baru 1 (repaired)

Upload: rossi-redevil

Post on 03-Mar-2016

223 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ilmu dasar keprawatan

TRANSCRIPT

ASKEP KELUARGA DENGAN DIARE PADA KELUARGA TnR

DI DUSUN JATISARI DESA MOJOKARANG KECAMATAN DLANGGU

OLEH:

Aliyatur Rofiah

( 2014103052)Norman Ubaidillah( 2014103053 )

Rahayu Septiana( 2014103056 )

Amanah Nia Angraini( 2014103063 )

Nurul Hidayatus ( 20141030 )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANBINA SEHAT PPNIMOJOKERTO 2014 KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan inayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Tidak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Heri Tri Wibowo, Skm, S.Kep.Ns., M.Kes selaku dosen mata kuliah Komunitas yang telah membimbing kami hingga makalah ini dapat diselesaikan, serta semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.

Dengan diselesaikannya makalah ini diharapkan penulis maupun pembaca bertambah pengetahuan dan pemahaman mengenai Komunitas khususnya tentang Asuhan Keperawatan Keluarga anak dengan diare. Namun, makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kami mengharapkan masukan berupa kritik dan saran agar kami dapat mengetahui letak kesalahan kami dan dijadikan pedoman jika membuat makalah kembali.

Demikian sepatah kata yang dapat kami berikan, mohon maaf bila ada kekurangan dan kesalahan kata.

Tim

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDiare adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami buang air besar lebih dari 3x sehari yang biasa terjadi pada orang dewasa/ anak anak dengan konsistensi tinja encer/ cair.

Implementai merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan dan untuk meningkatkan pengetahuan tentang tingkat kesehatan keluarga. Setelah perawat menganalisa dan menemukan masalah keperawatan maka perawat perlu melakukan suatu peranan tentang penyakit diare.

Kemudian perawat memberikan implementasi kepada keluarga melakukan penyuluhan atau memberi HE dan tindakan mandiri serta pengobatan yang akan dilaksanakan. Dengan demikian hal di atas yang melatarbelakangi, kami mahasiswa Stikes Bina Sehat PPNI Program Study Profesi untuk melakukan penyuluhan kesehatan kepada Keluarga yang terkena penyakit diare.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan diare?

1.2.2 Bagaimana gambaran klinis diare?

1.2.3 Bagaimana asuhan keperawatan keluarga dengan penderita diare?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Mengetahui definisi diare

1.3.2 Mengetahui gambaran klinis diare

1.3.3 Mengetahui asuhan keperawatan keluarga dengan penderita diare

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP KELUARGA

2.1.1 Pengertian Keluarga

Fredman (1998) mendefinisikan bahwa keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu yang mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.

Pakar konseling dari yogyakarta Sayekti (1994) menulis bahwa keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berkelainan jenis hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri maupun adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.

Keluarga merupakan suatu gejala yang bersifat universal dan mempunyai 4 karakteristik pada keluarga.

a. Keluarga terdiri dari orang yang bersatu karena ikatan perkawinan darah atau adopsi.

b. Para anggota keluarga biasanya hidup bersama dalam suatu rumah membentuk suatu rumah tangga.

c. Keluarga merupakan satu kesatuan orang yang berinteraksi dan saling berkomunikasi yang memainkan peran suami dan isteri , bapak dan ibu , anak dan saudara.

d. Keluarga mempertahankan suatu kebudayaan bersama yang sebagian besar bersal dari kebudayaan umum yang lebih besar/luas.

Atas landasan keempat dari karakteristik diatas dapat disimpulkan pengertian keluarga adalah sebagai berikut:

Keluarga merupakan kelompok orang yang dipersatukan dari ikatan perkawinan ,darah atau adopsi yang membentuk suatu rumah tangga yang saling berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dengan melalui peran masing-masing sebagai anggota keluarga dan mempertahankan kebudayaan masyarakat yang berlaku umum menciptakan kebudayaan sendiri.

2.1.2 Tipe-Tipe Keluarga

Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuan dan orang yang mengelompokkan. Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu:

a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.

b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah ( kakek-nenek,paman-bibi).

Namun dengan berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme, pengelompokan tipe keluarga selain kedua diatas berkembang menjadi:

a. Keluarga bentukan kembali ( dyadic family ) adalah keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan pasangannya.

b. Orang tua tunggal ( single parent family ) adalah keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat dari perceraian atau ditinggal pasangannya.

c. Ibu dengan anak tanpa perkawinan ( the unmarried teenage mother )

d. Orang dewasa ( laki-laki atau perempuan ) yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah ( the single adult living alone )

e. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya ( the nonmarital heteroseksual cohabiting family ) biasanya dapat dijumpai pada daerah kumuh perkotaan tetapi pada akhirnya mereka dinikahkan oleh pemerintah daerah.

f. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama ( gay and lesbian family )

2.1.3 Fungsi Keluarga

Secara umum fungsi keluarga ( Friedman, 1998 ) adalah sebagai berikut:

a. Fungsi efektif ( the affective function ) adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.

b. Fungsi sosial dan tepat bersosialisasi ( sosialization unsocial placement function ) adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah.

c. Fungsi reproduksi ( the reproduktive function ) adalah fungsi untuk memprtahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.

d. Fungsi ekonomi ( the economic function ), yaitu kelurga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

e. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan ( the healt care function ) yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi.

2.2 KONSEP DIARE

2.2.1 Definisi diare

Diare adalah penyakit yang ditandai bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya ( > 3 kali/ hari ) disertai perubahan konsistensi tinja ( menjadi cair ), dengan atau tanpa darah atau lender ( Suraatmaja, 2007 ). Menurut WHO ( 2008 ), diare didefinisikan sebagai berak cair tiga kali atau lebih dalam sehari semalam. Berdasarkan waktu serangannya terbagi menjadi dua, yaitu diare akut ( < 2 minggu ) dan diare kronik ( 2 minggu) ( Widoyono, 2008 ).2.2.2 Klasifikasi

Menurut Depkes RI (2000), jenis diare dibagi menjadi empat yaitu:

a. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya kurang dari 7 hari). Akibat diare akut adalah dehidrasi, sedangkan dehidrasi merupakan penyebab utama kematian bagi penderita diare.

b. Disentri, yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibat disentri adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, kemungkinan terjadinya komplikasi pada mukosa.

c. Diare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara terus menerus. Akibat diare persisten adalah penurunan berat badan dan gangguan metabolisme

d. Diare dengan masalah lain, yaitu anak yang menderita diare (diare akut dan diare persisten), mungkin juga disertai dengan penyakit lain, seperti demam, gangguan gizi atau penyakit lainnya.

Menurut Suraatmaja (2007), jenis diare dibagi menjadi dua yaitu:

a. Diare akut, yaitu diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat.

b. Diare kronik, yaitu diare yang berlanjut sampai dua minggu atau lebih dengan kehilangan berat badan atau berat badan tidak bertambah selama masa diare tersebut.

2.2.1 Etiologi

Proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya, (Alimul, 2006; depkes RI,2011).

a. Faktor infeksi

Infeksi saluran pencernaan, merupakan penyebab utama diare pada anak, infeksi ini meliputi : infeksi virus dan infeksi parasit. Sedangkan infeksi di luar alat pencernaan, sering terjadi pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun. b. Faktor mal absorbsiFaktor ini meliputi kekurangan karbohidrat, lemak dan protein, faktor makanan, misalnya makanan basi, beracun dan alergi terhadap makanan.

c. Faktor psikologisAkibat rasa takut dan cemas juga dapat menyebabkan diare.

d. Alergi

e. Keracunan

2.2.2 Patofisiologi

2.2.3 Manifestasi KlinisMenurut Widjaja (2002), gejala diare pada balita yaitu:

a. Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah. Suhu badannya pun meninggi.

b. Tinja bayi encer, berlendir, atau berdarah.

c. Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu.

d. Anusnya lecet.

e. Gangguan gizi akibat asupan makanan yang kurang.

f. Muntah sebelum atau sesudah diare.

g. Hipoglikemia (penurunan kadar gula darah).

h. Dehidrasi.2.2.4 Pencegahan

Kegiatan pencegahan penyakit diare yang benar dan efektif yang dapat dilakukan adalah:1. Perilaku Sehat

a. Pemberian ASI

ASI mempunyai khasiat preventif secara imunologik dengan adanya antibodi dan zat-zat lain yang dikandungnya. ASI turut memberikan perlindungan terhadap diare. Pada bayi yang baru lahir, pemberian ASI secara penuh mempunyai daya lindung 4 kali lebih besar terhadap diare daripada pemberian ASI yang disertai dengan susu botol. Flora normal usus bayi yang disusui mencegah tumbuhnya bakteri penyebab botol untuk susu formula, berisiko tinggi menyebabkan diare yang dapat mengakibatkan terjadinya gizi buruk.

b. Makanan Pendamping ASI

Pemberian makanan pendamping ASI adalah saat bayi secara bertahap mulai dibiasakan dengan makanan orang dewasa. Perilaku pemberian makanan pendamping ASI yang baik meliputi perhatian terhadap kapan, apa, dan bagaimana makanan pendamping ASI diberikan.

Ada beberapa saran untuk meningkatkan pemberian makanan pendamping ASI, yaitu:

Perkenalkan makanan lunak, ketika anak berumur 6 bulan dan dapat teruskan pemberian ASI. Tambahkan macam makanan setelah anak berumur 9 bulan atau lebih. Berikan makanan lebih sering (4x sehari). Setelah anak berumur 1 tahun, berikan semua makanan yang dimasak dengan baik, 4-6 x sehari, serta teruskan pemberian ASI bila mungkin.

Tambahkan minyak, lemak dan gula ke dalam nasi /bubur dan biji-bijian untuk energi. Tambahkan hasil olahan susu, telur, ikan, daging, kacang-kacangan, buah-buahan dan sayuran berwarna hijau ke dalam makanannya.

Cuci tangan sebelum meyiapkan makanan dan meyuapi anak. Suapi anak dengan sendok yang bersih.

Masak makanan dengan benar, simpan sisanya pada tempat yang dingin dan panaskan dengan benar sebelum diberikan kepada anak. c. Menggunakan Air Bersih yang Cukup

Penularan kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui Face-Oral kuman tersebut dapat ditularkan bila masuk ke dalam mulut melalui makanan, minuman atau benda yang tercemar dengan tinja, misalnya jari-jari tangan, makanan yang wadah atau tempat makan-minum yang dicuci dengan air tercemar.

Masyarakat yang terjangkau oleh penyediaan air yang benar-benar bersih mempunyai risiko menderita diare lebih kecil dibanding dengan masyarakat yang tidak mendapatkan air bersih.

Masyarakat dapat mengurangi risiko terhadap serangan diare yaitu dengan menggunakan air yang bersih dan melindungi air tersebut dari kontaminasi mulai dari sumbernya sampai penyimpanan di rumah.

Yang harus diperhatikan oleh keluarga :

Ambil air dari sumber air yang bersih

Simpan air dalam tempat yang bersih dan tertutup serta gunakan gayung khusus untuk mengambil air.

Jaga sumber air dari pencemaran oleh binatang dan untuk mandi anak-anak

Minum air yang sudah matang (dimasak sampai mendidih)

Cuci semua peralatan masak dan peralatan makan dengan air yang bersih dan cukup.

d. Mencuci Tangan

Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum menyuapi makan anak dan sebelum makan, mempunyai dampak dalam kejadian diare

e. Menggunakan Jamban

Pengalaman di beberapa negara membuktikan bahwa upaya penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam penurunan risiko terhadap penyakit diare. Keluarga yang tidak mempunyai jamban harus membuat jamban dan keluarga harus buang air besar di jamban.

Yang harus diperhatikan oleh keluarga :

Keluarga harus mempunyai jamban yang berfungsi baik dan dapat dipakai oleh seluruh anggota keluarga.

Bersihkan jamban secara teratur.

Gunakan alas kaki bila akan buang air besar.

f. Membuang Tinja Bayi yang Benar

Banyak orang beranggapan bahwa tinja bayi itu tidak berbahaya. Hal ini tidak benar karena tinja bayi dapat pula menularkan penyakit pada anak-anak dan orang tuanya. Tinja bayi harus dibuang secara benar.

Yang harus diperhatikan oleh keluarga:

Kumpulkan segera tinja bayi dan buang di jamban

Bantu anak buang air besar di tempat yang bersih dan mudah di jangkau olehnya.

Bila tidak ada jamban, pilih tempat untuk membuang tinja seperti di dalam lubang atau di kebun kemudian ditimbun.

Bersihkan dengan benar setelah buang air besar dan cuci tangan dengan sabun.

g. Pemberian Imunisasi Campak

Pemberian imunisasi campak pada bayi sangat penting untuk mencegah agar bayi tidak terkena penyakit campak. Anak yang sakit campak sering disertai diare, sehingga pemberian imunisasi campak juga dapat mencegah diare. Oleh karena itu berilah imunisasi campak segera setelah bayi berumur 9 bulan.2. Penyehatan Lingkuangan

a. Penyediaan Air Bersih

Mengingat bahwa ada beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui air antara lain adalah diare, kolera, disentri, hepatitis, penyakit kulit, penyakit mata, dan berbagai penyakit lainnya, maka penyediaan air bersih baik secara kuantitas dan kualitas mutlak diperlukan dalam memenuhi kebutuhan air sehari-hari termasuk untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Untuk mencegah terjadinya penyakit tersebut, penyediaan air bersih yang cukup disetiap rumah tangga harus tersedia. Disamping itu perilaku hidup bersih harus tetap dilaksanakan.

b. Pengelolaan Sampah

Sampah merupakan sumber penyakit dan tempat berkembang biaknya vektor penyakit seperti lalat, nyamuk, tikus, kecoa dsb. Selain itu sampah dapat mencemari tanah dan menimbulkan gangguan kenyamanan dan estetika seperti bau yang tidak sedap dan pemandangan yang tidak enak dilihat. Oleh karena itu pengelolaan sampah sangat penting, untuk mencegah penularan penyakit tersebut. Tempat sampah harus disediakan, sampah harus dikumpulkan setiap hari dan dibuang ke tempat penampungan sementara. Bila tidak terjangkau oleh pelayanan pembuangan sampah ke tempat pembuangan akhir dapat dilakukan pemusnahan sampah dengan cara ditimbun atau dibakar.

c. Sarana Pembuangan Air Limbah

Air limbah baik limbah pabrik atau limbah rumah tangga harus dikelola sedemikian rupa agar tidak menjadi sumber penularan penyakit. Sarana pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat akan menimbulkan bau, mengganggu estetika dan dapat menjadi tempat perindukan nyamuk dan bersarangnya tikus, kondisi ini dapat berpotensi menularkan penyakit seperti leptospirosis, filariasis untuk daerah yang endemis filaria. Bila ada saluran pembuangan air limbah di halaman, secara rutin harus dibersihkan, agar air limbah dapat mengalir, sehingga tidak menimbulkan bau yang tidak sedap dan tidak menjadi tempat perindukan nyamuk ( Kemenkes RI, 2011 ).

2.2.5 Penatalaksaan Diare1. Berikan Oralit

Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah tangga dengan memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila tidak tersedia berikan cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur, air matang. Oralit saat ini yang beredar di pasaran sudah oralit yang baru dengan osmolaritas yang rendah, yang dapat mengurangi rasa mual dan muntah. Oralit merupakan cairan yang terbaik bagi penderita diare untuk mengganti cairan yang hilang. Bila penderita tidak bisa minum harus segera di bawa ke sarana kesehatan untuk mendapat pertolongan cairan melalui infus.

Dosis oralit bagi penderita diare tanpa dehidrasi sbb :

Umur < 1 tahun : - gelas setiap kali anak mencret

Umur 1 4 tahun : - 1 gelas setiap kali anak mencret

Umur diatas 5 Tahun : 1 1 gelas setiap kali anak mencret

2. Berikan Obat Zinc

Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam tubuh. Zinc dapat menghambat enzim INOS (Inducible Nitric Oxide Synthase), dimana ekskresi enzim ini meningkat selama diare dan mengakibatkan hipersekresi epitel usus. Zinc juga berperan dalam epitelisasi dinding usus yang mengalami kerusakan morfologi dan fungsi selama kejadian diare.

Pemberian Zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi volume tinja, serta menurunkan kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan berikutnya.(Black, 2003). Penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa Zinc mempunyai efek protektif terhadap diare sebanyak 11 % dan menurut hasil pilot study menunjukkan bahwa Zinc mempunyai tingkat hasil guna sebesar 67 % (Hidayat 1998 dan Soenarto 2007). Berdasarkan bukti ini semua anak diare harus diberi Zinc segera saat anak mengalami diare.

Dosis pemberian Zinc pada balita:

- Umur < 6 bulan : tablet ( 10 Mg ) per hari selama 10 hari

- Umur > 6 bulan : 1 tablet ( 20 mg) per hari selama 10 hari.

Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah berhenti.

Cara pemberian tablet zinc :

Larutkan tablet dalam 1 sendok makan air matang atau ASI, sesudah larut berikan pada anak diare.3. Pemberian ASI/ Makanan

Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk memberikan gizi pada penderita terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat badan. Anak yang masih minum Asi harus lebih sering di beri ASI. Anak yang minum susu formula juga diberikan lebih sering dari biasanya. Anak uis 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang telah mendapatkan makanan padat harus diberikan makanan yang mudah dicerna dan diberikan sedikit lebih sedikit dan lebih sering. Setelah diare berhenti, pemberian makanan ekstra diteruskan selama 2 minggu untuk membantu pemulihan berat badan.

4. Pemberian Antibiotika hanya atas Indikasi

Antibiotika tidak boleh digunakan secara rutin karena kecilnya kejadian diare pada balita yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotika hanya bermanfaat pada penderita diare dengan darah (sebagian besar karena shigellosis), suspek kolera.

Obat-obatan Anti diare juga tidak boleh diberikan pada anak yang menderita diare karena terbukti tidak bermanfaat. Obat anti muntah tidak di anjurkan kecuali muntah berat. Obat-obatan ini tidak mencegah dehidrasi ataupun meningkatkan status gizi anak, bahkan sebagian besar menimbulkan efek samping yang bebahaya dan bisa berakibat fatal. Obat anti protozoa digunakan bila terbukti diare disebabkan oleh parasit (amuba, giardia).

5. Pemberian Nasehat

Ibu atau pengasuh yang berhubungan erat dengan balita harus diberi nasehat tentang :

1. Cara memberikan cairan dan obat di rumah

2. Kapan harus membawa kembali balita ke petugas kesehatan bila :

Diare lebih sering

Muntah berulang

Sangat haus

Makan/minum sedikit

Timbul demam

Tinja berdarah

Tidak membaik dalam 3 hari ( Kemenkes RI, 2011 ).

BAB IIITINJAUAN KASUS

3.1 Kasus

An.M (3,5 tahun), mengalami diare sudah 2 hari, BAB cair tanpa ampas, mata cowong, anak jarang minum, turgor kulit menurun. Menurut ibu G diare pada anak merupakan hal biasa dan merupakan tanda kalau anak mau gede.

Berdasarkan pengetahuan saudara tentang proses tumbuh kembang maka tugas apa saja yang harus dipenuhi, jelaskan apa yang anda sampaikan pada keluarga, lakukan analisis, tentukan masalah keperawatan dan tindakan apa yang akan anda berikan.

3.2 Pengkajian

3.2.1 Data Umum

a. Identitas Keluarga

Nama KK:Tn. AJenis Kelamin:Laki-laki

Umur:30 tahun

Pendidikan:SMAPekerjaan:Karyawan Swasta

Alamat:Dusun Jabon Desa Jabon Kecamatan Mojoanyarb. Komposisi Keluarga

NoNamaJenis KelaminHubungan dengan KeluargaUmurPekerjaan

1.Tn. ALSuami (KK)30 tahunKaryawan Swasta

2.Ny. BPIstri 25 tahunIbu rumah tangga

3.An. MPAnak Pertama3,5 tahun-

c. Genogram

Keterangan :

= perempuan hipotensi

= perempuan

= laki-laki hipertensi

= laki-laki d. Tipe Keluarga

Tahap perkembangan keluarga Tn. A adalah tahap pertama (keluarga inti) adalah keluarga dengan bapak, ibu dan anak.e. Suku/ Kebangsaan

Ny. B menyatakan bahwa keluarganya merupakan suku Jawa dan hidup di lingkungan etnis Jawa. Tn. A dan Ny. B sama-sama berasal dari desa Jabon. Tn. A dan Ny. B berkomunikasi dengan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari. Namun juga bisa bahasa Indonesia baik antara anggota keluarga maupun dengan tetangga sekitar.

f. Agama

Semua anggota keluarga Tn.A beragama Islam dan menjalankan ibadah di rumah dan di masjid.

g. Status Sosial Ekonomi Keluarga Kegiatan Organisasi

Keluarga Tn. A termasuk keluarga yang aktif dalam organisasi di masyarakat. Khusunya Ny.B , ia selalu ikut dalam kegiatan pengajian, arian, dll

Keadaan Ekonomi

Penghasilan Keluarga Tn.A berkisar antara Rp. 1.700.000,- s/d Rp 2.000.000,- per bulanh. Aktivitas Rekreasi Keluarga

Kegiatan yang dilakukan keluarga, setiap hari mereka menonton televisi pada saat malam hari. Kadang juga ke rumah ibu dari pihak istri untuk berkumpul bersama dan berbincang-bincang.

3.2.2 Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluargaa. Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini

Tahap perkembangan keluarga Tn.R ini adalah tahap ketiga yaitu keluarga dengan anak atau usia pra sekolahb. Tahap perkembangan yang Belum Terpenuhi

Tahap perkembangan yang belum dicapai adalaha tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah dan sebentar lagi akan terjadi sehingga keluarga memikirkan ke arah sana.c. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti

Ny.B mengatakan bahwa Tn.A tidak pernah sakit. Ny.B mengatakan bahwa dirinya tidak pernah sakit serius, hanya batuk pilek.d. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya

Tn A mengatakan bahwa ayah dari Ny B menderita hipertensi, ibu Ny.B menderita hipotensi, sedangkan ayah Tn.A menderita hipertensi.

3.2.3 Data Lingkungan

a. Karakteristik Rumah

Rumah Tn. A berukuran 5 x 14 m. Terdiri dari 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 ruang dapur dan 1 kamar mandi. Rumah permanent, lantai dari kramik, 2 ventilasi dan 1 jendela kaca. Didalam rumah pencahayaan baik karena ada jendela yang bisa dibuka. Air yang digunakan untuk minum dan mandi sehari hari adalah air sumur sanyo. Denah rumah

b. Karakteristik Tetangga dan Komunitasnya

Rumah Tn.A berada di wilayah dusun yang mayoritas penduduk di sekitarnya adalah buruh pabrik. Sarana jalan di daerah tersebut sudah diaspal. Sarana kesehatan di lingkungan tersebut adalah bidan dan puskesmas dan klinik swasta. Jarak rumah dengan masjid sekitar 200 meter. Tetangga Tn.A mayoritas beragama islam serta memiliki sifat kebersamaan serta menganut adat jawa misalnya slamatan, gotong royong, tahlilan, pengajian, PKK, dll.c. Mobilitas Geografi Keluarga

Tn.A dan istrinya adalah orang asli Mojokerto dan sejak berkeluarga mereka tidak pernah berpindah-pindah rumah.d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan MasyarakatNy B mengikuti arisan dan yasinan yang diadakan setiap minggu soree. Sistem Pendukung KeluargaJika ada anggota keluarga yang sakit dan membutuhkan biaya yang dirasa berat maka biasanya keluarga meminta bantuan kepada perkumpulan kampung dan iuran warga3.2.4 Struktur Keluarga

a. Struktur Peran1) Tn.A berperan sebagai kepala keluarga , seorang suami , bapak.

2) Ny. B berperan sebagai istri3) An. M berperan sebagai anak pertamab. Nilai dan Norma KeluargaTn.A mengatakan ia terbiasa menanamkan pada anak anaknya sikap hormat menghormati dan saling menyayangi antar anggota keluarga maupun dengan orang lain. Kebiasaan makan keluarga Tn.A biasanya menggunakan sendok dan kadang menggunakan tangan. Keluarga Tn.A jarang mencuci tangan sebelum makan karena kadang lupa.c. Pola Komunikasi KeluargaPola komunikasi keluarga dilakukan secara terbuka, bahasa yang digunakan setiap hari adalah bahasa jawa dan kadan bahasa Indonesia, keluarga tidak memiliki kesulitan bahasa dalam penerimaan pesan.d. Struktur Kekuatan KeluargaDalam keluarga Tn.A yang berpengaruh adalah Tn.A. Bila ada suatu konflik yang tidak bisa diselasaikan secara demokratis maka penentuan keputusan adalah Tn.A sebagai orang yang paling tua dan sebagai kepala keluarga.3.2.5 Fungsi Keluarga

a. Fungsi Ekonomi

Status ekonomi keluarga Tn.R bersifat menentu, pendapatan perbulan 1.700.000,- s/d Rp 2.000.000,- dari kerjanya sebagai karyawan pabrik. Pendapatan keluarga Tn A cukup untuk membiayai kehidupan sehari-hari.b. Fungsi Sosialisasi

Tn.A mengatakan interaksi antar anggota keluarga dapat berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan karena setiap anggota keluarga keluarga berusaha untuk memenuhi aturan yang ada misalnya, saling menghormati dan mengahargai. Keluarga juga mengatakan berusaha untuk mengikuti aturan atau norma yang ada di masyarakat sehingga dapat menyesuaikan dengan masyarakat di sekitarnya.

c. Fungsi Perawatan atau pemeliharaan Kesehatan

1) Kemampuan Mengenal Masalah Kesehatan

Keluarga mengatakan An. M mengalami diare sudah 2 hari, BAB cair tanpa ampas, anak jarang minum. 2) Kemampuan Mengambil Keputusan Mengenai tindakan Kesehatan

Ny B mengatakan diare yang diderita oleh An. M adalah suatu hal yang biasa dan merupakan tanda kalau anak mau gede.3) Kemampuan Merawat Anggota Keluarga yang Sakit

Keluarga Tn.A mengatakan tidak begitu banyak tahu tentang penyakit keluarganya, keluarga Tn.A mengatakan membelikan anaknya obat di warung.4) Kemampuan Keluarga Memelihara Lingkungan Rumah yang Sehat.

Keluarga tidak mampu memodifikasi lingkungan. Keluarga mengatakan makanan di taruh di meja makan tetapi tidak pernah di tutup. Hasil observasi juga memnunjukkan bahwa lingkungan rumah tampak kotor, perabotan rumah tangga berserakan dimana- mana dan banya debu.5) Kemampuan Menggunakan Fasilitas Kesehatan

Keluarga Tn. A mengatakan jika ada anggota keluarganya yang sakit, Ny. B tidak langsung membawa ke Puskesmas atau bidan terdekat.d. Fungsi Reproduksi

Ny.B mempunyai 1 orang anak yang berumur 3,5 tahun, Ny B menggunakan alat kontrasepsi berupa KB suntik.

e. Fungsi Afektif

Keluarga mengatakan berusaha memelihara hubungan baik antar anggota keluarga, saling menyayangi,menghormati dan bila ada anggota keluarga yang membutuhkan maka anggota keluarga yang lain akan berusaha membantunya.3.2.6 Stress dan Koping Keluarga

a. Stressor Jangka Pendek dan Panjang

Keluarga Tn. A tidak memeriksakan ke puskesmas karena menganggap masalah yang terjadi pada anaknya adalah masalah biasab. Kemampuan Keluarga Berespon terhadap Stressor

Keluarga Tn. A menyadari bahwa an. A diare, untuk itu keluarga membelikan obat di warung.c. Strategi Koping yang Digunakan

Bila ada suatu masalah dalam keluarga maka teknik pemecahan yang di lakukan adalah dengan musyawarah. Bila ada salah satu anggota keluarga ada yang membutuhkan pertolongan, anggota keluarga yang lain membantu.d. Strategi Koping Disfungsional Keluarga

Bila salah satu anggota keluarga ada yang salah Tn.A selalu menegurnya, Tetapi bila Tn.A yang salah keluarga yang menegurnya.3.2.7 Pemeriksaan FisikMelakukan pemeriksaan fisik pada setiap anggota keluarga terutama yang diidentifikasi sebagai klien atau sasaran pelayanna asuhan keperawatan keluarga.

No.Komponen Tn.ANy.BAn.M

1Riwayat Penyakit Saat IniTidak adaTidak adaDiare

2Keluhan Yang dirasakanTidak adaTidak adaDiare sudah 2 hari, BAB cair tanpa ampas, anak jarang minum

3Tanda dan GejalaTidak adaTidak adaBadan lemas, konjungtiva pucat, turgor kulit menurun, KU lemah

4Penyakit SebelumnyaTidak adaTidak adaTidak ada

5Tanda-Tanda VitalTD:120/80 MmHgR:20X/MenitN:80X/menitS:36.20CTD:110/70 MmHgR:20X/MenitN:80X/menitS:360CR:24X/Menit N:100X/menitS:37.50C

6Sistem KardiovaskulerNormalNormalNormal

7Sistem RespirasiNormalNormalNormal

8Sistem.GastrointestinalNormalNormalNormal

9Sistem PersyarafanNormalNormalNormal

10Sistem MusculoskeletalNormalNormalNormal

3.2.8 Harapan Keluarga

Keluarga Tn.A berharap penyakit diare yang diderita oleh An.M dapat segera sembuh dan anggota keluarganya tetap dalam keadaan sehat serta keluarga tahu bagaimana cara pencegahan penyakit diare.3.3 Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan3.3.1 Analisa dan Sintesa Data

DataEtiologiProblem

Ds:

Ny.B mengatakan bahwa An.M diare sudah 2 hari

Ny. B mengatakan konsistensi cair tanpa ampas

Ny. B mengatakan An.M juga jarang minum

Do:

Badan lemas konjungtiva pucat turgor kulit menurun KU lemahketidakmampuan keluarga Ny.B merawat An. MGangguan keseimbangan Cairan dan elektrolit pd An.M b/d ketidakmampuan keluarga Ny.B merawat An. M

Diagnosa keperawatan : Gangguan keseimbangan Cairan dan elektrolit pd An.M b/d ketidakmampuan keluarga Ny.B merawat An. M

DataEtiologiProblem

Ds:

Keluarga mengatakan bahwa diare pada anak merupakan hal biasa dan merupakan tanda kalau anak mau gede

Keluarga Tn.R mengatakan bahwa An.M sakit diare tetapi belum dibawa ke puskesmas atau bidan terdekat

Keluarga mengatakan bahwa An.M hanya di beri obat yang dibeli di warung

Do:

Kemampuan keluarga Tn.R dalam mengambil keputusan terbatas karena keluarga kurang mengetahui masalah kesehatan Ketidaktahuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatanKurang pengetahuan keluarga Tn.A tentang penyakit diare

Diagnosa keperawatan : Kurang pengetahuan keluarga Tn.A tentang penyakit diare berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan

3.3.2 Perumusan Diagnosa Keperawatan

No Diagnosa keperawatan (P,E,S)

1.Gangguan keseimbangan Cairan dan elektrolit pd An.M b/d ketidakmampuan keluarga Ny.B merawat An. M

2.Kurang pengetahuan keluarga Tn.A tentang penyakit diare berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan

3.3.3 Skoring Prioritas Diagnosa Keperawatan Keluarga

1. Gangguan keseimbangan Cairan dan elektrolit pd An.M b/d ketidakmampuan keluarga Ny.B merawat An. MKriteriaSkorBobotNilaiPembenaran

Sifat masalah - Aktual3/311Diare sudah 2 hari, BAB cair tanpa ampas, anak jarang minum, badan lemas, konjungtiva pucat, turgor kulit menurun, KU lemah. Jika tidak segera diatasi bisa menyebabkan terjadinya dehidrasi

Kemungkinan masalah dapat diubah Mudah2/222Keluarga Tn.R mau tahu tentang diare tetapi masih belum mampu untuk merawat anaknya

Potensial masalah untuk dicegah- Cukup2/312/3Masalah masih dapat dicegah agar tidak terjadi komplikasi sebab diare tidak ditangani segera akan berakibat fatal dan dapat memperburuk kondisi penderita

Menonjolnya masalah Masalah harus segera ditangani2/211Masalah diare yang diderita oleh An.M sangat dirasaklan betul oleh keluarga Tn.R dan keluarga ingin segera masalah yang dialami anaknya segera ditangani

TOTAL4 2/3

2. Kurang pengetahuan keluarga Tn.A tentang penyakit diare berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatanKriteriaSkorBobotNilaiPembenaran

Sifat masalah - Aktual3/311Diare adalah penyakit yang sering terjadi tetapi karena pegetahuan keluarga Tn.A kurang sehingga menyebabkan anaknya mengalami diare

Kemungkinan masalah dapat diubah- cukup1/2 21Masalah masih mungkin untuk dicegah walaupun keluarga Tn.A terlihat ragu untuk mengenal masalah diare namun masalah masih dapat diubah dengan tindakan penyuluhan kesehatan tentang penyakit diare

Potensial masalah untuk dicegah- Tinggi3/311Keluarga Tn.A tidak menyadari bahwa penyakit dapat timbul dari lingkungan yang tidak bersih dan gaya hidup yang tidak bersih dan sehat

Potensial masalah untuk dicegah- Tinggi0/210Masalah lingkungan yang tidak bersih tidak dianggap sebagai suatu masalah kesehatan

TOTAL3

3.3.4 Petapan Prioritas Diagnosa Keperawatan KeluargaNo.Diagnosa KeperawatanSkor

1.Gangguan keseimbangan Cairan dan elektrolit pd An.M b/d ketidakmampuan keluarga Ny.B merawat An. M4 2/3

2.Kurang pengetahuan keluarga Tn.A tentang penyakit diare berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan3

3.4 Rencana Keperawatan

Diagnosa KeperawatanTujuanEvaluasiRencana Tindakan

UmumKhususKriteriaStandar Evaluasi

Gangguan keseimbangan Cairan dan elektrolit pd An.M b/d ketidakmampuan keluarga Ny.B merawat An. MSetelah diberikan penjelasan selama 1 x 45 menit keluarga Tn. A mampu memahami penyakit diare1. Keluarga Tn A mampu merawat anak M2. Keluarga mampu membuat LGGKnowledge

PsikomotorKeluarga dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit pada anak M1.mengajarkan tata cara penanganan diare pada keluarga2. membantu keluarga dalam mengenali masalah diare

3. membantu keluarga untuk mengambil tindakan terhadap penanganan diare

4. berikan kesempatan keluarga menanyakan penjelasan yang telah diberikan setiap kali diskusi

5. berikan penjelasan ulang apabila ada penjelsan yang belum dimengerti

6. Ajarkan cara pembuatan LGG

7. evaluasi secara singkat topik yang telah didiskusikan

Kurang pengetahuan keluarga Tn.A tentang penyakit diare berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatanSetelah diberikan penjelasan selama 1 x 45 menit keluarga Tn. A mampu memahami penyakit diarekeluarga Tn.A dapat mengenal masalah kesehatan yang terjadi di keluarganyaKeluarga Tn.A mampu memutuskan mengobati diare3. Keluarga Tn.A mampu melakukan tindakan pengobatan diare sesuai dengan aturan pemberian oralit

4. Keluarga Tn.A mampu mengobati diare dengan benar dan tepat

Knowledge

Afektif

Psikomotor Keluarga Tn. A mengerti tentang diare Tujuan pengobatan diare Akibat keluarga bila tidak mrngobati diare Keluarga Tn. A mampu mengenal cara pengobatan diare

Keluarga Tn. A mampu memutuskan cara pengobatan diare

Keluarga Tn. A dapat memberikan oralit berdasarkan pedoman pemberian yang benar.

Keluarga Tn.A dapat mengobati diare dengan benar dan tepat1. Gali pengetahuan keluarga tentang penyakit diare.

2. Diskusikan dengan keluarga pentingnya pengobatan diare

3. Diskusikan dengan keluarga tujuan pengobatan diare

4. Berikan penjelasan apabila keluarga tidak mengobati diare

5. Motivasi keluarga untuk mengenal masalah kesehatan yang timbul bila tidak segera mengalami mengobati diare

6. Uji keluarga atas jawaban/tindakan yang tidak tepat.1. Beri penjelasan kepada keluarga tentang cara mengobati diare

2. Diskusikan dengan keluarga cara mengobati diare dengan tepat

3. Beri kesempatan keluarga untuk mendiskusikan tentang cara mengobati diare yang tepat.

1. Motivasi keluarga untuk segera mengobati diare.

2. Jelaskan dampak positif dari pengobatan diare dan dampak negative dari tidak mengobati diare.

1. Jelaskan cara mengobati diare dengan benar dan tepat .

2. Libatkan kelapa keluarga untuk mengambil keputusan mengobati diare yang benar dan tepat

3. Libatkan semua anggota keluarga untuk dapat mengobati diare yang benar dan tepat

3.5 Implementasi

Hari / tanggalPukulImplementasi

Sabtu, 15 Agustus 2015 10.00- 11.001. Melakukan kontrak dengan keluarga

2. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang diare

3. Mengadakan pertemuan dengan keluarga dan membahas tentang diare

a. pengertian diare

b. cara mengobati diare.

c. memberikan penjelasan tentang dampak positif pengobatan diare dan dampak negative tidak mengobati diare

d. cara mengobati diare yang benar dan tepat

4. Memberikan motivasi dan pujian keluarga

5. Memberikan kesempatan keluarga untuk mengklarifikasi tentang penjelasan diare 6. Memberikan penjelasan ulang bila ada materi yang belum di pahami.

7. Memberikan kesempatan kepada kepala keluarga untuk mendiskusikan dengan anggota keluarga tentang pengobatan diare

3.6 EvaluasiHari / TanggalJam Evaluasi

Sabtu, 15 Agustus 201511.00S =

Tn. A dan keluarganya saya tidak akan menganggap bahwa diare merupakan hal yang biasa dan merupakan tanda kalau anak mau gede Tn.A dan keluarga saya akan berusaha membuat larutan oralit untuk mengobati diare.O =

Tn,A dan keluarga antusias dan serius mengikuti kegiatan belajar.

Tn.A dan keluarga mampu menjelaskan pengertian diare dengan kata-katanya sendiri.

Tn.A dan keluraga mampu menyebutkan pengertian diare, cara mengobati diare, memberikan penjelasan tentang dampak positif pengobatan diare dan dampak negative tidak mengobati diare, cara mengobati diare yang benar dan tepat.

A =

Masalah teratasi sebagian.

P =

Intervensi di lanjutkan.

evaluasi ulang pada kunjungan berikutnya.

BAB IV

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengkajian yang kami lakukan pada keluarga Tn A di dusun Jabon Desa Jabon Kecamatan Mojoanyar ,di temukan bahwa dari salah satu anggota keluarga Tn A ada yang terkena penyakit diare. hal ini terjadi karena pada anggota keluarga Tn A tidak mampu memodifikasi lingkungan. Keluarga mengatakan makanan di taruh di meja makan tetapi tidak pernah di tutup. Hasil observasi juga memnunjukkan bahwa lingkungan rumah tampak kotor, perabotan rumah tangga berserakan dimana- mana dan banya debu.Keluarga Tn. A mengatakan jika ada anggota keluarganya yang sakit, Ny. B tidak langsung membawa ke Puskesmas atau bidan terdekat.

Diare adalah penyakit yang ditandai bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya ( > 3 kali/ hari ) disertai perubahan konsistensi tinja ( menjadi cair ), dengan atau tanpa darah atau lender ( Suraatmaja, 2007 ). Menurut WHO ( 2008 ), diare didefinisikan sebagai berak cair tiga kali atau lebih dalam sehari semalam. Berdasarkan waktu serangannya terbagi menjadi dua, yaitu diare akut ( < 2 minggu ) dan diare kronik ( 2 minggu) ( Widoyono, 2008 ).Penyebab dari diare di sebabkan oleh beverapa faktor yaitu faktor infeksi,faktor mal absorbs,faktor psikologis,alergi,dan keracunan,adapun cara pencegahan untuk penyakit diare yaitu dengan pemberian Asi,makanan pendamping ASI,menggunakan air bersih yang cukup, mencuci tangan, menggunakan jamban,pemberian imunisasi campak,untuk pengobatan penyakit diare dengan menggunakan larutan oralit atau larutan gula,garam. Cara membuat:Cucilah tangan sampai bersih agar tidak ada kuman penyakit yang menyebar.Tuangkan air masak atau air teh tersebut ke dalam gelas sebanyak satu gelas penuh.Masukkanlah gula pasir serta garam dapur itu sesuai dengan takaran,Setelah itu aduk hingga gula dan garam benar-benar larut dalam air.2. SARAN

Berdasarkan dari penyuluhan yang telah kami lakukan di rumah keluarga Tn A di dusun Jatisari Desa Mojokarang Kecamatan Dlanggu,kami berharap pada keluarga Tn A maupun pada seluruh masyarakat yang ada di dusun tersebut mampu merubah pola hidup atau kebiasaan hidupnya lebih baik,dan mengerti tentang bagaimana cara pencegahan atau pengobatan pada penyakit diare jika ada salah satu anggota keluarga atau masyarakat di sekitarnya.

DAFTAR PUSTAKACarpenito, L. J. (1999) Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 7, Alih BahasaMonica Ester. Jakarta: EGCEffendy. N (1998). Dasar- dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi 2.Jakarta; EGCFriedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3.Jakarta: EGCSuraatmaja S. 2007. Kapita Selekta Gastroentrologi. Jakarta: CV. Sagung Seto.Widoyono. 2008. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan Pemberantasannya. Surabaya: Erlangga.Depkes RI. 2000. Buku Pedoman Pelaksanaan Program P2 Diare. Jakarta: Depkes RI.Widjaja MC. 2002. Mengatasi Diare dan Keracunan pada Balita. Jakarta: Kawan Pustaka.Kementerian Kesehatan RI. 2011. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan: Situasi DIARE di Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan RIFrekuensi BAB menigkat

Hilang cairan & elektrolit berlebihan

Resiko hipovolemi syok

Gangguan keseimbangan cairan & elektrolit

Distensi abdomen

Mual, muntah

Nafsu makan menurun

BB menurun

Gangguan tumbuh kembang

Gangguan integritas kulit perianal

Asidosis metabolik

Sesak

Gangguan oksigenasi

Infeksi

Makanan

Psikologi

Malabsorbsi KH, Lemak, Protein

Toksin tidak dapat diserap

Berkembang di usus

Hipersekresi air & elektolit

Peningkatan isi usus

Diare

Hiperperistaltik

Penyerapan makanan di usus menurun

Cemas

Meningkatkan tekanan osmotik

Pergeseran air & elektolit ke usus

25th th

30 th

Dapur

3,5 th

R. Tamu

Kamar 1

Kamar 2

Kamar mandi

Teras