penilaian kondisi keasaman perairan pesisir dan … · 6. kisaran salinitas di perairan pesisir dan...

56
PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN LAUT KABUPATEN PANGKAJENE KEPULAUAN PADA MUSIM PERALIHAN I SKRIPSI Oleh: NOVITA DWI YANTI PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016

Upload: vanhuong

Post on 03-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

1

PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN LAUT KABUPATEN PANGKAJENE KEPULAUAN PADA

MUSIM PERALIHAN I

SKRIPSI

Oleh:

NOVITA DWI YANTI

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2016

Page 2: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

i

ABSTRAK

NOVITA DWI YANTI. L11112261. “Penilaian Kondisi Keasaman Perairan Pesisir

dan Laut Kabupaten Pangkajene Kepulauan pada Musim Peralihan I” dibawah bimbingan Muhammad Lukman sebagai Pembimbing Utama dan Syafyuddin

Yusuf sebagai Pembimbing Anggota.

Alkalinitas dan derajat keasaman (pH) berperan penting dalam memahami kondisi Ocean Acification (pengasaman laut). Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis sebaran nilai alkalinitas dan pH pada tiap lokasi serta jarak yang berbeda dari daratan utama. Sampel air diambil pada bulan Maret 2016 di perairan sekitar muara Sungai Labakkang, muara Sungai Pangkep, perairan Pulau Saugi, dan Pulau Camba Cambang. Pengukuran Total Alkalinitas (TA) dilakukan dengan menggunakan metode potensiometrik titik tunggal (single point potentiometric) dan pengukuran pH menggunakan pH meter digital. Data alkalinitas dan pH pada empat lokasi penelitian diuji menggunakan analisis varian satu arah (one way ANOVA). Untuk mengetahui sebaran pH dan alkalinitas diuji menggunakan analisis varian dua arah (two way ANOVA). Parameter lingkungan yang diukur meliputi suhu dan salinitas. Nilai alkalinitas bervariasi antara 103,84 µmol/L – 349,96 µmol/L. Selanjutnya nilai pH antara 6,80 – 7,90. Nilai pH dan alkalinitas dipengaruhi oleh suhu dan salinitas serta buangan limbah rumah tangga dan industri.

Perbedaan lokasi penelitian berpengaruh terhadap nilai alkalinitas dan pH.

Sementara perbedaan jarak berpengaruh terhadap sebaran pH, namun tidak berpengaruh terhadap sebaran total alkalinitas.

Kata Kunci : pH, alkalinitas, muara sungai.

Page 3: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

ii

PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN LAUT KABUPATEN PANGKAJENE KEPULAUAN PADA

MUSIM PERALIHAN I

NOVITA DWI YANTI

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

pada

Departemen Ilmu Kelautan dan Perikanan

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2016

Page 4: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi

Nama

NIM

Jurusan

:

:

:

:

Penilaian Kondisi Keasaman Perairan Pesisir dan Laut

Kabupaten Pangkajene Kepulauan pada Musim Peralihan I

Novita Dwi Yanti

L111 12 261

Ilmu Kelautan

Telah diperiksa dan disetujui oleh: Pembimbing Utama, Dr. Muh. Lukman, ST. M.Mar,Sc

NIP. 19711206 199802 1 001

Pembimbing Anggota, Dr. Syafyuddin Yusuf, ST, M.Si

NIP. 19690719 199603 1 004

Mengetahui,

Tanggal Lulus

Page 5: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

iv

RIWAYAT HIDUP

Novita Dwi Yanti, lahir di Lebani pada tanggal

02 September 1994. Anak kedua dari lima

bersaudara ini merupakan putri dari pasangan Attar

dan Hj. Hartini. Penulis lulus dari SD Negeri 270

Lebani Kabupaten Luwu pada tahun 2006, lulus dari

SMP Negeri 4 Belopa Kabupaten Luwu pada tahun

2009, kemudian penulis melanjutkan ke jenjang

pendidikan berikutnya yaitu SMA Negeri 1 Belopa

Kabupaten Luwu dan lulus pada tahun 2012. Penulis

berhasil diterima di Universitas Hasanuddin Makassar

melalui Jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) pada

tahun 2012 dan sejak itu terdaftar sebagai mahasiswa pada Program Studi Ilmu

Kelautan, Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan,

Universitas Hasanuddin, Makassar.

Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten Vertebrata Laut.

Di bidang keorganisasian mahasiswa, penulis bergabung dalam Himpunan

Mahasiswa Ilmu Kelautan FIKP-UH 2014/2015.

Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Kuliah Kerja Nyata

Gelombang 90 di Kabupaten Barru dan Praktek Kerja Lapang di Pusat Penelitian

dan Pengembangan Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Puslitbang LP3K) dan

di Koperasi Serikat Merdeka (Kospermindo), serta melakukan penelitian dengan

judul “Penilaian Kondisi keasaman Perairan Pesisir dan Laut Kabupaten

Pangkajene pada Musim Peralihan I” pada tahun 2016.

Page 6: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai kesulitan, mulai

dari pengumpulan literatur, pengerjaan data sampai pada pengolahan data

maupun dalam tahap penulisan. Namun dengan kesabaran dan ketekunan

sebagai mahasiswa dan juga bantuan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini

bisa selesai.

Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

yang setinggi-tingginya kepada :

1. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Attar dan Ibunda Hj. Hartini

Haeridah, yang telah mencurahkan seluruh perhatian dan kasih sayang

yang tiada habisnya, memberi dorongan dan motivasi, serta bantuan baik

materi maupun doa yang tak pernah putus.

2. Kepada saudara kandung yang selalu meluangkan waktu, materi dan kasih

sayang, Feriwansa Attar, Muh.Rialdi Almaezar, Muh.Rifqi Alfarizi, dan

Muh.Fahri Arrahman. Dan juga kepada semua keluarga yang telah

memberikan dukungan materi serta nasehat yang bermanfaat.

3. Bapak Dr. rer. net. Muhammad Lukman, ST., M.Mar,Sc selaku

pembimbing utama yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan

perhatian dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Syafyuddin Yusuf, ST., M.Si selaku pembimbing anggota dan

penasehat akademik yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan

nasehat selama penulis menjadi mahasiswa.

5. Bapak Dr. Ir. Muhammad Farid Samawi, M.Si, Bapak Dr. Ir. Abd. Rasyid

J, M.Si dan Bapak Dr. Ir. Rahmadi Tambaru, M.Si selaku dosen penguji

atas segala masukan dan saran untuk perbaikan skripsi ini.

6. Bapak Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin beserta seluruh stafnya.

7. Dr. Mahatma Lanuru, ST, M.Sc selaku Ketua Departemen Ilmu Kelautan

beserta Para Dosen Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas

Hasanuddin, yang telah membagikan ilmu pengetahuan dan pengalamannya

kepada penulis, baik dalam studi di kelas, praktik lapangan, maupun secara

informal.

8. Kepada pak Gatot, pak Sapril, ibu Surya, pak Yesi, dan semua pegawai

fakultas yang telah memberikan kelancaran dalam pengurusan berkas.

Page 7: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

vi

9. Kepada kak Nurfadilah, S.Kel., M.Si yang selalu membantu dan sabar

membimbing dalam penelitian dan penyelesaian skripsi. Serta kepada tim

penelitian saya (Andi Sompa, Sry Ayuwandira, dan Iswari Darimun),

teman seperjuangan penelitian hingga penyelesaian skripsi.

10. Kepada kak Reza, kak Takbir, dan kak Dedof yang telah meluangkan waktu

dan tenaganya untuk mengantarkan kami ke lokasi penelitian.

11. Teman-teman seangkatanku “IK ANDALAS” yang selalu kompak dan

menemani masa-masa sulit maupun bahagia selama di bangku perkuliahan.

Terkhusus kepada kalian, teman adalah nomor satu dan jangan pernah

melupakan masa indah dan suram kita karena akan menghibur dihari esok.

12. Kepada Muhammad Faizal, ST yang selalu setia menemani, menghibur,

menyemangati, dan membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

13. Terakhir untuk semua pihak yang telah membantu tapi tidak sempat

disebutkan satu per satu, terima kasih untuk segala bantuannya. Semoga

Allah SWT membalas semua bentuk kebaikan dan ketulusan yang telah

diberikan. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat bagi para pembaca.

Penulis

Page 8: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

vii

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ................................................................................................................. i

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iii

RIWAYAT HIDUP ................................................................................................... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................................................... v

DAFTAR ISI ........................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xi

I. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Tujuan dan Kegunaan .......................................................................... 3

C. Ruang Lingkup ..................................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 5

A. Asidifikasi (Ocean Acidification) dan Karbondioksida (CO2) .................. 5

B. Derajat Keasaman (pH) ........................................................................ 8

C. Alkalinitas ............................................................................................. 9

D. Parameter In-Situ ............................................................................... 11

1. Salinitas ........................................................................................... 11

2. Suhu ................................................................................................ 12

III. METODOLOGI PENELITIAN........................................................................ 14

A. Gambaran Umum Penelitian .............................................................. 14

B. Alat dan Bahan ................................................................................... 14

C. Prosedur Kerja ................................................................................... 15

1. Lapangan ........................................................................................ 15

2. Laboratorium ................................................................................... 16

D. Pengolahan Data ................................................................................ 16

E. Analisis Statistik ................................................................................. 17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 18

A. Kondisi Oseanografi Perairan ............................................................. 18

1. Suhu ................................................................................................ 18

2. Salinitas ........................................................................................... 20

B. Perbedaan Nilai Alkalinitas dan pH pada Tiap Lokasi ......................... 22

1. pH (Derajat Keasaman) Perairan ..................................................... 23

Page 9: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

viii

2. Alkalinitas Perairan .......................................................................... 25

C. Sebaran Nilai Alkalinitas dan pH dari Beberapa Lokasi Perairan dengan Jarak yang Berbeda dari Daratan Utama ................................................... 27

1. Sebaran pH (Derajat Keasaman) di Perairan ................................... 27

2. Sebaran Alkalinitas di Perairan ........................................................ 28

V. SIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 30

A. Simpulan ............................................................................................ 30

B. Saran ................................................................................................. 30

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 31

LAMPIRAN ............................................................................................................. 35

Page 10: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

ix

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Nilai rentang dan nilai rata-rata (±standar deviasi) dari parameter oseanografi perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep .......................18

2. Nilai rentang dan nilai rata-rata (±standar deviasi) dari pH dan alkalinitas di perairan pesisir dan pulau Kabupaten Pangkep ........................................22

Page 11: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Reaksi air dengan CO2 membentuk asam karbonik ....................................6

2. Lokasi Penelitian ......................................................................................14

3. Botol niskin ..............................................................................................15

4. pH meter dan conductivitymeter ...............................................................16

5. Kisaran suhu di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep .................19

6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ............21

7. Nilai pH di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep..........................24

8. Nilai total alkalinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep .......25

9. Sebaran pH pada jarak yang berbeda dari daratan utama ........................27

10. Sebaran alkalinitas pada jarak yang berbeda dari daratan utama .............29

Page 12: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Data Hasil Penelitian ..............................................................................36

2. Uji Normalitas .........................................................................................38

3. Uji One Way ANOVA perbandingan nilai pH dan alkalinitas pada tiap

lokasi ......................................................................................................39

4. Uji Two Way ANOVA sebaran pH berdasarkan jarak dari daratan utama

...............................................................................................................40

5. Uji Two Way ANOVA sebaran alkalinitas berdasarkan jarak dari daratan utama .....................................................................................................41

6. Grafik Pasang Surut di Perairan muara Sungai Pangkep .......................42

7. Data Kedalaman di Muara Sungai Labakkang dan Muara Sungai Pangkep .................................................................................................43

8. Foto Penelitian .......................................................................................44

Page 13: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perubahan iklim merupakan ancaman tingkat global yang berdampak pada

perairan lingkungan pesisir dan laut. Akhir-akhir ini istilah pemanasan global

sangat populer terutama di negara-negara maju. Hal ini sangat beralasan karena

beberapa hasil riset menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan suhu

bumi yang terjadi bersamaan dengan meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah

kaca (terutama CO2 dan CH4). Dua dampak yang sering dibicarakan karena

pengaruh pemanasan global yaitu adanya peningkatan suhu udara atau

permukaan bumi dan pencairan es di daerah kutub. Kedua dampak tersebut juga

berpengaruh pada lingkungan laut karena atmosfir dan lautan adalah dua

lingkungan yang saling berinteraksi dan mengontrol iklim di planet bumi. Jika

terjadi peningkatan suhu udara, maka akan meningkatkan suhu permukaan laut

dan berpengaruh terutama pada pola arus dan tekanan udara di berbagai lautan

sehingga mengubah pola iklim atau cuaca di permukaan bumi (Sterr, 2001b).

Demikian pula dampak dari adanya pencairan es di daerah kutub juga

berpengaruh langsung terhadap lingkungan laut, yaitu terjadinya peningkatan

paras laut atau yang lebih dikenal dengan sea level rise, SLR (Sterr, 2001b;

Hupfer, et al., 2001).

Konsentrasi CO2 di atmosfer berkisar antara 200 ppm - 280 ppm lebih

selama 400.000 tahun sebelum masa industri. Konsentrasi CO2 di atmosfer

sekarang mendekati 380 ppm sebagai hasil dari industri dan kegiatan

penggunaan lahan manusia. Dalam beberapa dekade terakhir, hanya setengah

dari CO2 dihasilkan oleh kegiatan manusia yang terserap di atmosfer, sisanya

sekitar 30% diserap oleh laut dan 20% oleh biosfer terestrial (Feely, et al., 2004).

Perkiraan di masa yang akan datang konsentrasi CO2 di atmosfer dan laut,

Page 14: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

2

berdasarkan World Ocean Circulation Experiment/Joint Global Ocean Flux Study,

memperkirakan bahwa pada akhir abad ini tingkat CO2 bisa menjadi lebih dari

800 ppm. Model yang sesuai untuk lautan menunjukkan bahwa karbon anorganik

terlarut di permukaan air mungkin dapat meningkatkan lebih dari 12%, dan

konsentrasi ion karbonat akan menurun hampir 60%. Selain membentuk selimut

perangkap panas, gas CO2 juga menyebabkan gejala pengasaman pada

perairan sebagai akibat meningkatnya adsorpsi gas CO2 dari atmosfir ke

permukaan perairan. Selain itu peningkatan konsentrasi CO2 di atmosfir juga

akan mengubah kimia laut dan berimplikasi serius terhadap terumbu karang dan

organisme penghasil kapur lainnya (Feely, et al., 2004).

Sumber utama CO2 di perairan bukan hanya akibat dari masukan melalui

atmosfir, tetapi juga melalui besarnya buangan bahan organik dari daratan,

sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri tertentu dan akan

menghasilkan CO2. Keadaan ini tentu saja akan merubah keseimbangan kimiawi

air laut karena peningkatan kelarutan gas CO2 diprediksikan akan mampu

menurunkan pH hingga 7,7. Tingkat keasaman air laut rata-rata adalah 8 - 8,5

(Kleypas et al., 2006). Tingginya konsentrasi CO2 di perairan akan menyebabkan

peningkatan derajat keasaman (pH) perairan atau biasa dikenal sebagai Ocean

Acidification (OA).

Alkalinitas dan pH adalah parameter yang penting dalam menilai ocean

acidification. Alkalinitas adalah gambaran kapasitas air tuntuk menetralkan asam

atau dikenal dengan sebutan acid-neutralizing capacity (ANC) atau kuantitas

anion di dalam air yang dapat menetralkan kation hidrogen. Alkalinitas juga

diartikan sebagai kapasitas penyangga (buffer capacity) terhadap perubahan pH

perairan (Effendi, 2003). Secara khusus, alkalinitas sering disebut sebagai

besaran yang menunjukkan kapasitas menyangga dari ion bikarbonat, dan

sampai tahap terlentu terhadap ion karbonat dan hidroksida dalam air. Semakin

Page 15: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

3

tinggi alkalinitas maka kemampuan air untuk menyangga lebih tinggi sehingga

fluktuasi pH perairan semakin rendah. Alkalinitas biasanya dinyatakan dalam

satuan ppm (mg/l) kalsium karbonat. Sedangkan pH adalah algoritma negatif dari

konsentrasi ion-ion hidrogen yang terlepas dalam suatu cairan dan merupakan

indikator baik buruknya suatu perairan (Sastrawijaya, 1991). Di lingkungan laut,

pH relatif lebih stabil dan biasanya berada dalam kisaran antara 7,5-8,4

(Nybakken, 1988). Biasanya pH air lautan 7,6 – 8,3 dan terutama mengandung

ion HCO3-. Nilai pH tetap konstan yaitu 7,6 – 8,3. Fakta inilah yang menjamin

berbagai jenis ikan laut dapat hidup. Pengukuran pH air laut itu sulit, sebab

adanya pengaruh temperatur dan salinitas. Bila temperatur naik atau tekanan

naik maka proses disosiasi itu merubah konstante disosiasi H2CO3, dan

akibatnya pH turun dan kadar oksigen juga turun (Brotowidjoyo, dkk., 1999).

Mengetahui nilai alkalinitas dan pH perairan sangat penting dalam

memahami kondisi ocean acidification. Namun belum ada cukup penelitian yang

fokus pada analisa komperhensif dari kondisi alkalinitas dan pH dari perairan

pesisir dan laut Pangkep. Oleh karena itu, perlu dipahami kondisi kimia

oseanografi dari perairan pesisir dan laut Pangkep, utamanya kondisi alkalinitas

dan pH sebagai parameter kondisi ocean acidification.

B. Tujuan dan Kegunaan

Penelitian ini bertujuan untuk :

a. Menganalisis perbedaan nilai alkalinitas dan pH pada tiap lokasi.

b. Menganalisis sebaran nilai alkalinitas dan pH dari beberapa lokasi

perairan dengan jarak yang berbeda dari daratan utama.

Adapun kegunaannya yaitu sebagai informasi dalam pengembangan sistem

penilaian kondisi perairan dari tekanan antropogenik dan alamiah.

Page 16: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

4

C. Ruang Lingkup

Penelitian ini dibatasi pada pengukuran nilai alkalinitas dan pH perairan

berdasarkan perbedaan jarak dari daratan utama, serta pengukuran kondisi

oseanografi (suhu dan salinitas) di perairan.

Page 17: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Asidifikasi (Ocean Acidification) dan Karbondioksida (CO2)

Atmosfer bumi mengandung karbondioksida dengan presentase yang relatif

kecil, yakni sekitar 0,033%. Namun dari tahun ke tahun kadar CO2 cenderung

mengalami peningkatan akibat dari penggundulan hutan dan pembakaran bahan

bakar fosil. Sekitar setengah dari karbondioksida yang merupakan hasil

pembakaran tersebut berada di atmosfer dan setengahnya lagi tersimpan di laut

(Efendi, 2003). Meningkatnya konsentrasi karbondioksida di atmosfer (CO2)

menyebabkan pemanasan global dan pengasaman laut (Fabry, et al., 2008)

Rilis antropogenik CO2 di atmosfer menyebabkan pemanasan laut dan

pengasaman. Ini telah diusulkan sebagai ancaman utama bagi organisme laut,

terutama pada organisme yang mengandung kapur (CaCO3). Namun, penelitian

mengenai pengasaman laut saat ini adalah penemuan baru dan relatif sedikit

bukti eksperimental yang tersedia pada potensi dampak terhadap biota laut

(Stump, et al., 2011).

Pengasaman laut (ocean acidification) merupakan istilah yang diberikan

untuk proses turunnya kadar pH air laut yang kini tengah terjadi akibat kenaikan

penyerapan karbon dioksida (CO2) di atmosfer yang dihasilkan dari berbagai

kegiatan manusia. Menurut Jacobson (2005), pH di permukaan laut diperkirakan

turun dari 8,25 menjadi 8,14 dari tahun 1751 hingga 2004. Larutnya CO2 di

lautan dapat menyebabkan naiknya konsentrasi ion hidrogen (H+), sehingga akan

mengurangi nilai pH dan mengakibatkan lautan bersifat asam. Disamping itu,

menurut Orr et al., (2005), sejak dimulainya revolusi industri pH lautan telah

menurun sebesar kurang lebih 0,1 satuan yang setara dengan peningkatan 30%

ion hidrogen dan diperkirakan akan terus menurun hingga 0,3 s/d 0,4 satuan

pada tahun 2100. Hal ini disebabkan oleh semakin banyaknya gas CO2 yang

Page 18: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

6

berasal dari berbagai aktivitas manusia yang diserap lautan tersebut. Perairan

yang asam juga cenderung menyebabkan terjadinya pengurangan kalsifikasi

untuk pembentukan cangkang ketika terpapar oleh naiknya kadar CO2,

contohnya pada kerang-kerangan dan hewan bercangkang.

Era revolusi industri banyak menimbulkan hasil sampingan berupa limbah

zat kimia berbahaya serta polusi gas yang hingga kini masih menjadi sorotan

masalah pemanasan global yaitu emisi karbon dioksida (CO2) (Kendo, dkk.,

2013).

Peneliti menemukan bahwa laut telah menjadi salah satu penyerap CO2

terbesar setelah hutan sehingga memperlambat dampak polusi gas CO2

terhadap atsmosfer bumi. Asidifikasi atau menurunnya pH pada suatu larutan

hingga keadaan asam merupakan fenomena yang terjadi akibat adanya reaksi

antara air laut dengan gas CO2. Reaksi antara air laut dengan gas CO2 tersebut

akan membentuk asam karbonik yang akan menurunkan pH air laut terutama

pada daerah didekat permukaan (Kabangnga’, 2015).

Gambar 1. Reaksi air dengan CO2 membentuk asam karbonik

(http://safeharborenv.com/climate-change/climate-change-and-ocean-acidification/)

Page 19: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

7

Turunnya pH air laut menimbulkan dampak yang cukup besar terhadap

makhluk hidup di dalam ekosistem laut. Dampak terbesar dialami oleh hewan

karang yang sensitif terhadap suhu dan pH lingkungan. Karang akan berlendir

sebagai respon terhadap lingkungan yang tidak sesuai terhadap kelangsungan

hidup karang dan dampak terburuknya adalah matinya hewan karang sehingga

terumbu karang memutih atau dikenal dengan bleaching (Cormap II, 2009;

Kendo, dkk., 2013). Sistem bikarbonat pada air laut, pada dasarnya mengikuti

persamaan disosiasi sebagai berikut:

Peningkatan konsentrasi CO2 dan suhu sebagai komponen utama

pengasaman laut dapat mempercepat pemutihan (bleaching) dan menghambat

pertumbuhan pada karang. Selain itu juga dapat menghambat pertumbuhan

populasi fitoplankton (berkapur dan tidak berkapur), makroalga, dan komunitas

fitoplankton tropik. Dampaknya diprediksi semakin parah dan berpotensi merusak

ekosistem dengan terganggunya produktivitas primer (Sahabuddin, 2015).

Rusaknya terumbu karang akan memengaruhi kelimpahan dan

keanekaragaman hewan lain yang berasosiasi dengan karang seperti ikan

karang, molusca, dan invertebrata lainnya. Asidifikasi air laut juga memengaruhi

ikan secara hormonal sehingga menyebabkan anomali reproduksi. Dampak

secara langsung juga dialami kerang-kerangan yang tidak tahan terhadap pH

rendah sehingga cenderung menghindari perairan yang dangkal. Semua hal

tersebut akan merubah pola rantai makanan terutama organisme dengan posisi

terbawah dalam rantai makanan.

Kurang lebih 22 juta ton gas CO2 yang dihasilkan oleh aktivitas manusia

diserap oleh lautan setiap harinya. Kesadaran akan kerusakan yang terjadi di

Page 20: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

8

laut akibat ulah manusia ini perlu dibangun. Manusia harus mulai mampu untuk

mengontrol emisi gas buang CO2 karena jika tidak, organisme laut akan berada

di dalam tekanan untuk beradaptasi terhadap perubahan kimia air laut atau

musnah karenanya (Burke, et al., 2012).

B. Derajat Keasaman (pH)

Derajat keasaman (pH) merupakan parameter penting dalam menentukan

kualitas air. Nilai pH adalah gambaran jumlah atau aktivitas hidrogen dalam air.

Secara umum, nilai pH menunjukkankan seberapa asam atau basa suatu

perairan (Widigdo, 2001).

Pengertian pH (power of Hydrogen) sebenarnya adalah sebuah ukuran

tingkat asam (acidity) atau basa (alkalinity) dari air tersebut. Tingkat pH pada air

laut berkisar antara 7,6-8,4 (Nursaiful, 2004). Kenaikan pH pada perairan akan

menurunkan konsentrasi CO2 terutama pada siang hari ketika proses fotosintesis

sedang berlangsung.

Derajat keasaman atau kadar ion H dalam air merupakan salah satu faktor

kimia yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan organisme yang hidup di

suatu lingkungan perairan. Tinggi atau rendahnya nilai pH air tergantung pada

beberapa faktor yaitu, kondisi gas-gas dalam air seperti CO2, konsentrasi garam-

garam karbonat dan bikarbonat, proses dekomposisi bahan organik di dasar

perairan (Barus, 2004).

Menurut Kusumaningtyas (2014), pH semakin meningkat ke arah laut lepas.

Tinggi rendahnya pH dapat disebabkan oleh sedikit banyaknya bahan organik

dari darat yang dibawa melalui aliran sungai.

Nilai pH yang ideal bagi kehidupan organisme air laut pada umumnya

berkisar antara 7 sampai 8.5. Kondisi perairan yang bersifat sangat asam

maupun sangat basa akan menganggu kelangsungan hidup organisme karena

akan menyebabkan terjadinya gangguan pada proses metabolisme dan

Page 21: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

9

respirasi. Perubahan pH di atas netral akan meningkatkan konsentrasi amonia

yang bersifat sangat toksik bagi organisme (Barus, 2004).

Derajat keasaman (pH) mempunyai pengaruh yang besar terhadap

kehidupan tumbuhan dan hewan perairan sehingga dapat digunakan sebagai

petunjuk untuk menilai kondisi suatu perairan sebagai lingkungan tempat hidup

(Odum, 1971).

Nilai pH erat kaitannya dengan karbondioksida dan alkalinitas. Pada pH <5,

alkalinitas dapat mencapai nol. Semakin tinggi nilai pH maka semakin tinggi pula

alkalinitas dan semakin rendah kadar karbondioksida bebas (Mackereth, et al.,

1989).

Menurut Suciaty (2011), alkalinitas merupakan parameter yang paling

berpengaruh terhadap besarnya nilai pH air laut. Selain itu, terdapat pula faktor

fisis lain yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi pH seperti suhu,

salinitas, curah hujan, perubahan musim, dan fenomena ENSO (El-Niño/La-Niña

Southern Oscillation).

Triyulianti, dkk (2012) menyatakan bahwa variabilitas suhu dan salinitas

secara tidak langsung juga menyebabkan bervariasinya nilai pH dan alkalinitas

yang terukur.

Nilai pH di laut tidak akan drop karena air laut mengandung zat-zat

penyangga (buffer) alami yang berfungsi mempertahankan pH level seperti

bikarbonat, karbonat, kalsium, borat, dan hidroksida. Kemampuan air laut untuk

mempertahankan turunnya pH akibat penambahan asam disebut alkalinitas,

buffering capacity, dan carbonate hardness (KH atau dKH) (Nursaiful, 2004).

C. Alkalinitas

Alkalinitas adalah pengukuran kapasitas air untuk menetralkan asam-asam

lemah, meskipun asam lemah atau basa lemah juga dapat sebagai

penyebabnya. Penyusun alkalinitas perairan adalah anion bikarbonat (HCO3-),

Page 22: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

10

karbonat (CO3-), dan hidroksida (OH-). Garam dari asam lemah lain seperti :

borat (H2BO3-), silikat (HSiO3-), fosfat (HPO42- dan H2PO4

-), sulfida (HS-), dan

amonia (NH3) juga memberikan kontribusi terhadap alkalinitas dalam jumlah

sedikit (Limbong, 2008).

Alkalinitas adalah kemampuan perairan untuk menetralisir asam. Weiner

(2008) menjelaskan alkalinitas air sebagai kapasitas air dalam menetralisir asam.

Sebaliknya, kapasitas menetralisir basa disebut acidity (keasaman). Alkalinitas

dan acidity penting bagi organisme laut termasuk ikan, karena alkalinitas

menyangga (buffer) perubahan pH yang tejadi di perairan, baik secara alami

maupun antropogenik (akitifitas manusia, seperti pencemaran). Selanjutnya,

Grasshoff, dkk., (1984) menjelaskan lebih operasional tentang alkalinitas sebagai

kuantitas dari ion hidrogen dalam millimoles (mmol) untuk menetralisir basa

lemah dalam 1 kg air laut.

Total Alkalinitas adalah sejumlah asam yang dibutuhkan untuk menurunkan

pH air sampel hingga ke suatu titik dimana seluruh bikarbonat [HCO3-] and

karbonat [CO3-] dapat diubah menjadi asam karbonat [H2CO3]. Peristiwa tersebut

dikenal dengan istilah titik kesetimbangan asam karbonat atau titik akhir asam

karbonat (Triyulianti, dkk., 2012).

Millero (2006) mengungkapkan bahwa variasi nilai salinitas permukaan di

samudera atlantik dan samudera oseanik sama dengan variasi nilai alkalinitas.

Selain itu karakter suhu di perairan telah mempengaruhi aktivitas biologis

organisme salah satunya adalah proses formasi atau pembentukan CaCO3 oleh

foraminifera dan pteripoda. Kolom permukaan perairan umumnya memiliki suhu

yang lebih hangat sehingga organisme pembentuk cangkang akan meningkatkan

formasi CaCO3 sehingga menurunkan nilai alkalinitas. Bertambahnya kedalaman

maka akan dijumpai suhu yang semakin dingin (colder) dan memiliki nilai

alkalinitas yang lebih tinggi karena adanya proses dissolasi CaCO3.

Page 23: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

11

Di perairan laut, kontributor untuk alkalinitas selain karbonat (HCO3-, CO3

2-,

atau carbonate alkanility (CA)) adalah borat (B(OH)4-, borate alkalinity, BA), ion-

ion fosfat (HPO42-, PO4

3-, H3PO4), dan ion hidroksi (OH-). Oleh karena itu,

alkalinitas diperairan laut lebih dikenal dengan istilah Alkalinitas Total (Total

Alkalinity (TA)) yang didefinisikan sebagai jumlah dari konsentrasi semua anion

dari asam-asam lemah yang ada dalam perairan laut. Dari semua anion asam

lemah yang ada, hanya CA dan BA yang memberikan kontribusi yang penting

dalam penentuan TA. Sehingga TA dapat dihitung dengan persamaan berikut:

TA = CA + BA

dimana, CA = [HCO3-] + 2 [CO3

2-] , sedangkan BA = [B(OH)4-] sehingga

persamaan diatas dapat ditulis:

TA = [HCO3-] + 2 [CO3

2-] + [B(OH)4-]

Penentuan TA dilakukan dengan metode potensiometrik titik tunggal (single

point potentiometric), yaitu dengan menurunkan pH air laut yang akan diukur

alkanitasnya hingga pHnya mencapai angka antara 3 dan 4. Penurunan pH ini

dilakukan dengan menambahkan asam kuat yang diketahui konsentrasinya

(misalnya: 0.01 M HCl). Nilai pH dapat diukur dengan menggunakan pH meter.

Perlakuan menggunakan asam kuat karena alkalinitas tersusun oleh anion dan

cenderung mengikat asam menjadi asam yang tidak terpisah.

D. Parameter In-Situ

1. Salinitas

Salinitas adalah jumlah garam-garam terlarut yang terkandung dalam satu

kilogram air laut, yang dinyatakan dalam satuan perseribu (ppt) (Nybakken,

1992). Menurut Nontji (1987), jenis garam yang paling banyak terdapat didalam

air laut yaitu natrium klorida (NaCl). Selain itu terdapat pula jenis garam yang lain

seperti magnesium, kalsium dan lain sebagainya.

Page 24: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

12

Salinitas di daerah pesisir dapat berubah-ubah tergantung pengaruh

masukan air tawar dari aliran air sungai. Berbagai aktivitas manusia juga dapat

mempengaruhi salinitas perairan pesisir akibat dari kegiatan yang dilakukan di

dekat muara sungai, seperti pembendungan sungai atau kanal (Anggraeni,

2002).

2. Suhu

Pemanasan yang terjadi di permukaan laut yang terjadi pada siang hari tidak

seluruhnya dapat diabsorbsi oleh air laut karena adanya awan dan posisi lintang.

Energi akan cukup banyak diserap ketika matahari berada di atas ketinggian di

langit dan berkurang ketika dekat dengan horizon. Posisi matahari di daerah

tropik dan subtropik yang selalu berada di atas horizon sepanjang musim

menjadikan daerah ini lebih hangat dibandingkan umumnya di daerah kutub

(Widodo dan Suadi, 2006).

Dahuri, dkk., (2001) menyatakan bahwa di perairan nusantara, suhu air laut

umumnya berkisar antara 28°C-38°C. Suhu permukaan laut (SPL) Indonesia

secara umum berkisar antara 19°C-26°C. Karena perairan Indonesia dipengaruhi

oleh angin musim, maka sebaran SPL-nya pun mengikuti perubahan musim.

Suhu di laut adalah faktor yang amat penting bagi kehidupan organisme

(Nybakken, 1992). Selanjutnya Romimohtarto (2001) menyatakan bahwa suhu

merupakan faktor fisik yang sangat penting di laut. Perubahan suhu dapat

memberi pengaruh besar kepada sifat-sifat air laut lainnya dan kepada biota laut.

Suhu mempengaruhi daya larut gas-gas yang diperlukan untuk fotosintesis

seperti CO2 dan O2, gas-gas ini mudah terlarut pada suhu rendah dari pada suhu

tinggi akibatnya kecepatan fotosintesis ditingkatkan oleh suhu rendah. Panas

yang diterima permukaan laut dari sinar matahari menyebabkan suhu di

permukaan perairan bervariasi berdasarkan waktu. Perubahan suhu ini dapat

Page 25: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

13

terjadi secara harian, musiman, tahunan atau dalam jangka waktu panjang

(Romimohtarto, 2001).

Page 26: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

14

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah pesisir dan laut Kabupaten Pangkajene

Kepulauan selama bulan Maret - April 2016. Pengambilan data dilakukan pada

tanggal 19 Maret 2016 disepanjang muara Sungai Labakkang sebanyak 4 titik,

muara Sungai Pangkep sebanyak 9 titik, di laut depan Pulau Saugi sebanyak 4

titik, dan di laut depan Pulau Camba Cambang sebanyak 3 titik (Gambar 2).

Analisis sampel dilakukan pada bulan April 2016 di Laboratorium Konsorsium

LP3K Universitas Hasanuddin, Makassar.

Gambar 2. Lokasi Penelitian

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu perahu motor sebagai alat

transportasi di lapangan, GPS (Global Positioning System) untuk penentuan

posisi pengambilan sampel, kamera underwater sebagai alat dokumentasi, botol

Page 27: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

15

niskin untuk mengambil sampel air pada kedalaman 5 meter, botol sampel 100

ml sebagai tempat sampel air, pH meter untuk mengukur pH air, handrefracto

meter untuk mengukur salinitas, DO meter untuk mengukur suhu, cool box

sebagai tempat menyimpan sampel di lapangan, erlenmeyer sebagai wadah

sampel, gelas ukur untuk mengukur banyaknya air sampel yang akan digunakan,

buret untuk titrasi dan alat tulis untuk mencatat data.

Bahan yang digunakan yaitu air laut sebagai sampel, larutan HCl 0,01 mol

sebagai bahan uji untuk menurunkan pH air sampel, larutan aquades untuk

menetralkan alat, tisu untuk membersihkan alat, gloves dan masker untuk

melindungi dari paparan bahan kimia.

C. Prosedur Kerja

1. Lapangan

Dalam penelitian ini, aktivitas di lapangan yaitu mengambil sampel air

dengan menggunakan botol niskin. Caranya botol niskin dilemparkan ke bawah

laut sedalam 5 m, kemudian air dipindahkan dari botol niskin ke botol sampel

sebanyak 100 ml, lalu air sampel tersebut dibawa ke laboratorium untuk

dianalisis. Selain itu, dilakukan pula pengukuran suhu dengan menggunakan DO

meter dan salinitas dengan menggunakan handrefracto meter.

Gambar 3. Botol niskin

Page 28: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

16

2. Laboratorium

Di dalam laboratorium, seluruh peralatan dan bahan dipersiapkan dan

disterilkan menggunakan larutan aquades. Sampel air laut diambil sebanyak 25

ml dan dimasukkan ke tabung erlenmeyer. Kemudian ukur pH air tersebut

menggunakan pH meter. Pada sampel air laut ditambahkan larutan HCl 0,01 m

dengan menggunakan buret dan diaduk menggunakan magnetic stirrer sampai

pH air turun menjadi 3,5 lalu didiamkan selama ±10 menit. Kemudian

ditambahkan larutan HCl kembali hingga pH air turun menjadi 3. Selanjutnya

catat banyaknya volume/jumlah larutan HCl yang digunakan untuk menurunkan

pH air.

Selain itu dilakukan pula pengukuran salinitas kembali di laboratorium

dengan menggunakan alat conductivity meter agar data semakin akurat.

Gambar 4. pH meter (kiri) dan conductivity meter (kanan)

D. Pengolahan Data

Rumus yang digunakan untuk menghitung total alkalinitas (Grasshoff, et

al.,1983) adalah sebagai berikut :

Page 29: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

17

TA (𝑚𝑜𝑙𝑙⁄ ) = A-B

A = (𝐻𝐶𝑙 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 (𝑚𝑙)× 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐻𝐶𝑙 (𝑚𝑜𝑙

𝑙⁄ ))

𝑣𝑜𝑙. 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑚𝑙)

B = (𝐻𝐶𝑙 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 (𝑚𝑙)×𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑚𝑙))

𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑚𝑙) × (

𝑎𝐻+

𝑦𝐻+ )

E. Analisis Statistik

Data hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dengan menggunakan

Ms.Excel dan grafik dengan menggunakan perangkat lunak Grapher 7. Untuk

mengetahui perbedaan nilai pH dan alkalinitas pada tiap lokasi dianalisis dengan

menggunakan analisis varian satu arah (one way ANOVA). Sedangkan untuk

mengetahui sebaran pH dan alkalinitas dianalisis menggunakan analisis varian

dua arah (two way ANOVA) dengan bantuan perangkat lunak SPSS 16.0.

Page 30: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Oseanografi Perairan

Pada umumnya kondisi oseanografi di perairan pesisir berbeda dalam

banyak hal dari lautan terbuka. Wilayah pesisir adalah bagian laut yang masih

dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi, aliran air

tawar maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia seperti pencemaran

(Mony, 2004)

Hasil pengukuran kondisi oseanografi (suhu dan salinitas) di perairan pesisir

dan laut Kabupaten Pangkep disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Nilai rentang dan nilai rata-rata (±standar deviasi) dari parameter oseanografi perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep

Lokasi Suhu (°C) Salinitas (ppt)

Muara Labakkang

30,1 - 32,8 31,8 ± 1,18

4,5 – 27,1 20,78 ± 10,91

Muara Pangkep 29,6 – 34,6 32,2 ± 1,84

2,2 – 22,7 8,5 ± 7,24

Pulau Saugi 31,3 – 31,7 31,6 ± 0,19

21,2 – 29,6 27,3 ± 4,04

Pulau Cambang Cambang

31,4 – 31,9 31,7 ± 0,26

28,9 – 29,7 29,3 ± 0,40

1. Suhu

Suhu perairan di daerah estuari lebih bervariasi daripada perairan laut. Hal

ini disebabkan oleh dasar perairan estuari yang dangkal, sehingga di perairan

estuari akan lebih cepat panas dan lebih cepat dingin. Hal lain yang

menyebabkan variasi ini adalah limpasan air tawar dari sungai dan akibat dari

perubahan musim (Nybakken, 1998).

Hasil pengukuran parameter suhu menunjukkan bahwa suhu di muara

sungai Labakkang berkisar antara 30,1°C - 32,8°C, dengan nilai rata-rata

(±standar deviasi) sebesar (31,8°C ± 1,18°C), muara Sungai Pangkep 29,6°C -

34,6°C (32,2°C ± 1,84°C), perairan Pulau Saugi 31,3°C – 31,7°C (31,6°C ± 0,19),

dan perairan Pulau Camba Cambang 31,4°C – 31,9°C (31,7 ± 0,26) (Gambar 5).

Page 31: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

19

Kisaran suhu yang didapatkan tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian yang

telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Suhu di perairan muara Sungai

Pangkep pada bulan April 2013 (musim peralihan) berkisar antara 28,8°C –

32,4°C (Lukman, dkk., 2014) dan di lokasi perairan laut Pangkep 30,0°C –

30,6°C (Nasir, dkk., 2015). Sementara pengukuran suhu di perairan Spermonde

pada bulan Maret 2009 berkisar pada 26,8ºC – 30ºC (Rasyid dan Ibrahim, 2013).

Kisaran suhu yang normal di perairan Indonesia (daerah tropik) yaitu antara

24°C - 32°C (Nontji, 1987).

Gambar 5. Kisaran suhu di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep

Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa suhu tertinggi berada di

muara Sungai Pangkep, sedangkan suhu terendah berada di perairan Pulau

Saugi. Tinggi rendahnya suhu tersebut bisa disebabkan oleh kedalaman perairan

pada tiap lokasi pengambilan sampel.

Perbedaan suhu pada perairan muara bisa disebabkan karena adanya

pengaruh pasang surut dan kedalaman. Namun demikian pengaruh pasang surut

diperkirakan sangat kecil kontribusinya terhadap perubahan suhu. Pengaruh

kedalaman yaitu dangkalnya perairan dan luasnya permukaan air akan

mempengaruhi perubahan suhu dimana suhu akan lebih panas (Supriyadi,

Page 32: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

20

2002). Pada lokasi penelitian, muara Sungai Pangkep lebih dangkal dan luas

permukaannya lebih besar daripada muara Sungai Labakkang. Supiyati, dkk.,

(2012) juga menyatakan bahwa semakin dalam suatu perairan maka suhu akan

semakin rendah sedangkan semakin dangkal suatu perairan maka suhunya

semakin tinggi.

2. Salinitas

Estuari dicirikan dengan fluktuasi salinitas yang sangat tinggi, gradien

salinitas akan tampak pada saat tertentu tetapi pola gradien bervariasi

tergantung pada musim, topografi estuari, pasang surut dan masukan jumlah air

tawar. Perairan estuari dapat mempunyai struktur salinitas yang kompleks karena

selain merupakan pertemuan antara air tawar yang relatif ringan dan air laut yang

lebih berat juga karena pengaruh pengadukan air (Mony, 2004).

Hasil pengukuran salinitas menunjukkan bahwa salinitas di muara Sungai

Labakkang berkisar antara 4,5 ppt – 27,1 ppt (20,78 ppt ± 10,91 ppt), muara

Sungai Pangkep 2,2 ppt – 22,7 ppt (8,5 ppt ± 7,24 ppt), perairan Pulau Saugi

21,2 ppt – 29,6 ppt (27,3 ppt ± 4,04 ppt), dan perairan Pulau Camba Cambang

28,9 ppt – 29,7 ppt (29,3 ppt ± 0,40 ppt) (Gambar 6). Kisaran salinitas yang

didapatkan tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

para peneliti sebelumnya. Salinitas di perairan muara Sungai Pangkep pada

bulan April 2013 (musim peralihan) berkisar antara 0,41 ppt – 32,2 ppt (Lukman,

dkk., 2014) dan di lokasi perairan laut Pangkep 31,8 ppt – 32 ppt (Nasir, dkk.,

2015). Sementara pengukuran salinitas di perairan Spermonde pada bulan Maret

2009 berkisar pada 27 – 32,5 ‰ (Rasyid dan Ibrahim, 2013).

Page 33: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

21

Gambar 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep

Berdasarkan gambar diatas, dapat dilihat bahwa salinitas tertinggi berada di

perairan Pulau Camba Cambang, sedangkan salinitas terendah berada di muara

Sungai Pangkep. Perbedaan konsentrasi salinitas di perairan kemungkinan

besar dipengaruhi oleh masukan air tawar dari aliran sungai dan berbagai

aktifitas warga yang bermukim di sekitar lokasi penelitian (Anggraini, 2002).

Salinitas di muara Sungai Pangkep lebih rendah karena pada saat

pengambilan data terjadi surut yaitu sekitar pukul 12.00 WITA sedangkan

pengambilan data di muara Sungai Labakkang terjadi pasang yaitu pada

pukul 08.00 WITA (Lampiran 5). Selain itu, area pengambilan data pada

muara sungai Labakkang lebih dekat dengan perairan laut dibanding dengan

pengambilan pada muara Sungai Pangkep. Supriharyono (2000) menyatakan

bahwa perairan estuari (muara) umumnya memiliki salinitas sangat bervariatif

dan cenderung rendah saat surut karena mendapatkan pengaruh aliran air

tawar dan cenderung tinggi pada saat pasang karena mendapatkan pengaruh

aliran air laut.

Hela dan Laevastu (1970) menyatakan bahwa perubahan salinitas lebih

sering terjadi pada perairan pantai daripada perairan terbuka. Hal ini disebabkan

Page 34: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

22

karena banyaknya air tawar yang masuk terutama dari sungai dan pada musim

hujan. Pendapat ini diperkuat oleh Neuman dan Pierson (1966), menyatakan

bahwa di perairan pantai khususnya perairan estuari atau muara salinitasnya

rendah dikarenakan adanya pengenceran (pengaruh air sungai). Adanya

pengaruh musim hujan dan kemarau yang menyebabkan besar kecilnya

transportasi dari massa air sungai dan menentukan tinggi rendahnya nilai

salinitas di perairan estuari atau perairan muara.

B. Perbedaan Nilai Alkalinitas dan pH pada Tiap Lokasi

Derajat keasaman atau kadar ion H dalam air merupakan salah satu faktor

kimia yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan organisme yang hidup di

suatu lingkungan perairan. Tinggi atau rendahnya nilai pH air tergantung pada

beberapa faktor yaitu, kondisi gas-gas dalam air seperti CO2, konsentrasi garam-

garam karbonat dan bikarbonat, proses dekomposisi bahan organik di dasar

perairan (Barus, 2004).

Nilai pH erat kaitannya dengan karbondioksida dan alkalinitas. Pada pH <5,

alkalinitas dapat mencapai nol. Semakin tinggi nilai pH maka semakin tinggi pula

alkalinitas dan semakin rendah kadar karbondioksida bebas (Mackereth, et al.,

1989).

Hasil pengukuran pH dan alkalinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten

Pangkep disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Nilai rentang dan nilai rata-rata (±standar deviasi) dari pH dan alkalinitas di perairan pesisir dan pulau Kabupaten Pangkep

Lokasi pH Alkalinitas (µmol/L)

Muara Labakkang

6,80 – 7,31 7,05 ± 0,21

183,02 – 268,81 231,94 ± 42,66

Muara Pangkep 6,87 – 7,78 7,45 ± 0,31

103,84 – 242,16 168,30 ± 47,29

Pulau Saugi 7,33 – 7,90 7,67 ± 0,24

329,34 – 349,96 351,06 ± 30,60

Pulau Cambang Cambang

7,45 – 7,51 7,48 ± 0,03

312,98 – 336,78 323,13 ± 12,28

Page 35: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

23

1. pH (Derajat Keasaman) Perairan

Parameter pH merupakan satuan konsentrasi ion hidrogen dalam larutan,

biasanya digunakan untuk menyatakan derajat keasaman atau kebasaan suatu

larutan. Nilai pH sangat berperan dalam mengendalikan kondisi ekosistem

perairan sehingga tinggi rendahnya pH dapat dipengaruhi oleh banyak sedikitnya

bahan organik yang dibawa melalui aliran sungai (Kusumaningtyas, dkk., 2014).

Nilai pH dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: aktifitas biologi, aktifitas

fotosintesis, suhu, kandungan oksigen, dan adanya kation dan anion (Pescod,

1973).

Nilai pH air laut umumnya lebih besar dari nilai pH netral. pH permukaan air

laut umumnya berkisar antara 7,9 dan 8,3 (Biondoff, et al., 2007). Variasi nilai pH

juga didasarkan pada perbedaan region dan variasi musim. Pada perairan

pesisir, variasi nilai pH berkisar antara rata-rata 7,5 dan 8,5 yang juga ditentukan

oleh habitat. Nilai pH pada perairan pesisir juga memiliki fluktuasi musiman dan

harian (Middelboe and Hansen, 2007; Wootton, et al., 2008).

Hasil pengukuran pH menunjukkan bahwa pH di muara Sungai Labakkang

berkisar antara 6,80 - 7,31 (7,05 ± 0,21), muara Sungai Pangkep 6,87 – 7,78

(7,45 ± 0,31), perairan Pulau Saugi 7,33 - 7,90 (7,67 ± 0,24), dan perairan Pulau

Camba Cambang 7,45 - 7,51 (7,48 ± 0,03) (Gambar 7). Kisaran pH yang

didapatkan cukup berbeda dengan pengukuran yang dilakukan di perairan

Selatan Jawa dan Samudera Hindia oleh Triyulianti, dkk (2012) pada bulan

Februari 2012 yang secara keseluruhan berada pada kisaran nilai 8.152 –

8.305 pada lapisan permukaan hingga kedalaman 10 meter. Tingginya hasil

tersebut disebabkan karena pada bulan Februari merupakan musim kemarau

dan tempat pengambilan sampel berada di laut lepas.

Page 36: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

24

Gambar 7. Nilai pH di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep

Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa nilai pH tertinggi berada di perairan

Pulau Saugi dan pH terendah berada di muara Sungai Labakkang. Pada tiap

lokasi, pH terendah selalu berada di titik yang paling dekat dari daratan utama.

Hal ini kemungkinan disebabkan karena pengaruh muatan organik dari aktifitas

penduduk (limbah rumah tangga). Menurut Kusumaningtyas, dkk., (2014), pH

semakin meningkat ke arah laut lepas. Tinggi rendahnya pH dapat disebabkan

oleh sedikit banyaknya bahan organik dari darat yang dibawa melalui aliran

sungai.

Hasil analisis ragam (one way anova) menunjukkan bahwa nilai pH berbeda

nyata pada tiap lokasi (P = 0,025) (Lampiran 3). Perbedaan nilai pH di tiap lokasi

kemungkinan disebabkan karena pengaruh banyaknya buangan limbah rumah

tangga dan industri.

Pada umumnya perairan laut maupun pesisir memiliki pH relatif lebih stabil

dan berada dalam kisaran yang sempit, biasanya berkisar antara 7,6 – 8,3 yang

berarti bersifat basa atau disebut alkali (Brotowidjoyo, et al., 1999). Namun dalam

kondisi tertentu nilainya dapat berubah menjadi lebih rendah sehingga menjadi

bersifat asam. Perubahan nilai pH yang demikian dapat berpengaruh terhadap

kualitas perairan yang pada akhirnya akan berdampak terhadap kehidupan biota

Page 37: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

25

didalamnya. Banyaknya buangan yang berasal dari rumah tangga, industri-

industri kimia, dan bahan bakar fosil ke dalam suatu perairan dapat

mempengaruhi nilai pH di dalamnya (Safitri dan Putri, 2013).

Mahida (1981) menyatakan bahwa perubahan nilai pH dapat dipengaruhi

oleh buangan industri dan rumah tangga. Akibat buangan yang dikeluarkan oleh

industri dapat menyebabkan menurunnya nilai pH yang akan berakibat fatal

terhadap organisme perairan.

2. Alkalinitas Perairan

Alkalinitas memberikan gambaran tentang jumlah ion-ion karbonat (HCO3-

dan CO32-) yang menjadi penyangga suatu perairan (buffer sistem) terhadap

perubahan pH (Widigdo, 2001). Alkalinitas merupakan salah satu dari komponen

sistem karbonat yang memegang peranan penting dalam keseimbangan

konsentrasi karbonat di dalam perairan (Sahabuddin, 2015).

Hasil pengukuran total alkalinitas menunjukkan bahwa alkalinitas di muara

Sungai Labakkang berkisar antara 183,02 µmol/L – 268,81 µmol/L (231,94

µmol/L ± 42,66 µmol/L), muara Sungai Pangkep 103,84 µmol/L – 242,16 µmol/L

(168,30 µmol/L ± 47,29 µmol/L), perairan Pulau Saugi 329,34 µmol/L – 394,96

µmol/L (351,06 µmol/L ± 30,60), dan perairan Pulau Camba Cambang 312,98

µmol/L – 336,78 µmol/L (323,13 µmol/L ± 12,28 µmol/L) (Gambar 8).

Gambar 8. Nilai total alkalinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep

Page 38: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

26

Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa total alkalinitas tertinggi berturut-

turut berada di perairan Pulau Saugi, perairan Pulau Camba Cambang, muara

Sungai Labakkang, kemudian muara Sungai Pangkep. Rendahnya total

alkalinitas di muara Sungai Pangkep dan di perairan Pulau Camba Cambang

kemungkinan disebabkan oleh pengaruh buangan gas karbondioksida (CO2) dari

industri yang sangat dekat dengan kedua lokasi tersebut. Karena reaksi antara

air laut dengan gas CO2 akan membentuk asam karbonik yang akan

menurunkan pH air laut terutama pada daerah didekat permukaan (Kabangnga ’,

2015). Semakin tinggi gas CO2 maka semakin rendah pH dan semakin rendah

pula alkalinitas (Mackereth, et al., 1989)

Andrew, dkk., (2004) menjelaskan bahwa air tanah yang mengisi air sungai

dan air bawah tanah biasanya memiliki pH yang mendekati pH netral, dengan

bikarbonat (HCO3-) sebagai ion utamanya. Ion itu merupakan hasil dari dissolusi

CO2, hidrolisis asam silikat dan karbonat. Oleh karena itu, untuk perairan umum,

ion asam lemah bikarbonat (HCO3-) dan karbonat (CO3

2-) adalah dua komponen

yang penting bagi alkalinitas.

Berdasarkan analisis ragam (one way anova), nilai total alkalinitas berbeda

nyata pada tiap lokasi (P = 0,000) (Lampiran 3). Hal ini kemungkinan disebabkan

oleh kandungan karbonat yang berbeda pada tiap lokasi serta adanya variasi

salinitas dan suhu. Kandungan karbonat dipengaruhi oleh input CO2 dari udara

maupun dari dalam laut sendiri (Kerrison, dkk., 2011). Millero (2006)

mengungkapkan bahwa variasi nilai salinitas sama dengan variasi nilai

alkalinitas. Selain itu suhu yang rendah memiliki nilai alkalinitas yang lebih tinggi

karena adanya proses dissolasi CaCO3. Dan suhu yang lebih hangat membuat

organisme pembentuk cangkang akan meningkatkan formasi CaCO3 sehingga

menurunkan nilai alkalinitas.

Page 39: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

27

C. Sebaran Nilai Alkalinitas dan pH dari Beberapa Lokasi Perairan dengan

Jarak yang Berbeda dari Daratan Utama

1. Sebaran pH (Derajat Keasaman) di Perairan

Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa pH semakin meningkat

berdasarkan jarak di perairan muara Sungai Labakkang dan perairan Pulau

Camba Cambang, sedangkan pada muara Sungai Pangkep menunjukkan

penurunan pH pada jarak 1 km dan pada perairan Pulau Saugi menunjukkan

penurunan pH pada jarak 1,5 km (Gambar 9). Penurunan pH pada titik tersebut

kemungkinan disebabkan oleh adanya peningkatan konsentrasi karbondioksida

(CO2) di atmosfer akibat dari aktivitas pabrik Tonasa di sekitar lokasi tersebut

khususnya di muara sungai Pangkep yang menyebabkan pengasaman laut

(Fabry, et al., 2008). Konsentrasi pH di perairan juga dipengaruhi oleh buangan

limbah rumah tangga serta aktivitas masyarakat di sekitar lokasi. Seperti

diketahui pada titik 1,5 km di perairan Pulau Saugi sangat dekat dengan daerah

pesisir pulau.

Gambar 9. Sebaran pH pada jarak yang berbeda dari daratan utama

Page 40: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

28

Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa pH lebih tinggi di perairan laut

dibanding di muara sungai. Nilai pH air laut umumnya lebih besar dari nilai pH

netral. Nilai pH permukaan air laut umumnya berkisar antara 7,9 dan 8,3

(Biondoff, et al., 2007). Variasi nilai pH juga didasarkan pada perbedaan region

dan variasi musim. Pada perairan pesisir, variasi nilai pH berkisar antara rata-

rata 7,5 dan 8,5 yang juga ditentukan oleh habitat. Nilai pH pada perairan pesisir

juga memiliki fluktuasi musiman dan harian (Middelboe and Hansen, 2007;

Wootton, et al., 2008).

Sebaran pH berdasarkan analisis ragam (two way anova) pada muara dan

laut serta jarak yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan (P = 0,000)

(Lampiran 4). Faktor utama variasi nilai pH di perairan adalah reaksi-reaksi

terhadap senyawa yang dapat menyebabkan bertambahnya konsentrasi ion

hidrogen. Senyawa yang sangat mempengaruhi nilai pH adalah kandungan

karbonat suatu perairan. Kandungan karbonat dipengaruhi oleh input CO2 dari

udara maupun dari dalam laut sendiri (Kerrison, dkk., 2011).

2. Sebaran Alkalinitas di Perairan

Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai alkalinitas semakin meningkat

berdasarkan jarak di perairan muara Sungai Labakkang, perairan Pulau Saugi

dan perairan Pulau Camba Cambang, sedangkan pada muara Sungai Pangkep

menunjukkan penurunan nilai alkalinitas berdasarkan jarak (Gambar 10).

Penurunan alkalinitas kemungkinan disebabkan oleh pengaruh buangan CO2

dan rendahnya pH di lokasi tersebut. Alkalinitas total juga akan berubah karena

adanya perubahan salinitas akibat adanya konsentrasi ion Na+, ion Cl-, dan

lainnya (Friis, et al., 2003).

Page 41: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

29

Gambar 10. Sebaran alkalinitas pada jarak yang berbeda dari daratan utama

Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa total alkalinitas lebih tinggi di

perairan laut dibandingkan di muara sungai. Hal ini kemungkinan disebabkan

oleh variasi salinitas dan suhu pada tiap lokasi. Millero (2006) mengungkapkan

bahwa variasi nilai salinitas sama dengan variasi nilai alkalinitas. Selain itu suhu

yang rendah memiliki nilai alkalinitas yang lebih tinggi karena adanya proses

dissolasi CaCO3. Dan suhu yang lebih hangat membuat organisme pembentuk

cangkang akan meningkatkan formasi CaCO3 sehingga menurunkan nilai

alkalinitas.

Hasil uji analisis ragam (two way anova) menunjukkan tidak terdapat

perbedaan total alkalinitas di muara dan laut serta pada tiap jarak (P = 0,204)

(Lampiran 5).

Page 42: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

30

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat disimpulkan

bahwa:

1. Tingkat keasaman di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep

berdasarkan nilai pH dan alkalinitas pada tiap lokasi menunjukkan

adanya perbedaan (P = 0,000). pH tertinggi berada di sekitar perairan

laut Pulau Saugi dan yang terendah berada di muara Sungai Labakkang.

Sedangkan nilai alkalinitas tertinggi berada di perairan Pulau Saugi dan

yang terendah berada di muara Sungai Pangkep.

2. Sebaran pH di perairan pesisir dan laut menunjukkan adanya perbedaan

yang nyata pada tiap jarak dari daratan utama (P=0,000). Namun tidak

terdapat perbedaan nilai alkalinitas berdasarkan jarak dari daratan utama

(P = 0,204).

B. Saran

Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penilaian kondisi

keasaman perairan pesisir dan laut pada lokasi tanpa pengaruh industri sebagai

perbandingan penelitian ini dan dengan perbedaan waktu pengambilan sampel

(pagi, siang, dan malam) serta pada perbedaan musim.

Page 43: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

31

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, I. 2002. Kualitas Air Perairan Teluk Jakarta Selama Periode 1996-2002. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB. Bogor

American Public Health Association (APHA). 1989. Standard Methods for The Examination of Water and Waste Water. Washington.

Andrew, J.E., Brimblecombe, P., Jickells, T.D., Liss, P.S., and Reid, B. 2004. An Introduction to Environmental Chemistry. 2nd Edition. Blackwell Science

Ltd. Blackwell Publishing.

Barus, T. A. 2004. Pengantar Limnologi Studi Tentang Ekosistem Sungai dan Danau. Fakultas MIPA. USU, Medan.

Bindoff, N.L., Willebrand, J., Artale, V., Cazenave, A., Gregory, J., Gulev, S., Hanawa, K., Le Quéré, C., Levitus, S., Nojiri, Y., Shum, C.K., Talley, L.D., Unukrishnan, A. 2007. Observations: Oceanic Climate Change and Sea Level. In: Solomon, S., Qin, D.,Manning, M., Chen, Z., Marquis, M., Averyt, K.B., Tignor, M., Miller, H.L. (Eds.), Climate Change 2007: The Physical Science Basis. Contribution of Working Group I to The Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change. Cambridge

University Press, Cambridge, United Kingdom and Impacts of Declining Ocean pH in a High-Resolution Multi-Year Dataset.

Brotowidjoyo, M.D., Tribawono, D.J., dan Mulbyantoro, E. 1999. Pengantar Lingkungan Perairan dan Budidaya Air. Liberty. Yogyakarta.

Burke, L., Reytar, K., Spalding, M., dan Perry, A. 2012. Reefs at Risk Resivited in the Coral Triangle. World Resource Institute.

Coremap II. 2009. Buletin Coremap II Provinsi Sumatera Utara : Rencana Aksi CTI disepakati dalam WOC Manado. Edisi ke-5. Dinas Kelautan dan

Perikanan Provinsi Sumatera.

Dahuri, R., Rais, J., Ginting, S. P., Sitepu, M. J. 2001. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. PT. Pradnya Paramita.

Jakarta.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Cetakan Kelima. Kanisius. Yogjakarta.

Fabry, V.J., Seibel, B.A., Feely, R.A., Orr, J.C. 2008. Impact of Ocean Acidification on Marine Fauna and Ecosystem Processed. Department of Biological Science. University of Rhode island. Kingston.

Friis, K., A. Kortzinger and Wallace, D.W.R. 2003. The Salinity Normalization of Marine Inorganic Carbon Chemistry Data. Geophys. Ress. Lett. 30 (2): 1085, doi:10.1029/2002GL015898

Goldman, C.R and Horne, A.J. 1983. Limnology. Mc Graw Hill International Book

Company. Tokyo

Page 44: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

32

Grasshoff, K., Erhardt, M., Kremling, K. 1983. Methods of Seawater Analysis.

Weinheim Chemie.

Hela, I dan Laevastu, T. 1970. Fisheris Oceanograpy. Fishing New Book Ltd. London. Hal. 238

Hupfer, P., Grassl, H., lozán, J. 2001. Summary: Warning Signal from Climate.

Wissenschaftliche Auswertungen. Hamburg. 400-408p.

Jacobson, M. Z., 2005. Studying Ocean Acidification with Conservative, Stable Numerical Schemes for Nonequilibrium Air-Ocean Exchange And Ocean Equilibrium Chemistry. J. Geophys. Res., 110, D07302,

doi:10.1029/2004JD005220.

Kabangnga’, A. 2015. Penggunaan Biomarker pada Kerang Hijau, Perna viridis untuk Mendeteksi Pengaruh Pengasaman Laut terhadap Toksisitas Logam Pb. Tesis. Ilmu Perikanan Universitas Hasanuddin. Makassar.

Kendo, O.P., Sugiyanto, E.K., Nurhasan, M. 2013. Keikutsertaan Indonesia di Bawah Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dalam Mengatasi Dampak Pemanasan Global. Jurnal. Ilmu Hubungan Internasional. FISIP.

Universitas Jember.

Kerrison, P., Hall-Spencer, J. M., Suggett, D. J., Hepburn, L. J., Steinke, M., 2011. Assessment of pH Variability at Coastal CO2 Vent for Ocean Acidification Studies. Marine Ecology Progress Series 338, 107e117.

Kleypas, J.A and C. Langdon. 2003. Overview of CO2-Induced Changes in Seawater Chemistry. Proc. Ninth. Int. Coral Reef Symp., Bali 2 : 1085-1090

Kusumaningtyas, M.A, Bramawanto, R., Daulat, A., Pranowo, W.S. 2014. Kualitas Perairan Natuna Pada Musim Transisi. Jurnal Depik, Vol 3 (1) : 10-20

Limbong, A. Alkalinitas : Analisa dan Permasalahannya untuk Air Industri. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Karya Ilmiah. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Lukman, M., Nasir, A., Amri, K., Tambaru, R., Hatta, M., Nurfadilah, dan Noer, R.J. 2014. Silikat Terlarut di Perairan Pesisir Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. Makassar.

Mackereth, F.J.H., Heron, J. Dan Talling, J.F. 1989. Water Analisiys. Fresh Water

Biological Association. Cumbria. UK.

Mahida, U.N. 1981. Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri. CV. Rajawali : Jakarta. 543p.

Middelboe, A.L., Hansen, P.J. 2007. High pH in Shallow-Water Macroalgal Habitats. New York, NY, USA, pp. 129e234. Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of

Page 45: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

33

Mony, A. 2004. Analisis Kondisi Lingkungan Perairan Muara Sungai Cimandiri, Teluk Pelabuhan Ratu Sukabumi, Jawa Barat. Skripsi. Fakultas Perikanan

dan Ilmu Kelautan. IPB. Bogor.

Nasir, A., Lukman, M., Tuwo, A., dan Nurfadilah. 2015. Rasio Nutrien Terhadap Komunitas Diatom-Dinoflagellata di Perairan Spermonde. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. Makassar.

Neuman, G dan Pierson, P. 1966. Principle of Physical Oceanography. Practice Hall Inc. England.

Nontji, A. 1987. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta.

Nursaiful, A. 2004, Akuarium Laut. Penebar Swadaya. Depok.

Nybakken, J., W., 1998. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologi. PT. Gramedia.

Jakarta.

Odum, E.P. 1971. Fundamental Ecology. 3rd ed. W. B. Saunders C. Philadelphia.

Toppan Co. Ltd.Tokyo. Japan : 574 pp.

Orr, J. C., Fabry, V. J., Aumont, O., Bopp, L., Doney, S. C., Feely, R. A., Gnanadesikan, A., Gruber, N., Ishida, A., Joos, F., Key, R. M., Lindsay, K., Maier-Reimer, E., Matear, R., Monfray, P., Mouchet, A., Najjar, R. G., Plattner, G. K., Rodgers, K. B., Sabine, C. L., Sarmiento, J. L., Schlitzer, R., Slater, R. D., Totterdell, I. J., Weirig, M., Yamanaka, Y., Yool, A. 2005. Anthropogenic Ocean Acidification Over the Twenty-First Century and its Impact on Calcifying Organisms. Nature. Vol. 437, pp. 681-686.

Pescod, M.B. 1973. Investigation of Rational Effluent and Stream Standard for Tropical Countries. Enviromental Engineering Division. Asian Institute

Technology. Bangkok. 145p.

Romimohtarto, K., dan Juwana, S., 2001. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir Secara Berkelanjutan. Djambatan. Jakarta.

Sahabuddin. 2015. Respon Produktivitas Fitoplankton dan Makroalga Laut Tropis Terhadap Perubahan Iklim dan Pengasaman Laut. Disertasi. Universitas

Hasanuddin. Makassar.

Safitri, M dan M.R. Putri. 2013. Kondisi Keasaman (pH) Laut Indonesia. Jurnal. Fakultas Ilmu Dan Teknologi Kebumian. ITB . Bandung.

Sastrawijaya, A. T.1991. Pencemaran Lingkungan. Rineka Cipta : Jakarta

Sterr, H. 2001b. Coastal Zones at Risk. Pp. 245-250 in Climate of the 21st

Century: Changes and Risk: Scientific Facts (JL Lozán, H Graßl, and P Hupfer, eds.). Wissenschaftliche Auswertungen. Hamburg.

Stump, M., Wren, J., Melzner, F., Thondyke, M.C., Dupont, S.T. 2011. CO2 Induced Seawater Acidification Impact Sea Urchin Larval Development I : Elevated Metabolic Rates Decrease Scope for Growth and Induce Developmental Delay. Journal. University of Gothenburg. Sweden.

Page 46: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

34

Suciaty, F. 2011. Studi Siklus Karbon di Permukaan Laut Perairan Indonesia. Tesis. Magister Sains Kebumian. ITB. Bandung.

Supiyati., Halaluddin., dan Arianty, G. 2012. Karakteristik dan Kualitas Air di Muara Sungai Hitam Provinsi Bengkulu dengan Software Som Toolbox 2. Jurnal. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas

Bengkulu.

Supriharyono. 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumber Daya Alam di Wilayah Pesisir Tropis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Supriyadi, D.S. 2002. Kondisi Perairan Muara Berdasarkan Parameter Fisika dan Kimia di Muara Bengawan Solo Ujung Pangkah Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB. Bogor.

Syafrani. 1994. Studi Lingkungan Perairan Sungai Siak Bagian Hilir dari Pencemaran Bahan Organik. Tesis. Pascasarjana IPB. Bogor.

Triyulianti, I., Wijaya, D., Era, W., Arief, T., Widagti, N., Dipo, P., dan Trenggono, M. 2012. Distribusi Vertikal pH dan Alkalinitas Perairan Selatan Jawa dan Samudra Hindia. Jurnal. Balai Penelitian dan Observasi Laut. Jembrana

Bali.

Widigdo, B. 2001. Rumusan Kriteria Ekobiologis dalam Menentukan Potensi Alami Kawasan Pesisir untuk Budidaya Tambak. Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan. IPB. Bogor.

Widodo dan Suadi. 2006. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Laut.

Yogyakarta.(www.the child:ph sebagai indikator kualitas air limbah.com), diakses tanggal 9 Maret 2016

Wootton, J.T., Pfister, C.A., Forester, J.D., 2008. Dynamic Patterns and Ecological.

Page 47: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

35

LAMPIRAN

Page 48: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

36

Lampiran 1. Data Hasil Penelitian

NO KODE SAMPEL Lokasi

SUHU Salinitas pH Alkalinitas (µmol/L) S E

SUNGAI LABAKKANG

1 LB 1 04°45.795' 119°29.618' 30.1 4.5 6.80 183.02

2 LB 2 04°45.960' 119°29.467' 32.8 24.6 6.99 268.81

3 LB 3 04°46.116' 119°29.183' 32.3 27.1 7.08 209.37

4 LB 4 04°46.110' 119°28.852' 32 26.9 7.31 266.56

MIN 30.1 4.5 6.80 183.02

MAX 32.8 27.1 7.31 268.81

RATA-RATA 31.8 20.775 7.05 231.94

STDEV 1.18 10.91 0.21 42.66

MUARA PANGKEP

5 P 1.1 04°52'19.16" 119°30'51.62" 31.2 3.4 7.05 191.72

6 P 1.2 04°52'54.24" 119°31'09.33" 31.5 6.2 6.87 133.11

7 P 1.3 04°52'47.75" 119°31'00.24" 32.5 6.9 7.50 164.84

8 P 2.1 04°52'44.11" 119°30'42.84" 34.6 7.6 7.32 149.38

9 P 2.2 04°52'29.49" 119°30'33.92" 33.3 18.6 7.69 196.26

10 P 2.3 04°52'09.14" 119°30'17.31" 33.1 22.7 7.61 115.04

11 P 3.1 04°51'57.99" 119°30'22.94" 34.5 2.2 7.51 242.16

12 P 3.2 04°51'41.63" 119°30'28.59" 29.6 2.3 7.69 218.35

13 P 3.3 04°52'20.50" 119°30'51.38" 29.8 6.9 7.78 103.84

MIN 29.6 2.2 6.87 103.84

Page 49: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

37

Lampiran 1. (Lanjutan)

MAX 34.6 22.7 7.78 242.16

RATA-RATA 32.2 8.5 7.45 168.30

STDEV 1.84 7.24 0.31 47.29

PULAU SAUGI

14 SG 1 04°46.119' 119°28.682' 31.7 29.2 7.90 394.96

15 SG 2 04°46.086' 119°28.268' 31.6 21.2 7.71 349.01

16 SG 3 04°45.956' 119°27.887' 31.3 29.6 7.73 330.93

17 SG 4 04°45.927' 119°27.794' 31.7 29 7.33 329.34

MIN 31.3 21.2 7.33 329.34

MAX 31.7 29.6 7.90 394.96

RATA-RATA 31.6 27.3 7.67 351.06

STDEV 0.19 4.04 0.24 30.60

PULAU CAMBA CAMBANG

18 C 1 04°46.118" 119°27.895" 31.9 28.9 7.45 312.98

19 C 2 04° 46.262' 119° 27.838' 31.8 29.2 7.49 336.78

20 C 3 04°46.434" 119°27.757" 31.4 29.7 7.51 319.63

MIN 31.4 28.9 7.45 312.98

MAX 31.9 29.7 7.51 336.78

RATA-RATA 31.7 29.3 7.48 323.13

STDEV 0.26 0.40 0.03 12.28

Page 50: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

38

Lampiran 2. Uji normalitas

Tests of Normality

Lokasi

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

pH Muara Labakkang .184 4 . .993 4 .973

Muara Pangkep .235 9 .164 .889 9 .197

Pulau Saugi .320 4 . .899 4 .425

Pulau Camba Cambang .253 3 . .964 3 .637

Alkalinitas Muara Labakkang .291 4 . .859 4 .255

Muara Pangkep .134 9 .200* .966 9 .859

Pulau Saugi .277 4 . .824 4 .153

Pulau Camba Cambang .279 3 . .939 3 .524

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Page 51: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

39

Lampiran 3. Uji Analisis of Varians (One Way ANOVA) perbandingan nilai pH dan alkalinitas pada tiap lokasi

Descriptives

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

pH Muara Labakkang 4 7.0450 .21174 .10587 6.7081 7.3819 6.80 7.31

Muara Pangkep 9 7.4467 .31004 .10335 7.2083 7.6850 6.87 7.78

Pulau Saugi 4 7.6675 .24061 .12030 7.2846 8.0504 7.33 7.90

Pulau Camba Cambang 3 7.4833 .03055 .01764 7.4074 7.5592 7.45 7.51

Total 20 7.4160 .31662 .07080 7.2678 7.5642 6.80 7.90

Alkalinitas Muara Labakkang 4 2.3194E2 42.66346 21.33173 164.0529 299.8271 183.02 268.81

Muara Pangkep 9 1.6830E2 47.28974 15.76325 131.9499 204.6501 103.84 242.16

Pulau Saugi 4 3.5106E2 30.59623 15.29811 302.3746 399.7454 329.34 394.96

Pulau Camba Cambang 3 3.2313E2 12.27996 7.08984 292.6249 353.6351 312.98 336.78

Total 20 2.4080E2 86.76801 19.40192 200.1958 281.4132 103.84 394.96

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

pH 1.842 3 16 .180

Alkalinitas 2.338 3 16 .112

Page 52: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

40

Lampiran 4. Uji Analisis of Varians (Two Way ANOVA) sebaran pH berdasarkan jarak dari daratan utama

Descriptive Statistics

Dependent Variable:pH

Lokasi Jarak Mean Std. Deviation N

Muara 0,5 km 7.0217 .05672 6

1 km 6.9750 .13019 6

1,5 km 7.4050 .12755 6

Total 7.1339 .22364 18

Laut 0,5 km 7.5817 .14607 6

1 km 7.5983 .12432 6

1,5 km 7.5833 .08430 6

Total 7.5878 .11389 18

Total 0,5 km 7.3017 .31095 12

1 km 7.2867 .34741 12

1,5 km 7.4942 .13892 12

Total 7.3608 .28908 36

Levene's Test of Equality of Error Variancesa

Dependent Variable:pH

F df1 df2 Sig.

3.316 5 30 .017

Tests the null hypothesis that the error variance

of the dependent variable is equal across groups.

a. Design: Intercept + Lokasi + Jarak + Lokasi *

Jarak

Page 53: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

41

Lampiran 5. Uji Analisis of Varians (Two Way ANOVA) sebaran alkalinitas berdasarkan jarak dari daratan utama

Descriptive Statistics

Dependent Variable:Alkalinitas

Lokasi Jarak Mean Std. Deviation N

Muara Sungai 0,5 km 1.6610E2 47.19335 6

1 km 1.7124E2 49.21418 6

1,5 km 2.1570E2 65.85556 6

Total 1.8435E2 56.28556 18

Laut 0,5 km 3.3099E2 32.91301 6

1 km 3.3386E2 17.18462 6

1,5 km 3.2448E2 21.28345 6

Total 3.2978E2 23.55835 18

Total 0,5 km 2.4855E2 94.44584 12

1 km 2.5255E2 91.90949 12

1,5 km 2.7009E2 73.51498 12

Total 2.5706E2 85.12864 36

Levene's Test of Equality of Error Variancesa

Dependent Variable:Alkalinitas

F df1 df2 Sig.

2.947 5 30 .028

Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.

a. Design: Intercept + Lokasi + Jarak + Lokasi * Jarak

Page 54: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

42

Lampiran 6. Grafik Pasang Surut di Perairan muara Sungai Pangkep

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 2 4 6 8 10 12

Ke

tin

ggia

n (m

) Grafik Pasang Surut

Page 55: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

43

Lampiran 7. Data Kedalaman di Muara Sungai Labakkang dan Muara Sungai

Pangkep (April 2013)

NO Lokasi Kedalaman (m)

1 LB 1 1.5

2 LB 2 1.7

3 LB 3 1.9

4 LB 4 2.5

5 P 1.1 0.7

6 P 1.2 1.5

7 P 1.3 1.5

8 P.2 1 1.1

9 P 2.2 1.3

10 P 2.3 1.8

11 P 3.1 0.8

12 P 3.2 0.8

13 P 3.3 1.2

Page 56: PENILAIAN KONDISI KEASAMAN PERAIRAN PESISIR DAN … · 6. Kisaran salinitas di perairan pesisir dan laut Kabupaten Pangkep ... sebab bahan organik akan diurai oleh bakteri-bakteri

44

Lampiran 8. Foto Penelitian

a. Lapangan

b. Laboratorium