bank syariah.docx

Upload: mohamad-bastomii

Post on 09-Jan-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

2.4 Bank SyariahBank syariah adalah bank yang dalam menjalankan usahanya berprinsip pada syariah islam. Bank syariah sering juga disebut sebagai bank Islam, yaitu bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan bunga. Atau dapat diartikan bahwa Bank syariah merupakan lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan Al-quran dan hadist Nabi Muhammad SAW. (Sulhan dan Siswanto, 2008: 125)Adapun pengertian bank syariah menurut Warkum Sumitro adalah bank yang tata cara beroperasinya didasarkan pada tata cara bermuamalah secara Islam, yakni dengan mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-Quran dan Al-Hadits. Di dalam operasionalisasinya, bank Islam harus mengikuti dan atau berpedoman kepada praktik-praktik usaha yang dilakukan di zaman Rasululloh, bentuk-bentuk usaha yang telah ada sebelumnya tetapi tidak dilarang oleh Rasululloh atau bentuk-bentuk usaha baru sebagai hasil ijtihad para ulama atau cendekiawan muslim yang tidak menyimpang dari ketentuan Al-Quran dan Al-Hadits (Warkum Sumitro, 1996: 5-6).Adapun definisi bank islam yang disetujui oleh General Secretariat of the Organization of the Islamic Conference (OIC) adalah :1. Bank Islam adalah institusi keuangan yang memiliki hukum, aturan dan prosedur sebagai wujud dari komitmen kepada prinsip syariah dan melarang menerima dan membayar bunga dalam proses operasi yang dijalankan.2. Bank islam adalah bisnis bank islam yang berarti bisnis bank yang memiliki tujuan dan operasi tidak memasukkan elemen-elemen yang tidak diijinkan oleh agama islam. Jadi institusi keuangan islam adalah institusi yang berdasarkan prinsip islam. Hal ini termasuk tetapi tidak terbatas dalam menerapkan prinsip islam berikut :a) Menolak adanya bunga;b) Melarang gharar;c) Fokus pada kegiatan yang halal;d) Secara umum mencari keadilan, dan sesuai etika dan tujuan keagamaan;e) Pembagian keuntungan dan kerugian antara bank dan konsumen.Maka dapat disimpulkan bahwa bank Islam atau bank syariah badan usaha yang berfungsi sebagai penghimpun dana dari masyarakat dan penyalur dana kepada masyarakat yang sistem dan mekanisme kegiatan usahanya berdasarkan hukum Islam sebagaimana yang diatur di dalam Al-Quran dan Al-Hadits. Bank Islam diperkenankan untuk mengeluarkan produk, jasa dan kegiatan usaha perbankan yang baru, di mana sebelumnya belum ada atau tidak dikenal pada zaman Rasululloh, asalkan hal itu tidak bertentangan atau selaras dengan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Al-Quran dan Al-Hadits. Pada bank Islam umumnya dibentuk suatu lembaga pengawas yang bertugas dan memiliki kewenangan untuk memastikan kesesuaian antara produk, jasa, dan kegiatan usaha bank Islam tersebut, agar tidak berlawanan dengan Al-Quran dan Al-Hadits. Lembaga pengawas inilah yang akan memberikan fatwa kepada bank yang bersangkutan. Adapun prinsip dasar yang harus dimiliki bank syariah harus sesuai dan tidak bertentangan dengan prinsip syariat islam. Berikut prinsip-prinsip dari dasar produk dan jasa perbankan syariah menurut Antonio (2001:83-134) : a. Prinsip Al-Wadiah, yaitu titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki.b. Prinsip profit-sharing, yaitu suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana. Prinsip syariah yang berhubungan dengan sistem bagi hasil adalah:1) Al-Musyarakah, yaitu akad kerjasama antara dua pihak atau lebih usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama. 2) Al-Mudharabah, yaitu akad kerjasama usaha antara dua pihak di mana pihak pertama menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan bila mengalami kerugian ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian pengelola. 3) Al-Muzaraah, yaitu kerjasama pengelolahan pertanian antara pemilik lahan dan penggarap, di mana pemilik lahan memberikan lahan pertanian kepada si penggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan imbalan bagian tertentu dari hasil panen.Al-Musaqah, yaitu bentuk yang lebih sederhana dari muzaraah di mana si penggarap hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan. Sebagi imbalan si penggarap berhak atas nisbah tertentu dari hasil panen.c. Prinsip Al-Tijarah (jual-beli), yaitu Sistem jual beli dalam perbankan syariah merupakan suatu sistem yang menerapkan tata cara jual beli, di mana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank untuk melakukan pembelian barang atas nama bank, kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga sejumlah harga beli ditambah keuntungan tertentu (margin) (Sulhan dan Siswanto, 2008:134-135). Sistem jual beli dalam perbankan syariah secara umum terbagi ke dalam tiga prinsip yaitu:1) Al-Murabahah, yaitu akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Aplikasinya dalam perbankan syariah umumnya diterapkan pada produk pembiayaan untuk pembelian barang-barang investasi, baik domestik maupun luar negeri.2) As-Salam, yaitu pembelian barang yang diserahkan kemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan di muka sesuai syarat-syarat tertentu. Dalam aplikasinya, bank dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual dalam suatu transaksi yang biasanya dipergunakan pada pembiayaan petani dengan jangka waktu yang relatif pendek, sekitar dua sampai enam bulan. Salam juga dapat diaplikasikan pada pembiayaan barang industri.3) Istishna, yaitu akad jual beli antara pembeli dan produsen yang juga bertindak sebagai penjual. Cara pembayarannya dapat berupa pembayaran di muka, cicilan, atau ditangguhkan samapai jangka waktu tertentu. Barang pesanan harus diketahui karakteristiknya secara umum.d. Prinsip Al-Ijarah (sewa), yaitu akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. Ijarah terbagi menjadi dua jenis, yaitu ijarah dan ijarah al muntahiya bit tamlik yang merupakan gabungan sewa dan beli, atau tepatnya akad sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang di tangan si penyewa. Aplikasi dalam perbankan syariah biasanya dengan melakukan leasing, baik dalam bentuk operating lease maupun financial lease.e. Prinsip jasa (Fee-Based Services)Prinsip ini meliputi seluruh layanan non-pembiayaan yang diberikan bank. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini antara lain:1) Al-Wakalah, yaitu pelimpahan kekuasaan oleh seseorang kepada orang lain dalam hal yang diwakilkan. Dalam wakalah, nasabah memberi kekuasaan kepada bank untuk mewakili dirinya dalam melakukan pekerjaan jasa tertentu. Aplikasi dalam produk bank syariah diantaranya letter of credit, transfer, incaso, dan debit card (Sulhan dan Siswanto, 2008:138).2) Al-Kafalah, yaitu jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. 3) Al-Hawalah, yaitu pengalihan hutang dari orang yang berhutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Kontrak hawalah dalm perbankan syariah biasanya diterapkan pada factoring atau anjak piutang, post-dated check, dan bill discounting4) Ar-Rahn, yaitu menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa ar-rahn adalah semacam jaminan hutang atau gadai. 5) Al-Qardh, yaitu pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan. Akad ini biasanya diterapkan sebagai produk pelengkap kepada nasabah yang telah terbukti loyalitas dan bonafiditasnya, yang membutuhkan dana talangan segera untuk masa relatif pendek. Sebagai fasilitas nasabah yang memerlukan dana cepat, sedangkan ia tidak bisa menarik dananya. Sebagai produk untuk menyumbang usaha yang sangat kecil atau membantu sektor sosial. Dana ini diperoleh dari dana zakat, infaq dan shadaqah.

2.4 Manajemen Bank Syariah Pada bank syariah, pemilik dana menanamkan uangnya di bank tidak dengan motif mendapatkan bunga, tapi dalam rangka mendapatkan keuntungan atas harta yang dikelola oleh bank dengan prinsip bagi hasil. Dana nasabah tersebut kemudian disalurkan kepada mereka yang membutuhkan (misalnya modal usaha) dengan perjanjian pembagian keuntungan sesuai kesepakatan (Sulhan dan Siswanto, 2008: 147). Sistem operasional itu meliputi:

2.4.1 Penghimpunan Dana Pendekatan yang dilakukan oleh bank syariah berbeda dengan yang dilakukan oleh bank konvensional, bank syariah tidak melakukan pendekatan tunggal dalam menyediakan produk penghimpunan dana bagi nasabahnya. Pada dasarnya, dilihat dari sumbernya, dana bank syariah terdiri atas:a. Modal Adalah dana yang diserahkan oleh para pemilik (owner). Dalam perbankan syariah, mekanisme penyertaan modal pemegang saham dapat dilakukan melalui musyarakah fi sahm asy-syarikah atau equity participation pada saham perseroan bank.Mekanisme penyertaan saham tersebut dapat digambarkan dalam skema berikut ini:

b. TitipanSalah satu prinsip yang digunakan bank syariah dalam memobilisasi dana adalah dengan menggunakan prinsip titipan. Adapun akad yang sesuai dengan prinsip ini adalah al-wadiah. Al-wadiah merupakan titipan murni yang setiap saat dapat diambil jika pemiliknya menghendaki.Secara umum terdapat dua jenis wadiah, yaitu: wadiah yad al-amanah dan wadiah yad adh-dhamanah.1. Wadiah yad al-amanah (trustee depository)Wadiah jenis ini memiliki karakteristik sebagai berikut:a. Harta atau barang yang dititipkan tidak boleh dimanfaatkan dan digunakan oleh penerima titipan.b. Penerima titipan hanya berfungsi sebagai penerima amanah yang bertugas dan berkewajiban untuk menjaga barang yang dititipkan tanpa boleh memanfaatkannya.c. Sebagai kompensasi, penerima titipan diperkenankan untuk membebankan biaya kepada yang menitipkan.d. Mengingat barang atau harta yang dititipkan tidak boleh dimanfaatkan oleh penerima titipan, aplikasi perbankan yang memungkinkan untuk jenis ini adalah jasa penitipan atau safe deposit box.Mekanisme seperti di atas dapat digambarkan dalam diagram berikut:

2. Wadiah yad adh-dhamanah (guarantee depository)Wadiah jenis ini memiliki karakteristik berikut ini:a. Harta dan barang yang dititipkan boleh dan dapat dimanfaatkan oleh yang menerima titipan.b. Karena dimanfaatkan, barang dan harta yang dititipkan tersebut tentu dapat menghasilkan manfaat. Sekalipun demikian, tidak ada keharusan bagi penerima titipan untuk memberikan hasil pemanfaatan kepada si penitip.c. Produk perbankan yang sesuai dengan akad ini yaitu giro dan tabungan.d. Pada bank syariah, pemberian bonus (semacam jasa giro) tidak boleh disebutkan dalam kontrak ataupun dijanjikan dalam akad, tetapi benar-benar pemberian sepihak sebagai tanda terima kasih dari pihak bank.e. Jumlah pemberian bonus sepenuhnya merupakan kesewenangan manajemen bank syariah karena pada prinsipnya dalam akad ini penekanannya adalah titipan.f. Produk tabungan juga dapat menggunakan akad wadiah karena pada prinsipnya tabungan mirip dengan giro, yaitu simpanan yang bias diambil setiap saat. Perbedaannya, tabungan tidak dapat ditarik dengan cek atau alat lain yang dipersamakan.Mekanisme wadiah yad adh-dhamanah dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut:

c. Investasi Akad yang sesuai dengan prinsip ini adalah mudharabah. Tujuan dari mudharabah adalah kerja sama antara pemilik dana (shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib), dalam hal ini bank. Secara garis besar, mudharabah terbagi menjadi dua jenis yaitu:1. Mudharabah muthlaqah (general investment)a. Shahibul maal tidak memberikan batasan-batasan (restriction) atas dana yang diinvestasikannya. Mudharib diberi wewenang penuh mengelola dana tersebut tanpa terikat waktu, tempat, jenis usaha, dan jenis pelayanannya.b. Aplikasi perbankan yang sesuai dengan akad ini adalah time deposit biasa.Skema mudharabah mutlaqah dapat digambarkan sebagai berikut:

2. Mudharabah muqayyadaha. Shahibul maal memberikan batasan atas dana yang diinvestasikannya. Mudharib hanya bisa mengelola dana tersebut sesuai dengan batasan yang diberikan oleh shahibul maal. Misalnya, hanya untuk jenis usaha tertentu saja, tempat tertentu, waktu tertentu, dan lain-lain.b. Aplikasi perbankan yang sesuai dengan akad ini adalah special investment.Special investment melalui mudharabah muqayyadah dapat digambarkan dalam skema berikut ini:

Produk special investment based on restricted mudharabah ini sangat sesuai dengan special hight networth individuals atau company yang memiliki kecenderungan investasi khusus (Antonio: 146).2.4.2 Penyaluran Dana Produk penyaluran dana di bank syariah dapat dikembangkan dengan tiga model, yaitu:a. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang dilakukan dengan prinsip jual beli.Prinsip jual beli ini dikembangkan menjadi bentuk pembiayaan-pembiayaan murabahah, salam, dan istishna.b. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan jasa dilakukan dengan prinsip sewa (ijarah). Transaksi ijarah dilandasi adanya pemindahan manfaat. Jadi pada dasarnya prinsip ijarah sama dengan prinsip jual beli, namun perbedaannya terletak pada obyek transaksinya. Bila pada jual beli obyek transaksinya adalah barang, maka pada ijarah obyek transaksinya adalah jasa.c. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk usaha kerjasama yang ditujukan guna mendapatkan sekaligus barang dan jasa, dengan prinsip bagi hasil. prinsip bagi hasil untuk produk pembiayaan di bank syariah dioperasionalkan dengan pola-pola musyarakah dan mudharabah.d. Jasa layanan perbankan yang dioperasionalkan dengan pola hiwalah, rahn, al-qardh, wakalah, dan kafalah.