bbdm

4
Penanganan seorang dokter terhadap pasien yang kurang mampu, SEHARUSNYA penanganannya sama seperti dengan pasien yang lain. Dalam menangani pasien tidak dibedakan antara pasien yang mampu dan pasien yang tidak mampu. Memiliki Sikap profesional (skdi) ·Menunjukkan sikap yang sesuai dengan Kode Etik Dokter Indonesia ·Menjaga kerahasiaan dan kepercayaan pasien ·Menunjukkan kepercayaan dan saling menghormati dalam hubungan dokter pasien ·Menunjukkan rasa empati dengan pendekatan yang menyeluruh ·Mempertimbangkan masalah pembiayaan dan hambatan lain dalam memberikan pelayanan kesehatan serta dampaknya ·Mempertimbangkan aspek etis dalam penanganan pasien sesuai standar profesi ·Mengenal alternatif dalam menghadapi pilihan etik yang sulit ·Menganalisis secara sistematik dan mempertahankan pilihan etik dalam pengobatan setiap individu pasien Memiliki Sikap profesional ·Menunjukkan sikap yang sesuai dengan Kode Etik Dokter Indonesia ·Menjaga kerahasiaan dan kepercayaan pasien ·Menunjukkan kepercayaan dan saling menghormati dalam hubungan dokter pasien ·Menunjukkan rasa empati dengan pendekatan yang menyeluruh ·Mempertimbangkan masalah pembiayaan dan hambatan lain dalam memberikan pelayanan kesehatan serta dampaknya ·Mempertimbangkan aspek etis dalam penanganan pasien sesuai standar profesi ·Mengenal alternatif dalam menghadapi pilihan etik yang sulit ·Menganalisis secara sistematik dan mempertahankan pilihan etik dalam pengobatan setiap individu pasien Melakukan praktik kedokteran dalam masyarakat multikultural di Indonesia ·Menghargai perbedaan karakter individu, gaya hidup, dan budaya dari pasien dan sejawat ·Memahami heterogenitas persepsi yang berkaitan dengan

Upload: niayusmaydiyanti

Post on 24-Oct-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pp

TRANSCRIPT

Page 1: bbdm

Penanganan seorang dokter terhadap pasien yang kurang mampu, SEHARUSNYA penanganannya sama seperti dengan pasien yang lain. Dalam menangani pasien tidak dibedakan antara pasien yang mampu dan pasien yang tidak mampu.

Memiliki Sikap profesional (skdi)·Menunjukkan sikap yang sesuai dengan Kode Etik DokterIndonesia·Menjaga kerahasiaan dan kepercayaan pasien·Menunjukkan kepercayaan dan saling menghormati dalamhubungan dokter pasien·Menunjukkan rasa empati dengan pendekatan yangmenyeluruh·Mempertimbangkan masalah pembiayaan dan hambatan laindalam memberikan pelayanan kesehatan serta dampaknya·Mempertimbangkan aspek etis dalam penanganan pasiensesuai standar profesi·Mengenal alternatif dalam menghadapi pilihan etik yang sulit·Menganalisis secara sistematik dan mempertahankan pilihanetik dalam pengobatan setiap individu pasien

Memiliki Sikap profesional·Menunjukkan sikap yang sesuai dengan Kode Etik DokterIndonesia·Menjaga kerahasiaan dan kepercayaan pasien·Menunjukkan kepercayaan dan saling menghormati dalamhubungan dokter pasien·Menunjukkan rasa empati dengan pendekatan yangmenyeluruh·Mempertimbangkan masalah pembiayaan dan hambatan laindalam memberikan pelayanan kesehatan serta dampaknya·Mempertimbangkan aspek etis dalam penanganan pasiensesuai standar profesi·Mengenal alternatif dalam menghadapi pilihan etik yang sulit·Menganalisis secara sistematik dan mempertahankan pilihanetik dalam pengobatan setiap individu pasien

Melakukan praktik kedokteran dalam masyarakatmultikultural di Indonesia·Menghargai perbedaan karakter individu, gaya hidup, danbudaya dari pasien dan sejawat·Memahami heterogenitas persepsi yang berkaitan denganusia, gender, orientasi seksual, etnis, kecacatan dan statussosial ekonomi

Aspek keselamatan pasien dalam praktik kedokteran·Menerapkan standar keselamatan pasien :1. Hak pasien2. Mendidik pasien dan keluarga

Page 2: bbdm

3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan4. Penggunaan metoda peningkatan kinerja untuk melakukanevaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatanpasien6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien7. Komunikasi yang merupakan kunci bagi staf untukmencapai keselamatan pasien

seharusnya dokter juga bisa memberikan alternatif atau memberikan jalan yang lain, sebagaimana yang diketahui olehnya. Hak masyarakat mendapatkan pelayanan terbaik salah satunya dengan JAMKESMAS

Sasaran program Jamkesmas ini adalah masyarakat miskindan tidak mampu diseluruh Indonesia yang tidak mempunyai jaminan kesehatan lainnya.

Hingga tahun 2012, peserta yang dijamin dalam Program Jamkesmas tersebut meliputi :

a. Masyarakat miskin dan tidak mampu, yang telah ditetapkan oleh Surat Keputusan (SK) Bupati/Walikota tahun 2008 berdasarkan kuota kabupaten/kota (BPS) yang dijadikan basis data (database)nasional.

b. Gelandangan, pengemis, anak dan orang terlantar, serta masyarakat miskin yang tidak memiliki identitas (atau kerap disebutkan sebagai “peserta non-kartu”)

c. Semua peserta Program Keluarga Harapan (PKH) (baik yang sudah atau yang belum mempunyai kartu Jamkesmas).

d. Semua penderita penyakit Thalasemia mayore. Semua pasien yang menerima Jaminan Persalinan (Jampersal)

Kepesertaan Jamkesmas memiliki masa berlaku, yaitu bermula semenjak ditetapkannya penggunaan kartu Jamkesmas (oleh Kementerian Kesehatan) hingga ditetapkannya penggunaan kartu yang baru, yang berarti kartu yang lama tidak lagi berlaku.

Pelayanan kesehatan apa saja yang dapat diperoleh peserta Jamkesmas di Puskesmas dan jaringannya?

1. Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP), dilaksanakan pada puskesmas dan jaringannya meliputi pelayanan :

1.a. Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatanb. Laboratorium sederhana (darah, urin, dan feses rutin)c. Tindakan medis kecild. Pemeriksaan dan pengobatan gigi, termasuk cabut/ tambale. Pemeriksaan ibu hamil/nifas/menyusui, bayi dan balitaf. Pelayanan KB dan penanganan efek samping (alat kontrasepi disediakan

BKKBN)g. Pemberian obat

Page 3: bbdm

2. Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP), dilaksanakan pada puskesmas perawatan, meliputi pelayanan :

a. Akomodasi rawat inapb. Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatanc. Laboratorium sederhana (darah, urin, dan feses rutin)d. Tindakan medis kecile. Pemberian obatf. Persalinan normal dan dengan penyulit (PONED)

3. Persalinan normal dilakukan di puskesmas/bidan di desa/polindes/dirumah pasien fasilitas kesehatan tingkat pertama swasta.

4. Pelayanan gawat darurat (emergency). Kriteria gawat darurat tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan tentang Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit (Nomor 856 tahun 2009).

Selain itu Pemerintah terus meningkatkan fasilitas kesehatan, yakni dari 1.268 unit rumah sakit pada tahun 2005 meningkat menjadi 1.523 unit pada tahun 2010. Terdapat penambahan 255 rumah sakit selama kurun waktu 5 tahun, namun peningkatan terpesat terjadi pada tahun 2009 ke tahun 2010 dengan jumlah 154 rumah sakit, yakni 44 RSUD, 13 RS TNI/Polri dan 97 rumah sakit swasta.

Untuk memenuhi tenaga kesehatan yang belum tercukupi, pada tahun 2011 Pemerintah telah mengangkat 10.810 PTT yang terdiri dari 2.425 dokter, 504 dokter gigi, dan 7.881 bidan. Jadi total sampai dengan tahun 2011 berjumlah 39.452 orang. Untuk meningkatkan mutu profesi dokter, Pemerintah bekerjasama dengan 13 fakultas kedokteran negeri melaksanakan Program Intersip Dokter. Selama tahun 2010 sebanyak 401 dokter telah menyelesaikan Program, dan pada tahun 2011 diikuti sebanyak 1.141 dokter.