beberapa perubahan dalam petunjuk penyusunan dan ... · klasifikasi output, dan penyusunan standar...

28
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN Jakarta, Juni 2012 1 Beberapa Perubahan dalam Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-K/L TA 2013

Upload: donguyet

Post on 02-Mar-2019

254 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

Jakarta, Juni 2012

1

Beberapa Perubahandalam Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan

RKA-K/L TA 2013

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN 2

1. Latar Belakang;2. Tujuan;3. Pemantapan Penerapan PBK;4. Pemantapan Penerapan KPJM;5. Perubahan dalam Pengalokasian Anggaran;6. Tata Cara Penyusunan RKA-K/L;7. Tata Cara Penelaahan RKA-K/L8. Pemblokiran;9. Standardisasi Format.10. Dukungan Sistem Aplikasi.

Pokok Bahasan

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN 3

1. Latar Belakang

Beberapa dasar pertimbangan yang menjadi latar belakang perlunya dilakukanperubahan antara lain :

1. Dalam rangka pemantapan penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja(PBK) yang difokuskan pada penataan rumusan Keluaran (Output),klasifikasi Output, dan penyusunan standar biaya keluaran (Output).

2. Dalam rangka peningkatan kualitas penghitungan Kerangka PengeluaranJangka Menengah (KPJM) dengan fokus utama penyempurnaan formulasipenghitungan kebutuhan anggaran jangka menengah, penerapan indeksasi,dan penajaman klasifikasi komponen kegiatan.

3. Persiapan penerapan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara(SPAN) yang mengintegrasikan seluruh proses pengelolaan keuangan mulaidari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan anggaran, monitoring danevaluasi, pelaporan dan pertanggungjawaban.

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

2. Tujuan

4

Beberapa perubahan yang dilakukan terkait petunjuk penyusunan danpenelaahan RKA-K/L dimaksudkan untuk :

1. Menyempurnakan pedoman dalam rangka pemantapan penerapanPenganggaran Berbasis Kinerja (PBK) dan Kerangka Pengeluaran JangkaMenengah (KPJM).

2. Menyempurnakan ketentuan terkait tata cara penyusunan dan penelaahanRKA-K/L.

3. Menyediakan payung hukum dalam rangka penerapan Sistem Perbendaha-raan dan Anggaran Negara (SPAN).

4. Menjamin tersedianya integritas dan validitas data anggaran.

Dengan tetap menjaga sisi governance meliputi : akuntabilitas, transparansi dancheck and balance.

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

Jakarta, Juni 2012

5

3. Pemantapan Penerapan PBK :1) Penataan kembali rumusan output.2) Klasifikasi output.3) Penyusunan Standar Biaya Keluaran (SBK).

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

3. Pemantapan Penerapan PBK ...(1/4)

6

Dalam rangka pemantapan penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK),beberapa perubahan perlu dilakukan antara lain :

1. Penataan kembali rumusan Output.

Penataan Output merupakan hal yang sangat utama dalam penerapan PBKmengingat Output mencerminkan kinerja yang akan dihasilkan, acuan dalampenghitungan alokasi anggaran yang dibutuhkan, dan penilaian akuntabilitasunit kerja. Rumusan Output yang ada saat ini masih dirasakan kurangmemadai sehingga belum dapat sepenuhnya dijadikan acuan dalammelakukan :• Pengukuran dan evaluasi kinerja anggaran.• Penilaian konsistensi antara perencanaan dan penganggaran.• Efisiensi alokasi untuk menghasilkan sebuah Output dengan kualitas dan

spesifikasi yang ditetapkan.• Pemisahan atau pengelompokan antara Output yang merupakan hasil dari

pelaksanaan tugas fungsi unit dan Output yang bersifat penugasan.

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

3. Pemantapan Penerapan PBK ...(2/4)

7

Dalam rangka meningkatkan kualitas Output yang akan digunakan dalampenyusunan RKA-K/L, rumusan Output yang sudah ditetapkan saat ini dapatdilakukan perubahan atau penyempurnaan.Hal-hal yang harus diperhatikan :• Untuk Output yang merupakan tugas fungsi unit bersifat berlanjut

(on-going), sedangkan untuk Output yang merupakan penugasanberlanjut sesuai periode penugasan yang telah ditetapkan;

• Mencerminkan kebutuhan biaya setiap tahun sesuai volume/targetOutput yang direncanakan, baik untuk komponen utama maupunkomponen pendukung.

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

3. Pemantapan Penerapan PBK...(3/4)

8

Klasifikasi Output. Untuk memudahkan dalam penyusunan dan analisaterhadap output pada RKA-K/L, maka jenis output dalam RKA-K/L dibagi dalamdua kelompok, yaitu:1. Output barang, yang terdiri dari:

• Output barang infrastruktur yaitu output kegiatan yang merupakanbarang berwujud dan/atau berupa jaringan. Contoh: jalan, jembatan, dll.

• Output barang non infrastruktur yaitu output kegiatan yang merupakanbarang baik berwujud maupun tidak berwujud yang tidak berupa jaringan.Contoh: kendaraan bermotor, peralatan kantor, software aplikasi, dll.

2. Output jasa, yang terdiri dari:• Output jasa regulasi/birokrasi yaitu output kegiatan yang dihasilkan

dalam rangka pembuatan peraturan atau pendukung administrasibirokrasi. Bentuk output ini dapat berupa norma, standar, prosedur danketentuan. Contoh: UU, PP, Perpres, Peraturan Menteri, dll.

• Output jasa layanan non-regulasi yaitu output kegiatan yang merupakanwujud dari suatu layanan dari suati instansi terkait dengan tugas danfungsi dari instansi berkenaan. Contoh: layanan perkantoran, layanan SIM,layanan SP2D, layanan BOS, dll.

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

3. Pemantapan Penerapan PBK...(4/4)

9

3. Penyusunan Standar Biaya Keluaran (SBK). Standar Biaya Keluaran(SBK) yaitu besaran biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan sebuahkeluaran kegiatan yang merupakan akumulasi biaya komponen masukankegiatan.Fungsi SBK :• Dalam perencanaan anggaran, SBK merupakan batas tertinggi dalam

penyusunan RKA-K/L yang berarti tidak dapat dilampaui besarannya,dan merupakan referensi untuk penyusunan prakiraan maju danpenyusunan pagu indikatif tahun berikutnya;

• Dalam pelaksanaan anggaran, SBK merupakan estimasi yang berartidapat dilampaui besarannya, disesuaikan dengan harga pasar danketersedian alokasi anggaran.

Penyusunan SBK berguna untuk mencapai efisiensi dan efektivitas alokasianggaran dalam pencapaian keluaran (output) kegiatan pada tataranperencanaan. SBK yang telah disusun dapat dijadikan benchmark untukpenyusunan output yang sama/sejenis.

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

Jakarta, Juni 2012

10

4. Pemantapan Penerapan KPJM :1) Formulasi penghitungan Prakiraan Maju untuk

Kegiatan/Output Layanan Perkantoran.2) Formulasi penghitungan Prakiraan Maju untuk

Kegiatan/Output multiyears.3) Formulasi penghitungan Prakiraan Maju untuk

Kegiatan/Output Non-Multiyears. 4) Penerapan Indeksasi.5) Review Baseline.6) Penyusunan dan penetapan Inisiatif Baru. 7) Update Baseline.

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

4. Pemantapan Penerapan KPJM …(1/7)

11

Sejalan dengan dinamika perubahan dan perkembangan dalam pelaksanaanProgram/Kegiatan oleh masing-masing K/L, maka untuk meningkatkan kualitaspenghitungan angka prakiraan maju perlu dilakukan beberapa perubahan antaralain :1. Formulasi penghitungan Prakiraan Maju untuk Kegiatan/Output

Layanan Perkantoran.Hal-hal yang harus diperhatikan :• Output Layanan Perkantoran bersifat berlanjut (on-going);• Mencerminkan kebutuhan biaya operasonal, meliputi : kebutuhan belanja

pegawai dan tunjangan yang melekat dan kebutuhan belanja barangpenyelenggaraan perkantoran (kebutuhan sehari-hari perkantoran, biayaoperasional, pemeliharaan peralatan kantor).

• Penghitungan angka prakiraan maju mengacu pada kondisi eksisting(dengan asumsi volume Output yang sama) dan dikalikan dengan indeksyang ditetapkan untuk Output Layanan Perkantoran.

• Untuk tambahan kebutuhan anggaran karena adanya tambahan pegawaibaru atau aset yang harus dipelihara, diperhitungkan pada saat reviewbaseline.

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

4. Pemantapan Penerapan KPJM …(2/7)

12

2. Formulasi penghitungan Prakiraan Maju untuk Kegiatan/Outputmultiyears.Hal-hal yang harus diperhatikan :• Output Multiyears bersifat berlanjut (on-going), sepanjang periode

multiyears yang telah ditetapkan;• Mencerminkan kebutuhan biaya setiap tahun sesuai cost table yang telah

disusun, baik untuk komponen utama maupun komponen pendukung.• Penghitungan angka prakiraan maju setiap tahun mengikuti kebutuhan

anggaran sesuai cost table dengan asumsi volume Output yang sama dantidak perlu dikalikan dengan indeks.

• Dalam hal terjadi perubahan cost table atau perubahan durasimultiyears, angka prakiraan maju dapat disesuaikan setelah perubahanijin multiyears disetujui Menteri Keuangan.

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

4. Pemantapan Penerapan KPJM …(3/7)

13

3. Formulasi penghitungan Prakiraan Maju untuk Kegiatan Non-Multiyears.Output non-multiyears dapat berasal dari Kegiatan yang merupakan tugasfungsi unit atau Kegiatan yang mencerminkan penugasan/prioritas nasional.Hal-hal yang harus diperhatikan :• Untuk Output yang merupakan tugas fungsi unit bersifat berlanjut (on-

going), sedangkan untuk Output yang merupakan penugasan berlanjutsesuai periode penugasan yang telah ditetapkan;

• Mencerminkan kebutuhan biaya setiap tahun sesuai volume/targetOutput yang direncanakan, baik untuk komponen utama maupunkomponen pendukung.

• Penghitungan angka prakiraan maju setiap tahun mengacu pada volumeOutput yang direncanakan dan dikalikan dengan indeks yang ditetapkan.

• Khusus untuk Ouput dalam rangka penugasan/prioritas nasional, angkaprakiraan maju untuk TA 2015 dan TA 2016 agar dikosongkan (volumeOutput “0”),. Hal ini sesuai dengan kabijakan dalam RPJMN yg berakhirpada tahun 2014.

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

4. Pemantapan Penerapan KPJM …(4/7)

14

4. Penerapan Indeksasi.

Penerapan indeksasi dilakukan dengan tujuan dapat menghasilkanperhitungan angka prakiraan maju yang mencerminkan kebutuhan riil padasaat pelaksanaannya.Besaran indeks yang ditetapkan dalam penghitungan prakiraan majuterdiri atas :• Indeks untuk kebutuhan Output Layanan Perkantoran Belanja Pegawai.• Indeks untuk kebutuhan Output Layanan Perkantoran Belanja Barang.• Indeks untuk Komponen Pendukung Ouput Barang Infrastruktur.• Indeks untuk Komponen Pendukung Ouput Barang Non-Infrastruktur.• Indeks untuk Komponen Pendukung Ouput Jasa Regulasi.• Indeks untuk Komponen Pendukung Ouput Jasa Layanan Non-Regulasi.• Indeks untuk Komponen Utama Ouput Barang Infrastruktur.• Indeks untuk Komponen Utama Ouput Barang Non-Infrastruktur.• Indeks untuk Komponen Utama Ouput Jasa Regulasi.• Indeks untuk Komponen Utama Ouput Jasa Layanan Non-Regulasi.

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

4. Pemantapan Penerapan KPJM …(5/7)

15

5. Review Baseline.

Review baseline merupakan kegiatan yang dilakukan pada awal tahunanggaran dalam rangka persipan penyusunan Pagu Indikatif untuk tahunanggaran berikutnya.Hal-hal yang harus diperhatikan :• Kebutuhan anggaran untuk Biaya Operasional, meliputi : Belanja Pegawai

dan Belanja Barang. Dalam hal terdapat kekurangan atau perlu tambahananggaran karena adanya tambahan pegawai baru atau tambahanpemeliharaan aset baru, informasi dan dokumen pendukung dapatdisampaikan pada saat review baseline.

• Kebutuhan anggaran untuk Biaya Non Operasional, meliputi : (i)multiyears project, (ii) Ouput dalam rangka tugas fungsi, dan (iii) Outputdalam rangka penugasan/prioritas nasional.

• Realisasi pencapaian kinerja tahun sebelumnya.• Rencana target kinerja untuk tahun yang direncanakan.• Kebijakan Pemerintah yang ditetapkan.

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

4. Pemantapan Penerapan KPJM …(6/7)

16

6. Penyusunan dan penetapan Inisiatif Baru.

Penyusunan dan penetapan Inisiatif Baru merupakan salah satu prinsipdalam Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah untuk memfasilitasi K/Lmendapatkan tambahan anggaran diluar angka dasar (baseline) yang telahditetapkan.Hal-hal yang harus diperhatikan :• Usulan inisiatif baru harus sejalan dengan arah kebijakan dan prioritas

pembangunan yang ditetapkan Presiden.• Kategori inisiatif baru, sumber pendanaan, dan periode pengajuan

proposal disesuaikan dengan siklus penganggaran.• Dokumen pendukung yang harus dilengkapi pada saat pengajuan

proposal.• Ketentuan-ketentuan lain agar memperhatikan Peratuaran Menteri

Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 1 Tahun 2011.

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

4. Pemantapan Penerapan KPJM …(7/7)

17

7. Update Baseline.

Update baseline merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangkamenyesuaikan besaran angka dasar (baseline) setelah adanya reviewbaseline dan tambahan inisiatif baru yang telah disetujui.Hal-hal yang harus diperhatikan :• Update baseline dilakukan sebanyak 2 kali dalam setahun yaitu : (i) pada

saat penyusunan RKA-K/L berdasarkan Pagu Anggaran di bulan Juli, dan(ii) pada saat penyesuaian RKA-K/L berdasarkan Alokasi Anggaran padabulan November.

• Update baseline yg pertama pada bulan Juli sudah mengakomodirbesaran baseline dari tahun sebelumnya ditambah inisiatif baru yangtelah disetujui dalam Pagu Indikatif (kesempatan I) dan Pagu Anggaran(kesempatan II).

• Update baseline yg kedua pada bulan November sudah mengakomodirbesaran baseline dari tahun sebelumnya ditambah inisiatif baru yangtelah disetujui dalam Pagu Indikatif, Pagu Anggaran, dan AlokasiAnggaran (kesempatan III).

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

5. Perubahan dalam Pengalokasian Anggaran …(1/4)

18

Beberapa ketentuan terkait pengalokasian anggaran yang mengalami perubahanantara lain :

1. Penyesuaian definisi jenis belanja dan perubahan akun :• Terdapat perubahan definisi belanja dan akun-akun yang digunakan.

Terkait dengan hal ini agar berpedoman pada Perdirjen Perbendaharaannomor PER-80/PB/2011.

2. Penghapusan dokumen clearance sebagai lampiran RKA-K/L:• Dilakukan untuk meningkatkan penyerapan anggaran.

3. Tambahan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebagai sumber danaAPBN.• Mulai APBN TA 2013 terdapat sumber dana SBSN (dengan kode PBS).

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

5. Perubahan dalam Pengalokasian Anggaran …(2/4)

19

4. Perubahan dokumen lampiran pekerjaan pembangunan/renovasibangunan/gedung negara :

• Untuk pekerjaan pembangunan (baru) bangunan/gedung negara; danpekerjaan renovasi bangunan/gedung negara yang berlokasi di dalamnegeri, adalah perhitungan kebutuhan biaya pembangunan/renovasibangunan/gedung negara atau yang sejenis dari Kementerian PekerjaanUmum atau Dinas Pekerjaan Umum setempat;

• Untuk pekerjaan renovasi bangunan/gedung negara yang berlokasi diluar negeri (kantor perwakilan) yang merubah struktur bangunan adalahperhitungan kebutuhan biaya pembangunan/renovasi bangunan/gedungnegara atau yang sejenis dari Kementerian Pekerjaan Umum, dimanadalam penyusunanannya dapat dilakukan berdasarkan perhitungan darikonsultan perencana negara setempat;

• Untuk pekerjaan renovasi bangunan/gedung negara yang berlokasi diluar negeri (kantor perwakilan) yang tidak merubah struktur bangunanadalah perhitungan kebutuhan biaya pembangunan/renovasi bangunan/gedung negara atau yang sejenis dari konsultan perencana negarasetempat.

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

5. Perubahan dalam Pengalokasian Anggaran …(3/4)

20

5. Perubahan ketentuan pengalokasian pada Kantor Perwakilan di LN :• Ketentuan gaji local staff yang besarnya 43% dari ADTLN sudah

termasuk untuk gaji dan tunjangan, social security, asuransi kecelakaan,dan lembur, serta tidak diperbolehkan pelampauan dari besarantersebut.

• Alokasi gaji home staff, didasarkan pada payroll sekurang-kurangnyabulan Mei (semula didasarkan pada payroll bulan Maret tahunberjalan);

• Dalam hal Atase Teknis/Atase Pertahanan menempati gedung yangsama dan dalam dokumen kontrak sewa gedung yang sama dengankontrak sewa gedung Kantor Perwakilan RI, maka pembebanan sewagedungnya dialokasikan hanya pada satker Kantor Perwakilan RIberkenaan. Dalam hal ini juga termasuk pembebanan untuk keperluandaya dan jasa;

• Alokasi operasional pendukung kerjasama/regional (biaya operasionalKepala Perwakilan dan Representasi), dialokasikan sesuai denganperuntukannya (bukan lagi pada operasional pendukung kerjasamabilateral/regional);

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

5. Perubahan dalam Pengalokasian Anggaran …(4/4)

21

6. Penambahan ketentuan penyusunan RKA-K/L di lingkungan Kemenhan :

• Mulai TA 2013, pengalokasian anggaran untuk keperluan belanjapegawai dan sebagian belanja barang operasional, mulai dilakukanlangsung sampai dengan tingkat satker, selain lima satker (UO) yangsudah ada;

• Pengalokasian anggaran selain untuk keperluan belanja pegawai dansebagian belanja barang operasional, dilakukan secara terpusat (padatingkat unit organisasi);

• Untuk keperluan pengalokasian anggaran sampai dengan tingkatsatker, Kementerian Pertahanan membentuk satker-satker dimaksud;

• Untuk pembebanan belanja, berpedoman peraturan/ketentuanmengenai bagan akun standar.

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

6. Tata Cara Penyusunan RKA-K/L …(1/2)

22

Dalam rangka menyusun RKA-K/L, hal-hal yang harus diperhatikan :

1. Penyusunan RKA-K/L untuk tahun anggaran 2013 dilakukan denganmenggunakan aplikasi existing (aplikasi RKA-K/L – DIPA, yang dapatmengakomodir isian dalam aplikasi GPP, SBK dan TR PNBP).

2. Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh K/L seluruhnya dalamkerangka pelaksanaan: tugas-fungsi K/L; prioritas pembangunan nasional;atau prioritas bidang. Oleh karena itu peruntukan alokasi anggaran harusmemperhatikan urutan tingkat kepentingan pengalokasian anggaran sebagaiberikut:• Kebutuhan anggaran untuk biaya operasional organisasi yang sifatnya

mendasar, seperti alokasi untuk gaji, honorarium dan tunjangan, sertaoperasional dan pemeliharaan perkantoran;

• Program dan kegiatan yang mendukung pencapaian prioritas pembangunannasional, prioritas pembangunan bidang dan/atau prioritas pembangunandaerah (dimensi kewilayahan) yang tercantum dalam dokumen RKP;

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

6. Tata Cara Penyusunan RKA-K/L …(2/2)

23

• Kebutuhan dana pendamping untuk kegiatan-kegiatan yang anggarannyabersumber dari pinjaman dan/atau hibah dalam negeri/luar negeri;

• Kebutuhan anggaran untuk kegiatan lanjutan yang bersifat tahun jamak(multi years);

• Penyediaan dana untuk mendukung pelaksanaan inpres-inpres yangberkaitan dengan percepatan pemulihan pasca konflik dan pasca bencana diberbagai daerah;

• Penyediaan dana untuk mendukung pelaksanaan program/kegiatan yangsesuai dengan peraturan perundangan.

3. Dokumen RKA-K/L yang telah disusun ditandatangani oleh pejabat eselon Iyang mempunyai alokasi anggaran (portofolio) dan merupakan penanggungjawab Program. Dalam hal KPA atau penanggung jawab Program bukanmerupakan pejabat eselon I, RKA-K/L ditandatangani oleh pejabat dimaksud(biasanya terdapat pada lembaga non struktural). Selain itu, apabila KPAdidelegasikan oleh pejabat eselon I kepada pejabat dibawahnya, maka RKA-K/L ditandatangani oleh pejabat yang mendapat amanah sebagai KPA.

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

7. Tata Cara Penelaahan RKA-K/L

24

Dalam rangka Penelaahan RKA-K/L, hal-hal yang harus diperhatikan :

1. Penelaahan RKA-K/L dilakukan antara pejabat/petugas dari K/L denganKementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan.

2. Dalam proses penelaahan memperhatikan :• kelayakan anggaran terhadap sasaran kinerja yang direncanakan;• konsistensi sasaran kinerja K/L dengan Renja K/L dan RKP.

3. Hasil proses penelaahan RKA-K/L adalah :• Catatan Penelaahan RKA-K/L, yang ditandatangani oleh pejabat/petugas

K/L, Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan, yangkemudian ditetapkan oleh Kasubdit di lingkungan Anggaran I/II/III;

• Daftar Hasil Penelaahan RKA-K/L (DHP RKA-K/L), yang ditetapkan olehDirektur Anggaran I/II/III atas nama Menkeu.

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

8. Pemblokiran

25

Dalam rangka mendorong penyerapan anggaran dan meminimalkan kendaladalam pelaksanaan kegiatan, ketentuan terkait pemblokiran anggaran dilakukanperubahan antara lain :

1. Alasan pemblokiran dalam DHP RKA-K/L dan DIPA adalah :• Belum mendapat persetujuan DPR terhadap alokasi dana pada RKA-K/L;• Belum melampirkan dokumen pendukung berupa : TOR (jika terdapat

perubahan dengan proposal inisiatif baru), Surat Pernyataan TanggungJawab Mutlak (SPTJM), Dasar hukum pengalokasian anggaran, Perhitungankebutuhan biaya pembangunan/renovasi bangunan/gedung negara,Rencana Bisnis dan Anggaran BLU/RBA BLU (apabila berkenaan denganSatker BLU).

2. Pencantuman blokir/tanda bintang pada DHP RKA-K/L yang disebabkanbelum dilengkapinya dokumen pendukung, dapat otomatis dihapuskanapabila dokumen pendukung tersebut telah dilengkapi sebelum DIPAditerbitkan, sehingga tidak terdapat blokir/tanda bintang pada DIPA.

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

9. Standardisasi Format

26

Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas dan memudahkan dalam prosespenelaahan, format yang digunakan dalam RKA-K/L 2013 dilakukanstandardisasi. Format yang distandardisasi terbagi dalam dua kelompok :

1. Yang terisi oleh aplikasi (by system), yaitu:format RKA-K/L; format KK RKA-K/L; format RDP BUN; format KK RDP BUN;format DHP RKA-K/L; format Lampiran Keppres RABPP; format HimpunanRKA-K/L; format Catatan Penelaahan.

2. Diisi secara manual, yaitu:format persetujuan DPR; format KAK/TOR; format RAB; format SPTJM;format GBS.

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

10. Dukungan Teknologi Informasi

27

1. Penyusunan RKA-K/L untuk tahun anggaran 2013 dilakukan denganmenggunakan aplikasi existing (aplikasi RKA-K/L – DIPA, yang dapatmengakomodir isian dalam aplikasi GPP, SBK dan TR PNBP). Untuk RKA-K/L TA 2013 terdapat penambahan untuk :• Tanda (flag) untuk output prioritas nasional;• Pengelompokan komponen input kedalam kelompok komponen

utama dan komponen pendukung;• Tematik APBN.

2. Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) :• SPAN merupakan sistem informasi manajemen keuangan yang

terintegrasi dari mulai perencanaan sampai dengan pelaporan,terotomasi secara penuh, serta menggunakan data base yangterpusat;

• Terdapat dua aplikasi dalam SPAN : aplikasi SAKTI (tingkat satker)dan aplikasi SPAN (tingkat eselon I dan K/L).

3. Apabila SPAN dapat diterapkan pada 2012 ini, proses integrasinya kedalam SPAN akan dilakukan oleh Kementerian Keuangan.

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN 28

Terima Kasih