belajar membaca bagai- kan menyalakan api; setiap suku ... · 3 puisi “guru” 3 daftar isi:...

4
Paksakan diri untuk memulai Luangkan waktu Pelajari hal-hal yang mudah terlebih dahulu Buat pertanyaan-pertanyaan sederhana Mendiskusikan apa yang kita pelajari dengan orang lain Selamat mencoba! Sahabat EKSPEDISI semoga harimu kian cerah. EKSPEDISI meru- pakan media yang mengupas tentang dunia pendidikan dimana didalamnya ter- dapat ekspresi penuh kreasi, dan dikemas dengan layout ala Buletin, dengan harapan semoga menjadi inspirasi kepada para mahasiswa sekaligus para calon pendidik, namun tetap lugas untuk dibaca oleh siapapun. Saat ini pemerintah dengan gencarnya ingin menumbuhkan pendidikan karakter terhadap anak bangsa , Sebenarnya apa sih pendidikan karakter itu dan bagaimana implementasinya di sekolah-sekolah? Sehingga pada kesempatan kali ini sahabat EKSPEDISI akan mengajak teman-teman semua untuk belajar tentang “Kecakapan Dalam Menum- buhkan Pendidikan Karakter Terhadap Anak Bangsa Melalui Budaya Membaca” itulah tema kita pada edisi kal ini. Ok, pada edisi kali ini kami juga akan menyajikan beberapa artikel dan tentunya kreasi- kreasi yang lain. Selamat membaca. EKSPEDISI Merangsang kecintaan Anak Pada Alam Lewat Buku 1 Pengantar Redaksi 1 Tips membaca buku pelajaran 1 Buku dan Pendidikan Karakter 2 Pendidikan Karakter Melalui Dunia Baca 2 Pentingnya Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa 3 Puisi “Guru” 3 Daftar Isi: Belajar membaca bagai- kan menyalakan api; setiap suku kata yang di eja akan menjadi percik yang menerangi. (Victor Hugo) Penulis: Ali Sobri (edukasi.kompas.com) Meningkatkan minat baca sekaligus memperkenalkan ling- kungan hidup akan lebih mudah bila dimulai dengan menumbuhkan kecintaan anak-anak terhadap buku terlebih dahulu. Penanggung Jawab Pekan Buku Dyah Ayu Pitaloka mengatakan, dengan menggelar pameran buku anak-anak, siswa bisa belajar mencintai lingkungan. Kecintaan pada buku dan lingkungan dikembangkan pula melalui pesta kostum karakter dari buku-buku Indonesia. Anak-anak diajak untuk menggali kekayaan isi buku sambil bermain dengan kostum karakter-karakter yang ada di dalamnya, mulai dari Wiro Sableng, Jaka Tarub, sampai Malin Kundang. Buku anak yang mengandung pesan moral untuk mencintai lingkungan sekitar dan mengangkat wawasan kekayaan alam, akan memberi masukan yang baik soal penanaman karakter anak. "Buku bacaan menarik seperti buku cerita anak yang membahas binatang, tanaman dan pemandangan alam, tersirat ada pesan bahwa mereka harus melindunginya, terlibat, dan interaksi dengan bumi. Kegiatan tur edukasi tadi mis- alnya, membuat anak-anak mau bergerak, membaca buku, menghafal lagu, dan mereka menanam pohon," katanya kepada Kompas.com usai mengikuti kegiatan tur, Kamis (8/11/2012) siang. Menurut Dyah, pengetahuan yang diperoleh anak dari buku diperdalam melalui rangkaian kegiatan Tur Edukasi Bumiku Lestari. Tur yang digawangi oleh penyanyi Oppie Andaresta ini kaya akan pesan-pesan yang disampaikan melalui lagu, musik dan kegiatan langsung, seperti daur ulang. Anak-anak berkebutuhan khusus di SD Global Mandiri juga dilibatkan untuk bernyanyi. "Dalam seminggu, mereka sudah hafal lagunya. Selain dari membaca buku Bumiku Lestari dari WWF, mereka juga setiap harinya mendengar Radio Top Primary, radio sekolah ini. Jadi semakin sering membaca dan mendengar, anak-anak bisa melakukan itu," ucapnya. Para siswa kelas I-VI juga diajak untuk melakukan aksi menanam pohon. Ada 12 pohon yang ditanam pada hari itu oleh para siswa yang mewakili masing-masing kelas. Setelah itu, para siswa kelas IV, V dan VI melakukan kegiatan daur ulang dari kertas koran men- jadi paper bag, membuat pigura dari kardus bekas, serta tempat pensil dari botol bekas. Selanjutnya para siswa juga diajak menonton film tentang hewan yang hampir langka dan butuh dilindungi ber- sama. Film orangutan dari Kalimantan membuat anak-anak sadar bahwa ada satawa di muka bumi yang harus dilindungi dari ancaman kepunahan. Cerpen Motifasi Pendidikan “ Kekacauan Sandy” 4

Upload: others

Post on 06-Dec-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Belajar membaca bagai- kan menyalakan api; setiap suku ... · 3 Puisi “Guru” 3 Daftar Isi: Belajar membaca bagai-kan menyalakan api; setiap suku kata yang di eja akan menjadi

Paksakan diri untuk memulai

Luangkan waktu

Pelajari hal-hal yang mudah

terlebih dahulu

Buat pertanyaan-pertanyaan sederhana

Mendiskusikan apa yang kita

pelajari dengan orang lain

Selamat mencoba!

Sahabat EKSPEDISI semoga harimu kian cerah. EKSPEDISI meru-

pakan media yang mengupas tentang dunia pendidikan dimana didalamnya ter-

dapat ekspresi penuh kreasi, dan dikemas dengan layout ala Buletin, dengan

harapan semoga menjadi inspirasi kepada para mahasiswa sekaligus para calon

pendidik, namun tetap lugas untuk dibaca oleh siapapun.

Saat ini pemerintah dengan gencarnya ingin menumbuhkan pendidikan

karakter terhadap anak bangsa , Sebenarnya apa sih pendidikan karakter itu

dan bagaimana implementasinya di sekolah-sekolah? Sehingga pada kesempatan kali ini sahabat

EKSPEDISI akan mengajak teman-teman semua untuk belajar tentang “Kecakapan Dalam Menum-

buhkan Pendidikan Karakter Terhadap Anak Bangsa Melalui Budaya Membaca” itulah tema kita pada

edisi kal ini. Ok, pada edisi kali ini kami juga akan menyajikan beberapa artikel dan tentunya kreasi-

kreasi yang lain. Selamat membaca.

EKSPEDISI

Merangsang kecintaan Anak

Pada Alam Lewat Buku 1

Pengantar Redaksi 1

Tips membaca buku pelajaran 1

Buku dan Pendidikan Karakter 2

Pendidikan Karakter Melalui

Dunia Baca

2

Pentingnya Menumbuhkan

Minat Baca Pada Siswa 3

Puisi “Guru” 3

Daftar Isi:

Belajar membaca bagai-

kan menyalakan api;

setiap suku kata yang di

eja akan menjadi percik

yang menerangi. (Victor

Hugo)

Penulis: Ali Sobri (edukasi.kompas.com)

Meningkatkan minat baca sekaligus memperkenalkan ling-kungan hidup akan lebih mudah bila dimulai dengan

menumbuhkan kecintaan anak-anak terhadap buku terlebih

dahulu. Penanggung Jawab Pekan Buku Dyah Ayu Pitaloka mengatakan, dengan menggelar pameran buku anak-anak,

siswa bisa belajar mencintai lingkungan.

Kecintaan pada buku dan lingkungan dikembangkan pula

melalui pesta kostum karakter dari buku-buku Indonesia. Anak-anak diajak untuk menggali kekayaan isi buku sambil

bermain dengan kostum karakter-karakter yang ada di dalamnya, mulai dari Wiro Sableng, Jaka Tarub, sampai

Malin Kundang.

Buku anak yang mengandung pesan moral untuk mencintai lingkungan sekitar dan mengangkat wawasan kekayaan

alam, akan memberi masukan yang baik soal penanaman karakter anak.

"Buku bacaan menarik seperti buku cerita anak yang membahas binatang, tanaman dan pemandangan alam, tersirat

ada pesan bahwa mereka harus melindunginya, terlibat, dan interaksi dengan bumi. Kegiatan tur edukasi tadi mis-alnya, membuat anak-anak mau bergerak, membaca buku, menghafal lagu, dan mereka menanam pohon," katanya

kepada Kompas.com usai mengikuti kegiatan tur, Kamis (8/11/2012) siang.

Menurut Dyah, pengetahuan yang diperoleh anak dari buku diperdalam melalui rangkaian kegiatan Tur Edukasi

Bumiku Lestari. Tur yang digawangi oleh penyanyi Oppie Andaresta ini kaya akan pesan-pesan yang disampaikan

melalui lagu, musik dan kegiatan langsung, seperti daur ulang. Anak-anak berkebutuhan khusus di SD Global Mandiri juga dilibatkan untuk bernyanyi.

"Dalam seminggu, mereka sudah hafal lagunya. Selain dari membaca buku Bumiku Lestari

dari WWF, mereka juga setiap harinya mendengar Radio Top Primary, radio sekolah ini.

Jadi semakin sering membaca dan mendengar, anak-anak bisa melakukan itu," ucapnya. Para siswa kelas I-VI juga diajak untuk melakukan aksi menanam pohon. Ada 12 pohon

yang ditanam pada hari itu oleh para siswa yang mewakili masing-masing kelas. Setelah itu, para siswa kelas IV, V dan VI melakukan kegiatan daur ulang dari kertas koran men-

jadi paper bag, membuat pigura dari kardus bekas, serta tempat pensil dari botol bekas.

Selanjutnya para siswa juga diajak menonton film tentang hewan yang hampir langka dan butuh dilindungi ber-sama. Film orangutan dari Kalimantan membuat anak-anak sadar bahwa ada satawa di muka bumi yang harus

dilindungi dari ancaman kepunahan.

Cerpen Motifasi Pendidikan “

Kekacauan Sandy” 4

Page 2: Belajar membaca bagai- kan menyalakan api; setiap suku ... · 3 Puisi “Guru” 3 Daftar Isi: Belajar membaca bagai-kan menyalakan api; setiap suku kata yang di eja akan menjadi

Inside Story Headline

Inside Story Headline

Persis sebagai-

mana tercermin pada sosok

tokoh-tokoh berkarakter di negeri ini seperti Bung Hatta

atau Sutan Sjahrir, tak pernah

bisa dilepaskan dari kegan-drungan membaca buku. Ada

semacam "misteri" pada

setiap buku. "Misteri" itu adalah pembentukan karakter

bagi para pembacanya. Se-

hingga dari sini dapat disim-pulkan, mereka yang tak

pernah membaca buku adalah

sosok yang paling mungkin tak berkarakter.

Sebagaimana

dapat kita catat, dalam be-berapa tahun terakhir ini

bermunculan wacana di sepu-

tar pendidikan karakter.

Tetapi selama itu pula, ham-

pir tak ada pembicaraan serius

mengaitkan keberadaan buku dengan pendidikn karakter.

Buku dianggap terlalu soft

sebagai dasar pembentukan karakter. Pendidikan karakter

lalu didominasi oleh serang-

kaian pemberian motivasi. Agenda pendidikan karakter

pun tereduksi semata menjadi

agenda para motivator. Sampai kapan pun,

mutlak bagi dunia pendidikan

menumbuhkan tradisi mem-baca buku. Tujuan pokok dari

upaya ini ialah memupuk

kemampuan berdialog secara imajiner dengan berbagai

dimensi yang tertera sebagai

narasi dalam sebuah buku.

Pada mulanya, buku memang

sekadar dibaca untuk menda-

patkan informasi. Namun tatkala membaca buku sung-

guh-sungguh berkembang

menjadi tradisi, maka itu berarti terjadi dialog yang

bersifat dialektis dengan

substansi dan esensi. Mengin-gat buku merupakan pilar

tegaknya peradaban, maka

kebiasaan mencerap substansi dan esensi itulah yang lantas

menghantarkan peserta didik

menjadi sosok berkarakter. Tatkala membaca

buku telah berkembang

sedemikian rupa menjadi tradisi, maka proses pendidi-

kan takkan kesulitan men-

ukikkan kapasitas membaca

dengan sasaran buku yang

benar-benar berbobot. Peserta

didik bukan saja akrab dengan buku, lebih dari itu berada

pada satu titik kecenderungan

mencerna buku-buku ber-bobot. Kompleksitas tantan-

gan hidup lalu dicarikan

jawabannya melalui buku-buku berbobobt. Kuatnya

tradisi membaca buku justru

mengondisikan peserta didik benar-benar digdaya berdia-

log dengan buku. Bukan saja

buku berfungsi sebagai refer-ensi demi menguak dan men-

guasai ilmu pengetahuan, tapi

sekaligus untuk membentuk karakter.

Masalahnya, dunia

pendidikan kini kering keron-

tang dari tradisi membaca

buku. Dunia pendidikan se-

makin lumpuh saat diharap-kan mampu menumbuhkan

tradisi membaca buku dalam

realitas hidup sehari-hari peserta didik. Bahkan, guru-

guru yang gemar membaca

buku pun semakin minoritas jumlahnya. Dengan demikian

berarti, dalam kancah pen-

didikan nasional sesung-guhnya tengah berlangsung

pengabaian terhadap salah

satu faktor penentu pemben-tukan karakter. Jangan heran

jika pendidikan karakter di

Indonesia pelik dan tak dapat diwujudkan secara mudah.

Anwari WMK

Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan

dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai

-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam

pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma

agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Dasar pendidikan karak-

ter ini, sebaiknya diterapkan sejak usia kanak-kanak atau yang biasa disebut

para ahli psikologi sebagai usia emas (golden age) karena usia ini terbukti

sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 50% variabilitas

kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia 4 tahun. Pen-

ingkatan 30% berikutnya terjadi pada usia 8 tahun, dan 20% sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua. Dari sini, sudah sepatutnya pen-

didikan karakter dimulai dari dalam keluarga yang merupakan lingkungan

pertama bagi pertumbuhan karakter anak. Namun, bagi sebagian keluarga, barangkali proses pendidikan karakter yang sistematis di atas sangat sulit, terutama bagi sebagian orang tua yang

terjebak pada rutinitas yang padat. Karena itu, seyogyanya pendidikan karakter juga perlu diberikan saat anak-anak

masuk dalam lingkungan sekolah, terutama sejak play group dan taman kanak-kanak. Di sinilah peran guru, yang dalam filosofi Jawa disebut digugu lan ditiru, dipertaruhkan karena guru

adalah ujung tombak di kelas yang berhadapan langsung dengan peserta didik. Membaca merupakan kegiatan aktif

untuk semua kalangan. Membaca dapat memberikan wawasan pengetahuan tentang perkembangan ilmu, teknologi, iman, taqwa di dunia. Membaca juga akan melangsungkan integrasi pemikiran dengan masalah-masalah

baru di lingkungan kita. Kurangnya kesadaran akan pentingnya harkat pendidikan, ditambah keterbatasan ekonomi

serta informasi tampaknya merupakan satu kombinasi yang sangat kuat bagi pemberdayaan masyarakat setempat. Dalam keadaaan yang demikian, buku bisa menjadi alternatif untuk membedah wawasan warga.

Dengan demikian, yang perlu ditekankan adalah pengadaan buku untuk “memenuhi kebutuhan warga”.

Buku tentang pertanian, perkebunan, peternakan sangat diperlukan untuk menunjang pekerjaan warga dewasa. Adapun bagi anak-anak dan usia remaja, seperti buku tentang pelajaran sekolah, pembelajaran agama dan bahasa,

dongeng nasihat akan sangat membantu kebutuhan mereka. Dari keterpenuhan kebutuhan warga tersebut diharap-

kan nantinya membaca bisa tertanam lebih lanjut menjadi suatu budaya positif. Membaca adalah jendela dunia ilmu pengetahuan.

Pendidikan karakter melalui dunia baca, pendidikan karakter dapat dilakukan dengan berbagai cara.

Salah satunya melalui dunia baca. Dengan membaca, kita dapat mengetahui segala informasi dan ilmu pengeta-huan yang menunjang mutu atau kualitas hidup kita nantinya sebagai masyarakat Indonesia yang berintelektual

dan bermoral.Membaca akan mengenalkan belajar sebenarnya dengan mengubah karakter untuk mewujudkan

inovasi dari pengalaman peristiwa di dunia yang tidak lain kita ketahui dari kegiatan membaca serta manfaat yang akan kita dapatkan dengan permanen untuk perjalanan hidup manusia.

By: By: Oleh Wiwin Widyawati Rahayu (indonesiabuku.com/)

Oleh: Wiwin Widyawati Rahayu

Salah satu program sekolah,

yaitu perbaikan minat baca

Percik Semangat

Sajian Spesial

Percayalah.

Jika ada keingi-

nan, kan terbentang 1000

jalan.

Jika hanya ada kemalasan,

Petuah

Edisi perdana, Desember 2012 |Page 2

Pada suatu hari,

Joni yang baru

kelas 3 SD pulang lebih cepat…

Ibu: “Jon, kok jam segini sudah

pulang?”

Joni: Iya dong bu..karena hanya

Joni yang mampu menjawab per-

tanyaan Pak Guru. Malah Joni

dapat bonus libur 2 hari bu. Hebat

kan?

Ibu: Waah hebatnya anak

ibu..coba kasih tahu ibu pertan-

yaannya apa?”

Joni: Gini bu pertanyaanya,

“SIAPA YANG MELEMPAR KAPUR

KE KEPALA SAYA?”

Ibu: @#@!!

Humor

Page 3: Belajar membaca bagai- kan menyalakan api; setiap suku ... · 3 Puisi “Guru” 3 Daftar Isi: Belajar membaca bagai-kan menyalakan api; setiap suku kata yang di eja akan menjadi

Siswa yang mempunyai hobi

membaca akan memiliki pengetahuan

yang luas dan otak yang cerdas. Un-

tuk membantu para siswa menyukai

kegiatan membaca membutuhkan

banyak buku, imajinasi yang baik, dan

motivasi. Melalui buku-buku itu,

siswa dapat membuka pikirannya

terhadap pengetahuan dan dapat men-

ingkatkan kreativitas.

Faktor Penyebab rendahnya Membaca

Seperti kita semua ketahui, kebi-

asaan membaca buku sejak kecil akan

mendatangkan banyak manfaat dalam

kehidupan anak di kemudian hari.

Karena kecintaan terhadap kegiatan

membaca bisa menjadi modal utama

dalam menjalani proses belajar saat

anak bersekolah.

Akan tetapi, rupanya menumbuhkan

minat dan rasa cinta anak terhadap

buku bukanlah hal yang mudah. Jika

kita memperhatikan rendahnya minat

baca dikalangan siswa di Indonesia,

sebenarnya disebabkan oleh beberapa

faktor, antara lain: Membaca buku

bukan budaya Indonesia, pengaruh

budaya dengar, tonton, dan media

elektronik yang berkembang pesat.

Sistem pembelajaran di Indonesia

belum membuat pelajar atau maha-

siswa harus membaca buku, mencari,

dan menentukan informasi lebih dari

sumber yang diajarkan di sekolah.

Kurang tersedianya buku-buku yang

berkualitas dengan harga yang ter-

jangkau juga menjadi faktor penyebab

rendahnya minat baca.

Kiat Meningkatkan Minat Baca

Membaca merupakan proses

penyerapan informasi dan akan ber-

pengaruh positif terhadap kreatifitas

seseorang. Membaca pada hakikatnya

adalah menyebarkan gagasan dan

upaya yang kreatif. Minat baca harus

dipupuk sejak dini.

Ada beberapa cara yang bisa

ditempuh untuk mengatasi peningka-

tan minat baca pada kalangan siswa.

Yaitu: selain sekolah sebagai institusi

y a n g

menga-

j a r k a n

m e m -

b a c a ,

p e r a n

i b u

d i n i l a i

a m a t

berpen-

g a r u h .

m e n -

genalkan buku/bacaan terhadap anak

sejak kecil, serta membiasakan diri

untuk mengajak anak mengunjungi

toko buku dan perpustakaan. guru

lebih sering memberi tugas yang

membuat anak didik harus mencari

informasi di perpustakaan. Memin-

jamkan buku satu sama lain. Membi-

asakan saling memberikan buku seba-

gai hadiah. Membuat anggaran khusus

belanja buku. Perpustakaan yang

menarik dan lengkap, tata tertib

meminjam yang mudah, petugas

yang ramah. Pengadaan lomba-

lomba membaca dan menulis, meng-

gambar dengan memberikan

penghargaan, menjadi pendorong

untuk menggairahkan minat baca.

Mempagelarkan karya-karya tulis

dalam suatu pementasan, dimaksud-

kan untuk mengembangkan budaya

baca melalui seni seperti tari, nyanyi,

musik, puisi dan lain-lain. Melaku-

kan kunjungan ke tempat-tempat

objek tulisan, sehingga dapat menco-

cokkan apa yang dilihat dan dibaca.

Mengundang penulis, nara sumber

atau tokoh yang berhubungan dengan

buku yang dibaca. Sehingga dapat

memotivasi untuk juga berkarya tulis.

Saling membacakan secara bergantian

dalam suatu kelompok dapat mem-

berikan nuansa berbeda pada materi

yang dibacanya, kemudian dilanjut-

kan dengan membahas inti bacaanya.

(dari berbagai sumber)

sdmtamana-

gung.wordpress.com

EKSPEDISI Edisi perdana, Desember 2012 |Page 3

Ki Hajar Dewantara,

siapa yang tak kenal

beliau ? Beliau lahir den-

gan nama Raden Mas

Soewardi Soerjaningrat

pada tanggal 2 Mei 1889

di Yogyakarta. Bapak

Pendidikan Indonesia

yang terkenal dengan

semboyannya "Tut Wuri

Handayani" ini telah meletakkan pondasi nilai-nilai

pendidikan dan pengajaran di Indonesia. Beliau

juga pernah menjabat menjadi Menteri Pengajaran

Indonesia atau Menteri Pendidikan, Pengajaran dan

Kebudayaan yang pertama.

Karena jasa-jasanya beliau, nama Ki

Hajar Dewantara diabadikan sebagai seorang tokoh

dan pahlawan. Bahkan, tanggal kelahirannya di-

jadikan hari Pendidikan Nasional. Itu adalah sekilas

tentang Ki Hajar Dewantara. Tiga semboyan yang

diajarkannya kini telah populer di masyarakat dan

digunakan dalam dunia pendidikan. Tiga semboyan

itu adalah Ing Ngarso Sun Tulodo (Di Depan Mem-

beri Pedoman), Ing Madyo Mbangun Karso (Di

Tengah Memberi Dukungan), dan Tut Wuri Han-

dayani (Di Belakang Memberi Dorongan). Pada

intinya bahwa seorang pemimpin harus memiliki

ketiga sifat tersebut agar dapat menjadi panutan

bagi orang lain. Kalian pasti tahu kalau bukan

hanya Ki Hajar Dewantara yang punya semboyan

tentang pendidikan. itu tidak kalah keren dengan

semboyan milik Ki Hajar Dewantara. Apa sem-

boyan atau slogan yang dimiliki sekolah kita, apa

sih semboyan itu? “Semboyan atau slogan adalah

motto atau frasa yang dipakai pada konteks politik,

komersial, agama, dan lainnya, sebagai ekspresi

sebuah ide atau tujuan yang mudah dingat. ” Setiap

sekolah atau perusahaan atau seatu daerah biasanya

memiliki semboyan atau slogan untuk menunjuk-

kan pada masyarakat apa harapan kedepan. Contoh

slogan MAN 2 KEBUMEN, yaitu “Luhur dalam

moral cakap dalam intelektual”. Namun pada ken-

yataannya banyak dari pelajar sekarang tidak tahu

apa semboyan yang dimiliki sekolah mereka. Pada-

hal, mengetahui semboyan sekolah juga penting

teman-teman.

Oleh: Nur Chanif Muflichah

Guru..

Sebenarnya apa itu

guru?

Pahlawan ataukah

pengajar?

Siapa itu guru?

Provesi ataukah pen-

didik?

Oh Guru..

Engkaulah pendidik serta pengajar..

Engkaulah yang mengajari mem-

baca,menulis&berhitung..

Engkaulah pahlawan tanpa tanda

jasa..

Engkaulah kunci dalam perbaikan

anak bangsa..

Engkaulah kunci dalam pendidikan..

Dan..

Engkaulah benteng generasi anak bangsa..

Wahai Guru..

Wajahmu terlukis indah dalam hatiku..

Ilmumu meresap dalam jiwa dan ragaku..

Jasamu kan terkenang selalu..

Oh Guru..

Jasa bukanlah kebenaran..

Bahkan keberhasilan..

Melainkan keikhlasan puncak dari kebenaran..

Oleh: Nur Chanif Muflichah

Sang tokoh

Gelegar

Semangat

PUISI

Page 4: Belajar membaca bagai- kan menyalakan api; setiap suku ... · 3 Puisi “Guru” 3 Daftar Isi: Belajar membaca bagai-kan menyalakan api; setiap suku kata yang di eja akan menjadi

Jalan Sonosewu Baru 459. Yogyakarta

Phone:

085282471149

E-mail: [email protected]

" Wacana Ekspresi Penuh Kreasi"

Ekspedisi

Nurchanif.wordpress.com

Betapa terkejutnya aku pagi

itu, ketika aku telah sampai di tempat

dimana aku menagajar TK Aisyiah Bustanul Athfal. Bagaimana tidak,

aku dikejutkan oleh Sandy, dialah

siswa TK B pembuat onar di sekolah. Pagi itu dia bermain bersama teman-

temannya, ketika itu dia mengamuk

dengan teman bermainnya. Semua fasilitas yang ada dikelas dilempar

olehnya, sehingga berantakan me-

menuhi kelas. Tak hanya itu beberapa

teman yang ada dikelas terkena lem-

paran barang-barang dari Sandy,

sehingga suasanapun menjadi rame dan tegang karena suara tangisan dari

siswa lain.

“Bu guru..Bu Guru”. Kata Faqila sambil ketakutan. “Ada apa sayang?”.

Tanyaku. “Sandy Bu.. Sandy..”.

Tegas Faqila, salah satu siswa kelas B. “Ada apa dengan Sandy Mbak

Qila?”. Tanyaku dengan penasaran

“Sandy mengamuk lagi bu, dan teman-teman menangis karena terkena

lemparan dari Sandy”. Kata Faqila

sambil menangis ketakutan. “tenang sayang”. Kataku. Akupun bergegas

menuju kelas, dan saat itu akupun

bingung bagaimana menghadapi Sandy. “Ok. Harus tenang”. Kataku

dalam hati. “Mas Sandy.. Mas Sandy

sayang sini nak, mas Sandy dengar-kan ibu.” Kataku pelan.

Siswa ini memang setiap hari

ada-ada saja kelakuannya, entah itu

jahil dengan teman-temannya, berke-

lahi dengan temannya, ingin selalu

menang sendiri ketika bermain, dan masih banyak lagi perilakunya yang

selalu membuatku was-was.

Kemudian akupun berusaha untuk menenang9kan Sandy. “Mas

Sandy. Mas Sandy. Mas Sandy

sayang dengarkan ibu nak.” .Kataku, sambil pelan-pelan mendekat siswa

itu. Lalu akupun mendekap dia.

“Mas Sandy ingin disayang Ibu, ba-

pak, Bu Guru dan teman-teman Mas

Sandy?”. Kataku. Sandy pun diam.

“Mas Sandy Allah itu sayang sama Mas Sandy? Tapi jika mas

Sandy suka marah-marah Allah nanti

gak jadi sayang sama Mas Sandy. Mas Sandy mau kalo Allah gak

sayang lagi sama Mas Sandy?”.

Sandy pun menggelengkan kepala. “Mas Sandy mau kalau Ayah dan

Bunda gak sayang lagi sama mas

Sandy?”. Dia pun menggelengkan kepalanya kembali. “Mas Sandy mau

kalau gak punya teman, nanti gak ada

lagi yang mau bermain bareng sama mas Sandy?” “Gak mau bu.” Kata

Sandy. “Nah, kalo Mas Sandy ingin

disayang Allah, ingin disayang Bu guru, Ayah dan Bunda, berarti mas

Sandy harus jadi anak yang baik,

tidak nakalin teman-temannya, ber-bakti pada Ayah dan Bunda.” Ka-

taku .

“Coba sekarang Mas Sandy

minta maaf sama teman-teman”.

Kataku kembali. “Gak mau titik”.

Kata Sandy sambil menggelengkan kepala. “Lho kok, gak mau?”. Tan-

yaku . Lalu akupun bergegas menuju

almari yang ada di pojok depan sebe-lah kanan kelas. Aku mengambil

paku, palu, dan balok kayu. “Coba

Mas Sandy tahu, ini apa?” Kataku. “Paku, Kayu dan palu bu.” Jawab

Sandy. “Pintar sekali. Nah coba mas

Sandy pegang paku ini di tangan kiri,

dan palu di tangan kanan, nah terus

Mas Sandy pukul-pukul kayu ini”.

Perintahku, sambil ikut membantu. “Terus coba Mas Sandy

lepaskan paku ini”. Kataku. “Susah

bu”. Kata Sandy. “Ibu bantu”. Kataku lagi. Akhirnya paku terlepas dari

b a l o k k a y u t e r s e -

but.“Alhamdulillah..Hmm, kamu telah berhasil dengan baik nak, tapi

lihatlah lubang-lubang di balok ini.

Balok ini tidak akan pernah bisa sama seperti sebelumnya. “Ketika kamu

mengatakan sesuatu dalam kemara-

han. Kata-katamu meninggalkan bekas seperti lubang ini di hati orang

lain. Tidak peduli beberapa kali kamu

minta maaf, luka itu akan tetap ada. Dan luka karena kata-kata adalah

sama buruknya dengan luka fisik.”

“Tapi Allah Pemurah sayang, Allah pasti akan memaafkan kesala-

han kita selagi kta mau minta maaf,

ayok Mas Sandy minta maaf sama

teman-teman”. Kataku. Lalu Sandy-

pun minta maaf ke teman-temannya.

“Pintar, nah ayok salaman sama Mas Zaki, Mas Fatih, Mas Dani, Mas

Haydar, Mas Dimas, Mas Dandy,

Mbak Faqila, Mbak Nabila, Mbak Mutia, Mbak Andin, Mbak Azka,

Mbak Yusti, Mbak Sita, Mbak Indah,

Mbak Ara, Mbak Kesya, Mbak Shela, Mbak Cesa, Mbak Claresta, Mbak

Amel, Mbak Dygta”.

Namun siswa ini sebenarnya

pandai, dia selalu juara menggambar

ketika ada event lomba. Selain itu dia

adalah anak yang pandai dalam berhi-tung jarimatika, dia pun rajin mem-

baca buku, karena orang tuanya selalu

menerapkan kebiasasn membaca buku. Namun ternyata dia kurang

bersosia lisasi dengan teman-

temannya, jika setelah sekolah dia tidak diperbolehkan untuk keluar

rumah, atau main dengan teman-

temannya. Segala fasilitas terpenuhi tetapi sosialisasi dengan teman di

rumah sangatlah kurang, sehingga

mengakibatkan anak menjadi labil, karena dalam diri anak ingin ber-

sosialisasi dengan teman sebaya se-

hingga ketika di sekolah dia meluap-kan semua rasa kekecewaannya,

dengan membuat kekacauan di seko-

lah. By: Nur Chanif Muflichah

INFORMASI :

LOMBA BACA PUISI

Selasa, 03 Januari 2012 (Jam 09.00-12.00 WIB)

Tingkat SD (Kontribusi Rp 5000,-) Tema Lingkungan. Fasilitas Lomba :

Materi Puisi, Snack, Air Minum, Fasilitas Juara: Trophy+Sertifikat. Tem-

pat: Panggung Istimewa Grebeg Buku Jogja#3 Wanitatama Jl Laksda

Adisucipto No 88 YK.

Contact Person :

Paguyuban Sastra Mataram

CP 0274-9126065,

Pak Sigit (081931791185)

[email protected]

Eko B Saputro (08562879757, 085225211333)

Jalan Sonosewu Baru 459. Yogyakarta

Presented by:

Cerpen Motifasi

Kabar Kabur