beberapa kelainan yang sering terdeteksi dengan ekg

4
Kelainan pada Hasil EKG Beberapa kelainan yang sering terdeteksi dengan EKG: 1. Kelainan kecepatan Jarak antara 2 kompleks QRS yang berturutan di sebuah rekaman EKG dikalibrasikan ke kecepatan denyut jantung. Kecepatan denyut jantung yang melebihi 100 denyut per menit dikenal sebagai takikardia, sedangkan denyut yang lambat yang kurang dari 60 kali per menit disebut dengan brakikardia. 2. Kelainan irama Irama mengacu pada keteraturan diagram EKG. Setiap variasi irama normal dan urutan eksitasi jantung disebut aritmia. Aritmia dapat terjadi akibat perubahan aktivitas pemacu nodus SA, atau gangguan hantaran. Kecepatan denyut jantung juga biasanya ikut terlibat. Ekstrasistol atau denyut prematur adalah deviasi dari irama normal yang sering terjadi. 3. Flutter atrium Ditandai dengan urutan depolarisasi atrium yang reguler tetapi cepat dengan kecepatan antara 200-300 denyutan/menit. Ventrikel jarang dapat mengimbangi kecepatan atrium ini. Karena periode masa refrakter jaringan penghantarannya otot jantung pada ventrikel lebih lama dibandingkan dengan otot jantung pada atrium, nodus AV tidak dapat merespons semua impuls

Upload: abamabam

Post on 25-Jun-2015

750 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Beberapa Kelainan Yang Sering Terdeteksi Dengan EKG

Kelainan pada Hasil EKG

Beberapa kelainan yang sering terdeteksi dengan EKG:

1. Kelainan kecepatan

Jarak antara 2 kompleks QRS yang berturutan di sebuah rekaman EKG

dikalibrasikan ke kecepatan denyut jantung. Kecepatan denyut jantung yang

melebihi 100 denyut per menit dikenal sebagai takikardia, sedangkan denyut yang

lambat yang kurang dari 60 kali per menit disebut dengan brakikardia.

2. Kelainan irama

Irama mengacu pada keteraturan diagram EKG. Setiap variasi irama normal dan

urutan eksitasi jantung disebut aritmia. Aritmia dapat terjadi akibat perubahan

aktivitas pemacu nodus SA, atau gangguan hantaran. Kecepatan denyut jantung

juga biasanya ikut terlibat. Ekstrasistol atau denyut prematur adalah deviasi dari

irama normal yang sering terjadi.

3. Flutter atrium

Ditandai dengan urutan depolarisasi atrium yang reguler tetapi cepat dengan

kecepatan antara 200-300 denyutan/menit. Ventrikel jarang dapat mengimbangi

kecepatan atrium ini. Karena periode masa refrakter jaringan penghantarannya

otot jantung pada ventrikel lebih lama dibandingkan dengan otot jantung pada

atrium, nodus AV tidak dapat merespons semua impuls yang datang dari atrium.

Hanya satu dari 2 atau 3 impuls atrium berhasil melalui nodus AV ke ventrikel.

Keadaan ini disebut dengan irama 2:1 atau 3:1. Kenyataan bahwa tidak setiap

impuls atrium mencapai ventrikel pada flutter atrium ini adalah hal penting karena

akan mencegah peningkatan kecepatan denyut ventrikel melebihi 200 kali/menit.

Kecepatan setinggi ini tidak akan memberikan yang cukup bagi pengisian

ventrikel. Hal ini menyebabkan curah jantung menurun dan dapat menyebabkan

terjadinya kematian akibat suplai darah ke otak yang tidak ada.

4. Fibrilasi atrium

Ditandai dengan depolarisasi atrium yang cepat, ireguler, dan tidak terkoordinasi

tanpa gelombang P yang jelas. Akibatnya, kontraksi atrium menjadi kacau dan

tidak sinkron. Karena impuls mencapai nodus AV secara tidak teratur, irama

Page 2: Beberapa Kelainan Yang Sering Terdeteksi Dengan EKG

ventrikel menjadi tidak teratur. Kompleks QRS berbentuk normal tetapi muncul

secara sporadis. Waktu denyutan 2 ventrikel tidak teratur sehingga ventrikel tidak

mempunyai cukup waktu untuk pengisian. Hal ini menyebabkan sangat sedikitnya

darah yang dapat dicurahkan keluar jantung sehingga tidak tercipta denyut

jantung. Terjadi pula pulsus defisit yang pada orang normal tidak terjadi.

5. Fibrilasi ventrikel

Kelainan irama yang sangat serius denagn otot ventrikel jantung memperlihatkan

kontraksi yang kacau dan tidak beraturan. Hal ini menunjukkan ventrikel tidak

lagi dapat aktif memompa darah ke seluruh tubuh dan perlu dilakukan defibrilasi

listrik.

6. Blok jantung

Adanya defek pada sistem penghantaran jantung. Kontraksi atrium tetap normal

namun ventrikel kadang-kadang tidak berkontraksi setelah kontraksi atrium. Blok

yang terjadi dapat 2:1 atau 3:1 dan dapat dibedakan dengan flutter atrium. Pada

blok jantung, kecepatan aliran atrium normal, tetapi kecepatan ventrikel di bawah

normal. Sedangkan, pada flutter atrium, kecepatan atrium sangat tinggi sedangkan

kecepatan ventrikel normal.

Blok jantung total ditandai dengan impuls dari atrium sama sekali tidak

dihantarkan ke ventrikel. Denyut atrium tetap diatur oleh nodus Sa namun

ventrikel menciptakan impuls sendiri yang jauh lebih rendah. Pada EKG,

gelombang P memperlihatkan irama normal. Kompleks QRS dan gelombang T

terjadi secara teratur namun dalam kecepatan yang jauh lebih rendah daripada

gelombang P dan benar-benar independen terhadap gelombang P.

7. Miopati jantung (rusaknya otot jantung)

Iskemia miokardium mengacu pada ketidakteraturan pasokan darah ke jaringan

jantung. Kematian atau nekrosis sel-sel otot jantung biasanya disebabkan oleh

penyumbatan pembuluh darah yang memperdarahinya. Hal ini dikenal dengan

infark miokardium akut (serangan jantung).

Terlihat gelombang QRS abnormal ketika sebagian otot jantung mengalami

nekrosis.

Page 3: Beberapa Kelainan Yang Sering Terdeteksi Dengan EKG

Daftar Pustaka:

Sherwood Lauralee. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem, ed.2. 2002. Penerbit buku

kedokteran: EGC.

Alwi Idrus. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid III, ed. IV. 2006. Balai Penerbit:

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.