bahan pbl blok 25 reproduction system

17
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik pada neonates dibagi dalam pemeriksaan segera setelah lahir, dan  pemeriksaan lanjutan. Pemeriksaan segera setelah lahir bertujuan untuk: 1. Menilai adaptasi neonates dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin; 2. Mencari kelainan kongenital; 3. Menentukan prognosis neonates; 4. Menentukan perawatan neonates selanjutnya. Yang perlu diperhatikan pada pemeriksaan bayi baru lahir adalah: 1. Mengetahui riwayat kehamilan dan persalinannya, 2. Pemeriksaan bayi dilakukan dalam keadaan telanjang di bawah lampu terang yang  juga berfungsi sebagai pemanas untuk menc egahkehilangan panas, 3. Menjaga kebersihan tangan serta alat-alat yang dipergunakan pada pemeriksaan, untuk mencegah infeksi, 4. Bila ditemukan satu kelainan bawaan, carulah kelainan bawaan lainnya, karena  biasanya kelainan itu tidak berdiri sendiri. Barangkali kelainan-kelainan itu merupakan suatu sindrom. Pemeriksaan pertama yang dilakukan pada neonates ialah untuk menilai apakah ada depresi pada sistem pernapasan dan sirkulasi. Untuk menilai hal tersebut digunakan skor  penilaian Apgar. Kegunaan utama sistem skor ini adalah untuk memaksa pemeriksa memeriksa ana secara sistematis dan untuk mengevaluasi berbagai faktor yang mungkin  berkaitan dengan masalah kardiopulmonal. penilaian Apgar dilakukan pada menit pertama dan menit kelima kehidupan neonates. Skor 0 1 2 Appearance Warna kulit Biru, pucat Tubuh merah muda, ekstremitas biru (akrosianosis) Seluruh tubuh merah muda. Pulse Frekuensi denyut  jantung Tidak ada Kurang dari 100 kali/menit. Lebih dari 100 kali/menit. Grimace Kepekaan reflex (respons terhadap Tidak ada Menyeringai Menyeringai & batuk atau bersin

Upload: andy-santoso-hioe

Post on 13-Oct-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Bahann PBL

TRANSCRIPT

Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisik pada neonates dibagi dalam pemeriksaan segera setelah lahir, dan pemeriksaan lanjutan. Pemeriksaan segera setelah lahir bertujuan untuk: 1. Menilai adaptasi neonates dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin; 2. Mencari kelainan kongenital; 3. Menentukan prognosis neonates; 4. Menentukan perawatan neonates selanjutnya.Yang perlu diperhatikan pada pemeriksaan bayi baru lahir adalah:1. Mengetahui riwayat kehamilan dan persalinannya,2. Pemeriksaan bayi dilakukan dalam keadaan telanjang di bawah lampu terang yang juga berfungsi sebagai pemanas untuk mencegahkehilangan panas,3. Menjaga kebersihan tangan serta alat-alat yang dipergunakan pada pemeriksaan, untuk mencegah infeksi,4. Bila ditemukan satu kelainan bawaan, carulah kelainan bawaan lainnya, karena biasanya kelainan itu tidak berdiri sendiri. Barangkali kelainan-kelainan itu merupakan suatu sindrom.Pemeriksaan pertama yang dilakukan pada neonates ialah untuk menilai apakah ada depresi pada sistem pernapasan dan sirkulasi. Untuk menilai hal tersebut digunakan skor penilaian Apgar. Kegunaan utama sistem skor ini adalah untuk memaksa pemeriksa memeriksa ana secara sistematis dan untuk mengevaluasi berbagai faktor yang mungkin berkaitan dengan masalah kardiopulmonal. penilaian Apgar dilakukan pada menit pertama dan menit kelima kehidupan neonates.Skor012

AppearanceWarna kulitBiru, pucatTubuh merah muda, ekstremitas biru (akrosianosis)Seluruh tubuh merah muda.

PulseFrekuensi denyut jantungTidak adaKurang dari 100 kali/menit.Lebih dari 100 kali/menit.

GrimaceKepekaan reflex (respons terhadap kateter dalam hidung)Tidak adaMenyeringaiMenyeringai & batuk atau bersin

ActivityTonus ototLemasEkstremitas sedikit fleksiGerakan aktif

RespirationUpaya bernapasTidak adaLambat, tidak teraturBaik, menangis

Terdapat hubungan terbalik antara skor Apgar dengan derajat asidosis serta hipoksia. Skor 4 atau kurang pada usia 1 menit berhubungan dengan peningkatan insidensi asidosis, sedangkan skor 8-10 biasanya berhubungan dengan ketahanan hidup yang normal. Skor 4 atau kurang pada usia 5 menit berhubungan dengan peningkatan insidensi asidosis, distress pernapasan, serta kematian. Meskipun demikian, banyak neonates yang lahir dengan skor Apgar rendah ternyata tidak menjadi asidosis. Pada beberapa kasus, asfiksia terjadi sedemikian akutnya sampai tidak dicerminkan dalam pH darah. Selain itu, proses lain selain asfiksia (prematuritas ekstrim sendiri, anestesi atau sedasi ibu, dan patologi sistem saraf pusat) dapat menghasilkan skor yang rendah. Terlepas dari faktor penyebabnya, skor Apgar yang tetap rendah membutuhkan resusitasi. Penentuan skor Apgar harus diteruskan setiap 5 menit, sampai skor mencapai nilai 7.Terdapat nilai normal dalam setiap komponen penilaian Apgar. Neonatus yang beradaptasi dengan baik mempunyai skor Apgar 7-10. Skor 4 -6 menunjukkan keadaan asfiksia ringan sampai sedang, sedangkan nilai 0-3 menunjukkan asfiksia berat. Pada appearance, hampir semua bayi berwarna biru saat lahir. Mereka berubah menjadi merah muda setelah tercapai ventilasi yang efektif. Hampir semua bayi memiliki tubuh serta bibir yang berwarna merah muda, tetapi sianotik pada tangan serta kakinya (akrosianosis) pada 90 detik pertama kehidupan. Sianosis menyeluruh setelah 90 detik terjadi pada curah jantung yang rendah, methemoglobinemia, polisitemia, penyakit jantung kongenital tipe sianotik, perdarahan intracranial, penyakit membran hialin, aspirasi darah atau meconium, obstruksi jalan napas, dan hipertensi pulmonal persisten. Kebanyakan bayi yang pucat saat lahit mengalami vasokonstriksi perifer. Vasokonstriksi biasanya disebabkan oleh asfiksia, hypovolemia, atau asidosis berat. Alkalosis respiratorik, penghangatan berlebihan, hipermagnesemia, atau konsumsi alkohol akut pada ibu dapat menyebabkan vasodilatasi nyata serta plethora perifer yang mencolok. Plethora juga terjadi bila bayi menerima transfuse darah per plasenta dalam jumlah besar dan hipovolemik.Pada pulse, frekuensi denyut jantung normal saat lahir antara 120-160 kali/menit. Pada grimace, respons normal pada pemasukan kateter ke dalam faring posterior melalui lubang hidung adalah menyeringai, batuk, atau bersin. Pada activity, semua bayi normal menggerakkan semua anggota tubuhnya secara aktif segera setelah lahir. Bayi yang tidak dapat melakukan hal tersebut atau bayi dengan tonus otot yang lemah biasanya asfiksia, mengalami depresi akibat obat, atau menderita kerusakan sistem saraf pusat. Pada respiratory, bayi normal akan megap-megap saat lahir, menciptakan upaya bernapas dalam 30 detik, dan mencapai pernapasan yang menetap pada frekuensi 30-60 kali per menit pada usia 2 sampai 3 menit. Apnea dan pernapasan yang lambat atau tidak teratur terjadi oleh berbagai sebab, termasuk asidosis berat, asfiksia, infeksi janin, kerusakan sistem saraf pusat, atau pemberian obat pada ibu. Perlu pula diperiksa plasenta untuk mengetahui beratnya serta mencari adanya kelainan seperti perkapuran, nekrosis, dan lain-lain. Pada bayi kembar diteliti apakah terdapat anastomosis vascular terhadap kedua amnion. Bila ada, perlu dipikirkan kemungkinan terjadinya transfuse feto-fetal. Jumlah cairan amnion perlu diukur. Hidramnion (cairan amnion lebih dari 2000 ml) mungkin ditemukan pada bayi dari ibu dengan diabetes mellitus atau eklampsia, atau pada bayi dengan anesnsefalus, atau obstruksi saluran pencernaan, atau kelainan pembuluh darah besar. Bila ada oligohidramnion (cairan amnion kurang dari 500 ml) diperhatikan adanya kelainan posisi ekstremitas.Pemeriksaan lanjutan terdiri dari pemeriksaan keadaan umum dan dilanjutkan dengan pemeriksaan organ secara terinci. Bila neonates dalam keadaan tenang, didahulukan pemeriksaan yang mempergunakan stetoskop.Warna kulit neonates normal adalah kemereahan; kadang terlihat sianosis pada ujung-ujung jari pada hari-haripertama. Bila terdapat sianosis di seluruh tubuh dipikirkan kemungkinan kelainan jantung bawaan sianotik atau methemoglobinemia. Warna kulit yang pucat terdapat pada anemia atau asfiksia berat. Plethora tampak pada polistemia. Warna kulit yang kuning disebabkan oleh kadar bilirubin yang tinggi di dalam darah atau pewarnaan oleh meconium. Warna kuning ke arah jingga menunjukkan keadaan kadar bilirubin indirek, sedangkan kenaikan kadar bilirubin direk memberikan warna kuning kehijauan. Pada neonates yang berkulit gelap, icterus lebih baik diperiksa pada mukosa. Pada orang kulit berwarna, dalam keadaan normal dapat terlihat warna kebiruan pada punggung dan bokong yang disebut Mongolian spot.Keaktifan neonates dinilai dengan melihat posisi dan pergerakan tungkai serta lengannya. Pada neonates cukup bulan yang sehat posisi ekstremitas adalah dalam keadaan fleksi, dan gerakan tungkai serta lengannya aktif simetris. Bila ada asimetri pikirkan terdapatnya kelumpuhan atau patah tulang. Bila neonates diam saja, mungkin terdapat depresi susunan saraf pusat atau akibat obat-obat, atau mungkin neonates dalam keadaan tidur nyenyak.Tangisan bayi dapat memberi keterangan pada bayi, misalnya tangisan yang melengking menunjukkan bayi dengan kelainan neurologic, sedangkan tangisan yang lemah atau merintih terdapat pada bayi dengan kesukaran pernapasan.Wajah neonates dapat menunjukkan kelainan yang spesifik seperti wajah pada sindorm Down, sindrom Pierre Robin, kretinisme dan sebagainya. Keadaan gizi neonates dinilai dari berat badan, panjang badan, tebal lapisan subkutan, serta kerutan pada kulit.Usia kehamilan neonates dapat dinilai dengan beberapa cara, termasuk menghitungnya dari hari pertama haid terakhir sampai saat kelahiran, atau dengan cara ultrasonografi. Mengetaui usai kehamilan dan keadaan gizi neonates adalah penting sekali untuk dapat mengkategorikan neonates yang kecil, sesuai, atau besar untuk masa kehamilan, yang menentukan cara penatalaksanaanya.Suuh tubuh neonates dikur dari rectum. Suhu 35 C dapat terdapat pada neonates, dan akan naik bila dipanaskan atau dibungkus. Suhu yang meninggi dapat terjadi pada dehidrasi, gangguan serebral, infeksi, atau kenaikan suhu lingkungan. bila kenaikan suhu tubuh bersifat merata, biasanya disebabkan oleh kenaikan suhu lingkungan. bila ekstremitas dingin dan tubuh panas, kemungkinan besar disebabkan oleh sepsis. Perlu diingat bahwa infeksi pada neonates dapat tidak disertai dengan kenaikan suhu tubuh, bahkan dapat terjadi hipotermia.Selanjutnya dapat dilakukan pemeriksaan pada organ-organ neonates secara lebih lanjut. Pemeriksaan ini meliputi kepala, wajah, mata, telinga, mulut, dagu, ekstremitas, dada, perut, dan genital. Untuk pemeriksaan kepala, raba sepanjang garis sutura dan fontanel, apakah ukuran dan tampilannya normal. Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi preterm, moulding yang buruk atau hidrosefalus. Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih yang disebut moulding/moulage .Keadaan ini normal kembali setelah beberapa hari sehingga ubun-ubun mudah diraba. Perhatikan ukuran dan ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus ,sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol,hal ini diakibatkan peningkatan tekanan intakranial, sedangkan yang cekung dapat tejadi akibat dehidrasi. Pemeriksaan pada wajah perlu diperhatikan apakah wajah tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetrishal ini dikarenakan posisi bayi di intrauteri. Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom Down atau sindrom Pierre-Robin. Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi N.fasialis. Pemeriksaan mata bayi baru lahir seringkali sulit karena matanya biasanya tertutup. Dengan menggoyangkan kepalanya secara perlahan-lahan biasanya mata bayi akan terbuka sehingga dapat diperiksa. Mikroftalmia kongenital dapat ditemukan dengan inspeksi dan palpasi. Glaukoma kongenital mulanya terlihat sebagai pembesaran dan kemudian sebagai kekeruhan kornea. Katarak kongenital juga mudah terlihat. Trauma pada mata terlihat sebagai edema palpebral, perdarahan subkonjungtiva atau retina. Oleh karena sering ditemukan hal ini dianggap normal. Diperhatikan adanya secret mata. Konjungtivitis oleh kuman gonokok bisa cepat menjadi panoftalmia dan menjadikan buta. Pemeriksaan telinga dapat dilakukan untuk menilai adanya gangguan pendengaran.Dilakukan dengan membunyikan bel atau suara jika terjadi refleks terkejut, apabila tidak terjadi refleks, maka kemungkinan akan terjadi gangguan pendengaran.perlu diperhatikan hal-hal seperti: simetris dan sejajar, bentuk, dan pendengaran. Pada pemeriksaan pendengaran, bayi menengok kearah bisikan; terlihat terkejut sebagai respons terhadap suara keras. Khususnya pada kasus kelainan kepala dan leher, riwayat tuli pada keluarga, berat lahir sangat rendah, asfiksia berat, infeksi janin, dan sindrom lain yang terkait dengan tuli.Pada pemeriksaan mulut diperhatikan ukuran dan bentuknya. Mulut seperti burung terlihat pada sindrom alkohol; mulut kecil, mikrostomia, terlihat pada sindrom Down; dan mulut yang lebar, makrostomia, terlihat pada gangguan metabolik. Perhatikan pula pada saat menyeringai. Periksa kelengkapan palatum, ukuran dan fungsi uvula. Refleks mengisap terlihat sejak usia kehamilan 32 minggu hingga 3-4 bulan. Refleks rooting terlihat sejak usia kehamilan 34 minggu hingga 3-4 bulan. Pada pemeriksaan dagu diperhatikan proporsinya. Proporsinya harus tepat. Mikrognatia mengesankan sindrom Pierre-Robin. Pemeriksaan mulut dapat dilakukan dengan melihat adanya kista yang ada pada mukosa mulut. Pemeriksaan lidah dapat dinilai melalui warna dan kemampuan reflex mengisap. Apabila ditemukan lidah yang menjulur keluar, dapat dilihat adanya kemumgkinan kecacatan kongenital. Adanya bercak pada mukosa mulut, palatum, dan pipi biasanya disebut sebagai monilia albicans.Pemeriksaan ini berfungsi untuk menilai ada tidaknya gerakan ekstremitas abnormal, asimetris, posisi dan gerakan yang abnormal (menghadap ke dalam atau ke luar garis tangan), serta menilai kondisi jari kaki, yaitu jumlahnya berlebih atau saling melekat. Pada pemeriksaan dada perhatikan bentuk dan kesimetrisan, lingkar dada pada putting susu, keberadaan jaringan payudara, pernapasan (biasaya pernapasan abdomen pada bayi baru lahir ; frekuensi normalnya adalah 30-60 x/menit, dihitung selama 1 menit penuh. Frekuensi napas > 60 x/menit mengindikasikan adanya penyakit.), bunyi jantung (nada terdengar lebih tinggi daripada yang terdengar pada orang dewasa. Sinus aritmia (varian teratur yang menyertai pernapasan) adalah temuan normal.), denyut jantung rata-rata (110- 160 x/menit pada bayi cukup bulan yang sehat; premature, denyut jantung rata-rata 140-150 x/menit pada saat istirahat.)Pemeriksaan pada abdomen ini meliputi pemeriksaan secara inspeksi untuk melihatbentuk dari abdomen, apabila didapatkan abdomen membuncit, dapat didugakemungkinan disebabkan karena hepatosplenomegali atau cairan dalam rongga perut. Pada perabaan, hati biasanya teraba 2-3 cm di bawah arkus kosta kanan, limfa teraba 1cm dibawah arkus kosta kiri. Pada palpasi ginjal dapat dilakukan dengan pengaturan posisi telentang dan tungkai bayi dilipat agar otot-otot dinding perut dalam keadaan relaksasi, batas bawah ginjal dapat diraba setinggi umbilicus diantara garis tengah dan tepi perut. Bagian-bagian ginjal dapat diraba sekitar 2-3 cm. adanya pembesaran pada ginjal dapat disebabkan oleh neoplasma, kelainan bawaan, atau thrombosis vena renalis. Pemeriksaan genitalia berfungsi untuk mengetahui keadaan labium minor yang tertutup oleh labia mayor, lubang uretra dan lubang vagina seharusnya terpisah, namun apabila ditemukan satu lubang maka didapatkan terjadinya kelainan dan apabila ada sekret pada lubang vagina, hal tersebut karena pengaruh hormon.Usia gestasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Riwayat ibu akan memberi satu taksiran, tetapi mungkin salah jika ibu memiliki pola menstruasi yang tidak teratur sebelum konsepsi. Gestasi juga dapat dinilai dari gambaran fisik bayi, yaitu kulit, genitalia eksterna, telinga, payudara, serta dari perilaku neuromuscular. Dapat pula dilihat dari sistem penilaian Ballard (Ballard score).

Penyesuaian antara umur kehamilan dengan berat badan bayi baru lahir disebutkan dalam batas normal apabila berada dalam percentile 10 sampai persentil 90 dalam kurva Battaglia dan Lubchenco. Berdasarkan kurva tersebut, maka berat badan menurut usia kehamilan dapatdigolongkan sebagai berikut: a. Kecil Masa Kehamilan (KMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB dibawah persentilke-10.b. Sesuai Masa Kehamilan (SMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB diantara persentilke-10 dan ke-90. c. Besar Masa Kehamilan (BMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB diatas persentil ke-90 pada kurva pertumbuhan janinDismaturitas yaitu bayi dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya utnuk masa gestasi itu. Disebut juga kecil untuk masa kehamilan (KMK). Dapat terjadi pada masa pre-, term, dan post-term. Setiap bayi baru lahir (prematur, matur, postmatur) mungkin saja mempunyai berat yang tidak sesuai dengan masa gestasinya. Istilah lain yang dipergunakan untuk menunjukkan KMK adalah IUGR (intrauterine growth retardation =retardasi pertumbuhan intrauterin).

Pemeriksaan Reflex RELEKS MORO Timbul akibat dari rangsangan yang mendadak. Caranya : Bayi dibaringkan terlentang, kemudian diposisikan setengah duduk dan disanggah olehkedua telapak tangan pemeriksa, secara tiba-tiba tapi hati-hati kepala bayi dijatuhkan 30-450 (merubah posisi badan anak secara mendadak). Refleks moro juga dapat ditimbulkan denganmenimbulkan suara keras secara mendadak ataupun dengan menepuk tempat tidur bayi secaramendadak ataupun dengan menepuk tempat tidur bayi secara mendadak.Refleks moro dikatakan positif bila terjadi abduksi-ekstensi keempat ekstremitas dan pengembangan jari-jari, kecuali pada falangs distal jari telunjuk dan ibu jari yang dalam keadaan fleksi. Gerakan itu segera diikuti oleh adduksi-fleksi keempat ekstremitas. Refleks moro asimetri menunjukkan adanya gangguan system neuromuscular antara lain pleksus brakhialis. Apabila asimetri terjadi pada tangan dan kaki kita harus mencurigai adanya hemiparesis. Nyeri yanghebat akibat fraktur klavikula atau humerusjuga dapat memberikan hasil refleks MORO asimetri.Sedangkan refleks MORO menurun dapat ditemukan pada bayi dengan fungsi SSP yang tertekan misalnya pada bayi yang mengalami hipoksia, perdarahan intracranial dan laserasi jaringan otak akibat trauma persalinan, juga pada bayi hipotoni, hipertoni dan premature. Refleks moro menghilang setelah bayi berusia > 6 bulan.,3 Refleks PALMAR GRASPCaranya : Bayi atau anak ditidurkan dalam posisi supinasi, kepala menghadap ke depan dan tangan dalam keadaan setengah fleksi. Dengan memakai jari telunjuk pemeriksa menyentuh sisiluar tangan menuju bagian tengah telapak tangan secara cepat dan hati-hati sambil menekan permukaan telapak tangan. Refleks palmar Grasp dikatakan positif apabila didapatkan fleksi seluruh jari (memegangtangan pemeriksa). Refleks palmar grasp asimetris menunjukkan adanya kelemahan otot-otot fleksor jari tangan yang dapat disebabkan akibat adanya palsi pleksus brakhialis inferior atau yang disebut klumkes paralyse. Refleks PalmarGrasp ini dijumpai sejaklahir dan menghilang setelah usia 6 bulan. Refleks palmar grasp yang menetap setelah usia 6 bulan khas dijumpai pada penderita cerebral palsy.

Refleks PLANTAR GRASPCaranya : bayi atau anak ditidurkan dalam posisi supinasi kemudian ibu jari tangan pemeriksamenekan pangkal ibu jari bayi atau anak di daerah plantar. Refleks plantar grasp dikatakanpositif apabila didapatkan fleksi plantar seluruh jari kaki. Refleks refleks plantar grasp negativedijumpai pada bayi atau anak dengan kelainan pada medulla spinalis bagian bawah. Refleks iniijumpai sejak lahir, mulai menghilang usia 9 bulan dan pada usia 10 bulan sudah menghilangsama sekali.

Refleks SNOUTCaranya : dilakukan perkusi pada daerah bibir atas. Refleks SNOUT dikatakan positif apabila didapatkan respon berupa bibir atas dan bawah menyengir atau kontraksi otot-otot di sekitar bibir dan di bawah hidung. Refleks SNOUT ini dijumpai sejak lahir dan menghilang setelah usia 3bulan. Refleks SNOUT yang menetap pada anak besar menunjukkan adanya regresi SSP.

Refleks TONIC NECKCaranya : bayi atau anak ditidurkan dalam posisi supinasi, kemudian kepalanya diarahkanmenoleh ke salah satu sis. Refleks ini dikatakan positif apabila lengan dan tungkai yangdihadapi/ sesisi menjadi hipertoni dan ekstensi, sedangkan lengan dan tungkai sisilainnya/dibelakangi menjadi hipertoni dan fleksi. Refleks ini menghilang setelah usia 5-6 bulan.Refleks tonic neck yang masih mantap pada bayi berusia 4 bulan harus dicurigai abnormal. Danapabila masih bisa dibangkitkan setelah berusia 6 bulan atau lebih harus sudah dianggap patologik. Gangguan yang terjadi biasanya padaganglion basalis.

Refleks Berjalan (STEPPING)Caranya ; bayi dipegang pada daerah torax dengan kedua tangan pemeriksa. Kemudianpemeriksa mendaratkan bayi dalam posisi berdiri di atas tempat periksa. Pada bayi berusia < 3bulan, salah satu kaki yang menyentuh alas tempat periksa akan berjingkat sedangkan padayang berusia >3 bulan akan menapakkan kakinya. Kemudian diikuti oleh kaki lainnya dan kakiyang sudah menyentuh alas periksa akan berekstensi seolah-olah melangkah untuk melakukangerakan berjalanotomatis.Refleks berjalantidak dijumpai ataunegative padapenderita cerebral palsy, mental retardasi, hipotoni, hipertoni, dan keadaan dimana fungsi SSP tertekan. Reaksi Penempatan Taktil (PLACING RESPONSE)Caranya : seperti pada refleks berjalan, kemudian bagian dorsal kaki bayi disentuhkan pada tepimeja periksa. Respon dikatakan positif bila bayi meletakkan kakinya pada meja periksa. Responnegative dijumpai pada bayi dengan paralise ekstremitas bawah.

Refleks Terjun (PARACHUTE)Caranya : Bayi dipegang pada daerah thorax dengan kedua tangan pemeriksa dan kemudian diposisikan seolah-olah akan terjun menuju meja periksa dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki. Refleks terjun dikatakan positif apabila kedua lengan bayi diluruskan dan jari-jari kedua tangan dikembangkan seolah-olah hendak mendarat di atas meja periksa.DiagnosisBerbagai kriteria pembeda telah digunakan untuk mendefinisikan bayi kecil masa kehamilan (KMK). Banyak ahli neonatologi menganggap semua bayi yang berada di bawah persentil ke -10 pada kurva pertumbuhan gestasi versus berat lahir sebagai KMK. Ahli neonatologi lain mendefinisikan KMK sebagai berat lahir melebihi 2 SD di bawah mean populasi. Penggunaan kriteria yang lebih luas mengakibatkan banyak bayi sehat digolongkan sebagai KMK jika mereka secara kebetulan berada pada rentang yang lebih rendah pada populasi yang terdistribusi normal. Kesulitan selanjutnya adalah bahwa definisi yang sekarang ada untuk KMK, yang hanya didasarkan pada berat lahir, meliputi kelompok bayi yang heterogen. Beberapa bayi dengan berat badan rendah untuk usia gestasi tampak pendek dan memiliki lingkar kepala yang kecil; secara proporsional tampak lebih. Namun, kebanyakan bayi yang menderita retardasi pertumbuhan mengalami retardasi yang asimetris desertai beragam pengurangan ukuran kepala, tetapi dengan pertumbuhan kepala yang relative tidak terpengaruh dibandingkan pertumbuhan badannya. Panjang badan bayi-bayi ini dapat sangat kurang atau hampir normal, bergantung pada derajat gangguan pertumbuhan mereka. Indeks berat mereka kurang dan terlihat sangat susut. Bayi lain memiliki pola pertumbuhan yang merupakan kombinasi kedua bentuk sebelumnya. Oleh karena pola pertumbuhan in utero dan prognosis jangka panjang bagi kelompok yang berbeda bervariasi, peneliti yang menaruh perhatian pada pertumbuhan janin menganjurkan klarifikasi lebih lanjut terhadap fenotipe KMK berdasarkan pada rasio berat-terhadap-panjang badan; indeks berat [berat (g) x 100/panjang (cm)] atau perbandingan panjang dan lingkar kepala. Namun sampai sekarang belum ada skema klasifikasi yang dapat diterima secara umum.Menurut WHO bayi prematur adalah bayi yang lahir hidup sebelum usia kehamilan 37 minggu (dihitung dari hari pertama haid terakhir) tanpa memperhatikan berat badan. Berat badan lahir rendah dikelompokan sebagai berikut: 1) bayi berat badan lahir amat sangat rendah (BBLASR), yaitu bayi yang lahir dengan berat badan < 1000 gram, 2) bayi berat badan lahir sangat rendah (BBLSR), yaitu bayi yang lahir dengan berat badan < 1500 gram, dan 3) bayi berat badan lahir rendah (BBLR), yaitu bayi yang lahir dengan berat badan 1500-2500 gram.EtiologiBanyak faktor yang telah dihubungkan dengan pertumbuhan in utero yang tidak adekuat. Faktor-faktor paling lazim dicantumkan pada table. Meskipun patologi janin yang diwariskan (seperti abnormalitas kromosom dan infeksi kongenital) dapat mempengaruhi pertumbuhan, kebanyakan retardasi pertumbuhan intrauterine disebabkan oleh faktor yang ekstrinsik terhadap janin yang terjadi pada ibu, plasenta, atau lingkungan. Gambaran yang sama-sama dimiliki oleh kebanyakan kausa ekstrinsik ini adalah menurunnya penghantaran substrat nutrisi, atau oksigen, atau keduanya, ke janin yang sedang tumbuh.Bayi KMK memiliki berbagai indicator terhadap defisiensi nutrisi. Kadar glukosa darah vena umbilikalis pada neonates KMK lebih rendah daripada bayi baru lahir dengan pertumbuhan baik, dan penurunan kadar gula darah pascalahir bersifat lebih tajam. Konsentrasi precursor glukoneogenik di darah mengalami peningkatan, menunjukkan adanya gangguan glukoneoggensis di hati. Selain itu, konsentrasi berbagai asam amino esensial serta nonesensial dalam darah tali pusat bayi KMK lebih rendah.Pada autopsi, bayi yang mengalami retardasi pertumbuhan tampak sama dengan bayi ynag meninggal karena malnutrisi pasaca lahir. Terdapat pengecilan ukuran organ generalisata, dengan pengecilan terbesar pada hati, limpa, timus, serta kelenjar adrenal. Penurunan kandungan glikogen terjadi di jantung, dan dimpanan glikogen serta lemak berkurang dalam hati. Ukuran otak relative mungkin tidak berubah, namun, berkurangnya berat serta selularitas serebelum, rata-rata 35%, telah dilaporkan pada bayi KMK. Berat dan jumlah sel serebrum seerta batang otak juga berkurang kira-kira sebesar 20%; lipid myelin otak berkurang. Ukuran plasenta bayi KMK lebih kecil dibandingkan ukuran plasenta bayi yang tumbuh normal dengan usia gestasi sama. Hipoksia intrauterine kronis ditunjukkan oleh peningkatan hematocrit serta volume sel darah merah yang dijumpai pada beberapa bayi yang mengalami retardasi pertumbuhan.

PenatalaksanaanBila kelahiran seoarang bayi KMK sudah diperkirakan, harus dilakukan pemantauan intra[partum yang cermat terhadap status janin. Bila perlu, perlengkapan resusitasi bayi harus disiapkan. Bayi baru lahir harus diperhatikan agar tetap hangat dan terhidar dari dingin. Bayi harus diperiksa di bawah pengangat radian dan ditempatkan di dalam incubator yang hagat, setidaknya selama beberapa jam pertama pemeriksaan.Dalam 1 jam setelah lahir, kadar glukosa darah harus diperiksa menggunakan metode tusukan tumit yang cepat, dan diulang pada 2, 4, 6, 12, 24 dan 48 jam. Untuk mencoba menghindari hipoglikemia pada bayi dengan retardasi pertumbuhan sedang, harus diberikan penyusuan dini pada usia 2 jam, sejauh ditoleransi bayi. Kadar glukosa darah di bawah 40-45 mg/dL (bergantung nilai batas metode uji tapis yang digunakan) harus diperiksa ulang, dan terapi dekstrosa IV harus dimulai sambil menunggu hasil serum. Biasanya, infusdorong IV (IV push) awal yang lambat berupa dekstrosa 10% sebanyak 2-5 mL/kgBB yang diikuti dengan dekstrosa 10% pada kecepatan 80 mL/kg/hari, bersama penyusuan, akan mempertahankan kadar glukosa normal. Kadang-kadang diperlukan glukosa dalam jumlah jauh lebih besar. Terapi glukosa harus diikuti secara ketat melalui pengukuran darah kapiler yang cepat dan sering. Jika tidak ada hipoglikemia sejati (glukosa darah lengkap