bahan tuto promkes

22
3. Bagaimana bentuk-bentuk komunikasi kesehatan? Komunikasi Kesehatan : merupakan bagian dari komunikasi antar-manusia yang berfokus pada bagaimana seorang individu dalam suatu kelompok/masyarakat menghadapi isu-isu yang berhubungan dengan kesehatan serta berupaya untuk memelihara kesehatannya (Northouse and northouse, 1985). Fokus dalam komunikasi Kesehatan adalah ”transaksi” spesifik pada isu-isu yang berhubungan dengan kesehatan dan faktor- faktor yang mempengaruhi transaksi tersebut. ( ”verbal”maupun ”non verbal”, ”lisan” atau ”tulisan”. ”personal” atau ”impersonal”) Komunikasi Kesehatan merupakan aplikasi dari konsep dan teori komunikasi dalam transaksi yang berlangsung antar- individu/kelompok terhadap isu-isu kesehatan. Model-Model Komunikasi Di Dalam Komunikasi Kesehatan Komunikasi Kesehatan merupaka ilmu baru yang bersifat ”multidisipliner’ à disiplin utama Ilmu Komunikasi, maka di bawah ini akan dikemukakan beberapa model atau teori komunikasi yang relevan dengan Komunikasi kesehatan. 1. Model shannon-Weaver Salah satu kekuatan dari model ini, yakni dapat menjelaskan suatu proses penyampaian informasi dari sumber ke tempat tujuan secara rinci. Sedangkan kelemahannya adalah kurang dapat menjelaskan bagaimana hubungan ”transaksional” (timbal balik) antara sumber informasi dan penerima.

Upload: anemiahemolytic

Post on 03-Aug-2015

97 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bahan Tuto Promkes

3. Bagaimana bentuk-bentuk komunikasi kesehatan?

Komunikasi Kesehatan :

merupakan bagian dari komunikasi antar-manusia yang berfokus pada bagaimana seorang individu dalam suatu kelompok/masyarakat menghadapi isu-isu yang berhubungan dengan kesehatan serta berupaya untuk memelihara kesehatannya (Northouse and northouse, 1985).

• Fokus dalam komunikasi Kesehatan adalah ”transaksi” spesifik pada isu-isu yang berhubungan dengan kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi transaksi tersebut. ( ”verbal”maupun ”non verbal”, ”lisan” atau ”tulisan”. ”personal” atau ”impersonal”)

• Komunikasi Kesehatan merupakan aplikasi dari konsep dan teori komunikasi dalam transaksi yang berlangsung antar-individu/kelompok terhadap isu-isu kesehatan.

Model-Model Komunikasi Di Dalam Komunikasi Kesehatan

• Komunikasi Kesehatan merupaka ilmu baru yang bersifat ”multidisipliner’ à disiplin utama Ilmu Komunikasi, maka di bawah ini akan dikemukakan beberapa model atau teori komunikasi yang relevan dengan Komunikasi kesehatan.

1. Model shannon-Weaver

• Salah satu kekuatan dari model ini, yakni dapat menjelaskan suatu proses penyampaian informasi dari sumber ke tempat tujuan secara rinci.

• Sedangkan kelemahannya adalah kurang dapat menjelaskan bagaimana hubungan ”transaksional” (timbal balik) antara sumber informasi dan penerima.

• Model ini hanya mampu menggambarkan proses penyampaian informasi satu arah (one way event), sedangkan komunikasi yang terjadi antar-manusia seharusnya berlangsung secara dua arah (two way event).

• Contoh aplikasi dari model ini adalah ketika proses komunikasi berlangsung antara ”perawat” dengan ”pasien”-nya, dimana perawat berperilaku ”aktif” sedangkan pasien dalam keadaan pasif atau bersifat sebagai ”pendengar” saja

2. Model S M C R

• Model ini menampilkan 4 (empat) variabel dalam komunikasi, yakni source (sumber), message (pesan), chanel (saluran), dan receiver (penerima).

• Model SMCR melihat proses komunikasi berlangsung berdasarkan keterampilan, sikap, pengetahuan dan latar belakang budaya yang berbeda dari sumber informasi

Page 2: Bahan Tuto Promkes

(source). Sementara itu, pesan (message) yang disampaikan biasanya mengandung elemen-elemen tertentu, seperti struktur, isi dan kode-kode yang unik.

• Pesan tersebut ditransfer melalui saluran yang melibatkan pendengaran, penglihatan, sentuhan, bau dan rasa. Kemudian penerima (receiver) menginterpretasikan pesan tersebut juga didasarkan pada keterampilan, sikap, pengetahuan dan latar belakang sosio budaya yang berbeda sehingga seringkali terjadi salah interpretasi dalam proses komunikasi.

3. Speech Communication Model

• Model ini pertama kali dikembangkan oleh Miller (1972) yang melihat bahwa proses komunikasi terdiri dari tiga variabel, yakni pembicara (speaker), pendengar (receiver) dan umpan balik (feed-back).

• Dalam hal ini, pembicara menyampaikan “pesan” (informasi) berdasarkan sikap tertentu, sedangkan pendengar meng interpretasikan pesan tersebut berdasarkan sikap yang berbeda. Kemudian pendengar memberikan umpan balik (baik positif maupun negatif) kepada pembicara.

• Demikian seterusnya sehingga terjadi proses komunikasi yang hidup dan dinamis.

KOMUNIKASI KESEHATAN MASYARAKAT SEBAGAI INTERVENSI PERUBAHAN PERILAKU

• Komunikasi Kesehatan Masyarakat saat ini sudah mengalami perubahan yang sangat pesat dan mendasar.

• Dari strategi yang bersifat partial Komunikasi Kesehatan telah bergeser kepada strategi komprehensif berdasarkan hasil studi empiris.

• Orientasinya yang semula berfokus pada ”hasil” atau produksi, kini telah berubah menjadi studi yang berorientasi pada klien (customer).

• Komunikasi Kesehatan saat ini juga telah memanfaatkan teknologi baru yang dimodifikasi dengan Komunikasi Pembangunan, prinsip-prinsip Pemasaran Sosial Analisis Perilaku seta manajemen yang berorientasi pada pelanggan.

• Komunikasi Kesehatan Masyarakat kini sudah menjadi disiplin ilmu yang berbasis aplikasi dilapangan dan berupaya untuk menumbuhkan ”sikap” serta mempengaruhi perilaku kesehatan secara sistematis dengan menggunakan metode komunikasi massa (mass communication).

• Disamping itu, komunikasi kesehatan telah menggunakan prinsip desain pengajaran Pemasaran Sosial Analisis Perilaku dan Antropologi Medis.

Page 3: Bahan Tuto Promkes

• Tujuan pokok dari program komunikasi kesehatan adalah Perubahan Perilaku Kesehatan dalam rangka meningkatkan Derajat Kesehatan.

• Dengan adanya intervensi komunikasi kesehatan juga diharapkan dapat menumbuhkan permintaan (demand) terhadap produk atau pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, seperti Keluarga Berencana, Kelangsungan Hidup Anak, Pencegahan Penyakit Infeksi yang aman dan efektif.

• Dalam proses ini, konsumen atau klien ditempatkan pada posisi yang penting dan dianggap menentukan.

Didalam upaya pendidikan kesehatan, terdapat sub bidang keilmuan pendidikan

kesehatan yaitu:

1. Komunikasi

Komuniaksi diperlukan untuk mengkondisikan faktor-faktor predisposisi. Komunikasi

kesehatan adalah usaha yang sistematis untuk mempengaruhi secara positif perilaku

kesehatan masyarakat, dengan menggunakan berbagai prinsip dan metode komunikasi, baik

menggunakan komunikasi interpersonal, maupun komunikasi massa. Tujuan utama

komunikasi kesehatan adalah perubahan perilaku kesehatan masyarakat.

Bentuk komunikasi yang sering digunakan dalam program-program kesehatan masyarakat

adalah komunikasi antar pribadi (interpersonal communication) dan komunikasi massa (mass

communication).

a.Komunikasi Antar Pribadi

Adalah komunikasi langsung, tatap muka antara satu orang dengan orang lain baik perorangan

maupun kelompok. Komunikasi ini tidak melibatkan kamera, artis, penyiar, atau penulis

skenario.

Komunikasi antar pribadi dapat efektif bila memenuhi tiga hal di bawah ini, yaitu:

1 empathy, yakni menempatkan diri pada kedudukan orang lain (orang yang diajak

berkomunkasi)

2. Respect terhadap perasaan dan sikap orang lain

3. Jujur dalam menanggapi pertanyaan orang lain yang diajak berkomunikasi.

Page 4: Bahan Tuto Promkes

Metode komunikasi antar pribadi yang paling baik adalah konseling (councelling), karena di

dalam cara ini antara komunikator atau konselor dengan komunikan atau klien terjadi dialog.

Klien dapat lebih terbuka menyampaikan masalah dan keinginan-keinginannya, karena tidak

ada pihak ketiga yang hadir. Proses konseling ini dapat diingat secara mudah dengan akronim

ini.

G Greet clients warmly (menyambut klien dengan hangat)

A Ask clients about themselves (menyanyakan tentang keadaan mereka)

T Tell clients about their problem (menanyakan masalah-masalah yang mereka hadapi)

H Help clients solve their problem (membantu pemecahan masalah yang mereka hadapi)

E Explain how to prevent to have the same problem (menjelaskan bagaimana mencegah

terjadinya masalah yang sama)

R Return to follow-up (melakukan tindak lanjut terhadap konseling)

b. Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah penggunaan media massa untuk menyampaikan pesan-pesan atau

informasi-informasi kepada khalayak atau masyarakat. Komunikasi di dalam kesehatan

masyarakat berarti meyampaikan pesan-pesan kesehatan kepada masyarakat melalui berbagai

media massa (TV, radio, media cetak, dsb.), dengan tujuan agar masyarakat berperilaku hidup

sehat.

Di dalam perkembangan selanjutnya komunikasi massa tidak hanya terbatas pada penggunaan

media cetak dan media elektronik saja, melainkan mencakup juga penggunaan media

tradisional. Komunikasi massa dengan menggunakan media tradisional ini tampaknya lebih

efektif, karena erat dengan sosial budaya masyarakat setempat. Menyisipkan pesan-pesan

kesehatan melalui wayang kulit di daerah Jawa Tengah dan Yokyakarta, atau melalui wayang

golek di Jawa Barat, akan lebih efektif dari pada melalui TV Spot atau Radio Spot.

5.b. Bagaimana Strategi Promosi kesehatan pada kasus?

Dalam upaya penerapan promosi kesehatan dilakukan 3 strategi sebagai berikut ;

Page 5: Bahan Tuto Promkes

1. Advokasi kesehatan, yaitu : pendekatan kepada para pimpinan atau pengambil keputusan

agar dapat memberi dukungan , kemudahan, perlindungan pada upaya pembangunan

kesehatan.

2. Bina suasana, yaitu suatu upaya untuk menciptakan suasana kondusif untuk menunjang

pembangunan kesehatan sehingga masyarakat terdorong melakukan PHBS.

3. Gerakan masyarakat, yaitu upaya memandirikan masyarakat agar secara proaktif

mempraktikkan hidup bersih dan sehat secara mandiri.

Ketiga strategi tersebut merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan (sinergis) namun

ditandai dengan fokus yang berbeda, yaitu :

1. Advokasi kesehatan lebih diarahkan kepada sasaran tersier yang menghasilkan kebijakan.

2. Bina suasana lebih diarahkan kepada sasaran sekunder yang menghasilkan kemitraan dan

opini.

3. gerakan masyarakat lebih diarahkan pada sasaran primer yang menghasilkan kegiatan

masyarakat mandiri.

Tabel 1. Sasaran promosi kesehatan menurut tatanan

Tatanan Sasaran primer Sasaran sekunder Sasaran tersier Program

prioritas

Rumah tangga Ibu, Anggota

keluarga

Kader, PKK,

tokoh

masyarakat/agama,

LSM

Kader, PKK,

tokoh

masyarakat/agama,

LSM

KIA, Gizi,

Kesehatan

Lingkungan,

gaya hidup,

JPKM

Sekolah Seluruh siswa

dan mahasiswa

Guru, dosen,

karyawan, OSIS,

BP3, pengelola

kantin

Kepala sekolah,

dekan, pengelola

sekolah, pemilik

sekolah

Kesehatan

lingkungan,

gaya hidup,

gizi, JPKM

Tempat kerja Seluruh

karyawan

Pengurus/serikat

pekerja

Pengelola, pemilik

perusahaan

Kesehatan

lingkungan,

gaya hidup

Page 6: Bahan Tuto Promkes

Tempat umum Pengunjung,

pengguna jasa

Karyawan,

pengelola

Kepala daerah Kesehatan

lingkungan,

gaya hidup

Sarana

kesehatan

Petugas

kesehatan

Organisasi profesi

kesehatan,

kelompok peduli

kesehatan

Pimpinan/direktur,

kepala daerah,

BAPPEDA,

DPRD

Kesehatan

lingkungan,

gaya hidup

Strategi promosi kesehatan diarahkan untuk ;

1. mengembangkan kebijakan guna mewujudkan masyarakat yang sehat.

2. membina suasana, iklim dan lingkungan yang mendukung

3. memperkuat, mendukung dan mendorong kegiatan masyarakat

4. meningkatkan kemampuan dan keterampilan perorangan

5. mengupayakan pembangunan kesehatan yang lebih memberdayakan masyarakat.

Dalam mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di masyarakat diterapkan ketiga

strategi yang telah dikenal dengan strategi ABG.

1. Advokasi PHBS

2. Bina Suasana (social support)

3. Gerakan Masyarakat (empowermwnt)

Ad. 1 Advokasi PHBS

Advokasi PHBS adalah:

a. upaya untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui berbagai komunikasi

persuasif untuk memasyarakatkan PHBS yang ditujukan pada penentu kebijakan

b. Upaya untuk memepengaruhi individu melalui komunikasi persuasif untuk

memasyarakatkan PHBS

c. Berbagai bentuk komunikasi persuasif yang ditujukan pada penentu kebijakan

untuk memperoleh dukungan sumber daya, kemitraan dalam peningktan PHBS.

Page 7: Bahan Tuto Promkes

Advokasi PHBS dilakukan dengan:

- mempengaruhi pihak lain melalui jaringan kerja dan kemitraan

- mengambangkan peraturan, dan kebijakan yang mendukung

pembudayaan PHBS

Tingkat keberhasilan advokasi PHBS sanagat tergantung pada adanya komitmen pada penentu

kebijakan baik jajaran pemerintah maupun disetiap tatanan masyarakat. Selain itu advokasi

PHBS dilakukan disemua jenjang administrasi mulai daripusat, provinsi, kabupaten/kota,

kecamatan dan desa/kelurahan. Advokasi PHBS dapat dilakuakn melalui media massa secara

kontinu melalui televisis, radio, surat kabar, bahkan internet untuk menjangkau masyarakat lebih

luas.

Selama ini dalam melaksanakan advokasi PHBS dijumpai beberapa kendal anatara lain:

- para pembuat kebijakan, pengelola program masih belum mempunyai

persepsi yang sama dengan PHBS.

- Penyelenggara kesehatan masih mementingkan upaya kuratif, sedangkan

PHBS lebih menekankan pada upaya promotif preventif.

- Masih adanya budaya ketergantungan masyarakat terhadap petugas

dalam upaya kesehatan.

Advokasi kesehatan yangberhasil menuntut kemampuan seseorang atau kemampuan tim

bertindak secara advokator. Kemampuan sebagai advokator kesehatan dapat dipelajari dan

dibina. Secara umum menurut John Hopkins University (JHU), advokasi kesehatan ditempuh

melalui kerangka advokasi yang memuat 6 langkah yaitu:

a. Melakukan analisis

Yang temasuk dalam analisis adalah:

- Identifikasi masalah

- Identifikasi kebijakan yang ada

- Program-program komunikasi yang telah dilaksankan dalam mendukung

kebijakan sehat

- Perubahan kebijakan yang diinginkan oleh tingkat tertentu

- Stake holder (mitra kerja) yang terkait dengan perubahan kebijakan

Page 8: Bahan Tuto Promkes

- Jejaring untuk penentu kebijakan

- Sumber daya yang memungkinkan untuk melaksanakan kebijakan sehat.

b. Menyusun strategi

Yang termasuk dalam strategi adalah:

- membentuk kelompok kerja PHBS

- Identifikasi sasaran primer dan sekunder

- Mengembangkan tujuan “SMART” (Spesific/spesifik, Measurable/dapat

diukur, Appropriate/tepat, Realistic/nyata, Time bound/sesuai jadwal)

- Menentukan indikator

- Menyiapkan dukungan dana

- Menempatkan “issue” yang penting mendapat dukungan dari penentu

kebijakan

- Merencanakan perbaikan sarana komunikasi

c. Menggalang kemitraan

- Menyusun POA (Plan of Action) bersama ( dalam kasus ini kades,

Anggota Puskesmas, dll)

- Saling tukar menukar pengalaman dan informasi

- Mendelegasikan tanggung jawab

- Adanya kesinambungan kerjasama

Dalam menggalang kemitraan perlu memahami prinsip-prinsip:

- Kesetaraan (equity)

- Saling menguntungkan

- Keterbukaan (transparan)

d. Tindakan/pelaksanaan

Setelah 3 langkah terdahulu dilakuakn dengan seksam dan cermat.

Tindakan/pelaksanaan mengacu pada rencana yang telah disusun berdasrkan hasil

analisis, persiapan strategi yang telah dituangkan dalam plan of action yang

dipersiapkan bersama mitra, sudah terlibat mulai saat analisis.

Beberapa tindakan dalam pelaksnaan advokasi:

Page 9: Bahan Tuto Promkes

- melaksanakan rencana advokasi (plan of action)

- mengumpulkan pesan mitra

- menyajikan pesan yang tepat

- menepati jadwal

- mengenmbangkan jaringan komunikasi dengan mitra.

Adapun kegiatan yang bernuansa advokasi seperti seminar sehari, orientasi,

lobby, kampanye, sarassehan dan kegiatan lain yang sesuia dengan kondisi

setempat. Sedangkan waktu untuk melakukan advokasi dapat dipilih sesuai

dengan pesanyang akan disampaikan misalnya hari kesehatan sedunia 7 April.

Hari kesehatan Nasional 12 November, Hari sadar pangan gizi dan hari-hari lain

yang tepat, atau disesuiakan dengan kebutuhan mitra dan masyarakat setempat.

e. Evaluasi

Evaluasi dilakukan dengan mengukur pencapaian tujuan (proses dan output)

melalui pengecekan dokumentasi tentang kegiatan-=kegiatan yang seharusnya

dilaksanakan, materi KIE yang telah diterbitkan dan disebarluaskan serta produk-

produk kebijakn yang diterbitkan.

f. Kesinambungan proses

Melaksanakan proses komunikasi secara terus-menerus dengan memanfaatkan

hasil evaluasi.

Dalam melakuakn advokasi kesehatan ada beberapa etika yang perlu diperhatikna

yaitu:

1. Mulai dengan sisi yang positif sasaran misalnya isu apa saja yang mendapat

perhatian khusus dari sasaran. Pintu masuknya tidak selalu harus dari

maslah-masalah kesehatan.

2. Mau kompromi, sabar dan tegar tidak menyalahkan sasaran

3. sampaikan pesan dan informasi dengan bahasa yang menggugah

4. Kemukakan hal-hal moratif sesuai dengan kebutuhan sasaran.

Page 10: Bahan Tuto Promkes

5. Gunakan visualisasi yang menarik dan mengesankan.

Untuk memeperoleh gambaran yang lebih mendalam tentang perbedaan

penyampaian pesan advokasi kesehatan dengan penyajian ilmiah dapat

mempelajari tabel dibawah ini.

Tabel 1. Perbedaan perumusan pesan antara advokasi dan penyajian ilmiah

ADVOKAS KESEHATAN PENYAJIAN ILMIAH

1. Pesan sederhana, dan tepat sasaran 1. Perlu penjelasan rinci

2. Penjelasan tambahan dapat

mengaburkan pesan pokok

2. Penjelasan tambahan diperlukan

supaya mantap

3. Bahasa teknis membingungkan

sasarn

3. Bahasa teknis dapat menambah

kejelasan dan ketepatan.

4. beberapa pesan pokok sudah cukup 4. pesan pokok dapat menjadi

beberapa makalah

5. fakta keseharian ditampilkan 5. harus objektif dan tidak bias

6. mendahulukan kesimpulan untuk

penyajian

6. uraian didahulukan, baru

kesimpulan

7. terlalu banyak fakta dan gambaran

tidak menyenangkan sasaran

7. bukti-bukti yang mendukung sangat

penting

8. persiapan dan kegiatan yang cepat

dan tepat lebih efisien

8. persiapan dan penelitian yang buru-

buru tidak akan berharga

9. fakta bahwa selebriti yang terkenal

mendukung kegiatan bisa

menguntungkan

9. fakta bahwa selebriti terkenal

mendukung penelitian tidak relevan

10. banyak yang percaya dilapangan

bahwa kebenaran politis itu subjektif

10. banyak yang percaya bahwa

kebenaran ilmiah itu objektif.

Page 11: Bahan Tuto Promkes

Ad. 2. Bina Suasana

Bina suasana adalah menjalin kemitraan untuk pembentukan opini publik dengan

berbagai kelompok opini yang ada di masyarakat seperti : tokoh masyarakat, tokoh agama,

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dunia usaha/swasta, media massa, organisasi profesi

pemerintah dan lain-lain. Bina suasana dilakukan untuk sasaran sekunder atau petugas pelaksana

diberbagai tingkat administrasi (dari pusat hingga desa).

Strategi bina suasana perlu ditetapkan untuk menciptakan norma-norma dan

kondisi/situasi kondusif di masyarakat dalam mendukung PHBS. Bina suasana sering dikaitkan

dengan pemasaran sosial dan kampanye, karena pembentukan opini memerlukan kegiatan

pemasaran sosial dan kampanye. Namun perlu diperhatikan bahwa bina suasana dimaksud untuk

menciptakan suasana yang mendukung, menggerakkan masyarakat secara partisipatif dan

kemitraan.

Metode bina suasana dapat berupa :

- Pelatihan

- Semiloka

- Konferensi pers

- Dialog terbuka

- Sarasehan

- Penyuluhan

- Pendidikan

- Lokakarya mini

- Pertunjukkan tradisional

- Diskusi meja bundar (Round table discussiaon)

- Pertemuan berkala di desa

- Kunjungan lapangan

- Studi banding

- Traveling seminar

Page 12: Bahan Tuto Promkes

Kemitraan dalam kesehatan berarti menggalang partisipasi semua sektor untuk

meningkatkan harkat hidup dan derajat kesehatan, semua sektor, kelompok masyarakat, lembaga

pemerintah dan non pemerintah bekerjasama berdasarkan kesepakatan dan fungsi masing-

masing.

Untuk menjaga kelanggengan dan keseimbangan bina suasana diperlukan :

- forum komunikasi

- dokumen dan data yang up to date (selalu baru)

- mengikuti perkembanagan kebutuhan masyarakat

- hubungan yang terbuka, serasi dan dinamis dengan mitra

- menumbuhkan kecintaan terhadap kesehatan

- memanfaatkan kegiatan dan sumber-sumber dana yang mendukung

upaya pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat

- adanya umpan balik dan penghargaan

Ad. 3. Gerakan Masyarakat (Empowerment)

Strategi gerakan masyarakat adalah cara untuk menumbuhkan dan mengembangkan norma yang

membuat masyarakat mampu untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.

Strategi ini tepatnya ditujukan pada sasaran primer agar berperan serta secara aktif dalam PHBS.

Yang dimaksud sasaran primer adalah masyarakat yang terkena masalah baik di kota maupun di

desa.

Contohnya di tatanan rumah tangga adalah para ibu, ditatanan institusi pendidikan adalah murid-

murid di sarana pelayanan adalah petugas kesehatan.

Pelaksanaan strategi gerakan masyarakat yang diharapkan adalah sebagai berikut :

a. pemberdayaan masyarakat merupakan suatu upaya dalam peningkatan kemampuan

masyarakat guna mengangkat harkat hidup, martabat dan derajat kesehatannya.

b. Peningkatan keberdayaan berarti peningkatan kemampuan dan kemandirianmasyarakat

agar dapat mengembangkan diri dan memperkuat sumber daya yang dimiliki untuk

mencapai kemajuan.

Page 13: Bahan Tuto Promkes

Oleh karena itu pemberdayaan masyarakat sangat ditentukan oleh pemahaman, kemahiran dan

semanagt dalam menerapkan pendekatan sosila kemasyarakatn.

Dengan demikian dalam era desentralisasi pemerintah pusat berperan dalam menentukan

standarisasi, regulasi, monitoring, dan evaluasi, sedangkan dearah bereperan dalam penyediaan

sumber daya yang meliputi “4M” (man, money, material and method) serta pelaksanaan

operasional dan pemantauan setempat.

Secara keseluruhan pendekatan gerakan masyarakat dilakuakn melaui; KIE, pengenmabang

institusi masyarakat, pendekatan hukum dan regulasi, penghargaan (intensif), serta peningkatan

ekonomi produktif (income generating)

Dalam melaksanakan gerakan masyarakat perlu memperhatikan karakteristik masyarakat

setempat yang dapat dikelompokkan sebagai bnerikut:

a. masyarakat pembina (caring community)

yaitu masyarakat yang peduli kesehatan, misalnya: LSM kesehatan, organisasi profesi

yang bergerak di bidang kesehatan.

b. Masyarakat setara (coping community)

Yauti masyarakat yang karena kondisinya kirang memadai sehingga tidak dapat

memelihara kesehatannya. Misalnya seorang ibu sadar akan pentingnya memeriksakan

kehamilan, teteapi karena keterbatasan ekonomi dan tidak adanya trannsportasi si ibu

tidak pergi ke sarana pelayan akesehatan.

5.e. Rancangan Kegiatan

PROGRAM PEMBERANTASAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DESA

MADUDU

Page 14: Bahan Tuto Promkes

Program Indikator

keberhasilan

Waktu

pelaksanaan

Promosi 1. Pemasangan poster 4 M Plus

2. Mengadakan penyuluhan kepada

ibu rumah tangga tentang DBD

3. Mengadakan penyuluhan kepada

siswa sekolah tentang DBD

4. Mengadakan penyuluhan kepada

masyarakat petani karet.

5. Menjaring kader kesehatan

penanganan DBD

20 poster tepasang

Semua IBU

RT/warga ikut

penyuluhan dan

melaksanakan

program yang

dianjurkan

2 sekolah

10% masyarakat

1 bulan

3 bulan

3 bulan

3 bulan

Preventif 1. Diagnosis dini kasus demam dan

penanganan klinis yang tepat

2. Reduksi kontak manusia-vektor

3. Pengendalian habitat larva di

rumah dan sekolah

4. Pengendalian larva di tempat-

tempat kosong, tempat

pembuangan sampah, tempat-

tempat umum (tepi jalan, taman,

perkuburan)

5. Upaya mengurangi tempat

perindukan nyamuk (pengelolaan

fisik temapat air-penutupan

tempat air kedap nyamuk,

rancangan yang benar tentang

system penyediaan air bersih,

95% terlaksana

80 % terlaksana

80 % terlaksana

75 % terlaksana

1 tahun

6 bulan

6 bulan

6 bulan

Page 15: Bahan Tuto Promkes

daur ulang ban bekas, botol, dan

kaleng)

6. Metode biologi pembasmi larva

nyamuk (ikan tempalo)

7. Fogging (pengasapan ke seluruh

rumah, fasilitas umum)

75 % terlaksana

95 %

3 bulan

3 bulan

Curative 1. Kesiapan tenaga medis dalam

menindak lanjuti keadaan darurat

2. Mengobati pasien dengan DBD

dengan segera

3. Rujuk ke RS bila stadium III-IV

Semua tenaga medis

90 % penderita

100 %

1 tahun

1 tahun

Rehabilitative Rujuk ke RS