bendungan

4

Click here to load reader

Upload: alfath-tje-yoesav

Post on 07-Jul-2016

228 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Bahan seminar Geoteknik

TRANSCRIPT

Page 1: bendungan

BendunganDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasArtikel ini bukan mengenai Bendung.

Bendungan Scrivener, Canberra Australia, dibangun untuk mengatasi banjir 5000-tahunan

Untuk kegunaan lain dari Bendungan, lihat Bendungan (disambiguasi).

Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan.

Kementerian Pekerjaan Umum Indonesia mendefinisikan bendungan sebagai "bangunan yang berupa tanah, batu, beton, atau pasangan batu yang dibangun selain untuk menahan dan menampung air, dapat juga dibangun untuk menampunglimbah tambang atau lumpur."[1]

Bendungan (dam) dan bendung (weir) sebenarnya merupakan struktur yang berbeda.[2] Bendung (weir) adalah struktur bendungan berkepala rendah (lowhead dam), yang berfungsi untuk menaikkan muka air, biasanya terdapat di sungai. Air sungai yang permukaannya dinaikkan akan melimpas melalui puncak / mercu bendung (overflow). Dapat digunakan sebagai pengukur kecepatan aliran air di saluran / sungai dan bisa juga sebagai penggerak pengilingan tradisional di negara-negara Eropa. Di negara dengan sungai yang cukup besar dan deras alirannya, serangkaian bendung dapat dioperasikan membentuk suatu sistem transportasi air. Di Indonesia, bendung dapat digunakan untuk irigasi bila misalnya muka air sungai lebih rendah dari muka tanah yang akan diairi.

Daftar isi  [sembunyikan] 

1Jenis bendungano 1.1Bendungan Separuho 1.2Bendungan kayu

2Contoh bendungano 2.1Bendungan gagal

3Lihat pula

Page 2: bendungan

4Referensi 5Pranala luar

Jenis bendungan[sunting | sunting sumber]

Bendungan Hoover, sebuah bendungan beton lengkung di Black Canyon di Sungai Colorado

Dam dapat diklasifikasikan menurut struktur, tujuan atau ketinggian.

Berdasarkan struktur dan bahan yang digunakan, bendungan dapat diklasifikasikan sebagai dam kayu, "embankment dam" atau "masonry dam", dengan berbagai subtipenya.

Tujuan dibuatnya termasuk menyediakan air untuk irigasi atau penyediaan air di perkotaan, meningkatkan navigasi, menghasilkan tenaga hidroelektrik, menciptakan tempat rekreasi atau habitat untuk ikan dan hewan lainnya, pencegahan banjir dan menahan pembuangan dari tempat industri seperti pertambangan atau pabrik. Hanya beberapa dam yang dibangun untuk semua tujuan di atas.

Menurut ketinggian, dam besar lebih tinggi dari 15 meter dan dam utama lebih dari 150 m. Sedangkan, dam rendah kurang dari 30 m, dam sedang antara 30 - 100 m, dan dam tinggi lebih dari 100 m.

Kadang-kadang ada yang namanya Bendungan Sadel sebenarnya adalah sebuah dike, yaitu tembok yang dibangun sepanjang sisi danau untuk melindungi tanah di sekelilingnya dari banjir. Ini mirip dengan tanggul, yaitu tembok yang dibuat sepanjang sisi sungai atau air terjun untuk melindungi tanah di sekitarnya dari kebanjiran.

Bendungan Pengecek check dam adalah bendungan kecil yang didisain untuk mengurangi dan mengontrol arus erosi tanah.

Bendungan kering dry dam adalah bendungan yang didisain untuk mengontrol banjir. Ia biasanya kering, dan akan menahan air yang bila dibiarkan akan membanjiri daerah dibawahnya.

Bendungan Separuh[sunting | sunting sumber]Bendungan separuh diversionary dam adalah bendungan yang tidak menutup sungai. sebagian dari arus ditampuh di danau terpisah, di depan bendungan.

Bendungan kayu[sunting | sunting sumber]Bendungan kayu kadang-kadang digunakan orang karena keterbatasan lokasi dan ketinggian di tempat ia dibangun. Di Lokasi tempat bendungan kayu dibuat, kayulah bahan yang paling murah, semen mahal dan sulit untuk diangkut. Bendungan kayu dulu banyak digunakan, tapi

Page 3: bendungan

kebanyakan sudah diganti dengan beton, khususnya di negara-negara industri. Beberapa bendungan dam masih dipakai. Kayu juga bahan dasar yang digunakan berang-berang, sering juga ditambah lumpur dan bebatuan untuk membuat bendungan berang-berang.

Kebanyakan bangunan bendungan yang dibangun sebelum abad 20 dirancang tanpa pengkajian geologi karena dibangun pada pondasi yang bagus. Pada awal abad 20 terjadi kehancuran beberapa bendungan, diantaranya Bendungan Austin, Texas, USA pada tahun 1900, Bendungan Austin, Pasadena, USA pada tahun 1911, Bendungan St Francis, Los Angeles, USA pada tahun 1926 dan Bendungan Molare di Itali pada tahun 1935. Setelah tahun 1933 tidak ada bendungan besar yang dibangun tanpa penilaian geologis pada tapak bendungan (Varshney, 1978). Seiring dengan kebutuhan akan bendungan besar pada lokasi yang kurang baik, teknik perbaikan pondasi (foundation treatment) menjadi andalan diregistrasi/dibakukan sejak tahun1930.

Teknologi pemboran (drilling) dan penyuntikan semen bertekanan (pressure grouting) terbukti dapat mereduksi rembesan dan memperbaiki daya dukung batuan. Metode grouting yang semula banyak dipakai untuk teknologi pemboran minyak bumi, kemudian banyak diterapkan untuk teknik sipil. Grouting adalah penyuntikan bahan semi kental (slurry material) ke dalam material tanah/batuan dengan bertekanan dan melalui lubang-lubang pada lapisan/strata yang dituju. Istilah grouting (cementation) sebenarnya semula dipakai untuk bahan Portland cement, apakah semen Portland saja atau dicampur pasir. Namun perkembangan lebih lanjut dengan penambahan lempung, benoit, aspal dan bahan kimia lainnya, istilah grouting menjadi lebih tepat (Legget, 1988).

Perbaikan pondasi (foundation treatment) terutama dibawah tubuh bendungan utama adalah semen tirai (curtain grouting), disusul dengan grouting blanket (blanket grouting) dan grouting konsolidasi (consolidation grouting).

Mengingat pembangunan waduk besar masih dibutuhkan di Indonesia, sementara kondisi geologi yang baik makin langka, sehingga teknologi grouting akan terus diperlukan. Beberapa waduk yang telah selesai dibangun dan dalam tahap operasi dan pemeliharaan ternyata perlu tambahan perawatan (remedial work), diantaranya harus dilakukan pekerjaan grouting tambahan.

Pekerjaan grouting merupakan bagian pekerjaan konstruksi, yaitu sebagai salah satu cara dalam perbaikan pondasi (foundation - treatment) pada bangunan air terutama bendungan. Perbaikan pondasi dengan cara grouting ini diperlukan pada semua tipe bendungan baik tipe urugan maupun beton.

Grouting adalah suatu proses, dimana suatu cairan campuran antara semen dan air diinjeksikan dengan tekanan kedalam rongga, pori, rekahan dan retakan batuan yang selanjutnya cairan tersebut dalam waktu tertentu akan menjadi padat secara fisika maupun kimiawi.

Grouting pondasi adalah proses grouting bubur semen atau bubur grouting yang terdiri dari campuran semen plus aditif dan lempung yang dimasukkan kedalam batuan pondasi bawah permukaan melaui lubang bor untuk menyumbat atau mengisi kekar, retakan, rekahan atau lubang lubang bawah tanah (goa) atau void.

Teknologi grouting seperti metode perbaikan pondasi lainnya bukanlah barang baru namun perkembangannya tergolong tetap. Grouting modern dimulai pada industri pertambangan, terutama berkaitan dengan dengan rembesan besar dan pengendalian

Page 4: bendungan

kekuatan dalam terowong dan sumur tambang. Kemudian dipergunakan di teknik sipil pada konstruksi dan pemeliharaan jalan bawah tanah (subway), pondasi bangunan dalam dan bendungan besar.

Tata cara pelaksanaan grouting semen pada batuan busur semen (PC) atau Portland Cement Grouting telah dibakukan di dalam SNI 03 - 2393 1991