basic science bedah

Upload: debbie-takaliuang

Post on 10-Jan-2016

67 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Meldina Sari SimatupangKoas bedah RSUD Koja

TRANSCRIPT

TUGAS BEDAH

Nama: Meldina Sari SimatupangNIM: 11.2014.329Coass Bedah RSUD. KOJA Jakarta Utara

Pertanyaan: 1. Jelaskan mengenai kebutuhan cairan dan elektrolit pada dewasa maupun anaka. Terapi cairan dan elektrolit pada anakCairan tubuh terbagi dalam 2 kompartemen yaitu intraseluler dan ekstraseluler.Ekstraseuler terbagi dalam ruang interstisial dan intravascular.Table 1.Total caitan tubuh, cairan intraseluler dan ektraseluler menurut berat badan dan usia pada anakKompartemen cairan tubuhUsia

LahirBulanTahun

036616

Total cairan tubuh78%75%70%65%60%

Cairan Intraseluler33%37,5%40%42,540%

Cairan Ekstraseluler45%37,5%30%22,5%20%

Prinsip terapi cairan dan elektrolitAnak-anak memerlukan cairan dan elektrolit lebih banyak dari dewasa, karena itu mudah terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.Hal itu terjadi karena metabolic rate yang tinggi, insensible loss yang tinggi (minute ventilation tinggi, rasio suface area), dan kemampuan konsentrasi urin rendah.Kebutuhan cairan perhariKebutuhan rumatan = IWL + urin +cairan tinjaKebutuhan cairan perhari bias diperkirakan berdasarkan energy expenditure, dimana 1 kcal = 1ml H2O. Berdasarkan perhitungan energy expenditure rata-rata pada pasien yang dirawat di RS didapatkan kebutuhan cairan perhari sebagai berikut: Bayi 1 hari= 50 ml H2O/kgBB/hari Bayi 2 hari= 75 ml H2O/kgBB/hari Bayi 3 hari= 100 ml H2O/kgBB/hari Berat badan 10 kg pertama= 100 ml H2O/kgBB/hari Berat badan 10 kg kedua= 1000 ml + 50 ml H2O/kgBB/hari Berat badan 20 kg= 1500 ml + 20 ml H2O/kgBB/hari*Pada pasien dengan kesulitan kompensasi terhadap kelebihan atau kekurangan cairan dan elektrolit (kelainan jantung, ginjal) harus dilakukan perhitungan secara ketat/titrasi.Kebutuhan elektrolit perhariPerkiraan kebutuhan elektrolit perhari didasarkan pada kebutuhan metabolism, atau dengan kebutuhan cairan perhari. Natrium= 2-4 mEq/100mlH2O/hari Kalium= 1-2 mEq/100mlH2O/hari Klorida= 2-4 mEq/100mlH2O/hari Terapi cairan dan elektrolit pada anak

b. Terapi cairan dan elektrolit pada dewasaTerapi cairan ialah tindakan untuk memelihara, mengganti cairan tubuh dalam batas-batas fisiologis dengan cairan infus kristaloid (elektrolit) atau koloid (plasma ekspander) secara intravena. Terapi cairan berfungsi untuk mengganti defisit cairan saat puasa sebelum dan sesudah pembedahan, mengganti kebutuhan rutin saat pembedahan, mengganti perdarahan yang terjadi, dan mengganti cairan yang pindah ke rongga ketiga. Terapi cairan resusitasiTerapi cairan resusitasi ditujukan untuk menggantikan kehilangan akut cairan tubuh atau ekspansi cepat dari cairan intravaskuler untuk memperbaiki perfusi jaringan. Misalnya pada keadaan syok dan luka bakar. Terapi cairan resusitasi dapat dilakukan dengan pemberian infus Normal Saline (NS), Ringer Asetat (RA), atau Ringer laktat (RL) sebanyak 20 ml/kg selama 30-60 menit. Pada syok hemoragik bisa diberikan 2-3 L dalam 10 menit.

Terapi rumatanTerapi rumatan bertujuan memelihara keseimbangan cairan tubuh dan nutrisi. Orang dewasa rata-rata membutuhkan cairan 30-35 ml/kgBB/hari dan elektrolit utama Na+=1-2 mmol/kgBB/haridan K+= 1mmol/kgBB/hari. Kebutuhan tersebut merupakan pengganti cairan yang hilang akibat pembentukan urine, sekresi gastrointestinal, keringat (lewat kulit) dan pengeluaran lewat paru atau dikenal dengan insensible water losses.Untuk anak digunakan rumus Holiday Segar 4:2:1, yaitu :Terapi rumatan dapat diberikan infus cairan elektrolit dengan kandungan karbohidrat atau infus yang hanya mengandung karbohidrat saja. Larutan elektrolit yang juga mengandung karbohidrat adalah larutan KA-EN, dextran + saline, DGAA, Ringers dextrose, dll. Sedangkan larutan rumatan yang mengandung hanya karbohidrat adalah dextrose 5%. Tetapi cairan tanpa elektrolit cepat keluar dari sirkulasi dan mengisi ruang antar sel sehingga dextrose tidak berperan dalam hipovolemik.Dalam terapi rumatan cairan keseimbangan kalium perlu diperhatikan karena seperti sudah dijelaskan kadar berlebihan atau kekurangan dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya. Umumnya infus konvensional RL atau NS tidak mampu mensuplai kalium sesuai kebutuhan harian. Infus KA-EN dapat mensuplai kalium sesuai kebutuhan harian.Pada pembedahan akan menyebabkan cairan pindah ke ruang ketiga, ke ruang peritoneum, ke luar tubuh. Untuk menggantinya tergantung besar kecilnya pembedahan, yaitu : 6-8 ml/kg untuk bedah besar 4-6 ml/kg untuk bedah sedang 2-4 ml/kg untuk bedah kecil2. Jelaskan tentang perdarahan (menurut ATLS dan penatalaksanaannya)Perdarahan adalah penyebab syok yang paling sering terjadi pada penderitatrauma.Respon penderita trauma terhadap kehilangan darah menjadi lebih rumitkarena pergeseran cairan di antara kompartemen cairan di dalam tubuh (khususnya didalam kompartemen cairan ekstraseluler).Definisi dari perdarahan adalah kehilanganakut volume peredaran darah (ATLS, 2004).Hebatnya kehilangan darah dapat ditentukan pada evaluasi awal denganmenilai pulsasi, tekanan darah, dan pengisian kembali kapiler.Sistem klasifikasiATLS dariAmerican College of Surgeonsberguna untuk memahami manifestasisehubungan dengan syok hemoragik pada orang dewasa (tabel 1). Volume darahdiperkirakan 7% dari berat badan ideal, atau kira-kira 4900 ml pada pasien dengan berat badan 70 kg.

Klasifikasi perdarahan menurut ATLS a. Perdarahan grade 1, sebagai kehilangan darah < 15% dari total volume darah, mendorong pada tidak adanya perubahan terukur pada kecepatan jantung atau pernafasan, tekanan darah, atau tekanan nadi dan membutuhkan sedikit atau tidak adanya perawatan sama sekali.b. Perdarahan grade 2, sebagai kehilangan darah 15-30% volume darah (750-1500 ml), dengan tanda-tanda klinis termasuk takikardia dan takipnoe. Tekanan darah sistolik mungkin hanya sedikit menurutn, khususnya ketika pasien berada pada posisi supinasi, akan tetapi tekanan nadi menyempit. Urin output hanya menurun sedikkit (yaitu 20-30 ml/jam). Pasien dengan perdarahan kelas 2 biasanya dapat diresusitasi dengan larutan kritaloid saja, namun beberapa pasien mungkin membutuhkan transfuse darah.c. Perdarahan grade 3, sebagai kehilangan 30-40% (1500-2000 ml) volume darah. Perfusi yang tidak adekuat pada pasien dengan perdarahan kelas 3 mengakibatkan tanda takikardi dan takipnoe, ektremitas dingin dengan pengisian kembali kapiler yang terhambat secara signifikan, hipotensi, dan perubahan negative status mental yang signifikan. Pedarahan grade 3 menampakkan volume kehilangan darah terkecil yang secara konsisten menghasilkan penurunan pada tekana darah sistemik. Resusitasi pada pasien ini seringnya membutuhkan transfusi darah sebagai tambahan terhadap pemberian larutan kristaloid. d. Perdarahan grade 4, sebagai kehilangan darah >40% volume darah (>2000 ml) mewakili perdarahan yang mengancam jiwa. Tanda-tandanya termasuk takikardi, tekanan darah sistolik yang tertekan secara signifikan, dan tekanan nadi yang menyempit atau tekanan darah diastolic yang tidak dapat diperoleh. Kulit menjadi dingin dan pucat, dan status mental sangat tertekan. Urin output sedikit. Pasien-pasien ini membutuhkan transfusi segera untuk resusitasi dan seringkali membutuhkan intervensi bedah segera.Penilaian dan PengelolaanI. Primary SurveySelama primary survey, keadaan yang mengancam nyawa harus dikenali, dan resusitasinya dilakukan pada saat itu juga.a. Airway, menjaga airway dengan kontrol servical (cervical spine control)Yang pertama dinilai adalah kelancara jalan nafas.Meliputi pemeriksaan adanya obstruksi jalan nafas (karena benda asing, fraktur tulang wajahfraktur mandibular atau maksila, fraktur laring atau trakea).Pada penderita yang dapa berbicara, dapat dianggap bahwa jalan nafas bersih, walaupun demikian penilaian ulang airway tetap dilakukan. Membebaskan airway dapat dimulai dengan chin lift atau jaw thrust. Pada pasien dengan GCS 8 biasanya memerlukan pemasangan airway definitif.Selama memeriksa dan memperbaiki airway, tidak boleh dilakukan ekstensi, fleksi, atau rotasi leher.Kecurigaan fraktur servical,harus dipakai alat imobilisasi (collar neck).b. Breathing, menjaga pernapasan dengan ventilasiVentilasi yang baik meliputi fungsi yg baik dari paru,dinding dada dan diafragma.Inspeksi dan palpasi dapat memperlihatkan kelainan dinding dada yang mungkin mengganggu ventilasi, perkusi dilakukan untuk menilai adanya udara atau darah dalam rongga pleura, dan auskultasi dilakukan untuk memastikan masuknya udara ke dalam paru.Perlukaan yg mengakibatkan gangguan ventilasi yg berat adalah tension pneumo-thorax, flail chest dengan kontusio paru dan open pneumothorax.c. Circulation, dengan control perdarahan (hemorrhage control)i. Volume darah dan cardiac output. Keadaan hipotensi harus dianggap disebabkan oleh hipovolemia, samapi terbukti sebaliknya. Maka diperlukan penilaian yang cepat dari status hemodinamik penderita. 3 temua klnis mengenai keadaan hemodinamik,yakni tingkat kesadaran, warna kulit yang pucat keabu-abuan pada wajah dan kulit ekstremitas yang pucat, dan nadi yang cepat dan kecil (nadi yang tidak teratur merupakan tanda gangguan jantung). Tidak ditemukannya pulsai arteri besar merupakan pertanda diperlukannya resusitasi segera.ii. Perdarahan.d. Disability, dengan status neurologisPenilaian yang dilakukan adalah menilai kesadaran,ukuran dan reaksi pupil,tanda-tanda lateralisasi dan tingkat (level) cedera spinal. Penilaian dengan GSC (Glasgow coma scale) dapat meramal outcome penderita. Penrununa kesadaran menuntut dilakukan reevaluasi terhadap keadaan oksigen, ventilasi, dan perfusi.e. Exposure/environmental control : buka baju penderita, tetapi cegah hipotermiaPasien harus dibuka keseluruhan pakaiannya untuk memeriksa dan evaluasi penderita dan tetap menjaga suhu tubuh pasien.Diberikan selimuti agar tidak hipotermia dan diberikan cairan kristaloid intra-vena yang sudah di hangatkan.

II. Secondary Survey Riwayat AMPLE (alergi, medikasi (obat ynag diminum saat ini), past illness/pregnancy, last meal, event/environment yang berhubungan dengan kejadian. Pemeriksaan fisik meliputi, kepala, maksilo-fasial, vertebra servical dan leher, toraks, abdomen, perineum.rektum/vagina, muskulo-skeletal, dan neurologis

3. Jelaskan definisi syok dan klasifikasinya Definisi Syok adalah suatu sindrom klinis akibat kegagalan akut fungsi sirkulasi yang menyebabkan ketidak cukupan perfusi jaringan dan oksigenasi jarngan, dengan akibat gangguan mekanisme homeostasis.Syok juga didefinisikan sebagai respon tubuh terhadap gangguan pada system peredaran darah yang menghambat darah mengalir dalam jumlah yang cukup ke seluruh bagian tubuh, terutama ke alat tubuh yang penting. cedera pada jantung atau pembuluh darah, atau berkurangnya jumlah darah yang mengalir, bisa menyebabkan syok. Klasifikasi1. Syok HipovolemikSyok hipovolemik merupakan tipe syok yang paling umum ditandai dengan penurunan volume intravascular. Cairan tubuh terkandung dalam kompartemen intraseluler dan ekstraseluler. Cairan intraseluler menempati hamper 2/3 dari air tubuh total sedangkan cairan tubuh ekstraseluler ditemukan dalam salah satu kompartemen intavaskular dan interstitial. Volume cairan interstitial adalah kira-kira 3-4x dari cairan intravascular. Syok hipovolemik terjadi jika penurunan volume intavaskuler 15% sampai 25%. Hal ini akan menggambarkan kehilangan 750 ml sampai 1300 ml pada pria dgn berat badan 70 kg.Kondisi-kondisi yang menempatkan pasien pada resiko syok hipovolemik adalah (1) kehilangan cairan eksternal seperti : trauma, pembedahan, muntah-muntah, diare, diuresis, (2) perpindahan cairan internal seperti : hemoragi internal, luka baker, asites dan peritonitis2. Syok KardiogenikSyok kardiogenik disebabkan oleh kegagalan fungsi pompa jantung yang mengakibatkan curah jantung menjadi berkurang atau berhenti sama sekali.Penyebab syok kardiogenik mempunyai etiologi koroner dan non koroner.Koroner, disebabkan oleh infark miokardium, SedangkanNon-koronerdisebabkan oleh kardiomiopati, kerusakan katup, tamponade jantung, dan disritmia.3. Syok DistributifSyok distributif atau vasogenik terjadi ketika volume darah secara abnormal berpindah tempat dalam vaskulatur seperti ketika darah berkumpul dalam pembuluh darah perifer.Syok distributif dapat disebabkanbaik oleh kehilangan tonus simpatis atau oleh pelepasan mediator kimia ke dari sel-sel. Kondosi-kondisi yang menempatkan pasien pada resiko syok distributif yaitu(1) syok neurogenikseperti cedera medulla spinalis, anastesi spinal, (2)syok anafilaktikseperti sensitivitas terhadap penisilin, reaksi transfusi, alergi sengatan lebah (3) syok septik seperti imunosupresif, usia yang ekstrim yaitu > 1 thn dan > 65 tahun, malnutrisiBerbagai mekanisme yang mengarah pada vasodiltasi awal dalam syok distributif lebih jauh membagi klasifikasi syok ini kedalam 3 tipe :- Syok NeorugenikPada syok neurogenik, vasodilatasi terjadi sebagai akibat kehilangan tonus simpatis. Kondisi ini dapat disebabkan oleh cedera medula spinalis, anastesi spinal, dan kerusakan sistem saraf. Syok ini juga dapat terjadi sebagai akibat kerja obat-obat depresan atau kekurangan glukosa (misalnya : reaksi insulin atau syok). Syok neurogenik spinal ditandai dengan kulit kering, hangat dan bukan dingin, lembab seperti terjadi pada syok hipovolemik. Tanda lainnya adalah bradikardi.- Syok AnafilaktikSyok anafilaktik disebabkan oleh reaksi alergi ketika pasien yang sebelumnya sudah membentuk anti bodi terhadap benda asing (anti gen) mengalami reaksi anti gen- anti bodi sistemik.- Syok SeptikSyok septik adalah bentuk paling umum syok distributuf dan disebabkan oleh infeksi yang menyebar luas. Insiden syok septik dapat dikurangi dengan melakukan praktik pengendalian infeksi, melakukan teknijk aseptik yang cermat, melakukan debriden luka ntuk membuang jarinan nekrotik, pemeliharaan dan pembersihan peralatan secara tepat dan mencuci tangan secara menyeluruh.4. Syok ObtruktifKetidakmampuan ventrikel untuk mengisi selama diastol sehingga secara nyata menurunkan volume sekuncup dan endnya curah jantung. Misalnya : tamponade kordis, koarktasio aorta, emboli paru, hipertensi pulmoner primer.4. Jelaskan mengenai keseimbangan asam-basapH cairan tubuh dipertahankan pada keadaan normal, sebesar 7,37-7,42. Rentang ini diperlukan untuk aktivitas normal enzim dan otot. Pengaturan pH harus terjadi sesuai dengan produksi sehari-hari gram organic dana norganik melalui metabolism. Ada 3 faktor utama yang mengatur konsetrasi ion hydrogen dalam tubuh guna mencegah terjadinya asidosis atau alkalosis. Ketiga factor tersebut antara lain system penyangga asam basa (system buffer), pusat pernapasan, dan ginjal. Mekanisme tubuh dalam menjaga keseimbangan pH tubuh melalui tiga mekanisme tersebut berlangsung secara beurutan.Saat terjadi gangguan keseimbangan asam basa, system buffer langsung diaktifkan sebagai system pertahanan hidup pertama.Apabila gangguan tersebut tidak dapat dikompensasi, selanjutnya tubuh mengaktifkan mekanisme pernapasan dan teeakhir melalui mekanisme ginjal. Pada hakekatnya proses ini dibagi dalam buffer asam cepat melalui garam asam lemah, pembuangan asam cepat (seperti CO2) melalui paru-paru dan ekskresi asam yang lambat melalui ginjal.Kelainan asam basa dapat berupa asidosis (kenaikan [H+]) atau alkalosis (penurunan [H+]). Proses perubahan pH darah ada yang bersifat metabolic (karena perubahan konsentrasi bikarbonat) dan yang bersifat respiratorik (karena perubahan tekanan parsial CO2). Asidosis dapat akibat dari berkurangnya bikarbonat (asidosis metabolik) dan kenaikan PaCO2 (asidosis respiratorik).Sebaliknya alkalosis dapat akibat dari kenaikan bikarbonat (alkalosis metabolik) dan penurunan PaCO2 (alkalosis respiratorik).a. Asidosis MetabolikPengertian asidosis metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam. Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih. Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama yaitu (1) jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu bahan yang diubah menjadi asam. Sebagian besar bahan yang menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap beracun.Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen glikol).Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolic. (2) tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme.Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa penyakit, salah satu diantaranya adalah diabetes melitus tipe I. Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan menghasilkan asam yang disebut keton. Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok stadium lanjut, dimana asam laktat dibentuk dari metabolisme gula. (3) asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam jumlah yang semestinya. Bahkan jumlah asam yang normalpun bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal.Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis, yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam.Penyebab utama dari asidois metabolic adalah gagal ginjal. Penyebab lain seperti asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal), ketoasidosis diabetikum, asidosis laktat (bertambahnya asam laktat), bahan beracun (seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol, paraldehid, asetazolamid atau amonium klorida), kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena diare, leostomi atau kolostomi.Gejala asidosis metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun biasanya penderita merasakan mual, muntah dan kelelahan.Pernafasan menjadi lebih dalam atau sedikit lebih cepat, namun kebanyakan penderita tidak memperhatikan hal ini. Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan. Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan kematian.Diagnosis asidosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran pH darah yang diambil dari darah arteri (arteri radialis di pergelangan tangan).Darah arteri digunakan sebagai contoh karena darah vena tidak akurat untuk mengukur pH darah. Untuk mengetahui penyebabnya, dilakukan pengukuran kadar karbon dioksida dan bikarbonat dalam darah. Mungkin diperlukan pemeriksaan tambahan untuk membantu menentukan penyebabnya. Misalnya kadar gula darah yang tinggi dan adanya keton dalam urin biasanya menunjukkan suatu diabetes yang tak terkendali. Adanya bahan toksik dalam darah menunjukkan bahwa asidosis metabolik yang terjadi disebabkan oleh keracunan atau overdosis.Kadang-kadang dilakukan pemeriksaan air kemih secara mikroskopis dan pengukuran pH air kemih.Pengobatan asidosis metabolik tergantung kepada penyebabnya.Sebagai contoh, diabetes dikendalikan dengan insulin atau keracunan diatasi dengan membuang bahan racun tersebut dari dalam darah. Kadang-kadang perlu dilakukan dialisa untuk mengobati overdosis atau keracunan yang berat. Asidosis metabolik juga bisa diobati secara langsung. Bila terjadi asidosis ringan, yang diperlukan hanya cairan intravena dan pengobatan terhadap penyebabnya. Bila terjadi asidosis berat, diberikan bikarbonat mungkin secara intravena; tetapi bikarbonat hanya memberikan kesembuhan sementara dan dapat membahayakan.b. Asidosis RespiratorikPengertian Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan yang lambat.Kecepatan dan kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah karbondioksida dalam darah. Dalam keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan darah menjadi asam. Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur pernafasan, sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.Penyebab asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan karbondioksida secara adekuat.Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi paru- paru, seperti emfisema, ronkitis kronis, pneumonia berat, edema pulmoner dan asma.Selain itu, seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan obat tidur yang kuat, yang menekan pernafasan.Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-penyakit dari saraf atau otot dada menyebabkan gangguan terhadap mekanisme pernafasan.Gejala pertama berupa sakit kepala dan rasa mengantuk. Jika keadaannya memburuk, rasa mengantuk akan berlanjut menjadi stupor (penurunan kesadaran) dan koma. Stupor dan koma dapat terjadi dalam beberapa saat jika pernafasan terhenti atau jika pernafasan sangat terganggu, atau setelah berjam-jam jika pernafasan tidak terlalu terganggu. Ginjal berusaha untuk mengkompensasi asidosis dengan menahan bikarbonat, namun proses ini memerlukan waktu beberapa jam bahkan beberapa hari.Diagnose biasanya diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan pH darah dan pengukuran karbondioksida dari darah arteri. Pengobatan asidosis respiratorik bertujuan untuk meningkatkan fungsi dari paru-paru.Obat-obatan untuk memperbaiki pernafasan bisa diberikan kepada penderita penyakit paru- paru seperti asma dan emfisema.Pada penderita yang mengalami gangguan pernafasan yang berat, mungkin perlu diberikan pernafasan buatan dengan bantuan ventilator mekanik.c. Alkalosis Metabolic Definisi alkalosis metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena tingginya kadar bikarbonat. Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam. Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah yang berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung (seperti yang kadang-kadang dilakukan di rumah sakit, terutama setelah pembedahan perut). Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat. Selain itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium dalam jumlah yang banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam basa darah. Penyebab utama akalosis metabolic penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat), kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung, kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat penggunaan kortikosteroid).Gejala alkalosis metabolik dapat menyebabkan iritabilitas (mudah tersinggung), otot berkedut dan kejang otot; atau tanpa gejala sama sekali. Bila terjadi alkalosis yang berat, dapat terjadi kontraksi (pengerutan) dan spasme (kejang) otot yang berkepanjangan (tetani).Diagnosa dilakukan pemeriksaan darah arteri untuk menunjukkan darah dalam keadaan basa. Pengobatan biasanya alkalosis metabolik diatasi dengan pemberian cairan dan elektrolit (natrium dan kalium) .Pada kasus yang berat, diberikan amonium klorida secara intravena.d. Alkalosis Respiratorik Alkalosis respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadarkarbondioksida dalam darah menjadi rendah. Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah. Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah kecemasan. Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah rasa nyeri, sirosis hati, kadar oksigen darah yang rendah, demam, overdosis aspirin.Gejala alkalosis respiratorik dapat membuat penderita merasa cemas dan dapat menyebabkan rasa gatal disekitar bibir dan wajah.Jika keadaannya makin memburuk, bisa terjadi kejang otot dan penurunan kesadaran.Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran kadar karbondioksida dalam darah arteri. pHdarah juga sering meningkat. Pengobatan biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat pernafasan.Jika penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernafasan bisa meredakan penyakit ini. Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri. Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa membantu meningkatkan kadar karbondioksida setelah penderita menghirup kembali karbondioksida yang dihembuskannya. Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya selama mungkin, kemudian menarik nafas dangkal dan menahan kembali nafasnya selama mungkin.Hal ini dilakukan berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali. Jika kadar karbondioksida meningkat, gejala hiperventilasi akan membaik, sehingga mengurangi kecemasan penderita dan menghentikan serangan alkalosis respiratorik.5. Jelaskan mengenai minor setInstrumen dasar bedah minor terbagi atas empat berdasarkan fungsi, yakni instrumen dengan fungsi memotong (pisau scalpel + pegangan dan beragam jenis gunting), instrumen dengan fungsi menggenggam (pinset anatomi, pinset cirrhurgis dan klem jaringan), instrumen dengan fungsi menghentikan perdarahan (klem arteri lurus dan klem mosquito), serta instrumen dengan fungsi menjahit (needle holder,benang bedah, dan needle).

Gambar 1: Instrumen Dasar Bedah Minor

A.Instrumen Dengan Fungsi Memotong1.Pisau Scalpel + PeganganScalpel merupakan mata pisau kecil yang digunakan bersama pegangannya. Alat ini bermanfaat dalam menginsisi kulit dan memotong jaringan secara tajam. Selain itu, alat ini juga berguna untuk mengangkat jaringan/benda asing dari bagian dalam kulit. Setiap pisau scalpel memiliki dua ujung yang berbeda, yang satu berujung tajam sebagai bagian pemotong dan yang lainnya berujung tumpul berlubang sebagai tempat menempelnya pegangan scalpel. Cara pemasangannya: pegang area tumpul pisau dengan needle-holder dan hubungkan lubang pada area tersebut pada lidah pegangan sampai terkunci (terdengar bunyi). Cara pelepasan: pegang ujung pisau dengan needle-holder dan lepaskan dari lidah pegangan, kemudian buang di tempat sampah. Pegangan scalpel yang sering digunakan adalah yang berukuran 3 yang dapat digunakan bersama pisau scalpel dalam ukuran beragam. Sedangkan pisau scalpel yang sering digunakan adalah yang berukuran no.15. Ukuran no.11 digunakan untuk insisi abses dan hematoma perianal. Pegangan scalpel digunakan seperti pulpen dengan kontrol maksimal pada waktu pemotongan dilakukan. Dalam praktek keseharian, pegangan scalpel biasanya diabaikan sehingga hanya memakai pisau scalpel. Hal ini bisa diterima dengan pertimbangan pisaunya masih dalam keadaan steril (paket baru) dan harus digunakan dengan pengontrolan yang baik agar tidak menimbulkan kerusakan jaringan sewaktu memotong.2.GuntingPada dasarnya gunting mengkombinasikan antara aksi mengiris dan mencukur. Mencukur membutuhkan aksi tekanan halus yang saling bertentangan antara ibu jari dan anak jari lainnya. Gerakan mencukur ini biasanya dilakukan oleh tangan dominan yang bersifat tidak disadari dan berdasarkan insting. Sebaiknya gunakan ibu jari dan jari manis pada kedua lubang gunting. Hal ini akan menyebabkan jari telunjuk menyokong instrumen pada waktu memotong sehingga kita dapat memotong dengan tepat. Selain itu, penggunaan ibu jari dan jari telunjuk pada lubang gunting biasanya pengontrolannya berkurang. Jenis-jenis gunting berdasarkan objek kerjanya, yakni gunting jaringan (bedah), gunting benang, gunting perban dan gunting iris.a.Gunting Jaringan (bedah)Gunting jaringan (bedah) terdiri atas dua bentuk. Pertama, berbentuk ujung tumpul dan berbentuk ujung bengkok. Gunting dengan ujung tumpul digunakan untuk membentuk bidang jaringan atau jaringan yang lembut, yang juga dapat dipotong secara tajam. Gunting dengan ujung bengkok dibuat oleh ahli pada logam datar dengan cermat. Pemotongan dengan gunting ini dilakukan pada kasus lipoma atau kista. Biasanya dilakukan dengan cara mengusuri garis batas lesi dengan gunting. Harus dipastikan kalau pemotongan dilakukan jangan melewati batas lesi karena dapat menyebabkan kerusakan.b.Gunting Benang (dressing scissors)Gunting benang didesain untuk menggunting benang. Gunting ini berbentuk lurus dan berujung tajam. Gunakan hanya untuk menggunting benang, tidak untuk jaringan. Gunting ini juga digunakan saat mengangkat benang pada luka yang sudah kering dengan tehnik selipan dan sebaiknya pemotongan benang menggunakan bagian ujung gunting. Hati-hati dalam pemotongan jahitan. Jika ujung gunting menonjol keluar jahitan, terdapat resiko memotong struktur lainnya.c.Gunting PerbanGunting perban merupakan gunting berujung sudut dengan ujung yang tumpul. Gunting ini memiliki kepala kecil pada ujungnya yang bermanfaat untuk memudahkan dalam memotong perban. Jenis gunting ini terdiri atas knowles dan lister. Bagian dasar gunting ini lebih panjang dan digunakan sangat mudah dalam pemotongan perban. Ujung tumpulnya didesain untuk mencegah kecelakaan saat remove perban dilakukan. Selain untuk membentuk dan memotong perban sesaat sebelum menutup luka, gunting ini juga aman digunakan untuk memotong perban saat perban telah ditempatkan di atas luka. (wikipedia)d.Gunting IrisGunting iris merupakan gunting dengan ujung yang tajam dan berukuran kecil sekitar 3-4 inchi. Biasanya digunakan dalam pembedahan ophtalmicus khususnya iris. Dalam bedah minor, gunting iris digunakan untuk memotong benang oleh karena ujungnya yang cukup kecil untuk menyelip saat remove benang dilakukan. (dictionary online)

B.Instrumen Dengan Fungsi Menggenggam3.Pinset AnatomiPinset Anatomi memiliki ujung tumpul halus. Secara umum, pinset digunakan oleh ibu jari dan dua atau tiga anak jari lainnya dalam satu tangan. Tekanan pegas muncul saat jari-jari tersebut saling menekan ke arah yang berlawanan dan menghasilkan kemampuan menggenggam. Alat ini dapat menggenggam objek atau jaringan kecil dengan cepat dan mudah, serta memindahkan dan mengeluarkan jaringan dengan tekanan yang beragam. Pinset Anatomi ini juga digunakan saat jahitan dilakukan, berupa eksplorasi jaringan dan membentuk pola jahitan tanpa melibatkan jari. (wikipedia)

4.Pinset ChirurgisPinset Chirurgis biasanya memiliki susunan gigi 1x2 (dua gigi pada satu bidang). Pinset bergigi ini digunakan pada jaringan; harus dengan perhitungan tepat, oleh karena dapat merusak jaringan jika dibandingkan dengan pinset anatomi (dapat digunakan dengan genggaman halus). Alat ini memiliki fungsi yang sama dengan pinset anatomi yakni untuk membentuk pola jahitan, meremove jahitan, dan fungsi-fungsi lainnya.(wikipedia)5.Klem JaringanKlem jaringan berbentuk seperti penjepit dengan dua pegas yang saling berhubungan pada ujung kakinya. Ukuran dan bentuk alat ini bervariasi, ada yang panjang dan adapula yang pendek serta ada yang bergigi dan ada yang tidak. Alat ini bermanfaat untuk memegang jaringan dengan tepat. Biasanya dipegang oleh tangan dominan, sedangkan tangan yang lain melakukan pemotongan, atau menjahit. Cara pemegangannya: klem dipegang dalam keadaan relaks seperti memegang pulpen dengan posisi di tengah tangan. Banyak orang yang memegang klem ini dengan salah, yang memaksa lengan dalam posisi pronasi penuh dan menyebabkan tangan menjadi tegang. Dalam penggunaannya, hati-hati merusak jaringan. Pegang klem selembut mungkin, usahakan genggam jaringan sedalam batas yang seharusnya. Klem jaringan bergigi memiliki gigi kecil pada ujungnya yang digunakan untuk memegang jaringan dengan kuat dan dengan pengontrolan yang akurat. Hati-hati, kekikukan pada saat menggunakan alat ini dapat merusak jaringan. Kemudian, klem tidak bergigi juga memiliki resiko merusak jaringan jika jepitan dibiarkan terlalu lama, karena klem ini memiliki tekanan yang kuat dalam menggenggam jaringan.C.Instrumen Dengan Fungsi Menghentikan Perdarahan6.Klem ArteriPada prinsipnya, klem arteri bermanfaat untuk menghentikan perdarahan pembuluh darah kecil dan menggenggam jaringan lainnya dengan tepat tanpa menimbulkan kerusakan yang tidak dibutuhkan. Secara umum, klem arteri dan needle-holder memiliki bentuk yang sama. Perbedaannya pada struktur jepitan (gambar 2), dimana klem arteri, struktur jepitannya berupa galur paralel pada permukaannya dan ukuran panjang pola jepitannya sampai handle agak lebih panjang dibanding needle-holder. Alat ini juga tersedia dalam dua bentuk yakni bentuk lurus dan bengkok (mosquito). Namun, bentuk bengkok (mosquito) lebih cocok digunakan pada bedah minor.Cara penggunaan: klem arteri memiliki ratchet pada handlenya. Ratchet inilah yang menyebabkan posisi klem arteri dalam keadaan terututup (terkunci). Ratchet umumnya memiliki tiga derajat, dimana pada saat penutupan jangan langsung menggunakan derajat akhir karena akan mengikat secara otomatis dan sulit untuk dilepaskan. Pelepasan klem dilakukan dengan cara pertama harus ditekan ke dalam handlenya, kemudian dipisahkan handlenya sambil membuka keduanya. Sebaiknya gunakan ibu jari dan jari manis karena hal ini akan menyebabkan jari telunjuk mendukung instrumen bekerja sehingga dapat memposisikan jepitan dengan tepat.Jepitan klem arteri berbentuk halus dengan galur lintang paralel yang membentuk chanel lingkaran saat instrumen ditutup. Jepitan ini berukuran relatif panjang terhadap handled yang memungkinkan genggaman jaringan lebih halus tanpa pengrusakan. Jepitan dengan ujung bengkok (mosquito) berfungsi untuk membantu pengikatan pembuluh darah. Jangan menggunakan klem ini untuk menjahit, oleh karena struktur jepitannya tidak mendukung dalam memegang needle.D.Instrumen Dengan Fungsi Menjahit7.Needle HolderNeedle holder bermanfaat untuk memegang needle saat insersi jahitan dilakukan. Secara keseluruhan antara needle holder dan klem arteri berbentuk sama. Handled dan ujung jepitannya bisa berbentuk lurus ataupun bengkok. Namun, yang paling penting adalah perbedaan pada struktur jepitannya (gambar 2). Struktur jepitan needle holder berbentuk criss-cross di permukaannya dan memiliki ukuran handled yang lebih panjang dari jepitannya, untuk tahanan yang kuat dalam menggenggam needle. Oleh karena itu, jangan menggenggam jaringan dengan needle holder karena akan menyebabkan kerusakan jaringan secara serius.Cara penggunaan: cara menutup dan melepas sama dengan metode ratchet yang telah dipaparkan pada penggunaan klem arteri di atas. Needle digenggam pada jarak 2/3 dari ujung berlubang needle, dan berada pada ujung jepitan needle-holder. Hal ini akan memudahkan tusukan jaringan pada saat jahitan dilakukan. Selain itu, pemegangan needle pada area dekat dengan engsel needle holder akan menyebabkan needle menekuk. Kemudian, belokkan needle sedikit ke arah depan pada jepitan instrumen karena akan disesuaikan dengan arah alami tangan ketika insersi dilakukan dan tangan akan terasa lebih nyaman. Kegagalan dalam membelokkan needle ini juga akan menyebabkan needle menekuk.Tehnik menjahit: jaga jari manis dan ibu jari menetap pada lubang handle saat menjahit dilakukan yang membatasi pergerakan tangan dan lengan. Pegang needle holder dengan telapak tangan akan memberikan pengontrolan yang baik. Secara konstan, jangan mengeluarkan jari dari lubang handled karena dapat merusak ritme menjahit. Pertimbangkan pergunakan ibu jari pada lubang handled yang menetap, namun manipulasi lubang lainnya dengan jari manis dan kelingkGambar 2. Perbedaan Struktur Jepitan Antara Klem Jaringan, Klem arteri dan Needle Holder8.Benang BedahBenang bedah dapat bersifat absorbable dan non-absorbable. Benang yang absorbable biasanya digunakan untuk jaringan lapisan dalam, mengikat pembuluh darah dan kadang digunakan pada bedah minor. Benang non-absorbable biasanya digunakan untuk jaringan tertentu dan harus diremove. Selain itu, benang bedah ada juga yang bersifat alami dan sintetis. Benang tersebut dapat berupa monofilamen (Ethilon atau prolene) atau jalinan (black silk). Umumnya luka pada bedah minor ditutup dengan menggunakan benang non-absorbable. Namun, jahitan subkutikuler harus menggunakan jenis benang yang absorbable.Black silk adalah benang jalinan non-absorbable alami yang paling banyak digunakan. Meskipun demikian, benang ini dapat menimbulkan reaksi jaringan, dan menghasilkan luka yang agak besar. Jenis benang ini harus dihindari, karena saat ini telah banyak benang sintetis alternatif yang memberikan hasil yang lebih baik. Luka pada kulit kepala yang berbatas merupakan pengecualian, oleh karena penggunaan jenis benang ini lebih memuaskan.Benang non-abosrbable sintetis terdiri atas prolene dan ethilon (nama dagang). Benang ini berbentuk monofilamen yang merupakan benang terbaik. Jenis benang ini cukup halus dan luwes dan menghasilkan sedikit reaksi jaringan. Namun, jenis benang ini lebih sulit diikat dari silk sehingga sering menyebabkan jahitan terbuka. Masalah ini dapat diselesaikan dengan menggunakan tehnik khusus seperti menggulung benang saat jahitan dilakukan atau mengikat benang dengan menambah lilitan. Prolene (monofilamen polypropylene) dapat meningkatkan keamanan jahitan dan lebih mudah diremove dibandingkan dengan Ethilon (monofilamen polyamide).Catgut merupakan contoh terbaik dalam kelompok benang absorbable alami. Jenis benang ini merupakan monofilamen biologi yang dibuat dari usus domba dan sapi. Terdapat dua macam catgut, plain catgut dan chromic catgut. Plain catgut memiliki kekuatan selama 7-10 hari. Sedangkan chromic catgut memiliki kekuatan selama 28 hari. Namun, kedua jenis benang ini dapat menghasilkan reaksi jaringan.Benang absorbable sintetis terdiri atas vicryl (polygactin) dan Dexon (polyclycalic acid) yang merupakan benang multifilamen. Benang ini berukuran lebih panjang dari catgut dan memiliki sedikit reaksi jaringan. Penggunaan utamanya adalah untuk jahitan subkutikuler yang tidak perlu diremove. Selain itu, juga dapat digunakan untuk jahitan dalam pada penutupan luka dan mengikat pembuluh darah (hemostasis).Terdapat dua sistem dalam mengatur penebalan benang, yakni dengan sistem metrik dan sistem tradisional. Penomoran sistem metrik sesuai dengan diameter benang dalam per-sepuluh milimeter. Misalnya, benang dengan ukuran 2 berarti memiliki diameter 0.2 mm. Sistem tradisional kurang rasional namun banyak yang menggunakannya. Ketebalan benang disebutkan menggunakan nilai nol misalnya 3/0, 4/0, 6/0 dan seterusnya. Paling besar nilainya, ketebalannya semakin kecil. 6/0 merupakan nomor dengan diameter paling halus yang tebalnya seperti rambut, digunakan pada wajah dan anak-anak. 3/0 adalah ukuran yang paling tebal yang biasa digunakan pada sebagian besar bedah minor. Khususnya untuk kulit yang keras (kulit bahu). 4/0 merupakan nilai pertengahan yang juga sering digunakan.Dalam suatu paket jahitan, terdapat semua informasi mengenai benang dan needlenya secara lengkap di cover paketnya. Setiap paket jahitan memiliki dua bagian luar, pertama yang terbuat dari kertas kuat yang mengikat pada cover transaparan. Paket jahitan ini dijamin dalam keadaan steril sampai covernya terbuka. Oleh karena itu, saat membuka paket, simpan ke dalam wadah steril. Bagian kedua yakni amplop yang terbuat dari kertas perak yang dibasahi pada satu sisinya. Basahan ini memudahkan paket jahitan dipisahkan dari kertas tersebut. Kemudian dengan menggunakan needle-holder, angkat needle tersebut dari lilitannya dan luruskan secara hati-hati. Kemudian, gunakan untuk tindakan penjahitan.Rekomendasi bahan jahitan yang dapat digunakan adalahmonofilamen prolene atau Ethilon 1,5 metrik (4/0)untuk jahitan interuptus pada semua bagian.Monofilamen prolene atau ethilon 2 metrik (3/0)untuk jahitan subkutikuler non-absorbable. Juga dapat digunakan untuk jahitan interuptus pada kulit yang keras misalnya pada bahu.Vicryl 2 metrik (3/0)digunakan pada jahitan subkutikuler yang absorbable dan jahitan dalam hemostasis.Vicryl 1,5 metrik (4/0)digunakan untuk jahitan subkutikuler jaringan halus atau jahitan dalam.Prolene atau Ethilon 0,7 (6/0)untuk jahitan halus pada muka dan pada anak-anak.9.Needle bedahSaat ini bentuk needle bedah yang digunakan oleh sebagian besar orang adalah jenis atraumatik yang terdiri atas sebuah lubang pada ujungnya yang merupakan tempat insersi benang. Benang akan mengikuti jalur needle tanpa menimbulkan kerusakan jaringan (trauma). Pada needle model lama memiliki mata dan loop pada benangnya sehingga dapat menimbulkan trauma. Needle memiliki bagian dasar yang sama, meskipun bentuknya beragam. Setiap bagian memiliki ujung, yakni bagian body dan bagian lubang tempat insersi benang. Sebagian besar needle berbentuk kurva dengan ukuran , 5/8, dan 3/8 lingkaran. Hal ini menyebabkan needle memiliki range untuk bertemu dengan jahitan lainnya yang dibutuhkan. Ada juga bentuk needle yang lurus namun jarang digunakan pada bedah minor. Needle yang berbentuk setengah lingkaran datar digunakan untuk memudahkan penggunaannya dengan needle holder.6. Jelaskan mengenai macam-macam teknik anestesiSecara umum obat bius atau istilah medisnya anestesi ini dibedakan menjadi tiga golongan yaitu anestesi lokal, regional, dan umum.1. Anestesi LokalAnestesi lokal adalah tindakan pemberian obat yang mampu menghambat konduksi saraf (terutama nyeri) secara reversibel pada bagian tubuh yang spesifik. Pada anestesi umum, rasa nyeri hilang bersamaan dengan hilangnya kesadaran penderita. Sedangkan pada anestesi lokal (sering juga diistilahkan dengan analgesia lokal), kesadaran penderita tetap utuh dan rasa nyeri yang hilang bersifat setempat (lokal). Pembiusan atau anestesi lokal biasa dimanfaatkan untuk banyak hal. Misalnya, sulam bibir, sulam alis, dan liposuction, kegiatan sosial seperti sirkumsisi (sunatan), mencabut gigi berlubang, hingga merawat luka terbuka yang disertai tindakan penjahitan. Anestesi lokal bersifat ringan dan biasanya digunakan untuk tindakan yang hanya perlu waktu singkat. Oleh karena efek mati rasa yang didapat hanya mampu dipertahankan selama kurun waktu sekitar 30 menit seusai injeksi, bila lebih dari itu, maka akan diperlukan injeksi tambahan untuk melanjutkan tindakan tanpa rasa nyeri. 2. Anestesi RegionalAnestesi regional biasanya dimanfaatkan untuk kasus bedah yang pasiennya perlu dalam kondisi sadar untuk meminimalisasi efek samping operasi yang lebih besar, bila pasien tak sadar. Misalnya, pada persalinan Caesar, operasi usus buntu, operasi pada lengan dan tungkai. Caranya dengan menginjeksikan obat-obatan bius pada bagian utama pengantar register rasa nyeri ke otak yaitu saraf utama yang ada di dalam tulang belakang. Sehingga, obat anestesi mampu menghentikan impuls saraf di area itu. Sensasi nyeri yang ditimbulkan organ-organ melalui sistem saraf tadi lalu terhambat dan tak dapat diregister sebagai sensasi nyeri di otak. Dan sifat anestesi atau efek mati rasa akan lebih luas dan lama dibanding anestesi lokal. Pada kasus bedah, bisa membuat mati rasa dari perut ke bawah. Namun, oleh karena tidak mempengaruhi hingga ke susunan saraf pusat atau otak, maka pasien yang sudah di anestesi regional masih bisa sadar dan mampu berkomunikasi, walaupun tidak merasakan nyeri di daerah yang sedang dioperasi.3. Anestesi UmumAnestesi umum (general anestesi) atau bius total disebut juga dengan nama narkose umum (NU). Anestesi umum adalah meniadakan nyeri secara sentral disertai hilangnya kesadaran yang bersifat reversibel. Anestesi umum biasanya dimanfaatkan untuk tindakan operasi besar yang memerlukan ketenangan pasien dan waktu pengerjaan lebih panjang, misalnya pada kasus bedah jantung, pengangkatan batu empedu, bedah rekonstruksi tulang, dan lain-lain. Cara kerja anestesi umum selain menghilangkan rasa nyeri, menghilangkan kesadaran, dan membuat amnesia, juga merelaksasi seluruh otot. Maka, selama penggunaan anestesi juga diperlukan alat bantu nafas, selain deteksi jantung untuk meminimalisasi kegagalan organ vital melakukan fungsinya selama operasi dilakukan. Untuk menentukan prognosis ASA (American Society of Anesthesiologists) membuat klasifikasi berdasarkan status fisik pasien pra anestesi yang membagi pasien kedalam 5 kelompok atau kategori sebagai berikut: ASA 1, yaitu pasien dalam keadaan sehat yang memerlukan operasi. ASA 2, yaitu pasien dengan kelainan sistemik ringan sampai sedang baik karena penyakit bedah maupun penyakit lainnya. Contohnya pasien batu ureter dengan hipertensi sedang terkontrol, atau pasien apendisitis akut dengan lekositosis dan febris. ASA 3, yaitu pasien dengan gangguan atau penyakit sistemik berat yang diaktibatkan karena berbagai penyebab. Contohnya pasien apendisitis perforasi dengan septi semia, atau pasien ileus obstruksi dengan iskemia miokardium. ASA 4, yaitu pasien dengan kelainan sistemik berat yang secara langsung mengancam kehiduannya. ASA 5, yaitu pasien tidak diharapkan hidup setelah 24 jam walaupun dioperasi atau tidak. Contohnya pasien tua dengan perdarahan basis krani dan syok hemoragik karena ruptura hepatik. Klasifikasi ASA juga dipakai pada pembedahan darurat dengan mencantumkan tanda darurat (E = emergency), misalnya ASA 1 E atau III E. Stadium anestesi dibagi dalam 4 yaitu; Stadium I (stadium induksi atau eksitasi volunter), dimulai dari pemberian agen anestesi sampai menimbulkan hilangnya kesadaran. Rasa takut dapat meningkatkan frekuensi nafas dan pulsus, dilatasi pupil, dapat terjadi urinasi dan defekasi. Stadium II (stadium eksitasi involunter), dimulai dari hilangnya kesadaran sampai permulaan stadium pembedahan. Pada stadium II terjadi eksitasi dan gerakan yang tidak menurut kehendak, pernafasan tidak teratur, inkontinensia urin, muntah, midriasis, hipertensi, dan takikardia. Stadium III (pembedahan/operasi), terbagi dalam 3 bagian yaitu; Plane I yang ditandai dengan pernafasan yang teratur dan terhentinya anggota gerak. Tipe pernafasan thoraco-abdominal, refleks pedal masih ada, bola mata bergerak-gerak, palpebra, konjuctiva dan kornea terdepresi. Plane II, ditandai dengan respirasi thoraco-abdominal dan bola mata ventro medial semua otot mengalami relaksasi kecuali otot perut. Plane III, ditandai dengan respirasi regular, abdominal, bola mata kembali ke tengah dan otot perut relaksasi. Stadium IV (paralisis medulla oblongata atau overdosis),ditandai dengan paralisis otot dada, pulsus cepat dan pupil dilatasi. Bola mata menunjukkan gambaran seperti mata ikan karena terhentinya sekresi lakrimal.

7. Jelaskan tentang berbagai macam tumor kulit dan jaringan di bawahnya

8. Jelaskan mengenai berbagai macam transfuse dan bagaimana memberi transfuse

Darah lengkap (whole blood)Darah lengkap mempunyai komponen utama yaitu eritrosit, darah lengkap juga mempunyai kandungan trombosit dan faktor pembekuan labil (V, VIII). Volume darah sesuai kantong darah yang dipakai yaitu antara lain 250 ml, 350 ml, 450 ml. Dapat bertahan dalam suhu 42C. Darah lengkap berguna untuk meningkatkan jumlah eritrosit dan plasma secara bersamaan. Hb meningkat 0,90,12 g/dl dan Ht meningkat 3-4 % post transfusi 450 ml darah lengkap. Tranfusi darah lengkap hanya untuk mengatasi perdarahan akut dan masif, meningkatkan dan mempertahankan proses pembekuan. Darah lengkap diberikan dengan golongan ABO dan Rh yang diketahui. Dosis pada pediatrik rata-rata 20 ml/kg, diikuti dengan volume yang diperlukan untuk stabilisasi.Indikasi :1. Penggantian volume pada pasien dengan syok hemoragi, trauma atau luka bakar2. Pasien dengan perdarahan masif dan telah kehilangan lebih dari 25% dari volume darah total.Rumus kebutuhan whole blood6 x Hb (Hb normal -Hb pasien) x BB

Ket :-Hb normal : Hb yang diharapkan atau Hb normal-Hb pasien : Hb pasien saat iniDarah lengkap ada 3 macam. Yaitu :1. Darah SegarYaitu darah yang baru diambil dari donor sampai 6 jam sesudah pengambilan. Keuntungan pemakaian darah segar ialah faktor pembekuannya masih lengkap termasuk faktor labil (V dan VIII) dan fungsi eritrosit masih relatif baik. Kerugiannya sulit diperoleh dalam waktu yang tepat karena untuk pemeriksaan golongan, reaksi silang dan transportasi diperlukan waktu lebih dari 4 jam dan resiko penularan penyakit relatif banyak.2. Darah BaruYaitu darah yang disimpan antara 6 jam sampai 6 hari sesudah diambil dari donor. Faktor pembekuan disini sudah hampir habis, dan juga dapat terjadi peningkatan kadar kalium, amonia, dan asam laktat.3. Darah SimpanDarah yang disimpan lebih dari 6 hari sampai 35 hari. Keuntungannya mudah tersedia setiap saat, bahaya penularan lues dan sitomegalovirus hilang. Sedang kerugiaannya ialah faktor pembekuan terutama faktor V dan VIII sudah habis. Kemampuan transportasi oksigen oleh eritrosit menurun yang disebabkan karena afinitas Hb terhadap oksigen yang tinggi, sehingga oksigen sukar dilepas ke jaringan. Hal ini disebabkan oleh penurunan kadar 2,3 DPG. Kadar kalium, amonia, dan asam laktat tinggi. Sel darah merahPacked red cellPacked red cell diperoleh dari pemisahan atau pengeluaran plasma secara tertutup atau septik sedemikian rupa sehingga hematokrit menjadi 70-80%. Volume tergantung kantong darah yang dipakai yaitu 150-300 ml. Suhu simpan 42C. Lama simpan darah 24 jam dengan sistem terbuka.(3)Packed cells merupakan komponen yang terdiri dari eritrosit yang telah dipekatkan dengan memisahkan komponen-komponen yang lain. Packed cells banyak dipakai dalam pengobatan anemia terutama talasemia, anemia aplastik, leukemia dan anemia karena keganasan lainnya. Pemberian transfusi bertujuan untuk memperbaiki oksigenasi jaringan dan alat-alat tubuh. Biasanya tercapai bila kadar Hb sudah di atas 8 g%.Untuk menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr/dl diperlukan PRC 4 ml/kgBB atau 1 unit dapat menaikkan kadar hematokrit 3-5 %. Diberikan selama 2 sampai 4 jam dengan kecepatan 1-2 mL/menit, dengan golongan darah ABO dan Rh yang diketahui.Kebutuhan darah (ml) :3 x Hb (Hb normal -Hb pasien) x BB

Ket :-Hb normal : Hb yang diharapkan atau Hb normal-Hb pasien : Hb pasien saat iniTujuan transfusi PRC adalah untuk menaikkan Hb pasien tanpa menaikkan volume darah secara nyata. Keuntungan menggunakan PRC dibandingkan dengan darah jenuh adalah:1. Mengurangi kemungkinan penularan penyakit2. Mengurangi kemungkinan reaksi imunologis3. Volume darah yang diberikan lebih sedikit sehingga kemungkinanoverloadberkurang4. Komponen darah lainnya dapat diberikan pada pasien lain.Indikasi: 1. Kehilangan darah >20% dan volume darah lebih dari 1000 ml.2. Hemoglobin