bahan tutor step7 tutorial 4 muskuloskeletal.docx

Upload: reeagst

Post on 18-Oct-2015

26 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Nama : Nuri AugustiniTRISMUSTrismus didefinisikansebagai suatu kontraksi tonik dari otot mastikasi. Dahulu istilah trismusdigunakan untuk menggambarkan gejala klinis dari tetanus, yaitu lock jaw atau rahang yangterkunci, yaitu suatu gejala klinis yang disebabkan oleh toksin tetanus terhadap kontraksi ototmastikasi atau pengunyah. Saat ini istilah trismus digunakanuntuk menggambarkan setiapbentuk keterbatasan dalam membuka mulut, termasuk di dalamnya akibat dari trauma,pembedahan ,fraktur condylus,radiasi(Pada orang yang mengalami radiasi pada daerah leherdan kepala, permasalahan tersebut sering muncul bersamaan dengan gangguan dalammenelan ). Keterbatasan dalammembuka mulut ini atau trismus dapat menimbulkan masalahterhadap kesehatan, termasuk di dalamnya kekurangan zat-zat nutrisi akibat gangguanmengunyah makanan, gangguan dalam berbicara(sipenderita dalam berbagai cara.Komunikasi akan sulit dilakukan jika seseorang mengalami trismus. Tidak hanya gangguandalam berbicara akibat mulut tidak bisa terbuka dengan sempurna, tetapi juga terdapatgangguan dalam artikulasi dan resonsi suara sehingga kualitas suara yang dikeluarkan akanmenurun.),dan pengaruhnya terhadap kesehatan mulut dan gigi

reaksi yang terjadi juga bergantung pada reaksi individual. Secara umum semakin dalam letak gigi impaksi dan semakin banyak tulang yang menutupinya serta makin besar penyimpangan angulasi gigi impaksi dari kesejajaran terhadap sumbu molar kedua, makin sulit pencabutannya. Komplikasi post odontektomi yang paling sering terjadi adalah edema disertai dengan trismus. Komplikasi lainnya berupa edema, trismus dan paraesthesi. Edema sebagai akibat trauma setempat seperti odontektomi terjadi sebagai tanda proses radang dengan disertai kemerahan dan rasa sakit. Edema dapat melibatkan jaringan di dalam rongga mulut dan melibatkan otot-otot pipi dan sekitarnya yang mengakibatkan pembengkakan pipi. Edema merupakan reaksi normal jaringan dari cedera pada setiap pencabutan dan pembedahan gigi. Trismus dapat disebabkan oleh edema pasca bedah. Hal ini didukung pendapat Osmani, edema sekitar bekas pembedahan molar ketiga akan meyebabkan perubahan jaringan sekitarnya dan muskulus pengunyahan mengalami kontraksi sehingga akan menimbulkan trismus. Menurut Vriezen, trismus terjadi bukan karena meningkatnya volume dari muskulus karena edema dan infiltrate tetapi lebih disebabkan karena reaksi atas rasa sakit yang disebabkan oleh gerakan rahang. Terdapat 2 penderita yang mengalami paraesthesi. Paraesthesi sendiri terjadi karena adanya kerusakan nervus. Nervus yang paling sering cedera selama pencabutan dan pembedahan gigi adalah n. alveolaris inferior dan n. lingualis. Secara umum terjadi penurunan jumlah komplikasi pada hari ke-1 dan hari ke-4 seiring dengan proses penyembuhan. Proses penyembuhan dapat terhambat karena adanya komplikasi terutama trismus. Keterbatasan membuka mulut menyebabkan penurunan nutrisi, kesulitan menelan. dan kebersihan mulut yang jelek. Nutrisi berperan terhadap proses penyembuhan.