balai besar rehabilitasi vokasional bina...

67
TAHUN ANGGARAN 2016 website: www.bbrvbd.kemsos.go.id, e-mail : [email protected], LAPORAN KINERJA BALAI BESAR REHABILITASI VOKASIONAL BINA DAKSA (BBRVBD) Balai Besar Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa (BBRVBD) Jl. SKB. No. 5, Karadenan, Cibinong, Bogor, tlp. 0251-8654702,8615105, Fax 8654701

Upload: others

Post on 22-Jan-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TAHUN ANGGARAN 2016

website: www.bbrvbd.kemsos.go.id, e-mail : [email protected],

LAPORAN KINERJA BALAI BESAR REHABILITASI

VOKASIONAL BINA DAKSA (BBRVBD)

Balai Besar Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa (BBRVBD) Jl. SKB. No. 5, Karadenan, Cibinong, Bogor, tlp. 0251-8654702,8615105, Fax 8654701

KATA PENGANTAR

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT, Laporan Kinerja (LAKIN) Balai

Besar Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa (BBRVBD) Cibinong Tahun 2016 dapat

diselesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Laporan ini menyampaikan informasi

tentang capaian kinerja BBRVBD sebagai wujud akuntabiltas dalam

penyelenggaraan kinerja BBRVBD tahun 2016.

Berdasarkan Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor:

54/HUK/2003 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar di Lingkungan

Departemen Sosial dan Peraturan Direktur Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi

Sosial Nomor 19/RPS-1/R/IX2004 tentang uraian tugas dan fungsi Pejabat Struktural

Eselon II, III dan IV Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Direktorat Jenderal

Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Balai Besar Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa

(BBRVBD) merupakan Unit Pelaksana Teknis yang berada langsung di bawah

Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial. Sesuai dengan kedudukan Balai Besar

Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa tersebut, maka BBRVBD memiliki tugas

melaksanakan rehabilitasi vokasional tingkat lanjut, pelatihan, pengkajian dan

pengembangan rehabilitasi vokasional penyandang tuna daksa.

Pada Tahun 2016, sasaran yang akan diukur sebanyak 4 sasaran dengan

Indkator Kinerja Utama (IKU) sebanyak 11 IKU. Pencapaian Indikator Kinerja Utama

tersebut dicapai melalui 6 Program BBRVBD Cibinong yaitu 1) Program Perluasan

dan Peningkatan Akses Penyelenggaraan Rehabilitasi Vokasional, 2) Program

Peningkatan Mutu Hasil Kajian dalam rangka Pengembangan Pelayanan dan

Peningkatan Kualitas Rehabilitasi, 3) Program Peningkatan Ketrampilan dan

Keahlian bagi Petugas Rehabilitasi, 4) Program Perluasan dan Peningkatan Kualitas

Tata Kelola Organisasi, 5) Program Pengembangan Sistem Karir, Peningkatan

Kompetensi dan Profesionalisme SDM BBRVBD, dan 6) Program Peningkatan

Sosialisasi dan Koordinasi Internal dan eksternal dalam rangka Pemenuhan

Kebutuhan Pelayanan, dengan anggaran sebesar Rp. 17.604.644.000,-.

Pencapaian target kinerja pada setiap IKU pada masing-masing sasaran

sesuai dengan Rencana dan Penetapan kinerja, analisis capaian kinerja, kendala

dan upaya untuk mengatasi kendala diuraikan dalam LAKIN ini sebagai bahan

akuntabilitas kinerja dan referensi untuk perbaikan pencapaian target kinerja tahun

berikutnya menjadi lebih baik.

Akhir kata, semoga Laporan Kinerja BBRVBD tahun 2016 ini dapat

memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan sebagai informasi

maupun evaluasi.

Bogor, Januari 2017 Kepala BBRVBD

Tutiek Haryati

IKHTISAR EKSEKUTIF

Berdasarkan Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor: 54/HUK/2003

tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar di Lingkungan Departemen Sosial

dan Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Nomor 19/RPS-

1/R/IX2004 tentang uraian tugas dan fungsi Pejabat Struktural Eselon II, III dan IV

Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi

Sosial, Balai Besar Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa (BBRVBD) merupakan Unit

Pelaksana Teknis yang berada langsung di bawah Direktur Jenderal Pelayanan dan

Rehabilitasi Sosial.

Pencapaian pengukuran kinerja BBRVBD yang tersusun dalam LAKIN ini

merupakan satu kesatuan dari pencapaian kinerja bagian dan bidang yang terdapat

di BBRVBD. Pencapaian kinerja tersebut terdiri atas pencapaian kinerja Bagian Tata

Usaha, kinerja Bidang Rehabilitasi Vokasional, kinerja Bidang Pelatihan Staf dan

juga kinerja Bidang Penelitian dan Pengembangan.

LAKIN Tahun 2016 ini secara garis besar berisikan informasi mengenai

rencana kinerja dan capaian kinerja pada tahun 2016. Penetapan kinerja tahun 2016

merupakan kinerja yang ingin dicapai selama tahun 2016. Capaian kinerja

merupakan perbandingan antara realisasi dengan target kinerja yang telah

ditetapkan dalam penetapan kinerja tahun 2016. Secara keseluruhan, hasil capaian

kinerja tahun 2016 menunjukkan, bahwa 4 sasaran strategis telah mencapai 100%.

Adapun Realisasi pencapaian sasaran BBRVBD yang diukur dengan

menggunakan indikator kinerja utama yang telah ditetapkan dapat dilihat dalam tabel

di bawah ini:

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2016 REALISASI 2016

TINGKAT CAPAIAN (%)

1. Meningkatnya dan meluasnya akses penyelenggaraan rehabilitasi vokasional

a. Jumlah penerima manfaat pelayanan rehabilitasi vokasional

85 penerima manfaat

85 penerima manfaat

100

b. Jumlah perluasan jangkauan pelayanan dan peningkatan kualitas pelayanan rehabilitasi vokasional bagi penyandang disabilitas fisik

160 penerima manfaat

160 penerima manfaat

100

2. Meningkatnya mutu hasil kajian dalam rangka pengembangan pelayanan dan peningkatan kualitas rehabilitasi

a. Jumlah penelitian dan pengkajian dalam rangka pengembangan pelayanan rehabilitasi vokasional bagi penyandang disabilitas

2 kajian 2 kajian 100

b. Jumlah kegiatan kajian monitoring dan evaluasi untuk pendayagunaan alumni

1 kajian 1 kajian 100

3. Meningkatnya ketrampilan dan keahlian bagi petugas rehabilitasi dalam pelaksanaan teknis pelayanan

a. Jumlah pelatihan bagi petugas rehabilitasi penyandang disabilitas fisik

2 pelatihan 2 pelatihan 100

b. Penyempurnaan sistem dan kualitas penyelenggaraan pelatihan bagi petugas rehabilitasi

2 modul 2 modul 100

4. Meningkatnya kualitas tata kelola organisasi

a. Pelaksanaan kebijakan melalui perencanaan, monitoring, evaluasi dan pengawasan pelaksanaan kinerja

5 dokumen 5 dokumen 100

b. Pelaksanaan sistem akuntabilitas kinerja dan mendorong peningkatan implementasinya pada seluruh bidang

5 laporan 5 laporan 100

c. Penataan dan pembinaan sumber daya manusia

2 laporan 2 laporan 100

d. Penyediaan fasilitas pelayanan dan operasional kinerja

25 laporan 25 laporan 100

e. Jumlah sosialisasi dan advokasi tentang pelayanan rehabilitasi vokasional

3 laporan 3 laporan 100

Sesuai dengan Rencana Kinerja tahun 2016, BBRVBD menetapkan 4

(empat) sasaran strategis. Selanjutnya sasaran strategis tersebut diwujudkan dalam

program rehabilitasi sosial dengan anggaran sebesar Rp. 17.604.644.000. Secara

keseluruhan dapat diinformasikan bahwa, hasil capaian kinerja BBRVBD tahun 2016

telah memenuhi 4 sasaran strategis yang ditargetkan.

Mencermati permasalahan atau kendala yang terdapat pada masing-

masing sasaran, secara umum kendala tersebut dapat diupayakan penyelesaiannya

dan sebagai referensi untuk perbaikan pelaksanaan program/kegiatan pada tahun

2017.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i IKHTISAR EKSEKUTIF .......................................................................................iii DAFTAR ISI .........................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

A. Latar Belakang ...........................................................................................1

B. Kerangka Pikir Penyelenggaraan Rehabilitasi Vokasional ........................2

C. Kedudukan Tugas dan Fungsi ...................................................................3

D. Struktur Organisasi ....................................................................................4

BAB II PERENCANAAN KINERJA .....................................................................6

A. ......................................................................................................................Ren

cana Strategis ............................................................................................6

B. ......................................................................................................................Pen

etapan / Perjanjian Kinerja ........................................................................9

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ...................................................................13

A. Capaian Kinerja .........................................................................................13

B. Analisis Capaian Kinerja 2016 ...................................................................22

C. Akuntabilitas Keuangan .............................................................................63

BAB IV PENUTUP ...............................................................................................65

LAMPIRAN ..........................................................................................................66

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan

untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita

bangsa bernegara. Dalam rangka tersebut, diperlukan pengembangan dan

penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan terukur sehingga

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung, secara

berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas

korupsi, kolusi dan nepotisme.

Dalam pasal 3 UU tersebut dinyatakan bahwa asas-asas umum

penyelengaraan negara meliputi asas kepastian hukum, asas tertib

penyelenggara negara, asas kepentingan umum, asas keterbukaan, asas

proporsionalisme, asas profesionalisme, dan asas akuntabilitas. Dalam

penjelasan mengenai pasal tersebut, dirumuskan bahwa asas akuntabilitas

adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari

kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada

masyarakat dan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Oleh sebab itu, diterbitkan Instruksi Presiden R.I Nomor 7 Tahun 1999

tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Inpres tersebut mewajibkan

setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan negara

untuk mempertanggungawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta

kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu perencanaan

strategis yang ditetapkan oleh masing-masing instansi.

Sebagai wujud dari perundang-undangan tersebut diterbitkan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29

Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah. Sebagai tindak lanjut dari keputusan tersebut, maka

disusunlah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar

Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa (BBRVBD) Tahun 2016 sebagai suatu

bentuk kewajiban Balai Besar Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa untuk

mempertanggungjawabkan kinerja pelaksanaan visi dan misi yang telah

ditetapkan dalam Rencana Strategis dan Rencana Kinerja tahun 2015-2019,

serta sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan kinerja Balai Besar

Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa tahun berikutnya.

B. Kerangka Pikir Penyelenggaraan Rehabilitasi Vokasional

Rehabilitasi orang dengan disabilitas adalah suatu proses untuk

meningkatkan fungsi penyandang disabilitas secara optimal dan membantu

proses integrasi sosialnya dengan cara menerapkan metode-metode di bidang

kedokteran, sosial, pendidikan, dan ketrampilan secara terkoordinasi,

berkombinasi, dan terpadu. Dengan definisi tersebut, rehabilitasi dianggap

sebagai salah satu cara integrasi untuk merubah kondisi sosial agar

penyandang disabilitas dapat bekerja sama sebagaimana masyarakat pada

umumnya. Rehabilitasi vokasional adalah sebagai upaya untuk menempatkan

penyandang disabilitas pada pekerjaan yang tepat, mempertahankan pekerjaan

tersebut, dan meningkatkan kondisi kehidupan melalui pekerjaan tersebut

sehingga penyandang disabilitas dapat berintegrasi atau kembali kepada

masyarakat.

Rehabilitasi vokasional bertujuan untuk memulihkan dan

mengembangkan kemampuan fisik, mental dan sosial penyandang disabilitas

agar ia mau dan mampu bekerja sesuai dengan tingkat kemampuan pendidikan,

minat dan pengalamannya sehingga mereka dapat mandiri dalam kehidupan

dan penghidupan masyarakat. Untuk mencapai tujuan dimaksud pemerintah

dalam hal ini Kementerian Sosial khususnya Balai Besar Rehabilitasi Vokasional

Bina Daksa (BBRVBD) Cibinong memberikan pelayanan rehabilitasi vokasional

yang proses pelayanannya melalui beberapa tahapan dimana hasil akhirnya

sangat ditentukan oleh kegiatan tahap-tahap sebelumnya. Tugas BBRVBD

Cibinong menurut pasal 2 Keputusan Menteri Sosial Nomor. 54 / HUK / 2003

tanggal 23 Juli 2003 adalah “melaksanakan rehabilitasi vokasional tingkat

lanjutan, pelatihan, pengkajian dan pengembangan rehabilitasi vokasional

penyandang tuna daksa yang berasal dari instansi yang menangani

masalah rehabilitasi sosial tuna daksa.”

Sejalan dengan tugas BBRVBD Cibinong tersebut, maka Visi dari

BBRVBD adalah sebagai Pusat unggulan rehabilitasi vokasional bagi

penyandang disabilitas fisik yang mengandung arti bahwa BBRVBD adalah

rujukan tertinggi pelayanan rehabilitasi vokasional bagi penyandang disabilitas

fisik dari semua panti dan non panti yang ada di Indonesia. Sehubungan dengan

hal tersebut, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial penyandang

disabilitas yang berbeda jenis disabilitasnya diperlukan pelayanan rehabilitasi

secara optimal. Salah satu jenis pelayanan rehabilitasi tersebut adalah

pelayanan rehabilitasi vokasional yang diberikan kepada penyandang disabilitas

fisik adalah merupakan keterampilan kerja tingkat lanjutan dengan waktu

pelatihan selama 9 bulan ditambah praktek belajar kerja 1,5 bulan setiap

angkatannya. Dengan diberikannya latihan keterampilan kerja tersebut,

diharapkan penyandang disabilitas fisik ini akan dapat menjadi tenaga yang

terampil atau professional, dapat bekerja sesuai dengan keterampilan yang

dimiliki.

C. Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor:

54/HUK/2003 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar di Lingkungan

Departemen Sosial dan Peraturan Direktur Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi

Sosial Nomor 19/RPS-1/R/IX2004 tentang uraian tugas dan fungsi Pejabat

Struktural Eselon II, III dan IV Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Direktorat

Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Balai Besar Rehabilitasi Vokasional

Bina Daksa (BBRVBD) merupakan Unit Pelaksana Teknis yang berada

langsung di bawah Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial. maka kedudukan,

tugas fungsi BBRVBD sebagai berikut :

1. Kedudukan

Balai Besar Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa (BBRVBD) dipimpin oleh

Kepala BBRVBD dan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI.

2. Tugas

BBRVBD memiliki tugas melaksanakan rehabilitasi vokasional tingkat lanjut,

pelatihan, pengkajian dan pengembangan rehabilitasi vokasional penyandang

tuna daksa.

3. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas tersebut, BBRVBD menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan penyusunan rencana dan program, evaluasi dan

penyusunan laporan pelayanan dan rehabilitasi vokasional tingkat lanjut

penyandang tuna daksa.

b. Pelaksanaan rehabilitasi vokasional.

c. Pelaksanaan pelatihan ketrampilan alat bantu rehabilitasi serta

ketrampilan umum bagi petugas rehabilitasi.

d. Pelaksanaan pengkajian dan pengembangan metode dan pelaksanaan

rehabilitasi vokasional, pelatihan instruktur, resosialisasi dan bimbingan

lanjut.

e. Pengelolaan urusan tata usaha.

D. Struktur Organisasi

Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, maka struktur

organisasi BBRVBD adalah:

1. Kepala Bagian Tata Usaha, bertugas melakukan urusan umum, penyusunan

rencana dan program, urusan kepegawaian dan keuangan, evaluasi dan

pelaporan, ketatausahaan, perlengkapan dan rumah tangga serta

kehumasan. Berfungsi untuk pelaksanaan urusan umum, pelaksanaan urusan

kepegawaian dan pelaksanaan urusan keuangan.

2. Kepala Bidang Rehabilitasi Vokasional, bertugas melaksanakan perencanaan

dan evaluasi program rehabilitasi vokasional, pelatihan vokasional,

resosialisasi dan pembinaan lanjut. Berfungsi untuk pelaksanaan

perencanaan dan evaluasi program rehabilitasi vokasional, pelaksanaan

pelatihan dan pelaksanaan resosialisasi dan pembinaan lanjut.

3. Kepala Bidang Pelatihan, bertugas melaksanakan kegiatan perencana

program, pelatihan ketrampilan alat bantu rehabilitasi dan pelatihan

ketrampilan umum serta evaluasi pelatihan. Berfungsi untuk pelaksanaan

perencanaan program dan evaluasi pelatihan, pelaksanaan pelatihan

ketrampilan alat bantu rehabilitasi dan pelaksanaan pelatihan ketrampilan

umum.

4. Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan, bertugas melaksanakan

kegiatan penelitian dan pengembangan bidang rehabilitasi vokasional.

Berfungsi untuk pelaksanaan penelitian dan pengembangan vokasional,

pelaksanaan penelitian dan pengembangan instruktur, pelaksanaan penelitian

dan pengembangan resosialisasi dan pembinaan lanjut.

Struktur Organisasi BBRVBD

KEPALA

BIDANG

REHABILITASI VOKASIONAL

SEKSI PERENCANAAN DAN EVALUASI

PROGRAM

SEKSI

PELATIHAN

VOKASIONAL SEKSI

RESOSIALISASI DAN

PEMBINAAN LANJUT

BIDANG

PELATIHAN

SEKSI PERENCANAAN DAN EVALUASI

PROGRAM

SEKSI PELATIHAN

KETRAMPILAN

ALAT BANTU

SEKSI

PELATIHAN KETERAMPILAN

UMUM

BIDANG

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

SEKSI

LITBANG REHABILITASI

VOKASIONAL

SEKSI

LITBANG INSTRUKTUR

SEKSI LITBANG

RESOSIALISASI DAN

PEMBINAAN LANJUT

BAGIAN TATA USAHA

SUB BAGIAN

KEPEGAWAIAN

SUB BAGIAN UMUM

SUB BAGIAN KEUANGAN

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

INSTALASI SHELTER WORKSHOP

INSTALASI PERPUSTAKAAN

Sumber : Kepmensos RI No.54/HUK/2003

BAB II PERENCANAAN KINERJA

A. Rencana Strategis

Rencana Strategis BBRVBD dengan Keputusan Kepala BBRVBD tentang

Rencana Strategis Balai Besar Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa (BBRVBD).

Adapun uraian secara ringkas Rencana Strategis BBRVBD adalah sebagai

berikut :

1. Visi

Visi BBRVBD adalah :

Visi ini mengandung arti bahwa BBRVBD menjadi lembaga yang profesional

di dalam melaksanakan rehabilitasi vokasional bina daksa yang menghaslkan

output berupa tenaga kerja penyandang disabilitas fisik yang profesional juga

sehingga memiliki kemampuan untuk bersaing dalam mendapatkan pekerjaan

yang layak pada pasaran kerja yang terbuka.

2. Misi

Dalam mewujudkan visi tersebut, BBRVBD menetapkan 4 (empat) misi yang akan

dilakukan secara konsisten yaitu :

a. Menyelenggarakan rehabilitasi vokasional bagi penyandang disabilitas

fisik;

b. Memberikan kontribusi dalam pengembangan program rehabilitasi

vokasional melalui kegiatan kajian;

“Terwujudnya Lembaga Pelayanan Rehabilitasi Vokasional yang

Profesional dalam mempersiapkan calon tenaga kerja penyandang

disabilitas fisik yang memiliki daya saing”

c. Mempersiapkan sumber daya manusia yang profesional dalam

mendukung keberhasilan pelayanan rehabilitasi vokasional;

d. Menyediakan sumber daya manusia, anggaran, sarana prasarana dan

perencanaan yang baik untuk mendukung rehabilitasi vokasional.

3. Tujuan

Berdasarkan visi dan misi tersebut, BBRVBD menetapkan 6 (enam) tujuan yang

akan dicapai dalam jangka waktu sampai 2019, yaitu :

a. Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam penyelenggaraan

kepemerintahan;

b. Mempersiapkan calon tenaga kerja penyandang disabilitas yang

berkualitas dan berkompeten melalui rehabilitasi vokasional untuk

mencapai keberfungsian sosial;

c. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia di lingkungan

BBRVBD;

d. Meningkatkan kemampuan, ketrampilan dan keahlian petugas rehabilitasi;

e. Meningkatkan kualitas dan pengembangan pelayanan rehabilitasi melalui

penelitian/kajian;

f. Mendukung pelaksanaan tugas dan administrasi pemerintahan secara

lebih efektif dan efisien.

4. Sasaran Strategis

Dalam mencapai tujuan tersebut, BBRVBD menetapkan 4 (empat) sasaran strategis

yang akan dicapai secara tahunan selama periode Rencana Strategis, yaitu :

a. Meningkatnya dan meluasnya akses penyelenggaraan rehabilitasi

vokasional;

b. Meningkatnya mutu hasil kajian dalam rangka pengembangan pelayanan

dan peningkatan kualitas rehabilitasi;

c. Meningkatnya ketrampilan dan keahlian bagi petugas rehabilitasi dalam

pelaksanaan teknis pelayanan;

d. Meningkatnya kualitas tata kelola organisasi.

Penetapan sasaran dirumuskan lebih spesifik, terukur, berorientasi pada

hasil, dapat dicapai, dan yang akan dicapai secara tahunan. Dalam mencapai

sasaran strategis telah dirumuskan indikator kinerja sebagai alat ukur

keberhasilan pencapaian sasaran strategis.

B. Penetapan/Perjanjian Kinerja

Tahun 2016 merupakan tahun ke-2 (Ke Dua) pada pelaksanaan Rencana

Strategis BBRVBD tahun 2015-2019, yang berkesinambungan dalam

melaksanakan program dan kegiatan yang telah ditetapkan, termasuk di

dalamnya adalah Perencanaan Kinerja Tahun 2016 yang merupakan proses

perencanaan kinerja yang didokumentasikan dalam rencana kinerja tahunan.

Penyusunan rencana kinerja ini dilakukan seiring dengan agenda

penyusunan dan kebijakan anggaran. Setelah anggaran tahun 2016 ditetapkan

maka disusunlah Penetapan Kinerja 2016 yang merupakan komitmen BBRVBD

untuk dicapai pada tahun tersebut.

Secara umum tujuan Penetapan Kinerja/Perjanjian Kinerja BBRVBD Tahun

2016, antara lain:

1. Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur di lingkungan

BBRVBD;

2. Mendorong komitmen pegawai untuk melaksanakan tugas yang diterima dan

terus meningkatkan kinerjanya;

3. Menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur di

lingkungan BBRVBD;

4. Menilai adanya keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan dan

sasaran organisasi, agar dapat ditindaklunjuti ke depan.

Sasaran Strategis, indikator kinerja utama dan target kinerja tahun 2016

dapat dijelaskan sebagaimana tabel berikut:

SASARAN STRATEGIS, INDIKATOR KINERJA UTAMA DAN TARGET KINERJA TAHUN 2016

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target 2016

1. Meningkatnya dan meluasnya akses penyelenggaraan rehabilitasi vokasional

a. Jumlah penerima manfaat pelayanan rehabilitasi vokasional

85 penerima manfaat

b. Jumlah perluasan jangkauan pelayanan dan peningkatan kualitas pelayanan rehabilitasi vokasional bagi penyandang disabilitas fisik

160 penerima manfaat

2. Meningkatnya mutu hasil kajian dalam rangka pengembangan pelayanan dan peningkatan kualitas rehabilitasi

a. Jumlah penelitian dan pengkajian dalam rangka pengembangan pelayanan rehabilitasi vokasional bagi penyandang disabilitas

2 kajian

b. Jumlah kegiatan kajian monitoring dan evaluasi untuk pendayagunaan alumni

1 kajian

3. Meningkatnya ketrampilan dan keahlian bagi petugas rehabilitasi dalam pelaksanaan teknis pelayanan

a. Jumlah pelatihan bagi petugas rehabilitasi penyandang disabilitas fisik

2 pelatihan

b. Penyempurnaan sistem dan kualitas penyelenggaraan pelatihan bagi petugas rehabilitasi

2 modul

4. Meningkatnya kualitas tata kelola organisasi

a. Pelaksanaan kebijakan melalui perencanaan, monitoring, evaluasi dan pengawasan pelaksanaan kinerja

5 dokumen

b. Pelaksanaan sistem akuntabilitas kinerja dan mendorong peningkatan implementasinya pada seluruh bidang

5 laporan

c. Penataan dan pembinaan sumber daya manusia

2 laporan

d. Penyediaan fasilitas pelayanan dan operasional kinerja

25 laporan

e. Jumlah sosialisasi dan advokasi tentang pelayanan rehabilitasi vokasional

3 laporan

1. Sasaran meningkatnya dan meluasnya akses penyelenggaraan

rehabilitasi vokasional

Rencana capaian kinerja program dan kegiatan dari sasaran meningkatnya

dan meluasnya akses penyelenggaraan rehabilitasi vokasional dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Jumlah penerima manfaat pelayanan rehabilitasi vokasional

Target capaian kinerja dari Indikator Kinerja Utama Jumlah penerima

manfaat pelayanan rehabilitasi vokasional pada tahun 2016 sebanyak 85

penerima manfaat dari target kinerja yang ditetapkan pada Penetapan

Kinerja (PK) sebanyak 85 penyandang disabilitas fisik yang tersebar di

wilayah Indonesia. Penyelenggaraan rehabilitasi vokasional di BBRVBD

merupakan ujung tombak dari instansi ini. Hal itu dimaksudkan agar

penyandang disabilitas memiliki ketrampilan yang memadai agar

mendapatkan pekerjaan yang layak untuk kehidupannya sehingga

mereka bisa mandiri. Di dalam penyelenggaraannya, BBRVBD juga

menyalurkan lulusannya ke perusahaan-perusahaan yang telah menjadi

mitra dalam penyaluran tenaga kerja penyandang disabilitas.

b. Jumlah perluasan jangkauan pelayanan dan peningkatan kualitas

pelayanan rehabilitasi vokasional bagi penyandang disabilitas fisik

Target capaian kinerja dari indikator kinerja utama Jumlah perluasan

jangkauan pelayanan dan peningkatan kualitas pelayanan rehabilitasi

vokasional bagi penyandang disabilitas fisik akan dicapai melalui 2

kegiatan yaitu Tim Reaksi Cepat dengan target sebesar 70 orang dan

kegiatan yang kedua yatitu kegiatan penjangkauan/outreaching dengan

target yang ditetapkan sebanyak 90 penerima manfaat, dari target kinerja

yang ditetapkan pada Penetapan Kinerja (PK) sebanyak 160 penerima

manfaat.

2. Sasaran meningkatnya mutu hasil kajian dalam rangka pengembangan pelayanan dan peningkatan kualitas rehabilitasi Rencana capaian kinerja program dan kegiatan dari sasaran meningkatnya

mutu hasil kajian dalam rangka pengembangan pelayanan dan peningkatan

kualitas rehabilitasi dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Jumlah penelitian dan pengkajian dalam rangka pengembangan pelayanan

rehabilitasi vokasional bagi penyandang disabilitas

Target capaian kinerja dari indikator kinerja utama Jumlah penelitian dan

pengkajian dalam rangka pengembangan pelayanan rehabilitasi vokasional

bagi penyandang disabilitas akan dicapai melalui program peningkatan

mutu hasil kajian dalam rangka pengembangan pelayanan dan

peningkatan kualitas rehabilitasi dari target kinerja yang ditetapkan pada

Penetapan Kinerja (PK) sebanyak 2 kajian yaitu:

1) Kajian Potensi Penyandang Disabilitas, dengan judul “kajian

Penguatan Sistem Jejaring dalam Penerimaan Calon Penerima

Manfaat BBRVBD di 3 (tiga) Provinsi”.

2) Kajian Metodologi Pembelajaran, dengan judul “kajian Training Need

Analysis (TNA) Bagi Petugas Rehabilitasi di Balai/Panti Rehabilitasi

Penyandang Disabilitas Tubuh”, yang dilaksanakan di 6 (enam)

Provinsi.

b. Jumlah kegiatan kajian monitoring dan evaluasi untuk pendayagunaan

alumni

Target capaian kinerja dari indikator kinerja utama Jumlah kegiatan kajian

monitoring dan evaluasi untuk pendayagunaan alumni, target kinerja yang

ditetapkan pada Penetapan Kinerja (PK) sebanyak 1 kajian yaitu Kajian

Kesiapan Mental Alumni di Dunia Kerja.

3. Sasaran meningkatnya ketrampilan dan keahlian bagi petugas rehabilitasi dalam pelaksanaan teknis pelayanan Rencana capaian kinerja program dan kegiatan dari sasaran Meningkatnya

ketrampilan dan keahlian bagi petugas rehabilitasi dalam pelaksanaan teknis

pelayanan dapat dijelaskan sebagai berikut;

a. Jumlah pelatihan bagi petugas rehabilitasi penyandang disabilitas fisik

Target capaian kinerja dari indikator kinerja utama Jumlah pelatihan bagi

petugas rehabilitasi penyandang disabilitas fisik akan dicapai melalui

Program peningkatan ketrampilan dan keahlian bagi petugas rehabilitasi

pada Penetapan Kinerja (PK) dengan target sebanyak 2 pelatihan

sebanyak 40 orang yaitu:

1) Pelatihan Pengembangan Kompetensi Teknis Instruktur

2) Pelatihan On The Job Training/Magang Instruktur BBRVBD Ke

Perusahaan

b. Penyempurnaan sistem dan kualitas penyelenggaraan pelatihan bagi

petugas rehabilitasi

Target capaian kinerja dari indikator kinerja utama Penyempurnaan sistem

dan kualitas penyelenggaraan pelatihan bagi petugas rehabilitasi akan

dicapai melalui Program peningkatan ketrampilan dan keahlian bagi

petugas rehabilitasi yang ditetapkan pada Penetapan Kinerja (PK) dengan

target sebanyak 2 kegiatan yaitu:

1) Penyusunan dan Pengembangan Modul Pelatihan Pengembangan

Kompetensi Teknis Instruktur

2) Penyusunan Buku Pedoman On The Job Training/Magang Instruktur

4. Sasaran meningkatnya kualitas tata kelola organisasi

Rencana capaian kinerja program dan kegiatan dari sasaran Meningkatnya

kualitas tata kelola organisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pelaksanaan kebijakan melalui perencanaan, monitoring, evaluasi dan

pengawasan pelaksanaan kinerja

Target capaian kinerja dari indikator kinerja utama Pelaksanaan kebijakan

melalui perencanaan, monitoring, evaluasi dan pengawasan pelaksanaan

kinerja akan dicapai melalui program perluasan dan peningkatan kualitas

tata kelola organisasi dari target kinerja yang ditetapkan pada Penetapan

Kinerja (PK) dengan target 3 kegiatan yaitu:

1) penyusunan rencana kerja dan anggaran

2) review kurikulum pelatihan vokasional dalam proses rehabilitasi

vokasional

3) koordinasi dan sosialisasi rehabilitasi vokasional.

b. Pelaksanaan sistem akuntabilitas kinerja dan mendorong peningkatan

implementasinya pada seluruh bidang

Target capaian kinerja dari indikator kinerja utama Pelaksanaan sistem

akuntabilitas kinerja dan mendorong peningkatan implementasinya pada

seluruh bidang akan dicapai melalui program perluasan dan peningkatan

kualitas tata kelola organisasi yang ditetapkan pada Penetapan Kinerja

(PK) melalui 5 kegiatan yaitu:

1) pelaksanaan akuntansi keuangan negara

2) pelaksanaan inventaris kekayaan negara

3) penyusunan LAKIP

4) review program rehabilitasi vokasional

5) evaluasi kegiatan rehabilitasi vokasional.

c. Penataan dan pembinaan sumber daya manusia

Target capaian kinerja dari indikator kinerja utama Penataan dan

pembinaan sumber daya manusia akan dicapai melalui program

pengembangan sistem karir, peningkatan kompetensi dan profesionalisme

SDM BBRVBD yang ditetapkan pada Penetapan Kinerja (PK) melalui 2

kegiatan yaitu:

1) persiapan analisa jabatan dan ABK BBRVBD

2) pembinaan administrasi pengelolaan kepegawaian.

d. Penyediaan fasilitas pelayanan dan operasional kinerja

Target capaian kinerja dari indikator kinerja utama Penyediaan fasilitas

pelayanan dan operasional kinerja akan dicapai melalui program perluasan

dan peningkatan kualitas tata kelola organisasi yang ditetapkan pada

Penetapan Kinerja (PK) melalui 16 kegiatan yaitu:

1) pembayaran gaji dan tunjangan

2) pengadaan bahan makan petugas piket

3) pengadaan pakaian kerja/seragam

4) pemeliharaan/perawatan buku perpustakaan

5) pemeliharaan gedung bangunan kantor,

6) perbaikan peralatan kantor

7) perawatan kendaraan bermotor roda 4

8) perawatan kendaraan bermotor roda 6

9) perawatan kendaraan bermotor roda 2

10) perawatan sarana gedung

11) langganan daya dan jasa

12) pemeliharaan instalasi daya dan jasa

13) penyelenggaraan keamanan dan kebersihan

14) pelayanan jasa pos/giro/sertifikat

15) operasional perkantoran dan pimpinan

16) rehabilitasi gedung dan bangunan (rehabilitasi koridor utama)

e. Jumlah sosialisasi dan advokasi tentang pelayanan rehabilitasi vokasional

Target capaian kinerja dari indikator kinerja utama Jumlah sosialisasi dan

advokasi tentang pelayanan rehabilitasi vokasional akan dicapai melalui

program peningkatan sosialisasi dan koordinasi internal dan eksternal

dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan dari target kinerja yang

ditetapkan pada Penetapan Kinerja (PK) dengan target sebanyak 3

kegiatan yaitu:

1) sosialisasi rehabilitasi vokasional dalam penempatan tenaga kerja

penyandang disabilitas di dunia usaha

2) pameran/visualisasi/publikasi dan promosi

3) konsultasi keluarga.

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA

Berikut ini disampaikan hasil pengukuran pencapaian sasaran strategis

BBRVBD Cibinong tahun 2016 yang realisasinya diukur dengan

membandingkan Target Capaian Kinerja yang telah ditetapkan dalam

Penetapan Kinerja BBRVBD tahun 2016 dengan realisasi capaian kinerja tahun

2016. Tingkat capaian kinerja berdasarkan hasil pengukurannya dapat

diilustrasikan sebagai berikut:

PENGUKURAN KINERJA 2016

SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA

UTAMA

TARGET 2016 REALISASI

2016

TINGKAT

CAPAIAN

(%)

1. Meningkatnya dan meluasnya akses penyelenggaraan rehabilitasi vokasional

a. Jumlah penerima manfaat pelayanan rehabilitasi vokasional

85 penerima manfaat

85 penerima manfaat

100

b. Jumlah perluasan jangkauan pelayanan dan peningkatan kualitas pelayanan rehabilitasi vokasional bagi penyandang disabilitas fisik

160 penerima manfaat

160 penerima manfaat

100

2. Meningkatnya mutu hasil kajian dalam rangka pengembangan pelayanan dan peningkatan kualitas rehabilitasi

a. Jumlah penelitian dan pengkajian dalam rangka pengembangan pelayanan rehabilitasi vokasional bagi penyandang disabilitas

2 kajian 2 kajian 100

b. Jumlah kegiatan kajian monitoring dan evaluasi untuk pendayagunaan alumni

1 kajian 1 kajian 100

3. Meningkatnya ketrampilan dan keahlian bagi petugas rehabilitasi dalam pelaksanaan teknis pelayanan

a. Jumlah pelatihan bagi

petugas rehabilitasi

penyandang disabilitas

fisik

2 pelatihan 2 pelatihan 100

b. Penyempurnaan sistem

dan kualitas

penyelenggaraan

pelatihan bagi petugas

rehabilitasi

2 modul 2 modul 100

4. Meningkatnya kualitas tata kelola organisasi

a. Pelaksanaan kebijakan melalui perencanaan, monitoring, evaluasi dan pengawasan pelaksanaan kinerja

5 dokumen 5 dokumen 100

b. Pelaksanaan sistem akuntabilitas kinerja dan mendorong peningkatan implementasinya pada seluruh bidang

5 laporan 5 laporan 100

c. Penataan dan pembinaan sumber daya manusia

2 laporan 2 laporan 100

d. Penyediaan fasilitas pelayanan dan operasional kinerja

25 laporan 25 laporan 100

e. Jumlah sosialisasi dan advokasi tentang pelayanan rehabilitasi vokasional

3 laporan 3 laporan 100

Adapun pengukuran kinerja pada indikator kinerja utama pada masing-masing

sasaran sebagai berikut :

1. Sasaran 1 : Meningkatnya dan meluasnya akses penyelenggaraan

rehabilitasi vokasional dicapai melalui 2 (dua) indikator kinerja utama yaitu :

a. Jumlah penerima manfaat pelayanan rehabilitasi vokasional

Target kinerja indikator kinerja utama dicapai melalui kegiatan :

1) Assesmen diikuti oleh 120 orang yang berasal dari PSBD Makassar,

PSBD Medan, PSBD Palembang dan dari berbagai propinsi di wilayah

Indonesia.

2) Penerimaan dan registrasi calon kelayan yang dinyatakan lulus

sebanyak 95 orang dan yang diterima sebagai kelayan BBRVBD

sebanyak 85 orang dengan 10 orang sebagai cadangan.

3) Pemanggilan kelayan BBRVBD sebanyak 85 orang yang berasal dari

berbagai wilayah propinsi di Indonesia.

4) Orientasi pengenalan balai dilaksanakan agar para kelayan baru dapat

lebih mengenal BBRVBD dan juga saling mengenal antar sesama

kelayan sehingga kegiatan belajar dapat terlaksana dengan baik.

Kegiatan ini diikuti oleh 85 orang.

5) Pelatihan vokasional yang dilakukan selama 9 bulan yang di dalamnya

terdapat pembelajran secara teoritis dan juga praktek langsung

menggunakan peralatan yang tersedia di BBRVBD. Terdiri dari 6

ketrampilan umum yaitu, ketrampilan penjahitan, komputer, desain

grafis, elektronika, pekerjaan logam dan otomotif.

6) Widyawisata dilakukan agar para kelayan tidak jenuh di dalam

mengikuti pelatihan vokasional di BBRVBD, sehingga mereka

mendapatkan hiburan dan bisa kembali mengikuti pelatihan.

7) Terapi kelompok, dilakukan agar permasalahan yang timbul pada saat

mengikuti pelatihan vokasional dapat diselesaikan secara baik, untuk

masalah individu maupun kelompok sehingga hal tersebut tidak

menjadi gangguan dalam pelaksanaan proses pelatihan vokasional di

BBRVBD Cibinong.

8) Konsultasi keluarga dilakukan dengan maksud agar permasalahan

yang yang dihadapi beberapa kelayan pada saat mengikuti pelatihan

vokasional dapat terselesaikan dengan baik, terutama yang berkaitan

dengan keluarga agar tidak terjadi kesalahpahaman.

9) Bimbingan mental, fisik dan sosial dilakukan agar kelayan BBRVBD

mempunyai mental yang bagus dan juga dapat menyalurkan hobi

sesuai dengan keinginannya sehingga keberadaan di BBRVBD tidak

terasa jenuh bagi mereka dan pada akhirnya dapat menyelesaikan

pelatihan vokasional di BBRVBD.

10) Tes evaluasi hasil pelatihan vokasional diberikan kepada kelayan

BBRVBD yang telah selesai mengikuti rehabilitasi vokasional di

BBRVBD untuk mengukur tingkat keberhasilan masing-masing

kelayan.

11) Pembinaan lanjut dilakukan untuk alumni BBRVBD yang telah

mendapatkan pekerjaan di tahun sebelumnya untuk melihat

keberlanjutan dari pelaksanaan rehabilitasi vokasional.

12) Penjajagan penyaluran kerja dilakukan di lokasi-lokasi sentra industri

di sekitar Jawa Barat dan juga Jabodetabek.

13) Bimbingan kewiraswastaan dilakukan untuk menyiapkan kelayan

BBRVBD agar dapat terjun ke dunia kerja dengan persaingan yang

ketat, sehingga mereka memiliki modal yang kuat sebelumnya.

14) Praktek belajar kerja dilakukan agar kelayan BBRVBD mempunyai

pengalaman kerja di dunia nyata, sehingga mereka memiliki modal

dan gambaran sebelum mereka benar-benar terjun ke dunia kerja.

15) Penyaluran dan pemulangan kelayan, dilakukan setelah semua

kegiatan pelatihan vokasional di BBRVBD telah selesai dilaksanakan.

Untuk tahun 2015 sebanyak 50 kelayan telah diterima bekerja

perusahaan atau sebesar 58%.

b. Jumlah perluasan jangkauan pelayanan dan peningkatan kualitas

pelayanan rehabilitasi vokasional bagi penyandang disabilitas fisik

Target kinerja indikator kinerja utama dicapai melalui kegiatan Tim Reaksi

Cepat dengan sasaran sebanyak 70 orang dan juga

Penjangkauan/Outreaching dengan sasaran sebanyak 90 orang di 3

wilayah yaitu Aceh, dan Kabupaten Wonogiri.

2. Sasaran 2 : Meningkatnya mutu hasil kajian dalam rangka pengembangan

pelayanan dan peningkatan kualitas rehabilitasi dicapai melalui 2 (dua)

indikator kinerja utama yaitu :

a. Jumlah penelitian dan pengkajian dalam rangka pengembangan

pelayanan rehabilitasi vokasional bagi penyandang disabilitas yang terdiri

dari 2 kajian.

Judul kajian di atatas adalah :

1) Penguatan Jejaring Untuk Sistem Penerimaan Calon Penerima

Manfaat BBRVBD di 3 Provinsi.

2) Training Need Analysis (TNA) bagi Petugas Rehabilitasi, yang

dilaksanakan di 6 Provinsi.

b. Jumlah kegiatan kajian monitoring dan evaluasi untuk pendayagunaan

alumni melalui 1 kajian.

Judul kajianya adalah : Kesiapan Mental Alumni BBRVBD di Dunia Kerja,

yang dilaksanakan di 7 Provinsi, (8 Kabupaten/Kota).

3. Sasaran 3 : Meningkatnya ketrampilan dan keahlian bagi petugas rehabilitasi

dalam pelaksanaan teknis pelayanan melalui 2 (dua) indikator kinerja utama,

yaitu:

a. Jumlah pelatihan bagi petugas rehabilitasi penyandang disabilitas fisik

dengan target 2 kegiatan pelatihan.

Nama kegiatan pelatihan di atas adalah :

1) Pelatihan Pengembangan Kompetensi Teknis Instruktur

2) Pelatihan On The Job Training/Magang Instruktur BBRVBD Ke

Perusahaan

b. Penyempurnaan sistem dan kualitas penyelenggaraan pelatihan bagi

petugas rehabilitasi melalui 2 kegiatan, yaitu :

1) Penyusunan dan Pengembangan Modul Pelatihan Pengembangan

Kompetensi Teknis Instruktur

2) Penyusunan Buku Pedoman On The Job Training/Magang Instruktur

4. Sasaran 4 : Meningkatnya kualitas tata kelola organisasi dicapai melalui 5

indikator kinerja kegiatan yaitu:

a. Pelaksanaan kebijakan melalui perencanaan, monitoring, evaluasi dan

pengawasan pelaksanaan kinerja melalui 5 kegiatan.

b. Pelaksanaan sistem akuntabilitas kinerja dan mendorong peningkatan

implementasinya pada seluruh bidang dengan target 5 kegiatan.

c. Penataan dan pembinaan sumber daya manusia dengan 2 kegiatan.

d. Penyediaan fasilitas pelayanan dan operasional kinerja melalui 25

kegiatan.

e. Jumlah sosialisasi dan advokasi tentang pelayanan rehabilitasi vokasional

dengan 3 kegiatan.

B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA 2016

Capaian kinerja sasaran maupun capaian kinerja kegiatan BBRVBD tahun

2016 menunjukkan hasil yang sangat baik dengan capaian kinerja rata-rata

100%. Hal ini menunjukkan bahwa BBRVBD telah dapat melaksanakan tugas

dan fungsi dengan baik. Analisis capaian kinerja sasaran BBRVBD tahun 2016

dijelaskan sebagai berikut:

SASARAN 1 MENINGKATNYA DAN MELUASNYA AKSES PENYELENGGARAAN REHABILITASI VOKASIONAL

Sasaran strategis 1, yaitu “Meningkatnya dan Meluasnya Akses

Penyelenggaraan Rehabilitasi Vokasional” dicapai melalui 2 indikator kinerja

utama, pertama: “Jumlah penerima manfaat pelayanan rehabilitasi

vokasional” dan kedua: “Jumlah perluasan jangkauan pelayanan dan

peningkatan kualitas pelayanan rehabilitasi vokasional bagi penyandang

disabilitas fisik”. Penjelasan capaian kinerja dari indikator kinerja tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Jumlah penerima manfaat pelayanan rehabilitasi vokasional

Pengertian dari indikator kinerja utama penerima manfaat pelayanan

rehabilitasi vokasional adalah penyandang disabilitas fisik yang memenuhi

persyaratan yang telah ditetapkan oleh BBRVBD untuk mengikuti rehabilitasi

vokasional di BBRVBD selama total 11 bulan yang terdiri dari 9 bulan

pelatihan vokasional di BBRVBD dan 2 bulan Praktek Belajar Kerja di

perusahaan-perusahaan dan intansi lainnya.

Capaian target penerima manfaat pelayanan rehabilitasi vokasional di

BBRVBD sebanyak 85 penerima manfaat dengan realisasi sebesar 100%.

Adapun kegiatan pendukung untuk mewujudkan capaian kegiatan tersebut

dapat dijelaskan sebagai berikut:

Capaian Kinerja IKU Jumlah Penerima Manfaat Pelayanan Rehabilitasi Vokasional Tahun 2016

Upaya rehabilitasi vokasional yang dilaksanakan oleh BBRVBD bagi

penyandang disabilitas daksa melalui beberapa pelatihan keterampilan kerja.

Pelatihan yang diikuti oleh penerima manfaat yaitu: penjahitan, komputer,

pekerjaan logam, otomotif, elektronika dan desain grafis/percetakan bagi

Orang Dengan Disabilitas Tubuh dengan target 85 orang pada tahun 2016,

dan membantu menyalurkan mereka untuk dapat bekerja di perusahaan.

Sehingga usaha negara untuk memenuhi hak-hak penyandang disabilitas

dapat terpenuhi. Dilihat dari sudut pandang Output, realisasi dari kegiatan

rehabilitasi vokasional di BBRVBD tahun 2016 ini dapat dikatakan berhasil

mencapai 100% yaitu dapat memberikan rehabilitasi vokasional kepada

penyandang disabilitas tubuh dan rungu wicara sebanyak 85 orang, dalam hal

ini maka output dari rehabilitasi vokasional di BBRVBD tahun 2016 tercapai.

Selanjutnya outcome yang dimaksud disini adalah nilai hasil evaluasi

penerima manfaat setelah mengikuti seluruh proses rehabilitasi vokasional di

BBRVBD. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, dapat disimpukan

bahwa realisasi outcome sebanyak 75 orang penerima manfaat di BBRVBD

mendapatkan akumulasi nilai baik atau dengan prosentase sebesar 88% dari

jumlah seluruh penerima manfaat BBRVBD tahun 2016. Sebagai pendukung

kesimpulan ini, maka dilampirkan transkrip nilai setiap siswa BBRVBD tahun

2016. Selanjutnya, pencapaian outcome yang kedua yaitu pencapaian

BBRVBD dalam menyalurkan penerima manfaat yang telah lulus tahun 2016

ke berbagai perusahaan. Penyaluran alumni BBRVBD tahun 2016 sebanyak

50 orang. Daftar penyaluran alumni terlampir dalam dokumen penyaluran

penerima manfaat tahun 2016.

Pasal 27 ayat 2 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

mengamanatkan bahwa “Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan

dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Amanat tersebut

bermakna bahwa setiap warga negara termasuk Orang Dengan Disabilitas

berhak untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak. Pada

kenyataannya, masih ada beberapa kendala yang dihadapi oleh Orang

Dengan Disabilitas untuk mendapatkan pekerjaan yang layak tersebut, salah

satu kendalanya adalah kurangnya keterampilan kerja. Oleh sebab itu

pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelatihan

keterampilan kerja kepada Orang-Orang Dengan Disabilitas agar mereka

dapat memperoleh pekerjaan yang layak, baik dengan bekerja di suatu

perusahaan, instansi pemerintah, maupun usaha mandiri (wiraswasta).

Selanjutnya, rehabilitasi orang dengan disabilitas adalah suatu proses

untuk meningkatkan fungsi orang dengan disabilitas secara optimal dan

membantu proses integrasi sosialnya dengan cara menerapkan metode-

metode di bidang kedokteran, sosial, pendidikan, dan ketrampilan secara

terkoordinasi, berkombinasi, dan terpadu. Dengan definisi tersebut,

rehabilitasi dianggap sebagai salah satu cara integrasi untuk merubah kondisi

sosial agar orang dengan disabilitas dapat bekerja sama sebagaimana

masyarakat pada umumnya. Rehabilitasi vokasional adalah sebagai upaya

untuk menempatkan orang dengan disabilitas pada pekerjaan yang tepat,

mempertahankan pekerjaan tersebut, dan meningkatkan kondisi kehidupan

melalui pekerjaan tersebut sehingga orang dengan disabilitas dapat

berintegrasi atau kembali kepada masyarakat.

Rehabilitasi vokasional bertujuan untuk memulihkan dan

mengembangkan kemampuan fisik,mental dan sosial orang dengan

disabilitas agar ia mau dan mampu bekerja sesuai dengan tingkat

kemampuan pendidikan, minat dan pengalamannya sehingga mereka dapat

mandiri dalam kehidupan dan penghidupan masyarakat. Untuk mencapai

tujuan dimaksud pemerintah dalam hal ini Kementerian Sosial khususnya

Balai Besar Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa (BBRVBD) memberikan

pelayanan rehabilitasi vokasional yang proses pelayanannya melalui

beberapa tahapan dimana hasil akhirnya sangat ditentukan oleh kegiatan

tahap-tahap sebelumnya. Tugas BBRVBD Cibinong menurut pasal 2

Keputusan Menteri Sosial Nomor. 54 / HUK / 2003 tanggal 23 Juli 2003

adalah “melaksanakan rehabilitasi vokasional tingkat lanjutan, pelatihan,

pengkajian dan pengembangan rehabilitasi vokasional penyandang tuna

daksa yang berasal dari instansi yang menangani masalah rehabilitasi

sosial tuna daksa.”

Selanjutnya untuk tahapan kegiatan rehabilitasi vokasional di BBRVBD

adalah sebagai berikut:

1) Penerimaan

Kegiatan penerimaan kelayan yang dilaksanakan oleh petugas

BBRVBD Cibinong ini menggunakan metode wawancara, peragaan dan

pencatatan, dengan pelaksanaan sebagai berikut :

a) Pembuatan surat keputusan (SK) penunjukkan tim registrasi oleh

Kepala BBRVBD Cibinong, buku induk/registrasi, penggandaan

formulir-formulir, penjadwalan dan lain sebagainya.

b) Melaksanakan pendaftaran dan pencatatan terhadap penomoran

registrasi berdasarkan kedatangan, identitas, kondisi, kelengkapan

persyaratan dan rencana pelayanan rehabilitasi vokasional selanjutnya

dituangkan ke dalam formulir-formulir dan buku induk / registrasi.

c) Para petugas membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan registrasi,

direkap secara keseluruhan dan dilaporkan kepada Kepala BBRVBD

Cibinong.

Tahun 2016 kegiatan penerimaan kelayan BBRVBD, jumlah pendaftar

yang masuk sejumlah 120 orang akan tetapi setelah melewati proses

seleksi dan assesment, jumlah penyandang disabilitas dinyatakan lulus

berjumlah 95, dengan asumsi 10 orang merupakan cadangan calon

penerima manfaat, jika sesuatu dan lainhal mengalami kekurangan.

Sedangkan untuk jumlah penyandang disabilitas yang dapat dilayani

BBRVBD untuk tahun 2016 adalah 85 orang yang berasal dari seluruh

wilayah Indonesia.

2) Pengasramaan

Dalam pelaksanaan rehabilitasi vokasional di BBRVBD, kelayan

diwajibkan untuk tinggal di BBRVBD selama 9 bulan. Oleh sebab itu,

BBRVBD berkewajiban memenuhi kebutuhan dasar bagi orang dengan

disabilitas yang menjadi kelayan di BBRVBD Cibinong. Kebutuhan dasar

bagi orang dengan disabilitas yang dipenuhi oleh BBRVBD terdiri atas:

a) Permakanan Penerima Manfaat, diberikan kepada seluruh kelayan

BBRVBD Cibinong selama mengikuti proses rehabilitasi vokasional

yaitu selama 9 bulan atau selama 273 hari. Selanjutnya untuk

memproses bahan makanan tersebut maka dibutuhkan juru masak.

Oleh sebab itu diadakan tenaga honorer juru masak sebanyak 3

orang. Selain itu untuk menjaga mutu menu dan kualitas makanan

agar sesuai dengan kebutuhan gizi dan kesehatan kelayan maka

diperlukan 1 orang ahli gizi untuk membuat menu dan memantau

kualitas makanan selama 9 bulan pengasramaan kelayan.

b) Pemenuhan Kesehatan, dimaksudkan untuk memenuhi hak kelayan

BBRVBD untuk mendapatkan pelayanan kesehatan pada saat

mengikuti rehabilitasi vokasional. Hal tersebut dimaksudkan agar para

kelayan dapat maksimal dalam mengikuti semua tahapan rehabilitasi

vokasional dalam kondisi sehat. Dalam rangka pemenuhan kesehatan

tersebut, terdiri dari beberapa kebutuhan yang akan dipenuhi, yaitu:

- persediaan obat-obatan selama kurun waktu pelaksanaan

rehabilitasi vokasional yaitu selama 9 bulan,

- bahan kebutuhan mandi, cuci dan kebutuhan perempuan,

diberikan berupa bahan kebutuhan untuk menjaga kebersihan

diri kelayan agar kesehatan kelayan dapat terjaga,

- biaya rujukan rumah sakit, diberikan kepada kelayan yang

membutuhkan pelayanan rumah sakit apabila dokter di BBRVBD

memberikan rujukan. Rujukan rumah sakit tersebut diberikan

selama kelayan mengikuti rehabilitasi vokasional,

- pengadaan alat kebersihan diri, diberikan berupa satu paket

peralatan untuk menjaga kebersihan diri kelayan,

- tenaga dokter dan perawat, dimaksudkan untuk melakukan

pelayanan kesehatan secara rutin dan juga sebagai tanggap

darurat ketika kelayan BBRVBD memerlukan tindakan medis.

c) Pemenuhan Perlengkapan Asrama, dalam kegiatan pengasramaan

dibutuhkan tenaga pembimbing asrama, pembimbing kesenian,

pembimbing olahraga dan pembimbing keagamaan untuk

memfasilitasi kebutuhan, minat dan bakat serta pembinaan rohani

kepada kelayan. Selain itu diberikan juga bahan-bahan yang

dibutuhkan kelayan di dalam asrama dalam rangka untuk menjaga

kebersihan, kenyamanan dan kesehatan kelayan. Bahan-bahan

tersebut berupa:

- sprei dan sarung bantal

- ember

- dll.

d) Pemenuhan Sandang, diberikan kepada kelayan untuk mengikuti

rehabilitasi vokasional yang berupa pakaian olahraga, pakaian

seragam, dan handuk.

3) Orientasi Pengenalan Balai

Kegiatan orientasi pengenalan balai bagi kelayan/siswa baru

BBRVBD merupakan salah satu tahapan penting dari keseluruhan

tahapan kegiatan rehabilitasi voksional. Hal ini dimaksudkan agar setiap

siswa sebelum mengikuti kegiatan pelatihan vokasional memiliki

gambaran informasi awal yang cukup memadai tentang BBRVBD, hak

dan kewajiban siswa selama mengikuti kegiatan pelatihan serta informasi

lain yang diperlukan.

Metode pelaksanaannya adalah penyajian materi, ceramah dan

dinamika kelompok. Dengan tahapan kegiatan:

a) Persiapan

- pembuatan proposal

- pembuatan surat-surat

- pembentukan tim pelaksanaan kegiatan

b) pelaksanaan

- pemberian materi dari penyaji

- monitoring, evaluasi dan pelaporan

4) Assesment

Kegiatan asesment dilaksanakan oleh petugas di BBRVBD

terhadap kelayan yang belum mendapatkan/mengikuti seleksi/tes

asesment sebelumnya dan yang diragukan tentang hasil tes asesment di

daerah asal.

Metode pelaksanaannya yaitu wawancara, pengujian/tes,

pengukuran, peragaan. Sedangkan tahapan kegiatannya adalah:

a) Persiapan; mempersiapkan seluruh bahan penunjang kebutuhan

kegiatan secara administrasi maupun teknis (data calon peserta

asesmen, penggandaan form/instrumen, pembuatan SK Tim

Asesmen, peralatan asesmen, jadwal dan tempat pelaksanaan).

b) Pelaksanaan; melaksanakan asesmen terhadap calon kelayan /

pendaftar di sekitar / dekat lokasi BBRVBD, yang belum dan atau

diragukan tentang hasil pelaksanaan asesmen di daerah asal.

c) Pelaporan; membuat laporan pelaksanaan kegiatan asesmen dan

melaporkannya kepada Kepala Balai Besar Rehabilitasi Vokasional

Bina Daksa (BBRVBD), Cibinong, Bogor.

5) Perumusan Rencana Intervensi

Perumusan rencana intervensi dilaksanakan dengan mengadakan

pembahasan kasus yang berkaitan dengan penerimaan dan penempatan

kelayan di jurusan pelatihan tertentu . Tahapan dalam kegiatan ini antara

lain:

a) Pembuatan surat keputusan (SK) penunjukkan tim pembahasan

kasus perumusan rencana intervensi oleh Kepala BBRVBD,

b) Penayangan data dan informasi mengenai kondisi calon kelayan,

c) Pembahasan mengenai penerimaan dan penempatan calon

kelayan,

d) Para petugas membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan

registrasi, direkap secara keseluruhan dan dilaporkan kepada

Kepala BBRVBD.

6) Pelaksanaan Program Rehabilitasi Sosial (Intervensi)

Pelaksanaan program rehabilitasi sosial merupakan serangkaian

kegiatan dalam mengimplementasikan program rehabilitasi sosial bagi

kelayan BBRVBD. Pelaksanaannya terdiri dari beberapa bagian yang

tidak terpisahkan dan bukan merupakan urutan tahapan :

a) Bimbingan fisik

Kegiatan bimbingan fisik merupakan program persiapan pelatihan

vokasional yang diharapkan dapat dijadikan aspek penunjang secara

jasmani bagi kelayan dalam rangka pelaksanaan pelatihan vokasional

dan resosialisasi di lingkungan masyarakat.

b) Bimbingan mental

Kegiatan bimbingan mental merupakan program persiapan pelatihan

vokasional yang diharapkan dapat dijadikan aspek penunjang secara

rohani bagi kelayan dalam rangka pelaksanaan pelatihan vokasional

dan resosialisasi di lingkungan masyarakat. Uraian kegiatan adalah

sebagai berikut :

- Bimbingan mental/keagamaan

- Bimbingan musik band

- Bimbingan sosial

c) Bimbingan Psikososial

Kegiatan bimbingan psikososial bagi siswa BBRVBD merupakan

program persiapan pelatihan vokasional yang diharapkan dapat

dijadikan aspek penunjang secara jasmani maupun rohani yang

diperlukan dalam rangka pelaksanaan Pelatihan Vokasional dan

Resosialisasi di lingkungan masyarakat. Manfaat dari kegiatan

tersebut tidak hanya berhubungan dengan aspek pemeliharaan

kesehatan, ketahanan fisik dan pembentukan sikap mental saja, tetapi

memiliki keterkaitan yang erat dengan tujuan proses rehabilitasi,

terutama untuk memupuk sikap disiplin, kejujuran, semangat

kebersamaan dan kekompakan serta menumbuhkan jiwa sportivitas

serta kompetensi berupa ketrampilan yang memadai bagi kelayan

untuk masuk ke dalam dunia kerja.

Uraian kegiatan adalah sebagai berikut :

1) Terapi Individu

Kegiatan terapi individu ini diberikan sesuai dengan kebutuhan

kelayan berdasarkan permasalahan yang mereka hadapi selama

menjalani masa rehabilitasi di BBRVBD.

2) Terapi Kelompok

Dalam rangka kegiatan pelayanan rehabilitasi di BBRVBD

terdapat banyak kegiatan yang saling berkaitan. Empat kegiatan di

antaranya berkaitan sedemikian eratnya. Kegiatan tersebut adalah

motivasi, bimbingan/Latihan, Konseling/Konsultasi, terapi. Pada sisi

lain dalam kehidupan seorang siswa ada dua hal yang perlu

dipahami yaitu : kemampuan, kebiasaan, skill dalam berbagai

aspek fisik, mental, sosial, vokasional dan aktualisasi secara

optimal dari keterampilan yang dimilikinya. Di dalam perjalanannya

maka diperlukan suatu kegiatan yang dapat memecahkan

permasalahan pada keseluruhan proses rehabilitasi. Maka

dibutuhkan kegiatan terapi kelompok dengan uraian sebagai

berikut:

- dinamika kelompok

- renungan malam

- pembekalan

3) Recreational Group

Kegiatan recreational group yang diprogramkan BBRVBD selain

memiliki nuansa yang bersifat rekreatif juga terkait dengan proses

pendidikan dan latihan. Kegiatan yang bersifat rekreatif

dilaksanakan dalam bentuk wisata alam atau kunjungan ke objek-

objek wisata tertentu. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya

relaksasi, penyegaran dan pencerahan pikiran dalam menghadapi

kegiatan pelatihan.

Sedangkan kegiatan recreational group yang bernuansa

pendidikan dan latihan dilaksanakan dalam bentuk kunjungan dan

observasi ke perusahaan-perusahaan yang bidang usahanya

memiliki keterkaitan langsung dengan jenis latihan keterampilan

yang diberikan BBRVBD. Hal ini juga penting dalam memberikan

gambaran awal mengenai kondisi kerja yang sesungguhnya

termasuk kualifikasi/persyaratan yang dibutuhkan perusahaan.

Melalui kegiatan ini para siswa BBRVBD sebagai calon pekerja

diharapkan bisa mempersiapkan dan menempa diri agar

senantiasa dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan permintaan

pasar/para pengguna tenaga kerja.

d) Bimbingan Ketrampilan

Pelatihan vokasional merupakan salah satu kegiatan dalam

proses rehabilitasi vokasional yang bertujuan untuk melatih orang

dengan disabilitas tubuh agar memiliki keterampilan siap kerja

sehingga mereka siap bersaing di pasar kerja bebas.

Kegiatan Pelatihan Vokasional dapat berjalan dengan baik

apabila tersedia sarana dan prasarana yang memadai. Salah satu

diantaranya bahan pelatihan ketrampilan sehingga memungkinkan

bagi siswa untuk melakukan kegiatan yang bersifat praktek secara

intens. Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa semakin banyak

mengerjakan, maka semakin bertambahlah pengalaman seseorang

dan semakin terampillah mereka dalam melaksanakan pekerjaan

tersebut.

Sehubungan dengan hal tersebut maka pelatihan vokasional

harus didukung oleh adanya penyediaan bahan pelatihan

keterampilan sesuai dengan kurikulum yang dirancang, lebih jelasnya

rincian kebutuhannya kegiatan ini yaitu:

- ATK Kelayan, diberikan pada setiap kelayan BBRVBD.

- Penggandaan Bahan Ajar Latihan, ditujukan untuk memberikan

panduan berupa bahan ajar yang diberikan pada saat proses

pelatihan berlangsung yang disesuaikan dengan masing-masing

jenis ketrampilan yang diajarkan.

- Bahan Ketrampilan, diberikan kepada setiap siswa untuk

mengikuti praktek pelatihan ketrampilan yang disesuaikan

dengan jenis masing-masing kegiatan. Untuk tahun 2015,

BBRVBD melakukan pelatihan sebanyak 11 kompetensi, yaitu

kompetensi komputer, kompetensi penjahitan, kompetensi mesin

perkakas, kompetensi las, kompetensi teknik pendingin,

kompetensi audio video, kompetensi gulung dinamo, kompetensi

desain grafis, kompetensi percetakan, kompetensi otomotif

sepeda motor dan kompetensi otomotif mobil.

- Honor bagi pembimbing rehabilitasi vokasional, diberikan bagi

petugas pembimbing rehabilitasi vokasional yang mempunyai

latar belakang non-PNS.

e) Pembahasan Kasus

Kelayan BBRVBD adalah orang dengan kecacatan tubuh

dan rungu wicara yang cenderung di dalam proses penerimaan

calon kelayan, pelaksanaan pelatihan vokasional, penempatan

praktek belajar kerja dan penyaluran tidak terlepas dari berbagai

masalah yang muncul dan hal tersebut perlu penanganan secara

adil, bijaksana dan profesional. Adapun upaya menyelesaikan

permasalahan yang muncul tersebut perlu diselenggarakan

pembahasan oleh berbagai pihak yang berkepentingan, sehingga

dapat menghasilkan suatu keputusan dalam menentukan dan

menetapkan solusi yang dapat dipertangungjawabkan.

Di lain pihak, permasalahan-permasalahan kelayan yang

muncul didalam proses pelayanan rehabilitasi vokasional tidak

hanya masalah yang ringan saja, terdapat pula masalah atau

kasus yang dikategorikan kasus berat dan atau suatu

permasalahan yang harus diputuskan melalui penyelesaian yang

dapat dipertanggungjawabkan oleh lembaga. Dalam mewujudkan

keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan tersebut, maka

proses lahirnya keputusan dimaksud harus melalui pembahasan

kasus oleh tim rehabilitasi berdasarkan penunjukkan pada Surat

Keputusan Kepala BBRVBD.

f) Resosialisasi

Rehabilitasi vokasional kelayan BBRVBD memerlukan

suatu realisasi nyata di masyarakat sebagai wahana adaptasi dan

sosialisasi kerja bagi orang dengan disabilitas di berbagai

perusahaan. Kegiatan ini diperlukan untuk mendapatkan informasi

mengenai kondisi, isi serta muatan pekerjaan yang sesuai dengan

ketrampilan dan kondisi dari kelayan BBRVBD. Kemudian

rehabilitasi vokasional di BBRVBD bertujuan untuk pengembangan

sumber daya orang dengan disabilitas agar mereka dapat

diberdayakan pada sektor-sektor lapangan kerja formal. Setelah

selesai mengikuti pelatihan rehabilitasi vokasional, kelayan

BBRVBD, dalam peningkatan kemampuan dan ketrampilan, maka

perlu tidakan nyata yaitu berupa aplikasi ke dalam dunia kerja

nyata yang orientasinya berbentuk resosialisasi.

Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan kegiatan

resosialisasi ini terdiri dari:

a) Penjajagan Praktek Belajar Kerja dan Penyaluran,

bermaksud untuk melakukan inventaris perusahaan yang

bersedia menerima kelayan BBRVBD baik untuk praktek

belajar kerja serta untuk penempatan kerja. Kegiatan ini

dilakukan di daerah yang merupakan pusat-pusat

perindustrian. Oleh sebab itu dialokasikan untuk wilayah

Jabodetabek dan juga beberapa wilayah di luar

Jabodetabek.

b) Pelaksanaan PBK, bermaksud agar kelayan BBRVBD dapat

memahami dunia kerja yang sebenarnya dengan jalan

bekerja langsung pada perusahaan-perusahaan tertentu

yang sesuai dengan jenis kompetensi masing-masing

kelayan. Dialokasikan anggaran untuk keperluan praktek

belajar kerja ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan

kelayan pada saat mereka bekerja di perusahaan-

perusahaan tersebut dan juga beberapa transport untuk

pendamping dan supervisi kegiatan praktek belajar kerja.

Tahun 2015 telah dilaksanakan PBK kepada 85 orang

kelayan BBRVBD.

c) Bimbingan Kewiraswastaan. Kegiatan

penempatan/penyaluran kerja bagi siswa BBRVBD ke

berbagai perusahaan/instansi tidaklah mudah, hal ini

disebabkan berbagai faktor diantaranya jumlah pencari kerja

tidak sebanding dengan lapangan kerja yang tersedia juga

oleh faktor dalam diri siswa yang berkeinginan untuk

meningkatkan dan mengembangkan keterampilannya yang

diperoleh selama mengikuti rehabilitasi vokasional di

BBRVBD dan selanjutnya ingin usaha mandiri. Maka

dilaksanakan bimbingan kewiraswastaan sebagai bekal

pengetahuan dan wawasan bagi mereka. Maka maksud

kegiatan ini adalah untuk memberikan wawasan dan

pengetahuan bagi siswa/kelayan yang telah selesai

mengikuti pelatihan vokasional tetapi tidak diterima bekerja

di perusahaan, sehingga mereka harus berusaha mandiri

atau berwiraswasta.

d) Penyaluran dan pemulangan. Kegiatan ini dilakukan setelah

semua proses rehabilitasi vokasional di BBRVBD telah

selesai dilaksanakan. Untuk tahun 2016 BBRVBD telah

berhasil menyalurkan kelayan BBRVBD sebanyak 50

kelayan dan 35 orang kembali ke daerah asal.

2. Jumlah perluasan jangkauan pelayanan dan peningkatan kualitas

pelayanan rehabilitasi vokasional bagi penyandang disabilitas fisik

Balai Besar Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa adalah lembaga di

bawah Kementerian Sosial yang mempersiapkan orang dengan disabilitas

agar dapat bersaing di pasaran kerja dengan cara melaksanakan proses

rehabilitasi vokasional bagi orang dengan disabilitas. Pelaksanaan rehabilitasi

yang diberikan oleh BBRVBD, diarahkan pada bidang vokasional, namun

demikian masih diperlukan pelayanan bimbingan sosial mental dan fisik yang

diarahkan sebagai penunjang. Berbeda dengan yang dilaksanakan oleh

lembaga rehabilitasi sosial dimana dalam lembaga tersebut masih diperlukan

pelayanan rehabilitasi sosial dan rehabilitasi medis.

BBRVBD memiliki berbagai macam kewajiban dalam melaksanakan

kegiatan operasionalnya. Kewajiban tersebut merupakan kegiatan yang harus

dilaksakanan untuk memenuhi tugasnya, baik BBRVBD dalam posisi sebagai

instansi pemerintah maupun sebagai lembaga yang melaksanakan

rehabilitasi vokasional bagi orang dengan disabilitas. Di samping kewajiban

BBRVBD sebagai lembaga yang melaksanakan rehabilitasi vokasional bagi

orang dengan disabilitas, BBRVBD sebagai unit pelaksana teknis

Kementerian Sosial juga mempunyai kewajiban untuk ikut serta di dalam

menyelesaikan masalah-masalah sosial yang ada dengan tujuan untuk

menyelenggarakan kesejahteraan sosial. Sesuai dengan UU Nomor 11 tahun

2009 tentang Kesejaheraan Sosial pasal 5 ayat (2) menyatakan bahwa

penyelenggaraan kesejahteraan sosial diprioritaskan kepada mereka yang

memiliki kehidupan yang tidak layak secara kemanusiaan dan memiliki kriteria

masalah sosial meliputi kemiskinan, ketelantaran, kecacatan, keterpencilan,

ketunaan sosial dan penyimpangan perilaku, korban bencana dan korban

tindak kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi.

Untuk menanggapi tantangan tentang isu kesejahteraan sosial di

atas dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial yang tejadi di

masyarakat, dan juga mengingat keterbatasan yang dimiliki, maka BBRVBD

membentuk Tim Reaksi Cepat dan juga kegiatan Outreaching/penjangkauan.

Adanya kegiatan tersebut mempunyai konsekuensi dengan mengalokasikan

anggaran guna ikut serta dalam upaya penyelenggaan kesejahteraan sosial

termasuk di dalamnya mengirim tenaga bantuan untuk wilayah yang terkena

bencana dengan maksud untuk turut berperan aktif pada lingkungan tersebut

dan juga menumbuhkan kesetiakawanan sosial. Sesuai dengan Undang-

Undang Nomor 11 tentang Kesejahteraan Sosial di atas, maka korban

bencana termasuk ke dalam kriteria masalah sosial yang menjadi prioritas

untuk diusahakan kesejahteraan sosialnya. Di lain pihak, bencana yang

termasuk di dalamnya adalah bencana alam yang tidak dapat diprediksi baik

waktu dan tempatnya, maka menyebabkan pengunaan anggaran ini belum

diketahui baik tempat dan waktunya. Selanjutnya masalah kesejahteraan

sosial seperti disampaikan di atas, juga terdapat di sekitar wilayah BBRVBD.

Untuk menanggapi permasalahan tersebut maka penyelenggaraan Tim

Reaksi Cepat juga bertujuan untuk menyelesaikan masalah sosial yang

berada di wilayah sekitar BBRVBD. Sedangkan untuk kegiatan

outreaching/penjangkauan dilakukan dengan melakukan rehabilitasi

vokasional di luar panti yang akan bekerja sama dengan dinas sosial dan

dinas tenaga kerja setempat untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki

BBRVBD dan juga potensi daerah untuk mengusahakan kesejahteraan bagi

orang dengan disabilitas melalui rehabilitasi vokasional di luat panti/balai.

Capaian Kinerja Kegiatan Jumlah perluasan jangkauan pelayanan dan peningkatan kualitas pelayanan

rehabilitasi vokasional bagi penyandang disabilitas fisik

INDIKATOR KINERJA KEGIATAN TARGET REALISASI %

Jumlah perluasan jangkauan pelayanan dan peningkatan kualitas pelayanan rehabilitasi vokasional bagi penyandang disabilitas fisik

Tim Reaksi Cepat

70 penerima manfaat

70 penerima manfaat

100

Penjangkauan / Outreaching

90 penerima manfaat

90 penerima manfaat

100

Berikut ini tabel perbandingan capaian kinerja sasaran “Meningkatnya dan

meluasnya akses penyelenggaraan rehabilitasi vokasional” selama periode

2015-2019 sebagai berikut:

Perbandingan Capaian Kinerja IKU

Meningkatnya dan meluasnya akses penyelenggaraan rehabilitasi vokasional

Perbandingan jumlah penerima manfaat pelayanan rehabilitasi vokasional

Kendala yang dihadapi

Faktor yang menghambat pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan rehabilitasi

vokasional di BBRVBD adalah :

1. Kesiapan data base penyandang disabilitas pada masing-masing daerah

di wilayah Indonesia belum siap sehingga BBRVBD masih perlu mencari

langsung ke lapangan.

2. Peran aktif pemerintah daerah baik propinsi maupun kabupaten/kota yang

masih dirasakan kurang.

3. Sarana dan prasarana berupa peralatan kantor dan peralatan untuk

proses pelatihan vokasional di BBRVBD masih terbatas.

4. Beberapa kegiatan tidak dapat dilaksanakan secara maksimal karena

adanya keterbatasan anggaran yang tersedia.

Langkah-langkah mengatasi kendala

1. Melakukan koordinasi dengan daerah-daerah dan juga melakukan

pendataan dan assesment di daerah tersebut.

2. Melakukan pendekatan yang intensif kepada pemerintah daerah agar

memberikan kontribusi yang baik terhadap penyandang disabilitas.

3. Mengusulkan pengadaan peralatan dan sarana kantor lainnya agar dapat

ditindaklanjuti dalam perencanaan anggaran di tahun berikutnya.

4. Mengusulkan kegiatan dan anggaran sesuai dengan yang dibutuhkan di

lapangan sehingga semua kegiatan dapat terlaksana secara maksimal.

SASARAN

2

MENINGKATNYA MUTU HASIL KAJIAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN PELAYANAN DAN PENINGKATAN KUALITAS REHABILITASI

Sasaran strategis 2, yaitu “Meningkatnya mutu hasil kajian dalam rangka

pengembangan pelayanan dan peningkatan kualitas rehabilitasi” dicapai

melalui 2 indikator kinerja utama, pertama: “Jumlah penelitian dan pengkajian

dalam rangka pengembangan pelayanan rehabilitasi vokasional bagi

penyandang disabilitas” dan kedua: “Jumlah kegiatan kajian monitoring

dan evaluasi untuk pendayagunaan alumni”. Penjelasan capaian kinerja dari

indikator kinerja tersebut adalah sebagai berikut:

1. Jumlah penelitian dan pengkajian dalam rangka pengembangan pelayanan

rehabilitasi vokasional bagi penyandang disabilitas

Pembangunan Kesejahteraan Sosial termasuk didalamnya usaha

peningkatan kesejahteraan sosial bagi orang dengan disabilitas merupakan

bagian integral dari Pembangunan Nasional, dimana melalui upaya ini

diharapkan setiap warga negara termasuk orang dengan disabilitas dapat

turut serta dalam proses pembangunan.

Peran orang dengan disabilitas dalam pembangunan nasional perlu

ditingkatkan serta didayagunakan seoptimal mungkin. Dalam UUD 1945

pasal 27 disebutkan bahwa “ Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan

dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” selanjutnya UU nomor 4

Tahun 1997 tentang Penyandang cacat pasal 5 menyebutkan setiap

penyandang cacat mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam segala

aspek kehidupan dan penghidupan. Perundangan tersebut merupakan bukti

upaya pemerintah dalam usahannya meningkatkan kesejahteraan sosial

orang dengan disabilitas di segala aspek kehidupan dan penghidupan guna

mewujudkan kesamaan kedudukan, hak, kewajiban, dan peran orang dengan

disabilitas. Berbagai upaya program pembangunan di bidang kesejahteraan

sosial orang dengan disabilitas telah diupayakan pemerintah melalui

Kementerian Sosial, salah satunya adalah meningkatkan kesejahteraan sosial

bagi orang dengan disabilitas tubuh. Namun sampai saat ini belum seluruh

permasalahan orang dengan disabilitas tubuh dapat diatasi termasuk

permasalahan dalam layanan rehabilitasi. Banyak kendala yang masih harus

dipecahkan baik yang berkaitan dengan aspek kuantitas maupun kualitas.

Balai Besar Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa mempunyai tugas

untuk mempersiapkan orang dengan disabilitas agar mereka dapat bersaing

di pasaran kerja dengan cara mengukur kesiapan mental alumni BBRVBD.

Pelaksanaan rehabilitasi yang diberikan oleh BBRVBD, diarahkan pada

bidang vokasional, namun demikian masih diperlukan pelayanan bimbingan

sosial mental dan fisik yang diarahkan sebagai penunjang. Berbeda dengan

yang dilaksanakan oleh lembaga rehabilitasi sosial dimana dalam lembaga

tersebut masih diperlukan pelayanan rehabilitasi sosial dan rehabilitasi

medis.

Pelaksanakan kegiatan ini dititik beratkan pada bidang rehabilitasi

vokasional sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka perlu

disusun rencana kerja yang matang. Perencanaan tersebut haruslah

didukung dengan kajian-kajian yang mendukung terlaksananya rehabilitasi

vokasional sehingga dalam pengambilan keputusan dan kebijakan dapat

mengacu dari hasil kajian tersebut. Dengan demikian maka bentuk kegiatan

yang akan dilaksanakan dapat tergambar jelas serta terarah sesuai dengan

kebutuhan dalam rangka pelaksanaan rehabilitasi vokasional.

Pada tahun 2016, jumlah kajian atau penelitian yang dilakukan oleh BBRVBD

adalah sebagai berikut:

Capaian Kinerja IKU

Jumlah penelitian dan pengkajian dalam rangka pengembangan pelayanan rehabilitasi vokasional bagi penyandang disabilitas

Indikator Kinerja Kegiatan Target Realisasi %

Jumlah penelitian dan pengkajian dalam rangka pengembangan pelayanan rehabilitasi vokasional bagi penyandang disabilitas

a. Kajian Penguatan jejaring untuk system penerimaan calon penerima manfaat BBRVBD di 3 Provinsi

3 Provinsi 3 Provinsi 100

b. Kajian Training Need Analysis (TNA) bagi petugas rehabilitasi di balai/UPT rehabilitasi sosial

6 wilayah 6 wilayah 100

Kegiatan–kegiatan yang dilakukan untuk mendukung pencapaian indikator

kinerja “Jumlah penelitian dan pengkajian dalam rangka pengembangan

pelayanan rehabilitasi vokasional bagi penyandang disabilitas” dapat

disampaikan uraian penjelasannya sebagai berikut:

a. Kajian tentang Potensi Penyandang Disabilitas Tubuh calon penerima

rehabilitasi vokasional

Kegiatan kajian ini dilaksanakan di 3 Provinsi, yaitu Propinsi Sulawesi

Selatan, Kalimantan Selatan, dan Banten dengan jumlah responden

langsung sebanyak 135 orang.

b. Kajian metodologi pembelajaran

Kajian metodologi pembelajaran dengan judul Kajian Training Need

Analysis (TNA) bagi petugas rehabilitasi di balai/UPT rehabilitasi sosial ini

dilakukan untuk melihat bagaimana kondisi petugas rehabilitasi bagi

penyandang disabilitas di daerah kajian. Oleh sebab itu diperlukan suatu

kajian dengan maksud untuk mendeskripsikan kondisi petugas rehabilitasi

yang bertugas di Balai/Panti/UPT Rehabilitasi social penyandang

disabilitas. Kajian ini dilaksanakan di 6 tempat yaitu BBRSBD Soeharso

Surakarta, PSBD Budi Perkasa Palembang, PSBD Wirajaya Makassar,

Cengkareng, Pundong : Yogyakarta dan BRSPD Cibabat Cimahi.

2. Jumlah kegiatan kajian monitoring dan evaluasi untuk pendayagunaan alumni

Pada tahun 2016, dengan judul kajian Kesiapan Mental Alumni BBRVBD di

Dunia Kerja, yang dilaksanakan di Provinsi Banten, Kabupaten Bekasi,

Bandung, Jakarta, Bangka Belitung, Bengkulu, Palembang, dan Bali. Kajian

atau penelitian yang dilakukan oleh BBRVBD untuk mendayagunakan alumni

di berbagai perusahaan adalah sebagai berikut:

Capaian Kinerja IKU

Jumlah kegiatan kajian monitoring dan evaluasi untuk pendayagunaan alumni

Indikator Kinerja Kegiatan Target Realisasi %

Jumlah kegiatan kajian monitoring dan evaluasi untuk pendayagunaan alumni

a Kajian kesiapan mental alumni di Dunia Kerja

8 kab/kota di 7

provinsi

8 kab/kota di 7 provinsi

100

Selanjutnya, berikut ini tabel perbandingan capaian kinerja sasaran

“Meningkatnya mutu hasil kajian dalam rangka pengembangan

pelayanan dan peningkatan kualitas rehabilitasi” selama periode 2015-

2019 sebagai berikut:

Perbandingan Capaian Kinerja IKU

Meningkatnya mutu hasil kajian dalam rangka pengembangan pelayanan

dan peningkatan kualitas rehabilitasi

Indikator Kinerja

CAPAIAN KINERJA KEGIATAN

Tahun 2015 Tahun 2016

Target Realisasi Target Realisasi

Jumlah penelitian dan pengkajian dalam rangka pengembangan pelayanan rehabilitasi vokasional bagi penyandang disabilitas

2 kajian 2 kajian 1 kajian 1 kajian

Jumlah kegiatan kajian monitoring dan evaluasi untuk pendayagunaan alumni

1 kajian 1 kajian 1 kajian 1 kajian

Kendala yang dihadapi

Belum tersedianya tenaga fungsional peneliti sehingga penelitian yang

dilakukan masih perlu ditingkatkan baik secara kualitas maupun jumlah dan

juga adanya keterbatasan anggaran yang menjadikan kurang luas dan

maksimalnya kegiatan penelitian tersebut.

Langkah-langkah mengatasi kendala

Melakukan koordinasi dengan pihak yang mempunyai wewenang untuk

melakukan penelitian yaitu Pusat Penelitian dan Pengembangan

Kesejahteraan Sosial di Cawang jakarta, serta STKS Bandung. Sekaligus

mengusulkan kegiatan dan anggaran sesuai dengan apa yang dibutuhkan

untuk melakukan beberapa penelitian yang diperlukan.

SASARAN

3

MENINGKATNYA KETRAMPILAN DAN KEAHLIAN BAGI PETUGAS REHABILITASI DALAM PELAKSANAAN TEKNIS PELAYANAN

Pada tahun 2015, sasaran strategis “Meningkatnya Ketrampilan dan

Keahlian bagi Petugas Rehabilitasi dalam Pelaksanaan Teknis Pelayanan”,

dicapai melalui 2 indikator kinerja utama yaitu “Jumlah pelatihan bagi petugas

rehabilitasi penyandang disabilitas fisik” dan “Penyempurnaan sistem dan

kualitas penyelenggaraan pelatihan bagi petugas rehabilitasi”. Uraian

penjelasan dari indikator kinerja utama tersebut adalah sebagai berikut:

1. Jumlah pelatihan bagi petugas rehabilitasi penyandang disabilitas fisik

Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) diyakini

merupakan kunci keberhasilan pembangunan nasional. Oleh karena SDM

berperan sebagai subyek dan obyek dalam pembangunan, maka

pembangunan SDM diarahkan agar benar-benar mampu dan memiliki etos

kerja yang produktif, trampil, kreatif, disiplin dan profesional. Di samping itu

juga diperlukan SDM yang mampu memanfaatkan, mengembangkan dan

menguasai ilmu dan teknologi yang inovatif dalam rangka memacu

pelaksanaan pembangunan nasional.

Dalam rangka peningkatan kualitas SDM tersebut maka berbagai

upaya terus dilakukan. Salah satu upaya pemerintah dalam hal ini

Kementerian Sosial untuk meningkatkan kualitas SDM, khususnya SDM

rehabilitasi vokasional adalah melalui pendidikan dan pelatihan (diklat).

Sejalan dengan hal tersebut dan mengacu pada Peraturan Pemerintah

Nomor 101 Tahun 2000 tentang Diklat Jabatan Pegawai Negeri Sipil, bahwa

pelaksanaan Diklat aparatur merupakan bagian integral dari Pendayagunaan

Aparatur Negara. Oleh karena itu Diklat harus menjadi alat untuk tercapainya

dayaguna dan hasilguna pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahan dan

pembangunan.

Peraturan Pemerintah No.14 tahun 1994 Tentang Pendidikan dan

Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil pasal 8 menyebutkan bahwa yang

dimaksud dengan pendidikan dan pelatihan fungsional adalah pendidikan

dan pelatihan yang dipersyaratkan bagi PNS yang akan dan telah menduduki

jabatan fungsional. Pendidikan dan pelatihan fungsional dapat dilakukan

secara berjenjang sesuai dengan tingkat jabatan fungsional. Selanjutnya

dikemukakan bahwa Pendidikan dan pelatihan teknis adalah pendidikan dan

pelatihan yang diselenggarakan untuk memberi keterampilan dan

penguasaan pengetahuan di bidang teknis tertentu kepada PNS, sehingga

mampu melakukan tugas dan tanggung jawabnya yang diberikan sebaik-

baiknya. Pendidikan dan pelatihan teknis ini dapat dilakukan secara

berjenjang sesuai dengan tingkat dan jenis pekerjaan PNS yang

bersangkutan.

Di lain pihak, SDM yang mempunyai peran penting dalam

pembangunan kesejahteraan sosial bagi orang dengan disabilitas khususnya

rehabilitasi vokasional di Balai Besar Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa

(BBRVBD) Cibinong, yang merupakan lembaga milik Kementerian Sosial

yang menangani rehabilitasi penyandang masalah kesejahteraan sosial

dalam hal ini adalah orang dengan disabilitas fisik adalah Instruktur dan juga

petugas lain yang terkait termasuk di dalamnya petugas panti di luar

BBRVBD yang mempunyai peran terhadap kesejahteraan orang dengan

disabilitas. Hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa para Instruktur dan petugas

tersebut yang akan melaksanakan secara operasional segala bentuk

kegiatan dari proses pembelajaran secara komprehensif. Oleh sebab itu,

berdasarkan penjelasan di atas, maka sangat diperlukan pelatihan teknis

bidang rehabilitasi dan perlindungan sosial orang dengan disabilitas ini dalam

rangka peningkatan kualitas SDM dimaksud.

Pada tahun 2016, BBRVBD telah melaksanakan pelatihan untuk

tenaga rehabilitasi agar pelaksanaan rehabilitasi vokasional dapat terlaksana

dengan kualitas yang baik.

Capaian Kinerja IKU

Jumlah pelatihan bagi petugas rehabilitasi penyandang disabilitas fisik

INDIKATOR KINERJA KEGIATAN TARGET REALISASI %

Jumlah pelatihan bagi

petugas rehabilitasi

penyandang

disabilitas fisik

1) Pelatihan Pengembangan Kompetensi Teknis Instruktur

20 orang 20 orang 100

2) Pelatihan On The Job Training/Magang Instruktur BBRVBD Ke Perusahaan

20 orang 20 orang 100

Adapun uraian pelatihan bagi petugas rehabilitasi penyandang disabilitas fisik

adalah sebagai berikut:

a. Pelatihan Pengembangan Kompetensi Teknis Instruktur

Pelatihan Pengembangan Kompetensi Teknis Instruktur ini dilakukan di

BBRVBD dengan jumlah peserta sebanyak 20 orang yang berasal dari

BBRVBD dan juga berasal dari PSBD yang dimiliki oleh Kementerian Sosial.

b. Pelatihan On The Job Training/Magang Instruktur BBRVBD Ke Perusahaan

Pelatihan On The Job Training/Magang Instruktur BBRVBD Ke Perusahaan

ini dilakukan di BBRVBD dengan jumlah peserta sebanyak 20 orang yang

berasal dari BBRVBD dan juga berasal dari PSBD yang dimiliki oleh

Kementerian Sosial.

2. Penyempurnaan sistem dan kualitas penyelenggaraan pelatihan bagi

petugas rehabilitasi

Capaian kinerja pada pelaksanaan program ini adalah :

Capaian Kinerja IKU Penyempurnaan sistem dan kualitas penyelenggaraan pelatihan bagi petugas

rehabilitasi

INDIKATOR KINERJA KEGIATAN TARGET REALISASI %

Penyempurnaan sistem

dan kualitas

penyelenggaraan

pelatihan bagi petugas

rehabilitasi

a. Penyusunan dan

pengembangan kurikulum

pelatihan bagi instruktur

2 modul 2 modul 100

Adapun uraian pencapaian kinerja tersebut sebagai berikut :

Penyusunan dan pengembangan kurikulum pelatihan bagi instruktur

Kegiatan ini bertujuan untuk menyusun dan mengembangkan modul

pelatihan yang diperlukan agar tenaga pengajar atau instruktur dalam

masing-masing satuan kerja dapat memberikan pelayanan atau pelatihan

yang sesuai kebutuhan yang ada dan sesuai dengan perkembangan jaman.

Kedua modul tersebut adalah:

1) Modul Pelatihan Pengembangan Kompetensi Teknis Instruktur

2) Buku Pedoman On The Job Training/Magang Instruktur

Kendala yang dihadapi :

1. Dalam pelaksanaan pelatihan, masing-masing peserta memiliki

kemampuan dasar yang berbeda-beda, sehingga dalam proses

pelaksanaan pelatihan akan mengganggu proses yang telah direncanakan

sebelumnya.

Langkah-langkah untuk mengatasi kendala :

1. Pelaksanaan pelatihan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing

peserta sehingga hasil pelatihan antara yang satu dengan yang lain akan

berbeda.

2. Agar dalam kegiatan pelatihan berikutnya terdapat standar minimal

sehingga ada kesamaan kompetensi yang dimiliki peserta pelatihan.

SASARAN

4

MENINGKATNYA KUALITAS TATA KELOLA ORGANISASI

Pada tahun 2016, sasaran strategis “Meningkatnya kualitas tata kelola

organisasi” dicapai melalui 5 indikator kinerja kegiatan, pertama

“Pelaksanaan kebijakan melalui perencanaan, monitoring, evaluasi dan

pengawasan pelaksanaan kinerja” ,kedua “Pelaksanaan sistem

akuntabilitas kinerja dan mendorong peningkatan implementasinya pada

seluruh bidang”, ketiga “Penataan dan pembinaan sumber daya manusia”,

keempat “Penyediaan fasilitas pelayanan dan operasional kinerja” dan

kelima “Jumlah sosialisasi dan advokasi tentang pelayanan rehabilitasi

vokasional”. Uraian penjelasan dari indikator kinerja kegiatan tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Pelaksanaan kebijakan melalui perencanaan, monitoring, evaluasi dan

pengawasan pelaksanaan kinerja

Penyusunan Program, Rencana Kerja dan Anggaran, yaitu penyusunan

program dan rencana kerja BBRVBD. Tahapan pelaksanaan kegiatannya

sebagai berikut:

1) Tahap I : yaitu untuk lingkup kegiatan evaluasi pelaksanaan kegiatan

rehabilitasi vokasional selama tahun anggaran sebelumnya untuk

merumuskan permasalahan yang dihadapi yang disertai dengan

penyusunan rencana operasional BBRVBD. Kegiatan ini bertujuan

untuk mengetahui sampai sejauhmana hasil yang diperoleh,

hambatan dan faktor penunjang apa yang ada dalam pelaksanaan

kegiatan tahun anggaran sebelumnya, disamping itu juga untuk

memberikan arah dan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan pada

tahun anggaran yang akan datang. Yang termasuk dalam tahap ini

yaitu kegiatan:

a. Review kurikulum dan pelatihan vokasional dalam proses

rehabilitasi

b. Koordinasi dan sosialisasi rehabilitasi vokasional

2) Tahap II: Yaitu untuk lingkup penyusunan daftar usulan kegiatan untuk

tahun anggaran yang akan datang, dilaksanakan berdasarkan

koordinasi dengan pusat, baik mengenai waktu maupun tempatnya.

3) Tahap III: yaitu penyusunan petunjuk teknis operasional kinerja

sebagai penjabaran dari DIPA dan RKAKL sebagai petunjuk teknis

pelaksanaan suatu kegiatan. Dalam tahapan ini akan diadakan

bimbingan tehnis dengan mengundang narasumber dari Kementerian

Keuangan untuk memberikan pengarahan mengenai teknis

penyusunan program dan anggaran.

b. Pelaksanaan sistem akuntabilitas kinerja dan mendorong peningkatan

implementasinya pada seluruh bidang

Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, BBRVBD sebagai

instansi pemerintah yang sumber anggarannya berasal dari APBN maka

perlu mengikuti berbagai prosedur yang telah ditetapkan dalam

menggunakan anggaran tersebut. Untuk mengikuti prosedur yang telah

ditetapkan, maka dibutuhkan kegiatan yang secara khusus bertujuan untuk

melakukan koordinasi dengan instansi pusat sehingga dalam aplikasinya

dapat menghasilkan keseragaman dalam pelaksanaan system komputerisasi

serta untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan di BBRVBD.

Dalam pelaksanaan seluruh kegiatan operasional di BBRVBD, ada

kegiatan yang sudah memenuhi rencana yang telah ditentukan dan juga

sesuai aturan yang berlaku. Namun di samping itu, dalam pelaksanaanya

juga ditemui beberapa kendala sehingga akan berpengaruh pada

pencapaian akhir. Oleh sebab itu diperlukan suatu kegiatan untuk mencari

permasalahan-permasalahan yang muncul dan akan dijadikan bahan

pertimbangan untuk melanjutkan kinerja pada periode berikutnya. Sehingga

pada masa mendatang, kinerja BBRVBD akan semakin lebih baik dan

pencapaian target akan terpenuhi. Kegiatan yang dimaksud dapat berupa

rapat koordinasi serta monitoring dan evaluasi yang akan menghasilkan

laporan dan rekomendasi untuk dijadikan bahan perencanaan periode

berikutnya sehingga permasalahan serupa dapat diatasi. Kegiatan tersebut

dilaksanakan dalam lingkup internal dan eksternal untuk menjaring semua

permasalahan yang dihadapai dan juga untuk melihat hasil kinerja yang

sudah dilakukan.

Capaian Kinerja Kegiatan

Pelaksanaan sistem akuntabilitas kinerja dan mendorong peningkatan implementasinya pada seluruh bidang

Indikator Kinerja Kegiatan Target Realisasi %

Pelaksanaan

sistem

akuntabilitas

kinerja dan

mendorong

peningkatan

implementasinya

pada seluruh

bidang

a. Pelaksanaan akuntansi

keuangan negara

1 laporan 1 laporan

100

b. Pelaksanaan inventaris

kekayaan negara

1 laporan 1 laporan 100

c. Penyusunan LAKIP 1 laporan 1 laporan

100

d. Review Program

Rehabilitasi vokasional

1 laporan 1 laporan 100

e. Evaluasi kegiatan

rehabilitasi vokasional

1 laporan 1 laporan 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa bahwa capaian kinerja dari indikator

kinerja “Pelaksanaan sistem akuntabilitas kinerja dan mendorong peningkatan

implementasinya pada seluruh bidang” realisasinya telah mencapai 100%,

sehingga dapat dikatakan bahwa sasaran ini dapat tercapai dengan sangat

baik. Adapun kegiatan pendukungnya terdiri dari 5 kegiatan dengan uraian

penjelasan sebagai berikut:

a) Pelaksanaan akuntansi keuangan

Akuntansi Keuangan Negara dan Inventaris Kekayaan Negara. BBRVBD

sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis dari Kementerian Sosial RI yang

berkedudukan di wilayah propinsi Jawa Barat memiliki kewajiban

menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan anggaran kepada

Koordinator wilayah. Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan pertemuan

koordinasi yang dilaksanakan setiap triwulan sekali yaitu dengan tujuan

untuk monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan. Pertemuan

koordinasi ini diharapkan menghasilkan keseragaman dalam pelaksanaan

system komputerisasi serta untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan

tersebut di masing-masing UPT. Serta mengurangi kendala yang dihadapi

oleh para petugas UPT.

b) Pelaksanaan inventaris kekayaan negara

Dalam melaksanakan realisasi anggaran maka diperlukan suatu

pengelolaan kekayaan yang baik dan benar sehingga dalam pelaksanaan

realisasi keuangan di BBRVBD tidak terjadi masalah dalam pencatatatn

inventaris dan pelaksanaan kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik.

c) Penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,

merupakan bagian tak terpisahkan dari kinerja suatu instansi pemerintah.

Laporan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan proses pengumpulan

dan penganalisaan informasi secara sistematis dan berkesinambungan

tentang berjalannya suatu kegiatan. Sehingga dapat dilaksanakan

penilaian atas kinerja suatu instansi dan tindakan koreksi dapat diambil

untuk penyempurnaan kegiatan selanjutnya. Kegiatan ini merupakan

proses penilaian pencapaian tujuan dan pengungkapan kinerja suatu

instansi guna memberikan umpan balik dalam peningkatan kualitas kinerja

kegiatan itu sendiri. Untuk dapat mendapatkan informasi yang akurat, maka

kegiatan penyusunan laporan akuntabilitas ini sangat perlu dilaksanakan

dimulai dari pengumpulan informasi yang dibutuhkan, penyusunan laporan

dan finalisasi.

d) Review program rehabilitasi vokasional

Dalam melaksanakan realisasi anggaran maka diperlukan suatu sistem

kontrol agar pelaksanaannya tidak melenceg dari target yang telah

ditentukan. Oleh sebab itu kegiatan ini menjadi penting untuk kembali

meluruskan tujuan yang ingin dicapai oleh BBRVBD.

e) Evaluasi kegiatan rehabilitasi vokasional

Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan demokratis mensyaratkan

kinerja dan akuntabilitas aparatur yang makin meningkat. Oleh karenanya

reformasi birokrasi merupakan kebutuhan dan harus sejalan dengan

perubahan tatanan kehidupan politik, kemasyarakatan, dan dunia usaha.

Dalam peta tantangan nasional, regional, dan internasional, aparatur

negara dituntut untuk dapat mewujudkan profesionalisme, kompetensi dan

akuntabilitas. Pada era globalisasi, aparatur negara harus siap dan mampu

menghadapi perubahan yang sangat dinamis dan tantangan persaingan

dalam berbagai bidang. Maka evaluasi menjadi penting dalam setiap

kegiatan pemerintahan, termasuk di BBRVBD. Mengingat pentingnya

rehabilitasi vokasional ini maka hasil dari evaluasi ini dijadikan dasar atas

pengambilan kebijakan tahun 2016.

c. Penataan dan pembinaan sumber daya manusia

Dalam pelaksanaan seluruh kegiatan operasional di BBRVBD, ada

kegiatan yang sudah memenuhi rencana yang telah ditentukan dan juga

sesuai aturan yang berlaku. Namun di samping itu, dalam pelaksanaanya

juga ditemui beberapa kendala sehingga akan berpengaruh pada

pencapaian akhir. Oleh sebab itu diperlukan suatu kegiatan untuk mencari

permasalahan-permasalahan yang muncul dan akan dijadikan bahan

pertimbangan untuk melanjutkan kinerja pada periode berikutnya. Sehingga

pada masa mendatang, kinerja BBRVBD akan semakin lebih baik dan

pencapaian target akan terpenuhi. Kegiatan yang dimaksud dapat berupa

rapat koordinasi serta monitoring dan evaluasi yang akan menghasilkan

laporan dan rekomendasi untuk dijadikan bahan perencanaan periode

berikutnya sehingga permasalahan serupa dapat diatasi. Kegiatan tersebut

dilaksanakan dalam lingkup internal dan eksternal untuk menjaring semua

permasalahan yang dihadapai dan juga untuk melihat hasil kinerja yang

sudah dilakukan.

Di lain pihak, untuk melaksanakan semua kegiatan, maka diperlukan

PNS yang merupakan aparatur negara yang mampu bertugas sebagai abdi

negara dan masyarakat yang menyelenggarakan pelayanan secara adil dan

merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan

kepada Pancasila dan UUD 1945. Maka diperlukan PNS yang mampu

melaksanakan tugas secara profesional dan bertanggung jawab dalam

menyelenggarakan tugasnya. Oleh sebab itu diperlukan pembinaan

kepegawaian serta pemenuhan atas hak-hak pegawai, yang bertujuan untuk

memenuhi sumber daya aparatur negara yang professional dan berkualitas

yang pada akhirnya tujuan lembaga akan dapat tercapai.

Capaian Kinerja Kegiatan

Penataan dan pembinaan sumber daya manusia

INDIKATOR KINERJA KEGIATAN TARGET REALISASI %

Penataan dan pembinaan sumber daya manusia

c. Persiapan analisa jabatan dan ABK BBRVBD

1 laporan 1 laporan

100

d. Pembinaan administrasi pengelolaan kepegawaian

1 laporan 1 laporan 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa bahwa capaian kinerja dari indikator

kinerja “Penataan dan pembinaan sumber daya manusia” realisasinya telah

mencapai 100%, sehingga dapat dikatakan bahwa sasaran ini dapat tercapai

dengan sangat baik. Adapun kegiatan pendukungnya terdiri dari 2 kegiatan

dengan uraian penjelasan sebagai berikut:

a) Persiapan analisa jabatan dan ABK BBRVBD

Keberhasilan suatu organisasi tentu tidak bisa terlepas dari pelaksana

teknis yang menjalankan tiap-tiap fungsi dari organisasi tersebut.

Apabila terdapat salah satu bagian yang tidak dapat melaksanakan

fungsinya dengan baik tentu saja akan mengganggu jalannya organisasi

tersebut. Oleh sebab itu kegiatan ini dilakukan agar dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan kriteria yang

dibutuhkan dan sesuai dengan analisa jabatan sehingga tujuan dari

organisasi akan dapat tercapai dengan baik.

b) Pembinaan administrasi pengelolaan kepegawaian

Pembinaan Administrasi Pengelolaan Kepegawaian ini berupa kegiatan

Pengelolaan Kepegawaian yang dilaksanakan di Sub Bagian

Kepegawaian untuk Tahun Anggaran 2016 meliputi kegiatan sebagai

berikut:

1) Pembinaan kepegawaian. Kegiatan ini diikuti oleh semua staf dan

pegawai BBRVBD dengan mengundang narasumber Eselon II dan

III dari Kementerian Sosial RI

2) Peningkatan manajemen kepegawaian

3) Pengembangan kualitas SDM

4) Kegiatan pengelolaan jabatan fungsional

5) Peningkatan kesejahteraan pegawai

6) Tata kearsipan

d. Penyediaan fasilitas pelayanan dan operasional kinerja

Peran orang dengan disabilitas dalam pembangunan nasional perlu

ditingkatkan serta didayagunakan seoptimal mungkin. Dalam UUD 1945

pasal 27 disebutkan bahwa “ Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan

dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” selanjutnya UU nomor 4

Tahun 1997 tentang Penyandang cacat pasal 5 menyebutkan setiap

penyandang cacat mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam

segala aspek kehidupan dan penghidupan, terkhusus pasal 13 menyebutkan

setiap penyandang cacat mempunyai kesamaan kesempatan untuk

mendapatkan pekerjaan sesuai dengan jenis dan derajat kecacatannya.

Perundangan tersebut merupakan bukti upaya pemerintah dalam usahannya

meningkatkan kesejahteraan sosial orang dengan disabilitas di segala aspek

kehidupan dan penghidupan guna mewujudkan kesamaan kedudukan, hak,

kewajiban, dan peran orang dengan disabilitas. Berbagai upaya program

pembangunan di bidang kesejahteraan sosial orang dengan disabilitas telah

diupayakan pemerintah melalui Kementerian Sosial, salah satunya adalah

meningkatkan kesejahteraan sosial bagi orang dengan disabilitas.

Balai Besar Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa, mempunyai tugas

melaksanakan proses rehabilitasi vokasional yang bertujuan untuk

memulihkan dan mengembangkan kemampuan fisik, mental dan sosial orang

dengan disabilitas agar mau dan mampu bekerja sesuai dengan tingkat

kemampuan pendidikan, minat dan pengalamannya sehingga mereka dapat

mandiri dalam kehidupan dan penghidupan di masyarakat dan berperan aktif

dalam pembangunan. Dalam pelaksanaan operasional kantor, maka

BBRVBD memerlukan berbagai macam sumber daya agar dapat

menjalankan tugas dan fungsinya. Maka diperlukan kegiatan-kegiatan yang

berkaitan dengan pelayanan perkantoran agar dapat memenuhi tugasnya

dalam melaksanakan proses rehabilitasi vokasional bagi orang dengan

disabilitas.

Capaian Kinerja Kegiatan

Penyediaan fasilitas pelayanan dan operasional kinerja

Indikator Kinerja Kegiatan Target Realisasi %

Penyediaan fasilitas pelayanan dan operasional kinerja

1 pembayaran gaji dan tunjangan 12 bulan 12 bulan 100

2 pengadaan bahan makan petugas piket

2555 OH 2555 OH 100

3 pengadaan pakaian kerja/seragam 188 Ptg 188 Ptg 100

4 pemeliharaan/perawatan buku perpustakaan

12 bulan 12 bulan 100

5 pemeliharaan gedung bangunan kantor,

35.473 M2 35.473 M2 100

6 perbaikan peralatan kantor 12 bulan 12 bulan 100

7 perawatan kendaraan bermotor roda 4

9 unit 9 unit 100

8 perawatan kendaraan bermotor roda 6

3 unit 3 unit 100

9 perawatan kendaraan bermotor roda 2

9 unit 9 unit 100

10 perawatan sarana gedung 12 bulan 12 bulan 100

11 langganan daya dan jasa 12 bulan 12 bulan 100

12 pemeliharaan instalasi daya dan jasa

12 bulan 12 bulan 100

13 penyelenggaraan keamanan dan kebersihan

12 bulan 12 bulan 100

14 pelayanan jasa pos/giro/sertifikat 12 bulan 12 bulan 100

15 operasional perkantoran dan pimpinan

12 bulan 12 bulan 100

16 rehabilitasi gedung dan bangunan (rehabilitasi koridor utama)

450 M2 450 M2 100

e. Jumlah sosialisasi dan advokasi tentang pelayanan rehabilitasi

vokasional

Dalam rangka membangun sistem rehabilitasi vokasional di Indonesia,

BBRVBD telah memiliki jaringan kerja di bidang recruitment, placement,

pelatihan dan pengembangan sumber daya instruktur di masing-masing

BBRSBD dan PSBD seluruh Indonesia. Jaringan kerja ini akan berjalan

efektif bila ada kesamaan visi, persepsi dan dukungan dari Dinas Sosial,

BRSBD dan PSBD di seluruh Indonesia. Untuk itu perlu sarana dan

prasarana yang akan memberikan kemudahan dalam mengembangkan

sistem komunikasi, informasi dan koordinasi tentang rehabilitasi vokasional

orang dengan disabilitas di Indonesia. Solusi yang dilaksanakan oleh

BBRVBD adalah dengan melaksanakan publikasi dan sosialisasi, baik

menggunakan media cetak maupun media yang memanfaatkan teknologi.

Melalui pemanfaatan fasilitas ini maka BBRVBD bisa memberikan informasi

tentang kegiatan BBRVBD yang bisa diakses oleh siapa saja terutama

Dinas/Instansi dan juga perusahaan yang terkait dalam jaringan kerja

BBRVBD dan juga masyarakat pada umumnya. Media lain yang digunakan

untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan mengadakan sosialisasi

langsung dan juga temu konsultasi yang bertujuan untuk berbagi infomasi

dan memecahkan masalah bersama yang dihadapai dalam melayani orang

dengan disabilitas baik dalam lingkup regional, nasional maupun

internasional.

Capaian Kinerja Kegiatan

Jumlah sosialisasi dan advokasi tentang pelayanan rehabilitasi vokasional

Indikator Kinerja Kegiatan Target Realisasi %

Jumlah sosialisasi dan advokasi tentang pelayanan rehabilitasi vokasional

a. Sosialisasi rehabilitasi vokasional dalam penempatan tenaga kerja PD

1 laporan 1 laporan

100

b. Pameran/publikasi dan promosi

1 laporan 1 laporan 100

c. Konsultasi Keluarga 1 laporan 1 laporan

100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa bahwa capaian kinerja dari indikator

kinerja “Jumlah sosialisasi dan advokasi tentang pelayanan rehabilitasi

vokasional” realisasinya telah mencapai 100%, sehingga dapat dikatakan

bahwa sasaran ini dapat tercapai dengan sangat baik. Adapun kegiatan

pendukungnya terdiri dari 3 kegiatan dengan uraian penjelasan sebagai

berikut:

a) Sosialisasi rehabilitasi vokasional dalam penempatan tenaga kerja

penyandang disabilitas di dunia usaha

Balai Besar Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa (BBRVBD)

merupakan Unit Pelayanan Tehnis (UPT) dibawah Direktorat Jenderal

Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI yang memberikan pelayanan

bagi penyandang disabilitas tubuh dan rungu wicara guna memberikan

dan mengembangkan keterampilan agar mereka memiliki kompetensi

sehingga siap masuk ke dunia industri dan mandiri. Menghadapi

kenyataan bahwa meskipun penyandang disabilitas telah memiliki

keterampilan tetapi masih banyak kendala untuk masuk pasaran kerja,

oleh sebab itu peran stakeholder dalam hal ini para pelaku usaha

(pengusaha) sangat dibutuhkan dalam menghadapi permasalahan

lapangan kerja bagi penyandang disabilitas.

Salah satu tantangan yang dihadapi oleh BBRVBD dalam rangka

mengoptimalkan kegiatan pelayanan adalah masih minimnya

pengetahuan para pelaku usaha tentang program rehabilitasi vokasional

yang diselenggarakan oleh BBRVBD. Bertolak dari hal tersebut, maka

sangat diperlukan sosialisasi program BBRVBD khususnya program

rehabilitasi vokasional sehingga output (keluaran) kelayan BBRVBD dapat

terserap di dunia industri maupun mandiri. Dengan terselenggaranya

kegiatan ini, para pengusaha diharapkan dapat mengetahui dan

memahami potensi-potensi penyandang disabilitas yang sesuai dengan

kebutuhan dunia kerja, sehingga dapat mengoptimalkan pemberdayaan

penyandang disabilitas.

b) Pameran, publikasi dan promosi

Agar pengusaha, masyarakat dan instansi terkait mengetahui program

BBRVBD sehingga dapat ikut serta dalam penanganan terutama

penyaluran kerja, maka dipublikasikan melalui sarana pameran. Dengan

dilaksanakannya pameran para pengusaha akan melihat secara nyata

dan tertarik tentang Sumber Daya Manusia khususnya orang dengan

disabilitas yang telah dilatih di BBRVBD sehingga dapat menjadikan

sebagai karyawan di perusahaan dan masyarakat dapat mendaftarkan

keluarganya untuk menjadi calon siswa sesuai dengan persyaratan yang

ada. Penyelenggaran pameran akan disesuaikan dengan event kegiatan

yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah dan Kementerian Sosial RI

yaitu bulan November dan Desember. BBRVBD adalah Pusat Rehabilitasi

Vokasional bagi orang dengan disabilitas tubuh di Indonesia. Agar

Program rehabilitasi Vokasional yang dilaksanakan di BBRVBD dikenal

masyarakat, pengusaha, organisasi sosial, dan instansi terkait, maka

perlu diinformasikan melalui majalah yang memuat tentang rehabilitasi

vokasional bagi orang dengan disabilitas, tulisan ilmiah, hasil

penelitian/kajian yang berhubungan dengan pelayanan orang dengan

disabilitas. Pada tahun 2016 telah dicetak majalah dan telah

didistribusikan ke berbagai daerah di seluruh wilayah Indonesia.

c) Konsultasi keluarga

Konsultasi Keluarga. Keluarga siswa merupakan salah satu sub sistem

rehabilitasi yang memiliki peranan cukup penting dalam menunjang

kelancaran Program Rehabilitasi Vokasional, mulai dari proses awal

sampai pada tahap Resosialisasi. Oleh karena itu optimalisasi

keberhasilan Pelayanan Rehabilitasi Vokasional memerlukan peran serta

orang tua/keluarga siswa. Kegiatan konsultasi keluarga merupakan salah

satu jalan untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan agar orang

tua/keluarga siswa mau dan mampu berperan serta dalam kegiatan

Pelayanan Rehabilitasi Vokasional. Kegiatan konsultasi keluarga

dilaksanakan melalui kegiatan home visit/kunjungan langsung ke daerah

asal siswa atau pada saat pihak keluarga berkunjung ke BBRVBD.

Metode Pelaksanaannya melalui Konsultasi, Observasi dan Interview.

Capaian kinerja kegiatan pada sasaran strategis ke-empat (Meningkatnya

kualitas tata kelola organisasi) dalam kurun lima tahun terakhir jika

dikompilasikan dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :

Perbandingan Capaian Kinerja Kegiatan

Meningkatnya kualitas tata kelola organisasi

NO. INDIKATOR KEGIATAN Kegiatan 2015 Kegiatan 2016

TARGET REALISASI TARGET REALISASI

1

Pelaksanaan kebijakan melalui perencanaan, monitoring, evaluasi dan pengawasan pelaksanaan kinerja

4 4 4 4

2

Pelaksanaan sistem akuntabilitas kinerja dan mendorong peningkatan implementasinya pada seluruh bidang

4 4 4 4

3 Penataan dan pembinaan sumber daya manusia

2 2 2 2

4 Penyediaan fasilitas pelayanan dan operasional kinerja

24 24 24 24

5 Jumlah sosialisasi dan advokasi tentang pelayanan rehabilitasi vokasional

5 5 5 5

Kendala yang dihadapi

1. Sebaran wilayah Indonesia yang sangat luas menyebabkan beberapa

proses sosialisasi yang dilakukan tidak dapat menjangkau seluruhnya,

sehingga informasi yang didapatkan daerah sangat terbatas.

2. Keterbatasan anggaran yang dimiliki menyebabkan tidak maksimalnya

beberapa kegiatan, sehingga output yang dihasilkan juga belum

maksimal.

Langkah-langkah yang ditempuh

1. Melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dan juga menyebarkan

berita dan informasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan rehabilitasi

vokasional ke seluruh wilayah Indonesia.

2. Melakukan perencanaan dan pengusulan anggaran kepada Kementerian

Sosial agar memberikan dukungannya untuk melakukan beberapa

kegiatan yang terkait dengan rehabilitasi vokasional di BBRVBD.

C. AKUNTABILITAS KEUANGAN

Pagu Anggaran BBRVBD Cibinong Tahun 2016 setelah adanya revisi menjadi

sebesar Rp. Rp. 17.604.644.000,-, adapun rincian anggaran BBRVBD per output

kegiatan di kertas kerja BBRVBD sebagai berikut:

ANGGARAN BBRVBD CIBINONG PER OUTPUT KEGIATAN

NO KEGIATAN VOLUME ANGGARAN

1 Penyandang Disabilitas Tubuh yang memperoleh rehabilitasi dan perlindungan kesejahteraan sosial di Balai Besar Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa Cibinong

85 Orang 1,997,833,000

2 Perlengkapan ketrampilan dan pelayanan klien dalam Panti 30 Unit 120,000,000

3 Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial Penyandang Disabilitas Fisik, Mental, Sensorik dan Intelektual

160 Orang 869,224,000

4 SDM yang mendapatkan bimbingan teknis bidang Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial Penyandang Disabilitas

30 Orang 435,772,000

5 Laporan Keuangan/Kinerja/Monitoring/Evaluasi/Publikasi serta Pelaksanaan Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial Penyandang Disabilitas

9 Laporan 1,314,274,000

6 Dokumen Perencanaan/Program/Anggaran/Data dan Informasi/Kebijakan bidang Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial Penyandang Disabilitas

4 Dokumen 410,520,000

7 Layanan Perkantoran 12 Bulan 12,255,021,000

8 Gedung/Bangunan 450 M2 202,000,000

JUMLAH ANGGARAN 7,604,644,000

Tabel di atas memberikan gambaran bahwa anggaran BBRVBD di tahun 2016

seluruhnya berjumlah Rp. 17.604.644.000,-, sedangkan realisasi keuangan

sebesar 98,04 % atau sebesar Rp. 17.260.267.330,-. Adapun sisa anggaran

2016 adalah Rp. 344.376.670,-, walaupun demikian secara keseluruhan semua

kegiatan BBRVBD dapat dijalankan dengan baik dengan pencapaian kinerja

mayoritas 100%, oleh sebab itu maka pencapaian kinerja BBRVBD adalah baik.

BAB IV

PENUTUP

Secara umum target kinerja BBRVBD Tahun 2016 dari aspek pencapaian

target kinerja pada 11 indikator kinerja utama pada 4 sasaran strategis dapat

dicapai sesuai dengan yang direncanakan. Sebanyak 4 sasaran dapat dicapai

sebesar 100% yaitu 1) Meningkatnya dan meluasnya akses penyelenggaraan

rehabilitasi vokasional, 2) Meningkatnya mutu hasil kajian dalam rangka

pengembangan pelayanan dan peningkatan kualitas rehabilitas, 3) Meningkatnya

ketrampilan dan keahlian bagi petugas rehabilitasi dalam pelaksanaan teknis

pelayanan, 4) Meningkatnya kualitas tata kelola organisasi.

Secara umum kendala yang dihadapi tahun 2016 dapat diupayakan

penyelesaiannya dan menjadi referensi perbaikan pelaksanaan program dan

kegiatan untuk mencapai target kinerja indikator kinerja utama pada masing-

masing sasaran strategis.

Selanjutnya outcome yang dicapai BBRVBD adalah nilai hasil evaluasi

penerima manfaat setelah mengikuti seluruh proses rehabilitasi vokasional di

BBRVBD. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, dapat disimpukan bahwa

realisasi outcome sebanyak 75 orang penerima manfaat di BBRVBD

mendapatkan akumulasi nilai baik atau dengan prosentase sebesar 88% dari

jumlah seluruh penerima manfaat BBRVBD tahun 2016. Serta BBRVBD berhasil

menyalurkan sebanyak 50 dari 85 orang penerima manfaat yang dapat bekerja di

berbagai perusahaan, dengan kata lain outcome kedua tercapai sebanyak 58%

dalam hal penyaluran kerja.

Demikian Laporan Kinerja BBRVBD tahun 2016 disampaikan sebagai

wujud akuntabilititas kinerja BBRVBD Tahun 2016 dan sebagai referensi

perbaikan capaian kinerja tahun 2016. Semoga Lporan Kinerja ini dapat

memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan sebagai

informasi maupun evaluasi.