bagian isi penderita asma kep. sistem respirasi 1

Upload: dzikhin8694

Post on 15-Oct-2015

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tugas

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Definisi AsmaMenurut C. Suzanne Smeltzer[footnoteRef:1], Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu. [1: C. Suzanne Smeltzer, Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol 1 (Jakarta: EGC, 2002), hlm. 611.]

B. PenyebabMenurut C. Suzanne Smeltzer[footnoteRef:2] penyebab seseorang menderita asma sebagai berikut: [2: Ibid.]

1. Alergen : makanan, debu rumah, dan bulu binatang.1. Infeksi : virus, bakteri, jamur, dan parasit.1. Iritan : minyak wangi, asap rokok, polutan udara, dan bau tajam.1. Cuaca : perubahan tekanan udara, suhu, angin, dan kelembaban udara.C. Faktor Pencetus Faktor pencetus penyakit asma menurut Ngastiyah[footnoteRef:3] adalah sebagai berikut: [3: Ngastiyah, Perawatan Anak Sakit (Jakarta: EGC, 1997), hlm. 67-68]

1. Kegiatan jasmani : kegiatan jasmani yang berat seperti: berlari, naik sepeda.1. Psikologis seperti stres.D. Tanda dan Gejala Menurut Halim Danukusumo[footnoteRef:4], tanda dan gejala penyakit asma terbagi 2, yaitu: [4: Halim Danukusumo, Buku Saku Ilmu Penyakit Paru (Jakarta: Hipokrates, 2000), hlm. 218-229.]

1. Stadium Dinia. Faktor hipersekresi yang lebih menonjol, yaitu:1) Batuk dengan dahak bisa dengan maupun tanpa pilek.2) Rochi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang timbul.3) Whezing belum ada.4) Belum ada kelainan bentuk thoraks.5) Ada peningkatan eosinofil darah dan IgE.

b. Faktor spasme bronchiolus dan edema yang lebih dominan, yaitu:1) Timbul sesak napas dengan atau tanpa sputum.2) Whezing.3) Ronchi basah bila terdapat hipersekresi.4) Penurunan tekanan parsial O2.

1. Stadium Lanjut atau Kronika. Batuk, ronchi.b. Sesak nafas berat dan dada seolah olah tertekan.c. Dahak lengket dan sulit untuk dikeluarkan.d. Suara nafas melemah bahkan tak terdengan (Silent Chest)e. Thoraks seperti barel chest.f. Tampak tarikan otot sternokleidomastoideus.g. Sianosis.h. Hipokapnea dan alkalosis bahkan asidosis respiratorik.

E. PATHWAYS

BAB IIPEMBAHASAN

A. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Spirometri1. Pemeriksaan sputum1. Pemeriksaaan eosinofil total1. Uji kulit1. Pemeriksaan kadar IgE total dan IgE spesifik dalam sputum1. Foto thorak1. AGDB. FOKUS PENGKAJIAN1. Pengkajian Primera. AirwayKrekels, ronkhi, batuk keras, kering atau produktif. Serta penggunaan otot otot aksesoris pernapasan ( retraksi interkosta).

b. BreathingPerpanjangan ekspirasi, mengi, perpendekan periode inspirasi, sesak napfas, dan hipoksia.

c. CirculationHipotensi, diaforesis, sianosis, dan pulsus paradoxus > 10 mm.

2. Pengkajian Sekundera. Riwayat penyakit sebelumnya:Alergi, batuk pilek, atau menderita penyakit infeksi saluran nafas bagian atas.

b. Riwayat perawatan keluarga:Adakah riwayat penyakit asma pada keluarga.c. Riwayat sosial ekonomi:Jenis pekerjaan dan waktu luang, jenis makanan yang berhubungan dengan alergen, hewan piaraan, serta lingkungan tempat tinggal dan stressor emosi

C. Diagnosis dan Rencana KeperawatanMenurut Tucker S. Martin[footnoteRef:5], bahwa diagnosis dan rencana keperawatan yang berkaitan dengan penyakit asma, yaitu: [5: Tucker S. Martin, Standart Perawatan Pasien, Jilid 2 (Jakarta: EGC, 1998), hlm. 242-243.]

6. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas b/d bronkospasme.Tujuan: Bersihan jalan nafas efektif.Kriteria Hasil :a. Bunyi nafas bersih.b. Batuk efektif atau mengeluarkan dahak.Intervensi :a. Ausultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas tambahan misalnya: mengi, krekel, dan ronchi.b. Kaji frekuensi dispnea: gelisah, ansietas distress pernapasan, penggunan otot bantu.c. Beri klien posisi yang nyaman misalnya peninggian empat tidur atau duduk (fowler).d. Pertahankan atau bantu batuk efektif.e. Observasi karakteristik batuk.f. Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hari dan berikan air hangat.g. Berikan obat sesuai indikasi.h. Pengambilan bahan lab : Hb, Ht, leukosit, foto thoraks.6. Ketidakefektifan pola nafas b/d penurunan ekspansi paru selama serangan akutTujuan: pola nafas efektifKriteria hasil:a. Sesak berkurang atau hilang.b. RR 18-24x/menit.c. Tidak ada retraksi otot pernapasanIntervensi:a. Kaji tanda dan gejala ketidakefektifan pernapasan : dispnea, penggunaan otot-otot pernapasan.b. Pantau tanda- tanda vital dan gas- gas dalam arteri.c. Baringkan pasien dalam posisi fowler tinggi untuk memaksimalkan ekspansi dada.d. Berikan terapi oksigen sesuai pesanan.

6. Cemas b/d krisis situasiTujuan : cemas berkurang/ hilangKriteria Hasil :a. Klien tampak rileks.b. Klien menyatakan sesak berkurang.c. Tanda tanda vital normalIntervensi :a. Kaji tingkat kecemasan klien.b. Observasi respon non verbal (gelisah).c. Ukur tanda-tanda vital.d. Dengarkan keluhan klien dengan empati.e. Jelaskan informasi yang diperlukan klien tentang penyakitnya, perawatan dan pengobatannya.f. Ajarkan klien teknik relaksasi (memejamkan mata, menarik nafas panjang).g. Menganjurkan klien untuk istirahat.

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanBerdasarkan pembahasan yang ada pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut:Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu. Fokus pengkajian terdiri dari primer dan sekunder, dimana pengkajian primer terdiri dari airway, breathing, dan circulation. B. Saran Berdasarkan beberapa kesimpulan diatas, maka penulis mengajukan beberapa saran untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam asuhan keperawatan pada penderita asma sebagai berikut:Untuk memberikan pelayanan keperawatan yang sesuai dengan tingkat penyakit yang diderita, dibutuhkan rangka kerja teoritis. Karena setiap penyakit, itu kebutuhan yang diinginkan berbeda-beda. Agar kualitas asuhan keperawatan yang diberikan itu benar dan berhasil, maka mahasiswa keperawatan harus mempelajari lebih lanjut dari setiap patofisiologi pada manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Danukusantoso, Halim. 2000. Buku Saku Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: Hipokrates.Gallo dan Hudak. 2001. Keperawatan Kritis, Edisi 6,Vol. I. Jakarta: EGC.Ganong, W.F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. Jakarta: EGC.Martin,Tucker S. 1998. Standart Perawatan Pasien, Jilid 2. Jakarta: EGC.Muscari, Marry E. 2005. Keperawatan Pediatrik Edisi 3. Jakarta: EGC. Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.Potter, P.A. dan Perry A.G. 2009. Fundamental Keperawatan Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika.Smeltzer, C. Suzanne. 2002. Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol 1. Jakarta : EGC.Wilkinson, M. Judith dan Nancy R. Ahern. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakart: EGC.

Makalah Asuhan Keperawatan Pada Penderita Asma 9