batuan beku 1

55
BAB I BATUAN BEKU Magma dapat mendingin dan membeku dibawah atau diatas permukaan bumi. Bila membeku dibawah permukaan bumi, terbentuklah batuan yang dinamakan batuan beku dalam atau batuan beku intrusif. Dan sering juga dikatakan sebagai batuan beku plutonik. Sedangkan bila magma dapat mencapai permukaan bumi kemudian membeku, terbentuklah batuan beku luar atau batuan beku ekstrusif. 1.1 BATUAN BEKU DALAM Magma yang membeku dibawah permukaan bumi, pendinginannya sangat lambat (dapat sampai jutaan tahun), memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal yang besar dan sempurna bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusif. Tubuh batuan beku dalam mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, tergantung pada kondisi magma dan batuan disekitarnya. Magma dapat menyusup pada batuan disekitarnya, atau menerobos melalui rekahan-rekahan pada batuan sekelilingnya. Pada gambar 1.1. terlihat diagram penampang tubuh-tubuh batuan plutonik. Bentuk-bentuk yang memotong struktur batuan sekitarnya, diskordan, adalah batolit, stock, dyke (korok) dan jenjang volkanik (volcanic neck). Sedangkan bentuk yang sejajar dengan struktur batuan sekitarnya, konkordan, adalah sill, lakolit dan lopolit. BATOLIT, merupakan tubuh batuan beku dalam (pluton) yang paling besar dimensinya. Bentuknya tidak beraturan, memotong lapisan-lapisan batuan yang diterobosnya. 1

Upload: laodeawalrahmantumada

Post on 10-Feb-2016

21 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

batuan beku

TRANSCRIPT

Page 1: BATUAN BEKU 1

BAB I

BATUAN BEKU

Magma dapat mendingin dan membeku dibawah atau diatas permukaan bumi.

Bila membeku dibawah permukaan bumi, terbentuklah batuan yang dinamakan

batuan beku dalam atau batuan beku intrusif. Dan sering juga dikatakan sebagai

batuan beku plutonik. Sedangkan bila magma dapat mencapai permukaan bumi

kemudian membeku, terbentuklah batuan beku luar atau batuan beku ekstrusif.

1.1 BATUAN BEKU DALAM

Magma yang membeku dibawah permukaan bumi, pendinginannya sangat lambat

(dapat sampai jutaan tahun), memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal yang besar dan

sempurna bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusif. Tubuh batuan beku dalam

mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, tergantung pada kondisi magma dan

batuan disekitarnya. Magma dapat menyusup pada batuan disekitarnya, atau

menerobos melalui rekahan-rekahan pada batuan sekelilingnya. Pada gambar 1.1.

terlihat diagram penampang tubuh-tubuh batuan plutonik. Bentuk-bentuk yang

memotong struktur batuan sekitarnya, diskordan, adalah batolit, stock, dyke (korok)

dan jenjang volkanik (volcanic neck).

Sedangkan bentuk yang sejajar dengan struktur batuan sekitarnya, konkordan,

adalah sill, lakolit dan lopolit.

BATOLIT, merupakan tubuh batuan beku dalam (pluton) yang paling besar

dimensinya. Bentuknya tidak beraturan, memotong lapisan-lapisan batuan yang

diterobosnya. Kebanyakan batolit merupakan kumpulan massa dari sejumlah tubuh-

tubuh intrusi yang berkomposisi agak berbeda. Perbedaan ini mencerminkan

bervariasinya magma pembentuk batolit. Beberapa batolit mencapai lebih dari 1000

km panjangnya dan 250 km lebarnya. Dari pengukuran geofisika dan penelitian pada

beberapa batolit yang tersingkap dipermukaan, diperkirakan tebalnya antara 20

sampai 30 km. Batolit tidak terbentuk oleh magma yang menyusup dalam rekahan,

karena tidak ada rekahan sebesar dimensi batolit. Dan karena besarnya batolit dapat

mendorong batuan diatasnya. Meskipun batuan yang diterobos dapat tertekan keatas

oleh magma yang bergerak keatas secara perlahan, tentunya ada proses lain yang

bekerja. Magma yang naik melepaskan fragmen-fragmen batuan yang menutupi-nya.

Proses ini dinamakan stoping. Blok-blok hasil stoping lebih padat dibandingkan

magma yang naik, sehingga mengendap. Saat mengendap fragmen-fragmen ini

1

Page 2: BATUAN BEKU 1

Diagram penampang batuan beku dalam. Batolit- tubuh batuan beku yang sangat besar, berbentuk tidak teratur dan tidak diketahui dasarnya; stock- suatu tubuh yang kecil dan bersifat sama dengan batolit; dyke-korok atau gang, berbentuk lempeng yang memotong struktur batuan disekitarnya; sill- berbentuk sama dengan dyke, tetapi sejajar dengan struktur disekitarnya; lakolit- sama dengan sill, bagian atasnya cembung keatas. Banyak batuan beku dalam yang berhubungan dengan gunung api (B.J. Skinner, 1992).

Gambar 1.1

bereaksi dan sebagian terlarut dalam magma. Namun tidak semua terlarut dan

mengendap di dasar dapur magma (magma chamber). Setiap fragmen batuan yang

berada dalam tubuh magma yang sudah membeku dinamakan xenolith.

STOCK, seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih kecil

dibandingkan batolit, tidak lebih dari 10 km. Stock merupakan penyerta suatu tubuh

batolit atau bagian atas batolit yang tererosi.

DIKE atau korok, disebut juga gang, merupakan salah satu batuan intrusi yang

dibandingkan dengan batolit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai lembaran

yang kedua sisinya sejajar, memotong struktur (perlapisan) batuan yang diterobosnya,

gambar 1.2.

VOLCANIC NECK (jenjang volkanik), adalah pipa gunung api dibawah kawah, yang

mengalirkan magma ke kepundan. Kemudian setelah batuan yang menutupi

disekitarnya tererosi, maka batuan beku yang bentuknya kurang lebih silindris dan

menonjol dari topografi sekitarnya ini disebut jenjang volkanik.

SILL adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap perlapisan

batuan yang diterobosnya. Berbentuk tabular dengan sisi-sisinya sejajar.

Pada umumnya dike dan sill terdapat bersamaan, merupakan bagian dari suatu sistem

batuan intrusi, gambar 1.2. Dike dan sill dapat sangat besar. Contohnya Great Dike di

Zimbabwe, Afrika, merupakan massa gabro sepanjang 500 km dan 8 km lebarnya

dengan dinding dindingnya sejajar dan tegak.

2

Page 3: BATUAN BEKU 1

Dike dan sill merupakan tubuh-tubuh batuan intrusif berbentuk pipih (tabular). Dike memotong lapisan-lapisan batuan disekitarnya. Sill di-injeksikan diantara lapisan-lapisan batuan. (WK. Hamblin, 1989).

Gambar 1.2

Sedangkan contoh sill yang besar terdapat dekat kota New York, Amerika, pada

tebing S. Hudson, ketebalannya kurang lebih 300 meter.

LAKOLIT sejenis dengan sill merupakan intrusi yang sejajar dengan perlapisan

batuan yang diterobosnya. Dibedakan dengan sill karena bentuk bagian atasnya,

batuan yang diterobosnya melengkung atau cembung keatas, membentuk kubah

landai. Sedangkan bagian bawahnya mirip dengan sill. Akibat proses-proses geologi,

baik oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen, batuan beku dalam dapat tersingkap

atau berada diatas permukaan bumi. Meskipun terbentuk di bawah permukaan bumi,

oleh gaya tektonik terangkat,

dan lapisan batuan diatasnya tererosi, sehingga batuan beku dalam tersebut muncul di

permukaan.

LOPOLIT bentuknya mirip dengan lakolit, hanya bagian atas dan bawahnya cekung

keatas

Batuan beku dalam selain mempunyai berbagai bentuk tubuh intrusi, juga terdapat

jenis batuan berbeda, berdasarkan pada komposisi mineral pembentuknya. Dari yang

paling kaya akan mineral kuarsanya sampai paling sedikit adalah granit dan

granodiorit, diorit, gabbro dan peridotit, seperti terlihat dalam kolom Batuan Faneritik

pada tabel Klasifikasi Batuan Beku.

3

Page 4: BATUAN BEKU 1

4

Page 5: BATUAN BEKU 1

1.2 BATUAN BEKU LUAR

Magma yang mencapai permukaan bumi, keluar melalui rekahan atau lubang

kepundan gunung api sebagai erupsi, mendingin dengan cepat dan membeku menjadi

batuan ekstrusif. Keluarnya magma di permukaan bumi melalui rekahan dinamakan

erupsi linier atau fissure eruption. Pada umumnya magma basaltik yang viskositasnya

rendah dapat mengalir disekitar rekahannya, menjadi hamparan lava basalt, disebut

plateau basalt.

Sedangkan yang keluar melalui lubang kepundan gunung api dinamakan erupsi

sentral. Magma dapat mengalir melalui lereng, sebagai aliran lava atau ikut

tersembur keatas bersama gas-gas sebagai piroklastik, , atau rempah gunung api. Di

udara segera membeku meskipun masih pijar.

Lava terdapat dalam berbagai bentuk dan jenis, tergantung pada komposisi

magmanya dan tempat atau lingkungan dimana pembekuannya terjadi.

Apabila magma membeku dibawah permukaan air terbentuklah lava bantal (pillow

lava), dinamakan demikian karena bentuknya mirip dengan bantal. Bagian depan

alirannya membulat bentuknya dan bertumpuk saling tindih.

Sebagai halnya batuan beku dalam, batuan beku luar juga terdapat dalam beberapa

jenis, yaitu riolit dan dasit, andesit, basalt dan berbagai batuan piroklastik. Dalam

Klasifikasi Batuan Beku.termasuk dalam kelompok batuan afanitik.

Kenyataan bahwa kecepatan pendinginan magma mempengaruhi besar butir dapat

dipergunakan sebagai cara sederhana untuk membedakan batuan beku dalam dari

batuan beku luar. Apabila batuan beku memperlihatkan butiran-butiran kasar (coarse

grains)

maka batuan tersebut batuan intrusif. Dan sebaliknya, bila berbutir halus (fine grains)

maka batuan ekstrusif.

Untuk lebih teliti haruslah diperhatikan sifat fisik lainnya, tekstur batuan.

1.3 TEKSTUR (TEXTURE)

Secara umum batuan beku intrusif dan ekstrusif atau batuan beku umumnya dapat

dibedakan dari kenam-pakan bentuk, ukuran butir dan hubungan kristal mineral-

mineralnya atau disebut tekstur batuan.

Beberapa tekstur batuan beku yang umum adalah :

5

Page 6: BATUAN BEKU 1

1) Gelas (Glassy) - tidak berbutir atau tidak mempunyai kristal (Amorf).

2) Afanitik (Aphanitic) - (Fine Grain Texture) berbutir sangat halus, hanya dapat

dilihat dengan mikroskop.

3) Faneritik (Phaneritic) - (Coarse Grain Texture) berbutir cukup besar, dapat

dilihat tanpa mikroskop.

4) Porfiritik (Porphyritic) - mempunyai dua ukuran kristal yang dominan.

5) Piroklastik (Pyroclastic) - mempunyai fragmen material volkanik.

Tekstur gelas terjadi akibat magma membeku dengan cepat, saat magma mencapai

permukaan bumi dan bersentuhan dengan atmosfir. Suhu dan tekanan di atmosfir jauh

lebih rendah dari dapur magma dibawah. Akibatnya tidak sempat membentuk kristal

atau amorf, seperti obsidian. Kadang-kadang lava mendingin dan membeku begitu

cepatnya sehingga atom-atomnya tidak sempat untuk membentuk mineral, sehingga

yang terbentuk adalah mineraloid, gelas.

Batuan beku luar yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari gelas dinamakan

obsidian.

AFANITIK (aphanitic dari bahasa Junani phaneros yang berarti terlihat, dan a berarti

tidak) dapat diartikan butiran-butiran mineralnya tidak dapat dilihat dengan mata

telanjang.

Batuan beku dengan tekstur ini memperlihatkan pembekuan yang cepat, tetapi masih

sempat membentuk kristal. Batuan bertekstur ini terdiri dari mineral-mineral dengan

kristal yang sangat kecil. . Misalnya bagian dalam aliran lava, dibawah mikroskop

dapat dikenali feldspar dan kwarsa.

FANERITIK (phaneritic) berarti dapat dilihat. Batuan dengan tekstur ini butiran

mineralnya dapat dilihat tanpa mikroskop, memperlihatkan besar kristal yang hampir

seragam dan saling mengunci (interlock). Bentuk kristal yang besar-besar ini

menyatakan bahwa pembekuannya berlangsung sangat lama, yang berarti terjadi jauh

dibawah permukaan bumi.

PORFIRITIK merupakan tekstur yang khusus dimana terdapat campuran antara

butiran-butiran kasar didalam massa butiran-butiran lebih halus. Butiran yang besar,

bentuknya relatif sempurna dinamakan fenokrist (phenocrysts), sedangkan butiran

yang kecil-kecil, disekitar fenokrist disebut massadasar (groundmass). Fenokrist yang

dikelilingi massadasar terbentuk sebagai layaknya mineral berbutir kasar pada batuan

beku dalam, oleh pendinginan magma secara perlahan-lahan dalam kerak atau

mantel.

6

Page 7: BATUAN BEKU 1

Klasifikasi sederhana batuan beku berdasarkan tekstur dan komposisi mineralTabel 1.1

Felsik

(Granitik)

Intermediet

(Andesitik)

Mafik

(Basaltik)Ultra Mafik

Intrusif

(Faneritik)Granit Diorit Gabbro Peridotit

Ekstrusif

(Afanitik)Riolit Andesit Basalt

Komposisi

Mineral

Utama

Kuarsa

K Felspar

Na Felspar

Hornblende

Na Felspar

Ca Felspar

Ca Felspar

Piroksen

Olivin

Piroksen

Mineral

Tambahan

Muskovit

Biotit

Hornblende

Biotit

Piroksen

Olivin

HornblendeCa Felspar

Kearah Kanan Kadar Sio2 Makin Kecil - Warna Batuan Makin Gelap

Sedangkan massa dasar yang mengelilingi fenokrist memberikan bukti bahwa magma

yang sebagian membeku bergerak naik keatas dengan cepat. Pada kondisi baru ini

magma mendingin dengan cepat dan menghasilkan mineral-mineral yang terbentuk

terakhir yang berbutir halus. Banyak batuan beku ekstrusif yang porfiri.

Pegmatite Batuan beku dalam yang terdiri dari mineral-mineral berukuran yang tidak

lazim, besar-besar, sampai 2 cm atau lebih.

Pyroklastik, dalam bahasa Junani pyro artinya api dan klastos adalah pecah. Tekstur

batuan dikatakan pyroklastik apabila pada batuan tersebut terdapat butiran fenokris

dan massa dasar, mirip dengan porfiritik. Namun dibawah mikroskop terlihat bahwa

butiran-butirannya lebih banyak pecah-pecah dari pada kristal saling mengunci.

Selain itu juga fragmennya bengkok, terpilin dan terdeformasi. Tekstur ini terjadi

akibat erupsi ledakan material berukuran debu dihembuskan keatas. Di udara

terbentuk mineral dan gelas, bercampur sebagai material yang panas. Bila diendapkan

masih panas, maka material-material ini saling merekat seperti di las satu dengan

lainnya.

1.4 KLASIFIKASI BATUAN BEKU

Batuan beku sangat banyak jenisnya, pengelompokkan atau klasifikasi sederhana

didasarkan atas tekstur dan komposisi mineralnya. Keragaman tekstur batuan beku

diakibatkan oleh. sejarah pendinginan magma, sedangkan komposisi mineral

7

Page 8: BATUAN BEKU 1

Klasifikasi berdasarkan perbandingan mineral yang umum dalam batuan beku. Batas antara tipe batuan tidak tegas, melainkan gradual (garis putus-putus). Untuk mengetahui komposisi umum batuan, proyeksikan dari garis putus kebawah dan perkirakan persentasi mineral pada tepikiri. (Skinner, 1992)

bergantung pada kandu- ngan unsur kimia magma induk dan lingkungan

kristalisasinya. Saat magma dengan komposisi tertentu membeku, sama. Hanya

teksturnya yang berbeda. Misalnya granit, terbentuk sebagai batuan intrusif. Tetapi

bila kelompok mineral yang terbentuk baik dalam batuan beku intrusif maupun

batuan beku ekstrusif adalah magma yang sama mencapai permukaan dan membeku,

batuan yang terbentuk adalah riolit.

Klasifikasi sederhana batuan beku yang umum adalah seperti pada Tabel 1.1. Batuan

yang kaya akan kuarsa berwarna terang, seperti granit atau riolit. Dalam tabel

terdapat disebelah kiri.

Dan sebaliknya, makin berkurang kandungan kuarsa (kearah kanan) batuan makin

berwarna gelap, seperti gabbro dan peridotit.

Batuan pada bagian kanan tabel, kaya akan mineral-mineral yang mengkristal paling

dulu, mengandung lebih banyak unsur Mg dan Fe, sebab itu dinamakan mineral

mafik (Magnesium dan Fe). Kandungan SiO2 nya sangat kecil, sehingga memberikan

warna lebih gelap dibandingkan dengan batuan pada bagian kiri tabel. Sedangkan

batuan pada bagian kiri lebih banyak feldspar dan silika dinamakan mineral felsik

yang merupakan mineral-mineral berwarna terang dan batuannya berwarna lebih

terang dari pada batuan bagian kanan tabel. Pada Tabel 1.2 diperlihatkan klasifikasi

dalam bentuk diagram perbandingan persentasi kandungan mineral

dan teksturnya. Batas-batas antara tipe batuan tidak tegas, melainkan bertahap, yang

diperlihatkan sebagai garis putus-putus.

Dalam tabel terlihat juga bahwa batuan berkomposisi mineral dengan perbandingan

sama, tetapi dapat bertekstur kasar dan halus, tergantung dari cara pendinginannya.

Yang mencerminkan dimana batuan tersebut terbentuk.

8

Page 9: BATUAN BEKU 1

1.4.1 BATUAN FANERITIK

Sering pula dikatakan batuan berbutir kasar dan yang umum dijumpai

adalah :Granit berkomposisi terutama dari felspar dan kwarsa. K-felspar merupakan

mineral utamanya, berwarna merah muda, sedangkan Na-Ca plagioklas

terdapat dalam jumlah sedang, berwarna putih seperti porselein. Mika, muskovit atau

biotit berwarna hitam mengkilat atau serpihan berwarna bronz, tersebar merata dalam

batuan. Banyak dijumpai granit dengan butiran-butiran hornblende yang tersebar.

Berat jenis granit relatif kecil ( 2,7 ) dibandingkan dengan basalt ( 3,2.).

Istilah granit hanya dipergunakan untuk batuan beku yang mengandung kuarsa

dimana K felspar dominan. Sedangkan bila plagioklas felspar yang dominan

dinamakan granodiorit. Untuk membedakan K felspar dan plagioklas felspar tidaklah

mudah, memerlukan peralatan khusus. Oleh karena itu secara umum kedua batuan

tersebut disebut saja sebagai batuan granitik.

Ada dua pendapat mengenai pembentukan granit, yang satu mengatakan batuan beku,

dilain pihak mengatakan granit termasuk batuan metamorf. Hal ini akan dibahas

dalam bab 7, Batuan metarfosa.

GRANIT dan batuan lain yang setara membentuk kerak benua, sedangkan basalt

membentuk kerak samudra.

DIORIT mempunyai tektur mirip granit tetapi komposisinya tidak sama. Mineral

utamanya adalah Na-plagioklas feldspar, sedangkan kwarsa dan K-feldspar

merupakan mineral minor.

Mineral amfibol didalamnya mencirikan diorit. Dan bukanlah tidak mungkin

dijumpai piroksen. Komposisi diorit merupakan komposisi menengah antara granit

dan basalt.

GABBRO, teksturnya berbutir kasar, mirip dengan granit, tetapi komposisi utamanya

adalah piroksen dan Ca-plagioklas. Olivin terdapat sebagai mineral minor. Warna

gabro hijau tua, abu-abu tua atau hitam. Gabro merupakan material utama bagian

bawah kerak samudra, dan juga pada beberapa bagian kerak benua tua.

PERIDOTIT hampir seluruhnya terdiri dari mineral olivin dan piroksen, sangat

jarang dijumpai diatas permukaan bumi.

Dari berat jenisnya yang besar dan sifat fisik lainnya dapat diperkirakan bahwa

selubung bumi (mantel) terdiri dari PERIDOTIT.

9

Page 10: BATUAN BEKU 1

1.4.2 BATUAN AFANITIK

BASALT adalah batuan beku luar, yang khas bertekstur afanitik, berbutir

halus sampai sangat halus. Biasanya berwarna gelap, terjadi dari pendinginan pada

bagian dalam aliran lava. Komposisi utamanya Ca-plagioklas dan piroksen,

sedangkan olivin atau amfibol hanya sedikit. Plagioklas terdapat sebagai kristal-

kristal memanjang mengelilingi olivin dan piroksen yang sama besarnya. Ada juga

basalt yang mempunyai kristal olivin atau piroksen yang besar-besar sebagai

fenokrist sehingga menjadikannya bertekstur porfiritik. Pada umumnya basalt

mengandung sedikit gelas, terutama didekat bagian atas aliran lava.

ANDESIT terdiri dari Na-plagioklas, piroksen dan amfibol. Umumnya mengandung

kwarsa sedikit atau sama sekali tidak ada. Kenampakannya mirip dengan diorit dan

bertekstur porfiritik, dengan feldspar dan mineral-mineral ferro dan magnesium

sebagai fenokrist. Andesit merupakan tipe lava yang banyak dijumpai setelah basalt

dan sering terdapat sepanjang batas benua atau di bagian dalam benua.

RIOLIT berkomposisi sama dengan granit, biasanya mengandung fenokrist feldspar,

kwarsa atau mika, tetapi belum dapat disebut porfiritik. Riolit dan andesit sukar

dibedakan tanpa mikroskop, dan disatukan dalam kelompok felsite (kelompok batuan

bertekstur afanitik dan berwarna terang).

1.5 STRUKTUR BATUAN BEKU

Meskipun batuan beku tebentuk dari pembekuan magma, namun beberapa batuan

beku memperlihatkan adanya struktur, seperti blok lava, ropy lava, lava bantal

(pillow lava ), struktur aliran dan struktur rekahan, serta vesikular dan amigdaloidal.

BLOK LAVA, yang di Hawaii dikatakan lava aa, adalah aliran lava yang

permukaannya sangat kasar, berbentuk bongkah-bongkah. Pada saat mengalir

permukaannya yang berhubungan langsung dengan amosfir sudah membeku,

sedangkan didalam yang panas dan cair masih mengalir. Akibatnya bagian yang

membeku pecah-pecah dan terbawa mengalir sebagai bongkah-bongkah.

LAVA TALI (ropy lava), dikatakan lava Pahoehoe di Hawaii, merupakan aliran lava

yang permukaannya halus dan dilihat dari atas berbentuk seperti pilinan tali. Bagian

10

Page 11: BATUAN BEKU 1

depannya membulat, memnajang kebelakang, bergaris tengah sampai beberapa meter.

Dan saling tumpang tindih, mirip tali yang besar.

LAVA BANTAL, sesuai dengan namanya, aliran lava ini bentuknya menyerupai

bantal yang tumpang tindih. Sering dijumpai bersamaan dengan batuan sedimen

marin sehingga disimpulkan terbentuk dibawah permukaan air.

Struktur Aliran, terlihat sebagai kesejajaran bentuk lensa-lensa kecil, garis-garis dan

goresan-goresan, yang diakibatkan oleh karena lava tidak homogen.

Struktur Rekahan, atau kekar, berbentuk kolom-kolom memanjang berbentuk

prisma, permukaannya berbentuk segi enam. Rekahan-rekahan yang merupa-. kan

sumbu panjang kolom, arahnya tegak lurus bidang pendinginan, dan dinamakan kekar

kolom (collumnar joint).

Struktur Vesikular terjadi akibat keluarnya gas-gas yang terlarut dalam magma

karena penurunan tekanan disekitarnya, atau setelah mencapai permukaan bumi.

Struktur ini terlihat sebagai serat-serat dalam lava. Sedangkan struktur amigdaloid

terjadi apabila rongga-rongga pelepasan gas terisi oleh kristal mineral sekunder, kalsit

misalnya.

1.3 BATUAN PIROKLASTIK

A. Pengertian Batuan Piroklastik

Batuan piroklastik merupakan batuan yang susunannya disusun oleh material

hasil dari letusan gunung berapi akibat adanya gaya endogen. Yang kemudian

mengalami pengendapan sesuai dengan bidang pengendapannya, lalu setelah proses

pengendapan mengalami proses kompaksi (litifikasi) yang kemudian menjadi batuan

piroklastik.

Foto 1

BatuanPiroklastik

11

Page 12: BATUAN BEKU 1

B. Genesa BatuanPiroklastik

Proses pembentukan batuan piroklastik diawali oleh meletusnya gunungapi,

mengeluarkan magma dari dalam bumi diakibatkan dari energi yang sangat besar

yaitu gaya endogen dari pusat bumi. Magma yang dikeluarkan oleh gunung itu

terhempas ke udara, sehingga magma tersebut membeku dan membentuk gumpalan

yang mengeras (yang kemudian disebut batu). Gumpalan tersebut memiliki tekstur

dan struktur yang tertentu pula. Sedangkan batu-batu tadi yang telah mengalami

prosespengangkutan (transportasi) oleh angin dan air, maka batuan tersebut disebut

dengan batuan epiklastik.

Batuan epiklastik ini yaitu batuan yang telah mengalami pengangkutan yang

mengakibatkan terjadinya pengikisan pada batuan oleh mediaair dan angin yang

membawanya. Batuan epiklastik ini terdapat pada dataran yang rendah, disebabkan

oleh air dananginyang membawanya ke tempat yang rendah disekitar gunung api.

Tempat-tempat yang rendah itu seperti di daerah sungai, danau, laut dan

lembah-lembah pegunungan.

Foto 2

Genesa Letusan GunungApi

C. Klasifikasi Endapan Piroklastik

Endapan piroklastik mulanya terjadi akibat adanya jatuhan pada saat gunung

api meletus, dan pada saat pengendapan memiliki ukuran ketebalan yang sama pada

endapannya. Piroklastik lainnya yaitu piroklastik aliran akan membentuk penebalan

apabila pada proses pengendapannya ada cekungan, dan piroklastik surge penyatuan

antarapiroklastik endapan dan piroklastik aliran.

12

Page 13: BATUAN BEKU 1

Gambar1

JenisPengendapan

1. PiroklastikJatuhan (Fall)

Endapan jatuhan piroklastik yang terjadi dari letusan gunung api yang

meledak yang kemudian terlempar pada suatu permukaan, memiliki ketebalan

endapan yang relative berukuran sama.

2. PiroklastikAliran (Flow)

Endapan piroklastik yang umumnya mengalir kebawah dari pusat letusan

gunung api yang memiliki kecepatan tinggi pada saat adanya longsoran. Endapan

aliran ini berisikan batu yang berukuran bongkah dan abu.

Gambar 2

Siklus Endapan Piroklastik Aliran

13

Page 14: BATUAN BEKU 1

3. Piroklastik Surge

Endapan piroklastik surge dihasilkan dari letusan gunung api yang kemudian

mengalir karena adanya penyatuan dari jatuhan dan aliran.

Gambar 3

Siklus Endapan Piroklastik Surge

D. Mineral PenyusunBatuanPiroklastik

Susunan mineral dari batuan piroklastik tidak jauh berbeda dengan mineral

pembentu batuan beku. Hal ini disebabkan oleh zat yang terkandung dalam mineral

penyusunnya sama, yaitu magma. Dan yang membedakannya hanyalah bentuk dari

butirannya.Pada batuan beku butirannya campuran dari beberapa butir, dan batuan

piroklastik gabungan dari butiran.

E. TigaJenisFragmenDalamEndapanPiroklastik

1. Fragmen Lava Baru

2. FragmenLitik

3. Kristal Individu

F. Tekstur Batuan Piroklastik

1. Ukuran Butir

Ukuran butir adalah ukuran dari batuan piroklastik itu sendiri, terbagi menjadi

beberapa macam, yaitu :

Block (untuk yang berbentuk menyudut) dan Bomb (untuk yang membentuk

membulat) berukuran lebih besar dari 32 mm.

14

Page 15: BATUAN BEKU 1

Lapili yaitu untuk butiran dari 4 mm – 32 mm diameternya.

Debu yaitu batuan yang lebih kecil dari 4 mm.

2. Bentuk Butir

Bentukbutiradalah bentuk dan keadaan batuan tersebut, ada beberapa macam

yaitu :

Membulat sempurna, sangat bulat seperti bola.

Membulat hampir seperti bola.

Menyudut, yaitu memiliki sudut-sudut pada permukaannya.

3. Kompaksi

Kompaksiadalah tingkat kekerasan pada batuan piroklastik, ada 2 macam

kompaksi yang dikenal dalam batuan piroklastik, yaitu :

Kompak, permukaannya kuat, keras dan padat.

Mudah hancur, bila dipegang meninggalkan serbuk pada tangan.

G. Struktur Batuan Piroklastik

Pada batuan piroklastik yang berbutir kasar maupun halus bisa didapatkan

struktur – struktur yang sering kali terdapat pada batuan sedimen, seperti perlapisan.

Batuan piroklastik yang berbutir halus (tufa) seringkali memperlihatkan tekstur

seperti pada batuan beku lelehan.

Penamaan batuan piroklastik berdasarkan pada butirnya, dikenal 4 jenis yaitu :

1. Aglomerat, ukuran butir lebih besar 32 mm (Bomb).

Aglomerat adalah batuan piroklastik yang mirip dengan konglomerat (batuan

sedimen) di dalam tekstur. Perbedaannya terletak pada komposisi, dimana

aglomerat terdiri dari fragmen-fragmen volkanik (lava dan piroklastik di

antaranya gelas).

2. Breksi Volkanik, ukuran butir lebih besar dari 32 mm (Block).

Breksi Volkanik seperti halnya aglomerat, breksi volkanik juga dibentuk oleh

material gunungapi (volknik).

3. Tufa Lapili, ukuran butir antara 4 – 32 mm.

Tufa (Tuff), batuan piroklastik yang berukuran halus adalah tufa (tuff).

Batuan ini terdiri dari material fragmen kristal / mineral. Berdasarkan pada

komponen terbanyak fragmen kristal / mineral yang dikandung, tufa dapat

dibedakan atas 3 golongan sebagai berikut :

a. Tufa Vitric : Banyak fragmen gelas

b. Tufa Kristal : Banyak fragmen kristal

c. Tufa Lithik : Banyak fragmen batuan

4. Tufa, ukuran butir sangat halus (abu / debu).

15

Page 16: BATUAN BEKU 1

BAB II

DESKRIPSI DAN PETROGENESA BATUAN BEKU

A. DESKRIPSI BATUAN BEKU

1.BASALT

1. Warna : Hitam sedikit keabu-abuan

2. Tekstur

Tingkat Visualisasi Granulitas : Afanitik

Tingkat Kristalisasi : Hipokristalin

Tingkat Keseragaman Butir : Inequigranular

Bentuk Kristal : Subhedral

3. Struktur : Masif

4. Komposisi Batuan : Basa

5. Komposisi Mineral

Plagioklas

Hornblende

Augite

Biotite

6. Jenis Batuan : Batuan Beku Ektrusif

7. Nama Batuan : Basalt

8. Petrogenesa : Berasal dari hasil pembekuan magma berkomposisi basa di

permukaan atau dekat permukaan bumi. Biasanya membentuk lempeng

samudera di dunia.

Gambar Batuan :

16

Page 17: BATUAN BEKU 1

DESKRIPSI MINERAL MINERAL PENYUSUN DARI BASALT

HORNBLENDE

1. Nama Mineral : Hornblende

2. Warna : Hitam

3. Sistem Kristal : Monoklin

4. Belahan :

5. Cerat : Putik keabu-abuan

6. Presentase : 15%

7. Kilap : Lemak

8. Kekerasan : 6

9. Ciri Khas : Kristal memanjang, warna gelap

Gambar Mineral :

AUGIT

1. Nama Mineral : Augite

2. Warna : Dark Green

3. Sistem Kristal : Monoklin

4. Belahan :

5. Cerat : Putih keabu-abuan

6. Presentase : >20%

7. Kilap : Kaca

8. Kekerasan : 5,5 - 6

9. Ciri Khas : Warna lebih gelap dari diopside

17

Page 18: BATUAN BEKU 1

Gambar Mineral :

PLAGIOKLAS

1. Nama Mineral : Plagioklas

2. Warna : White

3. Sistem Kristal : Triklin

4. Belahan : 1 arah

5. Cerat : Putih

6. Presentase : >45%

7. Kilap : Lemak

8. Kekerasan : 6 -6,5

9. Ciri Khas :

Gambar Mineral :

18

Page 19: BATUAN BEKU 1

BIOTIT

1. Nama Mineral : Biotite

2. Warna : Hitam

3. Sistem Kristal : Monoklin

4. Belahan : 1 arah

5. Cerat : Putih keabu-abuan

6. Presentase : 9%

7. Kilap : Kaca

8. Kekerasan : 2,5 - 3

9. Ciri Khas : Warna gelap, belahan sempurna

Gambar Mineral :

2. GABBRO

1. Warna : Hitam sedikit keabu-abuan

2. Tekstur

Tingkat Visualisasi Granulitas : Fenerik

Tingkat Kristalisasi : Holokristalin

Tingkat Keseragaman Butir : Inequigranural

Bentuk Kristal : Subhedral

3. Struktur : Masif

4. Komposisi Batuan : Basa

5. Komposisi Mineral

Plagioklas

Hornblende

Quartz

Augite

6. Jenis Batuan : Batuan Beku Intrusif

7. Nama Batuan : Gabbro

8. Petrogenesa : Terbentuk dari magma yang membeku di dalam gunung

api. Termasuk batuan beku dalam

19

Page 20: BATUAN BEKU 1

Gambar Batuan :

DESKRIPSI DARI MINERAL PENYUSUN BATUAN GABBRO

PLAGIOKLAS

1.Nama Mineral : Plagioklas

2.Warna : White

3.Sistem Kristal : Triklin

4.Belahan : 1 arah

5.Cerat : Putih

6.Presentase : >45%

7.Kilap : Lemak

8.Kekerasan : 6 -6,5

9.Ciri Khas :

Gambar Mineral :

20

Page 21: BATUAN BEKU 1

HORNBLENDE

1.Nama Mineral : Hornblende

2.Warna : Hitam

3.Sistem Kristal : Monoklin

4.Belahan :

5.Cerat : Putik keabu-abuan

6.Presentase : 15%

7.Kilap : Lemak

8.Kekerasan : 6

9.Ciri Khas : Kristal memanjang, warna gelap

Gambar Mineral :

QUARTZ

1. Nama Mineral : Qaurtz

2. Warna : Putih

3. Sistem Kristal : Hexagonal

4. Belahan : tidak ada

5. Cerat : Putih

6. Presentase : >50%

7. Kilap : Kaca

8. Kekerasan : 7

9. Ciri Khas : Concoidal fraktur, kilau kaca

21

Page 22: BATUAN BEKU 1

AUGIT

1.Nama Mineral : Augite

2.Warna : Dark Green

3.Sistem Kristal : Monoklin

4.Belahan :

5.Cerat : Putih keabu-abuan

6.Presentase : >20%

7.Kilap : Kaca

8.Kekerasan : 5,5 - 6

9.Ciri Khas : Warna lebih gelap dari diopside

Gambar Mineral :

3.GRANIT

1. Warna : Putih Kabu-abuan

2. Tekstur

Tingkat Visualisasi Granulitas : Fenerik - Afanitik

Tingkat Kristalisasi : Holokristalin

Tingkat Keseragaman Butir : Inequiganular

Bentuk Kristal : Anhedral - Subhedral

3. Struktur : Masif

4. Komposisi Batuan : Asam

5. Komposisi Mineral

Plagioklas

Hornblende

Biotite

Quartz

6. Jenis Batuan : Batuan Beku Intrusif

22

Page 23: BATUAN BEKU 1

7. Nama Batuan : Granit

8. Petrogenesa : Batuan ini terbentuk dari hasil pembekuan magma

berkomposisi asam yang membeku di dalam dapur magma, sehingga batu

ini merupakan jenis batu beku dalam.

Gambar Batuan :

PLAGIOKLAS

1.Nama Mineral : Plagioklas

2.Warna : White

3.Sistem Kristal : Triklin

4.Belahan : 1 arah

5.Cerat : Putih

6.Presentase : >45%

7.Kilap : Lemak

8.Kekerasan : 6 -6,5

9.Ciri Khas :

Gambar Mineral :

23

Page 24: BATUAN BEKU 1

HORNBLENDE

1.Nama Mineral : Hornblende

2.Warna : Hitam

3.Sistem Kristal : Monoklin

4.Belahan :

5.Cerat : Putik keabu-abuan

6.Presentase : 15%

7.Kilap : Lemak

8.Kekerasan : 6

9.Ciri Khas : Kristal memanjang, warna gelap

Gambar Mineral :

QUARTZ

1.Nama Mineral : Qaurtz

2.Warna : Putih

3.Sistem Kristal : Hexagonal

4.Belahan : tidak ada

5.Cerat : Putih

6.Presentase : >50%

7.Kilap : Kaca

8.Kekerasan : 7

9.Ciri Khas : Concoidal fraktur, kilau kaca

24

Page 25: BATUAN BEKU 1

BIOTIT

1.Nama Mineral : Biotite

2.Warna : Hitam

3.Sistem Kristal : Monoklin

4.Belahan : 1 arah

5.Cerat : Putih keabu-abuan

6.Presentase : 9%

7.Kilap : Kaca

8.Kekerasan : 2,5 - 3

9.Ciri Khas : Warna gelap, belahan sempurna

Gambar Mineral :

4.RHYOLIT

1. Warna : Putih keabu-abuan

2. Tekstur

Tingkat Visualisasi Granulitas : Afanitik

Tingkat Kristalisasi : Hipokristalin

Tingkat Keseragaman Butir : Equigranular

Bentuk Kristal : Subhedral

3. Struktur : Masif

4. Komposisi Batuan : Asam

5. Komposisi Mineral

25

Page 26: BATUAN BEKU 1

Plagioklas

Orhtoklas

Hornblende

Biotite

Quartz

6. Jenis Batuan : Batuan Beku Ekstrusif

7. Nama Batuan : Rhyolite

8. Petrogenesa : Batuan ini terbentuk karena proses pembekuan magma

yang bersifat cepat

Gambar Batuan :

DESKRIPSI MINERAL DARI PENYUSUN RHYOLIT

1.PLAGIOKLAS

1.Nama Mineral : Plagioklas

2.Warna : White

3.Sistem Kristal : Triklin

4.Belahan : 1 arah

5.Cerat : Putih

6.Presentase : >45%

7.Kilap : Lemak

8.Kekerasan : 6 -6,5

9.Ciri Khas :

26

Page 27: BATUAN BEKU 1

Gambar Mineral :

HORNBLENDE

1.Nama Mineral : Hornblende

2.Warna : Hitam

3.Sistem Kristal : Monoklin

4.Belahan :

5.Cerat : Putik keabu-abuan

6.Presentase : 15%

7.Kilap : Lemak

8.Kekerasan : 6

9.Ciri Khas : Kristal memanjang, warna gelap

Gambar Mineral :

QUARTZ

1.Nama Mineral : Qaurtz

2.Warna : Putih

3.Sistem Kristal : Hexagonal

4.Belahan : tidak ada

5.Cerat : Putih

27

Page 28: BATUAN BEKU 1

6.Presentase : >50%

7.Kilap : Kaca

8.Kekerasan : 7

9.Ciri Khas : Concoidal fraktur, kilau kaca

BIOTIT

1.Nama Mineral : Biotite

2.Warna : Hitam

3.Sistem Kristal : Monoklin

4.Belahan : 1 arah

5.Cerat : Putih keabu-abuan

6.Presentase : 9%

7.Kilap : Kaca

8.Kekerasan : 2,5 - 3

9.Ciri Khas : Warna gelap, belahan sempurna

Gambar Mineral :

ORTHOKLAS

1. Nama Mineral : Orthoklas

2. Warna : White

3. Sistem Kristal : Triklin

4. Belahan : 2 arah

5. Cerat : Putih

28

Page 29: BATUAN BEKU 1

6. Presentase : 5%

7. Kilap : Lemak

8. Kekerasan : 6

9. Ciri Khas :

Gambar Mineral :

5.DIORIT

1. Warna : Putih bercorak hitam keabu-abuan

2. Tekstur

Tingkat Visualisasi Granulitas : Fenerik Sedang

Tingkat Kristalisasi : Holokristalin

Tingkat Keseragaman Butir : Equigranular

Bentuk Kristal : Euhedral

3. Struktur : Masif

4. Komposisi Batuan : Asam

5. Komposisi Mineral :

Plagioklas

Orhtoklas

Hornblende

Biotite

Quartz

Olivine

6. Jenis Batuan : Batuan Beku Intrusif

7. Nama Batuan : Diorit

8. Petrogenesa : Batuan hasil terobosan batuan beku yang terbentuk dari

hasil peleburan lantai samudra yang bersifat mafic pada suatu subdaction

zone

Gambar Batuan :

29

Page 30: BATUAN BEKU 1

PLAGIOKLAS

1.Nama Mineral : Plagioklas

2.Warna : White

3.Sistem Kristal : Triklin

4.Belahann : 1 arah

5.Cerat : Putih

6.Presentase : >45%

7.Kilap : Lemak

8.Kekerasan : 6 -6,5

9.Ciri Khas :

Gambar Mineral :

ORTHOKLAS

1.Nama Mineral : Orthoklas

2.Warna : White

3.Sistem Kristal : Triklin

4.Belahan : 2 arah

30

Page 31: BATUAN BEKU 1

5.Cerat : Putih

6.Presentase : 5%

7.Kilap : Lemak

8.Kekerasan : 6

9.Ciri Khas :

Gambar Mineral :

HORLBLENDE

1.Nama Mineral : Hornblende

2.Warna : Hitam

3.Sistem Kristal : Monoklin

4.Belahan :

5.Cerat : Putik keabu-abuan

6.Presentase : 15%

7.Kilap : Lemak

8.Kekerasan : 6

9.Ciri Khas : Kristal memanjang, warna gelap

Gambar Mineral :

BIOTIT

31

Page 32: BATUAN BEKU 1

1.Nama Mineral : Biotite

2.Warna : Hitam

3.Sistem Kristal : Monoklin

4.Belahan : 1 arah

5.Cerat : Putih keabu-abuan

6.Presentase : 9%

7.Kilap : Kaca

8.Kekerasan : 2,5 - 3

9.Ciri Khas : Warna gelap, belahan sempurna

Gambar Mineral :

OLIVINE

1. Nama Mineral : Olivine

2. Warna : Green

3. Sistem Kristal : Orthorombik

4. Belahan : tidak ada

5. Cerat : Putih

6. Presentase : >25%

7. Kilap : Kaca

8. Kekerasan : 6,5

9. Ciri Khas :

Gambar Mineral :

32

Page 33: BATUAN BEKU 1

QUARTZ

1.Nama Mineral : Qaurtz

2.Warna : Putih

3.Sistem Kristal : Hexagonal

4.Belahan : tidak ada

5.Cerat : Putih

6.Presentase : >50%

7.Kilap : Kaca

8.Kekerasan : 7

9.Ciri Khas : Concoidal fraktur, kilau kaca

6.ANDESIT1. Warna : Hitam Kabu-abuan

2. Tekstur

Tingkat Visualisasi Granulitas : Afanitik - Porfiritik

Tingkat Kristalisasi : Hipokristalin

Tingkat Keseragaman Butir : Equigranular

Bentuk Kristal : Subhedral

3. Struktur : Masif

4. Komposisi Batuan : Asam

5. Komposisi Mineral

Plagioklas

Orhtoklas

Hornblende

Biotite

33

Page 34: BATUAN BEKU 1

Quartz

Augite

6. Jenis Batuan : Batuan Beku Ekstrusif

7. Nama Batuan : Andesit

8. Petrogenesa : Batuan ini berasal dari lelehan lava gunung merapi yang

meletus, batu Andesit terbentuk (membeku) ketika temperatur lava yang

meleleh turun antara 900 sampai dengan 1,100 derajat Celsius. Merupakan

jenis batuan beku luar.

Gambar Batuan :

PLAGIOKLAS

1.Nama Mineral : Plagioklas

2.Warna : White

3.Sistem Kristal : Triklin

4.Belahan : 1 arah

5.Cerat : Putih

6.Presentase : >45%

7.Kilap : Lemak

8.Kekerasan : 6 -6,5

9.Ciri Khas :

34

Page 35: BATUAN BEKU 1

Gambar Mineral :

ORTHOKLAS

1.Nama Mineral : Orthoklas

2.Warna : White

3.Sistem Kristal : Triklin

4.Belahan : 2 arah

5.Cerat : Putih

6.Presentase : 5%

7.Kilap : Lemak

8.Kekerasan : 6

9.Ciri Khas :

Gambar Mineral :

HORLBLENDE

1.Nama Mineral : Hornblende

2.Warna : Hitam

3.Sistem Kristal : Monoklin

4.Belahan :

5.Cerat : Putik keabu-abuan

6.Presentase : 15%

7.Kilap : Lemak

8.Kekerasan : 6

9.Ciri Khas : Kristal memanjang, warna gelap

35

Page 36: BATUAN BEKU 1

Gambar Mineral :

BIOTIT

1.Nama Mineral : Biotite

2.Warna : Hitam

3.Sistem Kristal : Monoklin

4.Belahan : 1 arah

5.Cerat : Putih keabu-abuan

6.Presentase : 9%

7.Kilap : Kaca

8.Kekerasan : 2,5 - 3

9.Ciri Khas : Warna gelap, belahan sempurna

Gambar Mineral :

QUARTZ

1.Nama Mineral : Qaurtz

2.Warna : Putih

3.Sistem Kristal : Hexagonal

4.Belahan :

5.Cerat : Putih

6.Presentase : >50%

36

Page 37: BATUAN BEKU 1

7.Kilap : Kaca

8.Kekerasan : 7

9.Ciri Khas : Concoidal fraktur, kilau kaca

4.AUGIT

1.Nama Mineral : Augite

2.Warna : Dark Green

3.Sistem Kristal : Monoklin

4.Belahan : Pembelahan prismatik yang baik

5.Cerat : Putih keabu-abuan

6.Presentase : >20%

7.Kilap : Kaca

8.Kekerasan : 5,5 - 6

9.Ciri Khas : Warna lebih gelap dari diopside

Gambar Mineral :

7.DACITE

1. Warna : Putih Keabu-abuan

2. Tekstur

Tingkat Visualisasi Granulitas : Afanitik

Tingkat Kristalisasi : Holokristalin

Tingkat Keseragaman Butir : Hipokristalin

Bentuk Kristal : Euhedral - Subhedral

37

Page 38: BATUAN BEKU 1

3. Struktur : Masif

4. Komposisi Batuan : Asam

5. Komposisi Mineral

Plagioklas

Orhtoklas

Hornblende

Biotite

Quartz

6. Jenis Batuan : Batuan Beku Intermediate

7. Nama Batuan : Dacite

8. Petrogenesa : Batuan ini terbentuk karena proses pembekuan magma

PLAGIOKLAS

1.Nama Mineral : Plagioklas

2.Warna : White

3.Sistem Kristal : Triklin

4.Belahan : 1 arah

5.Cerat : Putih

6.Presentase : >45%

7.Kilap : Lemak

8.Kekerasan : 6 -6,5

9.Ciri Khas :

38

Page 39: BATUAN BEKU 1

Gambar Mineral :

ORTHOKLAS

1.Nama Mineral : Orthoklas

2.Warna : White

3.Sistem Kristal : Triklin

4.Belahan : 2 arah

5.Cerat : Putih

6.Presentase : 5%

7.Kilap : Lemak

8.Kekerasan : 6

9.Ciri Khas :

Gambar Mineral :

HORLBLENDE

1.Nama Mineral : Hornblende

2.Warna : Hitam

3.Sistem Kristal : Monoklin

4.Belahan :

5.Cerat : Putik keabu-abuan

6.Presentase : 15%

7.Kilap : Lemak

8.Kekerasan : 6

9.Ciri Khas : Kristal memanjang, warna gelap

39

Page 40: BATUAN BEKU 1

Gambar Mineral :

BIOTIT

1.Nama Mineral : Biotite

2.Warna : Hitam

3.Sistem Kristal : Monoklin

4.Belahan : Sempurna

5.Cerat : Putih keabu-abuan

6.Presentase : 9%

7.Kilap : Kaca

8.Kekerasan : 2,5 - 3

9.Ciri Khas : Warna gelap

Gambar Mineral :

QUARTZ

1.Nama Mineral : Qaurtz

2.Warna : Putih

3.Sistem Kristal : Hexagonal

4.Belahan : tidak ada

5.Cerat : Putih

6.Presentase : >50%

7.Kilap : Kaca

40

Page 41: BATUAN BEKU 1

8.Kekerasan : 7

9.Ciri Khas : Concoidal fraktur, kilau kaca

DESKRIPSI BATUAN PIROKLASTIK

1. WarnaBatuan

a. Warna Segar : Putih

b. WarnaLapuk : Abu-abu

2. Struktur : Skoria

3. Tekstur

a. UkuranButir : Debu Kasar (1/16 – 2 mm)

b. Sortasi : Baik

c. Kemas : Terbuka

d. DerajatPembundaran : Subrounded

e. Porositas : Sedang

4. Komposisi Mineral : Abu Vulkanik dan Silika

5. JenisBatuan : PiroklastikJatuhan

6. NamaBatuan : Batuapung (pumice)

7. GambarBatuan

41

Page 42: BATUAN BEKU 1

DESKRIPSI BATUAN PIROKLASTIK

1. WarnaBatuan

a. Warna Segar : Putih

b. WarnaLapuk : Abu – abu

2. Struktur : Masif

3. Tekstur

a. UkuranButir : Debu halus (< (1/16 mm)

b. Sortasi : Baik

c. Kemas : Tertutup

d. DerajatPembundaran : Subrounded

e. Porositas : Buruk

4. Komposisi Mineral : Abu Vulkanik dan Silika

5. JenisBatuan : PiroklastikJatuhan

6. NamaBatuan : Batutuff Debu Halus

7. GambarBatuan

42

Page 43: BATUAN BEKU 1

BAB III

KESIMPULAN

Adapun beberapa point penting yang dapat saya simpulkan dalam makalah ini

yaitu :

Batuan beku adalah batuan yang berasal dari pembekuan magma dan

pengkristalan magma baik itu yang terjadi di dalam permukaan bumi ataupun

yang terjadi di atas permuakaan bumi.

Karena batuan beku ini berasal dari pembekuan magma maka berdasarkan

tempat pembekuannya magma di bagi menjadi 3 jenis yaitu batuan beku

dalam adalah batuan beku yang terbentukdi di dalam permukaaan bumi atau

di sebut sebagai batuan plutonik, batuan beku luar adalah batuan beku yang

tebentuk di atas permukaan atau sebagai batuan vulkanik ,dan batuan beku

gang/korok adalah batuan beku yang terbentuk di gang atau korok permukaan

bumi atau gunung api.

Proses dari pembekuan magma ini mempengaruhi komposisi susunan mineral

dari batuan beku tu sendiri yang dimana bila batuan beku dalam mempunyai

mineral yan realatif besar karena hal ini di sebapkan oleh kemampuan dari

43

Page 44: BATUAN BEKU 1

Kristal Kristal tersebut untuk tumbuh sedangkan batuan beku luar cenderung

memiliki susunan mineral- mineral yang sangat kecil bahkan hambipr tidak

ada yang di sebut sebgai mineral gelas.

Batuan beku mempunyai teksture fanerik ( mineralnya besar – besar dan

kasar), porfiritik mineralnya ( besar kecil ) dan afanitik ( kecil dan halus).

Beberapa contoh batuan beku yang di bagi berdasarkan tempat pembekuan

dari magma antara lain :

1. Batuan beku dalam : granit dan Gabbro

2. Batuan beku gang / korork : diorite dan andesit

3. Batuan beku luar : basalt dan rhyolit

Mineral – mineral penyusun dari batuan beku yang paling umum antara lain

quartz,biotie,plagioklas,orthoklas,hornblende,augite dan olivin

Batuan piroklastik adalah batuan yang berasal dari letusan gunung merapi yng

berupa material debu dan batuan lainnya yang kemudian jatuh di permukaan

bumi.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/7302597/Laporan_Makalah_Batuan__Deskripsi_Batuan_Beku_Sedimen_Metamorf_-_Johan_Edwart

https://www.academia.edu/4623915/Deskripsi_Batuan_Beku_-_Johan_Edwart

https://www.academia.edu/5161542/DESKRIPSI_MINERAL

https://www.academia.edu/11157163/DESKRIPSI_BEBERAPA_MINERAL_PENTING

https://www.academia.edu/4391293/50_Macam_mineral_dan_kegunaanya

https://www.academia.edu/8358462/TUGAS_PETROLOGI_BATUAN_BEKU_PLUTONIK_DAN_VULKANIK

44

Page 45: BATUAN BEKU 1

http://www.geologi page.com

45