1210 publikasi bawang merah
DESCRIPTION
jfujTRANSCRIPT
Informasi Utama :
Harga pada bulan Oktober 2012 dibandingkan bulan September 2012 untuk
bawang merah lokal mengalami penurunan sebesar 6 %.
Harga pada bulan Oktober 2012 dibandingkan Oktober 2011 untuk bawang merah
lokal mengalami penurunan sebesar 18 %.
Harga bawang secara lokal secara nasional berfluktuasi cenderung tinggi dengan
koefisien keragaman harga bulan Oktober 2011 sampai dengan bulan Oktober 2012
sebesar 11 %. Sedangkan koefisien keragaman bulan Oktober 2012 cenderung sta-
bil sebesar 2,29 %.
Disparitas harga bawang antar wilayah pada bulan Oktober 2012 cenderung tinggi
dengan koefisien keragaman harga antar wilayah sebesar 30,2 %, sama hal dengan
disparitas harga antar wilayah pada bulan Oktober 2011 dibandingkan dengan Ok-
tober 2012 cenderung tinggi sebesar 25,84 %.
Tinjauan Pasar Bawang Merah
Edisi : Bawang Merah/Oktober/2012
Disusun oleh Komoditi Analis tim EWS
Tabel 1. Perkembangan Harga
Sumber: BPS, Disperindag 2011-2012 (diolah)
Gambar 1. Grafik Harga Rata-rata Nasional Bawang Merah
Periode 2011—2012
2
Perkembangan Harga di Pasar Domestik
Harga rata-rata bawang merah di 33 kota pada Oktober 2012 mengalami penurunan sebesar 6 %,
jika dibandingkan dengan September 2012 yakni dari harga sebesar Rp. 12.783,-/kg menjadi Rp.
12.063, -/kg. Sedangkan jika dibandingkan dengan Oktober 2011, terjadi penurunan harga sebesar
19 %, yaitu Rp. 14.708,- menjadi Rp. 12.063,-.
Secara rata-rata nasional, fluktuasi harga bawang merah periode bulan Oktober 2011 sampai dengan
bulan Oktober 2012 cukup tinggi yaitu sebesar 11 %, yang diindikasikan oleh koefisien keragaman
harga tahunan.
Harga rerata Oktober 2012 dibandingkan dengan September 2012 di kabupaten sentra produksi
meningkat 2,10%, sedangkan di beberapa kota besar juga meningkat 0,75%. Harga rerata Oktober
2012 dibandingkan dengan Oktober 2011 di kabupaten sentra produksi menurun 28,50% dan di be-
berapa kota besar juga menurun 12,08%. ( pphp.deptan.go.id).
Jika dilihat berdasarkan per wilayah, koefisien variansi tertinggi untuk komoditas bawang merah
pada periode Oktober 2012 yaitu, di wilayah Gorontalo sebesar 23,65 % diikuti oleh wilayah Bandar
Lampung dan Banjarmasin. Sedangkan untuk wilayah yang memiliki koefisien variansi terendah
adalah Medan sebesar 6,90 %. Harga tertinggi bawang merah berdasarkan wilayah terdapat di
Manokwari sebesar Rp.30.000,- per kg, Sedangkan harga terendah bawang merah berdasarkan
wilayah terdapat di Mataram sebesar Rp. 6.800,-per kg.
Disusun oleh Komoditi Analis tim EWS
Gambar 2. Pergerakan Harga Bawang pada bulan Oktober 2012 dengan indicator Mo-M1
3
Tinjauan Pasar Domestik
Penurunan harga bawang merah terjadi di seluruh daerah. Selain pasokan yang berlimpah,
daya beli masyarakat yang berkurang pun menjadi penyebab merosotnya harga bawang. Hal
ini dikarenakan stok hasil panen bawang merah untuk bulan Agustus belum habis. Semen-
tara pasokan akan kembali bertambah seiring masuknya musim panen berikutnya yang ter-
jadi di bulan Oktober ini. ( www. Minangkabaunews.com).
Sumber: Harga PDN Kemendag yang diolah
Harga bawang merah di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, kembali turun, setelah sekitar sebulan lalu
naik dari Rp 6.000 per kilogram, menjadi Rp 8.000 per kilogram. Saat ini, harga bawang merah di
tingkat petani kembali terpuruk, mencapai harga Rp 4.000 hingga Rp 5.000 per kilogram. Harga
bawang turun, karena pasokan bawang meningkat. Selain berasal dari produksi lokal, hingga saat ini
bawang impor juga masih masuk di wilayah Brebes, yang merupakan salah satu sentra penghasil
bawang di Indonesia. ( www.kompas.com).
Jika dilihat dari pergerakan harga 2010-2012, harga rata-rata bawang merah cukup berfluktuatif.
Pada bulan Oktober 2012 harga bawang merah mulai sedikit mengalami penurunan jika dibanding-
kan dengan bulan September 2012.
Disusun oleh Komoditi Analis tim EWS
Gambar 3. Perkembangan Harga Domestik Bawang Merah 2010-2012
4
Tinjauan Harga Internasional
Sumber: PDN dan USDA yang telah diolah
Pada grafik di atas menunjukkan bahwa harga domestik bawang merah tertinggi berdasarkan data harga Januari 2010 - Oktober 2012 terjadi pada bulan Februari 2011. Sedangkan harga internasional bawang merah tertinggi terjadi pada bulan Maret 2010. Harga domestik pada bulan November 2010 - Maret 2011 mengalami kenaikan harga tertinggi dikarenakan kurangnya pasokan bawang merah akibat cuaca yang kurang baik pada bulan-bulan tersebut. Pada grafik di atas tahun 2012 harga domestik maupun harga internasional bawang merah cenderung memiliki pola yang sama atau cenderung stabil.
Sejumlah perwakilan petani bawang merah Thailand bertemu di gedung aula Bank Indone-sia Cirebon membahas bawang merah tujuannya membangun kerjasama ekspor-impor. Dalam pertemuan tersebut membahas perbaikan dan tata cara hubungan bisnis antar pelaku kegiatan ekspor-impor yang saling menguntungkan, diantaranya tepat waktu pengiriman, jelas cara pembayaran dan mendahulukan kualitas bawang merah tersebut.
Phi San moo petani asal Thailand menuturkan, perbedaan masa tanam bawang merah akan membangun kerjasama ekspor-impor karena bisa menutupi kebutuhan kedua Negara. Ri-wad petani bawang merah di Cirebon mengaku, kerjasama ekspor-impor bawang merah dengan negara Thailand akan menguntungkan, jika masa tanam berbeda karena biasanya panen raya pasokan impor melimpah merugikan petani.
Harapannya kerjasama ekspor-impor mampu mendongkrak harga bawang merah yang kini semakin memprihatinkan, akibat melimpahnya kiriman barang dari India.
(www.beritadaerah.com).
Disusun oleh Komoditi Analis
Gambar 4. Perbandingan Harga Internasional dan Domestik Bawang Merah