bbdm

7
Triage adalah pengelompokan korban/pasien berdasarkan berat ringannya trauma atau penyakit serta kecepatan penanganan atau pemindahan. Tujuan : Dapat menangani korban/pasien dengan cepat, cermat dan tepat sesuai dengan sumber daya yang ada Macam-macam korban : Korban masal : lebih dari 1 orang harus ditolong lebih dari 1 penolong, bukan bencana Korban bencana : korban lebih besar dari korban masal Prinsip-prinsip triage : “Time Saving is Life Saving (respon time diusahakan sependek mungkin), The Right Patient, to The Right Place at The Right Time serta melakukan yang terbaik untuk jumlah terbanyak” dengan seleksi korban berdasarkan : Ancaman jiwa mematikan dalam hitungan menit Dapat mati dalam hitungan jam Trauma ringan Sudah meninggal Dari yang hidup dibuat prioritas Prioritas : penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan pemindahan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul Tingkat prioritas : Prioritas I (prioritas tertinggi) warna merah untuk berat dan biru untuk sangat berat. Mengancam jiwa atau fungsi vital, perlu resusitasi dan tindakan bedah segera, mempunyai kesempatan hidup yang besar. Penanganan dan pemindahan bersifat segera yaitu gangguan pada jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi. Contohnya sumbatan jalan nafas, tension pneumothorak, syok hemoragik, luka terpotong pada tangan dan kaki, combutio (luka bakar) tingkat II dan III > 25% Prioritas II (medium) warna kuning. Potensial mengancam nyawa atau fungsi vital bila tidak segera ditangani dalam jangka waktu singkat. Penanganan dan pemindahan bersifat jangan terlambat. Contoh: patah tulang besar, combutio (luka bakar) tingkat II dan III < 25 %, trauma thorak/abdomen, laserasi luas, trauma bola mata. Prioritas III(rendah) warna hijau. Perlu penanganan seperti pelayanan biasa, tidak perlu segera. Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir. Contoh luka superficial, luka-luka ringan

Upload: angel

Post on 12-Dec-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bbdm

TRANSCRIPT

Page 1: bbdm

Triage adalah pengelompokan korban/pasien berdasarkan berat ringannya trauma atau penyakit serta kecepatan penanganan atau pemindahan.

Tujuan : Dapat menangani korban/pasien dengan cepat, cermat dan tepat sesuai dengan sumber daya yang ada

Macam-macam korban :

Korban masal : lebih dari 1 orang harus ditolong lebih dari 1 penolong, bukan bencana Korban bencana : korban lebih besar dari korban masal

Prinsip-prinsip triage :

“Time Saving is Life Saving (respon time diusahakan sependek mungkin), The Right Patient, to The Right Place at The Right Time serta melakukan yang terbaik untuk jumlah terbanyak” dengan seleksi korban berdasarkan :

Ancaman jiwa mematikan dalam hitungan menit Dapat mati dalam hitungan jam Trauma ringan Sudah meninggal

Dari yang hidup dibuat prioritas

Prioritas : penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan pemindahan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul

Tingkat prioritas :

Prioritas I (prioritas tertinggi) warna merah untuk berat dan biru untuk sangat berat. Mengancam jiwa atau fungsi vital, perlu resusitasi dan tindakan bedah segera, mempunyai kesempatan hidup yang besar. Penanganan dan pemindahan bersifat segera yaitu gangguan pada jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi. Contohnya sumbatan jalan nafas, tension pneumothorak, syok hemoragik, luka terpotong pada tangan dan kaki, combutio (luka bakar) tingkat II dan III > 25%

Prioritas II (medium) warna kuning. Potensial mengancam nyawa atau fungsi vital bila tidak segera ditangani dalam jangka waktu singkat. Penanganan dan pemindahan bersifat jangan terlambat. Contoh: patah tulang besar, combutio (luka bakar) tingkat II dan III < 25 %, trauma thorak/abdomen, laserasi luas, trauma bola mata.

Prioritas III(rendah) warna hijau. Perlu penanganan seperti pelayanan biasa, tidak perlu segera. Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir. Contoh luka superficial, luka-luka ringan

Prioritas 0 warna Hitam. Kemungkinan untuk hidup sangat kecil, luka sangat parah. Hanya perlu terapi suportif. Contoh henti jantung kritis, trauma kepala kritis.

Penilaian dalam triage

Primary survey (A,B,C) untuk menghasilkan prioritas I dan seterusnya Secondary survey (Head to Toe) untuk menghasilkan prioritas I, II, III,0 dan selanjutnya Monitoring korban akan kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan pada A, B, C, derajat kesadaran dan

tanda vital lainnya. Perubahan prioritas karena perubahan kondisi korban

Perencanaan triage

Persiapan sebelum bencana Pengorganisasian personal (bentuk tim triage)

Page 2: bbdm

Pengorganisasian ruang/tempat Pengorganisasian sarana/peralatan Pengorganisasian suplai pelatihan komunikasi

Pemimpin triage

Hanya melakukan :

Primary survey Menentukan prioritas Menentukan pertolongan yang harus diberikan

Keputusan triage harus dihargai. Diskusi setelah tindakan. Hindari untuk tidak memutuskan sesuatu. Pemimpin triage tidak harus dokter, perawat pun bisa atau orang yang terlatih tergantung sumber daya manusia di tempat kejadian.

Tim triage

Bertanggung jawab Mencegah kerusakan berlanjut atau semakin parah Pilah dan pilih korban Memberi perlindungan kepada korban.

Dokumentasi/rekam medis triage

Informasi dasar : nama, umur, jenis kelamin, cedera, penyebab cedera, pertolongan pertama yang telah diberikan

Tanda-tanda vital : tensi, nadi, respirasi, kesadaran Diagnosis singkat tapi lengkap Kategori triage Urutan tindakan preoperatif secara lengkap

Perhatian :

Jika fasilitas kurang memadai maka lebih diutamakan yang potensial selamat. Contoh : jika korban label merah lebih potensial selamat maka label biru dapat berubah menjadi label hitam

Dalam keadaan bencana, lebih baik memberi bantuan lebih daripada kurang Pikirkan kemungkinan yang paling buruk sehingga dapat mempersiapkan lebih baik.

A.    PPGD ( Penanggulangan Penderita Gawat Darurat )           Suatu pertolongan yang cepat dan tepat untuk mencegah kematian maupun kecatatan. Berasal dari istilah critical ill patient (pasien kritis/gawat) dan emergency patient (pasien darurat).B.    Penderita Gawat DaruratPenderita yang mendadak berada dalam keadaan gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya. Contoh : AMI, Fraktur terbuka, trauma kepala.C.    Penderita Gawat Tidak DaruratPenderita yang memerlukan pertolongan “ segera” tetapi tidak terancam jiwanya/menimbulkan kecacatan bila tidak mendapatkan pertolongan segera, misalnya kanker stadium lanjut.

Page 3: bbdm

D.    Penderita Darurat Tidak GawatPenderita akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya, misanya luka sayat dangkal.

E.    Pasien Tidak Gawat Tidak DaruratPenderita yang menderita penyakit yang tidak mengancam jiwa/kecacatan, Misalnya pasien dengan DM terkontrol, flu, maag dan sebagainya.

II.    PENYEBAB GAWAT DARURATA.    Kecelakaan (Accident)Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai factor yang datangnya mendadak, tidak dikehendaki sehinga menimbulkan cedera (fisik, mental, sosial) B.    CederaMasalah kesehatan yang didapat/dialami sebagai akibat kecelakaan.Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut : 1. Tempat kejadiana. kecelakaan lalu lintas,b. kecelakaan di lingkungan rumah tangga ;c. kecelakaan di lingkungan pekerjaan ;d. kecelakaan di sekolah;e. kecelakaan di tempat-tempat umum lain seperti halnya:     tepat rekreasi, perbelanjaan, di arena olah raga dan lain-lain.2. Mekanisme kejadianTertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing. tersengat, terbakar baik karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.3. Waktu kejadiana. Waktu perjalanan (traveling/trasport time):b. Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain- lainC.    BencanaPeristiwa atau rangkaian peritiwa yang disebabkan oleh alam dan atau manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia. kerugian harta benda, kerusakan Iingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan. Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dan salah satu sistem/organ di bawah ini yaitu :1. Susunan saraf pusat 2. Pernapasan 3. Kardiovaskuler 4. Hati5. Ginjal6. Pancreas

Penyebab Kegagalan Organ :1. Trauma/cedera32. lnfeksi3. Keracunan (poisoning)4. Degenerasi (failure)5. Asfiksia

Page 4: bbdm

6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar (excessive loss of wafer and electrolit)7. Shock8. perdarahan akut9. tumor / kanker Kegagalan system organ susunan saraf pusat, kardiovskuler, pernapasan dan hipoglikemia dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat (4-6 menit), sedangkan kegagalan sistim/organ yang lain dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang lebih lama.III.    TUJUAN PENANGGULANGAN PENDERITA GAWAT DARURAT (PPGD) a.  Mencegah kematian dan cacat (to save life and limb) pada periderita   gawat darurat, hingga dapat hidup dan berfungsi kembali dalarn masyarakat sebagaimana mestinya.b. Merujuk penderita . gawat darurat melalui sistem rujukan untuk memperoleh penanganan yang Iebih memadai.c. Menanggulangi korban bencana.

IV.    PRINSIP PENANGGULANGAN PENDERITA GAWAT DARURAT 1. Kecepatan menemukan penderita gawat darurat2. Kecepatan meminta pertolongan3. Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan ditempat kejadian, dalam perjalanan kerumah sakit, dan pertolongan selanjutnya secara mantap di Puskesmas atau rumah sakit.

IV.    SISTEM PENANGGULANGAN PENDERITA GAWAT DARURAT TujuanTercapainya suatu pelayanan kesehatan yang optimal, terarah dan terpadu bagi setiap anggota masyarakat yang berada dalam keadaan gawat darurat.Upaya pelayanan kesehatan pada penderita gawat darurat pada dasarnya mencakup suatu rangkaian kegiatan yang harus dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu mencegah kematian atau cacat yang mungkin terjadi.Cakupan pelayanan kesehatan yang perlu dikembangkan meliputi:a. Penanggulangan penderita di tempat kejadianb. Transportasi penderita gawat darurat dan tempat kejadian kesarana kesehatan yang lebih memadai.c. Upaya penyediaan sarana komunikasi untuk menunjang kegiatan penanggulangan penderita gawat darurat.d. Upaya rujukan ilmu pengetahuan,pasien dan tenaga ahlie. Upaya penanggulangan penderita gawat darurat di tempat rujukan (Unit Gawat Darurat dan ICU).f. Upaya pembiayaan penderita gawat darurat.

V.    TRIAGETindakan memilah-milah korban sesuai dengan tingkat kegawatannya untuk memperoleh prioritas tindakan.Pembagian golongan pada musibah masal/ bencana : 1.  Gawat darurat – merahKelompok pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.

2. Gawat tidak darurat – putihKelompok pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat, misalnya kanker stadium lanjut.

3. Tidak gawat, darurat – kuningKelompok pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak mêngancam nyawa dan anggota badannya, misanya luka sayat dangkal.

Page 5: bbdm

4. Tidak gawat, tidak darurat – hijau, Kelompok pasien yang tidak luka dan tidak memerlukan intervensi medic.

5. Meninggal – hitam

VI.    LINGKUP  PPGD

1.  Melakukan Primary Survey, tanpa dukungan alat bantu diagnostik kemudian    dilanjutkan dengan Secondary Survey2.  Menggunakan tahapan ABCDE

A : Airway managementB : Breathing managementC : Circulation managementD : Drug ,Defibrilator ,DisabilityE : EKG ,Exposure

3. Resusitasi pada kasus dengan henti napas dan henti jantung 

Pada kasus-kasus tanpa henti napas dan henti jantung, maka upaya penanganan harus dilakukan untuk mencegah keadaan tsb, misal pasien koma dan pasien dengan trauma inhalasi atau luka bakar grade II-III pada daerah muka dan leher.

Peran & Fungsi Perawat Gadar

1. Fungsi Independen Fungsi mandiri berkaitan dengan pemberian asuhan (Care)

2. Fungsi DependenFungsi yang didelegasikan sepenuhnya atau sebagian dari profesi lain

3. Fungsi KolaboratifKerjasama saling membantu dlm program kes. (Perawat sebagai anggota Tim Kes.)