balai besar penelitian dan pengembangan...

110
LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 CERTIFICATE NUMBER 10/QM/204

Upload: phungcong

Post on 15-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

LAPORAN TAHUNAN 2014

BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2015

CERTIFICATE NUMBER 10/QM/204

Page 2: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

i

KATA PENGANTAR

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

(BB-Pascapanen) sebagai salah satu unit kerja Badan Litbang Pertanian

mempunyaiperan pentingdalam penyediaan teknologi pascapanen untuk mendukung

program pembangunan pertanian. Pelaksanaan program penelitian dan pengembangan

tahun 2014 merupakan tahun kelima dari Renstra BB-Pascapanen periode 2010-2014.

Laporan Tahunan ini merupakan sintesis dari pelaksanaan kegiatanBB-Pascapanen

pada tahun anggaran 2014, yang terdiri atas kegiatan penelitian dan pengembangan

serta kegiatan kelembagaan struktural sebagai pendukungnya. Fokus kegiatan penelitian

dan pengembangan tahun 2014adalahmelanjutkankegiatan tahun sebelumnya, yaitu

menghasilkan inovasi teknologi penanganan dan pengolahan untuk peningkatan daya

saing dan nilai tambah produk pertanian serta peningkatan diversifikasi pangan.

Pengguna teknologi dan pengambil kebijakanmenaruhharapan yang besar terhadap

inovasi teknologi pascapanen yang dihasilkan tersebut.Berbagaiteknologitelahdiadopsi,

meskipundemikian, disadari bahwa inovasi teknologi pascapanen yang dihasilkan belum

mampu memenuhi semua harapan pengguna. Hal ini menjadi motivasi untuk bekerja

lebih keras pada masa yang akan datang.

Mudah-mudahan Laporan Tahunan 2014 ini dapat bermanfaat bagi para pemangku

kepentingan. Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan dan

peningkatan kinerja BB-Pascapanen.

Bogor, Mei 2015

Kepala BB-Pascapanen

Ir. Rudy Tjahjohutumo, MT NIP. 19570922 198203 1 001

Page 3: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iv

I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

II. PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ...............................

PASCAPANEN PERTANIAN

3

A. Visi dan Misi..................................................................................... 3

B. Tujuan………………………………................................................... 3

C. Sasaran …………………………………………………………………. 3

D. Target …………………………………………………………………… 4

E. Arah Kebijakan dan Strategi Litbang Pascapanen Pertanian......... 4

F. Kegiatan .......................................................................................... 5

III. HASIL KEGIATAN PENELITIAN .............................................................. 6

A. Sumber Dana DIPA BB-Pascapanen ............................................. 6

B. Sumber Dana Insentif Riset SINas ................................................. 26

C. Sumber Dana Kerjasama Kemitraan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Nasional (KKP3N)………………………

30

D. Sumber Dana kemitraan Badan Litbang Pertanian………………… 35

E. Sumber Dana Hibah Luar Negeri 52

F. Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian …………………. 53

IV. KELEMBAGAAN BB-PASCAPANEN...................................................... 75

A. Organisasi ....................................................................................... 75

B. Sumber Daya Manusia ................................................................... 75

C. Fasilitas Penelitian .......................................................................... 82

D. Pengembangan Sarana dan Prasarana ......................................... 84

E. Anggaran ........................................................................................ 85

V. PERENCANAAN PROGRAM DAN EVALUASI ....................................... 88

A. Rapat Kerja BB-Pascapanen .......................................................... 88

B. Program dan Rencana Litbang Pascapanen .................................. 93

C. Evaluasi dan Pelaporan .................................................................. 94

VI. PENUTUP ................................................................................................ 102

Page 4: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

iii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Kelayakan finansial pembuatan saos cabai, saos tomat, dan sari buah tomat-pepaya .......................................................................

37

Tabel 2. Pendaftaran paten BB-Pascapanen tahun 2014........................... 56

Tabel 3. Rekapitulasi mitra binaan BB-Pascapanen.................................. 62

Tabel 4. Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 11 (1) dan (2) tahun 2014...............................................................................

67

Tabel 5. Jumlah pegawai BB-Pascapanen tahun 2014 berdasarkan pendidikan dan jabatan fungsional................................................

76

Tabel 6. Jumlah peneliti berdasarkan jabatan fungsional periode 2010-2014...............................................................................................

76

Tabel 7. Petugas dan izin belajar BB-Pascapanen 2014…………………... 77

Tabel 8. Daftar pelatihan jangka pendek..................................................... 78

Tabel 9. Rekapitulasi Sasaran Kerja Pegawai (SKP) Tahun 2014.............. 80

Tabel 10. Realisasi pengembangan prasarana dan sarana BB-Pascapanen............................................................................

84

Tabel 11. Anggaran DIPA BB-Pascapanen dan kerjasama TA. 2010-2014...............................................................................................

85

Tabel 12. Realisasi anggaran DIPA BB-Pascapanen TA. 2014................... 86

Tabel 13. Judul kegiatan penelitian (RPTP) BB-Pascapanen TA. 2014 berdasarkan Indikator Kinerja Utama............................................

96

Tabel 14. Judul kegiatan diseminasi (RDHP) BB-Pascapanen TA. 2014.... 97

Tabel 15. Judul kegiatan manajemen (RKM) BB-Pascapanen TA. 2014…. 97

Tabel 16. Judul kegiatan dalam laporan bulanan BB-Pascapanen untuk bahan rapim bulan Januari – Desember 2014…………………….

98

Page 5: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

iv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment dan kontrol mekanis 7

Gambar 2. Lokasi uji coba aplikasi teknologi penyosohan enzimatis pada PPK di Kabupaten Subang ..........................................................

8

Gambar 3. Proses fermentasi vinegar dan produk vinegar dari air kelapa … 9

Gambar 4. Uji aplikasi vinegar pada karkas ayam pada tingkat pedagang dan tingkat …………………………………………………………..

9

Gambar 5. Kegiatan penyemprotan bahan pencegah pembusukan dan penirisan sesaat usai penyemprotan .............................…………

10

Gambar 6. Display cabai di salah satu supermarket di Jakarta Selatan ……. 11

Gambar 7. Gudang dan rak penyimpanan kentang dengan teknologi isolasi pencahayaan............……………………........................................

12

Gambar 8. Peralatan produksi beras artifsial fungsional (BAF) dan produk BAF...............................................................................................

13

Gambar 9. Produk tempe koro pedang (valia) dan survei permintaan terhadap tempe koro pedang..............……………………………

14

Gambar 10. Tepung premix berbasis tepung ubijalar termodifikasi dan produk rerotian berbasis tepung premix……………………………

15

Gambar 11. Produk minuman berkarbonasi dalam bentuk tablet effervescent dan produk roti tawar dengan pengawet nanoenkapsulat minyak pala …………………………………………………………

16

Gambar 12. Tepung ubikayu dan flake ubikayu yang difortifikasi nano- vitamin A dan nano-Fe ………………………………………………

17

Gambar 13. Tray biofoam antimikroba dan penggunaannya sebagai

kemasan sayuran segar………………..……………………………. 19

Gambar 14. Busuk buah salak oleh infeksi cendawan dan buah salak yang diberi perlakuan pengawet ekstrak lengkuas setelah penyimpanan 21 hari ………………………………………………..

20

Gambar 15. Powder aktif 1-MCP dalam matrik zeolit (kiri) dan pisang Mas Kirana minggu ke-4 setelah aplikasi powder aktif 1-MCP……….

21

Gambar 16. Formula biopreservatif ekstrak biji mangga dan buah mangga yang diaplikasi biopreservatif setelah 14 hari penyimpanan …....

22

Gambar 17. Peralatan produksi gula tebu skala 100 L nira (kiri) dan kristal gula ……………………………………………………………………

23

Gambar 18. Peralatan produksi gula tebu subtitusi sorgum manis 70% skala 100 L dan gula kristal serbuk (insert)…………

23

Gambar 19. Biji kakao yang telah dihilangkan sebagian pulpnya dan depulper biji kakao …………………………………………………..

24

Gambar 20. Bahan baku bioetanol tongkol jagung dan bagase sorgum dan proses pembuatan bioetanol skala 50 L …………………………..

26

Gambar 21. Penampilan roti dari tepung beras termodifikasi HMT : dengan penambahan gum arab dan penambahan xanthan ………………

28

Gambar 22. Tepung sorgum yang dihasilkan dari teknologi eksisting petani dan tepung sorgum termodifikasi l ....…..………………………….

29

Page 6: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

v

Halaman

Gambar 23. Komposit PVA-Nanoselulosa serat nanas hasil hidrolisis asam dan hasil ultra fine grinder............................................................

31

Gambar 24. Gula semut dari sorgum manis……………………………………. 32

Gambar 25. Disain interior gerai pangan lokal………………........................... 55

Gambar 26. Penampakan irisan sosis sebelum di panggang dan setelah dipanggang...…………………………………………………………

35

Gambar 27. Mayones dari berbagai perlakuan .......…………………………… 35

Gambar 28. Jenis peralatan dan mesin pada model agroindustri pengolahan cabai dan tomat di Gapoktan Reje Kumala, Kab. Benner Meriah

37

Gambar 29. Produk saos cabai dan tomat hasil uji coba produksi di Gapoktan Reje Kumala ................................................................

38

Gambar 30. Pupuk komposit nano nitrogen dengan komposisi urea .............. 39

Gambar 31. Nanoselulosa dari berbagai limbah pertanian dan biofoam nanoselulosa.................................................................................

40

Gambar 32. Arahan Kepala Badan Litbang Pertanian pada FGD Keamanan Pangan.........................................................................................

49

Gambar 33. Papeda siap saji alat pengolahan mi sagu dan gula cair dari sagu .............................................................................................

51

Gambar 34. Kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis di Kabupaten Sorong Selatan ……………………………………………………………….

51

Gambar 35. Peserta workshop dan kunjungan lapang ke Kebun Percobaan di Lembang................………………………………………………

53

Gambar 36. Penandatanganan MoU Konsorsium Nanoteknologi oleh Kepala Balitbangtan disaksikan oleh Kemenristek (kiri) dan Penandatanganan kerjasama dengan PT. Bimandiri Agro Sedoya……………………………………………………………….

55

Gambar 37. Menteri Pertanian didampingi Wakil Menteri Pertanian dan Staf Ahli Menteri sedang meninjau stand Balitbangtan.......................

57

Gambar 38. Kunjungan Tim AFACI ke BB-Pascapanen.................................. 58

Gambar 39. Kepala BB-Pascapanen menerima cinderamata dari BKPP Kabupaten Bengkalis………………………………………………..

59

Gambar 40. Kegiatan produksi tepung kasava Bimo di Kelompok Pengolah Matahari Terbit, Kabupaten Garut…………………………………

60

Gambar 41. Kegiatan di UMKM Center dan asosiasi olahan…………………. 60

Gambar 42. Disain interior dan display produk pada Gerai Inovasi………….. 61

Gambar 43. Penyerahan bantuan kepada korban bencana alam……………. 62

Gambar 44. Peserta pelatihan di Kabupaten Pacitan (kiri) dan Gunung Kidul 64

Gambar 45. Beberapa publikasi BB-Pascapanen terbitan 2014……………… 69

Gambar 46. Compact disc (CD) Buku 50 Teknologi Inovatif Pascapanen…... 69

Gambar 47. Beberapa contoh leaflet yang telah dicetak tahun 2014………… 71

Gambar 48. Beberapa contoh poster yang dicetak pada tahun 2014 72

Gambar 49. Tampilan layar program Senayan untuk memudahkan pencarian koleksi publikasi yang dimiliki perpustakaan BB-Pascapanen…………………………………………………….

73

Gambar 50. Perpustakaan BB-Pascapanen…………………………………… 73

Page 7: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

vi

Halaman

Gambar 51. Contoh baliho Balitbangtan pada Penas XIV di Malang……….. 74

Gambar 52. Peralatan Laboratorium Nanoteknologi………………………….. 84

Gambar 53. Pelaksanaan Rapat Kerja I BB-Pascapanen TA 2014…………. 90

Gambar 54. Kepala Balitbangtan memberikan arahan pada pembukaan Raker II BB-Pascapanen ………………………………………….

93

Page 8: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 1

BAB I

PENDAHULUAN

Pemanfaatan sumber daya alam dan sumber pangan yang beragam secara

maksimal memungkinkan Indonesia mampu memenuhi kebutuhan pangannya secara

berdaulat dan mandiri. Namun demikian, pembangunan bidang pangan menghadapi cukup

banyak masalah, mulai dari tingginya angka susut pascapanen, belum optimalnya nilai

tambah, rendahnya daya saing produk pangan, hingga keseragaman konsumsi pangan

yang mengancam ketahanan pangan nasional. Kemampuan produksi pertanian yang terus

dipacu untuk meraih swasembada pangan perlu diimbangi dengan upaya penanganan hasil

yang benar. Hal ini penting mengingat penanganan hasil yang tidak tepat berpotensi

menghilangkan hasil panen hingga 30%. Hal ini disebabkan oleh banyaknya produk pangan

yang telah mengalami susut jumlah maupun susut mutu selama masa produksi, distribusi,

dan penyimpanan hingga konsumsi pangan.

Permasalahan pangan yang lain adalah ketergantungan masyarakat pada satu

komoditas tertentu dalam pola konsumsi pangan nasional. Diversifikasi pangan yang

dicanangkan sejak 1974 sampai saat ini masih belum mampu menunjukkan hasil yang

signifikan. Selain budaya pangan yang ada, faktor ketersediaan produk pangan yang

beragam dan siap saji belum cukup banyak serta dengan aksesibilitas yang rendah. Untuk

menjawab permasalahan pangan di atas, inovasi teknologi penanganan pascapanen dan

pengolahan bahan pangan sangat diperlukan.

Sejak diresmikan pada tahun 2003, BB-Pascapanen telah, sedang dan terus

berperan aktif dalam menghasilkan berbagai teknologi inovatif untuk peningkatan nilai

tambah dan daya saing produk lokal sebagai substitusi pangan impor, tujuan ekspor,

pengembangan pangan fungsional, pengembangan bioenergi, serta peningkatan mutu dan

keamanan produk pertanian. Hasil-hasil litbang BB-Pascapanen telah mendapatkan

pengakuan baik dari sisi ilmiah (scientific recognition) maupun dampak (impact recognition).

Dari sisi ilmiah, sejumlah hasil litbang BB-Pascapanen telah dipublikasikan melalui majalah

ilmiah nasional/internasional dan kegiatan ilmiah (seminar, konferensi, simposium,

lokakarya) nasional/internasional. Dari sisi dampak, sejumlah hasil litbang BB-Pascapanen

telah diadopsi/dilisensi pengguna, baik pemerintah, masyarakat maupun industri.

Guna mencapai keberhasilan program litbang pascapanen untuk menghasilkan

inovasi teknologi penanganan pascapanen dan pengolahan yang diperlukan, dukungan

anggaran merupakan komponen yang sangat penting. Hal ini karena tanpa dukungan

anggaran yang memadai, kegiatan litbang pascapanen tidak dapat berjalan dengan baik.

Anggaran kegiatan litbang pascapaen bersumber dari pendanaan internal (DIPA

BB-Pascapanen) dikelompokkan menjadi : a) Penelitian upstream dengan alokasi porsi

Page 9: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 2

pendanaan 50-60%; b) Penelitian adaptif yang mendukung langsung pencapaian program

utama Kementerian Pertanian berupa kegiatan penelitian adaptif dan diseminasi, dengan

alokasi porsi pendanaan 20-30%; dan c) Penelitian kolaboratif (konsorsium dan kerja sama)

berupa penelitian upstream dan adaptif, dengan alokasi porsi pendanaan 10-20%. Upaya

peningkatan pendanaan di luar DIPA dalam rangka pemenuhan anggaran pembiayaan

penelitian dilakukan melalui peningkatan kerjasama penelitian dan pemanfaatan hasil

penelitian baik dari dalam maupun luar negeri.

Page 10: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 3

BAB II

PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN

A. Visi dan Misi

BB-Pascapanen menetapkan visinya sejalan dengan visi pembangunan

pertanian dan visi Balitbangtan. Visi BB-Pascapanen dirumuskan berdasarkan kajian

orientasi masa depan (future oriented), perubahan paradigma pembangunan pertanian,

serta kebutuhan institusi yang profesional. Visi BB-Pascapanen dalam kurun waktu

2010-2014 ditetapkan sebagai berikut :

“Menjadi institusi penelitian dan pengembangan andalan yang menghasilkan

inovasi teknologi pascapanen dalam mewujudkan pertanian industrial untuk

ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat pertanian”.

Dalam upaya mewujudkan visi yang telah dirumuskan, maka disusun misi

sebagai suatu kesatuan gerak dan langkah dalam mencapai visi. Misi BB-Pascapanen

dirumuskan sebagai berikut :

1. Menghasilkan inovasi teknologi diversifikasi pangan dengan memanfaatkan sumber

daya domestik untuk mendukung ketahanan pangan,

2. Menghasilkan inovasi teknologi pascapanen dalam rangka peningkatan nilai tambah,

daya saing, mutu dan keamanan produk pertanian,

3. Membangun kerjasama dalam dan luar negeri untuk mempercepat alih teknologi dan

penguasaan Iptek.

B. Tujuan

Dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misinya, dalam kurun waktu

2010-2014 BB-Pascapanen menetapkan tujuan sebagai berikut :

1. Menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi pengolahan pangan pokok

baru dan substitusi bahan pangan impor untuk mendukung ketahanan pangan,

2. Menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi penanganan dan pengolahan

untuk mengurangi kehilangan hasil, mempertahankan mutu, keamanan pangan yang

memiliki nilai tambah dan daya saing,

3. Melakukan kemitraan penelitian dan pengembangan teknologi pascapanen melalui

Spektrum Diseminasi Multi Channel (SDMC) untuk mempercepat alih teknologi dan

penguasaan iptek.

C. Sasaran

Sasaran BB-Pascapanen dalam kurun waktu 2010 – 2014 adalah peningkatan

inovasi teknologi pascapanen yang unggul dan adaptif (memiliki impact recognition dan

Page 11: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 4

scientific recognition) berbasis sumber daya domestik mendukung diversifikasi pangan

dan peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor, yang akan dicapai dengan

melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi pascapanen yang

mempunyai capaian output sebagai berikut:

1. Tersedianya teknologi penanganan segar produk pertanian untuk memperpanjang

kesegaran dan daya simpan (termasuk distribusi dan transportasi dalam

pemasaran).

2. Tersedianya teknologi dan produk untuk peningkatan diversifikasi pangan dan

substitusi pangan impor.

3. Tersedianya teknologi dan produk baru untuk peningkatan nilai tambah dan daya

saing.

D. Target

Sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan, target utama yang akan dicapai

secara bertahap dalam kurun waktu 2010 – 2014 sebagai berikut :

1. Dua puluh satu (21) teknologi penanganan segar produk pertanian yang dapat

memperpanjang daya simpan dan menekan kerusakan untuk tujuan ekspor dan

domestik. Diharapkan 7 teknologi dapat teradopsi dalam bentuk kemitraan.

2. Lima belas (15) teknologi dan produk diversifikasi pangan, substitusi pangan impor

berupa produk berbasis sumber daya lokal mendukung penurunan konsumsi beras

dan substitusi terigu impor. Diharapkan 5 teknologi dapat teradopsi dalam bentuk

kemitraan.

3. Tiga puluh tujuh (37) teknologi dan produk baru untuk peningkatan nilai tambah dan

daya saing hasil pertanian. Diharapkan 8 teknologi dapat teradopsi dalam bentuk

kemitraan.

E. Arah Kebijakan dan Strategi Litbang Pascapanen Pertanian

Arah kebijakan dan strategi penelitian dan pengembangan pascapanen pertanian

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Renstra Balitbangtan 2010-2014,

terutama yang terkait dengan kegiatan penelitian dan pengembangan dalam upaya

peningkatan diversifikasi pangan, nilai tambah, daya saing dan ekspor.

a. Arah Kebijakan Litbang Pascapanen Pertanian

Sasaran kegiatan penelitian dan pengembangan pascapanen pertanian

adalah menghasilkan inovasi teknologi penanganan dan pengolahan hasil pertanian

untuk mendukung ketahanan pangan, nilai tambah, daya saing dan ekspor. Arah

kebijakan untuk mencapai sasaran tersebut adalah :

Page 12: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 5

1. Memfokuskan penciptaan teknologi dalam rangka diversifikasi pangan,

meningkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspor,

2. Meningkatkan penguasaan iptek dan kualitas penelitian melalui penerapan

teknologi baru dan melakukan penelitian upstream,

3. Meningkatkan kapasitas SDM, sarana/prasarana dan manajemen penelitian yang

akuntabel.

b. Strategi Litbang Pascapanen Pertanian

Strategi penelitian dan pengembangan pascapanen pertanian dalam tahun

2010-2014 sebagai berikut :

1. Memprioritaskan kegiatan penelitian untuk pengembangan produk pangan

berbasis sumber daya domestik dan penanganan segar produk pertanian,

2. Peningkatan kerjasama penelitian dengan lembaga nasional dan internasional

dalam rangka penguasaan iptek serta kemitraan dalam rangka adopsi teknologi,

3. Peningkatan kualitas SDM dan fasilitas penelitian serta penerapan sistem

manajemen mutu dalam rangka memacu peningkatan kompetensi peneliti,

4. Pemanfaatan iptek mutakhir untuk meningkatkan kualitas inovasi teknologi yang

dihasilkan.

F. Kegiatan

Kegiatan penelitian dan pengembangan pascapanen difokuskan untuk

menghasilkan inovasi teknologi penanganan dan pengolahan hasil pertanian untuk

mendukung pencapaian target diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambah, daya

saing dan ekspor. Kegiatan dilakukan baik dalam skala laboratorium, pilot maupun

skala komersial. Untuk menciptakan teknologi skala komersial dilakukan kegiatan

difusi, diseminasi, kerjasama penelitian dan kemitraan.

Penelitian penanganan segar dan pengolahan produk pertanian akan

menerapkan iptek mutakhir antara lain teknologi nano, bioprocessing, teknologi non-

destructive dan bio-sensing untuk menghasilkan produk baru, formulasi baru, bahan

aktif, anti mikroba, anti-esence, sediaan enzim dan kemasan aktif serta produk baru

lainnya yang inovatif.

Selain kegiatan penelitian dan pengembangan yang menghasilkan inovasi

teknologi, juga akan dilakukan kegiatan analisis kebijakan untuk menghasilkan

rumusan kebijakan di bidang pascapanen sebagai bahan rekomendasi bagi

pemangku kepentingan.

Page 13: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 6

BAB III

HASIL KEGIATAN PENELITIAN

A. Sumber Dana DIPA BB-Pascapanen

1. Indikator Kinerja Teknologi Penanganan Segar Produk Pertanian

a. Teknologi Penyosohan Enzimatis untuk Meningkatkan Rendemen dan

Mutu Beras Giling

Berdasarkan hasil survei susut panen dan pascapanen padi yang dilakukan

Badan Pusat Statistik (BPS) dan Departemen Pertanian pada tahun 2006-2007

diketahui bahwa susut penggilingan mengalami peningkatan sebesar 1,06% yaitu

dari 2,19% (tahun 1996) menjadi 3,25% (tahun 2007) sehingga memicu turunnya

rendemen penggilingan 0,46% yaitu dari 63,20% (tahun 1996) menjadi 62,74%

(tahun 2007). Untuk menekan susut proses penggilingan secara mekanis salah

satu alternatifnya adalah dengan menerapkan perlakuan pendahuluan secara

enzimatis sebelum dilakukan proses penyosohan. Das M, et al., (2008) telah

melakukan proses penyosohan beras secara enzimatis dengan menggunakan

enzim xilanase dan selulase yang berturut-turut diproduksi dari Aspergillus sp. dan

Trichoderma sp. Perlakuan enzimatis dilakukan dengan cara perendaman selama 2

jam pada suhu 50C dengan bantuan kalsium karbonat sebagai induser. Arora G.,

et al., (2007) juga telah melakukan optimasi parameter proses penggilingan secara

enzimatis pada beras Basmati dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh

konsentrasi enzim (0,0015-0,0055 g/ml), waktu ekstraksi (1-3 menit) dan suhu (27-

47C) terhadap kualitas giling dan tanak beras Basmati. Secara prinsip proses

penggilingan yang dilakukan secara enzimatis oleh Arora, G (2007) dan Das, M

(2008) tidak berbeda dengan proses penggilingan yang berkembang di Indonesia.

Pada proses penyosohan enzimatis tersebut didahului dengan proses pecah kulit

(husker), selanjutnya beras pecah kulit yang dihasilkan diberi perlakuan enzimatis

dengan kondisi tertentu. Setelah masa inkubasi selesai beras pecah kulit kemudian

dilakukan penyosohan (polisher) dengan mesin penyosoh tipe abrasif.

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian adalah beras butir bulat

(varietas Cilamaya Muncul), beras butir panjang (varietas Ciliwung), beras

campuran butir bulat dan panjang. Kegiatan yang sudah dilakukan meliputi optimasi

metode aplikasi dan formulasi enzim dalam proses penyosohan enzimatis pada

penggilingan padi skala laboratorium untuk beras butir bulat, beras butir panjang,

beras campuran butir bulat dan panjang. Selain itu juga telah dilakukan uji coba

Page 14: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 7

aplikasi teknologi penyosohan enzimatis pada penggilingan padi kecil dan uji

stabilitas mutu beras hasil penyosohan enzimatis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan enzimatis dapat

meningkatkan rendemen beras giling. Hasil optimasi metode aplikasi dan formulasi

enzim untuk beras butir bulat menunjukkan bahwa perlakuan yang optimum adalah

konsentrasi enzim 57,23 mg/ml, waktu tempering 1,93 menit dan waktu sosoh 30

detik dengan rendemen sebesar 68,67%, whiteness 49,15%, butir kepala 81,22%,

butir patah 18,76% dan menir 0,02%. Hasil optimasi untuk beras butir panjang

menunjukkan bahwa perlakuan yang optimum adalah konsentrasi enzim 61,54

mg/ml, waktu tempering 3 menit dan waktu sosoh 30 detik dengan rendemen

sebesar 68,67%, whiteness 45,24%, butir kepala 80,98%, butir patah 18,85% dan

menir 0,17%. Sedangkan hasil optimasi untuk campuran butir bulat dan panjang

menunjukkan bahwa konsentrasi enzim 98,23 mg/ml, waktu tempering 3 menit dan

waktu sosoh 30 detik merupakan perlakuan yang optimum dengan rendemen

sebesar 69,50%, whiteness 49,03%, butir kepala 85,36%, butir patah 14,62% dan

menir 0,02%.

Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment (kiri) dan kontrol

mekanis (kanan)

Hasil uji coba aplikasi teknologi penyosohan enzimatis di tingkat PPK

menunjukkan penyosohan enzimatis dapat meningkatkan rendemen giling rata-rata

sebesar 1,12% dibandingkan dengan kontrol yaitu perlakuan penyosohan dengan

aplikasi pengkabut air dan meningkat sebesar 1,54% dibandingkan dengan

penyosohan secara mekanis yang biasa dilakukan oleh petani. Pada uji

penyimpanan beras menggunakan suhu 22 dan 28oC menunjukkan bahwa beras

yang dikemas dengan kantong dan karung plastik hingga penyimpanan selama 4

bulan menunjukkan beras masih dalam keadaan baik dan tidak terdeteksi adanya

aflatoksin pada beras.

Page 15: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 8

Gambar 2. Lokasi uji coba aplikasi teknologi penyosohan enzimatis pada PPK di

Kabupaten Subang

b. Scaling-up Produksi Pengawet Alami dan Aplikasinya pada Daging Sapi dan

Ayam di Tingkat RPH/RPA dan Pedagang

Kesadaran masyarakat akan arti pentingnya kualitas dan kemanan pangan

harus didukung oleh tersedianya teknologi yang mampu memperpanjang masa

simpan produk pangan termasuk diantaranya daging. Daging memiliki kandungan

gizi tinggi sehingga menjadi media tumbuh yang baik bagi berbagai

mikroorganisme patogen. Sampai saat ini masih ditemukan adanya penggunaan

bahan kimia berbahaya untuk memperpanjang masa simpan daging segar. Oleh

karena itu, ketersediaan pengawet yang aman untuk produk-produk peternakan

(daging ayam, daging sapi, dll) diperlukan untuk menjamin bahwa produk yang

diperjualbelikan ke konsumen aman, sesuai dengan program Pemerintah bahwa

produk peternakan harus bersifat Aman, Sehat, Halal, dan Utuh (ASUH). Dukungan

teknologi pascapanen dalam penyediaan biopreservatif yang murah dan mudah

dibuat dibutuhkan oleh pedagang dan pengguna.

Penelitian dilaksanakan melalui beberapa tahapan kegiatan, yaitu :

1) Formulasi larutan pengawet yang akan digunakan, 2) Perancangan/desain

proses scale-up sesuai dengan kebutuhan di lapangan, 3) Uji aplikasi pendahuluan

di laboratorium, dan 4) Uji aplikasi di lapangan.

Teknologi produksi vinegar dari air kelapa dilakukan melalui dua tahap

fermentasi, yaitu : 1) fermentasi pembentukan alkohol, dan 2) fermentasi

perubahan alkohol menjadi asam asetat dan air. Hasil formulasi terbaik pengawet

alami adalah formula vinegar air kelapa 1%, dimana vinegar air kelapa pada

konsentrasi asam asetat 1% mempunyai kemampuan menghambat pertumbuhan

patogen uji yaitu Escherichia coli O157:H7; Salmonella typhimurium, Listeria

monocytogenes, dan Staphylococcus aureus.

Page 16: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 9

Teknologi tersebut telah discale-up pada skala 30-40 liter. Starter yang

digunakan untuk memproduksi vinegar air kelapa adalah S. cereviceae dan

A. aceti. Kandungan asam asetat dalam vinegar air kelapa sebesar 1% yang dicapai

setelah 8 hari fermentasi tahap kedua. Karakteristik vinegar yang dihasilkan

mempunyai warna kuning dengan bau khas asam (cuka).

Aplikasi vinegar dalam pengawetan karkas ayam dilakukan dengan cara

merendam karkas ayam utuh dalam larutan vinegar. Uji aplikasi vinegar air kelapa

di lapangan, baik di RPA maupun di tingkat pedagang dilakukan berdasarkan hasil

terbaik pada penelitian pendahuluan yaitu proses perendaman karkas ayam utuh

selama 3 menit. Hasil uji aplikasi secara umum menunjukkan bahwa penggunaan

vinegar mampu memperpanjang masa simpan karkas ayam karkas ayam selama 6

jam pada suhu ruang dan 6 hari pada suhu dingin. Sifat fisiko-kimia dan

organoleptik karkas ayam yang diawetkan dengan vinegar dapat diterima oleh

konsumen. Harga vinegar air kelapa sekitar Rp 5.000/liter.

Hasil uji aplikasi pengawet alami pada daging sapi menunjukkan bahwa

vinegar mempunyai kemampuan yang baik dalam menurunkan total bakteri pada

daging sapi, berkisar 4 log CFU/mL. Namun demikian, aplikasi pengawet alami juga

berpengaruh terhadap karakteristik fisik daging sapi.

Gambar 4. Uji aplikasi vinegar pada karkas ayam pada tingkat pedagang

(kiri) dan tingkat RPA (kanan)

Gambar 3. Proses fermentasi vinegar (kiri) dan produk vinegar dari air kelapa (kanan)

Page 17: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 10

c. Penanganan Segar Varietas Unggul Baru (VUB) Kentang dan Cabai untuk

Meningkatkan Daya Simpannya

Cabai dan kentang adalah produk hortikultura yang banyak dibutuhkan

masyarakat sepanjang tahun dalam keadaan segar, meskipun di perkotaan akibat

budaya praktis telah mulai berangsur-angsur beralih kepada produk olahan.

Sementara daya simpan segar khususnya untuk cabai relatif pendek dengan

periode pemanenan yang juga pendek, maka diperlukan teknologi penanganan

cabai yang mampu mempertahankan tingkat kesegaran dan meningkatkan daya

simpan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pada saat musim panen raya

ketersediaan cabai dan kentang cukup melimpah, namun pada saat tidak musim

panen sulit diperoleh. Daya simpan yang relatif pendek menjadi kendala pada

pengangkutan, penanganan di packing house, distribusi jarak jauh untuk

pemasaran dan penyediaan/stok bahan berkelanjutan. Penanganan segar cabai

dan kentang yang tepat diharapkan dapat memperpanjang daya simpan,

mempertahankan kesegaran dan menekan kehilangan hasil.

Teknologi Penanganan Segar Cabai

Teknologi penanganan segar cabai skala laboratorium yang telah diperoleh

pada tahun 2013, yaitu penyemprotan cabai segar dengan formula pencegah

pembusukan dan air terozonisasi. Teknologi tersebut mampu mempertahankan

kesegaran cabai varietas Amro-99 dan Kencana dalam kemasan berperforasi

hingga mencapai 14 hari. Teknologi penanganan segar cabai tersebut diminati

pengusaha pemasok cabai segar ke pasar swalayan di wilayah Jakarta dan

sekitarnya. Dengan demikian, uji coba teknologi pada skala yang lebih besar/usaha

tani perlu dilakukan untuk meyakinkan tingkat keberhasilan teknologi tersebut pada

skala laboratorium agar dapat diterapkan oleh pengguna.

(a)

(b)

(c)

(d)

Gambar 5. Kegiatan penyemprotan bahan pencegah pembusukan (kiri) dan penirisan sesaat usai penyemprotan (tengah dan kanan)

Page 18: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 11

Sebelum uji coba skala besar/usaha tani, verifikasi teknologi penanganan

segar cabai masih perlu dilakukan agar teknologi tervalidasi dan siap digunakan

secara komersial oleh pengguna. Verifikasi teknologi tersebut dilakukan melalui

penerapan perlakuan dengan formula pencegah pembusukan pada cabai Keriting,

cabai Rawit, dan cabai Besar. Hasil verifikasi menunjukkan bahwa teknologi ini

mampu mempertahankan kesegaran cabai selama 8 hari lebih lama dibandingkan

tanpa perlakuan saat dipajang di salah satu pasar swalayan di Jakarta Selatan.

Hasil uji coba pada skala besar/usaha tani yang dilaksanakan di PT. Bimandiri Agro

Sedoya menunjukkan bahwa cabai yang menggunakan formula pencegah

pembusukan lolos pemeriksaan kualitas oleh petugas pengendali mutu di pasar

swalayan dan selama pemajangan mampu tetap segar dalam waktu 8 hari, lebih

lama dibandingkan cabai tanpa menggunakan formula pencegah pembusukan.

Setelah penyimpanan selama 8 hari, cabai masih segar dengan buah berwarna

merah, tangkai buah hijau, tegar dan mudah dipatahkan serta kandungan kimia

relatif tidak berubah.

Gambar 6. Display cabai di salah satu supermarket di Jakarta Selatan

Teknologi Penanganan Segar Kentang

Penyimpanan menjadi titik kritis kegiatan pascapanen kentang yang perlu

mendapat perhatian. Ruang penyimpanan atau gudang untuk stok kentang sangat

diperlukan khususnya oleh pelaku usaha pengolahan seperti keripik kentang.

Penelitian tahun 2013 telah menghasilkan teknologi isolasi cahaya dalam rak

penyimpanan dan mampu mempertahankan kentang hingga lebih dari 3 bulan.

Teknologi penyimpanan ini diterapkan langsung di tempat usaha

pengolahan keripik kentang yang menjadi mitra kerjasama yakni CV. Sinar Dua

Putra yang berlokasi di Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut. Rancang bangun

gudang dan rak penyimpanan kentang merupakan modifikasi penelitian

sebelumnya dalam skala laboratorium. Gudang penyimpanan hasil modifikasi

merupakan kombinasi prinsip in store storage dalam ruang kedap cahaya. Uji coba

Page 19: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 12

penyimpanan umbi kentang varietas Granola pada skala komersial mampu

mempertahankan tingkat kesegaran lebih dari 3 bulan dengan susut bobot kurang

dari 10% pada penyimpanan suhu kamar. Setelah penyimpanan selama lebih dari

3 bulan, kentang masih tetap segar, tidak bertunas, tidak berwarna hijau dan tidak

ada kerusakan.

Gambar 7. Gudang dan rak penyimpanan kentang dengan teknologi isolasi pencahayaan

2. Indikator Kinerja Teknologi dan Produk untuk Diversifikasi Pangan dan Substitusi

Pangan Impor

Teknologi Optimalisasi Pemanfaatan Komoditas Lokal untuk Substitusi Pangan

Impor

Pemanfaatan komoditas lokal merupakan upaya yang sangat rasional untuk

mengurangi ketergantungan terhadap konsumsi beras dan komoditas impor kedelai

maupun terigu. Ubi kayu, tepung sorghum, pati sagu maupun gadung telah berhasil

dikembangkan sebagai bahan baku pembuatan beras artifisial fungsional (BAF). Koro

pedang (Canavalia ensiformis) telah dikembangkan sebagai bahan baku tempe dan ubi

jalar masih perlu dimodifikasi agar tepung yang bersangkutan memiliki karakteristik yang

sesuai untuk pengganti terigu.

Penelitian dilaksanakan dalam beberapa unit kegiatan. Kegiatan 1 dirancang

untuk meningkatkan skala produksi (scale up) produksi BAF. Kegiatan 2 difokuskan pada

implementasi produksi tempe koro pedang di tingkat perajin dan mempelajari tingkat

konsumsinya. Kegiatan 3 diarahkan untuk memodifikasi tepung ubi jalar melalui metode

fermentasi bakteri asam laktat.

Teknologi Produksi Beras Artifisial Fungsional (BAF) Kapasitas 35-40 kg

Hasil analisis komponen kimia (analisis proksimat) serta sifat fungsional dan

amilografi bahan baku utama untuk penyusun BAF menunjukkan bahwa sifat tersebut

Page 20: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 13

telah sesuai dengan kebutuhan. Satu formula BAF yang optimal yaitu tepung kasava

Bimo 30%, tepung sorgum 20%, tepung gadung 20%, pati sagu 15% dan pati tapioka

15% dikembangkan lebih lanjut sebagai formula dalam proses scale up.

Pengaruh perbedaan kadar air (15%, 20%, 25%) dan suhu proses (100oC dan

110oC) terhadap sifat fisiko-kimia BAF telah dievaluasi. Hasil yang diperoleh

menunjukkan bahwa sifat fisiko-kimia BAF bervariasi tergantung pada kadar air dan suhu.

Beras artifisial fungsional (BAF) yang diproduksi pada proses scale up telah dianalisis

sifat sensori, struktur mikro dan diukur nilai indeks glikemiknya (IG). Sifat sensori terbaik

terdapat pada beras yang diproduksi pada kondisi suhu 100oC dengan kadar air 25%.

Perbedaan kondisi proses mengakibatkan perubahan struktur mikro di dalamnya dan

pergeseran nilai indeks glikemik.

Teknologi produksi beras artifisial Fungsional (BAF) telah berhasil di-scale up

dari skala laboratorium menjadi skala pengembangan kapasitas 35-40 kg. Waktu tanak

BAF cukup singkat yaitu 7-8 menit. Karakteristik sifat fungsional BAF, yaitu daya cerna

pati 73,53-75,30% dan serat pangan 5,50-6,31%. BAF tergolong beras berkadar amilosa

tinggi karena mendekati 27%. Uji produksi BAF dilaksanakan di rumah produksi beras

analog UPH kelompok tani Margo Mulyo, Desa Mlarak, Ponorogo.

Teknologi Produksi Tempe Koropedang pada Tingkat Pengrajin

Hasil analisis karakteristik tempe koro pedang yang dihasilkan oleh perajin

menunjukkan bahwa meskipun tempe koro pedang belum dikenal dengan baik, namun

tempe dinilai memiliki sifat sensori baik. Tidak ada kendala teknis untuk memproduksinya,

sehingga teknologi produksi tempe koro pedang dikuasai di tingkat perajin. Riset pasar

melalui teknik demand driving dilaksanakan untuk mengetahui potensi keberterimaan

tempe koro pedang. Secara umum tempe dan produk olahannya diterima dengan baik

oleh responden dengan tingkat harga yang terjangkau.

Gambar 8. Peralatan produksi beras artifsial fungsional (BAF) (kiri) dan produk BAF (kanan)

Page 21: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 14

Selanjutnya kelayakan teknis produksi tempe koro pedang telah dievaluasi

dengan menghitung nilai BEP. Nilai BEP produksi tempe koro pedang sedikit lebih tinggi

dibanding BEP tempe kedelai, masing-masing sekitar 3.400 kg/tahun dan 3.200 kg/tahun.

Dari aspek konsumsi, responden menunjukkan kesediaannya untuk mengkonsumsi

tempe koro pedang. Dengan menetapkan strategi pemasaran yang tepat, teknologi

produksi tempe koro pedang dapat ditransfer ke pengguna. Tempe koro pedang dan

turunannya dalam bentuk produk siap saji (tempe potong dan perkedel) dapat diterima

dengan baik oleh responden di Bogor, Jakarta dan Jawa Tengah (Salatiga).

Teknologi Pembuatan Tepung Premix Berbasis Tepung Ubi jalar Termodifikasi

Kultur murni Lactobacillus casei yang disiapkan mampu berperan baik sebagai

starter pada proses fermentasi. Formula tepung premix berbasis ubi jalar dihasilkan

melalui proses mixing atau pencampuran beberapa bahan seperti tepung ubi jalar

termodifikasi, sodium caseinat, susu skim dan satu jenis hidrokoloid. Hidrokoloid yang

digunakan pada tahap ini adalah pektin, guar gum, xhantan gum dan karagenan. Tepung

premix selanjutnya digunakan untuk menyiapkan adonan donat. Kualitas adonan cukup

baik dalam arti tidak jauh berbeda dengan adonan berbasis tepung terigu. Formulasi

optimum tepung premix kombinasi hidrokoloid adalah formulasi dengan komposisi pektin

3%, guar gum 1% dan xhantan gum 3% dengan nilai gluten like sekitar 161,85% dan

daya serap airnya sekitar 85,81%.

Aplikasi tepung premix pada produk roti (roti manis dan bakpao) menghasilkan

produk dengan struktur yang cukup baik dan secara keseluruhan dapat diterima panelis

walaupun memiliki karakterisik sedikit berbeda dengan produk dari tepung terigu,

sedangkan pada produk bolu panggang karakteristik produk yang dihasilkan sangat mirip

dengan karakteristik produk dari tepung terigu. Tepung premix ini mengandung kalori

yang tinggi (371 kkal) dan bebas gluten.

Gambar 9. Produk tempe koro pedang (valia) dan survei permintaan terhadap tempe koro pedang

Page 22: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 15

3. Indikator Kinerja Teknologi dan Produk untuk Peningkatan Nilai Tambah dan

Daya Saing

a. Pengembangan Nanoteknologi untuk Pangan Fungsional, Nutrasetikal dan

Kemasan

Nanoteknologi menghasilkan ukuran partikel bahan yang sangat kecil

dengan luas permukaan sangat besar yang menyebabkan perubahan karakteristik

bahan dengan aktivitas fungsional yang sangat besar pula. Aplikasi nanoteknologi

memungkinkan upaya penciptaan pangan yang sehat dan aman, efisiensi

serapan zat gizi serta peningkatan mutu gizi. Aplikasi nanoteknologi juga dapat

memberikan kontribusi bagi pengingkatan nilai tambah dan daya saing bahan

baku hasil pertanian melalui pengembangan sifat-sifat fungsional, penciptaan

produk pangan baru dan penggunaan sumberdaya terbarukan untuk industri

antara lain kemasan pangan. Pada penelitian ini, aplikasi nanoteknologi diarahkan

untuk pengembangan pangan fungsional melalui penciptaan sistem pengantaran

yang bersifat protektif, lepas lambat atau terkendali untuk mempertahankan dan

meningkatkan aktivitas fungsionalnya. Selain itu, dilakukan pula pengembangan

pengawet alami dan kemasan antimikroba untuk pangan.

Prototipe Produk Pangan Siap Konsumsi Berbasis Nano-Temulawak, Nano-

Minyak Pala dan Nano-Ekstrak Teh Hijau

Telah dihasilkan prototipe produk berbasis nano yang meliputi minuman

siap konsumsi dan minuman karbonasi (tablet effervescent) berbasis

nanoemulsi/nanoenkapsulat ekstrak temulawak dan teh hijau (katekin) serta

pengawet alami berbasis nanoenkapsulat minyak pala. Formula minuman siap

konsumsi terdiri atas ekstrak temulawak sebagai komponen fungsional,

carboxymethyl (CMC), sukralosa, asam sitrat dan flavor jeruk. Pembuatan

Gambar 10. Tepung premix berbasis tepung ubi jalar termodifikasi (kiri) dan

produk roti berbasis tepung premix (kanan)

Page 23: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 16

minuman siap konsumsi dilakukan dengan teknik kristalisasi menggunakan

ekstrak air temulawak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minuman siap

konsumsi berbasis nanoemulsi temulawak yang dihasilkan memiliki penerimaan

organoleptik yang lebih baik daripada produk berbasis ekstrak curah dan kontrol

minuman komersial.

Pembuatan tablet effervescent diperoleh dari formulasi enkapsulat

temulawak dan teh hijau (katekin), asam sitrat, asam tartrat, Na-benzoat,

polyvinylpyrrolydone (PVP), CMC dan manitol-Ac-sulfam. Tablet effervescent

yang dihasilkan memiliki karakteristik kadar air (2,35-4,84%), laju alir (3,55-

5,88%), kemampatan (3,1-5,6%) dan kekerasan (11,5-13,4 g). Produk

pangan/minuman berbasis nano-ekstrak temulawak dan nano-ekstrak teh hijau ini

memiliki sifat antiinflamasi dan bioavailabilitas yang lebih tinggi daripada bentuk

curahnya, bersifat antioksidan dan bersifat praktis tidak toksik.

Ujicoba aplikasi nano-minyak pala sebagai pengawet roti telah dilakukan

dengan konsentrasi penambahan nanoemulsi dan enkapsulat minyak pala 0,1-

0,5%. Uji coba penyimpanan menunjukkan bahwa penambahan enkapsulat nano-

minyak pala dapat memperpanjang masa simpan roti hingga 3 hari, bersifat

sebagai pengawet alami dan tidak mempengaruhi rasa dan aroma pada dosis

yang tepat.

Teknologi Aplikasi Nano-Nutrien (Vitamin A dan Zat Besi) untuk Fortifikasi

Pangan Lokal

Nanoemulsi vitamin A, yang merupakan produk intermediate sebelum

proses enkapsulasi dengan spray drying, diproduksi dengan teknik tekanan tinggi.

Nanoemulsi vitamin A yang dihasilkan memiliki distribusi ukuran droplet 74 - 234

Gambar 11. Produk minuman berkarbonasi dalam bentuk tablet effervescent (kiri) dan produk roti tawar dengan pengawet nanoenkapsulat minyak pala (kanan)

Roti tawar dan roti manis dengan pengawet nanoenkapsulat minyak pala

Page 24: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 17

nm dengan rata-rata 130 nm dan indeks polidispersitas (PDI) 0,034. Rata-rata

konsentrasi vitamin A pada produk nanoemulsi dan kapsulnya berturut-turut 55

dan 31 ppm. Konsentrasi vitamin A pada nanoemulsi dan enkapsulat masih jauh

lebih tinggi dibandingkan dosis fortifikasi vitamin A yang direkomendasikan FAO

untuk produk pangan yaitu 5,9 ppm. Kedua produk tersebut dapat berfungsi

sebagai stok fortifikan.

Produksi enkapsulat zat besi dilakukan dengan maltodekstrin dan whey

dengan rasio 60:40. Dalam bentuk enkapsulat, zat besi bebas (FeSO4.7H2O) yang

awalnya berwarna kehijauan berubah menjadi kecokelatan. Hasil analisis juga

menunjukkan bahwa enkapsulat zat besi dari collection vessel memiliki rata-rata

ukuran partikel 13,28 µm. Konsentrasi zat besi di dalam enkapsulat 389,28

± 33,64 ppm. Dengan total rendemen padatan 50,83%, recovery zat besi pada

enkapsulat 31,02%. Konsentrasi zat besi dalam enkapsulat dari collection vessel

tersebut sekitar 10 kali lebih tinggi dibanding konsentrasi target untuk fortifikasi

pangan yang diharapkan (30 ppm). Dengan demikian, enkapsulat zat besi dari

collection vessel tersebut dapat berfungsi sebagai stok fortifikan. Bioaksesibilitas

dan bioavailabilitas fortifikan dalam struktur nano lebih tinggi dibandingkan dengan

fortifikan dalam bentuk curahnya.

Aplikasi enkapsulat fortifikan (vitamin A dan zat besi) pada flake ubi kayu

sebagai matriks pangan fortifikasi tidak mempengaruhi warna produk. Flake ubi

kayu yang dihasilkan memiliki karakteristik, yaitu : tekstur renyah (kekerasan 400-

600g), kaya vitamin A (memenuhi 18% kebutuhan harian per 45g), kaya zat besi

(memenuhi 3% kebutuhan harian per 45g), bioaksesibilitas nutrisi ≥ 50% dan rasa

disukai oleh panelis.

Gambar 12. Tepung ubi kayu (kiri) dan flake ubi kayu yang difortifikasi nano- vitamin A dan nano-Fe (kanan)

Page 25: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 18

Teknologi kemasan aktif antimikroba berbasis nanoteknologi untuk

memperpanjang umur simpan produk pangan

Pada pengembangan bahan kemasan berbasis nano, kegiatan yang

dilakukan meliputi karakterisasi bahan baku (tapioka dan ampok jagung),

penyiapan nanoserat selulosa, proses thermopressing biofoam dan pembuatan

pati termoplastis. Karakterisasi yang dilakukan meliputi kadar pati, air, selulosa,

lemak, protein dan abu. Ampok memiliki kadar pati dan amilosa yang lebih rendah

(berturut-turut 71,71% dan 19,35%) dibandingkan dengan kadar pati dan amilosa

pada tapioka (berturut-turut 82,53% dan 28,12%). Tingginya proporsi pati dalam

tapioka memungkinkannya layak untuk dijadikan bahan tambahan bagi ampok

jagung dalam formulasi bahan biofoam. Kadar air ampok (5,97%) lebih rendah

daripada kadar air tapioka (12,25%). Kadar air merupakan faktor yang penting

dimana air berfungsi sebagai plastisizer dalam formulasi bahan biofoam atau

bioplastik.

Pembuatan biofoam dilakukan melalui proses thermopressing

menggunakan molding berpemanas dengan kempa hidrolik. Pati termoplastik

disintesa dari kombinasi pati, ampok jagung dan pemlastis. Dalam pembuatan pati

termoplastik, dilakukan upaya perbaikan karakteristik dengan penambahan

reinforcement filler. Kajian yang dilakukan berupa penambahan nanoserat

selulosa sebagai filler sekaligus pemlastis dan gliserol sebagai pemlastis.

Pembuatan pati termoplastik dilakukan melalui proses pencampuran dengan

rheomix selama 5 menit, yang melibatkan proses pemanasan (130°C), gesekan

dan tekanan. Proses dalam rheomix menghasilkan perubahan karakteristik

material penyusunnya, baik secara individual maupun dalam bentuk komposit.

Penambahan nanoselulosa mengubah struktur kristalin dan sifat termal komposit,

namun perubahan tersebut dikompensasi dengan efek pemlastis dari air suspensi

nanoselulosa. Nanoselulosa diduga sulit terdistribusi merata di dalam campuran

komposit pati termoplastik, yang ditunjukkan dengan adanya beberapa titik

agregat pada pengamatan struktur mikroskopisnya. Penambahan nano-selulosa,

baik nano-selulosa dari tongkol jagung maupun jerami, meningkatkan kekuatan

mekanis kemasan. Penambahan nano-ZnO ke dalam formulasi kemasan

memberikan sifat antimikroba yang efektif menurunkan aktivitas S. aureus dan

E. coli. Uji coba aplikasi tray biofoam untuk kemasan sayur organik memberikan

hasil bervariasi tergantung jenis sayuran yang dikemas. Tray biofoam yang diberi

penambahan lilin saat pencetakan memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap

absorpsi kelembaban daripada tray biofoam yang diberi lilin dengan pencelupan.

Page 26: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 19

b. Teknologi biopreservatif mendukung perdagangan hortikultura antar

pulau dan peningkatan ekspor

Pengembangan kawasan hortikultura adalah untuk mendukung

penyediaan bahan baku baik yang untuk perdagangan antar pulau maupun

ekspor. Pada pengembangan kawasan tersebut hasil penelitian hortikultura baik

pra panen maupun pascapanen diterapkan secara terintegrasi. Penelitian ekspor

salak telah dilaksanakan BB-Pascapanen pada tahun 2010, namun perlu validasi

dengan menerapkan beberapa hal baru misalnya penggunaan ekstrak lengkuas

terstandar. Teknologi pengawetan menggunakan 1-MCP juga telah dilakukan

BB-Pascapanen beberapa tahun sebelumnya, namun masih memerlukan cara

aplikasi yang lebih praktis dan aman. Demikian halnya dengan produksi

biopreservatif dari mangga rucah yang masih perlu ditingkatkan spektrum dan

scale-up kapasitasnya. Ketiga kegiatan di atas perlu dilaksanakan untuk

mendukung pengembangan kawasan hortikultura. Peluang keberhasilan

penerapan teknologi pascapanen untuk salak sangat besar dan adopsi akan

dilakukan oleh eksportir. 1-MCP sangat besar peluangnya untuk mendapatkan

cara aplikasi yang dapat diterapkan pada tingkat kelompok tani atau gapoktan dan

pedagang antar pulau. Demikian juga biopreservatif cocok untuk mengontrol

mikroba jenis baru untuk memperpanjang umur simpan mangga dengan spektrum

dan skala yang lebih besar untuk kelompok tani.

Teknologi penanganan segar buah salak untuk ekspor

Proses ekstraksi lengkuas untuk biopreservatif dilakukan dengan metode

maserasi menggunakan berbagai jenis pelarut, yaitu metanol, etil asetat,

n-heksana dan etanol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstraksi lengkuas

Gambar 13. Tray biofoam antimikroba (kiri) dan penggunaannya sebagai kemasan sayuran segar (kanan)

Page 27: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 20

terstandar diperoleh dengan mengekstrak simplisia menggunakan pelarut etil

asetat yang mampu menghasilkan kandungan bahan aktif Acetoxy Chavicol

Acetate (ACA) tertinggi (6,82%). Namun demikian, uji daya hambat ekstrak

lengkuas terhadap mikroba perusak buah salak menunjukkan bahwa ekstrak yang

dihasilkan dengan pelarut metanol menunjukkan daya hambat terbesar. Hasil

identifikasi mikroba penyebab kerusakan pada buah salak diperoleh 3 jenis

kapang, yaitu Penicillum sp, Aspergillus sp, Rhizopus sp dan 1 jenis khamir. Hasil

uji coba penyimpanan buah salak menunjukkan bahwa penyimpanan buah salak

menggunakan ekstrak lengkuas 6% yang dikombinasikan dengan pengemasan

MAP (PE 0,04 mm) mampu memperpanjang daya simpan buah salak hingga 21

hari dengan kerusakan <10%. Mutu tampilan buah salak tetap segar dengan

warna kulit cerah dan mengkilat, rasa tidak berubah serta tekstur buah masih

keras.

Teknologi aplikasi 1-MCP untuk memperpanjang umur simpan pisang

Aplikasi bahan aktif 1-MCP dalam bentuk cairan untuk proses

penyimpanan relatif sulit dilaksanakan karena cairan aktif harus disuntikkan ke

dalam pisang dalam kemasan plastik. Dengan mengikat bahan aktif 1-MCP dalam

material aktif seperti silica gel atau zeolit diharapkan aplikasinya lebih mudah.

Hasil analisis X-ray Diffraction (XRD) dan Scanning Electron Microscopy (SEM)

menunjukkan bahwa zeolit dalam bentuk powder memiliki karakteristik yang lebih

sesuai sebagai pengikat bahan aktif 1-MCP dibandingkan dengan silica gel

karena stabilitasnya lebih tinggi yang ditandai dengan kristalinitas yang lebih

tinggi. Zeolit memiliki kristalinitas sebesar 77%, sedangkan silica gel 51,4%.

Proses pembuatan powder bahan aktif 1-MCP dilakukan dengan

memasukan 1-MCP cair pada matrik zeolit dengan metode dry blending yang

Gambar 14. Busuk buah salak oleh infeksi cendawan (kiri) dan buah salak yang diberi perlakuan pengawet ekstrak lengkuas setelah penyimpanan 21 hari

Page 28: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 21

dilanjutkan dengan homogenisasi dan penghalusan dengan Planetary Ball Milling

pada kecepatan 200 rpm selama 10 menit. Powder aktif 1-MCP dalam matrik

zeolit berukuran mikron dikemas dalam kemasan tea bag. Selanjutnya aplikasi

powder aktif 1-MCP pada pisang Mas Kirana yang dikemas dalam plastik LDPE

0,04 mm mampu memperlambat kematangan pisang sampai dengan 4 minggu

pada penyimpanan suhu AC 18C.

Teknologi produksi biopreservatif dari buah mangga rucah skala 10 L dan

aplikasinya pada buah ekspor

Proses ekstraksi buah mangga rucah sebagai bahan biopreservatif

dilakukan dengan pelarut etil asetat dan akuades pada perbandingan 1:10. Hasil

analisis bahan aktif ekstrak mangga rucah menunjukkan bahwa kadar resorsinol

kulit lebih tinggi dari pada biji mangga, sedangkan total fenol lebih tinggi pada biji

mangga. Uji penghambatan ekstrak kulit dan biji mangga dengan kedua jenis

pelarut (etil asetat dan akuades) menunjukkan efektivitas penghambatan terhadap

kapang B (Fusarium solari) dan khamir G (Rhodotorulla), namun tidak efektif

terhadap kapang A (Aspegillus niger) dan kapang D (Penisillium sp).

Untuk meningkatkan efektivitas biopreservatif, dilakukan formulasi ekstrak

kulit dan biji mangga rucah dengan beberapa pengawet alami dan pengawet

pangan komersial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula biopreservatif

dengan bahan aktif ekstrak biji mangga rucah dan minyak lemon dengan

pengenceran 25% mampu menekan kerusakan buah mangga gedong dengan

jumlah kerusakan yang dapat ditekan sebesar ± 30,4% dibandingkan dengan

kontrol pada penyimpanan selama 14 hari pada suhu AC (tanpa kemasan).

Gambar 15. Powder aktif 1-MCP dalam matrik zeolit (kiri) dan pisang Mas

Kirana minggu ke-4 setelah aplikasi powder aktif 1-MCP (kanan)

Page 29: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 22

Formula biopreservatif dari mangga rucah telah di-scale up pada skala 10

L. Dari hasil scale up menunjukkan bahwa formula biopreservatif skala 10 L

memerlukan biji mangga kering 281 g dan pelarut etil asetat 2,8 L, evaporasi

vakum pada suhu 55oC selama 1 jam serta kalium sorbet sebanyak 15,6 g.

c. Penggandaan skala produksi gula dengan cara enzimatis untuk

meningkatkan rendemen gula dan substitusinya

Kebutuhan gula nasional pada tahun 2013 mencapai 5,8 juta ton,

sedangkan produksinya hanya sekitar 2,3 juta ton sehingga sisanya dipenuhi

melalui impor. Saat ini, selain kapasitas produksi pabrik yang semakin menurun

juga rendemen gula yang dihasilkan relatif rendah. Untuk mengatasi kondisi

tersebut, maka upaya peningkatan rendemen gula melalui perbaikan teknologi

sangat penting, antara lain melalui penerapan produksi gula tebu secara

enzimatis. Selain itu, pengembangan diversifikasi gula non tebu dapat dilakukan

antara lain melalui pengembangan sorgum manis. Sorgum manis merupakan gula

alami alternatif potensial yang dapat dikembangkan selain tebu. Degradasi

amilum pada nira sorgum manis dengan amylase diharapkan dapat

mempermudah produksi gula kristal sebagai substitusi gula tebu.

Teknologi enzimatis untuk meningkatkan rendemen dan mutu gula tebu

Teknologi produksi gula tebu secara enzimatis dengan enzim dekstranase

yang dilanjutkan dengan proses sulfitasi, penambahan kapur dan evaporasi/

kristalisasi dapat meningkatkan rendemen gula kristal. Penggunaan enzim

dekstranase dapat memperlambat kenaikan gula reduksi serta memperlambat

penurunan total gula dan sukrosa dengan adanya waktu tunda giling. Rendahnya

Gambar 16. Formula biopreservatif ekstrak biji mangga (kiri) dan buah

mangga yang diaplikasi biopreservatif setelah 14 hari

penyimpanan (kanan)

Page 30: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 23

kandungan gula pereduksi akan mempermudah proses kristalisasi serta

meningkatkan rendemen dan mutu gula tebu. Penggandaan skala produksi gula

tebu pada volume nira 50 dan 100 L menghasilkan rendemen gula tebu yang

relatif konsisten yaitu sekitar 8%.

Teknologi gula dari sorgum manis berbasis pemanfaatan enzim untuk

substitusi gula tebu

Teknologi produksi gula tebu yang disubstitusi sorgum manis melalui

proses enzimatis dapat menghasilkan gula kristal dengan tingkat substitusi nira

sorgum terhadap nira tebu maksimum 70%. Rendemen gula kristal yang

dihasilkan sebesar 6,44%. Substitusi nira sorgum terhadap nira tebu lebih dari

70% tidak diperoleh kristal gula karena kandungan gulanya yang rendah.

Penggandaan skala produksi gula substitusi pada volume nira 50 dan 100 L,

kristal gula yang diperoleh berukuran kecil. Pada skala produksi 100 L kristal gula

relatif sulit dipisahkan dari molasses.

Gambar 17. Peralatan produksi gula tebu skala 100 L nira (kiri) dan kristal gula (kanan)

Gambar 18. Peralatan produksi gula tebu subtitusi sorgum manis 70% skala 100 L dan gula kristal serbuk (insert)

Page 31: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 24

d. Modifikasi kultur dan teknik pemerasan pulp untuk percepatan fermentasi biji

kakao

Sebagian besar kakao diperdagangkan ke luar negeri dalam bentuk biji

kering, sekitar 10% diantaranya adalah biji kakao yang difermentasi. Dengan

kondisi seperti ini, kakao Indonesia dinilai bermutu rendah sehingga mendapat

harga yang rendah pula di pasar internasional. Fermentasi kakao diakui mampu

menimbulkan flavor dan penampilan yang lebih baik serta menghasilkan biji

kakao yang lebih kering. Namun demikian, belum semua petani berminat

melakukan fermentasi. Salah satu faktor keengganan petani melakukan

fermentasi kakao adalah lamanya proses fermentasi selain rendahnya insentif

yang diterima. Oleh karena itu, proses fermentasi perlu dimodifikasi dengan

memperpendek waktu fermentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi kultur mikroba yang

berperan dalam fermentasi biji kakao (S. cerevisiae, A. aceti dan L. Plantarum)

pada media buatan non steril (glukosa, sukrosa dan fruktosa) dapat membantu

proses fermentasi biji kakao sehingga karakteristik biji kakao lebih baik. Teknik

depulping dengan serbuk gergaji mampu mempercepat proses fermentasi biji

kakao dengan karakteristik yang lebih baik dibandingkan tanpa depulping. Proses

fermentasi biji kakao dengan depulping bertingkat meningkatkan kadar alkohol.

Perlakuan depulping bertingkat 40% menunjukkan hasil yang terbaik.

Secara umum, aroma khas biji kakao dihasilkan mulai hari ketiga proses

fermentasi. Semakin lama proses fermentasi aroma yang dihasilkan semakin

kuat. Berdasarkan tingkat kesukaan, aroma kakao terbaik yang disukai panelis

adalah perlakuan pemerasan pulp dengan waktu fermentasi 4 hari. Hasil analisis

GC-MS, menunjukkan bahwa perlakuan pemerasan pulp dapat meningkatkan

kadar theobromin sebagai komponen utama kakao dari 13,72% (perlakuan alami)

menjadi 28,11% (pemerasan pulp).

Gambar 19. Biji kakao yang telah dihilangkan sebagian pulpnya (kiri) dan depulper

biji kakao (kanan)

Page 32: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 25

e. Teknologi produksi bioetanol berbasis limbah jagung dan sorgum

Pertambahan jumlah penduduk, kemajuan teknologi dan peningkatan

perekonomian menyebabkan peningkatan konsumsi energi di Indonesia.

Sementara itu, produksi minyak dan gas dunia berbahan baku fosil saat ini

semakin mengalami penurunan. Hal ini mendorong pemerintah untuk

meningkatkan penyediaan energi melalui pemanfaatan sumber energi baru dan

terbarukan sehingga perlu dicari bahan bakar alternatif yang tidak berkompetisi

dengan pangan. Lignoselulosa merupakan salah satu sumber energi baru dan

terbarukan yang menjanjikan, diantaranya adalah tongkol jagung dan bagase

sorgum. Konversi bahan berlignoselulosa (tongkol jagung dan bagase sorgum)

menjadi bioetanol perlu mendapat perhatian agar dapat menghasilkan konversi

bioetanol yang maksimal.

Pembuatan bahan berlignoselulosa menjadi bioetanol dilakukan melalui

empat proses utama, yaitu : pretreatment, hidrolisis, fermentasi dan pemisahan

serta pemurnian. Proses pretreatment perlu dilakukan karena bahan

berlignoselulosa mengandung serat yang tinggi dan lignin yang sulit dihidrolisis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pretreatment dengan pengecilan ukuran

tongkol jagung dan bagase sorgum dapat meningkatkan kadar etanol yang

dihasilkan masing-masing 1,14% dan 1,92%. Pretreatment terbaik pada kedua

bahan baku adalah pengecilan ukuran dengan High Power Milling sebelum

dilakukan penghilangan lignin (delignifikasi).

Penggunaan NaOH dalam proses hidrolisis tongkol jagung dan bagase

sorgum dapat meningkatkan kadar etanol, sedangkan konsentrasi enzim xilanase

dan selulase tidak meningkatkan kadar etanol. Konsentrasi NaOH 10% dapat

menghasilkan kadar etanol tertinggi khususnya pada konsentrasi enzim xilanase

dan selulase (1%:1%) setelah fermentasi selama 6 hari baik untuk tongkol jagung

maupun bagase sorgum. Kadar etanol yang dihasilkan dari kedua bahan baku

tersebut masing-masing 9,59% untuk tongkol jagung dan 8,21% untuk bagase

sorgum. Perlakuan terbaik tersebut dilanjutkan pada proses produksi bioetanol

skala 50 L.

Berdasarkan hasil penelitian maka teknologi produksi bioetanol berbasis

limbah jagung dan bagase sorgum skala 50 L, meliputi : 1) pengecilan ukuran,

2) pretreatment dengan NaOH dan enzim (xilanase : selulase = 1% : 1%),

3) sakarifikasi dengan penambahan 10% H2SO4, 4) fermentasi dengan 1%

Sacharomyces sereviceae, dan 5) distilasi. Rendemen bioetanol yang dihasilkan

dari tongkol jagung dan bagase sorgum yang dihasilkan relatif sama. Rendemen

Page 33: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 26

bioetanol dari tongkol jagung sekitar 14,65% dengan kadar etanol 83,5%,

sedangkan rendemen bioetanol dari bagase sorgum sekitar 13,7% dengan kadar

alkohol sebesar 82,8%. Namun demikian, waktu fermentasi untuk bagase sorgum

lebih lama dibandingkan dengan tongkol jagung, yaitu masing-masing 4 dan 3 hari.

B. Sumber Dana Insentif Riset SINas

a. Penelitian Modifikasi Tepung Beras Beramilosa Tinggi dengan Teknik Heat

Moisture Treatment (HMT) dan Aplikasinya sebagai Bahan Baku Roti Fungsional

Anti Kanker Kolon

Dalam satu dekade terakhir, lebih dari seratus varietas padi telah berhasil

dirakit oleh para pemulia. Varietas yang dihasilkan memiliki sifat agronomis maupun

kualitas rasa nasi yang sangat beragam sesuai dengan kondisi alam dan preferensi

masyarakat Indonesia. Beberapa varietas padi memiliki keunggulan agronomi namun

kurang diterima oleh konsumen karena kualitas tanaknya kurang bagus. Varietas padi

yang termasuk di dalamnya, yaitu Cisokan, Batang Piaman, Inpari 17 dan sebagainya.

Beras telah dikembangkan sebagai bahan baku aneka produk roti atau bahan

baku bihun. Namun, karena tepung beras tidak memiliki gluten maka tepung beras

perlu dikombinasikan dengan hidrokoloid untuk mendapatkan adonan yang

Gambar 20. Bahan baku bioetanol tongkol jagung dan bagase sorgum (atas) dan proses pembuatan bioetanol skala 50 L (bawah)

Page 34: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 27

dikehendaki. Gum xanthan adalah salah satu jenis hidrokoloid yang dilaporkan mampu

memperbaiki kualitas adonan produk roti dari beras.

Aplikasi proses HMT untuk memodifikasi sifat bahan baku diarahkan untuk

mengatasi keterbatasan sifat fungsional bahan yang bersangkutan. Modifikasi secara

fisik dianggap lebih aman dan ramah lingkungan karena tidak melibatkan pereaksi

atau bahan kimia. Oleh karena itu, pati hasil modifikasi HMT dapat digunakan

langsung sebagai bahan baku produk pangan. Bahan hasil modifikasi ini dapat

dimanfaatkan untuk berbagai produk pangan seperti sup, mi dan sebagainya. Teknik

modifikasi secara fisik untuk merekayasa sifat fungsional pati dilakukan dengan

perlakuan kombinasi suhu, tekanan dan kadar air sedemikian rupa sehingga

perlakuan tersebut mengakibatkan rearrangement pada molekul pati.

Ruang lingkup kegiatan ini meliputi persiapan bahan, modifikasi tepung beras

dengan HMT dan karakterisasi tepung beras yang dihasilkan, pembuatan roti dan

evaluasi kualitasnya serta fermentasi in vitro. Pada kegiatan ini juga dipelajari

pertumbuhan bakteri kolon dan profil Short Chain Fatty Acid (SCFA) pada fermentasi

(in vitro) dalam medium yang berisi substrat Resistant Starch (RS) dan Short Chain

Fatty Acid (NSP). RS dan NSP di dalam produk/roti diharapkan mampu menstimulasi

pertumbuhan bakteri dan produksi SCFA.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa modifikasi tepung beras dengan teknik

HMT merubah sifat pasta tepung secara signifikan. HMT dengan pengaturan kadar air

awal 35% ditetapkan sebagai bahan baku untuk pembuatan roti fungsional.

Penambahan hidrokoloid ke dalam tepung beras termodifikasi HMT mengubah sifat

pasta dengan pola yang berbeda tergantung pada jenis dan proporsinya.

Penambahan xanthan 1,5% secara signifikan meningkatkan nilai viskositas panas dan

menurunkan nilai viskositas dingin pasta tepung beras termodifikasi.

Roti yang dibuat dari tepung beras termodifikasi dengan formula xanthan

memiliki tekstur yang lebih empuk dan lebih mudah dikunyah dibanding roti serupa

dengan formula gum arab atau tanpa hidrokoloid. Namun tingkat kekenyalan ketiganya

sebanding. Bakteri asal kolon mampu tumbuh di dalam substrat yang mengandung

resistant starch (RS) dari tepung beras. Hal ini menunjukkan bahwa resistant starch

sebagai komponen fungsional dapat menunjang pertumbuhan bakteri anerob asal

kolon. Bakteri yang diharapkan tumbuh dengan baik adalah kelompok bakteri

penghasil butirat (bakteri butirogenik).

Page 35: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 28

b. Pengembangan Teknologi Produksi Tepung Sorgum Termodifikasi Melalui

Proses Enzimatis dan Fermentasi Mikrobial untuk Meningkatkan Daya Saing

Sorgum di Kabupaten Lamongan

Pemanfaatan sorgum untuk kebutuhan pangan belum maksimal dan

pemanfaatannya masih terbatas untuk keperluan pakan dan industri, padahal nilai gizi

sorgum tidak kalah dengan beras sebagai makanan pokok. Kandungan protein

sorgum (8-12%) setara dengan terigu, sedangkan beras hanya 6-10%. Kandungan

lemak sorgum sebesar 2-6% lebih tinggi dibandingkan dengan beras 0,5-1,5%. Salah

satu kendala pemanfaatan sorgum sebagai bahan pangan adalah tingginya

kandungan tanin yang mencapai 40,79 mg/100 g. Kandungan tanin yang tinggi, selain

mempengaruhi rasa (pahit/sepet), juga bersifat antigizi yang dapat mengganggu

proses penyerapan mineral oleh tubuh.

BB-Pascapanen telah menghasilkan teknologi produksi tepung sorgum rendah

tanin melalui proses penyosohan mekanis. Teknologi ini telah didifusikan pada tingkat

gapoktan di Kabupaten Lamongan pada tahun 2011. Kabupaten Lamongan termasuk

daerah pengembangan sorgum di Jawa Timur dengan luas areal tanam lebih dari 500

ha dan produktivitas sekitar 5-6 ton/ha. Dalam program difusi dilakukan transfer

teknologi penyosohan dan penepungan sorgum rendah tanin serta aplikasinya pada

beberapa produk olahan. Akan tetapi aplikasi tepung sorgum pada beberapa produk

olahan belum optimal karena terkendala karakteristik tepung sorgum yang dihasilkan

terutama dalam hal karakteristik pati dan derajat putih tepung. Untuk memperbaiki

karakteristik tersebut perlu dikembangkan alternatif teknologi produksi tepung sorgum,

antara lain tepung termodifikasi enzimatis maupun fermentasi mikrobial.

Ruang lingkup kegiatan ini yaitu persiapan bahan, uji coba produksi tepung

sorgum termodifikasi melalui proses enzimatis, uji coba produksi tepung sorgum

termodifikasi melalui fermentasi mikrobial serta analisis sifat fisikokimia dan

Gambar 21. Penampilan roti dari tepung beras termodifikasi HMT : dengan

penambahan gum arab (kiri) dan penambahan xanthan (kanan)

Page 36: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 29

fungsional. Selain itu, dilakukan aplikasi tepung sorgum termodifikasi pada beberapa

produk olahan serta analisis sifat fisikokimia dan organoleptiknya.

Hasil identifikasi kondisi eksisting di sentra produksi sorgum Kabupaten

Lamongan diketahui bahwa daerah ini berpotensi mengembangkan teknologi

pengolahan tepung sorgum termodifikasi. Hal ini karena ketersediaan bahan baku

sorgum yang sangat melimpah serta didukung oleh minat petani setempat untuk

mengembangkan tepung sorgum sebagai bahan baku untuk pengembangan produk

olahan spesifik lokasi.

Modifikasi tepung sorgum secara enzimatis dengan enzim α-amilase dan

secara mikrobial dengan L.casei dan L. Brevis dapat memperbaiki tepung sorgum

petani melalui peningkatan derajat putih serta memperbaiki tingkat kehalusan tepung.

Selain itu, modifikasi tepung sorgum secara enzimatis selain dapat memperbaiki

karakteristik pati tepung sorgum juga dapat menurunkan kadar tanin dari 40,79

mg/100 g menjadi 13, 49 mg/100 g pada lama inkubasi 12 jam dengan konsentrasi

enzim 0,08 U/mg. Modifikasi tepung sorgum dengan mikrobial (L. brevis) juga

cenderung menurunkan kadar tanin pada sorgum. Berdasarkan hasil yang diperoleh,

teknologi modifikasi tepung sorgum secara enzimatis dan mikrobial berpotensi untuk

dikembangkan pada tingkat gapoktan.

Tepung sorgum termodifikasi secara enzimatis dan mikrobial dapat

diaplikasikan pada beberapa olahan baik dengan penambahan hidrokoloid maupun

tanpa penambahan hidrokoloid. Masing-masing formula memberikan pengaruh yang

berbeda-beda terhadap pembentukan struktur maupun profil tekstur yang terbentuk.

Gambar 22. Tepung sorgum yang dihasilkan dari teknologi eksisting petani (kiri) dan tepung sorgum termodifikasi (kanan)

Page 37: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 30

C. Sumber Dana Kerjasama Kemitraan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Nasional (KKP3N)

a. Pembuatan PVA-Cellulose Nanocomposite Sebagai Kemasan Buah Mangga dan

Belimbing

Ketergantungan masyarakat terhadap plastik sangat tinggi, padahal plastik

tidak saja berbahaya bagi kesehatan tetapi juga terhadap lingkungan. Hal ini

mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya kemasan alternatif yang aman

bagi kesehatan serta ramah lingkungan. Namun demikian, kemasan ramah

lingkungan memiliki kelemahan khususnya sifat mekanisnya. Upaya perbaikan

dilakukan melalui pemanfaatan nanoteknologi termasuk nanoselulosa.

Produksi nanoselulosa serta pemanfaatannya sebagai nanofiller dalam bahan-

bahan komposit telah menarik perhatian dari berbagai pihak karena berbagai

kelebihan yang dimiliki. Umumnya bahan polimer yang digunakan sebagai matriks

biokomposit adalah polivinil alkohol (PVA), polimer sintetik yang larut air sehingga

bisa terurai. PVA juga memiliki sifat transparan, fleksibel dan non-toxic tetapi sifat

mekanisnya tidak sekuat polimer plastik lainnya dan perlu diperkuat dengan

penambahan nanoselulosa yang berasal dari limbah pertanian seperti bagas sorgum

dan limbah nanas yang selama ini belum ditangani dengan baik sehingga sering

mencemari lingkungan.

Pemanfaatan limbah pertanian sebagai sumber bahan baku nanoselulosa

dilakukan dengan isolasi selulosa melalui proses delignifikasi dan penghilangan

hemiselulosa (proses panas dan kimiawi). Selulosa yang diperoleh selanjutnya

diproses menjadi berukuran nano dengan metode yaitu hidrolisis asam dan wet milling

process. Nanoselulosa yang dihasilkan dicampurkan dengan matriks polimer PVA

pada formulasi tertentu. Komposit PVA-nanoselulosa yang dihasillkan dikarakterisasi

meliputi sifat fisik, mekanik, termal dan morfologinya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa limbah serat nanas memiliki kandungan

selulosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan bagas sorgum, sementara bagas

sorgum memiliki kandungan hemiselulosa yang lebih tinggi. Perbedaan karakteristik

ini berpengaruh terhadap karakteristik selulosa yang dihasilkan dan kemampuannya

untuk memperkuat polimer PVA. Proses delignifikasi dan penghilangan hemiselulosa

menghasilkan serat selulosa yang terfibrilasi dengan diameter berukuran sekitar 5 µm.

Kadar selulosa dari serat nanas setelah proses pulping mencapai 90,57% yang berarti

proses delignifikasi dan penghilangan hemiselulosa yang dilakukan sudah cukup baik.

Proses pengecilan ukuran selulosa menggunakan metode ultra fine grinder lebih baik

dibandingkan hidrolisis asam karena dapat menghasilkan nanoselulosa serat nanas

Page 38: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 31

dan bagas sorghum dengan ukuran < 100 nm dan terfibrilasi dengan baik. Dari

tampilan TEM, nanoselulosa yang dihasilkan adalah microfibrilated cellulose (MFC).

Penambahan nanoselulosa berpengaruh terhadap sifat fisik yaitu densitas,

warna, kristalinitas dan transparansi film yang dihasilkan. Penambahan nanoselulosa

juga berpengaruh terhadap sifat mekanik khususnya meningkatkan tensile strength

komposit PVA-nanoselulosa. Konsentrasi nanoselulosa yang paling optimum adalah

30%. Komposit PVA-Nanoselulosa sorgum memberikan nilai kuat tarik yang lebih

tinggi dibandingkan nanoselulosa serat nanas. Penambahan gliserol tidak terlalu

berpengaruh terhadap sifat fisik kecuali kristalinitas. Namun demikian, penambahan

gliserol dapat menurunkan kuat tarik komposit film yang dihasilkan. Komposit PVA-

nanoselulosa serat nanas memiliki nilai WVTR yang jauh lebih rendah dibandingkan

bagas sorgum. Komposisi terbaik pembuatan komposit PVA-nanoselulosa adalah

menggunakan serat nanas dengan konsentrasi PVA 10%, nanoselulosa 30% dan

gliserol 1%.

b. Teknologi Produksi Gula Semut dari Nira Batang Sorgum Manis Melalui Proses

Enzimatis

Gula merupakan komoditi strategis karena tingginya permintaan dan konsumsi.

Pada tahun 2013, kebutuhan gula nasional diperkirakan mencapai 5,8 juta ton,

padahal produksinya hanya sekitar 2,3 juta ton. Gula semut dari nira batang sorgum

manis berpotensi untuk digunakan sebagai gula alternatif. Dengan komposisi nira

sorgum manis yang hampir sama dengan nira tebu dan nira kelapa maka ada

peluang untuk dihasilkan gula.

Ruang lingkup kegiatan ini meliputi karakterisasi nira batang sorgum manis dan

produksi gula semut melalui proses enzimatis (enzim dektranase dan α-amilase).

Gambar 23. Komposit PVA-Nanoselulosa serat nanas hasil hidrolisis asam dan hasil ultra fine grinder

Page 39: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 32

Selanjutnya pengemasan gula semut dengan berbagai bahan pengemas untuk

mengetahui bahan pengemas terbaik dan analisis produk yang dihasilkan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen sorgum manis yang dihasilkan

sekitar 45%, sisanya berupa ampas/serat mencapai 55 %. Nira batang sorgum manis

hasil pengepresan mengandung total gula 15,6 %, sukrosa 11,3% dan gula reduksi

2,69%. Penambahan dekstranase pada nira sorgum manis akan mengurangi

dekstran. Berkurangnya dekstran akan meningkatkan sukrosa yang diperoleh. Waktu

tunda giling dengan penambahan dekstranase tidak berpengaruh nyata terhadap

sukrosa yang dihasilkan. Penambahan enzim α-amilase dosis 0,6; 0,8 dan 1 ml/L

dengan inkubasi 10, 20 dan 30 menit tidak berpengaruh nyata terhadap gula total dan

gula reduksi. Gula total yang paling tinggi diperoleh dengan pemberian enzim 0,8 ml/L

dengan waktu inkubasi 20 menit.

Produksi gula semut dimulai dengan pengentalan nira sorgum manis sampai

keketalan 70o brix pada suhu 60oC dan pemberian enzim 0,8 ml/L dengan inkubasi 20

menit. Selanjutnya dilakukan produksi gula semut dengan pencampuran gula kelapa

dan gula sorgum manis dengan komposisi 6 : 4. Gula semut yang dihasilkan memiliki

indeks glikemik rendah yaitu sebesar 52,73. Gula semut kelapa dan sorgum manis

sampai 45 hari penyimpanan masih menunjukkan mutu yang baik sesuai SNI 01-

3743-1995 sehingga produk gula semut masih memenuhi standar untuk dikonsumsi.

c. Pemanfaatan Limbah Srikaya (Annova squamosa Linn.) untuk Memproduksi

Biopestisida Pengendali Penyakit Pascapanen pada Buah Prioritas

Indonesia sebagai negara agraris memiliki keanekaragaman sumber daya

hayati yang melimpah seperti buah dan sayuran. Salah satu buah yang cukup khas di

Indonesia namun belum dieksplorasi kandungan bioaktifnya ialah tanaman srikaya

Gambar 24. Gula semut dari sorgum manis

Page 40: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 33

(Annona squamosa Linn.). Limbah pengolahan padat yang dihasilkan pada

pengolahan buah, seperti kulit dan biji belum dimanfaatkan dengan optimal.

Penelitian bioaktif belum banyak dilakukan di Indonesia sehingga perlu penelitian

terapan yang berorientasi pada produksi bioaktif.

Ruang lingkup kegiatan penelitian ini meliputi : identifikasi kandungan bioaktif,

penyiapan bahan baku pestisida berbasis limbah srikaya dan

penyimpanan/penundaan proses penanganan bahan baku pestisida. Kegiatan

selanjutnya yaitu optimasi kandungan bioaktif bahan baku dan eksperimen

pendahuluan ekstraksi biji srikaya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa limbah pengolahan srikaya (kulit dan biji)

mengandung protein, vitamin C, total fenol dan senyawa bioaktif sejenis acetogenin

yang berpotensi sebagai antifungal dan bahan biopestisida alami. Pada biji, diduga

komponen aktif adalah metil ester (CAS) metil oleat 15,48%. Senyawa tersebut

merupakan kelompok asam lemak yang diduga adalah asetogenin. Pada daging

ditemukan komponen serupa namun lebih beragam, yaitu 10,13 octadecadienoic acid

13,84%; 9,12,15, octadecadienoic acid, methyl linolenate sebesar 8,24%, sedangkan

pada kulit tidak ditemukan senyawa bioaktif.

Penyiapan bahan baku biopestisida dari limbah srikaya adalah dengan cara

mengeringkan limbah dan mengekstraksi dengan pelarut. Limbah srikaya (kondisi

mentah) memiliki total penol, kapasitas antioksidan dan asetogenin lebih tinggi.

Penyimpanan bahan baku limbah srikaya (penundaan proses) tidak menunjukkan

kecenderungan yang jelas terhadap penurunan total phenol, namun bahan aktif

asetogenin meningkat bila dilakukan penundaan proses pengolahan hingga 2 hari.

Teknik untuk mengoptimumkan bahan aktif (asetogenin) pada limbah srikaya

dapat ditempuh dengan cara penyemprotan dengan bahan pengindus saat dua

minggu sebelum buah dipanen. Dalam upaya meningkatkan total phenol dan

acetogenin penyemprotan dengan asam salisilat lebih baik daripada kalium silikat.

Penyemprotan dengan asam salisilat 500 ppm mampu mengoptimumkan komponen

aktif limbah Srikaya 2 hingga 3 kali lipat. Pada proses ekstraksi bahan aktif dari

Srikaya, pelarut etanol asam merupakan pelarut terbaik karena mampu menghasilkan

asetogenin dan total phenol terbesar, yang disusul oleh pelarut metanol.

Page 41: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 34

d. Pengembangan Skala Produksi Mono dan Diasilgliserol (MDAG) dari Butter

Pala Papua (Myristica argentea) dan Aplikasinya pada Produk Pangan Sebagai

Emulsifier dan Pengawet Alami

Lemak (butter) pada biji pala dapat diolah lebih lanjut menjadi produk

emulsifier dan pengawet alami dalam bentuk senyawa mono- dan diasilgliserol

(MDAG) yang selama ini belum banyak dikembangkan. Produk MDAG dihasilkan

melalui reaksi gliserolisis enzimatis pada suhu dan lama reaksi tertentu sesuai

dengan bahan baku yang digunakan. MDAG yang terbuat dari butter pala diharapkan

akan berperan lebih efektif sebagai pengawet alami ataupun emulsifier karena gugus

asil berasal dari asam miristat (C14). Selama ini, Indonesia masih mengimpor mono-

dan diasilgliserol (MAG-DAG) yang banyak dibutuhkan oleh industri. Produk MDAG

yang beredar di pasaran saat ini berasal dari minyak kelapa sawit, sehingga sintesis

MDAG dari butter pala merupakan suatu peluang inovasi untuk keragaman MDAG.

Ruang lingkup kegiatan penelitian meliputi : ekstraksi butter biji pala kering

dan sintesis MDAG. Produk MDAG selanjutnya diaplikasikan pada pembuatan sosis

daging ayam dan mayones. Rendemen butter biji pala berkisar antara 19,76 -

22,81%. Butter biji pala berupa padatan berwarna kuning dengan aroma pala yang

kuat. Sintesis MDAG dari butter biji pala menghasilkan MDAG yang berupa serbuk

putih dengan rendemen 6,14 - 7, 02 % dan kemurnian 94,24%.

Aplikasi MDAG sebagai emulsifier dalam pembuatan sosis daging ayam

menghasilkan rendemen 79,90 - 88,78%. Karakteristik sosis daging ayam yang

dihasilkan, yaitu kadar air 29,60-39,63%, protein 15,47-21,59%, lemak 5,93-7,16%

dan kadar abu 1,69-2,93%. Semua nilai tersebut memenuhi persyaratan SNI.

Kekerasan produk berkisar 575,92 - 2458,75 g, sedangkan kekenyalan tidak

menunjukkan perbedaan yang berarti (24,50 - 24,83). Nilai kalori masing-masing

perlakuan berkisar 275,81 - 303,7 kkal/100g. Hasil uji organoleptik menunjukkan

tidak ada perbedaan yang nyata terhadap warna, aroma dan tekstur, namun untuk

parameter rasa perlakuan penambahan lemak 107,2 g dan MDAG 2,14 g

menunjukkan perbedaan yang nyata. Secara keseluruhan panelis menyatakan suka

terhadap produk sosis daging ayam.

Aplikasi MDAG sebagai pengawet pada mayones menghasilkan produk yang

cukup kental dengan viskositas 4830 - 9660 cps. Kadar air mayones berkisar 12,11 -

17,63%, protein 16,69 - 25,24%, dan kadar lemak 48,67 - 63,14%. Kadar lemak

belum memenuhi persyaratan SNI. Nilai kalori berkisar 566,47 - 660,66 kkal/100 g.

Hasil uji organoleptik menunjukkan tingkat penerimaan panelis pada penambahan

MDAG 2,0 g dan kontrol menghasilkan penilaian yang baik (normal untuk seluruh

Page 42: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 35

parameter). Kadar air dan pH mayones mengalami penurunan selama penyimpanan

sampai minggu keenam.

Gambar 26. Penampakan irisan sosis sebelum dipanggang (atas) dan setelah

dipanggang (bawah)

Gambar 27. Mayones dari berbagai perlakuan (kiri : kontrol dan kanan :

penambahan MDAG 2,0 g

D. Sumber Dana Kemitraan Badan Litbang Pertanian

a. Peningkatan Kelembagaan Gapoktan Melalui Pengembangan Model

Agroindustri Pengolahan Cabai dan Tomat di Propinsi Aceh

Propinsi Aceh merupakan salah satu propinsi dengan pertumbuhan luas

panen cabai dan tomat yang cukup tinggi, yaitu 0,13% untuk cabai dan 4,33% untuk

tomat. Secara keseluruhan, luas tanam cabai di Propinsi Aceh pada tahun 2011

mencapai 8.612 ha dengan produksi 49.525 ton, sedangkan tomat mencapai

Page 43: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 36

1.177 ha dengan produksi 17.358 ton pada tahun 2011. Salah satu kabupaten sentra

produksi cabai dan tomat di Propinsi Aceh adalah Kabupaten Benner Meriah.

Terdapat beberapa permasalahan mendasar dalam budidaya cabai dan

tomat, yaitu : 1) Komoditas cabai dan tomat yang mudah rusak sehingga umur

simpannya relatif pendek, 2) Fluktuasi harga yang cukup tinggi terutama pada saat

panen raya, 3) Rendahnya pengetahuan dan keterampilan petani dalam mengolah

cabai dan tomat, 4) Belum optimalnya peran aktif gapoktan dan aparatur

pemerintahan dalam pembinaan, dan 5) Masih rendahnya tingkat adopsi inovasi

petani terhadap olahan cabai dan tomat.

Berdasarkan hal tersebut, diperlukan sebuah model agroindustri

pengolahan cabai dan tomat dengan penerapan teknologi yang tepat dan sesuai

karakteristik wilayah. Kegiatan pengembangan agroindustri pengolahan cabai dan

tomat dilaksanakan dengan meningkatkan fungsi dan peran kelembagaan Gapoktan

di Kabupaten Benner Meriah serta lembaga pemerintah melalui kerjasama antara

Balitbangtan (BB-Pascapanen dan BPTP Aceh) dengan STPP Medan, dan

pemerintah daerah setempat.

Kelayakan Finansial

Terdapat tiga produk dalam pengembangan model agroindustri olahan cabai

dan tomat di Gapoktan Reje Kumala, Kabupaten Benner Meriah, yaitu saos cabai,

saos tomat dan sari buah tomat-pepaya (topey). Ketiga produk tersebut paling

banyak disukai oleh responden dan mempunyai peluang pasar yang cukup baik di

Kabupaten Benner Meriah, Propinsi Aceh. Dari analisis kelayakan finansial

menunjukan bahwa usaha pembuatan saos tomat, saos cabai, dan sari buah tomat-

pepaya layak dilaksanakan.

Tabel 1. Kelayakan finansial pembuatan saos cabai, saos tomat, dan sari buah tomat-pepaya

Kriteria Produk

Saos cabai Saos tomat Sari buah topey

NPV (Rp) 384.197.857,- 265.557.042,- 67.240.278,-

B/C Ratio 1,47 1,47 1,47

IRR (%) 56,98 77,49 35,56

BEP (gelas/botol) 25 18 1.420

PBP (bulan) >12 bulan 13 bulan 21 bulan

Kelayakan Layak Layak Layak

Jenis peralatan dan mesin pada model agroindustri pengolahan cabai dan

tomat didisain agar dapat mendiversifikasikan bahan baku menjadi aneka produk

olahan, selain saos cabai, saos tomat dan sari buah tomat-pepaya. Dengan

Page 44: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 37

demikian, gapoktan dapat memproduksi tidak hanya saos dan sari buah namun

dapat berkembang memproduksi aneka olahan lainnya seperti pasta cabai, cabai

kering, cabai bubuk, pasta tomat, sari buah tomat.

Mesin pemasta Mesin Pembubur Mesin pemasak

Mesin Pengering Mesin Penepung

Proses alih teknologi dilaksanakan melalui pelatihan teknis agar proses

transfer teknologi berjalan dengan baik. Pelatihan diikuti 25 orang petani yang

merupakan anggota Gapoktan Reje Kumala. Pelatihan ini bertujuan untuk

membekali anggota gapoktan dengan teknologi pengolahan cabai dan tomat,

termasuk di dalamnya penggunaan dan pemeliharaan peralatan produksi. Produk

yang dilakukan uji coba adalah saos cabai, saos tomat dan sari buah tomat-

pepaya. Hasil uji laboratorium terhadap mutu produk saos cabai, saos tomat dan

sari buah tomat-pepaya yang dihasilkan oleh Gapoktan Reje Kumala cukup baik.

Namun demikian, anggota Gapoktan Reje Kumala masih perlu dibimbing lebih

intensif dalam pembuatan produk olahan agar dapat secara konsisten

menghasilkan produk sesuai persyaratan mutu.

Gambar 28. Jenis peralatan dan mesin pada model agroindustri pengolahan

cabai dan tomat di Gapoktan Reje Kumala, Kab. Benner Meriah

Page 45: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 38

b. Produksi Nanobiomaterial sebagai Bahan Sediaan Bahan Baku Kemasan

Ramah Lingkungan dan Nano Pupuk

Teknologi nano telah tersedia, namun belum diaplikasikan secara luas

khususnya untuk membuat pupuk nano bagi tanaman padi. Pengembangan

teknologi nano untuk memperoleh formulasi awal pupuk nano dengan memanfaatkan

bahan batuan alami dan bahan organik baru dimulai pada tahun 2010 oleh Balai

Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Formulasi

pupuk dengan menggunakan teknologi nano diharapkan mampu meningkatkan

produktivitas padi. Efektivitas dan efisiensi pupuk nano terhadap peningkatan

produksi padi serta respon genetik padi terhadap jenis pupuk tersebut belum banyak

diketahui. Oleh sebab itu, perlu penelitian yang lebih terperinci dari aplikasi pupuk

nano untuk tanaman padi terutama pengaruhnya terhadap genetik padi dibandingkan

dengan pupuk biasa (pupuk konvensional).

Penggunaan kemasan plastik yang berbahan baku minyak bumi saat ini

sudah dalam tahap mengkhawatirkan karena selain berbahaya bagi kesehatan juga

berdampak buruk bagi lingkungan. Sementara di sisi lain, banyak limbah pertanian

yang tidak dimanfaatkan dengan baik dan dibuang ke lingkungan sehingga

menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Limbah pertanian ini

sebenarnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku nanoselulosa yang dapat

diaplikasikan pada berbagai produk. Aplikasi nanoselulosa untuk pembuatan

biofoam sebagai kemasan pengganti styrofoam sangat diharapkan mengingat jenis

kemasan ini belum berkembang di Indonesia. Dengan demikian diharapkan

ketergantungan terhadap styrofoam sebagai produk turunan dari minyak bumi

semakin berkurang sehingga pencemaran lingkungan bisa dikurangi.

Pada penelitian ini telah dihasilkan prototipe awal pupuk komposit nano

nitrogen menggunakan pendekatan top down melalui proses miling bertahap yang

Gambar 29. Produk saos cabai dan tomat hasil uji coba produksi di Gapoktan

Reje Kumala

Page 46: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 39

diikuti proses kompaksi. Rasio urea : zeolit mempengaruhi volume, densitas kamba

dan kekompakan tablet pupuk yang dihasilkan, dimana nilai parameter tersebut

semakin meningkat dengan semakin tingginya rasio zeolit dalam pupuk komposit.

Mengingat densitas kamba dan kekompakan berkaitan dengan porositas tablet

pupuk, hasil penelitian menunjukkan bahwa formula nano pupuk urea : zeolit dapat

memperlambat kelarutan N dalam air dibandingkan urea granul. Hasil penelitian juga

mengindikasikan bahwa semakin kecil ukuran partikel urea dan zeolit serta semakin

tinggi rasio zeolit yang dikompaksi semakin lambat proses pelarutan nitrogennya.

Perlakuan coating menggunakan polietilen glikol dan asam akrilat maupun gliserol

dan asam sitrat dapat memperlambat pelarutan nitrogen dari komposit nano pupuk

nitrogen. Hasil ini menunjukkan pentingnya perlakuan coating untuk membantu

efektivitas komposit nano pupuk nitrogen dalam memperlambat pelarutan nitrogen.

Pada penelitian pembuatan kemasan ramah lingkungan berupa biofoam,

penambahan serat nanas memberikan hasil terbaik terhadap kadar air dan daya

serap air, sementara tongkol jagung memberikan hasil yang kurang baik karena daya

serap air biofoam yang tinggi. Hal ini akan membatasi aplikasinya bila digunakan

untuk mengemas produk pangan dengan kadar air tinggi. Serat nanas dan serat

tandan kosong sawit (TKS) juga memiliki kristalinitas tinggi sehingga berpengaruh

terhadap sifat mekanisnya yang lebih kuat dibanding sumber serat lain. Isolasi

selulosa menggunakan sodium khlorit dengan jumlah pencucian 6 kali berhasil

menghilangkan bahan lain berupa lignin dan hemiselulosa hingga diperoleh kadar

selulosa lebih dari 90%. Proses pembuatan nanoselulosa melalui proses ultra fine

grinder telah menghasilkan nanoselulosa berupa microfibrilated cellulose (MFC)

dengan ukuran diameter <100 nm. Penambahan nanoselulosa dapat meningkatkan

sifat fisik dan mekanis biofoam karena selulosa lebih bersifat kristalin dibandingkan

pati tapioka yang juga merupakan bahan baku utama biofoam.

Gambar 30. Pupuk komposit nano nitrogen dengan komposisi urea : zeolite 1 : 1 (kiri),

2 : 1 (tengah), dan 1: 2 (kanan)

Page 47: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 40

c. Aplikasi Nanoteknologi untuk Pengembangan Pertanian Bioindustri

Nanoteknologi memiliki peluang aplikasi dalam pengembangan pertanian

bioindustri untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas pertanian.

Komoditas hortikultura dan perkebunan merupakan komoditas penting yang memiliki

nilai ekonomi tinggi di Indonesia. Dalam penanganan pascapanen mangga,

pengembangan coating berbasis nano dapat diterapkan untuk memperpanjang masa

simpan buah. Aplikasi nano-biowax coating dapat memperlambat proses respirasi

buah dan memperpanjang umur simpannya. Penanganan buah dengan nano-biowax

coating sangat diperlukan untuk mendukung ekspor buah melalui transportasi laut.

Selain itu, sejalan dengan berkembangnya trend konsumsi buah potong segar,

aplikasi nano-edible coating untuk memperpanjang masa simpan buah potong

menjadi sangat penting untuk dikembangkan. Pada aspek hulu, pembibitan yang

dilakukan secara konvensional memerlukan waktu yang panjang serta risiko

kerusakan yang tinggi. Pengembangan seed coating berstruktur nano yang dapat

memberikan perlindungan serta mengendalikan waktu perkecambahan benih

merupakan teknik yang efektif dan efisien untuk produksi bibit berkualitas yang akan

dikembangkan secara cepat dalam skala besar.

Pengembangan coating untuk memperpanjang masa simpan mangga segar

dilakukan dengan formulasi bio-wax berstruktur nano. Pembuatan nano-biowax

coating dilakukan melalui pembentukan nano emulsi dengan teknik emulsifikasi

energi tinggi. Formula emulsi coating dikembangkan dari formula yang telah

dihasilkan sebelumnya, yang terdiri atas bees wax (12%), asam oleat (4%),

trietanolamin (2%) dan air (82%)). Pada penelitian ini digunakan juga carnauba wax

dan emulsifier untuk meperbaiki sifat coating. Wax leleh dicampurkan dengan air

Gambar 31. Nanoselulosa dari berbagai limbah pertanian (kiri) dan biofoam

nanoselulosa

Page 48: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 41

panas dengan homogenizer ultraturrax untuk menghasilkan emulsi kasar, lalu

dibiarkan pada suhu ruang sebelum diproses lebih lanjut dengan high pressure

homogenizer (HPH) pada tekanan 500 bar dan 5 kali siklus pengumpanan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa nanoemulsi berbasis bees wax memiliki kestabilan

yang rendah yang ditunjukkan dengan terjadinya pemisahan fase (creaming)

beberapa saat setelah proses homogenisasi, sedangkan nanoemulsi berbasis

carnauba memiliki kestabilan yang lebih tinggi yang ditunjukkan dengan tidak adanya

pemisahan fase setelah penyimpanan selama lebih dari 2 bulan. Nano-biowax

coating berbasis bees mencapai warna kuning maksimal pada penyimpanan hari ke-

12 (skor 4-6), sedangkan nano-biowax berbasis carnauba mencapai warna kuning

(skor 4) pada hari ke -16. Tekstur mangga berlapis coating bees lebih cepat lunak

(mencapai skor 4 pada hari ke-8) dari pada mangga berlapis coating carnauba

(mencapai skor 4 hari ke-10). Mangga yang diberi perlakuan coating bees wax

memiliki kadar gula total yang lebih tinggi (mencapai 13% pada hari ke-12) daripada

mangga yang diberi perlakuan coating carnauba wax (7,5% - 11%) pada hari ke-12.

Pengukuran kadar etilen menunjukkan, bahwa aktivitas pematangan dapat ditekan

dengan aplikasi beberapa formua coating.

Pengembangan edible coating untuk memperpanjang masa simpan mangga

potong dan mangga utuh dilakukan dengan formulasi berbasis pati, wax dan

penambahan antimikroba nano-ZnO. Formulasi dan ujicoba coating mangga potong

dilakukan dengan penambahan bahan antimikroba berbasis nano (nano-ZnO) 1-2%

pada formulasi berbasis tapioka 2% dan bees wax 1,5%. Mangga potong disiapkan

melalui pengolahan minimal dengan pencelupan dalam larutan CaCl2. Aplikasi

larutan coating dilakukan dengan teknik pencelupan, dan penyimpanan dilakukan

pada suhu 10°C. Pengamatan dilakukan terhadap warna, susut bobot dan total

mikroba (total plate count). Penambahan coating mampu menghambat penurunan

parameter mutu warna, meminimalkan susut bobot serta menahan peningkatan total

mikroba selama penyimpanan.

Pengembangan coating untuk benih sawit dilakukan dengan formulasi

berbasis hidrokoloid dan wax serta enrichment dengan formula mikroba Trichoderma

dan Bulcholderia. Aplikasi coating pada benih sawit menunjukkan hasil yang

bervariasi dan tampak adanya kompatibilitas yang spesifik antara material coating

dan formula mikroba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bakteri

Bulcholderia sp. atau cendawan Trichoderma sp. serta zat penghambat tumbuh pada

semua konsentrasi dan lama perendaman tidak mempengaruhi pertumbuhan

kecambah dalam media arang sekam. Benih dapat tumbuh dengan baik dan daun

berkembang dengan cepat. Pada kegiatan selanjutnya, terlihat bahwa perendaman

Page 49: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 42

benih dalam bakteri Bulcholderia sp. menghambat pertumbuhan benih. Sebagian

besar benih terlihat mengering dan ujung daun mencoklat sedangkan akarnya tidak

berkembang, berwarna hitam dan kering. Hal yang sama terjadi pada penggunaan

enrichment Trichoderma sp., akan tetapi persentase benihnya lebih tinggi. Perlakuan

enrichment dengan Trichoderma sp. dikombinasikan dengan zat penghambat

tumbuh dengan taraf 0.25 mg/l selama 1 hari dan perendaman dalam Trichoderma

sp. dengan penambahan zat penghambat tumbuh 25 mg/l selama 2 hari yang

dilanjutkan dengan coating dalam formulasi GA, CMC, E25 dan GA-CMC merupakan

perlakuan terbaik di mana benih tetap berwarna hijau dan akar tetap tumbuh dengan

respon petumbuhan minimal.

d. Peningkatan Kemanfaatan Peralatan Laboratorium Flavor Badan Litbang

Pertanian

Ruang lingkup kegiatan meliputi 3 kegiatan utama, yaitu : 1) Relokasi

Laboratorium Flavor dari BB Padi Sukamandi ke BB Pascapanen Bogor;

2) Penelitian Mutu dan Keamanan Pangan Produk Pertanian, yang meliputi : a) Studi

cemaran bahan berbahaya (peroksida) dan mutu minyak goreng (dalam kemasan

dan curah, b) Kontaminan logam berat (cadmium) dan asam lemak bebas pada biji

kakao, c) Studi cemaran aflatoksin pada biji pala, d) Efektivitas proses

nanoemulsifikasi terhadap tingkat bioaksebilitas vitamin A sebagai bahan fortifikasi

pangan, e) Studi cemaran arsen (total dan inorganik) pada beras pecah kulit (BPK)

dan beras giling (BG), serta 3) Focus Group Discussion (FGD) keamanan pangan

dan pembentukan Tim Keamanan Pangan lingkup Badan Litbang Pertanian.

Relokasi Lab. Flavor dari BB Padi Sukamandi ke BB Pascapanen Bogor

Laboratorium Flavor Badan Litbang Pertanian yang berada di BB Padi

Sukamandi, Subang dibangun dengan tujuan untuk melakukan berbagai riset flavor

beras, terutama varietas indigenous Indonesia, sebagai input dalam melakukan

perbaikan mutu beras melalui perbenihan. Sejak dibangun pada tahun 2007

Laboratorium Flavor terus berkembang dengan melengkapi berbagai sarana

prasarana dan peralatan yang memiliki kapasitas yang luas, tidak hanya untuk

kepentingan analisis atau riset flavor saja namun juga untuk analisis mutu dan

keamanan produk pertanian. Beberapa alat yang tersedia dengan high profile

dengan presisi sangat tinggi antara lain : Liquid Chromathography-Mass

Spectrometry-Mass Spectrometry (LC-MSMS), Gas Chromatography Mass

Spectrometry (MSMS; MSO; ECD) (GC-MS), Inductively Coupled Plasma Mass

Spectrometry (ICP-MS). Alat-alat tersebut merupakan penunjang berbagai penelitian

Page 50: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 43

advance research seperti nanoteknologi, bioteknologi, food safety (mikroba, cemaran

logam, residu pestisida), tanah, pupuk, pestisida, hormon hewan, dan lain-lain.

Sesuai dengan tugas dan fungsinya, Laboratorium Flavor lebih banyak dioptimalkan

untuk analisis mutu yang terkait dengan mutu beras dan padi.

Optimalisasi Laboraorium Flavor dapat dilakukan dengan tujuan untuk

meningkatkan kapasitas pemanfaatannya. Beberapa cara yang dapat dilakukan

antara lain melalui : 1) perluasan ruang lingkup analisis yaitu mencakup mutu dan

keamanan pangan produk pertanian dan produk pangan, 2) mempermudah akses ke

lokasi laboratorium dengan merelokasi seluruh atau sebagian peralatan ke lokasi

yang lebih strategis, misalnya ke Kampus Penelitian Balitbangtan di Cimanggu

Bogor, dan 3) meningkatkan tata kelola laboratorium dengan akreditasi dan

penerapan good governance.

Sampai pertengahan tahun 2014, BB Padi mengusulkan untuk melakukan

upaya optimalisasi kemanfaatan Laboratorium Flavor melalui relokasi ke Kampus

Penelitian Cimanggu Bogor dibawah koordinasi BB Pascapanen yang disampaikan

pada berbagai rapat pimpinan dan koordinasi tingkat Balingbantan. Untuk

menindaklanjutinya dilakukan rapat-rapat koordinasi teknis antara peneliti BB Padi

dan BB Pascapanen di Bogor yang menyepakati keharusan tersedianya naskah

akademik untuk mengkaji rencana relokasi, penyiapan sarana prasarana baik

ruangan maupun sistem instalasi gas dan listrik dan timeline proses eksekusinya.

Pada awal Oktober 2014, telah dihasilkan naskah akademik oleh Tim

BB Padi dan BB Pascapanen. Inti dari naskah akademik tersebut adalah salah satu

upaya optimalisasi Laboratorium Flavor dapat dilakukan melalui pemidahan sebagian

peralatan yang tidak berhubungan langsung dengan analisis dan riset flavor ke

Kampus Penelitian Pertanian Cimanggu Bogor agar fungsi dan operasional

Laboratorium Flavor tetap dapat berlangsung dengan baik dan maksimal, namun

pemanfaatan peralatan yang dipindahkan (10 item) juga akan maksimal dalam

menunjang penelitian UK/UPT lingkup Balitbangtan serta pelayanan jasa analisis

untuk meningkatkan PNBP. Selain itu, di Laboratorium BB Pascapanen telah

dilakukan penyiapan sarana prasarana seperti penataan ulang ruangan, pengecekan

grounding listrik dan instalasinya, serta penyiapan instalasi gas yang diperlukan

untuk operasional peralatan sesuai hasil kunjungan Tim teknis dari BB Pascapanen

ke peralatan Laboratorium Flavor yang akan dipindahkan.

Salah satu program utama dari pemerintahan baru Kabinet Kerja 2014-2019

adalah mencapai swasembada Padi, Jagung dan Kedelai (PJK) yang harus dicapai

dalam 3 tahun kedepan. Padi merupakan pangan pokok di Indonesia yang

kebutuhannya terus meningkat secara signifikan yang berkorelasi dengan

Page 51: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 44

peningkatan jumlah penduduk. Pada tahun 2014, angka ramalan produksi padi

mencapai 69,87 juta ton GKG atau 40,64 juta ton beras, sedangkan konsumsi beras

36,44 juta ton atau terjadi surplus sebesar 4,19 juta ton beras. Pada tiga tahun ke

depan ditargetkan capaian produksinya sebesar 75,618 juta ton GKG.

Untuk itu dalam rangka mendukung kegiatan pencapaian swasembada

komoditas PJK, Balitbangtan berupaya menggerakkan seluruh potensi sumberdaya

yang ada, terutama penyediaan teknologi, mulai dari budidaya sampai

pascapanennya. Pada rapat pimpinan Balitbangtan di Instalasi Laboratorium

BB Pascapanen di Karawang yang dilanjutkan dengan kunjungan ke BB Padi

Sukamandi, disepakati bahwa untuk mendukung pencapaian swasembada padi akan

dilakukan revitalisasi dan penguatan sistem inovasi teknologi, termasuk penguatan

laboratorium yang terkait dengan litbang komoditas padi. Salah satunya adalah

Laboratorium Flavor di BB Padi akan ditingkatkan kapasitasnya dalam mendukung

riset dan pelayanan jasa analisis, sehingga rencana relokasi sebagian peralatan ke

Kampus Penelitian Cimanggu Bogor dibatalkan dan akan dilakukan sinergisme

kegiatan penelitian dengan lebih memanfaatkan peralatan tersebut oleh berbagai

UK/UPT Balitbangtan.

Penelitian Mutu dan Keamanan Pangan Produk Pertanian

1. Studi cemaran bahan berbahaya (peroksida) dan mutu minyak goreng (dalam kemasan dan curah)

Produk utama kelapa sawit adalah minyak kelapa sawit yang dihasilkan

oleh daging buah (mesokarp) atau yang lebih dikenal dengan Crude Palm Oil

(CPO) dan minyak inti sawit yang dihasilkan oleh inti sawit yang dikenal dengan

Palm Kernel Oil (PKO). Minyak kelapa sawit memiliki banyak manfaat dalam

pengunaannya, namun konsumsi domestik terhadap CPO sebagian besar adalah

untuk industri minyak goreng. Isu negatif keamanan pangan produk kelapa sawit

yang paling banyak diperdebatkan adalah efek negatif terhadap kesehatan

seperti adanya komponen karsinogenik 3-MCPD, tingginya bilangan peroksida

dan asam lemak bebas, atau adanya cemaran logam berat dan residu pestisida.

Scientific Committee on Food-Europe Commission menetapkan kadar maksimal

3-MCPD pada produk minyak sawit untuk pasar Eropa sebesar 0,02 ppm

(Commission regulation 466/2001). Baru-baru ini Rusia menambahkan syarat

kadar peroksida minyak sawit (CPO) maksimum 0,9%, padahal rata-rata CPO

Indonesia mengandung peroksida 5% sesuai aturan di dalam Codex.

Proses pengolahan minyak goreng melalui tahapan bahan baku (CPO),

degumming, rafinasi (I), bleaching (II), deodorisasi (III), fraksionasi, kristalisasi

Page 52: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 45

(IV) dan filtrasi (V). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu minyak goreng

dengan parameter asam lemak bebas (FFA) cukup tinggi pada bahan baku

(CPO), tetapi dengan proses pengolahan mengalami penurunan, terutama pada

tahapan II (bleaching). Nilai FFA minyak goreng baik kemasan maupun curah

menunjukkan nilai di bawah persyaratan SNI sehingga kedua jenis minyak goreng

memiliki mutu yang cukup baik. Dari parameter bilangan peroksida dan kadar air

minyak goreng kemasan dan curah masih memenuhi persyaratan SNI yaitu

maksimal 2 meq/kg untuk bilangan peroksida dan maksimal 0,3% untuk kadar air.

Viskositas sampel minyak goreng curah memiliki nilai yang tertinggi yang

menunjukkan telah ada kerusakan. Untuk warna yang terlihat berbeda adalah

sampel CPO yang berwarna merah.

2. Kontaminan Logam Berat (Kadmium) dan FFA pada Biji Kakao

Kadmium (Cd) adalah logam kebiruan yang lunak dan merupakan racun

bagi tubuh manusia. Waktu paruhnya 30 tahun dan dapat terakumulasi pada

ginjal, sehingga ginjal mengalami disfungsi. Kadmium lebih mudah diakumulasi

oleh tanaman dibandingkan dengan ion logam berat lainnya seperti timbal.

Kadmium sangat membahayakan kesehatan karena pengaruh racun akut dari

unsur tersebut sangat buruk. Diantara penderita yang keracunan kadmium

mengalami tekanan darah tinggi, kerusakan ginjal, kerusakan jaringan testikular

dan kerusakan sel-sel jaringan darah merah.

Mutu komoditas kakao menjadi permasalahan utama dalam daya saing

dengan negara lain, terutama dengan adanya indikasi tercemarnya produk

dengan logam berat. Karena itu cemaran logam berat (termasuk kadmium) harus

diperhatikan batas maksimum yang diperbolehkan. Maksimum kandungan

kadium yang diperbolehkan di beberapa negara, sebagai berikut : Jerman 0,4

mg/kg, Finlandia dan Eropa 0,5 mg/kg dan Malaysia 1 mg/kg. Indonesia

menetapkan batas maksimum kandungan kadmium untuk coklat dan produk

kakao sebesar 0,5 mg/kg. Adanya logam berat kadmium dalam kakao dapat

berasal pada setiap tahapan proses, yaitu pada persiapan proses, peralatan yang

digunakan, pencemaran lingkungan, transportasi dan penyimpanan.

Untuk mengetahui kontaminan logam berat kadium pada kakao telah

dilakukan pengambilan sampel pada tingkat pedagang pengumpul dan eksportir.

Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar kadmium kakao yang berasal dari

pedagang pengumpul dan eksportir bervariasi antara tidak terdeteksi (ttd) – 0,45

ppm. Berdasarkan standar SNI, batas maksimum kandungan kadmium yang

diperbolehkan adalah 0,5 mg/kg. Hasil analisis kadar asam lemak bebas (FFA)

Page 53: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 46

sampel kakao yang diperoleh dari eksportir masih di bawah ambang batas yang

ditetapkan oleh Codex, yaitu 1,75%, sedangkan sampel yang diperoleh dari

pedagang pengumpul terdapat beberapa sampel yang kandungan asam

lemaknya melebihi ambang batas yang ditetapkan oleh Codex. Komposisi asam

lemak kakao yang diperoleh dari eksportir didominasi oleh asam palmitat 22-

35%%, asam stearat 7-33% dan asam oleat 29-33%, sedangkan sampel kakao

yang berasal dari pedagang pengumpul mempunyai asam palmitat 19-29%,

asam stearat 16-36% dan asam oleat 30-54%.

3. Studi cemaran aflatoksin pada biji pala

Pengembangan areal pertanaman pala telah mendorong pertumbuhan

produksi pala naik sebesar 76,6% selama 5 tahun terakhir. Meskipun dari tahun

ke tahun produksi pala mengalami peningkatan, namun nilai ekspor pala dari

Indonesia cenderung mengalami penurunan. Hal ini disebabkan adanya

penolakan oleh negara-negara importir akibat tidak memenuhi persyaratan mutu

yang telah ditetapkan, terutama mengenai kandungan aflatoksin yang melebihi

batas maksimum. Dalam kurun waktu dua tahun (2010-2011), Indonesia telah

menerima 9 kali notifikasi Rapid Alert Sytem for Food and Feed (RASFF) dari Uni

Eropa karena kandungan aflatoksin diatas 5 ppb. Setiap negara mempunyai

standar batas maksimum kandungan aflatoksin yang berbeda-beda, antara lain :

Belanda 18 ppb; Finlandia 9,7 ppb; Hungaria 9,7 ppb. Sementara di Indonesia,

syarat mutu pala berdasarkan SNI 01- 2045-1990 (pala dengan batok), hanya

mengatur tentang kebersihan yang dilakukan dengan cara pengamatan visual.

Untuk mengetahui kontaminan aflatoksin pada biji pala telah dilakukan

pengambilan sampel pada tingkat petani, pedagang pengumpul, dan eksportir.

Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdeteksi adanya kontaminan aflatoksin

pada sampel yang diuji untuk semua tingkatan baik petani, pedagang pengumpul

maupun eksportir. Petani, pedagang pengumpul dan eksportir sudah

menerapkan standar operasional prosedur dan menjadikan parameter kadar air

sebagai titik kritis untuk mutu biji pala. Meminimalkan buah/biji pala bersentuhan

dengan tanah dapat meminimalkan biji pala terkontaminasi dengan aflatoksin.

4. Efektivitas proses nanoemulsifikasi terhadap tingkat bioaksebilitas vitamin

A sebagai bahan fortifikasi pangan

Teknologi nanoemulsifikasi menawarkan solusi yang menjanjikan dalam

mengatasi permasalahan dalam fortifikasi vitamin A, antara lain masalah

kelarutan, kestabilan dan keamanan fortifikan. Dengan nanoemulsifikasi,

Page 54: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 47

kelarutan vitamin A dalam air dapat ditingkatkan, pada saat bersamaan vitamin A

dapat terlindungi dari pengaruh lingkungan yang merugikan. Keuntungan lainnya,

dalam proses pencernaan, ketersediaan biologis vitamin A dapat terjadi melalui

mekanisme lepas lambat (slow release) ataupun lepas terkendali (controlled

release), sehingga potensi toksik akut vitamin A dapat diminimalisasi. Namun

demikian, efektivitas nanoemulsifikasi terhadap ketersediaan biologis vitamin A,

baik yang tersedia setelah pencernaan/untuk penyerapan (bioaksesibilitas)

maupun yang tersedia setelah penyerapan (bioavailabilitas) belum banyak

dilaporkan sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian ini sangat penting baik dari

sisi jaminan keamanan produk nanoteknologi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan karaketristik

partikelnya nanoemulsi vitamin A yang dihasilkan tergolong baik (Zave <200 nm;

PDI ≤0,3; ZP (-18) – (-20)). Karakteristik partikel dan stabilitas nanoemulsi

vitamin A dipengaruhi oleh proses homogenisasi (tekanan dan jumlah siklus)

serta jenis minyak pembawa. Ukuran partikel dan stabilitas nanoemulsi vitamin A

semakin kecil dan semakin baik seiring meningkatnya tekanan dan jumlah siklus.

Nanoemulsi vitamin A dalam VCO pada awal pembentukannya memiliki ukuran

partikel yang lebih kecil dibandingkan nanoemulsi vitamin A dalam minyak

jagung. Akan tetapi, setelah uji feezing-thawing diketahui bahwa minyak jagung

memberikan stabilitas nanoemulsi vitamin A yang lebih baik dibandingkan VCO.

Demikian pula nanoemulsi minyak jagung menghasilkan bioaksesibilitas vitamin

A yang lebih tinggi (55%) dibanding nanoemulsi VCO (21%). Dengan

menggunakan sistem nanoemulsi minyak dalam air 10/10/80, teknologi proses

nanoemulsifikasi vitamin A terbaik yaitu penggunaan minyak jagung sebagai

pembawa dan proses homogenisasi dilakukan pada tekanan 500 bar sebanyak

10 siklus. Hasil uji toksisitas menunjukkan bahwa nanoemulsi vitamin A dalam

minyak jagung yang diproses pada tekanan 250 bar, 5 siklus dan tekanan 500

bar, 10 siklus memiliki nilai LD50 ≥ 15 g/kg dan diklasifikasikan relatif tidak

membahayakan.

5. Studi cemaran arsen (total dan inorganik) pada beras pecah kulit (BPK) dan

beras giling (BG)

Salah satu cemaran yang diangkat oleh Codex Comittee on Contaminant

in Foods (CCCF) diantaranya adalah cemaran arsen yang cukup membahayakan

makhluk hidup. Indonesia diminta untuk menginformasikan tingkat cemaran

arsen pada beras yang akan dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk

penentuan ambang batasnya. Data cemaran pada padi ini belum dimiliki

Page 55: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 48

Indonesia, oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi berapa besar cemaran arsen

yang telah terjadi pada komoditas beras Indonesia.

Sampel berupa gabah telah diperoleh dari sejumlah lokasi. Sampel ini

melengkapi sampel yang sudah diperoleh pada periode penelitian tahun 2013.

Gabah digiling dengan bantuan mesin mini husker untuk menghasilkan beras

pecah kulit (BPK). Selanjutnya beras disosoh untuk mendapatkan beras giling

(BG) dengan proses penyosohan selama 3,5 menit pada 960 rpm. Arsen

inorganik pada BPK maupun BG ditetapkan pada sampel terpilih dengan

mempertimbangkan kadar arsen total serta ketersediaan sumber daya penelitian.

Kadar arsen (total) ditetapkan dengan bantuan instrumen ICP-MS dan

AFS. Hasil analisis kadar arsen total menunjukkan bahwa secara umum kadar

arsen total di dalam contoh beras giling jauh berada di bawah nilai batas

maksimum (Maximum Limit, ML) yang disepakati pada sidang Codex 2014, yaitu

0,2 mg/kg. Arsen memiliki beberapa spesies yang berbeda. Spesies arsen yang

banyak ditemukan pada tanaman padi (beras) adalah arsen inorganik (As III, As

V) dan arsen organik (MMA, DMA).

Spesies arsen inorganik (As III, As V) ditemukan dalam semua contoh

beras. Spesies arsen organik dalam bentuk DMA ditemukan dalam beberapa

sampel beras. Spesies arsen organik dalam bentuk MMA tidak terdeteksi pada

semua sampel.

Teknik Solid Phase Extraction (SPE) merupakan salah satu cara

sederhana untuk memisahkan arsen inorganik dengan arsen organik. Pemisahan

menjadi penting karena regulasi global seperti Codex sepakat untuk

menggunakan arsen inorganik (bukan arsen total) sebagai acuan. Hal ini

didasarkan pada data ilmiah yang menunjukkan bahwa arsen inorganik jauh lebih

toksik bagi manusia dibanding arsen organik. Contoh beras umumnya

mengandung arsen (total) kurang dari 200 ppb.

Focus Grup Discussion (FGD) Keamanan Pangan dan Pembentukan Tim

Keamanan Pangan lingkup Badan Litbang Pertanian

Mutu dan keamanan pangan produk pertanian masih menjadi masalah

yang cukup serius di Indonesia. Beberapa kasus keracunan dan ditolaknya

produk ekspor Indonesia karena mengandung kontaminan merupakan masalah

yang harus dicari pemecahannya. Mutu dan keamanan pangan yang tidak

memenuhi standar akan melemahkan daya saing produk pertanian Indonesia di

pasar global. Dengan diberlakukannya perdagangan global ASEAN – MEA 2015,

maka daya saing produk pertanian Indonesia harus ditingkatkan.

Page 56: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 49

Beberapa peraturan terkait mutu dan keamanan pangan telah

ditetapkan, namun demikian data ilmiah hasil penelitian masih tersebar di

berbagai instansi. Focus Group Discussion (FGD) keamanan pangan menjadi

penting untuk menjaring masukan dari pihak terkait dan mengungkapkan status

keragaan keamanan pangan komoditi pertanian baik komoditi lokal maupun

impor (termasuk padi, jagung dan kedelai) dikaitkan dengan regulasi dan

standarisasi yang ada. Dengan mengetahui kondisi terkini diharapkan dapat

mengetahui inovasi yang diperlukan untuk meningkatkan keamanan pangan

tersebut sehingga bisa mendukung program kedaulatan pangan.

Kegiatan FGD keamanan pangan telah diselenggarakan tanggal 3-4

Desember 2014 dengan mengambil tema “Penguatan Inovasi Keamanan

Pangan Mendukung Swasembada dan Peningkatan Daya Saing Produk

Pertanian”. Topik yang dibahas dalam FGD, yaitu : 1) Strategi peningkatan

pengendalian risiko keamanan pangan produk segar (P2HP), 2) Jaminan

keamanan impor dan optimalisasi expor dalam regulasi karantina tumbuhan

(Badan Karantina Pertanian), 3) Kebijakan penanganan keamanan pangan segar

(Badan Ketahanan Pangan), 4) Kebutuhan inovasi mendukung peran Indonesia

dalam Codex Allimentarius Commission (Badan Standardisasi Nasional), 5) New

emerging food safety issues produk nanoteknologi (Kepala Puslit Kimia LIPI),

6) New emerging food safety issues produk iradiasi (PAIR, Batan), 7) New

emerging food safety issues produk GMO (IPB), dan 8) Ketelusuran dan

keamanan pangan pada ekspor produk pertanian (Hortichain).

Gambar 32 Arahan Kepala Badan Litbang Pertanian pada FGD Keamanan

Pangan

Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) Keamanan Pangan sangat

diperlukan guna mendukung riset keamanan pangan dan menyusun strategi

penguatan inovasi teknologi keamanan pangan. Inisiasi pembentukan Pokja

Page 57: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 50

Keamanan Pangan Balitbangtan perlu segera diwujudkan, termasuk penyusunan

naskah akademik, penyiapan SK dan Penyusunan Program Kerja meliputi

kegiatan penelitian, peningkatan kapasitas SDM, fasilitas dan kegiatan

koordinatif Pokja. Diseminasi hasil program melalui kanal yang tersedia

(Publikasi Ilmiah, Database, Analisis Kebijakan, Perumusan Standar, Pertemuan

Internasional, Codex, dll.). Anggota Pokja terdiri atas peneliti UK/UPT lingkup

Balitbangtan sebagai anggota tetap dan pakar eksternal Balitbangtan sebagai

anggota kehormatan. Pokja yang dibentuk perlu dilengkapi dengan manajemen

organisasi yang operasional dan ditindaklanjuti dengan penyusunan strategi dan

kerangka kerja program litbang sekaligus mekanisme anggarannya, termasuk

code of conduct anggota pokja.

e. Pengembangan prototipe bioindustri sagu berkelanjutan di Kabupaten Sorong

Selatan, Provinsi Papua Barat

Sagu merupakan bahan pangan lokal yang dapat dipergunakan dalam

mengatasi permasalahan terhambatnya pasokan bahan pangan, gula dan biofuel.

Potensi sagu untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat cukup besar. Jika

produksi sagu 20-40 ton pati/ha, maka dengan potensi luas area sagu Papua dan

Papua Barat dapat dihasilkan 100-200 juta ton pati. Kebutuhan karbohidrat

masyarakat Indonesia sebesar 30 juta ton beras diperoleh dari 12 juta ha sawah,

sedangkan 30 juta ton pati sagu dapat diperoleh dari 1 juta ha kebun sagu.

Berdasarkan informasi di atas diketahui bahwa potensi sagu sangat besar untuk

dikembangkan.

Ruang lingkup kegiatan meliputi kegiatan laboratorium dan lapangan.

Kegiatan laboratorium difokuskan untuk mempelajari proses pengolahan pangan

berbasis sagu (papeda, mi, dan sirup glukosa sagu) dan energi (biomassa). Kegiatan

lapangan dilakukan untuk mengintroduksikan teknologi pengolahan sagu di Sorong.

Kegiatan ini telah berhasil menyiapkan prototipe bioindustri sagu di

Kabupaten Sorong Selatan. Komponen teknologi berupa pemanfaatan sagu sebagai

bahan pangan (papeda dan mi), gula cair, dan energi biomassa berpeluang untuk

diimplementasikan di Sorong Selatan. Pengembangan pangan berbasis sagu berupa

papeda siap saji bertujuan untuk mengatasi keterbatasan produk ini yang mulai tidak

populer di antara generasi muda. Modifikasi teknik penyajian papeda diharapkan

dapat meningkatkan popularitas pangan pokok sagu. Pangan pokok lain dalam

bentuk mi sagu juga diintroduksikan dengan pertimbangan bahwa bentuk mi sudah

sangat populer, cara konsumsinya fleksible dan teknologinya sederhana. Selain itu,

Page 58: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 51

telah dilakukan pemanfaatan limbah padat sebagai energi biomassa. Kompor

biomassa sekam padi dimodifikasi sedemikian rupa sehingga sesuai sebagai kompor

biomassa sagu.

Gambar 33. Papeda siap saji (kiri), alat pengolahan mi sagu (tengah), dan gula cair dari sagu (kanan)

Kegiatan di lapang berupa sosialisasi yang dilakukan untuk

mengintroduksikan teknologi pengolahan sagu di Sorong. Kegiatan sosialisasi

tersebut merupakan kerjasama antara BB Pascapanen dan BPTP Papua Barat

(Balitbangtan) dengan Pemda Kabupaten Sorong Selatan. Targetnya adalah

pengguna potensial yang bergerak di bidang sagu diantaranya perwakilan pemda

kabupaten/provinsi maupun institusi lain yang relevan seperti MASI (Masyarakat

Sagu Indonesia).

Gambar 34. Kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis di Kabupaten Sorong Selatan

Page 59: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 52

E. Sumber Dana Hibah Luar Negeri

Establishment of network and model manual of postharverst technology of

horticultural crops in Indonesia

Kegiatan ini merupakan kerjasama hibah luar negeri dengan Asian Food and

Agricultural Cooperation Initiative (AFACI), Korea Selatan. Keluaran dari kegiatan ini

berupa : 1) Manual teknologi penanganan pascapanen cabai untuk menekan susut , dan

2) Pola dan strategi diseminasi manual teknologi penanganan pascapanen cabai.

Buku manual teknologi penanganan pascapanen cabai adalah buku tentang

informasi cara penanganan cabai mulai dari panen hingga pemasaran. Informasi tentang

teknologi penanganan pascapanen ini sangat diperlukan sebagai materi untuk

menambah pengetahuan dan informasi bagi petani, pengumpul dan pedagang yang

terkait dengan komoditas cabai. Buku ini disusun berdasarkan hasil survey yang

dilakukan tim BB Pascapanen. Survey dilakukan ke berbagai level kepentingan mulai dari

kebun hingga pasar sebagai terminal agribisnis. Survey lapangan dilakukan di beberapa

lokasi dengan kegiatan sebagai berikut : 1) wawancara dengan petani, 2) wawancara

dengan pengumpul cabai, 3) identifikasi pasar sayuran, 4) pengamatan proses

pengemasan di tingkat pengusaha cabai, 5) survey ke pengusaha cabai PT Bimandiri di

Lembang, Bandung, 6) survey ke pasar induk Caringin di Bandung, 7) wawancara

dengan petani cabai dan petani pengumpul di Garut.

Hasil survey menunjukkan bahwa kehilangan hasil (losses) cabai sangat tinggi

yang terjadi mulai dari petani. Kehilangan hasil capai dapat mencapai 50% ketika cabai

dipanen saat musim hujan. Pada perjalanan ke pedagang pengumpul ada beberapa

sistem pengemasan, antara lain menggunakan karung (jaring) dan menggunakan dus.

Berat cabai berkisar antara 20 – 30 kg untuk setiap kemasan. Pada pengiriman ke

supermarket digunakan bahan mika sebagai alas dan dilapisi plastik film dengan bobot

sekitar 200 g. Semakin tinggi rantai pasok, syarat yang harus dipenuhi semakin banyak.

Hal ini menyebabkan semakin tinggi peluang cabai untuk di-reject ketika tidak memenuhi

persyaratan.

Pola dan strategi diseminasi manual teknologi penanganan pascapanen cabai

Workshop Asian Food and Agriculture Cooperation Initiatives (AFACI) Expert

telah dilaksakan di BB-Pascapanen, yang merupakan kegiatan koordinasi tindak lanjut

kerjasama Balitbangtan dengan Rural Development Administration (RDA) Republik

Korea. AFACI Expert workshop ini berfungsi sebagai media untuk mendiseminasikan

dan sekaligus membahas kemajuan pelaksanaan kegiatan masing-masing negara

anggota. Dalam pelaksanaan workshop dibahas pola dan strategi diseminasi manual

Page 60: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 53

teknologi penanganan pascapanen cabai serta pengalaman masing-masing negara

anggota AFACI dalam mendiseminasikan teknologi pascapanen cabai kepada para

petaninya.

Gambar 35. Peserta workshop dan kunjungan lapang ke Kebun Percobaan di Lembang

F. Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian

a. Kerjasama Dalam dan Luar Negeri

Dalam rangka perluasan dan percepatan pemasyarakatan teknologi,

diperlukan berbagai upaya penjaringan mitra kerjasama baik melalui promosi maupun

komunikasi pro-aktif yang intensif. Ruang lingkup kegiatan kerjasama ini meliputi

pendampingan teknologi terhadap mitra kerjasama yang telah terjalin sesuai dengan

kesepakatan dalam Memorandum of Understanding (MoU) dan melakukan rintisan

kerja sama baru. Kegiatan pendampingan dan perintisan kerjasama dilakukan dengan

pendekatan partisipatif dimana BB-Pascapanen secara aktif terlibat dalam

memberikan pendampingan teknologi serta komunikasi dengan mitra dan

stakeholders. Di samping itu, rintisan kerjasama juga dilakukan melalui presentasi

teknologi dan kegiatan lainnya secara langsung kepada mitra pelaku agroindustri

potensial.

Naskah Perjanjian Kerjasama Baru (MoU)

Pada tahun 2014, BB-Pascapanen telah memiliki MoU atau Naskah Perjanjian

Kerjasama, yang terdiri atas :

a. Kerjasama dalam rangka Konsorsium Nanoteknologi antara Balitbangtan dengan

Masyarakat Nano Indonesia, IPB, PT. Polowijo, PT. SMART Tbk., dan

PT. Alamanda Sejati Utama,

Page 61: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 54

b. Kerjasama dengan Pemerintah Daerah Karawang tentang Pengembangan

Bioindustri Pangan,

c. Kerjasama dengan PT. Bimandiri Agro Sedoya tentang Teknologi Mempertahankan

Kesegaran Cabai Merah Menggunakan Formula Pencegah Pembusukan,

d. Kerjasama dengan PT. Sinar Dua Putra tentang Teknologi Isolasi Cahaya untuk

Mempertahankan Kesegaran Kentang,

e. Kerjasama dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKN

Kabupaten Pakpak Bharat tentang Pengujian dan Analisa Produk Olahan Gambir di

Kabupaten Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara,

f. Kerjasama dengan Badan Ketahanan Pangan Pemerintah Daerah Kabupaten

Bangka tentang Pengujian Laboratorium Mutu dan Keamanan Pangan.

g. Kerjasama dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prop.

Lampung, Gapoktan Sepakat, PT. Royal Sun Fruit tentang Pengembangan

Agroindustri Manggis di Propinsi Lampung,

h. Kerjasama dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten

Bener Meriah dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Rejekumala Desa Blang

Kucak, Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah Aceh tentang Model

Penerapan Teknologi Pengolahan Cabai dan Tomat,

i. Kerjasama dengan Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian Medan Tentang Model

Penerapan Teknologi Pengolahan Cabai dan Tomat,

j. Kerjasama dengan Kementerian Riset dan Teknologi melalui program Insentif Riset

Nasional (InSinas),

k. Kerjasama dengan Badan Litbang Pertanian melalui program Kerjasama Kemitraan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian Nasional (KKP3N) sebanyak 4 (empat)

judul kegiatan,

l. Kerjasama dengan Badan Litbang Pertanian melalui dana kemitraan sebanyak 6

(enam) kegiatan penelitian.

Page 62: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 55

Rintisan Kerjasama

Rintisan kerjasama merupakan bagian dari proses alih teknologi. Beberapa

rintisan kerjasama yang telah dilakukan pada TA 2014 yaitu : a) Rintisan kerjasama

dengan PTPN VIII Bandung tentang Teknologi memperpanjang umur simpan pisang

dan teknologi pembuatan tepung pisang, b) Rintisan kerjasama dengan PT. Alamanda

Sejati Utama tentang Teknologi anti mikroba alami untuk pengawetan produk

hotikultura tujuan ekspor, c) Rintisan kerjasama dengan PT. Corona tentang Teknologi

ekstrasi bunga melati, d) Rintisan kerjasama dengan FAO (Study foodlosses and

Foodwaste), e) Rintisan kerjasama dengan Chinese Academy of Agricultural Sciences

(CAAS), f) Rintisan kerjasama dengan PAIR BATAN, g) Rintisan kerjasama dengan

PT. SMART tentang formulasi nano-coating untuk biji kelapa sawit dan formulasi

nano-coating untuk meningkatkan daya kecambah benih sawit, h) Rintisan kerjasama

dengan PT. Alamanda Sejati Utama dan Institut Pertanian Bogor tentang Teknologi

produksi untuk komersialisasi nano-coating dan nano-biokomposit untuk buah manga,

i) Rintisan kerjasama dengan Duksung Womens University, j) Rintisan kerjasama

dengan Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Karawang tentang

pengembangan bioindustri padi.

Pengusulan HaKI

Telah diusulkan 9 draft paten ke BPATP dan telah menindaklanjuti dengan

mendaftarkan ke Direktorat Jenderal HaKI dan mendapatkan nomor pendaftaran

seperti tertera pada Tabel 2.

Gambar 36. Penandatanganan MoU Konsorsium Nanoteknologi oleh Kepala Balitbangtan disaksikan oleh Kemenristek (kiri) dan Penandatanganan kerjasama dengan PT. Bimandiri Agro Sedoya

Page 63: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 56

Tabel 2. Pendaftaran paten BB-Pascapanen tahun 2014

No. Judul Paten Inventor No Pendaftaran

1. Teknologi Proses Penurunan Indeks Glikemik pada Bihun Beras

Sri Widowati, Heti Herawati,

Prima Luna, Hoerudin, Tjahja

Muhandri, Fahma

P 00201405305

2. Teknologi Proses Penurunan Indeks Glikemik pada Bihun Ubijalar

Sri Widowati, Zahirotul Hikmah

Hasan, Heti Herawati, Prima

Luna, Tjahja Muhandri.

P 00201405289

3. Teknologi Pembuatan Tempe Koro

Endang Yuli Purwani,

Widaningrum, Sri Yuliani, Agus

Supriatna Somantri, Ermi

Sukasih, Fajar Kurniawan

P 00201405302

4. Proses Penurunan Kadar Tanin dan Indeks Glikemik Pada Pengolahan Nasi Sorgum Instan

Sri Widowati, Rahmawati

Nurdjannah, Heti Herawati, B.A.

Susila Santosa, Ratnaningsih,

Andi Nur Alamsyah

P 00201405298

5. Proses Pembuatan Vinegar Kulit Pisang

Miskiyah, Juniawati, Sri

Usmiati, Widaningrum, Faradilla

Ariyani, Marman Wahyudi.

P 00201405300

6. Proses Pembuatan Bubur

Sorgum Instan

Sri Widowati, Heti Herawati,

Prima Luna, Wahyu Diyono,

Rahmawati

P 00201405294

7. Teknologi Pengolahan

Permen Jelly dari Daun

Uncaria Gambier Roxb.

Hernani, Sari Intan Kailaku, Ika

Hikmawati

P 00201405304

8. Formula Pencegah

Pembusukan Buah Cabai

Drs. Dondy A. Setiabudy, dkk P 00201405291

9. Komposisi Kemasan Berbahan Baku Tapioka dan Ampok Serta Proses Pembuatannya

Dr. Evi Savitri Iriani, MSi, dkk P 00201405290

Terdapat dua teknologi BB-Pascapanen yang telah dimohonkan lisensi kepada

Kepala Balitbangtan oleh mitra swasta. Dua teknologi tersebut adalah : 1) Stick Test

Kit Perangkat Deteksi Cepat Mikroba Total (TPC) pada Susu Segar yang telah

terdaftar dengan nomor pendaftaran P 002013004412 dan sedang dipublikasikan

selama 18 bulan dengan calon lisensor adalah PT. Kalbe Farma, dan 2) Formula Lilin

untuk Memperpanjang Umur Simpan Buah-Buahan yang telah didaftarkan dengan

nomor pendaftaran P 00301304819 dengan calon lisensor PT. Alamanda Sejati

Utama. Sertifikat paten untuk Proses Penurunan Indeks Glikemik Beras telah

diterbitkan oleh Ditjen HaKI pada bulan November 2014. Selain itu, BB-Pascapanen

juga telah mengusulkan satu merk yaitu Valia yang merupakan merk produk tempe

dari koropedang. Merk tersebut telah didaftarkan ke Ditjen HaKI dan mendapat nomor

pendaftaran D 00 2014043643.

Page 64: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 57

2. Partisipasi Ekspose, Pameran dan Gelar Teknologi

Partisipasi ekspose/pameran dan gelar teknologi diselenggarakan untuk

menyampaikan informasi teknologi agar meningkatkan pengetahuan masyarakat dan

mengantarkan inovasi teknologi untuk dapat dikenal dan memberikan pilihan untuk

diadopsi pengguna. Gelar teknologi pascapanen yang diselenggarakan merupakan

media komunikasi untuk menunjukkan capaian hasil dan dapat menjadi media

komunikasi antar peneliti, kemungkinan kerja sama penelitian maupun pengembangan

serta menjadi media pengembangan kapasitas peneliti.

Gelar Teknologi/Ekspose/Pameran

Pada tahun 2014, BB-Pascapanen berpartisipasi dalam 25 kegiatan gelar

teknologi/ekspose/pameran. Selain itu, BB-Pascapanen juga melaksanakan bimbingan

teknis dan menerima kunjungan dari berbagai instansi, mitra swasta maupun petani.

Ke-25 kegiatan gelar teknologi/ekspose/pameran yang telah diikuti, yaitu : a) Mini Expo

Women’s Club, b) Parade Pangan Nusantara, c) Gelar Teknologi dan Pengolahan

Hasil Pertanian, d) Agrinex Expo, e) Indo Green Forestry Expo, f) Apkasi International

Trade and Investment Summit, g) Indonesia Climate Change Education Forum and

Expo, h) Agro and Food Expo, i) Indonesia Biodiversity Expo, j) Pekan Informasi

Nasional, k) Pekan Lingkungan Indonesia, l) Hari Susu Nusantara, m) Pekan Produk

Kreatif Indonesia, n) Penas (Pekan Petani dan Nelayan Andalan Nasional) ke XIV,

o) Indo Livestock, p) Gelar Teknologi Tepat Guna, q) Pekan Inovasi Sulawesi, r) Hari

Kebangkitan Teknologi Nasional, s) Hari Pangan Sedunia, t) Pekan Flori dan Flora

Nasional, u) Persagi, v) Pameran Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (Sikib),

w) Pameran Indotera, x) Pameran Katumbiri, y) Open House dalam rangka HUT Ke-40

Tahun Badan Litbang Pertanian,dan z) Festival Tepung Nusantara.

Gambar 37. Menteri Pertanian didampingi Wakil Menteri Pertanian dan Staf Ahli Menteri sedang meninjau stand Balitbangtan

Page 65: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 58

Kunjungan dan Bimbingan Teknis

BB-Pascapanen menerima kunjungan dari beberapa perguruan tinggi,

kelompok masyarakat, instansi pemerintah dan melaksanakan bimbingan teknis

mengenai teknologi pascapanen. Selama tahun 2014, BB-Pascapanen telah

menerima kunjungan dari berbagai stakeholders sebagai berikut : 1) Kunjungan

mahasiswa Praktek Kerja Lapangan (PKL) Universitas Andalas, Padang, IPB dan

Universitas Pakuan Bogor, 2) Kunjungan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura

Kabupaten Siak Propinsi Riau, 3) Kunjungan Dr. Gun Hee-Kim dari Duksung Women

University Seoul Korea, 4) Kunjungan BKPP Yogyakarta, 5) Kunjungan Pokja III Dinas

Pertanian dan Ketahanan Pangan Tangerang Selatan, 6) Kunjungan Tim AFACI,

7) Kunjungan INIFAP Mexico, 8) Kunjungan BPTP Kalimantan Selatan, dan

8) Kunjungan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seram Bagian Timur

Propinsi Maluku.

Gambar 38. Kunjungan Tim AFACI ke BB-Pascapanen

Bimbingan teknis yang telah dilaksanakan pada tahun 2014, meliputi :

1) Bimbingan Teknis Teknologi Penanganan Pascapanen Padi untuk Petani

Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua, 2) Bimbingan Teknis Teknologi

Penanganan Pascapanen dan Pengolahan Produk Hortikultura untuk Dinas Pertanian,

Kelautan dan Perikanan Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, 3) Bimbingan Teknis

Teknologi Pengolahan Pascapanen Aneka Bahan Pangan untuk Kelompok PKK dan

Kader Pos Yandu Kabupaten Bengkalis, 4) Bimbingan Teknis Teknologi Pengolahan

Pascapanen Sukun untuk Dinas Pertanian dan Kelautan Provinsi DKI Jakarta dan

5) Pengenalan Teknologi dan Pemanfaatan Sorghum kepada perwakilan BPTP Jawa

Timur, BPTP Yogyakarta dan BPTP Jawa Tengah.

Page 66: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 59

Gambar 39. Kepala BB-Pascapanen menerima cinderamata dari BKPP Kabupaten Bengkalis

3. Pengembangan Diversifikasi Pangan

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mempercepat diversifikasi

konsumsi pangan adalah dengan mengembangkan dan mengintroduksi bahan pangan

alternatif pengganti beras yang berharga murah dan memiliki kandungan gizi yang

tidak jauh berbeda dengan beras. Teknologi pascapanen untuk mendukung program

diversifikasi pangan telah banyak dilakukan Balitbangtan, Perguruan Tinggi, dan

lembaga terkait lainnya, namun difusi dan tingkat adopsi penerapan teknologi tersebut

di lapangan masih sangat rendah. Kegiatan pengembangan diversifikasi pangan

bertujuan untuk melakukan akselerasi gerakan masif diversifikasi pangan lokal dan

penyiapan logistik mendukung Gerai Inovasi yang berlokasi di Bogor. Kegiatan ini

telah melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap mitra UKM/KWT, sebagai

berikut :

a. Pembinaan industri kecil dan evaluasi perkembangan agroindustri tepung kasava

Bimo pada Kelompok Pengolah “Matahari Terbit” di Desa Wangun Jaya,

Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut. Kelompok pengolah ini selama jangka

waktu 1,5 tahun (Januari 2012 hingga Maret 2014) telah menjual 3 ton tepung

kasava Bimo.

b. Pengembangan produk jagung di Kabupaten Temanggung mulai dipasarkan ke

daerah lain. KWT Bunga Purwo Mandiri yang merupakan mitra binaan

BB-Pascapanen telah menghasilkan olahan jagung antara lain berasan jagung,

tepung jagung (putih dan kuning) serta mi jagung. Selain itu, ada produk olahan

berbasis singkong, yaitu tepung dan kripik singkong (snack).

Page 67: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 60

c. Sentra promosi diversifikasi produk olahan (Gerai Inovasi). Gerai Inovasi

berfungsi sebagai suatu media outlet untuk promosi produk-produk inovasi dan

sekaligus produk yang telah dikembangkan bersama mitra binaan. Gerai inovasi

ini milik seluruh unit kerja Balitbangtan yang dikelola oleh BB-Pascapanen.

Diharapkan secara bertahap Gerai Inovasi ini dapat menjadi tempat promosi

semua produk yang telah dikembangkan oleh unit kerja Balitbangtan, terutama

yang berlokasi di Bogor. Gerai Inovasi telah di-launching pada tanggal 1

Desember 2014.

Gambar 41. Kegiatan di UMKM Center dan asosiasi olahan jagung

Gambar 40. Kegiatan produksi tepung kasava Bimo di Kelompok Pengolah Matahari Terbit, Kabupaten Garut

Page 68: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 61

d. Pemasyarakatan teknologi olahan pangan lokal yang memanfaatkan komoditas

umbi-umbian, yaitu ubi kayu, ubi jalar, talas, garut dan ganyong untuk diolah

sebagai produk antara berupa tepung ubi kayu, ubi jalar, talas dan ganyong. Umbi

garut diolah menjadi pati atau berbagai bentuk olahan lainnya seperti emping.

Produk olahan yang dikembangkan dari umbi-umbian dapat berbahan baku umbi

segar (pasta) maupun dalam bentuk tepung. Pengembangan teknologi olahan

juga mencakup pembinaan terhadap mitra binaan BB-Pascapanen dan pelaku

usaha pengolahan produk yang telah ada seperti usaha olahan kue basah dan

kue kering berbahan dasar ubi kayu, ubi jalar, talas, labu dan lain-lain. Selain

umbi-umbian, juga dikembangkan berbagai jenis produk olahan diantaranya di

wilayah KRPL yang pada umumnya berupa komoditas hortikultura (sayuran, buah

dan biofarmaka) menjadi berbagai jenis keripik maupun minuman. Intervensi

pemanfaatan produk diversifikasi dilakukan juga ke daerah bencana atau daerah

marginal, sebagai produk pangan instant untuk pemenuhan kalori masyarakat

pada kondisi darurat. Bencana yang sempat menimpa stakeholder Kementerian

Pertanian di daerah Sinabung dan Manado menjadi sasaran dalam pemenuhan

kebutuhan kalori dalam kondisi darurat, sehingga dilakukan penyebaran produk

olahan pangan tersebut kepada korban bencana. Kecukupan energi pada

pemenuhan kebutuhan kalori dapat diterima dengan baik oleh tubuh.

Gambar 42. Disain interior dan display produk pada Gerai Inovasi

Page 69: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 62

Tabel 3. Rekapitulasi mitra binaan BB-Pascapanen

No. Nama Mitra Produk Bahan Dasar Produksi Pemasaran

1. Rumah Kita Ubiku Singkong 40 kg/ minggu

Bogor, Jakarta, Bekasi

2. Mr Bronco Brownies Tepung Singkong

Bogor, Jakarta, Bandung

3. DeSa Qu

(status PIRT dan halal on going)

Eggroll/brownies Jagung, singkong/kue kering dan basah non terigu

Tepung Singkong, Ganyong, Jagung, Talas, Sukun

Eggroll 39 boks/hari (100g/boks)

Brownies : order

Bogor (Pajajaran), Sentul City

4. Teteh Ety Kue kering dan kue basah

Tepung singkong, jagung, sukun, talas, sorgum

Bogor, Jakarta

5. Matahari Terbit

Tepung singkong

Singkong Garut

6. Rumah Cilacap

Eggroll dan tepung sukun

Buah Sukun Jakarta, Bogor,

7. Nanamie Bagelen ganyong

Tepung ganyong

Bandung, Jakarta, Singapura

8. Nanda Cake Lapis legit ganyong

Tepung ganyong

Malaysia, Bandung, Jakarta, Hongkong

9. Sangkurian Lapis Bogor Tepung talas Jabodetabek

10. CV. Naya Tepung talas dan ubi ungu

Talas dan ubi ungu

Jabodetabek

Gambar 43. Penyerahan bantuan kepada korban bencana alam

e. Open House dan Sosialisasi Diversifikasi Pangan. Open House dan Sosialisasi

Diversifikasi Pangan yang bertema “Pangan Lokal Aman Untuk Gaya Hidup

Page 70: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 63

Sehat” dilaksanakan tanggal 1-2 Desember 2014. Kegiatan ini diselenggarakan

dalam rangka mengimplementasikan hasil inovasi Balitbangtan dan sebagai

media untuk pemasyarakatan serta diseminasi inovasi teknologi pascapanen dan

pengolahan pangan lokal yang meliputi aneka umbi, serealia dan tanaman

pekarangan potensial lainnya. Pada kegiatan Open House ini selain sosialisasi

diversifikasi pangan, juga diselenggarakan bazar, pameran, demo masak, talk

show dan kunjungan ke Gerai Inovasi. Pengunjung yang hadir terdiri atas

berbagai unsur masyarakat, termasuk para pegawai, pelajar SLTA/SMK, UKM

lingkup Jabodetabek, mitra bisnis dan masyarakat umum. Penyelenggaraan Open

House dan Sosialisasi Diversifikasi Pangan ini menjadi pintu pembuka untuk

melakukan penyebaran informasi teknologi produk pangan non beras dan terigu.

4. Kawasan Rumah Pangan Lestari

Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) telah memanfaatkan secara optimal

lahan pekarangan untuk budidaya tanaman pangan, buah-buahan, sayuran, tanaman

obat keluarga (toga) maupun ternak/ikan serta pengolahan limbah rumah tangga

menjadi kompos. Namun demikian, banyak hasil dari KRPL yang tidak dimanfaatkan

karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam pengolahan hasil, sehingga

peningkatan wawasan dalam pengolahan hasil buah-buahan, sayuran dan biofarmaka

hasil pekarangan sangat penting.

Diseminasi dan pelatihan teknologi pengolahan buah-buahan, sayuran dan

tanaman biofarmaka hasil pekarangan dengan tujuan untuk meningkatkan wawasan

pengolahan hasil telah dilakukan di dua lokasi yaitu di Kabupaten Pacitan dan DI

Yogyakarta. Pelatihan di Pacitan dihadiri oleh 46 orang peserta, yang terdiri atas

perwakilan kelompok wanita tani (KWT), penyuluh pendamping KRPL dan staff

Kantor Ketahanan Ketahanan Pangan. Pelatihan di Yogyakarta dihadiri oleh 53 orang

peserta, yang terdiri atas perwakilan KWT, PKK, penyuluh pendamping KRPL,

koordinator wilayah KRPL dan peneliti dari BPTP Yogjakarta. Pelatihan meliputi

penyampaian teori dan praktek pengolahan buah-buahan, sayuran dan tanaman

biofarmaka. Praktek terdiri atas pengolahan sari buah pepaya dan nenas, sari buah

tomat dan pepaya, saos tomat dan terong, saos sambal cabe dan pepaya, selai

nenas dan jahe, manisan terong, instan campur sari, permen jahe dan minuman

campur sari.

Page 71: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 64

5. Koordinasi dan Penugasan Peneliti dan Teknisi Mendukung Program Direktorat

Teknis/BPTP/Pemda

Dalam penerapan teknologi pascapanen di lapangan yang sesuai dengan

kebutuhan dan program pembangunan pertanian yang telah ditetapkan baik di pusat

maupun daerah, diperlukan koordinasi dengan berbagai instansi yang terkait.

Koordinasi dengan institusi lingkup Direktorat Teknis di Kementerian Pertanian

maupun BPTP dan Pemerintah Daerah, menjadi sangat penting agar teknologi yang

dihasilkan dan yang akan diteliti sesuai dengan kebutuhan yang ada di lapangan.

Pada waktu yang sama, Direktorat Teknis dan Pemda serta institusi lain yang memiliki

kaitan dengan pertanian juga memiliki program pembangunan yang berupa aplikasi

teknologi pascapanen di lapangan. Program-program tersebut perlu didukung oleh

BB-Pascapanen terutama untuk memperkuat muatan teknologi dan supervisi

teknologinya di lapangan. Koordinasi merupakan salah satu alat untuk dapat

melaksanakan kegiatan yang dilakukan bersama-sama agar berjalan secara baik

sesuai tugas dan wewenang masing-masing pihak terkait.

Koordinasi dengan Direktorat Teknis/BPTP/Pemda/Instansi Terkait Lainnya

Selama tahun 2014, BB-Pascapanen telah berpartisipasi dan berkontribusi

aktif dalam pertemuan koordinasi dengan berbagai instansi terkait. Hal ini

menunjukkan peran BB-Pascapanen yang semakin penting dan semakin diakui

kinerjanya. Kegiatan pertemuan koordinasi dengan instansi terkait yang cukup

penting, sebagai berikut :

1. Pertemuan Teknis Penyusunan Posisi Indonesia dalam Sidang Codex Committe

on Spices and Culinary Herbs (CCSCH).

2. Request for National Consultant Candidates for the Project Formulation Utilization

of Sago Starch in Indonesia bekerjasama dengan FAO.

Gambar 44. Peserta pelatihan di Kabupaten Pacitan (kiri) dan Gunung Kidul (kanan)

Page 72: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 65

3. Persiapan Posisi DELRI sidang FAO Regional Asia Pacific ke-32.

4. Persiapan DELRI Sidang ke-1 Sidang Codex Committe on Spices and Culinary

Herbs (CCSCH).

5. Penyusunan tupoksi stakeholder yang terlibat pada program KIN tentang

Nanoteknologi.

6. Sidang Working Group on Agriculture, Food and Forestry Cooperation

(WGAFFC).

7. Lauching Cetak Biru Persusuan Indonesia 2013-2025 dan Seminar Nasional.

8. Pembahasan Persiapan Materi Sidang Codex Committee on Contaminant in

Foods (CCCF) ke-8

9. Pembahasan Rancangan Peraturan Kepala Badan POM RI tentang Pengawasan

Formaldehida dalam Pangan.

10. Expert Consultation on Vegetable Postharvest Research and Development

Priorities in Southeast Asia.

11. Pemantapan Pilot Project Strategi Induk Pengembangan Pertanian (SIPP) Ubi

kayu Tahun 2014.

12. Identifikasi Pemalsuan Kualitas Beras Impor.

13. Rencana Strategis Jejaring Intelijen Pangan (JIP) dan Konsep Indonesia Risk

Assessment Center.

14. Dialog Nasional Pembangunan Pertanian Indonesia Masa Depan dalam PENAS

Petani Nelayan XIV.

15. Pembahasan Tindaklanjut Sidang Codex.

16. Persiapan Pelaksanaan Sidang Technical Working Groups Meeting (TWG’s) on

Food Crops and Horticulture.

17. The 2nd Joint Committee Meeting of Agriculture RI-Malaysia.

18. Persiapan Sidang Posisi Indonesia dalam CAC ke-37.

19. Konsorsium Model Pengembangan Bioindustri Integrasi Jagung dan Ternak di

Provinsi Gorontalo.

20. Focus Group Discussion Pengembangan Agroindustri Berbasis Jagung.

21. Sosialisasi Sinergi Kebijakan Pengembangan Bahan Baku Bahan Bakar Nabati

(BBN) Mendukung Energi Nasional.

22. Focus Group Discussion Peran Sagu Sebagai Komoditas Potensial, Pilar

Kedaulatan Pangan dan Energi.

23. Workshop Teknologi Pertanian Ramah Iklim kerjasama BMKG - BPPT - DRN -

Kementerian Pertanian - PII dan Jasa Tirta II.

24. Pertemuan Jejaring Inteligen Pangan Badan POM.

25. Pembahasan Jejaring Keamanan Pangan Nasional.

Page 73: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 66

26. Koordinasi Swasembada Pangan dengan Dirjen Tanaman Pangan dalam rangka

Upaya Pencapaian Swasembada Pangan Khususnya Padi, Jagung dan Kedelai

(Pajale).

27. Wrap-up meeting the 4th Implementation Support Mission SMARTD-World Bank.

Pengiriman Tenaga Peneliti Mendukung Program Direktorat Teknis/BPTP/ Pemda/Instansi Terkait Lainnya

Terdapat banyak permintaan kepada BB-Pascapanen sebagai nara sumber

teknologi dari berbagai instansi terkait. Kegiatan cukup penting, sebagai berikut :

1. Narasumber Workshop Peningkatan Ekspor Komoditas Pertanian Pola Insentif.

2. Narasumber Penanganan Pascapanen Bawang Merah dan Inovasi Teknologi

Pengeringan dan Penyimpanan (Instore Drying).

3. Narasumber Focus Group Discussion dengan tema “Pola Pengembangan Sistem

dan Kelembagaan Operasional Terhadap Manajemen Kawasan Pascapanen

Tanaman Pangan.

4. Narasumber Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) “Pascapanen

Penanganan Pangan Lokal”.

5. Narasumber Penanganan Pascapanen Buah di Wilayah Barat.

6. Narasumber Penangan Pascapanen Buah di Wilayah Timur.

7. Narasumber Pembahasan SOP Pascapanen Pepaya.

8. Narasumber Dialog Nasional kegiatan Penas Petani Nelayan XIV.

9. Narasumber Teknologi Olahan Ternak.

10. Narasumber pada Pelatihan Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (PG3A).

11. Narasumber pada Workshop Investasi Hortikultura : Cabai dan Bawang Merah.

12. Narasumber Pelatihan Budidaya Tanaman Hias.

6. Penerbitan Publikasi Ilmiah, Semi Populer dan Populer

Publikasi yang dilakukan oleh BB-Pascapanen terbagi dalam beberapa

kelompok, yaitu : publikasi ilmiah (jurnal), publikasi semi populer seperti buku

teknologi, dan publikasi populer seperti leaflet, poster dan baliho. Publikasi berdasar

keberkalaannya dibagi dalam publikasi berkala yang terbit reguler dan publikasi non

berkala atau terbit tidak tertentu waktunya. Jurnal Pascapanen telah memperoleh

akreditasi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada tahun 2007,

akreditasi berikutnya diperoleh pada tahun 2010 dan 2012. Kegiatan penerbitan

publikasi terutama publikasi populer dan semi populer diharapkan dapat

menyampaikan informasi teknologi kepada berbagai kalangan masyarakat dan

Page 74: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 67

diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dan mengantarkan invensi

teknologi pascapanen untuk dapat diadopsi pengguna.

Seminar Rutin

Seminar rutin merupakan forum pertemuan ilmiah para peneliti untuk

menyampaikan hasil-hasil penelitian atau pemikirannya. Selain itu, seminar ini

dimaksudkan untuk menjaring bahan publikasi ilmiah baik untuk Jurnal Pascapanen.

Seminar rutin dihadiri oleh para peneliti lingkup Kampus Penelitian Pertanian

Cimanggu, Perguruan Tinggi serta Pemda (Dinas Pertanian dan Dinas Agribisnis).

Pelaksanaan seminar rutin bulanan BB-pascapanen telah diselenggarakan sebanyak

10 kali, dengan jumlah makalah yang dipresentasikan rata-rata 2-3 makalah untuk

setiap seminar.

Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian

Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian tahun 2014 terbit 1 (satu) volume 2

(dua) nomor yaitu J. Pascapanen Vol. 11 (1) dan Vol. 11 (2). Naskah yang diterbitkan

pada J. Pascapanen volume 11 nomor 1 sebanyak 6 naskah dan naskah yang

diterbitkan pada J. Pascapanen volume 11 nomor 2 sebanyak 6 naskah sebagaimana

terdapat pada Tabel 4

Tabel 4. Judul dan penulis pada Jurnal Pascapanen Volume 11 (1) dan (2) tahun 2014

No. Judul Penulis

Volume 11 Nomor 1

1. Aktivitas anti mikroba nanoemulsi minyak biji pala (Antimicrobial activity of nutmeg oil nanoemulsion)

Iceu Agustina, Endang Yuli Purwani, Niken Harimurti, dan Sri Yuliani

2. Evaluasi efek kemasan plastic terhadap daya simpan beras (Evaluation on the effects of type of plastics packaging on the storage of rice)

Elmi Kamsiati, Emmy Darmawati, Yadi Haryadi

3. Pengaruh jenis kemasan dan penyimpanan dingin terhadap mutu fisik cabai merah (Effect of packaging type and low temperature storage on physical quality of red chilli)

Rahmawati Nurdjannah, Yohannes Aris Purwanto dan Sutrisno

4. Pengaruh penambahan sari cempedak terhadap umur simpan dan nutrisi sari buah nanas (Effect of addition cempedak cider for shelf life and nutrition pineapple juice)

Abdullah Bin Arif, Setyadjit, Irpan Badrul Jamal, Heny Herawati dan Suyanti

5. Pengaruh vapor heat treatment dan suhu penyimpanan pada mutu buah papaya (Study of vapor heat treatment to maintain papaya quality at different storage temperature)

Nurhayati, Rokhani Hasbullah dan Y. Aris Purwanto

6. Pola pertumbuhan Aspergillus Ochraceus BIO 220 dan produksi okratoksin A pada jagung dan kedelai invitro (Growth pattern of aspergillus ochraceus and ochratoxin A production on maize and soybeans invitro)

Sinta Simatupang, Winiati P. Rahayu, Hanifah N. Lioe, Dian Herawati, Wisnu Broto dan Santi Ambarwati

Page 75: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 68

No. Judul Penulis

Volume 11 Nomor 2

1. Pengaruh perlakuan heat moisture treatment (HMT) terhadap sifat fisiko kimia dan fungsional tepung beras dan aplikasinya dalam pembuatan bihun berindeks glikemik rendah (Influence of heat moisture treatment (HMT) physicochemical and functional properties of rice flour and its application on producing low Glycemic Index (GI) rice vermicelli)

Sri Widowati, Heti Herawati, Ema S. Mulyani, Fahma Yuliwardi dan Tjahja Muhandri

2. Optimasi proses gelatinisasi berdasarkan Respon Surface Methodology pada pencetakan beras analog dengan mesin twin roll (Optimation of gelatinisation process based on respon surface methodology of rice analogues moulding by using Twin Roll machine)

Reni Juliana Gultom, Sutrisno, Slamet Budijanto

3. Extraction of fruit peels of Pometia pinnata and its antioxidant and antimicrobial activities (Ekstraksi dan pengamatan aktivitas antioksidan dan antimikroba dari kulit buah Pometia pinnata)

Fransisca C. Faustina dan Filiana Santoso

4. Pengaruh giberelin dan jenis kemasan untuk menekan susut cabai kopay selama pengangkutan jarak jauh (Assessment of giberelin and type of packaging to lower the losses of the chili Kopay during long distance transport)

Kasma Iswari dan Srimaryati

5. Antifungal effect of mango peel (Mangifera indica L) cv Rucah extract on several isolates of mold and yeast from rotten mango peel (Pengaruh ekstrak kulit mangga (Mangifera indica L) cv Rucah pada berbagai isolate jamur dan ragi diisolasi dari kulit mangga)

Ermi Sukasih, Setyadjit dan Dwi Amiarsi

6. Perubahan kualitas bawang merah (Allium ascalonicum L.) selama penyimpanan pada tingkat kadar air dan suhu yang berbeda (Changes in quality shallot (Allium ascalonicum L) during storage at different temperature and water content)

A Khairun Mutia, Y. Aris Purwanto dan Lilik Pujantoro

Buku Teknologi

Buku teknologi banyak diminati oleh masyarakat karena memberikan informasi

yang komprehensif tentang proses menghasilkan produk olahan berbahan baku

komoditas pertanian. Informasi yang tersaji dalam buku teknologi meliputi aspek :

penanganan bahan baku, proses pengolahan menghasilkan produk berkualitas,

penanganan produk hasil proses, analisis ekonomi dan peluang bisnis. Pada tahun

2014, BB Pascapanen menerbitkan 8 buku teknologi dan 1 CD buku 50 Teknologi

Inovatif Litbang Pascapanen Pertanian. Kedelapan buku teknologi tersebut sebagai

berikut :

1. Buku Laporan Tahunan 2013

2. Buku Teknologi Pascapanen Padi

3. Buku Teknologi Pascapanen Jagung

4. Buku Teknologi Pascapanen Kedelai

5. Buku Teknologi Pascapanen Bawang

Page 76: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 69

6. Buku Teknologi Pascapanen Cabai

7. Buku Teknologi Pascapanen Daging

8. Buku Pemodelan Dinamis Percepatan Diversifikasi Pangan Mendukung Ketahanan

Pangan Nasional

Buku laporan tahunan 2013 memuat berbagai hasil kegiatan penelitian dan

manajemen BB-Pascapanen tahun 2013. Banyaknya peminat dari masyarakat

maupun pengusaha pada beberapa teknologi pascapanen pertanian, serta untuk

memenuhi permintaan khusus dalam rangka mendukung 4 Sukses Kementerian

Pertanian maka buku teknologi sebanyak 6 judul dan 1 buku pemodelan dinamis

percepatan diversifikasi pangan mendukung ketahanan pangan nasional tersebut

diterbitkan tahun ini. Buku teknologi pascapanen jagung sudah pernah dicetak tahun

2012, namun karena adanya permintaan khusus maka pada tahun 2014 dicetak ulang.

Gambar 45. Beberapa publikasi BB-Pascapanen terbitan 2014

Gambar 46. Compact disc (CD) Buku 50 Teknologi Inovatif Pascapanen

Page 77: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 70

Leaflet dan Poster

Pada tahun 2014 telah dicetak 17 judul leaflet sebanyak 1000 lembar untuk

didiseminasikan kepada para peminat teknologi pascapanen melalui berbagai

pameran dan ekspose teknologi, open house, dan seminar nasional maupun

internasional. Judul leaflet yang diterbitkan tahun 2014 adalah sebagai berikut :

1. Teknologi Nanoserat Selulosa dari Tongkol Jagung dan Jerami Padi sebagai

Reinforcing Agent untuk Edible Film,

2. Teknologi Pengolahan Tepung Bawang Merah Kaya Antioksidan,

3. Teknologi Pembuatan Beras Artificial Fungsional Lambat Cerna,

4. Teknologi Memperpanjang Daya Simpan Segar Cabai Keriting Kencana,

5. Teknologi Pembuatan Kemasan Plastik Anti Mikroba untuk Pengawetan Daging,

6. Teknologi Pembuatan Kemasan Edible Film Anti Mikroba untuk Mengawetkan

Daging Sapi,

7. Teknologi Enzimatis untuk Meningkatkan Rendemen dan Mutu Gula,

8. Teknologi Enkapsulasi Nano-Vitamin A dan Zat Besi sebagai Fortifikan Flake Ubi

Kayu,

9. Teknologi Iradiasi untuk Mempertahankan Kesegaran VUB Kentang Kastanum,

10. Teknologi Nanoenkapsulasi Katekin dari Daun Gambir untuk Produksi

Nutraseutikal,

11. Teknologi Isolasi Pencahayaan Menggunakan Rak Penyimpanan untuk

Mencegah Kerusakan Kentang GM-05,

12. Teknologi Pengolahan Tepung Kentang,

13. Teknologi Fermentasi Koro Pedang (Canavalia ensiformis),

14. Teknologi Produksi Gula Tebu dengan Filtrasi Membran,

15. Teknologi Nanoenkapsulasi Minyak Biji Pala sebagai Bahan Preservatif,

16. Teknologi Nanoenkapsulasi Ekstrak Temulawak Kaya Antioksidan,

17. Teknologi Substitusi Gula Tebu dengan Sorgum Manis.

Page 78: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 71

Gambar 47. Beberapa contoh leaflet yang telah dicetak tahun 2014

Poster memberikan informasi singkat tentang keunggulan teknologi beserta

manfaatnya. Poster digunakan untuk mendukung dan memperkuat penyampaian

informasi teknologi kepada masyarakat melalui berbagai acara, antara lain pameran,

ekspose, seminar nasional dan internasional, open house, pelatihan teknologi.

Beberapa poster BB Pascapanen ditampilkan pada kegiatan pameran sebagai berikut:

1. Gelar teknologi P2HP pada bulan Maret 2014, menampilkan teknologi pascapanen

Jagung tanpa limbah,

2. Agrinex Expo ke-8 di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta tanggal 28 – 30

Maret 2014, menampilkan teknologi pascapanen Sukun,

3. Gelar dan Temu Teknologi Pekan Nasional Petani Nelayan Ke XIV (PENAS XIV)

dilaksanakan dari tanggal 7 – 12 Juni 2014, menampilkan teknologi pascapanen

proses pengolahan padi, jagung dan sorgum,

4. Indolivestock Expo dan Forum ke-9 bersama Indo Feed 2014, Indo Dairy 2014, dan

Indo Fisheries 2014 Export dan Forum dilaksanakan di Hall A dan B Jakarta

Page 79: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 72

Convention Center, Senayan dari tanggal 18 – 20 Juni 2014. Indolivestock Expo

dan Forum 2014 menampilkan teknologi pembuatan kemasan ramah lingkungan,

5. Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) tanggal 9 – 12 Agustus 2014 di

BPPT Jakarta, menampilkan nano teknologi,

6. Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-34 dilaksanakan di Makasar, Sulawesi Selatan,

bertemakan “Pertanian Bioindustri Berbasis Pangan Lokal Potensial” dari tanggal

6 – 12 November 2014, menampilkan hasil penelitian pangan lokal berbasis

sorgum, jagung dan sagu.

Gambar 48. Beberapa contoh poster yang dicetak pada tahun 2014

Website dan Perpustakaan Digital

Website BB-Pascapanen merupakan wahana publikasi berbagai aktifitas dan

produk BB-Pascapanen. Berbagai produk hasil penelitian BB-Pascapanen perlu

didiseminasi kepada masyarakat luas. Salah satu cara adalah diseminasi dengan

menggunakan media elektronik melalui website. Keuntungan diseminasi dengan

media website adalah penyampaiannya lebih fleksibel, tidak tergantung waktu,

penetrasi ke berbagai pengguna informasi secara langsung, lebih murah, dan daerah

sebaran informasi lebih luas dan bahkan dapat melalui batas geografis negara.

Sarana publikasi tidak hanya terkait pada hasil cetakan. Media elektronik

termasuk perangkat lunak komputer dapat dimanfaatkan untuk sarana publikasi,

sehingga upaya perbaikan kemudahan akses informasi teknologi pascapanen perlu

terus ditingkatkan. BB-Pascapanen melalui kegiatan perpustakaan melakukan

peningkatan pelayanan dengan pelayanan perpustakaan digital. Peningkatan ini masih

tahap awal dalam bentuk perbaikan pelayanan kemudahan akses koleksi publikasi

cetak yang dimiliki Perpustakaan BB-Pascapanen secara digital.

Page 80: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 73

Gambar 49. Tampilan layar program Senayan untuk memudahkan pencarian koleksi publikasi yang dimiliki perpustakaan BB-Pascapanen

Koleksi perpustakaan BB-Pascapanen meliputi buku teks dan buku ilmiah

1.122 buah, Jurnal 360 buah, Buletin atau Majalah Review 78 buah, Abstrak 60

buah, Bibliografi 54 buah, Majalah Trubus 99 buah, Majalah ilmiah 304 buah, Laporan

Tahunan 223 buah, Prosiding 303 buah, Skripsi 107 buah, Warta 174 buah, Buku

Panduan Umum 16 buah, Buku Statistik 37 buah dan Buku Orasi Ilmiah 139 buah.

Pengunjung perpustakaan selama periode Januari - Juni 2014 sebanyak 42 orang,

yang terdiri atas mahasiswa baik dari perguruan tinggi di Bogor maupun luar Bogor,

yakni IPB, UNAND, UNPAD, UNPAS, siswa SMK/SMA di daerah Bogor, instansi

pemerintah dari Kementrian Pertanian, Kehutanan dan Kementerian lainnya.

Gambar 50. Perpustakaan BB-Pascapanen

Page 81: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 74

Wahana publikasi lain untuk mendukung promosi hasil penelitian

BB-Pascapanen adalah dalam bentuk baliho. Berdasarkan permintaan Balitbangtan

diperlukan baliho untuk promosi hasil penelitian di halaman kantor Balitbangtan, Pasar

Minggu serta di Kanpus Penelitian Cimanggu Bogor. Baliho sebagai sarana promosi

yang menonjol karena ukuran yang besar sehingga mudah dikenali atau mudah

dilihat masyarakat luas dari pesan yang di tampilkan pada baliho.

Gambar 51. Contoh baliho Balitbangtan pada Penas XIV di Malang

Page 82: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 75

BAB IV

KELEMBAGAAN BB-PASCAPANEN

A. Organisasi

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi organisasi, berdasarkan Keputusan

Menteri Pertanian No. 36/Permentan/OT.140/3/2013 tanggal 11 Maret 2013,

BB-Pascapanen memiliki struktur organisasi yang terdiri atas tiga Bagian/Bidang dengan

tujuh Sub Bagian/Seksi dan Kelompok Jabatan Fungsional. Kelompok Jabatan

Fungsional terdiri atas Peneliti, Perekayasa, Teknisi Litkayasa, Arsiparis, dan

Pustakawan. Kelompok jabatan fungsional peneliti terdiri atas tiga kelompok peneliti

(kelti) berdasarkan bidang masalah yaitu Kelti Teknologi Biomaterial, Kelti Teknologi

Bioprosesing dan Kelti Teknologi Disain Proses dan Biosistem, yang ditetapkan dengan

SK Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Nomor

23/Kpts/KP.460/I/1/2014 tanggal 7 Januari 2014. Surat keputusan tersebut merupakan

penyempurnaan dari SK Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Nomor

62/Kpts/KP.460/I/5/08 tanggal 15 Mei 2008 tentang Pembentukan Kelompok Peneliti

pada Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian dalam rangka

mengantisipasi dinamika lingkungan strategis, khususnya perkembangan Iptek yang

sangat pesat.

B. Sumberdaya Manusia

Dalam upaya mewujudkan BB-Pascapanen sebagai pranata penelitian dan

pengembangan yang terakreditasi dan mampu berperan sebagai inisiator teknologi

pascapanen yang diakui pada skala nasional dan internasional, BB-Pascapanen telah

memperoleh akreditasi ISO 9001:2008 sejak tahun 2010 dan akreditasi KNAPPP sejak

tahun 2013 dengan Nomor PLM 040-INA pada tanggal 18 Desember 2013 dengan masa

berlaku akreditasi selama 3 tahun.

Untuk penerapan dan pelaksanaan akreditasi ini diperlukan dukungan sumber

daya manusia berkualitas yang memiliki kompetensi tinggi, profesional dan amanah.

Kompetensi merupakan persyaratan mutlak bagi SDM BB-Pascapanen untuk menjamin

terselenggaranya kegiatan penelitian dan pengembangan yang berkualitas.

BB-Pascapanen memberikan prioritas tinggi terhadap peningkatan kualitas SDM dalam

upaya menjamin tersedianya tenaga profesional dalam melaksanakan program penelitian

pascapanen pertanian. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan BB-Pascapanen yang

terakreditasi secara berkelanjutan serta mampu memberikan kontribusi nyata dalam

inovasi teknologi penanganan dan pengolahan hasil pertanian.

Pada akhir tahun 2014, jumlah pegawai BB-Pascapanen sebanyak 139 orang.

Dari sisi kuantitas, jumlah pegawai BB-Pascapanen mengalami penurunan sebanyak 21

Page 83: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 76

pegawai (13,1%) dibandingkan jumlah pegawai pada tahun 2010. Hal ini karena selama

kurun waktu 5 tahun banyak pegawai yang memasuki masa pensiun, sedangkan

pengadaan pegawai baru sangat terbatas. Jabatan fungsional di BB-Pascapanen terdiri

atas jabatan fungsional peneliti, teknisi litkayasa, arsiparis, pustakawan, dan fungsional

umum. Kelompok jabatan fungsional peneliti berjumlah 59 orang, terdiri atas Peneliti

Utama 10 orang (sebanyak 3 orang merupakan Profesor Riset), Peneliti Madya 16 orang,

Peneliti Muda 15 orang dan Peneliti Pertama 18 orang. Dari jumlah tenaga fungsional

peneliti terdapat 4 orang yang merangkap jabatan sebagai pejabat struktural. Kelompok

fungsional teknisi litkayasa berjumlah 16 orang, yang terdiri atas Teknisi Litkayasa

Pelaksana Lanjutan 4 orang dan Teknisi Likayasa Pelaksana 12 orang. Dari jumlah

tenaga fungsional tersebut terdapat 4 orang yang merangkap jabatan sebagai pejabat

struktural.

Tabel 5. Jumlah pegawai BB-Pascapanen tahun 2014 berdasarkan pendidikan dan jabatan fungsional

No Jabatan

Fungsional Pendidikan Jumlah

S3 S2 S1 SM/D3 SLA < SLA

1. Peneliti 12 33 13 1 - - 59

2. Teknisi Litkayasa - - 1 8 7 - 16

3. Arsiparis - - - - 1 - 1

4. Pustakawan - - 1 - - - 1

5. Fungsional Umum - - 10 1 37 7 55

6. Struktural - 5 1 1 - - 7

Jumlah 12 38 26 11 45 7 139

Tabel 6. Jumlah peneliti berdasarkan jabatan fungsional periode 2010-2014

No. Jabatan Fungsional 2010 2011 2012 2013 2014

1. Peneliti Utama 12 9 8 10 10

2. Peneliti Madya 21 21 17 14 16

3. Peneliti Muda 6 8 15 15 15

4. Peneliti Pertama 18 17 13 18 18

5. Peneliti Non Klas 11 12 8 0 0

Jumlah 68 67 61 57 59

a. Pengembangan SDM

Pembinaan SDM antara lain dilakukan dengan mendorong setiap pegawai

untuk memasuki jenjang fungsional sebagai peneliti dan teknisi litkayasa,

meningkatkan kegiatan pelatihan internal serta melaksanakan kegiatan seminar secara

berkala. Pengembangan SDM dilakukan pula dengan cara memberikan kesempatan

Page 84: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 77

kepada pegawai BB-Pascapanen untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang

lebih tinggi dan mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang diselenggarakan di dalam

maupun luar negeri.

Sampai dengan akhir tahun 2014 jumlah petugas belajar dalam dan luar negeri

dan izin belajar Pegawai BB-Pascapanen sejumlah 18 orang seperti disajikan pada

Tabel 7. Pada tahun 2014 pegawai BB-Pascapanen yang mengingkuti Diklat Program

Pelatihan Jangka Pendek sejumlah 33 orang baik dalam maupun luar negeri.

Pengembangan SDM BB-Pascapanen selain dari aspek kualitas dengan

meningkatkan kemampuan dan profesionalisme SDM, juga dari aspek kuantitas

pegawai.

Tabel 7. Petugas dan izin belajar BB-Pascapanen 2014

No Nama TMT Tahun Universitas

Petugas Belajar

1. Ir. Siti Mariana Widayanti, MSi September 2011 S3 IPB

2. Heny Herawati, STP, MT September 2011 S3 IPB

3. Misgiyarta SP, MSi September 2012 S3 IPB

4. Ir. Sri Usmiati, MSi September 2012 S3 IPB

5. Winda Haliza, STP, MSi September 2013 S3 IPB

6. Mulyana Hadipernata, STP, MSc Oktober 2013 S3 UGAS Jepang

7. Sandi Darniadi, STP, MSi Oktober 2013 S3 University of Leed Inggris

8. Ira Mulyawanti, STP September 2012 S2 IPB

9. Sari Intan Kailaku, STP September 2013 S2 IPB

10. Rizaludin September 2012 D3 IPB

11. Dewi Rosmayanti September 2012 D3 IPB

12. Prima Luna, STP, M.Si April 2014 S3 University of Reading Inggris

13. Zohirotul Hikmah Hasan, SP, M.Si September 2014 S3 Wageningan University Belanda

14. Iceu Agustinisari,STP,M.Si September 2014 S3 Universitas Indonesia

15. Niken Harimurti, ST, MT September 2014 S3 Universitas Indonesia

16. Nora Purbo Utami, SE September 2014 S2 IPB

Izin Belajar

17 Beny Slamet Purwanto, A.Md September 2011 S1

Pengembangan SDM dalam rangka kaderisasi ini perlu terus diupayakan, agar

ada pengganti pada saat pegawai mencapai usia pensiun. Kaderisasi disiapkan sedini

mungkin dan disesuaikan dengan kebutuhan BB-Pascapanen agar tidak terjadi

stagnasi. Pada tahun 2014 terdapat pengangkatan seorang Calon Pegawai Negeri

Sipil sebagai calon peneliti dan pengangkatan 2 (dua) orang PNS sebagai satuan

pengaman. Pada tahun 2014 tidak ada mutasi pegawai BB-Pascapanen antara

Page 85: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 78

UK/UPT lingkup Balitbangtan, sehingga pegawai BB-Pascapanen tetap berjumlah

138 orang.

Tabel 8. Daftar pelatihan jangka pendek

No Seminar/Training Waktu Tempat Nama Petugas

1. Delri Sidang ke-1 Codex Committee on Spices and Culinary Herbs (CCSCH)

10-15 Februari 2014

Kochi-India - Ir. Rudy Tjahjohutomo, MT

- Dr. Ir. S. Joni Munarso, MS.

2. Training for Twin Screw Extruder and Nano Milling in Karlsruhe and Idar Oberstein

10-18 Maret 2014

Jerman Iceu Agustinisari, STP, M.Si

3. Factory Visit dan Training Alat Lab. Nanoteknologi

17-21 Maret 2014

Frankfurt-Jerman

- Ir. Rudy Tjahjohutomo, MT

- Dr. Ir. Evi Savitri Iriani, M.Si

- Asep W. Permana, STP, M.Si

4. Sidang Codex Alimentarius, Codex Committee Contaminants in Foods

(CCCF) ke-8

31 Maret-4 April 2014

The Hague-Netherlands

- Ir. Rudy Tjahjohutomo, MT.

- Dr. Ir. S. Joni Munarso, MS.

- Dr. Ir. Endang Yuli Purwani, M.Si

5. Delri Sidang ke-2 TF on ASOA & Sidang ke-10 TFASHP and Other Food Crops

31 Maret-4 April 2014

Cambodia Prof. Dr. Ir. Sri Widowati, MappSc

6. Delri pada Pertemuan FEALAC (Forum East Asia-Latin America Corpooration)

19-29 April 2014

Bogota Colombia

- Dr. Ir. Evi Savitri Iriani, M.Si.

- Dr. Ir. Sri Yuliani, MT.

7. Codex Committee on Pesticide Residue (CCPR)

ke-46

5-10 Mei 2014 Nanjing-China

Dr. Ir. S. Joni Munarso, MS.

8. Factory Training Alat Scanning Electrone Microscope (SEM)

19-23 Mei 2014 Inggris - Niken Harimurti, ST, MT.

- Agus Budiyanto. STP, M.Si.

9. 4 th International Rice Conference

27 Okt.-1 Nov. 2014

Bangkok Dr. Ir. Endang Yuli Purwani, M.Sc.

10. Scientific Exchange Visiting Research

27 Okt.-2 Nov. 2014

Jepang Dra. Hernani, M.Sc.

11. Second International Conference on Agricultural and Rural Development (ARD)

11-14 November 2014

Makati Shangri-La, Manila Philipina

Widaningrum, STP, M.Si.

b. Kegiatan Kepegawaian

Kenaikan pangkat dan gaji berkala

Kenaikan pangkat SDM lingkup BB-Pascapanen sebagai penghargaan

terhadap kinerja pegawai telah dilaksanakan sesuai peraturan yang berlaku. Kenaikan

pangkat tersebut dilaksanakan berdasarkan sistem kenaikan pangkat reguler dan

pilihan. Pada periode April dan Oktober 2013, telah diusulkan kenaikan pangkat

sebanyak 19 orang, yang terdiri atas 15 orang pada periode April 2014 dan 4 orang

pada periode Oktober 2014. Untuk kenaikan gaji berkala, pada tahun 2014 telah

Page 86: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 79

diusulkan sebanyak 65 orang. Dari jumlah tersebut telah direalisasikan seluruhnya

sehingga tidak mengalami keterlambatan dalam pembayaran kenaikan gajinya.

Kenaikan Jabatan Fungsional

Usulan kenaikan jabatan fungsional peneliti maupun Teknisi Litkayasa pada

tahun 2014 berjumlah 21 orang untuk fungsional peneliti dan 3 orang Teknisi

Litkayasa.

Penghargaan

Pada tahun 2014 BB-Pascapanen mengusulkan calon penerima penghargaan

Satyalencana Karya Satya 30, 20 dan 10 tahun berjumlah 33 orang, sebagai berikut :

1. Calon penerima penghargaan 30 tahun 9 orang

2. Calon penerima penghargaan 20 tahun 5 orang

3. Calon penerima penghargaan 10 tahun 19 orang

Penilaian Sasaran Kerja Pegawai

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2011 bahwa untuk

mewujudkan pembinaan Pegawai Negeri Sipil berdasarkan sistem prestasi kerja dan

sistem karier dititikberatkan pada sistem prestasi kerja. Sasaran Kerja Pegawai telah

diberlakukan sejak Januari 2014, mengingat bahwa penilaian pelaksanaan pekerjaan

Pegawai Negeri Sipil (DP3) sebagai bagian dari pembinaan PNS sebagaimana diatur

dalam Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 tentang penilaian pelaksanaan

pekerjaan PNS sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan kebutuhan

hukum dalam pembinaan PNS.

Dalam Sasaran Kerja Pegawai Pegawai Negeri Sipil wajib : 1) menyusun SKP

berdasarkan rencana kerja tahunan, 2) SKP memuat kegiatan tugas jabatan dan

target yang harus dicapai dalam kurun waktu penilaian yang bersifat nyata dan dapat

diukur, 3) SKP yang telah disusun harus disetujui dan ditetapkan oleh pejabat penilai,

4) SKP yang disusun oleh PNS jika tidak disetujui oleh pejabat penilai maka

keputusannya diserahkan kepada atasan pejabat penilai dan bersifat final, 5) SKP

ditetapkan setiap tahun pada bulan Januari, dan 6) Dalam hal terjadi perpindahan

pegawai setelah bulan Januari maka yang bersangkutan tetap menyusun SKP pada

awal bulan sesuaai dengan surat perintah melaksanakan tugas atau surat perintah

menduduki jabatan.

Sesuai dengan Pemetaan Sasaran Kinerja Pegawai BB-Pascapanen sejumlah

139 pegawai yang harus diterbitkan SKP dapat dilihat pada Tabel berikut ini. Penilaian

SKP tahun 2014 yaitu 139 orang, namun SKP yang dapat diterbitkan hanya 126 orang

karena 13 orang merupakan petugas belajar yang tidak wajib membuat SKP.

Page 87: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 80

Tabel 9. Rekapitulasi Sasaran Kerja Pegawai (SKP) Tahun 2014

No. Bagian/Bidang/Kelti Golongan Jumlah

I II III IV TB

1. Tata Usaha 4 10 22 2 0 28

2. Program dan Evaluasi 0 0 3 2 1 6

3. KSPHP 0 1 7 1 0 9

4. Kelti Teknologi Biomaterial 0 0 10 9 2 21

5. Kelti Bioprosesing 0 0 7 3 7 17

6. Kelti Teknologi Desain Proses dan Biosistem

0 0 4 8 0 12

7. Lab Pengembangan 0 8 7 0 1 16

8. Instalasi Lab Karawang 1 5 10 2 2 20

Jumlah 5 25 70 27 13 139

Pelaksanaan Surveillance ISO 9001:2008

BB-Pascapanen telah mendapatkan Sertifikat ISO 9001: 2008 pada 28

Februari 2010. Sertifikat tersebut diperbaharui setiap tiga tahun sekali, dengan Audit

Resertifikasi yang telah dilakukan pada tahun 2013. Pada tahun 2014,

BB-Pascapanen telah menyelenggarakan Audit Internal pada Bulan April 2014, dan

telah dilakukan surveillance terhadap pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu oleh

pihak PT. Mutu Agung Lestari pada tanggal 14 - 16 Oktober 2014.

Bimbingan Mahasiswa dan Praktek Kerja Lapang (PKL)

BB-Pascapanen merupakan institusi yang mempunyai tugas dalam bidang

penelitian pascapanen. Di samping menjalankan tugas pokok dan fungsinya,

BB- Pascapanen juga menerima mahasiswa dan siswa SMU/SMK untuk

melaksanakan kegiatan praktek kerja lapangan, baik penelitian oleh mahasiswa

maupun administrasi oleh pelajar. Sebagian besar mahasiswa/siswa yang melakukan

penelitian dan magang berasal dari berbagai perguruan tinggi maupun sekolah di

sekitar wilayah Bogor. Setiap mahasiswa yang melakukan praktek kerja penelitian,

dibimbing oleh pejabat fungsional peneliti dari BB-Pascapanen, sedangkan siswa

SMU/SMK dibimbing oleh staf dari masing-masing satuan tugas di BB-Pascapanen

sesuai siswa tersebut ditempatkan. Selama tahun 2014 terdapat 100 orang yang

melakukan praktek kerja lapangan maupun penelitian di BB-Pascapanen yang terdiri

dari 63 mahasiswa dan 37 siswa SMU/SMK.

Revisi Analisis Jabatan (Anjab) dan Analisis Beban Kerja (ABK)

Revisi analisis jabatan dan analisis beban kerja seluruh Pegawai Negeri Sipil

BB-Pascapanen telah dilakukan pada bulan Maret 2014. Revisi Anjab serta ABK

tersebut yaitu menyesuaikan kembali perubahan beban kerja pada masing-masing

Page 88: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 81

pegawai Kegiatan ini dilaksanakan dengan menyebarkan anjab dan ABK tahun 2010

kepada masing-masing pegawai.

Pemutakhiran Data Pemangku Jabatan dan Pengisian e-Formasi

Pemutakhiran data pemangku jabatan Pegawai Negeri Sipil lingkup

Balitbangtan telah direkonsiliasi dimana jabatan yang ada (terutama jabatan

fungsional umum) dicek kembali kesesuaiannya dengan beban kerja pegawai. Pada

bulan Maret 2014 telah disusun sistem Formasi Pegawai Negeri Sipil secara elektronik

(e-Formasi) yang memuat nama jabatan, jumlah pegawai, dan kebutuhan pegawai

berdasarkan Analisis Beban Kerja.

Sosialisasi Permentan 45 Tahun 2014

Terhitung mulai bulan Mei 2014 diberlakukan Peraturan Menteri Pertanian

Nomor 45 Tahun 2014 sebagai pengganti Peraturan Menteri Pertanian Nomor 68

Tahun 2012 tentang Pedoman Pemberian Tunjangan Kinerja Bagi Pegawai di

Lingkungan Kementerian Pertanian. Sebelum diberlakukannya peraturan baru

tersebut, telah diselenggarakan sosialisasi Permentan Nomor 45 Tahun 2014 dengan

nara sumber Kepala Bagian Kepegawaian Balitbangtan dan Kepala Sub Bagian

Jabatan Fungsional Baitbangtan pada tanggal 8 Mei 2014.

Dalam sosialisasi tersebut, disampaikan hal-hal yang berkaitan dengan

Permentan 45 tahun 2014, sebagai berikut :

1. Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 68 tahun 2012 ke Peraturan Pemerintah

Nomor 45/Permentan/OT.140/4/2014 diharapkan setiap pegawai dapat lebih

meningkatkan kinerja dan produktivitas pegawai serta efektivitas pemberian

tunjangan kinerja bagi pegawai di lingkungan Kementerian Pertanian.

2. Melakukan pembinaan dan pengawasan secara intensif kepada para Pegawai

Negeri Sipil dalam rangka penegakan disiplin dan peningkatan kinerja pegawai

sesuai dengan PP 53 tahun 2010.

3. Tunjangan kinerja diberikan kepada pegawai yang mempunyai

tugas/pekerjaan/jabatan tertentu di lingkungan Kementerian Pertanian.

4. Pegawai yang diberikan tunjangan kinerja sesuai dengan jabatan yang telah

ditetapkan oleh pimpinan unit kerja Eselon I dalam bentuk keputusan berdasarkan

evaluasi jabatan dan rekonsiliasi perubahan data pemangku jabatan di lingkungan

Kementerian Pertanian.

5. Pengurangan tunjangan kinerja tidak diberikan kepada pegawai sebagaimana

dalam pasal 2 dan pegawai yang tidak menerima pengurangan tunjangan kinerja

diberlakukan sesuai pasal 14 Permentan nomor 45.

Page 89: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 82

6. Re-grouping data pegawai lingkup BB-Pascapanen dan penyeragaman format yang

diantaranya memuat perubahan jabatan.

C. Fasilitas Penelitian

Sejalan dengan tugas pokok dan fungsi BB-Pascapanen yaitu melaksanakan

kegiatan penelitian dan pengembangan pascapanen pertanian, maka BB-Pascapanen

didukung oleh fasilitas penelitian berupa laboratorium pengujian dan pengembangan.

Laboratorium tersebut mempunyai tugas dan fungsi mendukung terlaksananya kegiatan

penelitian dan pengembangan bidang pascapanen pertanian.

a. Laboratorium Pengujian

Laboratorium pengujian BB-Pascapanen memiliki fasilitas laboratorium

pengujian yang meliputi laboratorium kimia, fisika, mikrobiologi, dan organoleptik.

Laboratorium tersebut khususnya laboratorium kimia telah mendapat akreditasi dari

Komite Akreditasi Nasional (KAN) untuk pertama kalinya pada tanggal 27 Juli 2007

sebagai laboratorium penguji yang mengimplementasikan ISO/IEC 17025:2005.

Akreditasi tersebut berhasil diperpanjang pada tahun 2011. Berdasarkan surat KAN

Nomor 374/3.a2/LP/01/12 tanggal 30 Januari 2012, laboratorium BB-Pascapanen

mendapatkan re-akreditasi sebagai laboratorium penguji dengan nomor akreditasi

LP-366-IDN. Ruang lingkup pengujian yang terakreditasi meliputi sifat amilografi,

proksimat biskuit, gula total untuk makanan dan minuman, pengawet sorbat dan

benzoat untuk minuman dan sifat fisik gabah dan beras.

Laboratorium selain melaksanakan fungsi utamanya dalam pelayanan

penelitian, juga memiliki fungsi memberikan pelayanan jasa pengujian terhadap

pihak eksternal seperti swasta, perguruan tinggi dan instansi pemerintah lainnya.

Pengembangan dan perbaikan tata-kelola laboratorium BB-Pascapanen terus

dilakukan dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan tugas dalam pelayanan

penelitian dan jasa pengujian.

b. Laboratorium Pengembangan

Laboratorium pengembangan terdiri dari laboratorium penanganan bahan dan

pengolahan. Laboratorium penanganan bahan termasuk penanganan segar

komoditas tanaman pangan (serealia dan umbi-umbian), hortikultura (buah, sayuran,

tanaman hias dan biofarmaka) dan peternakan (daging, susu dan telur) serta aneka

tepung. Sedangkan laboratorium pengolahan diantaranya pengolahan aneka roti dan

mi, pengolahan minuman, pengolahan tahu, ekstraksi atsiri dan bahan aktif,

pengolahan daging dan susu, bioprosesing dan pengemasan produk. Khusus

Page 90: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 83

laboratorium di instalasi Karawang telah dilakukan pembenahan laboratorium

pengolahan yang mendukung diverfisikasi pangan berbasis pangan lokal.

Pembenahan laboratorium akan terus dilakukan baik di Bogor maupun

Karawang, sebagai upaya mengikuti pesatnya perkembangan Iptek bidang

pascapanen, perubahan isu global, serta semakin pentingnya posisi dan peran

pascapanen dalam pembangunan agroindustri nasional, sehingga BB-Pascapanen

diharapkan akan semakin berperan nyata dan menjadi trend setter atau center of

excellent di bidang pascapanen hasil pertanian pada tingkat nasional dan

internasional.

c. Laboratorium Nanoteknologi

Nanoteknologi merupakan teknologi terkini yang mendorong revolusi industri

dan ilmu pengetahuan. The National Nanotechnology Initiative (NNI) mendefinisikan

nanoteknologi sebagai pemahaman dan kontrol terhadap dimensi ukuran bahan

antara 1 sampai 100 nm, dimana bahan tersebut memiliki sifat yang unik dan

berbeda dengan sifat sebelumnya.

Dalam rangka mendukung 4 target sukses Kementan, Balitbangtan telah

memulai penelitian dengan nano based technology untuk pertanian sejak tahun

2007. Hingga tahun 2014 telah dihasilkan produk berstruktur nano dalam bentuk

nanoemulsi, nanoenkapsulat dan nanoselulosa. Nano-ekstrak temulawak memiliki

sifat antiinflamasi setara dengan obat natrium diklofenak dan telah diaplikasikan

pada produk tablet effervescent dan minuman instan, nano-minyak pala berfungsi

sebagai antimikroba dengan aktivitas yang lebih baik dari pengawet kimia kalium

sorbat dan telah diaplikasikan pada produk jus buah dan roti, nano-katekin/ekstrak

teh hijau memiliki sifat antioksidan yang tinggi dan telah diaplikasikan pada produk

minuman instan, nano-vitamin A dan zat besi memiliki bioavailabilitas yang tinggi dan

telah diaplikasikan pada produk flakes ubi kayu, nano-serat selulosa dari tongkol

jagung dan jerami padi berfungsi sebagai reinforce agent dan telah diaplikasikan

untuk kemasan biodegradable.

Untuk meningkatkan kualitas hasil penelitian dan kontribusi Balitbangtan

terhadap dunia penelitian berbasis advance technology, telah dibangun laboratorium

penelitian nanoteknologi pangan dan pertanian yang berpresisi tinggi dan berstandar

internasional. Jenis peralatan laboratorium nanoteknologi yang dimiliki saat ini,

antara lain meliputi : a) Tranmission Electron Mikroscope (TEM), b) Scaning Electron

Microscope (SEM), c) Ultramicrotom, d) Tissue Processor, e) Critical Point Dryer,

f) Universal Ion Coater, g) High Presure Homogenizer, h) Practical Size Analyzer,

i) Nano Milling, j) Planetary Ball Mill, k) Ultra Fine Friction Griding Machine, l) X-Ray

Page 91: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 84

Difraction, m) Twin Extruder for Food Processing, n) Encapsulator, o) Differential

Scaning Calorimeter, p) Ultrasonic Processor, q) Universal Extrator, r) Tensiometer,

s) Ultraturax Homogenezer, t) Universal Mixer dan u) UV-VIS Spectrofotometer.

Gambar 52. Peralatan Laboratorium Nanoteknologi

D. Pengembangan Sarana dan Prasarana

Pengelolaan aset BB-Pascapanen, meliputi tanah, bangunan/gedung kantor,

peralatan laboratorium dan peralatan perkantoran lainnya termasuk kendaraan dinas.

Pada tahun 2014, terdapat penambahan belanja modal untuk perangkat pengolah data

dan komunikasi, peralatan dan fasilitas perkantoran dan renovasi gedung/bangunan.

Total pengelolaan aset BB-Pascapanen sampai dengan akhir tahun 2014 sebesar

Rp .91.238.188.782,-

Tabel 10. Realisasi pengembangan prasarana dan sarana BB-Pascapanen

Uraian Tahun

2009 2010 2011 2012 2013 2014

1. Tanah 22.447.800.000 22.447.800.000 22.447.800.000 22.447.800.000 22.447.800.000 22.447.800.000 2. Peralatan

dan mesin 17.314.320.582 18.369.253.082 19.771.880.732 20.019.237.231 25.166.240.781

27.805.805.000

3. Gedung & bangunan

8.147.073.602 9.202.859.502 10.481.741.502 12.910.014.502 29.214.890.002 31.456.084.002

4. Jalan & jembatan

4.980.455.000 4.980.455.000 4.980.455.000 4.980.455.000 6.531.905.800 7.599.380.000

5. Jaringan 141.225.800 687.531.300 687.531.300 687.531.300 1.551.450.800 1.817.275.000 6. Aset tetap

lainnya 67.376.650 67.376.650 67.376.650 67.376.650 97.294.780

97.294.780

7. Aset tidak digunakan

0 0 0 14.550.000 14.530.000

14.550.000

Jumlah 53.098.251.634 55.755.275.534 58.436.785.184 61.126.964.683 85.024.112.163 91.238.188.782

Pada tahun 2014 pengadaan belanja modal terdiri atas : 1) perangkat pengolah

data dan komunikasi, 2) peralatan dan fasilitas perkantoran, dan penelitian/laboratorium

dan perkantoran dan 3) renovasi gedung/bangunan. Pengadaan perangkat pengolah

data dan komunikasi, terdiri atas komputer multimedia (2 unit), server (1 unit), dan

Page 92: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 85

notebook (2 unit). Pengadaan peralatan dan fasilitas perkantoran, terdiri atas peralatan

dan fasilitas perkantoran (58 unit), peralatan dokumentasi (1 unit), dan peralatan

laboratorium, yaitu : unit prosesing padi (1 unit) dan unit prosesing limbah padi (1 unit).

Renovasi gedung/bangunan seluas 7.972 m2, yang terdiri atas pengaspalan jalan

halaman kantor, penerangan halaman kantor, perapihan saluran dan taman, interior

gedung dan pagar halaman kantor.

E. Anggaran

Sumberdaya keuangan merupakan faktor yang menentukan dalam pelaksanaan

tugas dan fungsi guna merealisasikan tujuan dan sasaran organisasi yang telah

ditetapkan. Selama periode 2010-2014, BB-Pascapanen mengelola dana DIPA yang

terus meningkat. Anggaran pada TA. 2013 merupakan tertinggi selama periode 2010-

2014. Hal ini karena pada TA. 2013 dilakukan peningkatan sarana dan prasarana litbang

(a.l. gedung laboratorium dan peralatan/mesin) sejalan dengan program Balitbangtan

dalam memasuki kurva kedua (2nd Curve) yaitu meningkatkan sinergisme program serta

pengelolaan dan pemanfaatan aset agar lebih berhasil dan berdaya guna dalam

mendukung pencapaian target sukses pembangunan pertanian.

Tabel 11. Anggaran DIPA BB-Pascapanen dan kerjasama TA. 2010-2014

Tahun DIPA BB-Pascapanen (Rp) Kerjasama (Rp)

2010 15.964.929.000,- 1.686.474.636,-

2011 17.950.140.000,- 2.186.224.273,-

2012 20.101.287.000,- 1.900.000.000,-

2013 44.294.770.000,- 2.212.691.000,-

2014 28.994.602.000,- 2.612.525.000,-

Pada TA. 2014, BB-Pascapanen mengelola anggaran DIPA sebesar

Rp 28.994.602.000,-. Selama TA. 2014 terjadi revisi pagu anggaran antara lain karena

adanya penggeseran alokasi anggaran, penambahan pagu anggaran pada belanja modal

dan penambahan pagu anggaran dari dana hibah. Alokasi anggaran tersebut digunakan

untuk mendanai kegiatan utama BB-Pascapanen, yaitu kegiatan penelitian dan

pengembangan pascapanen pertanian dan kegiatan manajemen (penunjang) lainnya.

Kegiatan manajemen lebih ditekankan pada pengelolaan satker yang bersifat rutin dan

pelayanan terhadap seluruh pegawai BB-Pascapanen. Selain melalui dana DIPA,

anggaran penelitian diperoleh melalui dana non-DIPA (kerjasama). Upaya peningkatan

pendanaan melalui non-DIPA dalam rangka memenuhi pembiayaan penelitian terus

dilakukan antara lain melalui peningkatan kerjasama penelitian dan pemanfaatan hasil

Page 93: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 86

penelitian baik dari dalam maupun luar negeri (ACIAR, KKP3N, Ristek Sinas, dll). Pada

TA. 2014, dana hibah diperoleh dari Agriculture Cooperation Initiative, Rural

Development Administration (AFACI-RDA), Suwon, Republik Korea sebesar

Rp 88.034.000,-.Realisasi anggaran BB-Pascapanen TA. 2014 hingga 31 Desember

2014 adalah sebesar Rp 27.784.055.526,- (95,82%).

Tabel 12. Realisasi anggaran DIPA BB-Pascapanen TA. 2014

No Jenis Pengeluaran PAGU Realisasi %

A. Laporan Pengelolaan Satker

1. Perencanaan Program dan Penyusunan Anggaran

a. Perencanaan Program dan Rencana Kerja Litbang Pascapanen

223.570.000 222.409.325 99,48

b. Penyusunan Anggaran dan Rencana Kerja (RKA-KL)

115.083.000 114.435.700 99,44

Jumlah A.1 338.653.000 336.845.025 99,47

2. Pelaksanaan Monev dan Sistem Pengendalian Internal

a. Pelaksanaan Monev Kegiatan 105.923.000 105.453.550 99,56

b. Pelaksanaan SPI 99.409.000 99.097.700 99,69

Jumlah A.2 205.332.000 204.551.250 99,62

3. Rapat Kerja, Koordinasi Institusional dan Pengelolaan Kelembagaan Kelti

a. Rapat Kerja BB Pascapanen 250.000.000 224.176.400 97,67

b. Koordinasi institusional dan pendampingan teknologi

299.660.000 296.199.117 98,85

c. Pengelolaan kelembagaan kelompok peneliti 90.088.000 88.933.300 98,72

d. Anjak Litbang Pascapanen untuk mendukung pencapaian 4 target sukses Kementan

373.865.000 372.087.480 99,52

Jumlah A.3 1.013.613.000 1.001.396.297 98,79

4. Pembinaan Organisasi dan Ketatausahaan

a. Pembinaan administrasi pengelolaan keuangan

151.610.000 151.096.700 99,66

b. Pembinaan administrasi dan pengelolaan kepegawaian

182.924.000 182.827.550 99,95

c. Pembinaan administrasi pengelolaan rumah tangga dan perlengkapan

84.689.000 84.535.450 99,82

d. Pengelolaan dan pengembangan laboratorium

940.200.000 595.152.371 63,30

Jumlah A.4 1.359.423.000 1.013.612.071 74,56

Jumlah A (A.1 + .... + A.4) 2.917.021.000 2.556.404.643 87,64

B. Laporan Pelaksanaan Diseminasi Teknologi

a. Pengelolaan dan pengembangan publikasi 271.082.000 270.279.550 99,70

b. Partisipasi ekspose, pameran, Penas, HUT 40 Litbang, HPS, Expo SIKIB, Simposium dan gelar teknologi

408.968.000 393.549.525 96,23

c. Pengembangan diversifikasi pangan 354.229.000 325.779.649 91,97

d. Peningkatan nilai tambah produk pertanian mendukung Rumah Pangan Lestari (KRPL)

167.144.000 153.730.285 91,97

e. Penugasan peneliti dan teknisi mendukung program instansi terkait/Direktorat Teknis/SLPTT/BPTP/Supervisi

336.560.000 335.757.322 99,76

Jumlah B 1.537.983.000 1.479.096.331 96,17

Page 94: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 87

No Jenis Pengeluaran PAGU Realisasi %

C. Laporan Pengembangan Kerjasama

a. Dukungan Kerjasama Dalam dan Luar Negeri

93.018.000 92.972.350 99,95

b. Kerjasama Hibah Luar Negeri 88.034.000 88.033.350 100,00

Jumlah C 181.052.000 181.005.700 99,97

D. Teknologi Penanganan Segar Produk Pertanian

a. Teknologi penyosohan enzimatis untuk meningkatkan mutu dan rendemen beras giling

226.018.000 225.564.327 99,80

b. Teknologi pengawetan alami (vinegar air kelapa dan kitosan) pada daging sapi dan daging ayam di tingkat RPH/RPA dan pedagang

206.146.000 203.192.850 98,57

c. Teknologi penanganan segar Varietas Unggul Baru Kentang dan Cabe Kencana pada skala usaha tani

230.509.000 208.912.400 90,63

Jumlah D 662.673.000 637.669.577 96,23

E. Produk dan Teknologi Hasil Pertanian untuk Diversifikasi Pangan dan Substitusi Pangan Impor

a. Teknologi optimalisasi pemanfaatan komoditas lokal untuk substitusi pangan impor

345.315.000 344.331.760 99,72

Jumlah E 345.315.000 344.331.760 99,72

F. Teknologi dan Produk Baru untuk Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Hasil Pertanian

a. Teknologi nano untuk pangan fungsional, nutrasetikal dan kemasan

674.197.000 670.340.457 99,43

b. Teknologi biopreservatif mendukung perdagangan hortikultura antar pulau dan peningkatan ekspor

318.077.000 317.745.330 99,90

c. Teknologi kombinasi enzimatis dan filtrasi pada produksi gula

167.928.000 167.647.000 99,83

d. Teknologi percepatan fermentasi biji kakao 124.421.000 123.464.143 99,23

e. Teknologi produksi bioetanol berbasis limbah jagung dan sorgum

215.041.000 213.968.900 99,50

Jumlah F 1.499.664.000 1.493.165.830 99,57

G. Layanan Perkantoran Litbang Pascapanen

a. Pembayaran gaji dan tunjangan 9.499.004.000 9.211.633.843 96,97

b. Penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran

4.211.885.000 4.141.443.242 98,00

Jumlah G 13.710.889.000 13.353.077.085 97,39

H. Peralatan Pengolah Data dan Komunikasi

a. Peralatan pengolah data dan komunikasi 187.400.000 186.780.000 99,67

Jumlah H 187.400.000 186.780.000 99,67

I. Peralatan dan Fasilitas Pelaksanaan Perkantoran

a. Peralatan dan fasilitas perkantoran 2.436.225.000 2.426.580.600 99,60

Jumlah I 2.436.225.000 2.426.580.600 99,60

J. Sarana dan Prasarana Gedung Kantor

a. Pengaspalan jalan, penerangan, perapihan saluran, taman dan halaman kantor dan interior

5.516.380.000 5.125.944.000 92,92

Jumlah J 5.516.380.000 5.125.944.000 92,92

T O T A L 28.994.602.000 27.784.055.526 95,82

Page 95: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 88

BAB V

PERENCANAAN PROGRAM DAN EVALUASI

Kegiatan pascapanen merupakan bagian integral dari pengembangan sistem

pertanian secara keseluruhan, yang dimulai dari aspek produksi bahan mentah hingga

pemasaran produk akhir. BB-Pascapanen sebagai institusi yang diberi mandat

melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan pascapanen, diharapkan dapat

berperan memberi masukan kepada Kementerian Pertanian, baik dalam bentuk

rekomendasi teknologi pascapanen maupun dalam hal kebijakan pengembangan

agroindustri.

Agar setiap kegiatan penelitian lebih terarah dan mencapai hal yang maksimal

diperlukan suatu perencanaan atau koordinasi tentang rencana kegiatan penelitian. Guna

pencapaian tujuan dan sasaran serta hasil penelitian pascapanen dalam bentuk keluaran

yang terukur dan tepat sasaran perlu dukungan sistem perencanaan penelitian dan

pengembangan yang terarah, mantap dan tajam yang tercermin dalam keberhasilan

pelaksanaan dan hasil yang dicapai. Koordinasi dengan berbagai instansi terkait sangat

diperlukan dalam rangka menyusun rencana program penelitian ke depan maupun dalam

implementasi kegiatan penelitian dan pengembangan di lapangan. Koordinasi dengan

institusi lingkup Direktorat Teknis di Departemen Pertanian, maupun Pemerintah Daerah

sangat penting, agar teknologi yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan riil pengguna di

lapangan.

Perumusan program penelitian dan pengembangan pascapanen pertanian secara

lebih luas diperlukan suatu bentuk pertemuan baik yang difasilitasi dalam rapat kerja (raker),

pertemuan koordinasi dengan instansi vertikal diatasnya maupun pertemuan koordinasi

dengan instansi lain yang terkait untuk mendapatkan masukan. Oleh karena itu, hasil

pertemuan tersebut dapat dirumuskan menjadi progam dan kebijakan pelaksanaan

kegiatan ke depan yang selaras dengan upaya penanggulangan isu-isu yang sedang

berkembang dalam kurun waktu berjalan dan yang akan datang.

A. Rapat Kerja BB-Pascapanen

Kegiatan rapat kerja dilaksanakan dengan mengundang berbagai pihak terkait,

baik dari instansi lingkup Balitbangtan maupun dari instansi lain yang mempunyai

kompetensi dalam bidang pascapanen pertanian. Pada tahun 2014 telah dilakukan Rapat

Kerja sebanyak dua kali. Rapat Kerja I BB-Pascapanen tahun 2014 merupakan media

untuk melakukan evaluasi pencapaian hasil litbang pascapanen yang selama ini telah

dilaksanakan sebagai pijakan dalam menyusun rencana strategis (renstra) 2015-2019

untuk meningkatkan akselerasi penciptaan dan penerapan inovasi teknologi pascapanen

Page 96: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 89

pertanian berbasis manajemen korporasi. Selain itu, Rapat Kerja ini ditujukan untuk

mempelajari penerapan manajemen korporasi dari instansi lain yang telah berhasil

menerapkan manajemen korporasi khususnya pada lembaga penelitian publik.

Rapat Kerja I BB-Pascapanen Tahun 2014 dilaksanakan pada tanggal 20-22

Februari 2014. Tema Rapat Kerja BB-Pascapanen Tahun 2014, yaitu : “Pemantapan

Renstra Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian 2015 - 2019 Mendukung Sistem

Pertanian-Bioindustri Berkelanjutan”. Tujuan penyelenggaraan Rapat Kerja I

BB-Pascapanen Tahun 2014 adalah melakukan Pemantapan Renstra BB-Pascapanen

2015 – 2019. Beberapa poin penting rumusan Rapat Kerja I, sebagai berikut :

1. Arah penelitian Pascapanen dalam menetapkan agenda dan tolak ukur

keberhasilannya perlu didasarkan pada konsepsi integrasi Rantai Pasok dan Rantai

Nilai berdasarkan People Centered Development paradigma yang mewujudkan

Pertanian Industrial pada komoditas unggulan daerah dan komoditi ekspor nasional.

2. Untuk meningkatkan adopsi suatu teknologi diperlukan upaya memilih teknologi

unggulan dengan menggunakan kriteria yang telah ditetapkan (kriteria internal,

kriteria eksternal, dan kriteria People Center Development) dan membangun serta

membina model MAI di lapang yang dapat dijadikan percontohan dengan melibatkan

peran UK/ UPT lingkup Balitbangtan dan Direktorat Teknis terkait serta peran mitra

yang memiliki komitmen dan manajemen yang kuat.

3. Pemantapan Renstra BB-Pascapanen tahun 2015 – 2019 menjadi acuan bagi jajaran

BB-Pascapanen untuk berperan aktif dalam mewujudkan sistem pertanian–bioindustri

berkelanjutan sebagaimana dicanangkan oleh Kementerian Pertanian dalam visi

pembangunan pertanian kurun waktu 2015 – 2019.

4. Muatan utama dalam Renstra BB-Pascapanen tahun 2015 – 2019 lebih

mengakomodasi kegiatan “pengolahan” yang berujung pada industri, sehingga

pembenahan laboratorium pengembangan menjadi sangat penting untuk

menghasilkan teknologi pengolahan berorientasi zero waste yang ramah lingkungan.

5. Arah kebijakan litbang pascapanen pertanian perlu mengacu pada perubahan

orientasi dari arah kebijakan Balitbangtan dengan menghasilkan teknologi yang

memuat untuk sosial ekonomi masyarakat (sosio teknologi pascapanen). Arah

kebijakan litbang pascapanen telah disusun dengan mengacu pada hasil pertemuan

Global Leadership for Agriculture Science and Technology (GLAST), sehingga ke

depan akan dihasilkan teknologi yang memperhatikan perkembangan Bioscience dan

Engineering System, mampu merespon dinamika iklim dan dikembangkan lebih lanjut

melalui penerapan IT.

6. Penyusunan program litbang pascapanen perlu dibangun berdasarkan Analisis Sistem

Dinamis untuk memberikan hasil analisis yang lebih mendalam. Oleh sebab itu,

Page 97: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 90

penyelesaian dokumen Renstra 2015-2019 tetap dilakukan dan secara simultan perlu

dilakukan perbaikan dengan menerapkan analisis sistem dinamis tersebut.

7. Untuk menghasilkan inovasi teknologi di BB-Pascapanen dan dalam rangka

peningkatan daya saing, nilai tambah, ekspor dan pengelolaan hasil samping

(by product) serta mendukung 4 sukses Kementan pada Renstra BB-Pascapanen

2015-2019 akan melakukan koordinatif penelitian dan pengembangan pascapanen

dengan Puslitbang Tanaman Pangan, Perkebunan, Peternakan, Hortikultura dan

BBP2TP.

8. Meningkatkan promosi dan mengakselerasi diseminasi hasil penelitian melalui

Spektrum Diseminasi Multi Channel baik berupa : website, sosial media, publikasi,

pameran, gelar teknologi, penyelenggaraan seminar nasional atau internasional,

promosi melalui media cetak dan elektronik kepada seluruh stakeholders nasional

melalui jejaring PPP (public-private–partnership) maupun internasional, untuk itu harus

dilakukan riset inovatif yang produktif.

Gambar 53. Pelaksanaan Rapat Kerja I BB-Pascapanen TA 2014

Rapat Kerja II BB-Pascapanen dirancang sebagai media yang tepat untuk

melakukan review pencapaian kinerja hasil litbang pascapanen periode 2010 - 2014 serta

melakukan refocusing program dan kegiatan BB-Pascapanen 2015 - 2019 sejalan

dengan prioritas pembangunan pertanian ke depan. Berdasarkan hal tersebut maka tema

Rapat Kerja II BB-Pascapanen Tahun 2014 yaitu “Refocusing program litbang

pascapanen mendukung pencapaian swasembada pangan”. Rapat Kerja II

BB-Pascapanen Tahun 2014 yang dilaksanakan pada tanggal 20 - 21 Nopember 2014,

bertempat di Auditorium Ir. Sadikin Sumintawikarta, Bogor dibuka secara resmi oleh

Kepala Balitbangtan.

Rumusan yang dihasilkan dari pelaksanaan Raker II BB-Pascapanen Tahun

2014, sebagai berikut :

Page 98: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 91

1. Peran strategis teknologi pascapanen sangat luas diantaranya : a) penyediaan

teknologi untuk mengatasi permasalahan pangan dari mencukupi kebutuhan, pangan

yang berkualitas, diversifikasi, berkembangnya industri pangan, costumization dan

peningkatan nilai tambah; b) teknologi pascapanen dalam mencapai 4 sukses

pertanian; dan c) Ketahanan Pangan Nasional (ketersediaan dan kecukupan),

termasuk dalam swasembada pangan.

2. Kebijakan pembangunan pertanian 2015 - 2019 difokuskan pada pencapaian

swasembada padi, jagung dan kedelai sebagai target pembangunan jangka pendek

(3 tahun). Kebijakan yang sama juga menetapkan gula dan daging sebagai target

utama. Pembangunan pertanian juga dituntut untuk mampu mewujudkan sebuah

struktur ketahanan pangan yang kokoh, yang semuanya memerlukan dukungan

inovasi, termasuk dari aspek pascapanen dan pengolahan hasil pertanian. Untuk

mengamankan capaian swasembada pangan serta daya saing sebuah skenario besar

perlu dibuat sebagai acuan operasional pencapaian target di atas dan strategi inilah

yang menjiwai kinerja sistem inovasi BB-Pascapanen.

3. Dinamika lingstra yang tinggi, baik nasional maupun internasional, yang mencakup

aspek pasar global, ekosistem, iklim global, HaKI, sosial budaya, ekonomi makro,

struktur demografi dan lahan, perkembangan Iptek nasional dan kebijakan pertanian,

mengharuskan BB-Pascapanen untuk melakukan refocusing arah dan strategi litbang.

4. Selama kurun waktu 2010 - 2014 BB-Pascapanen telah menghasilkan berbagai

inovasi teknologi penanganan dan pengolahan komoditas tanaman pangan,

hortikultura, perkebunan dan peternakan. Sebagian inovasi teknologi pascapanen

tersebut sudah diadopsi oleh masyarakat pengguna. Dalam kurun waktu 2015 - 2019,

BB-Pascapanen akan melakukan Akselerasi Penciptaan dan Penerapan Inovasi

Teknologi Pascapanen Pertanian sehingga diharapkan kuantitas dan kualitas inovasi

teknologi pascapanen dapat ditingkatkan seiring dengan semakin besarnya

permasalahan dan tuntutan masyarakat pengguna.

5. Para peneliti Balitbangtan, khususnya BB-Pascapanen dituntut untuk dapat

menghasilkan teknologi bukan hanya untuk kepentingan penyelamatan hasil

pertanian, namun juga harus mampu mengolahnya untuk meningkatkan nilai tambah,

daya saing serta keamanan pangan yang bermuara pada kesejahteraan petani dan

kelestarian lingkungan. Ke depan, BB-Pascapanen akan menghadapi banyak lagi

tantangan seiring dengan semakin terbukanya lingkungan global, tingginya preferensi

konsumen, seperti kebutuhan gizi, keamanan pangan dan kesehatan, serta

penyelamatan lingkungan.

6. Strategi penelitian serta pengembangan pascapanen pertanian ke depan dengan

melakukan analisis dinamika lingkungan strategis melalui berbagai pendekatan,

Page 99: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 92

diantaranya pendekatan sistem dinamik. Analisis diarahkan untuk mendapatkan

gambaran langkah-langkah kebijakan yang harus diambil agar sasaran pembangunan

pertanian 2015-2019 dapat dicapai. Sasaran lain adalah meningkatkan penguasaan

terhadap perkembangan keilmuan agar hasil penelitian pascapanen memperoleh

pengakuan ilmiah dan memberikan dampak pembangunan yang luas serta dapat

berperan dalam pengembangan iptek yang inovatif, efisien, efektif dan berdaya saing

secara nasional dan internasional.

7. Dalam rangka mengantisipasi tantangan dan kebutuhan teknologi pertanian modern

masa depan, Balitbangtan telah melakukan investasi yang besar untuk pembangunan

fasilitas dan sumber daya manusia litbang nanoteknologi. Untuk itu, program-program

litbang nanoteknologi yang meliputi nano-pupuk, nano-benih, nano-pestisida, nano-

pangan fungsional, nano-kemasan, nano-device/sensor, nano-pakan dan nano-

vaksin/hormon harus segera dilaksanakan dan diimplementasikan di lapangan secara

holistik, integratif dan masif untuk peningkatan scientific dan impact recognition

Balitbangtan. Oleh karena itu, BB-Pascapanen perlu menyusun strategi besar untuk

implementasi hasil litbang pascapanen secara masif dan cepat di lapangan dengan

bekerjasama, baik secara internal maupun eksternal Balitbangtan.

8. Raker II BB-Pascapanen 2014 ini telah menyusun : a) Roadmap bioindustri

berkelanjutan (Buku pertanian bioindustri); b) Laboratorium Lapang Kalimantan

Tengah (Pulang Pisau); c) Database capaian kinerja BB-Pascapanen 2010-2014,

berupa laporan capaian kinerja BB-Pascapanenr; d) Model revitalisasi PPK,

penanganan jagung dan kedelai di tingkat Gapoktan; e) Model penanganan

pascapanen jagung, kedelai untuk meningkatkan mutu dan ketersediaan benih;

f) Revitalisasi Instalasi Penelitian dan Pengembangan Pertanian Bioindustri Karawang;

g) Gerakan masif diversifikasi pangan; h) Quick Wins litbang nanoteknologi

mendukung kejayaan pangan Indonesia; dan i) model pengembangan bioindustri

kakao.

9. Teknologi hasil litbang yang sudah diaplikasikan di lapangan sudah banyak, namun

masih diperlukan gerakan masif untuk melakukan percepatan diseminasi di lapangan.

Selama ini transfer teknologi yang dilakukan sudah bagus, namun masih lambat.

Untuk itu diperlukan strategi baru diseminasi hasil penelitian mengingat kondisi

demografi wilayah Indonesia yang sangat luas.

Page 100: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 93

Gambar 54. Kepala Balitbangtan memberikan arahan pada pembukaan Raker II BB-Pascapanen

B. Program dan Rencana Litbang Pascapanen

Pada tahun 2014 BB-Pascapanen telah menyusun Rencana Kerja Pemerintah

(RKP). RKP merupakan dokumen perencanaan tahunan yang digunakan sebagai acuan

dalam penyusunan RAPBN dan dasar pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakan

oleh pemerintah melalui Kementerian/Lembaga. Setelah RKP disetujui oleh Presiden,

RKP kemudian dijabarkan dalam bentuk Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja

K/L). Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja-KL) disusun dengan berpedoman

pada : 1) Rencana Strategis (Renstra), 2) Rancangan awal RKP dan Pagu Indikatif, dan

3) Kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan.

Sebagai tindak lanjut dari penyusunan Renja BB-Pascapanen tahun 2014

kemudian ditetapkan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) yang merupakan penjabaran dari

sasaran strategis Renstra BB-Pascapanen yang dilaksanakan pada tahun 2014.

Dokumen ini dijadikan dasar penyusunan dan pengajuan anggaran kinerja serta dasar

bagi suatu kesepakatan tentang kinerja yang akan diwujudkan oleh suatu instansi. RKT

menjabarkan sasaran yang akan dicapai beserta indikator yang diukur beserta target

yang akan dicapai, dan selanjutnya dijadikan acuan evaluasi kinerja BB-Pascapanen

tahun 2014. RKT juga menjadi acuan dalam Penetapan Kinerja (PK) setelah

ditetapkannya alokasi anggaran BB-Pascapanen.

Pada tahun 2014, BB-Pascapanen mempunyai 9 judul kegiatan penelitian, 16

judul kegiatan manajemen, dan 6 kegiatan diseminasi dengan sumber dana APBN.

Kegiatan penelitian dan pengembangan pascapanen teralokasi dalam unit judul RPTP

dan pada masing-masing program berikut :

Page 101: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 94

1. Program Penelitian Teknologi Penanganan Segar Produk Pertanian sebanyak 3 judul;

2. Program Pengembangan Teknologi untuk Mendukung Diversifikasi Pangan dan

Substitusi Pangan Impor sebanyak 1 judul;

3. Program Penelitian Teknologi Pascapanen dan Pengembangan Produk untuk

Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing sebanyak 5 judul.

Pada tahun 2014 telah dilaksanakan koordinasi program dengan unit

kerja/pelaksana teknis lingkup Kementerian Pertanian, Pemda Propinsi/Kabupaten, dan

Kementerian terkait. Koordinasi program dengan berbagai instansi bertujuan untuk

menyelaraskan kebutuhan teknologi pascapanen dengan para pengguna/stakeholders.

Tahun 2014 merupakan akhir tahun Renstra Balitbangtan 2010-2014. Untuk

mengevaluasi keberhasilan dan kesesuaian program yang telah dicanangkan dalam

Renstra tersebut disusun laporan lima tahunan, mencakup capaian kinerja Balitbangtan

tahun renstra 2010-2014. Laporan ini menjadi bagian tak terpisahkan dari capaian kinerja

Kementerian Pertanian. Laporan capaian kinerja Balitbangtan ini disusun dengan

mencakup seluruh kegiatan utama atau unggulan, baik yang termasuk IKU maupun

kegiatan terobosan diluar IKU, serta kegiatan kerjasama dalam dan luar negeri, yang

meliputi anggaran, program litkajibangrap, SDM, sarana dan prasarana. Capaian

program litbang BB-Pascapanen adalah hasil litbang yang telah terdifusi, mempunyai

mitra atau telah dilisensi sehingga ada produknya yang telah diproduksi secara komersial

seperti tepung kasava Bimo, Beras Indeks Glikemik rendah maupun teknologi yang telah

diimplementasikan diclapang, seperti penanganan segar buah mangga untuk ekspor,

pengawet alami untuk daging, dan berbagai teknologi terapan untuk mendukung

Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).

Pada TA 2014 terjadi revisi DIPA sebanyak 5 (lima) kali, sebagai berikut :

1) Revisi DIPA ke-1 tanggal 7 April 2014 karena adanya efisiensi pada beberapa

kegiatan yang seluruhnya dialokasikan untuk mendukung pencapaian sasaran

Kementerian Pertanian terhadap 7 komoditas utama, yaitu bawang merah, cabai merah,

padi, tebu, daging, jagung dan kedelai; 2) Revisi DIPA ke-2 tanggal 16 Mei 2014 karena

adanya perubahan software; 3) Revisi DIPA ke-3 tanggal 15 Juli 2014 karena adanya

perubahan/penambahan alokasi; 4) Revisi DIPA ke-4 tanggal 11 September 2014 untuk

memenuhi prioritas kebutuhan guna mempercepat pencapaian kinerja dan meningkatkan

efektifitas; dan 5) Revisi DIPA ke-5 tanggal 11 Desember 2014 karena adanya

penambahan dana hibah luar negeri.

C. Evaluasi dan Pelaporan

Monitoring dan evaluasi (monev) mempunyai kedudukan dan peran yang penting

sebagai alat kontrol manajemen dan pengendalian program mulai dari proses

Page 102: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 95

perencanaan, implementasi, output, outcome, benefit dan impact yang diharapkan.

Monev berhubungan dengan upaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas alokasi

sumberdaya, serta meningkatkan kualitas dan akuntabilitas kegiatan penelitian dan

pengembangan serta kegiatan manajemen pendukungnya. Sasaran akhir kegiatan

monev adalah meningkatnya kualitas, efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan

lingkup BB-Pascapanen sehingga sasaran program yang telah ditetapkan dapat dicapai

dengan tepat (waktu, tempat, sasaran) sebagaimana direncanakan.

Kegiatan monitoring dan evaluasi di BB-Pascapanen dilaksanakan melalui

Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern. Secara garis besar Pelaksanaan Sistem

Pengendalian Intern mencakup kegiatan : 1) Penilaian pengendalian intern pada setiap

satuan tugas lingkup BB-Pascapanen yang dilaksanakan sebanyak dua kali, dan

2) Monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan penelitian dan manajemen, yang

dilaksanakan sebanyak 3 (tiga) kali yaitu monev tahap ex-ante, on-going dan ex-post.

Sedangkan kegiatan pelaporan yang secara rutin dilaksanakan, yaitu penyusunan LAKIP,

Laporan Bulanan BB-Pascapanen sebagai Bahan Rapim, Laporan PMK No. 249 Tahun

2011, Laporan Mingguan Realisasi Penyerapan Anggaran melalui i-monev dan

Penyusunan Laporan Tahunan BB-Pascapanen. Seperti halnya tahun 2013, kegiatan

penelitian di BB-Pascapanen tahun 2014 dipantau oleh Unit Kerja Presiden Bidang

Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) pada periode B04, B06, B09 dan

B12.

a. Sistem Pengendalian Intern (SPI)

Kegiatan penilaian Sistem Pengendalian Intern (SPI) dilaksanakan oleh Tim

Satuan Pelaksana Pengendalian Intern (Satlak PI) berdasarkan SK Kepala BB-

Pascapanen No. 28/Kpts/KP.340/I.10/01/2014 tanggal 10 Januari 2014. Tim Satlak PI

BB-Pascapanen pada TA. 2014 telah menyusun program kerja yang secara

keseluruhannya terdiri atas 12 kegiatan. Pada tahun 2014, BB-Pascapanen telah

menyusun Petunjuk Teknis SPI sebagai penyesuaian terhadap Petunjuk Pelaksanaan

SPI Balitbangtan Tahun 2013. Pada Petunjuk Teknis SPI BB-Pascapanen Tahun

2014, telah ditambahkan pelaksanaan SPI untuk kegiatan baik pada kegiatan

penelitian dan manajemen maupun pengadaan barang dan jasa. Telah dilaksanakan

pula sosialisasi Penyusunan Analisis Risiko Kegiatan pada tanggal 27 Juni 2014

dengan nara sumber dari Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian.

Pengendalian pelaksanaan kegiatan di BB-Pascapanen dilaksanakan oleh

masing-masing satuan tugas. Untuk melihat apakah pelaksanaan tugas dan fungsi

dari setiap satuan tugas sudah efektif dan efisien maka dilakukan penilaian SPI pada

masing-masing satuan tugas. Penilaian SPI pada setiap satuan tugas dilaksanakan

Page 103: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 96

sebanyak dua kali. Penilaian SPI Tahap-2 penekanannya untuk melihat upaya

tindak lanjut yang telah dilaksanakan terhadap saran perbaikan pada SPI Tahap-1.

b. Monitoring dan Evaluasi (Monev)

Monev kegiatan penelitian dan manajemen dilaksanakan oleh Tim Satuan

Pelaksana Pengendalian Intern berdasarkan SK Kepala BB-Pascapanen

No. 28/Kpts/KP.340/I.10/01/2014 tanggal 10 Januari 2014. Monev ex-ante sasaran

utamanya adalah untuk memberikan saran perbaikan terhadap RPTP, RDHP dan

RKM kegiatan berjalan. Pelaksanaan monev on-going yaitu untuk memastikan

kegiatan dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sehingga

pelaksanaan monev ini memfokuskan pada kesesuaian perencanaan dengan kegiatan

aktual di lapangan pasca monev ex-ante. Pelaksanaan monev ex-post sasaran

utamanya untuk melihat kesesuaian pencapaian ouput kegiatan secara keseluruhan

yang dikaitkan dengan rencana target output pada dokumen perencanaan, baik

kualitas maupun kuantitasnya.

Sampai dengan akhir tahun, kegiatan monev telah dilaksanakan 3 (tiga) kali,

yaitu monev ex-ante, on-going dan ex-post baik untuk kegiatan penelitian maupun

manajemen. Monev ex-ante dilaksanakan pada bulan April, monev on-going pada

bulan Juli 2014, dan monev ex-post pada bulan Desember 2014. Pelaksanaan monev

dilakukan terhadap 9 (sembilan) judul kegiatan penelitian (RPTP), 2 (dua) judul

kegiatan diseminasi (RDHP), dan 16 (enam belas) judul kegiatan manajemen (RKM).

Tabel 13. Judul kegiatan penelitian (RPTP) BB-Pascapanen TA. 2014 berdasarkan Indikator Kinerja Utama

No. Judul Kegiatan (RPTP)

a. IKU : Teknologi Penanganan Segar Produk Pertanian

1. Teknologi penyosohan Enzimatis untuk meningatkan mutu dan rendemen beras giling

2. Scaling-up produksi pengawet alami dan aplikasinya dan aplikasinya pada daging sapi dan ayam di tingkat RPH/RPA dan pedagang

3. Penanganan segar varietas unggul baru (VUB) kentang dan cabai untuk meningkatkan daya simpannya

b. IKU : Produk dan Teknologi Hasil Pertanian untuk Diversifikasi Pangan dan Substitusi Pangan Impor

1. Teknologi optimalisasi pemanfaatan komoditas lokal untuk substitusi pangan impor

c. IKU : Teknologi dan Produk Baru untuk Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing

1. Pengembangan nanoteknologi untuk pangan fungsional, nutrasetikal dan kemasan

2. Penggandaan skala produksi dengan cara enzimatis untuk meningkatkan rendemen gula dan substitusinya

3. Aplikasi teknologi biopreservatif mendukung perdagangan hortikultura antar pulau dan peningkatan ekspor

Page 104: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 97

4. Modifikasi kultur dan teknik pemerasan pulpa untuk percepatan fermentasi biji kakao

5. Teknologi produksi bioetanol berbasis limbah jagung dan sorgum

Tabel 14. Judul kegiatan diseminasi (RDHP) BB-Pascapanen TA. 2014

No. Judul Kegiatan RDHP

1. Pemasyarakatan Gerakan Masiv Diversifikasi Pangan

2. Peningkatan Nilai Tambah Produk Pertanian Mendukung KRPL

Tabel 15. Judul kegiatan manajemen (RKM) BB-Pascapanen TA. 2014

No. Judul Kegiatan RKM

1. Perencanaan Program dan Rencana Litbang Pascapanen

2. Penyusunan Anggaran dan Rencana Kerja (RKA-KL)

3. Pelaksanaan Monev dan Sistem Pengendalian Internal

4. Koordinasi Institusional dan Pendampingan Teknologi

5. Pengelolaan Kelembagaan Kelompok Peneliti

6. Anjak Litbang Pascapanen untuk Mendukung Pencapaian 4 Target Sukses Kementan

7. Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Keuangan

8. Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Kepegawaian

9. Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan RT dan Perlengkapan

10. Pengelolaan dan Pengembangan Laboratorium

11. Pengelolaan dan Pengembangan Publikasi

12. Partisipasi Ekspose, Pameran, Agroinovasi, Simposium dan Geltek

13. Koordinasi dan Penugasan Peneliti dan Teknisi Mendukung Program Instansi Terkait/Direktorat Teknis/ SLPTT/BPTP/Supervisi

14. Dukungan Kerjasama Dalam dan Luar Negeri

15. Pembayaran Gaji dan Tunjangan

16. Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran

c. Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) BB-Pascapanen TA. 2013

Laporan akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan suatu

kewajiban bagi setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan

dalam mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi sert kewenangan

pengelolaan sumberdaya berdasarkan TAP MPR RI No. XI/MPR/1998 dan UU

No. 28/1999 tentang Penyelenggaraan negara yang bersih, bebas dari korupsi, kolusi

dan nepotisme serta Inpres No. 7/1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah.

LAKIP BB-Pascapanen TA. 2013 menggambarkan capaian kinerja kegiatan

penelitian dan diseminasi. Hasil pengukuran pencapaian sasaran TA. 2013,

BB-Pascapanen telah melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan baik. Jika

dibandingkan antara target dan capaian indikator utamanya, sasaran yang telah

ditetapkan dapat tercapai dengan hasil baik (rata-rata capaian 106,25%). Dua

Page 105: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 98

indikator utama pada TA. 2013, yaitu teknologi dan produk untuk diversifikasi pangan

dan substitusi pangan impor serta teknologi dan produk untuk peningkatan nilai

tambah dan daya saing berhasil mencapai target (100%), sedangkan satu indikator

utama, yaitu teknologi penanganan segar produk pertanian pencapaiannya melebihi

target (125%). Pencapaian kinerja akuntabilitas keuangan BB-Pascapanen berhasil

dengan baik dalam mendukung pencapaian sasaran yang ditargetkan. Realisasi

penyerapan anggaran BB-Pascapanen hingga akhir Desember 2013 adalah sebesar

sebesar Rp 43.745.454.156,- (98,76%) dari Pagu Anggaran sebesar

Rp 44.294.770.000,-.

d. Laporan Bulanan sebagai Bahan Rapim

Selama periode Januari–Desember 2014, telah disampaikan 12 (dua belas)

laporan bulanan BB-Pascapanen sebagai bahan rapim lingkup Balitbangtan. Laporan

bulanan unit kerja sebagai bahan rapim bulanan, mencakup kegiatan penelitian,

diseminasi, kerjasama dan kemitraan serta manajemen. Hasil kegiatan

BB-Pascapanen yang telah dilaporkan periode Januari–Desember 2014, sebagai

berikut :

Tabel 16. Judul kegiatan dalam laporan bulanan BB-Pascapanen untuk bahan rapim

bulan Januari – Desember 2014

No. Bulan Judul Kegiatan

1. Januari 1. Pelatihan Analisis Spesies Arsen di Korea Institute of Science and Technology (KIST)

2. Rapat Kerja II BB-Pascapanen Tahun 2013

2. Februari

1. Pendampingan Ekspor Buah Mangga Gedong dan Harum Manis

ke Dubai (Uni Emirat Arab) melalui Jalur Laut dan Kunjungan

Kerja ke Kedutaan Besar RI di Muscat (Oman)

2. Scientific Exchange Aplikasi Nanoserat Selulosa dari Limbah

Biomasa Pertanian

3. Maret 1. Pemanfaatan sorgum manis sebagai sumber gula alternatif 2. BB-Pascapanen Berhasil Memperoleh Sertifikat Komite Nasional

Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan

4. April

1. Kebijakan dan Rekomendasi Pengembangan Diversifikasi Pangan (Suatu Program Aksi)

2. Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Dalam Rangka Akselerasi Gerakan Masif Diversifikasi Pangan Lokal

3. Kaji Ulang Manajemen Laboratorium BB-Pascapanen 2014

4. Pengiriman Bantuan Kemanusiaan untuk Korban Bencana Alam di Sinabung, Sumut dan Menado, Sulut

5. Mei

1. Partisipasi DELRI pada Sidang I Codex Committee on Spices and Culinary Herbs (CCSCH) di India

2. International Conference for Polysachharide di Nice, Perancis 3. Kegiatan Workshop Penulisan Makalah Review 4. Rapat Kerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Page 106: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 99

No. Bulan Judul Kegiatan RKM

6. Juni

1. Penugasan Delegasi RI (DELRI) ke Sidang ke-8 Codex Committee on Contaminant in Foods (CCCF) di Den Haag, Netherlands

2. Scientific Exchange Peneliti BB Pascapanen dalam Rangka Basic Training on X-Ray Diffraction di Karlsruhe, Jerman

3. Kegiatan Workshop Penulisan Paten BB Pascapanen 4. Sosialisasi Peraturan Menteri Pertanian No 45 Tahun 2014

tentang Pedoman Pemberian Tunjangan Kinerja bagi Pegawai di Lingkungan Kementerian Pertanian

7. Juli 1. Scientific Exchange ke Kolombia 2. Workshop “The 1st Network of Scientific- Technological

Convergence” 3. Bimbingan Teknis Pengolahan Sukun bekerjasama dengan

Dinas Pertanian dan Kelautan Propinsi DKI Jakarta 4. Bimbingan Teknis Pengolahan Aneka Bahan Pangan Alternatif

bagi Kelompok PKK dan Kader Posyandu Kabupaten Bengkalis.

8. Agustus 1. Sidang DELRI ke-2 STF on ASOA dan Sidang DELRI ke-10 TFASHP and Other Crops di Siem Reap, Kamboja

2. Kunjungan Kepala Badan Litbang Pertanian ke Laboratorium Nano Teknologi di BB-Pascapanen.

9. September 1. Penelitian Studi Cemaran Arsen (As) pada Beras 2. Partisipasi BB-Pascapanen dalam kegiatan Hakteknas 3. Pemberian Anugrah Iptek Pranata Penelitian dan

Pengembangan (Prayogasala) kepada BB-Pascapanen.

10. Oktober 1. Penelitian Teknologi Kemasan Aktif Berbasis 1-MCP untuk Memperlambat Kematangan Pisang

2. Kerjasama BB-Pascapanen dengan Dinas Perindagkop Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara

3. Kunjungan Postharvest Technology Research Center, Chiang Mai University, Thailand

4. Partisipasi BB-Pascapanen dalam Open House BBP Mektan.

11. Nopember 1. Identifikasi dan Proses Reduksi Senyawa 3-MCPD Ester untuk Meningkatkan Keamanan Pangan Minyak Sawit

2. Kunjungan dan Workshop Asian Food and Agriculture Cooperation Initiative (AFACI) Expert.

12. Desember 1. International Conference on Agricultural Postharvest Handling and Processing (ICAPHP)

2. Workshop Implementasi Model Simulasi Gerakan Diversifikasi Pangan Lokal

e. Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA. 2013

Laporan tahunan BB-Pascapanen Tahun 2013 berisi uraian capaian kinerja

kegiatan BB-Pascapanen TA. 2013. Pada capaian kinerja utama, secara ringkas

disampaikan hasil-hasil penelitian dan pengembangan pascapanen baik yang didanai

DIPA BB-Pascapanen maupun sumber dana lain. Pada TA. 2013, BB-Pascapanen

mendapat dana dari luar DIPA BB-Pascapanen, yaitu dari Badan Litbang Pertanian

(KKP3N) dan Kementerian Riset dan Teknologi (Insentif SINas). Kegiatan litbang

Page 107: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 100

pascapanen pada TA. 2013 sesuai dengan Renstra BB-Pascapanen 2010-2014,

diarahkan untuk penciptaan inovasi teknologi dan pencapaian target empat sukses

Kementerian Pertanian, khususnya peningkatan diversifikasi pangan dan peningkatan

nilai tambah, daya saing produk dan ekspor.

f. Laporan Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian

Pembangunan (UKP4) TA. 2014

Pada TA. 2014, output utama BB-Pascapanen dipantau oleh Unit Kerja

Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) dengan

kewajiban melaporkan kegiatan secara rutin setiap triwulan, yaitu pada B04, B06, B09

dan B12. Output utama kegiatan penelitian dan pengembangan pascapanen pertanian

pada akhir tahun anggaran (B12), yaitu diperolehnya 17 teknologi penanganan segar

dan pengolahan hasil pertanian dengan perincian 4 teknologi penanganan segar, 3

teknologi diversifikasi pangan dan 10 teknologi peningkatan nilai tambah dan daya

saing. Berdasarkan pemantauan yang telah dilakukan terhadap laporan Triwulan IV,

realisasi pencapaian target B12 kegiatan penelitian dan pengembangan pascapanen

pertanian telah tercapai seluruhnya (100%). Laporan B12 beserta data dukungnya

telah disampaikan ke UKP4 melalui Balitbangtan pada akhir bulan Desember 2014.

g. Rencana Aksi AKIP TA. 2014

Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP) merupakan

penerapan manajemen kinerja pada sektor publik yang sejalan dan konsisten dengan

penerapan reformasi birokrasi, yang berorientasi pada pencapaian outcome dan

upaya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. SAKIP merupakan integrasi dari

sistem perencanaan, penganggaran dan pelaporan kinerja, yang selaras dengan

pelaksanaan sistem akuntabilitas keuangan. Produk akhir dari SAKIP adalah LAKIP,

yang menggambarkan kinerja yang dicapai oleh suatu instansi pemerintah atas

pelaksanaan program dan kegiatannya.

Dalam rangka mengendalikan pencapaian kinerja maka disusun rencana aksi

AKIP yang didalamnya mencantumkan target secara periodik atas kinerja yang akan

dicapai, yaitu target pada B04, B06, B09 dan B12. Laporan pencapaian kinerja

BB-Pascapanen sesuai dengan rencana aksi AKIP TA. 2014 yang telah disusun

menunjukkan hasil yang cukup baik dimana target kinerja pada B04, B06, dan B09

telah tercapai seluruhnya (100%). Laporan B12 telah disampaikan ke Balitbangtan

pada akhir bulan Desember 2014.

Page 108: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 101

h. Laporan Triwulanan SPI TA. 2014

Setiap Satlak PI di Unit Kerja berkewajiban untuk menyiapkan, menyusun dan

menyampaikan laporan SPI secara tertulis, periodik dan berjenjang. Berdasarkan

Pedoman Umum SPI jenis laporan Satlak PI meliputi : 1) Laporan kegiatan dan

2) Laporan triwulanan. Tim Satlak PI BB-Pascapanen telah menyusun laporan

Triwulan I, II, III dan IV TA. 2014 yang telah disampaikan ke Balitbangtan dengan

tembusan kepada Inspektorat Jenderal.

i. Update e-Monev Bappenas, PMK 249/2011-Kementerian Keuangan dan i-Monev

Balitbangtan

Pelaporan Pelaksanaan Rencana Pembangunan didasarkan pada PP 39/2006

tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.

Pemantauan dilakukan terhadap program dan kegiatan yang dituangkan dalam

dokumen perencanaan (Renja-KL dan RKA-KL). Untuk mempermudah proses

monitoring dan evaluasi, Bappenas telah mengembangkan aplikasi monev berbasis

website (e-Monev Bappenas) yang dilakukan dalam kurun waktu triwulanan. Oleh

karena itu, diperlukan update data informasi kinerja setiap triwulan. BB-Pascapanen

telah melakukan update sebanyak empat kali, yaitu pada Triwulan I, II, III, dan IV.

Selain itu, dalam rangka penerapan penganggaran berbasis kinerja, Kementerian

Keuangan telah mengeluarkan PMK 249/2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi

Kinerja Atas Pelaksanaan Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga. Dalam

proses monitoring dan evaluasi kinerja penganggaran, Direktorat Jenderal Anggaran,

Kementerian Keuangan telah mengembangkan aplikasi monev berbasis website yang

updating data informasi kinerjanya dilakukan setiap bulan. BB-Pascapanen telah

melakukan update secara rutin setiap bulan (Januari – Desember 2014).

Sebagai bentuk pemantauan oleh Balitbangtan terhadap penyerapan anggaran

maka setiap UK/UPT lingkup Balitbangtan wajib melaporkan realisasi anggaran

melalui i-monev setiap minggu pada hari Jumat. Realisasi anggaran yang dipantau

meliputi belanja pegawai, belanja barang (operasional dan non operasional) dan

belanja modal. BB-Pascapanen secara rutin telah melakukan update i-monev setiap

minggu selama TA. 2014. Berdasarkan laporan i-monev, realisasi anggaran

BB-Pascapanen per tanggal 31 Desember 2014 yaitu Rp 27.784.055.526 (95,82%)

dari total pagu anggaran Rp 28.994.602.000. Rincian realisasi anggaran tersebut

sebagai berikut : 1) belanja pegawai Rp 9.211.633.843 (96,97%), 2) belanja barang

Rp 10.833.117.083 (95,40%) dan belanja modal Rp 7.739.304.600 (95,08%).

Page 109: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 102

BAB IV

PENUTUP

Kegiatan litbang pascapanen merupakan penjabaran dari Renstra BB-Pascapanen

2010-2014 dan Renstra Balitbangtan 2010-2014 yang diarahkan untuk penciptaan inovasi

teknologi dan varietas unggul berdaya saing. Output utama kegiatan penelitian dan

pengembangan pascapanen pertanian pada TA. 2014, yaitu diperolehnya 18 teknologi

penanganan segar dan pengolahan hasil pertanian, yang terdiri atas 4 teknologi

penanganan segar produk pertanian, 3 teknologi diversifikasi pangan dan substitusi pangan

impor, serta 11 teknologi peningkatan nilai tambah dan daya saing. Target output tersebut

telah tercapai seluruhnya (100%).

Hasil litbang teknologi penanganan segar produk pertanian, terdiri atas : 1) Teknologi

penyosohan enzimatis untuk meningkatkan rendemen dan mutu beras giling skala PPK,

2) Teknologi produksi pengawet alami (vinegar air kelapa) skala 30-40 liter, 3) Teknologi

penanganan segar varietas unggul cabai skala usaha tani dan 4) Teknologi penanganan

segar varietas unggul kentang skala usaha tani, sedangkan hasil litbang teknologi

diversifikasi pangan dan substitusi pangan impor, terdiri atas : 1) Teknologi produksi beras

artifisial fungsional (BAF) kapasitas 35-40 kg , 2) Teknologi produksi tempe koropedang

pada tingkat pengrajin dan 3) Teknologi pembuatan tepung premix berbasis tepung ubijalar

termodifikasi. Hasil litbang teknologi peningkatan nilai tambah dan daya saing, terdiri atas :

1) Prototipe produk pangan siap konsumsi berbasis nano-temulawak, nano-minyak pala dan

nano-katekin, 2) Teknologi aplikasi nano-nutrien untuk fortifikasi pangan lokal, 3) Teknologi

kemasan aktif antimikroba berbasis nanoteknologi untuk memperpanjang umur simpan

produk pangan, 4) Teknologi penanganan segar buah salak untuk ekspor, 5) Teknologi

aplikasi 1-MCP untuk memperpanjang umur simpan pisang, 6) Teknologi produksi

biopreservatif dari buah mangga rucah skala 10 L dan aplikasinya pada buah ekspor,

7) Teknologi enzimatis untuk meningkatkan rendemen dan mutu gula tebu skala 100 L,

8) Teknologi gula dari sorgum manis berbasis pemanfaatan enzim untuk substitusi gula tebu

skala 100 L, 9) Teknologi percepatan fermentasi biji kakao, 10) Teknologi produksi bioetanol

berbasis limbah jagung skala 50 L dan 11) Teknologi produksi bioetanol berbasis limbah

sorgum manis skala 50 L.

Diseminasi teknologi dengan mengimplementasikan langsung teknologi

BB-Pascapanen di lapangan dilakukan melalui kegiatan Peningkatan Diversifikasi Pangan

dan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Kegiatan kerjasama, promosi, pameran dan

gelar teknologi terus ditingkatkan kualitasnya sehingga efektivitas kegiatan diseminasi dapat

tercapai. Pada tahun 2014, telah diterbitkan berbagai publikasi ilmiah dan populer

diantaranya jurnal, buku teknologi dan leaflet. Kegiatan diseminasi hasil-hasil penelitian

Page 110: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2014.pdf · iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Beras sosoh hasil enzymatic pre-treatment

Laporan Tahunan BB-Pascapanen Tahun 2014 103

memberikan dampak baik bagi pencitraan BB-Pascapanen sebagai sumber teknologi.

Dampak dari kegiatan diseminasi terlihat dengan semakin meningkatnya permintaan

narasumber pelatihan kepada BB-Pascapanen dari berbagai instansi, meningkatnya

permintaan kunjungan, bimbingan teknis/pelatihan dan magang teknologi di BB-Pascapanen

serta meningkatnya permintaan pengiriman publikasi khususnya buku teknologi. Dalam

rangka meningkatkan kinerja BB-Pascapanen, telah dilakukan peningkatan kompetensi

pegawai sesuai bidang tugas, sarana dan prasarana termasuk fasilitas laboratorium,

pelayanan perpustakaan digital dan perbaikan website terutama tampilan dan up-dating

informasinya. Dengan demikian, diharapkan pelaksanaan kegiatan di BB-Pascapanen lebih

kondusif sehingga dapat memacu peningkatan kinerja.