bagas acara 2
TRANSCRIPT
-
7/27/2019 bagas acara 2
1/7
DRAFT LAPORAN PRAKTIKUM
BUDIDAYA TANAMAN TAHUNAN
ACARA IITANGGAPAN BIBIT KAKAO DARI BAGIAN UJUNG, TENGAH, DAN
PANGKAL BUAH TERHADAP MACAM PUPUK ORGANIK
Disusun oleh:
Nama
NIM
Gol/ Kel.
Asisten
: Hafid Windu Ardi
: 12040
: A4/2
: 1. Aditya Manggala
2. Kornelius Fergio
LABORATORIUM MANAJEMEN PRODUKSI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA2013
-
7/27/2019 bagas acara 2
2/7
ACARA I
KEDUDUKAN BIJI DALAM BUAH KAKAO
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kakao merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia. Bagian dari buah kakao
yang dimanfaatkan berupa biji, yang nantinya diolah menjadi bubuk coklat, biasa digunakan
sebagai minuman penyegar dan makanan ringan. Produk dari coklat dapat diolah menjadi
berbagai macam makanan olahan bernilai ekonomis tinggi dan banyak disukai dari mulai
anak-anak sampai dewasa. Produk olahan kakao sangat digemari oleh hampir seluruh
penduduk dunia.Kakao dibagi tiga kelompok besar, yaitu Criollo, Forastero dan Trinitario (Wood and
Lass, 2001). Menurut Aramide 2006, penggolongan ini berasal dari Venezuela lebih dari 100
tahun yang lalu, dan itu menunjukkan umurnya. Venezuela telah lama dikenal sebagai
penyedia biji kakao kualitas tertinggi. Bahkan, Venezuela adalah negara pertama yang
menyediakan biji kakao ke pasar kakao Eropa. Pada saat itu, ada berbagai macam pohon
kakao ditemukan di seluruh perkebunan Venezuela. Buah kakao dari Venezuela bentuk yang
hampir bulat, sebelum difermentasi dan dikeringkan. Kakaonya, memiliki kualitas yang
sangat baik dibandingkan dengan kualitas ditemukan di tempat lain.
Kakao yang bernama latin Theobroma cacao L. adalah tanaman perkebunan yang
umumnya tumbuh di daerah tropis yang gelap dan lembab, sehingga dalam pengelolaannya
sekarang digunakan modifikasi iklim agar menyerupai habitat asalnya. Modifikasi iklim yang
biasa digunakan adalah menggunakan tanaman pelindung dan pemangkasan agar diperoleh
produksi optimal.
Biji kakao tidak memiliki masa dorman sehingga langsung bisa berkecambah setelah
terlepas dari daging buahnya. Bentuk biji kakao berbeda-beda antara biji yang terletak di
bagian ujung, tengah dan pangkal. Pada bagian tengah memiliki bentuk biji yang besar-besar
dan hampir bulat. Dengan demikian cadangan makanan yang terdapat pada biji bagian tengah
lebih banyak. Dan dimungkinkan hal ini menjadikan perbedaan kualitas benih kakao
B. Tujuan
1. Mengetahui pengaruh kedudukan biji dalam buah terhadap kualitas bibit kakao.
2. Mengetahui pengaruh pemberian macam pupuk organic terhadap pertumbuhan bibit
kakao.
-
7/27/2019 bagas acara 2
3/7
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman kakao (Theobroma cacao L) merupakan komoditas tanaman perkebunan
yang cukup penting di Indonesia. Tanaman ini dikenal sebagai bahan-bahan untuk membuat
makanan dan minuman yang sering disebut dengan baverage crop. Sejalan dengan makin
banyaknya industri makanan dan minuman yang berbahan baku kakao, baik di Indonesia
ataupun di dunia pada umumnya, prosepek kakao dapat dikatakan cukup cerah. Upaya yang
dilakukan adalah dengan meningkatkan produksi tanaman kakao dan salah satunya adalah
dengan memperbaiki teknis budidaya kakao (Tamiang, 2010)
Kakao menghendaki media yang mempunyai sifat fisik dan kimia yang baik untuk
pertumbuhan optimum. Pemberian pupuk pada saat tanaman masih di pembibitan amatlah
diperlukan karena disamping dapat menyediakan unsure hara yang berguna bagi
pertumbuhan tanaman, juga dapat mempermudah tanaman tersebut mendapatkan unsure hara
yang diperlukan. Bila akar bibit tanaman tersebut belum berkembang, belum dapat
memanfaatkan kesuburan media tumbuhnya (Siregar dkk, 1992).
Letak biji dalam buah kakao berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit, jumlah daun dan
panjang akar tunggang. Biji kakao yang letaknya di bagian tengah dan pucuk buah lebih
panjang akar tunggangnya disbanding dengan biji kakao yang letaknya di pangkal buah. Hal
ini dimungkinkan Karena biji yang letaknya di bagian tengah dan pucuk berukuran relatif
lebih besar menjadi sink yang tinggi dibanding dengan biji yang letaknya di pangkal,
sehingga cadangan nutrisi relatif lebih banyak sehingga dapat mendukung pertumbuhan
panjang akar pada awal pertumbuhan cadangan makanan dalam biji (sink yang
ditranslokasikan digunakan untuk mendukung sistem perakaran sebelum tanaman mampu
menyerap hara dalam tanah. Setelah pertumbuhan akar maksimal pertumbuhan selanjutnyadigunakan untuk bagian atas (shoot) seperti batang, tunas dan daun sebagai sourcenya
(Sutardi dan Reki, 2009).
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman kakao mulai dari perkecambahan sampai
menghasilkan buah, membutuhkan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk
pertumbuhan bibit kakao normal. Tidak tersedianya unsur hara bagi tanaman akan
menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu, sehingga dapat menurunkan hasil. Usaha
peningkatan produksi pertanian seperti pangan, hortikultura, perkebunan tidak terlepas dari
peranan pupuk sebagai bahan penyubur. Peningkatan efisiensi penggunaan pupuk harus
-
7/27/2019 bagas acara 2
4/7
diperhatikan karena salah satu faktor yang membatasi produksi tanaman adalah unsur hara
dan pupuk dapat dipergunakan untuk mencapai keseimbangan hara untuk keperluan
pertumbuhan tanaman, sehingga akan dicapai hasil produksi yang optimal (Setyamidjaja,
1986).
Pengambilan unsur hara selama periode pertumbuhan tidak sama banyaknya,
tergantung dari tingkat pertumbuhan tanaman tersebut. Ada waktu tertentu dimana
pertumbuhan tanaman sangat cepat sehingga pertukaran zat berlangsung sangat efektif. Pada
waktu tertentu tanaman akan banyak mengambil unsur hara, tingkat unsur hara yang diserap
oleh tanaman tergantung pada keperluannya untuk berbagai proses fisiologis tanaman. Maka
waktu pemupukan yang tepat dan berapa unsur hara yang dibutuhkan secara garis besar dapat
diketahui waktu pemupukan tersebut tergantung kepada kebutuhan dan respon tanaman serta
kelarutan macam atau jenis pupuk yang dipakai, selain itu faktor iklim juga menentukan
(Agoes, 1994).
Pupuk organik adalah nama kolektif untuk semua jenis bahan organik asal tanaman
dan hewan yang dapat dirombak menjadi hara tersedia bagi tanaman. Dalam Permentan
No.2/Pert/Hk.060/2/2006, tentang pupuk organik dan pembenah tanah, dikemukakan bahwa
pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik
yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat
berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat
fisik, kimia, dan biologi tanah. Definisi tersebut menunjukkan bahwa pupuk organik lebih
ditujukan kepada kandungan C-organik atau bahan organik daripada kadar haranya; nilai C-
organik itulah yang menjadi pembeda dengan pupuk anorganik. Bila C-organik rendah dan
tidak masuk dalam ketentuan pupuk organik maka diklasifikasikan sebagai pembenah tanah
organik. Pembenah tanah atau soil ameliorant menurut SK Mentan adalah bahan-bahan
sintesis atau alami, organik atau mineral.( Suriadikarta, 2005).Kascing mempunyai kandungan unsur hara yang tersedia untuk tanaman dan
kemampuan sebagai penyangga (buffer) pH tanah. Mikroba yang terdapat pada kascing dapat
menghasilkan enzim-enzim (amilase, lipase, selulase, chitinase. Kelebihan kascing tersebut
didukung pula dengan adanya kandungan hormon tumbuh akan memberikan pengaruh yang
lebih baik pada pertumbuhan bibit kakao (Rosniawaty dkk, 2007).
Pupuk kandang (pukan) didefinisikan sebagai semua produk buangan dari binatang
peliharaan yang dapat digunkan untuk menambah hara, memperbaiki sift fisik, dan biologi
tanah. Apabila dalam memelihara ternak tersebut diberi alas seperti sekam pada ayam, jerai
-
7/27/2019 bagas acara 2
5/7
pada sapi, kerbau dan kuda, maka alas tersebut dicampur menjadi satu kesatuan dan disebut
sebagai pukan pula. Beberapa petani di beberapa daerah memisahkan antara pukan padat dan
cair. Pupuk kandang mengandung unsur hara dengan konsentrasi yang bervariasi tergantung
jenis ternak, makanan, umur dan kesehatan ternak (Setyamidjaja, 1986).
-
7/27/2019 bagas acara 2
6/7
III. METODE PELAKSANAAN
Praktikum Budidaya Tanaman Tahunan Acara II yang berjudul Tanggapan Bibit
Kakao dari Bagian Ujung, Tengah, dan Pangkal Buah terhadap Macam Pupuk Organik
dilakukan pada hari Senin, 19 Maret 2013 di Laboratorium Manajemen Produksi Tanaman,
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Bahan
yang digunakan adalah bibit kakao, tanah, pupuk organik, dan polibag. Peralatan yang
digunakan adalah alat tanam dan alat tulis.
Cara kerja yang dilakukan adalah benih kakao dikecambahkan pada petridish (dari
acara 1). Media tanam disiapkan dari tanah yang dicampur dengan pupuk organik sesuai
perlakuan. Perlakuan M1 tanah dicampur dengan pupuk kandang sapi. Perlakuan M2 tanah
dicampur pupuk kandang kambing. Perlakuan M3 tanah dicampur pupuk kandang ayam.
Perlakuan M4 tanah dicampur pupuk kompos. Dan M5 tanah bekas cacing (kascing).
Rancangan yang digunakan adalah rancangan factorial 3x5 yang disusun dalam Rancangan
Acak Kelompok Lengkap. Banyak kelompok sebagai blok, kedudukan biji dalam buah
sebagai faktor pertama U1 (ujung), U2 (tengah), dan U3 (pangkal). Factor kedua adalah
macam pupuk yang terdiri dari 5 aras (M1, M2, M3, M4, M5). Tanaman diamati setiap
minggu selama 4 minggu dan variabel yang diamati adalah tinggi tanaman dan jumlah daun.
Ketika panen, ariabel yang diamati adalah bobot segar tajuk dan akar, luas daun, dan bobot
kering tajuk dan akar. Hasil pengamatan dianalisis sidik ragam pada =5% dan uji DMRT
pada =5% .
-
7/27/2019 bagas acara 2
7/7
DAFTAR PUSTAKA
Agoes D,1986. Aneka Jenis Media dan Penggunaannya. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rosniawaty, Santi. Intan R. dan Rija S. 2007. Pengaruh Pupuk Organik dan Pupuk Hayati
terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao. Bandung: Universitas Padjadjaran. Aramide,
Oluwajoba O. 2011. Germination and Growth Performance of Cocoa (Theobroma
cacao L.) Seedlings as Influenced by The Position of Beans in The Pod. University of
Agriculture, Abeokuta.
Setyamidjaja, 1986. Pupuk dan Pemupukan, CV. Simpex. Jakarta.
Sutardi dan Reki Hendrata. 2009. Respon bibit kakao pd bagian pangkal, tengah, dan
pucuk terhadap pemupukan majemuk. Agrovigor (2).
Sunanto H, 1992. Budidaya Cokelat, Pengolahan Hasil dan Aspek Ekonominya. Penerbit
Kanisius. Yogyakarta.
Suriadikarta, D.A. dan D. Setyorini. 2005. Laporan hasil Penelitian Standar Mutu Organik.
Balai Penelitian Tanah, Bogor.
Siregar, T. H. S., S. Riyadi dan L. Nuraeni. 1992. Budidaya, Pengolahan dan Pemasaran
Coklat. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tamiang, MR. Sri, 2010. Semua Tentang Budidaya Kakao (Theobroma cacao) dari
Penanaman Hingga Pengolahannya.
http://budayabudidaya.blogspot.com/2010/10/semua-tentang-budidaya-kakao-
theobroma.html Diakses pada taggal 23 Maret 2013
Wood, G.A.R. and R. A. Lass 2001. Cocoa (Tropical Agriculture Series). Fourth Edition.
USA. Blackwell Science.
http://budayabudidaya.blogspot.com/2010/10/semua-tentang-budidaya-kakao-theobroma.htmlhttp://budayabudidaya.blogspot.com/2010/10/semua-tentang-budidaya-kakao-theobroma.htmlhttp://budayabudidaya.blogspot.com/2010/10/semua-tentang-budidaya-kakao-theobroma.htmlhttp://budayabudidaya.blogspot.com/2010/10/semua-tentang-budidaya-kakao-theobroma.html