bagian ilmu kesehatan masyarakat arsen(1)

46
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA PENYAKIT AKIBAT KERJA KARENA BAHAN KIMIA ARSEN OLEH : Ismi Hardiyanti Arifin 110 207 072 Nelvyana Umrah 110 207 137 PEMBIMBING : dr. Sultan Buraena, MSc, Sp.OK DIBUAT DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

Upload: rizka-purnamasari

Post on 02-Jan-2016

149 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Arsen(1)

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITASFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PENYAKIT AKIBAT KERJA KARENA BAHAN KIMIA ARSEN

OLEH :

Ismi Hardiyanti Arifin 110 207 072

Nelvyana Umrah 110 207 137

PEMBIMBING :

dr. Sultan Buraena, MSc, Sp.OK

DIBUAT DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

PADA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2013

Page 2: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Arsen(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) merupakan bahan yang karena sifat atau

konsentrasi, jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat

mencemari atau merusak lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia

serta mahluk hidup lain.

Menurut data dari Environmental Protection Agency (EPA) tahun 1997, yang

menyusun ”top 20” B3 antara lain: Arsenic, Lead, Mercury, Vinyl chloride, Benzene,

Polychlorinated Biphenyls (PCBs), Kadmium, Benzo(a)pyrene,

Benzo(b)fluoranthene, Polycyclic AromaticHydrocarbons, Chloroform, Aroclor

1254, DDT, Aroclor 1260, Trichloroethylene, Chromium (hexa valent),

Dibenz[a,h]anthracene, Dieldrin, Hexachlorobutadiene, Chlordane. Beberapa

diantaranya merupakan logam berat, antara lain Arsenic (As), Lead (Pb),

Mercury(Hg), Kadmium (Cd) dan Chromium (Cr). Logam-logam berat tersebut

dalam konsentrasi tinggi akan berbahaya bagi kesehatan manusia bila ditemukan di

dalam lingkungan, baik didalam air, tanah maupun udara.

Arsen (As) merupakan salah satu logam berat yang digunakan dalam

kehidupan manusia. Penggunaannya antara lain dalam bidang kedokteran, pertanian,

Page 3: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Arsen(1)

pengawetan kayu, dan lainnya. Namun penggunaan arsen yang tidak tepat dapat

mengakibatkan efek yang fatal bagi kesehatan manusia.

1.2. Tujuan Penelitian

1.2.1. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari survey ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang

gangguan kesehatan akibat arsen yang terkandung di dalam pestisida

1.2.2. Tujuan khusus

1. Untuk mendapatkan informasi tentang pengetahuan petani mengenai penyakit

yang timbul akibat pajanan arsen yang terkandung di dalam pestisida

2. Untuk mendapatkan informasi tentang gangguan kesehatan pada petani selama

menggunakan pestisida

3. Untuk mendapatkan informasi tentang alat pelindung diri yang digunakan petani

selama proses penyemprotan pestisida

Page 4: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Arsen(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Arsen

Arsen merupakan logam berat dengan valensi 3 atau 5, dan berwarna metal

(steel-grey). Arsenik merupakan logam berat dengan nomor atom 33, berat atom

74.91.Senyawa arsen didalam alam berada dalam 3 bentuk: Arsen trichlorida (AsCl3)

berupacairan berminyak, Arsen trioksida (As2O3, arsen putih) berupa kristal putih

dan berupagas arsine (AsH3). Lewisite, yang sering disebut sebagai gas perang,

merupakan salah satu turunan gas arsine. Pada umumnya arsen tidak berbau, tetapi

beberapa senyawanya dapat mengeluarkan bau bawang putih. Racun arsen pada

umumnya mudah larut dalam air, khususnya dalam air panas.1,2,3

Arsen merupakan unsur dari komponen obat sejak dahulu kala.Senyawa

arsentrioksida misalnya pernah digunakan sebagai tonikum, yaitu dengan dosis 3 x 1-

2 mg. Dalam jangka panjang, penggunaan tonikum ini ternyata telah menyebabkan

timbulnya gejala intoksikasi arsen kronis. Arsen juga pernah digunakan sebagai obat

untuk berbagai infeksi parasit, seperti protozoa, cacing, amoeba, spirocheta

dantripanosoma, tetapi kemudian tidak lagi digunakan karena ditemukannya obat lain

yang lebih aman.3,4

Page 5: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Arsen(1)

2.2. Jenis-jenis Arsen

Bermacam-macam bentuk senyawa kimia dari arsen ini yaitu sebagai berikut ;4,5

1. Arsen triokasida (As2O3), ialah bentuk garam inorganik dan bentuk trivial dari

asam arsenat (H4AsO4) berwarna putih dan padat seperti gula.

2. Arsen pentaoksida (As2O5)

3. Arsenat (misalnya : PbHAsO4), ialah bentuk garam dari asam arsenat, merupakan

senyawa arsen yang banyak dijumpai di alam dan bersifat kurang toksik.

4. Arsen organik, arsen berikatan kovalen dengan rantai karbon alifatik atau struktur

cincin, dimana arsen terikat dalam bentuk trivalent ataupun pentavalen.

Bentuk senyawa arsen ini kurang toksin dibandingkan denagn bentuk senyawa

arsen inorganic trivalent. Bentuk senyawa arsen yang paling beracun ialah gas arsin

(AsH3), yang terbentuk bila asam bereaksi dengan arsenat yang mengandung logam

lain. 4,5

Selain dapat ditemukan di udara, air maupun makanan, arsen juga dapat

ditemukan di industri seperti industri pestisida, proses pengecoran logam maupun

pusat tenaga geotermal. Elemen yang mengandung arsen dalam jumlah sedikit atau

komponen arsen organik (biasanya ditemukan pada produk laut seperti ikan laut)

biasanya tidak beracun (tidak toksik). Arsen dapat dalam bentuk inorganik bervalensi

tiga dan bervalensi lima. Bentuk inorganik arsen bervalensi tiga adalah arsenik

Page 6: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Arsen(1)

trioksid, sodium arsenik, dan arsenik triklorida. Sedangkan bentuk inorganik arsen

bervalensi lima adalah arsenik pentosida, asam arsenik, dan arsenat (Pb arsenat,

Caarsenat). Arsen bervalensi tiga (trioksid) merupakan bahan kimia yang cukup

potensial untuk menimbulkan terjadinya keracunan akut.4,5

Arsen berwarna abu-abu, namun bentuk ini jarang ada di lingkungan. Arsen

diair di temukan dalam bentuk senyawa dengan satu atau lebih elemen lain. Arsen

secara kimiawi memiliki karakteristik yang serupa dengan fosfor, dansering dapat

digunakan sebagai pengganti dalam berbagai reaksi biokimia dan juga beracun.

Ketika dipanaskan, arsen akan cepat teroksidasi menjadi oksida arsen, yang berbau

seperti bau bawang putih. Arsen dan beberapa senyawa arsen juga dapat langsung

tersublimasi, berubah dari padat menjadi gas tanpa menjadi cairan terlebih dahulu.

Zat dasar arsen ditemukan dalam dua bentuk padat yang berwarna kuning dan

metalik, dengan berat jenis 1,97 dan 5,73.5,6

Arsen diperoleh dari logamnya, membentuk kristal yang strukturnya mirip

dengan fosfor hitam.Arsen trihalida mirip dengan trihalida fosfor. SbCl3 berbeda

karena ia larut dalam sejumlah air yang terbatas menghasilkan larutan jernih, yang

dalam pengenceran menghasilkan okso klorida yang tidak terlarut seperti SbOCl

danSb4O5Cl2. Tidak ada ion Sb3+ sederhana dalam larutan BiCl3, suatu padatan

Kristal putih, terhidrolisis oleh air menjadi BiOCl namun reaksi ini di bolak=balik :

BiCl3 +H2O ↔ BiOCl + 2 HCl. 1,3,4

Page 7: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Arsen(1)

. Arsen membentuk As4S3, As4S4, As2S3, dan As2S5 dengan interaksi

langsung. Dua yang terakhir juga dapat mengendap dari larutan asam hidroklorida

dan dengan S. As2S3 tidak larut dalam air dan asam, namun larut sebagai asam dalam

larutan alkalin sulfide menghasilkan anionlhio. As2S5 berperilaku sama. As4S4 yang

terdapat sebagai mineral realgar, mempunyai struktur dengan tetrahedron As4.1,3,4

Keberadaan arsen di alam (meliputi keberadaan di batuan (tanah) dan

sedimen, udara, air dan biota), produksi arsen di dalam industri, penggunaan dan

sumber pencemaran arsen di lingkungan. 4,5,7

2.3. Epidemiologi

Di dunia, lebih dari 100 juta orang berisiko terpapar arsenik dari minuman air

yang mengandung arsenik dengan kadar tinggi. Di Bangladesh, lebih dari 95%

persediaan air untuk lebih dari 138 juta orang berpotensi terkontaminasi arsenik.

Menurut American Association of Poisioning Control Centres (AAPCC) National

Poisioning Data System (NPDS) tiga orang meninggal akibat terpapar arsenic di

tahun 2011.Berdasarkan jenis kelamin, laki-laki lebih sering terpapar arsenik

pestisida lebih dominan (274 dari 379 menurut data NPDS2007). Sedangkan, arsenik

non peptesida didominasi usia lebih 19 tahun. 2,5

2.4 Toksisitas Arsenik

Page 8: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Arsen(1)

Toksisitas senyawa arsenik dan sangat bervariasi. Bentuk organik tampaknya

memiliki toksisitas yang lebih rendah daripada bentuk arsenik anorganik..Penelitian

telah menunjukkan bahwa arsenites (trivalen bentuk) memiliki toksisitas akut yang

lebih tinggi daripada arsenates (pentavalent bentuk). Minimal dosis akut arsenik yang

mematikan pada orang dewasa diperkirakan 70-200 mg atau 1 mg/kg/hari. Sebagian

besar melaporkan keracunan arsenik tidak disebabkan oleh unsur arsenik, tapi oleh

salah satu senyawa arsen,terutama arsenik trioksida, yang sekitar 500 kali lebih

beracun daripada arsenikum murni. 5,6

Gejalanya antara lain: sakit di daerah perut, produksi air liur berlebihan,

muntah, rasa haus dan kekakuan di tenggorokan, suara serak dan kesulitan berbicara,

masalah muntah (kehijauan atau kekuningan, kadang-kadang bernoda darah), diare,

tenesmus, sakit pada organ kemih, kejang-kejang dan kram, keringat basah, lividity

dari ekstremitas, wajah pucat, mata merah dan berair. Gejala keracunan arsenik

ringan mulai dengan sakit kepala dan dapat berkembang menjadi ringan dan

biasanya, jika tidak diobati, akan mengakibatkan kematian.5,6

Mekanisme masuknya Arsen dalam tubuh manusia umumnya melalui oral,

dari makanan/minuman. Arsen yang tertelan secara cepat akan diserap lambung dan

usus halus kemudian masuk ke peredaran darah.Arsen adalah racun yang bekerja

dalam sel secara umum. Hal tersebut terjadi apabilaarsen terikat dengan gugus

sulfhidril ( -SH), terutama yang berada dalam enzim. Salah satu system enzim

tersebut ialah kompleks piruvat dehidrogenase yang berfungsi untuk

Page 9: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Arsen(1)

oksidasidekarboksilasi piruvat menjadi Co-A dan CO2 sebelum masuk dalam siklus

TOA (tricarbocyclic acid). Dimana enzim tersebut terdiri dari beberapa enzim dan

kofaktor.Reaksi tersebut melibatkan transasetilasi yang mengikat koenzim A (CoA-

SH) untuk membentuk asetil CoA dan dihidrolipoil-enzim, yang mengandung dua

gugus sulfhidril. Kelompok sulfhidril sangat berperan mengikat arsen trivial yang

membentuk kelat-kelat dari dihidrofil-arsenat dapat menghambat reoksidasi dari

kelompok akibatnya bila arsen terikat dengan system enzim, akan terjadi akumulasi

asam piruvat dalam darah.4,8

Arsenat juga memisahkan oksigen dan fosfolirasi pada fase kedua dari glikolosis

dengan jalan berkompetisi dengan fosfat dalama reaksi gliseraldehid dehidrogenase.

Dengan adanya pengikatan arsenat reaksi gliseraldehid-3-fosfat, akibatnya tidak

terjadi proses enzimatik 8hidrolisis menjadi 3-fosfogliserat dan tidak memproduksi

ATP. Selama Arsen bergabungdengan gugus – SH, maupun gugus– SH yang terdapat

dalam enzim,maka akan banyak ikatan As dalam hati yang terikat sebagai enzim

metabolik. Karena adanya protein yang juga mengandung gugus – SH terikat dengan

As, maka hal inilah yang menyebabkan As juga ditemukan dalam rambut, kuku dan

tulang. Karena eratnya As bergabung dengan gugus– SH,maka arsen masih dapat

terdeteksi dalam rambut dan tulang beberapa tahun kemudian. 4,8

Toksisitas dari arsen tergantung dari bentuknya (organik/inorganik),

valensinya, dan kelarutannya. Arsen dalam bentuk unsur bukanlah bahan yang toksik.

Arsen yang merupakan racun adalah senyawa arsen.Senyawa arsen inorganik lebih

Page 10: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Arsen(1)

bersifat toksik dibandingkan organik. Dan arsenik trivalen (As3+) lebih bersifat

toksik dibanding arsenik pentavalen(As5+).8,9

Senyawa arsen dapat masuk ke dalam tubuh melalui 3 cara, yaitu peroral,

inhalasi,dan absorpsi melalui kulit / mukosa membran. Senyawa arsen yang paling

sering digunakan untuk meracuni orang adalah Arsentrioksida (As2O3). Arsen

bersifat sitotoksik, karena menyebabkan efek racun pada protoplasma sel tubuh

manusia. Racun arsen yang masuk ke dalam saluran cerna akan diserapsecara

sempurna di dalam usus dan masuk ke aliran darah dan disebar ke seluruh organ

tubuh. Sebagai suatu racun protoplasmik arsen melakukan kerjanya melalui efek

toksik ganda, yaitu :2,4,5,7,9,10

a) Mempengaruhi respirasi sel dengan cara berikatan dengan gugus sulfhidril (SH)

pada dihidrolipoat, sehingga menghambat kerja enzim yang terkait dengan

transfer energi, terutama pada piruvate dehydrogenase, succinate oxidative

pathway, dantricarbxylic acid (Krebs) cycle, yang menyebabkan berkurangnya

produksi ATPsehingga menimbulkan efek patologis yang reversibel. Efek toksik

ini dikatakanreversible karena dapat dinetralisir dengan pemberian dithiol,

2,3,dimerkaptopropanol (dimercaprol,BritishAnti-Lewisite atau BAL) yang akan

berkompetisi dengan arsen dalam mengikat gugus SH. Selain itu sebagian arsen

juga menggantikan gugus fosfat sehingga terjadi gangguan oksidasi fosforilasi

dalam tubuh.

Page 11: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Arsen(1)

b) Senyawa arsen mempunyai tempat predileksi pada endotel pembuluh darah,

khususnya di dearah splanknik dan menyebakan vasodilatasi dan peningkatan

permeabilitas yang patologis. Pembuluh darah jantung yang terkena menyebabkan

timbulnya petekie subepikardial dan subendokardial yang jelas serta ekstravasasi

perdarahan. Efek lokal arsen pada kapiler menyebabkan serangkaian respons

mulai dari kongesti, stasis serta trombosis sehingga menyebabkan nekrosis dan

iskemia jaringan.

Didalam darah, arsen yang masuk akan mengikat globulin dalam darah.

Dalam waktu24 jam setelah dikonsumsi, arsen dapat ditemukan dalam konsentrasi

tinggi di berbagaiorgan tubuh, seperti hati, ginjal, limpa, paru-paru serta saluran

cerna, dimana arsen akan mengikat gugus syulfhidril dalam protein jaringan. Hanya

sebagian kecil dari arsen yang menembus blood-brain barrier. Arsen anorganik yang

masuk ke tubuh wanita hamil dapat menembus sawar darah plasenta dan masuk ke

tubuh janin.Didalam tulang arsen menggantikan posisi fosfor, sehingga arsen dapat

dideteksi didalam tulang setelah bertahun-tahun kemudian.2,4,5

Sebagian arsen dibuang melalui urin dalam bentuk methylated arsenic dan

sebagian lainnya ditimbun dalam kulit, kuku dan rambut. Fakta terakhir ini penting,

karena setiap kali ada paparan arsen, maka menambah depot arsen di dalam kulit,

kuku dan rambut. Dalam penyidikan kasus pembunuhan dengan menggunakan arsen,

adanya peracunan kronisdan berulang dapat dilacak dengan melakukan pemeriksaan

Page 12: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Arsen(1)

kadar arsen pada berbagai bagian (fragmen) potongan rambut dari pangkal sampai ke

ujungnya.4,5

Bentuk fisik senyawa arsen yang masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi

efeknya pada tubuh. Menelan senyawa atau garam arsen dalam bentuk larutan lebih

cepat penyerapannya dibandingkan penyerapan arsen dalam bentuk padat.

Penyerapan senyawa arsen dalam bentuk padat halus lebih cepat dibandingkan bentuk

padat kasar, sehingga gejalaklinis yang terjadi pun lebih berat juga. Secara umum

efek arsen terhadap tubuh tergantungdari sifat fisik dan kimiawi racun, jumlah racun

yang masuk, kecepatan absorpsi, sertakecepatan dan jumlah eliminasi, baik yang

terjadi alamiah (melalui muntah dan diare) maupun buatan, misalnya akibat

pengobatan (lavase).3

Perlu diketahui terlebih dahulu mengenai kadar normal arsen dalam tubuh

kita, karenadalam keadaan normal sekalipun tubuh kita sering terpapar dengan zat

yang mengandung arsen dan secara rutin tanpa sadar kita juga mengkonsumsinya

setiap hari, misalnya dari makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari.

Kadar normal arsen dalam serumadalah kurang dari 5 µg /L. Nilai ambang batas

dalam air minum adalah 0.2 ppm. Pada orang dewasa kadar normal dalam urin 100

ug/L, rambut 0,5 mg/kg. Kadar dalam rambut pada keracunan 0.75 mg/kg dan pada

kuku 1 mg/kg atau lebih. Kadar normal dalam darah normalanak-anak 30 ug/L, urine

100 ug/24 jam. Takaran fatal As2O3 adalah 200-300 mg sedangkan untuk arsin 1 :

20.000 dalam udara.

Page 13: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Arsen(1)

2.5. Gejala Toksisitas Arsen

a) Toksisitas Akut

1. Gastrointestinal Sindrom

Gastrointestinal sindrom ini merupakan gambaran klasik keracunan akut

arsenyang masuk per oral. Masuknya arsen ke dalam tubuh dalam dosis besar

biasanya baru menimbulkan gejala keracunan akut setelah 30 menit sampai 2 jam

setelah paparan racun. Gejala yang timbul berupa rasa terbakar pada tenggorokan dan

uluhati, diikuti dengan mual, muntah, nyeri abdomen, diare dengan feses sepertiair

cucian beras, yang kadang-kadang berdarah.2,4,7

2. Sistem respirasi

Dapat terjadi iritasi pada saluran nafas seperti batuk, laringitis,

bronkitisringan, dan sesak nafas, hal ini dapat terjadi akibat pemaparan akut terhadap

debu arsen. Selanjutnya mungkin dapat terjadi edema paru akut.8,9

3. Sistem kardiovaskuler

Manifestasinya dapat berupa hipotensi, syok hipovolemik, ventrikular

disritmia, dan congestive heart failure. Pada intoksikasi arsen terjadi dilatasi kapiler

yang mengakibatkan permeabilitas dinding pembuluh darah meningkatdan cairan

keluar ke interstisial. Keadaan ini bisa menyebabkan hipovolemi dan hipotensi.2,8

4. Sistem saraf

Page 14: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Arsen(1)

Intoksikasi pada sistem saraf memberikan gejala pusing, sakit kepala, lemah,

lesu, delirium, kejang, koma, ensefalopati, dan gejala neuropati perifer sensoris dan

motoris. Gejala neuropati dapat bersifat lambat (delayed ) dan muncul 2-4minggu

setelah gejala akut.2,7,8

5. Hati dan Ginjal

Dapat terjadi peningkatan enzim hepar, hematuria, oliguria, proteinuria, renal

insufisiensi dan nekrosis tubular akut, yang akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal

akut.2,8

6. Hematologi: anemia, leucopenia, trombositopenia, dan disseminated intravascular

coagulation ( DIC).1,3,7

7. Kematian mendadak dapat terjadi akibat syok jika korban menelan senyawaarsen

yang cepat diabsorpsi dalam jumlah besar. Namun jika korban tersebutdapat

bertahan hidup maka ia akan menderita gagal ginjal ataupun kegagalan fungsi

hati.3,8

b) Toksisitas kronis

Terjadinya toksisitas kronis biasanya melibatkan sejumlah populasi penduduk

yang tinggal dalam suatu kawasan pencemarn lingkungan oleh arsen dari limbah

Page 15: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Arsen(1)

industri pestisida, pabrik kertas, bubur pulp dan sebagainya. Epidemiologi penyakit

toksisitas arsen kronis terjadi pada sebuah populasi penduduk di Bangladesh yang

mengonsumsi air tanah yang mengandung arsen.

Konsentrasi arsen dalam air tanah pada daerah tersebut dapat mencapai 10

sampai1820 mg/l. Gejala akan timbul dalm waktu 2 sampai 8 minggu sejak penderita

mulaimengonsumsi air yang terkontaminasi tersebut. Gejala yang jelas terlihat adalah

adanya kelainan pada kulit dan kuku, terciri dengan adanya hyperkeratosis,

hiperpigmentasi, dermatitis dengan terkelupasnya kulit dan adanya warna putih pada

persambungan kulit dan kuku.

Toksisitas Arsen kronik juga dapat meningkatkan penyebab risiko terjadinya

kanker pada kulit, paru-paru, hati (liver-angiosarkoma), kantung kencing, ginjal, dan

kolon.Beberapa kelompok peneliti menyatakan bahwa keracunan kronis A dapat

menyebabkan hepatotoksik hidroarsenicisme (karena mengonsumsi air minum

yangterkontaminasi As), hal tersebut terjadi setelah 1-15 tahun sejak mengonsumsi

air tersebut. Hepatomegali (pembesaran hati) terjadi pada 76,7% dari 248 pasien yang

dirawat karena kasus toksisitas kronis As ini.

Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan gejala kerusakan hati ditandai

dengan kolestasis, hiperbilirubinemia dan peningkatan aktivitas enzim alkaline

fosfatase yang disertai dengan tingginya konsentrasi arsenik dalam urine.

Page 16: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Arsen(1)

Gangguan saraf perifer akan mulai terlihat pada fase lanjut.Saraf kaki

akanlebih parah dari pada saraf tangan , menyebabkan kulumpuhan pada saraf

motorik dansensorik. Terlihat kecenderungan terjadinya ulcer (borok) dalam saluran

pencernaan, hepatitis kronis, dan sirosis.

Pada pemeriksaan darah tepi terlihat adanya pansitopeni (sel darah

berkurang), terutama neutropeni (sel darah putih menurun). Produksi sel darah merah

berhenti dan adanya gambaran basophilic stippling Anemia yang ada hubungannya

dengan defisiensi asam folat juga terlihat.

Pada penelitian epidemiologi, nyata hubungan antara toksisitas kronis dari

arsentrivial dan arsen pentavalen dengan ditemukannya kasus kanker paru,kanker

limfa, dan kanker kulit.

2.6. Pencegahan Terjadinya Paparan Arsen

Page 17: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Arsen(1)

Usaha pencegahan terjadinya paparan arsen secara umum adalah pemakaian

alat proteksi diri bagi semua individu yang mempunyai potensi terpapar oleh arsen.

Alat proteksidiri tersebut misalnya :10,11

- Masker yang memadai

- Sarung tangan yang memadai

- Tutup kepala

- Kacamata khusus

Usaha pencegahan lain adalah melakukan surveilance medis, yaitu

pemeriksaan kesehatan dan laboratorium yang dilakukan secara rutin setiap tahun.

Jika keadaan dianggapluar biasa, dapat dilakukan biomonitoring arsen di dalam urine.

Usaha pencegahan agar lingkungan kerja terbebas dari kadar arsen yang berlebihan

adalah perlu dilakukan pemeriksaan kualitas udara (indoor ), terutama kadar arsen

dalam partikel debu. Pemeriksaan kualitas udara tersebut setidaknya dilakukan setiap

tiga bulan.Ventilas itempat kerja harus baik, agar sirkulasi udara dapat lancar.10,11

2.7. Cara Menanggulangi Toksisitas Arsen

Pada kasus keracunan akut, perlu segera diberi obat suportif dan simptomatik

untuk mencegah terjadinya gejala neuropati. Pengobatan dengan pemberian khelasi

spesifik yaituBAL. Standar pemberian BAL ialah 3-5 mg/kg yang diberikan setiap 4

jam selama 2 haridiikuti dengan pemberian 2,5 mg/kg setiap 6 jam selama 2 hari.

Page 18: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Arsen(1)

Kemudian diberikan 2,5mg/kg setiap 12 jam selama 1 minggu. Pada periode

pemberian pengobatan tersebut, sampelurine diperiksa setiap 24 jam dan pengobatan

segera dihentikan jika konsentrasi As dalamurine kurang dari 50 mg. pengobatan

BAL sering diikuti dengan pemberian penisilamin yangdiberikan setiap 6 jam selama

5 hari. 1,2,4

Pada kasus keracunan kronis, tindakan pertama yang dilakukan ialah

menghilangkan sumber kontaminasi dari penderita. Pengobatan sistem kelasi tidak

dianjurkan, karena asma empunyai waktu paruh biologik hanya sekitar 3-4 hari.1,2,4

BAB III

Page 19: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Arsen(1)

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Bahan Dan Cara

3.1.1 Peralatan yang Diperlukan

Peralatan yang diperlukan untuk melakukan walk through survey antara lain:

- Alat tulis menulis: Berfungsi sebagai media untuk pencatatan selama

survey jalan sepintas.

- Kamera digital: Berfungsi sebagai alat untuk memotret kegiatan dan

lingkungan kerja pekerja cat.

- Check List: Berfungsi sebagai alat untuk mendapatkan data primer

mengenai survey jalan sepintas yang dilakukan.

3.1.2 Cara

Dengan metode walk through survey dengan menggunakan check list

3.2 Jadwal

Survei akan dilaksanakan selama 1 minggu ( 27 Mei – 1 Juni 2013)

27 Mei 2013 : Melapor ke bagian K3 di RS. Ibnu Sina dan

diberikan pengarahan

28 Mei 2013 : Membuat referat mengenai Penyakit Akibat Kerja karena

Bahan Kimia Arsen

29 Mei 2013 : Membuat proposal penelitian

30 Mei 2013 : Melakukan survey di lokasi penelitian

31 Mei 2013 : Membuat laporan hasil penelitian

Page 20: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Arsen(1)

1 Juni 2013 : Membaca hasil penelitian.

BAB IV

Page 21: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Arsen(1)

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Adapun hasil penelitian yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai

berikut:

4.1.1 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Penyakit Yang Timbul Akibat Pajanan Arsen

Tabel 4.1Pengetahuan tentang penyakit

yang timbul akibat pajanan arsen

frekuensi %

1.2.

Memiliki pengetahuanTidak memiliki pengetahuan

28

3070

Total 10 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.1 bahwa distribusi responden yang memiliki

pengetahuan tentang penyakit yang timbul akibat pajanan arsen sebanyak 2

orang (2%) dan yang tidak memiliki pengetahuan sebanyak 8 orang (80 %).

4.1.2 Distribusi Prevalensi Petani Yang Memiliki Keluhan Gangguan Kesehatan Selama Menggunakan Pestisida

Page 22: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Arsen(1)

Tabel 4.2Responden yang memiliki

keluhanfrekuensi %

1.2.

Memiliki keluhanTidak memiliki keluhan

73

8020

Total 10 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.2 bahwa distribusi responden yang memiliki

keluhan selama proses penyemprotan sebanyak 7 orang (70%) dan yang tidak

memiliki keluhan sebanyak 3 orang (30 %).

4.1.3 Distribusi Petani yang Memakai Alat Pelindung Diri selama Proses Penyemprotan pestisida

Tabel 4.4Distribusi Responden yang memakai APD selama Proses

Penyemprotan pestisida

Responden yang memakai APD frekuensi %

1.2.

Memakai APDTidak memakai APD

82

8020

Total 10 100

Sumber : Data Primer

Page 23: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Arsen(1)

Berdasarkan tabel 4.4 bahwa distribusi responden yang memakai alat

pelindung diri selama proses penyemprotan sebanyak 8 orang (80%) dan yang

tidak memakai alat pelindung diri sebanyak 2 orang (20 %).

4.2. Pembahasan

4.2.1. Pengetahuan Responden Tentang penyakit yang timbul akibat pajanan

arsen

Dari hasil penelitian didapatkan petani yang memiliki pengetahuan tentang

penyakit yang timbul akibat pajanan arsen sebanyak 2 orang (20%) dan yang

tidak memiliki pengetahuan sebanyak 8 orang (80 %). Petani secara

keseluruhan belum mengetahui dampak dari bahaya arsen, toksisitas arsen

kronik dapat meningkatkan penyebab risiko terjadinya kanker pada kulit,

paru-paru, hati, kandung kemih, ginjal maupun kanker kolon.

4.2.2. Prevalensi Petani yang memiliki keluhan gangguan kesehatan selama

menggunakan pestisida

Dari hasil penelitian didapatkan petani yang memiliki keluhan gangguan

kesehatan akibat penggunaan pestisida sebanyak 7 orang (70%) dan yang

tidak memiliki keluhan sebanyak 3 orang (30 %). Jenis keluhan yang paling

banyak adalah nyeri ulu hati, pusing, gatal-gatal, kulit terasa panas, dan kulit

terasa kebas.

Page 24: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Arsen(1)

4.2.3. Distribusi Petani yang Memakai Alat Pelindung Diri selama Proses

Penyemprotan Pestisida

Dari hasil penelitian didapatkan petani yang memakai alat pelindung

diri selama proses penyemprotan sebanyak 8 orang (80%) dan yang tidak

memakai alat pelindung diri sebanyak 2 orang (20 %). Alat Pelindung Diri

berupa masker, sarung tangan, tutup kepala dan kacamata sangat penting

untuk mencegah penyakit akibat pajanan arsen. Sehingga meminimalisir

terjadinya penyakit akibat pajanan arsen.

Page 25: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Arsen(1)

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1. Distribusi responden yang memiliki pengetahuan tentang penyakit yang

timbul akibat pajanan arsen sebanyak 2 orang (20%) dan yang tidak memiliki

pengetahuan sebanyak 8 orang (80 %).

2. Distribusi responden yang memiliki keluhan gangguan kesehatan selama

menggunakan pestisida sebanyak 7 orang (70%) dan yang tidak memiliki

keluhan sebanyak 3 orang (30 %).

3. Distribusi responden yang memakai alat pelindung diri selama proses

penyemprotan pestisida sebanyak 8 orang (100%) dan yang tidak memakai

alat pelindung diri sebanyak 2 orang (20 %).

5.2. Saran

Masih perlunya melakukan penyuluhan kesehatan dan keselamatan kerja serta

peningkatan pengetahuan pada petani tentang bahaya pajanan arsen yang terkandung

pada pestisida untuk meminimalisir terjadinya keluhan-keluhan dan penyakit akibat

kerja karena bahan kimia arsen.

Page 26: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Arsen(1)

Gbr. Penggunaan pestisida pada jeruk

Page 27: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Arsen(1)

DAFTAR PUSTAKA

1. Cotton dan Wilkinson .2009 . Kimia Anorganik Dasar .Jakarta : UI-Press

2.Darmono .2006 . Lingkungan Hidup dan Pencemaran Hubungannya DenganToksikologi Seyawa Logam .Jakarta . UI-Press

3. Adnan Agnesa. 2010. Makalah Toksikologi Industri ARSEN. http://kesmas-unsoed.blogspot.com/2010/10/makalah-toksikologi-industri-arsen.html.30 Maret 2012

4.Fhazira.2010. Logam Berat Arsen. http://chitralestari.blogspot.com/2010/09/logam- berat-arsen.html.30 Maret 2012

5.Darmono . 2009 . Farmasi Forensik dan Toksikologi .Jakarta : UI-Press

6.Arsen. Available at http://id.wikipedia.org/wiki/Arsen

7.Ilmu Kedokteran Forensik. P.101. Bagian Ilmu Kedokteran Forensik UniversitasIndoesia.

8.Chadha, Vijay. Ilmu Kedokteran Forensik dan Toksikologi.Edisi kelima.Jkarta :Widya Medika. 1995

9.Atmadja, DS. Mendeteksi kematian karena arsen.Available from: URL:http://www.freewebs.com/arsenpapdi/caramendeteksi.html.

10.Sampurna B,dr. Ilmu Kedokteran Forensik. Cetakan 2. Jakarta: FKUI. p.101-106

11.Suyono A. Keracunan Zat Korosif dan logam. Available on :http://www.freewebs.com/reef_forensik/index.htm.[Access on: 24th August 2008].

12.Abdul MI. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi pertama. Jakarta: Binarupa Aksara.1997. p.330-31.

Page 28: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Arsen(1)
Page 29: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Arsen(1)

GANGGUAN KESEHATAN YANG DISEBABKAN OLEH PAJANAN ARSEN DALAM PENGGUNAAN PESTISIDA TERHADAP PETANI

A. IDENTITAS RESPONDEN1. NAMA :2. JENIS KELAMIN :3. UMUR :4. ALAMAT :

B. PENGETAHUAN PETANI TENTANG PENYAKIT YANG

TIMBUL AKIBAT PAJANAN ARSEN

NO PERTANYAAN YA TIDAK

1 Apakah anda tahu logam berat arsen?

2 Apakah anda tahu bahwa arsen itu adalah zat yang

berbahaya bagi kesehatan?

3 Apakah anda tahu pestisida yang anda pakai

mengandung bahan arsen?

4. Apakah anda tahu penyakit yang timbul akibat pajanan

arsen?

5. Apakah anda tahu bahwa arsen dapat menyebabkan

gangguan pada saluran pernafasan, saluran

pencernaan, gangguan pada pembuluh darah, saraf dan

hati?

6. Apakah anda tahu bahwa arsen meningkatkan

penyebab risiko terjadinya kanker kulit, paru-paru, hati

kandung kemih, ginjal dan kanker kolon?

Page 30: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Arsen(1)

C. JENIS KELUHAN GANGGUAN KESEHATAN SELAMA

MENGGUNAKAN PESTISIDA

NO PERTANYAAN YA TIDAK

1 Apakah selama menggunakan pestisida anda

mengalami gangguan kesehatan?

2 Apakah selama menggunakan pestisida anda

mengalami gangguan seperti nyeri ulu hati?

3 Apakah selama menggunakan pestisida anda

mengalami mual, muntah?

5 Apakah selama menggunakan pestisida anda

mengalami gangguan pada saluran nafas seperti batuk?

6 Apakah selama menggunakan pestisida anda

mengalami sesak nafas?

5 Apakah selama menggunakan pestisida anda

mengalami gangguan seperti rasa pusing?

6 Apakah selama menggunakan pestisida anda

mengalami gangguan pada kulit seperti gatal-gatal?

7 Apakah selama menggunakan pestisida anda

mengalami gangguan kulit seperti rasa panas?

8 Apakah selama menggunakan pestisida anda

mengalami gangguan kulit seperti rasa kebas?

9 Apakah selama menggunakan pestisida anda

mengalami gangguan pada kencing seperti kencing

berkurang?

Page 31: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Arsen(1)

D. ALAT PELINDUNG DIRI PADA PETANI SELAMA PROSES

PENYEMPORTAN PESTISIDA

NO PERTANYAAN YA TIDAK

1 Apakah selama anda bekerja sebagai pekerja memakai

alat pelindung diri berupa masker?

2 Apakah selama anda bekerja sebagai pekerja memakai

alat pelindung diri berupa sarung tangan?

3 Apakah selama anda bekerja sebagai pekerja memakai

alat pelindung diri berupa tutup kepala?

4 Apakah selama anda bekerja sebagai pekerja memakai

alat pelindung diri berupa kacamata khusus?

Page 32: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Arsen(1)