bahan tugas dr. diana

4
1. Alat dan Bahan a. Penlight 2. Cara Kerja a. Pemeriksa berdiri sejajar di hadapan pasien. b. Lihat posisi kesejajaran kedua mata. c. Perhatikan kuantitas, distribusi dan setiap pembentukkan skuama yang terdapat pada alis mata. d. Perhatikan posisi kelopak mata terhadap bola mata. Lakukan inspeksi untuk melihat lebar fisura palpebra, edema, kelopak mata, warna kelopak mata (misalnya, kemerahan), lesi, keadaan dan arah bulu mata, kemampuan kelopak mata untuk mengatup sempurna, penonjolan abnormal, dan paralisis fasialis. e. Perhatikan apakah terdapat pengeluaran air mata yang berlebihan atau mata kering. f. Minta pasien untuk melihat ke atas sementara, tekan kedua kelopak mata ke bawah dengan menggunakan ibu jari tangan sehingga membuat sklera dan konjungtiva terpajan. Inspeksi sklera dan konjungtiva palpebralis untuk menilai warnanya dan perhatikan pola vaskularisasi terhadap latar belakang sklera yang berwama putih. Cari setiap nodulus atau pembengkakan. g. Minta pasien untuk melihat ke samping, kanan dan kiri, serta ke bawah untuk dapat melihat sklera dan konjungtiva bulbaris. Gambar 1. Inspeksi sklera dan konjungtiva palpebralis inferior (Sumber : Buku Ajar

Upload: rizkyswandaru

Post on 11-Jan-2016

1 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ss

TRANSCRIPT

Page 1: Bahan Tugas Dr. Diana

1. Alat dan Bahan a. Penlight

2. Cara Kerjaa. Pemeriksa berdiri sejajar di hadapan pasien. b. Lihat posisi kesejajaran kedua mata.c. Perhatikan kuantitas, distribusi dan setiap pembentukkan skuama yang terdapat pada

alis mata.d. Perhatikan posisi kelopak mata terhadap bola mata. Lakukan inspeksi untuk melihat

lebar fisura palpebra, edema, kelopak mata, warna kelopak mata (misalnya, kemerahan), lesi, keadaan dan arah bulu mata, kemampuan kelopak mata untuk mengatup sempurna, penonjolan abnormal, dan paralisis fasialis.

e. Perhatikan apakah terdapat pengeluaran air mata yang berlebihan atau mata kering.f. Minta pasien untuk melihat ke atas sementara, tekan kedua kelopak mata ke bawah

dengan menggunakan ibu jari tangan sehingga membuat sklera dan konjungtiva terpajan. Inspeksi sklera dan konjungtiva palpebralis untuk menilai warnanya dan perhatikan pola vaskularisasi terhadap latar belakang sklera yang berwama putih. Cari setiap nodulus atau pembengkakan.

g. Minta pasien untuk melihat ke samping, kanan dan kiri, serta ke bawah untuk dapat

melihat sklera dan konjungtiva bulbaris.

Gambar 1. Inspeksi sklera dan konjungtiva palpebralis inferior (Sumber : Buku Ajar Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan)

Page 2: Bahan Tugas Dr. Diana

h. Balikan kelopak mata pasien untuk melihat konjungtiva palpebra superior.i. Dengan cahaya yang dipancarkan dari samping, lakukan inspeksi setiap mata untuk

menemukan kekeruhan (opasitas) dan perhatikan setiap kekeruhan pada lensa yang dapat terlihat melalui pupil.

j. Pada saat yang sama, lakukan inspeksi setiap iris. Corak garis pada iris harus dapat dilihat dengan jelas. Dengan lampu senter yang diarahkan langsung dari sisi temporaf cari bayangan berbentuk bulan sabit pada sisi medial iris.

k. Lakukan inspeksi 'ukuran, bentuk, dan kesimetrisan kedua pupil. Jika kedua pupil berukuran besar (>5 mm), kecil (<3 mm), atau tidak sama (anisokoria), ukur pupil tersebut.

Gambar 2. Inspeksi sklera dan konjungtiva bulbaris (Sumber : Buku Ajar Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan)

Gambar 3. Bayangan berbentuk bulan sabit pada iris (Sumber : Buku Ajar Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan)

Page 3: Bahan Tugas Dr. Diana

l. Lakukan pemeriksaan reaksi pupil terhadap cahaya. Minta pasien untuk memandang suatu titik di tempat jauh, dan arahkan cahaya lampu senter dari samping ke masing-masing pupil secara bergantian. Perhatikan refleks langsung dan tidak langsung pupil.

3. InterpretasiPenyimpangan ke dua mata ke arah medial atau lateral; protrusio abnormal bola mata

ditemukan pada penyakit Grave dan tumor okuli. Pembentukan skuama ditemukan pada dermatitis seboroika; kerontokan alis mata pada sisi lateral dijumpai pada hipotiroidisme Bleforitis merupakan inflamasi kelopak mata di sepanjang margo palpebra yang sering disertai pembentukan krusta atau skuama. Kegagalan pada penutupan kelopak mata membuat kornea kontak dengan dunia luar sehingga dapat terjadi kerusakan kornea yang serius.

Pengeluaran air mata yang berlebihan dapat disebabkan oleh peningkatan produksi air mata atau gangguan drainase air mata. Pada kelompok pertama, penyebabnya meliputi inflamasi konjungtiva dan iritasi kornea; pada kelompok kedua, penyebabnya mencakup ektropion dan obstruksi duktus nasolakrimalis.

Sklera yang berwarna kuning menunjukkan ikterus. Jiika terdapat kemerahan yang terlokalisasi di episklera bisa disebakan oleh episkleritis nodularis. Kadang-kadang iris melengkung jauh ke depan secara abnormal sehingga terbentuk sudut yang sangat sempit antara iris dan kornea. Dengan demikian, penyinaran pada iris akan menghasilkan bayangan yang berbentuk bulan sabit. Sudut yang sempit ini akan meningkatkan risiko terjadinya glaukoma sudut-tertutup - peningkatan mendadak tekanan intraokular yang terjadi ketika drainase humor akueous tersumbat. Miosis mengacu pada konstriksi pupil, midriasis pada dilatasi pupil.

Gambar 4. Gambaran sklera ikterik (Sumber : Buku Ajar Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan)