bagian ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu …
TRANSCRIPT
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN 2013 UNIVERSITAS HASANUDDIN
HASIL PENELITIAN KARAKTERISTIK PASIEN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS YANG DIRAWAT DI UGD RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO
PERIODE JULI—DESEMBER 2012
OLEH :
Aisyah (C 111 08 284)
PEMBIMBING :
dr. H. M. Ikhsan Madjid, MS. PKK.
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
PADA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT & ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2013
PANITIA SIDANG UJIAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
Skripsi dengan judul “Karakteristik Pasien Korban Kecelakaan Lalu
Lintas yang Dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
Periode Juli—Desember 2012” telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan di
hadapan Tim Penguji Skripsi Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu
Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin pada :
Hari/Tanggal : Jumat, 22 Februari 2012
Waktu : 10.00 wita
Tempat : Ruang Seminar IKM-IKK FKUH PB.622
Ketua Tim Penguji :
(dr. H. Muh. Ikhsan Madjid, MS. PKK.)
Anggota Tim Penguji :
(Dr. dr. A. Armyn Nurdin, MSc.) (Dr. dr. Sri Ramadhani, M. Kes.)
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
TELAH DISETUJUI UNTUK DICETAK DAN DIPERBANYAK
Skripsi dengan judul :
Karakteristik Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas yang Dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
Periode Juli—Desember 2012
PEMBIMBING
Dr. H. Muh. Ikhsan Madjid, MS. PKK.
ABSTRAK
Aisyah C111 08 284. Karakteristik Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas yang Dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Juli—Desember 2012.
Globalisasi menuntut masyarakat memiliki mobilitas tinggi sehingga mendorong tingginya kepadatan lalu lintas. Begitupun Makassar sebagai kawasan sentra perdagangan dan industri, berimplikasi sangat rawan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Terdapat faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan yang sebagian besar dapat dicegah, yakni faktor manusia, kendaraan, lingkungan dan jalan.
Tujuan penelitian untuk mengetahui distribusi dari faktor-faktor tersebut, yakni jenis kelamin, umur, jenis kendaraan, peran (posisi) pasien, mekanisme dan waktu kecelakaan. Penelitian ini bersifat deskriptif cross sectional dengan menggunakan teknik consecutive sampling dimana jumlah sampel sebanyak 95 pasien didapatkan dari rumus Slovin.
Pasien korban kecelakaan lalu lintas paling banyak berjenis kelamin laki-laki (64,2%) dan usia dewasa (51,6%) dengan jumlah terbanyak pada kelompok usia 18—20 tahun (17,9%), jenis kendaraan bermotor roda 2 (72,6%), sebagai pengemudi (69,5%), mekanisme tabrakan dari arah depan (30,5%) dan waktu pada siang hari (61,1%).
Perlunya kerjasama oleh pihak pemerintah, produsen sepeda motor, para pakar di bidang transportasi, dan tentunya pengguna jalan untuk menurunkan angka kejadian kecelakaan lalu lintas terutama kelompok usia produktif sebagai tulang punggung ekonomi keluarga dan penerus bangsa.
Kata Kunci: Karakteristik, pasien korban kecelakaan lalu lintas
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi
ini sebagai salah satu syarat menyelesaikan kepaniteraan klinik di bagian IKM dan
IKK Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Keberhasilan penyusunan skripsi ini adalah berkat bimbingan, kerja sama
serta bantuan moril dari berbagai pihak yang telah diterima penulis sehingga segala
rintangan yang dihadapi selama penelitian dan penyusunan ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dan
penghargaan secara tulus dan ikhlas kepada yang terhormat:
1. dr. H. Muhammad Ikhsan Madjid, MS., PKK., selaku pembimbing yang dengan
kesediaan, keikhlasan dan kesabaran meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis mulai dari penyusunan proposal sampai
pada penulisan skripsi ini.
2. Staf pengajar Bagian IKM-IKK FK-UH yang telah memberikan bimbingan dan
arahan selama penulis mengikuti kepaniteraan klinik di Bagian IKM-IKK FK-
UH.
3. Dr. dr. H. A. Armyn Nurdin, MSc., selaku Ketua Bagian IKM-IKK FK-UH yang
telah memberikan banyak bimbingan dan bantuan selama penulis mengikuti
kepaniteraan klinik di Bagian IKM-IKK FK-UH.
4. Dekan Fakultas Kedokteran UH, para Pembantu Dekan, Staf Pengajar dan
Seluruh Karyawan yang telah memberikan bantuan dan bimbingan kepada
penulis selama mengikuti kepaniteraan klnik di FK-UH.
5. Kepala Daerah Tingkat I Propinsi Sulawesi Selatan, beserta staf. Terima kasih
atas kelancaran yang diberikan.
6. Kepada direktur RS.DR. Wahidin Sudirohusodo, beserta staf yang telah
memberikan bantuan dan bimbingan kepada penulis selama mengadakan
penelitian.
7. Kedua Orang tua, saudara dan keluarga tercinta yang selalu memberikan
dorongan dan bantuan moril maupun materil selama penyusunan skripsi ini.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa apa yang telah dibuat ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak
demi penyempurnaan skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi semua
pembaca. Amin.
Makassar, Februari 2013
Aisyah
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL.............................................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................ ii
ABSTRAK........................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR......................................................................................... v
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ xi
DAFTAR SKEMA ............................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN 1-5
A. Latar Belakang......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 3
C. Pertanyaan Penelitian............................................................... 3
D. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian ................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6-21
A. Definisi Kecelakaan Lalulintas ................................................. 6
B. Insidensi Kecelakaan Lalulintas ............................................... 7
C. Faktor-faktor Penyebab Kecelakaan ......................................... 11
i. Pemakai Jalan (Manusia) ................................................... 13
ii. Kendaraan ......................................................................... 18
iii. Jalan .................................................................................. 19
iv. Lingkungan ....................................................................... 20
D. Kerangka Teori ........................................................................ 21
BAB III KERANGKA KONSEP 22-25
A. DasarPemikiranVariabel yang Diteliti ...................................... 22
B. Kerangka Konsep .................................................................... 24
C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ............................... 25
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 28-31
A. DesainPenelitian ...................................................................... 28
B. Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................... 28
C. Populasi dan Sampel ................................................................ 28
D. Jenis Data dan Instrumen Penelitian ......................................... 30
E. Manajemen Penelitian ............................................................. 30
F. Etika Penelitian ........................................................................ 31
G. Batasan Masalah ...................................................................... 31
BAB V TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN 32-36
BAB VI HASIL PENELITIAN 37-47
BAB VII PEMBAHASAN 49-53
A. Jenis Kelamin ........................................................................... 49
B. Umur........................................................................................ 49
C. Kendaraan ................................................................................ 51
D. Peran (Posisi)Pasien ................................................................. 52
E. Mekanisme Kecelakaan ............................................................ 53
F. Waktu Terjadinya Kecelakaan .................................................. 53
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 56-57
A. Kesimpulan .............................................................................. 56
B. Saran ........................................................................................ 57
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Urutan PTM di SulSel yang Dirawat di Puskesmas Rawat Inap ........... 9
2 Urutan PTM di SulSel yang Dirawat di Puskesmas Rawat Jalan .......... 10
3 Urutan PTM di SulSel yang Dirawat di Rumah Sakit Rawat Inap ........ 10
4 Urutan PTM di SulSel yang Dirawat di Rumah Sakit Rawat Jalan ....... 10
5 Faktor-faktor Penyebab Kecelakaan Lalulintas .................................... 12
6 10 Penyebab Utama Kematian Berdasarkan Golongan Umur Kota
Makassar Tahun 2007 .......................................................................... 14
7 Kelompok Usia Pengemudi yang Terlibat Kecelakaan ......................... 15
8 Distribusi Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Jenis Kelamin
yang Dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo,
Periode Juli—Desember 2012 ............................................................. 37
9 Distribusi Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas Kelompok Umur yang
Dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode
Juli—Desember 2012 .......................................................................... 37
10 Distribusi Rentang Umur pada Kejadian Umur Terbanyak yang
Mengalami Kecelakaan Lalu Lintas dari Pasien yang Dirawat di UGD
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember
2012 .................................................................................................... 37
11 Distribusi Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Kendaraan
yang Digunakan Saat Peristiwa Terjadi yang Dirawat di UGD
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012 ...... 39
12 Distribusi Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Peran (Posisi)
Pasien yang Dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012 ...................................... 40
13 Distribusi Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Mekanisme
Kecelakaan yang Dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012 ..................................... 40
14 Distribusi Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Waktu
Terjadinya Kecelakaan yang Dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012 ...................................... 41
15 Distribusi Jenis Kelamin Menurut Kelompok Umur Pasien Korban
Kecelakaan Lalu Lintas yang Dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012 ...................................... 42
16 Distribusi Jenis Kendaraan yang Digunakan Saat Kecelakaan Menurut
Kelompok Umur Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas yang Dirawat di
UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember
2012 ................................................................................................... 43
17 Distribusi Jenis Kendaraan yang Digunakan Saat Kecelakaan Menurut
Jenis Kelamin Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas yang Dirawat di
UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember
2012 .................................................................................................... 44
18 Distribusi Peran (Posisi) Pasien Saat Kecelakaan Menurut Kelompok
Umur Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas yang Dirawat di UGD
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012 ....... 44
19 Distribusi Peran (Posisi) Pasien Saat Kecelakaan Menurut Jenis Kelamin
Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas yang Dirawat di UGD RSUP Dr.
Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember
2012 .................................................................................................... 45
20 Distribusi Waktu Terjadinya Kecelakaan Menurut Kelompok Umur
Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas yang Dirawat di UGD RSUP
Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012 .................. 46
21 Distribusi Waktu Terjadinya Kecelakaan Menurut Jenis Kelamin Pasien
Korban Kecelakaan Lalu Lintas yang Dirawat di UGD RSUP
Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012 .................. 46
DAFTAR GRAFIK
Kurva Halaman
1 Kurva Hubungan Tingkat Kecelakaan dan Negara ............................... 7
DAFTAR SKEMA
Skema Halaman
1 KerangkaTeori ..................................................................................... 21
2 Kerangka Konsep ................................................................................ 24
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era globalisasi menuntut masyarakat modern untuk mempunyai mobilitas
yang tinggi. Mobilitas yang tinggi tersebut mendorong terjadi tingginya kepadatan
lalu lintas, baik barang maupun manusia di seluruh dunia. Melihat perkembangan
yang ada dari kepadatan lalu lintas tersebut, semakin banyak ditemukan fakta yang
menunjukkan bahwa jalan raya justru menjadi ladang pembunuhan manusia modern.
Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab terbanyak terjadinya cedera di seluruh
dunia. Cedera sudah menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di seluruh negara
dan lebih dari dua per tiga dialami oleh negara berkembang. Cedera akibat
kecelakaan lalu lintas adalah penyebab utama kematian dan disabilitas
(ketidakmampuan) secara umum terutama di negara berkembang. Hal ini membuat
kecelakaan lalu lintas menjadi isu global.1,2,3
Data statistik World Health Organization (WHO) dan Disability Adjusted
Life Years (DALYs) menunjukkan bahwa kecelakaan lalu lintas pada tahun 1998
menduduki peringkat ke-9 sebagai penyebab kematian di bawah atau setara dengan
penyakit malaria. Diperkirakan pada tahun 2020, kecelakaan lalu lintas akan menjadi
penyebab kematian ke-3 tertinggi di dunia di bawah penyakit jantung koroner dan
depresi berat sedangkan di negara berkembang menempati urutan ke-2. WHO
mencatat bahwa 1 juta orang di seluruh dunia meninggal setiap tahunnya di jalan raya
akibat kecelakaan, dimana 40% diantaranya berusia 25 tahun. Sementara itu, jutaan
orang lainnya mengalami luka parah dan cacat fisik akibat kecelakaan.1,2,3
Kinerja keselamatan lalu lintas jalan di Indonesia dari survei yang dilakukan
ADB-ASEAN berada pada peringkat ke-9 dari 10 negara. Ini menunjukkan bahwa
penanganan masalah keselamatan akibat kecelakaan lalu lintas jalan di Indonesia
berlum banyak dilakukan. Karena itu, Indonesia harus bekerja keras dan segera
melakukan berbagai program serta tindakan untuk meningkatkan keselamatan lalu
lintas.4
Di Indonesia, kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu prioritas
penanggulangan penyakit tidak menular berdasarkan Kepmenkes
116/Menkes/SK/VIII/2003. Sebenarnya tata cara mengenai lalu lintas telah diatur
dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Akutan Jalan,
dimana pada padasal 24 ayat 1 disebutkan “untuk keselamatan, keamanan, ketertiban
dan kelancaran lalu lintas dan angkutan di jalan, setiap orang yang menggunakan
jalan wajib berperilaku tertib dengan mencegah hal-hal yang dapat merintangi,
membahayakan kebebasan atau kjeselamatan lalu lintas,...”.2,4
Sulawesi Selatan sebagai pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia yang juga
menjadikan Makassar sebagai kawasan sentra perdagangan dan industri, menjadikan
tingkat perekonomian masyarakatnya juga meningkat. Sejalan dengan hal tersebut
lonjakan penduduk pun tak dapat dielakkan, yang pada akhirnya berimplikasi pada
berbagai masalah kependudukan diantaranya tingginya kepadatan penduduk serta
tingginya jumlah pengguna jalan raya (pengendara). Padatnya arus transportasi darat
sangat rawan menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Jumlah pelanggaran lalu
lintas pada tahun 2009 sebanyak 24.507 kasus. Data yang diperoleh dari Ditlantas
POLDA Sulsel sepanjang tahun 2007 terjadi 572 kasus kecelakaan dengan rincian
korban jiwa yang meninggal 142 orang, luka berat sebanyak 68 orang, dan luka
ringan sebanyak 613 orang.5,6
Salah satu cara pendekatan epidemiologi berbasis kesehatan masyarakat
untuk pencegahan cedera yaitu menggambarkan besaran masalah, ruang lingkup dan
karakteristik, serta mengidentifikasi faktor yang meningkatkan risiko cedera dan
disabilitas maupun faktor yang dapat dimodifikasi.2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah belum diketahuinya karakteristik pasien korban kecelakaan
lalulintas yang dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Juli—
Desember 2012.
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pertanyaan penelitian ini adalah:
1. Bagaimana distribusi pasien korban kecelakaan lalu lintas berdasarkan jenis
kelamin yang dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Juli—
Desember 2012?
2. Bagaimana distribusi pasien korban kecelakaan lalu lintas berdasarkan umur
yang dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Juli—
Desember 2012?
3. Bagaimana distribusi berdasarkan kendaraan yang digunakan saat terjadinya
peristiwa kecelakaan lalu lintas pada pasien yang dirawat di UGD RSUP Dr.
Wahidin Sudirohusodo Periode Juli—Desember 2012?
4. Bagaimana distribusi pasien korban kecelakaan lalu lintas berdasarkan posisi
(peran) pasien saat kejadian yang dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Periode Juli—Desember 2012?
5. Bagaimana distribusi pasien korban kecelakaan lalu lintas berdasarkan
mekanisme kecelakaan pada pasien yang dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Periode Juli—Desember 2012?
6. Bagaimana distribusi pasien korban kecelakaan lalu lintas berdasarkan waktu
terjadinya kecelakaan pada pasien yang dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Periode Juli—Desember 2012?
D. Tujuan Penelitian
i. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik
pasien korban kecelakaan lalu lintas yang dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo periode Juli hingga Desember 2011.
ii. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui karakteristik pasien korban kecelakaan lalu lintas berdasarkan
jenis kelamin yang dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo periode
Juli hingga Desember 2012.
2. Untuk mengetahui karakteristik pasien korban kecelakaan lalu lintas berdasarkan
umur yang dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo periode Juli
hingga Desember 2012.
3. Untuk mengetahui karakteristik pasien korban kecelakaan lalu lintas berdasarkan
kendaraan yang digunakan pasien yang dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo periode Juli hingga Desember 2012.
4. Untuk mengetahui karakteristik pasien korban kecelakaan lalu lintas berdasarkan
posisi (peran) saat peristiwa pada pasien yang dirawat di UGD RSUP Dr.
Wahidin Sudirohusodo periode Juli hingga Desember 2012.
5. Untuk mengetahui karakteristik pasien korban kecelakaan lalu lintas berdasarkan
mekanisme kecelakaan yang dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
periode Juli hingga Desember 2012.
6. Untuk mengetahui karakteristik pasien korban kecelakaan lalu lintas berdasarkan
waktu terjadinya kecelakaan yang dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo periode Juli hingga Desember 2012.
E. Manfaat Penelitian
i. Manfaat Aplikatif
Manfaat aplikatif penelitian ini adalah sebagai sumber informasi bagi para
praktisi kesehatan mengenai kasus kecelakaan lalu lintas, sehingga timbul kepedulian
untuk bekerja sama dalam mengurangi permasalahan kasus ini di masa yang akan
datang.
ii. Manfaat Metodologis
Sebagai bahan masukan bagi pihak instansi yang berwenang untuk
digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam mengambil dan memutuskan
kebijakan-kebijakan kesehatan dan trauma, khususnya dalam mengurangi angka
kejadian kecelakaan lalu lintas.
iii. Manfaat Teoritis
a. Sebagai tambahan ilmu, kompetensi, dan pengalaman berharga bagi peneliti
dalam melakukan penelitian kesehatan dan trauma pada umumnya dan terkait
tentang kecelakaan lalu lintas pada khususnya.
b. Sebagai acuan bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian
mengenai kasus kecelakaan lalu lintas.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Kecelakaan Lalu Lintas
Menurut UU RI Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan menyebutkan bahwa kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang
tidak terduga dan tidak sengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna
jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda.
Kecelakaan lalu lintas dapat terjadi secara tunggal pada pengemudi maupun
melibatkan pengguna jalan lain sehingga masalah kejadian kecelakaan lalu lintas
yang cenderung meningkat setiap tahunnya perlu mendapat perhatian yang serius di
Indonesia.3
Yang dimaksud dengan kecelakaan lalu lintas berdasarkan ketentuan yang
ditetapkan dalam pasal 93 Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1993 ayat 1 adalah:
“Suatu peristiwa dijalan yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan
kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya mengakibatkan korban manusia
atau kerugian harta benda”.7,8
Kecelakaan lalu lintas merupakan peristiwa yang tidak diharapkan yang
melibatkan paling sedikit satu kendaraan bermotor dalam satu ruas jalan dan
mengakibatkan kerugian material bahkan sampai menelan korban jiwa. Kecelakaan
adalah suatu rentetan kejadian atau peristiwa yang terjadi pada suatu pergerakan lalu
lintas akibat adanya kesalahan pada sistem pembentuk lalu lintas, yaitu pengemudi
(manusia), kendaraan, jalan dan lingkungan. Pengertian kesalahan di sini dapat dilihat
sebagai suatu kondisi yang tidak sesuai dengan standar atau perawatan yang berlaku
maupun kelalaian yang dibuat oleh manusia. Kecelakaan biasanya mengakibatkan
kematian, luka atau kerusakan harta benda yang tidak disengaja dan terjadi di jalan
atau tempat terbuka untuk umum dan digunakan untuk lalu lintas kendaraan.7
Menurut Traffic Bureau, National Police Agency, Japan, 1994, kecelakaan
lalu lintas adalah sebuah kecelakaan yang mengakibatkan kematian, dan atau luka–
luka, yang mana disebabkan oleh lalu lintas kendaraan atau mobil yang melaju pada
jalan raya. Angka Kematian kecelakaan lalu lintas adalah jumlah kematian sebagai
akibat dari kecelakaan lalu lintas per 100.000 penduduk dalam kurun waktu satu
tahun.7,9
B. Insidensi Kecelakaan Lalu Lintas
Di negara maju, kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab utama kematian
untuk semua kelompok umur, kecuali untuk mereka yang sangat tua. Gejala inipun
sekarang dialami oleh negara-negara berkembang. Pengamatan umum menunjukan,
bahwa tingkat keselamatan lalu lintas meningkat seiring dengan naiknya tingkat
kepemilikan kendaraan.8
Grafik 1. Kurva Hubungan Tingkat Kecelakaan dan Negara
Diambil dari kepustakaan 2
Korban kecelakaan jalan raya lebih banyak dibandingkan dengan korban
kecelakaan angkutan udara, laut, danau, maupun kereta api. Kematian akibat cedera
diproyeksikan meningkat dari 5,1 juta menjadi 8,4 juta (9,2% dari kematian secara
keseluruhan. Masalah cedera memberikan kontribusi pada kematian sebesar 15%,
beban penyakit 25% dan kerugian ekonomi 5% growth development product (GDP).
Di Indonesia, kerugian ekonomi akibat cedera khususnya untuk lalu lintas
diperkirakan sebesar 2,9% pendapatan domestik bruto (PDB).1,2
Sejak ditemukannya kendaraan bermotor lebih seabad lalu, diperkirakan
sekitar 30 juta orang telah terbunuh akibat kecelakaan jalan. Data statistik
menunjukkan korban meninggal dunia lalu lintas di seluruh dunia mencapai
1.500.000 orang tiap tahun. Angka tersebut merupakan peningkatan dari 880.000
korban kecelakaan tahun 1999, dan pada 2010 diperkirakan meningkat antara 1,1—
1,2 juta, kemudian menjadi 1,3—1,4 juta per tahun pada tahun 2020. Pada periode
yang sama terdapat fenomena yang menunjukkan bahwa kendaraan bermotor menjadi
pembunuh dengan banyak korban melebihi keseluruhan korban perang termasuk
dalam dua perang dunia.1,4
Di Amerika Serikat (USA) sendiri dilaporkan orang yang meninggal akibat
kecelakaan mobil meningkat setiap tahunnya, yaitu 42.643 orang pada tahun 2003
dan meningkat menjadi 44.342 orang pada tahun 2006. Sementara itu, di Indonesia
jumlah kendaraan bermotor yang meningkat setiap tahunnya dan kelalaian manusia
merupakan faktor utama terjadinya peningkatan kecelakaan lalu lintas. Data
Kementrian Perhubungan RI tahun 2009 menyatakan bahwa telah terjadi sedikitnya
106.384 kasus kecelakaan lalu dan hal tersebut merupakan jumlah korban kecelakaan
lalu lintas tertinggi selama 5 tahun terakhir. Artinya setiap 4,8 menit sekali terjadi
satu kasus kecelakaan di jalan raya.3,4
Berdasarkan data kecelakaan lalu lintas Dirjen Perhubungan Darat kematian
akibat kecelakaan lalu lintas di Indonesia menunjukkan kecenderungan yang
meningkat, yaitu dari 1,0% pada tahun 1986, menjadi 1,5% pada tahun 1992, 1,9%
pada tahun 1995, 3,5% pada tahun 1998 dan menjadi 5,7% di tahun 2001. Pada tahun
1997 tercatat sekitar 34.000 korban dan pada tahun 1999 meningkat menjadi 47.000
korban kecelakaan. Dari kasus kecelakaan tahun 1997 tersebut terdapat 12.500
korban yang meninggal dunia dan dari tahun 1999-2002 mencapai 10.000—15.000
orang setiap tahunnya. Selanjutnya data Departemen Perhubungan RI menunjukkan
bahwa tahun 2003 terdapat terdapat 13.399 kecelakaan lalu lintas di seluruh
Indonesia, kemudian tahun 2004 terdapat 17.734 kecelakaan dan pada tahun 2005
terdapat 33.827 kasus kecelakaan dan 36% diantaranya (12.178 orang) meninggal
dunia. Dan korban yang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas ini diperkirakan akan
meningkat 5% dari tahun ketahun.1,2,4
Menurut angka statistik kecelakaan lalu lintas sejak tahun 2004, kematian
yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas menduduki peringkat ke-3 yang
menewaskan lebih dari 40.000 orang. Sumber lain menyebutkan kecelakaan menjadi
penyebab kematian urutan ke-4 hingga ke-8 di setiap rumah sakit.4
Sulawesi Selatan sebagai pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia yang juga
menjadikan Makassar sebagai kawasan sentra perdagangan dan industri, berimplikasi
pada berbagai masalah kependudukan diantaranya tingginya kepadatan penduduk
serta tingginya jumlah pengguna jalan raya (pengendara). Padatnya arus transportasi
darat sangat rawan menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Jumlah
pelanggaran lalu lintas pada tahun 2009 sebanyak 24.507 kasus. Data yang diperoleh
dari Ditlantas POLDA Sulsel sepanjang tahun 2007 terjadi 572 kasus kecelakaan,
dengan rincian korban jiwa yang meninggal 142 orang, luka berat sebanyak 68 orang,
dan luka ringan sebanyak 613.5,6
Mengestimasi risiko dapat diterapkan pada permasalahan kecelakaan lalu
lintas yang digolongkan dalam epidemiologi penyakit tidak menular.3
Tabel 1. Urutan PTM di SulSel yang Dirawat di Puskesmas Rawat Inap
No. Urut Penyakit Kasus
1 Kecelakaan lalu lintas 69 kasus
2 Hypertensi 25 kasus
3 Asma 15 kasus
4 Stroke 6 kasus
5 Obesitas 6 kasus
Sumber : Sudarianto, dkk. 2010. Penyakit Tidak Menular. Profil Kesehatan Sulawesi Selatan 2009. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.
Tabel 2. Urutan PTM di SulSel yang Dirawat di Puskesmas Rawat Jalan.
No. Urut Penyakit Kasus
1 Hypertensi 55.922 kasus
2 Kecelakaan lalu lintas 15.572 kasus
3 Asma 12.908 kasus
4 Osteoporosis 1.151 kasus
5 Struma 864 kasus
Sumber : Sudarianto, dkk. 2010. Penyakit Tidak Menular. Profil Kesehatan Sulawesi Selatan 2009. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.
Tabel 3. Urutan PTM di SulSel yang Dirawat di Rumah Sakit Rawat Inap
No. Urut Penyakit Kasus
1 Kecelakaan lalu lintas 3.842 kasus
2 Hypertensi 2.221 kasus
3 Diabetes mellitus 1.495 kasus
4 Stroke 738 kasus
5 Osteoporosis 199 kasus
Sumber : Sudarianto, dkk. 2010. Penyakit Tidak Menular. Profil Kesehatan Sulawesi Selatan 2009. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.
Tabel 4. Urutan PTM di SulSel yang Dirawat di Rumah Sakit Rawat Jalan
No. Urut Penyakit Kasus
1 Diabetes mellitus 15.244 kasus
2 Hypertensi 9.779 kasus
3 Kecelakaan lalu lintas 9.354 kasus
4 Asma 2.531 kasus
5 Stroke 398 kasus
Sumber : Sudarianto, dkk. 2010. Penyakit Tidak Menular. Profil Kesehatan Sulawesi Selatan 2009. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.
C. Faktor-faktor Penyebab Kecelakaan
Kecelakaan lalu lintas dapat disebabkan oleh banyak faktor, baik faktor
internal maupun faktor eksternal pengguna kendaraan bermotor. Faktor internal
meliputi faktor manusia, sedangkan faktor eksternal adalah faktor kendaraan, faktor
jalan, dan faktor cuaca. Ada tiga faktor utama yang menyebabkan terjadinya
kecelakaan, pertama adalah faktor manusia, kedua adalah faktor kendaraan dan yang
terakhir adalah faktor jalan. Selain itu terdapat faktor cuaca yang juga dapat
menyebabkan terjadinya suatu kecelakaan.10
Lalu lintas ditimbulkan oleh adanya pergerakan dari alat–alat angkutan,
karena adanya kebutuhan perpindahan manusia dan atau barang. Karena itu, dampak
yang tidak mungkin ditolak karena adanya pergerakan tersebut adalah terjadinya
kecelakaan. Kecelakaan yang terjadi pada umumnya tidak hanya disebabkan oleh satu
faktor saja, melainkan hasil interaksi antar faktor lain. Hal-hal yang tercakup dalam
faktor-faktor tersebut antar lain:7,8
a. Faktor pengemudi : kondisi fisik (mabuk, lelah, sakit, dsb), kemampuan
mengemudi, penyebrang atau pejalan kaki yang
lengah, dll.
b. Faktor kendaraan : kondisi mesin, rem, lampu, ban, muatan, dll.
c. Faktor lingkungan jalan: desain jalan (median, gradien, alinyemen, jenis
permukaan, dsb), kontrol lalu lintas (marka, rambu,
lampu lalu lintas), dll.
d. Faktor cuaca : hujan, kabut, asap, salju, dll.
Pignataro (1973) juga menyatakan bahwa kecelakaan diakibatkan oleh
kombinasi dari beberapa faktor perilaku buruk dari pengemudi ataupun pejalan kaki,
jalan, kendaraan, pengemudi ataupun pejalan kaki, cuaca buruk ataupun pandangan
yang buruk. Jadi pada dasarnya faktor-faktor tersebut berkaitan atau saling
menunjang bagi terjadinya kecelakaan. Namun, dengan diketahuinya faktor penyebab
kecelakaan yang utama dapat ditentukan langkah-langkah penanggulangan untuk
menurunkan jumlah kecelakaan.7,8
Tabel 5. Faktor-faktor Penyebab Kecelakaan Lalulintas
Sumber: Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Dept.Perhubungan
Dari Tabel 5 di atas, faktor pengemudi (human error) menduduki peringkat
pertama yaitu sebesar 93,52% dalam penyebab kecelakaan. Di Indonesia, Pedoman
Perencanaan dan Pengoperasian Lalu lintas di wilayah perkotaan Direktorat Bina
Sistem Lalu lintas dan Angkutan Kota Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
menyatakan, faktor–faktor penyebab kecelakaan biasanya diklasifikasikan identik
dengan unsur–unsur sistem transportasi, yaitu pemakai jalan (pengemudi dan pejalan
kaki), kendaraan, jalan dan lingkungan, ataupun kombinasi dari dua unsur atau lebih.
Jumlah pemakai jalan semakin bertambah. Tingginya prosentase pemakai jalan
diakibatkan oleh proses perkembangan dan pertumbuhan jumlah kendaraan yang
relatif lebih cepat di negara–negara berkembang, termasuk Indonesia. Hal ini berbeda
dengan proses pertumbuhan kendaraan bermotor di negara maju yang memakan
waktu cukup panjang sejak adanya kendaraan yang pertama kali sampai dengan
teknologi kendaraan yang mutakhir. Fachrurrozy (1996) membandingkan
keselamatan lalu lintas antara negara–negara maju dengan Indonesia sebagai negara
yang sedang berkembang. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pemilik Surat Ijin
Mengemudi (SIM) maupun sejumlah penduduk yang memiliki usia minimal untuk
mendapatkan SIM berpengaruh terhadap tingkat kecelakaan. Hal ini karena generasi
pertama yang memiliki kendaraan bermotor untuk pertama kalinya menyebabkan
kesiapan orang terhadap kemampuan mengemudi dianggap kurang.7
1. Pemakai Jalan (Manusia)
Faktor manusia yang dicatat oleh kepolisian, meliputi jenis kelamin korban,
usia korban, profesi korban, dan peran korban dalam berkendara. Dalam hal ini yang
dimaksud dengan peran korban dalam berkendara adalah posisi korban saat terjadi
kecelakaan, apakah termasuk sebagai pengemudi, penumpang, pejalan kaki,
penyeberang jalan, dan lain-lain. Pemakai jalan adalah semua orang yang
menggunakan fasilitas jalan yang secara langsung. Pemakai jalan yang dimaksud
(Pignataro, 1997) adalah:7,10
a. Pengemudi, termasuk di dalamnya pengemudi kendaraan bermotor dan
kendaraan tak bermotor.
b. Pejalan kaki/pemakai jalan lain, termasuk di dalamnya adalah pedagang kaki
lima, petugas keamanan, petugas perbaikan fasilitas (listrik, telepon, gas), dan
lain-lain.
Kedudukan pengemudi sebagai pemakai jalan adalah salah satu bagian
utama dalam terjadinya kecelakaan. Pengemudi mempunyai peran sebagai bagian
dari mesin dengan mengendarai, mengemudikan, mempercepat, memperlambat,
mengerem dan menghentikan kendaraan. Dalam kondisi normal setiap pengemudi
mempunyai waktu reaksi, konsentrasi, tingkat intelegensia dan karakter berbeda–
beda. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh fisik, umur, jenis kelamin, emosi,
penglihatan, dan lain-lain (Wright et. al. 1980). Nelson (1969) menyatakan bahwa
“faktor manusia” mempunyai peran besar karena manusia terlibat dalam setiap
kecelakaan. Peraturan keamanan telah dilakukan oleh para pembuat kendaraan,
kondisi jalan telah ditingkatkan, namun pengemudi tetap saja masih melakukan
kesalahan.7
Mengemudikan kendaraan merupakan pekerjaan kompleks. Selama
mengemudi, pengemudi langsung berinteraksi dengan kendaraan umum lainnya, juga
menerima dan menerjemahkan rangsangan di sekelilingnya terus menerus. Kondisi
jalan dengan perkerasan yang stabil dan nyaman berdampak pengemudi merasa
nyaman dalam mengemudikan kendaraannya. Kondisi ini mendorong pengemudi
menjalankan kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Apabila kewaspadaan
pengemudi menurun maka akan dapat berakibat timbulnya kecelakaan. Empat faktor
dalam mengemudi yang cenderung menjadi penyebab potensial kecelakaan lalu lintas
(Kamarwan, 1990), yaitu:7
a. Kondisi lingkungan
b. Faktor fisiologis pengemudi
c. Faktor psikologi pengemudi
d. Faktor reaksi pengemudi
Tabel 6. 10 Penyebab Utama Kematian Berdasarkan Golongan Umur Kota Makassar
Tahun 2007
Sumber : Bidang P2 Dinas Kesehatan Kota Makassar
Tabel 7. Kelompok Usia Pengemudi yang Terlibat Kecelakaan
Sumber: Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Departemen Perhubungan
Menurut analisa data statistik di Indonesia, penyebab kecelakaan lalu lintas
yang terbesar adalah faktor manusia seperti yang dikemukakan pada tabel di atas.
Hulbert (1991) menyimpulkan bahwa dari hasil pencatatan kecelakaan yang telah
banyak dibuat tidak pernah lepas dari masalah kecelakaan yang disebabkan oleh
pengemudi yang mengantuk.7
Kemungkinan besar mengantuk menjadi penyebab lebih dari 20—30%
kecelakaan. Lebih lanjut ia juga menyatakan bahwa mengantuk karena kelelahan
mengemudi memiliki andil besar sebagai penyebab kecelakaan.7
Di Indonesia sebagian besar (70,0%) korban kecelakaan lalu lintas adalah
pengendara sepeda motor yang berusia produktif (15-55 tahun) dan berpenghasilan
rendah. Diketahui jumlah korban kecelakaan lalu lintas di Indonesia pada tahun 2003-
2007 mayoritas adalah usia dewasa. Namun korban kecelakaan lalu lintas usia 51-60
tahun yang di dalamnya terdapat golongan lansia, jumlahnya meningkat pesat dari
tahun sebelumnya. Dapat dikatakan bahwa golongan usia tersebut masih banyak yang
menjadi pengguna jalan raya. Pada usia 51-60 tahun pertumbuhan rata-rata korban
kecelakaan lalu lintas mencapai 73,34 % dan jumlah korbannya lebih banyak dari
usia anak-anak (5-15 tahun). Hasil penelitian Riyadina, dkk (2009) juga menunjukkan
bahwa lansia berisiko cedera akibat kecelakaan lalu lintas 1,37 kali lebih besar
daripada anak-anak. Cedera kepala (33,2%) menempati peringkat pertama pada
urutan cedera yang dialami oleh korban kecelakaan lalu lintas.2,3
Analisis yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
menunjukkan bahwa usia 16–30 tahun merupakan penyebab terbesar kecelakaan
(55,99%), kelompok usia 21–25 tahun adalah kelompok terbesar penyebab
kecelakaan dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Sedangkan pada kelompok
26–30 tahun sebagai penyebab kecelakaan menurun cukup drastis. Kelompok usia 40
tahun menjadi penyebab kecelakaan relatif lebih kecil seiring dengan kematangan dan
tingkat disiplin yang lebih baik.7
Jenis kecelakaan yang dialami oleh korban juga merupakan salah satu faktor
manusia yang diduga mampu mempengaruhi tingkat keparahan korban kecelakaan
lalu lintas. Beberapa jenis kecelakaan yang kemungkinan terjadi adalah sebagai
berikut:10
a. Kecelakaan belakang
Kecelakaan belakang adalah jenis kecelakaan antara dua kendaraan yang
tengah melaju satu arah sehingga salah satu kendaraan menabrak bagian belakang
kendaraan lainnya.
b. Kecelakaan depan
Kecelakaan depan adalah jenis kecelakaan antara dua kendaraan yang
tengah berlawanan arah sehingga bagian depan kendaran yang satu menabrak
bagian depan kendaraan lainnya.
c. Kecelakaan samping
Kecelakaan samping adalah jenis kecelakaan antara dua kendaraan yang
tengah melaju dimana bagian samping kendaraan yang satu menabrak bagian yang
lain.
d. Hilang kendali
Hilang kendali adalah kecelakaan yang terjadi saat pengemudi tidak dapat
menguasai kendaraannya.
e. Lain-lain
Kecelakaan yang bukan termasuk dalam kecelakaan belakang, kecelakaan
depan, kecelakaan samping, dan hilang kendali.
2. Kendaraan
Kendaraan adalah sarana angkutan yang membantu manusia dalam
mencapai tujuan. Karena itu, tuntutan utama pengguna kendaraan adalah keselamatan
bagi pengemudi dan muatannya (penumpang maupun barang). Kendaraan sebagai
produk industri harus mampu memberikan jaminan atas keamanan dan kenyamanan
melalui standar–standar perlengkapan kendaraan. Seiring dengan meningkatnya
kemajuan di bidang industri otomotif, kendaraan bermotor yang dioperasikan saat ini
mempunyai bermacam bentuk, karakteristik dan fungsi. Bentuk, karakteristik dan
fungsi kendaraan terbaru semakin memperhitungkan faktor–faktor keamanan,
kenyamanan dan keselamatan pengendara ketika berlalu lintas di jalan.7
Kendaraan bermotor meliputi sepeda motor, kendaraan bermotor biasa
(mobil), kendaraan berat bermotor (bis dan truk), sedangkan yang termasuk
kendaraan tak bermotor adalah sepeda dan kendaraan tak bermotor lainnya.7
Faktor kendaraan yang paling sering terjadi adalah ban pecah, rem tidak
berfungsi sebagaimana seharusnya, kelelahan logam yang mengakibatkan bagian
kendaraan patah, peralatan yang sudah aus tidak diganti, dan berbagai penyebab
lainnya. Keseluruhan faktor kendaraan sangat terkait dengan teknologi yang
digunakan dan perawatan yang dilakukan terhadap kendaraan.10
3. Jalan
Jalan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004
adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang
berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah
dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan
kabel.10
Untuk keperluan pengaturan penggunaan dan pemenuhan kebutuhan
angkutan, jalan dibagi dalam beberapa kelas yang didasarkan pada kebutuhan
transportasi, pemilihan moda secara tepat dengan mempertimbangkan keunggulan
karakteristik masing-masing moda, perkembangan teknologi kendaraan bermotor,
muatan sumbu terberat kendaraan bermotor serta konstruksi jalan. Pengelompokkan
jalan menurut muatan sumbu yang disebut juga kelas jalan adalah berdasarkan
Undang-Undang Republik Indonesia No 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan jalan.10
Sebagai landasan bergeraknya suatu kendaraan, jalan perlu
direncanakan/didesain secara cermat dan teliti dengan mengacu pada gambaran
perkembangan volume kendaraan di masa mendatang. Desain jalan yang sesuai
dengan spesifikasi standar dan dikerjakan dengan cara yang benar serta memperoleh
pemeliharaan yang cukup selama umur rencananya bertujuan untuk memberikan
keselamatan bagi pemakainya. Sifat–sifat jalan juga berpengaruh dan dapat menjadi
penyebab terjadinya kecelakaan lalu – lintas. Sartono (1993) menyatakan ada
beberapa hal dari bagian jalan yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan,
seperti:7
a. Kerusakan pada permukaan jalan (misalnya, terdapat lubang besar yang sulit
dihindari pengemudi)
b. Konstruksi jalan yang rusak/tidak sempurna (misalnya letak bahu jalan terlalu
rendah bila dibandingkan dengan permukaan jalan, lebar perkerasan dan bahu
jalan terlalu sempit untuk berpapasan)
c. Geometrik jalan yang kurang sempurna (misalnya, superelevasi pada tikungan
terlalu curam atau terlalu landai, jari-jari tikungan terlalu kecil, pandangan bebas
pengemudi terlalu sempit, kombinasi alinyemen vertikal dan horizontal kurang
sesuai, penurunan dan kenaikan jalan terlalu curam, dan lainlain).
Sedangkan menurut Polwiltabes Semarang, sebab terjadinya kecelakaan lalu
lintas yang diakibatkan oleh faktor jalan dapat dijelaskan sebagai berikut:7
a. Jalan licin
b. Tikungan terlalu tajam
c. Jalur jalan yang menyempit
d. Teknis pengendalian lantas yang kurang tepat (rambu, traffic light, dan lain-lain
e. Jalan bergelombang
f. Jalan berlubang
4. Lingkungan
Di samping bentuk fisik jalan yang dipengaruhi oleh “geometric design”
dan “konstruksi jalan”, faktor lingkungan juga mempunyai andil dalam
menyebabkan terjadinya kecelakaan. Kondisi tata guna lahan, kondisi cuaca dan
angin serta pengaturan lalu–lintas adalah beberapa komponen dari lingkungan yang
berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan. Lingkungan jalan yang kurang memadai
mengakibatkan kenyamanan dari pengemudi menurun, sehingga kemampuan dalam
mengendalikan kendaraan akan menurun pula. Lingkungan di sekitar jalan, misalnya
daerah permukiman, peternakan, pembakaran ladang dan jerami dapat menjadi
penyebab kecelakaan lalu lintas, khususnya untuk jalan dengan kecelakaan kendaraan
tinggi. Hujan juga mempengaruhi kinerja kendaraan seperti jarak pengereman
menjadi lebih jauh, jalan menjadi lebih licin, jarak pandang juga terpengaruh karena
penghapus kaca tidak bisa bekerja secara sempurna atau lebatnya hujan
mengakibatkan jarak pandang menjadi lebih pendek. Asap dan kabut juga bisa
mengganggu jarak pandang, terutama di daerah pegunungan.10 Ada empat faktor dari
kondisi lingkungan yang mempengaruhi kelakuan manusia sehingga berpotensi
menimbulkan terjadinya kecelakaan lalu lintas, yaitu:7
a. Penggunaan tanah dan aktifitasnya, daerah ramai, lengang, dimana secara reflek
pengemudi akan mengurangi kecepatan atau sebaliknya.
b. Cuaca, udara dan kemungkinan–kemungkinan yang terlihat misalnya pada saat
kabut, asap tebal, hujan lebat sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi jarak
pandang pengemudi).
c. Fasilitas yang ada pada jaringan jalan, adanya rambu–rambu lalu lintas, lampu
lalu lintas dan marka lalu lintas.
d. Arus dan sifat lalu lintas, jumlah, macam dan komposisi kendaraan akan sangat
mempengaruhi kecepatan perjalanan.
D. Klasifikasi Kecelakaan Lalulintas
Jenis kecelakaan dapat diklasifikasikan berdasarkan mekanisme kecelakaan
yang dialami oleh kendaraan yang terlibat. Adapun jenis kecelakaan tersebut adalah
sebagai berikut:7
i. Kecelakaan sendiri
ii. Menabrak obyek tetap
iii. Menabrak penyeberang
iv. Tabrakan depan–belakang
v. Tabrakan depan–depan
vi. Tabrakan samping–samping
vii. Tabrakan beruntun
Berdasarkan posisi kecelakaan, Kadiyali dalam Kamarwan (1990) membagi
kecelakaan menjadi:7
i. Tabrakan menyudut (angle), terjadi antara kendaraan yang berjalan pada arah
yang berbeda tetapi juga bukan pada arah yang berlawanan.
ii. Menabrak bagian belakang (rear end), kendaraan yang menabrak bagian
belakang kendaraan lain yang berjalan pada arah yang sama.
iii. Menabrak bagian samping/menyerempet (side swipe), kendaraan menabrak
kendaraan lain dari bagian samping sambil berjalan pada arah yang sama
ataupun berlawanan.
iv. Menabrak bagian depan (head on), tabrakan antara kendaraan yang berjalan
pada arah yang berlawanan.
v. Menabrak secara mundur (backing), kendaraan menabrak kendaraan lain pada
waktu kendaraan tersebut berjalan mundur.
Menurut cara terjadinya kecelakaan, Pignataro (1973) mengklasifikasikan
jenis kecelakaan sebagai berikut:7
i. Hilang kendali/selip (running of road)
ii. Tanpa tabrakan/kecelakaan sendiri
iii. Tabrakan di jalan (collision on road), terdiri dari :
a. Dengan pejalan kaki
b. Dengan kendaraan lain yang sedang berjalan
c. Dengan kendaraan lain yang sedang berhenti
d. Dengan kereta, binatang, dll
E. Kerangka Teori
Berdasarkan teoriyang telah dipaparkan dan ditelaah dari berbagai sumber,
maka kerangka teori yang berhubungan dengan penelitian ini dapat dijabarkan pada
skema 1 berikut ini.
Skema 1. Kerangka Teori Faktor Kecelakaan Lalu Lintas
Kecelakaan Lalu Lintas
Pengguna Jalan
(Manusia)
Kendaraan
Jalan
Lingkungan
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti
Pada setiap populasi, tiap individu anggota tersebut memiliki karakteristik
yang berbeda-beda untuk setiap penyakit tertentu. Berdasarkan tinjauan pustaka,
terdapat berbagai macam karakteristik pada pasien korban kecelakaan lalu lintas,
yang meliputi faktor pengguna jalan (manusia), kendaraan, jalan dan lingkungan. Di
antara berbagai faktor tersebut, maka variabel kecelakaan lalu lintas yang akan diteliti
saat ini dibatasi pada jenis kelamin, umur, kendaraan yang digunakan, peran (posisi)
pasien, mekanisme kecelakaan dan waktu terjadinya kecelakaan. Penentuan variabel
ini didasarkan pada ketersediaan data dari rekam medik pasien dengan tetap
mengingat kepentingan keterkaitan variabel tersebut dengan kasus kecelakaan lalu
lintas.
2. Kecelakaan Lalu Lintas
Mengacu pada ketentuan yang ditetapkan dalam pasal 93 Peraturan
Pemerintah Nomor 43 tahun 1993 ayat 1 adalah:
“Suatu peristiwa dijalan yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja
melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya mengakibatkan
korban manusia atau kerugian harta benda”.7,8
3. Jenis Kelamin
Kecelakaan lalu lintas dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan,
hanya saja prevalensi laki-laki lebih tinggi.
4. Umur
Semua pengguna jalan beresiko untuk menderita cedera akibat kecelakaan
lalu lintas. Namun yang paling beresiko adalah kelompok usia yang masih
tergolong baru mengendarai, memiliki emosi yang labil, dan kurangnya
kewaspadaan serta kesadaran dalam berhati-hati di jalan sehingga yang paling
beresiko adalah kelompok usia produktif.
5. Jenis Kendaraan
Di anatara jenis kendaraan yang digunakan oleh pengguna jalan sebagai
alat trasnportasi, jenis kendaraan yang didesain dengan perlindungan yang
kurang memadailah yang paling beresiko mengalami kecelakaan lalu lintas.
6. Peran (Posisi) Pasien
Pengemudi atau pengendara merupakan peran yang paling sering
mengalami kecelakaan lalu lintas. Selain karena jumlah pengemudi yang paling
banyak, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi pengemudi selama
mengendara, seperti halnya mengantuk, lengah, terburu-buru, dan lain
sebagainya.
7. Mekanisme Kecelakaan
Kecelakaan sering terjadi di daerah persimpangan dimana dua pengendara ingin
saling menyalip sehingga kecelakan sering terjadi dari arah depan dan samping.
8. Waktu Kecelakaan
Kecelakaan dapat terjadi kapan saja. Namun paling sering terjadi saat
puncak aktivitas dimana jalan akan memadat. Kendati demikian, saat jalanan sepi
juga beresiko memicu kecelakaan lalu lintas dimana pengemudi lengah dan
mengendarai dengan kecepatan tinggi.
C. Kerangka konsep
Berdasarkan konsep pemikiran yang dikemukakan, maka disusunlah pola
variable sebagai berikut.
Skema 2. Kerangka Konsep
Keterangan:
Variabel yang diteliti
Variabel yang tidak diteliti
Kecelakaan Lalu Lintas
Pengguna Jalan (Manusia)
Jenis KelaminPerempuan
Peran (Posisi)
Mekanisme Kecelakaan
Waktu KecelakaanKendaraan
Jenis Kendaraan
Jalan
Lingkungan
Waktu
D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Jenis Kelamin
a) Definisi : perbedaan seksual yang terdiri dari laki-laki dan perempuan
b) Alat ukur : Table pengisian data
c) Cara ukur : Dengan mencatat variabel sesuai yang tercantum pada rakam
medis
d) Skala ukur: Nominal
e) Hasil ukur :
(1) Laki-laki
(2) Perempuan
2. Umur
a. Definisi : usia yang dihitung dari saat kelahiran sampai saat mengalami
KLL
b. Alat ukur : Tabel pengisisan data
c. Cara ukur: Dengan mencatat variabel sesuai yang tercantum pada rekam
medis
d. Skala ukur: Nominal
e. Hasil ukur :
(1) Balita : < 5 tahun
(2) Anak-anak : 6—11 tahun
(3) Remaja : 12—17 tahun
(4) Dewasa :18—40 tahun
(5) Tua :41—65 tahun
(6) Manula : > 65 tahun
3. Jenis Kendaraan
a) Definisi : Sarana angkutan yang membantu manusia dalam mencapai
tujuan.
b) Alat ukur : Tabel pengisian data
c) Cara ukur : Dengan mencatat jenis kendaraan yang digunakan sesuai dengan
tercantum pada Mecanism of Trauma (MOT) pada rekam medik
d) Skala ukur : Nominal
e) Hasil ukur :
(1) Tidak berkendara
(2) Kendaraan tidak bermotor
(3) Kendaraan bermotor roda 2
(4) Kendaraan bermotor roda 4
(5) Dan lain-lain
4. Peran (Posisi)
a) Definisi : Letak dan keadaan pasien saat terjadinya kecelakaan lalu lintas
b) Alat ukur : Tabel pengisian data
c) Cara ukur : Dengan mencatat posisi pasien saat terjadi kecelakaan sesuai
dengan yang tercantum pada Mecanism of Trauma (MOT) pada
rekam medik
d) Skala ukur : Nominal
e) Hasil ukur :
(1) Pengemudi
(2) Penumpang
(3) Pejalan Kaki (Penyeberang)
5. Mekanisme Kecelakaan
a) Definisi : Proses dan arah terjadinya kecelakaan
b) Alat ukur : Tabel pengisian data
c) Cara ukur : Dengan mencatat arah kecelakaan (tabrakan) sesuai dengan yang
tercantum pada Mecanism of Trauma (MOT) pada rekam medik
d) Skala ukur: Nominal
e) Hasil ukur :
(1) Kecelakaan sendiri
(2) Menabrak obyek tetap
(3) Tabrakan dari arah depan
(4) Tabrakan dari arah belakang
(5) Tabrakan dari arah samping
(6) Dan lain-lain
6. Waktu Kecelakaan
a) Definisi : Saat proses kecelakaan berlangsung
b) Alat ukur : Tabel pengisian data
c) Cara ukur : Dengan mencocokkan dan kemudian mencatat waktu saat pasien
masuk rumah sakit yang disesuaikan dengan saat kejadian sesuai
dengan yang tercantum pada rekam medik
d) Skala ukur : Nominal
e) Hasil ukur :
(1) 06.00—12.59 WITA
(2) 13.00—20.59 WITA
(3) 21.00—05.59 WITA
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional karena melakukan
pengamatan dan analisis terhadap data sekunder melalui penggunaan rekam medis
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo sebagai data penelitian. Analisis dilakukan dengan
meneliti karakteristik kecelakaan lalu lintas yang dirawat di UGD, baik rawat inap
maupun yang bukan. Sedangkan jika ditinjau dari segi waktu, desain penelitian ini
bersifat deskriptif cross sectional karena variabel diukur selama periode tertentu.
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
i. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data korban kecelakaan lalu lintas
yang telah dirawat melalui buku register IRD Bedah dan rekam medis di RSUP. Dr.
Wahidin Sudirohusodo. Waktu penelitian 17 Desember 2012—23 Februari 2013.
ii. Lokasi Penelitian
Penelitian ini diadakan di Bagian UGD Bedah dan Rekam Medik RSUP Dr.
Wahidin Sudirohusodo.
C. Populasi dan Sampel
i. Populasi
Semua penderita korban kecelakaan lalulintas yang pernah dirawat di UGD
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo dan terdaftar pada buku register UGD Bedah
periode Juli—Desember 2012.
ii. Sampel
Sampel penelitian ini adalah semua penderita korban kecelakaan lalu lintas
yang pernah dirawat di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo yang terhitung sejak bulan
Juli hingga Desember 2012 dan terdaftar di buku register UGD Bedah serta pasien
yang tetap hidup setelah perawatan selesai. Besar sampel ditentukan dengan rumus
sebagai berikut:
Sumber dari kepustakaan no. 11
Petunjuk n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
d = Nilai batas kesalahan atau galat pendugaan
Berdasarkan dari buku registasi UGD Bedah, terdapat sekitar 1.805 kasus kecelakaan
lalulintas yang terjadi sepanjang bulan Juli—Desember 2012. Adapun nilai batas
kesalahan (galat pendugaan) yang ditetapkan adalah 10%. Jadi, jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah sebesar:
n = 1805 . (1805 . 0,12) + 1 = 94,75
Jadi, dengan pembulatan, besar sampel yang akan diteliti adalah sebanyak 95 sampel.
iii. Cara Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah dengan menggunakan metode
consecutive sampling, yakni dengan mengambil sampel yang memenuhi kriteria
tertentu sampai diperoleh sejumlah sampel. Cara dalam penelitian ini ialah jika pada
buku registrasi pasien telah terdapat data variabel yang lengkap dan memenuhi
kriteria, maka langsung diambil sebagai sampel, dan sisanya (jika masih belum
cukup) akan diambil dari bagian rekam medik yaitu semua subyek yang mendapat
pengobatan dan memenuhi kriteria pemilihan sampai jumlah sampel yang diperlukan
terpenuhi.
n = N . N.d2 + 1
iv. Kriteria Inklusi
1. Penderita korban kecelakaan lalulintas yang terdaftar di buku register dan
dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo periode Juli—Desember
2012.
2. Penderita korban kecelakaan lalulintas yang tetap hidup setelah pengobatan
selesai.
v. Kriteria Eksklusi
1. Data berkaitan variable tidak lengkap.
2. Penderita korban kecelakaan lalulintas yang meninggal selama masa perawatan.
D. Jenis Data dan Instrumen Penelitian
i. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari buku
registrasi UGD bedah dan bagian rekam medik subjek penelitian.
D. Instrumen penelitian
Alat pengumpul data dan instrumen penelitian yang dipergunakan dalam
penelitian ini terdiri dari lembar pengisian data dengan tabel-tabel tertentu untuk
mencatat data yang dibutuhkan dari buku register IRD Bedah dan rekam medik.
E. Manajemen Penelitian
i. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan setelah meminta perizinan dari pihak
pemerintah dan RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo. Kemudian meminta izin pada
bagian inventaris UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo untuk mecatat nomor
rekam medik pasien-pasien korban kecelakaan lalulintas dan sekaligus mengambil
sampel jika data variabel lengkap dan memenuhi kriteria. Selanjutnya jika jumlah
data belum memenuhi jumlah sampel, peneliti akan meminta izin ke bagian rekam
medik untuk mengambil sisa data sampel sampai jumlah sampel yang diperlukan
terpenuhi. Setelah itu, dilakukan pengamatan dan pencatatan langsung ke dalam tabel
pengisian data yang telah disediakan.
i. Pengolahan dan Analisa data
Pengolahan dilakukan setelah pencatatan data dari buku register UGD Bedah
dan bagian rekam medik yang dibutuhkan ke dalam tabel pengisian data dengan
menggunakan program komputer SPSS 17.0 dan Microsoft Excel untuk memperoleh
hasil statistik deskriptif yang diharapkan.
ii. Penyajian data
Data yang telah diolah akan disajikan dalam bentuk table, grafik, dan naskah
untuk menggambarkan karakteristik pasien kecelakaan lalu lintas di RSUP Dr.
Wahidin Sudirohusodo periode Juli—Desember 2012.
F. Etika penelitian
i). Menyertakan surat pengantar yang ditujukan kepada pihak pemerintah setempat
sebagai permohonan izin untuk melakukan penelitian.
ii). Menjaga kerahasiaan data pasien yang terdapat pada rekam medik, sehingga
diharapkan tidak ada pihak yang merasa dirugikan atas penelitian yang dilakukan.
G. Batasan Masalah
Banyaknya variabel yang dapat dijadikan penilaian bagi karakteristik pasien
korban kecelakaan lalu lintas di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo. Keterbatasan data
yang ada dalam rekam medik pasien dan juga keterbatasan waktu, biaya, serta
kemampuan, maka dalam penelitian ini saya hanya akan meneliti bagaimana
distribusi pasien korban kecelakaan lalu lintas berdasarkan jenis kelamin, usia, jenis
kendaraan, peran (posisi) korban kecelakaan, mekanisme kecelakaan dan waktu
kecelakaan.
BAB V TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Penelitian dilakukan di bagian rekam medik RS. DR. Wahidin
Sudirohusodo. Adapun sejarah singkat berdirinya rumah sakit ini secara umum
adalah pada tahun 1947 didirikan rumah sakit dengan meminjam 2 bangsal rumah
sakit jiwa yang telah berdiri sejak tahun 1925 sebagai bangsal bedah dan penyakit
dalam yang merupakan cikal bakal berdirinya Rumah Sakit Umum (RSU) Dadi.
Pada Tahun 1957 RSU Dadi yang berlokasi di jalan Lanto Dg. Pasewang
No. 43, Makassar sebagai Rumah Sakit Pemda Tingkat I Sulawesi Selatan dan pada
tahun 1993 menjadi Rumah Sakit dengan klasifikasi B dengan kapasitas tempat tidur
500 buah dan yang tersedia sebanyak 472 tempat tidur. Dengan kerterbatasan lahan
untuk Pengembangan rumah sakit maka pada tahun 1993 RSU dipindahkan ke Jl.
Perintis Kemerdekaan Km.11, Makassar, berdekatan dengan Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin.
Pada Tahun 1994 RSU Dadi berubah menjadi rumah sakit vertikal milik
Depertemen Kesehatan dengan nama Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Wahidin
Sudirohusodo berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan R.I. No.
540/SK/VI/1994 sebagai Rumah Sakit kelas A yang digunakan oleh Fakultas
Kedokteran sebagai tempat pendidikan calon dokter, Dokter Spesialis dan
Subspesialis, serta sebagai Rumah Sakit Rujukan Tertinggi di Kawasan Timur
Indonesia. RS Dr. Wahidin Sudirohusodo memiliki luas tanah 8,4 HA dengan luas
gedung 37.511 m2.
Pada tanggal 10 Desember 1995 RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
ditetapkan manjadi Rumah Sakit Unit Swadana dan pada Tahun 1998 dikeluarkan
Undang–Undang No. 30 tahun 1997 berubah menjadi unit pengguna Pendapatan
Negara Bukan Pajak (PNBP).
Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah R.I. No. 125 Tahun 2000, RSUP Dr.
Wahidin Sudirohusodo beralih status kelembagaan menjadi Perusahaan Jawatan
(Perjan).
RS. DR. Wahidin Sudirohusodo adalah rumah sakit dengan tipe A dan juga
merupakan rumah sakit pendidikan untuk Indonesia Timur dengan identitas:
a. Nama rumah sakit : RS.DR.Wahidin Sudirohusodo
b. Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan Km.11 Tamalanrea, Makassar
c. Telepon : 0411- 587667/584888
d. Fax : 0411-587676
e. Pemilikan : Departemen Kesehatan RI
Adapun fasilitas ruangan yang dimiliki adalah sebagai berikut:
A. Paviliun Sawit:
1. VIP A1 (3 kamar)
a) Fasilitas:
(1) Tempat tidur
(2) Tempat tidur extra
(3) Televisi 21 inch
(4) Meja rias
(5) Kursi tamu
(7) Lemari es
(8) Kamar full ac
(9) Lemari pakaian
(10) Lemari kecil
(11) Pesawat telepon
(6) Kebutuhan mandi:
(a) Shower + heather
(b) Perlengkapan mandi disiapkan
b) Keistimewaan
(1) Pasien ditangani langsung Dokter Ahli
(2) Pasien bebas memilih dokter yang dikehendaki
(3) Dokter ahli dari rumah sakit lain dapat merawat pasiennya di RS Dr.
Wahidin Sudirohusodo dari awal sampai keluar.
(4) Pasien Askes boleh masuk dengan membayar selisih
2. VIP A2 (4 kamar)
a) Fasilitas:
(1) Tempat tidur
(2) Tempat tidur extra
(3) Televisi 21 inch
(4) Meja rias
(5) Kursi tamu
(7) Lemari es
(8) Kamar full ac
(9) Lemari pakaian
(10) Lemari kecil
(11) Pesawat telepon
(6) Kebutuhan mandi :
(a) Shower + heather
(b) Perlengkapan mandi disiapkan
b) Keistimewaan :
(1) Pasien ditangani langsung Dokter Ahli
(2) Pasien bebas memilih dokter yang dikehendaki
(3) Dokter ahli dari rumah sakit lain dapat merawat pasiennya di RS Dr.
Wahidin Sudirohusodo dari awal sampai keluar.
(4) Pasien Askes boleh masuk dengan membayar selisih.
3. VIP A3 (11 kamar)
a) Fasilitas:
(1) Tempat tidur
(2) Tempat tidur extra
(3) Televisi 21 inch
(4) Meja rias
(5) Kursi tamu
(6) Lemari es
(7) Kamar full ac
(8) Lemari pakaian
(9) Lemari kecil
(10) Pesawat telepon
(11) Kamar mandi
b) Keistimewaan:
(1) Pasien ditangani langsung Dokter Ahli
(2) Pasien bebas memilih dokter yang dikehendaki
(3) Dokter ahli dari rumah sakit lain dapat merawat pasiennya di RS Dr.
Wahidin Sudirohusodo dari awal sampai keluar.
(4) Pasien Askes boleh masuk dengan membayar selisih.
B. Paviliun Palem:
1. VIP B1 (27 kamar terdiri dari 2 orang/kamar)
a) Fasilitas:
(1) Tempat tidur
(2) Televisi
(3) Lemari es
(4) Kamar full ac
(5) Meja makan
(6) Lemari kecil
(7) Kamar mandi
b) Keistimewaan:
(1) Pasien ditangani langsung Dokter Ahli
(2) Pasien bebas memilih dokter yang dikehendaki
(3) Dokter ahli dari rumah sakit lain dapat merawat pasiennya di RS Dr.
Wahidin Sudirohusodo dari awal sampai keluar.
(4) Pasien Askes boleh masuk dengan membayar selisih.
2. VIP B2 (27 kamar terdiri dari 2 orang/kamar)
a) Fasilitas:
(1) Tempat tidur
(2) Televisi
(3) Kamar full ac
(4) Meja makan
(5) Lemari kecil dan es
(6) Kamar mandi
b) Keistimewaan:
(1) Pasien ditangani langsung Dokter Ahli
(2) Pasien bebas memilih dokter yang dikehendaki
(3) Dokter ahli dari rumah sakit lain dapat merawat pasiennya di RS
Dr. Wahidin Sudirohusodo dari awal sampai keluar.
(4) Pasien Askes boleh masuk dengan membayar selisih.
C. Ruangan Lontara yang terdiri atas Lontara 1, 2, 3 dan 4.
BAB VI HASIL PENELITIAN
Melalui serangkaian observasi penelitian mengenai karakteristik pasien
korban kecelakaan lalulintas yang dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusudo periode Juli—Desember 2012 didapatkan jumlah sampel sebanyak
95 kasus dari 1.805 kasus pasien kecelaakaan lalulintas yang tercatat pada buku
registrasi IRD Bedah, maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 8. Distribusi Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Jenis Kelamin yang Dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012
No. Jenis Kelamin Pasien Korban Kecelakaan Lalulintas N %
1. Laki-Laki 61 64,2
2. Perempuan 34 35,8
Jumlah 95 100,00
Sumber : data sekunder (buku register IRD Bedah dan rekam medik pasien)
Bila ditinjau dari jenis kelamin, sesuai pada Tabel 8 di atas
memperlihatkan bahwa frekuensi pasien korban kecelakaan lalu lintas lebih
banyak terjadi pada laki-laki dengan jumlah 61 kasus (64,2%), sedangkan pada
perempuan didapatkan 34 kasus (35,8%).
Tabel 9. Distribusi Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Umur yang Dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012
No. Umur Pasien Korban Kecelakaan Lalulintas
N %
1. Balita (< 5 tahun) 4 4,2
2. Anak-anak (6—11 tahun) 4 4,2
3. Remaja (12—17 tahun) 19 20,0
4. Dewasa (18—40 tahun) 49 51,6
5. Tua (41—65 tahun) 18 18,9
6. Manula (> 65 tahun) 1 1,1
Jumlah 95 100,00
Sumber : data sekunder (buku register IRD Bedah dan rekam medik pasien)
Tabel 10. Distribusi Rentang Umur pada Kejadian Umur Terbanyak yang Mengalami Kecelakaan Lalulintas dari Pasien yang Dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012
No. Umur Pasien Korban Kecelakaan Lalulintas
N %
1 < 20 Tahun 17 17,9
2 21—25 Tahun 16 16,8
3 26—30 Tahun 5 5,3
4 31—35 Tahun 6 6,3
5 > 35 Tahun 5 5,3
Jumlah 49 51,6 Sumber : data sekunder (buku register IRD Bedah dan rekam medik pasien)
Tabel 9 di atas menunjukkan distribusi pasien korban kecelakaan lalu
lintas menurut usia, dimana frekuensi pasien tertinggi pada kelompok usia dewasa
(18—40 tahun) yaitu sebanyak jumlah 49 kasus (51,6%) dan terendah pada
kelompok usia manula (> 65 tahun) dengan jumlah 1 kasus (1,1%). Adapun
berdasarkan Tabel 10, rentang umur yang paling banyak mengalami kecelakaan
lalulintas pada kelompok usia dewasa adalah pada umur 18—20 tahun dengan
jumlah 17 kasus (17,9%) yang tidak beda jauh dengan umur 21—25 sebanyak 16
kasus (16,8%)
Tabel 11. Distribusi Pasien Korban Kecelakaan Lalulintas Menurut Kendaraan yang Digunakan Saat Peristiwa Terjadi yang Dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012
No. Kendaraan yang Digunakan Pasien Korban Kecelakaan Lalulintas
N %
1. Tidak berkendara 18 18,9
2. Kendaraan tidak bermotor 1 1,1
3. Kendaraan bermotor roda 2 69 72,6
4. Kendaraan bermotor roda 4 7 7,4
Jumlah 95 100,00 Sumber : data sekunder (buku register IRD Bedah dan rekam medik pasien)
Pada Tabel 11 di atas diperlihatkan distribusi pasien korban kecelakaan
lalu lintas menurut kendaraan yang digunakan saat peristiwa terjadi. Frekuensi
pasien terbanyak pada kendaraan bermotor roda 2 yaitu sebanyak 69 kasus
(72,6%), kemudian kendaraan tidak bermotor sebanyak 18 kasus (18,9%),
selanjutnya kendaraan bermotor roda 4 sebanyak 7 kasus (7,4%) dan terkecil pada
kendaraan tidak bermotor yaitu sebanyak 1 kasus (1,1%).
Tabel 12. Distribusi Pasien Korban Kecelakaan Lalulintas Menurut Posisi (Peran) Pasien yang Dirawat Di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012
No. Posisi (Peran) Pasien Pasien Korban Kecelakaan Lalulintas
N %
1. Pengemudi 66 69,5
2.
3.
Penumpang
Penyeberang (Pejalan Kaki)
11
18
11,6
18,9
Jumlah 95 100,00
Sumber : data sekunder (buku register IRD Bedah dan rekam medik pasien)
Pada Tabel 12 di atas diperlihatkan distribusi pasien korban kecelakaan
lalu lintas menurut posisi (peran) pasien, dimana jumlah kasus pasien lebih
banyak sebagai pengemudi yaitu sebanyak 66 kasus (69,5%).
Tabel 13. Distribusi Pasien Korban Kecelakaan Lalulintas Menurut Mekanisme Kecelakaan yang Dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012
No. Mekanisme Kecelakaan Pasien Korban Kecelakaan Lalulintas
N %
1. Kecelakaan Sendiri 18 18,9
2. Menabrak Obyek Tetap 7 7,4
3. Tabrakan dari Arah Depan 29 30,5
4. Tabrakan dari Arah Belakang 13 13,7
5. Tabrakan dari Arah Samping 26 27,4
6. Dan Lain-lain 2 2,1
Jumlah 95 100,00 Sumber : data sekunder (buku register IRD Bedah dan rekam medik pasiena)
Distribusi pasien korban kecelakaan lalu lintas berdasarkan mekanisme
kecelakaan dapat dilihat pada Tabel 13 di atas. Pada tabel tersebut diperlihatkan
bahwa pasien yang paling banyak ditemukan memiliki mekanisme kecelakaan
tabrakan dari arah depan sebanyak 29 kasus (30,5%) yang tidak berbeda jauh
dengan tabrakan dari arah samping sebanyak 26 kasus (27,4%).
Tabel 14. Distribusi Pasien Korban Kecelakaan Lalulintas Menurut Waktu Terjadinya Kecelakaan yang Dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012
No. Waktu Terjadinya Kecelakaan Pasien Korban Kecelakaan Lalulintas
N %
1. Pagi (06.00—12.59 WITA) 18 18,9
2. Siang (13.00—20.59 WITA) 58 61,1
3. Malam (21.00—05.59 WITA) 19 20,0
Jumlah 95 100,00 Sumber : data sekunder (buku register IRD Bedah dan rekam medik pasien)
Tabel 14 di atas memperlihatkan distribusi pasien korban kecelakaan lalu
lintas berdasarkan waktu terjadinya kecelakaan, dimana frekuensi terbanyak
waktu terjadinya kecelakaan tersebut adalah pada siang hari sebanyak 58 kasus
(61,1%). Dan yang kedua terbanyak adalah waktu malam hari sebanyak 19 kasus
(20,0%) yang tidak berbeda jauh dengan waktu pagi hari sebanyak 18 kasus
(18,9%)
Tabel 15. Distribusi Jenis Kelamin Menurut Kelompok Usia Pasien Korban Kecelekaan Lalu Lintas yang Dirawat Di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012
No. Umur Jenis Kelamin Jumlah Laki-Laki Perempuan
N % N % N % 1 < 5 1 1,05 3 3,2 4 4,21
2 5—11 4 4,21 0 0 4 4,21
3 12—17 12 12,63 7 7,37 19 20,00
4 18—40 34 35,79 15 15,79 49 51,58
5 41—65 10 10,53 8 8,42 18 18,95
6 > 65 0 0,00 1 1,05 1 1,05
Jumlah 61 64,21 34 35,79 95 100 Sumber : data sekunder (buku register IRD Bedah dan rekam medik pasien)
Dari Tabel 15, dapat dilihat pasien terbanyak adalah kelompok usia
dewasa laki-laki sebanyak 34 kasus (35,79%) dan perempuan sebanyak 15 kasus
(15,79%) diabndingkan kelompok usia lainnya. Adapun jumlah yang paling
sedikit adalah kelompok usia manula perempuan sebanyak 1 kasus (1,1%) dan
tidak ada pasien laki-laki di kelompok tersebut.
Tabel 16. Distribusi Jenis Kendaraan yang Digunakan Saat Kecelakaan Menurut Kelompok Usia Pasien Korban Kecelekaan Lalu Lintas yang Dirawat Di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012
No. Umur
Kendaraan yang Digunakan Saat Kecelakaan
Jumlah Tidak Tiak Bermotor Bermotor
Berkendara Bermotor Roda 2 Roda 4
N % N % N % N % N %
1 < 5 2 2,11 0 0,00 2 2,11 0 0,00 4 4,21
2 5—11 3 3,16 1 1,05 0 0,00 0 0,00 4 4,21
3 12—17 2 2,11 0 0,00 16 16,84 1 1,05 19 20,00
4 18—40 5 5,26 0 0,00 40 42,11 4 4,21 49 51,58
5 41—65 6 6,32 0 0,00 11 11,58 1 1,05 18 18,95
6 > 65 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 1,05 1 1,05
Jumlah 18 18,95 1 1,05 69 72,63 7 7,37 95 100
Sumber : data sekunder (buku register IRD Bedah dan rekam medik pasien)
Tabel 16 di atas memperlihatkan distribusi kendaraan yang digunakan saat
kecelakaan berdasarkan jenis kelamin. Dari tabel tersebut terlihat kelompok tidak
berkendara lebih banyak pada usia tua sebanyak 6 kasus (6,3%), kendaraan tidak
bermotor hanya ditemukan pada kelompok usia anak-anak sebanyak 1 kasus
(1,1%). Adapun kendaraan bermotor roda 2 paling banyak pada kelompok usia
dewasa sebanyak 40 kasus (42,1) dan mendominasi hampir semua kelompok
umur, kecuali anak-anak dan manula. Sedangkan kendaraan bermotor roda 4 juga
paling banyak pada kelompok usia dewasa sebanyak 4 kasus (4,2%).
Tabel 17. Distribusi Jenis Kendaraan yang Digunakan Saat Kecelakaan Menurut Jenis Kelamin Pasien Korban Kecelekaan Lalu Lintas yang Dirawat Di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012
No. Umur
Kendaraan yang Digunakan Saat Kecelakaan Jumlah Tidak Tidak Bermotor Bermotor
Berkendara Bermotor Roda 2 Roda 4
N % N % N % N % N %
1 Laki-Laki 7 7,4 1 1,1 49 51,6 4,00 4,2 61 64,2 2 Perempuan 11 11,6 0 0,0 20 21,1 3 3,2 34 35,8
Jumlah 18 18,9 1 1,05 69 72,6 7 7,37 95 100 Sumber : data sekunder (buku register IRD Bedah dan rekam medik pasien)
Dari Tabel 17 di atas dapat dilihat pasien laku-laki hampir mendominasi
semua jenis kendaraan kecuali tidak berkendara, seperti kendaraan tidak bermotor
sebanyak 1 kasus (1,1%), kendaraan bermotor roda 2 sebanyak 49 kasus (51,6%),
dan kendaraan bermotor roda 4 sebanyak 4 kasus (4,2%). Adapun pasien
perempuan mendominasi pada jenis tidak berkendara sebanyak 11 kasus (11,6%).
Tabel 18. Distribusi Peran (Posisi) Pasien Saat Kecelakaan Menurut Kelompok Usia Pasien Korban Kecelekaan Lalu Lintas yang Dirawat Di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012.
No. Umur Peran (Posisi) Pasien
Jumlah Pengemudi Penumpang Pejalan Kaki N % N % N % N %
1 < 5 0 0,00 2 2,11 2 1,05 4 4,21 2 5—11 1 1,05 0 0,00 3 4,21 4 4,21 3 12—17 14 14,74 2 2,11 3 3,16 19 20,00 4 18—40 40 42,11 4 4,21 5 5,26 49 51,58 5 41—65 11 11,58 2 2,11 5 5,26 18 18,95 6 > 65 0 0,00 1 1,05 0 0,00 1 1,05
Jumlah 66 69,47 11 11,58 18 18,95 95 100
Sumber : data sekunder (buku register IRD Bedah dan rekam medik pasien)
Tabel 18 di atas menunjukkan peran (posisi) pasien saat kecelakaan
menurut kelompuk usia, dimana kelompok usia dewasa mendominasi semua jenis
perasn (posisi) pasien saat peristiwa tabrakan terjadi, yakni sebagai pengemudi
sebanyak 40 kasus (42,1%), sebagai penumpang sebanyak 4 kasus (4,21%), dan
sebagai pejalan kaki (sebanyak dengan kelompok usia tua) sebanyak 5 kasus
(5,26%)
Tabel 19. Distribusi Peran (Posisi) Pasien Saat Kecelakaan Menurut Jenis Kelamin Pasien Korban Kecelekaan Lalu Lintas yang Dirawat Di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012.
No. Jenis Kelamin
Peran (Posisi) Pasien Jumlah Pengemudi Penumpang Pejalan
Kaki N % N % N % N %
1 Laki-laki 50 52,63 4 4,21 7 7,37 61 64,21
2 Perempuan 16 16,84 7 7,37 11 11,58 34 35,79
Jumlah 66 69,47 11 11,58 7 18,95 95 100
Sumber : data sekunder (buku register IRD Bedah dan rekam medik pasien)
Dari tabel 19 dan Grafik 13 di atas terlhat pasien laki-laki lebih banyak
yang berperan sebagai pengemudi sebanyak 50 kasus (52,63%). Adapun pasien
perempuan lebih banyak yang berperan sebagai penumpang sebanyak 7 kasus
(7,37%) dan sebagai pejalan kaki sebanyak 11 kasus (11,58%).
Tabel 20. Distribusi Waktu Terjadinya Kecelakaan Menurut Kelompok Usia Pasien Korban Kecelekaan Lalu Lintas yang Dirawat Di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012
No. Umur
Waktu Terjadinya Kecelakaan Jumlah
Pagi Siang Malam
N % N % N % N %
1 < 5 3 2,11 1 1,05 0 0 4 4,21
2 5—11 2 3,16 2 2,11 0 0 4 4,21
3 12—17 2 2,11 15 15,79 3 3,16 19 20,00
4 18—40 6 6,32 26 27,37 16 16,84 49 51,58
5 41—65 5 5,26 13 13,68 0 0 18 18,95
6 > 65 0 0,00 1 1,05 0 0 1 1,05
Jumlah 18 18,95 58 61,05 19 20,00 95 100
Sumber : data sekunder (buku register IRD Bedah dan rekam medik pasien)
Tabel 20 di atas memperlihatkan distribusi waktu terjadinya kecelakaan
berdasarkan kelompok usia pasien. Kelompok usia dewasa mendominasi semua
waktu, yakni pagi hari sebanyak 6 kasus (6,32%), siang hari sebanyak 26 kasus
(27,37%), dan malam hari sebanyak 16 kasus (16,84%).
Tabel 21. Distribusi Waktu Terjadinya Kecelakaan Menurut Jenis Kelamin Pasien Korban Kecelekaan Lalu Lintas yang Dirawat Di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012
No. Jenis
Kelamin
Waktu Terjadinya Kecelakaan Jumlah
Pagi Siang Malam
N % N % N % N %
1 Laki-laki 10 10,53 37 38,95 14 14,74 61 64,21
2 Perempuan 8 8,42 21 22,11 5 5,263 34 35,79
Jumlah 18 18,95 58 61,05 19 20,00 95 100
Sumber : data sekunder (buku register IRD Bedah dan rekam medik pasien)
Dari tabel 13 di atas dapat dilihat bahwa jenis kelamin laki-laki
mendominasi semua waktu, yakni pagi hari sebanyak 10 kasus (10,53%), siang
hari sebanyak 58 kasus (61,05%) dan malam hari sebanyak 19 kasus (20,00%).
BAB VII PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan di IRD Bedah dan Bagian Rekam Medik RSUP
dr. Wahidin Sudirohusodo dari tanggal 5—23 Februari 2013 dengan tujuan untuk
memperoleh informasi tentang karakteristik pasien korban kecelakaan lalulintas
yang dirawat di UGD pada periode 1 Juli—31 Desember 2012 di Rumah Sakit
tersebut.
Adapun karakteristik yang diteliti meliputi jenis kelamin, umur, kendaraan
yang digunakan saat periwtiwa kecelakaan terjadi, posisi (peran) pasien saat
kejadian tersebut, mekanisme kecelakaan dan waktu terjadinya kecelakaan. Pada
pengumpulan sampel didapatkan 95 sampel penelitian yang memenuhi kriteria
seleksi dari 1.805 pasien korban kecelakaan lalulintas yang terdaftar pada buku
register IRD Bedah RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo periode 1 Juli—31
Desember 2012. Jumlah sampel ini diperoleh dengan menggunakan rumus Slovin,
dimana nilai batas kesalahan (galat pendugaan) yang ditetapkan adalah 10%.
Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode consecutive sampling,
yakni dengan mengambil sampel yang memenuhi kriteria tertentu sampai
diperoleh sejumlah sampel. Cara dalam penelitian ini ialah mengambil sampel
yang paling pertama ditemukan dari buku register IRD Bedah yang tentu saja
memenuhi kriteria inklusi. Adapun sisa sampel yang belum tercukupi (sebanyak
15 sampel), diambil dari rekam medik tanpa menggunakan sistem acak tapi
dengan mengambil data rekam medik yang memenuhi kriteria inklusi yang paling
awal ditemukan. Jumlah sampel yang cukup besar dan bervariasi sehingga hampir
seluruh elemen dari variabel yang hendak diteliti terdapat pada sampel ini
sehingga sampel yang ada pada penelitian ini cukup representatif.
Berikut ini adalah pembahasan mengenai hasil yang diperoleh pada
penelitian ini, yaitu:
A. Jenis Kelamin
Bila ditinjau dari jenis kelamin pasien, didapatkan jumlah pasien
korban kecelakaan lalu lintas lebih banyak terjadi pada laki-laki (64,2%)
dibandingkan pada perempuan (35,8%). Dan juga, pasien laki-laki
mendominasi hampir semua kelompok usia pasien yang dirawat di UGD,
yakni kelompok anak-anak (4,21%), remaja (12,63), dewasa (35,79) dan
usia tua (10,53%), kecuali kelompok usia balita (1,05%) dan manula (0,0%).
Selanjutnya pasien laki-laki mendominasi peran sebagai pengemudi
(52,84%) dimana kelompok jenis kelamin tersebut juga mendominasi jenis
kendaraan bermotor roda 2 (51,6%), kendaraan bermotor roda 4 (4,2%), dan
tidak berkendara (1,1%). Kelompok jenis kelamin laki-lakipun juga
mendominasi semua waktu terjadinya kecelakaan, yakni pagi hari (10,53%),
siang hari (38,95%) dan malam hari (14,74%). Hasil ini sesuai dengan
penelitian Joeharno (2006) 3 di RSUD Luwuk Kabupaten Banggai Provinsi
Sulawesi Tengah dan Laylia N.A. dan Susilaningrum D. (2010)10 dari
pengamatan pada korban kecelakaan lalu lintas di kawasan hukum Jajaran
Polrestabes Surabaya pada tahun 2010 yang menemukan tingginya kejadian
kecelakaan lalu lintas pada laki-laki. Begitupun hasil penelitian Metta
Kartika (2009)4 dari data Lakan Lantas Polres Metro Depok yang
didapatkan kecelakaan paling banyak melibatkan pengemudi laki-laki
dibandingkan perempuan. Hal ini dikarenakan berdasarkan data pengendara
sepeda motor, pengendara laki-laki jumlahnya lebih banyak dibandingkan
pengendara motor perempuan dan juga adanya indikasi bahwa laki-laki
cenderung memiliki perilak ugal-ugalan saat mengemudikan kendaraan
dibandingkan dengan perempuan.
B. Umur
Dari segi umur, pasien korban kecelakaan lalu lintas yang paling
banyak dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo adalah umur
dewasa (18—40 tahun) sebanyak 51,6%, baik laki-laki (35,79%) dan
perempuan (15,79%) dengan puncak umur 18—20 tahun (17,9%).
Kemudian selanjutnya yang terbanyak adalah umur remaja (20,0%) dan usia
tua yang tidak berbeda jauh (18,9%). Berdasarkan peran (posisi) pasien,
kelompok usia dewasa mendominasi peran sebagai pengemudi (42,11%),
penumpang (4,21%), dan pejalan kaki (5,26%). Begitupun dengan waktu
terjadinya kecelakaan, kelompok usia dewasa mendominasi waktu kejadian
di pagi (6,32%), siang (27,37), dan malam hari (16,8%).
Dari tinjauan pustaka, kecelakaan paling banyak melibatkan
pengendara berusia produktif (15—55 tahun), dimana usia 21—25 tahun
adalah kelompok terbesar penyebab kecelakaan dibandingkan dengan
kelompok usia lainnya, dan kelompok usia 40 tahun relatif lebih kecil
karena kematangan dan tingkat disiplin yang lebih baik. Hasil ini sesuai
pula dengan penelitian Agus Aji Samekto (2009)12 dari data primer di Kota
Semarang, dimana korban kecelakaan terbesar adalah kelompok usia 15,01
tahun—21 tahun, kemudian 21,01 tahun—30 tahun yang rata-rata
merupakan pelajar/mahasiswa. Penelitian Woro Riyadina, Suhardi, Meda
Permana (2009)2 dari data kesehatan masyarakat (Kesmas) dari 33 propinsi
hasil survei Riskesdas tahun 2007 dan pengamatan di kawasan hukum
Jajaran Polrestabes Surabaya pada tahun 201010 juga menemukan cedera
akibat kecelakaan lalu lintas mayoritas dialami oleh kelompok umur dewasa
(15-59 tahun) yaitu sebesar 38,8%, begitupun dengan hasil penelitian Metta
Kartika (2009)4 dimana kelompok terbanyak adalah usia 22—30 tahun
disusul umur 16—21 tahun. Hal ini dapat dikarenakan kelompok usia
tersebut merupakan kelompok usia produktif yang memiliki mobilitas
tinggi, adapun rentang umur 16—21 tahun dikarenakan mereka merupakan
pengemudi pemula yang masih dalam proses belajar mengemudi, memiliki
tingkat emosi yang belum stabil serta belum berhati-hati dalam mengendarai
kendaraan. Adapun menurut Nazar Moesbar (2007)13 dari data direktorat
lalu lintas Polda Sumut, diperoleh usia pelaku KLL umumnya adalah usia
remaja dan dewasa yaitu usia 15—50 tahun yang terbanyak, ini tentu
disebabkan kesibukan atau tingkat mobilitas golongan usia tersebut di atas
tinggi, jumlah pelaku juga meningkat setiap tahun.
Menurut Levi dalam Accident Analysis & Prevention (1990)4
menyatakan bahwa pengemudi dengan usia muda akan meningkatkan resiko
untuk mengalami kecelakaan karena belum dapat mengontrol emosi dengan
baik. Meskipun demikian, menurutnya usia muda atau tua bukanlah hal
yang terlalu berpengaruh. Hal tersebut terkait dengan pengalaman dan
kemampuan pengemudi orang yang bersangkutan.
Selanjutnya urutan kelompok usia ketiga terakhir yang di rawat
adalah kelompok usia balita dan anak (4,2%) dan jumlah yang paling sedikit
adalah usia manula (1,1%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Metta Kartika (2009)4, dimana ditemukan kasus paling sedikit
melibatkan pengendara berumur lebih dari 60 tahun. Namun tidak sesuai
dengan tinjauan pustaka, dimana pada penelitian Savitri WP dan Indawati R
(2012), jumlah korban usia manula lebih banyak dari usia anak-anak.
Dimana Hasil tersebut tidak sesuai dengan korban kecelakaan lalu lintas
lansia pada tahun 2011 di Kota Surabaya3 adalah tidak berkendara sebagai
pejalan kaki atau penyeberang jalan sebesar 40,1% dan lansia yang
mengemudikan kendaraan bermotor roda 2 sebesar 39%.
C. Kendaraan
Ditinjau dari segi kendaraan yang digunakan saat terjadinya
peristiwa kecelakaan, jumlah terbanyak adalah kendaraan bermotor roda 2
(71,6%), diikuti oleh tidak berkendara (18,9%), kemudian kendaraan
bermotor roda 4 (7,4%) dan kendaraan tidak bermotor (2,1%). Adapun
berdasarkan kelompok usia, jenis tidak berkendara didominasi oleh
kelompok usia tuda (6,3%), untuk jenis kendaraan tidak bermotor adalah
kelompok usia anak-anak (1,1%), untuk kendaraan bermotor roda 2 dan
roda 4adalah kelompok usia dewasa (42,1% dan 4,2%).
Hasil ini sesuai dengan penelitian Firma Oktaviana (2008)14 data
Polda Metro Jaya per Oktober 2006 dari 4.026 kecelakaan lalu lintas, 81,6%
diantaranya dilakukan pengendara motor, dan juga penelitian Agus Aji
Samekto (2009)12 dimana jumlah korban kecelakaan lalu lintas terbesar
merupakan jumlah korban yang menggunakan sepeda motor, hal ini sejalan
dengan data lain pada umumnya pelajar/mahasiswa menggunakan
kendaraan jenis sepeda motor.
Menurut Naza Moesbar (2007)13 dalam Pengendara dan
Penumpang Sepeda Motor Terbanyak Mendapat Patah Tulang pada
Kecelakaan Lalu Lintas, dimana menurutnya hal ini disebabkan sepeda
motor dirancang/didesain kurang mempertimbangkan keselamatan
pengendaranya dan yang dibonceng. Selain itu, jumlah sepeda motor rata-
rata mengalami kenaikan sekitar 20% per tahun.
Sesuai pula dengan penelitian Windi Prigita Savitri dan Rachmah
Indawati (2012)3 di Unit Laka Lantas Polrestabes Surabaya, kendaraan
bermotor roda 2 adalah kendaraan yang mudah terganggu keseimbangannya
dan tidak terlindung. Pada umumnya kendaraan bermotor roda 2 memang
paling sering dikendarai oleh masyarakat meskipun memiliki risiko lebih
tinggi untuk terlibat dalam kecelakaan lalu lintas daripada kendaraan roda 4.
Menurut Hisashi Ogawa peneliti WHO tingginya angka KLL pada
pengguna sepeda motor terutama di negara yang sedang berkembang
disebabkan:13
1. Infrastruktur yang kurang baik
2. Kurangnya disiplin pengguna sepeda motor dalam berkendaraan,
mematuhi peraturan lalu lintas dan memperhatikan kelayakan atas
kendaraannya (layak jalan)
3. Kurangnya mempergunakan perlengkapan perlengkapan pengaman diri
untuk kecelakaan/PEE
Menurut WHO tingginya angka kematian dan kecelakaan akibat
pemakaian sepeda motor terutama di negara Asia sudah merupakan epidemi
kesehatan masyarakat.13
D. Peran (Posisi) Pasien
Berdasarkan peran (posisi) pasien, distribusi pasien terbanyak adalah
sebagai penumpang (69,5%), urutan kedua adalah pejalan kaki (18,9%), dan
yang paling sedikit adalah sebagai penumpang (11,6%).
Hasil tersebut sesuai dengan hasil penelitian Windi Prigita Savitri
dan Rachmah Indawati (2012)3 dimana korban kecelakaan lalu lintas lansia
pada tahun 2011 di Kota Surabaya terbanyak adalah berperan sebagai
pengemudi sebesar 54,2%. Begitupun dengan penelitian Harry Patmadjaja
(1997)15 di jalan Tol PT Jasa Marga diperoleh faktor utama penyebab
kecelakaan adalah pengemudi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
pengemudi adalah kurang antisipasi, lengah, mengantuk, mabuk, jarak rapat,
ban pecah, selip, rem blong, kerusakan mesin, kendaraan berhienti dan
adanya penyeberang.
E. Mekanisme Kecelakaan
Berdasarkan mekanisme kecelakaan, kasus terbanyak dari hasil
penelitian ini adalah tabrakan dari arah depan (30,5%) yang tidak berbeda
jauh dengan tabrakan dari arah samping (27,4%). Hasil ini sesuai dengan
pengamatan korban kecelakaan lalu lintas di kawasan hukum Jajaran
Polrestabes Surabaya pada tahun 201010, dimana sebagian besar korban
kecelakaan lalu lintas tersebut mengalami kecelakaan tabrak depan,
berkebalikan dengan penelitian Windi Prigita Savitri dan Rachmah
Indawati (2012)3 dalam Tipe Kecelakaan Lalu Lintas yang Terjadi di Kota
Surabaya 2011 yang terbanyak adalah tabrak samping, kemudian tabrak
depan. Mekanismenya yakni tabrak samping dan depan sering terjadi pada
persimpangan dan menyalip. Pada saat di persimpangan pengemudi
cenderung tidak mengalah kepada pengendara lainnya sehingga ketika
kendaraan berlaju sama-sama kencang maka akan terjadi kecelakaan. Pada
saat menyalip membutuhkan pengambilan keputusan yang cepat karena
kendaran dari arah sebaliknya akan melaju mengarah kepada kendaraan
yang menyalip.
F. Waktu Terjadinya Kecelakaan
Dari data distribusi menurut waktu terjaidnya kecelakaan, kasus
kecelakaan lalu lintas yang terbanyak dialami pasien yang dirawat di UGD
adalah waktu 13.00—20.59 (61,1%) disusul oleh jam 21.00—05.59 (20,0%)
yang tidak berbeda jauh dengan jam 06.00—12.59 (18,9%). Hasil ini sesuai
dengan penelitian Metta Kartika (2009)4, dengan hasil kecelakaan paling
banyak terjadi adalah pada jam 13.00—16.59, hal ini dikarenakan jam
tersebut volume lalulintas cenderung padat dan berakhirnya aktivitas
pendidikan dan perkantoran, artinya kecelakaan yang terjadi pada jam
tersebut banyak dialami oleh pelajar dan dewasa yang sesuai dengan hasil
kategori umur yang dijelaskan di atas, kemudian diikuti pada jam 21.00—
00.59, kejadian tersebut berhubungan dengan aktivitas perbelanjaan. Selain
itu, faktor ketajaman penglihatan juga memegang pengaruh yang sangat
besar, melihat jam tersebut cahaya dijalanan sudah mulai gelap, terutama di
jalanan yang tidak memiliki lampu jalan. Kecelakaan yang banyak terjadi
pada jam 05.00—08.59 dan 17.00—20.59 disebabkan jam tersebut
merupakan waktu pergi dan pulang dari dan ke tempat kerja serta dimulai
dan diakhirinya kegiatan usaha yang juga bersamaan dengan mobilitas
pekerja. Tingkat kecelakaan pada jam 17.00—20.59 lebih tinggi daripada
jam 05.00—08.59, hal ini dapat dikarenakan jam tersebut merupakan
berakhirnya aktivitas perkantoran, dimana orang-rang yang bekerja pulang
menuju rumah dalam kondisi fisik yang letih setelah seharian bekerja.
Sedangkan kecelakaan pada jam 05.00—08.59 disebabkan karena
kecenderungan pengemudi yang ingin segera sampai ke tempat tujuan untuk
segera memulai aktivitasnya pada hari itu sehingga memacu kecepatan
kendaraannya lebih tinggi. Sikap buru-buru seperti ini dapat memicu
kecelakaan lalu lintas. Pada jam 01.00—04.59 walaupun merupakan jam
istirahat/tidur, namun waktu tersebut merupakan waktu kembalinya orang-
orang dari kegiatan hiburan maupun kerja lembur dimana kondisi fisik
sudah lelah atau bisa jadi mereka yang baru saja pulang dari kegiatan
hiburan masih berada dalam pengaruh alkoholsehingga berisiko untuk
terjadinya kecelakaan.
Walaupun demikian, hasil ini berbeda dengan hasil penelitian Windi
Prigita Savitri dan Rachmah Indawati (2012)3 menemukan jumlah korban
kecelakaan lalu lintas terbanyak terjadi pada waktu 06.00-12.59, dengan
rata-rata 12.20—12.25 yang masih tergolong waktu berangkat kerja.
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar waktu kecelakaan terlihat saat
pagi hari dimana orang mulai keluar rumah untuk melakukan aktivitas atau
berangkat bekerja. Dan waktu siang jumlah kecelakaan lalu lintas lebih
sedikit dibandingkan pagi hari. Sedangkan pada waktu istirahat di malam
hari jumlah kecelakaan lalu lintas cenderung semakin menurun. Hal ini
karena sebagian besar orang mengakhiri aktivitasnya pada waktu petang
hari. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suganda (1986) bahwa
waktu kecelakaan lalu lintas terbanyak adalah pada pukul 07.00-12.00 WIB.
Pada umumnya kecelakaan lalu lintas dapat terjadi pada waktu istirahat
karena pengemudi mengantuk dan cenderung mengendarai kendaraannya
lebih cepat karena suasana jalan raya sepi sehingga akibatnya bisa jauh lebih
fatal pada korban lansia apabila terjadi kecelakaan.
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian mengenai karakteristik pasien korban
kecelakaan lalulintas yang dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusudo
periode Juli—Desember 2012 dengan jumlah sampel sebanyak 95 kasus dari
1.805 populasi, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Pasien korban kecelakaan lalulintas lebih banyak ditemukan pada laki-laki
daripada perempuan dengan persentase sebesar 64,2%.
2. Pasien korban kecelakaan lalulintas paling banyak ditemukan pada kelompok
usia dewasa (18—40 tahun) yaitu sebesar 51,6%, dimana usia < 20 tahun
merupakan kasus terbanyak (17,9%), kemudian usia remaja (20,0%) yang
tidak berbeda jauh dengan usia tua (18,9%) dan yang paling sedikit adalah
manula (1,1%)
3. Pasien korban kecelakaan lalulintas paling banyak menggunakan kendaraan
bermotor roda 2, yaitu sebesar 72,6%, kemudian tidak berkendara (18,9%),
kemudian kendaraan bermotor roda 4 (7,4%) dan yang paling sedikit adalah
jenis kendaraan tidak bermotor (1,1%).
4. Pasien korban kecelakaan lalulintas lebih sering berperan sebagai pengemudi,
yakni sebesar 69,5% dibandingkan penyeberang/pejalan kaki (18,9%) dan
penumpang (11,6%).
5. Pasien korban kecelakaan lalulintas lebih banyak yang mengalami
mekanisme bertabrakan dari arah yang berlawanan (dari depan) yaitu sebesar
30,5% yang tidak berbeda jauh dengan mekanisme tabrakan dari arah
samping (26%).
6. Pasien korban kecelakaan lalulintas paling banyak mengalami peristiwa
kecelakaan tersebut pada siang hari (61,1%), kemudian jumlah yang
terbanyak selanjutnya adalah kecelakaan di malam hari (20,0%) yang tidak
berbeda jauh dengan kecelakaan di pagi hari (18,9%).
B. Saran
Setelah melakukan penelitian mengenai karakteristik penderita malaria di
R.S.U.P. dr. Wahidin Sudirohusudo periode Juli—Desember 2012 maka dapat
diberikan saran berupa :
1. Perlunya kerjasama dalam memikirkan bagaimana cara atau langkah yang
perlu dilakukan oleh pihak pemerintah, produsen sepeda motor, dan para
pakar di bidang transportasi untuk menurunkan angka kejadian kecelakaan
lalu lintas, korban manusia dan kerugian material yang ditimbulkan KLL
2. Perlu kiranya pemerintah semakin aktif melakukan sosialisasi tinggginya
angka kecelakaan sepeda motor dan angka korban manusia akibat
kecelakaan lalu lintas kepada seluruh masyarakat.
3. Sebaiknya para pengguna jalan semakin memperbaiki tingkah laku,
kesopanan dan memakai perlengkapan pengaman diri untuk
kecelakaan/Personal Protective Equipment (PEE) terutama dari golongan
remaja dan dewasa. Karena kelompok usia tersebut adalah harapan atau
tulang punggung ekonomi keluarga dan juga merupakan penerus bangsa.
4. Perlunya dilakukan survei di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
dalam periode tertentu agar dapat memudahkan mendapat informasi
mengenai kasus kecelakaan lalu lintas agar dapat dilakukan antisipasi sedini
mungkin.
5. Perlu kiranya Tenaga Kesehatan yang bertugas di R.S.U.P. dr. Wahidin
Sudirohusudo untuk mengisi status pasien secara lengkap terutama identitas,
anamnesis faktor-faktor resiko yang berpengaruh, Mechanism of Trauma
(MOT) sehingga memberikan informasi yang lebih jelas. Selain itu
diperlukan pula adanya keseragaman dalam pengisian status pasien agar
didapatkan data yang lebih objektif.
6. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian yang
lebih mendalam tentang faktor-faktor lainnnya yang belum diteliti dalam
penelitian ini yang berhubungan dengan kecelakaan lalu lintas beserta
klasifikasi cedera akibat kecelakaan dan sebaiknya mengambil penelitian
data primer serta mencari hubungannya melalui penelitian analisis. Selain
itu diharapkan pula dilakukannya penelitian di rumah sakit lain maupun
sarana kesehatan lainnya seperti Puskesmas untuk memperoleh data yang
lebih banyak tentang distribusi pasien korban kecelakaan lalu lintas.
DAFTAR PUSTAKA
1. Suryo R. Rancangan Buku Visual Panduan Safety Driving yang Sesuai bagi Remaja. Available from digilib.its.ac.id/public.pdf. Last update in 2009. Accesed on January 06, 2013.
2. Riyadina W, Suhardi, Permana M. Pola dan Determinan Sosiodemografi Cedera Akibat Kecelakaan Lalu Lintas di Indonesia. Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 10, October, 2009. Available from Jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal.pdf. Accesed on January 06, 2013.
3. Savitri WP, Indawati R. Estimasi Resiko pada Lanjut Usia yang Mengalami Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Surabaya. Avalaible from Journal.unair.ac.id/filerPDF. Last update on Juny 2012. Accesed on January 06, 2013.
4. Hamid F. Tingkat Pengetahuan Pekerja PT. X yang Mengemudikan Mobil tentang Safety Driving dalam Upaya Mencegah Kecelakaan di Jalan Raya. Available from lontar.ui.ac.id.pdf. Last update in: 2008. Accesed on January 06, 2013.
5. Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik. Jumlah Kecelakaan Lalulintas dan Korban Jiwa, Kerugian Materi Menurut Bulan di Kota Makassar. Dalam: Makassar dalam Angka 2010. Katalog BPS: 1102001.7371. Makssar: Badan Pusat Statistik Kota Makassar; 2010. Hal: 204.
6. Azikin ANT. Kontribusi Lintas Sektor. Dalam: Profil Kesehatan Kota
Makassar Tahun 2007. Makassar: Pemerintah Kota Makassar; 2008. Hal. 70. 7. Sadar S. Kecelakaan Lalu Lintas. Available from eprints.undip.ac.id.pdf. Last
update in 2007. Accesed on January 06, 2013. 8. Dwiyogo P. Pengidentifikasian Daerah Rawan Kecelakaan (Blackspot).
Available from eprints.undip.ac.id.pdf. Last update in 2006. Accesed on January 06, 2013.
9. Dinas Kesehatan Jateng. Profil Kesehatan 2011. Available from
www.dinkesjatengprov.go.id.pdf. Last update in 2011. Accesed on January 06, 2013.
10. Afidah LN, Susilaningrum D. Pola Tingkat Keparahan Korban Kecelakaan Lalu Lintas Dengan Menggunakan Regresi Logistik Multinomial (Studi Kasus: Kecelakaan Lalu Lintas di Surabaya). Available from: [email protected]. Last update 2010. Accesed on Fabruary 10, 2013.
11. Madiyono B, dkk. Perkiraan Besar Sampel. Dalam: Dasar-Dasar Metodologi
Penelitian Klinis. Edisi Ke-2. Jakarta: CV Sagung Seto; 2002. Hal: 270.
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama Lengkap : Aisyah
Stambuk : C 111 08 284
Tempat Tanggal Lahir : Makassar, 30 Desember 1988
Agama : Islam
Alamat : Jl. Daeng Tata I Blok B. 24 No. 9, Makassar
Nama Orang Tua
Ayah : Drs. Syamsuri Said
Ibu : Dra. Hj. St. Ulwiyah Bangkona
Pekerjaan Orang Tua
Ayah : Pegawai Negeri Sipil
Ibu : Pegawai Negeri Sipil
Riwayat Pendidikan : - SD Neg. Inp. Mallengkeri Bertingkat I 1995
- SLTP Neg. 3 Makassar 2001
- SMU Neg. 4 Makassar 2004
- Fakultas Kedokteran Unhas 2007
Makassar, Februari 2013
Aisyah