bagian isnaini

3
[email protected] SURAT UTANG NEGARA DALAM STRUKTUR PEMBIAYAAN APBN APBN merupakan wujud pengelolan keuangan Negara yang ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang. struktur APBN sekarang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia secara garis besar adalah sebagai berikut (BPKP, 2007). 1. Anggaran pendapatan: a. penerimaan pajak (termasuk pungutan bea masuk dan cukai); b. penerimaan bukan pajak; c. hibah. 2. Anggaran belanja: a. belanja pemerintah pusat; dan b. belanja daerah dalam rangka perimbangan keuangan. 3. Pembiayann: a. penerimaan pembiayaan; b. pengeluaran pembiayaan. Dalam kerangka pembiayaan APBN, UU tentang APBN mengklasifikasikan sumber-sumber pembiayaan untuk menutupi defisit adalah sebagai berikut: 1. Pembiayaan dalam negeri, yang terdiri dari: a. perbankan dalam negeri: rekening dana investasi; rekening pembangunan hutan; dan SAL. b. nonperbankan dalam negeri: privatisai; hasil pengelolaan asset; surat berharga Negara; pinjaman dalam negeri; dana investasi pemerintah dan penyertaan modal Negara; dana kontinjensi; dan cadangan pembiayaan. 2. Pembiayaan luar negeri, yang terdiri dari: a. penarikan pinjaman luar negeri bruto:

Upload: indah-setyo

Post on 04-Jan-2016

216 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: BAGIAN ISNAINI

[email protected]

SURAT UTANG NEGARA DALAM STRUKTUR PEMBIAYAAN APBN

APBN merupakan wujud pengelolan keuangan Negara yang ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang. struktur APBN sekarang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia secara garis besar adalah sebagai berikut (BPKP, 2007).

1. Anggaran pendapatan:a. penerimaan pajak (termasuk pungutan bea masuk dan cukai);b. penerimaan bukan pajak;c. hibah.

2. Anggaran belanja:a. belanja pemerintah pusat; dan b. belanja daerah dalam rangka perimbangan keuangan.

3. Pembiayann:a. penerimaan pembiayaan;b. pengeluaran pembiayaan.

Dalam kerangka pembiayaan APBN, UU tentang APBN mengklasifikasikan sumber-sumber pembiayaan untuk menutupi defisit adalah sebagai berikut:

1. Pembiayaan dalam negeri, yang terdiri dari:a. perbankan dalam negeri:

rekening dana investasi; rekening pembangunan hutan; dan SAL.

b. nonperbankan dalam negeri: privatisai; hasil pengelolaan asset; surat berharga Negara; pinjaman dalam negeri; dana investasi pemerintah dan penyertaan modal Negara; dana kontinjensi; dan cadangan pembiayaan.

2. Pembiayaan luar negeri, yang terdiri dari:a. penarikan pinjaman luar negeri bruto:

pinjaman program; pinjaman proyek.

b. penerusan pinjaman;c. pembayaran cicilan pokok utang luar negeri.

Surat berharga Negara dalam struktur yang telah disajikan di atas, pada saat ini telh menjadi sumber utama dalam pemenuhan target pembiayaan dalam APBN karena mempunyai pengaruh yang signifikan. dalam rangka pemenuhan target tersebut pemerintah semksiamal mungkin berusaha terus menggali potensi sumber pembiayaan dalam neggeri,

Page 2: BAGIAN ISNAINI

yaitu dengan menerbitkan SBN berdenominasirupiah di pasar domestik. Namun, dengan pertimbangan seperti daya serap pasar obligasi dalam negeri yang masih terbatas dan kebutuhan untuk pemenuhan benchmark atas obligasi Indonesia dalam dominasi dolas AS, maka pemerintah Indonesia memutuskan untuk melakukan penerbitan obligasi Negara dalam valuta asing di pasar internasional mengacu pada UU Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara.

PERKEMBANGAN SURAT UTANG NEGARA

Menurut Rohmany (2002) dalam Susilowati (2006) potensi SUN sebagai sumber utama pembiayaan defisit APBN akan sangat bergantung pada perkembangan pasar yang didukung oleh regulasi yang sangat kuat. Berikut ini disajikan tabel defisit APBN pemerintah.

Tabel Defisit APBN 2006-2011 (dalam triliun rupiah)

2006 2007 2008 2009 2010 2011

LKPP LKPP LKPP LKPP LKPP APBN-PPendapatan Negara dan hibah 638,0 707,8 981,6 848,8 995,3 1169,9

Belanja Negara 667,1 757,6 985,7 937,4 1042,1 1320,7

Surplus/defisit (29,1) (49,8) (4,1) (88,6) (46,8) (150,8)

Pembiayaan (bruto) 29,4 42,5 84,1 86,9 91,5 124,7

Sumber: DJPU, Edisi November 2011 (diolah)

Jumlah deficit APBN-P 2011 seperti tercantum di atas, sebagian besar dilakukan pemerintah dengan penerbitan SUN. utang yang diperoleh dari penerbitan SBN dapat berbntuk tunai atau terkait dengan kegiatan atau proyek dengan mata uang rupiah dan/atau mata uang asing yang tingkat bunganya tetap dan/atau mengembang, memiliki jangka waktu bervariasi antara pendek sampai panjang, dan metode pembayaran pokok secara bullet payment. Sedangkan dana yang diperoleh dari pinjaman yang berbentuk tunai atau terkait dengan proyek dengan mata uang rupiah dan/atau mata uang asing, tingkat bunganya tetap dan/atau mengembang, memilik jangka waktu menengah sampai panjang, dan metode pembayaran pokok umumnya secara amortisasi atau cicilan.

Sepanjang periode 2006-2011, perkembangan realisasi pembiayaan khususnya yang bersumber dari penerbitan SBN cenderung makin meningkat. Faktor utama yang berkontribusi bagi peningkatan penerbitan SBN ini adalah: a) adanya kebijakan untuk memprioritaskan pendanaan dari sumber pembiayaan domestik dan mengurangi ketergantungan pada sumber pembiayaan luar negeri, b) adanya kebutuhan pembiayaan kembali dan reprofiling utang (NK, 2011).

Presentase SBN terhadap total pembiayaan utang untuk menutup defisit tersebut disajikan dalam tabel pembiayaan berikut.

Page 3: BAGIAN ISNAINI

Tabel Jumlah Pembiayaan Melalui Utang 2006-2011 (dalam triliun rupiah)

2006 2007 2008 2009 2010 2011

Surat Berharga Negara (Neto) 36,0 57,2 85,9 99,5 91,1 126,7

Pembiayaan Pinjaman (Neto) (26,6) (23,9) (18,4) (215,5) (4,2) (1,3)

Total Pembiayaan Utang 9,4 33,3 67,5 84,0 86,9 125,4

% SBN terhadap Total Pembiayaan 382,98% 171,77% 78,58% 84,42% 95,39% 98,97%

Sumber: DJPU, Edisi November 2011 (diolah)