basic sciene bedah

51
Tugas dr. Arsanto T Widodo Sp.OT Rumah Sakit Umum Koja Bagian Ilmu Bedah Periode 17 Agustus-24 Oktober 2015 Nama : Sylvia Joson NIM : 112014110 Pertanyaan: 1. Jelaskan mengenai kebutuhan cairan dan elektrolit dewasa maupun anak 2. Jelaskan tentang perdarahan (menurut ATLS dan bagaimana penatalaksaannya) 3. Jelaskan mengenai definisi syok dan macam-macam syok 4. Jelaskan mengenai keseimbangan asam basa 5. Jelaskan mengenai minor set 6. Jelaskan mengenai macam-macam teknik anestesi 7. Jelaskan tentang berbagai macam tumor kulit dan jaringan dibawahnya 8. Jelaskan berbagai macam jenis transfusi, bagaimana memberikan transfusi 9. Jelaskan mengenai berbagai macam jenis luka, tahap proses penyembuhan luka 10. Jelaskan macam-macam jenis jahitan, macam-macam benang

Upload: debbie-takaliuang

Post on 13-Dec-2015

39 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

basic science bedahTugas bedahKoas Bedah RSUD KojaSylvia Joson

TRANSCRIPT

Page 1: Basic sciene bedah

Tugas dr. Arsanto T Widodo Sp.OT

Rumah Sakit Umum Koja

Bagian Ilmu Bedah

Periode 17 Agustus-24 Oktober 2015

Nama : Sylvia Joson

NIM : 112014110

Pertanyaan:

1. Jelaskan mengenai kebutuhan cairan dan elektrolit dewasa maupun anak

2. Jelaskan tentang perdarahan (menurut ATLS dan bagaimana penatalaksaannya)

3. Jelaskan mengenai definisi syok dan macam-macam syok

4. Jelaskan mengenai keseimbangan asam basa

5. Jelaskan mengenai minor set

6. Jelaskan mengenai macam-macam teknik anestesi

7. Jelaskan tentang berbagai macam tumor kulit dan jaringan dibawahnya

8. Jelaskan berbagai macam jenis transfusi, bagaimana memberikan transfusi

9. Jelaskan mengenai berbagai macam jenis luka, tahap proses penyembuhan luka

10. Jelaskan macam-macam jenis jahitan, macam-macam benang

11. Jelaskan mengenai definisi dan tindakan asepsis antisepsis

1. Jelaskan mengenai kebutuhan cairan dan elektrolit dewasa maupun anak

Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat.

Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari

fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan

berbagai cairan tubuh.

Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit

adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika

Page 2: Basic sciene bedah

berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman,

dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan

elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam

seluruh bagian tubuh.

Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya jika salah satu

terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya. Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok

besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang

berda di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di

luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan

cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan

intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan

sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.

Persentase dari total cairan tubuh bervariasi sesuai dengan individu dan tergantung beberapa hal

antara lain :

a. Umur

b. Kondisi lemak tubuh

c. Sex

No Umur Persentase

1 bayi 75%

2 dewasa

a.

b.

3

Pria ( 20 – 40 tahun )

Wanita ( 20 – 40 tahun )

Lanjut Usia

60%

50%

45 – 50 %

Pada orang dewasa kira-kira 40 % baerat badannya atau 2/3 dari TBW-nya berada di dalam

sel (cairan intraseluler/ICF), sisanya atau 1/3 dari TBW atau 20 % dari berat badannya berada di

luar sel (ekstraseluler) yaig terbagi dalam 15 % cairan interstitial, 5 % cairan intavaskuler dan 1-

2 % transeluler.

Page 3: Basic sciene bedah

2. Jelaskan tentang perdarahan (menurut ATLS dan bagaimana penatalaksaannya)

Perdarahan adalah penyebab syok yang paling sering terjadi pada penderita trauma. Respon

penderita trauma terhadap kehilangan darah menjadi lebih rumit karena pergeseran cairan di

antara kompartemen cairan di dalam tubuh (khususnya di dalam kompartemen cairan

ekstraseluler). Definisi dari perdarahan adalah kehilangan akut volume peredaran darah.

Hebatnya kehilangan darah dapat ditentukan pada evaluasi awal dengan menilai pulsasi, tekanan

darah, dan pengisian kembali kapiler. Sistem klasifikasi ATLS berguna untuk memahami

manifestasisehubungan dengan syok hemoragik pada orang dewasa. Volume darah diperkirakan

7% dari berat badan ideal, atau kira-kira 4900 ml pada pasien dengan berat badan 70 kg.

 

Perdarahan kelas 1, didefinisikan sebagai kehilangan darah <15% dari total volume darah,

mendorong pada tidak adanya perubahan terukur pada kecepatan jantung

atau pernafasan, tekanan darah, atau tekanan nadi dan membutuhkan sedikit atau tidak adanya

perawatan sama sekali.

Perdarahan kelas 2 didefinisikan sebagai kehilangan darah 15-30% volume darah (750-1500 ml),

dengan tanda-tanda klinis termasuk takikardia dan takipnoe. Tekanan darah sistolik mungkin

hanya sedikit menurun, khususnya ketika pasien berada pada posisi supinasi, akan tetapi tekanan

nadi menyempit. Urin output hanya menurun sedikit (yaitu, 20-30 ml/jam). Pasien dengan

Page 4: Basic sciene bedah

perdarahan kelas 2 biasanya dapat diresusitasi dengan larutan kristaloid saja, namun beberapa

pasien mungkin membutuhkan transfusi darah.

Perdarahan kelas 3 didefinisikan sebagai kehilangan 30-40% (1500-2000 ml) volume darah.

Perfusi yang tidak adekuat pada pasien dengan perdarahan kelas 3 mengakibatkan tanda

takikardia dan takipnoe, ekstremitas dingin dengan pengisian kembali kapiler yang terhambat

secara signifikan, hipotensi, dan perubahan negatif status mental yang signifikan. Perdarahan

kelas 3 menampakkan volume kehilangan darah terkecil yang secara konsisten menghasilkan

penurunan pada tekanan darah sistemik. Resusitasi pada pasien ini seringnya membutuhkan

transfusi darah sebagai tambahan terhadap pemberian larutan kristaloid.

Perdarahan kelas 4 didefinisikan sebagai kehilangan darah > 40% volume darah (> 2000 ml)

mewakili perdarahan yang mengancam jiwa. Tanda-tandanya termasuk takikardia, tekanan darah

sistolik yang tertekan secara signifikan, dantekanan nadi yang menyempit atau tekanan darah

diastolik yang tidak dapatdiperoleh. Kulit menjadi dingin dan pucat, dan status mental sangat

tertekan.Urin output sedikit. Pasien-pasien ini membutuhkan transfusi segera untuk resusitasi dan

seringkali membutuhkan intervensi bedah segera.

3. Jelaskan mengenai definisi syok dan macam-macam syok

Syok adalah suatu sindrom klinis akibat kegagalan akut fungsi sirkulasi yang menyebabkan

ketidakcukupan perfusi jaringan dan oksigen jaringan dengan akibat gangguan mekanisme

homeostasis.

a. Syok hipovolemik

Syok hipovolemik merupakan tipe syok yang paling umum ditandai dengan penurunan

volume intravascular. Cairan tubuh terkandung dalam kompartemen intraseluler dan

ekstraseluler. Cairan intraseluler menempati hamper 2/3 dari air tubuh total sedangkan

cairan tubuh ekstraseluler ditemukan dalam salah satu kompartemen intavaskular dan

interstitial. Volume cairan interstitial adalah kira-kira 3-4x dari cairan intravascular.

Syok hipovolemik terjadi jika penurunan volume intavaskuler 15% sampai 25%. Hal

ini akan menggambarkan kehilangan 750 ml sampai 1300 ml pada pria dgn berat

badan 70 kg.

Kondisi-kondisi yang menempatkan pasien pada resiko syok hipovolemik adalah (1)

kehilangan cairan eksternal seperti : trauma, pembedahan, muntah-muntah, diare,

Page 5: Basic sciene bedah

diuresis, (2) perpindahan cairan internal seperti : hemoragi internal, luka baker, asites

dan peritonitis

b. Syok kardiogenik

Syok kardiogenik disebabkan oleh kegagalan fungsi pompa jantung yang

mengakibatkan curah jantung menjadi berkurang atau berhenti sama sekali. Penyebab

syok kardiogenik mempunyai etiologi koroner dan non koroner. Koroner, disebabkan

oleh infark miokardium, Sedangkan Non-koroner disebabkan oleh kardiomiopati,

kerusakan katup, tamponade jantung, dan disritmia.

c. Syok septik

Adalah suatu keadaan dimana tekanan darah turun sampai tingkat yang

membahayakan nyawa sebagai akibat dari sepsis, disertai adanya infeksi (sumber

infeksi). Syok septik terjadi akibat racun yang dihasilkan oleh bakteri tertentu dan

akibat sitokinesis (zat yang dibuat oleh system kekebalan untuk melawan suatu

infeksi). Racun yang dilepaskan oleh bakteri bias menyebabkan kerusakan jaringan

dan gangguan peredaraan darah.

Infeksi sistemik yang terjadi biasanya kerena gram negative yang mnyebakan kolaps

kardiovasekuler. Editoksin basil gram negative ini meyebabkan vasodilatasi kapiler

dan terbukanya hubungan pintas arteriovena perifer. Selain itu terjadi peningkatan

permeabilitas kapiler. Peningkatan kapasitas vasekuler karena vasodilatasi perifer

meybebkan terjadinya hipovilemia relative, sedangkan peningkatan permeabilitas

kapiler menyebakan kehilangan cairan intravasekuler ke intrertisial yang terlihat

sebagai udem. Pada syok septik hipoksia, sel yang terjadi tidak disebebakan penurunan

perfusi jaringan melaikan karena tidak kemampuan sel untuk menggunakan oksigen

kerena toksin kuman.

d. Syok anafilatik

Adalah suatu reaksi alergi yang cukup serius. Peyebabnya biasa bermcama-macam

mulai dari makan,obat, minum,obat-obatan, bahan kimia dan gigitan serangga. Disebut

serius karena kondisi ini dapat meyebabkan kematian dan memerlukan rindakan medis

segera.

Jika seorang seorang sensitif terhadap suatu antigen dan kemudian terjadi kontak lagi

terhadap antigen tersebut, akan timbul rekasi hipersentivitas. Antigen yang

Page 6: Basic sciene bedah

bersangkutan terikat pada antibody dipermukaan sel mast sehingga terjadi degranulasi,

pegeluaran histamine, dan zat vasoaktif lain. Keadaan ini meyebankan peningkatan

permeabilitas dan dilatasi kapiler myeluruh. Terjadi hipovolemi relatif karena

vasodilatasi yang mengakibatkan syok, sedangkan peningkatan permeabilitas kapiler

meyebabkan udem. Pada syok anafilatik, bias terjadi bronkospasme yang menurukan

ventilasi.

4. Jelaskan mengenai keseimbangan asam basa

Keseimbangan asam basa adalah homeostasis dari kadar ion hidrogen dalam tubuh

Kadar normal ion hidrogen (H) arteri adalah: 4x10-8 atau pH = 7,4 (7,35 – 7,45)

Asidosis = asidemia → kadar pH darah <7,35 Alkalemia = alkalosis → kadar pH darah >7,45

Kadar pH darah <6,8 atau >7,8 tidak dapat diatasi oleh tubuh

Sistem Buffer Tubuh

- Sistem buffer ECF → asam karbonat-bikarbonat (NaHCO3 dan H2CO3)- Sistem buffer ICF → fosfat monosodium-disodium (Na2HPO4 dan NaH2PO4)- Sistem buffer ICF eritrosit → oksihemoglobin-hemoglobin (HbO2- dan HHb)- Sistem buffer ICF dan ECF → protein (Pr- dan HPr)

Pertahanan pH darah normal tercapai melalui kerja gabungan dari buffer darah, paru dan ginjal

- Persamaan Handerson Hasselbach:

pH = 6,1 + log 20¿¿

[HCO3-] → faktor metabolik, dikendalikan ginjal

PaCO2 → faktor respiratorik, dikendalikan paru

pH 6,1 → efek buffer dari asam karbonat-bikarbonat

Selama perbandingan [HCO3-] : PaCO2 = 20 : 1 → pH darah selalu = 6,1 + 1,3 = 7,4

Gangguan Asam Basa Darah Asidosis metabolik [HCO3-] ↓ dikompensasi dengan PaCO2 ↓

Alkalosis metabolik [HCO3-] ↑ dikompensasi dengan PaCO2↑

Asidosis respiratorik PaCO2↑ dikompensasi dengan [HCO3-] ↑

Alkalosis respiratorik PaCO2↓ dikompensasi dengan [HCO3-] ↓

Asidosis Respiratorik

Page 7: Basic sciene bedah

a. Pengertian

Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan

karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan

yang lambat. Kecepatan dan kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah karbondioksida dalam

darah. Dalam keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan darah

menjadi asam. Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur

pernafasan, sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.

b. Gejala

Gejala pertama berupa sakit kepala dan rasa mengantuk. Jika keadaannya memburuk, rasa

mengantuk akan berlanjut menjadi stupor (penurunan kesadaran) dan koma. Stupor dan koma

dapat terjadi dalam beberapa saat jika pernafasan terhenti atau jika pernafasan sangat terganggu;

atau setelah berjam-jam jika pernafasan tidak terlalu terganggu. Ginjal berusaha untuk

mengkompensasi asidosis dengan menahan bikarbonat, namun proses ini memerlukan waktu

beberapa jam bahkan beberapa hari.

c. Diagnosa

Biasanya diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan pH darah dan pengukuran

karbondioksida dari darah arteri.

d. Pengobatan

Pengobatan asidosis respiratorik bertujuan untuk meningkatkan fungsi dari paru-paru.

Asidosis Metabolik

a. Pengertian

Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya

kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH,

darah akan benar-benar menjadi asam. Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan

menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam

dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya, ginjal juga

berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam

dalam air kemih. Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus menerus

menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan keadaan

koma.

Page 8: Basic sciene bedah

Penyebab utama dari asidois metabolik: gagal ginjal, asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk

ginjal), ketoasidosis diabetikum, asidosis laktat (bertambahnya asam laktat), bahan beracun

seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol, paraldehid, asetazolamid atau amonium klorida,

kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena diare, leostomi atau

kolostomi.

b. Gejala

Asidosis metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun biasanya penderita merasakan

mual, muntah dan kelelahan. Pernafasan menjadi lebih dalam atau sedikit lebih cepat, namun

kebanyakan penderita tidak memperhatikan hal ini. Sejalan dengan memburuknya asidosis,

penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan

mengalami kebingungan. Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun,

menyebabkan syok, koma dan kematian.

c. Diagnosa

Diagnosis asidosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran pH darah yang diambil

dari darah arteri (arteri radialis di pergelangan tangan). Darah arteri digunakan sebagai contoh

karena darah vena tidak akurat untuk mengukur pH darah. Untuk mengetahui penyebabnya,

dilakukan pengukuran kadar karbon dioksida dan bikarbonat dalam darah.

d. Pengobatan

Pengobatan asidosis metabolik tergantung kepada penyebabnya. Sebagai contoh, diabetes

dikendalikan dengan insulin atau keracunan diatasi dengan membuang bahan racun tersebut dari

dalam darah. Bila terjadi asidosis berat, diberikan bikarbonat mungkin secara intravena; tetapi

bikarbonat hanya memberikan kesembuhan sementara dan dapat membahayakan.

Alkalosis Respiratorik

a. Definisi

Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena pernafasan yang

cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah.

b. Penyebab

Page 9: Basic sciene bedah

Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu banyaknya

jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah. Penyebab hiperventilasi yang paling

sering ditemukan adalah kecemasan. Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah rasa

nyeri, sirosis hati, kadar oksigen darah yang rendah, demam, overdosis aspirin.

c. Gejala

Alkalosis respiratorik dapat membuat penderita merasa cemas dan dapat menyebabkan rasa gatal

disekitar bibir dan wajah. Jika keadaannya makin memburuk, bisa terjadi kejang otot dan

penurunan kesadaran.

d. Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran kadar karbondioksida dalam darah arteri. pH

darah juga sering meningkat.

e. Pengobatan

Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat pernafasan. Jika

penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernafasan bisa meredakan penyakit ini. Jika

penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri.

Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa membantu

meningkatkan kadar karbondioksida setelah penderita menghirup kembali karbondioksida yang

dihembuskannya.

Alkalosis Metabolik

a. Definisi

Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena tingginya

kadar bikarbonat.

b. Penyebab

Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam.

Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah yang

berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung (seperti yang kadang-

kadang dilakukan di rumah sakit, terutama setelah pembedahan perut).

Selain itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium dalam jumlah

yang banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam basa

darah.

Page 10: Basic sciene bedah

c. Gejala

Alkalosis metabolik dapat menyebabkan iritabilitas (mudah tersinggung), otot berkedut dan

kejang otot; atau tanpa gejala sama sekali. Bila terjadi alkalosis yang berat, dapat terjadi

kontraksi (pengerutan) dan spasme (kejang) otot yang berkepanjangan (tetani).

5. Jelaskan mengenai minor set

a. Nald vooder/Needle Holder/Nald Hecting. Gunanya adalah untuk memegang jarum jahit

(nald heacting) dan sebagai penyimpul benang.

b. Pisau Bedah

Pisau bedah terdiri dari dua bagian yaitu gagang dan mata pisau (mess/bistouri/blade).

Kegunaanya adalah untuk menyayat berbagai organ atau bagian tubuh manusia. Mata

pisau disesuaikan dengan bagian tubuh yang akan disayat.

c. Gunting

- Gunting Diseksi (disecting scissor)

Gunting ini ada dua jenis yaitu, lurus dan bengkok. Ujungnya biasanga runcing. Terdapat

duatipe yabg sering digunakan yaitu tipe Moyo dan tipe Metzenbaum.

- Gunting Benang

Ada dua macam gunting benang yaitu bengkok dan lurus, kegunaannya adalah memotong

benang operasi, merapikan lukan.

- Gunting Pembalut/Perban

Kegunaannya adalah untuk menggunting plester dan pembalut.  

d. Klem (Clamp)

- Klem Arteri Pean. Ada dua jenis yang lurus dan bengkok. Kegunaanya adalah untuk

hemostatis untuk jaringan tipisdan lunak.

- Klem Kocher. Ada dua jenis bengkok dan lurus. Sifatnya mempunyai gigi pada ujungnya

seperti pinset sirugis.Kegunaannya adalah untuk menjepit jaringan.

- Klem Allis. Penggunaan klem ini adalah untuk menjepit jaringan yang halus dan menjepit

tumor.

- Klem Babcock. Penggunaanya adalah menjepit dock atau kain operasi.

e. Retraktor (Wound Hook)

Page 11: Basic sciene bedah

Retraktor langenbeck, US Army Double Ended Retraktor dan Retraktor

Volkman penggunaannya adalah untuk menguakan luka.

f. Pinset

- Pinset Sirugis. Penggunaannya adalah untuk menjepit jaringan pada waktu diseksi dan

penjahitan luka, memberitanda pada kulit sebelum memulai insisi.

- Pinset Anatomis. Penggunaannya adalah untuk menjepit kassa sewaktu menekan luka,

menjepit jaringan yang tipisdan lunak.

- Pinset Splinter. Penggunaannya adalah untuk mengadaptasi tepi-tepi luka ( mencegah

overlapping).

g. Deschamps Aneurysm Needle 

Penggunaannya adalah untuk mengikat pembuluh darah besar.

h. Wound Curet

Penggunaannya dalah untuk mengeruk luka kotor, mengeruk ulkus kronis.

i. Sonde (Probe)

Penggunaannya adalah untuk penuntun pisau saat melakukan eksplorasi, dan mengetahui

kedalam luka.

j. Korentang

Penggunaannya adalah untuk mengambil instrumen steril, mengambil kassa, jas operasi,

doek,dan laken steril.

k. Jarum Jahit

Penggunaanya adalah untuk menjahit luka yang dan menjahit organ yang rusak lainnya.

Untuk menjahit kulit digunakan yang berpenampang segitiga agar lebih mudah mengiris

kulit (scharpenald). Sedangkan untuk menjahit otot dipakai yang berpenampang bulat

(rounde nald).

l. Benang

Terbagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu :

- Absorbable (dapat diserap oleh jaringan tubuh), contoh : catgut dan vicryl. Benang

ini umumnya digunakan untuk menjahit jaringan yang letaknya profunda.

- Non absorbable (tidak dapat diserap jaringan tubuh), contoh : nylon, dacron, dan

teflon. Benang ini umumnya digunakan untuk menjahit kulit.

Page 12: Basic sciene bedah

6. Jelaskan mengenai macam-macam teknik anestesi

a. Anestesi Lokal

Anestesi lokal adalah tindakan pemberian obat yang mampu menghambat konduksi saraf

(terutama nyeri) secara reversibel pada bagian tubuh yang spesifik. Pada anestesi lokal

kesadaran penderita tetap utuh dan rasa nyeri yang hilang bersifat setempat (lokal).

Pembiusan atau anestesi lokal biasa dimanfaatkan untuk banyak hal. Misalnya, sulam

bibir, sulam alis, dan liposuction, kegiatan sosial seperti sirkumsisi (sunatan), mencabut

gigi berlubang, hingga merawat luka terbuka yang disertai tindakan penjahitan. Anestesi

lokal bersifat ringan dan biasanya digunakan untuk tindakan yang hanya perlu waktu

singkat. Oleh karena efek mati rasa yang didapat hanya mampu dipertahankan selama

kurun waktu sekitar 30 menit seusai injeksi, bila lebih dari itu, maka akan diperlukan

injeksi tambahan untuk melanjutkan tindakan tanpa rasa nyeri.

Page 13: Basic sciene bedah

b. Anestesi Regional

Anestesi regional biasanya dimanfaatkan untuk kasus bedah yang pasiennya perlu dalam

kondisi sadar untuk meminimalisasi efek samping operasi yang lebih besar, bila pasien

tak sadar. Misalnya, pada persalinan Caesar, operasi usus buntu, operasi pada lengan dan

tungkai. Caranya dengan menginjeksikan obat-obatan bius pada bagian utama pengantar

register rasa nyeri ke otak yaitu saraf utama yang ada di dalam tulang belakang.

Sehingga, obat anestesi mampu menghentikan impuls saraf di area itu. Sensasi nyeri yang

ditimbulkan organ-organ melalui sistem saraf tadi lalu terhambat dan tak dapat diregister

sebagai sensasi nyeri di otak. Pada kasus bedah, bisa membuat mati rasa dari perut ke

bawah. Namun, oleh karena tidak mempengaruhi hingga ke susunan saraf pusat atau

otak, maka pasien yang sudah di anestesi regional masih bisa sadar dan mampu

berkomunikasi, walaupun tidak merasakan nyeri di daerah yang sedang dioperasi.

Metode pemberian anestesi regional dibagi menjadi dua, yaitu secara blok sentral dan

blok perifer.

1. Blok Sentral (Blok Neuroaksial).

Blok sentral dibagi menjadi tiga bagian yaitu anestesi Spinal dan Epidural

a. Anestesi Spinal

Anestesi spinal merupakan tindakan pemberian anestesi regional ke dalam ruang

subaraknoid. Hal-hal yang mempengaruhi anestesi spinal antara lain jenis obat,

dosis obat yang digunakan, efek vasokonstriksi, berat jenis obat, posisi tubuh,

tekanan intra abdomen, lengkung tulang belakang, usia pasien, obesitas,

kehamilan, dan penyebaran obat.

b. Anestesi Epidural

Anestesi epidural ialah blokade saraf dengan menempatkan obat pada ruang

epidural (peridural, ekstradural) di dalam kanalis vertebralis pada ketinggian

tertentu, sehingga daerah di bawahnya teranestesi sesuai dengan teori dermatom

kulit. Ruang epidural berada di antara durameter dan ligamentun flavum.

2. Blok Perifer (Blok Saraf)

Anestesi regional dapat juga dilakukan dengan cara blok perifer. Salah satu teknik

yang dapat digunakan adalah anestesi regional intravena. Anestesi regional intravena

Page 14: Basic sciene bedah

dapat dikerjakan untuk bedah singkat sekitar 45 menit. Melalui cara ini saraf yang

dituju langsung saraf bagian proksimal. Sehingga daerah yang dipersarafi akan

teranestesi misalnya pada tindakan operasi di lengan bawah memblok saraf brakialis.

Untuk melakukan anetesi blok perifer harus dipahami anatomi dan daerah persarafan

yang bersangkutan.

c. Anestesi Umum

Anestesi umum (general anestesi) atau bius total disebut juga dengan nama narkose

umum (NU). Anestesi umum adalah meniadakan nyeri secara sentral disertai hilangnya

kesadaran yang bersifat reversibel. Anestesi umum biasanya dimanfaatkan untuk

tindakan operasi besar yang memerlukan ketenangan pasien dan waktu pengerjaan lebih

panjang, misalnya pada kasus bedah jantung, pengangkatan batu empedu, bedah

rekonstruksi tulang, dan lain-lain. Cara kerja anestesi umum selain menghilangkan rasa

nyeri, menghilangkan kesadaran, dan membuat amnesia, juga merelaksasi seluruh otot.

Maka, selama penggunaan anestesi juga diperlukan alat bantu nafas, selain deteksi

jantung untuk meminimalisasi kegagalan organ vital melakukan fungsinya selama operasi

dilakukan.

7. Jelaskan tentang berbagai macam tumor kulit dan jaringan dibawahnya

Tumor Jinak

a. Nevus pigmentosus merupakan tumor jinak yang tersusun dari sel-sel nevus. Nevus

pigmentosus dapat terjadi di semua bagian kulit tubuh, termasuk membrane mukosa

dekat permukaan tubuh. Lesi dapat datar, papuler, atau papilomatosa, biasanya

berukuran 24mm, namun dapat bervariasi dari sebesar peniti sampai sebesar telapak

tangan. Pigmentasinya juga bervariasi dari warna kulit sampai coklat kehitaman.

Page 15: Basic sciene bedah

b. Veruka vulgaris (kutil)

Bentuk ini paling sering ditemua pada anak-anak tetapi dapt juga pada orang dewasa

dan orang tua. Tempat predileksi utamanya adalah ekstremitas bagian ekstensor.

Pada keadaan awal, ukurannya biasanya hanya sebesar pentol jarum dengan

permukaan halus dan mengkilat. Dalam waktu beberapa minggu atau bulan kian

membesar dan permkaannya menjadi kasar, berwarna abu-abu kecoklatan atau

kehitaman. Kadang-kadang beberapa lesi bergabung satu sama lain, menimbulkan

plak verukosa.

c. Keloid, adalah penimbunan padat jaringan fibrosa yang meluas di atas permukaan

kulit yang mengalami luka traumatik atau insisi bedah. Keloid timbul akibat

kegagalan pemecahan kolagen dan lebih sering terjadi pada orang berkulit hitam.

d. Hemangioma, muncul pada saat bayi dan dapat membesar pada tahun pertama

kehidupan tetapi setelah itu mengecil. Lesi berwarna merah terang, timbul, dan

irregular. Timbulnya ulkus atau infeksi superfisial sering kali memperlambat

penyembuhan lesi.

Page 16: Basic sciene bedah

e. Keratosis seboroik adalah tumor jinak yang sering dijumpai pada orang tua berupa

tumor kecil atau makula hitam yang menonjol diatas permukaan kulit. Keratosis

seboroik adalah tumor jinak yang berasal dari proliferasi epidermal, sering dijumpai

pada orang tua dan biasanya asimtomatik. Keratosis seboroik mempunyai sinonim

nevus seboroik, kutil senilis, veruka seboroik senilis, papiloma sel basal.

f. Kista ateroma

Benjolan yang terbentuk dari akibat adanya sumbatan pada muara kelenjar

keringat.benjolan tersebut berbentuk bulat dan berdinding tipis. Kista ateroma

terbentuk secret kelenjer keringat yaitu sebum dan sel-sel mati tertimbun dan

berkumpul dalam kantung kelenjar.

g. Kista dermoid

Berasal dari ectodermal, dindingnya dibatasi oleh epitel skuomosa berlapis dan berisi

ependiks kulit serta biasanya terdapat pada garis fusi embrional.

Page 17: Basic sciene bedah

Tumor Ganas

a. Karsinoma sel basal, adalah keganasan yang tumbuh lambat dan menyebabkan sedikitnya tigaperempat keganasan pada seri klinik. Lesi ini seperti lilin dan berwarna kuning keabuan dan sering ada telangiektasis di bawah kulit. Kebanyakan kanker sel basal timbul di leher dan kepala. Mereka cenderung menginvasi dan mengerosi ke dalam struktur profunda termasuk tengkorak, orbita, atau otak, jika tidak diobati.

b. Karsinoma sel skuamosa, biasanya muncul sebagai ulserasi kulit yang cenderung tumbuh cepat daripada karsinoma sel basal. Biopsy diperlukan untuk membedakan lesi ini dari jenis karsinoma kulit lainnya. Juga paling sering terjadi di kepala dan leher. Gambaran khas adalah ulkus dengan tepi timbul menyerupai kawah gunung berapi. Karsinoma sel skuamosa lebih ganas daripada sel basal dan akan bermetastasis ke limfonodus regional. Kanker sel skuamosa ditemukan pada daerah yang sering teriritasi seperti tepi bibir, atau daerah dermatitis pascaradiasi, atau ulserasi pada jaringan parut pasca terbakar lama. Penyakit Bowen merupakan penyakit karsinoma sel skuamosa in situ yang tumbuh lambat dimana eksisi dianjurkan.

Page 18: Basic sciene bedah

c. Karsinoma kelenjar keringat, tumor ini jarang dijumpai pada dasawarsa keenam dan ketujuh.

d. Sarcoma Kaposi, tumor ini meningkat jelas pada kaum homoseksual. Sindroma penurunan kekebalan didapat (AIDS) biasanya disertai sarcoma Kaposi. Biasanya tumor timbul di tangan atau kaki sebagai plak multiple yang berwarna kemerahan sampai keunguan dan dapat datar., berulserasi, atau polipoid. Sering dijumpai keterlibatan limfonodus.

8. Jelaskan berbagai macam jenis transfusi, bagaimana memberikan transfusi

1. Darah lengkap (whole blood)

Tranfusi darah lengkap hanya untuk mengatasi perdarahan akut dan masif, meningkatkan

dan mempertahankan proses pembekuan. Darah lengkap diberikan dengan golongan

ABO dan Rh yang diketahui. Infuskan selama 2 sampai 3 jam, maksimum 4 jam/unit.

Dosis pada pediatrik rata-rata 20 ml/kg, diikuti dengan volume yang diperlukan untuk

stabilisasi. Bisanya tersedia dalam volume 400-500 ml dengan masa hidup 21 hari.

Hindari memberikan tranfusi saat klien tidak dapat menoleransi masalah sirkulasi.

Hangatkan darah jika akan diberikan dalam jumlah besar.

Page 19: Basic sciene bedah

Indikasi:

a) Penggantian volume pada pasien dengan syok hemoragi, trauma atau luka bakar

b) Klien dengan perdarahan masif dan telah kehilangan lebih dari 25 persen dari volume

darah total

2. Packed Red Blood cells (RBCs)

Komponen ini mengandung sel darah merah, SDP, dan trombosit karena sebagian plasma

telah dihilangkan (80 %). Tersedia volume 250 ml. Diberikan selama 2 sampai 4 jam,

dengan golongan darah ABO dan Rh yang diketahui. Hindari menggunakan komponen

ini untuk anemia yang mendapat terapi nutrisi dan obat. Masa hidup komponen ini 21

hari.

Indikasi :

a) Pasien dengan kadar Hb rendah

b) Pasien anemia karena kehilangan darah saat pembedahan

c) Pasien dengan massa sel darah merah rendah

3. White Blood Cells (WBC atau leukosit)

Komponen ini terdiri dari darah lengkap dengan isi seperti RBCs, plasma dihilangkan

80% , biasanya tersedia dalam volume 150 ml. Dalam pemberian perlu diketahui

golongan darah ABO dan sistem Rh. Apabila diresepkan berikan dipenhidramin. Berikan

antipiretik, karena komponen ini bisa menyebabkan demam dan dingin. Untuk

pencegahan infeksi, berikan tranfusi dan disambung dengan antibiotik.

Indikasi :

Pasien sepsis yang tidak berespon dengan antibiotik (khususnya untuk pasien dengan

kultur darah positif, demam persisten /38,3° C dan granulositopenia)

4. Leukosit –poor RBCs

Komponen ini sama dengan RBCs, tapi leukosit dihilangkan sampai 95 %, digunakan

bila kelebihan plasma dan antibody tidak dibutuhkan. Komponen ini tersedia dalam

volume 200 ml, waktu pemberian 1 ½ sampai 4 jam.

Indikasi:

Pasien dengan penekanan system imun (imunokompromise)

Page 20: Basic sciene bedah

5. Platelet/trombosit

Komponen ini biasanya digunakan untuk mengobati kelainan perdarahan atau jumlah

trombosit yang rendah. Volume bervariasi biasanya 35-50 ml/unit, untuk pemberian

biasanya memerlukan beberapa kantong. Komponen ini diberikan secara cepat. Hindari

pemberian trombosit jika klien sedang demam.Klien dengan riwayat reaksi tranfusi

trombosit, berikan premedikasi antipiretik dan antihistamin. Shelf life umumnya 6 sampai

72 jam tergantung pada kebijakanpusat di mana trombosit tersebut didapatkan. Periksa

hitung trombosit pada 1 dan 24 jam setelah pemberian.

Indikasi:

a) Pasien dengan trombositopenia (karena penurunan trombosit, peningkatan pemecahan

trombosit

b) Pasien dengan leukemia dan marrow aplasia

6. Fresh Frozen Plasma (FFP)

Komponen ini digunakan untuk memperbaiki dan menjaga volume akibat kehilangan

darah akut. Komponen ini mengandung semua faktor pembekuan darah (factor V, VIII,

dan IX). Pemberian dilakukan secara cepat, pada pemberian FFP dalam jumlah besar

diperlukan koreksi adanya hypokalsemia, karena asam sitrat dalam FFP mengikat

kalsium. Shelf life 12 bulan jika dibekukan dan 6 jam jika sudah mencair. Perlu

dilakukan pencocokan golongan darah ABO dan system Rh.

Indikasi:

a) Pencegahan perdarahan postoperasi dan syok

b) Pasien dengan defisiensi faktor koagulasi yang tidak bisa ditentukan

c) Klien dengan penyakit hati dan mengalami defisiensi faktor pembekuan.

7. Albumin 5 % dan albumin 25 %

Komponen ini terdiri dari plasma protein, digunakan sebagai ekspander darah dan

pengganti protein. Komponen ini dapat diberikan melalui piggybag. Volume yang

diberikan bervariasi tergantung kebutuhan pasien.Hindarkan untuk mencampur albumin

dengan protein hydrolysate dan larutan alkohol.

Indikasi :

a) Pasien yang mengalami syok karena luka bakar, trauma, pembedahan atau infeksi

b) Terapi hyponatremi

Page 21: Basic sciene bedah

Transfusi darah yang tidak cocok dengan resipien dapat berbahaya, maka darah yang

disumbangkan, secara rutin digolongkan berdasarkan jenisnya; apakah golongan A, B, AB atau

O dan Rh-positif atau Rh-negatif. Sebagai tindakan pencegahan berikutnya, sebelum memulai

transfusi, pemeriksa mencampurkan setetes darah donor dengan darah resipien untuk

memastikan keduanya cocok: teknik ini disebut cross-matching.

Crossmatch adalah pemeriksaan serologis untuk menetapkan sesuai atau tidak sesuainya darah

donor dengan darah resipien. Pemeriksaan dilakukan sebelum transfusi darah dan bila terjadi

reaksi transfusi darah.

Terdapat dua cara pemeriksaan, yaitu:

a. Crossmatch mayor : mencampur enitrosit donor (aglutinongen donor) dengan serum resipien

(aglutinin resipien)

b.  Crossmatch minor : mencampur eritrosit resipien (aglutinongen resipien) dengan serum

donor (aglutinin donor)

Cara menilai basil pemeriksaan adalah sebagai berikut:

- Bila kedua pemeriksaan (crossmatch mayor dan minor tidak mengakibatkan aglutinasi

eritrosit, maka diartikan bahwa darah donor sesuai dengan darah resipien sehingga

transfusi darah boleh dilakukan; bila crossmatch mayor menghasilkan aglutinasi, tanpa

memperhatikan hasil Crossmatch minor, diartikan bahwa darah donor tidak sesuai

dengan darah resipien sehingga transfusi darah tidak dapat dilakukan dengan

menggunakan darah donor itu

- Bila Crossmatch mayor tidak menghasilkan aglutinasi, sedangkan

dengan Crossmatch minor terjadi aglutinasi, maka Crossmatch minor harus diulangi

dengan menggunakan serum donor yang diencerkan. Bila pemeriksaan terakhir ini

ternyata tidak menghasilkan aglutinasi, maka transfusi darah masih dapat dilakukan

dengan menggunakan darah donor tersebut. Bila pemeriksaan dengan serum donor yang

diencerkan menghasilkan aglutinasi, maka darah donor itu tidak dapat ditransfusikan.

Page 22: Basic sciene bedah

Proses Transfusi Darah

1. Jelaskan prosedur kepada pasien. Tentukan apakah klien pernah mendapatkan transfusi

sebelumnya dan catatan reaksi ,jika ada.

2. Minta pasien untuk melaporkan gejala berikut: menggigil, sakit kepala, gatal dan

kemerahan dengan segera.

3. Pastikan bahwa pasien telah menandatangani format persetujuan / informed concern.

4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan.

5. Buat jalur IV dengan kateter besar (diameter 18-G atau 19-G).

6. Gunakan selang infus yang mempunyai filter. Gantungkan wadah larutan NaCl 0,9%

untuk diberikan setelah menginfuskan/ pemberian transfusi darah.

7. Ikuti protokol institusi dalam mendapatkan produk darah dari bank darah. Minta darah

bila anda telah siap menggunakannya.

8. Identifikasi kebenaran produk darah dan pasien :

a. Periksa kompatibilitas yang tertera pada kantong darah dan informasi pada kantong itu

sendiri.

b. Untuk darah lengkap, periksa golongan ABO dan tipe RH pada catatan pasien.

c. Periksa ulang produk darah dengan pesanan dokter.

d. Periksa tanggal kadaluarsa pada kantong darah.

e. Periksa darah terhadap adanya bekuan / gumpalan darah.

f. Tanyakan nama pasien dan periksa / cocokkan dengan gelang tangannya/gelang nama.

g. Dapatkan data dasar tanda-tanda vital pasien.

h. Mulai untuk mentransfusikan darah :

a. Isi jalur IV dengan 0,9 % normal saline.

b. Mulai transfusi dengan lambat melalui tetesan pertama pada filter.

c. Atur kecepatan tetesan 2 ml/menit pada 15 menit pertama transfusi dan tetap

bersama pasien. Jika ditemukan adanya reaksi, hentikan transfusi, siram / suntik

jalur IV dengan normal saline secara lambat dan beritahu dokter dan bank darah.

i. Monitor tanda-tanda vital :

a. Dapatkan tanda vital pasien setiap 5 menit selama 15 menit pertama transfusi dan

setiap jam untuk yang berikutnya mengikuti kebijakan institusi/rumah sakit.

Page 23: Basic sciene bedah

b. Observasi klien terhadap adanya kemerahan, ruam kulit, gatal, dispnea, bintik-

bintik merah di kulit.

9. Lepaskan dan buang sarung tangan. Cuci tangan.

10. Lanjutkan mengobservasi terhadap reaksi samping / efek samping transfusi.

11. Catat pemberian darah dan produk darah.

9. Jelaskan mengenai berbagai macam jenis luka, tahap proses penyembuhan luka

a. Vulnus laceratum (laserasi/robek)

Luka yang mengakibatkan robe pada kulit dengan identifikasinya memilki dimensi panjang,

lebar dan dalam. Biasanya vulnus laceratum diakibatkan karena terjatuh sehingga menimbulkan

robekan pada kulit.

b. Vulnus excoriasi (luka lecet)

Vulnus excoriasi adalah luka yang diakibatkan terjadi gesekan dengan benda keras. Luka ini

memiliki panjang dan lebar, berbeda dengan vulnus laceratum yang memiliki kedalaman luka.

Sebagai contoh luka lecet akibat terjatuh dari motor sehingga terjadi gesekan antara anggota

tubuh dengan aspal.

Page 24: Basic sciene bedah

c. Vulnus contussum (luka kontusiopin)

Vulnus contussum adalah luka akibat pecahnya pembuluh darah di bawah kulit, tidak terjadi

robekan dan perdarahan keluar, Vulnus contussum terjadi akibat benturan kerassehingga

menimbulkan warna merah kehitaman atau kebiruan pada kulit.

d. Vulnus punctum (luka tusuk)

Vulnus punctum adalah luka akibat tusukan benda tajam yang mengakibatkan luka sempit dan

dalam.

e. Vulnus insivum/schissum (luka sayat)

Luka sayat adalah jenis luka yang disababkan karena sayatan dari benda tajam, bisa logam

maupun kayu dan lain sebgainya. Jenis luka ini biasanya tipis.

Page 25: Basic sciene bedah

f. Vulnus schlopetorum

Vulnus schlopetorum adalah jenis luka yang dalam akibat terkena peluru atau tembakan senjata.

g. Vulnus morsum (luka gigitan)

Vulnus morsum adalah jenis luka yang disebabkan oleh gigitan gigi baik oleh manusia ataupun

hewan.

Page 26: Basic sciene bedah

h. Vulnus perforatum

Vulnus perforatum adalah luka tembuh yang merobek dua sisi tubuh yang disebabkan oleh

senjata tajam seperti panah, tombak, ataupun proses infeksi yang sdah meluas sehingga melewati

selapt serosa/epitel organ jaringan tubuh.

i. Vulnus amputatum

Vulns amputatum adalah luka yang diakibatkan terputusnya salah satu bagian tubuh, biasa

dikenal dengan amputasi.

j. Vulnus combustion (luka bakar)

Vulnus combustion adalah jenis luka bakar yang diakibatkan rusaknya jaringan kulit akibat

thermal, radiasi, elektrik ataupun kimia.

Page 27: Basic sciene bedah

Proses Penyembuhan Luka

Tubuh secara normal akan berespon terhadap cedera dengan jalan “proses peradangan”, yang

dikarakteristikkan dengan lima tanda utama: bengkak (swelling), kemerahan (redness), panas

(heat), nyeri (pain) dan kerusakan fungsi (impaired function). Proses penyembuhannya

mencakup beberapa fase :

1. Fase Inflamasi

Fase inflamasi adalah adanya respon vaskuler dan seluler yang terjadi akibat perlukaan yang

terjadi pada jaringan lunak. Tujuan yang hendak dicapai adalah menghentikan perdarahan dan

membersihkan area luka dari benda asing, sel-sel mati dan bakteri untuk mempersiapkan

dimulainya proses penyembuhan. Pada awal fase ini kerusakan pembuluh darah akan

menyebabkan keluarnya platelet yang berfungsi sebagai hemostasis. Platelet akan menutupi

vaskuler yang terbuka (clot) dan juga mengeluarkan “substansi vasokonstriksi” yang

mengakibatkan pembuluh darah kapiler vasokonstriksi. Selanjutnya terjadi penempelan endotel

yang akan menutup pembuluh darah. Periode ini berlangsung 5-10 menit dan setelah itu akan

terjadi vasodilatasi kapiler akibat stimulasi saraf sensoris (Local sensory nerve endding), local

reflex action dan adanya substansi vasodilator (histamin, bradikinin, serotonin dan sitokin).

Histamin juga menyebabkan peningkatan permeabilitas vena, sehingga cairan plasma darah

keluar dari pembuluh darah dan masuk ke daerah luka dan secara klinis terjadi oedema jaringan

dan keadaan lingkungan tersebut menjadi asidosis. Secara klinis fase inflamasi ini ditandai

dengan : eritema, hangat pada kulit, oedema dan rasa sakit yang berlangsung sampai hari ke-3

atau hari ke-4.

Page 28: Basic sciene bedah

2. Fase Proliferatif

Proses kegiatan seluler yang penting pada fase ini adalah memperbaiki dan menyembuhkan luka

dan ditandai dengan proliferasi sel. Peran fibroblas sangat besar pada proses perbaikan yaitu

bertanggung jawab pada persiapan menghasilkan produk struktur protein yang akan digunakan

selama proses reonstruksi jaringan.

Pada jaringan lunak yang normal (tanpa perlukaan), pemaparan sel fibroblas sangat jarang dan

biasanya bersembunyi di matriks jaringan penunjang. Sesudah terjadi luka, fibroblas akan aktif

bergerak dari jaringan sekitar luka ke dalam daerah luka, kemudian akan berkembang

(proliferasi) serta mengeluarkan beberapa substansi (kolagen, elastin, hyaluronic acid,

fibronectin dan proteoglycans) yang berperan dalam membangun (rekontruksi) jaringan baru.

Fungsi kolagen yang lebih spesifik adalah membentuk cikal bakal jaringan baru (connective

tissue matrix) dan dengan dikeluarkannya substrat oleh fibroblas, memberikan pertanda bahwa

makrofag, pembuluh darah baru dan juga fibroblas sebagai kesatuan unit dapat memasuki

kawasan luka. Sejumlah sel dan pembuluh darah baru yang tertanam didalam jaringan baru

tersebut disebut sebagai jaringan “granulasi”.

Fase proliferasi akan berakhir jika epitel dermis dan lapisan kolagen telah terbentuk, terlihat

proses kontraksi dan akan dipercepat oleh berbagai growth faktor yang dibentuk oleh makrofag

dan platelet.

3. Fase Maturasi

Fase ini dimulai pada minggu ke-3 setelah perlukaan dan berakhir sampai kurang lebih 12 bulan.

Tujuan dari fase maturasi adalah ; menyempurnakan terbentuknya jaringan baru menjadi

jaringan penyembuhan yang kuat dan bermutu. Fibroblas sudah mulai meninggalkan jaringan

granulasi, warna kemerahan dari jaringa mulai berkurang karena pembuluh mulai regresi dan

serat fibrin dari kolagen bertambah banyak untuk memperkuat jaringan parut. Kekuatan dari

jaringan parut akan mencapai puncaknya pada minggu ke-10 setelah perlukaan.

Untuk mencapai penyembuhan yang optimal diperlukan keseimbangan antara kolagen yang

diproduksi dengan yang dipecahkan. Kolagen yang berlebihan akan terjadi penebalan jaringan

parut atau hypertrophic scar, sebaliknya produksi yang berkurang akan menurunkan kekuatan

jaringan parut dan luka akan selalu terbuka.

Luka dikatakan sembuh jika terjadi kontinuitas lapisan kulit dan kekuatan jaringan parut mampu

atau tidak mengganggu untuk melakukan aktifitas normal. Meskipun proses penyembuhanluka

Page 29: Basic sciene bedah

sama bagi setiap penderita, namun outcome atau hasil yang dicapai sangat tergantung pada

kondisi biologis masing-masing individu, lokasi serta luasnya luka. Penderita muda dan sehat

akan mencapai proses yang cepat dibandingkan dengan kurang gizi, diserta penyakit sistemik

(diabetes mielitus).

10. Jelaskan macam-macam jenis jahitan, macam-macam benang

1.  Jahitan simpul tunggal

Sinonim : Jahitan Terputus Sederhana, Simple Inerrupted Suture. Merupakan jenis jahitan

yang sering dipakai. digunakan juga untuk jahitan situasi.

Teknik :

- Melakukan penusukan jarum dengan jarak antara setengah sampai 1 cm ditepi luka dan

sekaligus mengambil jaringan subkutannya sekalian dengan menusukkan jarum secara tegak

lurus pada atau searah garis luka.

- Simpul tunggal dilakukan dengan benang absorbable denga jarak antara 1cm.

- Simpul di letakkan ditepi luka pada salah satu tempat tusukan

- Benang dipotong kurang lebih 1 cm.

2.      Jahitan matras horizontal

Sinonim : Horizontal Mattress suture, Interrupted mattress

Jahitan dengan melakukan penusukan seperti simpul, sebelum disimpul dilanjutkan dengan

penusukan sejajar sejauh 1 cm dari tusukan pertama.

Memberikan hasil jahitan yang kuat.

Page 30: Basic sciene bedah

 

3.      Jahitan matras vertikal

Sinonim : Vertical Mattress suture, Donati, Near to near and far to far

Jahitan dengan menjahit secara mendalam dibawah luka kemudian dilanjutkan dengan menjahit

tepi-tepi luka. Biasanya menghasilkan penyembuhan luka yang cepat karena di dekatkannya tepi-

tepi luka oleh jahitan ini.

 

4. Jahitan kontinu

Sering disebut doorloven. Simpul hanya pada ujung-ujung jahitan., jadi hanya ada dua simpul.

Bila salah satu terbuka maka jahitan ini akan terbuak seluruhnya. Jahitan ini jarang dipakai untuk

menjahit kulit. Secara kosmetik bekas luka jahitan seperti pada jahitan terputus. Jahitan kontinu

dapat dilakukan lebih cepat dari jahitan terputus.

Page 31: Basic sciene bedah

5.      Jahitan jelujur sederhana

Sinonim : Simple running suture, Simple continous, Continous over and over

Jahitan ini sangat sederhana, sama dengan kita menjelujur baju. Biasanya menghasilkan hasiel

kosmetik yang baik, tidak disarankan penggunaannya pada jaringan ikat yang longgar.

  

6.      Jahitan jelujur feston

Sinonim : Running locked suture, Interlocking suture

Jahitan kontinyu dengan mengaitkan benang pada jahitan sebelumnya, biasa sering dipakai pada

jahitan peritoneum. Merupakan variasi jahitan jelujur biasa.

  

Page 32: Basic sciene bedah

Klasifikasi benang bedah

Berdasarkan keberadaannya didalam tubuh pasien dibagi atas :

Diserap ( absorbable sutures )

Merupakan jenis benang yang materialnya dibuat dari jaringan collagen mamalia

sehat atau dari sintetik polimer. Material di dalam tubuh akan diserap yang

lamanya bervariasi, sehingga tidak ada benda asing yang tertinggal di dalam

tubuh

Tidak diserap ( non ansorbable sutures )

Merupakan benang yang dibuat dari material yang tahan terhadap enzim

penyerapan dan tetap berada dalam tubuh atau jaringan tanpa reaksi penolakan

selama bertahun – tahun.

Kelebihan dari benang ini adalah dapat memegang jaringan secara permanen.

Kekurangan dari benang ini adalah benang ini menjadi benda asing yang

tertinggal didalam tubuh dan kemungkinan akan menjadi fistel

Berdasarkan materi / bahan, dibagi atas :

Bahan alami, dibagi atas :

Diserap ( absorbable )

Dibuat dari collagen yang berasal dari lapisan sub. Mukosa usus domba dan

serabut collagen tendon flexor sapi.

Contoh :

Surgical catgut plain : Berasal dari lapisan sub. Mukosa usus domba dan

serabut collagen tendon flexor sapi tanpa campuran. Bersifat dapat

diserap tubuh, penyerapan berlangsung dalam waktu 7-10 hari dan

warnanya putih kekuningan. Berguna untuk mengikat sumber pendarahan

kecil, menjahit subcutis dan dapat pula digunakan untuk bergerak dan luas

lukanya kecil. Benang ini harus dilakukan penyimpulan 3 kali karena

dalam tubuh akan mengembang. Bila penyimpulan dilakukan hanya 2 kali

akan terbuka kembali.

Surgical catgut chromic : Berasal dari lapisan sub. Mukosa usus domba

dan serabut collagen tendon flexor sapi dicampur dengan chromic aci.

Page 33: Basic sciene bedah

Berguna untuk penjahitan luka yang dianggap belum merapat dalam

waktu 10 hari dan bila mobilitas harus segera dilakukan.

Tidak diserap ( non ansorbable sutures )

Jenis ini terbuat dari linen, ulat sutra ( silk ) seperti surgical silk, virgin silk

dan dari kapas ( cotton ) seperti surgical cotton. Ada juga yang terbuat dari

logam sehingga mempunyai tensil strength yang sangat kuat, contoh :

metalik sutures ( stainless steel )

Bahan sintetis ( buatan ), dibagi atas :

Diserap ( absorbable )

Terbuat dari sintetik polimer, sehingga mudah diserap oleh tubuh secara

hidrolisis dan waktu penyerapan oleh tubuh mudah diprediksi,

Contoh :

Polyglactin 910

Polylactin 910 polylastctin 370 dan calcium state (Coated Vicryl®)

Polylactin 910 polylastctin 370 dan calcium state (Vicryl Rapide®)

Poliglikolik

Polyglecaprone 25 (Monocryl®)

Polydioxanone (PDS II®)

Tidak diserap ( non absorbable )

Terbuat dari bahan buatan ( sintetis ) dan dibuat sedemikian rupa sehingga

reaksi jaringan yang timbul sangat kecil.

Contoh : Polypropamide (Ethilon®), Polypropylene (Prolene®), Polyester

(Mersilene®)

Berdasarkan penampang benang, dibagi atas :

Monofilamen ( satu helai )

Terbuat dari satu lembar benang, tidak meneyerap cairan ( non capilarity )

Keuntungan : Kelebihan dari jenis ini adalah permukaan benang rata dan

halus, tidak memungkinkan terjadinya nodus infeksi dan tidak menjadi tempat

tumbuhnya mikroba.

Page 34: Basic sciene bedah

Kelemahan : Kelemahannya adalah memerlukan penanganan simpul yang

khusus karena relatif cukup kaku dan tidak sekuat multifilament.

Contoh : Catgut, PDS, dan Prolene

Multifilamen

Terbuat dari beberapa filament atau lembar bahan benang yang dipilih

menjadi satu.

Keuntungan : Kelebihan jenis ini adalah benang lebih kuat dari monofilament,

lembut dan teratur serta mudah digunakan.

Kerugian : Kelemahannya adalah karena ada rongga maka dapat menjadi

tempat menempelnya mokroba dan sedikit tersendat pada saat melalui

jaringan.

Contoh : Vicryl, Silk, Ethibond

11. Jelaskan mengenai definisi dan tindakan asepsis antisepsis

Asepsis adalah prinsip bedah untuk mempertahankan keadaan bebas kuman. Keadaan asepsis

merupakan syarat dalam tindak bedah. Antisepsis adalah cara dan tindakan yang diperlukan

untuk mencapai keadaan bebas kuman pathogen. Tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya

infeksi dengan membunuh kuman patogen. Obat-obat antiseptic, misalnya lisol atau kreolin

adalah zat kimia yang dapat membunuh kuman penyakit.

Pakaian dasar dan gaun bedah

Setiap orang yang masuk ke kamar bedah harus menggunakan pakaian penutup permukaan kulit

yang dapat berhubungan dengan daerah pembedahan. Pakaian ini termasuk sarung tanga, masker

dan tutup kepala. Pakaian bedah dibagi dalam dua macam, yaitu yang dipakai oleh setiap orang

yang masuk kamar bedah yang merupakan pakaian dasar, dan yang dipakai oleh pembedah serta

para pembantunya sewaktu pembedahan disebut gaun bedah. Pakaian dasar harus memenuhi

syarat bersih, ringan, berbahan tipis dan tembus udara. Pakaian dasar tidak perlu steril, tetapi

dicuci dan disetrika setiap akan dipakai. Tutup kepala harus menutupi semua bagian rambut,

masker menutupi kumis, cambang, jenggot, lubang hidung dan mulut. Alas kaki harus bersih dan

jangan digunakan di luar unit bedah tersebut. Gaun bedah harus memenuhi syarat steril,

Page 35: Basic sciene bedah

disediakan di atas meja instrument, menutupi tubuh secara melingkar, berlengan panjang,

menutup leher, terbuat dari bahan yang tipis namun kuat.

Cuci tangan

Prosedur untuk waktunya lima menit scrub terdiri dari:

- Lepaskan semua perhiasan (cincin, jam tangan, gelang).

- Cuci tangan dan lengan dengan sabun antimicrobial. Mulai waktu. Gosok setiap sisi masing-

masing jari, antara jari-jari, dan bagian belakang dan depan tangan selama dua menit.

- Lanjutkan untuk menggosok lengan, menjaga tangan lebih tinggi dari lengan sepanjang

waktu. Hal ini untuk mencegah bakteri-sarat sabun dan air mengkontaminasi tangan.

- Cuci setiap sisi lengan tiga inci di atas siku selama satu menit.

- Ulangi proses di tangan dan lengan lainnya, menjaga tangan di atas siku setiap saat.

- Bilas tangan dan lengan dengan melewatinya melalui air dalam satu arah saja, dari ujung jari

ke siku. Jangan menggerakkan lengan bolak-balik melalui air.

- Lanjutkan ke operasi kamar suite memegang tangan di atas siku.

- Setelah itu lengan harus dikeringkan menggunakan handuk steril dan teknik aseptik. Sekarang

siap untuk mengenakan gaun dan sarung tangan steril.

Page 36: Basic sciene bedah

Teknik memakai gaun dan sarung tangan:

1. Ambil dan naikkan gaun bedah ke atas. Pegang bagian atas dan cari bagian lengan. Pada

saat membuka gaun bedah, pastikan tidak menyentuh meja dan barang yang tidak steril.

2. Masukkan kedua tangan pada bagian lengan dari gaun sambil meninggikan tangan dan

biarkan gaun turun dengan sendirinya. Asisten yang tidak steril membantu untuk mengikat

tali pada bagian leher dan pinggang.

3. Dengan tangan yang masih berada pada lengan gaun, ambil sarung tangan steril dan

kenakan hingga sarung tangan menutupi bagian bawah dari lengan gaun.