggung orang lain.emangnya ada yah bercanda tanpa menyinggung orang lain.kebanyakan zaman sekarang orang yang bercanda pasti ujung-ujungnya yah nyakitin orang lain.

wulan • Jul 6, 2008, 3:25

bagus sekali artikel bercanda ada batasnya..jadi sadar nih telah melakukan hal yg salah…

rendahkan pandangan  • Jul 31, 2008, 11:35

KALAU SEDANG BERCANDA JANGAN BANYAK TERTAWA DAN MEMBICARAKAN KEKURANGAN KELEMAHAN TEMANNYA DALAM MENANGKAP ILMU KETIKA SETELAH SELESAI TAK’LIM dan juga kalau sudah mendengar adzan candanya di hentikan segera ngambil air wudhu

hanifah • Aug 3, 2008, 8:01

jazakillah

EnDaH_dErR • Nov 8, 2008, 4:42

AstaGfirullah…..Ya Allah…BgTu Hina hMba mu ini…Btapa SRiNg Hmba beRCnda tnpa mngenaL BTas…

ArTikeL nie menggetuk hati Q tuk tidak BerCnda berLeBihan…

Page 7: Bercanda Ada Batasnya

Moga Allah slalu MembeRi ptunjuk d STiap Lisan Yg KLuaR dr muLuT Q….amin……………..

dianputri • Nov 28, 2008, 22:46

wah…memang kalau sudah becanda suka lupa daratan. Apalagi sama teman-teman. ..:-)

nov  • Dec 30, 2008, 21:41

becanda emang kdng nyenengin tp klo udh klewat batas bs jdi bratem

nita • Jan 14, 2009, 0:49

bagus bgt artikel ini bisa dijadikan informasi + ilmu bagi yng blm tahu

ummu fathimah • Jan 19, 2009, 20:06

jazkillahu khoir sentilan artikelnya:)sebel juga kalau kita lagi serius dan capek, tapi ada yang dengan tanpa rasa bersalah, menagajak bercanda.

rini • Feb 28, 2009, 1:41

assalamu’alaikum……

minta ijin buat copy artikelnya ya???

syukron,jazakillah khair……

SoFiE  • Mar 3, 2009, 20:10

cAkEp….bLeH G neEH wAT NgOpY aRtIcLe nA?Oia MaMpiR JuGa YaWh D’WEbQ…n Jgn LUpA KASiH kOMeNT Na…!

Abul khaer • Aug 9, 2009, 9:56

Makasih banget atas apa yg telah dilakukan oleh pembuat website ini karena dengan adax bacan ini semua hamba Allah yg baca tuh jadi tau kalau canda jangan sampai berlebihan atau jangan sampai nyakitin perasaan orang disekitar kita. Tak lupa pula aq ucapkan terima kasihku kepada Sang Maha Segalax. ALLAHU AKBAR.

Mmm  • Jan 1, 2010, 18:48

Assalamu’alaykum…

ijin Co-Pas ya… buat disalurkan via facebook…Jazakumulloohi Khoiron Katsiir…

fandi • Feb 21, 2010, 2:00

Assalamu Alaikum.. ijin dicopas dan dishare ke fb ya!!! syukran…

sri mulyati • Sep 25, 2010, 7:11

assalamualaikum…maaf aku copi lagi ya artikelnya

Ummu Qoim  • Dec 7, 2010, 6:00

Page 8: Bercanda Ada Batasnya

Artikel menark, maaf ana boleh copas yah….

muhamad iqbal • May 17, 2011, 21:51

banyak sekali manfaat yang bisa saya ambil dari pembahasan ini….. sebagai dasar/ilmu untuk memperbaiki akhlaq…………

fadlah • May 18, 2011, 14:59

assalamualaikum,,ana izin share yy,,syukron,,,

annisa • Dec 6, 2011, 14:46

assalamu’alaikum, izin copy artikel ini ya?syukron..jazakillah khoiron..