bahasa dan bahasan angka 16 adalah angka m salah satu kemampuan air dalam menerima pesan yang...
TRANSCRIPT
1
http://madib.blog.unair.ac.id/etnografi-bangsa-bangsa/etnografi-alam-hasta-borobudur-ix/
Etnografi Bangsa Bangsa:
Etnografi Alam Hasta Borobudur IX di Ruang Kuliah 306 FISIP Antropologi Unair.
Oleh Guntur Bisowarno S. Si, Apt.,
Herbalis, Terapis Multidimensi dan Budayawan Yang tinggal di Desa Purwosari Pasuruan
Kaki Gunung Arjuno Jawa Timur
*(Tulisan ini Menjadi Tanda Pertanda dan Ditandainya Kelahiran Pendekatan Ke 16, dalam
Bahasa Alam Jawa Kuno, Angka 16 itu Angka Membilang Kode Surat Kabar, Alam Sedang
Memberi Kabar Apa dan Mengabarkan Apa, dalam “Bahasa dan Bahasan” Angka
Membilang Apa Alam Itu, dari 64 Kartu dari Hasta Borobudur IX, Angka 16 adalah Angka
Membilang Kesenangan, karena Motivasi Kilat Langit Turun Ke Bumi atau Motivasi
Kilatan Emosi yang Membangkitkan, Kilatan Kesadaran Langit Ke Bumi, yang mengandung
arti dan makna bahwa meskipun kekuatan peristiwa kejadiannya, sehebat dan sedahsyat kilat
pun, Bumi sanggup dan mampu merekamnya, dan atau memberi pengertian bahwa betapa
dahsyatnya Bumi merekam mereka semua yang ada di atas Bumi ini, bahwa alam di wakili
Bumi ini memiliki kesenangan dan kesukaan menjawab dan merespon semua Perilaku Cipta
Rasa Karsa Budaya Kebudayaan serta Peradaban mereka semua yang tinggal di atasnya,
bahwa ada Kesenangan Bumi, yang tercahayakan sejak pada awalnya, untuk
mem”bahasa”kan dan mem”bahasan”kan semua perilaku mereka semua yang tinggal di atas
Bumi ini, sungguh mampu disampaikan dan diwakili melalui dan dalam Kelahiran Metode
Pendekatan ke 16 ini, dari Etnografi Alam 64 Kartu Hasta Borobudur IX ini, Sebuah
Metode Pendekatan Ke 16, Angka 16 Membilang Surat Kabar Penuh Kesenangan dalam hal
“Bahasa dan Bahasan”, dalam Kemampuan Mereka Merekam Semua Peristiwa dan Semua
Perilaku di atas Bumi semesta alam ini)
Undangan Mengikuti Kuliah Etnografi Bangsa Bangsa
Dalam “bahasa dan bahasan“ ilmu sosial budaya kebudayaan, tak ada peristiwa sosial budaya
yang tak di sengaja, semua by choice by decision, sadar atau tidak sadar. Dalam bahasa dan
bahasan ilmu alam tidak ada peristiwa yang kebetulan. Apa yang kita pikirkan, daya budi
cipta kita, apa yang kita rahsakan, daya budi rahsa, dan daya budi karsa, untuk dikerjakan dan
di tindak lanjuti, terlebih tindakan tindakan kita, pasti akan mengarahkan kita, untuk
mengalami apapun itu, dimasa masa yang akan datang. Ternyata apa yang kita rencanakan
dan sungguh sungguh dipersiapkan secara intuisi dan penalaran untuk bersilahturahmi dengan
Pak Adib di rumahnya di Surabaya dengan berangkat dari desa Purwosari Pasuruan, dengan
2
http://madib.blog.unair.ac.id/etnografi-bangsa-bangsa/etnografi-alam-hasta-borobudur-ix/
arah energi kehidupan dan kesadaran yang nyata untuk membahas dan membicarakan secara
cerdas, atas materi kebangkitan budaya dan kebudayaan serta peradaban di Jawa Timur,
dengan sasaran taktis strategis teknis, salah satunya melalui Kampus Unair ini, maka derajat
dan bobot kegelisahan dan kegundahan kita, menjadi terjawab sudah, dengan adanya
undangan Pak Adib atas diri kita,
untuk menghadiri dan mengikuti ruang kelas kecerdasan mahasiswa unair di tahun 2013 ini,
di ruang kuliah topik Etnografi Bangsa Bangsa, hari Kamis Kliwon, 7 Maret 2013.
Semua angka hari, tanggal dan tahun hingga kisaran hari ke berapa di tanggal, bulan dan
tahun itu, belakang saat menulis tulisan ini, justru kita temukan sesudah menulis tentang
kajian proses peristiwa budaya, kebudayaan dan peradaban dari perilaku manusia di Ruang
Kuliah 306 berdasrakan kajian Angka Membilang dari Kartu Hasta Borobudur IX.
Semua keterhubungan simbol dan unsur bahasa dalam Angka Membilang di semua kode kode
yang bertebaran di sekitar kita ternyata sungguh sungguh saling menerangkan dan
menggenapi satu sama lainnya.
Termasuk ternyata Angka Membilang 16 itu juga mendapat peneguhan ke dua kalinya.
3
http://madib.blog.unair.ac.id/etnografi-bangsa-bangsa/etnografi-alam-hasta-borobudur-ix/
Angka Membilang 7 adalah Menyatakan Undangan Penuh Kemultidimensian, bagaimana
sesungguhnya yang terjadi di dalam keseluruhan rangkaian kehadiran kita di dalam undangan
hebat tersebut.
Bahwa kemultidimensian manusia yang dilambangkan dengan kemultidimensinya raganya,
nang raganya, negara raganya, justru disaksikan bunyi cecak saat menulis bagian ini,
sekaligus di saksikan dan terjadi di bumi yang nama lokasinya mengandung air, yaitu di
Kampus Air Langga.
Bahwa salah satu kemampuan air dalam menerima pesan yang multidimensi dan multibahasa,
sudah di buktikan oleh Dr. Masaru Emoto, dalam seminar riset keliling dunianya, berjudul
The Miracle of Water.
Kamis dalam hitungan Jawa juga bernilai 8 delapan dan Kliwon jumlah 8, jumlah 16 kembali
meneguhkan bakal lahir Metode Pendekatan ke 16 dari Kajian Studi Analisa Ilmu
Antropologi di Dunia ini.
Alam membenarkan bahwa kebangkitan budaya dan kebudayaan serta peradaban dari Alam
Bumi Nusantara, Alam Bumi Jawa Timur, Alam Bumi Kampus Airlangga sedang dan
sungguh terjadi di Hari Kamis Kliwon tersebut.
Rapat dan rapatan serta rapalan Naga Dinonya, sungguh luar biasa menjadi pertanda, tanda
dan menandai adanya peristiwa kelahiran tersebut. Sementara bulannya menandai dan
menandakan perjalanan rembulan hari ke 24, Angka Membilang Ke 24 menyatakan bahwa
returning semua kembali ke awal, bagaimana menemukan motivasi kilatan cahayaNya
yang sesungguhnya atas bumi semesta alam ini, di ciptakan dan di niatkan olehNya, atas
manusia cerdas, sadar kosmik dan bertanggung jawab sepenuhnya atas amanah dan tugas
tugasNya di bumi dalam berkehidupan sambil membangun hidup ini.
4
http://madib.blog.unair.ac.id/etnografi-bangsa-bangsa/etnografi-alam-hasta-borobudur-ix/
“ Tugas Pak Guntur adalah Mengawasi,“ Ujar Pak Adib.
Lha kok pas dalam Angka Membilang HB IX ini, Angka Tahunnya.
Mengawasi Komunitas !!! Manusia Berkebudayaan dan Berperadaban di
Ruang Kuliah 306 dari Mahasiswa Unair dan Dosen Unair yang Cerdas Wow Keren.
Pembicaraan dan materi buah buah keberakalan dan proses proses pemikiran kita berdua
bersama Pak Adib, yang menyebar-mengerucut dan melingkar-memusat disepanjang
perjalanan, dipersinggahkan belanja di AJBS dan makan malam Sea Food di pelataran
pertokoan di depan Ubaya Ngagel, hingga di rumah beliau malam itu, sungguh membuahkan
banyak hasilnya, termasuk di undang di dalam kelas istimewa dan proses istimewa yang tak
bisa kita ulangi lagi dan sungguh mempengaruhi hidup dan kehidupan penulis selanjutnya,
baik di dunia nyata, dunia proses pemikiran, proses perenungan, proses perencanaan, proses
tindakan sadar dan kesadaran tindakan, proses pikiran keberakalan dan perenungan ilmu
pengetahuan budaya kebudayaan peradaban, maupun di dunia maya, di ranah eyang batara
5
http://madib.blog.unair.ac.id/etnografi-bangsa-bangsa/etnografi-alam-hasta-borobudur-ix/
Ismaya, di internet dan kebersamaan di blogger Pak Adib khususnya
http://madib.blog.unair.ac.id/philosophy/etnografi-suku-bangsa-bajau/#more-960 dan blogger
kita adanya http://bamboonusantara.blogspot.com/2013/02/bamboo.html .
Semua ini sungguh sungguh layak di syukuri dan dirayakan kejadiannya dan di abadikan
dalam tulisan kapsul ruang dan waktu berkualitas dan berspiritkan Energi Kehidupan dan
Kesadaran, dalam perpaduan frekuensi, resonansi dan fibrasi dari sinergitas keduanya, yang
sungguh sungguh cerdas dan lebih cerdas mencerdaskan ini.
Semoga tulisan ini, juga bisa meramaikan dan memperkaya serta menumbuh kembangkan
Energi Kehidupan dan Kesadaran Kecerdasan dari kasanah kekayaan Blogger Beliau dan
semua kapsul ruang dan waktu berKualitas Cerdas Cerdik dan Cendekia sesungguhnya
dimana pun di alam semesta raya ini, baik yang kelihatan maupun yang tak kelihatan.
Pengertian Etnografi di Ruang Kuliah 306 itu Menjadikan Tulisan ini.
Secara etimologinya, etnografi terbagi atas dua suku kata, yaitu etnos yang berarti suku
bangsa dan grafier yang berarti lukisan atau gambaran, sehingga dari pengertian secara
etimologis tersebut dapat kita simpulkan bahwa etnografi memiliki arti pelukisan atau tulisan
atau gambaran mengenai bangsa-bangsa atau suatu suku bangsa. Etnografi sendiri merupakan
embrio dari ilmu antropologi, sehingga dapat kita katakan bahwa etnografi tidak bisa lepas
dari antropologi, dimana perkembangan etnografi ini lahir sebelum tahun 1800-an.
Bahasa sebagai satu satu Unsur Kebudayaan
Dalam sebuah karya etnografi, biasanya digambarkan mengenai kebudayaan-kebudayaan
yang ada pada masyarakat di suku bangsa tersebut. Bahan kajian yang dideskripsikan dalam
sebuah karya etnografi meliputi tujuh unsur kebudayaan dalam masyarakat tersebut, yakni
meliputi: (i); Bahasa; (ii) Sistem teknologi dan perlengkapan hidup; (iii) Sistem
perekonomian dan mata pencaharian hidup; (iv) Organisasi sosial; (v) System pengetahuan;
(vi) Kesenian, dan (vii) System religi.
Alam sebagai salah satu Unsur Bahasa
Manusia percaya bahwa dunia ini, semesta, adalah sebuah Simbol dan atau Unsur Bahasa.
Segala hal yang nyata mewujud ataupun yang tanpa wujud diwakilkan oleh sebentuk simbol.
Bahasa simbol bersifat universal. Bahasa yang tidak memerlukan keahlian dalam bertutur
kata, tetapi membutuhkan kedalaman berpikir dan jiwa yang tenang-menerima (ikhlas).
Simbol-simbol terkadang bisa sangat memilukan sekaligus mencengangkan dahsyatnya,
karenanya hanya manusia-manusia dengan jiwa tenang-menerimalah yang bisa mengerti
makna suatu simbol.Simbol mengatasi masalah kata dan bahasa.
Karenanya Simbol dan atau Unsur Bahasa, biasanya ditemui dalam pola-pola geometris,
gambar dan bilangan. Setiap simbol itu akan mengungkapkan kepada kita sifat dan getaran
resonansinya. Umumnya simbol terpapar dalam bentukan geometris yang memang sudah
dikenal manusia. Alam semesta adalah simbol geometris yang menakjubkan. Ada pola-pola
yang terbentuk, terjaga ketetapannya (ajeg) dan berulang. Ada ke-berulang-an yang terjadi.
Keterulangan sendiri adalah juga simbol. Simbol sebuah siklus. Awal dan akhir. Akhir yang
menuju awal. Awal yang lahir menuju akhir. Sebuah konstanta yang pasti.
Perilaku Bahasa dan Perilaku Cipta Rasa Karsa dalam Bahasa Dosen dan
Mahasiswanya dalam Ruang Budaya Kebudayaan di Kelas 306, FISIP UNAIR, 7 Maret
2013.
Tahapan Aktivitas dan Perilaku di Ruang Kuliah 306.
Untuk membuktikan hipotesa dan sintesa Dr. Mohammad Adib MA, bahwa mahasiswa unair
itu di jaman sekarang ini, cerdas cerdas, maka mahasiswa di ruang kuliah 306 memiliki
kemungkinan untuk dibuktikan dan membuktikan ranah bahasa, bahasan dan perilaku cerdas
6
http://madib.blog.unair.ac.id/etnografi-bangsa-bangsa/etnografi-alam-hasta-borobudur-ix/
mereka. Senada dengan itu, bagaimana alam dalam hal ini bahasa dan bahasan alam, dalam
Angka Alam Membilang Ilmu Pengetahuan, Kebisaan dan Pengertian dalam Kartu Hasta
Borobudur IX, yang mampu menangkap gelombang elektromagnetik dari perilaku budaya
kebudayaan serta peradaban cipta rasa karsa, dari semua manusia, mahasiswa dan dosen, yang
terbukti sungguh berniat hadir dan sungguh – sungguh hadir di ruangan kuliah lantai 3
gedung FISIP kampus B Unair tersebut, dengan Mesjid Kampusnya Nuruzaman (Cahaya
Jaman) dan Proses Pembangunan Menara Syariahnya (Syair Airnya Apa, Sah Airlangganya
Apa, Sah Air Langgamnya Apa, Sah Airnya, Angka Membilang Apa dalam Cahaya Jaman,
dalam Excellen With Morality, 4-5 tahun mendatang, sejak Energi Kehidupan dan Kesadaran
Kecerdasan, Excellence With Morality itu ditemukan dihadirkan dan diupayakan dipelihara
sungguh sungguh dan sesungguhnya).
Kita melakukan gerakan dan ucutan mengocok Karttu HB IX supaya acak, sesuai dengan
getaran alam semesta, dengan affirmasi yang tenang, hening, dan sungguh rileks enjoy namun
tetap fokus, ke pertanyaan hebat dan cerdas, bagaimana sesungguhnya proses belajar
mengajar cerdas di ruangan 306 bakal terjadi!?! Dengan merahsakan dan membaca getaran
elektromagnetik dan pancaran energi semua peserta yang bakal pasti hadir di ruang tersebut,
baik dosen maupun mahasiswanya. Sesaat getaran dan rahsanya memberikan 5 kartu HB IX
yang keluar, yaitu Angka Membilang 12, 57, 10, 49, 11 dan selang berjalannya proses kuliah,
keluar Angka Membilang 61 dan 19, terakhir metodenya kita lakukan kebalikannya, yaitu
sesudah setiap perwakilan mahasiswa maju ke depan, memberikan pandangan cerdasnya,
baru kita mengambil satu persatu kartu buat mereka bertiga, pertama keluar Angka
Membilang 8 untuk Reza, kedua Angka Membilang 30 untuk Indera dan ketiga Angka
Membilang 24 untuk Andreas.
Kartu ini anehnya meskipun di ambil sebelum maupun sesudah aktivitas dan perilaku yang
ditanggapi, cipta rasa karsa yang ditanggapi, kejadian dan peristiwa yang ditanggapi, sampai
sejauh ini penciptanya dalam hal ini kita sendiri, menemukan kekonsistenan dan sungguh
konsekuen dari dalam alam untuk mencerna, mencermati, merekam, menanggapi,
mengapresiasi, menghargai, memperhatikan, mengarahkan, menandai serta mengerti banyak
sisi dan kemultidimensian, atas sikap dan perilaku dalam peristiwa dan kejadian yang
dimaksud dan dianalisa, di telaah dan dikaji seperti yang sedang kita jadikan fokus kajian
sekarang ini; adalah perilaku manusia budaya dan kebudayaan serta peradaban di ruang
kuliah 306, perilaku cerdas dosen dan mahasiswa antropologi FISIP Unair, hari Kamis, 7
Maret 2013, pukul 06.45 sampai 09.30 WIB.
Perlahan namun pasti, nampaknya lambat tapi tidak terlambat, moment demi moment
membangun momentum energi kehidupan dan kesadaran serta kecerdasan di dalam ruangan
kuliah 306 tersebut, sebagaimana yang di tandai sebelumnya oleh HB IX.
7
http://madib.blog.unair.ac.id/etnografi-bangsa-bangsa/etnografi-alam-hasta-borobudur-ix/
Semangat dosen cerdas Pak Adib sudah di bangun seminggu sebelumnya untuk kelas dan
ruang kuliah cerdas di hari itu, kita bisa rekomendasikan hal tersebut karena semalam sejak
kita datang jam 19.00 malam di AJBS, sepanjang dalam perjalanan ke rumah Pak Adib, di
Rungkut Sawahan, dan sepanjang makan malam di Seafood depan Ubaya Ngagel, dan di
rumah beliau, hingga jam 02.00 dini hari, di lanjutkan bangun pagi setengah lima, mandi
segar berangkat morning breakfast di pasar tradisional yang sudah berdenyut, bergetar dan
berspiritkan keberadaan energi positif dan kecerdasan pasar tradisional di sana, sejak jam 3,
dini hari, hingga sampai di pelataran parkiran FISIP Unair, melewati pembangunan Tower
Syariah Unair di Pojok Jalan Karangmenjangan dan Airlangga, melewati mesjid Unair
Nuruzaman, hingga ke ruang dosen, kita berdua lengang, di sambut cerahnya pagi menembus
dan menyinari ruang dosen Antropologi FISIP Unair, lantai 2, belum ada segelintirpun, para
dosen lainnya, juga parkiran masih lenggang tak ada satu mobilpun dari para dosen dan
mahasiswanya, memasuki ruang 306 baru hanya ada satu mahasiswi, Devita.
Catatan dan hasil hasil mahasiwa yang berhasil menunjukan prestasi kecerdasan dan
kepeduliannya Beliau tunjukkan di hpnya yang memiliki fasilitas Whats up tersebut dan
mampu digunakan secara free untuk fasilitas internet, jika ada WIFInya. Dengan fasilitas
jejaring sosial Information Technologi Communication yang hebat itulah Beliau
memanfatkan ranah pembelajaran lokal namun sekaligus bersifat global dan canggih, serta
friendly user tersebut.
Bagaimana Beliau menceritakan kisahnya mengajar dan berdialog dengan para mahasiswa
unair yang cerdas itu, sebelum mengajar sempat memperagakan ulang bagaimana dialog
Beliau dengan para mahasiswa cerdas di kelas seminggu sebelumnya.
Diperagakan dengan penuh semangat dan antusiasmenya.
8
http://madib.blog.unair.ac.id/etnografi-bangsa-bangsa/etnografi-alam-hasta-borobudur-ix/
Kapsul waktu rahsanya menjadi melambat ketika waktu menuju 06.45. Jumlah mahasiswa
yang datang satu persatu sekitar 6 sampai 8 orang tak sebanyak yang ada di benak kita,
tentang rencana menyaksikan semangat mahasiswa cerdas untuk kuliah cerdas ini. Nah,
Angka membilang 12 membuktikan, bekerja menandainya, dan unsur alam, menemukan
kehendak langit di bumi, menemukan Perilaku Cerdas dan Excellen With Morality, memang
pasti ada ujiannya, pasti ada hambatannya dari segala penjuru energi negative berdatangan
menghalanginya, menghambatnya, mencegahnya, mengujinya, untuk semua orang tanpa
pandang bulu hendak menemukan dan menuju jati diri tersebut, ternyata alam menandainya
seperti itu apa adanya.
9
http://madib.blog.unair.ac.id/etnografi-bangsa-bangsa/etnografi-alam-hasta-borobudur-ix/
Bagaimana dengan Angka Membilang 57 yang Menyatakan adanya Kekuatan Angin
yang Menembus itu?
Belakangan kita menemukan bagaimana ketika kalimata dan semangat dosen cerdas Pak Adib
ini untuk menghubungan energi kehidupan dan kecerdasan yang ada di dalam dirinya dan diri
mahasiswa mahasiswinya terasa lambat merayap, karena justru wajah wajah yang datang dan
pancaran kehadiran yang datang satu persatu sambil di absent, sambil di dongengi, sambil di
arahkan, sambil di tanyai, sambil di data, mereka tinggal di mana, lahir di mana, sma dimana,
punya pass port tidaknya, rata-rata tak memiliki password, kecuali dua orang mahasiswa yang
pernah ke malaysia dan singapuro. Baru ketika memasuki tahapan doa, kekuatan angina
menembus ini, konektivitas dan keterhubungan energi positif antara dosen dan mahasiswa ini
mulai terbangun dengan lebih baik dan lebih terespon kekinian dan keterhubungkan
komunikasi di antara mereka.
Terlebih sambil berdoa ada 7 hal yang didoakan dan di amini secara serentak dan suara
semakin seragam menyahut, dengan penjelasan, bahwa pertama kekuatan doalah yang
mampu mengubah takdir dan nasib kita, kedua bahwa umur bisa bertmabah kebaikan kita,
serta ketiga bahwa doa dan restu orang tua mampu memperbesar rejeki kita.
Yang pertama efek doa itu sungguh mengubah nasib dan takdir suasana kelas yang awalnya
ogah ogahan dan belum menemukan spirit of excellen di hari itu, kedua penjelasan kedua
mereka energi kehidupannya sepertinya belum konek dengan kebaikan yang bakal mereka
dan sedang mereka lakukan di ruang cerdas, dosen cerdas dan kecerdasan mereka sendiri,
ketika dengan restu dan doa orang tua merek yang sungguh mengharapkan mereka kuliah dan
belajar di Unair untuk mengasah dan menemukan kecerdasan dalam bahasa dan bahasan Pak
Adib, ujarnya dengan lantang Mahasiswa Unair…. Excellen With Morality.
Kekuatan angin di lapisan atas dan lapisan bawah. Bagaimana dari semua unsur alam yang
tidak bisa berubah bentuknya, dari dahulu sampai sekarang, serta yang mengalami berbagai
macam suhu, iklim, cuaca dan tekanan adalah angin.
Kekuatan dari unsure angin yang menembus inilah solusi dari hambatan yang sedang terjadi
dan bakal terjadi di Ruang Kuliah 306 tersebut. Salah satunya adalah semangat untuk hadir
di ruang kuliah para mahasiswa tersebut kurang nampak di bandingkan integritas, disiplin
dan semangat spirit Dosennya Pak Adib.
Untuk itu memang perlu dibangun dialog interaktif apa sesungguhnya yang terjadi dalam diri
mereka yang berbeda dengan semangat dan suasana kelas seminggu sebelumnya.
10
http://madib.blog.unair.ac.id/etnografi-bangsa-bangsa/etnografi-alam-hasta-borobudur-ix/
Suasana setelah doa, perlahan namun pasti Pak Adib mulai memimpin kelas dengan semakin
mantap, arahan tentang apa itu Excllen dengan pengertian – pengertiannya, juga paparan serta
hipotesanya tentang adanya kecerdasan di dalam ruangan kelas ini, untuk bisa di buktikan
pada waktunya nanti, dengan memaparkan pandangannya secara terbuka dan merdeka
menyatakan kesediaannya untuk menjawan pertanyaan – pertanyaan yang dilontarkan Beliau.
Dasar dasar pemikiran Beliau bahwa sesungguhnya semua mahasiswa secara langsung dan
tidak langsung sudah memiliki kecerdasan dan sudah berinteraksi dengan suku suku bangsa
yang sebelumnya sudah mereka alami dan mereka kenal sebelum memasuki ruangan kelas
306 tersebut. Ya kuliah jaman sekarang ini hebat, bayangkan dalam ruangan kelas mahasiswa
bisa membawa laptop dan Yahoo Messenger bisa ikut on line, BB bisa ikut on line. Sehingga
Pak Adib menanyakan juga nomer hp mereka dan beberapa yang sudah memiliki pin atau
alamat Whats appnya, meskipun ada juga yang belum tahu dan memilikinya.
Bagaimana budaya tutur, budaya pendidikan yang mampu menembus jaman, yang mampu
membawa Kecerdasan, Kecerdikan dan Kecendikiawanan ini, sungguh mengandalkan sesuatu
yang matang di tempa oleh perjalanan kapsul ruang dan waktu.
Bagaimana kegairahan dan spirit udara angin, nafas, nufus dan tan nafas yang memiliki energi
kehidupan dan kesadaran serta kecerdasan yang mampu menghubungkan semua alam dan
semua peluang serta jalannya budaya, kebudayaan dan peradaban yang tangguh, setangguh
angin kembar yang menembus jaman kebangkitan dan jaman kelahiran budaya, kebudayaan
dan peradaban Excellen with morality, yang tangguh, berprestasi, peduli, jujur, do the best,
selalu di depan, dan memiliki kepercayaan diri yang sehat serta berbahagia karena
membahagiakan orang lain, berbahagia karena mensuksesnya orang lain, memiliki kekayaan
energi atas kesehatan, ilmu dan rejeki kebahagian untuk kebahagiaan manusia lain, alam
semesta dan seluruh makhluknya, demikian tambahnya dengan begitu mantapnya, keyakinan
dan ketenangan Beliau memastikan bahwa tak boleh ada celah sedikitpun energy negative itu
muncul dan masuk di ranah kedirian dan pemilihan kata, kalimat dan bahasa serta bahasan
kita.
11
http://madib.blog.unair.ac.id/etnografi-bangsa-bangsa/etnografi-alam-hasta-borobudur-ix/
Keterpimpinan kelas juga mulai terjadi sejak kekuatan angin menembus, yaitu Doa, sejata
para nabi di sadari dan sungguh sungguh di gunakan untuk bersama sama memimpin suasana
dan spirit kelas cerdas ini.
Peleburan juga mulai nampak senyuman dan dukungan kelas mulai muncul terlebih ketika
Pak Adib membangun jembatan humorisnya dengan salah satu mahasiswa asal Jombang yang
satu daerah kelahiran dengan Beliau, yang dimana mana ada Plaza Toserbanya. Kalau di
Manado dan Malang, namanya sama sama Matoz, di Jombang namanya Jotoz begitu umpan
Beliau, mahasiswa langsung merespon dengan tertawa cairan, leburlah suasana kelas ini.
Perilaku bisa melebur dengan humor yang tepat, materi yang tepat dan orang yang tepat.
12
http://madib.blog.unair.ac.id/etnografi-bangsa-bangsa/etnografi-alam-hasta-borobudur-ix/
Suasana semakin nyaman dan menyenangkan dan Keikhlasan mulai muncul, dan hebatnya
sungguh sungguh alam sudah menemukan bahasa dan bahasannya di Kartu HB IX,
bagaimana hambatan di Angka Membilang 12 untuk menemukan dan melahirkan kembali
peradaban dan budaya kebudayaan cerdas kecerdasan langit di bumi, setelah peranan angin
menembus Angka Membilang 57, dan suasana sudah dipimpin dengan doa bersama dan ilmu
pengetahuan berbasis kesadaran dan doa ini, maka energi langit mulai memimpin dan
membangun kegembiraan belajar mengalami cerdas kecerdasan tersebut, unsur alam langit
dan danau kegembiraan di Angka Membilang 10 mulai bekerja sesungguhnya, sehingga
meleburlah Angka Membilang 49 Kegembiraan mereka bersama mulai menemukan cahaya
ilmu pengetahuan Etnografi Bangsa Bangsa ini mampu melebur dan mampu menerangi bumi
dengan cahaya kecerdasan dan cerdas dari langit langit kesadaran mereka sendiri, sadar apa
itu peranan doa dalam kelas itu, sadar akan peranan kebaikan kecerdasan dan pembelajaran
itu, sadar akan harapan orangtua dan harapan dosen dan harapan mereka mulai bertemu dalam
dampak doa angin menembus di penghantar kuliah mereka, entah bagaimana mekanismenya
efek dan dampak doa mereka sungguh berpengaruh dan betapa pilihan dan perencanaan Pak
Adib dan kebiasaan hebat dan cerdas Pak Adib membawa kekuatan doa dan arah doa di
dalam ruang kuliah dan proses pembelajaran cerdas tersebut, alam mampu membacanya di
buktikan oleh kartu Alam HB IX, Angka Membilang 57, 10, 49 dan 11 berturut turut sejak
hambatan keengganan dan suasana kaku yang muncul karena ketidak mengertian di dalam
diri mereka karena hawa hawa buruk yang mereka bawa dari rumah dan kedirian mereka serta
energi negatif sepanjang perjalanan mereka menuju ruang kuliah 306.
Perdamaian Hambatan Angka Membilang 12 oleh Alam hingga Menjadi Angka Membilang
11, itu juga diterangkan dan menerangkan munculnya kenapa kok bisa begitu proses
terjadinya, Alam memberitahu kita dalam Kartu Hasta Borobudur IX tentang Angka
Membilang 61 dan Angka Membilang 19.
13
http://madib.blog.unair.ac.id/etnografi-bangsa-bangsa/etnografi-alam-hasta-borobudur-ix/
Bahwa alam menandai dan menandaskan serta menyarankan:
menemukan kebenaran dalam dari kekuatan doa itu sungguh membutuhkan peristiwa,
menemukan kebenaran dalam dari kebaikan belajar membutuhkan peristiwa,
menemukan kebenaran dalam dari restu dan berkat orang tua membutuhkan peristiwa,
ketika energi kehidupan mereka,
ketika energi kehidupan mereka di dalam kelas dan dimanapun berada
berada dan bersama, menyatu dan ditumbuh kembangkan dengan kesadaran seperti itu, akan
membawa hasil yang luar biasa, sebagaimana yang nampak dan terjadi di ruangan kelas 306
tersebut.
Bahwa alam menyertai dan memberikan peneguhan bahwa persoalan membangun
kegembiraan di atas bumi membutuhkan sebuah pendekatan yang tepat, pendekatan siji songo
sembilan belas, siji songo itu sama dengan manusia sembilan lubang, bagaimana buminya
raganya di tata menjadi kegembiraan danau energi kehidupan dan kesadaran keduanya
menjadi bergabung sinergi dan menyatu dalam setiap perilaku cipta rasa dan karsanya, bahwa
14
http://madib.blog.unair.ac.id/etnografi-bangsa-bangsa/etnografi-alam-hasta-borobudur-ix/
perilaku budaya kebudayaan akan menjadi hebat ketika peranan bahasa dan bahasan doa dan
ilmu pengetahuan terlibat dengan sangat dekat dan mesranya, bagaimana pendekatan doa dan
pendekatan cara mendidik serta membangun suasana kecerdasan, humor cerdas, bahan materi
yang disajikan dengan cara cerdas dalam kuliah Etnografi Bangsa Bangsa ini, sudah terbukti
dan mampu di buktikan terjadi di ruangan kuliah 306 tersebut, dan alam raya menyaksikan
dan sungguh membuktikan dan hal itu tersajikan serta terekam dalam Kartu HB IX Angka
Membilang Bahasa dan Bahasan Alam Semesta bagaimana sesungguhnya.
Yang ini hebatnya justru yang wanita yang menyatakan kesediaannya untuk menjawab
pertanyaan cerdas atas hipotesa cerdas dari mahasiswa cerdas di ruang kuliahnya ini.
Sebelum di terangkan dan dibuka lembar slipe power pointnya, Pak Adib, malah memberikan
kesempatan secara terbuka kepada murid muridnya untuk menyampaikan pandangannya, apa
pendapat mereka sendiri tentang pengertian dan makna dari Etnografi sebelum Beliau
membuka dan mengajarkan apa menurut pengertian Beliau sesungguhnya Etnografi sesuai
kesepakatan para ilmuwan dan team dosen antropologi unair.
Kartu Hasta Borobudur IX untuk Reza terbuka Angka Membilang 8. Bagaimana Pak Adib
membangun persekutuan dan gotong royong dalam membangun pengertian bersama
mahasiswanya dan itu sedang dilakukan dan dikerjakan secara cerdas oleh Reza.
15
http://madib.blog.unair.ac.id/etnografi-bangsa-bangsa/etnografi-alam-hasta-borobudur-ix/
Ketika Reza maju menerangkan dan menjelaskan di depan dosen dan kawan kawannya bahwa
Etnos itu artinya suku suku bangsa dan grafis grafia itu lukisan dan gambaran, waow ternyata
sama esensi dan apa yang dimaksud oleh Pak Adib ketika layar power point menunjukkan
pengertian yang senada. Ini bukti kesekian kalinya mahasiswa unair itu cerdas cerdas. Dan
alam menemukan bukti bahwa Air yang Cerdas ada dan sudah ada di raga yang cerdas bumi
yang cerdas nang raga nagara yang cerdas dalam Air Tubuh Air Bumi Raga Cerdasnya Reza.
Kartu Angka Membilang 30 yang keluar untuk Indra.
16
http://madib.blog.unair.ac.id/etnografi-bangsa-bangsa/etnografi-alam-hasta-borobudur-ix/
Ketika Indra, Mahasiswa Jothoz itu maju, bahkan bukan Reza yang pertama foto bareng,
pertama karena Putri gak pas foto bareng dengan Pak Adib, kedua Jombang Kembar,
Jombang Cerdas, Jothoz Kembar Ceras ini terbukti dengan dua manusia bercahaya ini foto
bareng, Indera Mahasiswa Antropologi dan Pak Adib Cerdas Kembar, Cahaya Kecerdasan
Kembar ini, bakal foto bareng, berarti alam ini bisa membaca bagaimana kedua makhluk
cerdas ini sudah ketemu dan sungguh jawaban Indera, bahwa hakekat dari Ilmu Pengetahuan
dan Terapan Etnografi adalah bapa bagaimana cara atau metodologi menggambarkan dan
melukiskan suku suku bangsa tersebut, sungguh luar bisa kecerdasan mereka, dosen dan ala
ini.
Kartu Angka Membilang 24 yang keluar untuk Andreas.
17
http://madib.blog.unair.ac.id/etnografi-bangsa-bangsa/etnografi-alam-hasta-borobudur-ix/
Ketika mahasiswa ketiga di beri pertanyaan cerdas oleh Pak Adib,” apakah etnografi itu
sesungguhnya kebudayaan atau suku suku bangsa topik dan sesungguhnya yang dikaji?”
Bbayangkan dengan sangat cerdas cemerlang, mahasiswa Andreas menjawab pilihannya pada
kebudayaan, dengan jabaran alasan yang dikaji adalah hakekatnya adalah 7 pilar kebudayaan
lah yang sesungguhnya di kaji dan dianalisa dari ilmu Etnografi, wah dengan perwakilan 3
mahasiswa cerdas ini, materi kuliah cerdas dan hipotesa mahasiswa Unair cerdas cerdas
kembali terbukti di ruang kuliah 306.
Bagaimana sesungguhnya Andreas mampu menjawab kebingungan seseorang di awal di
ruangan tersebut yang sejak awal di tanya Pak Adib dirinya sudah semester 6 masih
kebingungan arah dan keberakalannya tentang semua ilmu yang sedang di cerap dan
dipelajarinya di Antrologi selama ini, pertanyaan Pak Adib dan jawaban Andreas justru
kembali ke awal untuk apa sesungguhnya mereka kuliah dan belajar di antrologi, maka Ilmu
Etnografi salah satu fundamental keilmu pengetahuan dan cara cerdas membangun peradaban
kedirian dan keilmuan mereka menjadi sarjana antrologi yang cerdas secara Excellen with
Morality, yang hebat kejadian kejadian nya di ruangan itu terjadi bisa ada mahasiswa yang
sudah menangkap dan mengerti, ataupun belum namun kejadian dan alam pengalamannya
mereka sudah mengalami tinggal mereka menyadari dan mengertui apa sesungguhnya yang
terjadi ketika semua peritiwa bahasa dan perilaku bahasa ini mereka bahas dan bahasankan
dalam tulisan demi tulisan dan proses pemikiran serta perenungan semacam tulisan alam ini.
Semoga energi kehidupan dan kesadaran cerdas mereka yang membaca tulisan ini juga bisa
menangkap bahwa semua kembali ke awal, kembali ke awalan niat mereka memasuki ruang
kuliah dan ruang kampus serta kebisaan dan kemampuan cerdas mereka yang direstui
orangtua dan pihak Unair serta Tuhan mereka ada dan hadir sebagai dan menjadi mahasiswa
Antropologi Unair.
Jawaban andreas menunjukkan peradaban kecerdasan sejak awal yang berpengaruh di ruang
kuliah cerdas dan hebat itu pertama kembali ke bumi budaya dan kebudayaan serta peradaban
di muka dalam dasar motivasi yang sangat kuat berupa kilatan cahaya yang sangat kuat api
dalam jiwa, spirit dalam yang hebat di dalam raga nang raga semua pelaku pembelajaran
cerdas kecerdasan di Unair, dalam hal ini di Antropologi Unair, khususnya di ruangan Kuliah
306 dalam arah pembelajaran Etnografi Bangsa Bangsa sebelumnya dan sesudahnya adalah
esensi awal pengawalan dari 3 hal itu Alam, Manusia dan Kampusnya itu sendiri. Ketiga
menyatakan Kecerdasan Alamm Kecerdasan Manusia dan Kecerdasan Kampusnya dimana
18
http://madib.blog.unair.ac.id/etnografi-bangsa-bangsa/etnografi-alam-hasta-borobudur-ix/
pasangan berdua antara Dosen dan Mahasiswanya di pengaruhi 4 tempat dan 4 tempat
kampusnya, maka Angka Membilang 24 kembali mengetahui, bisa dan sungguh mengerti
bahasa dan bahasan perilaku cipta rahsa dan karsa budaya kebudayaan para manusia di
ruangan 306 tersebut.
Penulis sungguh bersyukur ikut menyaksikan dan menjadi tokoh saksi keberadaan kecerdasan
dosen Unair dalam hal ini di wakili Drs. Mohammad Adib MA dan Mahasiswa Cerdas di
wakili ketiganya Reza, Indera dan Andreas.
Waktu tak terasa sudah ternyata tugas dan paparan kuliah di ruang 306 sudah selesai dan
habis menembus ruang dan waktu kronologis, 50 kali durasi 3 kali menjadi berakhir jam
09.30.
Bagaimana kejadian Pak Adib membangun momentum dan menyiapkan serta
mengimajinasikan apa yang bakal terjadi dan mengupayakan bersama segala macam
persiapan dan doa untuk kehadiran yang membawa berkah keberuntungan dan pahala
kebaikan di Ruang Kuliah 306 dengan semangat kehadiran yang sedemikian positif
energinya, yang kita tanyakan kenapa begitu, karena belajar dari dosen senior Beliau Pak Adi
Sukadana, mantan Dosen FISIP Unair, yang semangat mendidiknya sebegitu hebatnya, dan
tanda keberenergi positif tersebut menurut analias Beliau, karena Pak Adi Sukadana itu
Cerdas, Peduli dan itu sungguh setara dengan gambaran perilaku, karakter dan kepribadian
Manusia Unair yang Excellen with Morality.
Dalam hal ini, Excelent With Morality merupakan Jatidiri tertinggi Universitas Airlangga,
yang mengandung makna berprestasi atau unggul, selalu mengajarkan dan menerapkan sikap
terpuji, selalu mengusung prinsip “Do The Best” atau melakukan yang terbaik untuk hasil
yang terbaik pula, selalu berinovatif dengan kreasi-kreasi baru yang menyenangkan baik
dalam segi pembelajaran maupun aktivitas-aktivitas yang telah dilakukan oleh Universitas
Airlangga, serta selalu menanamkan pola pikir Be The Best terhadap seluruh mahasiswa
Universitas Airlangga. Selain itu, Universitas Airlangga juga memberikan budaya pusakanya
kepada generasi mahasiswa yang sedang menempuh kuliah di Universitas Airlangga agar
dapat berhasil di masyarakat, terus meningkatkan prestasinya di antara perguruan tinggi
lainnya, serta menciptakan citra baik terhadap almamaternya yang kemudian menjadikan
kebanggaan mahasiswa terhadap Universitas Airlangga akan semakin besar. Apabila Prestasi
Universitas Airlangga semakin baik, maka doktrin Aku bangga menjadi mahasiswa
Universitas Airlangga, dengan sendirinya akan melekat dihati setiap mahasiswa dan dapat
menjalankan Excelent With Morality yang merupakan jatidiri Universitas Airlangga dengan
sebaik-baiknya, begitu papar salah satu mahasiswanya di tulisan,
http://madib.blog.unair.ac.id/jatidiri-and-characters/mampu-membangkitkan-kembali-
nasionalisme/#more-958
19
http://madib.blog.unair.ac.id/etnografi-bangsa-bangsa/etnografi-alam-hasta-borobudur-ix/
At last but not at least : Pembanding Perilaku Ruang Kuliah 306.
Mahasiswa lain kelas yang menyerahkan tugas narasi bebas terfokuskan pada materi
tugasnya, yaitu Ibrahim, saat konsultasi, kartu kita buka, dan keluar Angka Membilang 3,
Ada kalimat di makalahnya back to topic, dan materi Energi Kehidupan dan Kesadarannya
sungguh menemukan betapa kurangnya informasi dan kepedulian nya atas berbagai
kesempatan dan materi perkuliahan hebat dari fakultas dan dosen-dosennya selama ini,
khususnya ketika dibukanya hijab kecerdasaan energi positif kehidupan dan kesadaran oleh
20
http://madib.blog.unair.ac.id/etnografi-bangsa-bangsa/etnografi-alam-hasta-borobudur-ix/
kuliah dan tugas kuliah narasi bekas dari suasana dan tempat ruang kuliah cerdas yang di
bangun oleh Pak Adib.
Kembali ke awal bahwa energi air sperma dan sel telur, memang di motivasi di gerakan di
denyutkan dalam dan bersama energi kehidupan kosmik dan kesadaran kosmik yang sangat
cerdas dan luar biasa hebatnya sejak pada mulanya.
Maka dengan ini, kesempatan untukl meneliti dan mengkaji dan membuktikan keberlanjutan
Keefektifan Metode Etnografi Alam Berbasis 64 Kartu Hasta Borobudur IX ini, sungguh kita
harapkan.
Dan sebagaimana dituliskan oleh mahasiswa cerdas Pak Adib
http://madib.blog.unair.ac.id/philosophy/etnografi-suku-bangsa-bajau/#more-960
Data dalam sebuah karya etnografi diperoleh dari bahan keterangan dalam karangan tentang
masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa di luar Eropa yang ditulis oleh para musafir,
penyebar agama, pegawai pemerintah colonial, penjelajah alam, dan ahli ilmu bumi. Seiring
perkembangan jaman, seseorang yang membuat karya etnografi dinamakan etnografer.
Dalam membuat sebuah etnografi, seorang penulis etnografi (etnografer) selalu hidup atau
tinggal bersama dengan masyarakat yang ditelitinya yang lamanya tidak dapat dipastikan, ada
yang berbulan-bulan dan ada juga sampai bertahun-tahun. Sewaktu meneliti masyarakat
seorang etnografer biasanya melakukan pendekatan secara holistik dan mendiskripsikannya
secara mendalam atau mendetail untuk memperoleh native’s point of view. Serta metode
pengumpulan data yang digunakan biasanya wawancara mendalam (depth interview) dan
observasi partisipasi dimana metode pengumpulan data ini sangat sesuai dengan tujuan awal
yaitu mendeskripsikan secara mendalam.
Maka bukan hanya waktu yang dibutuhkan untuk membuktikan HB IX sebagai alat badi
seorang etnografer dalam menjadikan sebuah karya etnografi yang hebat.
Semoga ini menjadi perjalanan dalam kapsul ruang dan waktu yang sungguh sungguh
berkualitas untuk menuju serangkaian peristiwa dan kejadian terjadinya dan menjadinya maha
karya enografi yang hebat dan lahirnya seorang etnografer di bumi nusantara ini berkat Beliau
Drs, Mohammad Adib MA, yaitu Guntur Bisowarno. S.Si. Apt. Semoga Beliau menjadi
sungguh berbahagia karena Beliau sungguh mengerti bagi kita. Dan memberikan keyakinan
dan ketenangangan untuk mempercayai kita dan memberikan kapsul ruang dan waktu
berkualitas dalam melakukan perilaku budaya, kebudayaan dan peradaban tersebut.
Purwosari, 14 Maret 2013
Jam 03.24 Dini Hari