balai besar penelitian dan pengembangan...

99
LAPORAN TAHUNAN 2012 BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 CERTIFICATE NUMBER 10/QM/204

Upload: phungthuy

Post on 18-Feb-2018

244 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

LAPORAN TAHUNAN 2012

BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2013

CERTIFICATE NUMBER 10/QM/204

Page 2: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

i

KATA PENGANTAR

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian (BB-Pascapanen)

sebagai salah satu unit kerja Badan Litbang Pertanian diharapkan dapat berperan dalam

penyediaan teknologi pascapanen untuk mendukung program pembangunan pertanian

sesuai tupoksi yang dimiliki. Pelaksanaan program penelitian dan pengembangan tahun

2012 merupakan tahun ketiga dari Renstra BB-Pascapanen periode 2010-2014.

Laporan Tahunan 2012 ini merupakan sintesis dari pelaksanaan kegiatan

BB-Pascapanen pada tahun anggaran 2012, yang terdiri atas kegiatan penelitian dan

pengembangan serta kegiatan kelembagaan struktural sebagai pendukung. Fokus

kegiatan penelitian dan pengembangan tahun 2012 masih meneruskan kegiatan tahun

sebelumnya, yaitu menghasilkan inovasi teknologi penanganan dan pengolahan untuk

peningkatan daya saing dan nilai tambah produk pertanian serta peningkatan diversifikasi

pangan. Banyak harapan dari pengguna teknologi dan pengambil kebijakan terhadap

inovasi teknologi pascapanen yang dihasilkan tersebut. Namun demikian, disadari bahwa

inovasi teknologi pascapanen yang dihasilkan belum mampu memenuhi semua harapan

pengguna. Hal ini menjadi motivasi untuk bekerja lebih keras pada masa yang akan

datang.

Mudah-mudahan Laporan Tahunan 2012 ini dapat bermanfaat bagi para pemangku

kepentingan. Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan dan

peningkatan kinerja BB-Pascapanen.

Bogor, Juni 2013

Kepala BB-Pascapanen

Ir. Rudy Tjahjohutumo, MT NIP. 19570922 198203 1 001

Page 3: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ iv

I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1

II. PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN .....................................

PASCAPANEN PERTANIAN

3

A. Visi dan Misi................................................................................ 3

B. Tujuan, Sasaran dan Strategi ....................................................... 3

C. Pencapaian Tujuan dan Sasaran ................................................... 4

III. HASIL KEGIATAN PENELITIAN .............................................................. 6

A. Sumber Dana DIPA BB-Pascapanen .............................................. 6

B. Sumber Dana Riset Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa.........................................................................

28

C.

D.

Sumber Dana Insentif Riset SINas ................................................

Sumber Dana Analisis Kebijakan Badan Litbang Pertanian ............

40

41

E. Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian ............................ 43

IV. KELEMBAGAAN BB-PASCAPANEN........................................................... 71

A. Organisasi .................................................................................. 71

B. Sumber Daya Manusia ................................................................. 71

C. Fasilitas Penelitian ....................................................................... 76

D. Pengembangan Sarana dan Prasarana .......................................... 78

E. Anggaran ................................................................................... 80

V. PERENCANAAN PROGRAM DAN EVALUASI ............................................. 83

A. Rapat Kerja BB-Pascapanen ......................................................... 83

B. Program dan Rencana Litbang Pascapanen ................................... 85

C. Evaluasi dan Pelaporan ................................................................ 87

VI. PENUTUP ............................................................................................ 193

Page 4: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

iii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Lokus dan fokus kegiatan PKPP di BB-Pascapanen ................... 44

Tabel 2. Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2),

Volume 9 (1) dan Volume 9 (2) tahun 2012 ............................

64

Tabel 3. Judul dan penulis pada Buletin Pascapanen Volume 7 (2) tahun 2011 serta Volume 8 (1) dan Volume 8 (2) tahun 2012 ............

66

Tabel 4. Jumlah pegawai BB Pascapanen berdasarkan pendidikan periode 2008-2012 ..........................................................

72

Tabel 5. Jumlah pegawai BB-Pascapanen berdasarkan jabatan fungsional

periode 2008-2012 ..........................................................

72

Tabel 6. Jumlah peneliti dan perekayasa BB-Pascapanen berdasarkan

jenjang jabatan fungsional periode 2008-2012 ........................

72

Tabel 7. Daftar nama petugas belajar yang masih aktif belajar pada tahun 2012 ....................................................................

73

Tabel 8. Daftar nama pegawai yang mengikuti training jangka pendek ... 73

Tabel 9. PNS yang pensiun pada periode tahun 2010-2014 (definitif) ..... 74

Tabel 10. Realisasi pengembangan prasarana dan sarana BB-Pascapanen . 78

Tabel 11. Daftar peralatan hasil pengadaan TA. 2012 ............................ 79

Tabel 12. Realisasi anggaran DIPA BB-Pascapanen TA. 2012 ................... 80

Tabel 13. Judul kegiatan penelitian BB-Pascapanen TA. 2012 berdasarkan Indikator Kinerja Utama ..................................................

89

Tabel 14. Judul kegiatan manajemen BB-Pascapanen TA. 2012 ............... 90

Tabel 15. Judul kegiatan dalam laporan bulanan BB-Pascapanen untuk bahan rapim bulan Januari–Desember 2012 ........................

90

Page 5: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

iv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Vinegar kulit pisang hasil fermentasi .................................... 7

Gambar 2. Filtrat hasil ekstraksi buah mangga (bagian daging buah,

kulit dan biji) ...............................................................

8

Gambar 3. Bagan alir algoritma dan skema proses pengolahan citra ....... 10

Gambar 4. Proses pembuatan edible film puree buah ........................... 11

Gambar 5. Suspensi serat selulosa berukuran mikro .............................. 12

Gambar 6. Bimbingan Teknis di KRPL Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengahdan di Kabupaten Mojokerto .....................................

14

Gambar 7. Sari buah nenas-cempedak dan nenas-pepaya ...................... 16

Gambar 8. Praktek pengolahan sari buah skala UKM oleh Kelompok

Wanita Tani Kutai Kartanegara ........................................

16

Gambar 9. Praktek pengolahan gambir dan produk gambir yang dihasilkan petani sebelum dan sesudah pelatihan....................

18

Gambar 10. Proses nanoemulsi dengan High Pressure Homogenizer dan struktur morfologi enkapsulasi minyak pala (minyak pala 15%

dan tween 80 20%) pada perbesaran 1.000 kali ....................

19

Gambar 11. Sosialisasi pedum pengukuran susut dan praktek pengukuran susut ........................................................

21

Gambar 12. Pemodelan dinamik untuk strategi penurunan susut panen dan pascapanen padi serta peningkatan rendemen GKG ........

23

Gambar 13. Uji stabilitas nanoemulsi ekstrak temulawak dan kurva

distribusi ukuran partikel dari perlakuan terbaik ....................

26

Gambar 14. Hasil analisis Transmission Electron Microscopy (TEM)

nanoemulsi katekin dan nanoemulsi katekin setelah uji stabilitas emulsi ...........................................................

27

Gambar 15. Produk ekstrusi sagu pada beberapa perbandingan tepung

sagu, jagung dan kacang hijau.........................................

29

Gambar 16. Unit produksi iles-iles di Desa Sumberbendo dan tepung

manan kasar hasil uji coba petani LMDH sebelum dan sesudah introduksi teknologi BB-Pascapanen..................................

30

Gambar 17. Produk olahan dari tepung komposit talas bubur instan,

produk ekstrusi, produk gel talas dan sosialisasi produk diversifikasi berbasis talas ................................................

32

Gambar 18. Sosialisasi teknologi pengolahan tepung dan mi jagung serta

produk tepung dan mi jagung hasil produksi KWT Purwo Mandiri...........................................................................

34

Gambar 19. Proses pembuatan adonan, pemanggangan dan pengemasan dan produk snack bar terkemas .........................................

36

Gambar 20. Stabilitas nanoemulsi lemak kakao pada uji freeze and thaw,

spread cokelat dengan penambahan...................................

nanoemulsi lemak kakao, sosialisasi dan pengujian

organoleptik produk spread di PT. Mars Symbioscience

38

Page 6: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

v

Halaman

Gambar 21. Konfigurasi penggilingan padi yang dianjurkan, Beras

premium yang dihasilkan PPB binaan BB-Pascapanen dan Launching beras premium Gubernur Sulawesi Selatan ............

39

Gambar 22. Biji kopi hasil penyangraian dan cupping test kopi luwak artifisial .......................................................................

41

Gambar 23. Sup jamur instan kering dan sup jamur instan setelah

penambahan air panas ..................................................

46

Gambar 24. Peluncuran produk snack bar ubi jalar di Repoeblik Telo Kabupaten Malang, Jawa Timur.......................................

47

Gambar 25. Koordinasi dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Pakpak Bharat .....................

48

Gambar 26. Sosialisasi kegiatan Laboratorium Lapang Bersama di Kabupaten Fakfak, Papua Barat ......................................

49

Gambar 27. Focus Group Discussion (FGD) Diversifikasi Pangan ............... 50

Gambar 28. Kunjungan tamu dari Purdue University ............................... 51

Gambar 29. Kegiatan pameran pada Agrinex Expo .................................. 52

Gambar 30. Kegiatan pameran pada Rakornas TTMD-AD ........................ 52

Gambar 31. Kegiatan pameran pada acara Climate Change ...................... 53

Gambar 32. Bahan baku singkong pada pameran CEM ............................. 53

Gambar 33. Kegiatan pameran Agro dan Food Expo dan salah seorang staf BB-Pascapanen sebagai nara sumber pada pameran tersebut

54

Gambar 34. Lokakarya Nasional Nano Teknologi dan penyerahan cinderamata oleh Kepala BB-Pascapanen kepada para narasumber .................................................................

55

Gambar 35. Peninjauan Kepala Badan, Bupati Subang dan Peserta Pentas Hortikultura ke stand BB-Pascapanen ..................................

56

Gambar 36. Acara Hari Krida Pertanian ke-40 .......................................... 57

Gambar 37. Pembukaan Riteks Expo oleh Menteri Riset dan Teknologi ..... 57

Gambar 38. Pameran APS di Yogyakarta ............................................ 58

Gambar 39. Pameran International Maize Conference .............................. 59

Gambar 40. Kepala Badan Litbang Pertanian dan peserta pameran meninjau stand BB-Pascapanen.............................................

60

Gambar 41. Tampilan website BB-Pascapanen ........................................ 69

Gambar 42. Pembukaan Rapat Kerja BB-Pascapanen oleh Kepala Badan

Litbang Pertanian .................................................................

84

Gambar 43. Narasumber pada Rapat Kerja BB-Pascapanen Tahun 2012..... 85

Page 7: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

1

I. PENDAHULUAN

Pada kurun waktu 2010-2014, Kementerian Pertanian telah menetapkan sistem

pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal untuk meningkatkan

kemandirian pangan, nilai tambah, ekspor dan kesejahteraan petani sebagai visi

pembangunan pertanian. Sistem pertanian industrial merupakan suatu sistem yang

menerapkan integrasi usaha tani sehingga karakteristik produk akhir yang dipasarkan

dapat dijamin dan disesuaikan dengan preferensi konsumen akhir. Dalam upaya mencapai

tujuan pembangunan pertanian industrial berkelanjutan tersebut, kegiatan pascapanen

pertanian sebagai bagian integral dari pengembangan agribisnis, mempunyai peranan

yang sangat penting dan strategis.

Pembangunan pertanian dalam kurun waktu 2010-2014 menghadapi kendala dan

permasalahan yang semakin kompleks, antara lain karena kebutuhan terhadap bahan

pangan yang berkualitas, sehat, dan aman dikonsumsi semakin meningkat. Sementara itu,

masih banyak kendala yang dihadapi oleh produsen pangan dalam upaya memenuhi

kebutuhan pangan yang berkualitas, antara lain tingkat susut yang tinggi, beragamnya

kualitas produk yang dihasilkan, kurang disukainya produk lokal oleh konsumen serta

ketersediaan dan penguasaan teknologi pascapanen yang masih terbatas. Tingkat konsumsi

beras di Indonesia saat ini telah mencapai 139 kg/kapita/tahun jauh melebihi rata-rata

tingkat konsumsi dunia yang hanya 60 kg/kapita/tahun. Impor gandum diperkirakan

mencapai 4,8 juta ton sedangkan impor terigu mencapai 0,9–1 juta ton. Untuk mengatasi

permasalahan tersebut, diperlukan inovasi teknologi pascapanen yang mampu

meningkatkan dan memenuhi kebutuhan pangan yang berkualitas secara berkelanjutan,

terutama teknologi penanganan dan pengolahan hasil komoditas pertanian mendukung

peningkatan diversifikasi pangan serta peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor

sejalan dengan program 4 (empat) sukses Kementerian Pertanian.

BB-Pascapanen sebagai institusi yang mempunyai tugas melaksanakan penelitian

dan pengembangan teknologi pascapanen pertanian terus berinisiatif melakukan langkah-

langkah visioner melalui optimalisasi pemanfaatan dan peningkatan sumberdaya

penelitian yang dimiliki. Dalam penciptaan dan perakitan inovasi teknologi,

BB-Pascapanen telah menerapkan iptek mutakhir seperti nano teknologi, bioprocessing,

teknologi non-destructive dan kemasan aktif untuk mendapatkan hasil litbang yang

berkualitas, berorientasi pasar baik domestik maupun internasional, berdaya saing dengan

nilai tambah ekonomi tinggi. Hal tersebut dilakukan untuk mewujudkan peran litbang

dalam pembangunan pertanian (impact recognition) serta meningkatkan nilai ilmiah

(scientific recognition) untuk pencapaian status sebagai lembaga litbang berkelas dunia.

Pelaksanaan program penelitian dan pengembangan pascapanen perlu didukung

oleh perencanaan yang sistematis dan terarah, sumber daya manusia (SDM) profesional,

dan fasilitas penelitian termasuk pendanaan yang memadai agar dapat mencapai target

yang diinginkan. Selain dukungan dana APBN, BB-Pascapanen terus berupaya

mendapatkan dana melalui kerjasama kemitraan baik dari dalam maupun luar negeri.

Kerjasama di dalam negeri terus diintensifkan melalui kemitraan yang saling

menguntungkan, antara lain dengan dunia usaha, pemda, Usaha Kecil Menengah (UKM),

Page 8: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

2

Gapoktan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), BUMN dan pelaku agribisnis lainnya.

Kerjasama luar negeri dikembangkan baik secara bilateral dalam bentuk hibah atau

transfer ilmu pengetahuan dan teknologi maupun trilateral melalui pemanfaatan tenaga

ahli BB-Pascapanen di negara-negara sedang berkembang dengan pendanaan dari negara

donor.

Dari kerjasama kemitraan dengan institusi lain baik dari luar maupun lingkup Badan

Litbang Pertanian, pada tahun 2012 BB-Pascapanen mendapat sumber pendanaan,

sebagai berikut : 1) Kementerian Riset dan Teknologi melalui program PKPP untuk

melaksanakan 7 (tujuh) judul kegiatan penelitian dengan nilai Rp 1.500.000.000,

2) Kementerian Riset dan Teknologi melalui program Insentif Riset SINas untuk

melaksanakan 1 (satu) judul kegiatan penelitian dengan nilai Rp 200.000.000, 3) Badan

Litbang Pertanian untuk melaksanakan 1 (satu) judul kegiatan analisis kebijakan dengan

nilai Rp 250.000.000, dan 4) Kerjasama dengan Agriculture Cooperation Initiative, Rural

Development Administration (AFACI-RDA) dengan nilai $ 30.000,- selama 3 tahun. Alokasi

anggaran BB-Pascapanen ke depan diarahkan kepada pencapaian cost effectiveness yang

tinggi dan mampu bersaing dengan institusi atau lembaga penelitian dan pengembangan

pascapanen yang lain.

Page 9: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

3

II. PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PASCAPANEN PERTANIAN

A. Visi dan Misi

1. Visi

Sebagai institusi yang mempunyai tugas pokok dan fungsi dalam penelitian

dan pengembangan teknologi pascapanen pertanian, BB Pascapanen menetapkan

visinya sejalan dengan visi pembangunan pertanian dan visi Badan Litbang

Pertanian. Visi BB Pascapanen dirumuskan berdasarkan kajian orientasi masa depan

(future oriented), perubahan paradigma pembangunan pertanian, serta kebutuhan

institusi yang profesional. Visi BB Pascapanen dalam kurun waktu 2010-2014

ditetapkan sebagai berikut :

Menjadi institusi penelitian dan pengembangan andalan yang

menghasilkan inovasi teknologi pascapanen untuk ketahanan pangan dan

kesejahteraan masyarakat pertanian.

2. Misi

Dalam upaya mewujudkan visi yang telah dirumuskan, maka disusun misi

sebagai suatu kesatuan gerak dan langkah dalam mencapai visi. Misi

BB Pascapanen dirumuskan sebagai berikut :

1. Menghasilkan inovasi teknologi diversifikasi pangan dengan memanfaatkan

sumber daya domestik untuk mendukung ketahanan pangan,

2. Menghasilkan inovasi teknologi pascapanen dalam rangka peningkatan nilai

tambah, daya saing, mutu dan keamanan produk pertanian,

3. Membangun kerja sama dalam dan luar negeri untuk mempercepat alih teknologi

dan penguasaan IPTEK.

B. Tujuan, Sasaran dan Strategi

Dalam jangka menengah (tahun 2010-2014) visi dan misi Balai Besar Penelitian

dan Pengembangan Pascapanen Pertanian dijabarkan ke dalam tujuan dan sasaran

penelitian dan pengembangan pertanian. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut,

maka disusun strategi penelitian dan pengembangan pascapanen atas dasar evaluasi

mendalam terhadap faktor internal dan eksternal yang telah diuraikan pada

perkembangan lingkungan strategis yang terkait dengan kinerja BB Pascapanen ke

depan.

1. Tujuan

Dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misinya, dalam lima tahun

ke depan BB Pascapanen menetapkan tujuan sebagai berikut :

1. Menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi pengolahan pangan pokok

baru dan substitusi bahan pangan impor untuk mendukung ketahanan pangan,

2. Menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi penanganan dan

pengolahan untuk mengurangi kehilangan hasil, mempertahankan mutu,

keamanan produk pertanian serta memiliki nilai tambah dan daya saing,

Page 10: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

4

3. Mempercepat alih teknologi dan penguasaan IPTEK melalui kemitraan penelitian

dan pengembangan teknologi pascapanen.

2. Sasaran

Sasaran strategis yang hendak dicapai BB-Pascapanen dalam lima tahun ke

depan adalah meningkatnya inovasi teknologi penanganan dan pengolahan hasil

pertanian mendukung ketahanan pangan, nilai tambah, daya saing dan ekspor,

dengan sasaran sebagai berikut :

1. Tersedianya teknologi penanganan segar produk pertanian untuk

memperpanjang kesegaran dan daya simpan (termasuk didalamnya transportasi

dan distribusi untuk pemasarannya),

2. Tersedianya produk/teknologi untuk peningkatan diversifikasi pangan, dan

substitusi pangan impor,

3. Tersedianya produk dan teknologi untuk peningkatan nilai tambah dan daya

saing.

3. Strategi

Strategi penelitian dan pengembangan pascapanen pertanian dalam tahun

2010-2014 sebagai berikut :

1. Memprioritaskan kegiatan penelitian untuk pengembangan produk pangan

berbasis sumber daya lokal dan penanganan segar produk pertanian,

2. Peningkatan kerjasama penelitian dengan lembaga nasional/internasional dan

kemitraan dalam rangka adopsi teknologi,

3. Peningkatan kualitas SDM dan fasilitas penelitian serta penerapan sistem

manajemen mutu dalam rangka memacu peningkatan kuantitas dan kualitas

inovasi teknologi yang dihasilkan.

4. Pemanfaatan iptek mutakhir (nanotechnology dan bioprocessing)

untuk meningkatkan kualitas inovasi teknologi yang dihasilkan.

C. Pencapaian Tujuan dan Sasaran

Kegiatan penelitian dan pengembangan pascapanen pertanian periode 2010-

2014, merupakan penjabaran dari program utama Badan Litbang Pertanian yang

diarahkan untuk penciptaan inovasi teknologi dan varietas unggul berdaya saing.

Kegiatan penelitian dan pengembangan pascapanen difokuskan untuk menghasilkan

inovasi teknologi penanganan dan pengolahan hasil pertanian mendukung pencapaian

target diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor. Kegiatan

dilakukan baik dalam skala laboratorium, pilot plant maupun skala operasional meliputi

penanganan segar produk pertanian, diversifikasi pangan dan substitusi pangan impor,

serta pengembangan produk dan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah dan daya

saing.

Dalam upaya mencapai sasaran kegiatan penelitian dan pengembangan

pascapanen untuk menghasilkan inovasi teknologi penanganan dan pengolahan hasil

pertanian mendukung ketahanan pangan, nilai tambah, daya saing dan ekspor,

Page 11: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

5

BB-Pascapanen memberikan arah kebijakan penelitian dan pengembangan pascapanen

sebagai berikut :

1. Memfokuskan penciptaan teknologi dalam rangka diversifikasi pangan,

meningkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspor,

2. Meningkatkan penguasaan iptek dan mempercepat proses alih teknologi,

3. Memperkuat kapasitas SDM, sarana/prasarana dan manajemen penelitian yang

akuntabel.

Page 12: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

6

III. HASIL KEGIATAN PENELITIAN

A. Sumber Dana DIPA BB-Pascapanen

1. Penelitian dan Pengembangan Teknologi Penanganan Segar Produk

Pertanian

a. Teknologi Produksi Vinegar sebagai Pengawet Alami dan Aplikasinya untuk Memperpanjang Masa Simpan Daging Segar

Pertumbuhan mikroba merupakan faktor utama penyebab kebusukan

pada daging. Kontaminasi pada karkas dan daging antara lain berasal kotoran,

isi perut, dan kulit. Hal ini terjadi selama pemotongan akibat permukaan bagian

terluar dari karkas terekspos dan menjadi sumber utama kontaminasi. Sumber

kontaminasi lain dapat berasal dari peralatan/fasilitas, personal, dan kontak

antar karkas. Permasalahan kontaminan mikroba telah menjadi perhatian

banyak kalangan baik pemerintah, pelaku usaha, konsumen, maupun pemerhati

kesehatan.

Penggunaan vinegar yang mengandung asam asetat dapat dijadikan

alternatif pilihan untuk memperpanjang masa simpan daging segar, mengingat

asam asetat merupakan salah satu pengawet organik yang dapat digunakan

untuk mengawetkan daging segar. Pengembangan teknologi pengawetan

tersebut relatif murah dan aplikatif, sehingga kemungkinan dapat digunakan

sebagai pengawet yang aman. Asam asetat yang dikenal sebagai vinegar

bersifat sebagai antimikroba, disebabkan kemampuannya menurunkan pH dan

menyebabkan instabilitas membran sel pada bakteri.

Bahan baku pembuatan vinegar adalah kulit pisang nangka dengan

tingkat kematangan ±70-75% dan air kelapa. Pembuatan vinegar dari kulit

pisang diawali dengan proses pemeraman, sehingga karbohidrat yang ada pada

kulit pisang berubah menjadi gula sederhana. Sebagai kontrol yaitu pembuatan

vinegar tanpa pemeraman. Selain itu, dilakukan penambahan alfa- dan gluko-

amilase masing-masing 1 ml/liter untuk membantu hidrolisis kulit pisang

menjadi glukosa pada saat perebusan sebelum penambahan S. cereviceae.

Sebagai kontrol yaitu tanpa penambahan enzim. Proses fermentasi yang

digunakan yaitu fermentasi secara simultan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pemeraman serta

penambahan enzim alfa- dan gluko-amilase mampu mempercepat waktu

fermentasi dan meningkatkan konsentrasi asam asetat dibandingkan perlakuan

tanpa pemeraman dan tanpa penambahan enzim. Vinegar kulit pisang yang

dihasilkan mengandung asam asetat yang masih rendah (< 4%) dengan pH

berkisar antara 3,5-4,5, kadar alkohol 0,1-0,6% dan kadar gula total 5-7%.

Kondisi tersebut diduga karena proses fermentasi yang belum sempurna.

Page 13: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

7

Gambar 1. Vinegar kulit pisang hasil fermentasi

Pada produksi vinegar dari air kelapa, fermentasi bertahap membutuhkan

waktu yang lebih cepat untuk menghasilkan kadar asam asetat 4% dibadingkan

fermentasi simultan. Fermentasi bertahap dapat memecah senyawa gula lebih

sempurna menjadi alkohol dan CO2. Berdasarkan hasil penelitian, produksi

vinegar dari air kelapa dengan kandungan asam asetat 4% dapat dilakukan

selama 3 minggu. Peningkatan kadar asam asetat selama proses fermentasi

diikuti oleh penurunan pH. Konsentrasi alkohol pada vinegar air kelapa bekisar

3,9-7,19% dengan waktu fermentasi 24-48 jam. Kadar asam asetat tertinggi

dihasilkan pada fermentasi dengan Saccharomyces cereviceae 15% dan

Acetobacter aceti 10%.

Hasil pengujian daya hambat bakteri menunjukkan konsentrasi minimal

adalah 1% untuk vinegar air kelapa dan kulit pisang. Pada konsentrasi tersebut

menunjukkan hasil negatif pada semua jenis bakteri uji. Aplikasi vinegar pada

karkas ayam menunjukkan bahwa vinegar air kelapa dan kulit pisang

mempunyai kemampuan menghambat pertumbuhan E.coli dan Listeria

monocytogenes baik pada penyimpanan suhu ruang maupun dingin.

Penghambatan terhadap pertumbuhan S. thyphimurium, vinegar air kelapa

mempunyai kemampuan lebih baik dibandingkan dengan vinegar kulit pisang.

Karakteristik fisikokimia karkas ayam yang telah diberi perlakuan pengawetan

dengan vinegar menunjukkan nilai pH karkas menurun, kecerahan karkas (L*)

meningkat, kekerasan dan susut masak menurun.

b. Teknologi Produksi Biopreservative dari Buah Mangga Rucah

Penelitian mengenai bahan pengawet yang diekstrak dari tumbuhan

untuk diaplikasikan pada buah segar guna memperpanjang kesegaran atau

sebagai bahan biopreservative belum banyak dilakukan. Trend masyarakat

modern untuk kembali ke alam menjadikan posisi biopreservative sangat

strategis untuk dapat diterima dan digunakan konsumen. Oleh karena itu,

penelitian eksplorasi untuk mendapatkan sumber baru bahan baku

biopreservative terutama dari bahan yang tidak mempunyai nilai ekonomis atau

nilai ekonomis rendah sangat penting. Buah mangga rucah merupakan salah

Page 14: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

8

satu komoditas yang kurang mempunyai nilai ekonomis namun sangat potensial

sebagai bahan baku biopreservative karena mengandung bahan aktif resorcinol

yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba.

Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan teknologi produksi

biopreservatives dari mangga rucah sebagai bahan pengawet buah segar.

Penelitian terdiri atas tiga tahapan, yaitu : 1) peningkatan kadar bahan aktif

pada mangga rucah dengan penyemprotan salicylic acid, 2) ekstraksi bahan aktif

dengan pelarut organik, dan 3) uji aktivitas ekstrak bahan aktif terhadap

mikroba perusak pada buah mangga dengan metode sumur.

Peningkatan kadar bahan aktif pada mangga rucah dilakukan dengan

penyemprotan salicylic acid pada dosis 0, 500 ppm dan 1000 ppm.

Penyemprotan dilakukan pada mangga milik Gapoktan Angling Darma,

Indramayu dan milik salah satu petani di Cibinong, Bogor. Hasil yang diperoleh

dari penelitian ini adalah dosis salycilic acid optimal untuk meningkatkan kadar

bahan aktif dalam mangga rucah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk

mangga rucah berkulit tipis produksi biopreservative dianjurkan menggunakan

bahan baku yang berasal dari biji mangga tanpa penyemprotan salicylic acid.

Pada mangga rucah berkulit tebal produksi biopreservative dapat menggunakan

bahan baku kulit dengan dosis penyemprotan 500 ppm, sedangkan bila bahan

baku berasal dari biji dosis penyemprotan terbaik 1.000 ppm. Penyemprotan

salicylic acid yang menghasilkan kadar bahan aktif (fenol dan resorcinol)

tertinggi adalah dengan 3 kali penyemprotan. Penambahan kalsium pada larutan

salicyic acid akan meningkatkan kandungan fenol dan resorcinol mangga rucah.

Proses ekstraksi biopreservative dari mangga rucah dilakukan dengan

pelarut organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode ekstraksi terbaik

yaitu ekstraksi dengan pelarut etil asetat bila bahan baku yang digunakan

berupa kulit, sedangkan bila bahan bakunya biji cukup menggunakan pelarut air.

Gambar 2. Filtrat hasil ekstraksi buah mangga (bagian daging buah, kulit dan biji)

Page 15: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

9

Hasil uji aktivitas biopreservative dari ekstrak buah mangga rucah yang

dilakukan pada plate/cawan menunjukkan bahwa ekstrak yang dihasilkan dapat

menghambat kapang dengan hambatan yang terbesar terjadi pada kapang G.

Ekstrak buah mangga rucah yang dievaporasi hingga 1/6 menunjukkan daya

hambat lebih besar dari benlate. Aplikasi biopreservative dari buah mangga

rucah menunjukkan hasil bahwa buah mangga segar mampu memperlambat

susut bobot dan laju kerusakannya meski dalam level yang kecil.

c. Teknologi Nondestruktif untuk Grading Ukuran dan Kualitas Buah Tropika

Pengolahan citra adalah salah satu teknologi untuk mendapatkan informasi

dengan cara memodifikasi bagian dari citra sehingga menghasilkan citra lain

yang lebih baik. Penggunaan teknologi pengolahan citra dapat meningkatkan

akurasi sortasi dan pemutuan buah tropika berdasarkan kualitas. Kualitas buah

dapat didekati dari ukuran objek dalam citra bila diambil dengan latar belakang

yang kontras dengan warna buah yang diamati. Tingkat ketuaan buah bisa

didekati dari perubahan warna dan tekstur buah karena mengalami perubahan

warna dan tekstur seiring dengan perubahan tingkat kematangan dan

berhubungan terhadap mutu buah. Keuntungan penggunaan teknologi

pengolahan citra ini adalah tingkat keakuratan yang tinggi, tidak bersifat

merusak dengan hasil yang konsisten.

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan deskriptif analitik melalui

perancangan piranti lunak pengolah citra warna red-green-blue (RGB). Pengolah

citra warna RGB digunakan untuk mengidentifikasi pola sebaran warna RGB buah

tropika (mangga, pisang, dan pepaya). Sedangkan pengolah citra yang

digunakan dalam mengidentifikasi grading dan kualitas dari karakteristik fisik-

kimia. Tahapan kegiatan meliputi: 1) analisis karakter mutu fisik dan kimiawi

buah mangga, pisang, dan pepaya pada berbagai tingkat ketuaan, 2) grading

dan pemutuan buah mangga, pisang, dan pepaya menggunakan teknologi non-

destruktif melalui pengolahan citra, dan 3) uji coba dan evaluasi kelayakan

software yang dibuat untuk pemeriksaan mutu buah mangga, pisang, dan

pepaya. Pengolahan citra menggunakan algoritma bahasa Visual Basic versi 6.0.

atau Delphi under windows XP. Perangkat keras yang digunakan komputer

dengan pemroses Intel Pentium core duo dan interfacing firewire untuk

perekaman data image melalui kamera Charge Coupled Device (CCD).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa grading tingkat kematangan pepaya

melalui nilai RGB dan hue-saturation-intensity (HSI) menunjukkan perbedaan

yang nyata pada tingkat kepercayaan 95%. Rekaman citra panjang pepaya pada

tingkat kematangan 10% mempunyai nilai tertinggi 475 piksel dan berkorelasi

terhadap pengukuran secara manual. Kadar total padatan terlarut dan kekerasan

pepaya pada tingkat kematangan 50% menunjukkan korelasi terbaik untuk

pengukuran grading pepaya.

Page 16: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

10

Pengukuran secara manual pada tahapan kematangan pisang

menunjukkan korelasi pada besaran rekaman citra dengan intensitas warna

merah meningkat pada titik maksimum hari ke-8. Pada hari ke-8 kadar vitamin C,

total padatan terlarut, dan total asam masing-masing 69,15 mg/100g, 13,75obrix,

dan 0,18% yang berkorelasi dengan intensitas warna merah maksimum 0,5003

piksel dan minimum 0,3402 piksel. Panjang dan lebar pisang rata-rata 146,05

dan 75,43 piksel berkorelasi terhadap pengukuran secara manual dengan

panjang dan lebar rata-rata 108,02 dan 34,75 cm.

Grading mangga Gedong menggunakan pengolahan citra dengan grade A,

B, dan C mempunyai besaran piksel masing-masing 8261, 6820-8260, dan 6820

yang mempunyai tingkat akurasi 100%, 95%, dan 100%. Korelasi titik balik

pertemuan red dan green mangga Gedong terjadi hari ke-2 dengan intensitas

warna 0,3712 dan 0,4488 piksel dengan kandung total asam, vitamin C, dan total

padatan terlarut masing-masing 0,18%, 65,02 mg/100g, dan 13,0o brix.

Gambar 3. Bagan alir algoritma (A) dan skema proses pengolahan citra (B)

d. Pengembangan Edible Film dari Komposit Puree Buah–Nanoserat

Selulosa dengan Sifat Antimikroba sebagai Kemasan Bahan Pangan Segar

Kebutuhan kemasan pangan sebesar 50% dari total kemasan yang beredar

di pasaran merupakan tantangan sekaligus peluang bagi pengembangan

kemasan edible yang bersifat ramah lingkungan. Pengembangan edible film dari

puree buah dan sayur saat ini sedang banyak dilakukan seperti dari mangga,

wortel, apel, pisang, brokoli dan tomat. Namun demikian, komersialisasi kemasan

edible ini masih terbatas karena kemasan ini memiliki kekuatan mekanis serta

sifat barriernya yang rendah dibandingkan dengan polimer sintetik. Peningkatan

kekuatan mekanis dan sifat barrier dengan cara reinforcement dengan nanoserat

selulosa merupakan pendekatan yang menarik karena dalam ukuran nano,

selulosa memiliki luas interfasial yang sangat besar sehingga bila dikompositkan

dengan distribusi yang merata akan mengubah mobilitas molekuler dan sifat

relaksasi menghasilkan komposit dengan kekuatan mekanis, fleksibilitas sekaligus

Skema proses pengolahan citra :

obyek

lampulampu

Kamera

Algoritma Pengolahan

Citra

Algoritma Pengolahan

Citra

Indeks warna RGB dan HSI : Pengukuran warna dilakukan dengan melihat nilai RGB dan HSI dari keseluruhan pixel buah

Bagan Alir Algoritma Pengolahan Citra

BuahPengambilan Citra

Perubahan dari

JPEG ke BMP

Program Karakteristik Mutu

- Panjang

- Diameter

- Area

Open FileFilterisasi

Program Grading/ Validasi

B A

Page 17: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

11

kekakuan dan ketahanan panas serta listrik yang baik. Penggunaan nanopartikel

dalam sintesis komposit polimer membuka peluang baru bagi perbaikan sifat

kemasan dan peningkatan efisiensi biaya.

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahun. Pada tahun pertama,

penelitian bertujuan untuk mendapatkan : 1) teknologi sintesis edible film dari

puree buah dan sayur, 2) teknologi sintesis partikel nano selulosa dari tongkol

jagung dan jerami padi dan 3) pengkompositan edible film berbasis puree buah

dan sayur dengan pengisi nanoserat tongkol jagung dan jerami padi. Pada tahun

kedua, penelitian bertujuan untuk mendapatkan teknologi pengembangan edible

film dari komposit puree buah dan sayur–nanoserat selulosa dengan sifat

antimikroba sebagai kemasan produk pangan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sintesis edible film dari beberapa

puree buah dan sayur memberikan hasil yang berbeda. Puree mangga

menghasilkan lapisan edible film terbaik dengan warna yang cerah, lebih elastis

dan lebih tidak mudah sobek. Karakteristik fisik edible film dapat diperbaiki

dengan menambahkan gliserol untuk meningkatkan elastisitasnya. Penambahan

gliserol 1,5% memberikan peningkatan elastisitas edible film secara signifikan.

Penambahan pektin dapat memperbaiki karakteristik edible film dengan

meningkatkan kekakuannya. Pada konsentrasi 1%, penambahan pektin

memberikan peningkatan kekakuan yang baik.

Gambar 4. Proses pembuatan edible film puree buah

Sintesis nanoserat selulosa dilakukan dengan memberikan perlakuan kimia

untuk proses delignifikasi yang dilanjutkan dengan perlakuan mekanis untuk

proses defibrilasi. Perlakuan kimia dilakukan dengan metode Takahashi dan

metode Abe, sedangkan perlakuan mekanis dengan ultrasonik dan homogenisasi

Page 18: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

12

ultraturrax. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kimia dengan metode

Abe dan Takahashi memberikan hasil yang berbeda. Metode Abe yang

dilanjutkan dengan defibrilasi dengan ultrasonik menghasilkan serat selulosa

berukuran nano (rata-rata 20–23 nm) dan kristalinitas yang lebih tinggi. Serat

tongkol jagung lebih mudah didelignifikasi dan memiliki kadar selulosa yang lebih

tinggi dibandingkan jerami padi. Defibrilasi secara mekanis dengan ultrasonik

menghasilkan lebih banyak fibril selulosa berukuran kecil daripada defibrilasi

dengan ultraturrax.

Reinforcement edible film puree buah dengan partikel nanoserat selulosa

dilakukan dengan cara menambahkan sejumlah nanoserat selulosa dalam bentuk

suspensi ke dalam puree buah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan

reinforcement edible film puree buah dengan intermediate tongkol jagung 5 dan

10% serta nanoserat tongkol jagung 5% serta tepung jerami 5% menghasilkan

nilai kekuatan mekanis khususnya kuat tarik yang lebih tinggi dibandingkan

perlakuan lainnya, walaupun peningkatannya tidak signifikan. Terhadap sifat

barrier edible film, perlakuan ukuran partikel menunjukkan pengaruh yang

signifikan terhadap permeabilitas uap air. Perlakuan penambahan tepung dengan

ukuran partikel paling besar memiliki permeabilitas uap air paling tinggi,

kemudian perlakuan dengan penambahan produk intermediate dan permeabilitas

yang paling rendah diperoleh dari perlakuan penambahan nanoserat selulosa.

Sifat permeabilitas edible film yang ditambahkan nanoserat selulosa rata-rata

lebih rendah dua kalinya dibandingkan dengan perlakuan penambahan tepung,

baik pada tongkol jagung maupun jerami. Hal ini membuktikan bahwa serat

selulosa dalam ukuran nano mampu membuat matrik edible film lebih rapat

sehingga uap air lebih sulit untuk melakukan difusi.

Gambar 5. Suspensi serat selulosa berukuran mikro (A: tepung dan B: intermediate) dan nano (C)

A C B

Page 19: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

13

2. Penelitian dan Pengembangan Teknologi dan Produk untuk Diversifikasi

Pangan dan Substitusi Pangan Impor

Pengembangan Diversifikasi Produk Olahan Pangan Non Beras (Aneka Umbi) Mendukung Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)

Dalam upaya menciptakan kemandirian pangan dan diversifikasi konsumsi

pada tingkat rumah tangga, Kementerian Pertanian telah menyusun suatu konsep

yang disebut Rumah Pangan Lestari (RPL). Prinsip dasar KRPL adalah :

1) pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan dan dirancang untuk

ketahanan dan kemandirian pangan, 2) diversifikasi pangan berbasis sumberdaya

lokal, 3) konservasi sumberdaya genetik pangan, dan 4) menjaga kelestariannya

melalui kebun bibit desa menuju peningkatan pendapatan dan kesejahteraan

masyarakat. Untuk menjaga keberlanjutan dan mendapatkan nilai tambah ekonomi

dan manfaat dari KRPL perlu dukungan teknologi diversifikasi produk olahan dan

pemasaran. Hal ini untuk mengantisipasi melimpahnya hasil panen. Diharapkan hasil

panen masing-masing RPL, selain untuk mencukupi kebutuhan pangan rumah

tangga sendiri, hendaknya bisa juga bernilai komersial dengan pengelolaan kawasan

yang terintegrasi. Aneka umbi merupakan komoditas yang dapat ditanam di KRPL

dengan pertimbangan bahwa perawatannya mudah, dapat ditanam diberbagai jenis

tanah, dapat dipanen bertahap. Oleh karena itu diperlukan sentuhan teknologi agar

produk umbi yang dihasilkan lebih menarik, bermutu tinggi dan disukai konsumen,

serta mempunyai nilai jual yang layak.

Penelitian ini bersifat pengembangan untuk secepatnya diimplementasikan di

lapangan dan diadopsi oleh masyarakat pengguna, terutama di lokasi M-KRPL.

Hasil-hasil penelitian berbasis aneka umbi yang telah dilakukan oleh peneliti

terdahulu maupun teknologi eksisting yang telah ada di masyarakat diinventarisir,

kemudian dilakukan pemantapan teknologi agar sesuai untuk diterapkan di lokasi M-

KRPL. Tahap berikutnya adalah penyusunan paket teknologi diversifikasi produk

olahan pangan terpilih, yaitu 1) berbasis aneka umbi, dan 2) berbasis rimpang.

Paket teknologi tersebut kemudian dimasyarakatkan, antara lain untuk mendukung

M-KRPL.

Hasil penelitian telah mendapatkan teknologi diversifikasi produk olahan

berbasis aneka umbi (ubi kayu, ubi jalar, talas dan gembili). Teknologi pengolahan

umbi berbasis pada umbi segar maupun tepung umbi. Selain teknologi pengolahan

berbasis umbi, penelitian ini mendapatkan pula teknologi diversifikasi produk olahan

berbasis rimpang (garut dan ganyong). Teknologi pengolahan rimpang merupakan

teknologi baru bagi masyarakat, hal ini disebabkan rimpang masih jarang

dimanfaatkan. Berbagai aneka produk olahan yang telah diperbaiki proses

pengolahannya kemudian dimplementasikan di kawasan KRPL melalui tahapan

sosialisasi, bimbingan teknis dan pembinaan.

Bimbingan teknis pangan olahan berbasis umbi-umbian dilaksanakan di lokasi

M-KRPL Desa Salam, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Jawa

Tengah. Lokasi ini merupakan salah satu lokasi percontohan awal untuk kegiatan

Page 20: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

14

M-KRPL di Jawa Tengah. Di lokasi ini tersedia berbagai jenis umbi-umbian lokal

seperti ubi kayu, ubi jalar, suweg, talas, ganyong, garut dan gembili. Pada acara

bimbingan teknis, peserta dibekali pengetahuan mengenai teknologi produksi

tepung dan pati dari berbagai jenis umbi/rimpang, yang kemudian dilanjutkan

dengan praktek pembuatan aneka produk olahan makanan (kue kering, kue basah

dan mi basah) dari berbagai jenis tepung umbi-umbian.

Bimbingan teknis pangan olahan berbasis umbi-umbian di Jawa Timur

dilaksanakan di M-KRPL Desa Kebon Tunggul, Kabupaten Mojokerto. Di lokasi M-

KRPL ini, umbi-umbian banyak dikembangkan dan Kelompok Wanita Tani di daearah

ini telah berinisiatif untuk mengolah umbi-umbian menjadi berbagai produk olahan.

Pada acara bimbingan teknis, produk olahan yang dipraktekan antara lain

pembuatan aneka tepung dan pati dari suweg dan ganyong. Produk kue kering

seperti cookies, ganyong coklat, kastangel garut, dan kue kacang ganyong. Produk

kue basah antara lain brownies ganyong coklat dan bolu pelangi. Selain itu,

dipraktekkan juga pembuatan mi dari ganyong dan emping garut.

.

Gambar 6. Bimbingan Teknis di KRPL Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah (A

dan B) dan di Kabupaten Mojokerto (C dan D)

Bimbingan teknis yang dilaksanakan telah menjadi motivasi bagi masyarakat

di lokasi KRPL untuk mengolah umbi dan rimpang menjadi berbagai aneka olahan

pangan. Teknologi diversifikasi produk olahan diharapkan menjadi bekal bagi

pengembangan unit pengolahan di Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL).

Dalam rangka partisipasi dan mensukseskan pelaksanaan KRPL, maka telah

dibuat percontohan RPL di Instansi Karawang, BB Pascapanen. Dalam percontohan

A B

C D

Page 21: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

15

RPL tersebut meliputi RPL Strata 1, 2 dan 3. Sesuai konsep KRPL, maka jenis

tanaman yang akan ditanam meliputi aneka umbi dan rimpang, sayuran dan buah,

serta tanaman obat dan empon-empon.

3. Penelitian dan Pengembangan Teknologi dan Produk untuk Peningkatan

Nilai Tambah dan Daya Saing

a. Perbaikan Proses Produksi Sari Buah Tropika Skala UKM di Kalimantan Timur

Potensi buah-buahan di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur cukup besar.

Jenis buah-buahan yang banyak dihasilkan di daerah tersebut diantaranya

cempedak, nenas, dan pepaya. Pemanfaatan buah-buahan tersebut sebagian

besar untuk konsumsi segar, sedangkan pemanfaatan menjadi produk olahan

sangat terbatas sehingga nilai tambah yang diperoleh rendah. Permasalahannya

adalah teknologi pengolahan buah-buahan khususnya sari buah belum banyak

dikenal. Untuk mengembangkan industri pengolahaan sari buah di Kaltim perlu

didisain proses pembuatan sari buah skala UKM. Penelitian ini bertujuan untuk

mendapatkan teknologi proses pembuatan sari buah nenas dan sari buah

campuran nenas-cempedak dan nenas pepaya. Teknologi pembuatan sari buah

yang dihasilkan selanjutnya diimplementasikan pada skala UKM di Kaltim.

Hasil penelitian telah mendapatkan teknologi proses pembuatan sari buah,

sebagai berikut :

Teknologi proses pembuatan sari buah nenas

Daging buah nenas jenis Queen diblansing selama 10-15 menit dan

dihancurkan menjadi bubur buah. Bubur buah selanjutnya ditambah air

dengan perbandingan 1:3, ditambah gula, asam sitrat, CMC dan potasium

sorbat. Sari buah selanjutnya dipasteurisasi selama 10 menit pada suhu 70oC

dan dikemas menggunakan cup plastik.

Teknologi proses pembuatan sari buah nenas-cempedak

Daging buah nenas jenis Queen dan cempedak dengan perbandingan 1:1

diblansing selama 10 menit kemudian dihancurkan menjadi bubur buah dan

ditambah air dengan perbandingan 1:4. Sari buah disaring dan ditambah gula

dengan variasi konsentrasi 75, 100, dan 125 g/l. Bahan tambahan lainnya

yaitu asam sitrat, CMC dan potasium sorbat. Sari buah selanjutnya

dipasteurisasi pada suhu 70oC selama 10 menit dan dikemas menggunakan

kemasan cup plastik. Hasil uji orgonoleptik menunjukkan penambahan gula

sebanyak 125 g/l merupakan perlakuan terbaik dalam pembuatan sari buah

nenas-pepaya.

Teknologi proses pembuatan sari buah nenas-pepaya

Daging buah nenas jenis Queen dan buah pepaya varietas Hawai (mini),

California dan Bangkok (Dampit) diblanching 10 menit dan dihancurkan

menjadi bubur buah. Sari buah dibuat dengan perbandingan bubur buah

pepaya dan nenas 1:1 dengan pengenceran 1:3, kemudian ditambah asam

Page 22: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

16

sitrat, CMC dan potasium sorbat. Sari buah dipasteurisasi pada suhu 70oC

selama 10 menit selanjutnya dikemas menggunakan cup plastik. Hasil uji

organoleptik menunjukkan bahwa sari buah yang dibuat dari buah pepaya

Bangkok, Hawai maupun California tidak berbeda nyata dalam pembuatan sari

buah nenas-pepaya.

Gambar 7. Sari buah nenas-cempedak (A) dan nenas-pepaya (B)

Implementasi teknologi pembuatan sari buah skala UKM dilakukan di Kutai

Kartanegara bekerja sama dengan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

Kabupaten Kutai Kartanegara. Dalam implementasi teknologi tersebut dilakukan

bimbingan teknis pembuatan sari buah skala UKM kepada Kelompok Wanita Tani

(KWT) di Kabupaten Kutai Kartanegara. Mutu sari buah yang dihasilkan

menggunakan peralatan skala UKM mempunyai kandungan TPT 13,6–15obrik,

kadar asam 0,124–0,161 % dan kandungan vitamin C 4,59–7,94 mg/100 g.

Hasil uji preferensi menunjukkan bahwa responden sangat menyukai produk sari

buah baik dari bahan baku nenas, nenas-cempedak maupun nenas-pepaya. Hasil

uji penyimpanan sari buah menunjukkan bahwa mutu sari buah nenas dan

nenas-pepaya stabil selama penyimpanan 2 bulan, namun sari buah nenas-

cempedak mengalami perubahan warna setelah penyimpanan selama 2 bulan.

Gambar 8. Praktek pengolahan sari buah skala UKM oleh Kelompok Wanita

Tani Kutai Kartanegara

A B

Page 23: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

17

b. Perbaikan Teknologi Pengolahan Produk Hasil Perkebunan (Gambir,

Minyak Nilam dan Kopi) tingkat UKM/Gapoktan di Pakpak Bharat, Sumatera Utara

Komoditas perkebunan unggulan di Pakpak Bharat antara lain gambir,

nilam dan kopi belum tergarap secara optimal baik pada tingkat hulu maupun

hilir. Teknologi pengolahan gambir, minyak nilam dan kopi masih dilakukan

secara tradisional, umumnya proses pengolahan menggunakan peralatan yang

sederhana. Proses pengolahan pada ketiga komoditas telah dilakukan oleh petani

baik secara perorangan maupun berkelompok. Kualitas produk yang dihasilkan

belum sesuai dengan persyaratan SNI.

Rendahnya kualitas produk yang dihasilkan disebabkan oleh keterbatasan

pengetahuan petani/kelompok tani tentang proses pengolahan yang baik dan

benar. Pada komoditas gambir, rendahnya rendemen dan kualitas disebabkan

kurangnya pengetahuan dalam proses ekstraksi/pengepresan daun gambir,

pencetakan dan pengeringan produknya. Pada komoditas nilam, rendemen dan

kualitas minyak nilam yang rendah disebabkan kurangnya pengetahuan tentang

cara penanganan bahan baku dan metode penyulingan nilam. Pada komoditas

kopi, kurang baiknya kualitas yang dihasilkan selain disebabkan oleh kurang

pengetahuan tentang proses pengolahan juga disebabkan oleh proses

pengemasan yang masih sangat sederhana. Teknologi pengolahan hasil gambir,

nilam dan kopi yang baik dan benar perlu diperkenalkan kepada masyarakat

Pakpak Bharat untuk meningkatkan mutu produk sehingga memiliki nilai jual

lebih tinggi melalui sosialisasi, pelatihan dan pendampingan teknologi.

Perbaikan teknologi pada proses pengolahan gambir, minyak nilam dan

kopi di tingkat petani/gapoktan dilakukan berdasarkan hasil identifikasi dan

evaluasi proses pengolahan di tingkat petani. Pada komoditas gambir, perbaikan

proses pengolahan dilakukan antara lain pada tahap ekstraksi/pengepresan daun

gambir, pencetakan dan pengeringan dengan mengintroduksikan peralatan

khususnya alat pencetak gambir. Pelatihan dan pendampingan teknologi dalam

proses pengolahan gambir telah dapat meningkatkan kualitas produk gambir di

tingkat petani/kelompok tani dimana warna gambir yang dihasilkan lebih cerah,

bentuk lebih padat dengan kadar air yang relatif rendah dan kadar katekin

meningkat.

Pada komoditas nilam, perbaikan teknologi yang diintroduksikan yaitu cara

penanganan bahan baku sebelum penyulingan, metode dan kondisi proses

penyulingan serta pengenalan peralatan penyulingan. Selain itu, diperkenalkan

pula proses pemurnian untuk memperbaiki warna minyak nilam. Pelatihan dan

pendampingan teknologi dalam proses pengolahan minyak nilam telah dapat

meningkatkan kualitas minyak nilam yang dihasilkan oleh petani/kelompok tani.

Hasil analisis sampel minyak nilam dari petani/kelompok tani di Pakpak Bharat

setelah pelaksanaan pelatihan dan pendampingan menunjukkan peningkatan

pada kadar patchouli alkoholnya. Kadar patchouli alkohol merupakan salah satu

parameter penentu kualitas minyak dimana semakin tinggi kadar patchouli

Page 24: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

18

alkohol maka kualitas minyak nilam semakin baik. Proses pemurnian minyak

nilam dapat meningkatkan kejernihan (% transmisi) minyak nilam

petani/kelompok tani dari rata-rata 45,1% menjadi 50,0%, dan menurunkan

kadar Fe dari 268,8 ppm menjadi 101,7 ppm.

Pada komoditas kopi, perbaikan teknologi yang diintroduksikan yaitu pada

proses pemanenan, sortasi dan grading, penjemuran, penyangraian, dan

pengemasan. Selain diperkenalkan pengolahan kopi melalui proses basah dan

peralatannya. Setelah pelatihan dan pendampingan teknologi ternyata petani

kopi telah memperbaiki cara penyangraian dan pengemasannya. Hasil uji citarasa

terhadap kopi dari petani Pakpak Bharat baik pada kopi robusta maupun arabika

nilainya termasuk dalam tingkat excellent.

Gambar 9. Praktek pengolahan gambir dan produk gambir yang dihasilkan petani sebelum (A) dan sesudah (B) pelatihan

c. Teknologi Nanoenkapsulasi Minyak Biji Pala (Myristica fragrans H) sebagai Bahan Preservatif Puree Jambu Merah dan Sari Buah Apel

Semakin meningkatnya dampak negatif yang timbul terhadap kesehatan

akibat bahan kimia yang digunakan sebagai pengawet pangan telah mendorong

banyak pihak untuk mencari alternatif bahan pengawet yang lebih aman.

Beberapa jenis bahan alami termasuk minyak atsiri yang berpotensi sebagai

pengawet telah diteliti, namun masih sedikit yang layak digunakan karena

sebagian besar bahan alternatif tersebut menyebabkan terjadinya perubahan bau

dan rasa pada produk pangan yang diawetkan. Salah satu minyak atsiri yang

dapat diharapkan sebagai pengawet alternatif yang potensial adalah minyak biji

pala. Namun demikian, dibandingkan dengan minyak atsiri lain seperti minyak

kayu manis dan cengkeh aktivitas anti mikroba minyak biji pala masih lebih

A B

Page 25: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

19

rendah. Oleh karena itu, diperlukan suatu teknologi yang dapat meningkatkan

penyampaian bahan aktif ke dalam target secara efisien. Teknologi enkapsulasi

dalam skala ukuran nano diharapkan mampu meningkatkan aktivitas antimikroba

minyak biji pala melalui transfer massa (senyawa bioaktif) melalui dinding sel

mikroba.

Pembentukan nanoemulsi minyak biji pala dilakukan dengan dengan

metode high energy menggunakan high pressure homogenization (HPH) dan

metode low energy dengan emulsifikasi spontan. Sistem nanoemulsi minyak biji

pala dengan metode high energy terdiri atas minyak biji pala, surfaktan dan

solvent (air). Pada metode high energy dicoba dua sistem nanoemulsi yaitu :

1) menggunakan satu jenis surfaktan (tween 20 atau tween 80) dan

2) menggunakan kombinasi surfaktan tween 20 dan tween 80. Pada metode low

energy, sistem nanoemulsi terdiri atas minyak biji pala, surfaktan, solvent (air)

dan co-solvent (etanol). Nanoemulsi yang dihasilkan selanjutnya dilakukan uji

aktivitas antimikroba dengan jenis mikroba E. coli, S. aureus dan S. cereviseae.

Formula nanoemulsi terpilih dari hasil uji aktivitas antimikroba selanjutnya

dilakukan enkapsulasi dan uji Minimum Inhibitory Concentration (MIC) untuk

mengetahui konsentrasi terendah produk enkapsulasi minyak pala yang berfungsi

sebagai antimikroba.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran partikel yang dihasilkan

dengan metode high energy berkisar antara 110,88–290,47 nm dengan nilai

indeks polidispersitas antara 0,009–1,534 dan kestabilan emulsi 94–100% untuk

sistem nanoemulsi dengan satu jenis surfaktan. Untuk sistem nanoemulsi dengan

kombinasi surfaktan diperoleh ukuran partikel berkisar 28–177,03 nm dengan

nilai indeks polidispersitas antara 0,271–1,353. Sementara itu, pada emulsifikasi

dengan metode low energy dari 5 formula yang dicoba hanya 2 formula yang

dapat membentuk emulsi dengan ukuran partikel masing-masing 66,45 dan

100,65 nm dengan indeks polidispersitas 0,283 dan 0,384.

Gambar 10. Proses nanoemulsi dengan High Pressure Homogenizer (A) dan

struktur morfologi enkapsulasi minyak pala (minyak pala 15% dan tween 80 20%) pada perbesaran 1.000 kali (B)

A B

Page 26: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

20

Hasil screening anti mikroba menunjukkan bahwa semakin tinggi

konsentrasi minyak pala dalam nanoemulsi maka semakin luas zona

penghambatan terhadap mikroba yang diuji. Formula nanoemulsi minyak pala

terbaik yaitu nanoemulsi dengan konsentrasi minyak pala masing-masing 10 dan

15% dengan surfaktan Tween 80 20% yang dapat memberikan penghambatan

cukup baik terhadap S. aureus dan S. cerevisiae. Sementara itu, hasil uji

Minimum Inhibitory Concentration (MIC) dari dua formula terbaik tersebut

menunjukkan bahwa pemberian formula 1 (minyak 10% dan surfaktan Tween 80

20%) sebanyak 20, 30 dan 40 mg/ml dapat menurunkan jumlah mikroba S.

cerevisiae sebanyak 1 log. Pemberian formula 2 (minyak 15% dan surfaktan

Tween 80 20%) sebanyak 30 dan 40 mg/ml dapat menurunkan jumlah mikroba

sebanyak 2 log.

d. Penanganan Susut Pascapanen Padi dalam Mendukung Peningkatan

Produksi Beras Nasional (P2BN)

Angka susut pascapanen padi sangat besar manfaatnya, terutama untuk

peramalan produksi baik nasional maupun regional dan stok pangan berupa

beras serta pembuatan neraca ekspor dan impor beras. Tidak tepatnya metode

pengukuran menyebabkan terjadi bias data susut pascapanen padi. Hal ini akan

menyebabkan kesalahan dalam menentukan ketersediaan stok pangan dan

kesalahan dalam menentukan prioritas ekspor dan impor beras. Penelitian ini

bertujuan untuk meningkatkan pemahaman metode pengukuran susut

pascapanen padi dan mendapatkan teknologi penanganan susut pascapanen

padi dalam rangka mendukung program Peningkatan Produksi Beras Nasional

(P2BN).

Tahapan kegiatan yang dilakukan, yaitu : 1) sosialisasi pedoman umum

pengukuran susut pemanenan dan pascapanen padi dan 2) mendapatkan

teknologi penekanan susut pada perontokan padi dan penggilingan padi.

Pedoman umum pengukuran susut pascapanen padi yang disosialisasikan adalah

metode 9 (sembilan) papan hasil penelitian tahun 2011. Kegiatan pengukuran

susut panen dan perontokan padi serta pengukuran rendemen penggilingan padi

dilaksanakan pada dua musim, yaitu musim penghujan (MP) dan musim kemarau

(MK)) di 6 Propinsi yaitu : D.I. Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa

Timur, Sumatera Selatan dan Sulawesi Selatan. Untuk teknologi penekanan susut

pada perontokan dilakukan dengan 2 perlakuan yaitu cara perontokan dan

varietas padi. Ada 4 cara perontokan yang digunakan, yaitu gebot, power

thresher dengan tiga tingkat percepatan (600, 700 dan 800 rpm). Untuk varietas

padi yang digunakan meliputi varietas padi dengan karakteristik mudah rontok,

kerontokan sedang dan sulit rontok. Sedangkan untuk teknologi penekanan susut

penggilingan padi dilakukan melalui uji separator (perlakuan varietas dan sudut

kemiringan separator) dan cara penggilingan (cara petani, penggilingan

konfigurasi I dan II).

Page 27: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

21

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil evaluasi sebelum

dan sesudah sosialisasi di D.I. Yogyakarta, Sulawesi Selatan dan Jawa Tengah

diketahui bahwa secara umum pemahaman peserta setelah sosialisasi mengalami

peningkatan yang ditunjukkan dengan menurunnya tingkat kesalahan

pengukuran. Berdasarkan pengukuran susut panen diketahui bahwa susut panen

tertinggi terjadi di Jawa Barat yaitu 3,19% (MP) dan 1,61% (MK) sedangkan

susut perontokan sebesar 1,28% (MP) dan 1,26% (MK). Rendemen giling

tertinggi pada musim penghujan (MP) dicapai pada penggilingan di Sumatera

Selatan dengan model PPK 2 fase yaitu 64,74%, sedangkan pada musim

kemarau (MK) dicapai pada penggilingan di Jawa Barat dengan model PPK 2 fase

yaitu 67,14%.

Gambar 11. Sosialisasi pedum pengukuran susut (A dan B) dan praktek pengukuran susut (C dan D)

Hasil penelitian teknologi penekanan susut perontokkan menunjukkan

bahwa proses perontokkan yang direkomendasikan yaitu kecepatan mesin

perontok sedang (700 rpm) untuk varietas yang mudah rontok yang

menghasilkan tingkat susut 2,35% dan kapasitas 595,05 kg/jam. Untuk varietas

yang tahan rontok direkomendasikan menggunakan kecepatan tinggi (800 rpm)

dengan tingkat susut 2,79% dan kapasitas 522,87 kg/jam. Pada pengujian

penggilingan, konfigurasi penggilingan yang paling baik yaitu konfigurasi II

(1 kali husker–1 kali separator–2 kali polisher) karena menghasilkan kualitas

beras giling paling baik (beras pecah 16–21,48% dan beras kepala 76,68–

A B

C D

Page 28: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

22

82,38%) dengan rendemen giling 67,98% (varietas murni Ciherang) dan 69,34%

(varietas campuran Ciherang dan Mekongga). Hasil pengujian fungsi separator

berdasarkan sudut kemiringan diketahui bahwa sudut kemiringan yang optimal

yaitu sudut 61º. Pada sudut kemiringan tersebut, separator dapat memisahkan

beras pecah kulit dengan persentase yang tinggi dan sebaran gabah dalam beras

pecah kulit rendah.

e. Sistem Penunjang Keputusan Berbasis Pemodelan Dinamik untuk

Perencanaan Pencapaian Target Perberasan Nasional : Studi Kasus Penekanan Susut Pascapanen di Jawa Barat

Penekanan susut padi dengan pendekatan sistem dinamik merupakan

upaya untuk melihat persoalan susut padi ini secara komprehensif, integratif dan

melibatkan seluruh faktor yang berpengaruh baik langsung maupun tidak

langsung. Berdasarkan pendekatan sistem ini dapat dibuat causal loop diagram,

model, validasi yang kemudian dilakukan simulasi dengan menggunakan

berbagai skenario kebijakan, sehingga target dan sasaran dalam menurunkan

susut pascapanen padi dapat tercapai.

Sistem penanganan pascapanen padi di Jawa Barat sampai saat ini masih

tergolong tradisional, sehingga dengan kondisi seperti ini susut penanganannya

masih tinggi, yaitu sekitar 11,34 %. Besarnya angka susut ini disebabkan oleh

beberapa faktor seperti faktor teknis, manajemen dan faktor sosial budaya.

Berdasarkan kenyataan tersebut diperlukan suatu upaya menyelamatkan

produksi padi dengan menekan susut ini dengan melibatkan berbagai unsur,

stakeholder, dan dukungan fasilitas yang memadai.

Setiap penggunaan input pada skenario kebijakan yang diterapkan akan

memiliki implikasi terhadap berbagai kebutuhan yang diperlukan, sehingga hal ini

sangat membantu dalam memberikan arah pada sistem perencanaan

peningkatan produksi padi. Dengan demikian diharapkan sistem ini dapat

membuat sistem perencanaan menjadi lebih efektif dan efisien. Untuk

menindaklanjuti kegiatan penelitian ini, maka tahap selanjutnya akan dilakukan

penambahan data, pembuatan tampilan antar muka dari program, melakukan

simulasi kebijakan strategis, dan membuat sistem penunjang keputusan. Sistem

Penunjang Keputusan yang dibangun adalah sebuah perangkat lunak yang

berbasis pada pemodelan dinamik yang ditampilkan secara interaktif. Fasilitas

interaktif yang dapat digunakan oleh para pemangku kebijakan adalah fasilitas

untuk melakukan berbagai skenario untuk meningkatkan produksi padi melalui

penekanan susut hasil padi.

Hasil simulasi menunjukkan bahwa penerapan skenario penurunan susut

padi, baik melalui penerapan mekanisasi pertanian maupun percepatan dalam

penerapan sistem mutu dapat menurunkan susut secara signifikan, sehingga

produksi padi di wilayah Jawa Barat setiap tahunnya banyak yang dapat

diselamatkan. Hal ini sekaligus akan menjadi tambahan produksi bagi total

produksi Gabah Kering Giling (GKG) secara nasional.

Page 29: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

23

Alternatif penekanan susut pascapanen padi dapat dilakukan melalui

strategi sebagai berikut :

a. Strategi penekanan susut padi melalui mekanisasi pertanian baik dalam

jangka pendek maupun jangka panjang. Penerapan mekanisasi dalam jangka

pendek dapat dilakukan dengan cara : 1) panen menggunakan sabit gerigi; 2)

perontokan menggunakan power thresher; 3) pengeringan menggunakan bed

dryer; 4) penggilingan dengan PPK (direvitalisasi); dan 4) Penyimpanan dalam

karung goni di dalam gudang yang memenuhi persyaratan. Melalui cara ini

susut panen dan pascapanen padi dapat ditekan sampai 9,29%. Dalam jangka

panjang, secara perlahan penggunaan peralatan diarahkan pada penerapan

mekanisasi pertanian yang lebih maju dan modern seperti penggunaan

combine harvester sebagai alat panen dan penerapan sistem pengeringan

yang diintegrasikan dengan sistem penggilingan yang saat ini sudah mulai

diterapkan di Penggilingan Padi Besar (PPB) milik swasta. Melalui penerapan

sistem penanganan pascapanen padi yang terintegrasi setidaknya susut panen

sampai dengan pascapanen dapat ditekan sampai 4%.

b. Strategi penekanan susut padi melalui penerapan sistem mutu dan perubahan

perilaku sosial budaya masyarakat pertanian. Penerapan sistem mutu seperti

GAP, GHP, GMP, GSP dan GDP yang baik harus dilakukan oleh seluruh pelaku

usahatani dan rantai pasok padi mulai dari petani, pengusaha penggilingan,

distributor dan penjual beras. Peningkatan pemahaman sistem mutu dapat

didorong melalui sekolah lapang bidang pascapanen yang dibimbing langsung

oleh para penyuluh yang handal dan berdedikasi tinggi. Langkah ini sekaligus

dapat merubah budaya pertanian yang selama ini kurang baik, karena di masa

depan pertanian di Indonesia harus sudah memperhatikan aspek mutu dan

keamanan pangan.

Gambar 12. Pemodelan dinamik untuk strategi penurunan susut panen dan

pascapanen padi serta peningkatan rendemen GKG

GKG sim

Susut GKG

Laju pengurangan

Target penerapanGAP GHP dan GSP

selisih susut Gap Susut

Tambahan GKG

Tambahan produksiberas

Rendemen

laju perubhn

BudayaMekanisasi dan

revitalisasi

max rend

desire rend

susut yg diinginkan

susut panen dnpscapanen

Page 30: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

24

f. Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Pascapanen

Selama kurun waktu tahun 2001-2012, BB-Pascapanen telah banyak

menghasilkan teknologi pascapanen baik untuk tingkat laboratorium maupun

scale-up yang dikembangkan di lapangan. Upaya untuk menganalisis dan

mensintesa kebijakan-kebijakan penelitian dan pengembangan teknologi

pascapanen terus dilakukan dalam kurun waktu tersebut. Kebijakan yang

dihasilkan tersebut digunakan sebagai acuan perbaikan dan pengembangan

program penelitian dan pengembangan dimasa mendatang. Pada periode tahun

2005 ke depan, permasalahan nilai tambah, daya saing, persyaratan mutu dan

keamanan pangan menjadi isu yang lebih menonjol, terutama pada saat mulai

berlakunya perdagangan global. Kesepakatan dan persyaratan keamanan

pangan global telah diikat dalam Mutual Recognized Agreement (MRA) antar

negara. Dalam kaitan tersebut, pada tahun 2012, masalah kontaminan Arsen

(As) pada komoditas padi diangkat menjadi salah satu topik yang perlu disusun

kesepakatannya. Codex Comittee on Contaminant in Foods (CCCF) menetapkan

batas maksimum residu (BMR) Arsen. Hal ini dianggap mendesak karena

kontaminasi As dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan sangat serius.

Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Pascapanen Pertanian

merupakan kegiatan yang bersifat top down untuk mendukung kebijakan

pemerintah yang bersifat mendadak. Kegiatan ini terdiri atas 3 (tiga) sub

kegiatan, yaitu 1) Kebijakan Penelitian Diversifikasi Pangan, 2) Pengembangan

Model Agro Industri (MAI) Pascapanen Pertanian dan 3) Studi Cemaran Arsen

pada Beras.

Pada sub kegiatan ketiga, kegiatan difokuskan untuk penyediaan data

ilmiah tentang cemaran arsen pada beras sebagai bahan penyusunan discussion

paper dalam sidang Codex CCCF 2013.

Hasil evaluasi dan identifikasi kegiatan penelitian diversifikasi pangan yang

dilakukan BB-Pascapanen menunjukkan bahwa teknologi diversifikasi pangan

yang dihasilkan telah dapat meningkatkan citra pangan berbasis tanaman lokal.

Beberapa temuan pangan baru yang dihasilkan tidak hanya berfungsi memenuhi

kebutuhan kalori dan energi, tetapi juga telah mempunyai sifat fungsional.

Kebijakan penelitian pengembangan diversifikasi pangan ke depan yang harus

ditempuh adalah meningkatkan penelitian sifat fungsional produk pangan dan

berkolaborasi dengan mitra industri pangan dan minuman untuk

pengembangannya.

Kondisi Model Agro Industri (MAI) yang telah dikembangkan

BB-Pascapanen di masyarakat tidak semuanya berjalan baik, beberapa

diantaranya berjalan tersendat dan bahkan tidak berjalan sama sekali.

Pengkajian kegiatan MAI ini penting dilaksanakan, karena diharapkan dapat

dihasilkan rekomendasi yang applicable, sehingga dapat memperbaiki kondisi

MAI yang telah ada dan memberikan acuan dan panduan untuk bakal calon MAI

yang akan dikembangkan agar dihasilkan MAI yang berjalan baik. Hasil

Page 31: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

25

identifikasi dan evaluasi menunjukkan bahwa MAI masih harus dilakukan

pendampingan secara kontinyu dan mengintroduksikan inovasi teknologi baru

guna pengembangan produk atau meningkatkan efisiensi dan produktifitas.

Codex Commission of Contaminant on Food telah berinisiatif untuk

menetapkan ambang batas cemaran Arsen di dalam beras. Indonesia sebagai

negara produsen beras merasa berkepentingan untuk berpartisipasi secara aktif.

Data yang dihasilkan dapat menjadi dasar untuk menentukan sikap Indonesia di

forum internasional. Hasil analis cemaran Arsen di dalam beras dari berbagai

lokasi yang telah ditentukan menunjukkan bahwa beras giling Indonesia

mengandung cemaran Arsen kurang dari 10 g/kg.

g. Teknologi Nanoenkapsulasi Ekstrak Temulawak dalam Pendispersi Minyak Sawit Kaya Beta Karoten untuk Meningkatkan Bioavailabilitas

dan Sifat Anti inflamasi

Temulawak merupakan tanaman herbal asli Indonesia dengan kandungan

senyawa fitokimia utama xanthorrizol dan kurkumin. Kedua senyawa tersebut

dikenal memiliki aktivitas fungsional sebagai anti mikroba, anti jamur, anti

inflamasi dan anti kanker. Senyawa fitokimia umumnya bersifat nonpolar dan

memiliki bioavaibilitas yang rendah sehingga relatif sulit diserap oleh tubuh.

Teknologi nanoenkapsulasi ekstrak temulawak dalam pendispersi minyak sawit

kaya beta karoten selain untuk mengatasi kekurangan sifat bioavaibilitas

senyawa fitokimia juga untuk meningkatkan nilai tambah komoditas sawit dan

temulawak. Dalam ukuran nano (50-500 nm), partikel bahan aktif lebih mudah

diabsorpsi oleh dinding usus halus sehingga meningkatkan bioavailabilitasnya.

Pada penelitian ini, penghantaran senyawa fitokimia xanthorrizol dan kurkumin

dilakukan melalui suatu sistem nanoemulsi menggunakan lipid dari minyak sawit

yang kaya beta karoten.

Pembentukan nanoemulsi ekstrak temulawak dilakukan melalui sistem

nanoemulsifikasi dengan komponennya, yaitu ekstrak temulawak/beta karoten

sebagai bahan aktif, konsentrat minyak sawit sebagai matriks polimer, surfaktan

dan air sebagai solvent eksternal. Pembentukan nanoemulsi dilakukan dengan

proses high energy menggunakan High Pressure Homogenizer dan low energy

dengan emulsifikasi spontan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa emulsifikasi low energy dengan

metode spontan tidak menghasilkan emulsi yang stabil, sehingga tidak

direkomendasikan untuk dikembangkan lebih lanjut. Proses emulsifikasi high

energy pada tekanan 1.500 psi sebanyak 7 siklus menghasilkan kestabilan emulsi

terbaik (99%) pada emulsi dengan konsentrasi ekstrak temulawak 5,94%, tween

80 1,5%, tween 20 1,5% dan minyak 10%. Hasil pengukuran partikel emulsi

dengan Particle Size Analyzer (PSA) menunjukkan bahwa perlakuan terbaik

tersebut memiliki rata-rata ukuran 74,7 nm. Nilai indeks polidispersitas (PDI)

sebesar 0,272, menunjukkan bahwa distribusi ukuran partikel emulsi yang

dihasilkan relatif sempit yang berarti emulsi memiliki kehomogenan atau tingkat

Page 32: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

26

keseragaman ukuran partikel yang cukup baik. Nilai PDI memberikan informasi

mengenai kestabilan emulsi.

Gambar 13. Uji stabilitas nanoemulsi ekstrak temulawak (A) dan kurva distribusi ukuran partikel dari perlakuan terbaik (B)

Hasil pengujian bioaksesibilitas dalam model pencernaan in vitro

menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi surfaktan sangat mempengaruhi

bioaksesibilitas nanoemulsi esktrak temulawak terutama tween 20. Peningkatan

konsentrasi tween 20 mampu mempertahankan bioaksesibilitas nanoemulsi

ekstrak temulawak. Namun demikian, interaksi perlakuan konsentrasi ekstrak dan

surfaktan (tween 80 dan 20) cenderung menurunkan bioaksesibilitas. Perlakuan

yang menghasilkan bioaksesibilitas tertinggi (98,29%) yaitu kombinasi ekstrak

temulawak 5%, tween 80 1% dan tween 20 2%. Perlakuan tersebut

menghasilkan kemampuan aktivitas antioksidan nanoemulsi ekstrak temulawak

sebesar 732,31 ppm. Hasil pengujian kapasitas penghambatan (IC-50)

menunjukkan bahwa baik konsentrasi ekstrak maupun jenis surfaktan tidak

berpengaruh pada kapasitas penghambatan nanoemulsi ekstrak temulawak.

h. Teknologi Sintesis Nano-Katekin dari Daun Gambir Untuk Aplikasi pada Produk Nutraseutikal

Senyawa kimia gambir yang paling besar peranannya bagi kesehatan yaitu

katekin. Senyawa kimia ini termasuk ke dalam golongan polifenol. Semakin

tinggi kandungan katekin dalam produk gambir maka citarasa dan khasiatnya

bagi pemeliharaan kesehatan dan pengobatan semakin maksimal. Namun

demikian, katekin setidaknya memiliki satu keterbatasan, yaitu stabilitas produk

yang rendah sehingga menurunkan sifat bioavailabilitasnya. Penerapan teknologi

nanoenkapsulasi katekin diharapkan dapat meningkatkan stabilitas, tingkat

solubilitas dan bioavaibilitasnya. Selain meningkatkan stabilitas, nanoenkapsulasi

katekin juga menawarkan keuntungan lain seperti berkurangnya toksisitas dan

meningkatnya bioaktivitas. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan teknologi

nanoenkapsulasi bioaktif katekin dari gambir dengan ukuran partikel < 300 nm

yang berfungsi sebagai antioksidan.

B A

Page 33: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

27

Tahapan kegiatan yang dilakukan dalam proses pembentukan

nanoenkapsulasi katekin yaitu : 1) penentuan perbandingan larutan kitosan

dengan Na-tripoliposfat (Na-TPP), 2) penentuan konsentrasi kitosan, Na-TPP dan

ekstrak katekin serta 3) karakterisasi fisik (ukuran partikel, kestabilan, zeta

potensial, topografi permukaan partikel, dan struktur internal dari nanopartikel)

dan sifat fungsional nanoenkapsulasi katekin.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran partikel nanoemulsi katekin

semakin besar dengan semakin rendahnya perbandingan larutan kitosan dengan

Na-TPP. Pada perbandingan kitosan dengan Na-TPP sebesar 2:1, 5:1,dan 7:1

berturut-turut menghasilkan ukuran partikel nanoemulsi katekin sebesar 791,8–

2.006 nm, 142–174,9 nm, dan 188,5–189,1 nm.

Pada penelitian selanjutnya, perbandingan larutan kitosan dan Na-TPP

yang digunakan yaitu 5 : 1 dan 7 : 1. Perbandingan ini digunakan karena pada

perbandingan 2 : 1 ukuran partikel yang dihasilkan masih relatif besar. Hasil

analisis terhadap produk nanoemulsi katekin yang dihasilkan menunjukkan

bahwa ukuran partikel sangat dipengaruhi oleh konsentrasi larutan kitosan. Pada

konsentrasi larutan kitosan 0,2% ukuran partikel yang dihasilkan lebih kecil

dibandingkan dengan konsentrasi larutan kitosan 0,4%. Hasil analisis juga

menunjukkan adanya kecenderungan semakin besarnya ukuran partikel dengan

semakin tingginya konsentrasi katekin yang digunakan. Berdasarkan hal tersebut

maka proses nanoemulsi katekin terbaik yaitu konsentrasi larutan kitosan 0,2%,

katekin 0,4%, Na-TPP 0,1% dan perbandingan kitosan dengan Na-TPP 7 : 1

yang menghasilkan ukuran partikel sebesar 137,6 nm.

Secara fisik, nanoemulsi katekin pada perlakuan terbaik memiliki topografi

permukaan partikel, struktur internal partikel dan kestabilan emulsi yang baik.

Hasil uji stabilitas nanoemulsi katekin dengan menggunakan teknik sentrifugasi

10.000 rpm selama 25 menit menunjukkan stabilitas yang baik karena tidak

adanya pemisahan fase. Berdasarkan hasil analisis sifat fungsional, diperoleh

kadar katekin di dalam produk nanoemulsi sebesar 16,8% dengan aktivitas

antioksidan sebesar 223,75 ppm.

Gambar 14. Hasil analisis Transmission Electron Microscopy (TEM) nanoemulsi

katekin (A) dan nanoemulsi katekin setelah uji stabilitas emulsi (B)

B A

Page 34: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

28

B. Sumber Dana Riset Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan

Perekayasa

Pada tahun 2012, BB-Pascapanen memperoleh alokasi dana kegiatan sebesar

Rp 1.500.000,- (Satu milyar lima ratus juta rupiah) dari Kementerian Riset dan

Teknologi. Adapun dana tersebut teralokasi dalam tujuh judul penelitian dan

pengembangan pascapanen.

1. Pengembangan Produk Breakfast Meal (Sagu Meal) Berbasis Sagu

Sagu merupakan bahan makanan yang mudah diperoleh di banyak daerah di

Indonesia. Potensinya di Indonesia sangat besar, namun pemanfaatannya masih

sangat terbatas. Oleh karena itu, pengembangan pemanfaatan sagu perlu terus

ditingkatkan. Salah satu produk yang cukup prospektif untuk dikembangkan yaitu

breakfast meal. Teknologi pembuatan produk breakfast meal diduga akan mudah

diadopsi masyarakat, mengingat sifatnya yang bukan teknologi baru, melainkan

teknologi pengembangan.

Kelompok tani pengolah sagu yang berlokasi di Kabupaten Luwu Timur,

merupakan binaan Dinas Pertanian Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi. Masalah yang

dihadapi kelompok tani tersebut diantaranya mutu tepung yang dihasilkan kurang

memenuhi persyaratan karena cara pengolahan yang masih tradisional serta

diversifikasi produk tepung sagu yang belum berkembang. Untuk mengatasi

permasalahan tersebut, kelompok tani dan Dinas Pertanian Kabupaten Luwu Timur

berminat menerapkan inovasi teknologi produksi tepung sagu dan diversifikasi

produk sagu yang telah dihasilkan BB-Pascapanen. Tujuan penelitian ini adalah

mendapatkan teknologi pembuatan breakfast meal berbasis sagu dan

mesosialisasikannya di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.

Produk breakfast meal berbasis sagu diperoleh melalui proses ekstrusi tepung

komposit yang terdiri dari campuran tepung sagu, tepung jagung, dan tepung

kacang hijau pada berbagai variasi perbandingan. Analisis produk yang dihasilkan

pada uji produksi menunjukkan bahwa breakfast meal terbaik diperoleh dari

perlakuan tepung komposit dengan kandungan tepung sagu maksimal 70%.

Semakin banyak tepung sagu dalam tepung komposit menghasilkan produk

breakfast meal dengan kandungan pati, amilosa dan daya cerna pati yang lebih

tinggi. Perlakuan kadar air tepung komposit tidak berpengaruh nyata pada

kandungan pati, amilosa dan daya cerna pati produk breakfast meal yang

dihasilkan. Terhadap parameter warna (kecerahan) diketahui bahwa semakin

rendah kandungan tepung sagu dalam tepung komposit, produk breakfast meal

yang dihasilkan semakin cerah. Kisaran nilai L dan Hue produk breakfast meal

masing-masing berkisar 54,55–78,07 dan 68,79–89,88oH. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa secara keseluruhan warna produk berada pada kelompok

merah kekuningan. Berdasarkan nilai kerenyahan, produk breakfast meal dengan

komposisi tepung komposit sagu : jagung : kacang hijau 70 : 5 : 25 memberikan

hasil terbaik.

Page 35: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

29

Kegiatan sosialisasi teknologi produksi breakfast meal berbasis sagu dilakukan

di Kabupaten Luwu Timur, Propinsi Sulawesi Selatan. Kegiatan ini diharapkan dapat

memberikan gambaran pada mitra pengguna mengenai potensi dan kemungkinan

penerapan teknologi breakfast meal berbasis sagu di lokasi mitra. Pemanfaatan hasil

kegiatan ini sangat potensial untuk dikembangkan lebih lanjut dengan ditunjang

oleh sinergi antara kelompok tani dengan Pemerintah Daerah. Oleh karena itu,

untuk mewujudkan industri breakfast meal skala UKM di Kabupaten Luwu Timur,

strategi pengembangan ke depan perlu dilakukan melalui kerjasama dengan

kelompok tani pengolah sagu sebagai penyedia bahan baku, sedangkan Pemerintah

Daerah dapat berperan dalam penyediaan sarana dan prasarana unit produksi

breakfast meal.

Gambar 15. Produk ekstrusi sagu pada beberapa perbandingan tepung sagu, jagung dan kacang hijau

2. Difusi Teknologi Produksi Tepung Mannan Bermutu Food Grade di

Propinsi Jawa Timur

Nilai tambah yang diperoleh petani iles-iles relatif rendah karena perdagangan

dilakukan dalam bentuk umbi segar atau chip kering yang sebagian besar diekspor

ke berbagai negara. Dilain pihak, Indonesia mengimpor tepung manan food grade

(glukomanan) yang harganya jauh lebih mahal. Kondisi ini menyebabkan nilai

tambah yang diperoleh petani rendah dan nilai devisa negara berkurang karena nilai

ekonomi chip kering jauh lebih rendah dibandingkan tepung manan food grade.

Selain itu, perkembangan regulasi perdagangan iles-iles kedepan di negara tujuan

ekspor seperti Jepang dan China cenderung beralih ke dalam bentuk tepung

mannan. Perubahan permintaan tersebut berakibat pada kemungkinan

terhambatnya ekspor chip iles-iles Indonesia pada masa yang akan datang. Oleh

karena itu, diperlukan teknologi produksi tepung mannan bermutu food grade untuk

meningkatkan nilai tambah iles-iles sekaligus sebagai antisipasi terhadap

perkembangan regulasi perdagangan iles-iles di negara tujuan ekspor. Penelitian ini

bertujuan untuk mensosialisasikan teknologi pengolahan dan uji produksi chip iles-

iles dan tepung mannan kasar kepada petani Lembaga Masyarakat Disekitar Hutan

(LMDH) di Kabupaten Madiun.

Page 36: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

30

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok petani LMDH Sumberbendo

Madiun mampu mengadopsi teknologi yang didifusikan, yaitu teknologi pengolahan

chip iles-iles dan tepung manan kasar secara mekanis melalui penyesuaian dengan

kondisi peralatan dan sarana yang tersedia di unit produksi yang telah ada. Chip

iles-iles yang dihasilkan berwarna cerah kekuningan dan terlihat mengkilap,

sedangkan tepung manan kasar telah memenuhi persyaratan minimal yang diminta

oleh calon mitra swasta PT. Inti Fabiola Utama, yaitu tepung manan kasar dengan

kadar glukomanan minimal 50%, berwarna cerah dan bersih dari pengotor. Kadar

residu sulfit tepung manan sebesar 340,5 ppm, memenuhi batas maksimal yang

diizinkan yaitu 500 ppm. Jumlah mikroba (TPC) tepung manan relatif rendah, yaitu

1,7x104cfu/g. Hasil perhitungan nilai tambah pengolahan tepung manan kasar

menunjukkan bahwa nilai tambah yang diperoleh sebesar Rp 3.779/kg pada harga

bahan baku Rp 2.500 dan Rp 3.279/kg pada harga bahan baku Rp 3.000.

Selanjutnya telah disepakati adanya kerjasama pasokan tepung manan kasar ke

perusahaan setelah pabrik pengolahan tepung manan foodgrade selesai dibangun

tahun 2013.

Potensi pengembangan kedepan adalah kemampuan kelompok petani LMDH

Sumberbendo menghasilkan chip iles-iles dan tepung manan kasar mendorong

Kabupaten Madiun menjadi sentra produksi iles-iles dimana peluang bisnis produk

olahan iles-iles akan terus berkembang karena semakin banyaknya permintaan dari

industri pangan dan non-pangan di Indonesia. Sinergi koordinasi kelembagaan

menghasilkan kesepakatan bahwa Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten

Madiun melakukan pembinaan dan monitoring di tingkat kelompok petani,

sedangkan BB-Pascapanen memonitor dan memberikan bimbingan teknologi serta

pendampingan kemitraan LMDH dengan mitra swasta.

Gambar 16. Unit produksi iles-iles di Desa Sumberbendo (A) dan tepung manan

kasar hasil uji coba petani LMDH (B) sebelum dan sesudah introduksi teknologi BB-Pascapanen

A B

Setelah introduksi

Sebelum introduksi

Page 37: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

31

3. Pengembangan Breakfast Meal dari Tepung Talas

Breakfast meal merupakan makanan sarapan yang dapat disajikan secara

cepat. Breakfast meal siap santap diantaranya dapat berupa produk sereal, ekstrusi

dan bubur instan. Saat ini, ragam produk breakfast meal siap santap yang tersedia

di pasaran masih terbatas, kebanyakan masih menggunakan bahan baku gandum

dengan harga yang relatif mahal. Breakfast meal dapat dibuat dengan bahan baku

tepung talas. Talas adalah produk lokal yang banyak ditanam masyarakat,

mempunyai kelebihan dibanding dengan umbi lainnya. Selain mengandung

karbohidrat yang tinggi (84%), talas mempunyai kandungan oligosakarida sebagai

senyawa prebiotik dan serat pangan. Kandungan protein talas juga lebih tinggi

hingga dua kali lipat dari protein ubi kayu dan ubi jalar. Namun demikian, untuk

melengkapi kekurangan talas sebagai sumber karbohidrat, dalam pembuatan

breakfast meal perlu dikompositkan dengan tepung lain seperti tepung pisang dan

kacang hijau. Pisang mempunyai keunggulan yaitu memiliki kalori tinggi dan mampu

menyediakan energi lebih cepat dibanding nasi dan roti.

Penelitian pada tahun sebelumnya telah menghasilkan formula tepung

komposit yang cocok untuk pembuatan breakfast meal yaitu komposit tepung

talas:pisang:kacang hijau dengan perbandingan 50:30:20. Penelitian ini bertujuan

untuk mendapatkan : 1) teknologi diversifikasi produk breakfast meal dari komposit

talas meliputi produk ekstrusi, gel talas kaya serat dan bubur instan, 2) guideline 5

buah produk diversifikasi talas dan 3) sosialisasi produk diversifikasi talas kepada

pengguna.

Pembuatan bubur instan menggunakan bahan baku tepung komposit talas,

pisang dan kacang hijau dengan perbandingan 50:30:20. Perlakuan yang digunakan

yaitu formula ingredien yang meliputi susu bubuk, garam dan seasoning. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan metode respon surface formula bubur

instan yang optimal adalah formula yang mengandung susu bubuk 6,25%, garam

1,25% dan seasoning ayam bakar 1,25%. Total nilai energi dalam 100 g bubur

instan adalah 380,32 kkal, sehingga kebutuhan kalori sarapan sebesar 250 kkal

dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi bubur instan sebanyak 50-100 g.

Formulasi produk ekstrusi dilakukan dengan menambahkan tepung jagung

dan tapioka dalam tepung komposit talas yang telah dihasilkan sebelumnya.

Penambahan tepung jagung ternyata dapat menghasilkan produk ekstrusi yang

lebih mengembang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk ekstrusi yang

optimal diperoleh dari formula campuran tepung komposit 47,5%, tepung jagung

47,5% dan tepung tapioka 5% dengan proses ekstrusi pada suhu 120oC. Formula

ini menghasilkan produk dengan bentuk, warna dan tekstur yang terbaik

dibandingkan formula lain yang diujicoba.

Formulasi produk gel talas yang diujicoba yaitu rasio tepung komposit talas

dengan sagu aren serta rasio tepung dengan air. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa berdasarkan metode respon surface, produk gel talas terbaik dihasilkan dari

rasio tepung komposit talas dengan sagu aren 50:50 dan rasio tepung dengan air

1:1. Formula ini menghasilkan produk gel talas dengan kandungan serat pangan

Page 38: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

32

yang tinggi (11,38%). Kandungan kalori dari 100 g gel talas sebesar 320,8 kkal

sehingga untuk memenuhi kebutuhan kalori sarapan 250 kkal, maka dapat

dikonsumsi sebanyak 75 g gel talas. Pada penelitian ini dihasilkan pula gel talas

bentuk premix yang dapat diolah menjadi puding. Produk ini lebih praktis dan

aplikatif serta mempunyai daya simpan yang lebih lama.

Sebagai bahan untuk sosialisasi produk diversifikasi pangan berbasis talas,

telah disusun guideline (modul) lima produk olahan talas, yaitu bubur instan, produk

ekstrusi, produk gel talas dan 2 produk olahan hasil penelitian tahun sebelumnya

yaitu flake hasil pengolahan dengan drum drying dan oven. Modul yang disusun

tersebut telah digunakan sebagai bahan pada sosialisasi produk diversifikasi pangan

berbasis talas kepada calon pengguna (kelompok tani) binaan Dinas Pertanian Kota

Bogor dan Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Ciamis. Keberlanjutan pemanfaatan

hasil kegiatan sangat potensial untuk dilakukan terutama penggunaan talas Seler

dan talas jenis yang lainnya sesuai dengan potensi daerahnya (Bogor dan Ciamis).

Gambar 17. Produk olahan dari tepung komposit talas : bubur instan (A), produk ekstrusi (B), produk gel talas (C) dan sosialisasi produk diversifikasi berbasis talas (D)

A B

C D

Page 39: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

33

4. Difusi Teknologi Pembuatan Mi dari Tepung Jagung Termodifikasi di

Temanggung Jawa Tengah

Dalam rangka mendukung program pemerintah untuk pencapaian

swasembada jagung perlu adanya teknologi pemanfaatan jagung yang optimal tidak

hanya untuk pakan tetapi juga untuk pangan. Beberapa daerah di Jawa Tengah

yang masyarakatnya masih mengkonsumsi jagung diantaranya adalah di daerah

Temanggung. Peralatan untuk mengolah jagung menjadi berasan jagung telah

tersedia di kelompok tani. Dengan demikian, perlu dikembangkan proses

pengolahan tepung jagung untuk substitusi terigu dalam produk mi, dengan

menggunakan peralatan yang tersedia di kelompok tani tersebut. Percepatan difusi

teknologi tepung jagung di Kabupaten Temanggung, diharapkan dapat membuka

wawasan dan memberikan motivasi kepada masyarakat, terutama industri

pengolahan pangan jagung untuk berkembang dan lebih produktif, sehingga secara

umum dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Pelaksanaan aktivitas difusi

meliputi pengembangan model produksi di pedesaan bekerjasama dengan Kantor

Ketahanan Pangan Kabupaten Temanggung. Pengadaan peralatan berkoordinasi

dengan Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Temanggung, sedangkan teknologi

pengolahan jagung disediakan BB-Pascapanen dan Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian Jawa Tengah.

Pada tahap awal telah dilakukan difusi teknologi pengolahan tepung dan mi

jagung di Kecamatan Wonoboyo. Selanjutnya dilakukan sosialisasi pembuatan mi

jagung yang dihadiri oleh Kelompok Wanita Tani se-Kabupaten Temanggung.

Pembinaan industri rumah tangga dimulai dari pembuatan tepung jagung

termodifikasi di KWT Purwo Mandiri yang berlokasi di Desa Purwosari, Kecamatan

Wonoboyo, Kabupaten Temanggung. Respon kelompok ini terhadap teknologi yang

didifusikan sangat baik. Kelompok selanjutnya memproduksi tepung jagung yang

pada dua bulan berikutnya telah mempunyai ijin produk yaitu Depkes RI P-IRT

No. 215332311047. Harga jual tepung jagung setiap kemasan (0,5 kg) Rp 8.000,-

sedangkan tepung beras dengan kemasan yang sama harga di pasaran Rp 8.500,-.

Kendala yang dihadapi oleh KWT tersebut yaitu tidak semua tepung jagung

dapat lolos dalam ayakan 100 mesh, sedangkan tepung jagung yang layak

digunakan untuk aneka produk syaratnya harus lolos ayakan 100 mesh. Pada

pembuatan tepung jagung tersebut hanya sebanyak 50% tepung yang mampu lolos

ayakan 100 mesh dan sisanya berupa tepung kasar. Hal tersebut disebabkan biji

jagung yang keras sehingga sangat sulit untuk menjadi halus seperti terigu. Upaya

pemanfaatan tepung kasar tersebut telah dicoba untuk memanfaatkan menjadi

produk mi. Pada percobaan yang dilakukan ternyata tepung kasar dapat

menghasilkan mi jagung yang sama baiknya dengan mi jagung dari tepung halus

(lolos 100 mesh). Dengan demikian maka selanjutnya KWT Purwo Mandiri

memproduksi tepung jagung termodifikasi untuk tepung yang lolos 100 mesh dan

sisa tepung yang tidak lolos digunakan untuk produksi mi jagung. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa tepung dan mi jagung mempunyai indeks glikemik rendah

Page 40: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

34

yaitu IG=37,5 untuk tepung dan IG=52,63 untuk produk mi jagung. Indeks glikemik

kedua produk tersebut lebih rendah dari terigu (IG=70). Dengan demikian, produk

tepung maupun mi jagung sangat baik untuk dikonsumsi penderita diabetes.

Hasil difusi teknologi ini telah terbentuk model produksi tepung dan mi jagung

termodifikasi di KWT Purwo Mandiri. Namun demikian, masih perlu pendampingan

teknologi untuk peningkatan mutu produk sekaligus memantau perkembangan KWT

dalam memproduksi tepung dan mi jagung. Selain itu, perlu diusahakan jalinan

pemasaran yang baik dengan bantuan dari Kantor Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Temanggung agar produksi tepung dan mi jagung dapat

berkelanjutan. Dengan terbentuknya model produksi mi jagung diharapkan akan

meningkatkan pendapatan petani dan mendukung program diversifikasi pangan

berbasis jagung.

Gambar 18. Sosialisasi teknologi pengolahan tepung dan mi jagung serta produk

tepung (A) dan mi jagung (B) hasil produksi KWT Purwo Mandiri

5. Pengembangan Teknologi Fortifikasi dan Pengemasan Produk Pangan Darurat Berbasis Tepung Ubijalar dan Kacang-kacangan

Pangan darurat (Emergency Food Product, EFP) adalah pangan khusus yang

dikonsumsi pada saat keadaan darurat. Penyediaan pangan darurat yang bersifat

ready to eat diperlukan pada kondisi dimana para korban tidak dapat hidup normal

untuk memenuhi kebutuhannya. Karakteristik kritis yang diperlukan dalam

A B

Page 41: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

35

pengembangan pangan darurat adalah aman, memiliki gizi yang cukup, dapat

diterima serta mudah dipindahkan dan digunakan. Snack bar dapat dikembangkan

sebagai EFP dengan memenuhi persyaratan kritisnya. Snack bar adalah makanan

padat berbahan dasar tepung dengan tambahan ingredien lain melalui proses

baking. Fortifikasi produk snack bar adalah suatu upaya untuk meningkatkan mutu

gizi yang dilakukan dengan cara menambahkan satu atau lebih zat gizi mikro,

seperti vitamin dan mineral. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan produk

pangan darurat dalam bentuk snack bar berbasis tepung ubi jalar dan kacang-

kacangan dengan komposisi gizi dan umur simpan yang memenuhi persyaratan

pangan darurat. Kegiatan pengembangan teknologi fortifikasi dan pengemasan

produk snack bar ubi jalar dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 1) optimasi

proses fortifikasi snack bar skala laboratorium dan 2) ujicoba produksi snack bar ubi

jalar skala pilot di mitra industri.

Optimasi proses fortifikasi skala laboratorium menggunakan formula snack bar

hasil penelitian sebelumnya yaitu formula dengan perbandingan tepung ubijalar,

kacang hijau dan kedelai dengan rasio 50:37,5:12,5. Teknik fortifikasi yang

digunakan yaitu dry mixing menggunakan mixer. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa produk snack bar terbaik dihasilkan dari formula snack bar yang difortifikasi

dengan Fe dengan dosis 40mg/100g, Zn 20mg/100g dan Folat 0,5mg/100g.

Karakteristik produk snack bar yang dihasilkan mengandung karbohidrat 61,41%,

lemak 25,89%, protein 5,56% denga nilai aw 0,49. Kandungan total energi sebesar

500,98 kkal/100g, folat 0,04mg/100g, Fe 0,43mg/100g dan Zn 0,15mg/100g.

Berdasarkan kandungan total energi, produk snack bar berbasis ubi jalar yang

dihasilkan sudah memenuhi spesifikasi sebagai pangan darurat karena mampu

mensuplai energi bagi tubuh lebih dari 300 kkal/100g.

Ujicoba produksi ubi jalar skala pilot plant dilakukan dilakukan di pabrik

pengolahan ubi jalar Sentra Pengembangan Agribisnis Terpadu (SPAT) Pasuruan,

Jawa Timur. Hal ini berdasarkan Naskah Kesepakatan Kerjasama yang telah

ditandatangani oleh Kepala BB-Pascapanen dan Direktur SPAT. Produk snack bar

yang dihasilkan dari ujicoba produksi tersebut memiliki karakteristik fisik yang relatif

sama dengan snack bar hasil optimasi di laboratorium, yaitu karbohidrat 67,32%,

lemak 22,10% dan protein 5,60% dengan total energi 490,58 kkal/100g.

Kandungan mineral folat 0,04 mg/100 g, Fe 0,41 mg/100 g dan Zn 0,11 mg/100 g.

Karakteristik organoleptik snack bar disukai oleh panelis.

Page 42: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

36

Gambar 19. Proses pembuatan adonan (A), pemanggangan (B) dan pengemasan

(C) dan produk snack bar terkemas (D)

6. Teknologi Nanoemulsi Lemak Kakao (Cocoa Butter) yang Kaya Antioksidan sebagai Bahan Olesan (Spread) Produk Rerotian dan Biskuit

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kakao terbesar ke-3 di

dunia. Sebagian besar kakao yang dihasilkan diekspor dalam bentuk biji, terutama

biji non-fermentasi. Pengolahan lebih lanjut dari produk intermediate kakao belum

banyak dilakukan di Indonesia. Lemak kakao sebagai produk intermediate hasil

pengepresan biji kakao berkontribusi dalam menentukan cita rasa dan tekstur

produk kakao. Bahan lemak kakao ditambahkan dalam jumlah sedikit ke dalam

produk olahan kakao, mengingat harganya yang tinggi. Usaha untuk meningkatkan

cita rasa produk kakao dengan penambahan lemak kakao seminim mungkin perlu

dikembangkan agar produk olahan kakao Indonesia dapat diterima oleh pasar

internasional. Dengan teknologi nanoemulsi, penambahan lemak kakao dalam

jumlah sedikit akan memberikan perubahan yang besar pada tekstur dan citarasa

produk olahan kakao.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan : 1) teknologi nanoemulsi lemak

kakao sebagai spread (bahan olesan) produk rerotian dan biskuit dalam rangka

diversifikasi produk kakao dan 2) sosialisasi teknologi nanoemulsi lemak kakao

kepada calon mitra pengguna (PT. Mars Symbiosience Indonesia-MSI).

C D

A B

Page 43: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

37

Proses nanoemulsifikasi lemak kakao dilakukan dengan homogenisasi tekanan

tinggi (18.000 psi) sebanyak 5 siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

penggunaan emulsifier campuran (Tween 20 dan 80) dengan konsentrasi 5%

memberikan kestabilan nanoemulsi yang baik dengan persentase pemisahan fase

berkisar 0–4,60%. Berdasarkan pengamatan ukuran partikel dan kestabilan

nanoemulsi, formula yang memberikan ukuran partikel yang kecil (57,60 nm) dan

kestabilan yang baik (4,60%) adalah formula yang menggunakan emulsifier

campuran (Tween 20 dan 80) dengan perbandingan 2:3.

Produk spread berbasis hazelnut (10,77%) dan bubuk kakao (6,46%)

dikembangkan dengan menambahkan minyak/lemak (2,59%) sebagai komponen

pembentuk tekstur dan cita rasa. Komponen lemak ditambahkan dalam berbagai

bentuk, yaitu nanoemulsi lemak kakao, lemak kakao (kontrol positip), minyak sayur

dan cocoa butter equivalent (kontrol negatip). Produk spread cokelat komersial

(Nutella) digunakan sebagai pembanding. Karakterisasi yang menggambarkan daya

oles dilakukan melalui pengukuran viskositas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

penggunaan lemak kakao menghasilkan spread dengan viskositas tertinggi (5.960

cP), diikuti oleh CBS (5.840 cP), minyak sayur (5.440 cP) dan nanoemulsi (3.400–

4.800 cP). Produk spread komersial Nutella memiliki viskositas yang sangat tinggi

(14.960 cP). Warna produk spread tidak menunjukkan variasi yang berarti dengan

perbedaan formula. Warna produk ini ditentukan oleh warna bubuk kakao yang

digunakan. Hasil uji organoleptik memberikan tingkat kesukaan antara agak suka

sampai suka untuk seluruh parameter (tekstur, aroma, warna dan spreadability).

Sosialisasi teknologi dilakukan untuk menginformasikan perkembangan

kegiatan penelitian, mengintroduksikan hasil penelitian dan mengkaji peluang

aplikasi teknologi nanoemulsi lemak kakao untuk pengembangan produk di mitra

kerjasama (PT. Mars Symbioscience Indonesia). PT MSI merupakan perusahaan

pengolah produk kakao intermediate (cocoa powder dan cocoa butter) yang

sebagian besar produknya diekspor (terutama lemak kakao). PT MSI tertarik untuk

mendukung penelitian ini melalui penyediaan lemak kakao sebagai bahan penelitian.

Ke depan, PT MSI diharapkan dapat memanfaatkan hasil penelitian ini untuk

pengembangan produknya.

Page 44: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

38

Gambar 20. Stabilitas nanoemulsi lemak kakao pada uji freeze and thaw (A), spread cokelat dengan penambahan nanoemulsi lemak kakao (B),

sosialisasi (C) dan pengujian organoleptik produk spread di PT. Mars Symbioscience (D)

7. Pengembangan Agroindustri Padi Terpadu melalui Penerapan Sistem

Mutu

Agroindustri padi yang memiliki daya saing tinggi adalah agroindustri padi

yang mampu menghasilkan beras giling dan produk samping yang bernilai tinggi.

Sebagian besar penggilingan padi di Indonesia (81,84%) adalah penggilingan padi

skala kecil (PPK) yang masih memiliki banyak permasalahan, antara lain :

1) pengolahan beras belum menerapkan prosedur standar sehingga rendemen dan

mutu beras rendah, 2) pengelolaan proses penggilingan padi masih tradisional,

3) penggilingan padi keliling kurang memperhatikan aspek mutu beras, dan

4) produk samping berupa beras patah, menir, dedak dan sekam belum banyak

dimanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing penggilingan

padi melalui pengembangan agroindustri padi terpadu yang menerapkan sistem

mutu, perbaikan sistem kelembagaan dan konfigurasi proses penggilingan.

Kegiatan ini dilakukan pada penggilingan padi kecil (PPK) dan penggilingan

padi besar (PPB) di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara dan Kabupaten Pinrang

Sulawesi Selatan. Tahapan penelitian meliputi : 1) sosialisasi teknologi produksi

beras berkualitas premium dan 2) penerapan sistem manajemen mutu pada

agroindustri padi terpadu melalui pendekatan proses untuk menghasilkan produk

beras berkualitas secara konsisten.

C D

A B

Page 45: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

39

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) sistem kelembagaan agroindustri di

Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan berjalan dengan model Plasma-Inti,

sedangkan di Kabupaten Konawe model non plasma-Inti. Pada model agroindustri

Plasma-Inti, apabila PPB menggunakan bahan baku beras pecah kulit dengan

derajat sosoh yang lebih besar dari PPK, maka dapat menurunkan persentase beras

patah sebesar 5% dan menir sebesar 0,14%, 2) perbaikan konfigurasi penggilingan

padi pada proses pecah kulit dengan penambahan proses pengayakan (brown rice

separator) dapat meningkatkan rendemen beras antara 2,5–3,5% dan menurunkan

beras patah antara 2,6–10,4%, meningkatkan nilai tambah dari hasil utama beras,

serta pengolahan hasil samping penggilingan padi berupa tepung beras, minyak

dedak, briket sekam, arang sekam dan kompor sekam, dan 3) kedua model

agroindustri tersebut telah menerapkan sistem mutu sehingga memberi jaminan

mutu dan harga gabah dan beras.

Gambar 21. Konfigurasi penggilingan padi yang dianjurkan (A), Beras premium

yang dihasilkan PPB binaan BB-Pascapanen (B) dan Launching beras

premium Gubernur Sulawesi Selatan (C)

Potensi pengembangan ke depan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan

merupakan wilayah sentra produksi padi di Indonesia. Jumlah penggilingan padi,

terutama Penggilingan Padi Kecil (PPK) cukup banyak sehingga berpotensi untuk

Polisher Gabah Kering

Giling Separator

Separator

C

A

B

Page 46: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

40

pengembangan agoindustri beras premium. Model agroindustri padi berbasis

Plasma-Inti akan lebih intensif dalam membina perbaikan mutu dan rendemen beras

pada Penggilingan Padi kecil (PPK). Dengan penerapan sistem mutu pada model

agroindustri padi berbasis penggilingan padi dapat dihasilkan beras berlabel SNI

untuk jaminan mutu dan ekspor. Sinergi program tercermin dari dukungan kegiatan

penelitian ini terhadap program pemeritah daerah, terutama program revitalisasi

penggilingan untuk meningkatkan rendemen beras giling dan sertifikasi beras

berlabel (branding beras lokal komoditas unggulan daerah).

C. Sumber Dana Insentif Riset SINas

Pada tahun 2012, BB-Pascapanen memperoleh alokasi dana sebesar

Rp 200.000.000 (Dua ratus juta rupiah) dari Kementerian Riset dan Teknologi untuk

melaksanakan kegiatan Insentif Riset SINas, sebagai berikut :

Pengembangan Teknologi Produksi Kopi Luwak Melalui Penggunaan Bioreaktor, Isolat Bakteri Lambung Luwak dan Larutan Simulated Gastric

Fluid

Kopi luwak mempunyai kualitas kopi dengan cita rasa yang khas sehingga

mempunyai harga jual yang tinggi mencapai Rp 2 juta /kg. Namun demikian, produksi

kopi luwak di Indonesia masih sangat terbatas karena tingkat kesulitan pemanfaatan

binatang luwak sebagai satu-satunya media pembuatan kopi luwak. Masalah lainnya

adalah kontaminasi bakteri patogen pada biji kopi luwak yang telah disangrai antara

lain ditemukannya bakteri E. coli. Inovasi teknologi kopi luwak artifisial melalui

penggunaan isolat bakteri lambung luwak dan simulated gastric fluid di dalam

bioreaktor dilakukan untuk menghasilkan mutu kopi yang setara dengan cita rasa kopi

luwak. Selain itu, penggunaan bioreaktor sangat bermanfaat untuk menghasilkan kopi

luwak melalui proses yang bisa di scale-up pada skala industri.

Buah kopi segar diproses di dalam bioreaktor dengan mempertimbangkan kondisi

enzim, mikroba, suhu, dan pH yang sesuai dengan fermentasi kopi dalam pencernaan

luwak. Untuk itu, pada tahap awal dilakukan identifikasi sifat fisik, kimia, mikrobiologi

dan aktifitas enzim pada biji kopi dan feces luwak. Nilai aktivitas enzim tripsin pada

feces luwak yaitu 0,1375 (UA/mg protein), lambung 0,0390 UA/mg protein, usus halus

0,0367 UA/mg dan usus besar adalah 0,1292 UA/mg protein. Nilai aktivitas enzim

proteolitik yaitu 0,2548 UA/mg protein pada feces, 0,0966 UA/mg protein pada

lambung, 0,0994 UA/mg protein pada usus halus dan 0,1755 UA/mg protein pada usus

besar. Isolat bakteri genus Lactobacillus yang diperoleh dari binatang luwak yaitu :

Lactobacillus casei, L. animalis dan L. Fermentum.

Teknologi produksi kopi luwak melalui penggunaan bioreaktor, isolat bakteri

lambung luwak dan larutan simulated gastric fluid (SGF) telah berhasil diperoleh.

Teknologi kopi luwak artifisial tersebut melalui beberapa tahapan yaitu perendaman biji

kopi dalam larutan SGF selama 2 jam pada suhu 38oC, pH 1,7 dan kecepatan

pengadukan 50 rpm, kemudian pengaturan pH menjadi netral, penambahan enzim

tripsin (K1) atau tanpa enzim tripsin (K2) dan pengadukan selama 2 jam. Tahap

Page 47: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

41

selanjutnya yaitu penggantian SGF dengan larutan usus buatan, pH 4-6, dan

penambahan campuran isolat bakteri dari pencernaan luwak, kemudian diaduk 5 jam

dengan laju putaran 50 rpm.

Berdasarkan uji cita rasa, kopi luwak artifisial mempunyai nilai yang setara

dengan cita rasa kopi luwak asli. Kopi artifisial K1 dan K2 mempunyai nilai 84,38 dan

83,25, sedangkan kopi luwak asli yaitu 84,88. Kopi yang dihasilkan melalui bioreaktor

tersebut mempunyai nilai excellent dan termasuk kedalam golongan specialty kopi

seperti kopi luwak asli. Berdasarkan uji flavor, kopi luwak artificial memiliki senyawa

volatil yang identik atau memiliki kesamaan dengan kopi luwak asli.

Gambar 22. Biji kopi hasil penyangraian (A) dan cupping test kopi luwak artifisial (B)

D. Sumber Dana Analisis Kebijakan Badan Litbang Pertanian

Pada tahun 2012, BB-Pascapanen memperoleh alokasi dana sebesar

Rp 250.000.000 (Dua ratus lima puluh juta rupiah) dari Badan Litbang Pertanian untuk

melaksanakan kegiatan analisis kebijakan, sebagai berikut :

Analisis Kebijakan Diversifikasi Pangan dengan Pendekatan Sistem Modeling

Program diversifikasi Pangan dan Gizi (DPG) telah dimulai sejak tahun 1991/1992

namun sampai saat ini kondisi program diversifikasi pangan Indonesia tampak belum

berjalan efektif. Konsumsi beras penduduk Indonesia terbesar di dunia yaitu 139,5

kg/kap/tahun. Indikator penting yang saat ini digunakan untuk mengukur keberhasilan

program diversifikasi pangan di suatu wilayah adalah dengan mengukur skor Pola

Pangan harapan (PPH). PPH adalah suatu komposisi pangan yang seimbang untuk

konsumsi guna memenuhi kebutuhan gizi penduduk. Skor PPH nasional pada tahun

2012 yaitu sebesar 75,4.

Diversifikasi pangan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain akses pangan,

ketersediaan pangan dan pola konsumsi pangan. Secara makro, diversifikasi pangan

dibentuk oleh beberapa sub sistem, seperti : a) Sub-sistem produksi beras; b) Sub-

sistem Pola Pangan harapan; c) Sub-sistem akses pangan; dan d) Sub-sistem

ketersesiaan pangan lokal. Faktor-faktor yang mempengaruhi PPH besarannya

merupakan fungsi dari perubahan waktu maka sifatnya dinamis. Kegiatan penelitian

B A

Page 48: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

42

pemodelan diversifikasi pangan dengen sistem dinamik, terdiri dari enam tahapan

penelitian yaitu : 1) Penyusunan diagram black box; 2) penelusuran data primer dan

data sekunder, 3) FGD dengan pakar; 4) Penyusunan causal loop diagram dan stock

flow diagram; 5) Simulasi model; dan 6) Penyusunan strategis kebijakan.

Berdasarkan hasil simulasi eksisting, pada tahun 2015 akan tercapai PPH sebesar

PPH 93,6 dan pada tahun 2020 akan tercapai PPH 99,2. Untuk mencapai PPH ideal

maka konsumsi padi-padian harus diturunkan menjadi 275 g/hari dari 300 g/hari.

Berdasarkan hasil modeling maka program diversifikasi pangan eksisting akan

menurunkan konsumsi beras sebesar 1,58%/tahun. Data hasil simulasi menunjukan

bahwa ketersediaan kelompok pangan yang sangat kurang adalah pangan hewani,

gula dan sayuran serta buah-buahan. Pada tahun 2020 ketersediaan umbi-umbian

selisih -94.254 ton/tahun, pangan hewani selisih 628.853 ton/tahun, gula -1.237.926

ton/tahun; dan sayuran buah -12.528.670 ton/tahun. Selisih produksi tersebut harus

dipenuhi guna mencapai PPH sesuai target.

Modeling diversifikasi pangan eksisting tidak dapat mencapai target skor PPH dan

Angka Kecukupan Energi (AKE) pada tahun 2020. Oleh karena itu, diperlukan suatu

skenario/intervensi ke dalam model. Skenario optimis meliputi skenario penerapan

kemitraan, sarana, dan teknologi untuk meningkatkan ketersediaan. Berdasarkan

modeling skenario optimis diversifikasi pangan, target PPH 95 pada tahun 2015 dan

target PPH 100 pada tahun 2020 dapat tercapai. Skenario optimis diversifikasi pangan

akan berdampat positif pada penurunan konsumsi beras, yaitu 1,68%/tahun.

Ketersediaan beras pada modeling skenario optimis diversifikasi pangan akan

menurunkan kebutuhan beras 4.012.329 ton pada tahun 2020.

Adapun rekomendasi kebijakan untuk pencapaian target PPH antara lain

1) peningkatan ketersediaan pangan melalui penguatan stok logistik kelompok pangan

khususnya kelompok umbi-umbian, pangan hewani, gula, sayur dan buah;

2) peningkatan akses pangan dapat didorong melalui peningkatan daya beli

masyarakat khususnya masyarakat golongan menengah ke bawah sebesar 10%,

peningkatan kualitas fungsi aksesibilitas seperti jalan dan listrik sebesar 30%, dan

peningkatan fungsi informasi sebesar 30% dari kondisi yang ada; dan 3) peningkatan

konsumsi pangan masyarakat kearah penganekaragaman makanan dapat didorong

melalui penerapan jaminan kehalalan pangan sebesar 30% setiap tahunnya dari

kondisi yang ada sekarang, penerapan sistem mutu sebesar 30% setiap tahunnya dari

kondisi yang sedang berjalan, dan peningkatan informasi 30% dari kondisi yang ada,

sehingga pemahaman dan kesadaran masyarakat akan arti pentingnya pangan sehat

dapat terbentuk.

Page 49: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

43

E. Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian

1. Dukungan Kerjasama Dalam dan Luar Negeri

Dalam rangka perluasan dan percepatan pemasyarakatan teknologi,

diperlukan berbagai upaya penjaringan mitra kerjasama baik melalui promosi

maupun komunikasi pro-aktif yang intensif. Ruang lingkup kegiatan kerjasama ini

meliputi pendampingan teknologi terhadap mitra kerjasama yang telah terjalin

sesuai dengan kesepakatan dalam Memorandum of Understanding (MoU) dan

melakukan rintisan kerja sama baru. Kegiatan pendampingan dan perintisan

kerjasama dilakukan dengan pendekatan partisipatif dimana BB-Pascapanen secara

aktif terlibat dalam memberikan pendampingan teknologi serta komunikasi dengan

mitra dan stakeholders yang terlibat dalam berbagai kesempatan.

a. Naskah Perjanjian Kerjasama

BB-Pascapanen telah menerbitkan Naskah Perjanjian Kerjasama atau

Memorandum of Understanding (MoU) pada TA. 2012 sebanyak 10 (sepuluh)

dokumen yang terdiri atas :

1. Kerjasama Badan Litbang Pertanian dengan BB-Pascapanen tentang

Pelaksanaan Program Insentif Peningkatan Kemampuan Penelitian dan

Perekayasa (PKPP) Tahun 2012.

2. Kerjasama BB-Pascapanen dengan Lembaga Sertifikasi Produk Mandiri Lestari

(PT. Agri Mandiri Lestari) tentang Pemanfaatan Laboratorium Pengujian

BB-Pascapanen untuk Analisis Mutu Beras.

3. Kerjasama BB-Pascapanen dengan PD. Gama tentang Pengembangan Produk

Tepung Kedelai sebagai Bahan Baku Minuman Kesehatan.

4. Kerjasama BB-Pascapanen Pertanian dengan Dinas Pertanian, Kehutanan,

Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Karawang, tentang Pengembangan

Sup Jamur Instan Skala Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam rangka

Mendukung Kegiatan Pengolahan Produk Jamur Merang Menuju Pasar Modern

di Kabupaten Karawang.

5. Kerjasama BB-Pascapanen dengan Sentra Pengembangan Agribisnis Terpadu

(SPAT) tentang Pengembangan Produk Snack Bar Ubijalar.

6. Kerjasama BB-Pascapanen dengan Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten

Temanggung tentang Difusi Teknologi Pembuatan Mi dari Tepung Jagung

Termodifikasi.

7. Kerjasama Badan Litbang Pertanian dan Pemda Kabupaten Pakpak Bharat,

Sumatera Utara dengan koordinator pelaksana kegiatan adalah Puslitbang

Perkebunan dengan judul kegiatan Pendampingan Inovasi Teknologi pada

Pengembangan Agribisnis di Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara.

BB- Pascapanen dalam hal ini sebagai Pelaksana Kegiatan pendampingan

Inovasi Teknologi pada Pengembangan Agribisnis di Kabupaten Pakpak

Bharat, Sumatera Utara selama empat (4) tahun masa kontrak (2012-2015).

Page 50: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

44

8. Kerjasama Badan Litbang Pertanian dengan BB-Pascapanen tentang Persiapan

Kegiatan Laboratorium Lapang Bersama Badan Litbang Pertanian di

Kabupaten Fakfak, Papua Barat.

9. Kerjasama Badan Litbang Pertanian dengan BB-Pascapanen Pertanian tentang

Analisis Kebijakan Model Diversifikasi Pangan dengan Pendekatan System

Modelling.

10. Kerjasama BB-Pascapanen dengan Asian Food and Agriculture Cooperation

Initiative, Rural Development Administration (AFACI-RDA), Suwon, Republik

Korea tentang Establishment of Network and Model Manual of Postharvest

Technology of Horticultural Crops in Indonesia.

Terdapat 1 (satu) kegiatan Kegiatan kerjasama penelitian dan

pengembangan pascapanen yang masih dalam tahap rintisan, yaitu kerjasama

BB-Pascapanen dengan PT. Sosro tentang Pendampingan Teknologi Pembuatan

Minyak Bunga Melati. Kegiatan ini masih dalam penjajagan dan kemungkinan

baru dapat dilaksanakan pada tahun 2013.

b. Kegiatan Kerjasama BB-Pascapanen

Kerjasama Program Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa

Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa (PKPP) merupakan

program insentif bagi para pejabat fungsional peneliti dan perekayasa yang

masih aktif. Pada TA. 2012, BB-Pascapanen mendapatkan dana insentif dari

DIPA Kementerian Riset dan Teknologi TA. 2012 sebesar Rp 1.500.000.000,-

(Satu milyar lima ratus juta rupiah) untuk melaksanakan 7 (tujuh) judul kegiatan

penelitian. PKPP menekankan pada aspek pemanfaatan hasil litbangyasa dalam

rangka mendukung perwujudan sistem inovasi daerah (SIDa), sistem inovasi

nasional (SINas) dan pelaksanaan Masterplan Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

Kegiatan PKPP di BB-Pascapanen terdiri dari 4 (empat) judul kegiatan

berlokasi di Pulau Jawa dan 3 (tiga) judul lainnya di Sulawesi, sedangkan fokus

kegiatan semua judul kegiatan PKPP adalah ketahanan pangan. Lokus dan fokus

kegiatan PKPP di BB-Pascapanen disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Lokus dan fokus kegiatan PKPP di BB-Pascapanen

No Judul Kegiatan Lokus Fokus Anggaran

1. Difusi teknologi produksi tepung mannan bermutu

foodgrade di provinsi Banten dan Jawa Timur

Kabupaten Madiun,

Jawa Timur

Ketahanan Pangan

200.000.000

2. Difusi teknologi pembuatan mie dari tepung jagung termodifikasi di Temanggung,

Jawa Tengah

Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah

Ketahanan Pangan

250.000.000

Page 51: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

45

No Judul Kegiatan Lokus Fokus Anggaran

3. Pengembangan Teknologi Fotifikasi dan Pengemasan Produk Pangan Darurat

Berbasis Tepung Ubi Jalar dan Kacang-kacangan

Jawa Barat/ Jawa Timur

Ketahanan Pangan

250.000.000

4. Pengembangan breakfast meals dari tepung talas

Kota Bogor, Jawa Barat

Ketahanan Pangan

200.000.000

5. Teknologi nanoemulsi lemak

kakao (cocoa butter) yang kaya antioksidan sebagai bahan olesan (spread) produk

rerotian dan biskuit

Makasar,

Sulawesi Selatan

Ketahanan

Pangan

200.000.000

6. Pengembangan agroindustri

padi terpadu melalui penerapan sistem mutu

Kabupaten

Konawe, Sulawesi

Tenggara

Ketahanan

Pangan

200.000.000

7. Pengembangan produk

breakfast meal (sagu meals) berbasis sagu

Kabupaten Luwu Ketahanan

Pangan

200.000.000

Total Anggaran 1.500.000.000

Kegiatan PKPP Ristek telah menghasilkan produk-produk inovasi teknologi

pascapanen yaitu : a) tepung mannan bermutu foodgrade, b) mi dan tepung

jagung termodifikasi, c) snack bar ubi jalar, d), breakfast meals berbasis tepung

talas, e) bahan olesan (spread) produk rerotian dan biskuit yang mengandung

lemak kakao kaya antioksidan, f) beras premium dan g) breakfast meal berbasis

sagu.

Kerjasama Pemanfaatan Laboratorium Pengujian BB-Pascapanen untuk Analisis Mutu Beras.

Kerjasama dengan PT. Agri Mandiri Lestari mengenai Pemanfaatan

Laboratorium Pengujian BB-Pascapanen untuk Analisis Mutu Beras merupakan

kegiatan yang pelaksanaannya tidak berkelanjutan, tetapi tergantung pesanan

dari konsumen mitra kerjasama. Hingga saat ini kerjasama tersebut belum

berjalan karena pihak mitra belum memiliki pelanggan yang memerlukan SNI

untuk produk beras.

Kerjasama Pengembangan Produk Tepung Kedelai sebagai Bahan

Baku Minuman Kesehatan

Kerjasama antara BB-Pascapanen dengan PD. Gama dalam Pengembangan

Produk Tepung Kedelai sebagai Bahan Baku Minuman Kesehatan telah berjalan

hingga tahap uji coba scale-up teknologi pengolahan bubuk kedelai. Kegiatan

tersebut dilakukan di instalasi Laboratorium Karawang. Scale-up dimaksudkan

untuk melakukan verifikasi teknologi dalam mempersiapkan implementasi

teknologi pengolahan produk bubuk kedelai oleh pengguna (PD. Gama) dalam

Page 52: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

46

skala yang lebih besar. Beberapa tahapan yang telah dilakukan dalam uji coba ini

adalah setting peralatan untuk mendukung proses produksi bubuk kedelai, antara

lain peralatan penyosoh biji kedelai, perebusan, pengering, penepung dan

peralatan pengemasan. Uji coba scale-up teknologi pengolahan bubuk kedelai

telah dilakukan dan memberikan hasil yang cukup baik.

Kerjasama Pengembangan Sup Jamur Merang Instan Skala UKM di Kabupaten Karawang

Kerjasama BB-Pascapanen dengan Dinas Pertanian Kehutanan Perkebunan

dan Peternakan Kabupaten Karawang mengenai Pengembangan Sup Jamur

Merang Instan Skala Usaha Kecil Menengah (UKM) telah dilaksanakan di

Karawang. Kegiatan kerjasama ini memperoleh hasil sebagai berikut :

a) penyempurnaan produk telah dilakukan dengan menambah beberapa

perlakuan pada proses pengolahan dan penambahan seasoning oil (minyak

perisa) sebagai penambah cita rasa, b) desain kemasan produk telah diperbaiki

baik dari segi penampilan maupun bentuk kemasannya. Namun demikian, untuk

pengembangan produk ke arah komersial masih diperlukan kajian lebih lanjut,

dan c) pelatihan teknologi pengolahan sup jamur merang instan dilakukan di

Gapoktan HDK Dulur yang difasilitasi oleh pihak Dinas Pertanian Kehutanan

Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Karawang.

Gambar 23. Sup jamur instan kering (A) dan sup jamur instan setelah penambahan air panas (B)

Kerjasama Pengembangan Teknologi Pengolahan Produk Pangan Darurat Berbasis Tepung Ubijalar dan Kacang-kacangan

Target capaian kegiatan kerjasama BB-Pascacapen dengan Sentra

Pengembangan Agribisnis Terpadu (SPAT) di Pasuruan, Jawa Timur dalam

Pengembangan Teknologi Fortifikasi dan Pengemasan Produk Pangan Darurat

(Bentuk Snack Bar) Berbasis Ubi Jalar dan Kacang-Kacangan, terdiri atas :

1) teknologi fortifikasi dan pengemasan produk snack bar; b) scale-up teknologi

fortifikasi snack bar skala pilot; dan c) umur simpan snack bar. Produk snack bar

yang dihasilkan dari ujicoba produksi kemudian dievaluasi untuk penyempurnaan

teknologi produksi secara masal. Penyempurnaan teknologi dilakukan oleh SPAT

B A

Page 53: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

47

selama lebih dari satu bulan. Pendampingan dari tim peneliti terus dilakukan

selama proses tersebut. Prototipe produk snack bar kemudian berhasil

disempurnakan dan SPAT meluncurkan prototipe produk tersebut kepada

masyarakat.

SPAT meluncurkan snack bar ubi jalar dengan nama telo bar. Peluncuran

telo bar dilakukan bersama dengan peluncuran produk kripik K-telo, deklarasi

MUJI (Masyarakat Ubi Jalar Indonesia) dan telo mart. Telo mart merupakan divisi

supermarket dari SPAT yang menjual lebih dari 50 jenis produk olahan ubi jalar.

Acara peluncuran telo bar dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2012 di

Lawang, Kabupaten Malang, dihadiri oleh Bupati Malang, Walikota Depok, Jawa

Barat, Anggota DPR RI, Mantan Menteri Koperasi, deklarator MUJI, unsur TNI,

Kepala Badan Litbang Pertanian, Kepala BB-Pascapanen, peneliti pertanian dan

masyarakat umum.

Gambar 24. Peluncuran produk snack bar ubi jalar di Repoeblik Telo Kabupaten Malang, Jawa Timur

Kerjasama Teknologi Pembuatan Mi dari Tepung Jagung Termodifikasi

Kegiatan kerjasama dengan Kantor Ketahanan Pangan (KKP) Kabupaten

Temanggung mengenai Difusi Teknologi Pembuatan Mi dari Tepung Jagung

Termodifikasi, berlokasi di Temanggung, Jawa Tengah. Hasil yang diperoleh dari

kegiatan difusi ini meliputi : a) pengembangan teknologi produksi tepung jagung

termodifikasi di KWT Wonoboyo, Tlogomulyo dan Kaloran; b) bimbingan teknis

pembuatan produk mi dari tepung jagung termodifikasi skala 50 kg/jam; dan

c) model produksi mi dari tepung jagung termodifikasi skala pedesaan dengan

kelembagaan inti plasma. Jalinan pemasaran dibantu oleh Kantor Dinas

Perindustrian dan Perdagangan sehingga produksi tepung dan mi jagung dapat

beroperasi secara berkesinambungan.

Kerjasama Dukungan Inovasi Teknologi untuk Pengembangan

Agribisnis di Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara

Kerjasama Badan Litbang Pertanian dengan Pemda Kabupaten Pakpak

Bharat, Sumatera Utara dilaksanakan dalam rangka mendukung Inovasi

Page 54: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

48

Teknologi untuk Pengembangan Agribisnis di Kabupaten Pakpak Bharat,

Sumatera Utara. Dalam kerjasama tersebut, BB-Pascapanen bertindak sebagai

pelaksana dalam kegiatan pendampingan inovasi teknologi pengolahan gambir.

Pada TA. 2012 tim peneliti BB-Pascapanen melaksanakan kegiatan

sosialisasi dan bimbingan teknis pengolahan teh gambir di Desa Maholida,

Kecamatan STTU Jahe. Tim peneliti telah merekomendasikan disain pabrik mini

teh gambir yang disertai dengan tata letak unit pengolahan. Finalisasi lokasi dan

penyediaan bangunan pendukung untuk pabrik mini teh gambir dilakukan oleh

Tim Teknis Pemda Kabupaten Pakpak Bharat dan selanjutnya dikonfirmasikan

kepada Tim Badan Litbang Pertanian.

Pengolahan gambir yang dilakukan petani masih secara manual, individu

dan belum merupakan kegiatan kelompok. Proses pengolahan primer di petani

untuk pembuatan gambir tersebut masih bisa ditingkatkan rendemennya melalui:

1) penggunaan alat/mesin perajang/penghancur, 2) pengembangan alat/mesin

pengepres, dan 3) pengeringan dengan memanfaatkan energi panas dari tungku

pemasakan.

Gambar 25. Koordinasi dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Pakpak Bharat

Kerjasama Kegiatan Laboratorium Lapang di Kabupaten Fakfak, Papua Barat

Kerjasama BB-Pascapanen dengan Badan Litbang Pertanian mengenai

Persiapan Kegiatan Laboratorium Lapang Bersama Badan Litbang Pertanian di

Kabupaten Fakfak, Papua Barat telah selesai dilaksanakan. Hasil kegiatan

menunjukkan bahwa berdasarkan hasil studi Rapid Rudal Apraisal (RRA), dalam

rangka Laboratorium Lapang Bersama Badan Litbang Pertanian dan Pemda

Kabupaten Fakfak perlu melakukan Base Line Survey dan workshop perencanaan

kegiatan Laboratorium Lapang Bersama (LLB). Persiapan LLB telah sampai pada

tahap penyusunan matriks kegiatan tahun 2013 sesuai hasil studi RRA dari

masing-masing UK/UPT Lingkup Badan Litbang Pertanian.

Page 55: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

49

Gambar 26. Sosialisasi kegiatan Laboratorium Lapang Bersama di Kabupaten

Fakfak, Papua Barat

Kerjasama Analisis Kebijakan Model Diversifikasi Pangan dengan Pendekatan Sistem Modelling

Kegiatan ini merupakan kerjasama dengan Badan Litbang Pertanian.

Diversifikasi pangan merupakan salah satu program Kementerian Pertanian

dengan indikator keberhasilannya adalah Peningkatan Pola Pangan Harapan

(PPH). Faktor-faktor yag mempengaruhi PPH antara lain produksi pangan,

pendapatan dan konsumsi pangan dimana variabel tersebut besaran nilainya

berubah terhadap waktu, sehingga dapat dianalisis menggunakan sistem

modeling. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini menggunakan pendekatan

sistem yang merupakan penerapan dari sistem ilmiah dalam manajemen secara

menyeluruh.

Hasil analisis kebijakan berupa rekomendasi kebijakan agar program

diversifikasi pangan berjalan efektif dan dapat mencapai target PPH 100 pada

tahun 2020. Adapun rekomendasi kebijakan yang dihasilkan untuk pencapaian

target PPH antara lain : 1) peningkatan ketersediaan pangan melalui penguatan

stok logistik kelompok pangan khususnya kelompok umbi-umbian, pangan

hewani, gula, sayur dan buah; 2) peningkatan akses pangan dapat didorong

melalui peningkatan daya beli masyarakat khususnya masyarakat golongan

menengah ke bawah, peningkatan kualitas fungsi aksesibilitas seperti jalan dan

listrik, dan peningkatan fungsi informasi; dan 3) peningkatan konsumsi pangan

masyarakat kearah penganekaragaman makanan dapat didorong melalui

penerapan jaminan kehalalan pangan, penerapan sistem mutu, dan peningkatan

informasi agar pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya

pangan sehat dapat terbentuk.

Page 56: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

50

Gambar 27. Focus Group Discussion (FGD) Diversifikasi Pangan

Kerjasama dengan Asian Food and Agriculture Cooperation Initiative, Rural Development Administration (AFACI-RDA)

Kerjasama hibah antara BB-Pascapanen dengan Asian Food and Agriculture

Cooperation Initiative, Rural Development Administration (AFACI-RDA), Suwon,

Republik Korea tentang “Establishment of Network and Model Manual of

Postharvest Technology of Horticultural Crops in Indonesia,” dilakukan dalam

jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung dari bulan Agustus 2012–September 2015.

Kegiatan yang telah dilaksanakan hingga saat ini meliputi kegiatan expert

meeting di Suwon, Korea pada tanggal 10–14 September 2012 yang dihadiri oleh

Kabid KSPHP. Pertemuan tersebut merupakan pertemuan untuk AFACI Principal

Investigator (PI) Meeting on New Pan-Asian and Regional Projects yang dihadiri

oleh peserta dari perwakilan negara Korea, Vietnam, Thailand, Philippina,

Myanmar, Bangladesh, Srilanka, Nepal, Laos PDR, Kamboja dan Mongolia serta

Indonesia. Tujuan pertemuan AFACI PI Meeting adalah :a) membahas rencana

kegiatan diseminasi dan jejaring komunikasi dan b) menyusun Technical

Cooperation Project (TCP). Untuk mendukung kegiatan ini pula telah dilakukan

survey ke sentra tomat di Lembang, Jawa Barat, serta konsultasi dan koordinasi

dengan Ditjen Hortikultura dan Ditjen P2HP serta Balai Penelitian Sayuran

Lembang.

Kerjasama dengan Purdue University dalam Rangka Pengembangan

Pendidikan dan Penelitian

Pada tanggal 27 Februari–1 Maret 2012, BB-Pascapanen menerima

kunjungan tamu dari Purdue University dalam rangka penjajakan kerjasama.

Purdue University berkunjung ke Indonesia dalam rangka penyusunan proposal

kerjasama pengembangan pendidikan dan penelitian dengan sumber dana dari

USAID. Kunjungan dimaksudkan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan

permasalahan yang dihadapi oleh perguruan tinggi, lembaga penelitian dan

industri yang penyelesaiannya dapat dibantu melalui kerja sama dengan Purdue

University.

Page 57: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

51

Dalam kunjungannya, tim Purdue University berdiskusi dengan pihak

Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fateta IPB sebagai mitra perguruan

tinggi. Dalam hal ini BB-Pascapanen sebagai mitra lembaga penelitian dan

PT. Garuda Food serta PT. Sinar Mas sebagai mitra industri, sedangkan

Sampoerna Foundation sebagai mitra LSM. Fokus kegiatan berupa pendidikan,

penelitian dan magang di industri. Beberapa masalah yang telah diidentifikasi

yaitu : a) Bidang pendidikan : mahasiswa belum sepenuhnya siap menghadapi

tantangan abad 21 sehingga diperlukan peningkatan keterampilan teknis dan

komunikasi; dan b) Bidang penelitian : dampak ke masyarakat masih terbatas;

kualitas dan jumlah publikasi ilmiah (nasional dan internasional) masih rendah.

Selain itu, beberapa masalah lainnya adalah keterlibatan dengan usaha

menengah dan kecil (UMK) kurang memadai, jumlah UMK terlalu banyak

dibandingkan dengan kemampuan pembinaan, tenaga penyuluh baik dari

pemerintah, perguruan tinggi maupun industri tidak terkoordinasi dengan baik.

Gambar 28. Kunjungan tamu dari Purdue University

2. Partisipasi Ekspose, Gelar Teknologi, dan Seminar Ilmiah/Nasional

Partisipasi BB-Pascapanen pada pameran/ekspose dan gelar teknologi yang

secara langsung berkaitan dengan hasil penelitian dan pengembangan pascapanen

pertanian telah berlangsung sebanyak 15 kegiatan. Partisipasi BB-Pascapanen pada

kegiatan tersebut sangat penting dalam upaya menunjukkan hasil penelitian dan

pengembangan pascapanen yang telah dicapai dan sebagai dukungan pada

program pembangunan pertanian. Uraian rinci dari setiap pameran yang diikuti

BB-Pascapanen, sebagai berikut :

a. Agrinex Expo

Agrinex Expo merupakan ajang pameran teknologi dan produk pertanian

yang melibatkan perguruan tinggi, lembaga riset dan swasta. Pameran ini

bertujuan sebagai ajang promosi tahunan agribisnis Indonesia agar mampu

bersaing di pasar global. Acara ini dilaksanakan pada tanggal 30 Maret–2 April

2012. Pada acara tersebut BB-Pascapanen menampilkan beberapa macam poduk,

Page 58: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

52

diantaranya produk tepung Bimoka, tepung ubi ungu, beras sorgum, beras

jagung dan produk powder kulit buah manggis yang sangat baik untuk kesehatan.

Gambar 29. Kegiatan pameran pada Agrinex Expo

b. Rakornas Tentara Manunggal Membangun Desa-Angkatan Darat

Pameran ini dilaksanakan pada tanggal 18 April 2012 di Auditorium

Kementerian Pertanian. Pada pameran tersebut ditampilkan beberapa produk,

antara lain : tepung Bimoka, tepung ubi ungu, beras sorgum, dan beras jagung.

Melalui pameran tersebut, Kepala Bappeda Kota Gorontalo memberikan

penawaran untuk melakukan kegiatan di Gorontalo dengan tema Membangun

Desa melalui Pascapanen Pertanian.

Gambar 30. Kegiatan pameran pada Rakornas TTMD-AD

c. Climate Change

Pameran ini dilaksanakan pada tanggal 19-21 April 2012 di Assembly Hall

JCC, Jakarta. Pengunjung pameran tertarik dengan produk tepung Bimoka,

tepung ubi ungu, beras sorgum dan aneka kue dari tepung kasava. Beberapa

pengunjung memberikan masukan bahwa adanya perubahan iklim kemungkinan

dapat mempengaruhi pola konsumsi pada masyarakat. Oleh karena itu, teknologi

Page 59: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

53

yang dihasilkan BB-Pascapanen agar menyesuaikan dengan perubahan pola

konsumsi pada masyarakat tersebut.

Gambar 31. Kegiatan pameran pada acara Climate Change

d. Chief Editorial Meeting (CEM)

Pameran dilaksanakan pada 8 Mei 2012 di Jakarta. Pameran ini banyak

dikunjungi oleh para wartawan, pimpinan redaksi media massa, staf kementerian

terkait, chef dan staf gedung Balai Kartini. Pengunjung sangat tertarik dengan

umbi dan emping garut. Teknologi tepung singkong sangat memberikan kesan

kepada pengunjung, yang dibuktikan dari kesan pengunjung yang tidak

membedakan kue berbahan baku tepung singkong dan terigu.

Gambar 32. Bahan baku singkong pada pameran CEM

e. Menyambut HUT Bogor

Pameran dilaksanakan di Jl. Batu Kota Bogor, dihadiri oleh para pegawai

Pemda Kota Bogor, mahasiswa, siswa sekolah dan masyarakat dari berbagai

kalangan. Pameran yang dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2012 ini

Page 60: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

54

mendapatkan masukan dari pengunjung agar dibuatkan buku resep untuk

pembuatan kue yang terbuat dari tepung kasava dan tepung ubi.

f. Agro dan Food Expo

Pameran dilaksanakan pada 31 Mei 2012–3 Juni 2012 di Jakarta

Convention Center (JCC). Pameran ini bertujuan untuk meningkatkan diversifikasi

pangan, terutama pangan pokok. Pada pameran ini, BB-Pascapanen

menampilkan teknologi dan produk diversifikasi pangan pokok sesuai topik

pameran, antara lain nasi sorgum, jagung pra-tanak dan aneka kudapan dari

tepung kasava. Para pengunjung sangat antusias terhadap nasi sorgum yang

dipamerkan.

Gambar 33. Kegiatan pameran Agro dan Food Expo dan salah seorang

peneliti BB-Pascapanen sebagai nara sumber pada pameran tersebut

g. Lokakarya Nano Teknologi Nasional

Lokakarya Nano Teknologi Nasional dilaksanakan tanggal 13 Juni 2012 di

Auditorium Ir. Sadikin Sumintawikarta Bogor. Lokakarya tersebut

diselenggarakan dengan tujuan untuk : 1) membangun jejaring komunikasi

dalam rangka percepatan pengembangan penelitian nanoteknologi bidang

pangan dan pertanian, 2) memetakan status penelitian dan penerapan

nanoteknologi bidang pangan dan pertanian, dan 3) merumuskan arah

penelitian dan penerapan nanoteknologi bidang pangan dan pertanian.

Pembukaan Lokakarya dilakukan oleh Kepala Badan Litbang Pertanian.

Acara ini menghadirkan pembicara dengan tema yang komprehensif mengenai

penggunaan nanoteknologi. Narasumber acara ini terdiri atas : Masyarakat Nano

Indonesia, Pupuk Kujang, Kalbe Farma, Prof Sidik (pakar obat herbal), dan

Prof. E. Gumbira Said (IPB). Selain talkshow, BB-Pascapanen menyiapkan poster

dan pameran mini dengan menampilkan produk nanoteknologi yang telah

dihasilkan BB-Pascapanen.

Page 61: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

55

Gambar 34. Lokakarya Nasional Nano Teknologi dan penyerahan cinderamata oleh Kepala BB-Pascapanen kepada para narasumber

h. Hari Susu Nusantara

Hari Susu Nusantara dilaksanakan pada tanggal 1-3 Juni 2012 di Jojga

Expo Center. Pembukaan acara dilakukan oleh Kepala Badan Karantina,

Kementerian Pertanian. Pada hari berikutnya, pameran dihadiri pula oleh

Gubernur DIY Yogyakarta, Wakil Menteri Pertanian dan pejabat Eselon I

Kementerian Pertanian. Pada pameran tersebut, BB-Pascapanen menampilkan

antara lain test kit serta susu segar dan yoghurt yang dihasilkan dari mitra

binaan BB-Pascapanen di Boyolali. Sebagian besar pengunjung sangat tertarik

dengan test kit untuk mendeteksi kontaminan mikroba pada susu.

i. Pentas Hortikultura

Pentas hortikultura 2012 diselenggarakan dengan tema “Kebangkitan

Hortikultura Wujudkan Petani Sejahtera”. Kegiatan ini dilaksanakan di Subang

pada tanggal 4-6 Juli 2012. Pentas hortikultura menampilkan gelar teknologi

varietas unggul hortikultura dan pengenalan calon varietas baru, meliputi : VUB

pisang, semangka, melon, pepaya dan jeruk dataran rendah serta VUB sayuran

dataran rendah, meliputi : cabai, mentimun, buncis, caisim, kangkung, bayam,

kacang panjang dan terong. Selain itu, dipamerkan pula teknologi irigasi tetes

untuk tanaman buah. Untuk tanaman hias, dilaksanakan open house dengan

menampilkan gelar teknologi anggrek dendrobium dan phalaenopsis, krisan,

gladiol, mawar, anyelir, lili, anthurium serta teknologi kultur jaringan dan

perbenihan.

BB-Pascapanen berpartisipasi dalam pelatihan penanganan dan pengolahan

produk-produk hortikultura dan diharapkan dapat memberi kontribusi yang nyata

dalam peningkatan mutu produk hortikultura. Pada kegiatan ini, BB-Pascapanen

menampilkan pula beberapa produk olahan hortikultura antara lain aneka jus

buah, sup instan dan teknologi untuk memperpanjang masa simpan buah dan

sayuran. Teknologi tersebut diharapkan dapat diaplikasikan oleh masyarakat

untuk meningkatkan mutu produk ekspor hortikultura.

Page 62: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

56

Kepala Badan Litbang Pertanian dalam arahannya mengatakan bahwa

teknologi yang disampaikan tersebut diharapkan dapat meningkatkan motivasi

petani dalam menjaga mutu produk hortikultura sehingga layak diekspor dan

mampu bersaing di pasaran internasional sehingga akan meningkatkan

pendapatan serta kesejahteraan petani.

Gambar 35. Peninjauan Kepala Badan, Bupati Subang dan Peserta Pentas Hortikultura ke stand BB-Pascapanen

h. Pekan Flori dan Flora Nasional

Pekan Flori dan Flora Nasional (PF2N) adalah pameran yang telah

diselenggarakan sejak tahun 2008 di Tomohon, Sulawesi Utara. Sejak materi

pameran dilengkapi dengan komoditas hortikultura lainnya seperti buah, sayur

dan tanaman obat mulai tahun 2009, nama pameran ini berubah menjadi Pekan

Flori dan Flora Nasional (PF2N). PF2N untuk pertama kalinya diselenggarakan di

Banten pada tahun 2009, dilanjutkan di Batam tahun 2010 dan Bali tahun 2011.

Penyelengaraan PF2N tahun 2012 dilaksanakan di Medan. Pada PF2N ini

BB-Pascapanen menampilkan produk teknologi pewarna untuk bunga.

i. Hari Krida Pertanian

Hari Krida Pertanian (HKP) pada hakekatnya merupakan hari bersyukur,

hari berbangga hati dan sekaligus hari mawas diri serta hari dharma bhakti.

Setiap tahunnya, HKP diperingati oleh segenap masyarakat pertanian yakni para

petani, peternak, pegawai dan pengusaha yang bergerak di sektor pertanian.

HKP ke-40 diselenggarakan di gedung PIA Kementerian Pertanian tanggal 17 juli

2012 dengan mengambil tema “Dengan Semangat Hari Krida Pertanian Kita

Tingkatkan Komitmen dan Kepedulian dalam Mewujudkan Diversifikasi Pangan

Menuju Kesejahteraan Petani”. Acara ini dibuka oleh Wakil Menteri Pertanian.

Kegiatan HKP terdiri atas seminar, ekspose, bazar dan pasar tani. Pada

kegiatan pameran, sesuai dengan tema HKP BB-Pascapanen menampilkan aneka

produk diversifikasi pangan antara lain olahan nasi sorgum, jagung, dan produk

lainnya. Pada kegiatan seminar, pembicara kunci yaitu Wakil Menteri Pertanian.

Page 63: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

57

Pembicara lainnya, yaitu Ir. Unggul (Direktur Republik Telo), Prof. Suhartono

Taat (Dosen Universitas Airlangga), Perwakilan masyarakat singkong Indonesia

serta Ir. Winarto (Asosiasi Peternak Kelinci).

Gambar 36. Acara Hari Krida Pertanian ke-40

j. Riteks Expo

Acara Riteks Expo diselenggarakan oleh Kementerian Riset dan Teknologi

dalam rangka memperingati kebangkitan teknologi nasional. Pameran ini

diselenggarakan pada tanggal 8-11 Agustus 2012 di Sasana Budaya Ghanesa ITB

Bandung. Acara dibuka oleh Menteri Riset dan Teknologi. Dalam arahannya,

Menteri Riset dan Teknologi menyampaikan bahwa kemajuan teknologi yang

dicapai saat ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia.

Pada acara tersebut Badan Litbang Pertanian khususnya BB-Pascapanen

menampilkan teknologi pascapanen yang berkaitan dengan ketahanan dan

keamanan pangan. Produk yang ditampilkan pada pameran antara lain mi

jagung, tepung kasava Bimo, sup instan, snack bar, bubur instan dan lain-lain.

Para pengunjung sangat tertarik dengan produk tepung kasava Bimo yang

mempunyai keunggulan tidak mengandung sehingga sangat sesuai dikonsumsi

oleh penderita autis.

Gambar 37. Pembukaan Riteks Expo oleh Menteri Riset dan Teknologi

Page 64: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

58

k. Asian Pasific Symposium (APS) in Postharvest Research, Education and Extension

Asian Pasific Symposium (APS) 2012 dilaksanakan pada tanggal 18–20

September 2012 di Yogyakarta. APS merupakan ajang pertemuan internasional

antara peneliti, baik dalam maupun luar negeri. Kegiatan APS 2012 terlaksana

atas hasil kerjasama antara Kementerian Pertanian dan Institut Pertanian Bogor

dengan berbagai pihak. Pada kegiatan pameran, BB-Pascapanen menampilkan

beberapa produk meliputi tepung kasava Bimo dan produk olahannya serta

tepung jagung dan olahannya. Secara keseluruhan kegiatan APS 2012, meliputi :

1. Pembukaan oleh Wakil Menteri Pertanian

2. Seminar pertanian dengan beberapa keynote speaker

3. Presentasi oleh para peserta baik dalam maupun luar negeri

4. Pameran yang diikuti oleh BB-Pascapanen dan BPTP

5. Kunjungan budaya ke Candi Prambanan

Gambar 38. Pameran APS di Yogyakarta

l. International Maize Conference

Kementerian Pertanian bekerjasama dengan Pemda Provinsi Gorontalo dan

Organisasi Jagung Internasional menyelenggarakan acara International Maize

Conference (IMC). Acara ini dilaksanakan Gorontalo pada tanggal 22-24

Nopember 2012. Acara pameran dilaksanakan di Hotel Maqna, sedangkan gelar

teknologi dilaksanakan di Desa Tenilo. Acara pameran diisi oleh stand dari

beberapa Kementerian, pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat dan

pengusaha skala UMKM.

Kementerian Pertanian yang dikoordinir oleh Ditjen P2HP menampilkan

pelayanan dari Badan Karantina, produk-produk penyuluhan dari BPPSDMP, serta

display produk inovasi teknologi komoditas dari Puslitbangtan (Balai Penelitian

Serealia), BB-Pascapanen serta BPTP Gorontalo. Materi pameran meliputi display

benih jagung dari berbagai varietas jagung seperti varietas Pulut dan Bima serta

produk serealia lainnya seperti sorgum dan gandum. Produk olahan jagung yang

dipamerkan meliputi tepung jagung, jagung sosoh pra-tanak, mi jagung serta

Page 65: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

59

produk dari limbah jagung seperti bioetanol dari tongkol jagung dan biofoam dari

ampok jagung. Produk lainnya adalah aneka tepung dari ubi jalar dan ganyong.

Selain itu, dipamerkan pula produk snack bar (Telo Bar) dan brownies kasava

serta display tanaman sayuran mendukung program KRPL.

Pengunjung datang dari berbagai kalangan seperti pelajar, mahasiswa,

profesional, pengusaha UMKM dan perusahaan besar, pejabat pemerintah dan

tamu perwakilan negara sahabat. Pada kesempatan tersebut arahan Wakil

Menteri Pertanian agar Badan Litbang Pertanian terus mensosialisasikan produk-

produk inovasinya dan tidak berhenti hanya sebatas pada arena pameran.

Gambar 39. Pameran International Maize Conference

m. Seminar Nasional Mekanisasi Pertanian

Seminar yang dilaksanakan pada tanggal 30-31 Oktober 2012 dibuka oleh

Kepala Badan Litbang Pertanian. Selain kegiatan seminar, pada acara ini

dipamerkan hasil-hasil penelitian litbang pertanian khususnya hasil

pengembangan mekanisasi pertanian. BB-Pascapanen juga ikut berpartisipasi

pada pameran tersebut dengan menampilkan hasil-hasil penelitian berupa produk

kasava Bimo, berbagai tepung-tepungan, mi jagung, olahan tepung, dan lain-

lain.

Page 66: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

60

Gambar 40. Kepala Badan Litbang Pertanian dan peserta pameran meninjau stand BB-Pascapanen

3. Koordinasi dan Penugasan Peneliti dan Teknisi Mendukung Program

Direktorat Teknis/SLPTT/BPTP/Pemda

BB-Pascapanen telah mengembangkan inovasi teknologi pascapanen untuk

mendukung tumbuh-kembangnya agroindustri di perdesaan, yang diharapkan dapat

memacu aktivitas ekonomi, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Dalam penerapan teknologi pascapanen di lapangan

yang sesuai dengan kebutuhan dan program pembangunan pertanian, baik di pusat

maupun daerah, diperlukan koordinasi dengan berbagai instansi yang terkait.

Pada waktu yang sama, Direktorat Teknis dan Pemda juga memiliki program

pembangunan yang berupa aplikasi teknologi pascapanen di lapangan. Berbagai

program tersebut memerlukan keterpaduan dan dukungan Badan Litbang Pertanian

sebagai sumber teknologi terutama untuk memperkuat muatan teknologi dan

supervisi teknologinya di lapangan. Selain itu, dukungan kepada Direktorat

Teknis/BPTP/Pemda juga dilakukan dengan pengiriman peneliti atau pejabat terkait

sebagai narasumber.

a. Koordinasi dengan Direktorat Teknis/UK-UPT/Instansi Terkait/Pemda

Koordinasi dalam rangka pembahasan tindak lanjut hasil Sidang Codex

Committee on Contaminants in Foods (CCCF) ke-6. Pertemuan koordinasi

diselenggarakan oleh BPOM. Kontribusi BB-Pascapanen yaitu telah dilakukan

kajian cemaran Arsen dalam beras dengan sampel berasal dari 5 Propinsi di

Indonesia. Hasil studi cemaran Arsen pada tahun 2012 dapat digunakan

sebagai bahan untuk menentukan posisi Indonesia pada sidang CCCF tahun

2013.

Koordinasi dalam rangka sosialisasi Insinas 2013 dalam industri pangan,

kesehatan dan obat. Pertemuan koordinasi diselenggarakan oleh Kementerian

Riset dan Teknologi yang dilaksanakan dalam rangka sinergi riset yang

bertujuan untuk mengoptimalkan potensi sumberdaya iptek, meningkatkan

produktivitas riset nasional dan daya saing, mendorong kemitraan melalui

pendanaan riset serta membangun konsorsium riset yang melibatkan industri.

Page 67: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

61

Pada pertemuan ini dijelaskan perihal akan dibangunnya konsorsium research

untuk menjembatani antara penelitian dan industri.

Koordinasi produksi tepung ubi jalar di pabrik tepung PT. Multi Prima

Sejahtera (PT. MPS). Pertemuan koordinasi ini dilaksanakan dalam rangka

mendapatkan bahan peraga berupa sampel/contoh produk untuk membantu

menjelaskan kinerja teknologi kepada masyarakat.

Koordinasi dalam rangka pembahasan pelaksanaan kegiatan pengembangan

pangan lokal mendukung pangkin. Pertemuan koordinasi dilakukan dalam

rangka membahas pelaksanaan kegiatan pengembangan pangan lokal

mendukung pangkin di 10 kabupaten pada 9 provinsi dan kerjasama dengan 5

perguruan tinggi dalam pengembangan teknologi pengolahan pangan lokal.

Focus Group Discussion (FGD) P2BN dan Kalender Tanam Terpadu. FGD

dihadiri oleh para pejabat eselon I lingkup Kementerian Pertanian, pejabat

eselon II lingkup Badan Litbang Pertanian serta Tim Sistem Modeling dan Tim

Penyusun Kalender Tanam Badan Litbang Pertanian. Pada FGD tersebut

Kepala Badan Litbang Pertanian memaparkan tentang Sistem Modeling

Pencapaian Surplus 10 Juta Ton Beras pada Tahun 2014 yang berisikan

tentang permasalahan, kerangka pikiran dan pencapaian target, strategi

peningkatan produksi beras dan rancangan kebijakan operasional. Selain itu,

dipaparkan materi Kalender Tanam yang disampaikan oleh Tim Peneliti dari

BBSDL. Pemaparan dilakukan secara on-line, sehingga lebih realistik sekaligus

memudahkan pengguna dalam mengoperasikannya.

Koordinasi persiapan sidang IPC ke-40 dengan Direktorat Jenderal Kerjasama

Perdagangan Internasional, Kementerian Perdagangan. Pertemuan koordinasi

dilaksanakan untuk mempersiapkan sidang IPC ke-40 di Colombo, Sri Lanka

pada tanggal 30 Oktober–2 November 2012. Acara tersebut dihadiri oleh

sekitar 10 orang perwakilan dari berbagai instansi. Kegiatan yang berkaitan

dengan pascapanen lada, pembahasannya ditekankan pada permasalahan

Quality and Certification.

Penugasan peneliti untuk kegiatan peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS).

Peringatan HPS dilaksanakan di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Acara

dibuka pada tanggal 17 Oktober 2012 oleh Wakil Presiden. Pada acara gelar

teknologi, BB-Pascapanen memperagakan proses pembuatan sari buah nenas

dan semangka, sedangkan pameran materinya meliputi produk olahan sorgum

(sorgum sosoh dan bubur instan sorgum), tepung kasava Bimo dan produk

olahannya, produk olahan jagung (tepung jagung dan jagung pra-tanak),

olahan sari buah nenas, nenas-pepaya, nenas-cempedak dan semangka.

Fasilitasi pemantauan stok gabah/beras di tingkat penggilingan. Kegiatan

workshop pemantauan stok gabah/beras diselenggarakan oleh Direktorat

Jenderal PPHP pada tanggal 6-7 September 2012. Kegiatan ini bertujuan

untuk mengetahui keberadaan stok beras, baik yang ada di tingkat

penggilingan padi, rumah tangga, petani maupun stok beras yang ada di

pasaran pada periode tertentu. Peserta workshop terdiri dari para pejabat

Page 68: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

62

eselon 2 dan perwakilan dari BPS, Pusdatin, Ditjen Tanaman Pangan, Peneliti,

Staf Dinas Pertanian baik tingkat propinsi maupun kabupaten dan praktisi

serta manager penggilingan padi.

Workshop pengembangan pemasaran beras berlabel dengan kemurnian

varietas. Kegiatan workshop ini bertujuan untuk mengatasi sistem pemasaran

beras yang sampai saat ini belum ada kemasan berlabel yang mengikat. Pada

tahun 2013 akan dilakukan ujicoba penggunaan kemasan berlabel pada skala

terbatas di tiga propinsi (Jawa Barat, Jawa Tengah dan DIY). Peserta

workshop terdiri atas pejabat eselon 2, Kepala Dinas Pertanian Tanaman

Pangan Propinsi Jawa Tengah, Jawa Barat, DIY, Kalimantan Selatan,

Sumatera Barat dan Sulawesi Selatan, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten

Karawang, Cianjur, Tasikmalaya dan Garut serta Perguruan Tinggi, Lembaga

Sertifikasi dan para peneliti.

b. Pengiriman tenaga peneliti mendukung program Instansi

terkait/Direktorat Teknis/SLPTT/BPTP/Pemda Narasumber dalam rangka sosialisasi kegiatan pengadaan alat pascapanen

hortikultura. Pada acara sosialisasi diperagakan peralatan pengolahan pisang

dan nenas serta vacuum frying untuk pembuatan keripik. Peralatan lainnya

meliputi alat pembuatan sirup, selai, sari buah, dodol, manisan, jus dan saus.

Narasumber dalam pelatihan aneka olahan tepung singkong bekerja sama

dengan PP Muslimat Pati, Jawa Tengah. Materi pelatihan selama dua hari

meliputi teori dan praktek aneka olahan tepung singkong, yaitu pembuatan

aneka kue kering, brownies kukus dan bakar, lapis pelangi, lapis tepung

kasava, talam asin serta pembuatan mi dan roti.

Narasumber pada Peringatan Hari Susu Nusantara yang diselenggarakan oleh

Ditjen PPHP. Pada acara tersebut dipaparkan mengenai pengembangan

persusuan nusantara, yaitu pengembangan MAI persusuan. Pengembangan

MAI bertujuan untuk menghasilkan produk yang terjangkau dan disukai

masyarakat serta dapat meningkatkan pendapatan petani. Pada kegiatan

tersebut, BB-Pascapanen bekerjasama dengan mitra binaan (Kelompok Tani

Ternak Barokah, Boyolali) menyelenggarakan pameran dan pembagian

yoghurt gratis.

Narasumber pada kegiatan seminar mingguan Badan Litbang Pertanian.

Seminar dihadiri oleh peneliti/staf dari unit kerja lingkup Badan Litbang

Pertanian, staf dari Ditjen Hortikultura dan P2HP. Pada seminar ini

dipresentasikan tiga topik hasil penelitian dari tiga unit kerja lingkup Badan

Litbang Pertanian. Materi presentasi yang disampaikan staf peneliti

BB-Pascapanen yaitu Indeks glikemik buah dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya.

Page 69: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

63

Narasumber pada Pertemuan Evaluasi Koordinasi Kawasan Bunga Potong.

Pada pertemuan tersebut disampaikan teknologi pascapanen bunga potong

(krisan, mawar, sedap malam, anyelir dan anggrek), bunga anthurium pot

dan bunga anggrek pot. Selain itu, disampaikan pula teknologi ektraksi

minyak melati, mawar, pewarnaan bunga sedap malam dan pengeringan

bunga, daun dan rumput-rumputan. Hasil pertemuan dapat disimpulkan

bahwa untuk mengatasi masalah harga jual bunga potong yang rendah

diperlukan peningkatan pengetahuan tentang pascapanen dan pemasaran.

Narasumber ahli untuk acara televisi dalam rangka pembuatan profil balai.

Shooting untuk pengisian acara televisi dilakukan di CV. Promindo Utama

dengan mengangkat tema teknologi BB-Pascapanen yang telah diadopsi oleh

masyarakat. Shooting dilakukan melalui wawancara kepada Direktur

CV. Promindo Utama sebagai salah satu perusahaan yang telah mengadopsi

teknologi BB-Pascapanen. Shooting juga dilakukan di areal kebun buah

mangga Gedong yang berada di Belawa, Sedong Lor dan Kidul, Cirebon untuk

mendapatkan gambaran alam. Wawancara dilakukan terhadap Kelompok Tani

di wilayah tersebut dengan didampingi narasumber ahli dari BB-Pascapanen.

Workshop dan Panen Raya oleh Wamentan. Kegiatan workshop diawali

dengan pengarahan Kepala Badan Litbang Pertanian tentang tool sistem

dinamik dalam mendukung program Peningkatan Produksi Beras Nasional

(P2BN) dalam rangka surplus 10 juta ton beras. Pelaksanaan workshop

berhasil merumuskan program sistem dinamik komoditas padi, mulai dari

teknik budidaya, pengelolaan hama penyakit sampai dengan pascapanen

termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi susut pascapanen padi. Acara

dilanjutkan dengan panen raya padi varietas Inpari 13 di Kebun Percobaan

Sukamandi oleh Wamentan, Kepala Badan Litbang Pertanian dan Kepala

Puslitbangtan.

4. Penerbitan Publikasi Ilmiah, Semi Populer dan Populer

Kegiatan penerbitan publikasi merupakan kegiatan rutin guna memfasilitasi

para peneliti BB-Pascapanen untuk mempublikasikan hasil penelitiannya dalam

bentuk publikasi ilmiah, semi populer dan populer. Melalui kegiatan publikasi ini,

maka informasi teknologi pascapanen yang telah dihasilkan BB-Pascapanen dapat

disampaikan kepada masyarakat tani, dunia usaha, dan pengguna lainnya.

a. Seminar Rutin BB-Pascapanen

Pada tahun 2012, penyelenggaraan seminar rutin dilakukan sebanyak 8 kali

dengan jumlah makalah yang dipresentasikan rata-rata sebanyak 2-3 makalah.

Pelaksanaan seminar ini merupakan forum pertemuan ilmiah bagi para peneliti

untuk menyampaikan hasil-hasil penelitian atau pemikirannya. Upaya

peningkatan minat para peneliti untuk menyampaikan hasil-hasil penelitian pada

forum seminar terus dilakukan. Dari forum seminar ini diharapkan dapat

diperoleh masukan dari peserta seminar untuk perbaikan makalahnya.

Page 70: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

64

b. Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian

Sebagai media penyebarluasan hasil-hasil penelitian BB-Pascapanen, telah

diterbitkan Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian (Jurnal Pascapanen) mulai

tahun 2004. Pengajuan akreditasi Jurnal Pascapanen ke Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) dilaksanakan tahun 2006. Hasil penilaian

akreditasi tersebut keluar tahun 2007 dengan status akreditasi B yang masa

berlakunya tiga tahun. Pada akreditasi ulang tahun 2010, Jurnal Pascapanen

mendapatkan status akreditasi B dengan masa berlaku dua tahun. Kemudian

pada tahun 2012 dilakukan akreditasi ulang yang hasilnya Jurnal Pascapanen

mendapat status terakreditasi dengan masa berlaku dua tahun.

Pada tahun 2012, Jurnal Pascapanen telah terbit sebanyak tiga nomor yaitu

Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), Volume 9 (1) dan Volume 9 (2). Jurnal tersebut

pada setiap nomor, terbit dengan enam naskah hasil penelitian, seperti disajikan

pada Tabel 2.

Tabel 2. Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), Volume 9 (1)

dan Volume 9 (2) tahun 2012

No. Judul Penulis

Volume 8 Nomor 2

1. Pati ganyong (Canna edulis Ker.) termodifikasi HMT : sifat pasta pati dan aplikasi dalam formulasi mi kering

Winda Haliza, Widayanti, Widaningrum dan Ridwan Thahir

2. Pengaruh jenis dan konsentrasi koagulan

terhadap fraksi protein terkoagulasi dan tekstur curd kedelai (Glycine max)

Dahrul Syah, Rizal Fahmi,

Dadang Supriatna dan RH Fitri Faradilla

3. Teknologi pengolahan roti kering subtitusi tepung sukun

Ira Mulyawanti, Hernani, Febriyezi dan Sri Widowati

4. Pelayuan dan pengeringan bawang merah menggunakan instore drying untuk

mempertahankan mutu dan mengurangi tingkat kerusakan

Sigit Nugraha, Resa Setia Adiandri dan Yulianingsih

5. Pengaruh pelilinan dan pengemasan plastik

terhadap mutu dan daya simpan buah lengkeng (Dimocarpus longan Lour) asal Temanggung

Dondy A Setyabudi, Iceu

Agustinisari dan Wisnu Broto

6. Pengaruh penambahan asam dan suhu pada

penyimpanan sari-kristal buah rambutan

Setyadjit, A.Mustafa,

Djayeng Sumangat, Winda Haliza dan Ani Suryani

Volume 9 Nomor 1

1. Ekstraksi minyak nilam (Pogostemon cablin Benth) dengan teknik hidrodifusi pada

tekanan 1-3 bar

Niken Harimurti, Tatang H Soerawidjaja, Djajeng

Sumangat dan Risfaheri

2. Teknik produksi dan purifikasi pediosin PaF-

11 dari Pediococcus acidilactici F-11

Tri Marwati, Nur Richana,

Eni Harmayani dan Endang S Rahayu

Page 71: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

65

No. Judul Penulis

3. Fermentasi kultur campuran bakteri asam laktat dan pemanasan oktoklaf dalam meningkatkan kadar pati resisten dan sifat

fungsional tepung pisang tanduk

Betty Sri Laksmi Jennie, Reski Praja Putra dan Feri Kusnandar

4. Formulasi granul effervesen kaya antioksidan dari ekstrak daun gambir

Sari Intan Kailaku, Djayeng Sumangat dan Hernani

5. Teknologi penanganan susu yang baik

dengan mencermati profile mikroba susu sapi di berbagai daerah

Widodo Suwito dan

Andriani

6. Pengaruh konsentrasi dan waktu perendaman dalam asam sitrat terhadap

mutu lada hijau kering

Tatang Hidayat, Risfaheri, Sari Intan Kailaku

Volume 9 Nomor 2

1. Pengembangan teknologi sereal sarapan bekatul dengan menggunakan twin screw extruder

Slamet Budijanto, Hasti Wiaranti, Sukarno dan Bram Koesbiantoro

2. Mekanisme awal dan aplikasi antibakteri

pediosin PaF-11 sebagai pengawet tahu

Tri Marwati, Irinne DP,

Nur Richana, Eni Hermayani dan Endang S Rahayu

3. Formulasi pembuatan flake berbasis talas

untuk makanan sarapan

Ermi Sukasih dan

Setyadjit

4. Karakteristik mutu fisikokimia jamur merang (Volvorella Volvacea) selama penyimpanan dalam berbagai jenis larutan dan kemasan

Resa Setia Adiandri, Sigit Nugraha dan Ridwan Rachmat

5. Sifat antioksidan bubuk kulit manggis

(Garcinia mangostana L.) instan dan aplikasinya untuk minuman fungsional berkarbonasi

Asep W Permana, Siti

Mariana Widayanti, Sulusi Prabawati dan Dondy A Setyabudi

6. Penggunaan mixture response surface methodology pada optimasi formula brownies berbasis tepung talas Banten (Xanthosoma undipes K.Koch) sebagai

alternatif pangan sumber serat

Winda Haliza, Sari Intan

Kailaku dan Sri Yuliani

Peningkatan mutu Jurnal Pascapanen terus diupayakan diantaranya dengan

melakukan perbaikan terhadap mekanisme pengajuan naskah. Perbaikan juga

dilakukan terhadap kriteria penilaian yang merupakan panduan bagi penulis

naskah dan Dewan Redaksi sehingga mempermudah dalam pengajuan dan cara

penilaian naskah. Selain itu, Dewan Redaksi dan Redaksi Pelaksana Jurnal

Pascapanen juga melakukan evaluasi dan analisis peluang peningkatan nilai

mutu jurnal dari aspek bobot penilaian substantifnya. Peningkatan mutu Jurnal

Pascapanen diharapkan akan meningkatkan nilai akreditasinya. Upaya

peningkatan mutu naskah dan tampilan publikasi Jurnal Pascapanen terus

dilakukan agar diperoleh Jurnal Pascapanen yang terbit secara teratur dan

bermutu. Upaya peningkatan mutu Jurnal Pascapanen, diantaranya :

Page 72: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

66

a. Memperbaiki persyaratan pengajuan ulang majalah berkala ilmiah.

b. Memperbaiki pedoman penulisan naskah jurnal dengan lebih terinci.

c. Memperbaiki kelengkapan Dewan Redaksi dan Redaksi Pelaksana.

d. Menambah mitra bestari.

e. Penyusunan SOP pengajuan naskah dan SOP pencetakan.

c. Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian

Buletin Penelitian Pascapanen Pertanian (Buletin Pascapanen) diterbitkan

mulai tahun 2005. Buletin Pascapanen memuat naskah hasil penelitian dan

pengembangan pascapanen yang terbit satu nomor setiap tahun. Pada tahun

2009, BB-Pascapanen mengajukan akreditasi Buletin Pascapanen ke Lembaga

Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) setelah empat kali terbitan sebagai

persyaratan pengajuan akreditasi. Pada tahun 2010, Buletin Pascapanen

memperoleh akreditasi B dengan masa akreditasi selama dua tahun. Sejak tahun

2010, Buletin Pascapanen merubah status dari publikasi ilmiah yang memuat

naskah hasil penelitian menjadi publikasi ilmiah yang memuat naskah review.

Mulai tahun 2011, Buletin Pascapanen terbit dua kali setiap tahun. Buletin

Pascapanen Volume 7 (2) tahun 2011 dan Volume 8 (1) tahun 2012 masing-

masing terbit dengan 6 naskah, sedangkan Volume 8 (2) tahun 2012 terbit

dengan 5 naskah, seperti disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Judul dan penulis pada Buletin Pascapanen Volume 7 (2) tahun 2011 serta Volume 8 (1) dan Volume 8 (2) tahun 2012

No. Judul Penulis

Volume 7 Nomor 2

1. Pengembangan pengolahan kelapa terpadu untuk industri kecil di pedesaan

AH Bambang Setiaji

2. Potensi bakteriosin dari Lactobacillus SP. Galur SCG 1223 sebagai biopreservatif pada

daging segar

Sri Usmiati dan Nur Richana

3. Teknologi penanganan dan pengolahan untuk peningkatan produksi, mutu dan

keamanan susu sapi segar di Indonesia

Abubakar

4. Peran teknologi penanganan pascapanen di

sentra produksi mangga

Wisnu Broto

5. Peran teknologi pascapanen untuk meningkatkan mutu buah pepaya (Carica papaya L.)

Suyanti

6. Produksi dan aplikasi pati nanopartikel Christina Winarti, Titi C.

Sunarti, Nur Richana

Volume 8 Nomor 1

1. Diversifikasi produk lada (Piper nigrum) untuk peningkatan nilai tambah

Risfaheri

2. Peningkatan mutu dan efisiensi produksi minyak akar wangi melalui teknologi

penyulingan dengan tekanan uap bertahap

Edy Mulyono, Djayeng Sumangat dan Tatang

Hidayat

Page 73: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

67

No. Judul Penulis

3. Aplikasi 1-MCP dapat memperpanjang umur segar komoditas hortikultura

Setyadjit, Ermi Sukasih dan Asep W Permana

4. Inovasi teknologi pascapanen untuk mempengaruhi susut hasil dan

mempertahankan mutu gabah/beras di tingkat petani

Sigit Nugraha

5. Indeks glikemik buah dan implikasinya dalam pengendalian kadar glukosa darah

Hoerudin

6. Karakteristik kitinase dari mikrobia Winda Haliza dan Maggy

Thenawidjaja Suhartono

Volume 8 Nomor 2

1. Model penggilingan padi terpadu untuk

meningkatkan nilai tambah

Ridwan Rachmat

2. Mekanisme proses pembuatan mi berbahan baku jagung

Tjahja Muhandri

3. Produk diversifikasi olahan untuk meningkatkan nilai tambah dan mendukung

pengembangan buah pepaya (Carica papaya L.) di Indonesia

Suyanti, Setyadjit dan Abdullah bin Arif

4. Keamanan pangan pada jagung Agus Supriatna Somantri dan Miskiyah

5. Pengembangan teknologi proses minuman

isotonik air kelapa

Andi Nur Alamsyah

Upaya peningkatan mutu publikasi ilmiah Buletin Pascapanen secara

kontinyu dilakukan Dewan Redaksi, diantaranya adalah :

1. Memperbaiki panduan penulisan naskah yang akan dimuat dalam Buletin

Pascapanen.

2. Melakukan koordinasi dengan kelompok peneliti, penanggungjawab penelitian

lingkup BB-Pascapanen untuk penyediaan naskah Buletin Pascapanan dari

kegiatan penelitian yang dibiayai anggaran DIPA.

3. Koordinasi dengan peneliti ahli (Profesor Riset) BB-Pascapanen untuk

memuat naskah bidang kepakarannya.

4. Memuat berbagai naskah review dari berbagai peneliti ahli dibidang

kepakarannya yang berasal dari luar BB-Pascapanen.

5. Memuat naskah seminar peningkatan jenjang kepakaran peneliti dari jenjang

peneliti muda ke peneliti madya maupun peningkatan jenjang peneliti madya

ke peneliti utama.

d. Buku Teknologi

Buku teknologi banyak diminati oleh masyarakat karena memberikan

informasi yang komprehensif tentang proses menghasilkan produk olahan

berbahan baku komoditas pertanian. Informasi yang tersaji dalam buku teknologi

meliputi aspek : penanganan bahan baku, proses pengolahan menghasilkan

produk bermutu, penanganan produk hasil proses, analisis ekonomi dan peluang

Page 74: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

68

bisnis. Informasi yang dimuat dalam buku teknologi mudah dipahami oleh

pengguna masyarakat awam.

Berbagai buku teknologi yang sangat diminati masyarakat diantaranya

informasi terkait dengan proses produksi komoditas pangan seperti Pengolahan

Padi Terpadu, Pengolahan Mi Sagu, Pengolahan Sorgum, dan Pengolahan

Jagung. Pada tahun 2012, telah diterbitkan tiga buku teknologi, yaitu :

1) Teknologi Pascapanen Jagung, 2) Teknologi Pengolahan dan Pascapanen

Tanaman Obat, dan 3) Buku 50 Teknologi Inovatif Litbang Pascapanen

Pertanian. Buku lainnya yang telah diterbitkan yaitu Laporan Tahunan 2011,

yang memuat hasil-hasil penelitian para peneliti BB-Pascapanen dan kegiatan

manajemen yang menggunakan anggaran pada tahun 2011.

e. Leaflet dan Poster

Pada tahun 2012, telah dicetak 16 judul leaflet dengan jumlah masing-

masing 1000 lembar, sebagai berikut :

1. Mi Sagu

2. Tepung Kasava Bimo

3. Teknologi Pengolahan Beras Indeks Glikemik Rendah

4. Mikroenkapsulasi Oleoresin Jahe sebagai Perisa Produk Makanan dan

Minuman

5. Powder Kulit Buah Manggis Instan

6. Sayuran Kering dengan Teknologi Far Infrared (FIR)

7. Teknologi Gula Kasava (Sirup dan Tepung Glukosa)

8. Teknologi Pengolahan Tepung Jagung Instan

9. Laboratorium Pengujian Pascapanen Pertanian

10. Teknologi Tepung Labu Kuning

11. Stick Test Kit Perangkat Deteksi Cepat Mikroba (TPC) pada Susu Segar

12. Agroindustri Padi Terpadu

13. Teknologi Pengolahan Mangga

14. Teknologi Pengolahan Sayuran

15. Bakteriosin Untuk Larutan Daging

16. Teknologi Pascapanen Mendukung Ekspor Buah

Distribusi leaflet kepada para peminat teknologi pascapanen dilakukan

melalui berbagai cara, antara lain : melalui pameran dan ekspose teknologi, open

house dan seminar. Leaflet juga disampaikan kepada berbagai instansi yang

dikunjungi oleh para peneliti BB-Pascapanen yang sedang melaksanakan

koordinasi penelitian dan diseminasi teknologi pascapanen.

Poster yang dibuat pada tahun 2012 berjumlah sebanyak 4 judul poster

yaitu : 1) Diversifikasi pangan, 2) Pengolahan jus buah, 3) Teknologi

penanganan mangga untuk ekspor, dan 4) Pembuatan sayuran kering (FIR).

Poster memberikan informasi singkat tentang keunggulan teknologi beserta

manfaatnya. Poster yang tercetak digunakan untuk mendukung dan memperkuat

Page 75: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

69

penyampaian informasi teknologi kepada masyarakat di berbagai acara, antara

lain pameran, ekspose, seminar nasional, seminar internasional, open house, dan

pelatihan teknologi.

f. Website dan Perpustakaan Digital

Berbagai produk hasil penelitian BB-Pascapanen perlu didiseminasikan

kepada masyarakat luas. Salah satu caranya adalah diseminasi menggunakan

media elektronik melalui website. Keuntungan diseminasi dengan media website,

yaitu : penyampaian lebih fleksibel, tidak tergantung waktu, tidak terkendala

birokrasi, penetrasi langsung ke berbagai pihak pengguna informasi, lebih murah

dan daerah sebaran informasi lebih luas melalui batas geografis negara.

Pada tahun 2012, BB-Pascapanen meningkatkan layanan website dengan

meng-upload informasi lewat website mengunakan dua bahasa (Bahasa Indonesia

dan Bahasa Inggris). Berbagai pengunjung yang datang ke alamat website

BB-Pascapanen berasal dari kalangan yang sangat beragam, meliputi : peneliti,

dosen, pelajar, mahasiswa, dinas pemerintah, swasta, dan Lembaga Swadaya

Masyarakat.

Sarana publikasi tidak hanya terkait pada hasil cetakan. Media elektronik

termasuk perangkat lunak komputer dapat dimanfaatkan sebagai sarana publikasi

termasuk perpustakaan. BB-Pascapanen melakukan peningkatan pelayanan

perpustakaan melalui perpustakaan digital. Namun demikian, peningkatan

pelayanan ini masih pada tahap awal yaitu dalam bentuk perbaikan kemudahan

akses koleksi publikasi cetak yang dimiliki Perpustakaan BB-Pascapanen.

Gambar 41. Tampilan website BB-Pascapanen

Page 76: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

70

5. Dampak Kegiatan Diseminasi

Kegiatan diseminasi hasil penelitian teknologi pascapanen memberikan

dampak yang baik bagi pencitraan BB-Pascapanen sebagai sumber teknologi. Hal

tersebut ditunjukkan dengan minat masyarakat untuk mendapatkan teknologi yang

dipromosikan dalam berbagai kegiatan. Secara umum, dampak dari kegiatan

diseminasi yang telah dilaksanakan, sebagai berikut :

1. Meningkatnya permintaan narasumber pelatihan baik dari Instansi Pemerintah,

Swasta, Lembaga Pendidikan, dan stakeholder lainnya.

2. Meningkatnya permintaan kunjungan, studi banding, pelatihan dan magang

teknologi pascapanen.

3. Meningkatnya permintaan pengiriman jurnal atau publikasi terutama pedoman

teknis.

4. Meningkatnya pengetahuan masyarakat terhadap keberadaan BB-Pascapanen

beserta hasil-hasil penelitiannya.

5. Meningkatnya pengetahuan pembaca dan pengguna publikasi BB-Pascapanen

terhadap teknologi pascapanen petanian.

6. Mempermudah para peneliti mempublikasikan tulisan ilmiahnya sehingga dapat

membantu meningkatkan jenjang fungsionalnya.

Page 77: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

71

IV. KELEMBAGAAN BB-PASCAPANEN

A. Organisasi

Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No. 632/Kpts/OT.140/12/2003 tanggal

30 Desember 2003, BB-Pascapanen mempunyai 3 bagian/bidang dan 7 sub-bagian/

seksi serta kelompok Jabatan Fungsional (mencakup peneliti, teknisi litkayasa, dan

arsiparis). Kelompok fungsional peneliti terdiri atas 2 kelompok, yaitu Kelompok Peneliti

(Kelti) Teknologi Penanganan Hasil Pertanian dan Teknologi Pengolahan Hasil

Pertanian. Semakin luas jangkauan penelitian dan pengembangan, makin besar pula

kebutuhan sumber daya, dana, sarana dan prasarana yang perlu dikembangkan.

BB-Pascapanen terus melakukan peningkatan kompetensi sumber daya yang dimiliki

untuk menghasilkan teknologi yang bermutu guna yang memberi keuntungan dan

manfaat bagi petani dan pelaku agribisnis.

Pada tanggal 1 Maret 2010, BB-Pascapanen telah mendapatkan ISO 9001-2008,

hal ini menunjukkan bahwa BB-Pascapanen dalam melaksanakan pelayanan publik

telah memenuhi standar sistem manajemen mutu yang diakui secara internasional.

Upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan akan terus dilakukan agar kepuasan

pelanggan dapat terjaga. Untuk penerapan dan pelaksanaan sertifikasi ini diperlukan

dukungan sumber daya manusia berkualitas yang memiliki kompetensi tinggi,

profesional dan amanah. BB-Pascapanen memberikan prioritas tinggi terhadap

peningkatan kualitas SDM dalam upaya menjamin tersedianya tenaga profesional

dalam melaksanakan program penelitian pascapanen pertanian. Hal ini dilakukan untuk

mempertahankan BB-Pascapanen yang terakreditasi secara berkelanjutan serta mampu

memberikan kontribusi nyata dalam inovasi teknologi penanganan dan pengolahan

hasil pertanian.

B. Sumber Daya Manusia

Untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya, BB-Pascapanen didukung oleh

Sumber Daya Manusia (SDM) sebanyak 139 orang PNS, yang terdiri dari 61 orang

tenaga peneliti (Peneliti Utama : 8 orang; Peneliti Madya : 17 orang; Peneliti Muda :

15 orang; Peneliti Pertama : 13 orang; dan Peneliti Non Kelas 8 orang), 20 orang

tenaga teknisi litkayasa (Teknisi Litkayasa Pelaksana Lanjutan : 4 orang; Teknisi

Litkayasa Pelaksana : 8 orang; dan Teknisi Litkayasa Non Kelas : 8 orang), 1 orang

arsiparis, 1 orang Perekayasa Madya dan 56 orang fungsional umum (administrasi).

Berdasarkan strata pendidikan terdiri atas 9 orang berpendidikan S3, 34 orang

S2, 31 orang S1, 11 orang SM/D3, 47 orang SLTA, dan 7 orang berpendidikan < SLTA.

Selain itu, terdapat 31 orang tenaga honorer dengan strata pendidikan sebagai

berikut: 4 orang S1, 2 orang SM/D3, 17 orang SLTA, dan 8 orang berpendidikan

< SLTA. Perkembangan SDM BB-Pascapanen periode tahun 2008-2012 disajikan pada

Tabel 4, 5, dan 6.

Page 78: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

72

Tabel 4. Jumlah pegawai BB-Pascapanen berdasarkan pendidikan periode 2008-2012

Pendidikan 2008 2009 2010 2011 2012

PNS Honorer PNS Honorer PNS Honorer PNS Honorer PNS Honorer

S3 7 - 8 - 8 - 7 - 9 -

S2 26 - 32 - 35 - 36 - 34 -

S1 38 4 33 5 40 4 37 4 31 4

SM/D3 9 2 10 1 9 1 12 1 11 2

SLTA 56 25 59 18 60 18 52 18 47 17

< SLTA 8 11 7 8 8 8 8 8 7 8

Jumlah 144 42 149 32 160 31 152 31 139 31

Tabel 5. Jumlah pegawai BB-Pascapanen berdasarkan jabatan fungsional periode 2008-2012

Pendidikan 2008 2009 2010 2011 2012

PNS Honorer PNS Honorer PNS Honorer PNS Honorer PNS Honorer

Peneliti 38 - 52 - 57 - 55 - 61 -

Peneliti Non Klas

23 - 10 - 11 - 12 - 8 -

Perekayasa - - - - 1 - 1 - 1 -

Litkayasa 7 - 10 - 9 - 10 - 12 -

Litkayasa

Non Klas

16 9 13 6 13 5 11 5 8 5

Arsiparis 1 - 1 - 1 - 1 - 1 -

Fungsional Umum

59 36 63 26 68 26 62 26 56 26

Jumlah 144 45 149 32 160 31 152 31 139 31

Tabel 6. Jumlah peneliti dan perekayasa BB-Pascapanen berdasarkan jenjang jabatan fungsional periode 2008-2012

Jabatan 2008 2009 2010 2011 2012

Peneliti Utama 9 12 12 9 8

Peneliti Madya 19 20 21 21 17

Peneliti Muda 4 5 6 8 15

Peneliti Pertama 6 15 18 17 13

Peneliti Non Klas 23 10 11 12 8

Perekayasa Madya - - 1 1 1

Jumlah 61 62 69 68 61

1. Pengembangan SDM

Dalam rangka mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan

pascapanen, BB-Pascapanen berupaya meningkatkan kemampuan dan

profesionalisme SDM yang dimiliki, baik tenaga fungsional maupun administrasi.

Upaya peningkatan kemampuan SDM dilakukan baik melalui training jangka pendek

dan panjang maupun melalui magang. Sampai dengan akhir tahun 2012, terdapat

20 petugas belajar yang terdiri atas 16 orang petugas belajar diusulkan melalui

Badan Litbang Pertanian dan 4 orang petugas belajar atas biaya sendiri. Daftar

petugas belajar BB-Pascapanen disajikan dalam Tabel 7.

Page 79: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

73

Tabel 7. Daftar nama petugas belajar yang masih aktif belajar pada tahun 2012

No. Nama TMT Tahun Universitas

1. Ir. Tri Marwati, MSi September 2007 S3 UGM

2. Ir. Evi Savitri Iriani, MSi September 2008 S3 IPB

3. Ir. Christina Winarti, MA September 2009 S3 IPB

4. Ir. Siti Mariana Widayanti, MSi September 2011 S3 IPB

5. Heny Herawati, STP, MT September 2011 S3 IPB

6. Misgiyarta SP, MSi September 2012 S3 IPB

7. Ir. Sri Usmiati, MSi September 2012 S3 IPB

8. Agus Budiyanto, STP September 2010 S2 UGM

9. Kun Tanti Dewandari, STP September 2010 S2 IPB

10. Rahmawati Nurdjannah, STP September 2011 S2 IPB

11. Ratna Ningsih, STP September 2012 S2 Univ. of Tokyo

12. Nurdi Setyawan, STP September 2012 S2 Univ. of Tokyo

13 Ira Mulyawanti, STP September 2012 S2 IPB

14. R. Achmad Junaidi September 2011 D3 IPB

15. Rizaludin September 2012 D3 IPB

16. Dewi Rosmayanti September 2012 D3 IPB

Izin Belajar

1. Nuryati Sepetember 2010 S1

2. Agus Supriatna Somantri September 2011 S2 IPB

3. Dudi Arisandi September 2011 S1

4. Beny Purwanto September 2011 S1

Usulan training jangka pendek pada tahun 2012 sebanyak 15 orang. Dari

usulan tersebut sebanyak 11 orang telah menjalani empat macam training jangka

pendek sebagaimana disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Daftar nama pegawai yang mengikuti training jangka pendek

No Nama Pegawai Program Pelatihan

1. Ir .Hapsari, MSc. Diklatpim III

2. Irpan Badrul Jamal, STP Diklat Pengadaan Barang dan Jasa

3. Amin Martono, SE Diklat Pengadaan Barang dan Jasa

4. Siswadi, Amd Diklat Pengadaan Barang dan Jasa

5. Febriyezi, SP, MSi Diklat Pengadaan Barang dan Jasa

6. Heru Waluyo Diklat Pengadaan Barang dan Jasa

7. Prima Luna, STP, Msi Diklat Fungsional

8. Maulida Hayuningtyas, STP Diklat Fungsional

9. Amin Martono, SE Pelatihan Bendaharawan

10. Prima Luna, STP, Msi Pelatihan Bahasa Inggris

11. Nikmatul Hidayah, STP Pelatihan Bahasa Inggris

Page 80: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

74

Pengembangan SDM BB-Pascapanen selain dari aspek kualitas dengan

meningkatkan kemampuan dan profesionalisme SDM, juga dari aspek kuantitas

pegawai. Pengembangan SDM dalam rangka kaderisasi ini perlu terus diupayakan,

agar pada saat pegawai mencapai usia pensiun tugasnya dapat digantikan oleh

pegawai yang lebih muda. Kaderisasi disiapkan sedini mungkin dan disesuaikan

dengan kebutuhan BB-Pascapanen agar tidak terjadi stagnasi apabila terjadi alih

tugas atau pensiun. BB-Pascapanen merencanakan sistem kaderisasi dalam bentuk

kerucut, dimana SDM yang berusia muda secara kuantitas lebih banyak daripada

SDM yang berusia tua. Komposisi kebutuhan tenaga fungsional, ditetapkan

berdasarkan beban kerja RPTP. Pada setiap RPTP perlu didukung oleh 4 orang

tenaga peneliti (1 orang S3, 1 orang S2 dan 2 orang S1) serta 3 orang teknisi

litkayasa, sedangkan untuk tenaga struktural disesuaikan dengan kebutuhan.

Pada tahun 2012, BB-Pascapanen tidak mendapat tambahan CPNS karena

adanya kebijakan moratorium. Namun demikian, terdapat mutasi pegawai masuk ke

BB-Pascapanen sebanyak 1 orang, sedangkan yang keluar sebanyak 2 orang. Mutasi

pegawai tersebut karena ditugaskan memangku jabatan struktural di instansi

lingkup Badan Litbang Pertanian. Selain itu, pada bulan Maret 2012, sebanyak 6

orang CPNS dari BB-Pascapanen telah lulus prajabatan dan diangkat menjadi PNS.

Pada tahun 2010-2014, terdapat 34 orang PNS BB-Pascapanen (definitif) yang

memasuki purna tugas (pensiun). Jumlah tersebut belum termasuk pensiun akibat

pemberhentian jabatan fungsional peneliti, sehingga kemungkinan jumlah PNS yang

pensiun pada periode 2010-2014 dapat bertambah. Pada tahun 2012, dari 14 orang

yang pensiun terdapat dua orang yang pensiun karena meninggal dunia. Jumlah

PNS yang pensiun pada periode 2010-2014 (definitif) disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. PNS yang pensiun pada periode tahun 2010-2014 (definitif)

Pendidikan 2010 2011 2012 2013 2014

S3 - 2 1 - -

S2 - - 2 - -

S1 1 2 5 - -

SM/D3 - - 1 - -

SLTA 2 8 4 4 -

< SLTA - - 1 1 -

Jumlah 3 12 14 5 -

2. Kegiatan Kepegawaian

a. Kenaikan pangkat dan gaji berkala

Kenaikan pangkat SDM lingkup BB-Pascapanen sebagai penghargaan

terhadap kinerja pegawai telah dilaksanakan sesuai peraturan yang berlaku.

Kenaikan pangkat tersebut dilaksanakan berdasarkan sistem kenaikan pangkat

reguler dan pilihan. Pada periode April 2012, telah diusulkan kenaikan pangkat

Page 81: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

75

sebanyak 14 orang PNS. Dari jumlah tersebut terdapat 10 orang yang diusulkan

melalui kenaikan pangkat reguler dan 4 orang melalui kenaikan pangkat pilihan.

Pada periode Oktober 2012, telah diajukan berkas kenaikan pangkat 10 orang

PNS. Dari jumlah tersebut terdapat 3 orang yang diusulkan melalui kenaikan

pangkat reguler dan 7 orang melalui kenaikan pangkat pilihan. Mulai tahun 2012,

kenaikan pangkat sudah diproses dengan menggunakan Sistem Aplikasi

Pelayanan Kepegawaian (SAPK). Untuk kenaikan gaji berkala, pada tahun 2012

telah diusulkan sebanyak 72 orang PNS. Dari jumlah 72 orang PNS tersebut tidak

ada yang mengalami keterlambatan dalam penerimaan pembayaran kenaikan

gajinya.

b. Kenaikan jabatan fungsional

Pada tahun 2012, telah diusulkan 19 orang peneliti untuk kenaikan jabatan

fungsional peneliti dan 10 orang teknisi/analis untuk kenaikan jabatan fungsional

litkayasa. Status penyelesaian usulan kenaikan jabatan fungsional tersebut

bervariasi, sebagai berikut : 1) sudah mendapat SK kenaikan jabatan fungsional,

2) sudah mendapat penilaian angka kredit (PAK), dan 3) masih dalam proses

penilaian angka kreditnya. Kenaikan jabatan bagi pejabat fungsional ini, tidak

terlepas dari peran kelembagaan kelompok peneliti dan laboratorium sebagai

wadah bagi peneliti dan litkayasa.

c. Penghargaan

Pada tahun 2012, diusulkan sebanyak 41 orang pegawai BB-Pascapanen

untuk mendapatkan penghargaan Satyalancana Karya Satya. Realisasi penerima

penghargaan pada tahun 2012 sebanyak dua orang pegawai, yaitu Ir. Heru

Pramudji (Satyalancana Karyasatya 20 tahun) dan Ir. Djajeng Sumangat, MSc

(Satyalancana Karyasatya 30 tahun).

d. Pengukuhan Profesor Riset

Pada tahun 2012, telah dikukuhkan gelar Profesor Riset kepada Dr. Ir. Nur

Richana, dengan naskah orasi berjudul “Teknologi Proses Jagung Untuk

Mendukung Kemandirian Pangan dan Energi”.

3. Surveilance ISO 9001:2008

Pada bulan Maret 2012 telah dilakukan audit eksternal terhadap pelaksanaan

Sistem Manajemen Mutu di BB-Pascapanen. Audit eksternal yang dilakukan oleh PT.

Mutu Agung Lestari menghasilkan sebanyak 5 temuan status minor dan 2 temuan

status saran. Temuan dengan status minor, yaitu :

a. Pengendalian dokumen : belum cukup bukti dilakukan secara konsisten, SOP

yang beredar belum teridentifikasi nomor dan pengesahannya.

b. Pengendalian rekaman : belum ditetapkannya masa simpan rekaman.

c. Wakil Manajemen : belum cukup bukti adanya penunjukan Kepala Bagian Tata

Usaha untuk bertindak sebagai Wakil Manajemen.

Page 82: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

76

d. Keluaran tinjauan manajemen : belum cukup bukti bahwa tinjauan manajemen

merupakan rekomendasi dari Top Manajemen.

e. Sumberdaya manusia : belum cukup bukti organisasi telah melakukan evaluasi

efektifitas pelatihan, pemukhtahiran data dan pemenuhan kompentensi personal.

Temuan dengan status minor, yaitu :

a. Pemantauan dan pengukuran proses : agar lebih baik dalam mengidentifikasi

pemantauan dan pengukuran penyusunan jurnal serta kesesuaiannya dengan

SOP.

b. Analisis data : agar lebih baik dalam menganalisis akar masalah sehingga

perumusan perbaikan, tindakan koreksi dan pencegahan dapat lebih baik.

Seluruh temuan audit eksternal telah ditindaklanjuti dengan memperbaiki

dokumen yang terkait dan melakukan tindakan untuk mencegah terulang kembali

kesalahan yang sama. Selanjutnya dalam menghadapi resertifikasi ISO 9001:2008

yang akan dilaksanakan tahun 2013, telah diadakan kegiatan penyegaran ISO

9001:2008 yang membahas tentang efektifitas pelaksanaan Sistem Manajemen

Mutu ISO 9001:2008 di BB-Pascapanen. Pada kegiatan tersebut dibahas sinkronisasi

Sistem Manajemen Mutu ISO dengan Sistem Pengendalian Intern (SPI).

4. Bimbingan Mahasiswa dan Praktek Kerja Lapang (PKL)

BB-Pascapanen sebagai institusi yang mempunyai tugas dalam bidang

penelitian pascapanen menerima mahasiswa dan siswa SMU/SMK untuk

melaksanakan kegiatan praktek kerja lapangan, baik bidang penelitian maupun

administratif. Sebagian besar siswa/mahasiswa yang magang di BB-Pascapanen

berasal dari berbagai sekolah dan perguruan tinggi di wilayah Bogor.

Mahasiswa yang melakukan praktek kerja di bidang penelitian, selain

dibimbing oleh dosen dari perguruan tinggi yang bersangkutan, dibimbing pula oleh

satu orang peneliti dari BB-Pascapanen. Bagi siswa SMU/SMK, bimbingan dilakukan

oleh staf dari masing-masing satuan tugas sesuai siswa tersebut ditempatkan.

Selama periode Januari-Desember 2012 terdapat 71 orang yang melakukan praktek

kerja lapangan, yang terdiri atas 53 orang mahasiswa dan 20 orang siswa

SMU/SMK.

C. Fasilitas Penelitian

Sejalan dengan tugas pokok dan fungsi BB-Pascapanen yaitu melaksanakan

kegiatan penelitian dan pengembangan pascapanen pertanian, maka BB-Pascapanen

didukung oleh fasilitas penelitian berupa laboratorium pengujian dan pengembangan.

Laboratorium tersebut mempunyai tugas dan fungsi mendukung terlaksananya

kegiatan penelitian dan pengembangan bidang pascapanen pertanian.

1. Laboratorium Pengujian

Laboratorium pengujian BB-Pascapanen memiliki fasilitas laboratorium

pengujian yang meliputi laboratorium kimia, fisika, mikrobiologi, dan organoleptik.

Laboratorium tersebut khususnya laboratorium kimia telah mendapat akreditasi dari

Page 83: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

77

Komite Akreditasi Nasional (KAN) untuk pertama kalinya pada tanggal 27 Juli 2007

sebagai laboratorium penguji yang mengimplementasikan ISO/IEC 17025:2005.

Akreditasi tersebut berhasil diperpanjang pada tahun 2011. Berdasarkan surat KAN

Nomor 374/3.a2/LP/01/12 tanggal 30 Januari 2012, laboratorium BB-Pascapanen

mendapatkan re-akreditasi sebagai laboratorium penguji dengan nomor akreditasi

LP-366-IDN. Ruang lingkup pengujian yang terakreditasi meliputi sifat amilografi,

proksimat biskuit, gula total untuk makanan dan minuman, pengawet sorbat dan

benzoat untuk minuman, dan sifat fisik gabah dan beras.

Laboratorium pengujian selain melaksanakan fungsi utamanya dalam

pelayanan penelitian, juga memiliki fungsi memberikan pelayanan jasa pengujian

terhadap pihak eksternal seperti swasta, perguruan tinggi, dan instansi pemerintah

lainnya. Pengelolaan laboratorium pengujian BB-Pascapanen hingga tahun 2011

telah memberikan kontribusi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PBNP) yang cukup

besar. Penerimaan PNBP pada tahun 2012 mencapai Rp 1.014.454.545,- jauh

melebihi dari penerimaan PNBP yang ditargetkan yaitu Rp 525.000.000,- atau ada

kenaikan sebesar 193%.

Pengembangan dan perbaikan tata-kelola laboratorium BB-Pascapanen terus

dilakukan dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan tugas dalam pelayanan

penelitian dan jasa pengujian terutama dalam peningkatan kompetensi SDM

laboratorium. Berbagai kegiatan pada tahun 2012 telah dilaksanakan dalam rangka

pengembangan dan perbaikan tata-kelola laboratorium, antara lain :

a. Pelatihan SNI ISO/IEC 17025:2008. Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan

pemahaman dan perbaikan terhadap mutu hasil dan layanan pengujian serta

sangat bermanfaat untuk mendukung implementasi SNI ISO/IEC 17025:2008

yang lebih baik di laboratorium BB-Pascapanen.

b. Partisipasi dalam uji profisiensi yang dilaksanakan Komite Akreditasi Nasional

(KAN). Uji profisiensi merupakan sarana pembuktian yang obyektif terhadap

unjuk kerja laboratorium penguji. Ruang lingkup partisipasi laboratorium

pengujian BB-Pascapanen dalam uji profisiensi meliputi contoh uji dan parameter

analisis sebagai berikut : a) Kembang gula (gula pereduksi, sakarosa, pewarna

tambahan merah alura dan biru berlian); b) Susu bubuk (proksimat, Ca dan P),

c) minuman energi (proksimat, acesulfam K dan aspartam, tatrazin), d) tepung

terigu (Fe, Zn, asam folat, vitamin B).

c. Assesmen tidak terjadwal. Laboratorium BB-Pascapanen melakukan kegiatan

assesmen tidak terjadwal dengan assesor dari KAN. Hasil survailen yaitu KAN

menyetujui personil yang diajukan sebagai penandatangan resmi hasil uji

laboratorium dan status akreditasi laboratorium dapat dipertahankan.

d. Partisipasi pembentukan jejaring laboratorium pangan nasional. Laboratorium

BB-Pascapanen berpartisipasi dalam pembahasan rencana pembentukan Jejaring

Laboratorium Pangan Nasional. Sebagai langkah awal kegiatan Jejaring

Laboratorium Pangan Nasional, telah disusun matriks kemampuan analisis

(khususnya keamanan pangan) di masing-masing laboratorium. Dengan matriks

tersebut dilakukan mapping kemampuan analisis dari seluruh laboratorium dalam

Page 84: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

78

jejaring tersebut. Hasil mapping selanjutnya akan menjadi bahan untuk

penunjukkan laboratorium rujukan nasional sesuai dengan kompetensinya.

e. Penjajakan kerjasama pengujian laboratorium dengan PT. MBRIO Food Lab. Staf

laboratorium PT. MBRIO berkunjung ke laboratorium pengujian BB-Pascapanen.

Hasil kunjungan menghasilkan kesepakatan bahwa PT. MBRIO akan :

a) melanjutkan sub-kontrak pengujian yang membutuhkan instrumen HPLC,

b) bekerja sama dalam hal pengujian indeks glikemik, dan c) melaksanakan uji

banding pengujian, khususnya uji residu pestisida.

2. Laboratorium Pengembangan

Laboratorium pengembangan dilengkapi fasilitas bangsal penanganan segar,

pengolahan minyak atsiri dan produk turunannya, pengolahan hasil ternak,

pengolahan kedelai (tahu), pengolahan sari buah dan produk hilirnya, bangsal

pengemasan dan canning serta bangsal pengolahan produk roti berbasis aneka

tepung, teknologi kimia dan bioproses. Laboratorium pengembangan yang berlokasi

di Karawang dilengkapi dengan fasilitas bangsal pengolahan aneka tepung dan

produk hilirnya serta bangsal pengolahan beras. Laboratorium pengembangan di

Karawang ke depan diarahkan sebagai laboratorium diversifikasi pangan.

Laboratorium pengembangan selain melaksanakan fungsi utamanya mendukung

pelaksanaan kegiatan penelitian juga banyak membantu tupoksi bidang KSPHP

antara lain dalam proses diseminasi seperti penyiapan bahan pameran dan

pelayanan permintaan bimbingan teknis atau pelatihan dari berbagai stakeholders.

D. Pengembangan Sarana dan Prasarana

Pengelolaan aset BB-Pascapanen, meliputi tanah, bangunan/gedung kantor,

peralatan laboratorium dan peralatan perkantoran lainnya termasuk kendaraan dinas.

Pada tahun 2012, terdapat penambahan belanja modal untuk renovasi gedung

laboratorium di Bogor, peralatan laboratorium, dan peralatan perkantoran lainnya.

Selain itu,terdapat dana aset yang dihentikan penggunaannya sebesar Rp 14.550.000,-

berupa dana pemeliharaan satu buah kendaraan yang dinonaktifkan penggunaannya.

Total pengelolaan aset BB-Pascapanen sampai dengan akhir tahun 2012 sebesar

Rp 61.126.964.683,- dengan rincian sebagaimana disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Realisasi pengembangan prasarana dan sarana BB-Pascapanen

Uraian Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1. Tanah 561.195.000 22.447.800.000 22.447.800.000 22.447.800.000 22.447.800.000

2. Peralatan dan mesin 11.449.484.202 17.314.320.582 18.369.253.082 19.771.880.732 20.019.237.231

3. Gedung & bangunan 4.036.569.600 8.147.073.602 9.202.859.502 10.481.741.502 12.910.014.502

4. Jalan & jembatan 9.757.600 4.980.455.000 4.980.455.000 4.980.455.000 4.980.455.000

5. Jaringan 71.280.800 141.225.800 687.531.300 687.531.300 687.531.300

6. Aset tetap lainnya 67.376.650 67.376.650 67.376.650 67.376.650 67.376.650

7. Aset yang dihentikan

dari penggunaannya 0 0 0 0 14.550.000

Jumlah 16.195.663.912 53.098.251.634 55.755.275.534 58.436.785.184 61.126.964.683

Page 85: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

79

Peralatan penelitian/laboratorium dan perkantoran hasil pengadaan Tahun

Anggaran 2012 termasuk yang dibiayai dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11. Daftar peralatan hasil pengadaan TA. 2012

No. Nama Alat Jumlah

A. Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi

1. Personal Komputer (Dell Inspiron 620 MT andy Bridge” 620 MT Intel (R) Core

(TM) i3 Processor i3-2100 - 3,1 GHz, 3 MB, 2C)

8 unit

2. Printer (HP Laser Jet Pro P1102 W) 3 unit

3. Note Book

(Dell Inspiron 4050-2430 Intel Core i5 2430 - 2,40 GHz, 3 MB L3 Cache)

1 unit

B. Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

1. Lemari Besi/Locker Daiko 6 pintu

5 unit

2. Alat pengepel lantai 5 unit

3. Air Conditioner (1 PK LG S09LFG, All New Goldfin, Jet Cool, Triple Filter, 795 Watt)

6 unit

C. Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran (Meubelair)

1. Meja rapat

Modera COD 160 x 75 x 75 12 buah

COD 128 x 75 x 75 6 buah

CJT 75 x 76 12 buah

2. Kursi rapat (Indachi D750) 48 buah

3. Kursi/Meja tamu – Sice (Fianda warna coklat) 1 set

4. Kursi/Meja tamu – Sice (Revo warna coklat) 1 set

D. Pengadaan Peralatan Kantor

1. Pemarut 1 unit

2. Molen Dryer Heater 1 unit

3. Molen Dryer modifikasi granula 1 unit

4. Pencetak Mie 1 unit

5. Penyaring larutan 1 unit

6. Analitical Balance 1 unit

7. Vacuum sealer 2 unit

8. Perawatan Genset 5 dan 10 KVA 2 unit

9. Pompa pengolah limbah 2 unit

10. Oven roti 3 unit

11. Perbaikan meja laboratorium 3 unit

12. Modifikasi pengepres 1 unit

13. Perbaikan coolroom 2 unit

E. Pengadaan Peralatan Laboratorium

1. Kalorimeter 1 unit

2. Tanur 1 unit

3. Viscometer 1 unit

4. Vacuum Sealer 1 unit

5. Sealer 1 unit

6. pH meter 1 unit

7. Sieve shaker 1 unit

Page 86: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

80

No. Nama Alat Jumlah

8. Oven 1 unit

9. Milling Tester 1 unit

10. Whiteness tester 1 unit

11. Kalibrasi peralatan 1 unit

12. Spektrofotometer 1 unit

13. Polarimeter 1 unit

14. HPLC (Waters) 1 unit

15. Oven 1 unit

16. Centrifuge 1 unit

17. Pemarut slinder 1 unit

18. Penepung FC23 1 unit

E. Anggaran

Untuk membiayai operasional, BB-Pascapanen pada TA. 2012 mendapat

anggaran sebesar Rp 20.225.678.000,- kemudian mengalami tiga kali revisi anggaran.

Revisi pertama mengalami penurunan anggaran menjadi Rp 19.817.678.000,- akibat

kebijakan pemerintah terkait dengan subsidi BBM. Revisi kedua, anggaran meningkat

menjadi Rp 20.041.516,- karena penerimaan PNBP fungsional TA. 2012 yang melebihi

target. Pada revisi ketiga, anggaran meningkat menjadi Rp 20.101.287.000,- karena

mendapat hibah dari Agriculture Cooperation Initiative, Rural Development

Administration (AFACI-RDA), Suwon, Republik Korea. Realisasi keuangan kumulatif

sampai dengan 31 Desember 2012 adalah Rp 18.946.199.034,- (94,25%) (Tabel 12).

Tabel 12. Realisasi anggaran DIPA BB-Pascapanen TA. 2012

No Jenis Pengeluaran Anggaran

(Rp)

Realisasi s/d 31 Des. 2012

Rp %

Program Penciptaan Teknologi dan varietas Unggul Berdaya Saing

A. Laporan Pengelolaan Satker

1. Perencanaan Program dan Penyusunan Anggaran

a. Perencanaan Pogram dan Rencana Kerja Litbang Pascapanen

341.240.000 337.786.050 98,99

b. Penyusunan Anggaran dan Rencana Kerja (RKA-KL)

145.960.000 142.274.900 97,48

Jumlah A.1 487.200.000 480.060.950 98,53

2. Pelaksanaan Monev dan Sistem Pengendalian Internal

a. Pelaksanaan Monev 234.560.000 234.417.300 99,94

b. Pelaksanaan SPI 78.760.000 77.194.000 98,01

Jumlah A.2 313.320.000 311.611.300 99,45

3. Rapat Kerja, Koordinasi Institusiional dan Pengelolaan Kelembagaan Kelti

a. Rapat Kerja BB-Pascapanen 110.640.000 107.902.950 97,53

b. Koordinasi Institusional 200.895.000 212.135.600 99,59

c. Pengelolaan Kelembagaan Kelompok Peneliti

140.120.000 138.095.000 98,55

Jumlah A.3 463.760.000 458.133.550 98,79

Page 87: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

81

No Jenis Pengeluaran Anggaran

(Rp)

Realisasi s/d 31 Des. 2012

Rp %

4. Pembinaan Organisasi dan Ketatausahaan

a. Pengelolaan Rumah Tangga dan Keuangan

114.020.000 113.820.250 99,82

b. Pelaksanaan Pengelolaan Anggaran 183.620.000 183.393.000 99,88

c. Pembinaan Administrasi dan

Pengelolaan Kepegawaian

282.040.000 281.726.550 99,89

d. Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Perlengkapan

91.000.000 89.219.950 98,04

e. Pemeliharaan dan Perawatan Peralatan Laboratorium

307.138.000 296.060.000 96,39

Jumlah A.4 977.818.000 964.219.750 98,61

B. Laporan Pelaksanaan Diseminasi Teknologi

1. Pengelolaan dan Pengembangan Publikasi

298.980.000 292.954.000 97,98

2. Partisipasi ekspose, Gelar Teknologi, Seminar Ilmiah/Nasional

281.160.000 277.828.070 98,81

Jumlah B 580.140.000 570.782.070 98,39

C. Laporan Pelaksanaan Kerjasama

1. Dukungan Kerjasama Dalam dan Luar Negeri

98.580.000 97.680.200 99,09

2. Koordinasi dan Penugasan Peneliti dan Teknisi Mendukung Program

Instansi Terkait/Direktorat Teknis/ SLPTT/BPTP/Supervisi

155.960.000 150.586.300 96,55

3. Kerjasama Hibah Luar Negeri 59.771.000 59.771.000 100,00

Jumlah C 314.311.000 308.037.500 98,00

D. Teknologi Penanganan Segar Produk Pertanian

1. Teknologi Aplikasi Pengawet Alami untuk Memperpanjang Masa Simpan

Daging Segar

154.850.000 148.283.900 95,76

2. Teknologi Produksi Biopreservative dari Buah Mangga Rucah

150.300.000 150.129.700 99,89

3. Teknologi Nondestruktif untuk Grading Ukuran dan Kualitas Buah

Tropika

109.800.000 106.434.725 96,94

4. Teknologi Pengembangan Edible Film dari Komposit Puree Buah dan Sayur Nanoserat Selulosa dengan

Sifat Antimikroba sebagai Kemasan Bahan Pangan Segar

179.100.000 176.881.091 98,76

Jumlah D 594.050.000 581.729.416 97,93

E. Produk dan Teknologi untuk Diversifikasi Pangan dan Substitusi Pangan Impor

1. Teknologi Diversifikasi Produk Olahan Pangan Non Beras Mendukung KRPL

183.000.000 181.690.250 99,28

Jumlah E 183.000.000 181.690.250 99,28

Page 88: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

82

No Jenis Pengeluaran Anggaran

(Rp)

Realisasi s/d 31 Des. 2012

Rp %

F. Produk dan Teknologi untuk Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing

1. Teknologi Proses Produksi Sari Buah Tropika Skala UKM di Kalimantan

Timur

124.900.000 122.312.350 97,93

2. Teknologi Pengolahan Hasil

Perkebunan (Gambir, Nilam dan Kopi) di Pak Pak Sumatera Utara

178.200.000 177.402.500 99,55

3. Teknologi Nanoenkapsulasi Minyak Biji Pala sebagai Bahan Preservatif

Puree Jambu Merah&Sari Buah Apel

153.800.000 153.627.765 99,89

4. Teknologi Penanganan Susut

Pascapanen Padi Mendukung P2BN

384.460.250 382.563.450 99,51

5. Teknologi Pemodelan Dinamis untuk Perencanaan Pencapaian Target Perberasan Nasional

168.100.000 167.467.600 99,62

6. Penelitian dan Pengembangan

Kebijakan Pascapanen

160.000.000 143.930.325 89,96

7. Teknologi Nanoenkapsulasi Ekstrak

Temulawak dalam Pendispersi Minyak Sawit Kaya Beta Karoten untuk Meningkatkan Bioavaibilitas

dan Sifat Anti Inflammasi

156.700.000 154.411.189 98,54

8. Teknologi Sintesis Nano Katekin dari Gambir untuk Aplikasi pada Produk Nutraseutikal Fungsional

169.199.750 165.482.054 97,80

Jumlah F 1.495.360.000 1.467.197.233 98,12

G. Layanan Perkantoran

1. Pembayaran Gaji dan Tunjangan 8.715.786.000 7.899.733.627 90,64

2. Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran

a. Kebutuhan sehari-hari perkantoran 753.440.000 753.191.725 99,97

b. Langganan Daya dan Jasa 988.200.000 913.488.779 92,44

c. Pemeliharaan kantor 1.048.890.000 993.621.884 94,73

d. Pembayaran terkait pelaksanaan operasional kantor

329.970.000 328.284.000 99,49

Jumlah G 11.836.286.000 10.888.320.015 91,99

H. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi

1. Peralatan pengolah data 96.300.000 95.820.000 99,50

Jumlah H 96. 300.000 95.820.000 99,50

I. Peralatan dan Fasilitas Pelaksanaan Perkantoran

1. Peralatan dan Fasilitas Pelaksanaan Perkantoran

210.742.000 210.324.000 99,80

Jumlah I 210.742.000 210.324.000 99,80

J. Gedung/Bangunan

1. Renovasi Pembangunan Prasarana Laboratorium

2.549.000.000 2.428.273.000 95,26

Jumlah J 2.549.000.000 2.428.273.000 95,26

Jumlah A+.....+J 20.101.287.000 18.946.199.034 94,25

Page 89: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

83

V. PERENCANAAN PROGRAM DAN EVALUASI

Kegiatan pascapanen merupakan bagian integral dari pengembangan sistem

pertanian secara keseluruhan, yang dimulai dari aspek produksi bahan mentah hingga

pemasaran produk akhir. BB-Pascapanen sebagai institusi yang diberi mandat

melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan pascapanen, diharapkan dapat

berperan memberi masukan kepada Kementerian Pertanian, baik dalam bentuk

rekomendasi teknologi pascapanen maupun dalam hal kebijakan pengembangan

agroindustri.

Perumusan program penelitian dan pengembangan pascapanen pertanian secara

lebih luas diperlukan suatu bentuk pertemuan yang difasilitasi sebagai rapat kerja (raker).

Dalam raker diharapkan diperoleh masukan dari semua pihak yang berkompeten dengan

perkembangan teknologi pascapanen pertanian. Kegiatan raker dilaksanakan dengan

mengundang berbagai pihak terkait, baik dari instansi lingkup Badan Litbang Pertanian

maupun dari instansi lain yang mempunyai kompetensi dalam bidang pascapanen

pertanian. Hasil raker tersebut diharapkan dapat dirumuskan menjadi kebijakan dan

program ke depan yang selaras dengan upaya penanggulangan isu-isu yang sedang

berkembang dalam kurun waktu berjalan dan yang akan datang.

A. Rapat Kerja BB-Pascapanen

Kementerian Pertanian telah menetapkan pencapaian target empat sukses dalam

periode 2010–2014, yaitu : 1) Pencapaian swasembada dan swasembada

berkelanjutan, 2) Peningkatan diversifikasi pangan, 3) Peningkatan nilai tambah, daya

saing dan ekspor, dan 4) Peningkatan kesejahteraan petani. Dalam rangka mendukung

pencapaian empat target sukses Kementan tersebut, Badan Litbang Pertanian telah

menetapkan Rencana Strategis tahun 2010-2014 yang berisikan visi, misi, sasaran

strategis, serta arah kebijakan dan strategi yang menjadi acuan UK/UPT dibawahnya.

Untuk merumuskan dan menyempurnakan program kerja BB-Pascapanen sesuai

dengan Renstra yang telah ditetapkan, maka diselenggarakan Rapat Kerja

BB-Pascapanen pada tanggal 8–10 Maret 2012 bertempat di Auditorium Ir. Sadikin

Sumintawikarta Jl. Tentara Pelajar No. 12, Kampus Pertanian Cimanggu, Bogor. Tema

Rapat Kerja tahun 2012 yaitu “Kerja Keras dan Cerdas Untuk Meningkatkan Peran

Inovasi Litbang Pascapanen Mendukung Pencapaian Empat Target Sukses Kementerian

Pertanian”.

Raker dibuka oleh Kepala Badan Litbang Pertanian dan dihadiri oleh para pejabat

eselon II lingkup Badan Litbang Pertanian, pejabat struktural, peneliti, teknisi dan staf

administrasi lingkup BB Pascapanen. Topik yang dibahas pada acara Raker tersebut

adalah sebagai berikut :

1. Updating Renstra 2010–2014 (Road Map Riset Pangan, Topik Penelitian 2013–

2014),

2. Perderasan Inovasi Teknologi Pascapanen (SDMC, Pedum),

3. Penguatan Manajemen Riset (SDM, Anggaran dan Fasilitas).

Page 90: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

84

Penyelenggaraan Rapat Kerja BB-Pascapanen tahun 2012 menghasilkan

rumusan sebagai berikut :

1. Raker BB-Pascapanen diselenggarakan di Auditorium Ir. Sadikin Sumintawikarta,

Bogor dari tanggal 8-10 Maret 2012 dengan mengusung tema : ”Kerja Keras dan

Cerdas untuk Meningkatkan Peran Inovasi Penelitian dan Pengembangan

Pascapanen Mendukung Pencapaian Empat Target Sukses Kementerian Pertanian”

dihadiri oleh sekitar 96 peserta dari perwakilan Eselon II lingkup Badan Litbang

pertanian dan karyawan/karyawati BB Pascapanen.

2. Arahan Kepala Badan Litbang Pertanian pada saat membuka Rapat kerja meliputi :

a. Topik penelitian dan pengembangan pascapanen yang dibahas harus fokus

berdasarkan basis data yang akurat dan memiliki dampak nasional serta

bersinergi dengan program eselon I di lingkup Kementan sehingga menjadi jalan

pintas dalam pencapaian target untuk mensejahterakan petani.

b. BB-Pascapanen harus terus meningkatkan kompetensinya yang berwawasan

global dan bervisi jauh ke masa depan.

c. Roadmap riset pangan yang disusun BB-Pascapanen harus selaras dengan

perkembangan sain dan teknologi mutakhir.

d. Berbagai produk dan inovasi teknologi yang telah dihasilkan BB-Pascapanen

harus dapat dikembangkan menjadi usaha yang memberi nilai tambah baik bagi

usaha berskala rumah tangga, kelompok tani, indusri kecil dan menegah sesuai

dengan karakteristik inovasi teknologi yang dihasilkan melalui sistem diseminasi

multi channel

3. Budaya kerja dan etika peneliti baik yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri

Pertanian maupun Ketua LIPI merupakan acuan moral untuk membentuk aparatur

BB-Pascapanen yang bermoral dan profesional dalam melaksanakan tugas masing-

masing, sehingga sosialisasi dan pembinaan harus dilakukan terus menerus untuk

menumbuhkembangkan perilaku penuh makna dan inspiratif melalui berbagai

kesempatan.

4. Renstra BB-Pascapanen tahun 2010–2014 agar diupdate dengan memberi ruang

pada analisis kebijakan, penggandaan skala penelitian (RDHP) sera dilampiri dengan

Gambar 42. Pembukaan Rapat Kerja BB-Pascapanen oleh Kepala Badan Litbang

Pertanian

Page 91: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

85

roadmap riset pangan dan non pangan sebagaimana diarahkan oleh Kepala Badan

Litbang Pertanian.

5. Roadmap riset pangan dan non pangan serta topik atau judul penelitian dan

pengembangan untuk tahun 2013 dan 2014 agar dibahas ulang oleh Tim Kecil

dengan mempertimbangkan perkembangan iptek mutakhir, agenda riset nasional,

renstra, kebijakan baru seperti MP3EI, KRPL, HaKI serta tuntutan dan kebutuhan

pemangku kepentingan lainnya.

6. Pedoman Umum Pengukuran Losses Padi/Beras yang sudah dikukuhkan melalui

Surat Keputusan Kepala Badan Litbang Pertanian agar dicermati kembali dan

diperbaiki dalam petunjuk teknisnya serta segera disosialisasikan kepada Direktorat

Teknis agar segera dapat dimanfaatkan dan diterapkan di lapangan.

7. Pengelolaan laboratorium BB-Pascapanen harus mengikuti peraturan perundangan

yang berlaku, baik ISO 17025:2008 maupun menyangkut pemanfaatan PNBP,

sehingga Tim Pengelola Laboratorium BB-Pascapanen harus segera dikukuhkan

melalui Surat Keputusan Kepala BB-Pascapanen.

8. Pemaparan dua narasumber yaitu Prof Dr. Ir. Djoko Said Damardjati, MSc dan Yusuf

Sutanto memberikan inspirasi khususnya kepada para peneliti bahwa :

Sumbangsih bermakna peneliti kepada rakyat Indonesia khususnya para petani dan

pengusaha kecil-menengah dapat diwujudkan melalui kesungguhan yang konsisten,

sistematis, responsif terhadap dinamika perubahan, dan berpikir holistik serta

dilandasi dengan keikhlasan dalam berkarya.

Gambar 43 . Narasumber pada Rapat Kerja BB-Pascapanen Tahun 2012

B. Program dan Rencana Litbang Pascapanen

Rencana litbang pascapanen disusun setiap tahun dengan mengacu pada

Renstra BB-Pascapanen, Badan Litbang Pertanian dan Renstra Kementerian Pertanian.

Kebijakan sistem penganggaran pada penyusunan program dan rencana litbang

pascapanen pertanian, dikelompokkan menjadi :

1. Penelitian upstream dengan alokasi pendanaan 50-60%.

2. Penelitian adaptif untuk mendukung langsung pencapaian program utama

Kementerian Pertanian dengan alokasi pendanaan 20-30%.

Page 92: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

86

3. Penelitian kolaboratif (konsorsium dan kerja sama) berupa penelitian upstream dan

adaptif, dengan alokasi pendanaan 10-20%.

Kegiatan penelitian dan pengembangan pascapanen difokuskan untuk

menghasilkan inovasi teknologi penanganan dan pengolahan hasil pertanian

mendukung pencapaian target diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambah, daya

saing dan ekspor. Kegiatan dilakukan baik dalam skala laboratorium, pilot maupun

skala komersial.

BB-Pascapanen mempersiapkan pelaksanaan kegiatan TA. 2012 dengan

melaksanakan seminar penajaman RPTP dan alokasi pagu anggarannya pada awal

bulan Januari 2012. BB-Pascapanen juga mendapatkan kegiatan Program Insentif

PKPP sebanyak 7 kegiatan yang pendanaannya berasal dari Kementerian Riset dan

Teknologi. Kegiatan koordinasi dan sinkronisasi dengan Badan Litbang Pertanian dan

UK/UPT lingkup Badan Litbang dilaksanakan untuk mensinergiskan kebutuhan inovasi

teknologi dalam mendukung program Badan Litbang Pertanian.

Berkaitan dengan perencanaan kegiatan TA. 2012 dilaksanakan evaluasi matrik

dan Project Digest usulan kegiatan penelitian dan rancangan kebutuhan anggaran

dalam draft RKA-KL dan DIPA TA. 2012. Setelah melalui beberapa tahapan seleksi,

usulan kegiatan penelitian TA. 2012 ditetapkan sebanyak 13 judul, yang terdiri atas :

1) Indikator Teknologi Penanganan Segar Produk Pertanian 4 judul penelitian,

2) Indikator Produk dan Teknologi untuk Diversifikasi Pangan dan Substitusi Pangan

Impor 1 judul penelitian, dan 3) Indikator Produk dan Teknologi untuk Peningkatan

Nilai Tambah dan Daya Saing 8 judul penelitian. Penyelenggaraan seminar penajaman

RPTP TA. 2012 telah dilaksanakan dengan bertujuan untuk mensinkronkan judul,

tujuan penelitian dan keluaran yang akan dicapai.

Dalam rangka mendukung perencanaan kegiatan TA. 2012, telah dilakukan

kegiatan koordinasi dan sinkronisasi dengan instansi terkait (UK/UPT lingkup Badan

Litbang Pertanian dan Masyarakat Nano Indonesia) dalam bentuk Roundtable

Discussion pengembangan teknologi nano pangan. Hasil yang diperoleh berupa

rencana pengembangan teknologi nano pangan dan rencana penelitian nanoteknologi.

Pada TA. 2012 BB-Pascapanen memiliki 5 judul penelitian nanoteknologi, dimana 4

judul dibiayai dari DIPA BB-Pascapanen dan 1 judul dibiayai dari Ristek PKPP. Rincian

judul penelitian nanoteknologi, yaitu : 1) nanoserat selulosa untuk kemasan pangan,

2) nanoenkapsulasi minyak biji pala sebagai bahan preservatif, 3) nano-katekin dari

daun gambir untuk produk nutraseutikal, 4) nanoenkapsulasi ekstrak temulawak untuk

meningkatkan bioavailabilitas dan sifat anti-inflamasi, dan 5) nanoemulsi lemak kakao

untuk olesan (spread) rerotian dan biskuit.

Pada tahun 2012, telah dilakukan penyempurnaan pedoman Penyusunan RPTP-

RKM dan Pedoman Teknis Mekanisme Pengusulan dan Revisi Rencana Kegiatan.

Pedoman tersebut disusun untuk meningkatkan kualitas dan tertib administrasi

pelaksanaan kegiatan di BB-Pascapanen. Pedoman Penyusunan RPTP dan RKM

diperlukan untuk memberi acuan secara teknis dan terinci mengenai tata cara dan

sistematika penyusunan RPTP dan RKM kepada pelaksana kegiatan. Dengan demikian,

RPTP dan RKM yang disusun dapat memberikan gambaran awal yang jelas tentang

Page 93: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

87

kegiatan yang akan dilaksanakan. Penerbitan Pedoman Teknis Mekanisme Pengusulan

Revisi Rencana Kegiatan dimaksudkan untuk memberikan acuan secara teknis dan

terinci mengenai tata cara pengusulan kegiatan penelitian dan manajemen, pengadaan

dan perawatan sarana dan prasarana. Pedoman ini bertujuan untuk meningkatkan

kualitas perencanaan dan capaian kinerja pelaksanaan kegiatan, meningkatkan

akuntabilitas dan transparansi dalam penyusunan rencana kegiatan serta memudahkan

penyusunan DIPA dan RKA-KL BB-Pascapanen setiap tahunnya.

Dalam rangka implementasi sistem informasi program berbasis intranet

(i-program) yang merupakan pengembangan dari Sistem Informasi Manajemen

Program (SIM Program), pada bulan Nopember dilakukan penyempurnaan aplikasi

serta entry data program dan kegiatan TA. 2011 s/d TA. 2013 di Yogyakarta.

Pengembangan i-program berbasis internet ini ditujukan untuk meningkatkan kinerja

manajemen perencanaan khususnya meningkatkan kualitas perencanaan program

penganggaran dan mewujudkan program perencanaan yang efisien dan efektif. Melalui

sistem berbasis web base, informasi kegiatan penelitian dapat diakses kapan dan

dimana saja.

C. Evaluasi dan Pelaporan

Kegiatan utama seksi evaluasi untuk melakukan pemantauan dan pengendalian

kegiatan lingkup BB-Pascapanen dilaksanakan melalui Pelaksanaan Sistem

Pengendalian Intern. Secara garis besar Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern

mencakup kegiatan: 1) Penilaian pengendalian intern yang dilaksanakan di setiap

satuan tugas BB-Pascapanen dan 2) Monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan

penelitian dan manajemen, yang dilaksanakan sebanyak 3 (tiga) kali dalam satu tahun

anggaran yaitu monev tahap ex-ante, on-going dan ex-post. Kegiatan rutin lainnya di

seksi evaluasi antara lain penyusunan LAKIP, Laporan Kegiatan Bulanan BB-

Pascapanen sebagai Bahan Rapim, Up-Dating Data Kemajuan Kegiatan Triwulan dalam

SIMONEV, dan Penyusunan Laporan Tahunan BB-Pascapanen.

1. Sistem Pengendalian Intern (SPI)

Kegiatan penilaian Sistem Pengendalian Intern (SPI) dilaksanakan oleh Tim

Satuan Pelaksana Pengendalian Intern (Satlak PI) berdasarkan SK Kepala

BB-Pascapanen No. 4011/KPTS/KP.340/I.10/02/2012 tanggal 20 Pebruari 2012,

yang kemudian direvisi dengan No. 761/KPTS/KP.340/I.10/04/2012 tanggal 13 April

2012. Pelaksanaan penilaian Sistem Pengendalian Intern dilaksanakan sebanyak dua

kali. Penilaian pelaksanaan SPI Tahap II penekanannya untuk melihat upaya tindak

lanjut terhadap saran-saran perbaikan yang direkomendasikan pada SPI Tahap I.

Hasil penilaian Tim Satlak PI dalam pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern

di satuan tugas lingkup BB-Pascapanen telah memberikan gambaran cukup baik.

Namun demikian, dalam beberapa aspek terutama dalam mekanisme pelaksanaan

masih perlu penyempurnaan. Secara umum, pelaksanaan tugas dan fungsi

manajemen pada satuan tugas lingkup BB-Pascapanen sudah dilaksanakan sesuai

SOP, walaupun masih perlu dioptimalkan. Terhadap SOP yang ada masih perlu

Page 94: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

88

dilakukan evaluasi dan penyempurnaan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas

tata kelola. Untuk menghindari tidak tercapainya target keluaran yang diharapkan

maka risiko yang mungkin menghambat pelaksanaan kegiatan dan cara

penanganan risikonya perlu diantisipasi sedini mungkin dengan menyusunnya dalam

rencana kegiatan baik manajemen maupun penelitian. Diharapkan hasil penilaian

SPI dapat diterima sebagai gambaran kondisi yang ada, yang dapat digunakan

sebagai bahan untuk menentukan langkah-langkah perbaikan dan pengendalian

bersama, sehingga capaian kinerja BB-Pascapanen ke depan dapat lebih maksimal.

Dengan meningkatnya kompleksitas pengelolaan kegiatan di lingkup BB-

Pascapanen, maka perlu diterapkan pengelolaan risiko yang efektif dan efisien

untuk mewujudkan misi yang ditetapkan, pencapaian tujuan dan sasaran,

pengamanan aset negara serta ketaatan pada peraturan perundang-undangan.

Tujuan ditetapkannya panduan pengelolaan risiko adalah sebagai acuan bagi

penanggungjawab kegiatan, pimpinan satuan kerja, Tim Satuan Pelaksana

Pengendalian Intern dan seluruh pegawai lingkup BB-Pascapanen dalam

menerapkan pengelolaan risiko, sedangkan sasarannya adalah terkelolanya segala

bentuk risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan dan sasaran organisasi

secara efektif dan efisien. Ruang lingkup panduan pengelolaan risiko meliputi

prosedur penilaian risiko dan penanganan risiko serta monitoring dan evaluasi risiko

pada seluruh satuan tugas di lingkup BB-Pascapanen. Secara lengkap diuraikan

dalam “Panduan Pengelolaan Risiko BB-Pascapanen”.

2. Monitoring dan Evaluasi

Kegiatan monev kegiatan penelitian dan manajemen dilaksanakan oleh Tim

Satuan Pelaksana Pengendalian Intern. Sampai dengan akhir tahun anggaran,

kegiatan monev telah dilaksanakan 3 (tiga) kali, yaitu monev ex-ante , on-going,

dan ex-post. Monev ex-ante RPTP dan RKM TA. 2012, sasaran utamanya adalah

memberikan saran untuk penyempurnaan RPTP dan RKM kegiatan berjalan.

Pelaksanaan monev on-going yaitu untuk memastikan kegiatan dilakukan sesuai

dengan rencana yang telah ditetapkan sehingga pelaksanaan monev ini

memfokuskan pada kesesuaian perencanaan dengan kegiatan aktual di lapangan

pasca monev ex-ante. Pelaksanaan monev ex-post sasaran utamanya untuk

melihat kesesuaian pencapaian ouput kegiatan secara keseluruhan yang dikaitkan

dengan rencana target output pada dokumen perencanaan, baik kualitas maupun

kuantitasnya.

Monev ex-ante telah dilaksanakan pada bulan Pebruari 2012, monev on-going

pada bulan Juli 2012, sedangkan monev ex-post pada bulan Desember 2012.

Pelaksanaan monev dilakukan terhadap 13 (tiga belas) judul kegiatan penelitian.

Ke-13 judul kegiatan penelitian tersebut berdasarkan Indikator Kinerja Utama

disajikan pada Tabel 13.

Page 95: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

89

Tabel 13. Judul kegiatan penelitian BB-Pascapanen TA. 2012 berdasarkan Indikator

Kinerja Utama

Judul Kegiatan

A. IKU: Teknologi Penanganan Segar Produk Pertanian

1. Teknologi Produksi Vinegar sebagai Pengawet Alami dan Aplikasinya untuk

Memperpanjang Masa Simpan Daging Segar.

2. Teknologi Produksi Biopreservative dari Buah Mangga Rucah.

3. Teknologi Non Destruktif untuk Grading Ukuran dan Kualitas Buah Tropika.

4. Pengembangan Edible Film dari Komposit Puree Buah-Sayur Nanoserat Selulosa

dengan Sifat Antimikroba sebagai Kemasan Bahan Pangan Segar.

B. IKU: Produk dan Teknologi Hasil Pertanian untuk Diversifikasi Pangan

dan Substitusi Pangan Impor

1. Pengembangan Diversifikasi Produk Olahan Pangan Non Beras (Aneka Umbi)

Mendukung Kawasan Rumah Pangan Lestari KRPL

C. IKU: Teknologi dan Produk Baru untuk Peningkatan Nilai Tambah dan

Daya Saing

1. Perbaikan Proses Produksi Sari Buah Tropika Skala UKM di Kalimantan

Timur.

2. Pengembangan Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan (Gambir, Nilam dan

Kopi) di Kabupaten Pakpak Bharat Sumatera Utara.

3. Teknologi Nanoenkapsulasi Minyak Biji Pala (Myristica fragans H) sebagai Bahan

Preservatif Puree Jambu Merah dan Sari Buah Apel.

4. Penanganan Susut Pascapanen Padi dalam Mendukung Peningkatan Produksi

Beras Nasional (P2BN).

5. Sistem Penunjang Keputusan Berbasis Pemodelan Dinamik Untuk Perencanaan

Pencapaian Target Perberasan Nasional : Studi Kasus Penekanan Susut

Pascapanen di Jawa Barat.

6. Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Pascapanen.

7. Teknologi Nanoenkapsulasi Ekstrak Temulawak dalam Pendispersi Minyak Sawit

Kaya Beta Karoten untuk Meningkatkan Bioavailabilitas dan Sifat Anti Inflamasi.

8. Teknologi Sintesis Nanokatekin dari Gambir untuk Aplikasi pada Produk

Neutrasetikal.

Monev ex-ante kegiatan manajemen dilaksanakan pada bulan April 2012

bersamaan dengan penilaian pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern (SPI) BB-

Pascapanen, monev on-going bulan Juli 2012, sedangkan monev ex-post pada

bulan Desember 2012. Monev kegiatan manajemen dilakukan terhadap judul-judul

sebagai berikut (Tabel 14).

Page 96: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

90

Tabel 14. Judul kegiatan manajemen BB-Pascapanen TA. 2012

No. Judul Kegiatan

1. Program dan Rencana Litbang Pascapanen.

2. Penyusunan Anggaran dan Rencana Kerja (RKA-KL).

3. Pelaksanaan Monev dan Sistem Pengendalian Internal.

4. Pengelolaan Kelembagaan Kelompok Peneliti dan Laboratorium.

5. Pengelolaan Rumah Tangga dan Keuangan.

6. Pelaksanaan Pengelolaan Anggaran.

7. Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Kepegawaian

8. Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Perlengkapan.

9. Pengelolaan dan Pengembangan Publikasi.

10. Partisipasi Ekspose, Gelar Teknologi, Seminar Ilmiah/Nasional.

11. Dukungan Kerjasama Dalam dan Luar Negeri.

12. Koordinasi dan Penugasan Peneliti/Teknisi Mendukung Program Instansi

Terkait/Ditjen Teknis/BPTP/ Pemda/Supervisi Teknologi.

3. Laporan Bulanan BB-Pascapanen sebagai Bahan Rapat Pimpinan (Rapim)

Selama periode Januari–Desember 2012, telah disampaikan 12 (dua belas)

laporan bulanan kegiatan BB-Pascapanen sebagai bahan rapim lingkup Badan

Litbang Pertanian. Laporan bulanan unit kerja sebagai bahan rapim bulanan,

mencakup kegiatan penelitian, diseminasi, kerjasama dan kemitraan serta

manajemen. Hasil kegiatan BB-Pascapanen yang telah dilaporkan periode Januari–

Desember 2012 disajikan pada Tabel 15. Secara lengkap, hasil kegiatan tersebut

tertuang dalam “Laporan Bulanan BB-Pascapanen”.

Tabel 15. Judul kegiatan dalam laporan bulanan BB-Pascapanen untuk bahan rapim bulan Januari–Desember 2012

No. Bulan Judul Kegiatan

1. Januari Uji coba penerapan teknologi penanganan segar buah mangga skala ekspor

Uji coba pengiriman buah mangga menggunakan Refrigated Container dengan kapal laut ke Hongkong

Pelatihan bagi Widyaiswara

2. Februari

Boulag Fellowship Perogram 2011 : Nanotechnology in food product Ragam teknologi BB-Pascapanen dalam mendorong tumbuhnya

minat kewirausahaan masyarakat Difusi teknologi penganekaragaman produk olahan berbasis pangan

lokal di KRPL Pacitan Laboratorium BB-Pascapanen berhasil memperluas ruang lingkup

pengujian

3.

Maret

Rekomendasi dan implikasi kebijakan revitalisasi penggilingan padi kecil mendukung swasembada beras berkelanjutan

Pelatihan teknik pengembangan kualitas mangga Pelatihan teknologi penanganan dan pengolahan buah mangga,

jambu merah dan avocado Kerjasama kemitraan pengembangan produk sup instan jamur

merang

Page 97: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

91

No. Bulan Judul Kegiatan

4. April

Kegiatan Sandwich Programme : Penelitian pembuatan biofoam

berbasis pati singkong dan limbah jagung Difusi teknologi tepung komposit berbasis jagung di Nusa Tenggara

Timur Pengembangan produk Talbinah Instan Rapat Kerja BB Pascapanen Tahun 2012

5. Mei

Sidang Codex Commite on Contaminant in Food (CCCF) KE-6 dI Maastricht, Belanda

Agroindustri jagung serta teknologi pengolahan, pemanfaatan, dan peningkatan nilai tambah

Akreditasi majalah ilmiah sebagai langkah mewujudkan jurnal

internasional

6. Juni

Sosialisasi Pedoman Umum Pengukuran Susut Pascapanen Padi

Tindak Lanjut Sidang Codex Committee on Contaminant in Food (CCCF) Ke-6

Perkembangan Kerjasama BB-Pascapanen dan PT. Motasa Indonesia

dalam Penerapan Teknologi Pengolahan Lada Putih Higienis

7. Juli Sidang Codex Committee on Food Labelling Ke-40 di Canada

Penyelenggaraan Lokakarya Nasional NanoTeknologi Pangan dan Pertanian

8. Agustus Pengembangan Teknologi Pengolahan gambir, Nilam dan Kopi di

Pakpak Bharat Sumatera Utara Pembinaan Fungsional Teknisi Litkayasa BB-Pascapanen

9. September Pengembangan Model Agroindustri Tepung Kasava Bimo di

Kabupaten Pati, Jawa Tengah Pengembangan Laboratorium Pengujian BB-Pascapanen

10. Oktober International Event on Low Level Presence 2nd Asia Pacific Symposium on Postharvest Research, Education, and

Extension (2nd APS 2012)

11. Nopember Launching Produk Pangan Darurat Snack Bars Berbasis Tepung Ubi

Jalar dan Kacang-kacangan Difusi Teknologi Pembuatan Tepung dan Mi Jagung di Temanggung,

Jawa Tengah

12. Desember Pengembangan Teknologi Nanoemulsi Lemak Kakao (Cocoa Butter) yang Kaya Anti Oksidan sebagai Bahan Olesan (Spread) Produk Rerotian dan Biskuit

Kerjasama Pengembangan Teknologi Nanoemulsi Lemak Kakao dengan PT. Mars Symbioscience Indonesia (PT. MSI)

d. Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) BB-Pascapanen TA 2012 dan Simonev

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan suatu

kewajiban bagi setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara

pemerintahan dalam mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi

serta kewenanganan pengelolaan sumberdaya berdasarkan TAP MPR RI No.

XI/MPR/1998 dan UU No. 28/1999 tentang Penyelenggaraan negara yang bersih,

bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme serta Inpres No. 7/1999 tentang

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Laporan tersebut menjabarkan

Page 98: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

92

kinerja instansi pemerintah melalui Sistem Monitoring dan Evaluasi (SIMONEV)

yang disampaikan setiap triwulan.

LAKIP mencakup perencanaan kinerja yang komponennya meliputi sasaran,

program (Renstra), kegiatan, dan Indikator Kinerja. Berdasarkan hasil pengukuran

pencapaian kinerja sasaran yang ditargetkan pada TA. 2012, BB-Pascapanen telah

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan baik. Jika dibandingkan antara

target dan capaian indikator utamanya, sasaran yang telah ditetapkan dapat

tercapai dengan hasil baik (rata-rata capaian 107%). Dua indikator utama pada

TA 2012, yang terdiri atas teknologi penanganan segar produk pertanian serta

teknologi dan produk untuk diversifikasi pangan dan substitusi pangan impor

berhasil mencapai target (100%), sedangkan teknologi dan produk untuk

peningkatan nilai tambah dan daya saing pencapaiannya melebihi target (112,5%).

Pencapaian kinerja akuntabilitas keuangan BB Pascapanen berhasil dengan baik

dalam mendukung pencapaian sasaran yang ditargetkan.

Page 99: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/ppid/assets/file_ppid/LT_2012.pdf · Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 8 (2), ... Filtrat

93

VI. PENUTUP

Kegiatan litbang pascapanen merupakan penjabaran dari Renstra BB-Pascapanen

2010-2014 dan Renstra Badan Litbang Pertanian 2010-2014 yang diarahkan untuk

penciptaan inovasi teknologi dan varietas unggul berdaya saing serta pencapaian target

empat sukses Kementerian Pertanian, khususnya peningkatan diversifikasi pangan dan

peningkatan nilai tambah, daya saing produk dan ekspor. Pada TA. 2012, hasil litbang

untuk peningkatan diversifikasi pangan, yaitu : teknologi diversifikasi produk olahan

pangan berbasis aneka umbi (ubikayu, ubi jalar, dan talas) dan rimpang (garut dan

ganyong). Hasil litbang untuk peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor,

diantaranya : teknologi pembuatan biopreservatif dan aplikasinya (vinegar, mangga rucah

dan nanoenkapsulasi minyak biji pala); teknologi nondestruktif untuk grading; teknologi

edible film dari komposit puree buah-nanoserat selulosa untuk kemasan antimikroba;

teknologi proses sari buah tropika; teknologi perbaikan pengolahan gambir, minyak nilam

dan kopi; nanoenkapsulasi ekstrak temulawak dan katekin untuk produk neutrasetikal;

serta teknologi penekanan susut pascapanen padi dan pemodelan dinamis untuk

perencanaan pencapaian target perberasan nasional. Difusi teknologi dengan

mengimplementasikan langsung teknologi BB-Pascapanen di lapangan bekerjasama

dengan BPTP/Pemda/Swasta/Koperasi/Kelompok Tani telah dilaksanakan baik melalui

dana DIPA BB-Pascapanen maupun dan Ristek PKPP.

Kegiatan kerjasama, promosi, pameran dan gelar teknologi terus ditingkatkan

kualitasnya sehingga efektivitas kegiatan diseminasi dapat tercapai. Pada tahun 2012,

telah diterbitkan berbagai publikasi ilmiah dan populer diantaranya jurnal, buletin, buku

teknologi, dan leaflet. Kegiatan diseminasi hasil-hasil penelitian memberikan dampak baik

bagi pencitraan BB-Pascapanen sebagai sumber teknologi. Dampak dari kegiatan

diseminasi terlihat dengan semakin meningkatnya permintaan narasumber pelatihan

kepada BB-Pascapanen dari berbagai instansi, meningkatnya permintaan kunjungan,

bimbingan teknis/pelatihan dan magang teknologi di BB-Pascapanen serta meningkatnya

permintaan pengiriman publikasi khususnya buku teknologi.

Dalam rangka meningkatkan kinerja BB-Pascapanen, telah dilakukan peningkatan

kompetensi pegawai sesuai bidang tugas, sarana dan prasarana termasuk fasilitas

laboratorium, pelayanan perpustakaan digital, dan perbaikan website terutama tampilan

dan up-dating informasinya. Dengan demikian, diharapkan pelaksanaan kegiatan di

BB-Pascapanen lebih kondusif sehingga dapat memacu peningkatan kinerja.