bbdm 6 fk undip kasus 3:trauma dan kegawatdaruratan

4
Skenario 3 NASIB CROSSER JALANAN: TRAUMA DAN KEGAWATDARURATAN Si Thukul, seorang remaja putus sekolah, 19 tahun, akhirnya harus berurusan dengan UGD RS Kariadi dengan diantar mobil patrol polisi dalam keadaan luka parah. Kesadaran si Thukul menurun dan Nampak gelisah. Menurut polisi, si Thukul jatuh bersama motornya karena menabrak trotoar, padahal tidak memakai helm. Pada pemeriksaan di Triase UGD dapat hasil: Keluar darah dari hidung dan rongga mulut Terdapat memar pada pipi, bibir bengkak, dan muka memanjang Kedua kelopak mata nampak bengkak dan memar Pada pemeriksaan fisik o T: 80/60 mmHg hipotensi o N: 120 x/menit takikardia o RR: 28 x/menit meningkat Akral dingin Rumusan Masalah 1. Perdarahan berasal dari mana? 2. Pertolongan pertama bagi orang awam dan medis? 3. Mengapa muka memanjang? 4. Mengapa akral dingin? Pembahasan 1. Fraktur basis cranii perdarahaan di otak perdarahan di orbita, hidung, rongga mulut Hidung Plexus Hasselback (epitaksis anterior) a. Sphenopalatina & a. ethmoidalis posterior (epistaksis posterior) 2. Penolong harus pertama-tama memperkenalkan diri dulu Keselamatan diri sendiri dan korban (tidak berada di tempat yang membahayakan, missal ada kabel listrik terbuka yang berseliweran, dll) Respon korban

Upload: claudia-mary

Post on 18-Dec-2015

28 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

Resume singkat BBDM 6 Kasus 3 FK Undip: Nasib Crosser JalananTrauma dan Kegawatdaruratan (belum lengkap)

TRANSCRIPT

Skenario 3NASIB CROSSER JALANAN:TRAUMA DAN KEGAWATDARURATANSi Thukul, seorang remaja putus sekolah, 19 tahun, akhirnya harus berurusan dengan UGD RS Kariadi dengan diantar mobil patrol polisi dalam keadaan luka parah. Kesadaran si Thukul menurun dan Nampak gelisah. Menurut polisi, si Thukul jatuh bersama motornya karena menabrak trotoar, padahal tidak memakai helm. Pada pemeriksaan di Triase UGD dapat hasil: Keluar darah dari hidung dan rongga mulut Terdapat memar pada pipi, bibir bengkak, dan muka memanjang Kedua kelopak mata nampak bengkak dan memar Pada pemeriksaan fisik T: 80/60 mmHg hipotensi N: 120 x/menit takikardia RR: 28 x/menit meningkat Akral dingin

Rumusan Masalah1. Perdarahan berasal dari mana?2. Pertolongan pertama bagi orang awam dan medis?3. Mengapa muka memanjang?4. Mengapa akral dingin?

Pembahasan1. Fraktur basis cranii perdarahaan di otak perdarahan di orbita, hidung, rongga mulutHidung Plexus Hasselback (epitaksis anterior) a. Sphenopalatina & a. ethmoidalis posterior (epistaksis posterior)2. Penolong harus pertama-tama memperkenalkan diri dulu Keselamatan diri sendiri dan korban (tidak berada di tempat yang membahayakan, missal ada kabel listrik terbuka yang berseliweran, dll) Respon korbanMedis: ABCa. Airway: Koran sering tersedak darahnya sendiri bersihkan sehingga tidak mengganggu airwayb. Breathing: dilancarkan/beri sungkupc. Circulation: infus elektrolitNormal ABC pemeriksaan fisik: luka lain, kelainan neurologis CT scanOrang awam: hubungi ambulance (119)3. Fraktur basis craniia. Anterior: perdarahan hidung dan matab. Media: darah/LCS dari telingac. Posterior: medulla oblongata mati seketikaFraktur pada condyles mandibula pemanjangan muka (luka di soft tissuepembengkakan)Fraktur pada Le Fort bagian sepertiga tengah perdarahan bagian hidung dan mulut4. Pemeriksaan fisik gejala shock darah tidak terpompa ke seluruh tubuh akral dingin

Sasaran belajar1. Anatomi kepala, leher, maxillofacial2. Patofisiologi shock akibat trauma3. GCS4. Komplikasi yang timbul5. Diagnosis & pengelolaan epstiaksis6. BLS7. Jenis fraktur multiple si area kepala, leher, maxillofacial8. Pemeriksaan dan tata laksana

Jawaban Sasaran Belajar1. Jenis fraktur multiple di area kepala, leher, maxillofaciala. Orbital blowout fracture Akibat hantaman benda tumpul ke orbita. Tekanan diteruskan ke tulang-tulang orbita yang akan menimbulkan fraktur di titik paling lemah, yaitu lantai orbita dan dinding medial orbita (lamina papyracea). Fraktur pada lantai orbita disebut blowout fracture. Sering terjadi pada olahraga tertentu, seperti tinju, tetapi juga pada trauma mata akibat benda tumpul lainnya. Pasien datang dengan enophthalmos dan nyeri pada daerah orbita Komplikasi paling sering adalah terjebaknya musculus rectus inferior di antara fragmen-fragmen fraktur sehingga pasien sulit/tidak bias melirik ke atas dan mengalami diplopia saat mencoba melirik ke atas. membutuhkan operasi.b. Fraktur mandibula Sering terjadi pada trauma benda tumpul terhadap wajah. Etiologi yang paling sering adalah akibat kecelakaan kendaraan dan kejahatan/penyerangan. Fraktur terdistribusikan hampir sama pada condylus-condylus, angulus-angulus, dan corpus mandibula. Pasien datang dengan bengkak dan tenderness pada daerah fraktur. Pasien sering mengalami dysarthria dan drooling karena gerakan mandibula akan sakit Dengan percobaan menggunakan tongue blade, pasien tidak bisa menahan dengan giginya saat pemeriksa menarik tongue blade Inspeksi pada mulut seringnya menunjukkan fraktur terbuka dengan laserasi pada gusi yang menutupinya. Obstruksi airway bisa didapati pada pasien yang tidak sadar dengan fraktur rami mandibula bilateral akibat lidah yang tidak tertopang dan jatuh menutupi faring Trauma temporomandibula juga sering dan bisa menyebabkan dislokasi sendi atau nyeri kronis saat mengunyahc. Fraktur zygoma Karena bentuknya yang melengkung (arcus), biasanya fraktur merupakan jenis comminuted. Kemungkinan cidera n. infraorbitalis harus diperiksa anestesi labium oris superior Pergeseran zygoma ke processus coronoideus menyebabkan gerakan mandibula menjadi terbatas/trismus Fraktur yang lebih kompleks adalah fraktur tripod pada origo zygoma sehingga terbentuk fragmen segitiga yang besar. Fraktur terjadi pada sutura zygomaticofacial dan zygomaticofrontal dan melewati foramen orbita inferior fragmen tulang melayang-layang bebas dan membutuhkan pembedahan. Cidera pada foramen infraorbital menyebabkan hypesthesia midfacial ipsilateral sampai labium oris superiord. Fraktur Le Fort Le Fort IMemisahkan upper alveolar ridge dari keseluruhan wajah dan dapat memanjang sampai cavum nasi Le Fort II dan Le Fort IIIMemsihakan midfasial dari keseluruhan wajah menghasilkan fragmen besar berbentuk pyramid dari maxilla dan os nasi Akibat trauma berenergi tinggi ke wajah dan diklasifikasikan menurut lokasi. Fraktur Le Fort II dan III berpotensi mengancam jiwa dan diasosiasikan dengan gangguan jalan napas, perdarahan masif, fraktur basis cranii, dan cidera intracranial. CSF bisa keluar dari hidung dan bisa terjadi epistaksis masif Le Fort III adalah yang paling berat dan menyebabkan disasosiasi kraniofasial komplet Intubasi nasal dan NGT harus dihindari