bawang merah 1

11
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Gorontalo. 3.2 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah rumput laut K. alvarezii yang diperoleh dari petani rumput laut kecamatan Anggrek desa Tolongio, kabupaten Gorontalo Utara, pada umur panen 45 hari dan telah dikeringkan dengan metode tradisional (sinar matahari langsung). Bahan lainnya adalah tepung ketan, telur ayam, mentega, bawang putih, bawang merah, penyedap rasa, garam, santan kelapa, vanili, dan minyak kelapa. Alat-alat yang digunakan terdiri dari timbangan, wajan, pisau, talenan, pengaduk, ayakan, mixer, blender, ember, alat pencetak, kompor dan seluruh peralatan yang digunakan dalam melakukan analisis proksimat serta organoleptik. 3.3 Prosedur Penelitian Penelitian dilakukan dengan 2 tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan dilakukan dengan menggunakan trial and error dan juga mengacu pada Usaha Mikro Kecil Menengah Sari Laut yang menggunakan rumput laut kosentrasi 5% dalam pembuatan stiknya. Dilakukan juga uji waktu penggorengan dan diperoleh waktu penggorengan yang terbaik adalah 3 menit. Produk UMKM telah dijual dan dipasarkan secara lokal.

Upload: dian-annisa

Post on 19-Dec-2015

214 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

jurnal analisi kadar air

TRANSCRIPT

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Waktu dan Tempat

    Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

    Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP)

    Gorontalo.

    3.2 Bahan dan Alat

    Bahan yang digunakan adalah rumput laut K. alvarezii yang diperoleh dari

    petani rumput laut kecamatan Anggrek desa Tolongio, kabupaten Gorontalo

    Utara, pada umur panen 45 hari dan telah dikeringkan dengan metode tradisional

    (sinar matahari langsung). Bahan lainnya adalah tepung ketan, telur ayam,

    mentega, bawang putih, bawang merah, penyedap rasa, garam, santan kelapa,

    vanili, dan minyak kelapa.

    Alat-alat yang digunakan terdiri dari timbangan, wajan, pisau, talenan,

    pengaduk, ayakan, mixer, blender, ember, alat pencetak, kompor dan seluruh

    peralatan yang digunakan dalam melakukan analisis proksimat serta organoleptik.

    3.3 Prosedur Penelitian

    Penelitian dilakukan dengan 2 tahap yaitu penelitian pendahuluan dan

    penelitian utama. Penelitian pendahuluan dilakukan dengan menggunakan trial

    and error dan juga mengacu pada Usaha Mikro Kecil Menengah Sari Laut yang

    menggunakan rumput laut kosentrasi 5% dalam pembuatan stiknya. Dilakukan

    juga uji waktu penggorengan dan diperoleh waktu penggorengan yang terbaik

    adalah 3 menit. Produk UMKM telah dijual dan dipasarkan secara lokal.

  • Berdasarkan penelitian pendahuluan maka penelitian utama ini melakukan

    perlakuan penambahan rumput laut dengan kosentrasi 5%, 7.5%, dan 10%.

    Adapun formulasi stik rumput laut dapat dilihat pada Tabel 3.

    Tabel 3. Formulasi stik rumput laut

    Bahan

    penyusun

    Formulasi

    I

    Formulasi

    II

    Formulasi

    III

    Kontrol

    Rumput laut 5% 7,5% 10% 0%

    Tepung ketan 100 (gr) 100 (gr) 100 (gr) 110

    Gula 60 (gr) 60 (gr) 60 (gr) 60

    Telur 27 (gr) 27 (gr) 27 (gr) 27

    Santan 0,87 (gr) 0,87 (gr) 0,87 (gr) 0,87

    Margarin 0,32 (gr) 0,32 (gr) 0,32 (gr) 0,32

    Bawang putih 0,77 (gr) 0,77 (gr) 0,77 (gr) 0,77

    Bawang merah 0,77 (gr) 0,77 (gr) 0,77 (gr) 0,77

    Vanili 0,32 (gr) 0,32 (gr) 0,32 (gr) 0,32

    Prosedur penelitian dimulai dengan perendaman rumput laut selama 3

    hari. Selama perendaman, dilakukan pergantian air perendaman sebanyak dua

    kali. Perendaman bertujuan membersihkan dari kotoran-kotoran yang terdapat

    pada rumput laut. Kemudian, rumput laut dicuci berulang-ulang lalu direndam

    dengan air kapur selama lima menit dan ditiriskan. Rumput laut dihaluskan

    sehingga menghasilkan bubur rumput laut. Sementara itu, bumbu-bumbu yang

    terdiri atas bawang putih, merah dihaluskan, telur dan gula dikocok menggunakan

    mixer. Setelah bahan-bahan siap, maka dilakukan formulasi bahan stik. Formulasi

    dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi rumput laut yang digunakan.

    Konsentrasi rumput laut yang dipakai adalah 5%, 7,5%, dan 10%. Setelah

  • tercampur setiap perlakuan dengan bumbu-bumbu kemudian dimasukkan tepung

    ketan, vanili, santan kelapa, margarin dan garam secukupnya dan diaduk hingga

    rata. Setelah itu dibentuk dengan menggunakan alat pembentukan, dan digoreng

    selama 3 menit. Kemudian produk stik dikarakterisasi secara organoleptik dan

    kimiawi. Alur proses penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.

  • Keterangan : Input/output, proses, Analisis

    K. alvarezzi kering

    Perendaman dalam air selama 3 hari

    Pencucian

    Penghalusan

    Homogenat basah

    Tepung ketan,

    Margarin, telur

    santan, bumbu halus,

    vanili.

    Formulasi

    Konsentrasi 5%, 7,5%, 10%

    Pencampuran

    Pembentukan Stik

    Penggorengan, 3 menit

    Stik K. alvarezii

    Organoleptik

    (uji

    pembedaan

    segitiga)

    Karakteristik Stik Rumput Laut

    K. alvarezii 5%,7,5% 10%

    Karakterisasi

    Proksimat

    (air, abu, protein,

    lemak, karbohidrat)

  • Gambar 3. Alur proses penelitian stik K. alvarezii

    3.4 Karakterisasi stik K. alvarezii

    Karakteristik stik K. alvarezii dilakukan melalui 2 metode yaitu

    karakterisasi organoleptik dan karakterisasi kimia. Karakterisasi organoleptik

    dilakukan dengan pengujian organoleptik yang merupakan penilaian subyektif

    yang menggunakan indera manusia (panelis) sebagai instrument penilaian.

    Karakterisasi kimia merupakan penilaian obyektif produk sebab menggunakan

    alat pengukuran dalam analisisnya. Karakterisasi organoleptik berupa penilaian

    panelis terhadap parameter produk yang terdiri atas tekstur, dan rasa.

    Karakterisasi kandungan proksimat terdiri atas kadar air, kadar protein, kadar

    lemak, kadar abu, kadar karbohidrat.

    3.4.1 Pengujian Organoleptik Uji Pembedaan Segitiga

    Pengujian organoleptik dilakukan melalui uji pembedaan (discriminative

    test). Menurut Setyaningsih dkk. (2010), uji pembedaan bertujuan untuk menilai

    pengaruh perubahan proses produksi atau pergantian bahan dalam pengolahan

    pangan dan untuk mengetahui perbedaan antara dua produk dari bahan baku yang

    sama. Dalam uji segitiga disajikan 3 contoh sekaligus dan tidak dikenal adanya

    contoh pembanding atau contoh baku. Panelis yang dipakai dalam uji ini

    berjumlah 15-25 orang untuk semi terlatih.

    Teknis metode ini adalah disajikan 3 buah contoh sekaligus secara acak,

    satu dari ketiga contoh tersebut berbeda dengan dua contoh lainnya misalnya

    contoh A berbeda dengan dua contoh B namun, masing-masing contoh diberikan

    kode sampel yang berbeda (Rahayu, 2001). Dari ketiga sampel tersebut, panelis

    hanya memiliki 2 pilihan yaitu pilihan memilih (Ya) dan pilihan untuk memilih

  • (Tidak) sehingga peluang panelis yang memilih (Ya) adalah 1/3. Penilaian disertai

    dengan format penilaian (Lampiran 1) dengan parameter yang dinilai dari metode

    adalah tekstur, rasa, dan warna tiga parameter merupakan ciri khas dari stik

    rumput laut K. alvarezii.

    A. Tekstur

    Tekstur dan konsistensi suatu bahan akan mempengaruhi citarasa yang

    ditimbulkan. Perubahan tekstur bahan dapat mengubah rasa dan aroma yang

    timbul karena dapat mempengaruhi kecepatan timbulnya rangsangan terhadap sel

    reseptor (Winarno, 1991).

    B. Rasa

    Rasa merupakan salah satu faktor yang menentukan keputusan konsumen

    untuk menerima atau menolak suatu produk pangan. Rasa dimulai melalui

    tanggapan rangsangan indera pencicip hingga akhirnya terjadi keseluruhan

    interaksi antara aroma, rasa dan tekstur sebagai keseluruhan rasa makanan. Rasa

    merupakan wujud berbagai tanggapan cicip, baud an trigeminal yang diramu oleh

    kesan-kesan pendukung seperti penglihatan, sentuhan dan pendengaran sehingga

    jika menikmati atau merasakan suatu makanan merupakan pewujudan bersama

    oleh kelima indera manusia (Astawan dkk, 2004).

    Menurut Winarno (1991), rasa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

    senyawa kimia, suhu,konsentrasi dan interaksi dengan komponen rasa yang lain.

    Timbulnya respons tidak sama untuk rasa yang berbeda misalnya respons

    terhadap rasa asin lebih cepat dari respons terhadap rasa pahit.

  • C. Warna

    Warna merupakan salah satu bagian penilaian sensori terhadap suatu

    produk pangan. Umumnya, warna akan menentukan ketertarikan konsumen

    terhadap pangan tersebut. Riyanto (2008) menyatakan bahwa perbedaan warna

    pada produk yang sama akan menimbulkan penilaian yang berbeda oleh panelis

    atau konsumen. Suatu produk pangan yang dinilai bergizi, enak dan teksturnya

    sangat baik tidak akan dimakan bila memiliki warna yang tidak sedap dipandang

    atau member kesan yang menyimpang dari warna yang seharusnya.

    3.4.2 Pengujian Kimia (Proksimat)

    A. Analisis kadar air (SNI 01-2354.2-2006)

    Prinsip analisis ini adalah molekul air dihilangkan melalui pemanasan dengan

    oven pada suhu 105C selama 16 jam. Penentuan berat air dihitung secara

    gravimetric berdasarkan selisih berat contoh sebelum dan sesudah contoh

    dikeringkan. Kadar air dihitung dengan rumus sebagai berikut:

    Kadar air (% b/b) = B - C

    x 100% B - A

    Keterangan :

    A adalah berat cawan kosong (gr)

    B adalah berat cawan + contoh awal (gr)

    C adalah berat cawan + contoh kering (gr)

    B. Analisis kadar abu (SNI 01-2354.1-2010)

    Prinsip analisis kadar abu berdasarkan gravimetri. Contoh dioksidasi atau

    dipijarkan pada tanur dengan suhu 550C sampai diperoleh abu yang berwarna

    putih. Sebanyak 2 gr contoh homogen kering dimasukan ke dalam cawan porselin,

  • lalu dipindahkan ke tanur pengabuan. Panaskan pada suhu 550C selama 24 jam.

    Penentuan kadar abu menggunakan rumus:

    Kadar abu (% b/b) = B A

    x 100% Bobot sampel

    Keterangan :

    A adalah berat cawan porselen kosong

    B adalah berat cawan porselen dengan abu

    C. Analisis kadar protein kasar metode total Nitrogen (SNI 01-2354.4-2006)

    Senyawan Nitrogen dilepaskan dari jaringan contoh melalui dekstruksi

    menggunakan asam sulfat pekat dengan bantuan panas pada suhu 410C selama 2

    jam, selanjutnya ditambahkan Natrium Hidroksida sehingga membentuk garam

    basa NH4OH. Kemudian, garam basa didestilasi menggunakan uap panas untuk

    memisahkan senyawa amoniak. Amoniak diikat oleh asam borat membentuk

    Ammonium Borat. Kemudian dilakukan titrasi dengan asam Klorida. Untuk

    menghitung kadar protein, terlebih dahulu dihitung kadar Nitrogen total yang

    dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

    % Nitrogen = (S B) x N HCl x 14

    x 100% W x 1000

    Keterangan: S = volume titran sampel (ml)

    B = volume titran blanko (ml)

    N = normalitas

    w = bobot sampel kering (mg).

  • Kadar protein dihitung dengan mengalikan kadar Nitrogen dengan faktor

    perkalian untuk yaitu berkisar 6,25.

    kadar protein (%) = % Nitrogen x 6,25

    D. Analisis kadar lemak kasar (SNI 01-2354.4-2006)

    Labu alas bulat ditimbang dihitung sebagai berat awal (A), 2 gr sample

    sebagai berat (B) untuk dimasukan kedalam selongsong lemak. Sampel dan 200

    ml klorofrom dimasukan kedalam rangkaian labu soxhlet kemudian dipanaskan

    sample pada suhu 60 C selama 8 jam. Masukan labu alas bulat kedalam oven 105

    C selama 2 jam. Labu kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang

    sebagai berat konstan (C). Kadar lemak diperoleh dengan rumus berikut.

    Kadar lemak (%) = berat akhir labu (C) berat awal labu (A)

    x 100% berat sampel (B)

    E. Analisis kadar Karbohidrat (by difference)

    Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Penentuan kadar

    karbohidarat dapat dilakukan secara by difference, yaitu berat total produk

    dikurangi kadar air, kadar abu, kadar protein dan kadar lemak.

    Kadar karbohidrat (%) = 100 % - kadar (air + protein + abu + lemak) %

    3.5 Analisis Data

    3.5.1 Analisis Organoleptik

    Analisis organoleptik dilakukan menggunakan uji segitiga untuk melihat

    perbedaan diantara sampel yang disajikan. Penilaian dilakukan dengan

    menggunakan tabel seperti pada Tabel 4 dan dianalisis dengan distribusi binomial.

  • Tabel 4. Data Uji Segitiga dari n panelis

    Panelis Jenis produk

    Tekstur Rasa Warna

    Kode Kode Kode Kode Kode Kode Kode Kode Kode

    Panelis Ke-n Nilai*

    Jumlah

    Keterangan :*) Dalam 1 parameter, hanya ada dua jenis nilai yaitu nilai 0

    berjumlah 2 dan nilai 1 berjumlah satu.

    Sumber : Rahayu, 2001.

    Jumlah nilai yang diperoleh dari seluruh panelis untuk masing-masing

    parameter, akan dibandingkan dengan tabel hipotesis berekor dua (Lampiran 5).

    Suatu produk dikatakan berbeda nyata pada taraf 5%, 1%, dan 0,1% jika jumlah

    panelis memenuhi syarat dalam tabel hipotesis berekor dua (Rahayu, 2001).

    3.5.2 Analisis kimiawi

    Untuk analisis kimiawi (proksimat) menggunakan analisis data dengan

    Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu perlakuan yaitu perbedaan konsentrasi

    rumput laut dua kali ulangan. Secara matematis, RAL dirumuskan dengan

    persamaan (Daha, 2002):

    Keterangan

    adalah nilai hasil pengamatan pada perlakuan ke i ulangan ke j

    adalah rata-rata nilai perlakuan

    adalah pengaruh konsentrasi rumput laut

    adalah faktor kesalahan (galat)

  • Apabila terjadi berbeda nyata, maka selanjutnya diuji lanjut menggunakan

    Beda Nyata Terkecil (BNT) dimana nilai tengah dihitung dengan rumus

    BNT =