bahan kimia dalam perairan - usu-irrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31104/4/chapter...

22
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bahan – Bahan Kimia Dalam Perairan 2.1.1. Senyawa Nitrogen Dalam Air Senyawa-senyawa nitrogen terdapat dalam keadaan terlarut juga sebagai bahan tersuspensi. Dalam air senyawa-senyawa ini memegang peranan sangat penting dalam perairan reaksi-reaksi biologi perairan. Jenis-jenis nitrogen anorganik utama dalam air adalah ion nitrat (NO 3 - ), dan ammonium (NH 4 + ). Dalam kondisi tertentu terdapat dalam bentuk nitric (NO 2 - Nitrogen perairan merupakan penyebab utama pertumbuhan yang sangat cepat dari ganggang yang menyebabkan eutrofikasi. Pada umumnya nitrogen anorganik dalam perairan aerobic terdapat dalam keadaan bilangan oksidasi +5, yaitu sebagai NO ). Sebagian besar dari nitrogen total dalam air terikat sebagai nitrogen organik, yaitu dalam bahan-bahan yang berprotem, juga dapat berbentuk senyawa/ ion-ion lainnya dari bahan pencemar. 3 - , dan dengan bilangan oksidasi keadaan anaerob, sebagai NH 4 + Dalam kondisi tanpa katalis biologi, ion nitrat hanya sedikit bereaksi dalam air. Kernampuan pertukaran ion dari bahan-bahan yang terjadi secara alamiah tidak mengikat ion dengan kuat. yang stabil. Senyawa Fosfor Dalam air, fosfor merupakan suatu komponen yang sangat penting dan Bering menimbulkan permasalahan lingkungan. Fosfor termasuk salah satu dari beberapa unsur yang essensial untuk pertumbuhan ganggang dalam air. Pertumbuhan ganggang yang berlebihan disamping hasil hancuran biomas dapat menyebabkan pencemaran kualitas air. Sumber fosfor adalah limbah industri, hanyutan dari pupuk, limbah domestik, hancuran bahan organik, dan mineral fosfat. Universitas Sumatera Utara

Upload: dangcong

Post on 20-Feb-2018

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bahan Kimia Dalam Perairan - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31104/4/Chapter II.pdf · Bahan – Bahan Kimia Dalam Perairan ... laut di bagian permukaan umumnya konsentrasi

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Bahan – Bahan Kimia Dalam Perairan

2.1.1. Senyawa Nitrogen Dalam Air

Senyawa-senyawa nitrogen terdapat dalam keadaan terlarut juga sebagai

bahan tersuspensi. Dalam air senyawa-senyawa ini memegang peranan sangat penting

dalam perairan reaksi-reaksi biologi perairan. Jenis-jenis nitrogen anorganik utama

dalam air adalah ion nitrat (NO3-), dan ammonium (NH4

+). Dalam kondisi tertentu

terdapat dalam bentuk nitric (NO2-

Nitrogen perairan merupakan penyebab utama pertumbuhan yang sangat cepat

dari ganggang yang menyebabkan eutrofikasi. Pada umumnya nitrogen anorganik

dalam perairan aerobic terdapat dalam keadaan bilangan oksidasi +5, yaitu sebagai

NO

). Sebagian besar dari nitrogen total dalam air

terikat sebagai nitrogen organik, yaitu dalam bahan-bahan yang berprotem, juga dapat

berbentuk senyawa/ ion-ion lainnya dari bahan pencemar.

3-, dan dengan bilangan oksidasi keadaan anaerob, sebagai NH4

+

Dalam kondisi tanpa katalis biologi, ion nitrat hanya sedikit bereaksi dalam

air. Kernampuan pertukaran ion dari bahan-bahan yang terjadi secara alamiah tidak

mengikat ion dengan kuat.

yang stabil.

Senyawa Fosfor

Dalam air, fosfor merupakan suatu komponen yang sangat penting dan Bering

menimbulkan permasalahan lingkungan. Fosfor termasuk salah satu dari beberapa

unsur yang essensial untuk pertumbuhan ganggang dalam air. Pertumbuhan ganggang

yang berlebihan disamping hasil hancuran biomas dapat menyebabkan pencemaran

kualitas air. Sumber fosfor adalah limbah industri, hanyutan dari pupuk, limbah

domestik, hancuran bahan organik, dan mineral fosfat.

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Bahan Kimia Dalam Perairan - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31104/4/Chapter II.pdf · Bahan – Bahan Kimia Dalam Perairan ... laut di bagian permukaan umumnya konsentrasi

Fosfor dalam air terdapat balk sebagai bahan padat maupun bentuk terlarut.

Fosfor dalam bentuk padat dapat terjadi sebagai suspensi garam-garam yang tidak

larut, dalam bahan biologis, atau terabsorbsi dalam bahan padat. Fraksi yang paling

balk dari senyawa fosfat yang terlarut paling mungkin terdapat dalam bentuk senyawa

organik, sedangkan fosfor anorganik yang terlarut terjadi terutama sebagai bentuk ion

ortofosfat (PO43-) Protonasi sempuma dari ion ortofosfat menghasilkan H3PO4 yang

mempunyai nilai pK1 = 2,17 ; pK2 = 7,31 ; dan pK3 = 12,36. Dan nilai konstanta

desosiasi asam ini dapat disimpulkan bahwa H3PO4 adalah asam yang sangat kuat

dan PO43- sangat basa bila terdapat dalam perairan alami. Oleh karena itu ion fosfat

terbentuk sebagai H2PO4- atau HPO4

2-

Kenaikan konsentrasi fosfat merupakan adanya zat pencemar dalam perairan.

Senyawa-senyawa fosfat tersebut dalam bentuk organofosfat atau polifosfat.

Sejumlah industri dapat rnembuang polifosfat berupa bahan pencuci yang mengapung

di atas permukaan air. Senyawa fosfor organik terdapat antara lain dalam bentuk

asam-asam nukleat, fosfolipid, gulafosfat. Senyawa ini masuk ke dalam perairan

bersama-sama dengan limbah industri dan rumah tangga.

. Fosfat juga dapat berada sebagai ligan

dalam sebuah kompleks logam. Karena fosfat bereaksi dengan sejumlah zat

membentuk senyawa yang tidak larut, dan mudah diadsorpsi oleh tumbuh-tumbuhan,

konsentrasi dari fosfat anorganik terlarut dalam kebanyakan peraiaran konstan.

Karbon Dioksida dan Berbagai Jenis Karbonat

Gas CO2 mempunyai sifat keasaman, maka akan menjadi lebih rumit dalam

menghitung kelarutannya dalam air dibandingkan kelarutan gas-gas yang sukar

bereaksi seperti O2 dan N2

Karbon Dioksida, ion karbonat, dan ion bikarbonat mempunyai pengaruh

yang sangat penting terhadap sifat-sifat kimia air. Banyak mineral diendapkan

sebagai garam dari ion karbonat CO

.

32-. Dalam fotosintesisnya ganggang

menggunakan CO2 terlarut untuk menghasilkan biomas.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Bahan Kimia Dalam Perairan - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31104/4/Chapter II.pdf · Bahan – Bahan Kimia Dalam Perairan ... laut di bagian permukaan umumnya konsentrasi

Konsentrasi yang tinggi dari CO2 ini memberikan pengaruh yang cukup besar

terhadap kehidupan akuatik karena akan menghambat pernafasan dan pertukaran gas

terutama bagi hewan perairan, bahkan dapat mengakibatkan kematian, Kandungan

CO2

Dalam perairan alami, gas CO

dalam air yang aman tidak boleh melebihi 25 mg/ I.

2 dihasilkan dari penguraian bahan-bahan

organik oleh bakteri. Ganggang yang menggunakan CO2 dalam fotosintesis juga

menghasilkan CO2 melalui proses metabolisme tanpa cahaya. Waktu air merembes

melalui lapisan-lapisan dari hancuran bahan organik sambil masuk ke dalam tanah,

air inhi dapat melarutkan banyak CO2 yang dihasilkan oleh pernafasan organisme

dalam tanah. Seterusnya, waktu air masuk melewati batuan kapur, air tersebut

melarutkan kalsium karbonat, karena adanya CO2

yang terlarut.

Silikon Dalam Air

Silikon merupakan unsur kedua terbanyak di kerak bumi setelah oksigen yaitu

sebesar 27,7%. Hal ini menyebabkan silikon terbesar luas dalam air. Konsentrasi

normal dari silicon dalam air berkisar antara 1 sampai 30 mg/l sebagai SiO2

Silika dalam air dapat berasal dari berbagai sumber, baik dari sumber

pencemaran. Senyawa silikat digunakan dalam pembuatan senyawa detergen dan

sebagai anti karat. Oleh karena itu silikon/ Ion dari senyawa silikon terdapat banyak

dalam air buangan baik limbah industri maupun limbah domestik.

,

meskipun kadang kala mencapai 100 mg/ l. Suatu fenomena yang menarik adalah air

laut di bagian permukaan umumnya konsentrasi silikonnya sangat rendah karena

unsur ini digunakan oleh kerang dan pembentukan tulang organisme laut.

Belerang Dalam Air

Secara umum sebagian besar belerang yang terdapat dalam air adalah S (IV)

dalam ion sulfat SO42-. Dalam kondisi anaerobic SO4

2- dapat direduksi oleh aktivitas

bakteri menjadi H2S, HS- atau garam sulfide yang tidak larut. Gas H2S yang

dihasilkan dari reduksi sulafat tersebut menyebabkan bau "telur busuk" yang

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Bahan Kimia Dalam Perairan - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31104/4/Chapter II.pdf · Bahan – Bahan Kimia Dalam Perairan ... laut di bagian permukaan umumnya konsentrasi

dikeluarkan oleh banyak air yang tergenang dan air-air tanah. Adanya perbedaan jenis

belerang (bilangan oksidasinya) dalam air menggambarkan adanya hubungan antara

pH air, potensial oksidasi, dan aktivitas bakteri.

Dalam air ion sulfat dapat berasal dari banyak sumber. Sulfat dapat berasal

dari hasil pencucian mineral utama gips, CaSO4, 2H2O. Oksidasi dari mineral-

mineral sulfide yang dipengaruhi oleh mikroorganisme, seperti pyrit, FeS2

menghasilkan sulfat. Garam sulfat digunakan dalam pembuatan deterjen dan dalam

banyak industri seperti industri pupuk ZA, maka ion sulfat merupakan komponen

yang umum dari air buangan.

Klorida Dan Fluorida Dalam Air

Senyawa halida, klorida, dan fluorida merupakan senyawa-senyawa umum

yang terdapat pada peraiaran alami. Senyawa-senyawa tersebut mengalami proses

disosiasi dalam air membentuk ion-ionnya. Ion klorida pada tingkat sedang relative

mempunyai pengaruh kecil terhadap sifat-sifat kimia dan biologi perairan. Kation dari

garam-garam klorida dalam air terdapat dalam keadaan mudah larut, dan ion klorida

secara umum tidak membetuk senyawa kompleks yang kuat dengan ion-ion logam.

Ion ini juga tidak dapat dioksidasi dalam keadaan normal dan tidak bersifat toksik.

Tetapi kelebihan garam-garam klorida ini dapat menyebabkan penurunan kualitas air

yang disebabkan oleh tingginya salinitas. Air ini tidak layak untuk air pengairan dan

keperluan rumah tangga.

Ion fluorida jauh lebih penting dalam air dari pada ion-ion klorida. Fluor

adalah salah satu unsur halogen yang keelektronegatifannya paling tinggi

dibandingkan unsur-unsur halogen lainnya.

Kalsium dan Magnesium dalam Air

Secara umum dari kation-kation yang ditemukan dalam banyak ekosistem air

tawar kalsium mempunyai konsentrasi tinggi. Kalsium adalah unsure kimia yang

memegang peranan penting dalam banyak proses geokimia. Mineral merupakan

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Bahan Kimia Dalam Perairan - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31104/4/Chapter II.pdf · Bahan – Bahan Kimia Dalam Perairan ... laut di bagian permukaan umumnya konsentrasi

sumber primer ion kalsium dalam air. Di antara mineral-mineral primer yang

berperan adalah gips, CaSO4.21-120 ; anhidratnya, CaSO4; dolomite, CaMg (CO3)2 ;

kalsit dan aragonite yang merupakan modifikasi yang berbecla dari CaCO

Air yang mengandung karbon dioksida tinggi mudah melarutkan kalsium dari

mineral-mineral karbonatnya.

3

Ion kalsium , bersama-sama dengan magnesium dan kadang-kadang ion ferro,

ikut menyebabkan kesadahan air, baik yang bersifat kesadahan sementara maupun

kesadahan tetap. Kesadahan sementara disebabkan oleh adanya ion-ion kalsium dan

bikarbonat dalam air

Sedangkan kesadahan tetap disebabkan oleh adanya kalsium atau magnesium

sulfat yang proses pelunakannya melalui proses kaput - soda abu, proses zeolit dan -

nurses -resin organik.

Pada umumnya konsentrasi magnesium dalam air tawar lebih kecil

dibandingkan kalsium. Telah diteliti bahwa dilautan magnesium dalam bentuk larutan

lebih lama dari kalsium. Hal ini disebabkan senyawa Mg2+ mengendap lebih lambat

dibandingkan senyawa Ca2+

.

Logam Alkali Dalam Air

Natrium umumnya terdapat dalam konsentrasi yang lebih tinggi di dalam air

tawar dibandingkan dengan kalium. Ion natrium, sama dengan ion klorida, bersosiasi

dengan salinitas yang berlebihan yang dapat menyebabkan penurunan kualitas air

yang cukup serius.

Kalium dalam perairan alami relative rendah konsentrasinya dari natrium

karena unsur ini tidak mudah dilepaskan dari sumbernya dan unsur ini mudah sekali

diadsorpsi oleh mineral-mineral. Jenis sumber alami dari kalium adalah feldspar,

esensial dan bergabung ke dalam bahan tanaman. Sebagai konsekuensinya bila terjadi

kebakaran hutan dimana wring mengandung konsentrasi kalium yang tinggi. Suatu

kenyataan bahwa hasil pencucian dan' abu banyak digunakan oleh pioneer-pioner

sebagai sumber dari kalium hidroksida untuk pembuatan sabun.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Bahan Kimia Dalam Perairan - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31104/4/Chapter II.pdf · Bahan – Bahan Kimia Dalam Perairan ... laut di bagian permukaan umumnya konsentrasi

Alumunium Dalam Air

Aluminium merupakan unsur terbanyak ketiga dalam kerak bumi

Kebanyakan alumunium yang dibawa air sebagai partikel-partikel mineral

mikroskopik yang tersuspensi. Konsentrasi dari almunium dalam kebanyakan air

kemungkinan kurang dari 1,0 mg/l.

Pada nilai pH dari 4,0 jenis alumunium yang terlarut adalah Al (H2O)3+ dan

ion Al3+

Almunium bersifat amfoter dan pada perairan alami dengan pH diatas kurang

lebih 10, terbentuk ion aluminat yang larut AI (OH)4-. Ion fluorida membentuk

kompleks yang sangat kuat dengan alumunium dan dengan adanya fluorida dengan

konsentrasi tinggi terbentuk jenis kompleks fluorida seperti AlF

yang terhidrasi kehilangan ion hydrogen pada nilai pH lebih besar dari 4,0.

2+

mungkin akan

terbentuk dalam air. Ion Alumunium membentuk endapan dengan silica dan dengan

ion ortofosfat.

Besi dalam Air

Besi adalah satu dari lebih unsur-unsur penting dalam air permukaan dan air

tanah. Perairan yang mengandung besi sangat tidak diinginkan untuk keperluan

rumah tangga, karena dapat menyebabkan bekas karat pada pakaian, porselin dan

alai-alai lainnya serta menimbulkan rasa yang tidak enak pada air minum pada

konsentrasi diatas kurang lebih 0,31 mg/I. Sifat kimia perairan dari besi adalah sifat

redoks, pembentukan kompleks, metabolisme oleh mikroorganisme, dan pertukaran

dari besi antara fasa dan fase padat yang mengandung besi karbonat, hidroksida dan

sulfide.

Secara umum Fe (II) terdapat dalam air tanah berkisar antara 1,0 –10 mg/l,

namun demikian tingkat kandungan besi sampai sebesar 50 mgA dapat juga

ditemukan dalam air tanah ditempat-tempat tertentu. Air tanah yang mengandung Fe

(11) mempunyai sifat yang unik. Dalam kondisi tidak ada oksigen air tanah yang

mengandung Fe (11) jernih, begitu mengalami oksidasi oleh oksigen yang berasal

dari atmosfer ion ferro akan berubah menjadi ion ferri dengan reaksi sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Bahan Kimia Dalam Perairan - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31104/4/Chapter II.pdf · Bahan – Bahan Kimia Dalam Perairan ... laut di bagian permukaan umumnya konsentrasi

4 Fe 2+ + 02 + 10 H2O 4Fe (OH)3 8 H

dan air menjadi keruh. Pada pembentukan besi (111) oksidasi terhidrat yang tidak

larut menyebabkan air berubah menjadi abu-abu.

+

Mangan Dalam Air

Toksisitas Mangan (Mn), relative sudah tampak pada konsentrasi rendah.

Dengan demikian tingkat kandungan Mn yang diizinkan dalam air yang digunakan

untuk keperluan domestik sangat rendah, yaitu dibawah 0,05 mg/l. Dalam kondisi

aerob mangan dalam perairan terdapat dalam bentuk MnO2 dan pada dasar perairan

tereduksi menjadi Mn2+

Air yang berasal dari sumber tambang asam dapat mengandung mangan

terlarut, dan pada konsentrasi ± 1 mg/l dapat ditemukan pada perairan dengan aliran

yang berasal dari tambang asam. Pada pH yang agak tinggi dan kondisi aerob

terbentuk mangan yang tidak larut seperti, Mn02, Mn304, atau MnCO

atau dalam air yang kekurangan oksigen (DO rendah). Oleh

karena itu pemakaian air yang berasal dari dasar suatu sumber air, Bering ditemukan

mangan dalam konsentrasi tinggi.

3 meskipun

oksidasi dari Mn2+

2.2. Habitat Ikan Nila

itu berjalan relatif lambat.

Habitat artinya lingkungan hidup tertentu sebagai tempat tumbuhan atau

hewan hidup dan berkembang biak (Suyanto, S.R., 2009).

Ikan nila memiliki eurihaline yang menyebabkan ikan nila dapat hidup di

dataran rendah yang berair tawar hingga perairan bersalinitas, sehingga

pembudidayaannya sangat mudah.

Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Salinitas

dapat juga mengacu pada kandungan garam dalam tanah. Salinitas air berdasarkan

persentase garam terlarut dibedakan atas:

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Bahan Kimia Dalam Perairan - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31104/4/Chapter II.pdf · Bahan – Bahan Kimia Dalam Perairan ... laut di bagian permukaan umumnya konsentrasi

Tabel 2.1 Salinitas Air

Salinitas Air Persentase garam

Air tawar <0,05%

Air payau 0,05 – 3%

Air saline 3 – 5%

Brine >5%

Sumber : http://rudy-dblues.blogspot.com/2010/01/tingkatan-salinitas-pada-air...

Kandungan garam pada sebagian besar danau, sungai, dan saluran air alami

sangat kecil sehingga air di tempat ini dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan

garam sebenarnya pada air ini, secara definisi, kurang dari 0,05%. Jika lebih dari itu,

air dikategorikan sebagai air payau atau menjadi saline bila konsentrasinya 3 sampai

5%. Lebih dari 5%, disebut brine.

Air laut secara alami merupakan air saline dengan kandungan garam sekitar

3,5%. Beberapa danau garam di daratan dan beberapa lautan memiliki kadar garam

lebih tinggi dari air laut umumnya. Sebagai contoh , Laut Mati memiliki kadar garam

sekitar 30% (Goetz, P.W., 1986).

Penyelidikan komposisi air laut pertama sekali diselidiki oleh seorang ahli

oseanografi W.Dittmar pada tahun 1873 dengan menggunakan contoh air laut

sebanyak 77 sampel dari beberapa perairan di Samudera Pasifik, Hindia, dan Atlantik

melalui ekspedisi yang dilakukan oleh H.M.S.Challenger hasilnya adalah seperti yang

tertera pada tabel 2.2 berikut ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Bahan Kimia Dalam Perairan - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31104/4/Chapter II.pdf · Bahan – Bahan Kimia Dalam Perairan ... laut di bagian permukaan umumnya konsentrasi

Tabel 2.2 Kimia Utama Yang Terkandung Di Air Laut

No Ion Nilai (%)

1. Cl 55,04 -

2. Na 30,61 +

3. SO4 7,68 2-

4. Mg 3,69 2+

5. Ca 1,16 2+

6. K 1,10 +

7. HCO3 0,41 -

8. Br 0,19 -

9. H3BO 0,07 3

10. Sr 0,04 2+

12. F 0,00 -

13. CO3 0,00 2-

Sumber : Sverdrup dkk, 1962. The Ocean

Nila dapat hidup di lingkungan air tawar, air payau, dan air asin. Kadar garam

air yang disukai antara 0 – 35 permil (Watanabe, 1989).

Ikan nila air tawar dapat dipindahkan ke air asin dengan proses adaptasi yang

bertahap. Kadar garam air dinaikkan sedikit demi sedikit. Pemindahan ikan nila

secara mendadak ke dalam air yang kadar garamnya sangat berbeda dapat

mengakibatkan stres dan kematian ikan (Suyanto S.R., 2009).

Ikan nila bisa hidup pada kadar garam sampai 35%, namun ikan sudah tidak

dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Pada kadar garam yang tinggi ikan

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Bahan Kimia Dalam Perairan - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31104/4/Chapter II.pdf · Bahan – Bahan Kimia Dalam Perairan ... laut di bagian permukaan umumnya konsentrasi

membutuhkan energi yang minim untuk osmoregulasi sehingga energi yang

digunakan untuk pertumbuhan berkurang (Tim Karya Tani Mandiri, 2009).

Ikan nila yang masih kecil lebih tahan terhadap perubahan lingkungan

dibanding dengan ikan yang sudah besar. Nila dapat tumbuh dan berkembang dengan

baik pada lingkungan perairan dengan alkalinitas rendah atau netral. Nilai pH air

tempat hidup ikan nila berkisar antara 6 – 8,5. Namun pertumbuhan optimalnya

terjadi pada pH 7 – 8. Batas pH yang mematikan adalah 11(Carman Odang,

dkk.,2010).

Suhu atau temperatur air sangat berpengaruh terhadap metabolisme dan

pertumbuhan organisme serta mempengaruhi jumlah pakan yang dikonsumsi

organisme perairan. Suhu kolam atau perairan yang masih bisa ditolirir ikan nila

adalah 15–37oC. Suhu optimum untuk pertumbuhan nila adalah 25-30oC. Oleh karena

itu, ikan nila cocok dipelihara di dataran rendah sampai agak tinggi hingga ketinggian

800 meter di atas permukaan laut. Sedangkan untuk pemijahan, suhu ideal untuk bisa

menghasilkan telur dan larva adalah 22–37o

C (Wiryanta, B.T.W., dkk.,2010)

2.3. Ikan Nila

Ikan nila (Oreochromis niloticus) bukanlah ikan asli perairan Indonesia,

melainkan ikan introduksi ikan yang berasal dari luar Indonesia, tetapi sudah

dibudidayakan di Indonesia Bibit ikan ini didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh

Balai Penelitian Perikanan Air Tawar pada tahun 1969 dari Taiwan ke Bogor. Setelah

melalui mass penelitian dan adaptasi, barulah ikan ini disebarluaskan kepada petani di

seluruh Indonesia. (Wiryanta Bernard T. W, dkk 2010).

Sesuai dengan nama Latinnya Oreochromis niloticus berasal dari sungai Nil

di Benua Afrika. Awalnya ikan ini mendiami hulu sungai Nil di Uganda. Selama

bertahun-tahun, habitatnya semakin berkembang dan bermigrasi ke arah selatan ( ke

hilir) sungai melewati danau Raft dan Tanganyika sampai ke Mesir. Dengan bantuan

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Bahan Kimia Dalam Perairan - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31104/4/Chapter II.pdf · Bahan – Bahan Kimia Dalam Perairan ... laut di bagian permukaan umumnya konsentrasi

manusia, ikan nila sekarang sudah tersebar sampai ke lima benua, meskipun habitat

yang disukainya adalah daerah tropis dan sub tropis. Sedangkan di wilayah beriklim

dingin, ikan nila tidak dapat hidup baik. ( Suyanto S.Rachmatun 2009).

Pada awalnya ikan nila dikenal dengan nama Tilapia nilotica. Aristoteles dan

rekan-rekannya memberi nama itu 300 tahun SM. Mengingat Mesir kuno bukan satu-

satunya negeri yang menghargai nila tetapi di kawasan Yunani juga telah dikenal

sebagai penggemar ikan nila sehingga diyakini telah menamakan Tilapia nilotica

(ikan Nil) pada waktu tersebut.

(http://ikannila.coin/Mengenal%201kan%2ONila%2Odan%Legendadan)

Nila adalah nama khas Indonesia yang diberikan oleh Pemerintah melalui

Direktur Jenderal Perikanan sejak tahun 1972. Menurut klasifikasi yang terbaru

(1982) nama ilmiah ikan nila ialah Oreochromis niloticus. Name genus Oreochromis

menurut klasifikasinyang berlaku sebelumnya disebut Tilapia. Perubahan nama

tersebut telah disepakati dan clipergunakan oleh para ilmuwan meskipun di kalangan

swam tetap disebut Tilapia nilotica. Perubahan klasifikasi tersebut dipelopori oleh

Dr.Trewavas (1980) dengan membagi genus Tilapia tiga genus berdasarkan prilaku

kepedulian induk ikan terhadap telur dan anak-anaknya yaitu genus Oreochromis,

genus Sarotherodon dan genus Tilapia.

- Genus Oreochromis

Pada genus Oreochromis induk ikan betina mengerami telur di dalam rongga mulut

dan mengasuh sendiri anak-anaknya. Anggota genus ini adalah Oreochromis

hunteri, O.niloticus, O.mossambicus, O.aureus, dan O.spilurus

- Genus Sarotherodon

Pada genus Sarotherodon induk jantanlah yang mengerami telur dan mengasuh

anaknya. Contoh spesiesnya adalah Sarotherodon melanotheron dan S.galilaeus

- Genus Tilapia

Ikan dalam genus Tilapia memijah dan menaruh telur pada suatu tempat atau bends

(substrat). Induk jantan dan betina bersama-sama atau bergantian menjaga telur dan

anak-anaknya. Contoh spesies ini adalah Tilapia sparmanii, T.rendalli, dan T.zilli.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Bahan Kimia Dalam Perairan - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31104/4/Chapter II.pdf · Bahan – Bahan Kimia Dalam Perairan ... laut di bagian permukaan umumnya konsentrasi

Klasifikasi lengkap yang kini dianut oleh para ilmuwan adalah yang telah

dirumuskan oleh Dr.Trewavas sebagai berikut:

Filum : Chordate

Sub- Filum : Vertebrate

Kelas : Osteichthyes

Sub- kelas : Achanthoptherigii

Ordo : Percomorphi

Sub-ordo : Percoidea

Famili : Cichlidae

Genus : Oreochromis

Species : Oreochromis niloticus

( Suyanto S.Rachmatun 2009). -

Secara umum ikan nila. (Oreochromis niloticus) masih kerabat dekat dengan ikan

mujair (Oreochromis mossambicus). Karakteristik fisik pada beberapa strain ikan nila

juga ada mirip dengan ikan mujair. Ikan mujair kurang disukai petani karena lambat

pertumbuhannya, sangat rakes tetapi tidak gemuk. Mujair juga cepat sekali beranak

pinak sehingga sangat mengganggu ikan lain yang sama-sama dipelihara di kolam.

Akibatnya muncul anggapan bahwa mujair adalah hams yang harus diberantas.

Untuk menggantikan ikan mujair maka didatangkanlah bibit ikan nila dari

mancanegara, untuk disebarluaskan. Hal ini mengingat ikan nila mempunyai sifatsifat

yang menguntungkan yaitu:

− Ikan nila sangat peridi (mudah berbiak)

− Perwatannya tidak rumit

Ikan nila efisien dalam menggunakan pakan (merupakan) yaitu mempunyai

konversi pakan (Food Convertion Ratio = FCR) yang lebih rendah misalnya di kolam

air tawar, tambak, dan keramba faring apung secara intensif dan tujuan komersil

sekitar 0,8 – 1,2 kg. Artinya untuk menghasilkan 1 kg daging ikan nila dibutuhkan

pakan sebanyak 0,8 – 1,2 kg

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Bahan Kimia Dalam Perairan - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31104/4/Chapter II.pdf · Bahan – Bahan Kimia Dalam Perairan ... laut di bagian permukaan umumnya konsentrasi

Bersifat omnivora. Ikan ini dapat berkembang biak dengan aneka makanan baik

hewani maupun nabati. Jenis makanan yang dibutuhkan tergantung umurnya. Pada

stadia larva pakan utamanya adalah alga bersel tunggal, crustacea kecil, dan benthos.

Ukuran benih sampai fingerling lebih menyukai zooplankton, sedangkan ukuran

pembesaran menyukai pakan buatan (Sudjana, 1988)

• Cepat pertumbuhannya sehingga waktu panennya lebih pendek

• Berdaging tebal

• Relatif tahan terhadap hams dan penyakit

• Ikan nila sangat muclah beradaptasi dengan kondisi perairan. Artinya ikan ini

memiliki toleransi yang tinggi terhadap lingkungan hidupnya, sehingga bisa

dipelihara dalam lingkungan air tawar, air payau, dan air asin. Ikan nila

mampu hidup pada suhu 14 - 38 T. Adapun suhu terbaiknya adalah 25 - 30 T.

Hal yang paling berpengaruh dengan pertumbuhannya adalah salinitas atau

kadar garam. Kadar garam air yang disukai antara 0 - 35 permil. Ikan nila air

tawar dapat dipindahkan ke air asin dengan proses adaptasi yang bertahap.

Kadar garam air dinaikkan sedikit demi sedikit. Pemindahan ikan secara

mendadak ke dalam air yang kadar garamnya sangat berbeda dapat

mengakibatkan stres dan kematian pada ikan (Carman Odang, Sucipto Adi,

2010).

Karena mudahnya dipelihara dan dibiakkan, ikan ini segera ditemakkan di

banyak negara sebagai ikan konsumsi, termasuk di pelbagai daerah di Indonesia.

Sehingga untuk kedepan ikan nila bagi Indonesia akan mempunyai nilai ekonomis

tinggi dan merupakan komoditas penting dalam bisnis ikan air tawar dunia. Hal ini

didukung oleh potensi sumber daya alam yang relatif besar dengan jumlah

penduduknya menducluki rangking empat terbesar di dunia yang menyebabkan

potensi pasar domestiknya masih sangat terbuka.

Berikut beberapa strain ikan nila yang cukup dikenal dan digemari, baik oleh

petani maupun konsumen.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Bahan Kimia Dalam Perairan - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31104/4/Chapter II.pdf · Bahan – Bahan Kimia Dalam Perairan ... laut di bagian permukaan umumnya konsentrasi

a. Nila Gift (Genetic Improvement of Farmed Tilapias)

Dikembangkan oleh International Center for Living Aquatic Research

Management (ICLARM) pada tahun 1987 dengan dukungan dari Asian

Development Bank dan Unites Nations Development Programe (UNDP). Strain

ini merupakan hasil seleksi dan persilangan ikan nila darim Kenya, Israel,

Senegal, Ghana, Singapura, Thailand, Mesir , dan Taiwan.

b. Nila Best (Bogor Enhanced Strain Tilapias)

Merupakan salah satu ikan unggulan yang dihasilkan pada tahun 2008.

Mempunyai fisik yang mirip dengan nila gift. Merupakan hasil seleksi yang

menggunakan populasi dasar yang salah satunya bersumber dari ikan nila gift

generasi keenam. Tepatnya nila best lahir dari seleksi empat strain ikan nila yaitu

nila lokal, nila danau tempeh, nila gift generasi ketiga, dan nila gift generasi 6

(generasi terakhir).

c. Nila Gesit (Genetically Supermale Indonesian Tilapias)

Yang berarti ikan nila yang secara genetis diarahkan menjadi jantan super. Ikan

ini dihasilkan di BBPBAT Sukabumi hasil kerja sama dengan IPB dan BBPBAT.

Rintisannya sudah dimulai sejak 2001 dan di-release tahun 2007. Sumber gennya

berasal dari nila Gift G3.

d. Nila Jica (Japan for International Cooperation Agency)

Jika adalah sebuah lembaga donor dari Jepang. Tahun 2002, Jika bekerja sama

dengan BBAT Jambi melakukan rekayasa genetis strain ikan nila hasil penelitian

Kagoshima Fisheries Research Station , Jepang di Jambi. Tahun 2004 dihasilkan

ikan nila unggul yang dinamakan strain Rea. Sebagian masyarakat Jambi

menyebut nila strain Jica dengan nama nila kagoshima.

e. Nila Nifi (National Inland Fishery Institute)

Disebut juga nila Bangkok.Nifi pertama kali didatangkan dari Thailand pada

tahun 1989.Dikenal juga sebagai nila merah atau nirah. Ada juga menyebutnya

mujarah (mujair merah) atau kakap merapi. Pertumbuhannya lebih cepat dari ikan

nila lokal. Keunggulan lainnya mampu menghasilkan keturunan yang dominan

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Bahan Kimia Dalam Perairan - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31104/4/Chapter II.pdf · Bahan – Bahan Kimia Dalam Perairan ... laut di bagian permukaan umumnya konsentrasi

jantan. Ikan ini kemungkinan merupakan hasil persilangan antara mujair dengan

nila O.aureus, O.zilii, O.hornorum.

f. Nila Nirwana (Nila Ras Wanayasa)

Berasal dari Wanayasa, Purwakarta, Jawa Barat. Merupakan hasil pemuliaan

genetis dari nila gift dan nila get dari Filipina yang dilakukan oleh Balai

Pengembangan Benih Ikan (BPBI) Wanayasa dan FPK, Institut Pertanian Bogor.

Dikenalkan kepada masyarakat tahun 2006 ak-hir. Gennya berasal dari nila gift

dan nila get (Genetically Enhanced of Tilapias).

g. Nila hitam 69

Merupakan strain ikan nila yang pertama kali didatangkan dari Taiwan. Karena

begitu akrabnya masyarakat dengan ikan nila ini sehingga tidak heran jika ada

yang menyebutnya dengan ikan nila lokal. Memiliki keunggulan mudah

berkembang biak, pertumbuhan badannya cepat, serta pemakan plankton dan

tanaman air lunak yang tumbuh di dalam kolam.

h. Nila Cangkringan

Merupakan nila yang berasal dari Cangkringan. Ikan nila merah ini merupakan

hasil pemuliaan genetis dari strain nifi, citralada, Singapura, dan Filipina oleh

BAT atau BBI Cangkringan. Strain ini sebenamya belum resmi diliris ke

masyarakat.

i. Nila Larasati

Dikenal juga dengan nila janti. Ikan nila strain ini merupakan hasil pemuliaan

BBI Janti di Klaten. Memiliki keseragaman warns sampai 90% warna merah.

(Wiryanta Bernard T. W, dkk.2010)

Jenis nila unggul yang direkomendasikan sebagai bibit untuk pembesaran secara

cepat ( 2,5 bulan panen) adalah nila merah hasil silangan (hibrida), nila Gesit dan nila

Best. (Carman Odang, Sucipto Adi, 2010).

Untuk pangsa ekspor sebaiknya memilih ikan nila merah dan ikan nila gift yang

tentu saja harganya pasti akan lebih mahal dibandingkan ikan nila biasa. Kualitas

daging dan ukuran tubuh menjadi tuntutan bagi para peternak untuk mengekspor

Universitas Sumatera Utara

Page 16: Bahan Kimia Dalam Perairan - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31104/4/Chapter II.pdf · Bahan – Bahan Kimia Dalam Perairan ... laut di bagian permukaan umumnya konsentrasi

produknya. Persyaratan yang harus dipenuhi adalah berat tubuh minimal 500 gr per

ekornya dengan kualitas nomor 1 dan tujuan ekspornya adalah Singapura, Hongkong,

Saudi Arabia, Amerika Serikat, dan beberapa negara di Eropa. (Tim Karya Tani

Mandiri, 2009).

Pembesaran ikan nila merupakan salah satu proses dalam budidaya ikan yang

bertujuan untuk memperoleh ikan ukuran konsumsi. Pada usaha budidaya ikan,

pembesaran merupakan segmen usaha yang banyak dilakukan oleh para pembudidaya

ikan. Dalam melakukan pembesaran, ikan ini relatif tidak terlalu sulit karena

ketrampilan yang dibutuhkan tidak sesulit dalam melakukan pembenihan ikan.

Pada kegiatan pembesaran ikan, hal yang perlu diperhatikan adalah wadah yang

akan digunakan dalam proses pembesaran, padat penebaran, pola pemberian pakan,

pencegah terhadap hama, dan penyakit ikan, pengontrolan pertumbuhan serta

pengelolaan kualitas air.

2.4. Pakan Ikan

Pakan merupakan sumber energi bagi ikan. Tanpa makanan, ikan tidak akan

tumbuh dan berkembang biak. Pakan yang dapat diberikan untuk ikan nila adalah

sebagai berikut:

1. Pakan alami

Yaitu makanan hidup bagi larva dan benih ikan yang diperoleh dari perairan

kolam atau membudidayalcannya secarah terpisah.Ikan nila merupakan ikan

pemakan plankton yang tumbuh disekitarnya.

2. Pakan tambahan

Adalah pakan yang diberikan dalam bentuk apa adanya kepada ikan seperti

daun-daunan, limbah rumah tangga, keong, dan lain-lain. Pakan ini dibuat

dengan susunan bahan tertentu dengan gizi sesuai keperluan.

3. Pakan buatan

Universitas Sumatera Utara

Page 17: Bahan Kimia Dalam Perairan - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31104/4/Chapter II.pdf · Bahan – Bahan Kimia Dalam Perairan ... laut di bagian permukaan umumnya konsentrasi

Berbentuk pelet, larutan ( emulsi, suspensi ), lembaran ( flake atau waver ), dan

remahan. Ikan nila yang dipelihara secara intensif (cara modem) dan semi

intensif (cara madya) memerlukan pakan buatan.

Untuk induk ikan nila pemberian pakan tambahan berupa, pelet yang

mengandung 30 – 40% protein dan kandungan lemak tidak lebih dari 3% adalah

penting dalam pembentukan telur pada ikan yang memerlukan bahan protein yang

cukup dalam pakannya. Dalam praktiknya, baik pakan alami maupun pakan buatan

diberikan kepada ikan dengan closis 3 – 5% dari bobot ikan perhari. Misalnya

pemberian pakan sebesar 4% per hari dari jumlah bobot ikan yang dipelihara dalam

sate kolam. Jumlah ikan dalam kolam 500 ekor dengan berat per ekor ikan 100 gr.

Maka jumlah pakan yang diberikan untuk satu hari adalah:

500 ekor X 100 g X 4% = 2000 g atau 2 kg

Jadi jumlah pakan yang diberikan adalah sebanyak 2 kg/hari.

(http://zaldibiaksambas.wordpress.com/2010/06/20/manajemen-pakan..)

Mengingat ikan nila pemakan yang aktif di Siang hari. Maka berdasarkan

pertimbangan dan pengamatan, dosis pakan yang diberikan dibagi ke dalam 2 – 4 kali

pemberian. Namun karena dengan pertimbangan ekonomis dan komersial, sering kali

frekuensinya dibatasi hanya dua kali sehari. (Carman Odang, Sucipto Adi, 2010).

2.5. Komposisi Pakan

Standar nutrisi pakan tambahan antara lain mengandung protein 25 – 40 %,

karbohidrat 10-12 %, lemak 4-8 %, serat kasar 5-13 % dan kadar air 13-14 %

(Afrianto E, dkk., 2005, http://suharjawanasuria.tripod.com/ikantawar01.htm

Selain itu pabrik pakan juga melengkapinya dengan vitamin dan mineral

sebagai bahan tambahan dalam campurannya yang dikemas dalam bentuk premiks.

)

Berikut adalah contoh vitamin dan mineral tambahan pada pakan ikan:

- Top mix : mengandung 12 macam vitamin (A,D,E,K,B kompleks), asam

Universitas Sumatera Utara

Page 18: Bahan Kimia Dalam Perairan - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31104/4/Chapter II.pdf · Bahan – Bahan Kimia Dalam Perairan ... laut di bagian permukaan umumnya konsentrasi

amino essensia (metionin dan lisin) dan 6 mineral (Mn,Fe,I,Zn,Co dan

Cu), serta antioksidan (BHT).

- Rhodiamix : mengandung 12 macam vitamin 12 macam vitamin

(A, D, E, K, B kompleks), asam amino essensia metionin, dan 8 mineral

(Mg, Fe, Mo, Ca, I, Zn, Co dan Cu), serta antioksidan.

- Mineral B12: mengandung tepung tulang, CaCO3, FeSO4, MnSO4, KI,

CuSO4, ZnCO3

(

, serta vitamin B12

http://zaldibiaksambas.wordpress.com/2010/06/20/manajemen-pakan...)

Pada dasarnya, pakan buatan yang sering kita jumpai termasuk dalam

kelompok senyawa pakan dan silase ikan. Dua jenis senyawa pakan yang biasa dibuat

oleh pabrik pakan adalah pakan yang berbentuk tepung, pasta, cake, serta pakan yang

berbentuk pelet.

Secara umum tepung ikan dikategorikan sebagai Fish Protein Consentrat

(FPC). Terdapat 3 tipe FPC yaitu A, B, dan C. Tepung ikan tipe A dan tipe B untuk

konsumsi manusia, sedangkan tipe C adalah untuk makanan ternak (Buckle, et

al.,1987).

Dalam menentukan kelas tipe/tipe tepung ikan terdapat standard tertentu,

antara lain dengan memenuhi persyaratan mutunya. Persyaratan mutu tepung ikan

untuk pakan ternak yang harus dipenuhi dalam Standar Nasional Indonesia (SNI)

dapat dilihat pada tabel 2.2, sedangkan persyaratan mutu tepung ikan menurut FAO

dalam Buckle et al. (1987), disajikan pada tabel 2.3.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: Bahan Kimia Dalam Perairan - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31104/4/Chapter II.pdf · Bahan – Bahan Kimia Dalam Perairan ... laut di bagian permukaan umumnya konsentrasi

Tabel 2.3 Persyaratan Mutu Tepung Ikan untuk Pakan (SNI 01-2715-1996)

Persyaratan K e l a s

Mutu I Mutu II

Mutu III

Kimia:

- Air(%; maks.)

- Protein kasar (%;min.)

- Serat kasar (%;maks.)

- Abu(%;maks)

- Lemak(%;maks)

- Kalsium(%;maks)

- Phospor(%;maks)

- Garam(%;maks)

Mikrobiologi:

Salmonella (pada 25 g

sample)

Organoleptik:

Nilai Minimum

10

65

1,5

20

8

2,5-5,0

1,6-3,2

2

Negatif

7

12

55

2,5

25

10

2,5-6,0

1,6-4,0

3

Negatif

6

12

45

3

30

12

2,5-7,0

1,6-4,7

4

Negatif

6

Sumber : Revisi Standar Nasional Indonesia No. 01-2715-1992

Universitas Sumatera Utara

Page 20: Bahan Kimia Dalam Perairan - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31104/4/Chapter II.pdf · Bahan – Bahan Kimia Dalam Perairan ... laut di bagian permukaan umumnya konsentrasi

Tabel 2.4 Persyaratan Standar Mutu Tepung Ikan menurut FAO

Komposisi Tipe A Tipe B Tipe C

Protein 67,5 65 60

Daya cerna pepsin

(%; min.)

92 92 92

Lisin (%; min.) 6,5 dari protein 6,5 dari protein 6,5 dari protein

Air (%; maks.) 10 10 10

Lemak(%;maks.) 0,75 3 10

Klorida(%;maks) 1,5 1,5 2

SiO2 0,5 (%;maks.) 0,5 0,5

Bau, rasa Lemah Tidak ada

spesifikasi

Tidak ada

spesifikasi

Sumber: FAO dalam Buckle et al.,1987

Universitas Sumatera Utara

Page 21: Bahan Kimia Dalam Perairan - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31104/4/Chapter II.pdf · Bahan – Bahan Kimia Dalam Perairan ... laut di bagian permukaan umumnya konsentrasi

2.6. Kebutuhan Mineral pada Ikan

Mineral merupakan elemen anorganik yang dibutuhkan oleh ikan dalam

pembentukan jaringan dan berbagai fungsi metabolisme dan osmoregulasi. Jumlah

mineral yang dibutuhkan oleh ikan sangat sedikit tetapi mempunyai fungsi yang

sangat penting.

Tidak kurang 15 zat mineral telah diketahui mempunyai fungsi esensial dalam

tubuh ikan. Beberapa zat-zat mineral tersebut adalah: natrium, kalium, fosfor,

kalsium, khlor, magnesium, ferrum, belerang, iodium, mangan, kuprum, kobalt,

molybdenum, selenium, dan zincum. Ikan setidak-tidaknya membutuhkan 13 zat

anorganik untuk makanan yang baik. Kalsium dan fosfor dibutuhkan dalam jumlah

besar untuk pembentukan gigi, tulang, dan kulit sehingga zat-zat mineral tersebut

harus ada dalam jumlah yang besar.

Berdasarkan kebutuhannya, mineral dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu

mineral esensial dan mineral non esensial. Mineral esensial harus selalu tersedia di

dalam tubuh ikan dan harus disuplai dari pakan karena tubuh ikan tidak mampu

memproduksi mineral ini. Sementara, mineral nonesensial yaitu mineral yang

sebaiknya tersedia di dalam tubuh ikan.

Berdasarkan jumlah kebutuhannya, mineral dapat dibagi menjadi dua

kelompok, yaitu makromineral dan mikromineral. Makromineral yaitu mineral yang

dibutuhkan oleh tubuh ikan dalam jumlah relatif besar (lebih dari 100 mg/kg pakan

kering), seperti kalsium, fosfor, belerang, natrium, klorida, magnesium, dan kalium.

Sebaliknya, mikromineral adalah mineral yang dibutuhkan oleh tubuh ikan dalam

jumlah relative kecil (kurang dari 100 mg/kg pakan kering), yaitu kobalt, selenium,

tembaga, seng, mangan, krom, fluor, iodium, besi, dan molibden. Mikromineral

sering pula disebut sebagai trace mineral.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: Bahan Kimia Dalam Perairan - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31104/4/Chapter II.pdf · Bahan – Bahan Kimia Dalam Perairan ... laut di bagian permukaan umumnya konsentrasi

Pada umumnya, makanan ikan yang sempurna mengandung sebagian besar

zat-zat mineral yang diperlukan. Akan tetapi, beberapa zat mineral perlu ditambahkan

di dalam makanan, antara lain kalsium, natrium, klor dan fosfor. Zat-zat mineral

tersebut perlu dimasukkan di dalam makanan ikan. Kelengkapan mineral akan

memberikan dampak positip apabila diikuti dengan komposisi yang tepat dari nutrisi

lainnya, seperti protein, lemak, karbohidrat, dsan vitamin. Komposisi pakan tersebut

sangat berpengaruh terhadap penyerapan mineral oleh tubuh ikan.

Fungsi utama mineral adalah:

1. Berperan dalam proses pembentukan rangka, pernapasan, dan metabolisme.

Mineral Ca, P, F, dan Mg adalah mineral yang berguna dalam pembentukan

struktur tubuh ikan, tulang, gigi, dan sisik ikan. Mineral Fe, Cu, dan Ca berperan

besar dalam proses pernapasan. Sementara, mineral yang membantu proses

metabolisme meliputi semua mineral, baik yang esensial maupun nonesensial.

2. Mengatur keseimbangan asam basa dan proses osmosis antara cairan tubuh

dan lingkungannya (terutama Na, K, Ca, dan Cl).

3. Berperan dalam proses pembekuan darah dan pembentukan haemoglobin (terutama

Fe, Cu, dan Co).

4. Berperan penting dalam proses metabolisme (terutama Cl, Mg, dan P).

5. Mengatur fungsi sel (Cu dan Zn), membentuk fosfolipid dan bahan inti sel (S, dan

P), mematangkan kelenjar kelamin (Br), dan membentuk hormone tiroid (I).

Universitas Sumatera Utara