ekosistem perairan menggenang

39
EKOSISTEM PERAIRAN MENGGENANG

Upload: idaayulochana

Post on 04-Jul-2015

2.566 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ekosistem Perairan Menggenang

EKOSISTEM PERAIRAN

MENGGENANG

Page 2: Ekosistem Perairan Menggenang

PERAIRAN MENGGENANG

ALAMIAH

BUATAN

VULKANIK

TEKTONIK

PERAIRAN MENGALIR

Page 3: Ekosistem Perairan Menggenang

D A N A U

• Danau merupakan perairan lentik yang alami, dan terdiri dari danau vulkanik (danau yang terbentuk karena peristiwa letusan gunung berapi), dan danau tektonik (danau yang terbentuk karena peristiwa tektonik misalnya akibat gempa bumi).

• Danau vulkanik dan tektonik banyak terdapat di Indonesia karena Indonesia wilayahnya merupakan gugusan gunung berapi dan terdapat pada lempeng benua yang labil.

• Danau memiliki kedalaman yang sangat dalam, berair jernih, penyuburannya relatif lambat, produktifitas primer rendah dan pada tahap awal perkembangannya keanekaragaman organismenya juga rendah.

Page 4: Ekosistem Perairan Menggenang

D A N A U

• Danau vulkanik pada awal terbentuknya memiliki suhu air yang tinggi, kaya akan bahan belerang, miskin bahan organik, sehingga hanya organisme tertentu yang memiliki kemampuan adaptasi khusus seperti kelompok algae Cianophyta yang menjadi organisme pioner di sana.

• Agak berbeda dengan danau vulkanik, danau tektonik pada awal perkembangannya suhu air relatif rendah, air jernih, memiliki kandungan bahan organik yang cukup lengkap sehingga dapat dihuni oleh berbagai jenis organisme, meskipun dengan jenis dan densitasyang masih sangat terbatas karena tingkat penyuburannya relatif lambat.

Page 5: Ekosistem Perairan Menggenang

DANAU SENTANI - PAPUA

Page 6: Ekosistem Perairan Menggenang

DANAU KELIMUTU - NTT

Page 7: Ekosistem Perairan Menggenang

DANAU BATUR - BALI

Page 8: Ekosistem Perairan Menggenang

TIPE DANAU

• Indonesia yang berada di kawasan tektonik aktif memiliki berbagai jenis danau yang sangat beragam berdasarkan tipe pembentukannya.

• Asal kejadian danau di Indonesia dapat dikelompokkan ke dalam beberapa tipologi yaitu tektonik, tektonik-vulkanik, vulkanik, kawah, kaldera, sesar lingkar-kaldera, paparan banjir, oksbow, longsoran, pelarutan dan morain/gletser (Tabel 2.1).

• Danau yang terjadi akibat gempa bumi disebut danau tektonik; tipe danau ini di Indonesia antara lain Danau Diatas, Dibawah, Lindu, Matano, Paniai, Poso, Singkarak dan Towuti.

• Danau yang terjadi akibat letusan gunung api disebut danau vulkanik. Danau vulkanik memiliki ciri adanya sumber air panas yang mengandung belerang. Tipe danau vulkanik antara lain adalah Danau Tiga Warna, Segara Anak, Rawa Danau dan Tondano.

• Sedangkan Danau yang terbentuk oleh aktivitas gempa bumi dan letusan gunung api disebut danau tekto-vulkanik, yaitu Danau Toba, Maninjau, Kerinci dan Ranau.

Page 9: Ekosistem Perairan Menggenang

TIPE DANAU

• Karakteristik danau berkaitan dengan asal terjadinya.

• Danau tektonik, vulkanik, kawah dan kaldera pada umumnya berada pada elevasi tinggi di sekitar gunung atau pegunungan dan memiliki dasar yang dalam dan sifat yang relatif stabil, sedangkan danau paparan banjir berada pada elevasi rendah dan dangkal serta cenderung mendangkal terus karena pelumpuran disertai berkembangnya tumbuhan air.

• Kategori danau berdasarkan ukuran luas dan volume diklasifikasikan oleh ILEC pada Tabel 2.2.

• Kategori tersebut terdiri dari ukuran besar, medium, kecil dan sangat kecil. Ukuran danau sangat kecil memiliki luas kurang dari 1 km2 dan volume kurang dari 1 juta m3, sedangkan ukuran besar memiliki luas lebih dari 10.000 km2 dan volume lebih dari 10.000 juta m3.

Page 10: Ekosistem Perairan Menggenang
Page 11: Ekosistem Perairan Menggenang

KARAKTERISTIK KEDALAMAN DANAU• Kategori kedalaman danau juga diperlukan untuk keperluan kajian

karakteristiknya serta pengelolaannya, namun belum ada ketentuannya secara spesifik.

• Oleh karena itu diusulkan kategori kedalaman danau (Tabel 2.4), yaitu sangat dangkal (< 10 m), dangkal (10-50 m), medium (50-100 m), dalam (100 – 200 m) dan sangat dalam ( > 200 m).

• Danau tipe paparan banjir pada umumnya termasuk dalam kategori sangat dangkal (Limboto dan Tempe).

• Danau-danau yang termasuk dalam kategori sangat dalam adalah Dibawah, Maninjau, Matano, Poso, Ranau, Singkarak, Toba dan Towuti. Apabila dibandingkan dengan danau-danau di dunia, maka Danau Matano yang memiliki kedalaman 590 m adalah danau terdalam di Indonesia dan nomertujuh di dunia, sedangkan danau Toba yang memiliki kedalaman 529 m adalah nomer dua terdalam di Indonesia dan nomer sembilan di dunia.

Page 12: Ekosistem Perairan Menggenang
Page 13: Ekosistem Perairan Menggenang
Page 14: Ekosistem Perairan Menggenang

EKOLOGI PERAIRAN DANAU

• Karakteristik morfometri danau yang menunjukkan kondisi komponen ekosistem abiotik sebagai habitat kehidupan kelompok biota di air danau, sangat berkaitan dengan komponen ekosistem biotik.

• Informasi ekosistem akuatik danau sangat diperlukan sebagai salah satu dasar pertimbangan pada pengelolaan danau.

• Tabel 2.7. menunjukkan kaitan ciri morfometri dengan fenomena ekologi perairan.

• Biota air danau terdiri dari plankton (P) yaitu organisma renik tumbuhan dan hewan yang hidup melayang di perairan; makrofita (M) yaitu tumbuhan air mengapung, tenggelam, melayang dan tumbuh di permukaan, dasar, dan pinggir perairan; benthos (B) yaitu hewan yang hidup di dasar perairan; dan nekton (N) yaitu hewan termasuk ikan dan udang yang hidup dalam air.

Page 15: Ekosistem Perairan Menggenang
Page 16: Ekosistem Perairan Menggenang

EKOLOGI PERAIRAN DANAU

• Keberadaan biota air secara skematis dapat dilihat pada Gambar 2.1. Makrofita (M) seperti eceng gondok (Eichhornia crassipes), Hydrillaverticilata dan Salvinia molesta selain berfungsi sebagai pemasok oksigen di perairan melalui proses fotosintesis adalah pakan dan tempat berlindung hewan air.

• Plankton (P) selain berfungsi sebagai pakan utama hewan air adalah pemanfaat unsur hara anorganik (fito-plankton) dan pemanfaat unsur organik (zoo-plankton).

• Benthos (B) selain berfungsi sebagai pakan hewan air adalah pemanfaat bahan organik berupa detritus. Selain itu masih ada komponen biota air lain yaitu perifiton (organisma renik tumbuhan dan hewan yang hidup menempel pada substrat di dalam air perairan), dan neuston (organismahewan yang hidup di permukaan air).

Page 17: Ekosistem Perairan Menggenang
Page 18: Ekosistem Perairan Menggenang
Page 19: Ekosistem Perairan Menggenang
Page 20: Ekosistem Perairan Menggenang
Page 21: Ekosistem Perairan Menggenang

DANAU SEBAGAI SUMBERDAYA

• Danau memiliki dua fungsi utama yaitu fungsi ekologi dan fungsi kemasyarakatan (sosial-ekonomi-budaya).

• Sebagai penyimpan air, danau memiliki fungsi utama sebagai sumber daya air pengisi air tanah dan air permukaan.

• Fungsi ekologi adalah sebagai habitat kehidupan biota air (keanekaragaman hayati) seperti jenis-jenis ikan endemik dan sumber pakan hewan liar.

• Secara geografi, kepulauan Indonesia terbagi ke dalam dua kelompok yang dibatasi oleh garis Wallacea (Wallacea Line) yang memisahkan Indonesia bagian barat dan Indonesia bagian timur.

• Garis Wallacea merupakan bentuk transisi antara fauna Australia dan New Guinea dengan fauna Asia bagian tenggara termasuk Pulau Kalimantan, Jawa dan Sumatera. Keragaman biota akuatik yang sangat nyata adalah komunitas jenis-jenis ikan.

Page 22: Ekosistem Perairan Menggenang

DANAU SEBAGAI SUMBERDAYA

• Diantara banyak pulau di Indonesia, Pulau Sulawesi ditemukan paling banyak spesies endemik, yaitu sebesar 76% dari 68 spesies (Wirjoatmodjo, 2003 dalam Sulistiono et al., 2005) dan hampir semua jenis hidup di danau.

• Tercatat delapan spesies ikan endemik di Danau Poso, dan sekitar 27 spesies ikan endemik hidup di kompleks Danau Malili (Danau Matano, Mahalona dan Towuti).

• Beberapa jenis ikan endemik yang terdapat di kompleks Danau Malili adalah Nomorhamphus cf brembachi (Hemirhamphidae), Oryzias matanensis(Oryziidae), Telmatherina antoniae, T. prognatha, T. opudi, T. sarasinorum, T. obscura, T. abendanoni, T. wahyuni, T. celebensis, Paratherina woltericki, P.striata, Tominanga aurea, T. sanguicauda (Telmatherinidae) (Sulistiono etal. 2005).

• Jenis-jenis lain ikan endemik yang terdapat di danau-danau Indonesia khususnya antara lain adalah Rasbora tawarensis (Danau Laut Tawar), ikan batak, Neolissochillus longipinnis (Weber dan de Beufort, 1916 (Danau Toba), dan ikan bilih, Mystacoleucus padangensis (Danau Singkarak).

Page 23: Ekosistem Perairan Menggenang

DANAU SEBAGAI SUMBERDAYA

• Di perairan darat Indonesia yang meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi saja, dihuni oleh lebih dari 1000 jenis ikan (Kottelat et al., 1993).

• Lebih jauh mereka menjelaskan bahwa di paparan Sunda terdapat 798 jenis ikan air tawar, di daerah Wallacea terdapat 68 jenis ikan air tawar, dan di paparan Sahul terdapat 106 jenis ikan air tawar.

• Di Sungai Barito tercatat terdapat lebih dari 104 jenis ikan ( Prasetiyo, etal., 2004 dalam Rahardjo et al., 2006), sedangkan di Sungai Kapuas terdapat lebih dari 200 jenis ikan (Dudley, 1996 dalam Rahardjo et al. 2006). Kekayaan keanekaragaman jenis ikan yang tinggi tersebut merupakan modal dasar penting dan tak ternilai bagi pembangunan perikanan perairan darat masa depan (Rahardjo et al., 2006).

Page 24: Ekosistem Perairan Menggenang
Page 25: Ekosistem Perairan Menggenang
Page 26: Ekosistem Perairan Menggenang
Page 27: Ekosistem Perairan Menggenang
Page 28: Ekosistem Perairan Menggenang

DANAU SEBAGAI SUMBERDAYA

• Pengelolaan kawasan danau dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk mengendalikan pemanfaatan danau dan lahan sekitar sehingga keseimbangan antara kepentingan eksploitasi dan kemampuan daya dukung perairan danau serta fungsi ekosistem danau bagi keperluan kehidupan biota secara keseluruhan tetap terjaga.

• Pemanfaatan ekosistem danau didasarkan kepada pertimbangan bahwa perairan danau berfungsi selain untuk habitat biota air (ikan) juga berperan sebagai daerah reservat dan konservasi bagi satwa liar antara lain beberapa jenis burung yang hidup dan tinggal di perairan danau untuk melakukan sebagian atau keseluruhan daur hidupnya.

Page 29: Ekosistem Perairan Menggenang
Page 30: Ekosistem Perairan Menggenang

SIFAT FISIK DAN KIMIAWI DANAU(S U H U)

• Kedalaman danau yang cukup tinggi mengakibatkan terbentuknya zonasiberdasarkan kedalaman.

• Suhu air akan menurun dengan meningkatnya kedalaman, sampai batas zona fotik dan setelah itu suhu relatif stabil.

• Pada zona mesofotik terjadi penurunan suhu yang sangat drastis, wilayah ini dikenal sebagai termoklin.

• Pada danau vulkanik suhu cenderung tinggi dan menjadi faktor pembatas utama bagi kehidupan.

• Pada perkembangannya suhu pada danau vulkanik akan menurun sampai batas tertentu mengikuti perubahan suhu lingkungan terestrial di daerah tersebut.

Page 31: Ekosistem Perairan Menggenang

SIFAT FISIK DAN KIMIAWI DANAU(K E D A L A M A N)

• Danau memiliki kedalaman yang tinggi dan ini menjadi faktor pembatas bagi kehidupan organisme.

• Kedalaman akan berkorelasi dengan banyak faktor fisik dan kimiawi perairan seperti suhu, daya tembus cahaya matahari, tekanan hidrostatik dan lain-lain.

Page 32: Ekosistem Perairan Menggenang
Page 33: Ekosistem Perairan Menggenang

SIFAT FISIK DAN KIMIAWI DANAU(K E K E R U H A N)

• Pada awal pembentukan Kekeruhan pada ekosistem danau cenderung rendah, hal ini karena kandungan bahan organik pada ekosistem ini masih sedikit dan organisme yang hidup di daerah ini juga relatif sedikit.

Page 34: Ekosistem Perairan Menggenang

SIFAT FISIK DAN KIMIAWI DANAU(A R U S)

• Arus air cenderung bergerak vertikal karena adanya peristiwa upweling.

• Badan air yang dalam menyebabkan terjadinya stratifikasi suhu.

• Pada siang hari suhu permukaan naik sehingga molekul air merenggang, tekanan menurun sedangkan suhu dasar perairan suhu lebih rendah.

• Perbedaan ini menyebabkan air bergerak vertikal.

Page 35: Ekosistem Perairan Menggenang

SIFAT FISIK DAN KIMIAWI DANAU(BOD, COD, DO)

• DO pada ekosistem danau pada awal perkembangannya relatif tinggi,karena pemanfaatan oleh aktivitas organisme rendah.

• Sumber oksigen terlarut utamanya berasal dari pengikatan langsung dari udara, sedangkan dari aktivitas fotosintesis masih sangat rendah.

• Pada tahap perkembangan selanjutnya DO akan fluktuatif sesuai dengan banyaknya aktifitas hidup, dan penyuburan. BOD juga relatif kecil karena bahan organik dalam ekosistem masih rendah, COD juga demikian.

Page 36: Ekosistem Perairan Menggenang

PERKEMBANGAN DANAU

• Perkembangan ekosistem danau sangat dipengaruhi oleh faktor alamiah atau karena aktifitas manusia di daerah pendukung danau ataupu di danau itu sendiri.

• Perkembangan alamiah terjadi karena proses penyuburan yang berlangsung sesuai dengan fungsi waktu.

• Pada kondisi seperti penyuburan danau akan berlangsung lambat.

• Perkembangan danau akibat pengaruh aktifitas manusia akan sangat fariatifsesuai dengan pengaruh langsung maupun tidak langsung aktifitas manusia terhadap ekosistem danau.

• Pengaruh tidak langsung dapat berasal dari aktifitas penebangan hutan ataupun perubahan tataguna lahan pada ekosistem disekitar danau. Pengaruh langsung dapat berasal dari aktifitas manusia di dalam danau, seperti penangkapan ikan, budidaya ikan dalam karamba, atau pemanfaatan danau sebagai objek wisata.

Page 37: Ekosistem Perairan Menggenang

PERKEMBANGAN DANAU

• Sebagai contoh misalnya Danau Toba yang saat ini banyak berdiri hotel, dan penginapan dan perumahan penduduk di sekitarnya serta tingginya aktifitaswisatawan.

• Kondisi ini akan mempercepat proses perkembangan danau menjadi sebuah ekosistem kompleks yang dapat merusak keseimbangan ekosistem.

• Sumber penyuburan danau dalam perkembangannya dapat berasal dari dalam ekosistem danau itu sendiri (eksitu), yaitu berasal dari organisme yang mati, atau penyuburan juga dapat berasal dari luar ekosistem danau (insitu).

• Masuknya nutrisi berupa bahan organik maupun anorganik dari luar ke dalam ekosistem danau dapat terjadi secara alamiah, namun sebagian besar adalah karena aktifitas mausia baik secara langsung maupun tidak langsung

Page 38: Ekosistem Perairan Menggenang

MENGENAL DANAU BATUR• Propinsi Bali memiliki danau terluas yang merupakan danau kaldera dari Gunung Batur yang

masih aktif yaitu Danau Batur.

• Kawasan Danau Batur merupakan kawasan yang sejak lama telah dimanfaatkan sebagai tempat pertanian sayuran maupun wisata karena terletak pada ketinggian diatas 1000 m diatas permukaan laut (dpl).

• Seperti kawasan wisata dan sumberdaya perairan yang lain pembangunan infrastruktur dan pemanfaatan perairan danau untuk kegiatan perikanan akan mempengaruhi kelangsungan dan kelestarian perairan danau.

• Penelitian dilakukan dengan metoda survey lapangan (data primer) dan pengumpulan data sekunder guna mengetahui kondisi limnologisnya,

• Hasil penelitian dari beberapa parameter menunjukkan kondisi perairan Danau Batur masuk dalam kategori eutrofik ringan hingga sedang.

• Kondisi Danau Batur yang merupakan sistem perairan tertutup dan tidak ada outlet sangat berpengaruh terhadap kualitas perairannya, tekanan akan semakin meningkat dengan adanya peningkatan aktivitas perikanan masyarakat dengan sistem karamba jaring apung (KJA). Maka diperlukan pengelolaan yang terpadu dengan melibatkan seluruh stakeholder agar fungsi danau tetap terjaga dan danau tetap lestari.

Page 39: Ekosistem Perairan Menggenang

MENGENAL WADUK

• Waduk merupakan perairan menggenang akibat pembendungan secara sengaja beberapa sungai untuk kepentingan tertentu.

• Berdasarkan pada tipe sungai yang dibendung dan fungsinya, dikenal tiga tipe waduk, yaitu waduk irigasi, waduk lapangan dan waduk serbaguna.

• Waduk irigasi berasal dari pembendungan sungai intermiten, memiliki luas antara 10 – 500 Ha dan difungsikan untuk kebutuhan irigasi.

• Waduk lapangan berasal dari pembendungan sungai episodik dengan luas kurang dari 10 ha, dan difungsikan untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat di sekitar waduk, seperti pembuatan telaga di wonosari.

• Waduk serbaguna berasal dari pembendungan sungai yang permanen denganluas lebih dari 500 ha, dan digunakan untuk keperluan PLTA, Irigasi, Air minum dan lain-lain