bahan dkp2 fix

3
Patogenesis batu kemih Secara teoritis batu dapat terbentuk di seluruh saluran kemih terutama pada tempat-tempat yang sering mengalami hambatan aliran urine (stasis urine), yaitu pada sistem kalises ginjal atau buli-buli. Adanya kelainan bawaan pada pelvikalises (stenosis uretero-pelvis), divertikel, obstruksi infravesika kronis seperti pada hyperplasia prostat benigna, stiktura, dan buli-buli neurogenik merupakan keadaan-keadaan yang memudahkan terjadinya pembentukan batu. 1 Batu terdiri atas kristal-kristal yang tersusun oleh bahan- bahan organik maupun anorganik yang terlarut dalam urine. Kristal-kristal tersebut tetap berada dalam keadaan metastable (tetap terlarut) dalam urine jika tidak ada keadaan-keadaan tertentu yang menyebabkan terjadinya presipitasi kristal. Kristal-kristal yang saling mengadakan presipitasi membentuk inti batu (nukleasi) yang kemudian akan mengadakan agregasi dan menarik bahan-bahan lain sehingga menjadi kristal yang lebih besar. 1 Meskipun ukurannya cukup besar, agregat kristal masih rapuh dan belum cukup mampu membuntu saluran kemih. Untuk itu agregat kristal menempel pada epitel saluran kemih (membentuk retensi kristal), dan dari sini bahan-bahan lain diendapkan pada agregat itu sehingga membentuk batu yang cukup besar untuk menyumbat saluran kemih. Kondisi metastabel dipengaruhi oleh suhu, pH larutan, adanya koloid di dalam urine, laju aliran urine di dalam saluran kemih, atau adanya korpus alienum di dalam saluran kemih yang bertindak sebagai inti batu. 1

Upload: fidafiida

Post on 01-Oct-2015

9 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

m

TRANSCRIPT

Patogenesis batu kemihSecara teoritis batu dapat terbentuk di seluruh saluran kemih terutama pada tempat-tempat yang sering mengalami hambatan aliran urine (stasis urine), yaitu pada sistem kalises ginjal atau buli-buli. Adanya kelainan bawaan pada pelvikalises (stenosis uretero-pelvis), divertikel, obstruksi infravesika kronis seperti pada hyperplasia prostat benigna, stiktura, dan buli-buli neurogenik merupakan keadaan-keadaan yang memudahkan terjadinya pembentukan batu.1Batu terdiri atas kristal-kristal yang tersusun oleh bahan-bahan organik maupun anorganik yang terlarut dalam urine. Kristal-kristal tersebut tetap berada dalam keadaan metastable (tetap terlarut) dalam urine jika tidak ada keadaan-keadaan tertentu yang menyebabkan terjadinya presipitasi kristal. Kristal-kristal yang saling mengadakan presipitasi membentuk inti batu (nukleasi) yang kemudian akan mengadakan agregasi dan menarik bahan-bahan lain sehingga menjadi kristal yang lebih besar.1Meskipun ukurannya cukup besar, agregat kristal masih rapuh dan belum cukup mampu membuntu saluran kemih. Untuk itu agregat kristal menempel pada epitel saluran kemih (membentuk retensi kristal), dan dari sini bahan-bahan lain diendapkan pada agregat itu sehingga membentuk batu yang cukup besar untuk menyumbat saluran kemih. Kondisi metastabel dipengaruhi oleh suhu, pH larutan, adanya koloid di dalam urine, laju aliran urine di dalam saluran kemih, atau adanya korpus alienum di dalam saluran kemih yang bertindak sebagai inti batu.1

Prognosis2Prognosis batu ginjal tergantung dari faktor-faktor ukuran batu, letak batu, dan adanya infeksi serta obstruksi. Makin besar ukuran suatu batu, makin buruk prognosisnya. Letak batu yang dapat menyebabkan obstruksi dapat mempermudah terjadinya infeksi. Makin besar kerusakan jaringan dan adanya infeksi karena faktor obstruksi akan dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjalPada pasien dengan batu yang ditangani dengan ESWL (Extracorporeal shock wave lithotripsy), 60% dinyatakan bebas dari batu, sisanya masih memerlukan perawatan ulang karena masih ada sisa fragmen batu dalam saluran kemihnya. Pada pasien yang ditangani dengan PNL (Percutaneus Nephro Lithotomy) 80% dinyatakan bebas dari batu, namun hasil yang baik ditentukan pula oleh pengalaman operator.

Sumber:1. Soeparman, dkk. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI: Jakarta; 2001.2. Shires, Schwartz. Intisari Prinsip Prinsip Ilmu Bedah. Edisi 6. EGC: Jakarta; 2000.

Riwayat Ayah Batu Ginjal Riwayat keluarga batu ginjal meningkatkan resiko keturunannya terhadap batu ginjal. Pada suatu penelitian dilaporkan 16%-37% pasien batu ginjal mempunyai riwayat keluarga positif batu ginjal dibandingkan dengan tanpa riwayat keluarga sekitar 4%-22%. Riwayat keluarga mengidap penyakit gout juga dikatakan meningkatkan resiko keturunannya terhadap batu saluran kemih. Selain itu menurun suatu penelitian juga dikatakan pasien dengan riwayat keluarga mengalami batu, memiliki kadar konsentrasi kalsium yang tinggi pada serum. Sumber: 1. Lerolle N, Lantz B, Paillard F, Gattegno B, Flahault A, Ronco P, et al. Riskfactors for nephrolithiasis in patients with familial idiopathic hypercalciuria.Am J Med.2002;113:991032. Park Cheol et al. Comparison of Metabolic Risk Factors in Urolithiasis Patients according to Family History. Korean J Urol. 2010 Jan; 51(1): 5053.3. Trinchieri A, Mandressi A, Luongo P, Coppi F, Pisani E. Familial aggregation of renal calcium stone disease.J Urol.1988;139:478481.