bendungan jatigede adim

25
TUGAS MEKANIKA BATUAN Laporan Ekskursi Bendungan Jati Gede, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat Rizky Adhim Prasetya 07212189 PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI UNIVERSITAS TRISAKTI

Upload: rizkyadhim918349864

Post on 23-Jan-2016

89 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

ASDSADA

TRANSCRIPT

Page 1: BENDUNGAN JATIGEDE ADIM

TUGAS MEKANIKA BATUAN

Laporan Ekskursi Bendungan Jati Gede, Kabupaten Sumedang,

Provinsi Jawa Barat

Rizky Adhim Prasetya

07212189

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI

UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

2015

Page 2: BENDUNGAN JATIGEDE ADIM

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pembangunan Waduk Jatigede

Sungai Cimanuk termasuk sungai besar di Jawa Barat. Hulu sungai ini terletak di kaki

Gunung Papandayan Kabupaten Garut pada ketinggian +2.622 m, panjangnya sekitar

180 km. Tak hanya melewati Kabupaten Garut namun juga tiga kabupaten lainnya di

Jawa Barat yaitu Kabupaten Sumedang, Majalengka, Indramayu, Kuningan, dan Cirebon.

Besar debit Sungai Cimanuk yang terukur di Bendung Rentang adalah Qmax=1.004

m3/det dan Qmin= 4 m3/det dengan ratio= 251. Potensi air Sungai Cimanuk sebesar 4,3

milyar m3 dan hanya dapat dimanfaatkan 28%-nya saja. Tentu saja potensi debit yang

ada belumlah terpakai secara optimal.

Dalam rangka mengembangkan sumber daya DAS Sungai Cimanuk, telah dibangun

beberapa infrastruktur bangunan keairan seperti Bendung Rentang yang mampu

mengairi 90.000 ha sawah. Sayangnya, keberadaan air di Bendung Rentang ini sangat

bergantung pada kondisi debit Sungai Cimanuk sehingga apabila musim kemarau

datang, debit air yang ada selalu defisit untuk kebutuhan irigasi. Untuk itulah

keberadaan Bendungan Jatigede diharapkan mampu memberikan layanan pasokan air

untuk irigasi.

Beberapa alasan lain pembangunan Bendungan Jatigede yaitu di daerah hilir Sungai

Cimanuk tepatnya di daerah Pantura Ciayu Indramayu pada musim kemarau sering

mengalami krisis kekurangan air baku. Hal inilah yang coba dipecahkan dengan adanya

mega tampungan air untuk menjamin ketersediaan air yang dapat diolah menjadi air

baku.

Berbeda pada musim hujan, air yang mengalir di daerah hilir Sungai Cimanuk sangat

banyak. Air yang akan menuju Laut Jawa ini sering meluap sehingga menyebabkan

banjir di daerah Indramayu dan sekitarnya. Bendungan Jatigede inilah yang akan

difungsikan sebagai pengendali banjir untuk daerah tersebut.

Dengan daya tampung air sebesar 1.063 juta m3 (pada kondisi muka air banjir)

dapat menyuplai tenaga listrik sebesar 110 Mega Watt. Pasokan listrik ini merupakan

pasokan listrik tambahan untuk Pulau Jawa. Selama ini pasokan utama listrik Pulau Jawa

Page 3: BENDUNGAN JATIGEDE ADIM

disuplai oleh Bendungan Cirata, Saguling dan Bendungan Jatiluhur. Bendungan Jatigede

direncanakan menjadi bendungan terbesar ke-dua di Indonesia setelah Bendungan

Jatiluhur.

Keunggulan lain adanya waduk, dilihat dari segi perekonomian dapat dijadikan

tempat rekreasi pariwisata. Pariwisata dapat mendatangkan pemasukan kas

pemerintah daerah. Kesempatan ini dapat digunakan dengan baik oleh masyarakat

untuk membuka lapangan usaha di sekitar waduk sehingga dapat menjamin

kesejahteraan masyarakat sekitar.

1.2 Lokasi Bendungan Jatigede

Bendungan Jatigede terletak di Desa Cijeungjing, Kecamatan Jatigede, Kabupaten

Sumedang, Propinsi Jawa Barat. Bendungan Jatigede membendung aliran Sungai

Cimanuk. Pada bagian hulu daerah aliran sungai (DAS) Bendungan Jatigede dibatasi oleh

gunung-gunung antara lain Gunung Guntur, Gunung Kendang, Gunung Papandayan,

Gunung Kasang, Gunung Cikuray dan Gunung Putri. Sungai Cimanuk memiliki beberapa

anak sungai antara lain Sungai Cimanuk Hulu, Sungai Cibodas, Sungai Cikamiri, Sungai

Ciojar, Sungai Cipancar, Sungai Cialing, Sungai Cicacaban dan Sungai Cinambo.

Gambar 1.1 Lokasi Bendungan Jatigede

BENDUNGAN JATIGEDE

Page 4: BENDUNGAN JATIGEDE ADIM

Sumber mata air Sungai Cimanuk berasal dari Gunung Papandayan yang terletak di

wilayah Kabupaten Garut. Sungai tersebut mengalir ke arah utara melewati Kabupaten

Garut, Sumedang, Majalengka, Cirebon, Indramayu dan berakhir di Laut Jawa. Sungai

Cimanuk memiliki panjang sungai lebih kurang 130 km dengan catcment area sebesar

3.600 km2. Curah hujan tahunan DAS Cimanuk berkisar diantara 1900 mm hingga 4200

mm dengan curah hujan rerata sebesar 2400 mm.

1.3 Tujuan Pembangunan Proyek Bendungan Jatigede

Bendungan Jatigede dibangun dalam rangka memanfaatkan sumber daya air yang

berasal dari aliran Sungai Cimanuk. Pada musim hujan air yang mengalir di Sungai

Cimanuk cukup banyak, sebagian besar air sungai terbuang ke Laut Jawa dan seringkali

mengakibatkan banjir di area Indramayu dan sekitarnya. Sedangkan pada musim

kemarau air permukaan sangat terbatas sehingga tidak mencukupi keperluan irigasi

90.000 ha lahan pertanian.

Pada bagian hilir lokasi pembangunan Bendungan Jatigede terdapat Bendung Gerak

Rentang yang juga berfungsi sebagai pengatur distribusi air. Namun kapasitas

operasinya hanya mampu mengairi 30.000 ha lahan pertanian.

Selain bertujuan untuk memenuhi kebutuhan air irigasi, pembangunan Waduk

Jatigede juga bertujuan sebagai sumber pembangkit listrik tenaga air (PLTA) 110 MW,

sumber air baku dengan rencana produksi 3.500 liter/detik dan sebagai daerah

pariwisata.

1.4 Ruang Lingkup Proyek Jatigede

Kegiatan proyek pembangunan bendungan ini meliputi civil work dan

hydromechanical work. Civil work meliputi 10 pekerjaan utama, antara lain:

1. Preparatory and General Works

2. Diversion Tunnel

3. Grouting Gallery

4. Access Gallery

5. Coffer Dam Embankment

6. Main Dam

7. Spillway

Page 5: BENDUNGAN JATIGEDE ADIM

8. Irrigation Outlet

9. Service Road

10. First Stage of Headrace and Gate Shaft

Sedangkan hyrdro-mechanical work meliputi 5 pekerjaan utama, antara lain:

1. Preparatory and General Work

2. Diversion Gates

3. Spillway Gates

4. Irrigation Outlet

5. Power Gates

Area lokasi proyek melingkupi Dam Area, Disposal Area, Building Facilities Area,

Borrow Area dan Quarry Area. Dam area adalah area untuk pembangunan tubuh

bendungan dan bangunan kelengkapannya. Disposal area adalah area pembuangan

material galian. Building facilities area adalah area untuk bangunan-bangunan

pendukung seperti kantor, mess, mesjid, batching plant, sement plant dan lain-lain.

Borrow area adalah area lokasi sebagai sumber bahan material tanah dan Quarry

Area adalah area lokasi sebagai sumber bahan material batuan.

Gambar 1.2 Area Proyek Bendungan Jatigede

1.5 Data Teknis Bendungan Jatigede

Page 6: BENDUNGAN JATIGEDE ADIM

Data teknis bendungan merupakan data-data perencanaan dalam membuat desain

bendungan.

1.5.1 Data Hidrologi:

Luas DAS : 1462 km2

Volume aliran air tahunan : 2,5 x 109 m3

1.5.2 Data Waduk:

Muka air banjir maksimum : El. +262

Muka air operasi maksimum (FSL): El. +260

Muka air operasi minimum (MOL) : El. +230

Luas permukaan waduk (El. +262): 41,22 km2

Volume total (gross) (El. +260) : 980 x 106 m3

Volume efektif (antara El. +221 dan El. +260) : 877 x 106 m3

1.5.3 Data Bendungan:

Tipe : Urugan batu, inti tegak

Elevasi mercu bendungan : El. +265

Panjang bendungan : 1715 m

Lebar mercu bendungan : 12 m

Tinggi bendungan maksimum : 110 m

Volume timbunan : 6,7 x 106 m3

1.5.4 Data Bangunan Pelimpah (Spillway)

Lokasi : Di tubuh bendungan

Tipe : Tipe chute dengan 4 pintu radial

Lebar puncak : 52 m (4 x 13,0 m), El. +247

Dimensi radial gates : 4 bh (W=13,0 m ; H=14,5 m)

QPMF : 11000 m3/detik

1.5.5 Data Intake Irigasi:

Lokasi : Di bawah spillway

Elevasi lantai depan : El. +221

Page 7: BENDUNGAN JATIGEDE ADIM

Tipe bangunan : conduit, beton bertulang

Dimensi conduit : b = 3,9m; h = 4,1m;L = 400m

1.5.6 Data Terowongan Pengelak (Diversion Tunnel)

Lokasi : Di bawah spillway

Elevasi inlet : El. +164

Tipe : circular, beton bertulang

Debit rencana (Q100) : 3200 m3/detik

Dimensi terowongan : D = 10m; L = 546m

1.5.7 Data PLTA:

Lokasi : Sebelah kanan bendungan utama

Lantai inlet : El. +221

Terowongan penyalur air : D = 4,5m; L = 3095m

Tinggi terjun : 170m

Tipe turbin : Francis

Kapasitas terpasang : 2 x 55 MW = 110 MW

Produksi rata-rata : 690 GWH/tahun

Page 8: BENDUNGAN JATIGEDE ADIM

BAB II

TEORI DASAR

2.1 Waduk

Waduk ini masih dalam proses pengerjaan, tediri dari lempung kedap air yang tentunya baik

menampung air. Terdapat sebuah terowongan sebagai penyambung tunnel yang berukuran

diameter 5 m panjang 150 m. Fungsi dari terowongan ini adalah menyaring air. Kemudian pada sisi

bagian kanan terdapat penanganan tanggul pasca longsor. Hal tersebut dilakukan dengan cara

sistem bor file yaitu mengebor tanah agar tidak merembes. Penanganan dan pekerjaan di waduk ini

harus diselesaikan sebelum digenangi air. Karena apabila air sudah masuk dan waduk sudah

menampung air, patahan atau penanganan longsor sudah tidak bisa dikerjakan lagi. Elevasi air yang

akan ditampung di waduk ini adalah 100 m-260 m dari permukaan laut. Dan 0,5 m elevasi untuk

mengontrol air.

2.2 Bendungan

Bendungan ini terdiri dari 2 tipe bendungan

1. Bendungan tipe urugan

Urugan ini menggunakan batu dan material khusus di bagian tengah. Formasi nya yaitu btu besar

dibagian luar dan mengecil ke bagian tengah dan di tengah menggunakan material campuran yang

bersifat rapuh namun keras dimana berfungsi sebagai penyerap air yang datang dari bagian waduk.

Bendungan tipe urugan ini tidak sekuat bendungan beton. Hal ini dikarenakan apabila air waduk

sudah melebihi batas elevasi +260,0 m maka dikhawatirkan bendungan urugan ini akan spil dan

menyebabkan kejebolan bendungan urugan. Untuk mengantisipasi hal itu maka digunakan pindu

radial di bagian bendungan beton untuk mengontrol air yang ada.

2. Bendungan beton

Bendungan beton terdiri dari 4 buah celah dengan 1 pintu radial dan 1 buah terowongan kecil di

bagian bawah pintu. Air baku sehari hari akan dialirkan melalui terowongan kecil di bawah tersebut

namun ketika volume air waduk penuh maka pintu radial akan dibuka untuk menghindari jebolnya

bendungan sehingga volume air akan mengalir dari ke 4 celah diatas.

Page 9: BENDUNGAN JATIGEDE ADIM

o Spill way

Spill way atau bangunan pelimpah adalah bagunan yang digunakan untuk melimpahkan air dari waduk. Hal ini dilakukan untuk menghindari banjir dan jebolnya bendungan. Spill way merupakan bendungan beton yang sudah saya jelaskan di sebelumnya.

Bangunan ini terdiri dari 4 bagian yaitu :

Pintu radial gate, berbentuk setengah lingkaran yang dapat ditutup dan dibuka dengan sistem hidrolik sesuai kebutuhan dari ruang kontrol

Jalan air

Plung pool sebagai peredam energi air

Badan 1 spill way dan badan spill way 2

Di dalam terowongan spill way masih terdapat pipa pipa yang tertanam di permukaan beton hingga ke dasar beton atau elevasi 0 m. Yang digunakan sebagai pipa untuk menginjeksikan semen yang diperlukan untuk mengisi ruang ruang, celah atau patahan di bawah permukaan beton agar beton semakin kuat dan stabil.

Kemudian diatas celah celah beton tersebut telah dipasang alat penangkal petir yang fungsinya jelas sebagai penangkal petir. Jika tidak dipasang bisa terjadi kerusakan dan matinya aliran listrik, mesin mesin di areal karena rentannya terkena petir.

o Terowongan pengelak

Page 10: BENDUNGAN JATIGEDE ADIM

Terowongan pengelak ini memiliki 2 tipe penyangga yaitu :

a. Untuk rock mass type 3 atau fair rock berupa shotcrete t=10 cm dengan wiremesh besama sama dengan rockbolt

b. Untuk rock mass type 4 atau poor rock berupa shotcrete t=10 cm dengan wiremesh, rockbolt dan steel rib. Rockbolt d=25 mm,l=6 m dipasang pada jarak kurang dari 2 m. Steel rib menggunakan profile WF 250.250.9.14 dipasang pada jarak 1,0 m pada bagian atas dan dinding terowongan.

Metoda penggalian yang dilakukan adalah peledakan dan sistem pengisian void yang dilakukan adalah grouting. Sistem lining yaitu pengecoran per blok / per segmen dengan jarak 12 meter

o PLTA

Terowongan PLTA ini memiliki 1 tipe proteksi yaitu Untuk rock mass type 4 atau poor rock berupa shotcrete t=10 cm dengan wiremesh, rockbolt dan lattice grider. Rockbolt d=25 mm,l=6 m dipasang pada jarak kurang dari 2 m. Lattice grider menggunakan besi tulangan berdiameter 25 mm dipasang pada jarak 1,5 m pada bagian atas dan dinding terowongan.

Metoda penggalian yang dilakukan adalah peledakan dan sistem pengisian void yang dilakukan adalah grouting. Sistem lining yaitu pengecoran per blok / per segmen dengan jarak 6 meter

Page 11: BENDUNGAN JATIGEDE ADIM

2.3 Penjelasan Umum

2.3.1 Grouting

Grouting adalah salah satu perbaikan pondasi bendungan yang merupakan pekerjaan

masukan bahan yang masih dalam keadaan cair untuk perbaikan tanah, dengan cara tekanan,

sehingga bahan tersebut akan mengisi semua retak-retak dan lubang-lubang, kemudian setelah

beberapa saat bahan tersebut akan mengeras, dan menjadi satu kesatuan dengan tanah yang ada.

2.3.2 Jenis Grouting

Tipe grouting berdasarkan fungsinya antara lain:

1. Curtain Grouting : Untuk mengurangi rembesan air lewat bawah pondasi dan abutment

bendungan, serta mengurangi gaya tekan ke atas

2. Blanket Grouting : Untuk mengurangi gaya tekan ke atas.

3. Consolidation Grouting : Untuk menutup lubang, celah, rekahan yang ada di bawah pondasi

bendungan sehingga menjadi lebih kuat dan menambah modulus deformasi batuan.

Menurut Warner (2005), Grouting dapat dibedakan menjadi 6 tipe, yaitu:

a. Sementasi Penembusan (Permeation Grouting)

Grouting penembusan (permeation Grouting) disebut juga Grouting penetrasi

(penetration Grouting), yang meliputi pengisian retakan, rekahan atau kerusakan pada

batuan, rongga pada sistem pori-pori tanah serta media porous lainnya. Tujuan

Grouting penembusan adalah untuk mengisi ruang pori (rongga), tanpa merubah

formasi serta konfigurasi maupun volume rongga. Grouting jenis ini dapat dilakukan

untuk tujuan penguatan formasi, menghentikan aliran air yang melaluinya,

maupun kombinasi keduanya. Grouting penembusan dapat meningkatkan kohesi

tanah.

Page 12: BENDUNGAN JATIGEDE ADIM

b. Sementasi Pemadatan (Compaction Grouting)

Grouting pemadatan dilakukan dengan cara menginjeksi material Grouting sangat

kaku (stiff) pada tekanan tinggi ke dalam tanah. Grouting pemadatan merupakan

mekanisme perbaikan yang bertujuan untuk meningkatkan daya dukung tanah. Karena

volume struktur pori tanah berkurang, maka permeabilitasnya juga akan berkurang.

Meskipun begitu, Grouting pemadatan tidak dapat sepenuhnya mencegah terjadinya

rembesan. Grouting pemadatan mampu meningkatkan beban tanah untuk

mengompakkan atau memadatkannya.

c. Sementasi Rekahan (Fracture Grouting)

Grouting rekahan dilakukan pada rekahan hidrolik yang terdapat pada tanah

dengan fluida suspensi atau material Grouting slurry, untuk menghasilkan hubungan

antar lensa Grouting dan memberikan penguatan kembali (reinforcement). Umumnya

Grouting rekahan digunakan pada tanah dengan permeabilitas rendah.

Grouting rekahan dapat dilakukan pada beberapa jenis tanah dan kedalam, terutama

sangat baik pada material lempung.

d. Sementasi Campuran/ Jet (Mixing/ Jet Grouting)

Grouting jet dilakukan dengan cara mengikis tanah menggunakan jet bertekanan

tinggi dan injeksi serentak ke dalam tanah yang terganggu dengan jet monitor.

Grouting tipe ini juga dapat digunakan untuk melakukan penyemenan di sekeliling

tiang atau pondasi.

e. Sementasi Isi (Fill Grouting)

Semua rongga yang dihasilkan secara alami maupun buatan, kadang-kadang membutuhkan

suatu pengisian atau penutupan. Pada jaman dahulu, pengisian dilakukan menggunakan

Page 13: BENDUNGAN JATIGEDE ADIM

peralatan yang sama dengan alat Grouting tipe lainnya. Saat ini, Grouting isi dilakukan

menggunakan peralatan khusus dengan campuran concrete atau mortar.

f. Sementasi Vakum (Vacuum Grouting)

Umumnya pekerjaan Grouting dilakukan dengan cara mendorong material

Grouting ke dalam formasi dengan tekanan tinggi. Akan tetapi, pada kondisi tertentu

hasilnya tidak memuaskan. Oleh karena itu, vakum digunakan untuk menyedot

material Grouting masuk ke dalam bagian yang mengalami kerusakan. Kerusakan

tersebut harus diisolasi dari tekanan barometrik terlebih dahulu, sehingga dengan

kondisi yang vakum, material Grouting akan tersedot dan tertarik ke dalam kerusakan

tersebut.

2.3.3 Tujuan dilakukan Grouting

1. Untuk memperkuat formasi dari lapisan tanah dan sekaligus menjadikan lapisan tanah tersebut

menjadi padat, sehingga mampu untuk mendukung beban bangunan yang direncanakan.

Seperti sudah dijelaskan di atas tanah selalu mempunyai lubang-lubang, retak-retak, celah-

celah. Rongga ini harus diisi dengan bahan pengisi yang kuat, sehingga lapisan tanah dibawah

rencana bangunan akan menjadi bagian dari pondasi yang kuat.

sehingga aliran air semakin panjang, karena aliran semakin panjang maka air akan mengalami

kehilangan energi.

Page 14: BENDUNGAN JATIGEDE ADIM

2. Untuk menahan aliran air, misalnya pada bangunan dam, agar air tidak mengalir melalui bawah

bangunan dam. Air yang mengalir di bawah bangunan dam secara bertahun-tahun akan

membawa partikel tanah, yang akan mengakibatkan terjadinya rongga-rongga di bawah

bangunan, dan hal ini dapat membahayakan kestabilan dam tersebut, grouting pada dam ini

biasa disebut Tirai sementasi , guna tirai sementasi ini untuk menghambat laju air,

3. Untuk menahan aliran air tanah agar tidak masuk ke dalam suatu kegiatan bangunan yang

sedang berjalan. Bangunan di bawah permukaan tanah apabila lokasi nya dibawah permukaan

air tanah, akan selalu terganggu oleh adanya air tanah yang masuk dari dinding galian.Namun

biasanya masih dapat diatasi dengan pompa.

2.3.4 Bahan Grouting

Bahan- bahan yang dapat digunakan untuk grouting antara lain:

1. Campuran semen dan air

2. Campuran semen, abu batu dan air

3. Campuran semen, clay dan air

4. Campuran semen,clay, pasir dan air

Page 15: BENDUNGAN JATIGEDE ADIM

5. Asphalt

6. Campuran clay dan air

7. Campuran bahan kimia

2.3.5 Sifat-sifat Groting

Sifat-sifat grouting antara lain:

- Terdiri dari satu komponen

- Workability dan kekuatan tinggi

- Tahan beban impact dan beban bergerak

- Tidak terjadi penyusutan dan segregasi

- Ekonomis

Situasi Bendungan Jati Gede

Bendungan Jati Gede terdapat di kabupaten Sumedang Jawa Barat dan pada saat ini masih

dalam proses pembangunan konstruksi. Berikut ini adalah gambaran lokasi Bendungan Jati Gede

pada saat ini:

Page 16: BENDUNGAN JATIGEDE ADIM

Gambar 2.1 Lokasi sungai Cimanuk – Cisanggarung

Manfaat Bendungan Jati Gede

Gambar 2.3 Manfaat Waduk Jatigede

Page 17: BENDUNGAN JATIGEDE ADIM

Peta Daerah Genangan Bendungan

Gambar 2.4 Peta Daerah Genangan Bendungan

Data Teknis Bendungan Jati Gede

a. Hidrologi

Luas Catchment Area : 1.462 km2

Volume run-off tahunan : 2,5 x 109 m3

b. Waduk

Muka Air (MA) banjir max : El +262

MA operasi max (FSL) : El +260

MA operasi min (MOL) : El +230

Luas permukaan waduk (El +262) : 41,22 km2

Volume gross (El +260) : 980 x 106 m3

Volume efektif (antara El +221 dan +260) : 877 x 106 m3

c. Bendungan

Page 18: BENDUNGAN JATIGEDE ADIM

Tipe : Urugan batu, inti tegak

Elevasi mercu bendungan : El +265

Panjang bendungan : 1.715 m

Lebar mercu bendungan : 12 m

Tinggi bendungan maksimum : 110 m

Volume timbunan : 6,7 x 106 m3

d. Spillway

Lokasi : at the dam body

Tipe : Gated spillway with chute way

Crest : Lebar 50 m, El. +247

Dimensi radial gates : 4 bh (W=13; H=14,5m)

Q outflow : 4,468 m3 /det (PMF = 11.000 m3 /det)

e. Intake Irigasi

Lokasi : Di bawah spillway

Irrigation inlet appron : El +204

Tipe : Reinforced concrete conduit

Dimensi condoit : D=4,5 m; L=400 m

f. Terowongan Pengelak

Lokasi : under the spillway

Inlet level : El +164

Tipe : Circular lined reinforced concrete

Debit rencana (Q100) : 3.200 m3 /det

Dimensi terowongan : D=10 m; L=556 m

g. PLTA

Lokasi : Right abutment

Power Inlet appron : El +210

Page 19: BENDUNGAN JATIGEDE ADIM

Headrace tunnel : D=4,5 m; L=3.095 m

Design head : 170 m

Tipe turbin : Francis

Kapasitas terpasang : 2 x 55 GWH =110 MW

Produksi rata-rata : 690 GWH/tahun

Jenis Grouting Bendungan Jati Gede

Untuk jenis grouting yang digunakan di Bendungan Jatigede dijelaskan sebagai berikut:

1. Grouting perlu dilakukan untuk menutup rekahan (crack) pada pondasi batuan dan

harus meningkatkan kekedapan (water tightness).

2. Grouting tirai (curtain grouting) berfungsi sebagai zone kedap air dan diletakkan pada

tengah impervious core atau dibagian hulu impervious facing (membrane).

3. Grouting selimut (blanket grouting) berfungsi menahan rembesan pada permukaan

pondasi yang retak-retak.

4. Bila grouting tidak dapat dilakukan, dapat diganti dengan impervious blanket pada

bagian hulu dan atau pembuatan drain dibagian hilir.

Page 20: BENDUNGAN JATIGEDE ADIM

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasul peninjauan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Site Investigation merupakan suatu pekerjaan penting saat dilakukan perencanaan, terlebih dengan kondisi geologi pegunungan tidak menentu sehingga diperlukan adanya survey mengenai kondisi geologi secara detail sebelum dilaksanakannya proses perencanaan. Penggunaan metode grouting dalam perbaikan tanah (Soil Treatment) merupakan metode perbaikan tanah yang efektif untuk dilakukan pada daerah yang memiliki kondisi geologi buruk.

2. Dalam pembangunan Bendungan Jatigede perbaikan tanah dengan menggunakan grouting menjadi suatu pekerjaan yang tak terduga (unpredictable works) yang harus diantisipasi untuk biaya, mutu, dan waktu dari pelaksanaan proyek ini.

Dari peninjauan yang telah dilakukan dan mengacu pada data yang diperoleh, maka ada beberapa saran yang dikemukakan oleh penulis diantaranya :

1. Dalam melaksanakan site investigation, penting untuk melakukan geology survey untuk mengetahui kondisi tanah di lokasi pembangunan.

2. Harus ada peningkatan kapasitas pekerjaan, karena pekerjaan grouting merupakan pekerjaan yang berada pada jalur keritis, sehingga diperlukan perubahan metode atau penambahan kapasitas produksi.

Page 21: BENDUNGAN JATIGEDE ADIM

Daftar Pustaka

1. http://pustaka.pu.go.id/new/infrastruktur-bendungan-

detail.asp?id=323

2. https://id.wikipedia.org/wiki/Waduk_Jatigede

3. http://sda.pu.go.id/index.php/galeri-foto/5-bendungan/

detail/44-bendungan-jatigede?tmpl=component