bahasa indonesia uu perawat

22
TUGAS AKHIR MATA KULIAH BAHASA INDONESIA UNDANG-UNDANG KEPERAWATAN DI INDONESIA Disusun Oleh: Devi Oktavia Utami I31111041

Upload: okta-shi-sama

Post on 25-Jun-2015

3.767 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bahasa indonesia uu perawat

TUGAS AKHIR

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

UNDANG-UNDANG KEPERAWATAN

DI INDONESIA

Disusun Oleh:

Devi Oktavia Utami

I31111041

KEPERAWATAN REGULER A

Page 2: Bahasa indonesia uu perawat

TAHUN 2012

A. Latar Belakang

Perawat merupakan salah satu profesi dalam dunia kesehatan.

Sebagai suatu profesi, tentunya pelayanan yang diberikan harus

professional. Oleh sebab itu para perawat harus memiliki kompetensi dan

memenuhi  standar praktik keperawatan, serta memiliki kode etik dan

moral professional agar masyarakat dapat menerima pelayanan dan asuhan

keperawatan yang bermutu.

Perawat merupakan tenaga medis yang berada selama 24 jam

sehari disamping pasien. Hal ini tidak seperti tenaga medis lainnya seperti

dokter, ahli gizi, apoteker dan profesi lainnya. Ini membuat perawat

terpaksa melakukan tindakan medis yang bukan merupakan wewenangnya

demi keselamatan pasien. Fenomena ini tentunya sudah sering kita jumpai

di berbagai puskesmas terutama di daerah-daerah terpencil. Oleh karena

inilah perawat sangat memerlukan peraturan yang dapat mengatur,

melindungi, dan membantu perawat dalam melakukan tindakannya yaitu

undang-undang.

B. Masalah

Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:

1. Apa pengertian peraturan perundang-undangan dan bagaimana

peraturan perundang-undangan yang efektif?

2. Apa pentingnya peraturan perundang-undangan bagi perawat?

3. Bagaimana tanggapan pemerintah dalam menghadapi tuntutan perawat

untuk segera mengesahkan peraturan perundang-undangan bagi

perawat?

4. Bagaimana harapan perawat dengan adanya Undang-undang

Keperawatan?

C. Pembahasan

1. Pengertian Peraturan Perundang-undangan

Page 3: Bahasa indonesia uu perawat

Secara etimologis Perundang-undangan berasal dari istilah

‘undang-undang’, dengan awalan ‘per’ dan akhiran ‘an’. Imbuhan Per-

an menunjukkan arti segala hal yang berhubungan dengan undang-

undang.

Sedangkan secara maknawi, pengertian perundang-undangan

belum ada kesepakatan. Ketidaksepakatan berbagai ahli sebagian besar

ketika sampai pada persoalan apakah perundang-undangan

mengandung arti proses pembuatan atau mengandung arti hasil

(produk) dari pembuatan perundang-undangan.

Menurut penulis istilah perundang-undangan adalah untuk

menggambarkan proses dan teknik penyusunan atau pembuatan

keseluruhan peraturan negara, sedangkan istilah peraturan perundang-

undangan adalah untuk menggambarkan keseluruhan jenis-jenis atau

macam peraturan negara. Dalam arti lain peraturan perundang-

undangan merupakan istilah yang dipergunakan untuk

menggambarkan berbagai jenis (bentuk) peraturan (produk hukum

tertulis) yang mempunyai kekuatan mengikat secara umum yang

dibuat oleh pejabat atau lembaga yang berwenang.

Peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang

dibuat oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang dan mengikat

secara umum dan dibuat secara sistematis sesuai dengan jenis dan

hierarki yang didasarkan pada asas bahwa peraturan yang lebih rendah

tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi, proses

pembentukan undang-undang yang baik, harus diatur secara

komprehensif baik mengenai proses perencanaan, penyiapan,

pembahasan, pengesahan sampai dengan pengundangan.

Sedangkan menurut Kamus Bahasa Indonesia pengertian

peraturan perundangan-undangan adalah:

1. Ketentuan dan peraturan negara yang dibuat oleh pemerintah

(menteri, badan eksekutif, dan sebagainya), disahkan oleh

parlemen (Dewan Perwakilan Rakyat, badan legislatif, dan

Page 4: Bahasa indonesia uu perawat

sebagainya), ditandatangani oleh kepala negara (presiden, kepala

pemerintah, raja), dan mempunyai kekuatan yg mengikat.

2. Aturan yang dibuat oleh orang atau badan yang berkuasa.

3. Hukum (dalam arti patokan yang bersifat alamiah atau sesuai

dengan sifat-sifat alam)

Sering dijumpai banyak undang-undang yang kurang efektif

setelah undang-undang tersebut disahkan, bahkan banyak sekali

undang-undang yang baru disahkan menimbulkan pro dan kontra di

dalam masyarakat sampai adanya keinginan dibatalkannya undang-

undang tersebut, karena dianggap tidak sesuai dengan prosedur hukum

dan bertentangan dengan kaidah hukum, sehingga dalam menyusun

undang-undang diperlukan langkah-langkah:

a. Perencanaan yang matang dalam merumuskan suatu undang-

undang;

b. Harus melalui prosedur untuk mengantisipasi terjadinya cacat

hukum terhadap undang-undang tersebut;

c. Diperlukan kehati-hatian dalam merumuskan suatu undang-

undang;

d. Konsentrasi yang penuh terhadap bidang yang akan diatur.

Pembentukan peraturan perundang-undangan pada intinya

bagaimana suatu cara membuat suatu aturan yang baik agar bisa

bermanfaat bagi masyarakat luas, sehingga dalam pembentukan suatu

undang-undang di perlukan suatu ketelitian, keseriusan, kehati-hatian

serta kerjasama yang baik, sehingga tercipta suatu sistem yang baik

pula.

Undang-undang Praktik Keperawatan adalah undang-undang

yang diharapkan dapat mengatur, menjamin dan melindungi hak dan

kewajiban perawat. Adapun tujuan Undang-undang Praktik

Keperawatan adalah:

1. Tujuan utama : memberikan landasan hukum terhadap praktik

keperawatan untuk melindungi baik masyarakat maupun perawat

Page 5: Bahasa indonesia uu perawat

2. Tujuan khusus :

a. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan

keperawatan dan kesehatan yang diberikan oleh perawat.

b. Melindungi masyarakat atas tindakan yang dilakukan perawat.

c. Menetapkan standar pelayanan keperawatan.

d. Menapis ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan.

e. Menilai boleh tidaknya perawat untuk menjalankan praktik

keperawatan.

f. Menilai ada tidaknya kesalahan dan atau kelalaian yang

dilakukan perawat dalam memberi pelayanan.

Adapun contoh BAB Satu Pasal Satu ayat satu sampai dua puluh

Rancangan Undang-undang Praktik Keperawatan nomor dua puluh

adalah:

(1) Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang

merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan

pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu,

keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit

yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

(2) Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat melalui

kolaborasi dengan sistem klien dan tenaga kesehatan lain dalam

memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan

tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk

praktik keperawatan individual dan berkelompok.

(3) Asuhan keperawatan adalah proses atau rangkaian kegiatan pada

praktik keperawatan baik langsung atau tidak langsung

diberikan kepada sistem klien di sarana dan tatanan kesehatan

lainnya, dengan menggunakan pendekatan ilmiah keperawatan

berdasarkan kode etik dan standar praktik keperawatan.

(4) Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program

pendidikan keperawatan baik di dalam maupun di luar negeri

Page 6: Bahasa indonesia uu perawat

yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan

peraturan perundang -undangan.

(5) Perawat terdiri dari perawat vokasional dan perawat profesional.

(6) Perawat vokasional adalah seseorang yang telah lulus

pendidikan Diploma Tiga Keperawatan dan Sekolah Perawat

Kesehatan yang terakreditasi dan diakui oleh pejabat yang

berwenang.

(7) Perawat profesional adalah seseorang yang lulus dari pendidikan

tinggi keperawatan dan terakreditasi, terdiri dari ners generalis,

ners spesialis dan ners konsultan.

(8) Ners generalis adalah seseorang yang telah menyelesaikan

program pendidikan ners.

(9) Ners spesialis adalah seseorang yang telah menyelesaikan

program pendidikan spesialis keperawatan satu.

(10) Ners konsultan adalah seseorang yang telah menyelesaikan

program pendidikan spesialis keperawatan dua.

(11) Registered Nurse disingkat RN adalah perawat profesional yang

teregistrasi.

(12) Licensed Practical Nurse disingkat LPN adalah perawat

vokasional yang teregistrasi.

(13) Konsil Keperawatan Indone sia adalah suatu badan otonom yang

bersifat independen.

(14) Sertifikasi adalah proses pengakuan terhadap program

pendidikan dan pelatihan keperawatan dalam menyelenggarakan

program pendidikan dan pelatihan di seluruh Indonesia yang

dilaksanakan oleh organisasi profesi.

(15) Sertifikat kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap

kemampuan seorang perawat untuk menjalankan praktik

keperawatan di seluruh Indonesia setelah lulus uji kompetensi

oleh konsil keperawatan.

Page 7: Bahasa indonesia uu perawat

(16) Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap perawat yang telah

memiliki sertifikat kompetensi.

(17) Registrasi ulang adalah pencatatan ulang terhadap perawat yang

telah diregistrasi setelah memenuhi persyaratan yang berlaku.

(18) Surat Izin Praktik Perawat (SIPP) adalah bukti tertulis yang

diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kepada

perawat yang akan menjalankan praktik keperawatan setelah

memenuhi persyaratan.

(19) SIPP Satu adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Konsil

Keperawatan kepada perawat vokasional yang telah memenuhi

persyaratan.

(20) SIPP Dua adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Konsil

Keperawatan kepada perawat profesional yang telah memenuhi

persyaratan.

2. Pentingnya Peraturan Perundang-undangan Bagi Perawat

Perawat adalah profesi yang difokuskan pada perawatan individu,

keluarga, dan masyarakat sehingga mereka dapat mencapai,

mempertahankan, atau memulihkan kesehatan yang optimal dan

kualitas hidup dari lahir sampai mati. Perawat bekerja dalam berbagai

besar spesialisasi di mana mereka bekerja secara independen dan

sebagai bagian dari sebuah tim untuk menilai, merencanakan,

menerapkan dan mengevaluasi perawatan.

Perawat sering kali terpaksa melakukan tindakan medis yang

bukan merupakan wewenangnya demi keselamatan pasien. Fenomena

ini tentunya sudah sering kita jumpai di berbagai puskesmas terutama

di daerah-daerah terpencil. Oleh karena inilah perawat sangat

memerlukan peraturan yang dapat mengatur, melindungi, dan

membantu perawat dalam melakukan tindakannya yaitu undang-

undang.

Fungsi di sahkannya suatu peraturan perundang-undangan adalah

agar mendapatkan kekuatan hukum mengikat serta diketahui oleh

Page 8: Bahasa indonesia uu perawat

masyarakat luas sehingga setiap orang dapat mengetahui dan

menerapkannya.

Adapun beberapa urgensi mengenai pengesahan Undang-undang

Keperawatan adalah:

1. Masalah kebijakan kesehatan di Indonesia terlalu kompleks dan

tidak akan efektif tanpa menyertakan perawat.

2. Keperawatan sebagai proporsi tenaga keperawatan terbesar, dengan

latar belakang pendidikan hingga doktoral di indonesia tidak

memiliki posisi dalam proses pengambilan keputusan strategis.

Akibatnya, pengontrolan kualitas dari mulai pendidikan dan

pengawalan mutu pelayanan keperawatan tidak bisa di

pertanggungjawabkan atau tidak terstandar.

3. Tanpa adanya Undang-undang Keperawatan, pemerintah akan lebih

susah untuk meningkatkan standar mutu dan pelayanan

keperawatan. Penelantaran mutu pelayanan keperawatan yang

rendah sama dengan menelantarkan masyarakat.

4. Adanya perbedaan tingkatan status pada beberapa bidang kesehatan

yang telah disalahartikan oleh masyarakat umum. Yaitu bahwa

profesi perawat lebih rendah daripada profesi dokter. Hal ini sama

sekali tidak benar. Semua profesi-profesi di bidang kesehatan

adalah sejajar dan merupakan teman sejawat yang saling

berhubungan dan membutuhkan satu sama lainnya.

Selain hal-hal diatas, masih ada beberapa alasan mengapa

Undang-undang Praktik Keperawatan dibutuhkan. Pertama, alasan

filosofi. Perawat telah memberikan konstribusi besar dalam

peningkatan derajat kesehatan. Perawat berperan dalam memberikan

pelayanan kesehatan mulai dari pelayanan pemerintah dan swasta, dari

perkotaan hingga pelosok desa terpencil dan perbatasan. Tetapi

pengabdian tersebut pada kenyataannya belum diimbangi dengan

pemberian perlindungan hukum, bahkan cenderung menjadi objek

hukum. Perawat juga memiliki kompetensi keilmuan, sikap rasional,

Page 9: Bahasa indonesia uu perawat

etis dan profesional, semangat pengabdian yang tinggi, berdisiplin,

kreatif, terampil, berbudi luhur dan dapat memegang teguh etika

profesi. Disamping itu, undang-undang ini memiliki tujuan, lingkup

profesi yang jelas, kemutlakan profesi, kepentingan bersama berbagai

pihak (masyarakat, profesi, pemerintah dan pihak terkait lainnya),

keterwakilan yang seimbang, optimalisasi profesi, fleksibilitas,

efisiensi dan keselarasan, universal, keadilan, serta kesetaraan dan

kesesuaian interprofesional (WHO, 2002).

Sebelum membahas lebih dalam tentang undang- undang praktik

keperawatan mari kita mengulas secara singkat beberapa undang-

undang yang ada di indonesia yang berkaitan peraktik keperawatan.

Undang-undang Nomor Enam tahun 1963 tentan Tenaga

Kesehatan. undang-undang ini merupakan penjabaran dari Undang-

undang Nomor Sembilan tahun 1960. Undang-undang ini

membedakan tenaga kesehatan sarjana dan bukan sarjana. Tenaga

sarjana meliputi dokter, apoteker, dan dokter gigi. Tenaga perawat

termasuk tenaga yang bukan sarjana atau tenaga kesehatan dengan

pendidikan rendah. Undang-undang ini boleh dikatakan sudah usang,

karena dalam undang-undang ini juga tercantum berbagai jenis tenaga

sarjana keperawatan seperti sekarang ini.

Undang-undang Kesehatan Nomor Delapan Belas tahun 1964

mengatur tentang Wajib Kerja Paramedis. Pada pasal dua ayat tiga

dijelaskan bahwa tenaga kesehatan sarjana muda, menengah, dan

rendah wajib menjalankan wajib kerja pada pemerintah selama tiga

tahun. Dalam undang-undang ini, lagi- lagi posisi perawat dinyatakan

sebagai tenaga kerja pembantu bagi tenaga kesehatan akademis

termasuk dokter.

Dalam Surat Keputusan Menkes No. 262/Per/Vll/1979 tahun

1979 yang membedakan paramedis menjadi dua golongan yaitu

golongan medis keperawatan (termasuk bidan) dan paramdis non

keperawatan. Dari aspek hukum, suatu hal yang perlu dicatat di sini

Page 10: Bahasa indonesia uu perawat

bahwa tenaga bidan tidak terpisah tetapi juga termasuk katagori

keperawatan (Soekanto & Herkutanto, 1987; Sciortino, 1991).

Dalam Permenkes No. 363/Menkes/Per/XX/1980 tahun 1980,

pemerintah membuat suatu peryataan yang jelas perbedaan antara

tenaga keperawatan dan bidan.

Surat Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor 94/Menpan/1986, tangal empat bulan november tahun

1986 menjelaskan jabatan fungsional tenaga keperawatan dan sistem

kredit poin. Sistem ini menguntungan perawat, karena perawat bisa

naik pangkat dan tidak tergantung kepada pangkat/golongan

atasannya.

Undang-undang Kesehatan No. 23 tahun 1992 merupakan

undang-undang yang banyak memberi kesempatan bagi

perkembangan keperawatan termasuk praktik keperawatan

profesional, kerena dalam undang-undang ini dinyatakan tentang

standar praktik, hak- hak pasien, kewenagan, maupun perlindungan

hukum bagi profesi kesehatan termasuk keperawatan. Beberapa

peryataan Undang-undang Kesehatan No. 23 tahun 1992 yang dapat

dipakai sebagai acuan pembuatan Undang-undang Praktik

Keperawatan adalah: 1) Pasal 53 ayat empat menyebutkan bahwa

ketentuan mengenai standar profesi dan hak-hak pasien ditetapkan

dengan peraturan pemerintah. 2) Pasal 50 ayat satu menyatakan bahwa

tenaga kesehatan bertugas menyelenggarakan atau melaksanakan

kegiatan sesuai dengan bidang keahlian dan kewenangannya; Pasal 53

ayat empat menyatakan tentang hak untuk mendapat perlindungan

hukum bagi tenaga kesehatan (Jahmono, 1993).

Dari beberapa undang-undang diatas, dapat kita simpulkan bahwa

kebanyakan undang- ndang yang ada di indonesia yang berkaitan

dengan praktik keperawatan menyebutkan bahwa profesi perawat

hanya merupakan profesi yang dianggap berpendidikan rendah dan

sebagai profesi pembantu dokter. Hal ini tentunya sama sekali tidak

Page 11: Bahasa indonesia uu perawat

benar. Perawat-perawat di Indonesia sudah sangat banyak

menyandang gelar sarjana dan seperti yang telah penulis sebutkan

diatas, perawat dan dokter merupakan rekan kerja sejawat dan sejajar.

Pengalaman menunjukkan perawat banyak mendapatkan

hambatan untuk memberikan akses pelayanan berkualitas dan

pemerataan karena terbatas pada belum adanya sistem yang mengatur

dan memberikan jaminan perawat yang berkualitas dan belum

dipertegaskannya hal-hal yang boleh dan benar dilakukan perawat

yang berada pada kondisi-kondisi geografis di mana belum terjadi

pemerataan sumber-sumber pelayanan kesehatan.

3. Tanggapan Pemerintah Dalam Mengahadapi Tuntutan Bagi

Perawat

Setelah empat kali masuk Prolegnas dan kali ketiga Prolegnas

Inisiatif DPR RI, sampai hari ini belum ada perkembangan yang pesat

untuk proses pengesahan Undang-undang Keperawatan oleh DPR RI.

Sampai saat ini, pemerintah belum menunjukkan keseriusan dan

belum ada kesatuan kata dan perbuatan dalam mendukung Undang-

undang Keperawatan.

Pengembangan kesehatan masyarakat di Indonesia yang telah

dijalankan selama ini masih memperlihatkan adanya ketidaksesuaian

antara pendekatan pembangunan kesehatan masyarakat dengan

tanggapan masyarakat, manfaat yang diperoleh masyarakat, dan

partisipasi masyarakat yang diharapkan. Meskipun di dalam Undang-

undang No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan telah ditegaskan bahwa

tujuan pembangunan kesehatan masyarakat salah satunya adalah

meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah

kesehatannya. Oleh karena itu pemerintah maupun pihak-pihak yang

memiliki perhatian cukup besar terhadap pembangunan kesehatan

masyarakat –termasuk perawat spesialis komunitas- perlu mencoba

mencari terobosan yang kreatif agar program-program tersebut dapat

dilaksanakan secara optimal dan berkesinambungan.

Page 12: Bahasa indonesia uu perawat

Selain dihadapkan pada masalah di atas dengan telah di tanda

tanganinya Mutual Recognition Agreement (MRA) di sepuluh negara

ASEAN terutama bidang keperawatan yang akan di berlakukan tahun

2010. Dimana diantara sepuluh negara Asean tersebut hanya tiga

negara yang belum memiliki Undang-undang Keperawatan yaitu;

Indonesia, Laos dan Vietnam. Maka dapat dibayangkan bahwa

masyarakat Indonesia akan menjadi sasaran empuk tenaga-tenaga

kesehatan asing, tenaga perawat dalam negeri terpinggirkan,

pengakuan rendah dan gaji yang tidak memadai.

4. Harapan Perawat Dengan Adanya Undang-undang Keperawatan

Perawat telah memberi konstribusi yang cukup besar dalam

pemberian pelayanan kesehatan, akan tetapi belum mendapat

pengimbangan dari perlindungan hukum, bahkan sering menjadi objek

dalam masalah hukum.

Dengan adanya peraturan perundang-undangan yang mengikat

dalam bidang keperawatan, maka perawat tidak perlu ragu dan takut

dalam melakukan segala tindakan yang menurutnya benar. Perawat

juga bisa lebih leluasa untuk bertindak dan bisa meningkatkan standar

mutu pelayanan dan pendidikan keperawatan mereka. Selain itu,

kesalahpahaman mengenai tingkatan status antara perawat dan dokter

juga bisa diselesaikan.

Disi lain, perawat Indonesia juga diharapkan mampu menjadi

komoditas pemenuhan tenaga kerja profesional global, yang mana hal

ini perlu dipersiapkan betul agar mereka dapat membawa nama bangsa

dan mampu bersaing di kancah global serta mendapat perlindungan

hukum yang cukup.

D. Simpulan

Perawat merupakan salah satu profesi yang bergerak pada bidang

kesehatan. Faktanya, perawat merupakan profesi yang paling banyak

ditemui di Indonesia dibandingkan profesi lainnya. Perawat sangat

diperlukan hampir disetiap daerah-daerah di Indonesia, tidak peduli di

Page 13: Bahasa indonesia uu perawat

kota, desa maupun daerah-daerah yang sulit dijangkau seperti dipelosok-

pelosok negeri. Sudah sejak lama pula perawat mengabdikan dirinya untuk

memajukan kesehatan di negeri ini.

Namun hal ini tidak sesuai dengan hak yang didapatkan oleh

perawat. Bahkan, sampai saat ini di Indonesia belum ada peraturan

perundang-undangan yang dapat mengatur, menjamin dan melindungi hak

dan kewajiban perawat. Hal ini tentunya sangat tidak sepadan dengan apa

yang telah perawat berikan untuk negeri ini. Oleh karena inilah perawat

sangat memerlukan peraturan yang dapat mengatur, melindungi, dan

membantu perawat dalam melakukan tindakannya yaitu Undang-undang

Keperawatan.

Page 14: Bahasa indonesia uu perawat

DAFTAR PUSTAKA

http://www.djpp.depkumham.go.id/htn-dan-puu/60-pembentukan-peraturan-

perundang-undangan-di-indonesia.html

Ditulis pada hari Senin, 28 Desember 2009 oleh Prof. Dr. Bagir Manan,

S.H.,MCL.

http://massofa.wordpress.com/2008/04/29/perundang-undangan-di-indonesia/

Ditulis pada tanggal 29 April 2008

http://hukumperawat.blogspot.com/

Ditulis pada hari Sabtu, 12 Desember 2009

http://id.berita.yahoo.com/aktivis-peranan-perawat-masih-terkendala-uu-

110207400.html

Ditulis pada hari Selasa, 10 Mei 2011

http://suma.ui.ac.id/2011/05/12/hacked-by-al3x-0wn5-166/

Ditulis pada tanggal 12 Mei 2011  

http://puskesmassungkai.wordpress.com/2009/08/30/undang-undang-

keperawatan-hak-perawat-indonesia-untuk-mendapatkan-legislasi-profesi/

Ditulis pada tanggal 30 Agustus 2009 oleh Forum Puskesmas

http://www.4shared.com/get/m4sxjkpy/rancangan_undang-undang_kepera.html

http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/09/22/ppni-menanti-uu-

keperawatan/

Ditulis pada tanggal 22 September 2011

http://www.medansatu.com/node/4131

Ditulis pada hari Jumat, 5 Augustus 2011