bahan ajar perencanaan aktivitas dan penyusunan tor-rab · pdf fileperencanaan aktivitas dan...

68
DIKLAT PERENCANAANDAN PENGANGGARAN BAGI KASUBBAG UMUM BAHAN AJAR Perencanaan Aktivitas dan Penyusunan TOR-RAB Oleh: Bambang Sancoko, SE., M.Si. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN 2014

Upload: lyhuong

Post on 31-Jan-2018

234 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

DIKLAT PERENCANAAN DANPENGANGGARAN BAGI KASUBBAG UMUM

BAHAN AJARPerencanaan Aktivitas danPenyusunan TOR-RAB

Oleh:Bambang Sancoko, SE., M.Si.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIABADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGANPUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN

2 0 1 4

DAFTAR ISI

KEGIATAN BELAJAR 1 REFORMASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

1.1 Struktur Kegiatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1

1.2 Identifikasi Output dan Suboutput Kegiatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

1.3 Identifikasi Komponen Kegiatan dan Detil Belanja . . . . . . . . . . . . . . . . . 4

KEGIATAN BELAJAR 2 BAGAN AKUN STRANDAR

2.1 Pengertian Bagan Akun Standar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8

2.2 Tujuan Bagan Akun Standar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8

2.3 Peran Bagan Akun Standar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9

2.4 Klasifikasi dan Kodefikasi BAS . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11

2.5 Kodefikasi Akun/Mata Anggaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18

2.6 Identifikasi Kode Akun Belanja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 32

KEGIATAN BELAJAR 3 PENYUSUNAN TOR

3.1 Pengertian TOR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 39

3.2 Fungsi TOR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 39

3.3 Format TOR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 40

3.4 Penyusunan Bagian-Bagian TOR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 43

3.5 Dokumen Pendukung TOR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 44

KEGIATAN BELAJAR 4 PENYUSUNAN RAB

4.1 Pengertian RAB . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 47

4.2 Fungsi RAB . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 48

4.3 Komponen Penyusunan RAB . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 48

4.4 Penerapan Standar Biaya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 49

4.5 Perhitungan Biaya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 54

4.6 Format RAB . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 57

KEGIATAN BELAJAR 5 PENYUSUNAN RENCANA PENGADAAN

5.1 Penetapan Metode Pengadaan Barang/Jasa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 58

5.2 Penyusunan Rencana Umum Pengadaan (RUP) . . . . . . . . . . . . . . . . . . 62

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 1

KEGIATAN BELAJAR 1PERENCANAAN KEGIATAN

1.1Struktur Kegiatan

Kementerian Negara/Lembaga (K/L) dalam merumuskan program

dan kegiatan mengacu Surat Edaran Bersama antara Menteri Negara

Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Menteri Keuangan tanggal 19 Juni

2009 No.0142/MPN/06/2009 dan No. SE-1848/MK/2009 perihal Pedoman

Reformasi Perencanaan dan Pembangunan. Rumusan program dan

kegiatan yang dihasilkan harus mencerminkan tugas-fungsi K/L atau

penugasan tertentu dalam kerangka Prioritas Pembangunan Nasional

secara konsisten.

Kegiatan merupakan penjabaran dari Program yang rumusannya

mencerminkan tugas dan fungsi Satker atau penugasan tertentu K/L yang

berisi komponen Kegiatan untuk mencapai output dengan indikator kinerja

yang terukur. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh

1 (satu) atau beberapa satuan kerja sebagai bagian dari pencapaian

sasaran terukur pada suatu program yang terdiri dari sekumpulan tindakan

pengerahan sumber daya baik berupa personel (sumber daya manusia),

barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana atau kombinasi dari

beberapa atau semua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input)

untuk menghasilkan keluaran(output) dalam bentuk barang dan jasa.

Dalam penyusunan kegiatan, perlu diperhatikan keterkaitan antara

kegiatan dengan program yang memayungi. Disamping itu juga

diperhatikan keterkaitan keluaran kegiatan dengan cara pencapaiannya

melalui Komponen. Keterkaitan antar komponen sebagai tahapan dalam

rangka pencapaian keluaran harus dilihat sehingga tidak ditemukan adanya

tahapan/bagian kegiatan (komponen) dalam rangka pencapaian keluaran

yang tidak relevan.

Dalam rangka penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran K/L (RKA-

K/L) dengan pendekatan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM),

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 2

K/L perlu menyelaraskan kegiatan/program dengan Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJM Nasional) dan Rencana Strategi

(Renstra) K/L, yang pada tahap sebelumnya juga menjadi acuan dalam

menyusun Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Rencana Kerja K/L

(Renja-KL). Oleh karena itu penyusunan kegiatan harus mengacu hal

tersebut.

Penyusunan kegiatan untuk selanjutnya dijabarkan dengan struktur

sebagai berikut :

a. Output (Keluaran)

b. Sub Output

c. Komponen

d. Sub Komponen

e. Detil Belanja

1.2Identifikasi Output dan Sub Output Kegiatan

a. Pengertian Output

Output merupakan prestasi kerja berupa barang atau jasa yang

dihasilkan oleh suatu Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung

pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan. Rumusan output

dalam dokumen RKA-K/L mengambil dari rumusan output yang ada dalam

dokumen Renja-K/L. Setiap Kegiatan bisa menghasilkan output lebih dari

satu jenis.

Rumusan output berupa barang atau jasa berupa :

1) Jenis output, merupakan uraian mengenai identitas dari setiap output

yang mencerminkan tugas fungsi unit Satker secara spesifik.

2) Volume output, merupakan data mengenai jumlah/banyaknya kuantitas

Output yg dihasilkan.

3) Satuan output, merupakan uraian mengenai satuan ukur yang digunakan

dalam rangka pengukuran kuantitas (volume) output sesuai dengan

sesuai karakteristiknya.

b. Kriteria Output

Dalam menyusun output perlu diperhatikan kriteria sebagai berikut :

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 3

1) Mencerminkan sasaran kinerja Satker sesuai Tugas-fungsi atau

penugasan prioritas pembangunan nasional.

2) Merupakan produk utama/akhir yang dihasilkan oleh Satker penanggung

jawab kegiatan.

3) Bersifat spesifik dan terukur.

4) Untuk Kegiatan Fungsional sebagian besar output yang dihasilkan

berupa regulasi sesuai tugas-fungsi Satker.

5) Untuk Kegiatan penugasan (Prioritas Pembangunan Nasional)

menghasilkan output prioritas pembangunan nasional yang mempunyai

dampak secara nasional.

c. Klasifikasi Jenis Output

Untuk memudahkan dalam penyusunan dan analisa terhadap output pada

RKA-K/L, maka jenis output dalam RKA-K/L dibagi dalam dua kelompok,

yaitu:

1) Output barang, terdiri dari:

a) Output barang infrastruktur yaitu output kegiatan yang merupakan

barang berwujud dan/atau berupa jaringan. Contoh: jalan, jembatan,

bangunan, jaringan irigasi, dan lain-lain.

b) Output barang non infrastruktur yaitu output kegiatan yang

merupakan barang baik berwujud maupun tidak berwujud yang tidak

berupa jaringan. Contoh: kendaraan bermotor, peralatan kantor,

software aplikasi, dan lain-lain.

2) Output jasa, yang terdiri dari:

a) Output jasa regulasi yaitu output kegiatan yang dihasilkan dalam

rangka pembuatan peraturan atau pendukung administrasi birokrasi.

Bentuk output ini dapat berupa norma, standar, prosedur dan

ketentuan. Contoh: UU, Peraturan Pemerintah, Perpres, Keppres,

Peraturan Menteri, Peraturan Direktur Jenderal, dan lain-lain.

b) Output jasa layanan non-regulasi yaitu output kegiatan yang

merupakan wujud dari suatu layanan dari suati instansi terkait

dengan tugas dan fungsi dari instansi berkenaan. Contoh: layanan

SIM, layanan SP2D, layanan BOS, dan lain-lain.

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 4

d. Suboutput

Suboutput pada hakekatnya merupakan output.Output yang

dinyatakan sebagai Suboutput adalah output-output yang mempunyai

kesamaan dalam jenis dan satuannya. Suboutput digunakan sebagai

penjabaran dari masing-masing barang atau jasa dalam kumpulan barang

atau jasa sejenis yang dirangkum dalam satu output. Banyaknya Sub-

suboutput atau akumulasi dari volume Sub-suboutput mencerminkan jumlah

volume output.

Suboutput sifatnya opsional (boleh digunakan, boleh tidak). Suboutput

hanya digunakan pada output yang merupakan rangkuman dari barang atau

jasa yang sejenis. Output yang sudah spesifik dan berdiri sendiri (bukan

rangkuman dari barang atau jasa yang sejenis) tidak memerlukan

Suboutput.

1.3Identifikasi Komponen Kegiatan dan Detil Belanja

1. Komponen Kegiatan

Komponen merupakan tahapan/bagian dari proses pencapaian output,

yang berupa paket-paket pekerjaan. Komponen bisa langsung mendukung

pada output atau pada suboutput. Komponen disusun karena relevansinya

terhadap pencapaian output, baik yang terdiri atas komponen utama dan

komponen pendukung. Antar komponen mempunyai keterkaitan yang saling

mendukung dalam pencapaian output, sehingga ketidakterlaksanaan/

keterlambatan salah satu komponen bisa menyebabkan

ketidakterlaksanaan/keterlambatan komponen yang lain dan juga bisa

berdampak pada penurunan kualitas, penurunan kuantitas maupun

kegagalan dalam pencapaian output.

Komponen/tahapan diperlukan untuk mengetahui:

a. proses pencapaian keluaran (output)/sub keluaran (sub output) yang

akan dihasilkan;

b. relevansi terhadap pencapaian keluaran (output)/sub keluaran (sub

output), baik terhadap volume maupun kualitasnya;

c. keterkaitan dan kesesuaian antar tahapan dalam mendukung

pencapaian keluaran (output)/sub keluaran (sub output).

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 5

Secara Umum, komponen/tahapan dalam pencapaian suatu

keluaran (output)/sub keluaran (sub output) menggambarkan pelaksanaan

fungsi manajemen yang terdiri dari:

a. perencanaan (planning);

b. pengorganisasian (organizing);

c. pelaksanaan (actuating); dan

d. monitoring, evaluasi, dan pelaporan (controlling).

Contoh 1

Jenis Keluaran (Output) : Volume Satuan

Pendidikan dan Pelatihan 100 Siswa

Sub Keluaran (Sub Output) :

Pendidikan dan Pelatihan Pemeriksaan 60 Siswa

Tahapan/komponen :

011. Penyiapan bahan materi Fungsi perencanaan

012. Inventarisasi peserta

013. Pendaftaran peserta

014. Pembelajaran peserta Fungsi pelaksanaan

015. Ujian

016. Sertifikasi kelulusan

017. Monitoring

018. Evaluasi Fungsi Monitoring dan

019. Pelaporan pelaksanaan kegiatan Evaluasi

Komponen terdiri dari komponen utama dan komponen pendukung.

Komponen Utama merupakan komponen pembiayaan langsung dari

pelaksanaan output layanan birokrasi/publik satker. Kebutuhan untuk

komponen utama dipengaruhi oleh total volume output yang akan dicapai.

Komponen Pendukung merupakan komponen-komponen pembiayaan

yang digunakan dalam rangka menjalankan dan mengelola layanan

birokrasi/publik satker. Komponen Pendukung ini harus relevan dengan

output layanan birokrasi/publik yang akan diimplementasikan. Komponen

pendukung tidak terkait langsung dengan total volume output yang akan

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 6

dicapai. Biasanya dialokasikan dengan akun belanja barang (akun 52) dan

akun belanja modal (akun 53). Komponen Pendukung bersifat pilihan yaitu

dapat berlanjut maupun berhenti terkait dengan relevansi dari pencapaian

output teknis fungsional yang bersangkutan. Komponen Pendukung tidak

perlu dialokasikan oleh satker yang bersangkutan sepanjang telah termasuk

dalam alokasi komponen operasional dan pemeliharaan perkantoran.

Contoh:

1) Output Layanan Dukungan Manajemen (Tim Reformasi dan

Transformasi Kelembagaan Pusat) terdiri atas:

a) Komponen Utama adalah biaya yang digunakan dalam rangka

pelaksanaan Program-Program Reformasi Birokrasi Kementerian

Keuangan seperti biaya jasa konsultan, survey, kajian kebijakan,

monitoring, dan evaluasi.

b) Komponen Pendukung adalah biaya-biaya yang digunakan dalam

rangka mendukung pelaksanaan Program-Program Reformasi

Birokrasi Kementerian Keuangan seperti biaya paket kegiatan,

pengadaan ATK, honorarium tim, dan lain-lain.

2) Output Gedung dan Bangunan terdiri atas:

a) Komponen Utama adalah biaya-biaya yang diperlukan dalam rangka

mewujudkan fisik gedung/bangunan tersebut seperti biaya pekerjaan

perencanaan, pekerjaan fisik konstruksi, pekerjaan pengawasan/

manajemen kontruksi, dan pekerjaan pengelolaan.

b) Komponen Pendukung diantaranya adalah biaya-biaya yang

diperlukan dalam rangka menunjang terwujudnya fisik

gedung/bangunan tersebut seperti honor output kegiatan (panitia

pengadaan, panitia penerima barang dan jasa), biaya assessment

tanah atau AMDAL sebelum rangkaian pekerjaan pembangunan

dilaksanakan, biaya dalam rangka koordinasi dengan instansi terkait,

dan lain-lain.

Suatu komponen/tahapan disebut sebagai biaya utama apabila

komponen tersebut berkaitan langsung kebijakan pencapaian keluaran yang

bersangkutan sedangkan biaya pendukung merupakan biaya yang

mendukung pencapaian keluaran tersebut. Salah satu cara untuk

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 7

menentukan apakah suatu komponen termasuk biaya utama adalah

mengaitkan komponen dengan keluaran berkenaan, apabila komponen

tersebut harus ada pada setiap tambahan volume keluaran berkenaan maka

komponen tersebut dikelompokkan sebagai biaya utama.

2. Subkomponen :

Subkomponen merupakan kelompok-kelompok detil belanja, yang

disusun dalam rangka memudahkan dalam pelaksanaan Komponen.

Subkomponen sifatnya opsional (boleh digunakan, boleh tidak).

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 8

KEGIATAN BELAJAR 2

BAGAN AKUN STANDAR (BAS)

2.1 Pengertian Bagan Akun StandarBagan Akun Standar adalah Daftar Perkiraan buku besar yang ditetapkan

dan disusun secara sistematis untuk memudahkan perencanaan dan

pelaksanaan anggaran, serta pembukuan dan pelaporan keuangan

pemerintah.

Gambar 1:

2.2 Tujuan Bagan Akun Standara. Memastikan rencana keuangan (anggaran), realisasi dan pelaporan

keuangan dinyatakan dalam istilah yang sama. Hal ini selaras

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 8

KEGIATAN BELAJAR 2

BAGAN AKUN STANDAR (BAS)

2.1 Pengertian Bagan Akun StandarBagan Akun Standar adalah Daftar Perkiraan buku besar yang ditetapkan

dan disusun secara sistematis untuk memudahkan perencanaan dan

pelaksanaan anggaran, serta pembukuan dan pelaporan keuangan

pemerintah.

Gambar 1:

2.2 Tujuan Bagan Akun Standara. Memastikan rencana keuangan (anggaran), realisasi dan pelaporan

keuangan dinyatakan dalam istilah yang sama. Hal ini selaras

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 8

KEGIATAN BELAJAR 2

BAGAN AKUN STANDAR (BAS)

2.1 Pengertian Bagan Akun StandarBagan Akun Standar adalah Daftar Perkiraan buku besar yang ditetapkan

dan disusun secara sistematis untuk memudahkan perencanaan dan

pelaksanaan anggaran, serta pembukuan dan pelaporan keuangan

pemerintah.

Gambar 1:

2.2 Tujuan Bagan Akun Standara. Memastikan rencana keuangan (anggaran), realisasi dan pelaporan

keuangan dinyatakan dalam istilah yang sama. Hal ini selaras

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 9

dengan butir 2 dasar pemikiran BAS yang diharapkan dapat terjadi

koordinasi antara unit perencanaan dan penganggaran, unit

pelaksana teknis kegiatan serta unit pertangungjawaban keuangan.

b. Meningkatkan kualitas informasi keuangan. Hal ini bisa didapatkan

setelah terjadi pemahaman yang sama antara unit-unit dimaksud di

atas dalam penyusunan laporan manajerial maupun laporan

akuntabilitas yang mengungkapkan informasi keuangan pemerintah.

c. Memudahkan pengawasan keuangan. Di sisi auditor, hal-hal

tersebut di atas juga akhirnya akan memudahkan bagi pemeriksa

dalam proses audit laporan keuangan.

2.3 Peran Bagan Akun Standar (BAS)Bagan Akun Standar memegang peran penting dalam manajemen

keuangan pemerintah yang modern, sehingga perlu suatu BAS yang efektif

sehingga dapat mengakomodasi hal-hal sebagai berikut:

a. Sebagai dasar pelaporan manajerial dan Laporan Keuangan.

b. Merupakan jantung dari sistem di mana seluruh modul dan interface

mengalir.

c. Menyediakan landasan yang cukup untuk pengembangan lebih jauh dan

penyimpanan yang memadai atas informasi historis maupun saat ini.

d. Mendukung disiplin 9acion melalui pengaturan 9aciona dan dan ‘framing’

kepada struktur pelaporan.

e. Membantu proses pengambilan keputusan yang efektif

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka BAS seyogianya disusun

sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi secara efektif. Untuk itu paling

tidak perlu dipertimbangkan agar memenuhi hal-hal sebagai berikut:

1. Memungkinkan adanya analisa “multi dimensional level” dalam

penyusunan BAS;

2. Menghasilkan pelaporan keuangan dan manajerial yang bermanfaat

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 10

3. Menyederhanakan proses manual sehingga dapat mempunyai lebih

banyak waktu untuk melakukan reviu analitis dan

pengembangan/perbaikan proses bisnis.

4. Kombinasi yang tepat antara orang, proses dan teknologi.

Dalam rangka pengelolaan keuangan Negara di Indonesia, BAS

mempunyai peran penting dalam menghubungkan unit yang melakukan

perencanaan dengan unit yang nantinya akan melaporkan. Mulai dari proses

penyusunan RAPBN (RKAKL) telah digunakan kodefikasi yang tercantum

dalam BAS. Kodefikasi ini jugalah yang nantinya akan digunakan dalam

rangka pelaporan atas pertanggungjawaban anggaran. Selama ini antara

unit keuangan dan perlengkapan dalam hal pelaporan telah terhubungkan

dengan adanya Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang mempunyai dua sub

sistem yaitu Sistem Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (SAKPA) yang

digunakan oleh Bagian Keuangan dan Sistem Manajemen dan Akuntansi

Barang Milik Negara (SIMAK-BMN) yang digunakan oleh Bagian

perlengkapan yang mengelola barang. Sementara unit-unit pelaporan

tersebut terhubungkan dengan Unit perencanaan dengan adanya BAS. Hal

ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 2

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 10

3. Menyederhanakan proses manual sehingga dapat mempunyai lebih

banyak waktu untuk melakukan reviu analitis dan

pengembangan/perbaikan proses bisnis.

4. Kombinasi yang tepat antara orang, proses dan teknologi.

Dalam rangka pengelolaan keuangan Negara di Indonesia, BAS

mempunyai peran penting dalam menghubungkan unit yang melakukan

perencanaan dengan unit yang nantinya akan melaporkan. Mulai dari proses

penyusunan RAPBN (RKAKL) telah digunakan kodefikasi yang tercantum

dalam BAS. Kodefikasi ini jugalah yang nantinya akan digunakan dalam

rangka pelaporan atas pertanggungjawaban anggaran. Selama ini antara

unit keuangan dan perlengkapan dalam hal pelaporan telah terhubungkan

dengan adanya Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang mempunyai dua sub

sistem yaitu Sistem Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (SAKPA) yang

digunakan oleh Bagian Keuangan dan Sistem Manajemen dan Akuntansi

Barang Milik Negara (SIMAK-BMN) yang digunakan oleh Bagian

perlengkapan yang mengelola barang. Sementara unit-unit pelaporan

tersebut terhubungkan dengan Unit perencanaan dengan adanya BAS. Hal

ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 2

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 10

3. Menyederhanakan proses manual sehingga dapat mempunyai lebih

banyak waktu untuk melakukan reviu analitis dan

pengembangan/perbaikan proses bisnis.

4. Kombinasi yang tepat antara orang, proses dan teknologi.

Dalam rangka pengelolaan keuangan Negara di Indonesia, BAS

mempunyai peran penting dalam menghubungkan unit yang melakukan

perencanaan dengan unit yang nantinya akan melaporkan. Mulai dari proses

penyusunan RAPBN (RKAKL) telah digunakan kodefikasi yang tercantum

dalam BAS. Kodefikasi ini jugalah yang nantinya akan digunakan dalam

rangka pelaporan atas pertanggungjawaban anggaran. Selama ini antara

unit keuangan dan perlengkapan dalam hal pelaporan telah terhubungkan

dengan adanya Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang mempunyai dua sub

sistem yaitu Sistem Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (SAKPA) yang

digunakan oleh Bagian Keuangan dan Sistem Manajemen dan Akuntansi

Barang Milik Negara (SIMAK-BMN) yang digunakan oleh Bagian

perlengkapan yang mengelola barang. Sementara unit-unit pelaporan

tersebut terhubungkan dengan Unit perencanaan dengan adanya BAS. Hal

ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 2

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 11

2.4 Klasifikasi dan kodefikasi BASA. Klasifikasi berdasarkan Organisasi

Klasifikasi belanja berdasarkan organisasi disusun berdasarkan

susunan kementerian negara/lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Kuasa

Pengguna Anggaran. Klasifikasi ini tidak bersifat permanen dan akan

disesuaikan dengan susunan kementerian negara/lembaga pemerintah

pusat yang ada (secara rinci lihat lampiran 1). Klasifikasi menurut organisasi

ini terinci di dalam Bagian Anggaran, Eselon I, dan Satuan Kerja.

B. Klasifikasi berdasarkan Fungsí

Fungsi adalah perwujudan tugas kepemerintahan di bidang tertentu

yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional.

Klasifikasi belanja berdasarkan fungsi diatur dalam penjelasan pasal 11 ayat

(5) UU 17 tahun 2003, terdiri dari 11 fungsi utama yaitu : pelayanan umum,

pertahanan, ketertiban dan keamanan, ekonomi, lingkungan hidup,

perumahan dan fasilitas umum, kesehatan, pariwisata, budaya, agama,

pendidikan, dan perlindungan sosial. Penjelasan atas fungsi-fungsi tersebut

mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2004.

C. Klasifikasi berdasarkan Sub Fungsi

Subfungsi merupakan penjabaran lebih lanjut dari fungsi. Dari 11

(sebelas) fungsi utama dirinci ke dalam 79 (tujuh puluh sembilan) sub fungsi.

Klasifikasi belanja berdasarkan subfungsi mengacu pada Peraturan

Pemerintah Nomor 21 tahun 2004. Penggunaan Fungsi dan Sub Fungsi

disesuaikan dengan tugas masing-masing kementerian

negara/lembaga/SKPD. Klasifikasi Fungsi dan Sub Fungsi sebagai berikut:

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 12

Tabel 1Kodefikasi Fungsi dan Sub Fungsi

Kode Fungsi dan Subfungsi01 PELAYANAN UMUM01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA

URUSAN LUAR NEGERI01.02 BANTUAN LUAR NEGERI01.03 PELAYANAN UMUM01.04 PENELITIAN DASAR DAN PENGEMBANGAN IPTEK01.05 PINJAMAN PEMERINTAH01.06 PEMBANGUNAN DAERAH01.07 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PELAYANAN UMUM PEMERINTAHAN01.90 PELAYANAN UMUM PEMERINTAHAN LAINNYA

02 PERTAHANAN02.01 PERTAHANAN NEGARA02.02 DUKUNGAN PERTAHANAN02.03 BANTUAN MILITER LUAR NEGERI02.04 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTAHANAN02.90 PERTAHANAN LAINNYA03 KETERTIBAN DAN KEAMANAN03.01 KEPOLISIAN03.02 PENANGGULANGAN BENCANA03.03 PEMBINAAN HUKUM03.04 PERADILAN03.05 LEMBAGA PEMASYARAKATAN03.06 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KETERTIBAN, KEAMANAN DAN HUKUM03.90 KETERTIBAN, KEAMANAN DAN HUKUM LAINNYA

04 EKONOMI04.01 PERDAGANGAN, PENGEMBANGAN USAHA, KOPERASI, DAN UKM04.02 TENAGA KERJA04.03 PERTANIAN, KEHUTANAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN04.04 PENGAIRAN04.05 BAHAN BAKAR DAN ENERGI04.06 PERTAMBANGAN04.07 INDUSTRI DAN KONSTRUKSI04.08 TRANSPORTASI04.09 TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA04.10 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI04.90 EKONOMI LAINNYA

05 LINGKUNGAN HIDUP05.01 MANAJEMEN LIMBAH05.02 MANAJEMEN AIR LIMBAH05.03 PENANGGULANGAN POLUSI05.04 KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM05.05 TATA RUANG DAN PERTANAHAN05.06 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN HIDUP05.90 PERLINDUNGAN LINGKUNGAN HIDUP LAINNYA

06 PERUMAHAN DAN FASILITAS UMUM06.01 PENGEMBANGAN PERUMAHAN06.02 PEMBERDAYAAN KOMUNITAS PEMUKIMAN06.03 PENYEDIAAN AIR MINUM06.04 PENERANGAN JALAN06.05 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN06.90 PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN LAINNYA

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 13

07 KESEHATAN07.01 OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN07.02 PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN07.03 PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT07.04 KELUARGA BERENCANA07.05 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN07.90 KESEHATAN LAINNYA

08 PARIWISATA DAN BUDAYA08.01 PENGEMBANGAN PARIWISATA DAN BUDAYA08.02 PEMBINAAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA08.03 PEMBINAAN PENERBITAN DAN PENYIARAN08.04 LITBANG PARIWISATA, BUDAYA, KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA08.90 PARIWISATA DAN BUDAYA LAINNYA

09 AGAMA09.01 PENINGKATAN KEHIDUPAN BERAGAMA09.02 KERUKUNAN HIDUP BERAGAMA09.03 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AGAMA09.90 PELAYANAN KEAGAMAAN LAINNYA

10 PENDIDIKAN10.01 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI10.02 PENDIDIKAN DASAR10.03 PENDIDIKAN MENENGAH10.04 PENDIDIKAN NON FORMAL DAN INFORMAL10.05 PENDIDIKAN KEDINASAN10.06 PENDIDIKAN TINGGI10.07 PELAYANAN BANTUAN TERHADAP PENDIDIKAN10.08 PENDIDIKAN KEAGAMAAN10.09 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN10.90 PENDIDIKAN LAINNYA

11 PERLINDUNGAN SOSIAL11.01 PERLINDUNGAN DAN PELAYANAN ORANG SAKIT DAN CACAT11.02 PERLINDUNGAN DAN PELAYANAN LANSIA11.03 PERLINDUNGAN DAN PELAYANAN SOSIAL KELUARGA PAHLAWAN, PERINTIS

KEMERDEKAAN DAN PEJUANG11.04 PERLINDUNGAN DAN PELAYANAN SOSIAL ANAK-ANAK DAN KELUARGA11.05 PEMBERDAYAAN PEREMPUAN11.06 PENYULUHAN DAN BIMBINGAN SOSIAL11.07 BANTUAN PERUMAHAN11.08 BANTUAN DAN JAMINAN SOSIAL11.09 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERLINDUNGAN SOSIAL11.90 PERLINDUNGAN SOSIAL LAINNYA

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 14

D. Klasifikasi berdasarkan Program

Program adalah penjabaran kebijakan kementerian negara/lembaga

dalam bentuk upaya yang berisi satu atau beberapa kegiatan dengan

menggunakan sumber daya yang disediakan untuk mencapai hasil yang

terukur sesuai dengan misi kementerian negara/lembaga. Rumusan

program harus jelas menunjukkan keterkaitan dengan kebijakan yang

mendasarinya dan memiliki sasaran kinerja yang jelas dan terukur untuk

mendukung upaya pencapaian tujuan kebijakan yang bersangkutan.

E. Klasifikasi berdasarkan Kegiatan

Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu

atau beberapa satuan kerja sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur

pada suatu program. Kegiatan terdiri dari sekumpulan tindakan pengesahan

sumber daya baik yang berupa sumber daya manusia, barang modal

termasuk peralatan dan teknologi, dana atau kombinasi dari beberapa atau

semua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk

menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang / jasa.

F. Klasifikasi berdasarkan Jenis Belanja (ekonomi)

Klasifikasi berdasarkan jenis belanja menurut Penjelasan Pasal 11

UU 17 tahun 2003 terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja

Modal, Bunga, Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial, Belanja lain-lain dan Belanja

Daerah. Secara rinci klasifikasi berdasarkan jenis belanja sebagai berikut :

1) Belanja Pemerintah Pusat

a) Belanja Pegawai

Pengeluaran yang merupakan kompensasi terhadap pegawai baik

dalam bentuk uang atau barang, yang harus dibayarkan kepada

pegawai pemerintah dalam maupun luar negeri baik kepada pejabat

negara, Pegawai Negeri Sipil dan pegawai yang dipekerjakan oleh

pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas

pekerjaan yang telah dilaksanakan, kecuali pekerjaan yang berkaitan

dengan pembentukan modal.

b) Belanja Barang

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 15

Pengeluaran untuk menampung pembelian barang dan jasa yang

habis pakai untuk memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan

maupun yang tidak dipasarkan serta pengadaan barang yang

dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada masyarakat dan

belanja perjalanan. Belanja ini terdiri dari belanja barang dan jasa,

belanja pemeliharaan dan belanja perjalanan dinas.

c) Belanja Modal

Pengeluaran anggaran yang digunakan dalam rangka memperoleh

atau menambah aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat

lebih dari satu periode akuntansi serta melebihi batasan minimal

kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya yang ditetapkan pemerintah.

Aset Tetap tersebut dipergunakan untuk operasional kegiatan sehari-

hari suatu satuan kerja bukan untuk dijual.

d) Pembayaran Bunga Utang

Pengeluaran pemerintah untuk pembayaran bunga (interest) yang

dilakukan atas kewajiban penggunaan pokok utang (principal

outstanding) baik utang dalam maupun luar negeri yang dihitung

berdasarkan posisi pinjaman jangka pendek atau jangka panjang.

Jenis belanja ini khusus digunakan dalam kegiatan dari Bagian

Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan.

e) Subsidi

Pengeluaran atau alokasi anggaran yang diberikan pemerintah

kepada perusahaan negara, lembaga pemerintah atau pihak ketiga

lainnya yang memproduksi, menjual, mengekspor atau mengimpor

barang dan jasa untuk memenuhi hajat hidup orang banyak agar

harga jualnya dapat dijangkau masyarkat. Belanja ini antara lain

digunakan untuk penyaluran subsidi kepada masyarakat melalui

BUMN/BUMD dan perusahaan swasta. Jenis belanja ini khusus

digunakan dalam kegiatan dari Bagian Anggaran Pembiayaan dan

Perhitungan.

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 16

f) Hibah

Pengeluaran pemerintah berupa transfer dalam bentuk uang, barang

atau jasa, bersifat tidak wajib yang secara spesifik telah ditetapkan

peruntukannya dan tidak mengikat serta tidak terus menerus kepada

pemerintahan negara lain, pemerintah daerah, masyarakat dan

organisasi kemasyarakatan serta organisasi internasional.

g) Bantuan Sosial

Transfer uang atau barang yang diberikan kepada masyarakat guna

melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial. Bantuan sosial

dapat langsung diberikan kepada anggota masyarakat dan/atau

lembaga kemasyarakatan termasuk didalamnya bantuan untuk

lembaga non pemerintah bidang pendidikan dan keagamaan.

Pengeluaran ini dalam bentuk uang/ barang atau jasa kepada

masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan

masyarakat, bersifat tidak terus menerus dan selektif.

h) Belanja Lain-lain

Pengeluaran/belanja pemerintah pusat yang sifat pengeluarannya

tidak dapat diklasifikasikan ke dalam pos-pos pengeluaran

diatas.Pengeluaran ini bersifat tidak biasa dan tidak diharapkan

berulang seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial dan

pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam

rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah.

2) Transfer Ke Daerah

a) Dana Perimbangan

Pengeluaran uang dari pemerintah pusat / alokasi anggaran berupa

transfer untuk pemerintah daerah berupa dana bagi hasil, dana

alokasi umum dan dana alokasi khusus yang ditujukan untuk

keperluan pemerintah daerah.

b) Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian

Pengeluaran uang dari pemerintah pusat / alokasi anggaran berupa

transfer untuk pemerintah daerah berupa dana otonomi khusus dan

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 17

dana penyesuaian yang ditujukan untuk keperluan pemerintah

daerah.

Klasifikasi menurut jenis belanja (ekonomi) selanjutnya dirinci

berdasarkan kode akun.

G. Klasifikasi berdasarkan Pembiayaan

Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali

dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun

anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya.

Dalam hal anggaran diperkirakan defisit, ditetapkan sumber-sumber

pembiayaan untuk menutup defisit tersebut dalam Undang-undang tentang

APBN. Pembiayaan terdiri dari:

1. Penerimaan Pembiayaan

a. Penerimaan Pembiayaan Dalam negeri

b. Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri

2. Pengeluaran Pembiayaan

a. Pengeluaran Pembiayaan Dalam Negeri

b. Pengeluaran Pembiayaan Luar Negeri

Penerimaan pembiayaan dalam negeri antara lain dapat berasal dari

hasil divestasi dan penjualan Surat Utang Negara (SUN), dan penerimaan

pembiayaan luar negeri antara lain adalah penerimaan pinajamn luar negeri

baik pinjaman proyek maupun pinjaman program. Sementara pengeluaran

pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman,

pemberian pinjaman kepada entitas lain dan penyertaan modal oleh

Pemerintah.

Klasifikasi pembiayaan selanjutnya dirinci menurut kode akun.

Dari uraian klasifikasi kode akun dimaksud, dapat digambarkan dalam

gambar berikut:

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 18

Gambar III

Catatan:

Mulai tahun anggaran 2011 sejalan dengan restrukturisasi program dankegiatan serta penerapan penganggaran berbasis kinerja, maka klasifikasiberdasarkan sub kegiatan telah ditiadakan.

2.5 Kodefikasi Akun/Mata AnggaranUntuk memenuhi amanat pasal 11 ayat (5) UU No. 17 tahun 2003,

perlu dibuat bagan akun standar (BAS) sebagai pedoman dalam menyusun

perencanaan anggaran, pelaksanaan anggaran, pertanggungjawaban dan

pelaporan keuangan pemerintah.

BAS yang terdapat dalam klasifikasi kode ekonomi dikelompokkan ke dalam

beberapa klasifikasi sebagaimana Tabel di bawah ini:

Sub Fungsi

Program

Kegiatan

Sub Kegiatan

Kode Ekonomi

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 18

Gambar III

Catatan:

Mulai tahun anggaran 2011 sejalan dengan restrukturisasi program dankegiatan serta penerapan penganggaran berbasis kinerja, maka klasifikasiberdasarkan sub kegiatan telah ditiadakan.

2.5 Kodefikasi Akun/Mata AnggaranUntuk memenuhi amanat pasal 11 ayat (5) UU No. 17 tahun 2003,

perlu dibuat bagan akun standar (BAS) sebagai pedoman dalam menyusun

perencanaan anggaran, pelaksanaan anggaran, pertanggungjawaban dan

pelaporan keuangan pemerintah.

BAS yang terdapat dalam klasifikasi kode ekonomi dikelompokkan ke dalam

beberapa klasifikasi sebagaimana Tabel di bawah ini:

Organisasi(BA, Es, Satker)

Fungsi

Sub Fungsi Sub Fungsi

Program Program

Kegiatan Kegiatan

Sub Kegiatan Sub Kegiatan

Kode Ekonomi Kode Ekonomi

Kegiatan

Program

Fungsi

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 18

Gambar III

Catatan:

Mulai tahun anggaran 2011 sejalan dengan restrukturisasi program dankegiatan serta penerapan penganggaran berbasis kinerja, maka klasifikasiberdasarkan sub kegiatan telah ditiadakan.

2.5 Kodefikasi Akun/Mata AnggaranUntuk memenuhi amanat pasal 11 ayat (5) UU No. 17 tahun 2003,

perlu dibuat bagan akun standar (BAS) sebagai pedoman dalam menyusun

perencanaan anggaran, pelaksanaan anggaran, pertanggungjawaban dan

pelaporan keuangan pemerintah.

BAS yang terdapat dalam klasifikasi kode ekonomi dikelompokkan ke dalam

beberapa klasifikasi sebagaimana Tabel di bawah ini:

Sub Kegiatan

Kode Ekonomi Kode Ekonomi

Kegiatan

Program

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 19

Tabel II

Kodefikasi Ekonomi

Kode Uraian Terdapat dalam Jenis Laporan

1 Aset

Neraca2 Kewajiban

3 Ekuitas

4 Penerimaan Negara dan Hibah

Laporan Realisasi Anggaran (LRA)dan Laporan Arus Kas (LAK)

5 Belanja Negara

6 Transfer ke Daerah

7 Pembiayaan

8 Non Anggaran Laporan Arus Kas (LAK)

1. AKUN NERACA

a. ASET

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh

pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana

manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat

diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur

dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang

diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-

sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Aset

diklasifikasikan ke dalam :

1) Aset Lancar

Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika:

a) diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimilikiuntuk dijual dalam waktu12 (dua belas) bulan sejak tanggalpelaporan,

atau

b) berupa kas dan setara kas.

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 20

Aset Lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangkapendek, piutang, dan persediaan.

Kodefikasi BAS untuk Aset Lancar adalah sebagai berikut:

Kode Uraian

11 Aset Lancar

111 Kas dan Setara Kas

112 Uang Muka dari Rekening KUN

113 Piutang

114 Investasi jangka Pendek

115 Persediaan

2) Investasi Jangka Panjang

merupakan investasi yang diadakan dengan maksud untuk

mendapatkan manfaat ekonomi dan manfaat sosial dalam jangka

waktu lebih dari satu periode akuntansi. Investasi jangka panjang

meliputi investasi nonpermanen dan permanen. Investasi

nonpermanen antara lain investasi dalam Surat Utang Negara,

penyertaan modal dalam proyek pembangunan, dan investasi

nonpermanen lainnya. Investasi permanen antara lain penyertaan

modal pemerintah dan investasi permanen lainnya.

Kodefikasi BAS untuk Investasi Jangka Panjang adalah sebagaiberikut:

Kode Uraian

12 Investasi Jangka Panjang

121 Investasi jangka Panjang Non Permanen

122 Investasi jangka Panjang Permanen

3) Aset Tetap

adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12

(dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau

dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset Tetap meliputi tanah,

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 21

peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, dan

jaringan, aset tetap lainnya, dan konstruksi dalam pengerjaan.

Kodefikasi BAS untuk Aset Tetap adalah sebagai berikut:

Kode Uraian

13 Aset Tetap

131 Aset Tetap

132 Konstruksi Dalam Pengerjaan

133 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

135 Aset Tetap BLU

4) Dana Cadangan

adalah dana yang disisihkan untuk menampung kebutuhan yang

memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat dipenuhi dalam satu

tahun anggaran.

Kodefikasi BAS untuk Dana Cadangan adalah sebagai berikut:

Kode Uraian

14 Dana Cadangan

141 Dana Cadangan

5) Aset Lainnya

Aset yang tidak dapat diklasifikasikan dalam Aset Lancar, Investasi,

Aset Tetap dan Dana Cadangan. Contoh. Dana yang dibatasi

penggunaan, Trust Fund dan sebagainya.

Kodefikasi BAS untuk Aset Lainnya adalah sebagai berikut:

Kode Uraian

15 Aset Lainnya

151 Piutang Jangka Panjang

152 Kemitraan dengan Pihak Ketiga

153 Aset Tak Berwujud

154 Aset Lain-Lain

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 22

b. KEWAJIBAN

Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang

penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi

pemerintah. Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi

pelaksanaan tugas atau tanggung jawab untuk bertindak yang terjadi di

masa lalu. Kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai

konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan perundang-

undanganKewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan

tugas atau tanggung jawab untuk bertindak di masa lalu. Dalam konteks

pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena penggunaan sumber

pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas

pemerintah lain, atau lembaga internasional. Kewajiban pemerintah juga

terjadi karena perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah

atau dengan pemberi jasa lainnya.

1) Kewajiban Jangka Pendek

Merupakan kelompok kewajiban yang diselesaikan ke dalam waktu

kurang dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.

2) Kewajiban Jangka Panjang

Merupakan kelompok kewajiban yang penyelesaiannya dilakukan

setelah dua belas bulan sejak tanggal pelaporan.

Kodefikasi BAS untuk Kewajiban adalah sebagai berikut:

Kode Uraian

2 Kewajiban

21 Kewajiban Jangka Pendek

211 Kewajiban Jangka Pendek

212 Kewajiban Jangka Pendek Lainnya

22 Kewajiban Jangka Panjang

221 Utang Jangka Panjang Dalam Negeri

222 Utang Jangka Panjang Luar Negeri

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 23

c. EKUITAS DANA

Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan

selisih antara aset dan kewajiban pemerintah.

1) Ekuitas Dana Lancar

Ekuitas Dana Lancar adalah selisih antara aset lancar dan kewajiban

jangka pendek. Ekuitas dana lancar antara lain sisa lebih

pembiayaan anggaran, cadangan piutang, cadangan persediaan,

dan dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka

pendek.

2) Ekuitas Dana Investasi

Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan pemerintah yang

tertanam dalam investasi jangka panjang, aset tetap, dan aset

lainnya, dikurangi dengan kewajiban jangka panjang.

3) Ekuitas Dana Cadangan

Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah yang

dicadangkan untuk tujuan tertentu sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

Kodefikasi BAS untuk Ekuitas Dana adalah sebagai berikut:

Kode Uraian

3 Ekuitas Dana

31 Ekuitas Dana Lancar

32 Ekuitas Dana Investasi

33 Ekuitas Dana Cadangan

2. AKUN OPERASIONAL

a. PENDAPATAN

1) Penerimaan Perpajakan

Pendapatan/penerimaan yang diterima oleh pemerintah yang

bersumber dari pajak, bea dan cukai yang sepenuhnya

dipergunakan untuk menutupi seluruh pengeluaran.

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 24

2) Penerimaan Negara Bukan Pajak

Pendapatan/penerimaan yang diterima oleh pemerintah yang

bersumber dari penerimaan lainnya (PNBP) yang tidak dapat

dikategorikan ke dalam penerimaan pajak yang sepenuhnya

dipergunakan untuk menutupi seluruh pengeluaran.

3) Hibah

Penerimaan yang diterima pemerintah baik berupa uang maupun

barang modal yang sumbernya berasal dari dalam dan luar

negeri atau dari hibah lainnya.

Kodefikasi BAS untuk Pendapatan adalah sebagai berikut:

Kode Uraian

4 Pendapatan Negara dan Hibah

41 Penerimaan Perpajakan

411 Pendapatan Pajak Dalam Negeri

412 Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional

42 Penerimaan Negara Bukan Pajak

421 Penerimaan Sumber Daya Alam

422 Pendapatan Bagian Laba BUMN

423 Pendapatan PNBP Lainnya

425 Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU)

43 Penerimaan Hibah

b. BELANJA

1) Belanja Pegawai

Pengeluaran yang merupakan kompensasi terhadap pegawai

baik dalam bentuk uang atau barang, yang harus dibayarkan

kepada pegawai pemerintah dalam maupun luar negeri baik

kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil dan pegawai yang

dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai

imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan, kecuali

pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 25

2) Belanja Barang

Pengeluaran untuk menampung pembelian barang dan jasa

yang habis pakai untuk memproduksi barang dan jasa yang

dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan serta pengadaan

barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada

masyarakat dan belanja perjalanan. Belanja ini terdiri dari

belanja barang dan jasa, belanja pemeliharaan dan belanja

perjalanan dinas.

3) Belanja Modal

Pengeluaran anggaran yang digunakan dalam rangka

memperoleh atau menambah aset tetap dan aset lainnya yang

memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi serta melebihi

batasan minimal kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya yang

ditetapkan pemerintah. Aset Tetap tersebut dipergunakan untuk

operasional kegiatan sehari-hari suatu satuan kerja bukan untuk

dijual.

4) Belanja Pembayaran Bunga Utang

Pengeluaran pemerintah untuk pembayaran bunga (interest)

yang dilakukan atas kewajiban penggunaan pokok utang

(principal outstanding) baik utang dalam maupun luar negeri yang

dihitung berdasarkan posisi pinjaman jangka pendek atau jangka

panjang. Jenis belanja ini khusus digunakan dalam kegiatan dari

Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan.

5) Belanja Subsidi

Pengeluaran atau alokasi anggaran yang diberikan pemerintah

kepada perusahaan negara, lembaga pemerintah atau pihak

ketiga lainnya yang memproduksi, menjual, mengekspor atau

mengimpor barang dan jasa untuk memenuhi hajat hidup orang

banyak agar harga jualnya dapat dijangkau masyarakat. Belanja

ini antara lain digunakan untuk penyaluran subsidi kepada

masyarakat melalui BUMN/BUMD dan perusahaan swasta. Jenis

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 26

belanja ini khusus digunakan dalam kegiatan dari Bagian

Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan.

6) Belanja Hibah

Pengeluaranpemerintah berupa transfer dalam bentuk uang,

barang atau jasa, bersifat tidak wajib yang secara spesifik telah

ditetapkan peruntukannya dan tidak mengikat serta tidak terus

menerus kepada pemerintahan negara lain, pemerintah daerah,

masyarakat dan organisasi kemayarakatan serta organisasi

internasional.

7) Belanja Bantuan Sosial

Transfer uang atau barang yang diberikan kepada masyarakat

guna melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial.

Bantuan sosial dapat langsung diberikan kepada anggota

masyarakat dan/atau lembaga kemasyarakatan termasuk

didalamnya bantuan untuk lembaga non pemerintah bidang

pendidikan dan keagamaan. Pengeluaran ini dalam bentuk uang/

barang atau jasa kepada masyarakat yang bertujuan untuk

peningkatan kesejahteraan masyarakat, bersifat tidak terus

menerus dan selektif.

8) Belanja Lain-lain

Pengeluaran/belanja pemerintah pusat yang sifat

pengeluarannya tidak dapat diklasifikasikan ke dalam pos-pos

pengeluaran diatas.Pengeluaran ini bersifat tidak biasa dan tidak

diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam,

bencana sosial dan pengeluaran tidak terduga lainnya yang

sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan

pemerintah.

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 27

Kodefikasi BAS untuk Belanja adalah sebagai berikut:

Kode Uraian

5 Belanja Negara

51 Belanja Pegawai

511 Belanja Gaji dan Tunjangan

512 Belanja Honorarium/Lembur/Vakasi/Tunjangan Khusus danBelanja Pegawai Transito

513 Belanja Kontribusi Sosial

52 Belanja Barang

521 Belanja Barang

522 Belanja Jasa

523 Belanja Pemeliharaan

524 Belanja Perjalanan

525 Belanja Badan Layanan Umum (BLU)

53 Belanja Modal

531 Belanja Modal Tanah

532 Belanja Modal Peralatan dan Mesin

533 Belanja Modal Gedung dan Bangunan

534 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan jaringan

536 Belanja Modal Fisik Lainnya

537 Belanja Modal Badan Layanan Umum (BLU)

Sampai saat ini, salah satu hal yang menjadi temuan berulang BPK

baik pada Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) maupun

Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL) adalah

klasifikasi perencanaan anggaran yang berbeda dengan

realisasinya. Pada tahun 2009 jumlah kesalahan ini mencapai 27,51

triliun dan menjadi salah satu hal yang dikecualikan kewajarannya.

Hal ini terutama terkait dengan pengelompokkan/perbedaan antyara

belanja barang dan belanja modal. Untuk membedakan apakah

pengadaan awal suatu barang dikelompokkan ke dalam belanja

barang atau belanja modal dapat dilihat pada gambar berikut:

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 28

Gambar IV

c. TRANSFER KE DAERAH

1) Dana Perimbangan

Pengeluaran uang dari pemerintah pusat / alokasi anggaran berupa

transfer untuk pemerintah daerah berupa dana bagi hasil, dana

alokasi umum dan dana alokasi khusus yang ditujukan untuk

keperluan pemerintah daerah.

2) Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian

Pengeluaran uang dari pemerintah pusat / alokasi anggaran berupa

transfer untuk pemerintah daerah berupa dana otonomi khusus dan

Nilai Minimum Kapitalisasi:

≥ 300.000 : peralatan dan mesin

≥ 1.000.000 : gedung dan bangunan

≥ 1: Tanah, Jalan, Irigasi, Jaringan dan AsetTetap Lainnya

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 28

Gambar IV

c. TRANSFER KE DAERAH

1) Dana Perimbangan

Pengeluaran uang dari pemerintah pusat / alokasi anggaran berupa

transfer untuk pemerintah daerah berupa dana bagi hasil, dana

alokasi umum dan dana alokasi khusus yang ditujukan untuk

keperluan pemerintah daerah.

2) Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian

Pengeluaran uang dari pemerintah pusat / alokasi anggaran berupa

transfer untuk pemerintah daerah berupa dana otonomi khusus dan

Nilai Minimum Kapitalisasi:

≥ 300.000 : peralatan dan mesin

≥ 1.000.000 : gedung dan bangunan

≥ 1: Tanah, Jalan, Irigasi, Jaringan dan AsetTetap Lainnya

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 28

Gambar IV

c. TRANSFER KE DAERAH

1) Dana Perimbangan

Pengeluaran uang dari pemerintah pusat / alokasi anggaran berupa

transfer untuk pemerintah daerah berupa dana bagi hasil, dana

alokasi umum dan dana alokasi khusus yang ditujukan untuk

keperluan pemerintah daerah.

2) Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian

Pengeluaran uang dari pemerintah pusat / alokasi anggaran berupa

transfer untuk pemerintah daerah berupa dana otonomi khusus dan

Nilai Minimum Kapitalisasi:

≥ 300.000 : peralatan dan mesin

≥ 1.000.000 : gedung dan bangunan

≥ 1: Tanah, Jalan, Irigasi, Jaringan dan AsetTetap Lainnya

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 29

dana penyesuaian yang ditujukan untuk keperluan pemerintah

daerah.

Kodefikasi BAS untuk Transfer ke Daerah adalah sebagai berikut:

Kode Uraian

6 Transfer ke Daerah

61 Transfer Dana Perimbangan

611 Transfer Dana Bagi Hasil (DBH)

612 Transfer Dana Alokasi Umum (DAU)

613 Transfer Dana Alokasi Khusus (DAK)

62 Transfer Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian

621 Transfer Dana Otonomi Khusus

622 Transfer Dana Penyesuaian

d. PEMBIAYAAN

1) Penerimaan Pembiayaan

Penerimaan Pembiayaan adalah Penerimaan Negara berasal dari

penarikan pinjaman, penjualan surat perbendaharaan negara /

obligasi negara / surat berharga syariah negara, hasil privatisasi,

penjualan aset hasil restrukturisasi dan penerimaan perbankan

lainnya.

2) Pengeluaran Pembiayaan

Pengeluaran Pembiayaan adalah Pengeluaran Negara untuk

pembayaran cicilan utang, penarikan surat utang negara,

penanaman modal negara dan investasi pemerintah lainnya serta

dukungan infrastuktur.

C. NON ANGGARAN

1) Penerimaan Non Anggaran

Penerimaan pada Rekening Kas Umum Negara yang tidak

dianggarkan dalam APBN. Yang termasuk dalam penerimaan Non

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 30

Anggaran adalah transfer antar rekening pemerintah, penerimaan

Perhitungan Fihak Ketiga dan Penerimaan Pengembalian Uang

persediaan.

2) Pengeluaran Non Anggaran

Pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara yang tidak

dianggarkan dalam APBN. Yang termasuk dalam Pengeluaran Non

Anggaran adalah transfer antar rekening pemerintah, Pengembalian

Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga dan Pembayaran Uang

persediaan.

4. AKUN APBN **)

1. ESTIMASI PENDAPATAN

a. Estimasi Penerimaan Perpajakan

b. Estimasi Penerimaan Negara Bukan Pajak

c. Estimasi Hibah

2. APPROPRIASI BELANJA

a. Appropriasi Belanja Pegawai

b. Appropriasi Belanja Barang

c. Appropriasi Belanja Modal

d. Appropriasi Belanja Pembayaran Bunga Utang

e. Appropriasi Belanja Subsidi

f. Appropriasi Belanja Hibah

g. Appropriasi Belanja Bantuan Sosial

h. Appropriasi Belanja Lain-lain

3. APPROPRIASI TRANSFER KE DAERAH

a. Appropriasi Dana Perimbangan

b. Appropriasi Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian

d. ESTIMASI PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAN APPROPRIASI

PENGELUARAN PEMBIAYAAN

1) Estimasi Penerimaan Pembiayaan

2) Appropriasi Pengeluaran Pembiayaan

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 31

**) Kode akun untuk akun APBN sama dengan kode akun operasional

hanya dibedakan dengan menggunakan kode transaksi, yang dibedakan

menjadi kode apropriasi, kode allotment, dan realisasi.

5. AKUN DIPA ***)

1. ESTIMASI PENDAPATAN YANG DIALOKASIKAN

a. Estimasi Penerimaan Perpajakan yang dialokasikan

b. Estimasi Penerimaan Negara Bukan Pajak yang dialokasikan

c. Estimasi Hibah yang dialokasikan

2. ALLOTMENT BELANJA

a. Allotment Belanja Pegawai

b. Allotment Belanja Barang

c. Allotment Belanja Modal

d. Allotment Belanja Pembayaran Bunga Utang

e. Allotment Belanja Subsidi

f. Allotment Belanja Hibah

g. Allotment Bantuan Sosial

h. Allotment Belanja Lain-lain

3. ALLOTMENT TRANSFER KE DAERAH

a. Allotment Dana Perimbangan

b. Allotment Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian

4. ESTIMASI PENERIMAAN PEMBIAYAAN YANG DIALOKASIKAN

DAN ALLOTMENT PENGELUARAN PEMBIAYAAN

a. Estimasi Penerimaan Pembiayaan yang dialokasikan

b. Allotment Pengeluaran Pembiayaan

***) Kode akun untuk akun DIPA sama dengan kode akun operasional

hanya dibedakan dengan menggunakan kode transaksi.

Akun yang digunakan untuk penyusunan Neraca adalah :

1. Kelompok Aset ( Kode 1XXXXX)

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 32

2. Kelompok Utang ( Kode 2XXXXX)

3. Kelompok Ekuitas Dana (Kode 3XXXXX)

Akun yang digunakan untuk menyusun Laporan Realisasi Anggaran

1. Kelompok Pendapatan/Estimasi Pendapatan/Estimasi Pendapatan yang

dialokasikan (4XXXXX).

2. Kelompok Belanja/Apropriasi Belanja/Allotment Belanja ( 5XXXXX).

3. Kelompok Belanja Daerah/Apropriasi Belanja Daerah/Allotment Belanja

daerah (6XXXXX).

4. Kelompok Penerimaan Pembiayaan/Estimasi Penerimaan Pembiayaan/

Penerimaan Pembiayaan yang dialokasikan ( 71XXXX).

5. Kelompok Pengeluaran Pembiayaan/Appropriasi Pengeluaran

Pembiayaan/ Allotment Pengeluaran Pembiayaan ( 72XXXX).

Akun yang digunakan untuk menyusun Laporan Arus Kas.

1. Kelompok Pendapatan (4XXXXX).

2. Kelompok Belanja ( 5XXXXX).

3. Kelompok Belanja Daerah ( 6XXXXX).

4. Kelompok Penerimaan Pembiayaan ( 71XXXX).

5. Kelompok Pengeluaran Pembiayaan ( 72XXXX).

6. Kelompok Non Anggaran (8XXXXX)

2.6Identifikasi Kode Akun Belanja

Penyelarasan norma anggaran dan norma akuntansi dalam rangka

sinkronisasi perencanaan anggaran dan pelaksanaan anggaran dilakukan

dengan memakai norma Bagan Akun Standar (BAS). Daftar akun belanja

dan penjelasan penggunaannya dapat dilihat pada lampiran modul. Secara

umum penerapan Bagan Akun Standar diatur sebagai berikut:

a. Penggunaan Akun Belanja Pegawai (51)

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 33

Belanja Pegawai digunakan untuk membayar Gaji dan Tunjangan

PNS, uang makan, dan uang lembur. Akun-akun yang dapat digunakan oleh

satker antara lain :

1) Belanja Gaji dan Tunjangan PNS (5111)

2) Belanja Gaji dan Tunjangan TNI/Polri (5112)

3) Belanja Gaji dan Tunjangan Pejabat Negara (5113)

4) Belanja Lembur (5122)

b. Penggunaan Akun Belanja Barang (52)

Belanja Barang dapat dibedakan menjadi Belanja Barang (Operasional

dan Non-Operasional) dan Jasa, Belanja Pemeliharaan, serta Belanja

Perjalanan Dinas. Akun-akun yang termasuk Belanja Barang terdiri dari:

1) Belanja Barang Operasional (5211)

Pengeluaran-pengeluaran yang termasuk dalam kriteria ini adalah

belanja barang operasional, antara lain :

a) Keperluan sehari-hari perkantoran.

b) Pengadaan/penggantian inventaris kantor yang nilainya dibawah

kapitalisasi.

c) Pengadaan bahan makanan.

d) Pengadaan penambah daya tahan tubuh.

e) Belanja barang lainnya yang secara langsung menunjang

operasional Kementerian Negara/Lembaga.

f) Pengadaan pakaian seragam dinas.

g) Honorarium pejabat perbendaharaan, yaitu honor yang terkait

dengan operasional satker (akun 521115).

2) Belanja Barang Non-Operasional (5212)

Pengeluaran yang digunakan untuk membiayai kegiatan non-

operasional dalam rangka pelaksanaan suatu kegiatan satker. Pengeluaran-

pengeluaran yang termasuk dalam kriteria ini, antara lain:

a) Belanja Bahan.

b) Belanja Barang transito.

c) Vakasi, adalah penyediaan dana untuk imbalan bagi penguji atau

pemeriksa kertas/jawaban Ujian. Pengeluaran ini dibebankan pada

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 34

belanja barang non-operasional dan merupakan input dari output

berkenaan. Alokasi anggarannya merupakan batas tertinggi dalam

satu tahun anggaran.

d) Honor yang terkait dengan output.

Penggunaan Akun Honor Yang Terkait dengan Output Kegiatan

dimaksud harus benar-benar selektif dan dapat dialokasikan untuk

kegiatan sepanjang:

Pelaksanaannya memerlukan pembentukan panitia/tim/kelompok

kerja.

Mempunyai output jelas dan terukur;

Sifatnya koordinatif dengan mengikutsertakan satker/organisasi lain.

Sifatnya temporer sehingga pelaksanaannya perlu diprioritaskan

atau diluar jam kerja.

Merupakan perangkapan fungsi atau tugas tertentu kepada PNS

disamping tugas pokoknya sehari-hari.

Bukan operasional yang dapat diselesaikan secara internal satker.

3) Belanja Jasa (5221)

Pengeluaran-pengeluaran untuk langganan daya dan jasa (listrik,

telepon, gas, dan air), jasa pos dan giro, jasa konsultan, sewa , jasa profesi

dan jasa lainnya.

4) Belanja Pemeliharaan (5231)

Belanja Pemeliharaan adalah pengeluaran yang dimaksudkan untuk

mempertahankan aset tetap atau aset tetap lainnya yang sudah ada ke

dalam kondisi normal yang nilainya tidak memenuhi nilai kapitalisasi

sebagaimana yang ditetapkan oleh pemerintah dengan Peraturan Menteri

Keuangan. Belanja Pemeliharaan meliputi antara lain pemeliharaan tanah,

pemeliharaan gedung dan bangunan kantor, rumah dinas, kendaraan

bermotor dinas, perbaikan peralatan dan sarana gedung, jalan, jaringan

irigasi, peralatan mesin, dan lain-lain sarana yang berhubungan dengan

penyelenggaraan pemerintahan. Pengeluaran-pengeluaran untuk

pemeliharaan gedung kantor, rumah dinas/jabatan, kendaraan bermotor,

dan lain-lain yang berhubungan dengan penyelenggaraan pemerintahan

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 35

termasuk perbaikan peralatan dan sarana gedung (sesuai standar biaya

umum), yang termasuk Belanja Pemeliharaan nilainya dibawah kapitalisasi.

Contoh, suatu instansi merencanakan untuk mengalokasikan anggaran

sebesar Rp.2.000.000,- untuk biaya ganti oli sebanyak 10 mobil dinas.

Instansi tersebut akan mencantumkan belanja pemeliharaan pada APBN

sebesar Rp.2.000.000,-. Terhadap realisasi pengeluaran belanja tersebut

dicatat dan disajikan sebagai Belanja Pemeliharaan, karena pengeluaran

untuk belanja pemeliharaan tersebut tidak memenuhi persyaratan

kapitalisasi aset tetap yaitu karena tidak mengakibatkan bertambahnya

umur, manfaat, atau kapasitas, serta biaya per unitnya dibawah batas nilai

kapitalisasi.

5) Belanja Perjalanan Dinas (5241)

Pengeluaran-pengeluaran untuk perjalanan dinas. Belanja perjalanan

terdiri dari Belanja Perjalanan Biasa, Belanja Perjalanan Tetap dan Belanja

Perjalanan Lainnya. Pengalokasian anggaran di dokumen penganggaran

untuk keperluan Belanja Perjalanan, besarannya mengikuti ketentuanyang

diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan tentang Standar Biaya yang

berlaku.

c. Penerapan konsep nilai perolehan (full costing) pada jenis Belanja

Barang (52)

Pada konsep full costing, berarti seluruh biaya yang diperlukan untuk

pengadaan barang/jasa dimasukkan sebagai nilai perolehan barang/jasa

dimaksud (termasuk antara lain biaya rapat dan perjalanan dinas). Untuk

akun belanja yang digunakan harus sesuai dengan peruntukannya

sebagaimana BAS.

d. Penggunaan Akun Belanja Modal (53) dan Penerapan konsep

kapitalisasi

Akun Belanja Modal digunakan dalam rangka memperoleh atau

menambah nilai asset tetap dan asset lainnya yang member manfaat lebih

dari satu periode akuntansi serta melebihi batasan minimal kapitalisasi asset

tetap atau asset lainnya yang ditetapkan. Aset tetap tersebut dipergunakan

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 36

untuk operasional kegiatan sehari-hari suatu satker atau dipergunakan oleh

masyarakat/publik namun tercatat dalam registrasi asset Kementerian

Negara/Lembaga terkait serta bukan untuk dijual.

Belanja Modal terdiri dari :

1) Belanja Modal Tanah

2) Belanja Modal Peralatan dan Mesin

3) Belanja Modal Gedung dan Bagunan

4) Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan

5) Belanja Modal Lainnya

6) Belanja Penambahan Nilai Aset Tetap/Lainnya

7) Belanja Modal Badan Layanan Umum

Konsep kapitalisasi dalam penyusunan RKA-K/L terkait dengan jenis

Belanja Modal.Untuk mengetahui apakah suatu belanja dapat dimasukkan

sebagai belanja modal atau tidak, maka perlu diketahui definisi aset tetap

atau aset tetap lainnya dan kriteria kapitalisasi aset tetap. Aset tetap

mempunyai ciri–ciri/karakteristik sebagai berikut: berwujud, akan menambah

aset pemerintah, mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun, nilainya

material (di atas nilai kapitalisasi). Sedangkan ciri-ciri aset tetap lainnya

adalah, akan menambah aset pemerintah, mempunyai masa manfaat lebih

dari 1 tahun, nilainya relatif material (di atas nilai kapitalisasi).

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu

belanja dapat dikategorikan sebagai belanja modal jika :

1) Pengeluaran tersebut mengakibatkan adanya perolehan aset tetap

atau aset tetap lainnya yang demikian menambah aset pemerintah;

2) Pengeluaran tersebut melebihi batasan minimal kapitalisasi aset

tetap atau aset tetap lainnya yang telah ditetapkan oleh pemerintah;

3) Perolehan aset tetap tersebut dimaksudkan untuk dipakai dalam

operasional pemerintahan, bukan untuk dijual atau diserahkan ke

masyarakat.

Dalam kaitan konsep harga perolehan menetapkan bahwa seluruh

pengeluaran yang mengakibatkan tersedianya aset siap dipakai maka

seluruhpengeluaran tersebut masuk ke dalam belanja modal. Pengeluaran

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 37

tersebut memenuhi batasan minimal kapitalisasi (relatif material) aset

tetap/aset tetap lainnya.

Di samping belanja modal untuk perolehan aset tetap dan aset tetap

lainnya, belanja untuk pengeluaran–pengeluaran sesudah perolehan aset

tetap atau aset tetap lainnya dapat juga dimasukkan sebagai Belanja

Modal.Pengeluaran tersebut dapat dikategorikan sebagai belanja modal jika

memenuhi persyaratan bahwa pengeluaran tersebut mengakibatkan

bertambahnya masa manfaat, kapasitas, kualitas dan volume aset yang

telah dimiliki.Termasuk pengeluaran untuk gedung yang nilai perbaikannya

lebih 2% dari nilai aset, berdasarkan perhitungan dari Ditjen Cipta karya.

Berikut disampaikan contoh pengeluaran yang masuk dalam kategori

belanja barang dan belanja modal terkait konsep kapitalisasi.

Contoh pengeluaran yang masuk kategori Belanja Barang :

NO. URAIAN KLASIFIKASI1. Pengisian Freon AC, service AC Belanja Barang2. Pembelian ban, oli, bensin, service /

tune upBelanja Barang

3. Pengecatan, pembuatan partisi nonpermanen, pembelian gordyn

Belanja Barang

4. Perbaikan jalan berlubang/pemeliharaan berkala

Belanja Barang

5. Biaya Pengurusan STNK/BPKB Belanja Barang6. Rumah yang akan diserahkan ke

masyarakatBelanja Barang

7. Peralatan dan mesin yang akandiserahkan ke pihak III

Belanja Barang

8. Pembayaran satpam dan cleaningservice

Belanja Barang

9. Pembelian accu mobil dinas Belanja Barang10. Pembelian lampu ruangan kantor Belanja Barang11. Perbaikan atap gedung kantor Belanja Barang12. Penggantian kompresor Belanja Barang13. Suku cadang alat laboratorium,bahan

cairan kimia,tempat alat suntikBelanja Barang

14. Pekerjaan infrastruktur penangananluapan lumpur

Belanja Barang

15. Pengadaan anti virus Belanja Barang

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 38

Contoh pengeluaran yang masuk kategori Belanja Modal :

NO URAIAN KLASIFIKASI1. Pembelian memory PC, up grade PC Belanja Modal2. Pembelian meubelair, dispenser Belanja Modal3. Pembuatan jalan, irigasi dan jaringan Belanja Modal4. Overhaul kendaraan dinas Belanja Modal5. Biaya lelang pengadaan aset Belanja Modal6. Perbaikan jalan kerikil ke hotmix Belanja Modal7. Pembelian tape mobil dinas Belanja Modal8. Penambahan jaringan dan pesawat

telponBelanja Modal

9. Penambahan jaringan listrik Belanja Modal10. Perjalanan dinas pengadaaan aset Belanja Modal11. Pembayaran konsultan perencanaan

pembangunan/gedung dan bangunanBelanja Modal

12. Perbaikan atap dari seng ke multiroof Belanja Modal13. Pengadaan:

peta,jaringan,software,lambanginstansi,alat kesehatan

Belanja Modal

14. Pembuatan film Belanja Modal15. Pekerjaan interpretasi citra satelit Belanja Modal

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 39

KEGIATAN BELAJAR 3

PENYUSUNAN TOR3.1 Pengertian TOR

Term of Reference atau Kerangka Acuan Kerja yang selanjutnya

disebut TOR/KAK adalah dokumen yang menginformasikan gambaran

umum dan penjelasan mengenai keluaran kegiatan yang akan dicapai

sesuai dengan tugas dan fungsi kementerian negara/lembaga yang memuat

latar belakang, penerima manfaat, strategi pencapaian, dan biaya yang

diperlukan. TOR merupakan dokumen perencanaan kegiatan yang berisi

penjelasan/keterangan mengenai apa, mengapa, siapa, kapan, dimana,

bagaimana, dan berapa perkiraan biayanya suatu kegiatan.

TOR menjelaskan secara lengkap untuk setiap suatu keluaran

(output) dalam suatu kegiatan, yang akan dilaksanakan dari mulai awal

sampai akhir pelaksanaan kegiatan, yang memuat di dalamnya jenis

pekerjaan, penanggung jawab kegiatan, alasan mengapa diperlukan

kegiatan tersebut, strategi pencapaiannya, sampai dengan besaran biaya

yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan tersebut.

3.2 Fungsi TOR

TOR merupakan dokumen pendukung penyusunan RKA-K/L. TOR

ini dibuat untuk setiap output kegiatan. Setiap alokasi anggaran output

kegiatan harus didasarkan TOR karena TOR berfungsi sebagai acuan untuk

menentukan besaran anggaran output.

Secara ringkas fungsi dari TOR adalah :

a. Alat bagi pimpinan untuk melakukan pengendalian kegiatan yang

dilakukan oleh bawahannya.

b. Alat bagi para Perencana Anggaran untuk menilai urgensi pelaksanaan

kegiatan tersebut dari sudut pandang keterkaitan dengan Tugas dan

Fungsi.

c. Alat bagi pihak-pihak pemeriksa untuk melakukan pemeriksaan realisasi

kegiatan tersebut.

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 40

d. Sebagai informasi bagaimana output kegiatan dilaksanakan/didukung

oleh komponen input, serta apa saja input (tahapan-tahapan) yang

dibutuhkan dan bagaimana pelaksanaannya untuk mencapai output

Peruntukan TOR ada dua yaitu :

a. Untuk output kegiatan dalam kerangka angka dasar.

b. Untuk output kegiatan dalam kerangka inisiatif baru.

Substansi penting dalam TOR adalah konsistensi antara output yang

dihasilkan dengan rangkaian tahapan (komponen) pencapaiannya.

3.3 Format TOR

Format TOR dapat dilihat pada gambar 1.1.

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 41

Gambar 1.1 Format TOR

TOR PER KELUARAN KEGIATAN

Kementerian negara/lembaga : ………………………………………….. (1)

Unit Eselon I/II : ………………………………………….. (2)

Program : ………………………………………….. (3)

Hasil (Outcome) : ………………………………………….. (4)

Kegiatan : ………………………………………….. (5)

Indikator Kinerja Kegiatan : ………………………………………….. (6)

Jenis Keluaran (Output) : ………………………………………….. (7)

Volume Keluaran (Output) : ………………………………………….. (8)

Satuan Ukur Keluaran (Output): ……..………………………………….. (9)

A. Latar Belakang

1. Dasar Hukum Tugas Fungsi/Kebijakan (10)

2. Gambaran Umum (11)

B. Penerima Manfaat (12)

C. Strategi Pencapaian Keluaran

1. Metode Pelaksanaan (13)

2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan (14)

D. Waktu Pencapaian Keluaran (15)

E. Biaya Yang Diperlukan (16)

Penanggung Jawab...................................... (17)

NIP……...…….....…..... (18)

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 42

PETUNJUK PENGISIAN TOR

TOR merupakan gambaran umum dan penjelasan mengenai keluarankegiatan yang akan dicapai sesuai dengan tugas dan fungsi kementeriannegara/lembaga yang memuat latar belakang, penerima manfaat, strategipencapaian, waktu pencapaian, dan biaya yang diperlukan.

No. Uraian(1) Diisi nama kementerian negara/lembaga.(2) Diisi nama unit eselon I/II sebagai penanggung jawab program.(3) Disi nama program sesuai dengan dokumen Renja K/L.(4) Diisi dengan hasil yang akan dicapai dalam program.(5) Diisi nama kegiatan sesuai dengan dokumen Renja K/L.(6) Diisi uraian indikator kinerja kegiatan.(7) Diisi nama/nomenklatur keluaran (output) secara spesifik.(8) Diisi jumlah/banyaknya kuantitas keluaran (output) yang dihasilkan.(9) Diisi uraian satuan ukur yang digunakan dalam rangka pengukuran

kuantitas keluaran (output) sesuai dengan karakteristiknya.(10) Diisi dengan dasar hukum tugas fungsi dan/atau ketentuan yang

terkait langsung dengan kegiatan yang akan dilaksanakan.(11) Diisi gambaran umum mengenai keluaran (output) kegiatan dan

volumenya yang akan dilaksanakan dan dicapai.(12) Diisi dengan penerima manfaat baik internal dan/atau eksternal

kementerian negara/lembaga.Contoh : pegawai, petani, siswa.

(13) Diisi dengan cara pelaksanaannya berupa kontraktual atau swakelola.(14) Diisi dengan tahapan/komponen masukan yang digunakan dalam

pencapaian keluaran kegiatan, termasuk jadwal waktu (time table)pelaksanaan dan keterangan sifat komponen masukan/tahapantersebut termasuk biaya utama atau biaya penunjang.

(15) Diisi dengan kurun waktu pencapaian pelaksanaan.(16) Diisi dengan total anggaran yang dibutuhkan untuk pencapaian

keluaran (output) dan penjelasan bahwa rincian biaya sesuai denganRAB terlampir.

(17) Diisi dengan nama penanggung jawab unit perencana.(18) Diisi dengan NIP penanggung jawab unit perencana.

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 43

3.4 Penyusunan Bagian-Bagian TORa. Latar Belakang

1) Dasar Hukum Tugas Fungsi/Kebijakan

Bagian ini memuat dasar hukum tugas fungsi dan/atau ketentuan

yang terkait langsung dengan kegiatan yang akan dilaksanakan.

2) Gambaran Umum

Bagian ini menjelaskan gambaran umum jenis kegiatan yang akan

dilaksanakan. Apa dan mengapa kegiatan ini akan dilaksanakan

diuraikan dengan jelas. Apabila diperlukan disampaikan data

pendukungnya. Gambaran umum juga menjelaskan jenis

kegiatannya. Contoh : Kegiatan Generik atau Kegiatan Teknis

(Kegiatan Prioritas Nasional, Kegiatan Prioritas K/L dan Kegiatan

Teknis Non Prioritas).

Selain penjelasan gambaran umum kegiatan, bagian ini memuat

penjelasan target volume output yang akan dicapai.

Apabila terkait output barang, disampaikan data kondisi barang milik

Negara seperti kuantitas yang diharapkan, kuantitas saat ini dan

kondisi barangnya.

b. Penerima Manfaat

Bagian ini memuat sasaran penerima manfaat kegiatan.Sasaran

penerima manfaat dapat berasal dari internal dan/atau eksternal

kementerian negara/lembaga.

Contoh : pegawai, petani, siswa.

c. Strategi Pencapaian Keluaran

Strategi untuk mencapai keluaran paling tidak memuat dua hal yaitu

metode pelaksanaan dan tahapan serta waktu pelaksanaannya.

1) Metode Pelaksanaan

Dalam bagian ini dijelaskan cara pelaksanaan kegiatan, apakah

dilakukan secara kontraktual atau swakelola. Cara kontraktual berarti

pelaksanaan kegiatan melalui penyedia barang/jasa. Dalam

pemilihan cara ini harus diperhatikan ketentuan pemaketan.

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 44

Apabila metode swakelola yang dipilih maka harus diperhatikan

ketentuan tentang swakelola. Metode ini biasanya dilakukan apabila

kegiatan merupakan kegiatan pelaksanaan tugas dan fungsi satker.

Perlu dijelaskan siapa yang akan melaksanakan kegiatan swakelola

ini nanti.

2) Tahapan dan Waktu Pelaksanaan

Tahapan/komponen masukan yang digunakan dalam pencapaian

keluaran kegiatan diuraikan dibagian ini. Kemudian tahapan ini dirinci

jadwal waktu (time table) pelaksanaanya.

Perlu juga diberikan keterangan sifat komponen masukan/tahapan

tersebut. Pada bagian ini dirinci juga biaya utama atau biaya

penunjang komponen tersebut untuk menjelaskan prioritas dalam

pendanaannya.

d. Waktu Pencapaian Keluaran

Pada bagian ini ditentukan kurun waktu pencapaian keluaran dalam

pelaksanaan kegiatan.

e. Biaya Yang Diperlukan

Biaya yang diperlukan dicantumkan sesuai dengan perhitungan dalam

lampiran RAB. RAB merupakan rincian alokasi dana yang diperlukan

dalam pencapaian keluaran kegiatan

3.5 Dokumen Pendukung TOR

Dalam menyusun TOR dilengkapi dengan dokumen pendukung antara lain :

a. Untuk Pengadaan Tanah

1) Data/dokumen Rencana Kebutuhan Tahunan BMN.

2) Status kepemilikan tanah.

3) Informasi harga tanah/NJOP dari Dinas Pendapatan Daerah

setempat atau Kantor Pelayanan Pajak (terakhir akhir bulan

Desember).

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 45

4) Keterangan dari Camat setempat apabila harga tanah lebih besar

dari NJOP.

5) Izin Menteri Keuangan untuk perubahan dari semula tahun tunggal

menjadi tahun jamak dengan kondisi force majeur atau non force

majeur.

6) Izin Menteri Keuangan (untuk kontrak tahun jamak di atas Rp 10 M)

atau menteri/pimpinan lembaga yang bersangkutan (untuk tahun

kontrak jamak sampai dengan Rp10 M).

7) Izin Menteri Keuangan untuk perpanjangan atas kontrak yang

disebabkan tertundanya penyelesaian kontrak tahun jamak (force

majeur atau non force majeur).

8) Hasil Audit BPKP (optional) untuk sisa pekerjaan yang dimohonkan

persetujuan perpanjangan kontrak tahun jamak.

b. Untuk Pembangunan Bangunan/Gedung Negara

1) Data/dokumen Rencana Kebutuhan Tahunan BMN untuk bangunan.

2) Izin prinsip pembangunan gedung dari Pemerintah Daerah (IMB).

3) Status kepemilikan tanah.

4) Surat dari kementerian teknis seperti : Surat dari Kementerian

Pekerjaan Umum/Dinas Pekerjaan Umum setempat (dari Dinas PU

Propinsi) terkait perhitungan kebutuhan biaya pembangunan gedung

Negara atau sejenisnya untuk Pengadaan Bangunan/Gedung.

5) Izin Menteri Keuangan untuk perubahan dari semula tahun tunggal

menjadi tahun jamak dengan kondisi force majeur atau non force

majeur.

6) Izin Menteri Keuangan (untuk kontrak tahun jamak di atas Rp 10 M)

atau menteri/pimpinan lembaga yang bersangkutan (untuk tahun

kontrak jamak sampai dengan Rp10 M).

7) Izin Menteri Keuangan untuk perpanjangan atas kontrak yang

disebabkan tertundanya penyelesaian kontrak tahun jamak (force

majeur atau non force majeur).

8) Hasil Audit BPKP (optional) untuk sisa pekerjaan yang dimohonkan

persetujuan perpanjangan kontrak tahun jamak.

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 46

c. Untuk Pengadaan Aset Lainnya (misal Kendaraan Dinas/Kapal Patroli)

1) Surat dari Kementerian Teknis, antara lain : Kementerian

Perhubungan atau Kementerian Pertahanan (khusus untuk yang

dilengkapi dengan senjata).

2) SK Penetapan Menpan-RB (untuk satker baru).

3) Surat Keterangan, Berita Acara Penghapusan Kendaraan (untuk

penggantian asset kendaraan bermotor)

d. Untuk Renovasi Bangunan

Surat dari Kementerian Pekerjaan Umum/Dinas Pekerjaan Umum

setempat (dari Dinas PU Propinsi) terkait perhitungan kebutuhan biaya

renovasi gedung Negara atau sejenisnya.

e. Untuk Pemeliharaan BMN

1) PMK tentang Standar Biaya Masukan.

2) Data SIMAK BMN untuk mengetahui luas, jumlah, dan kondisi BMN.

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 47

KEGIATAN BELAJAR 4

PENYUSUNAN RAB

4.1 Pengertian RAB

Rincian Anggaran Biaya yang selanjutnya disingkat RAB adalah

suatu dokumen yang berisi tahapan pelaksanaan, rincian komponen-

komponen masukan dan besaran biaya dari setiap komponen suatu

kegiatan. Dokumen RAB merupakan dokumen pendukung TOR.

Pelaksanaan sebuah proyek/kegiatan sangat berkaitan dengan

proses manajemen didalamnya. Pada tahapan itu, pengelolaan anggaran

biaya untuk melaksanakan pekerjaan tersebut, perlu dirancang dan disusun

sedimikian rupa berdasarkan sebuah konsep estimasi yang terstruktur

sehungga menghasilkan nilai estimasi rancangan yang tepat dalam arti

ekonomis.

Nilai estimasi anggaran yang disusun selanjutnya dikenal dengan

istilah Rencana Anggaran Biaya (RAB), yang mempunyai fungsi dan

manfaat lebih lanjut dalam hal mengendalikan sumberdaya material, tenaga

kerja, peralatan dan waktu pelaksanaan proyek sehingga pelaksanaan

kegiatan proyek yang dilakukan akan mempunyai nilai efisiensi dan

efektivitas.

Konsep penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB), pada

pelaksanaannya didasarkan pada sebuah analisa masing-masing komponen

penyusunnya (material, upah dan peralatan) untuk tiap-tiap item pekerjaan

yang terdapat dalam keseluruhan proyek. Hasil analisa komponen tersebut

pada akhirnya akan menghasilkan Harga Satuan Pekerjaan (HSP) per item

yang menjadi dasar dalam menentukan nilai estimasi biaya pelaksanaan

proyek keseluruhan dengan menkonversikannya kedalam total volume untuk

tiap item pekerjaan yang dimaksud.

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 48

4.2 Fungsi RAB

RAB disusun dengan fungsi sebagai berikut :

a. Alat untuk memberikan informasi rincian perkiraan komponen biaya yang

dibutuhkan dalam TOR.

b. Alat bantu untuk mengidentifikasi komponen biaya utama dan

pendukung suatu output dalam TOR.

c. Alat untuk menghitung total biaya yang diperlukan atas suatu output

dalam TOR.

4.3 Komponen Penyusunan RAB

RAB merupakan total penjumlahan dari seluruh hasil perkalian

antara volume suatu item pekerjaan dengan harga satuannya. Dalam

rumus matematis RAB dapat dituliskan sebagai berikut :

RAB = ∑ (volume x Harga Satuan Pekerjaan)

Jika merujuk pada sebuah item pekerjaan, maka pada dasarnya

untuk melaksanakan sebuah item pekerjaan membutuhkan upah, material,

peralatan yang digunakan. Hal-hal yang dibutuhkan daam melaksanakan

pekerjaan tadi disebut komponen penyusunan RAB.

Komponen penyusunan RAB dapat dikelompokkan menjadi :

a. Komponen Utama,merupakan komponen pembiayaan langsung dari

pelaksanaan output layanan birokrasi/publik satker. Kebutuhan untuk

komponen utama dipengaruhi oleh total volume output yang akan

dicapai

b. Komponen Pendukung,merupakan komponen-komponen, pembiayaan

yang digunakan dalam rangka menjalankan dan mengelola layanan

birokrasi/publik satker. Komponen pendukung tidak terkait langsung

dengan total volume output yang akan dicapai. Komponen pendukung

tidak perlu dialokasikan oleh satker sepanjang telah termasuk dalam

alokasi komponen operasional dan pemeliharaan perkantoran.

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 49

4.4 Penerapan Standar Biaya

Standar Biaya merupakan salah satu instrumen dalam penyusunan

RKA-K/L untuk tahun yang direncanakan. Sebagai salah satu instrumen,

Standar Biaya harus dipahami untuk selanjutnya diterapkan dalam

penghitungan kebutuhan anggaran yang wajar, rasional, dan dapat

dipertanggungjawabkan.

a. Fungsi Standar Biaya dalam Pengalokasian Anggaran

Standar biaya digunakan sebagai pedoman K/L untuk menyusun RKA-

K/L berbasis kinerja. Fungsi standar biaya baik Standar Biaya Masukan

(SBM) maupun Standar Biaya Keluaran dalam rangka perencanaan

penganggaran merupakan batas tertinggi yang besaran biayanya tidak

dapat dilampaui.

Selanjutnya dalam rangka pelaksanaan kegiatan satuan biaya yang

tercantum merupakan estimasi yang besaran biayanya dapat dilampui

atau lebih rendah disesuaikan dengan harga pasar dan ketersediaan alokasi

anggaran dengan memperhatikan prinsip ekonomis efisiensi, efektifitas,

serta mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan, kecuali

SBM yang terdapat dalam Lampiran I.

b. Penerapan Standar Biaya dalam RKA-K/L

Standar Biaya adalah satuan biaya yang ditetapkan baik berapa Standar

Biaya Masukan maupun Standar Biaya Keluaran sebagai acuan perhitungan

kebutuhan anggaran dalam RKA-K/L. Standar Biaya tersebut diatur oleh

Menteri Keuangan setelah berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga,

dalam penganturannya Standar Biaya yang ditetapkan setiap tahun terdiri

atas:

1) Standar Biaya Masukan (SBM) yaitu satuan biaya berupa harga

satuan, tarif, dan indeks yang digunakan untuk menyusun biaya

komponen masukan kegiatan (komponen sebagai tahapan pencapaian

output).

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 50

2) Standar Biaya Keluaran (SBK) yaitu besaran biaya yang dibutuhkan

untuk menghasilkan sebuah keluaran kegiatan yang merupakan

akumulasi biaya komponen masukan kegiatan.

Dalam hal satuan biaya yang diperlukan untuk penyusunan RKA-K/L tidak

terdapat dalam standar biaya tersebut di atas, K/L dapat mengajukan usul

standar biaya masukan lainnya kepada Menteri Keuangan untuk mendapat

persetujuan. Di samping itu K/L dapat juga menggunakan standar biaya

lainnya di luar standar biaya yang ditetapkan Menteri Keungan dengan

dilengkapi dengan Surat Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) yang

ditandatangani oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran

(PA/KPA) serta dilampiri data pendukung yang dapat

dipertanggungjawabkan. SPTJM ini bukan merupakan dasar pembayaran,

namun merupakan pengalihan tanggung jawab atas penggunaan standar

biaya lain yang digunakan dalam penyusunan RKA-K/L.

Berikut ini disajikan contoh penerapan Standar Biaya tahun anggaran

2012 (sebagaimana Peraturan Menteri Keuangan No.84/PMK.02/2011)

dalam penyusunan RKA-K/L tahun anggaran 2012. Kementerian Hukum

dan Hak Asasi Manusia melalui Program Pembentukan Hukum

mengusulkan Proposal Anggaran Inisiatif Baru dan telah disetujui (oleh

Kementerian Perencanaan dan Kementerian Keuangan) sebesar Rp

383.565.000,-. Rincian Anggaran Biaya (RAB) dari proposal anggaran

Inisiatif Baru tersebut sebagai berikut:

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 51

Satker (Satker) : Ditjen Peraturan Perundang-Undangan

Kegiatan : Perancangan Peraturan Perundang-Undangan

Output : Rancangan Undang-Undang

Volume : 1

Tahapan Pelaksanaan dan RincianKomponen Biaya Volume

SatuanVolume

UkurBiaya Satuan

Ukur Jumlah Ket.

1 2 3 4 5 6PEMBENTUKAN TIMPENYUSUNAN NASKAH RUU(Komponen 1)

6.748.000 P

521211 Belanja Bahan 6.748.000- Pengadaan ATK 1,00 PKT 2.000.000 *) 2.000.000- Pengadaan/Pencetakan 1,00 PKT 3.500.000 *) 3.500.000- Konsumsi rapat [26 ORG x 1

RPT x 1 RUU] 26,00 OK 48.000 ***) 1.248.000

PENYUSUNAN NASKAH RUU(Komponen 2) 267.772.000 U

521211 Belanja Bahan 28.472.000- Konsumsi rapat [26 ORG x 14

RPT x 1 RUU] 364,00 OK 48.000 *) 17.472.000

- Pengadaan ATK 1,00 PKT 5.000.000 *) 5.000.000- Pengadaan Pencetakan 1,00 PKT 6.000.000 *) 6.000.000

521213 Honor yang terkait denganoutput kegiatan 130.200.000

- Ketua [1 ORG x 12 BLN x 1RUU] 12,00 OB 1.000.000 **) 12.000.000

- Wakil Ketua [1 ORG x 12 BLN x1 RUU] 12,00 OB 850.000 **) 10.200.000

- Anggota [12 ORG x 12 BLN x 1RUU] 144,00 OB 750.000 **) 108.000.000

521219 Belanja Barang NonOperasional Lainnya 1.100.000

- Transport lokal, pengirimansurat/bahan,dll [1 ORG x 10JLN x 1 RUU]

10,00 OK 110.000 ***) 1.100.000

522115 Belanja Jasa Profesi 108.000.000- Narasumber Tim Non PNS[2

ORG x 3 JAM x 1 RUU x 15RPT]

90,00 OJ 1.200.000 ***) 108.000.000

UJI KONSEP NASKAH RUU(Komponen 3) 31.365.000 P

522115 Belanja Jasa Profesi 10.800.000- Narasumber Uji Konsep Non

PNS[3 ORG x 3 JAM x 1 RUU] 9,00 OJ 1.200.000 ***) 10.800.000

524119 Belanja perjalanan lainnya(DN) 20.565.000

- Transport [3 ORG x 1 RUU] 3,00 OK 4.090.000 ***) 12.270.000- Uang harian [3 ORG x 3 HR x 1

RUU] 9,00 OH 515.000 ***) 4.635.000

- Penginapan [3 ORG x 2 HR x 1RUU] 6,00 OH 610.000 ***) 3.660.000

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 52

Tahapan Pelaksanaan dan RincianKomponen Biaya Volume

SatuanVolume

UkurBiaya Satuan

Ukur Jumlah Ket.

1 2 3 4 5 6KONSINYERING PENYUSUNANNASKAH RUU (Komponen 4) 84.680.000 U

521211 Belanja Bahan 6.500.000

- Pengadaan ATK 1,00 PKT 2.500.000 *) 2.500.000

- Pengadaan Bahan 1,00 PKT 4.000.000 *) 4.000.000522114 Belanja Sewa 6.000.000

- Sewa ruang rapat [2 HR x 1RUU] 2,00 HR 3.000.000 *) 6.000.000

522115 Belanja Jasa Profesi 9.000.000

- Narasumber konsinyeringPNS[2 ORG x 3 JAM x 1 RUU] 6,00 OJ 1.500.000 *) 9.000.000

524119 Belanja perjalanan lainnya(DN) 63.180.000

- Transport [26 ORG x 1 RUU] 26,00 OK 150.000 *) 3.900.000

- Paket Full Board [26 ORG x 3HR x 1 RUU] 78,00 OH 760.000 ***) 59.280.000

PENYUSUNAN LAPORAN(Komponen 5) 2.000.000 P

521211 Belanja Bahan 2.000.000- Pengadaan ATK 1,00 PKT 500.000 *) 500.000- Pengadaan/Pencetakan 1,00 PKT 1.500.000 *) 1.500.000

JUMLAH ALOKASI ANGGARANOUTPUT 392.565.000

Penjelasan :1. Keterangan pada kolom 6

P = Pendukung, yang mempunyai arti bahwa Komponen tersebutmerupakan komponen dengan sifat biaya pendukung. U = Utama, yangmempunyai arti bahwa Komponen tersebut merupakan komponendengan sifat biaya utama. Pengelompokan Komponen ini berfungsidalam penghitungan prakiraan maju. Komponen dengan sifat biayapendukungberarti cara penghitungan prakiraan maju-nya dilakukandengan mengalikan parameter ekonomi (indeks KPJM). SedangkanKomponendengan sifat biaya utama berarti cara penghitunganprakiraan maju-nyadapat dilakukan dengan mengalikan parameterekonomi (indeks KPJM)atau secara manual apabila ada kebijakansebagai dasar perhitungannya.

2. Tanda *) adalah satuan biaya diluar standar biaya masukan(memerlukan SPTJM).

3. Tanda **) adalah satuan biaya yang termasuk dalam kategorisebagaimanaLampiran I PMK Standar Biaya Masukan (batas teringgi di

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 53

dalam perencanaan dan pelaksanaan anggaran), dengan rincianpenjelasan sebagai berikut:a. Rp 1.000.000 ini mengacu pada besaran satuan biaya honorarium

tim pelaksana kegiatan untuk Ketua Tim;b. Rp 850.000 ini mengacu pada besaran satuan biaya honorarium tim

pelaksana kegiatan untuk Wakil Ketua Tim;c. Rp 750.000 ini mengacu pada besaran satuan biaya honorarium tim

pelaksana kegiatan untuk Anggota Tim.

Satuan biaya tersebut di atas juga menjadi dasar pembayaran dalampelaksanaan anggaran. Artinya, jenis biaya dan besarannya tidak bolehdilampaui pada saat pembayaran dilakukan kepada Tim.

4. Tanda ***) adalah satuan biaya yang termasuk dalam kategori LampiranII PMK Standar Biaya Masukan (estimasi dalam perencanaan), denganrincian penjelasan sebagai berikut:a. Rp 48.000 ini mengacu pada satuan biaya untuk makanan sebesar

Rp 35.000 dan satuan biaya kudapan/snack Rp 13.000,- yangberlaku di Jakarta (lokasi kegiatan di Jakarta);

b. Rp 110.000 ini mengacu pada satuan biaya transportasi dalam kota;c. Rp 1.200.000 ini mengacu pada satuan biaya honorarium

narasumber non-PNS;d. Rp 4.090.000 ini mengacu pada satuan biaya tiket perjalanan

Jogjakarta-Jakarta PP sebesar Rp3.610.000, biaya taksi ke bandaradiJakarta dan Jogjakarta (PP) Rp480.000;

e. Rp 515.000 ini mengacu pada satuan biaya uang harian perjalanandinas dalam negeri untuk pegawai golongan III dengan lokasi DKIJakarta;

f. Rp 610.000 ini mengacu pada satuan biaya penginapan/hotelperjalanan dinas dalam negeri untuk narasumber non-PNS yangdisetarakan dengan PNS golongan III dengan lokasi di Jawa Barat;

g. Rp 760.000 ini mengacu pada satuan biaya paket kegiatan fullboarddi luar kota dengan lokasi Jawa Barat.

Satuan biaya tersebut di atas tidak merupakan keharusan menjadidasarpembayaran dalam pelaksanaan anggaran. Artinya, jenis biayadan besarannya dapat diubah/direvisi/digeser/dilampaui sesuai dengankebutuhan pada saat pelaksanaan.

Berdasarkan RAB tersebut di atas, Satker Ditjen Peraturan Perundang-Undangan melakukan input data sebagian informasi yang terdapat dalamRAB tersebut ke dalam dokumen KK RKA-K/L melalui/menggunakanprogram aplikasi RKA-K/L.

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 54

4.5 Perhitungan Biaya

Secara umum prosedur penghitungan biaya kebijakan/Output

kegiatan prioritas adalah menggunakan rumus umum yaitu:

Output = Komponen utama + Komponen pendukung

Komponen = Harga x Kuantitas

Perhitungan biaya setiap komponen dihitung menggunakan satuan

harga berpedoman pada standar biaya. Standar biaya, adalah satuan biaya

yang ditetapkan baik berupa standar biaya masukan maupun standar biaya

keluaran sebagai acuan perhitungan kebutuhan anggaran.

Dalam rangka mendukung efisiensi alokasi biaya dalam penyusunan

RKA-K/L, Menteri Keuangan menetapkan:

a. Standar Struktur Biaya; dan

b. Indeksasi.

Standar Struktur Biaya merupakan batasan besaran atau persentase

yang antara lain berupa:

a. Total biaya pendukung terhadap total biaya dalam suatu keluaran

(output) kegiatan/program tertentu;

b. Unsur biaya tertentu terhadap total biaya pendukung dalam keluaran

(output) kegiatan/program tertentu; dan

c. Unsur biaya tertentu terhadap total biaya keluaran (output)

kegiatan/program tertentu.

Standar Struktur Biaya berfungsi sebagai acuan untuk menyusun

komposisi pembiayaan suatu keluaran (output) kegiatan/program tertentu.

Selain berfungsi sebagai acuan untuk menyusun komposisi pembiayaan

suatu keluaran (output) kegiatan/program tertentu, Standar Struktur Biaya

berlaku sebagai acuan pada tahap pelaksanaan anggaran.

Pada tahap pelaksanaan anggaran, K/L dapat melakukan perubahan

komposisi pembiayaan suatu keluaran (output) kegiatan/program dengan

ketentuansebagai berikut:

a. untuk menjamin capaian kinerja K/L berkenaan.

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 55

b. mempertimbangkan aspek efisiensi dan efektifitas.

Contoh penerapan Standar Struktur Biaya merujuk pada batasan

komposisi biaya yang ditetapkan sesuai jenis dan karakteristik keluaran

(output) tertentu adalah sebagai berikut :

a. Pengaturan batasan persentase biaya pendukung yang diijinkan.

Dalam penyusunan anggaran, komponen biaya dibedakan menjadi 2

jenis kelompok, yaitu

2) Biaya Utama adalah komponen biaya berkaitan langsung kebijakan

pencapaian suatu keluaran (output) tertentu.

3) Biaya Pendukung adalah komponen biaya yang mendukung

pencapaian suatu keluaran (output) tertentu.

Dalam menyusun biaya seharusnya biaya utama merupakan komponen

terbesar dan lebih besar daripada biaya pendukung.

b. Pengaturan batasan persentase biaya Perjalanan dinas/konsinyering

Perjalanan dinas/konsinyering perlu diperhatikan tingkat keperluannya

dalam pencapaian keluaran (output) yang bersangkutan.

c. Pengaturan batasan persentase honor yang diizinkan.

Seiring dengan konsep single remuneration system, besaran remunerasi

yang diberikan telah memperhitungkan semua keluaran (output) yang

akan dihasilkan. Konsekuensinya, alokasi honorarium untuk pembiayaan

suatu keluaran (output) seharusnya tidak diperlukan lagi. Pembatasan

alokasi honor merupakan langkah awal guna mendukung konsepsi

dimaksud adalah dengan dilakukan pembatasan honor sesuai dengan

karakteristik keluaran (output) bersangkutan.

Contoh matrik pengaturan Standar Struktur Biaya :

Barang

Infrastruktur

Barang Non-

Infrastuktur

Jasa

Regulasi

Jasa

Layanan

% Biaya perjalanan

dinas yang

diperkenankan

a% d% g% j%

% Biaya honorarium

yang diperkenankanb% e% h% k%

% Biaya pendukung

yang diperkenankanc% f% i% l%

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 56

Indeksasi merupakan alat yang digunakan untuk penghitungan

kebutuhan anggaran dalam kerangka pengeluaran jangka menengah.

Indeksasi digunakan oleh kementerian negara/lembaga atau Kementerian

Keuangan untuk menyusun penghitungan anggaran dasar (baseline) dan

inisiatif baru (new initiative). Penggunaan indeksasi dalam penghitungan

anggaran dasar (baseline) dilakukan untuk menyesuaikan perhitungan

kebutuhan besaran biaya keluaran (output) pada tahun anggaran yang

direncanakan dan prakiraan maju tahun anggaran berikutnya.

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 57

4.6 Format RAB

Format RAB dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Format RAB

RINCIAN ANGGARAN BIAYAKELUARAN (OUTPUT) KEGIATAN TAHUN 20XX

Kementerian Negara/Lembaga: ………………………………………….. (1)

Unit Eselon II/Satker : ………………………………………….. (2)

Kegiatan : ………………………………………….. (3)

Keluaran (Output) : ………………………………………….. (4)

Volume : ………………………………………….. (5)

Satuan Ukur : ………………………………………….. (6)

Alokasi Dana : ………………………………………….. (7)

No. Tahapan Pelaksanaan dan RincianKomponen Biaya

VolumeSub

Output

JenisKomponen

(Utama/Pendukung)

RincianPerhitungan

HargaSatuan

Jumlah

Jml

1 2 3 4 5 6 7xxx.xxx

xxxA

B

xxx.xxxxxxA

B

Sub Output 1Komponen 1Sub Komponen A- Detil Belanja 1- Detil Belanja 2- dstSub Komponen B)- Detil Belanja 1- dst

Sub Output 2Komponen 1Sub Komponen A- Detil Belanja 1- Detil Belanja 2- dstSub Komponen B)- Detil Belanja 1- dst

Penanggung Jawab

...................................... (8)

NIP……...…….....…..... (9)

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 58

KEGIATAN BELAJAR 5

PENYUSUNAN RENCANAPENGADAAN

5.1 Penetapan Metode Pengadaan Barang/JasaMetode pelaksanaan pengadaan direncanakan sejak perencanaan

anggaran. Metode pelaksanaan ditetapkan dengan melihat karakteristik

aktivitas dan keterkaitannya dengan tugas dan fungsi satuan kerja.

Metode pelaksanaan pengadaan dikelompokkan menjadi dua yaitu :

a. Metode swakelola

Swakelola adalah Pengadaan Barang/Jasa dimana pekerjaannya

direncanakan, dikerjakan, dan/atau diawasi sendiri oleh K/L/D/I sebagai

penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain dan/atau

kelompok masyarakat.

Pekerjaan yang dapat dilakukan dengan Swakelola meliputi:

1) pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan/atau

memanfaatkan kemampuan teknis sumber daya manusia, serta

sesuai dengan tugas dan fungsi K/L/D/I;

2) pekerjaan yang operasi dan pemeliharaannya memerlukan

partisipasi langsung masyarakat setempat atau dikelola oleh K/L/D/I;

3) pekerjaan yang dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi atau

pembiayaannya tidak diminati oleh Penyedia Barang/Jasa;

4) pekerjaan yang secara rinci/detail tidak dapat dihitung/ditentukan

terlebih dahulu, sehingga apabila dilaksanakan oleh Penyedia

Barang/Jasa akan menimbulkan ketidakpastian dan risiko yang

besar;

5) penyelenggaraan diklat, kursus, penataran, seminar, lokakarya atau

penyuluhan;

6) pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot project) dan survei yang

bersifat khusus untuk pengembangan teknologi/metode kerja yang

belum dapat dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa;

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 59

7) pekerjaan survei, pemrosesan data, perumusan kebijakan

pemerintah, pengujian di laboratorium, dan pengembangan sistem

tertentu;

8) pekerjaan yang bersifat rahasia bagi K/L/D/I yang bersangkutan;

9) pekerjaan Industri Kreatif, inovatif, dan budaya dalam negeri;

10) penelitian dan pengembangan dalam negeri; dan/atau

11) pekerjaan pengembangan industri pertahanan, industri alutsista, dan

industri almatsus dalam negeri.

b. Metode melalui penyedia barang/jasa

Pengadaan melalui penyedia barang/jasa dilakukan dengan metode

pemilihan sebagai berikut :

5) Barang

MetodePemilihan

Kriteria

PelelanganUmum

Pada prinsipnya semua pemilihan dilakukanmelalui metode Pelelangan Umum

PelelanganTerbatas

Penyedia yang mampu terbatas dan untukpekerjaan kompleks

PelelanganSederhana

Bernilai paling tinggi Rp 5.000.000.000,00

PenunjukanLangsung

KEADAAN TERTENTU:• Penanganan darurat• Pekerjaan konferensi yang mendadak dan

dihadiri Presiden/Wapres• Pekerjaan bersifat rahasia• Pertahanan negara serta keamanan dan

ketertiban masyarakat• Pekerjaan spesifik hanya bisa dilakukan

oleh satu penyedia

KEADAAN KHUSUS:• Pekerjaan berdasarkan tarif resmi yang

ditetapkan pemerintah• Pekerjaan kompleks dengan teknologi

khusus dan hanya satu penyedia yangmampu

• Distribusi obat/alkes tertentu• Kendaraan bermotor GSO

PengadaanLangsung

• Untuk pengadaan dengan nilai s.d.Rp200.000.000,00

• Kebutuhan operasional• Teknologi sederhana• Resiko kecil

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 60

• Usaha perseorangan/Badan Usaha kecildan koperasi kecil

Kontes • Tidak punya harga pasar• Tidak dapat ditetapkan berdasarkan Harga

Satuan

6) Pekerjaan Konstruksi

MetodePemilihan

Kriteria

PelelanganUmum

Pada prinsipnya semua pemilihan dilakukanmelalui metode Pelelangan Umum

PelelanganTerbatas

Penyedia yang mampu terbatas dan untukpekerjaan kompleks

PemilhanLangsung

Bernilai paling tinggi Rp 5.000.000.000,00

PenunjukanLangsung

KEADAAN TERTENTU:• Penanganan darurat• Pekerjaan konferensi yang mendadak dan

dihadiri Presiden/Wapres• Pekerjaan bersifat rahasia• Pertahanan negara serta keamanan dan

ketertiban masyarakat• Pekerjaan spesifik hanya bisa dilakukan

oleh satu penyediaKONSTRUKSI KHUSUS:• Pekerjaan kompleks dengan teknologi

khusus dan hanya satu penyedia yangmampu

• Pekerjaan konstruksi bangunan yangmerupakan satu kesatuan sistem konstruksidan satu kesatuan tanggung jawab atasresiko kegagalan bangunan

• Sarana dan prasarana di perumahanPengadaanLangsung

• Untuk pengadaan dengan nilai s.d.Rp200.000.000,00

• Kebutuhan operasional• Teknologi sederhana• Resiko kecil• Usaha perseorangan/Badan Usaha kecil

dan koperasi kecil

7) Jasa Lainnya

MetodePemilihan

Kriteria

PelelanganUmum

Pada prinsipnya semua pemilihan dilakukanmelalui metode Pelelangan Umum

PelelanganSederhana

Bernilai paling tinggi Rp 5.000.000.000,00

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 61

PenunjukanLangsung

KEADAAN TERTENTU:• Penanganan darurat• Pekerjaan konferensi yang mendadak dan

dihadiri Presiden/Wapres• Pekerjaan bersifat rahasia• Pertahanan negara serta keamanan dan

ketertiban masyarakat• Pekerjaan spesifik hanya bisa dilakukan

oleh satu penyediaJASA LAINNYA KHUSUS:• Pekerjaan berdasarkan tarif resmi yang

ditetapkan pemerintah• Pekerjaan kompleks dengan teknologi

khusus dan hanya satu penyedia yangmampu

• Sewa penginapan/ruang rapat• Lanjutan sewa gedung

PengadaanLangsung

• Untuk pengadaan dengan nilai s.d.Rp200.000.000,00

• Kebutuhan operasional• Teknologi sederhana• Resiko kecil• Usaha perseorangan/Badan Usaha kecil

dan koperasi kecilSayembara • Proses dan hasil dari gagasan, kreatifitas,

inovasi, budaya dan metode pelaksanaantertentu

• Tidak dapat ditetapkan berdasarkan HargaSatuan

8) Jasa Konsultansi

MetodePemilihan

Kriteria

Seleksi Umum Pada prinsipnya semua pemilihan dilakukanmelalui metode Seleksi Umum

SeleksiSederhana

Bernilai paling tinggi Rp200.000.000,00 danbersifat sederhana

PenunjukanLangsung

Penanganan darurat Pekerjaan yang menyangkut pertahanan/

keamanan dan ketertiban masyarakat Penyedia jasa tunggal atau hanya bisa

dilakukan pemegang hak paten Konsultansi di bidang hukum (konsultan

hukum/advokat atau pengadaan arbiter)yang tidak direncanakan untuk menghadapigugatan dan/atau tuntutan hukum kepadaPemerintah, harus segera

PengadaanLangsung

• Untuk pengadaan dengan nilai s.d.Rp50.000.000,00

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 62

• Kebutuhan operasionalSayembara • Proses dan hasil dari gagasan, kreatifitas,

inovasi, budaya dan metode pelaksanaantertentu

• Tidak dapat ditetapkan berdasarkan HargaSatuan

2.2 Penyusunan Rencana Umum Pengadaan (RUP)

Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa (RUP) adalah kegiatan

yang terdiri dari identifikasi kebutuhan Barang/Jasa yang diperlukan K/L/D/I,

penyusunan dan penetapan rencana penganggaran sampai dengan

penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK). RUP dibuat untuk pengadaan

baik yang melalui Swakelola dan melalui Pemilihan Penyedia Barang/Jasa.

PA mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa pada

masing-masing Kementerian/Lembaga/Institusi secara terbuka kepada

masyarakat luas setelah rencana kerja dan anggaran Kementerian/

Lembaga/Institusi disetujui oleh DPR.

2.3 Langkah-langkah Penyusunan RUP

a. Menetapkan jenis pengadaan : Barang, Pekerjaan Konstruksi, Jasa

Konsultansi, atau Jasa Lainnya.

b. Menetapkan metode pengadaan :

1) Swakelola

2) Kontraktual

c. Menetapkan metode pemilihan

d. Menyusun RUP

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 63

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT/SEKRETARIAT JENDERAL/BADAN ….

SATUAN KERJA ….

RENCANA UMUM PENGADAAN

Instansi : KEMENTERIAN KEUANGAN RIUnit Kerja Eselon I :Kuasa Pengguna Anggaran :Satuan Kerja :Alamat Satuan Kerja :Tahun Anggaran :Nomor DIPA : “Diisi sesuai dengan DIPA satker masing-masing”.

No Akun Jenis PaketPekerjaan

Paket Pekerjaan LokasiPekerjaan

Pagu Anggaran Tanggal RencanaPengadaan

Cara Pengadaan

1. Barang PABX dan Instalasi KAB. BOGOR 30,000,000 02/09/2013 - 20/09/2013 Non Lelang/Seleksi2. Barang Meubelair KAB. BOGOR 345,000,000 08/07/2013 - 16/08/2013 Lelang/Seleksi

Elektronik3. Barang ATK Rutin semester II KAB. BOGOR 57,027,600 05/08/2013 - 23/08/2013 Non Lelang/Seleksi4. Jasa Lainnya Konsumsi Diklat Semester II KAB. BOGOR 664,840,000 15/07/2013 - 16/08/2013 Lelang/Seleksi

Elektronik5. Jasa Lainnya Pencetakan Modul Diklat Semester

IIKAB. BOGOR 163,800,000 31/05/2013 - 01/07/2013 Lelang/Seleksi

Elektronik……………….., ……………..

Disahkan:Kuasa Pengguna Anggaran

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 64

Daftar Pustaka

Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana

Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga.

Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 jo. Peraturan Presiden No. 70 Tahun

2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Peraturan Menteri Keuangan No. 71/PMK.02/2013 tentang Pedoman

Standar Biaya, Standar Struktur Biaya, dan Indeksasi dalam

Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/

Lembaga.

Peraturan Menteri Keuangan No. 94/PMK.02/2013 tentang Petunjuk

Penyusunan dan Penelahaan Rencana Kerja dan Anggaran

Kementerian Negara/Lembaga beserta perubahannya.

Peraturan Menteri Keuangan No. 194/PMK.02/2013 tentang Perubahan

Atas Peraturan Menteri Keuangan No. 94/PMK.02/2013 tentang

Petunjuk Penyusunan dan Penelahaan Rencana Kerja dan Anggaran

Kementerian Negara/Lembaga.

Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

No. 13 Tahun 2012 tentang Pengumuman Rencana Umum

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

No. 14 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Peraturan Presiden No.

70 Tahun 2012.

Peraturan Direktur Jenderal Anggaran No. PER-03/AG/2011 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan dan Penelaahan Standar

Keluaran Tahun 2012.

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No. PER-80/PB/2011 tentang

Penambahan dan Perubahan Akun Pendapatan, Belanja, dan

Transfer pada Bagan Akun Standar.

Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik, User Manual Pengembangan

Aplikasi Rencana Umum Pengadaan (RUP) versi II, Jakarta (2013).

PERENCANAAN AKTIVITAS DAN PENYUSUNAN TOR RAB 65