bahan tambahan

6
BAHAN TAMBAHAN FARMASI A. Definisi Bahan tambahan adalah bahan-bahan yang diperlukan seperti bahan dasar, penyalut, pewarna, penyedap, pengawet, pemantap dan pembawa yang dapat ditambahkan ke dalam sediaan resmi untuk meningkatkan stabilitas, manfaat atau penampilan dan untuk mempermudah pembuatan. Zat-zat tambahan harus memenuhi syarat-syarat sbb. 1. Bahan tersebut tidak membahayakan dalam jumlah yang digunakan. 2. Tidak melebihi jumlah minimum yang diperlukan untuk memberikan efek yang diharapkan. 3. Tidak mengurangi ketersediaan hayati, efek terapi atau keamanan sediaan resmi. 4. Tidak mengganggu dalam pengujian dan penetapan kadar. B. Klasifikasi 1. Zat pengasam Digunakan dalam preparat cairan, untuk memberikan medium asam guna kestabilan produk. Contoh : asam asetat, asam hidroklorida, asam nitrat. 2. Zat pembasah

Upload: fitry-adx

Post on 23-Oct-2015

1.035 views

Category:

Documents


70 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bahan tambahan

BAHAN TAMBAHAN FARMASI

A. Definisi

Bahan tambahan adalah bahan-bahan yang diperlukan seperti bahan dasar, penyalut,

pewarna, penyedap, pengawet, pemantap dan pembawa yang dapat ditambahkan ke dalam

sediaan resmi untuk meningkatkan stabilitas, manfaat atau penampilan dan untuk

mempermudah pembuatan.

Zat-zat tambahan harus memenuhi syarat-syarat sbb.

1. Bahan tersebut tidak membahayakan dalam jumlah yang digunakan.

2. Tidak melebihi jumlah minimum yang diperlukan untuk memberikan efek yang

diharapkan.

3. Tidak mengurangi ketersediaan hayati, efek terapi atau keamanan sediaan resmi.

4. Tidak mengganggu dalam pengujian dan penetapan kadar.

B. Klasifikasi

1. Zat pengasam

Digunakan dalam preparat cairan, untuk memberikan medium asam guna kestabilan

produk. Contoh : asam asetat, asam hidroklorida, asam nitrat.

2. Zat pembasah

Digunakan dalam preparat cairan, untuk memberikan medium alkali guna kestabilan

produk. Contoh : larutan ammonia, ammonium karbonat, KOH, natrium borat,

Na2CO3, natrium hidroksida trolamin.

3. Adsorben

Suatu zat yang mampu memegang molekul lain pada permukaan pada permukaan

dengan cara fisika atau kimia (kemisorpsi). Contoh : selulosa serbuk, karbon aktif.

Page 2: Bahan tambahan

4. Antioksidan

Suatu zat yang menghambat oksidasi dan digunakan untuk mencegah peruraian

preparat dengan proses oksidasi. Contoh : askorbil palmitatbutilated hidroksianisol,

BHT, asam hipofosfor, monotiogliserol, propel galat, natrium bisulfit.

5. Zat pemberi warna

Digunakan untuk mewarnai preparat farmasi. Contoh : eritrosin (FD&C Red no.3),

caramel ferioksida merah.

6. Zat pengemulsi

Untuk meningkatkan dan yang terbagi menjaga dispersi partikel-partikel halus dari

suatu cairan dalam suatu pembawa yang saling tidak bercampur. Contoh : gom,

sorbitan monooleat, polioksietilen 50 stearat.

7. Zat pemberi rasa

Untuk memberikan rasa yang sedap dan wangi ke suatu preparat farmasi. Contoh :

minyak anisi, minyak kayu manis, coklat, mentol, minyak orange, minyak permen,

vanili.

8. Zat pengeras

Untuk meningkatkan kekentalan atau kekerasan dari suatu preparat farmasi, biasanya

salep. Contoh : setil alcohol, paraffin, cera alba, cera flava.

9. Surfaktan

Zat yang mengadsorbsi pada permukaan atau antarmuka untuk mengurangi tegangan

permukaan atau tegangan antarmuka. Dapat digunakan sebagai zat pembasah,

detergen atau zat pengemulsi. Contoh : benzalkonium klorida, nonoksinol 10,

oktoksinol 9, polisorbat 80, natrium laurel sulfat, sorbitan monopalmitat.

Page 3: Bahan tambahan

10. Zat pensuspensi

Untuk meningkatkan viskositas dan mengurangi laju sedimentasi dari partikel-partikel

terdispersi. Contoh : agar, bentonit, natrium CMC, tragakan, metal selulosa.

11. Zat pemanis

Untuk memaniskan suatu preparat. Contoh : dekstrosa, sakarin natrium, sukrosa.

12. Zat penyalut

Untuk melapisi tablet yang telah berbentuk untuk tujuan melindungi terhadap

peruraian obat dengan oksigen atmosfer atau kelembapan untuk memberikan pola

pelepasan yang dikehendaki untuk zat obat setelah pemberian, untuk membungkus

rasa dan bau dari zat obat, atau untuk tujuan estetik. Contoh : selulosa asetat, ftalat,

sukrosa.

13. Zat pengkilap

Untuk mengkilapkan tablet salut sehingga menarik. Contoh : cera carnauba, cera alba.

14. Propelan aerosol

Suatu zat yang mengembangkan tekanan dalam suatu wadah erosol dan melemparkan

produk tersebut keluar biala katupnya dibuka. Contoh : diklorofluorometan,

diklorotetrafluoroetan, trikloromonoflurometan.

15. Zat pendapar

Untuk menahan perubahan pH pada pendenceran dan penambahan asam atau alkali.

Contoh : kalium metafosfat, kalium dihirogen fosfat, natrium asetat.

16. Zat pengelat

Suatu zat yang membentuk kompleks stabil dengan logam. Zat pembentuk kelat

digunakan dalam sediaan farmasi cairan, sebagai penstabil untuk pembentuk

kompleks dengan logam berat yang dapat menyebabkan ketidakstabilan produk.

Contoh : dinatrium edetat, asam edetat.

Page 4: Bahan tambahan

17. Zat pelembap

Untuk mencegah keringnya preparat terutama salep dan krim karena kemampuan zat

tersebut untuk menahan lembap. Contoh : gliserin, propilenglikol, sorbitol.

18. Zat pelembut

Suatu cairan yang digunakan sebagai suatu zat yang ikut mengurangi ukuran partikel

dari suatu serbuk obat dengan menggiling bersama, biasanya dalam mortar. Contoh :

minyak mineral.

19. Dasar salep

Pembawa setengah padat dimana kedalam pembawa tersebut zat obat dicampur dalam

menyiapkan salep obat. Contoh : lanolin, salep hidrofilik, salep polietilenglikol,

petrolatum, salep putih, salep kuning.

20. Pelarut

Suatu zat untuk melarutkan suatu obat dalam preparat larutan. Contoh : alcohol,

isopropyl alcohol, minyak mineral, asam oleat, minyak kacang.

21. Dasar supositoria

Digunakan sebagai suatu pembawa, dimana zat obat dimasukan kedalamnya dalam

penyiapan supositoria. Contoh : oleum cacao, polietilenglikol campuran.

22. Zat pengisotoni

Digunakan untuk membuat larutan mempunyai sifat osmotis yang sama dengan cairan

fisiologis. Contoh : dekstrosa, natrium klorida.

C. Efek samping

Bahan aditif juga bisa membuat penyakit jika tidak digunakan sesuai dosis, apalagi

bahan aditif buatan atau sintetis. Penyakit yang biasa timbul dalam jangka waktu lama setelah

Page 5: Bahan tambahan

menggunakan suatu bahan aditif adalah kanker, kerusakan ginjal, dan lain-lain. Maka dari itu

pemerintah mengatur penggunaan bahan aditif makanan secara ketat dan juga melarang

penggunaan bahan aditif makanan tertentu jika dapat menimbulkan masalah kesehatan yang

berbahaya. Pemerintah juga melakukan berbagai penelitian guna menemukan bahan aditif

makanan yang aman dan murah.