bank century

Upload: naufal-hanadia

Post on 10-Mar-2016

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tgs

TRANSCRIPT

Text Conversation

Erwin: *lagi duduk baca baca berita*

Eno: *datang menghampiri Erwin dengan gaya so asik*

Eno: Win, Apa Kabar?, tumben sendirian aje. Kaga maen nih malem mingguan (ceritanya malem mingguan) (ketemu temen lama)

Erwin: Eh No! Baik baik, lo gimanaa? Ah sendiri aja nih gatau mau ngapain, jadi diem duduk aja sambil baca baca berita berita asik. ( baca beritanya sambil asik)

Eno: Baca cerita apaan win? Diliat liat lu bacanya asik banget

Erwin: Baca berita tentang Kasus Century nih lagi booming banget gila. Jadi gw ngikutin terus beritanya. (ceritanya lagi musim kasus century)

Eno: Wuooh, Masalahnya gimana tuh bank Century?

Erwin: Jadi gini no, (baca bab 1 pendekatan historis disingkat2 aja). Nah kalo ga salah ada factor sosiologisnya? Lo tau ga no?

Eno: Ooooh gituuu, kebeneran saya tau factor sosiologisnya (baca factor sosiologisnya singkat2 aja) selain 2 faktor itu ada factor lain ga win?

Erwin: Begituuuu toh, 1 lagi kalo ga salah tuuuh hmmm, yuridis. Jadi gini (baca factor yuridis singkat2 aja)

Eno:wih banyak juga win faktor faktor yang berpengaruh dari sistem stabilitas keuangan, gue juga pernah baca kok kalau stabilitas keuangan

Erwin: Jadi sebenernya inti dari masalah bank century apa sih no?

Eno: (baca singkat pembahasan inti)

Erwin: Oh jadi gitu toh jadi gw bisa ngambil kesimpulan, jadi gini kesimpulannya baca kesimpulan & pembahasan pemerintah harus peduli dengan sector keuangan.

1.1 HistorisAwal terjadinya kasus Bank Century adalah mengalami kalah kliring pada tanggal 18 November 2008.Kalah kliring adalah suatu triminologi yang dipahami oleh semua mayarakat yang menggambarkan adanya deficit suatu bank. Sementara kliring itu sendiri adalah pertukaran data keuangan elektronik antar peserta kliring baik atas nama peserta atau klien yang mereka peroleh pada waktu tertentu. Melakukan masalah internal yang terjadi di Bank Century penipuan oleh manajemen bank, sehubungan dengan klien mereka: Peyimpangan dana untuk peminjam $2,8 miliyar ( Rp 1,4 trliun Bank Century pelanggan dan pelanggan delta Antaboga Securities Indonesia adalah Rp 1,4 triliun ). Penjualan produk produk inventasi fiktif Antaboga Delta Securities Indonesia.Jika produk tidak perlu mendaftar BI dan bappepam LK.Kedua point tersebut menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi nasabah Bank Century dan uang para nasabah pun tidak bisa dicairkan.

1.2 SosiologisPermasalahan ini menurut beberapa sumber ahli ekonomi adalah berawal dari masalah likuiditas sebuah bank yang bernama bank century, namun seiring berjalannya waktu beberapa kalangan beranggapan bahwa beberapa pemberian fasilitas pendanaan darurat BI keapda bank century merupakan sebuah keputusan yang salah dan terkesan dibuat buat. Kenapa dapat disebut berkesan dibuat buat ? dapat kita ketahui latar belakang bank century dikalangan perbankan Indonesia kalau bank century adalah bank yang sangat kecil, tercatat hanya sekitar 65.000 nama pemilik rekening bank century, dana pihak ketiga dibank yang dimiliki oleh Robert Tantular ini hanya 0,68 % dari totaldana di perbankan, aset bank century hanya 0,42 % dari total kredit perbankan, asset bank century hanya 0,72 % dari aset perbankan dan pangsa kreditnya hanya 0,42 % dari total kredit perbankan. Bank bank pada Novomber 2008 memiliki rata rata diatas 12 %. Hanya ada tiga bank kecil yang memilik CAR di baawh 8 % ( batas minimum untuk bailout PBI no.10 / 26 / PBI / 2008 pada tanggal 30 oktober 2008.

1.3 YuridisCentury belum menyentuh yuridis. Pasca berakhirnya kesimpulan panitia khusus hak angket dewan perkwakilan rakyat Republik Indonesia Bank Century, yangbertujuan meneliti kasus dana talangan atau bailout Bank Century sebesar Rp 6,7 trliun, ternyata belum mampu menghasilkan keputusan akhir. Para penegak hukum seperti kepolisian, kejakasaan dan bahkan KPK pun dinilai masih lamban dan enggan untuk segara menuntaskan kasus yang telah direkomendasikan oleh DPR secara paripurna. Menurut analisis hukum Negara dari labotorium Konstitusi Universitas Sumatra Utara, Eka N Sihombing, memang banyak hal yang dimiliki oleh parlemen di DPR baik secara personal maupun institusional. Namun, ia melihat semua upaya yang telah di lakukan oleh pihak DPR hingga saat ini masih bersifat politis. Sedangkan penanganan yuridis terkesan belum sama sekali tersentuh. Padahal public menanti menanti upaya penegakan hukum dari kasus century ini. Ia pun menilai, upaya politis para legislator di parlemen, sejak pembentukan panitia khusus, hingga sekarang hak untuk menyatakan pendapat itu adalah hanya sebagai sebuah usaha melakukan impeachment ( pemakzulan red ) terhadap presiden Susilo Bambang yudhoyono, dan atau wakil presiden Boediono. Eka sendiri enggan berkomentar lebih jauh terkait hal politis ini, terkait alas an terhadap kemungkinan pemakzulan itu adalah Karena masih munculnya rasa kecewa sejumlah tokoh partai politik terhadap kekalahan mereka dalam pemilihan presiden 2009 yang dimenangkan Yudhoyono dan Boediono.

Masalah Inti yang akan di bahas

pada tanggal 14 November 2008 manajemen Bank century melaporkan ketidakmampuan bank dalam melayani permintaan dana oleh nasabah, serta ikut mengajaukan permohanan untuk mendapatkan fasilitas pendanaan darurat kepada Komite Stabilitas Sektor Keuangan ( KSSK ). Sebagai pemegang mandate UU, pemerintah bermaksud untuk mencegah krisis, tapi disisi lain yang dihadapi adalah bank yang kualitasnya seperti Bank Century. Pada tanggal 20 November 2008 Bank Indonesia melakukan penetapan status Bank Century menjadi bank gagal, mentri keuangan yang di jabat Sri Mulyani selaku ketua Kominite Stabilitas Sektro Keuangan ( KSSK ) mengadakan rapat untuk pembahsan nasip bank century, dalam rapat tersebut, BI diwakili oleh Gubernur BI yang dijabat oleh Boediono menyatakna bahwa rasio kecukupan modal atau capital Adequacy Ratio ( CAR ) Bank Century telah minus hingga 3,52 persen, dalam rapat tersebut akhirnya diputuskan untuk menyerahkan Bank Century kepada lembaga penjamin simpanan ( LPS ) yaitu dengan keputusan bailout terhadap Bank Century sebesar Rp 6,7 triliun. Badan pemeriksa keuangan ( BPK ) mencurigai adanya dugaan rekayasa untuk penambahan dana. Pihak pusat melaporkan dan analisis transaksi keuangan ( PPATK ) juga dicurigai berusaha untuk mentup nutupi data aliran dana tersebut, akan tetapi kemudian dibantah oleh Yunus Husein, kepala pusat pelaporan dan analisis transaksi keuangan ( PPATK ). Namun menurut saya setuju dengan BPK bahwa penyaluran modal sementara ( PMS ) oleh lembaga penjamin simpanan ( LPS ) kepada Bank Century patut dicurigai, karena saat itu adalah saat saat pemilu 2009, jadi bias saja dana tersebut di kamuflase sedemikian hingga dan akhirnya bisa dijadikan modal untuk pemilu 2009, karena pada saat itu Boediono sedang di calonkan seabagai wapres.Fokus pelaksanaan hak angket dalam kasus Bank Century antara lain untuk mengetahui sejauh mana pemerintah melaksanakan peraturan perundang undangan sampai akhirnya memutuskan untuk mencairkan dana sebesar Rp 6,7 triliun untuk Bank Century, dan juga mengapa bisa terjadi perubahan peraturan Bank Indonesia secara mendadak, keterlibatan Kabareskim Mabes Polri saat itu, Komjen Suasno Duadji, dalam pencairan dana nasabah Bank Century, dan kemungkinan terjadi konpirasi antara pemegang saham utama Bank Century dan otoritas prbankan dan keuangan pemerintah, menyelidiki mengapa bisa terjadi pembakakan dana talangan menjadi 6,76 triliun bagi Bank Century ? itulah yang harus di selidiki, sementara kita tahu bahwa Bank Century hanyalah sebuah bank swasta kecil yang sejak awal bermasalah, bahkan saat menerima bailout, bank ini dalam status pengawasan khusus lebih jauh lagi, panitia hak angket juga akan mengetahui sebrapa besar kerugian Negara akibat Bank Century. Kebijakan pemerintah menyelamatkan Bank Century dengan sendirinya dapat dijadikan sebagai objek dari hak angket DPR karena berdamapak luas pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara, apalagi kebijakan itu juga berkaitan dengan keuangan negara. Namun, apakah kebijakan itu benar - benar bertentangan dengan UU sebagaimana dugaan DPR, inilah yang harus dibuktikan melalui penggunaan hak angket itu. Dalam proses penyelidikan, panitia hak angket DPR dapat mengumpulkan fakta dan bukti bukan hanya dari kalangan pemrintah, tetapi dari siapa saja yang dianggap perlu, termasuk mereka yang dianggap ahli mengenai masalah yang diselidiki. Mereka wajib memenuhi panggilan panitia angket dan menjawab semua pertanyaan dan memberikan keterangan lengkap, termasuk penyerahan dokumen itu akan bertentangan dengan kepentingan negara. Mereka yagn dipanggil namun tidak datang tanpa alasan yang sah, dapat disandera selama lamanya seratus hari ( pasal 17 ayat 1 UU nomor 6 tahun 1945 ). Pengusulan hak angket Bank Century juga terkait dengan kesalahan struktur berpikir pemerintah. Pemerintah melupakan alamat amanat konstitusi bahwa salah satu tujuan di bentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, seperti termasuk dalam pembukaan UUD 1945 paragraf ke-4, ialah memajukan kesejahteraan umum. Di tengah badai krisisi ekonomi dan rentetan bencana alam ang terjadi di hampir seluruh wilayah RI, pemerintah malah memanjakan Bank Century.Sungguh sangat ironis.

Kesimpulan dan saranSaya selaku mahasiswa yang melihat kasus Century dari awal sampai akhir belum menemukan hasil yang sebenarnya yang dikeluarkan oleh Pansus Century. Sampai dengan informasi terakhir penanganan Kasus Hak Angket Bank Century yang sedang berjalan saya berpendapat bahwa DPR memang sudah seharusnya mengeluarkan hak angket terhadap kasus bank century yang disebut sebut sedang mengalami krisis global. Dan khususnya Pansus Hak Angket tersebut harus senantiasa bersikap se-objektif mungkin dalam menyelesaikan persoalan ini dan melihat fakta yang ada serta memamg fakta tersebut terbukti benar adanya dan tidak merupakan sebuah kebohongan untuk menjatuhkan salah satu pihak demi kepentingan pasus sendiri, sehingga nanti apa yang telah disampaikan oleh pansus bisa bertanggungjawabkan terhadap semua pihak yang terkait yang diduga bermasalah dengan keputusan untuk mengalirkan dana yang dikuncurkan kepada Bank Century pada saat itu.Kenapa Pemerintah harus Peduli dengan stabilitas keuangan?

Sistem keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian. Sebagai bagian dari sistem perekonomian, sistem keuangan berfungsi mengalokasikan dana dari pihak yang mengalami surplus kepada yang mengalami defisit. Apabila sistem keuangan tidak stabil dan tidak berfungsi secara efisien, pengalokasian dana tidak akan berjalan dengan baik sehingga dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Pengalaman menunjukkan, sistem keuangan yang tidak stabil, terlebih lagi jika mengakibatkan terjadinya krisis, memerlukan biaya yang sangat tinggi untuk upaya penyelamatannya.Pelajaran berharga pernah dialami Indonesia ketika terjadi krisis keuangan tahun 1998, dimana pada waktu itu biaya krisis sangat signifikan. Selain itu, diperlukan waktu yang lama untuk membangkitkan kembali kepercayaan publik terhadap sistem keuangan. Krisis tahun 1998 ini membuktikan bahwa stabilitas sistem keuangan merupakan aspek yang sangat penting dalam membentuk dan menjaga perekonomian yang berkelanjutan. Sistem keuangan yang tidak stabil cenderung rentan terhadap berbagai gejolak sehingga mengganggu perputaran roda perekonomian.Secara umum dapat dikatakan bahwa ketidakstabilan sistem keuangan dapat mengakibatkan timbulnya beberapa kondisi yang tidak menguntungkan seperti: Transmisi kebijakan moneter tidak berfungsi secara normal sehingga kebijakan moneter menjadi tidak efektif. Fungsi intermediasi tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya akibat alokasi dana yang tidak tepat sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi. Ketidakpercayaan publik terhadap sistem keuangan yang umumnya akan diikuti dengan perilaku panik para investor untuk menarik dananya sehingga mendorong terjadinya kesulitan likuiditas.Sangat tingginya biaya penyelamatan terhadap sistem keuangan apabila terjadi krisis yang bersifat sistemik.