bata merah untuk lantainya, sehingga madrasah yang berlokasi · selama 4 tahun. pada kelas 1, 2 dan...

10

Upload: others

Post on 17-Aug-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: bata merah untuk lantainya, sehingga Madrasah yang berlokasi · selama 4 tahun. Pada kelas 1, 2 dan 3 Tsanawiyah materi yang ditekankan adalah pendalaman ilmu nahwu-shorf (dengan
Page 2: bata merah untuk lantainya, sehingga Madrasah yang berlokasi · selama 4 tahun. Pada kelas 1, 2 dan 3 Tsanawiyah materi yang ditekankan adalah pendalaman ilmu nahwu-shorf (dengan

Pada per tengahan tahun 1924, dengan satu masj id dan seorang santri bernama Muhammad Qomar, yang tidak lain adalah kakak iparnya sendiri, Haji Djazuli mulai m e r i n t i s p e s a n t r e n . B e l i a u m e n e r u s k a n p e n g a j i a n u n t u k anak-anak desa sekitar Ploso yang sudah dimulainya dengan pulang p e r g i s e j a k m a s i h b e r a d a d i Karangkates. Jumlah murid pertama yang ikut mengaji ±12 orang. Di penghujung tahun 1924 itu seorang santri Tremas bernama Abdullah Hisyam asal Kemayan (± 3 km selatan Ploso) datang bertamu k e p a d a H a j i D j a z u l i s a m b i l membawa salam dan surat-surat dari sahabat lamanya di Tremas. Pada akhirnya Hisyam melanjutkan belajarnya kepada kyai Djazuli yang m e m a n g s u d a h d i k a g u m i n y a

semenjak di Tremas.Berbekal tekad yang kuat, pada tanggal 1 Januari 1925

kyai Djazuli mengajukan surat permohonan pemantauan kepada pemerintah Belanda untuk lembaga baru yang kemudian dikenal dengan nama Al Falah. Karena Madrasah tersebut belum punya gedung maka tempat belajarnya menggunakan serambi masjid. Inilah awal keberangkatan Haji Djazuli menjadi seorang Kyai di usia yang masih muda 25 tahun. Diantara santri-santri pertama yang menetap adalah H. Ridwan Syakur, Baedlowi dan Khurmen, ketiganya dari Sendang Gringging ditambah H. Asy'ari dan Berkah dari Ngadiluwih

Saat suasana sudah terasa ramai dan masjidpun terasa sesak, kyai Djazuli merencanakan pembangunan sebuah gedung Madrasah. Beliau mengayuh sepeda berpuluh-puluh kilometer sampai Kediri, Tulungagung, Trenggalek dan terkadang ke Blitar, guna mencari donator pembangunan. Dipimpin oleh seorang tukang bangunan bernama Hasan Hadi, seluruh santri bahu membahu bergotong royong, begitu juga Kyai dan Ibu Nyai. Sampai pembangunan sudah layak untuk ditempati, tinggallah semen untuk lantai yang tak terjangkau oleh dana. Tak ada rotan akarpun jadi, maka dipakailah batu

Page 3: bata merah untuk lantainya, sehingga Madrasah yang berlokasi · selama 4 tahun. Pada kelas 1, 2 dan 3 Tsanawiyah materi yang ditekankan adalah pendalaman ilmu nahwu-shorf (dengan

bata merah untuk lantainya, sehingga Madrasah yang berlokasi di depan Masjid dan terdiri dari 2 lokal itu terkenal dengan sebutan Madrasah Abang (Madrasah Merah). Peristiwa ini terjadi pada tahun 1927. Konon KH. Hasyim Asy'ari berkenan hadir pada acara selametan (syukuran) pembangunan

madrasah tersebut, suatu peresmian yang sangat sederhana.Pada tahun berikutnya (1928) dibangunlah asrama

pertama yang diberi nama pondok D (Darussalam) yang disusul pada tahun berikutnya dengan pembangunan

Pondok C (Cahaya) yang semula diperuntukkan s e b a g a i t e m p a t m u j a h a d a h b a g i p a ra

santri .Pada tahun 1939 dibangunlah komplek A (Andayani), sebuah asrama

berlantai dua dilengkapi sebuah musholla di depannya.

P a d a a k h i r m a s a penjajahan Belanda sekitar

tahun 1941, kantor kenaiban diputuskan untuk pindah

ke Mojo (6 km utara Ploso). Tentu saja

p e r p i n d a h a n t e r s e b u t

meninggalkan kekayaan yang berharga, di antaranya sebuah masjid, pendopo kenaiban, rumah-rumah dan tanah pekarangan yang cukup luas. Untuk dapat memiliki kekayaan tersebut pihak pondok diminta untuk menyediakan tanah pengganti di Mojo. Untuk itu pondok mengeluarkan biaya 71 gulden Belanda

Pada masa penjajahan Jepang, Kyai Djazuli diangkat sebagai Sancok (Camat), kemudian dipindah tugaskan ke Pare sebagai ketua parlemen (Ketua DPRD Tk. II). Bahkan nama beliau sempat dimasukkan dalam daftar KAMIKAZE (Pasukan berani mati). Sa'idu Siroj, seorang santri sekaligus lurah pondok pertama merasa tak tega melihat perlakuan Jepang yang biadab ini. Pemuda Tulungagung ini tampil dengan berani untuk mewakili Kyai, gurunya yang diagungkan. Hingga pada akhirnya pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat dan angkat kaki dari Indonesia. Alhamdulillah, selamatlah Kyai Djazuli dari KAMIKAZE.

Kegiatan pondok yang sempat terganggu di zaman Jepang kini telah berakhir, penyempurnaan-penyempurnaan di bidang kurikulum dapat terus dilakukan. Gaung kemajuan Al Falah semakin menyebar ke kalangan yang lebih luas sehingga jumlah santri melonjak menjadi ±400 orang dalam waktu sekitar dua tahun.

Tahun 1948, belanda melancarkan agresi militer. Para santripun akhirnya ikut berjuang mempertahankan agama dan negara. Bahkan dua orang dari santri Ploso gugur di medan juang, sebagai syuhada bunga bangsa. Selama dua tahun pula pondok Ploso sepi tanpa santri dan kosong dari pengajian Yang tersisa hanya 5 orang santri yang sudah bertekad hidup dan mati di pondok. Mereka itu adalah:1. Zainuddin dari Kebumen2. Mas'uddin dari Yogyakarta3. Kholil dari solo4. Abd. Kholiq Dhofir dari Kediri5. Romli dari Trenggalek.

Tahun 1950 situasi kembali aman, dan kegiatan pondok

Page 4: bata merah untuk lantainya, sehingga Madrasah yang berlokasi · selama 4 tahun. Pada kelas 1, 2 dan 3 Tsanawiyah materi yang ditekankan adalah pendalaman ilmu nahwu-shorf (dengan

diaktifkan kembali. Zainuddin Kebumen diangkat sebagai lurah pondok yang bertugas mengelola jalannya roda pendidikan setelah masa-masa agresi. Sedangkan 5 orang temannya yang di masa agresi tetap tinggal di pondok diangkat sebagai pengurus-pengurus lain. Berangsur-angsur para santri kembali ke pondok setelah mengalami libur panjang selama 2 tahun. Jumlah santri 400 orang sebelum agresi sudah datang, bahkan terus bertambah dengan datangnya santri-santri baru secara berangsur-angsur. Kepadatan warga mulai terasa lagi di pondok Al Falah sehingga perluasan harus segera diwujudkan. Maka pada tahun 1952 kyai Djazuli beserta segenap para santrinya membangun sebuah asrama yang diberi nama komplek B (Al Badar).

Memasuki usianya yang ke-25 di tahun 1950, sejalan dengan berkembangnya fasilitas-fasilitas gedung, peralatan dan sebagainya, maka perbaikan dan penyempurnaan juga ditingkatkan di bidang sistem pendidikan seperti kurikulum, metode interaksi dan lain-lain. Penyempurnaan tersebut diarahkan (berkiblat) kepada sistem Tebuireng pada tahun 1923. Suatu sistem yang dikagumi dan ditimba oleh Kyai DjazuIi selama mondok di sana pada tahun 1923. Maka sistem belajar mengajar di Al Falah ini terus berlangsung dengan berpedoman kepada sistem Tebuireng hingga sekarang. Tak berlebihan bila dikatakan bahwa Pondok Al Falah adalah duplikat monumental dari Pondok Tebuireng di masa KH. Hasyim Asy'ari tahun 1923. Kyai Djazuli rupanya mempunyai prinsip yang kokoh dan sangat yakin kepada sistem salafiyah yang dipilihnya, sehingga beliau tetap konsisten untuk melestarikannya. Dan ternyata Kyai Djazuli tidak salah pilih sebab sistem salafiyah tetap punya pendukung dan penggemar di kalangan ummat Islam.

Begitulah kenyataannya sekitar tahun 1960-an santri terus meningkat sehingga fasilitas gedung yang ada sudah tak menampung lagi. Untuk mengatasi masalah ini pada tahun 1957 dibangun dua unit bangunan asrama yang diberi nama Komplek G (Al Ghozali) dan Komplek H (Hasanuddin). Begitu seterusnya lima tahun berikutnya pondok terasa sesak lagi dan dibangunlah Komplek AA (Al Asyhar) pada tahun 1962.

Pondok Al Falah semakin anggun dengan bangunan-bangunan yang sudah berderet seiring dengan wibawanya yang makin dirasakan oleh masyarakat luas. Pengaruh pondok yang dihuni oleh ±600 orang santri ini semakin kuat di tengah-tengah masyarakat abangan Ploso. Gangguan-gangguan pihak luar yang ditujukan kepada pondokpun berangsur-angsur berkurang dan akhirnya hilang sama sekali. Masyarakat sudah rata-rata menunjukkan sikap simpati dan berduyun-duyun menyekolahkan anaknya ke pondok yang mendorong dibukanya Madrasah Lailiyah (malam) khusus untuk anak-anak kampung sekitar, yang didirikan pada tahun 1957/1958.

Hadratus Syaikh KH. A. Djazuli Utsman menghadap kepada yang kuasa pada jam 15.30 wib hari Sabtu wage 10 januari 1976 bertepatan dengan 10 Muharam 1396 H.

إنا هللا و�نا ا�ه راجعونBeliau wafat tanpa meninggalkan harta benda, sawah,

ladang ataupun emas permata. Tetapi sebuah pondok pesantren Al Falah telah melebihi segalanya. Kyai Djazuli telah sukses besar dalam menyebar luaskan ilmunya, mencetak putra-putrinya menjadi manusia-manusia sholeh, ditambah lagi Al Falah yang akan mengalirkan pahala terus menerus sepanjang masa, jauh lebih deras dari aliran sungai Brantas.

Page 5: bata merah untuk lantainya, sehingga Madrasah yang berlokasi · selama 4 tahun. Pada kelas 1, 2 dan 3 Tsanawiyah materi yang ditekankan adalah pendalaman ilmu nahwu-shorf (dengan
Page 6: bata merah untuk lantainya, sehingga Madrasah yang berlokasi · selama 4 tahun. Pada kelas 1, 2 dan 3 Tsanawiyah materi yang ditekankan adalah pendalaman ilmu nahwu-shorf (dengan

Pembacaan Surat Al Waqi’ahSholat Shubuh Berjama’ahPengajian Al Qur’an &Pengajian Kitab KuningMasuk MadrasahIstirahat dan Sholat Dhuhur Berjama’ahPengajian Kitab Fathul WahhabSholat Ashar Berjama’ahPengajian Wajib Kitab Fathul Qorib & Shohih BukhoriPembacaan Surat Al Waqi’ahSholat Maghrib Berjama’ahPengajian Wajib Kitab Tafsir Jalalain & Ihya’ UlumuddinSholat Isya’ Berjama’ahMusyawarahIstirahat

03.30 - 04.0004.00 - 04.3004.30 - 06.00

07.30 - 11.0011.00 - 12.30

12.30 - 13.3015.00 - 15.3015.30 - 16.30

17.00 - 17.3017.30 - 18.0018.00 - 19.00

19.30 - 20.0020.00 - 23.0023.00 - 03.30

1.2.3.

4.5.

6.7.8.

9.10.11.

12.13.14.

NO KEGIATAN WAKTU

Page 7: bata merah untuk lantainya, sehingga Madrasah yang berlokasi · selama 4 tahun. Pada kelas 1, 2 dan 3 Tsanawiyah materi yang ditekankan adalah pendalaman ilmu nahwu-shorf (dengan

Jenjang pendidikan di Pondok Pesantren Al Falah dimulai di Madrasah Islamiyah Salafiyah Riyadlotul 'Uqul (MISRIU) dengan dua tingkatan, Ibtid'iyah dan Tsanawiyah. Pada tingkat Ibtida'iyah yang ditempuh selama 3 tahun, lebih diprioritaskan dalam pembinaan akhlaq santri (moralitas dan mentalitas), pengembangan wawasan sosial anak, menulis huruf arab, tajwid, pemantapan tauhid dan pengenalan dasar-dasar gramatika arab (ilmu nahwu) sebagai persiapan memasuki tingkat Tsanawiyah. Selanjutnya di tingkat Tsanawiyah akan ditempuh selama 4 tahun. Pada kelas 1, 2 dan 3 Tsanawiyah materi yang ditekankan adalah pendalaman ilmu nahwu-shorf (dengan kajian utama; kelas 1 kitab Jurumiyah, kelas 2 kitab 'Imrithy dan kelas 3 kitab Alfiyah Ibni Malik) serta dilengkapi pula kajian fan tauhid, fiqh, faro'idl, risalatul mahidl dan mustholah hadits sebagai penyempurna. Di kelas 4 Tsanawiyah ini, lebih dititik beratkan pada penguasaan ilmu balaghoh (kesusasteraan), mantiq (logika), ushul fiqh, qowa'idul fiqhiyah, dan falak-hisab (astronomi) yang

follow up-nya sebagai persiapan menghadapi jenjang pendidikan berikutnya di Riyadlotut Tholabah atau biasa dikenal dengan istilah Musyawirin yang sekaligus sebagai mahasantri Ma'had Aly Al Falah.

Kegiatan belajar mengajar pada semua tingkatannya dilaksanakan pukul 07.30 WIB sampai dengan pukul 11.00 WIB dalam setiap harinya. Sedangkan setiap ba'da isya' dilaksanan musyawarah (diskusi bersama) sampai pukul 22.30 WIB.

Dalam setiap semester diadakan ujian tulis dan lisan untuk mengukur keberhasilan para santri serta sebagai

pertimbangan dalam menentukan kenaikan ataupun kelulusan para santri.

Sejak tahun 2008, Madrasah Islamiyah Salafiyah Riyadlotul 'Uqul (MISRIU) mendapatkan

pengakuan pemerintah melalui Kementerian Agama sebagai Satuan Pendidikan Muadalah. S e h i n g g a s i s wa ya n g d i nyat a k a n lu lu s berdasarkan hasil ujian berhak mendapatkan ijazah setingkat Ulya serta memiliki kedudukan dan hak yang sama dengan pemegang ijazah

f o r m a l l a i n n y a u n t u k m e l a n j u t k a n pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, di

dalam maupun di luar negeri. Bahkan pada tahun 2019, madrasah MISRIU juga sudah mendapatkan

izin operasional sebagai Satuan Pendidikan Muadalah tingkat Wustha.

Bagi siswa yang mendaftar mulai bulan Muharrom akan di masukkan dalam komunitas tersendiri yaitu sekolah persiapan (I'dadiyah). Hal ini dimaksudkan sebagai langkah persiapan memasuki jenjang MISRIU, disamping karena perjalanan kalender pendidikan sudah mencapai tengah semester.

I'dadiyah ini sendiri terdiri 2 (dua) tingkatan. Tingkat I I'dadiyah sebagai pengenalan baca tulis huruf arab sekaligus sebagai persiapan masuk kelas dua atau tiga Ibtidaiyah. Tingkat II I'dadiyah sebagai persiapan masuk di kelas 1 Tsanawiyah. Para santri tamatan tingkat I'dadiyah pada tahun ajaran berikutnya akan direkomendasikan masuk MISRIU sesuai kemampuan

MISRIU

Page 8: bata merah untuk lantainya, sehingga Madrasah yang berlokasi · selama 4 tahun. Pada kelas 1, 2 dan 3 Tsanawiyah materi yang ditekankan adalah pendalaman ilmu nahwu-shorf (dengan

masing-masing. Berikut mata pelajaran di Madrasah Islamiyah Salafiyah Riyadlotul 'Uqul (MISRIU) :

1 I'DADIYAHAkhlaq [Mathlab], Tauhid [Aqidatul 'Awam], Tajwid [Hidayatus Shibyan & Tuhfatul Athfal], Fiqh [Mabadi Fiqh III], Tahsinul Khot, Al Qur'an

2 I'DADIYAHAkhlaq [Washoya], Tauhid [Bad'ul Amali], Tajwid [Hidayatul Mustafid], Fiqh [Safinatunnaja], Nahwu [Syabrowi], Shorf [Q. Shorfiyah], Al Amtsilah al-Tashrifiyah, Al Qur'an

1 IBTIDAIYAHAkhlaq [Mathlab], Tauhid [Aqidatul 'Awam], Tajwid [Hidayatus Shibyan], Fiqh [Mabadi Fiqh I-II], Tarikh [Tarikh Nabi], Al Qur'an

2 IBTIDAIYAHAkhlaq [Tanbihul Muta'allim], Tauhid [Khoridatul Bahiyah], Tajwid [Tuhfatul Athfal], Fiqh [Mabadi Fiqh III-IV ], Tarikh [Nurul Yaqin I], Al Qur'an

3 IBTIDAIYAHAkhlaq [Washoya], Tauhid [Bad'ul Amali], Tajwid [Hidayatul Mustafid], Fiqh [Tanwirul Hija], Tarikh [Nurul Yaqin II], Nahwu [Syabrowi], Shorf [Q. Shorfiyah], Al Amtsilah al-Tashrifiyah, Al Qur'an

1 TSANAWIYAHNahwu [Jurumiyah], Shorf [Qowa'idul I'lal, Qowa'idus

Shorfiyah, Qowa'idul Lughowi], Al Amtsilah al-Tashrifiyah, Tauhid [Tijan al-Durori & Jawahirul Kalamiyah], Fiqh [Riyadlul Badi'ah], Tadribul I'rob

2 TSANAWIYAHNahwu [Al Imrithi], Shorf [Maqsud], Al Amtsilah at-Tashrifiyah, Tauhid [Jauharotut tauhid], Fiqh [Sullam al-Taufiq], Ilmu 'Arudh [Al 'Arudh wal Qowafiy]

3 TSANAWIYAHNahwu-Shorf [Alfiyah], Qowa'idul I'rob, Mustholah Hadist [al-Baiquniyah], Fiqh [Fathul Qorib I], Risalatul Mahidl, Faroidl [Rohabiyah]

4 TSANAWIYAHBalaghoh [Jauharul Maknun], Mantiq [Sullam al-Munauroq], Ushul Fiqh [al-Waroqot], Qowaidul Fiqhiyah [Faroidul Bahiyah], Fiqh [Fathul qorib II], Faroidl ['Iddatul Faridl], Falak [Tibyanul Miqot], Hisab [Sullam al-Nayyiroin], Praktek Falak-Hisab.

Meskipun pelajaran yang disampaikan di MISRIU sepintas terlihat sedikit dan ringkas, karena hanya berupa Taqrirot (ulasan), namun para santri dalam menggali kandungan pemahaman yang dalam butuh mengkaji maroji' (referensi) dari kitab-kitab syarah yang sudah masyhur seperti Ibnu Aqil, Dahlan Alfiyah, as- Shoban, Syarh al-Juman, Syuruh al-Talkhis, Idhohul Mubham, al-Luma', al-Asybah wa an-Nazhair, dan masih banyak lagi yang lain.

Page 9: bata merah untuk lantainya, sehingga Madrasah yang berlokasi · selama 4 tahun. Pada kelas 1, 2 dan 3 Tsanawiyah materi yang ditekankan adalah pendalaman ilmu nahwu-shorf (dengan

RIYADLOTUT THOLABAHSetelah siswa menamatkan belajarnya di MISRIU,

berikutnya siswa akan ditempa di jenjang musyawarah Riyadlotut Tholabah. Sistem yang diterapkan dan dijadikan stressing pada jenjang ini adalah pada kemandirian berfikir santri, keberanian mengambil keputusan yang bertanggung jawab dengan benar, terutama dalam masalah-masalah fiqhiyah sesuai dengan perkembangan sosial masyarakat berikut segala problematikanya.

Jenjang ini terdiri dari 3 fraksi. Fraksi I dengan mengambil kajian pokok kitab Fathul Qorib dan ditempuh dalam waktu 1 tahun. Fraksi II dengan kajian pokok kitab Fathul Mu'in juga ditempuh dalam waktu 1 tahun. Sedangkan Fraksi III dengan kajian pokok kitab Fathul Wahhab ditempuh dalam waktu 3 tahun.

Selain dididik dengan beberapa kajian diatas, para santri juga diterjunkan untuk berda'wah di tengah-tengah masyarakat guna memberi pencerahan sekaligus sebagai sarana praktikum para santri. Dengan demikian diharapkan setelah menamatkan jenjang ini, santri benar-benar menjadi generasi militan yang sanggup menghadapi segala tantangan zaman.

Pada tahun 2019, jenjang Riyadlotut Tholabah mendapat izin operasional dari Kementerian agama sebagai Ma'had Aly Al Falah dengan mengambil takhasus Al Fiqh wa Ushuluhu (Fiqh Dan Ushul Fiqh).

INFORMASI DAN TEMPAT PENDAFTARANKantor Pondok Pesantren Al FalahTelp : (0354) 479033Wa : 085816525116Website : https://alfalahploso.net/Fanspage : Pondok Pesantren Al Falah PlosoIG : alfalah_plosoYoutube : pp al falah ploso

PERSYARATAN – PERSYARATANPENDAFTARAN PONDOK1. Sowan Dewan Masyayikh dengan disertai walinya2. M e l a k u k a n p e n d a f t a r a n v i a o n l i n e d i l i n k

http://sisantri.alfalahploso.net/ dan selanjutnya melaksanakan verifikasi data di kantor pondok pada jam kerja

3. Mengisi surat pernyataan bermaterai yang ditandatangani orang tua/wali

4. Menyerahkan foto copy Kartu Keluarga (KK) rangkap 1 lembar

Page 10: bata merah untuk lantainya, sehingga Madrasah yang berlokasi · selama 4 tahun. Pada kelas 1, 2 dan 3 Tsanawiyah materi yang ditekankan adalah pendalaman ilmu nahwu-shorf (dengan

PENDAFTARAN MADRASAH1. M e l a k u k a n p e n d a f t a r a n v i a o n l i n e d i l i n k

http://sisantri.alfalahploso.net/ dan selanjutnya melaksanakan verifikasi data di kantor pondok pada jam kerja

2. Mengisi surat pernyataan bermaterai yang ditandatangani orang tua/wali

3. Menyerahkan pass foto terbaru ukuran 3 x 4 = 6 lembar (memakai baju putih dan peci hitam)

4. Menyerahkan foto copy ijazah terbaru rangkap 1 lembar

ADMINISTRASIBIAYA POKOK *dapat diangsura. I'anah Pondok : Rp. 750.000,-b. I'anah Madrasah : Rp. 700.000,-c. Dana Sehat : Rp. 150.000,- Jumlah : Rp. 1.600.000,-

PENDAFTARAN PONDOKa. Pendaftaran : Rp. 50.000,-b. Kartu Tanda Santri : Rp. 10.000,-c. Sumbangan Wajib Pondok : Rp. 100.000,- Jumlah : Rp. 160.000,-

PENDAFTARAN MADRASAHa. Pendaftaran : Rp. 50.000,-b. Raport : Rp. 15.000,-c. Seragam (Baju+Sarung) : Rp. 130.000,-d. Paket Panduan Santri Baru : Rp. 70.000,-e. Sumbangan Wajib Madrasah : Rp. 100.000,-f. Pendaftaran MPQ : Rp. 75.000,- Jumlah : Rp. 440.000,-

MATERI UJIAN MASUK MISRIU

1 Ibtidaiyah : Free Test

2 Ibtidaiyah : Tajwid, Tauhid, Fiqh (Mabadi al-Fiqhiyyah Juz III), Al Qur'an

3 Ibtidaiyah : Tajwid, Tauhid, Fiqh(Mabadi al-Fiqhiyyah Juz IV), Al Qur'an

1 Tsanawiyah : Nahwu (Jurumiyah), Shorf-I'lal, Tashrif, Tauhid (Tijan ad-Durori), Baca kitab (Riyadul Badi'ah), Al Qur'an

2 Tsanawiyah : Muhafadzoh 'Imrithy (200 bait), Muhafadzoh Maqshud (dol), Nahwu (al-'Imrithy), Shorf (Maqshud), I'lal, Tashrif, Baca kitab (Sullam at-Taufiq), Al Qur'an

3 Tsanawiyah : Muhafadzoh Alfiyah Ibni Malik (800 bait), Nahwu-shorf (Alfiyah), I'lal, Tashrif, Baca kitab (Fathul Qorib), Al Qur'an